fiqih, syariah dan hukum islam

10
FIQIH Fiqh ( ه ق ف لا) adalah bahasa Arab dalam bentuk mashdar (kata dasar) yang fi’il-nya (kata kerjanya) adalah ه ق ف ه ق ف ي ها ق ف. Kata fiqh semula berarti م عل ل ا(pengetahuan) dan م ه ق ل ا(pemahaman). Al-fiqh, al-‘ilm dan al-fahm merupakan kata-kata yang sinonim. Dalam bahasa Arab dikatakan: لان ف ه ق ف ي ر ي خ ل ا ر ش ل و ا“Si fulan mengetahui dan memahami kebaikan dan keburukan”. Al-Jurjani mengatakan bahwa al-Fiqh menurut bahasa berarti: م ه ف رض غ م كل ت م ل ا ن ع لامه ك“Memahami maksud pembicara dari perkataannya”. Tetapi Imam muhammad Abu Zahrah sedikit membedakan antara lafadz al-Fiqh” dengan “al-Fahm”. Beliau mengatakan bahwa al-Fiqh berarti: ق ي م ع ل م ا ه ق ل ا2 ذ اف ن ل ا ي الذ رف ع ت ي عال ف< لاال وا و ق< لا ك@ ا ن ل ع“Pemahaman yang mendalam lagi tuntas yang dapat menunjukkan tujuan dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan”. Dalam al-Qur’an banyak digunakan kata al-Fiqh dengan arti mengetahui dan memahami secara umum, sebagaimana tersebut di atas dengan berbagai perubahan bentuknya, di antaranya adalah: لاء< ؤ ه ما ل ف ؤم ف ل ا كادون لا ي ؤن ه ق ف ي ا ن ي حذ

Upload: tafta-na-ei

Post on 11-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Artikel tentang pengertian fiqih, syariah dan hukum Islam. serta membahas tentang perbedaan fiqih dan syariah

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqih, Syariah Dan Hukum Islam

FIQIH

Fiqh (الفقه) adalah bahasa Arab dalam bentuk mashdar (kata dasar) yang fi’il-nya (kata

kerjanya) adalah فقها  يفقه  فقه . Kata fiqh semula berarti الفهم  dan (pengetahuan) العلم

(pemahaman). Al-fiqh, al-‘ilm dan al-fahm merupakan kata-kata yang sinonim. Dalam bahasa

Arab dikatakan:

و الشر  الخير  يفقه فالن“Si fulan mengetahui dan memahami kebaikan dan keburukan”.

Al-Jurjani mengatakan bahwa al-Fiqh menurut bahasa berarti:

كالمه  عن  المتكلم  غرض فهم“Memahami maksud pembicara dari perkataannya”.

Tetapi Imam muhammad Abu Zahrah sedikit membedakan antara lafadz “al-Fiqh”

dengan “al-Fahm”. Beliau mengatakan bahwa al-Fiqh berarti:

عليك األقوال  يتعرف  الذي  النافذ الفهم العميقواألفعال

“Pemahaman yang mendalam lagi tuntas yang dapat menunjukkan tujuan dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan”.

Dalam al-Qur’an banyak digunakan kata al-Fiqh dengan arti mengetahui dan

memahami secara umum, sebagaimana tersebut di atas dengan berbagai perubahan

bentuknya, di antaranya adalah:

حديثا  يفقهون  ال يكادون  القوم فما ل هؤالء“Mengapa kaum munafiq itu hampir tidak dapat memahami hakikat kebenaran…”. (QS. Al-

Nisa`: 78)

مما تقول  كثيرا  ما نفقه  شعيب  يا قالوا“…Mereka berkata: Hai Syu’aib, kami tidak begitu mengerti tentang apa yang engkau

bicarakan…”. (QS. Hud: 91)

فهم ال يفقهون  قلوبهم  علي وطبع“…Karena itu Tuhan menutup hatinya, sehingga mereka tidak mengerti”. (QS. Al-Taubah:

87)

  في  ليتفقهوا  منهم طائفة  من كل فرقة فلوال نفرالدين

“…Mengapa tidak berangkat pula dari tiap-tiap golongan itu satu rombongan lain untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama…”? (QS. Al-Taubah: 122)

Page 2: Fiqih, Syariah Dan Hukum Islam

Demikian pula sabda Rasulullah SAW:

الدين  يفقهه في  خيرا  الله من يرد“Barang siapa dikehendaki Allah mendapat kebaikan, niscaya Allah akan berikan kepadanya

mengerti tentang agama”.

Jelaslah bahwa kata al-Fiqh menurut bahasa, dari semua ayat dan hadits di atas, berarti

pengetahuan, pemahaman dan pengertian terhadap sesuatu secara mendalam. Pengertian ini

sangat luas karena meliputi aqidah, ‘ibadah, mu’amalah dan akhlak.

Secara istilah (terminologi), fiqh didefinisikan secara eksklusif yang terbatas pada

hukum-hukum yang praktis (‘amali) yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci (tafsili).

Definisi tersebut bisa dilihat berikit ini:

Imam Abu Zahrah mengatakan bahwa al-Fiqh adalah:

أدلتها التفصيلية  من  العملية  الشرعية  باألحكام العلم“Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang praktis (‘amali)yang diambil dari dalil-

dalil yang terperinci (tafsili)”.

Abdul Wahab Khalaf mengemukakan bahwa al-Fiqh adalah:

  من   المكتسبة  العملية  الشرعية  باألحكام العلمأدلتها التفصيلية

 “Ilmu yang menjelaskan hukum-hukum syara’ yang praktis (‘amali) yang diusahakan dari dalil-dalil yang terperinci (tafsili)”.

Lebih jelas lagi imam Abu Hamid al-Ghazali (wafat tahun 5O5 H) mendefinisikan al-

Fiqh sebagai ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang ditetapkan secara khusus

bagi perbuatan-perbuatan para manusia (mukallaf) seperti wajib, haram, mubah, sunnah,

makruh, perikatan yang sahih (sah), perikatan yang fasid(rusak) dan yang batal, serta

menerangkan tentang ibadah yang dilaksanakan secara qada’(pelaksanaannya di luar

ketentuan waktunya) dan hal-hal lain semacamnya.

Jadi, hukum-hukum syara’ yang praktis yang lahir sebagai hasil dari dalil-dalil yang

terperinci itu dinamakan al-Fiqh, baik ia dihasilkan dengan melalui ijtihad ataupun secara

langsung hasil pemahaman terhadap teks al-Qur’an dan as-Sunnah. Jelaslah bahwa hukum-

hukum yang berkaitan dengan aqidah dan akhlak tidak termasuk dalam pembahasan ilmu

fiqih.

Sumber : http://ghoffar.staff.umy.ac.id/?p=7

Page 3: Fiqih, Syariah Dan Hukum Islam

HUKUM ISLAM

Menurut Ahmad Rofiq, Pengertian Hukum Islam adalah seperangkat kaidah-kaidah

hukum yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah

laku mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang

mengikat bagi semua pemeluk agama islam.

Pengertian Hukum Islam menurut Zainuddin Ali, Hukum Islam adalah hukum yang

diinterprestasikan dan dilaksanakan oleh para sahabat nabi yang merupakan hasil ijtihad dari

para mujtahid dan hukum-hukum yang dihasilkan oleh ahli hukum islam melalui metode

qiyas dan metode ijtihad lainnya.

Hukum islam merupakan istilah khas di Indonesia, sebagai terjemahan dari al-fiqh al-

islam atau dalam konteks tertentu dari as-syariah al-Islamy. Dalam wacana ahli hukum Barat

istilah ini disebut Islamic Law.

Penyebutan hukum islam sering dipakai sebagai terjemahan dari syariat islam atau fiqih

islam. Apabila syariat islam diterjemahkan sebagai hukum islam (hukum in abstracto), maka

berarti syariat islam yang dipahami dalam makna yang sempit. Kajian syariat islam meliputi

aspek i'tiqadiyah, khuluqiyah dan amal syariah. Sebaliknya bila hukum islam merupakan

terjemahan dari fiqih islam, maka hukum islam termasuk bidang kajian ijtihad yang

bersifat dzanni.

Pada dimensi lain penyebutan hukum islam selalu dihubungkan dengan legalitas formal

suatu negara, baik yang telah terdapat di dalam kitab-kitab fiqih maupun yang belum. Jika

demikian adanya, kedudukan fiqih islam bukan lagi sebagai hukum islam in abstracto (pada

tataran fatwa atau doktrin) melainkan sudah menjadi hukum islam in concreto (pada tataran

aplikasi atau pembumian). Hukum islam secara formal sudah dinyatakan berlaku sebagai

hukum positif, yang berarti bahwa aturan yang mengikat dalam suatu negara.

Untuk mendapatkan pemahaman yang benar mengenai hukum islam, maka yang harus

dilakukan menurut H. Muhammad Daud Ali adalah sebagai berikut :

(1) Mempelajari hukum islam dalam kerangka yang mendasar, di mana hukum islam menjadi

bagian yang utuh dari ajaran dinul islam.

(2) Menempatkan hukum islam dalam satu kesatuan.

(3) Saling memberi keterkaitan antara syariah dan fiqih dalam aplikasinya yang walaupun

dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.

(4) Dapat mengatur tata hubungan dalam kehidupan, baik secara vertikal maupun horizontal.

Page 4: Fiqih, Syariah Dan Hukum Islam

Ruang Lingkup Hukum Islam

Ruang Lingkup Hukum Islam menurut Zainuddin Ali, sebagai berikut :

1. Ibadah sebagai Ruang Lingkup Hukum Islam

Ibadah adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT

(ritual) yang terdiri atas :

(a) Rukun Islam Yaitu mengucapkan syahadatin, mengerjakan shalat, mengeluarkan

zakat, melaksanakan puasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji bila mempunyai

kemampuan (mampu fisik dan nonfisik).

(b) Ibadah yang berhubungan dengan rukun islam dan ibadah lainnya, yaitu badani dan

mali. Badani (bersifat fisik), yaitu bersuci, azan, iqamat, itikad, doa, shalawat, umrah dan

lain-lain. Mali (bersifat harta) yaitu zakat, infak, sedekah, kurban dan lain-lain.

2. Muamalah sebagai Ruang Lingkup Hukum Islam

Muamalah adalah peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lainnya

dalam hal tukar-menukar harta, di antaranya : dagang, pinjam-meminjam, sewa-

menyewa, kerja sama dagang, simpanan barang atau uang, penemuan, pengupahan, dll.

3. Jinayah sebagai Ruang Lingkup Hukum Islam

Jinayah ialah peraturan yang menyangkup pidana islam, di antaranya : qishash, diyat,

kifarat, pembunuhan, zina, minuman memabukkan, murtad dan lain-lain.

4. Siyasah sebagai Ruang Lingkup Hukum Islam

Siyasah yaitu menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan, di antaranya : persaudaraan,

tanggung jawab sosial, kepemimpinan, pemerintahan dan lain-lain.

5. Akhlak sebagai Ruang Lingkup Hukum Islam

Akhlak yaitu sebagai pengatur sikap hidup pribadi, di antaranya : syukur, sabar, rendah

hati, pemaaf, tawakal, berbuat baik kepada ayah dan ibu dan lain-lain.

6. Peraturan lainnya di antaranya : makanan, minuman, sembelihan, berbutu, nazar,

pemeliharaan anak yatim, mesjid, dakwah, perang dan lain-lain.

Sumber : http://www.pengertianpakar.com/2015/04/pengertian-dan-ruang-lingkup-hukum-islam.html#_

- Zainuddin Ali, 2008. Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Penerbit Sinar Grafika : Jakarta.

Page 5: Fiqih, Syariah Dan Hukum Islam

SYARI'AH

Kata syarî’ah itu asalnya dari kata kerja syara’a. kata ini menurut ar-Razi dalam

bukunya Mukhtâr-us Shihah, bisa berarti nahaja (menempuh), awdhaha (menjelaskan)

dan bayyan-al masâlik (menunjukkan jalan). Sedangkan ungkapan syara’a lahum – yasyra’u

– syar’an artinya adalah sanna (menetapkan). Sedang menurut Al-Jurjani, syarî’ah bisa juga

artnya mazhab dantharîqah mustaqîmah /jalan yang lurus.Jadi arti kata syarî’ah secara

bahasa banyak artinya.Ungkapan syari’ah Islamiyyah yang kita bicarakan maksudnya

bukanlah semua arti secara bahasa itu.

Kata syarî’ah juga seperti itu, para ulama akhirnya menggunakan

istilah syarîah dengan arti selain arti bahasanya, lalu mentradisi. Maka setiap disebut kata

syarî’ah, langsung dipahami dengan artinya secara tradisi itu. Imam al-Qurthubi menyebut

bahwa syarî’ah artinya adalah agama yang ditetapkan oleh Allah Swt untuk hamba-hamba-

Nya yang terdiri dari berbagai hukum dan ketentuan. Hukum dan ketentuan Allah itu disebut

syariat karena memiliki kesamaan dengan sumber air minum yang menjadi sumber

kehidupan bagi makhluk hidup. Makanya menurut Ibn-ul Manzhur syariat itu artinya sama

dengan agama.

Persamaan Syari'ah dan Fiqih

Syariah dan Fiqih , adalah dua hal yang mengarahkan kita ke jalan yang benar . Dimana

, Syariah bersumber dari Allah SWT, Al-Qur'an, Nabi Muhammad SAW, dan Hadist.

Sedangkan Fiqh bersumber dari para Ulama dan ahli Fiqh , tetapi tetap merujuk pada Al-

Qur'an dan Hadist .

Perbedaan Syari'ah dan Fiqih

1. Perbedaan dalam Objek :

- Syariah

Objeknya meliputi bukan saja batin manusia akan tetapi juga lahiriah manusia dengan

Tuhannya (ibadah)

- Fiqih

Objeknya peraturan manusia yaitu hubungan lahir antara manusia dengan manusia,

manusia dengan makhluk lain.

Page 6: Fiqih, Syariah Dan Hukum Islam

2. Perbedaan dalam Sumber Pokok

- Syariah

Sumber Pokoknya ialah berasal dari wahyu ilahi dan atau kesimpulan-kesimpulan

yang diambil dari wahyu.

- Fiqih

Berasal dari hasil pemikiran manusia dan kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam

masyarakat atau hasil ciptaan manusia dalam bentuk peraturan atau UU

3. Perbedaan dalam Sanksi

- Syariah

Sanksinya adalah pembalasan Tuhan di Yaumul Mahsyar, tapi kadang-kadang tidak

terasa oleh manusia di dunia ada hukuman yang tidak langsung

- Fiqih

Semua norma sanksi bersifat sekunder, dengan Menunjuk sebagai Pelaksana alat

pelaksana Negara sebagai pelaksana sanksinya.

Perbedaan Pokok

Syariah

Berasal dari Al-Qur'an dan As-sunah

Bersifat fundamental

Hukumnta bersifat Qath'i (tidak berubah)

Hukum Syariatnya hanya Satu (Universal)

Langsung dari Allah yang kini terdapat dalam Al-Qur'an

Fiqih

Karya Manusia yang bisa Berubah

Bersifat Fundamental

Hukumnya dapat berubah

Banyak berbagai ragam

Bersal dari Ijtihad para ahli hukum sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan

oleh Mujtahid 

Sumber :http://syariahdanfiqih.blogspot.co.id/