fisiologi fetus dan neonatus
DESCRIPTION
Fisiologi Fetus Dan NeonatusTRANSCRIPT
Fisiologi Fetus dan Neonatus
A. Fisiologi Fetus
1. Tumbuh kembang fungsi janin
Janin akan mengalami tumbuh kembang setelah mengalami
organogenesis. Sebelumnya, sejak ovulasi sampai bulan ke 3 (trimester
pertama) tidak ada pertambahan panjang dan berat badan yang signifikan
karena fokus dari tumbuh kembang janin pada saat itu adalah diferensiasi sel
dan organogenesis. Memasuki bulan ke 4 janin sudah memiliki organ yang
sama dengan waktu dia dilahirkan walaupun fungsinya belum sempurna. Pada
trimester kedua terjadi proses tumbuh kembang janin walaupun masih lambat
(pada bulan ke 6 berat masih kurang dari 3kg). Mulai trimester ketiga
pertumbuhan mulai pesat sehingga ketika dilahirkan dapat mencapai berat
kurang lebih 3kg. Sehingga berat badan dan panjang badan bayi sebenarnya
dapat digunakan untuk mengukur umur bayi yang dilahirkan. Apabila bayi
dilahirkan kurang dari usia aterm maka beratnya pasti kurang dari berat bayi
normal/ kurang dari 2.5 kg sehingga berisiko tinggi terjadi BBLR. Sehingga
BBLR tidak hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin dan proses perkembangan
namun sangat berkaitan dengan umur dari janin ketika dilahirkan.
2. Perkembangan sistem organ
Fungsi saraf dari janin baru sempurna setelah 1 tahun post natal dari
kehidupannya. Hal ini dipengaruhi oleh proses myelinisasi saraf yang dapat
dipantau melalui perkembangan gerakan motorik kasar dan halus, sehingga
proses myelinisasi saraf ini dapat dipantau secara klinis yang dicatat pada
KMS untuk dibandingkan apakah proses tumbuh kembang bayi sudah sesuai
kemajuannya dibandingkan dengan bayi normal/ fisiologis
Fungsi hati dan ginjal juga belum berkembang baik. Saat di dalam
fetus fungsi hati dan ginjal belum optimal dikarenakan semua sel masih
mendapatkan nutrisi dari plasenta meskipun sudah berjalan proses
metabolisme glukosa. Hati pada fetus sama sekali belum berfungsi karena hati
masih belum dilewati aliran darah besar.
3. Sistem sirkulasi fetus
Denyut jantung dapat mulai terdeteksi dengan menggunakan USG
pada usia 4 minggu, sedangkan apabila dengan stetoskop doppler baru dapat
terdeteksi pada usia 5 bulan. Denyut jantung janin perlahan akan meningkat
hingga saat akan dilahirkan. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan
proses metabolisme dalam tubuh janin. Apabila terjadi peningkatan proses
metabolisme maka akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi dan oksigen
sehingga diperlukan sirkulasi yang lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Rata rata denyut jantung janin ketika dilahirkan adalah 120-160
denyut per menit. Apabila denyut jantung janin lebih rendah atau lebih tinggi
perlu diwaspadai tanda tanda kegawatan neonatus. Ketika neonatus
kekurangan oksigen maka akan terjadi proses kompensasi dengan terjadinya
tachycardia, namun apabila kompensasi tidak berhasil akan terjadi
bradycardia. Sehingga ketika bradycardia menandakan kelainan yang lebih
berat dibanding tachycardia.
Janin mendapatkan oksigen dan nutrisi dari ibu, namun janin sudah
menjalankan metabolisme dan penyimpanan energi. Proses penyimpanan
energi ini juga memerlukan metabolisme. Metabolisme ini membutuhkan
sirkulasi agar nutrisi dan oksigen dapat mencapai setiap sel yang menjalankan
metabolisme. Sirkulasi fetus sedikit berbeda dengan sirkulasi pada orang
dewasa dimana jantung belum berfungsi optimal sebagai pompa darah dan
paru belum berfungsi sebagai tempat difusi oksigen, sehingga sirkulasi fetus
secara singkat hanya butuh mengalirkan darah saja. Jalur aliran darahnya pun
sedikit berbeda dengan jalur aliran darah pada orang dewasa. Darah dari
plasenta mengalir ke umbilicus dimana terdapat vena dan arteri. Darah kaya
oksigen akan mengalir melalui vena umbilicalis, masuk ke vena cava inferior,
menuju atrium kanan melalui duktus venosus, memintas sistem porta.
Kegagalan adaptasi sirkulasi fetus akan meningkatkan risiko terjadinya
asphyxia dan kematian janin
4. Sistem pernafasan fetus
5. Sistem saraf fetus
6. Traktus gastrointestinal fetus
7. Ginjal fetus
8. Metabolisme fetus
B. Fisiologi Neonatus