fiqih ibadah sity

77
PENDAHULUAN BAB I ATH-THAHARAH A. Pengertian Thaharah Taharah menurut bahasa berasal dari kata ور ه ط(Thohur), artinya bersuci atau bersih. Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan. Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Dalam kesempatan lain Nabi SAW juga bersabda: ُ مْ يِ لْ سَ ّ لت ا اَ هُ لْ يِ لْ حَ تَ ، وُ رْ يِ بْ كَ ّ ي ل ا اَ هُ مْ يِ رْ حَ تَ ، وُ ةَ ارَ هَ َ ّ ط لَ + اِ اةَ لَ ّ ص ل اُ احَ يْ 0 فِ م لام: س ل وا لاة ص ل ه ا ي ل ع ال ق“Nabi Bersabda: Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir dan perhiasannya adalah salam.” Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan. Dalam hal ini banyak ayat Al qur`an dan hadist Nabi Muhammad saw, menganjurkan agar kita senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batin. Firman Allah Swt : َ : نْ ر َ ّ هَ طَ ت اَ 0 ذِ @ ا َ 0 قَ : نْ ر ُ هْ طَ ت ىَ ّ تَ حَ ّ : نُ ه وُ G بَ رْ قَ ت لاَ وِ 0 ض يِ حَ مْ ل ا ىِ 0 فَ اءَ سِ ّ 0 لت وا اُ لِ 0 رَ يْ ع ا َ 0 ى قً 0 ذَ + اَ وُ هْ ل ُ قِ 0 ض يِ حَ مْ ل اِ : نَ عَ [ كَ ] ونُ لَ + اْ سَ يَ و( َ : ن يِ رِ ّ هَ طَ يُ مْ ل اُ ّ G بِ حُ تَ وَ : نe يِ G ن اَ ّ وَ ّ ت ل اُ ّ G بِ حُ تَ َ ّ اَ ّ : نِ @ اُ َ ّ اُ مُ كَ رَ مَ + اُ k بْ يَ حْ : نِ مَ ّ : نُ ه وُ بْ + اَ 0 ق٢٢٢ ) Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang suci lagi bersih”. (QS Al Baqarh:222) Selain ayat al qur`an tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda. ) م سل مرواة( : مان يلا ن: ا م ه0 افs ظ0 ي ل ا1

Upload: arman-uir

Post on 18-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqih Ibadah Sity

PENDAHULUAN

BAB I ATH-THAHARAH

A. Pengertian Thaharah

Taharah menurut bahasa berasal dari kata طهور (Thohur), artinya  bersuci atau  bersih. Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan.

Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Dalam kesempatan lain Nabi SAW juga bersabda:

: ، التك�ب�ي�ر� ا ي�م�ه� ر� ت�ح� و� ة�، ار� أ�لط�ه� ة� ال� الص ت�اح� م�ف� والسالم الصالة عليه قالل�ي�م� التس� ا ل�ي�ل�ه� ت�ح� و�

“Nabi Bersabda: Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir dan perhiasannya adalah salam.”

Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan. Dalam hal ini banyak ayat Al qur`an dan hadist Nabi Muhammad saw, menganjurkan agar kita senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batin.Firman Allah Swt :

�وه�ن� ب ق�ر ت وال �مح�يض� ال ف�ي اء �س الن �وا ز�ل فاع�ت ذ#ى أ ه�و ق�ل� �مح�يض� ال عن� ك �ون ل أ س� وي�ح�ب, وي �ين �و�اب الت �ح�ب, ي �ه الل �ن� إ �ه� الل �م� ك مر

أ �ث� حي م�ن� �وه�ن� �ت فأ ن طه�ر� ت �ذا فإ ن ط�ه�ر� ي �ى حت) طه�ر�ين �م�ت )٢٢٢ال

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang suci lagi bersih”. (QS Al Baqarh:222)  Selain ayat al qur`an tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda.

( مسلم ( رواه االيمان من النظافة

Artinya : “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman.”(HR.Muslim)

menurut bahasa, artinya kebersihan atau bersih dari berbagai kotoran, baik yang bersifathissiyah (nyata), seperti najis berupaair seni dan yang selainnya, maupun yang bersifat maknawiyah, seperti aibdan perbuatan maksiat.  At-Tathir  Bermakna tanzhif  (membersihkan), yaitu pembersihan pada tempat yang terkotori. 

Menurut pengertian syari‟at (terminologi),thaharah berartitindakan menghilangkan hadats dengan air atau debu yang bisamenyucikan. Juga berarti upaya meglenyapkan najis dan kotoran. Berarti,thaharah menghilangkan sesuatu yang ada di tubuh yang menjadi penghalang bagi pelaksanaan shalat dan ibadah semisalnya.

1

Page 2: Fiqih Ibadah Sity

  Ulama Fiqh menyatakan bahwa thaharah adalah membersihkan diridari segala hal baik hadas maupun najis yang menghalangi seseoranguntuk melakukan sholat, dengan menggunakan air atau tanah. Menurut Al-Hanafiah thaharah adalah bersih dari hadas dan najis. Pengertian thaharah pun dikemukakan oleh Al-Malikiyah yakni suatu sifat yang menurut pandangan syara membolehkan orang yang mempunyai sifat itumengerjakan sholat dengan pakaian yang dikenakananya di tempat yang iagunakan untuk mengerjakan sholat, sedangkan menurut Asy-Syafi‟iahadalah suatu perbuatan yang membolehkan seseorang mengerjakan sholatseperti whudu, mandi dan menghilangkan najis serta hilangnya hadast,najis atau semisalnya seperti tayamum dan mandi sunah

B. HIKMAH THAHARAH DALAM KEHIDUPAN

1. Thaharah termasuk tuntunan fitrah. Fitrah manusia cenderung kepada kebersihan dan membenci kotoran serta hal-hal yang menjijikkan.

2. Memelihara kehormatan dan harga diri. Karena manusia suka berhimpun dan duduk bersama. Islam sangat menginginkan, agar orang muslim menjadi manusa terhormat dan punya harga diri di tengah kawan-kawannya.

3. Memelihara kesehatan. Kebersihan merupakan jalan utama yang memelihara manusia dari berbagai penyakit, karena penyakit lebih sering tersebar disebabkan oleh kotoran. Dan membersihkan tubuh, membasuh wajah, kedua tangan, hidung dan keudua kaki sebagai anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan kotoran akan membuat tubuh terpelihara dari berbagai penyakit.

4. Beribadah kepada Allah dalam keadaan suci. Allah menyukai orang-orang yang gemar bertaubat dan orang-orang yang bersuci

C. PEMBAGIAN NAJIS DAN MACAM-MACAM NYA

Dalam ajaran Islam, najis dibagi menjadi tiga macam, yaitu najis mugallazah, mukhaffafah, dan mutawassitah.

a.    Najis Berat (Mugallazah)

Najis berat adalah suatu materi (benda) yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil yang pasti (qat’i). Yang termasukdalam kelompok ini adalah najis yang berasal dari anjing dan babi. Cara menyucikannya adalh menghilangkan terlebih dahulu wujud benda najis itu, kemudian dicuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.

2

Page 3: Fiqih Ibadah Sity

b.    Najis Ringan (Mukhaffafah)

Najis ringan adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa, kecuali air susu ibunya dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara menyucikan najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis.

c.    Najis Sedang (Mutawassitah)

Najis sedang adalah semua najis yang idak termasuk dua macam najis di atas (mugallazah dan mukhaffafah). Najis mutawassitah ada dua, yaitu mutawassitah hukmiyyah dan mutawassitah ‘ainiyah.

1) mutawassitah hukumiyyah adalah najis yang diyakini adanya tetapi tidak ada bau, rasa, ataupun wujudnya, seperti kencing yang sudah kering. Cara menyucikannya cukup disiram air diatasnya.

2) mutawassitah ‘ainiyah adalah najis yang masih ada wujud, bau, atau pun rasa. Cara menyucikannya adlah dibasuh samapai hilang wujud, bau, ataupun rasa (kecuali jika sangat susah dihilangkan).

Macam-macam air ada 4, yakni Air mutlak, Air musyammas, Air musta’mal, Air mutanajis. Perihal alat bersuci selain air yakni sha’id yang berarti tanah. A d a y a n g  berpendapat ia adalah tanah yang baik adapula yang mengatakan ia adalah setiap debuyang yang baik. Menurut pendapat jumhur ulama, bahwa yang di maksud dengan sha’idadalah yang berada dipermukaan tanah, baik itu debu atau yang lain.

D. CARA MENSUCIKAN NAJIS

Berdasarkan firman Allah diatas dapat disimpulkan bahwa sarana yang dapat digunakan untuk bersuci adalah sebagai berikut :

1. Air dapat digunakan untuk mandi, wudu, dan membersihkan benda-benda yang terkena najis.

Sedangkan air untuk bersuci sendiri di bagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya, yaitu :

a. Air suci dan mensucikanAdalah air yang dapat digunakan untuk bersuci, baik menghilangkan hadas maupun najis, dan airnya tidak berubah warna maupun zatnya. Misal air hujan, air sungai, air sumur, air laut, air salju, air embun dan air sumber lain yang keluar dari mata air.

b. Air suci tetapi tidak mensucikanAir ini halal diminum, tetapi tidak dapat mensucikan hadas dan najis.Yang termasuk air suci tetapi tidak mensucikan adalah:1) Air yang berubah salah satu sifatnya, seperti: air teh, air kopi, air susu, dsb.2) Air yang kurang dari 2 kollah(jika persegi panjang maka ukurannya adalah1 ¼

hasta/±216 liter).3) Air buah-buahan, seperti: air kelapa, perasan anggur dsb

3

Page 4: Fiqih Ibadah Sity

c. Air suci tetapi makhruh hukumnyaYaitu air yang terjemur sinar matahari dalam wadah selain emas dan perak

d. Air mutanajisAdalah air yang terkena najis. Apabila airnya kurang dari 2 kollah, terkena najis, maka hukumnya menjadi najis. Akan tetapi jika airnya lebih dari 2 kollah, maka hukumnya tidak najis dan bisa digunakan untuk bersuci selama tidak berubah warna, bau, maupun rasanya.

e. Tanah, boleh menyucikan jika tidak digunakan untuk sesuatu fardhu dan tidak bercampur dengan sesuatu.

f. Debu, dapat digunakan untuk tayamum sebagai pengganti wudu atau mandi.

g. Batu bata, tisu atau benda atau benda yang dapat untuk menyerap bisa digunakan untuk istinjak.

E.   WUDHU DAN TATA CARA WUDHU SERTA YANG MEMBATALKAN NYA

Wudu menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti membasuh anggota badan tertentu dengan air suci yang menyucikan (air mutlak) dengan tujuan menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya. Firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 6.

اف�ق� �مر ال �لى إ �م� ك �د�ي ي وأ �م� و�ج�وهك �وا ل فاغ�س� الص�الة� �لى إ �م� ق�م�ت �ذا إ �وا آمن �ذ�ين ال ,ها ي أ ا ي

و� أ ضى مر� �م� �ت �ن ك �ن� وإ وا فاط�ه�ر� #ا �ب ن ج� �م� �ت �ن ك �ن� وإ �ن� ي ع�ب �ك ال �لى إ �م� ك ج�ل ر�

وأ �م� ك ء�وس� �ر� ب وام�سح�وام�م�وا ي فت ماء# ج�د�وا ت م� فل اء �س الن �م� ت المس� و�

أ �ط� �غائ ال م�ن �م� �ك م�ن Pدح أ جاء و� أ Qرف س على

ك�ن� ول Qج حر م�ن� �م� �ك ي عل ج�عل �ي ل �ه� الل �ر�يد� ي ما �ه� م�ن �م� �د�يك ي وأ �م� �و�ج�وه�ك ب فام�سح�وا #ا �ب طي صع�يد#ا ون �ر� ك ش� ت �م� �ك عل ل �م� �ك ي عل ه� �ع�مت ن �م� �ت �ي ول �م� ك �طه�ر �ي ل �ر�يد� )٦ (ي

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat, maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai mata kaki.”(QS Al maidah :6)

         Syarat Wudu :

Wudu seseorang dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut.a. Beragama Islamb. Sudah mumayizc. Tidak berhadas besar dan kecild. memakai air suci lagi mensucikane. Tidak ada sesuatu yang menghalangi samp[ainya air ke anggota wudu, seperti cat,

getah dsb.

         Rukun Wudu

4

Page 5: Fiqih Ibadah Sity

Hal-hal yang wajib dikerjakan dalam wudu adalah sebagai berikut.a. Niat berwudu di dalam hati bersamaan ketika membasuh muka. Lafal niat:

تعالى لله االصغر لرفعالحدث الوضوء نويتArtinya:”Saya berniat wudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah SWT.”

a. Membasuh seluruh mukab. Membasuh kedua tangan sampai sikuc. Mengusap atau menyapu sebagian kepala.d. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dane. Tertib (berurutan dari pertama sampai terakhir

         Sunah WuduUntuk menambah pahala dan menyempurnakan wudu, perlu diperhatikan hal-hal yang

disunahkan dalam melakukan wudu, antara lain sebagai berikut.a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak berwudub. Membaca ta’awuz dan basmalahc. Berkumur-kumur bagi seseorang yang sedang tidak berpuasad. Membasuh dan membersihkan lubang hidunge. Menyapu seluruh kepalaf. Membasuh sela-sela jari tangan dan kakig. Mendhulukan anggota wudu yang kanan dari yang kiri.h. Membasuh anggota wudu tiga kali.i. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalamj. Membaca do’a sesudah wudu.

Do’a sesudah wudu.. . ورسوله عبده محمYدا Yان اشهد و له شريك ال وحده الله Y اال ]ه ال ال ان اشهد

منالمتطهYرين واجعلني YوYابين الت من اجعلني YاللهمArtinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang tida sekutu bagi-Nya, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat, dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci.”

         Hal yang membatalkan wudu.

Wudu seseorang dikatakan batal apabila yang bersangkutan telah melakukan hal-hal seperti berikut :

a. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau dubur(anus), baik berupa angin maupun cairan(kentut,kencing, tinja, darah, nanah, mazi, mani dan sebagainya).

Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surah An Nisa’:43.�ط� �غائ ال م�ن �م� �ك م�ن Pدح أ جاء و�

أArtinya : “atau kembali dari tempat buang air ....” (QS.An-Nisa :43)

b. Bersentuhaan kulit laki-laki dan perempuan tanpa pembatas.

5

Page 6: Fiqih Ibadah Sity

Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah An Nisa :43. اء �س الن �م� ت المس� و�

أArtinya : “atau kamu telah menyentuh perempuan.”

c. Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan tanpa pembatas.Sabda Nabi Muhammad SAW :

من يقول سلYم و عليه الله صلYى الله رسول سمعت قالت حبيبه Yام عن( احمد ( وصصحه ماجه رواه فليتوضYاء فرجه Yمس

Artinya : “Dari Umi Habibah ia berkata saya telah mendengar Rosulullah SAW bersabda :”Barang siapa menyentuh kemaluannya hendaklah berwudu.”(HR Ibnu Majjah dan disahkan oleh Ahmad)

d. Tidur dengan nyenyake. Hilang akal.

F. TAYAMUM DAN TATA CARA TAYAMUM SERTA YANG MEMBATALKANNYA

Tayamum secara bahasa adalah berwudu dengan debu,(pasir, tanah) yang suci karena tidak ada air atau adanya halangan memakai air.

Tayamum menurut istilah adalah menyapakan tanah atau debu yang suci ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan memenuhi syarat da rukunnya sebagai pengganti dari wudu atau mandi wajib karena tidak adanya air atau dilarang menggunakan air disebabkan sakit.Firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 43.

وال �ون ق�ول ت ما م�وا ع�ل ت �ى حت ى ار ك س� �م� �ت ن وأ الص�الة �وا ب ق�ر ت ال �وا آمن �ذ�ين ال ,ها ي أ ا ي

اء ج و� أ Qرف س على و�

أ ضى مر� �م� �ت �ن ك �ن� وإ �وا ل س� غ�ت ت �ى حت Qيل� ب س �ر�ي عاب �ال إ #ا �ب ن ج�#ا �ب طي صع�يد#ا م�م�وا ي فت ماء# ج�د�وا ت م� فل اء �س الن �م� ت المس� و�

أ �ط� �غائ ال م�ن �م� �ك م�ن Pدح أا ( غف�ور# عف�وا ان ك �ه الل �ن� إ �م� �د�يك ي وأ �م� �و�ج�وه�ك ب )٤٣فام�سح�وا

Artinya : “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS An Nisa:43)

Tayammum merupakan pengganti dari berwudu. Apabila seseorang telah melaksanakan salat dengan tayamum kemudian dia menemukan air, maka tidak wajib mengulang sekalipun waktu salat masih ada.

Adapun syarat dan rukun, sunah serta hal-hal yang terkait dengan tayamum adalah sebagai berikut.

   Syarat TayamumSyarat tayamum adalah sebagai berikut :

b. Ada sebab yang membolehkan mengganti wudu atau mandi wajib dengan tayamum.c. Sudah masuk waktu salatd. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak menemukane. Menghilangkan najis yang melekat di tubuhf. Menggunakan tanah atau debu yang suci.

6

Page 7: Fiqih Ibadah Sity

  Rukun Tayamuma. Niatb. Mengusap debu ke mukac. Mengusap debu ke dua tangan sampai siku1) d.Tertib

 Sunah TayamumDalam melaksanakan tayamum, seseorang hendaknya memperhatikan sunah-sunah

tayamum sebagai berikut.:a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak bertayamumb. Membaca ta’awuz dan basmalahc. Menepiskan debu yang ada di telapak tangand. Merenggangkan jari-jari tangane. Menghadap kiblatf. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kirig. Membaca do’a (seperti do’a sesudah wudu)

  Hal yang membatalkan TayamumTayamum seseorang menjadi batal karena sebab berikut :

a. a.Semua yang membatalkan wudu juga membatalkan tayamumb. b.Keadaan seseorang melihat air yang suci yang mensucikan (sebelum salat)c. c.Murtad (keluar dari agama Islam)

  Praktik TayamumAda beberapa hal yang perlu kamu ketahui dalam melakukan tayamum. Hal tersebut

perlu diperhatikan karena suatu saat kamu pasti akan melakukannya, seperti ketika kamu dalam perjalanan, berada di daerah yang tidak ada air, atau sedang sakit yang tidak memperbolehkan terkena air.

a. Carilah tempat yang mengandung debu/tanah yang suci.b. Letakkan atau tempelkan kedua tangan pada tempat yang berdebu tersebut disertai niat

dalam hati. Lafal niat tayamum.

تعالى .5 لله فرضا الصYالة حة الستبا YيمYم الت نويت

Artinya :” Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan salat fardu karena Allah Ta’ala.”

c. Mengusap kedua tangan sampai siku hingga merata dengan mendahulukan tangan kanan. Usahakan mencari debu pada tempat yang berbeda.

d. Membaca do’a sesudah tayamum, seperti do’a sesudah wudu.

F. MANDI JINABAHMandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat. Mandi wajib

adalah menyiram air ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan disertai niat mandi wajib di dalam hati.Firman Allah Swt :

وا (      .5 فاط�ه�ر� #ا �ب ن ج� �م� �ت �ن ك �ن� )٦وإ

7

Page 8: Fiqih Ibadah Sity

Artinya : “.......dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS Al Maidah)

Adapun lafal niatnya adalah sebagai berikut :لى      .6 تعا لله فرضا الكبر الحدث لرفع الجنابة غسل نويت

Artinya : “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar karena Allah   Ta’ala.’

  Rukun mandi wajibAda beberapa hal yang menjadi rukun dalam melaksanakan mandi wajib, diantaranya

sebagai berikut :a. Niat mandi wajibb. Menyiramkan air keseluruh tubuh dengan merata.c. Membersihkan kotoran yang melekat atau mengganggu sampainya air ke badan.

Sunah Mandi WajibPada waktu mandi wajib disunahkan melakukan beberapa hal, antara lain :

a. Menghadap kiblatb. Membaca basmalahc. Berwudu sebelum mandid. Mendahulukan anggota badan yang kanan dari yang kiri, dane. Menggosok badan dengan tangan.

         Beberapa Penyebab Diwajibkan Mandi Wajib

Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab diwajibkannya mandi wajib:a. Keluarnya air mani (sperma) dengan syahwat, baik ketika sedang tidur maupun dalam

keadaan terjaga. Akan tetapi, apabila ia bermimpi tidak disertai keluarnya mani, maka ia tidak wajib mandi.

b. Selesainya haid bagi perempuan.c. Selesai melahirkan.d. Selesai nifas, yakni darah yang keluar sesudah melahirkan.e. Meninggalnya seseorang (jenazah).

         Praktek Mandi WajibBagi perempuan yang sudah beranjak dewasa (mengalami haid) dan anak laki-laki

dewasa yang sudah mengalami mimpi basah, wajib melakukan mandi waji.Perhatikanlah beberapa langkah yang harus diketahui dalam melakukan mandi wajib berikut :

a. Pastikan bahwa kamu benar-benar telah mengalami hadas besar.b. Lakukan sesuai dengan rukun mandi wajib yang telah kamu pelajari.c. Sempurnakan dengan sunah-sunah mandi wajib.

      Istinja’Pengertian istinja’ Menurut bahasa, istinja’ berarti terlepas atau bebas. Sedangkan

8

Page 9: Fiqih Ibadah Sity

menurut istilah, ialah membersihkan kedua pintu alat kelamin manusia yaitu dubur dan qubul(anus dan penis) dari kotoran dan cairan (selain mani) yang keluar dari keduanya. Istinja’ hukumnya wajib.

a.       Hal-hal yang dilarang ketika buang air- Dilarang menjawab suara adzan- Dilarang menjawab salam- Bila bersin hendaknya memuji Allah dalam hati saja, tidak boleh menjawab dengan

suara keras.- Dilarang mengucapkan kalimat-kalimat dzikir.- Dilarang makan minum dan sebagaimya

b.      Alat-alat yang digunakan untuk istinja’- Air- Batu (jika tidak ada air)- Kertas atau tissue (jika tidak ada air)- Daun-daunan yang tidak biasa dimakan (jika tidak ada air)

c.       Tata cara istinja’- Ada air dapat dibersihkan dengan batu atau kertas sampai bersih. Membasuh tempat

keluarnya najis dengan air hingga bersih- Jika tidak Sekurang-kurangnya dengan 3 buah batu atau 3 sisi sebuah batu. Jika tidak

ada batu dapat digunakan benda-benda lain asal keset atau keras.

BAB II SHALAT

A. PENGERTIAN SHOLAT

Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah ( ), sholat menurut Bahasa (Etimologi) berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).

Adapun scara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya.(Hasbi Asy-Syidiqi, 59).

Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan

9

Page 10: Fiqih Ibadah Sity

penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohonrido-Nya.

B. RUKUN SHALAT

Rukun bisa juga disebut fardhu. Perbedaan antara syarat dan rukun adalah bahwa syarat adalah sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan amal ibadah sebelum perbuatan amal ibadah itu dikerjakan, sedangkan pengertian rukun atau fardhu adalah sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan/amal ibadah dalam waktu pelaksanaan suatu pekerjaan/amal ibadah tersebut.Rukun Shalat ada 13 yaitu :

1. 1.niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan sholat karena Allah SWT.2. Berdiri bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak mampu maka ia boleh mengerjakan

shalat dengan duduk, berbaring atau dengan isyarat.3. Takbiratul Ihram4. Membaca Surat Al-Fatihah.5. Ruku’ dan thuma’ninah6. I’tidal dengan thuma’ninah7. Sujud dua kali dengan thuma’ninah8. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah9. Duduk yang terakhir.10. Membaca tasyahud pada waktu duduk akhir.11. Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir setelah membaca

tasyahud.12. Mengucapkan salam

12. Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah sholat harus berututan dari tukun yang pertama sampai yang terakhir.

Dari ketiga belas rukun sholat tersebut, dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :1. Rukun qalbi, mencakup satu rukun yaitu niat.2. Rukun qauli, mencakup lima rukun yaitu : takbiratul ihram, membaca al-fatihah,

membaca tasyahud akhir, membaca sholawat dan salam.3. Rukun fi’li, mencakup enam rukun, yaitu berdiri, ruku’, i’tidal, sujud, duduk diantara

dua sujud, duduk tasyahud akhir.Adapun rukun yang ketiga belas, yaitu tertib, merupakan gabungan dari qauli dan fi’li.

C. SHALAT- SHALAT SUNNAH

1. Sholat Tathowwu' ( �طو,ع� الت ة� (صال

Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.Sholat Tathowwwu' ini memiliki 2 bentuk:

2. Sholat Tathowwu' Muthlaq ( قة� الم�ط�ل �طو,ع� (الت

Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh syara', dikerjakan dua roka'at-dua roka'at, baik dikerjakan pada siang hari atau malam hari. Akan tetapi, hendaklah

10

Page 11: Fiqih Ibadah Sity

sholat tathowwu' ini tidak dilakukan terus menerus seperti sunnah rowatib serta tidak mengarah kepada bid'ah atau serupa dengan pelakunya.

3. Sholat Tathowwu' Muqoyyad ( �د� الم�قي �طو,ع� (الت

Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'Dalam hal ini antara lain, sholat-sholat sunnah rowatib, yaitu:- Sholat Rotibah Fajar yaitu sholat 2 rokaat sebelum sholat Fajar.- Sholat Rotibah Dzuhur yaitu sholat 2 atau 4 rokaat sebelum ataupun sesudah Zuhur.- Sholat Rotibah Ashar yaitu sholat 4 rokaat sebelum sholat Ashar.- Sholat Rotibah Maghrib yaitu 2 rokaat sesudah sholat Maghrib.- Sholat Rotibah Isya' yaitu sholat 2 rokaat sesudah sholat Isya'.

o Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (sholat) dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat setelah maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan Muslim: 729)Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

" �ار� الن على الله� مه� حر� ع�دها ب Qع ب ر� أ و الظ,ه�ر� �ل قب Qاتع ك ر ع� ب ر�

أ على حافظ "من�

"Barangsiapa yang menjaga 4 rokaat sebelum dzuhur dan 4 rokaat sesudahnya, maka Alloh akan mengaharamkan api neraka baginya". (HR. Ibnu Majah: 1160, dishohihkan Al-Bani di Shohih Ibnu Majah: 1/191)

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

" ع#ا ب ر� أ العص�ر� �ل قب صل�ى

# أ ام�ر الله� ح�م "ر

"Alloh mengasihi seseorang yang sholat 4 rokaat sebelum 'Ashar". (HR. Abu Daud: 1271, dishohihkan Al-Bani di Shohih Abu Daud: 1/237)

" �ها ف�ي ما و ا �ي الد,ن م�ن Pر� ي خ الفج�ر� ا �عت ك "ر

"dua rokaat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya".(HR. Muslim)Sholat-sholat lain yang disyari'atkan dalam bagian ini, antara lain ialah:

a. Sholat Malam/ Tahajjud/ Tarawih dibulan Romadhon dan witir:'Aisyah rodhiallohu anha berkata: "Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam sholat antara

selesai sholat 'Isya hingga fajar 11 rokaat dengan salam setiap dua rokaat dan witir 1 roka'at". (HR. Muslim: 736)

b. Sholat Dhuha 2 rokaat sampai dengan 12 rokaat.Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

11

Page 12: Fiqih Ibadah Sity

" �ن �ي و�اب األ ة� صال وه�ي Pو�اب

أ �ال� إ الض,حى ة� صال على �حاف�ظ� ي "ال

"Tidak ada yang selalu menjaga sholat dhuha kecuali orang-orang yang bertaubat. Itulah Awwabin". (HR. Ibnu Khuzaimah: 2/228. lihat Al-'Ahadits Ash-Shohihah: 1994)

ي� �ت �ن ث الض,حى صل�ى من� �م ل وس �ه� ي عل �ه� الل صل�ى �ه� الل س�ول� ر قال قال Qك� مال �ن� ب س� ن أ عن�ف�ي Qبذه م�ن� ا قص�ر# ه� ل �ه� الل ى ن ب �عة# ك ر ة ر �ة� عش� ن �ج ال

Diriwayatkan dari Anas bin malik rodhiallohu ‘anhu berkata: “Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: barangsiapa sholat dhuha 12 roka’at, Alloh bangun baginya sebuah istana dari emas didalam jannah”. (HR. Tirmidzi: 435)

c. Sholat Tahiyyatul Masjid.

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

" ج�ل�س ي ن� أ �ل قب �ن� ي �عت ك ر ع� ك ر� �ي فل ج�د المس� �م� حد�ك أ دخل �ذا "إ

"Apabila salah seorang kalian masuk masjid, mak sholatlah 2 rokaat sebelum dia duduk". (HR. Bukhori: 444 dan Muslim: 714)

d. Sholat Taubat.Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada seorang yang melakukan dosa,

kemudian ia bengun dan bersuci kemudian sholat dan meminta ampun kepada Alloh, kecuali Alloh akan mengampuninya. Kemudian beliau membaca ayat ini:

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Alloh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Alloh? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui". (QS. Ali-Imron [3]: 135) (HR. Tirmidzi: 406, dishohihkan Al-Bani: 1/128)

e. Sholat Tasbih (4 rokaat).Caranya adalah:

• Membaca Tasbih ( ر� �ب ك

أ الله� و الله� �ال� إ ه �ل إ وال لله� الحم�د� و الله� �حان ب ,kali setelah membaca surat 15 (س�sebelum ruku'.

• Membaca Tasbih 10 kali diwaktu ruku'.• Membaca Tasbih 10 kali di waktu I'tidal• Membaca Tasbih 10 kali di waktu sujud.• Membaca Tasbih 10 kali di waktu duduk diantara dua sujud• Membaca Tasbih 10 kali di waktu sujud kedua.• Membaca Tasbih 10 kali di waktu duduk istirahat

12

Page 13: Fiqih Ibadah Sity

f. Sholat Istihoroh.Jabir bin Abdulloh rodhiallohu anhuma berkata: "Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam mengajarkan kami istikhoroh dalam segala perkara, sebagaimana beliau mengajarkan kami surat Al-Qur'an. Beliau sholallohu alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang kalian bercita-cita dalam satu masalah, maka sholatlah 2 rokaat selain fardhu, kemudian berdo'alah Lalu sebutlah hajatnya". (HR. Bukhori: 1162)

" ق�د�ر� ت �ك �ن فإ � �م العظ�ي فض�ل�ك م�ن� �ك ل أ س� أ و �ك ت �ق�د�ر ب ك ق�د�ر� ت س�

أ و �م�ك �ع�ل ب �ر� ي خ� ت س� أ �ي� �ن إ �ه�م� الل

. �ي� ل oر ش م�ر األ هذا ن� أ م� ع�ل ت �ت �ن ك �ن� إ �ه�م� الل �و�ب� الغ�ي م� عال� �ت ن وأ م� ع�ل أ وال م� ع�ل وت ق�د�ر� أ وال ( : �ي� ( واص�ر�ف�ن �ي� عن فاص�ر�ف�ه� �ه� ل و�آج� م�ر�ي�

أ عاج�ل� قال و� أ م�ر�ي�

أ ة� وعاق�ب معاش�ي� و �ي� �ن د�ي ف�ي��ه� ب �ي� ض�ن ار� �م� ث ان ك �ث� حي �ر ي الخ �ي� ل اق�د�ر� و �ه� "عن

D. SUNNAH-SUNNAH SHALATSunnah-sunnah shalat terbagi dua, yaitu sunnah ab’adh dan sunnah hai-at.

1. Sunnah ab’adh, yaitu amalan sunnah yang apabila tertinggal/tidak dikerjakan maka harus diganti dengan sujud sahwi. Sunnah ab’adh ada 6 macam :o Duduk tasyahud awalo Membaca tasyahud awalo Membaca do’a qunut pada waktu shalat shubuh dan pada akhir sholat witir setelah

pertengahan ramadhan.o Berdiri ketika membaca do’a qunut.

o Membaca sholawat kepada Nabi pada tasyahud awalo Membaca shalawat kepada keluarga Nabi pada tasyahud akhir.

2. Sunnah hai-at, yaitu amalan sunnah yang apabila tertinggal/tidak dikerjakan tidak disunnahkan diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunnah hai-at adalah sebagai berikut :o Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram sampai sejajar tinggi ujung jari

dengan telinga atau telapak tangan sejajar dengan bahu. Kedua telapak tangan terbuka/terkembang dan dihadapkan ke kiblat.

o Meletakkan kedua tangan di antara dada dan pusar, telapak tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri.

o Mengarahkan kedua mata ke arah tempat sujudo Membaca do’a iftitaho Diam sebentar sebelum membaca surat Al-Fatihaho Membaca ta’awuz sebelum membaca surat Al-Fatihah

“Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl : 98)..

o Mengeraskan bacaan surat Al-Fatihah dan surat pada sholat maghrib, isya dan shubuh.

o Diam sebentar sebelum membaca “aamiiin” setelah membaca Al-Fatihah.o Membaca “aamiiin” setelah selesai membaca Al-Fatihah.o Membaca surat atau beberapa ayat setelah membaca Al-Fatihah bagi imam maupun

bagi yang sholat munfarid pada rakaat pertama dan kedua, baik shalat fardhu maupun

13

Page 14: Fiqih Ibadah Sity

sholat sunnah.o Membaca takbir intiqal (penghubung antara rukun yang satu dengan yang lain)

o Mengangkat tangan ketika akan ruku, bangun dari ruku’.o Meletakkan kedua telapak tangan dengan jari-kari terkembang di atas lutut ketika

ruku’.o Membaca tasbih ketika ruku’, yaitu “subhaana robbiyal ‘azhiimi”, sebagian ulama

ada yang menambahkan dengan lafazh “wabihamdih”.o Duduk iftirasyi (bersimpuh) pada semua duduk dalam sholat kecuali pada duduk

tasyahud akhir. Cara duduk iftirasyi adalah duduk di atas telapak kaki kiri, dan jari-jari kaki kanan

o dipanjatkan ke lantai.o Membaca do’a ketka duduk di antara dua sujud.o Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha etika duduk iftirasyi maupun tawarruk.

o Meregangkan jari-jari tangan kiri dan mengepalkan tangan kanan kecuali jari telunjuk pada duduk iftirasyi tasyahud awal dan duduk tawarruk.

o Duduk istirahat sebentar sesudah sujud jedua sebelum berdiri pada rakaat pertama dan ketiga.o Membaca doa pada tasyahud akhir yaitu setelah membaca tasyahud dan sholawat.o Mengucapkan salam yang kedua dan menengok ke kanan pada salam yang pertama dan menengok ke kiri pada salam yang kedua.

E. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT1.

Meninggalkan salah satu rukun sholat atau memutuskan rukun sebelum sempurna dilakukan.

2. Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat seperti berhadats, terbuka aurat3. Berbicara dengan sengaja.

`“Pernah kami berbicara pada waktu sholat, masing-masing dari kami berbicara dengan temannya yang ada di sampingnya, sehingga turun ayat : Dan berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan khusyu’.” (HR. Jama’ah Ahli Hadits kecuali Ibnu Majah dari Zain bin Arqam).

4. Banyak bergerak dengan sengaja5. Maka atau minum.6. Menambah rukun fi’li, seperti sujud tiga kali.7. Tertawa. Adapun batuk, bersin tidaklah membatalkan sholat8. Mendahului imam sebanyak 2 rukun, khusus bagi makmum

F. WAKTU-WAKTU SHALAT

Waktu merupakan penyebab zahir diwajibkannya sholat. Penetapan kewajiban (al-ijab) disandarkan kepada Allah, sedangkan kewajiban (al-wujub) disandarkan pada perbuatan hamba, yaitu sholat. Allah berfirman : “Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir” (QS. Al-Isra’(17):78).

14

Page 15: Fiqih Ibadah Sity

Dari nash-nash diatas dapat di ketahui penjelasan mengenai waktu-waktu sholat yang di wajibkan, dimulai dari sholat zuhur, karena ia merupakan kewajiban pertama yang di syariatkan dan jibril melaksanakannya bersama Rasulullah.

1. Waktu ZuhurMenurut ijma’, permulaan waktu zuhur adalah ketika matahari bergeser dari

posisinya di tengah-tengah langit berdasarkan penglihatan mata. Sementara akhir waktu sholat zuhur di persengketakan, apakah ia turut bersamaan dengan masuknya awal waktu ashar atau tidak. Namun pendapat yang rajah menurut kami adalah waktu zuhur berakhir seiring dengan masuknya awal waktu sholat ashar dengan rentang waktu uang kira-kira cukup untuk menjalankan sholat empat rekaat.Pendapat Imam malik yaitu mayoritas ulama (jumhur) yang menyatakan ketiadaan isyitirak (pertautan) antara waktu sholat zuhur dan ashar.

2. Waktu AsharPermulaannya adalah ketika ukuran bayangan sesuatu sama panjang dengan

ukuran aslinya setelah tergelincirnya matahari. Ini adalah yang di sepakati para ulama, sebagaimana dalam hadist Jibril. Adapaun akhir waktu ashar adalah tenggelamnya matahari berdasarkan hadist narasi Abu Hurairah.

3. Waktu MaghribMasuk ditandai dengan tenggelamnya matahari. Hal ini disepakati oleh seluruh

ulama, merujk pada hadist Jibril dan hadist Salamah bin Al Akhwa’ bahwasanya nabi sholat maghrib ketika matahari tenggelam dan menghilang oleh hijab. Sedangkan mengenai akhir waktu maghrib, para ulama berselisih pendapat. Kalangan ulama mazhab Maliki berpendapat sebagaimana yang di tetapkan dalam hadist narasi Ibnu abbas bahwa Jibril sholat bersama dengan nabi dua hari ketika orang yang berpuasa berbuka.

4. Waktu IsyaDimulai sejak hilangnya mega merah berdasarkan hadist jibril, sementara akhir

waktunya adalah sepertiga malam yang pertama. Ada juga yang mengatakan akhir waktunya adalah pertengahan malam berdasarkan penuturan annas: Nabi mengakhirkan sholat isya hingga pertengahan malam, kemudian beliau sholat, lalu bersabda “ orang-orang telah sholat dan tidur, sementara kalian tengah menjalani sholat yang kalian tungu-tunggu”.

5. Waktu SubuhDimulai dari terbitnya fajar (hal ini telah di sapakati para ulama) dan berakhir

dengan terbitnya matahari, sebagaimna hadist narasi Ibnu ummar yang telah di sebutkan diatas “waktu sholat subuh adalah dari terbit fajar selama matahari belum terbit”. Ini adalah pendapat mayoritasahli fikih. Sedangkan menurut sebagian kalangan ulama mazhab syafi’I dan Maliki, akhir waktu sholat subuh adalah saat hari mulai terang. Mereka berpegang pada hadist narasi rafi’ bin khadij bahwasanya nabi bersabda yang artinya sholatlah subuh ketika terbit fajar sebab ia lebih besar pahalanya.

15

Page 16: Fiqih Ibadah Sity

G. HAL-HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM SHALAT

1. Menghadap ka'bah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila berdiri untuk sholat fardhu atau sholat sunnah, beliau menghadap Ka'bah. Beliau memerintahkan berbuat demikian sebagaimana sabdanya kepada orang yang sholatnya salah:"Bila engkau berdiri untuk sholat, sempurnakanlah wudhu'mu, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah." (HR. Bukhari, Muslim dan Siraj).

Tentang hal ini telah turun pula firman Allah dalam Surah Al Baqarah : 115:"Kemana saja kamu menghadapkan muka, disana ada wajah Allah."

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah sholat menghadap Baitul Maqdis, hal ini terjadi sebelum turunnya firman Allah:

"Kami telah melihat kamu menengadahkan kepalamu ke langit. Kami palingkan kamu ke kiblat yang kamu inginkan. Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu ke sebagian arah Masjidil Haram." (QS. Al Baqarah : 144).

Setelah ayat ini turun beliau sholat menghadap Ka'bah.

2. BerdiriRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan sholat fardhu atau sunnah berdiri karena

memenuhi perintah Allah dalam QS. Al Baqarah : 238. Apabila bepergian, beliau melakukan sholat sunnah di atas kendaraannya. Beliau mengajarkan kepada umatnya agar melakukan sholat khauf dengan berjalan kaki atau berkendaraan

."Peliharalah semua sholat dan sholat wustha dan berdirilah dengan tenang karena Allah. Jika kamu dalam ketakutan, sholatlah dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Jika kamu dalam keadaa aman, ingatlah kepada Allah dengan cara yang telah diajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya kamu tidak mengetahui (cara tersebut)." (QS. Al Baqarah : 238).

3. Kewajiban menghadap sutrah Sutrah (pembatas yang berada di depan orang sholat) dalam sholat menjadi keharusan imam dan orang yang sholat sendirian, sekalipun di masjid besar, demikian pendapat Ibnu Hani' dalam Kitab Masa'il,dari Imam Ahmad. Beliau mengatakan,

"Pada suatu hari saya sholat tanpa memasang sutrah di depan saya, padahal saya melakukan sholat di dalam masjid kami, Imam Ahmad melihat kejadian ini, lalu berkata kepada saya, 'Pasanglah sesuatu sebagai sutrahmu!' Kemudian aku memasang orang untuk menjadi sutrah."

16

Page 17: Fiqih Ibadah Sity

Syaikh Al Albani mengatakan, "Kejadian ini merupakan isyarat dari Imam Ahmad bahwa orang yang sholat di masjid besar atau masjid kecil tetap berkewajiban memasang sutrah di depannya."Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah kamu sholat tanpa menghadap sutrah dan janganlah engkau membiarkan seseorang lewat di hadapan kamu (tanpa engkau cegah). Jika dia terus memaksa lewat di depanmu, bunuhlah dia karena dia ditemani oleh setan." (HR. Ibnu Khuzaimah dengan sanad yangjayyid (baik)”

4. Niat Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta'ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya."

5. Takbiratul ihrom Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan hanya sekali ketika hendak memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom yakni mengucapkan Allahu Akbar di awal sholat dan beliau pun pernah memerintahkan seperti itu kepada orang yang sholatnya salah. Beliau bersabda kepada orang itu:

"Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu' dan melakukan wudhu' sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar." (Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Apabila engkau hendak mengerjakan sholat, maka sempurnakanlah wudhu'mu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat, lalu ucapkanlah takbiratul ihrom." (Muttafaqun 'alaihi).

6. Mengangkat kedua tangan Disunnahkan mengangkat kedua tangannya setentang bahu ketika bertakbir dengan merapatkan jari-jemari tangannya, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radiyallahu anhuma, ia berkata:

"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang bahu jika hendak memulai sholat, setiap kali bertakbir untuk ruku' dan setiap kali bangkit dari ruku'nya." (Muttafaqun 'alaihi).

7. Bersedekap Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya (bersedekap). Beliau bersabda:

"Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap) ketika melakukan sholat." (Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Dhiya' dengan sanad shahih).

17

Page 18: Fiqih Ibadah Sity

Dalam sebuah riwayat pernah beliau melewati seorang yang sedang sholat, tetapi orang ini meletakkan tangan kirinya pada tangan kanannya, lalu beliau melepaskannya, kemudian orang itu meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang shahih).

8. Memandang tempat sujud Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud (di dalam sholat)." (HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).

Dalam Zaadul Ma'aad (I/248) disebutkan bahwa makruh hukumnya orang yang sedang sholat

menolehkan kepalanya tanpa ada keperluan. Ibnu Abdil Bar berkata."Jumhur ulama mengatakan bawa menoleh yang ringan tidak menyebabkan shalat menjadi rusak."

Juga dimakruhkan shalat dihadapan sesuatu yang bisa merusak konsentrasi atau di tempat yang ada gambar-gambarnya, diatas sajadah yang ada lukisan atau ukiran, dihadapan dinding yang bergambar dan sebagainya.

9. Membaca do'a Iftitah Doa istiftah yang dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bermacam-macam. Dalam doa istiftah tersebut beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan pujian, sanjungan dan kalimat keagungan untuk Allah.Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang yang salah melakukan sholatnya dengan sabdanya:

"Tidak sempurna sholat seseorang sebelum ia bertakbir, mengucapkan pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca ayat-ayat al Qur-an yang dihafalnya…" (HR. Abu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim, disetujui oleh Dzahabi).

Adapun bacaan doa istiftah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diantaranya adalah:

10. Membaca al fatihah Hukum Membaca Al-Fatihah

Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam "Barangsiapa yang sholat tanpa membaca Al-Fatihah maka sholatnya buntung, sholatnya buntung, sholatnya buntung…tidak sempurna" (Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim dan Abu 'Awwanah).

11. Membaca amin

18

Page 19: Fiqih Ibadah Sity

Hukum Bagi Imam: Membaca amin disunnahkan bagi imam sholat.

Dari Abu hurairah, dia berkata: "Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, jika selesai membaca surat Ummul Kitab (Al-Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca amin." (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ad-Daraquthni dan Ibnu Majah, oleh Al-Albani dalam Al-Silsilah Al-Shahihah dikatakan sebagai hadits yang berkualitas shahih).

Hukum Bagi Makmum:

Dalam hal ini ada beberapa petunjuk dari Nabi (Hadits), atsar para shahabat dan perkataan para ulama.Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Jika imam membaca amiin maka hendaklah kalian juga membaca amiin." Hal ini mengisyaratkan bahwa membaca amiin itu hukumnya wajib bagi makmum. Pendapat ini dipertegas oleh Asy-Syaukani. Namun hukum wajib itu tidak mutlak harus dilakukan oleh makmum. Mereka baru diwajibkan membaca amiin ketika imam juga membacanya. Adapun bagi imam dan orang yang sholat sendiri, maka hukumnya hanya sunnah. (lihat Nailul Authaar, II/262).

12. Bacaan surat setelah al fatihahMembaca surat Al Qur-an setelah membaca Al Fatihah dalan sholat hukumnya sunnah

karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membolehkan tidak membacanya. Membaca surat Al-Qur-an ini dilakukan pada dua roka'at pertama. Banyak hadits yang menceritakan perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang itu.

• Panjang pendeknya surat yang dibaca• Cara membaca surat• Tata cara bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

13. Ruku'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam setelah selesai membaca surat dari Al-Qur-an

kemudian berhenti sejenak, terus mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom (setentang bahu atau daun telinga) kemudian rukuk (merundukkan badan kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus sejajar lantai). Berdasarkan beberapa hadits, salah satunya adalah:

“Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentang kedua bahunya, hal itu dilakukan ketika bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit) dari I'tidal dari ruku' :

• Cara i'tidal dari ruku• Yang Dibaca Ketika I'tidal dari Ruku'• Cara I'tidal• Thuma-ninah dan Memperlama Dalam I'tidal

14. Sujud

19

Page 20: Fiqih Ibadah Sity

Sujud dilakukan setelah i'tidal thuma-ninah dan jawab tasmi' (Rabbana Lakal Hamd...dst).Caranya

Dengan tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan (setentang pundak atau daun telinga) seraya bertakbir, badan turun condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu baru kemudian meletakkan kedua tangan pada tempat kepala diletakkan dan kemudian meletakkan kepala kepala denganmenyentuhkan/menekankan hidung dan jidat/kening/dahi ke lantai (tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga)“ Dari Wail bin Hujr, berkat, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika

hendak sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya

15. Bangun dari sujud pertamaSetelah sujud pertama -dimana dalam setiap roka'at ada dua sujud- maka kemudian

bangun untuk melakukan duduk diantara dua sujud. Dalam bangun dari sujud ini disertai dengan takbir dan kadang mengangkat tangan (Berdasar hadits dari Ahmad dan Al-Hakim)."Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit dari sujudnya seraya bertakbir" (Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

16. Duduk antara dua sujud Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada roka'at pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan) dan duduk iq'ak (duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas tumit

• Bacaannya• Thuma-ninah dan Lama

17. Menuju roka'at berikutnya Pada masalah ini ada dua tempat/kondisi, yaitu bangkit menuju roka'at berikut dari posisi sujud kedua -pada akhir roka'at pertama dan ketiga- dan bangkit dari posisi duduk tasyahhudawal -pada roka'at kedua Bangkit/bangun dari sujud untuk berdiri (dari akhir roka'at pertama dan ketiga) didahului dengan duduk istirahat atau tanpa duduk istirahat, bangkit berdiri seraya bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Ketika bangkit bisa dengan tangan bertumpu pada lantai atau bisa juga bertumpu pada pahanya :

• Tangan bertumpu pada satu pahanya• Tangan bertumpu pada lantai (tempat sujud)• Diselai duduk istiraha• Mengangkat tangan ketika takbir

18. Duduk tasyahhud awwal dan tasyahhud akhir

19. SALAMSalam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud

akhir setelah membaca do'a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do'a lainnya."Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam."

20

Page 21: Fiqih Ibadah Sity

H. HIKMAH DAN KEUTAMAAN SHALAT

Dari pelaksanaan solat, pelaku shalat dapat mengambil pelajaran bagaimana ia melangkah di lingkungan kehidupannya diatas jalan yang lurus dan benar, sebab ia berhubungan langsung dengan Allah SWT dan selalu berada dalam pengawasan Nya. Sehingga ia tidak akan lagi berbuat zalim, tidak melampui batas, tidak mermpas hak orang lain, dan tidak menghancurkan harga diri orang lain.

Salah satu rahmat Allah SWT yang terkandung dalam persyariatan shalat adalah Dia menjadikan shalat sebagai pelebur dosa, dan Dia pun hanya membatasi nya sebanyak lima waktu dalam sehari semalam namun menjadikan pahalanya setara dengan pahala shalat 50 waktu. Dalam melaksanakan shalat, pelaku berarti telah melaksanakan perintah Allah SWT, bersyukur kepadaNya atas penyucian dirinya dari dosa-dosa, bersyukur atas pahala yang telah di berikan kepadanya dan atas anugerah Nya yang tiada pernah putus.

Diriwayat kan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya nabi saw bersabda, “bagaimana menurut kalian jika ada sungai yang melewati depan pintu rumah salah seorang kalian sehingga ia bisa mandi di dalam nya sebanyak lima kali, akan kah kalian bertanya masihkah ada daki/kotoran yang tersisa di tubuh nya ?” mereka (para sahabat) menjawab, “tidak ada sedikit pun daki/kotoran nya yang tersisa.”beliau menukas, “itulah perumpamaan shalat lima waktu yang menjadi sarana Allah menghapus dosa-dosa.”

I. TATA CARA SHALAT JENAZAHShalat jenazah tidak dengan rukukdan sujud serta tidak dengan adzan dan iqamah, dan cara nya sebagai berikut:

a. Berdiri sebagaimana mesti nya akan mengerjakan shalat dengan niat hendak melakukan shalat atas mayit dengan empat takbir menghadap kiblat karena Allah.1. Lafaz niat shalat jenazah, untuk mayit laki-laki:

USHALLI ‘ALAA HAADZAL MAYYITI ARBA’A TAKBIRAATIN FARDHAL KIFAAYATI (MA’MUMAN/IMAMAN) LILLAAHI TA’AALAA.Artinya : “aku berniat menshalati mayit ini dengan empat kali takbir, wajib kifayah (sebagaiman makmum/sebagai imam) karena Allah ta’aalaa.

2. Lafaz niat shalat jenazah untuk mayit perempuan :USHALLI ‘ALLA HAADZIHIL MAYYITATI ARBA’A TAKBIRAATIN FARDHAL KIFAAYATI MA’AMUMAM/IMAMAN LILLAAHI TA’AALAA.

b. Meengangkat kedua belah tangan dengan posisi jari-jari terbuka rapat, kecuali ibu jari sejajar dengan kedua bahu (ujung jari-jari sejajar dengan tenlinga) sambil mengucapkan kalimat takbir “ALLAHU AKBAR” diikuti dengan niat dalam hati.

3. Setelah niat dan takbir tangan di turunkan kemudian di letakkan di atas puser dan di bawah dada dengan tangan kanan di letakkan diatas tangan kiri, lalu langsung membaca isti’adzah dan Al-Fatihah.

4. Dilanjutkan dengan takbir kedxua sambil mengangkat tangan dengan gerakan sama seperti takbir pertama tanpa niat, dalam posisi tetap berdiri, tanpa rukuk dan sujud.

21

Page 22: Fiqih Ibadah Sity

Selesai bertakbir, kedua tangan kembali ke posisi semula, yaitu bersedekap, lalu membaca sholawat.

5. Takbir ketiga dengan mengangkat tangan, tanpa rukuk dan sujud, kemudian berdoa untuk mayit.Keterangan: Untuk jenazah perempuan maka dhamir “HU” diganti “HA”. Kalau jenazah nya dua orang memakai “HUMAA”, lebih dari dua orang mamakai “HUM” bagi jenazah laki-laki, dan “HUNNA” bagi peremppuan.

6. Setelah membaca takbir ke empat di teruskan dengan membaca do’a untuk diri sendiri dan diri si mayit.

7. Setelah membaca do’a tersebut di atas, kemudian membaca salam.

BAB IIIZAKAT

A.     Pengertian zakat            Zakat menurut lughat, ialah subur, bertambah. Menurut syara’ ialah, jumlah harta yang dikeluakan untuk diberikan kepada golongan yang telah ditetapkan syara’. Dari segi bahasa, kata zakat merupakan mashdar (kata dasar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik dan bertambah. Dari segi istilah fikih, zakat adalah sebutan bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT agar diserahkan kepada orang-orang yang berhak (mustahak).             Zakat menurut loghat artinya suci dan subur. Menurut istilah syara’ ialah: mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah,  sebagai shadaqah wajib atas  mereka yang telah ditetapkan menurut syarat yang telah ditentukan oleh hukum Islam. Secara harfiah zakat berarti "tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.

Zakat adalah merupakan pembersihan dan pensucian terhadap jiwa seorang hamba Allah. Firman Allah Ta’ala:

�ها ب �ه�م� �ي ك �ز وت ه#م� �طه�ر� ت صدقة# �ه�م� ل م�وا ا م�ن� خ�ذ�Artinya: Ambillah Zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu memberikan

dan mensucikan mereka.

B.   Macam-macam ZakatZakat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Zakat fitrah dan zakat maal (hartakekayaan).

a. Zakat fitrahZakat fitrah diwajibkan Rosulullah saw saat iedul fitri selepas ramadhan, Abdullah bin Amr

r.a. berkata: Rosulullah saw mewajibkan zakat fitrah selepas ramadhan atas hamba sahaya, merdeka, laki-laki, perempuan, kecil dan besar dari kaum muslimin" (HR: Bukhori, Muslim).

Yang dikeluarkan adalah satu sho' makanan pokok, Maka tidak boleh zakat fitrah dengan dirham, ternak potong, pakaian atau makanan ternak dan barang-barang lainya, karena menyelisihi perintah Rosullah SAW :

22

Page 23: Fiqih Ibadah Sity

رد فهو أمرنا عليه ليس # عمال عمل من" Barang siapa melakukan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak"

Dan ukuran satu sho' adalah sama dengan dua kilo dan empat puluh gram gandum yang bagus (2,40 kg), itu adalah ukuran gram Nabi saw yang ia tetapkan atas zakat fitrah. ( abdul aziz bin abdullah bin baz, muhammad bin shaleh al-‘utsaimin, 2008)

Wajib mengeluarkan zakat fitrah sebelum sholat ied, dan yang utama adalah mengeluarkanya pada hari ied sebelum pelaksanaan solat.

b. Zakat MaalZakat maal adalah zakat kekayaan. Dewasa ini sering diabaikan. Padahal hukumnya sama

wajib dengan zakat Fitrah. Setiap kekayaan kaum Muslimin ada zakatnya .Yang termasuk Zakat maal adalah :    harta kekayaan    perdagangan    binatang ternak    pertanian    barang temuan.

C. YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT

Ahlu zakat adalah: sasaran-sasaran yang kepada mereka zakat dibayarkan. Mereka itu ada delapan golongan :

a. Fakir Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

b. Miskin" Tidak ada bagian bagi orang kaya, tidak pula bagi oarng yang kuat dan berpenghasilan"

c. Amil, yaitu orang-orang yang mendapat tugas dari penguasa negara untuk mengumpulkan zakat dari para muzakki, dan membaginya kepada orang-orang yang berhak dan menjaganya, mereka ini diberi zakat sepadan dengan pekerjaanya meski meraka kaya.

d. Muallaf, mereka adalah orang yang baru masuk Islam dan belum lagi kuat keimanannya, sehingga perlu dipikat hatinya.

e. Budak, yakni keperluan memerdekakan budak. Yaitu hamba sahaya yang dijanjikan oleh tuannya akan dibebaskan asal ia dapat membayar sejumlah tebusan. Tertentu.

f. Orang-orang yang berhutang, yaitu orang-orang yang tidak memiliki sesuatu yang dapat menutupi hutangnya, mereka diberi dari zakat sesuatu yang dapat menutupi hutangnya baik sedikit maupun banyak

g. Fi sabilillah, yakni jihad fi sabilillah, para mujahid dapat diberi zakat sejumlah yang dapat menyukupi mereka dalam berjihad, dan digunakan untuk membeli peralatan jihad.. Jihad di sini juga berarti untuk kepentingan di jalan Allah.Dan termasuk dalam sabilillah adalah: menuntut ilmu syar'i, pelajar ilmu syar'i dapat diberi uang zakat agar bisa menuntut ilmu dan membeli kitab yang diperlukan, kecuali jika ia memiliki harta yang dapat mencukupinya dalam memenuhi kebutuhan itu.

h. Ibnu sabil, yaitu musafir yang perjalananya terputus, ia dapat diberi zakat agar dapat sampai ke negerinya.

23

Page 24: Fiqih Ibadah Sity

D. TATA CARA HAUL DAN NISHAB         

Harta yang wajib dizakati antara lain, yaitu: emas, perak dan mata uang; harta perniagaan; binatang ternak; buah-buahan dan biji-bijian yang dapat dijadikan makanan pokok; dan barang tambang dan barang temuan.

1. Emas dan perakEmas dan perak dibagi atas empat bagian, yaitu:

a. Emas dan perak yang disimpan, wajib dikeluakan zakatnya pada tiap-tiap setahun seperempat puluh.

b. Emas dan perak yang ditambang, wajib dikeluarkan zakatnya pada tiap-tiap kali diperoleh seperempat puluh.

c. Emas dan perak tanaman orang purba kala yang tidak beragama Islam yang dapat tergali, wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu diperoleh seperlima.

d. Emas dan perak perhiasan yang jadi pakaian perempuan dan anak-anak, tidak wajib dizakati.

Nisab emas dan perak yaitu:

o Nisab emas beratnya dua puluh mitsqal, yaitu 89 2/7  gram, = 12 ½  pound sterling ( + 96

gram). Zaktnya 21/2 atau seperempat puluhnya. o   Nisab perak beratnya 200 dirham, yaitu 625 gram. Jika lebih dari nisab yang tersebut walaupun sedikit, wajib juga dikeluarkan zakatnya.

2.      Binatang ternak            Binatang ternak yang wajib dizakati hanya lembu, kambing, dan unta. Adapun kerbau dan sapi, maka termasuk bagian lembu, demikian juga biri-biri termasuk kambing.             Nisab zakat binatang ternak, yaitu:

a. LembuNishab Sapi

Banyak Zakat yang Wajib DikeluarkanDari – sampai5 – 9 ekor sapi 1 ekor domba30 – 39 ekor sapi Seekor anak sapi jantan/betina (umur 1 tahun)40 – 59 ekor sapi Seekor anak sapi betina (umur 2 tahun)60 – 69 ekor sapi 2 ekor anak sapi jantan (umur 1 tahun)

70 -79 ekor sapiSeekor anak sapi betina (umur 2 tahun ditambah sekor anak sapi jantan (umur 1 tahun)

b. KambingNishab Kambing

Banyak Zakat yang Wajib DikeluarkanDari – sampai40 – 120 ekor 1 ekor kambing121 – 200 ekor 2 ekor kambing221 – 300 ekor 3 ekor kambing

c. Unta

24

Page 25: Fiqih Ibadah Sity

Nishab UntaBanyak Zakat yang Harus Dikeluarkan

Dari – sampai5 – 9 ekor unta 1 ekor domba10 – 14 ekor unta 2 ekor unta15 – 19 ekor unta 3 ekor unta20 – 24 ekor unta 4 ekor unta25 – 35 ekor unta Seekor anak unta betina (berumur 1 tahun lebih)36 – 45 ekor unta Seekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih)46 – 60 ekor unta Seekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih)61 – 75 ekor unta 2 ekor anak unta betina (berumur 4 tahun lebih)76 – 90 ekor unta 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih)91 – 120 ekor unta 3 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih)

130 – 139 ekor unta

Seekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) ditambah 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih)

140 – 149 ekor unta

2 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) ditambah 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih)

3.      Buah-buahan dan biji-bijian      Buah-buahan yang wajib dizakati hanya anggur dan kurma. Dan biji-bijian yang wajib dizakati hanya biji-bijian yang menjadi makanan pokok dan tahan disimpan, seperti padi, gandum, jagung dan kacang.      Nisab zakat buah-buahan dan biji-bijian yang sudah dibersihkan, ialah 5 wasaq = 700 kg. Sedangkan yang masih ada kulitnya nisabnya 10 wasaq = 1.400 kg. Zakatnya 10% (sepersepuluh) jika dialiri oleh air hujan, air sungai, atau air yang tidak berasal dari pembelian (perongkosan). Tapi jika dialiri oleh air yang berasal dari perongkosan/pembelian maka zakatnya 5% (seperduapuluh).

4.      Harta perniagaan       Harta dagangan yang mencapai 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas, yaitu 21/2. Jika harga emas 1 gram Rp. 100,- = 9.600,- wajib dikeluarkan zakatnya 21/2 % = Rp. 240,-. Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV., atau perkongsian dan sebagainya, tegasnya harta yang dimiliki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu perniagaan       Nishab dan zakatnya: jika barang yang diperniagakan itu dibeli dengan uang emas, nishabnya dua puluh mistqal, yaitu 89 2/7 gram emas dan jika dibeli dengan uang perak, nishabnya dua ratus dirham, yaitu 625 gram perak. Zakatnya seperempat puluh.5.      Zakat barang tambang dan barang temuan      Hasil tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak yang diperoleh dari hasil pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang-orang purba kala yang berharga yang diketemukan oleh orang-orang pada masa sekarang, wajib dikeluarkan zakatnya. Barang rikaz itu umumnya berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.       Nishab dan zakatnya: nishab barang-barang tambang dan harta temuan, dengan nisab emas dan perak; yakni 20 mitsqal = 96 gram untuk emas dan 200 dirham (672 gram) untuk perak. Zakatnya masing-masing 21/2 % atau seperempat puluh.

25

Page 26: Fiqih Ibadah Sity

BAB IV PUASA

A. PENGERTIAN PUASA Puasa adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, atau keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu tertentu. Puasa mutlak biasanya didefinisikan sebagai berpantang dari semua makanan dan cairan untuk periode tertentu, biasanya satu hari (24 jam), atau beberapa hari. Puasa lain mungkin hanya membatasi sebagian, membatasi makanan tertentu atau zat. Praktik puasa dapat menghalangi aktivitas seksual dan lainnya serta makanan. Puasa, sering dilakukan dalam rangka menunaikan ibadah, juga dilakukan di luar kewajiban ibadah untuk meningkatkan kualitas hidup spiritual seseorang yang melakukannya. Hal semacam ini sering ditemukan dalam diri pertapa.

B. PENETAPAN AWAL DAN AKHIR PUASA

Menentukan Awal & akhir Puasa dengan Ilmu Hisab (Falak) atau Ru'yah (melihat hilal dengan mata telanjang)?

Berikut adalah ulasan lengkap berdasar analisis komparatif antara ulama klasik dan kontemporer

Salah satu diskusi yang marak di bicarakan oleh berbagai kalangan umat islam setiap tahun adalah metode penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan. Apakah harus dengan ru’yah (melihat hilal dengan mata telanjang) ataukah boleh menggunakan Ilmu Hisab (Falak), yaitu Metode perhitungan yang didasarkan pada peredaran bulan dan matahari.

Fakta dilapangan membuktikan bahwa seringkali umat Islam terpecah dan bersitegang gara-gara berbeda pendapat mengenai masalah ini sehingga menjadi sebuah pertunjukan yang sangat tidak elok. Padahal masalah ini bukanlah barang baru dalam khazanah fiqh Islam. Para ulama klasik seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu as Subki, Ibnu Abidin, Ibnu Rusyd, al Mundiry dan lain-lain telah membincang tema ini dan mereka belum menemukan titik temu.

Pada prinsipnya para Ulama sepakat bahwa ketika bulan sabit (hilal) telah nampak, maka wajib bagi umat islam untuk memulai puasa Ramadhan pada hari besok, akan tetapi mereka berbeda sikap mengenai boleh tidaknya menetapkan jatuhnya awal puasa dengan menggunakan ilmu hisab tanpa harus melakukan ru’yah pada akhir bulan Sya’ban. Di sinilah letak polemik antara pihak yang sepakat dan pihak yang menolak metode ini.

Sebagai langkah mencari kebenaran, penulis akan membeberkan ragam pendapat beserta dalil-dalilnya secara obyektif mudah-mudahan para pembaca mendapatkan sebuah perspektif

26

Page 27: Fiqih Ibadah Sity

baru.Menurut hemat penulis, minimal ada 2 pendapat populer yang dikemukakan oleh Ahli Ilmu tentang boleh tidaknya menggunakan Ilmu hisab dalam menetapkan bulan Ramadhan:

Pendapat pertama: menolak metode Ilmu Hisab dalam penetapan awal dan akhir RamadhanPendapat ini didukung oleh Mayoritas ulama, baik dari generasi klasik (baca: salaf) diantaranya Ibnu Taimiyah (Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, juz: 25, hal: 25), Ibnu Abidin (Hasyiyah Ibnu Abidin, juz: 3, hal: 408) Ibnu Rusyd (Bidayah al Mujtahid, Ibnu Rusyd Juz: 2 ,hal: 557), dan dari kalangan Ulama kontemporer diantaranya: Abdul Azis bin Baz (Majmu’ Fatawa, Bin Baz, juz: 15, hal: 111), Bakr Abu Zaid (majalah Majma’ al Fiqh al Islami, Edisi 3, 1408 H, Juz: 2, hal: 821), Sholih al Luhaidan (majalah al Buhuts al Ilmiyah, Edisi 27, hal 95) dan lain-lain.

Dibawah ini diantara Dalil yang dijadikan argumen pendapat ini:

- Firman Allah Ta’ala:

ص�م�ه� �ي فل ه�ر الش� �م� م�نك ه�د ش فمن

Artinya: “Barang siapa menyaksikan Bulan, maka hendaknya ia berpuasa” (QS. Al Baqarah: 185)

Sebagian pendukung pendapat ini mengatakan bahwa makna “menyaksikan bulan” dalam ayat diatas adalah ru’yah hilal. Kesimpulan ini tampaknya kurang tepat karena Ahli tafsir dari kalangan Sahabat dan Tabi’in tak satupun mengatakan demikian (Tafsir At Thabari, juz: 2, hal: 193-198).

- Sabda Rasulullah –Shalallahu alaihi wasallam-:

وا ف�ط�ر� فأ �م�وه� �ت ي أ ر �ذا وإ فص�وم�وا، ل �ه�ال ال �م� �ت ي أ ر �ذا إ

Artinya: “Bila kalian melihat Hilal maka berpuasalah, dan jika melihatnya maka berbukalah”. HR. Bukhari dan muslim. (Shahih Bukhari, hadist no: 1879 dan Shahih Muslim, hadist no:2457).

Hadist ini menunjukkan bahwa penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan didasarkan dengan melihat hilal.

- Konsensus Ulama (baca: Ijma’)

Para Ulama yang mendukung pendapat ini mengklaim bahwa penentuan awal Ramadhan dengan ru'yah telah menjadi konsensus ulama, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyah:

العدة أو الحج أو الصوم هالل رؤية في العمل أن اإلسالم دين من باالضطرار نعلم إناال يرى ال أو يرى أنه الحاسب بخبر بالهالل المعلقة األحكام من ذلك غير أو اإليالء أو

- أجمع - وقد كثيرة بذلك وسلم عليه الله صلى النبي عن المستفيضة والنصوص يجوز،

27

Page 28: Fiqih Ibadah Sity

عليه .المسلمون

Artinya: “Kita secara dogmatis mengetahui dari ajaran islam bahwa menggunakan informasi Ahli ilmu hisab dalam menentukan permulaan puasa, haji, masa ‘Iddah, masa ‘ila’ atau hukum-hukum yang ada kaitannya dengan hilal, bahwa ia sudah melihat tanggal atau sebaliknya , maka tidak diperbolehkan. Dalil-dalil yang diriwayatkan dari Rasulullah –Shalallahu alaihi wasallam tentang hal itu sangat berlimpah. Dan telah menjadi ijma’ seluruh Umat Islam.” ((Majmu’ Fatawa, juz: 25, hal: 132).

C. PUASA-PUASA SUNNAH

Sungguh, puasa adalah amalan yang sangat utama. Di antara ganjaran puasa disebutkan dalam hadits berikut,

وجل� عز� �ه� الل قال Qض�ع�ف ة� �ع�م�ائ ب س �لى إ �ها ال م�ث أ ر� عش� ة� ن �حس ال �ضاعف� ي آدم �ن� اب عمل� �ل, ك

Pةح فر� ان� ت ح فر� � �م �لص�ائ ل ج�ل�ى أ م�ن� وطعامه� ه� ه�وت ش دع� ي �ه� ب ج�ز�ى أ ا ن وأ ل�ى �ه� �ن فإ الص�و�م � �ال إ . ك� �م�س� ال ر�يح� م�ن� �ه� الل �د ع�ن ب� ط�ي أ ف�يه� خ�ل�وف� ول �ه� ب ر �قاء� ل �د ن ع� Pةح وفر� ف�ط�ر�ه� �د ن ع�

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi” (HR. Muslim no. 1151).

Adapun puasa sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib. Selain itu pula puasa sunnah dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi wali Allah yang terdepan (as saabiqun al muqorrobun). Lewat amalan sunnah inilah seseorang akan mudah mendapatkan cinta Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi,

مع� س� ي �ذ�ى ال م�عه� س �ت� �ن ك �ه� �ت ب ب ح� أ �ذا فإ ، �ه� ب ح�

� أ �ى حت �واف�ل� �الن ب ى� �ل إ ب� قر� ت ي �د�ى عب ال� ز ي ومان�ى ل أ س �ن� وإ ، �ها ب م�ش�ى ي �ى �ت ال ه� ور�ج�ل �ها ب �ط�ش� ب ي �ى �ت ال ده� وي ، �ه� ب �ص�ر� �ب ي �ذ�ى ال ه� صر وب ، �ه� ب

�ه� �ع�يذن أل �ى عاذن ت اس� �ن� ئ ول ، �ه� ن �ع�ط�ي أل

“Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia

28

Page 29: Fiqih Ibadah Sity

memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya” (HR. Bukhari no. 2506).

1. Puasa Senin Kamis

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Pم� صائ ا ن وأ عمل�ى �ع�رض ي ن� أ �ح�ب, فأ �خم�يس� وال �ن� ي �ن �ث اال و�م ي ع�مال� األ �ع�رض� ت

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. Shahih dilihat dari jalur lainnya).

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

. - �خم�يس� - وال �ن� ي �ن �ث اال ام ص�ي ى حر� ت ي ان ك وسلم عليه الله صلى �ه� الل س�ول ر �ن� إ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ibnu Majah no. 1739. Shahih)

2. Puasa Tiga Hari Setiap Bulan Hijriyah

Dianjurkan berpuasa tiga hari setiap bulannya, pada hari apa saja.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

ة� وصال ، Qه�ر ش ��ل ك م�ن� Q �ام ي أ ة� ث ال ث � صو�م م�وت أ �ى حت دع�ه�ن� أ ال Qث ال �ث ب �يل�ى ل خ �ى و�صان

أ Qر� و�ت على Q و�م ون ، الض,حى

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: [1] berpuasa tiga hari setiap bulannya, [2] mengerjakan shalat Dhuha, [3] mengerjakan shalat witir sebelum tidur.”( HR. Bukhari no. 1178)

Namun, hari yang utama untuk berpuasa adalah pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan ayyamul biid. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

Qرف س وال Qرحض ف�ي �يض� �ب ال �ام ي أ �ف�ط�ر� ي ال �م ل وس �ه� ي عل �ه� الل صل�ى �ه� الل س�ول� ر ان ك

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2345. Hasan).

3. Puasa Daud

29

Page 30: Fiqih Ibadah Sity

Cara melakukan puasa Daud adalah sehari berpuasa dan sehari tidak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

: �ص�ف ن ام� ن ي ان ك داو�د صالة� الله� �لى إ الص�الة� وأحب, ،داو�د ام� ص�ي الله� إلى � ام الص�ي أحب,و�م#ا ي ص�و�م� وي و�م#ا ي �ف�ط�ر� ي ان وك ه�، د�س س� ام� ن وي ه� �ث �ل ث ق�وم� وي الليل،

“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari no. 3420 dan Muslim no. 1159)

4. Puasa di Bulan Sya’ban

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

ص�وم� – – ي ان ك �ه� �ن فإ ، ان ع�ب ش م�ن� ر �ث ك أ ا ه�ر# ش ص�وم� ي وسلم عليه الله صلى �ى, �ب الن �ن� ك ي م� ل

�ه� �ل ك ان ع�ب ش

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156).

Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

. # �يال قل � �ال إ ان ع�ب ش ص�وم� ي ان ك �ه� �ل ك ان ع�ب ش ص�وم� ي ان ك

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja.” (HR. Muslim no. 1156)

Yang dimaksud di sini adalah berpuasa pada mayoritas harinya (bukan seluruh harinya) sebagaimana diterangkan oleh Az Zain ibnul Munir. Para ulama berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan agar tidak disangka puasa selain Ramadhan adalah wajib.

5. Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الد�ه�ر� � ام ص�ي ك ان ك Qو�ال ش م�ن� تا س� عه� �ب ت أ �م� ث مضان ر صام من�

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)

6. Puasa di Awal Dzulhijah

30

Page 31: Fiqih Ibadah Sity

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

. .» ر�» �عش� ال �ام ي أ �ى ع�ن ي � �ام ي األ هذ�ه� م�ن� �ه� الل �لى إ حب, أ ف�يها �ح� الص�ال �عمل� ال Q �ام ي أ م�ن� ما « Pج�ل ر � �ال إ �ه� الل �يل� ب س ف�ى هاد� �ج� ال وال قال �ه� الل �يل� ب س ف�ى هاد� �ج� ال وال �ه� الل س�ول ر ا ي �وا قال

.» Qء ى� �ش ب �ك ذل م�ن� ج�ع� ر� ي م� فل �ه� ومال ه� ف�س� �ن ب ج خر

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968. Shahih). Keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut bisa shalat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan amalan sholih lainnya. Di antara amalan yang dianjurkan di awal Dzulhijah adalah amalan puasa.

7. Puasa ‘Arofah

Puasa ‘Arofah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,

ام� وص�ي ع�ده� ب �ى �ت ال ة ن والس� ه� �ل قب �ى �ت ال ة ن الس� ف�ر �ك ي ن� أ �ه� الل على س�ب� ح�ت أ فة عر � و�م ي ام� ص�يه� �ل قب �ى �ت ال ة ن الس� ف�ر �ك ي ن� أ �ه� الل على س�ب� ح�ت أ اء ور عاش� � و�م ي

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa ‘Arofah? Beliau menjawab, ”Puasa ‘Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162). Sedangkan untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa ‘Arofah. Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata,

- - ر�ب فش Qن ب �ل ب �فض�ل� ال �م, أ �ه� ي �ل إ لت� س ر� وأ فة �عر ب ف�طر أ وسلم عليه الله صلى �ى� �ب الن ن� أ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa ketika di Arofah. Ketika itu beliau disuguhkan minuman susu, beliau pun meminumnya.” (HR. Tirmidzi no. 750. Hasan shahih).

8. Puasa ‘Asyura

Keutamaan puasa ‘Asyura sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Qotadah di atas. Puasa ‘Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertekad  di akhir umurnya untuk melaksanakan puasa ‘Asyura tidak bersendirian, namun diikutsertakan dengan puasa pada hari sebelumnya (9 Muharram). Tujuannya adalah untuk menyelisihi puasa ‘Asyura yang dilakukan oleh Ahlul Kitab.

31

Page 32: Fiqih Ibadah Sity

Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,

- . عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر فقال ى �صار والن ه�ود� �ي ال �عظ�م�ه� ت Pو�م ي �ه� �ن إ �ه� الل س�ول ر ا ي�ت�- » – – «. أ ي م� فل قال ع �اس� الت و�م �ي ال ا ص�م�ن �ه� الل اء ش �ن� إ �ل� �م�ق�ب ال �عام� ال ان ك �ذا فإ وسلم

.- وسلم - عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر �و�ف�ى ت �ى حت �ل� �م�ق�ب ال �عام� ال

“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan, “Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).

D.SUNNAH-SUNNAH BERPUASA

1. Sahur, walaupun hanya seteguk air. Hendaknya dilakukan pada akhir malam agar menjadi kekuatan bagi yang berpuasa. Sebagaimana disebut dalam sebuah hadis “Bersahurlah, sesungguhnya sahur itu penuh keberkahan”(lihat attachment hadis no. 1). Dalam hadis lain juga disebutkan “Sahur itu penuh keberkahan, maka jangan kalian tinggalkan sekalipun dengan seteguk air, karena sesungguhnya Allah dan para malaikatNya mengirim salawat atas orang-orang yang bersahur” (attachment hadis no. 2). Sementara hadis yang menganjurkan agar kita bersahur pada akhir malam adalah riwayat Thabrani, “Ada 3 hal akhlak para Rasul: segera berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada waktu salat”.(hadis no.3).

2. Segera berbuka, sebelum melaksanakan salat Maghrib. Disunnatkan berbuka dengan kurma basah atau kurma kering atau manis-manisan, atau air dan hendaknya mengutamakan bilangan ganjil dalam memakan buah tersebut. Sebagaimana hadis “Bahwasanya Rasulullah, berbuka dengan anggur basah sebelum salat dan jika tidak ada maka dengan anggur kering dan jika tidak ada dengan air”.

3. Berdo’a saat buka:

Ya Allah, sesungguhnya karena Engkaulah aku berpuasa (allâhumma laka shumtu)Atas rizkimu aku berbuka (wa ‘alâ rizqika afthartu)Hanya kepadamu aku bertawakkal (wa ‘alayka tawakkaltu)Kepadamu aku beriman (wa bika âmantu)Wahai Dzat Yang Maha luas keutamaannya (yâ wâsi’al fadhli)Ampunilah aku (ighfir lî)Segala puji bagi Allah (alhamdu lillâh)Yang telah menolongku sehingga aku berpuasa (alladzî a’ânanî fa shumtu)Yang memberiku rizki sehingga aku berbuka (wa razaqanî fa afthartuMenyediakan bebuka bagi orang yang berpuasa.

4. Bersuci dari junub, haid, dan nifas sebelum subuh.

32

Page 33: Fiqih Ibadah Sity

5. Menjaga lisan dan semua anggota badan dari perbuatan tidak terpuji. Sebagaimana dalam hadis “Jika seseorang berpuasa, maka hendaklah dia tidak melakukan perbuatan tercela dan jika diganggu maka hendakalh ia berkata ‘Aku sedang berpuasa'”.

6. Meninggalkan syahwat yang tidak membatalkan puasa, seperti menikmati hal-hal yang menggoda telinga, penglihatan dan penciuman, karena hal itu tidak sesuai dengan hikmah puasa.

7. Tidak berbekam baik untuk dirinya ataupun orang lain dan hendaknya tidak mencicipi masakan dan menghindari berciuman.

8. Berbuat baik terhadap keluarga dan kerabat serta memperbanyak shadaqah bagi fakir miskin.

9. Menyibukkan diri dengan belajar dan membaca al-Qur’an serta memperbanyak berdzikir dan shalawat atas Nabi saw serta perbuatan baik lainnya.

10. I’tikaf terutama pada 10 hari terakhir, dengan harapan agar ibadah yang ia lakukan bertepatan dengan Lailatul Qadar.

D. HAL –HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari dengan berniat.

Oleh karena itu mulai dari terbit fajar shadiq sebagai pertanda masuknya waktu shalat Subuh, seorang yang berpuasa sudah harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya sampai matahari terbenam di penghujung siang. Jikalau tidak, berarti puasanya batal. Ini berdasarkan firman Allah Swt.:

�م,وا ت أ �م� ث �فج�ر� ال م�ن� ود� س� األ �ط� ي �خ ال م�ن� ض� �ي ب األ �ط� �خي ال �م� ك ل �ن ي ب ت ي �ى حت �وا ب ر واش� �وا �ل وك�ل� �ي الل �لى إ ام  الص�ي

… dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…  

Maknanya diizinkan untuk mengkonsumsi makan dan minum sampai terbit fajar dan tidak lagi diizinkan untuk makan dan minum setelah itu sampai terbenam matahari.

Dan sunnah Rasul Saw.:

 : �م ل وس �ه� ي عل �ه� الل صل�ى �ه� الل س�ول� ر م�ن�"  قال �هار� الن ر د�ب وأ ، ا هاه�ن م�ن� �ل� �ي الل ل ق�ب أ �ذا إ

�م� الص�ائ ف�طر أ فقد� م�س� الش� ت� ب وغر ، ا  هاه�ن

“Rasul Saw. Bersabda; apabila malam sudah datang dari arah sini (timur) dan malam beranjak dari arah sini, mataharipun tenggelam, maka sudah masuk waktu untuk berbuka bagi orang-orang yang berpuasa.”

33

Page 34: Fiqih Ibadah Sity

Dalam tulisan ini, mari kita kupas hal- hal yang membatalkan puasa:

1.   Makan dan minum.

Umat islam telah bersepakat (ijma`) bahwa apabila ada orang yang makan dan minum dengan sengaja dan Ia mengetahui bahwa perbuatan itu adalah haram, maka puasanya batal, karena menahan diri dari makan dan minum adalah faktor esensi dari pelaksanaan ibadah puasa. Sedangkan perbuatannya bertentangan dengan pelaksanaan puasa tanpa ada udzur. Seperti yang dipaparkan di dalam Al Qur`an:

�م,وا ت أ �م� ث �فج�ر� ال م�ن� ود� س� األ �ط� ي �خ ال م�ن� ض� �ي ب األ �ط� �خي ال �م� ك ل �ن ي ب ت ي �ى حت �وا ب ر واش� �وا �ل وك�ل� �ي الل �لى إ ام  الص�ي

 

… dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam… 

  Jikalau seandainya ada sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, kemudian terkena air ludah tanpa bermaksud mengkonsumsi sisa-sisa makanan yang ada, puasa tidak batal, dengan syarat apabila saat itu sulit untuk memisahkan mana air ludah dan mana sisa-sisa makanan yang terkonsumsi. Ketika itu diberikan dispensasi dan tidak dianggap menyengaja mengkonsumsinya.

Apabila ada yang makan dan minum karena lupa (tanpa sengaja), maka puasanya tidak batal. Berdasarkan hadits dari Abi Hurairah Ra.

ل ك فأ س�ي ن �ذا إ قال �م ل وس �ه� ي عل �ه� الل صل�ى ��ي �ب الن عن� �ه� عن �ه� الل ض�ي ر ة �ر ي ه�ر �ي ب أ عن�

قاه� وس �ه� الل ط�عمه� أ �ما �ن فإ صو�مه� �م� �ت �ي فل ر�ب وش

Dari Abu Hurairah Radliallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Jika seseorang lupa lalu dia makan dan minum (ketika sedang berpuasa) maka hendaklah dia meneruskan puasanya karena hal itu berarti Allah telah memberinya makan dan minum” (HR. Bukhari). 

2. Memasukkan sesuatu benda ke dalam rongga tubuh melalui lobang yang terbuka.

Benda yang dimaksud adalah setiap benda yang bisa ditangkap oleh indra manusia normal, besar ataupun kecil, meskipun sesuatu yang biasanya tidak dimakan, seperti benang dan jarum.

Rongga yang dimaksud adalah: bagian otak dan semua bagian organ tubuh yang berada setelah kerongkongan sampai kepada lambung dan usus-usus. Beda halnya dengan sesuatu yang masuk ke dalam rongga tidak melalui lobang yang terbuka, seperti melalui pori-pori, dll.

Lobang yang terbuka adalah: mulut, kedua lobang hidung, kedua lobang telinga, qubul (kemaluan), dubur (anus), dll. 

34

Page 35: Fiqih Ibadah Sity

Syarat sesuatu yang dimasukkan itu bias membatalkan puasa adalah, apabila dimasukkan dengan sengaja, bukan karena terpaksa/tidak bisa dihindari, seperti halnya debu atau lalat yang masuk tanpa disadari.

Jikalau ada yang memasukkan sesuatu dari lobang-lobang yang terbuka dengan sengaja dan tanpa paksaan dari orang lain, maka puasanya batal. Ia wajib mengganti (qadha`) puasa di hari lain di luar bulan Ramadhan.

Jikalau ada yang memakai obat tetes mata, puasanya tidak batal, meskipun ia merasakan adanya rasa pahit dan semisalnya di dalam rongga. Karena tempat masuknya adalah mata, bukan lobang yang terbuka.

Jikalau ada yang diinjeksi (suntik) saat berpuasa, puasanya tidak batal, karena suntik tidak dimasukkan pada lobang terbuka, tapi di tempat yang memang tidak ada lobang yang menyalurkan ke dalam rongga, yaitu kulit.

Air ludah selama masih berada di dalam mulut meskipun tertelan kembali, tidak menyebabkan batal puasa. Karena hal tersebut sulit untuk menghindarinya bagi setiap orang yang masih hidup. Tetapi Jikalau air ludah sudah dikeluarkan dari mulut, kemudian ditelan kembali, maka puasanya batal. Begitu juga ketika air ludah yang masih ada di dalam mulut tetapi sudah bercampur dengan najis dan tertelan, seperti ada orang yang gusinya berdarah dan ia tidak mencucinya atau meludahkannya, maka puasanya batal.

Seseorang yang berwudhu` boleh untuk berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidungnya di siang hari, akan tetapi tidak boleh sampai ke pangkal hidung, apalagi masuk ke dalam. Jikalau Ia memasukkan air sampai ke pangkal hidung dan air masuk ke dalam atau berkumur-kumur sehingga air masuk ke dalam kerongkongan, puasanya batal.

Jikalau ada orang yang menyuntikkan sesuatu melalui dubur (anus), kadarnya sedikit atapun banyak, maka itu membatalkan puasanya. Karena ia telah memasukkan suatu benda ke dalam lobang yang terbuka dengan sengaja, meskipun zat yang dimasukkan tidak sampai ke usus dan lambung. 

Jikalau ada perempuan yang meneteskan sesuatu ke dalam lobang air seni atau kemaluannya meskipun tidak sampai ke kantong kemih, maka puasanya batal, karena Ia telah memasukkan suatu benda ke dalam lobang yang terbuka dengan sengaja.Termasuk meskipun ia cuma memasukkan jari tangan ke dalam lobang kemaluannya.

3. Muntah disengaja.

Jikalau seseorang memasukkan tangannya atau memasukkan sesuatu ke dalam kerongkongannya yang menyebabkan ia merasa mual dan muntah, maka puasanya batal. 

Jikalau tidak disengaja, tapi ia tidak sanggup menahan muntah; karena pusing, karena kecapean, karena bau yang tidak menyenangkan, karena perjalanan, dll..maka puasanya tidak batal.

35

Page 36: Fiqih Ibadah Sity

}:( : وسلم عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر قال قال عنه تعالى الله رضي ة �ر ي ه�ر �ي ب أ عن�

ء� �قي� ال عه� �ذر قاء  من ت اس� ومن� �ه�، ي عل قضاء �قضاء�  فال ال �ه� ي فعل  

“Orang-orang yang tidak sanggup menahan muntahan, maka ia tidak wajib mengqadha puasanya dan orang –orang yang sengaja menyebabkant muntah, maka ia mesti mengqadha puasanya.”

Karena muntahan kalau sudah naik dari lambung, maka ia akan turun naik di dalam rongga, atau ada bagian dari muntahan yang kembali ke dalam lambung. Itu artinya ada benda yang masuk ke dalam rongga melalui lobang yang terbuka.

Jikalaupun muntahan keluar semuanya tidak ada lagi yang masuk kembali, maka puasanya tetap batal sebagaimana yang dijelaskan oleh hadits. 

4. Berhubungan badan suami-istri dengan sengaja.

Berhubungan badan suami istri pada siang hari membatalkan puasa, meskipun pergaulan itu tidak menyebabkan keluarnya sperma. Kepada pasangan suami-istri dibolehkan melakukannya di malam hari, tanpa berpengaruh terhadap puasa mereka selama dilakukan sampai sebelum terbit fajar. Sebagaimana yang dijelaskan oleh ayat:

�م� �ك ائ �س ن �لى إ فث� الر� � ام الص�ي ة �ل ي ل �م� ك ل �ح�ل� أ

“Dihalalkan bagi kalian pada malam hari berpuasa untuk bergaul dengan istri-istri kalian”.

Para ahli tafsir mengartikan kalimat rafats di dalam ayat dengan jima` (pergaulan suami istri) Di dalam ayat yang sama dijelaskan:

وه�ن�   ر� اش� ب ن فاآل�

“Maka sekarang gaulilah mereka (istri-istri kalian)”

Di dalam ayat yang sama juga dijelaskan:

اج�د�   �مس ال ف�ي �ف�ون عاك �م� �ت ن وأ وه�ن� ر� اش� �ب ت وال �ل� �ي الل �لى إ ام الص�ي �م,وا ت أ �م� ث

“Kemudian sempurnakanlah puasa kalian sampai malam dan jangan kalian gauli mereka di saat kalian sedang beri`tikaf di  masjid-masjid”

Mubasyarah bermakna: bergaul suami-istri.

Berdasarkan penjelasan ayat maka dipahami bahwa bergaul suami-istri secara hubungan badan (seksual) membatalkan puasa. Jikalau bermesraan dengan istri tidak pada kemaluan

36

Page 37: Fiqih Ibadah Sity

(hubungan seks) atau sekedar mencumbui istri tapi menyebabkan keluar sperma, maka puasanya batal. Tetapi jikalau tidak menyebabkan keluar sperma, maka puasa mereka tidak batal.

Adapun orang-orang-orang yang masih dalam keadaan junub sampai masuknya waktu fajar; karena malam hari melakukan hubungan suami-istri atau malamnya mimpi basah, maka puasa mereka tidak batal. Mereka bisa mandi junub setelah fajar terbit dan menyempurnakan shaum mereka.

5. Istimna (berupaya mengeluarkan mani)

Yang dimaksud dengan istimna` adalah perbuatan yang sengaja mengeluarkan sperma tanpa melakukan hubungan badan. Seperti bercumbu, onani dengan tangan sendiri atau dengan tangan istri, atau dengan sentuhan pada kemaluan. Semua perbuatan itu membatalkan, karena ada upaya mengeluarkannya dengan sengaja.

Adapun jikalau sperma keluar bukan karena keinginan, seperti karena mimpi, berfantasi sesuatu yang indah atau melihat lawan jenis yang menarik, sehingga menyebabkan keluarnya sperma tanpa menyentuh kemaluan, maka puasanya tidak batal. Karena Ia tidak berupaya mengeluarkan sperma dengan sengaja secara langsung dari kemaluannya.

Adapun jikalau sekedar berciuman suami istri di saat berpuasa, tidak menyebabkan batalnya puasa. Hanya saja makruh hukumnya berciuman jikalau berciuman itu dapat membangkitkan syahwat, karena akan dapat menyebabkan seseorang sulit mengendalikan diri dan bisa membatalkan puasanya. Sebaiknya tidak melakukannya sama sekali di saat berpuasa.

�ه� - - ب �ر� إل� �م� ك ك م�ل أ ان وك Pم� صائ وه�و ر� اش� �ب وي �ل� �قب ي وسلم عليه الله صلى �ي, �ب الن ان " ك

“Nabi Saw mencium dan bermesraan (bukan pada kemaluan) dengan istri beliau di saat beliau sedang berpuasa dan beliau adalah orang yang paling kuat mengendalikan syahwat”

6. Haid dan nifas.

Jikalau seorang perempuan dari pagi hari dalam keadaan suci, kemudian di siang hari Ia mulai haid atau nifas, maka puasanya langsung batal. Ketika itu Ia mesti langsung membatalkan puasanya, karena Ia tidak lagi menjadi mukallaf untuk berpuasa. Dan ia justru berdosa jikalau menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa jikalau berniat berpuasa. Karena diantara syarat sahnya puasa adalah bersih dari haid dan nifas. 

Puasa yang dibatalkannya tadi wajib diqadha` (diganti) di luar bulan Ramadhan, sedangkan shalatnya selama masa haid dan naifas tidak wajib di qadha`.

 7. Hilang akal dan murtad (keluar dari agama islam).

Apabila seseorang hilang akal, karena gila, dll. atau keluar dari agama islam di siang hari, maka puasanya batal. Karena mereka ketika itu tidak lagi dihitung sebagai ahli ibadah, tidak lagi

37

Page 38: Fiqih Ibadah Sity

sah pelaksanaan ibadah dari mereka, termasuk puasa. Karena syarat orang-orang yang dituntut untuk berpuasa adalah berakal dan beragama islam. Sedangkan kedua syarat itu; berakal dan dalam keadaan islam tidak terpenuhi oleh seorang yang gila dan seorang yang murtad.

Inilah hal-hal yang menyebabkan membatalkan puasa, yang mesti dihindari oleh seorang yang sedang berpuasa.

E. HIKMAH DAN KEUTAMAAN PUASA

Ada beberapa sasaran yang perlu dicapai oleh setiap mukmin yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, khususnya dalam konteks memikul amanah perjuangan menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai kebenaran Islam yang menjadi kewajiban setiap muslim.

1. MEMANTAPKAN AQIDAH YANG KUKUHTujuan utama puasa adalah mempersiapkan hati manusia untuk :

1. Bertaqwa.2. Lebih merasa sensitif.3. Melembutkan hati.4. Merasa takut kepada Allah.

Taqwa membangkitkan kesedaran dalam hati sehingga ia mahu menunaikan kewajiban.Taqwa juga menjaga hati seseorang sehingga ia tidak mahu merosakkan nilai-nilai ibadah puasa dengan maksiat meskipun hanya dengan getaran hati untuk berbuat maksiat.

Ketaqwaan kepada Allah swt merupakan bukti nyata dari kukuhnya aqidah seseorang dan oleh kerananyalah puasa ditaklifkan kepada siapa sahaja yang beriman kepada Allah swt agar keimanan itu dapat menjelma menjadi ketaqwaan yang sempurna.

Oleh yang demikian, taqwa menjadi puncak ketinggian rohani seorang muslim sehingga orang bertaqwalah yang berada pada tingkatan yang paling mulia di sisi Allah swt sebagaimana firman Allah swt :

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al Hujuraat :13)

Dalam konteks kehidupan masyarakat yang rosak, tujuan puasa ini menjadi sangat penting. Kukuhnya iman menjadi modal utama bagi manusia untuk dapat memperbaiki akhlaknya dan dari iman yang kukuh di dalam hati akan terwujud manusia yang berakhlak mulia. Oleh kerana itu, Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Zilalil Qur’an menyatakan :

“Apabila berlaku kerusakan pada suatu generasi manusia, maka untuk memperbaikinya bukan dengan memperketatkan hukuman terhadap mereka melainkan dengan jalan memperbaiki pendidikan dan hati mereka serta menghidupkan rasa taqwa di dalam hati mereka.”

2. MENGUATKAN JIWA

38

Page 39: Fiqih Ibadah Sity

Dalam pentas kehidupan, tidak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya lalu manusia itu menurut apa sahaja yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain.

Oleh yang demikian, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam ertikata berusaha untuk dapat mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuatkan kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.

Manakala dalam peperangan ini, apabila manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan berlaku kerana manusia yang kalah dalam peperangan melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia kepada kesesatan.

Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firmanNya :

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya.” (QS Al Jaathiyah :23)

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuatkan jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan yang demikian, manusia akan memperolehi darjat yang tinggi seumpama malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala doanya dikabulkan oleh Allah swt.Rasulullah saw bersabda :

“Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doa mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmizi)

3. MEMANTAPKAN HUBUNGAN DENGAN ALLAHSalah satu nilai tarbiyah dari ibadah puasa adalah usaha untuk memantapkan hubungan dengan Allah swt.

Ini adalah kerana setiap muslim yang berpuasa mestilah melaksanakannya kerana Allah dan dilakukan dengan ketentuan-ketentuan yang datang dari Allah swt. Sesuatu yang biasanya halal untuk dilakukan atau dinikmati, pada saat berpuasa, seorang muslim diharamkan oleh Allah swt dan ia tunduk sahaja kepada Pencipta meskipun ia boleh melakukannya atau memiliki sepenuhnya untuk dinikmati. Ini menunjukkan hubungan yang baik dengan Allah swt yang terjelma dalam bentuk kepatuhan kepadaNya dan untuk itu, seorang muslim mampu mengendalikan dan mengatasi tuntutan dari dalam dirinya yang bersifat fizikal seperti makan, minum dan keperluan seksual.

Terjalinnya hubungan yang rapat dengan Allah swt merupakan modal yang sangat penting bagi manusia, bahkan tidak hanya untuk memikul amanah perjuangan tapi juga untuk mampu menjalani kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya.

Hubungan manusia yang jauh dengan Allah swt akan hanya menimbulkan pelbagai persoalan dan permasalahan dalam kehidupan ini, sedangkan masalah yang timbul tidak mampu diatasi.

Padahal apabila manusia merasa dekat dengan Allah dan ia merasa sentiasa diawasi oleh Allah swt, niscaya ia tidak berani menyimpang dari ketentuanNya dan apabila penyimpangan itu sudah berlaku, iapun cepat-cepat mengakui kesalahannya hingga memiliki kesediaan untuk menjalani hukuman akibat kesalahan yang dilakukannya, bukan dalam senario yang bertentangan di mana walaupun ia sudah salah tapi masih lagi merasa tidak bersalah dan mencari

39

Page 40: Fiqih Ibadah Sity

seribu dalih untuk menghindarkan diri dari hukuman dan berusaha untuk menutup kesalahan yang telah dilakukannya.

4. MENGENALI NILAI KENIKMATANDalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada

manusia, namun ramai pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya.Dapat satu tidak terasa nikmat kerana menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat

kerana menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal jika manusia mahu memperhatikan dan merenungkan, apa yang diperolehinya

sebenarnya sudah sangat membanggakan kerana begitu ramai orang yang memperolehi sesuatu namun ianya tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita perolehi.

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh untuk memperhatikan dan merenungkan tentang kenikmatan yang sudah diperolehinya, tapi juga disuruh merasakan secara langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita.

Perkara ini sebenarnya dirasai kerana baru beberapa jam sahaja kita tidak makan dan minum, namun sudah benar-benar terasa penderitaan yang kita alami dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.

Di sinilah letak peri pentingnya ibadah puasa bagi mendidik kita untuk menyedari betapa tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita seterusnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan erti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil.

Rasa syukur memang akan membuatkan nikmat itu bertambah banyak, samada dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya.

Allah swt berfirman :“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim :7)

5. MEMANTAPKAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA MUSLIM

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilakukan oleh kaum muslimin secara serentak di seluruh dunia.

Kaum muslimin merasakan satu perkara yang sama, iaitu lapar dan dahaga dan sama-sama berjuang untuk mampu menahan dan mengendalikan diri dari melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh Allah swt meskipun peluang untuk itu sangat besar.

Nilai kebersamaan ini diharapkan mampu menghasilkan hubungan yang baik dengan sesama muslim.

Semangat kebersamaan merupakan modal yang sangat berharga bagi usaha perjuangan di jalan Allah swt, apalagi Dia amat mencintai orang yang berjuang secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik.Firman Allah swt :

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.”(QS As Shaff : 4)

40

Page 41: Fiqih Ibadah Sity

Salah satu ladang dakwah dan perjuangan yang perlu mendapat perhatian besar dari seluruh komponen kaum muslimin adalah masjid-masjid yang sudah dibangunkan dengan bagus dan tersergam indah dengan pengeluaran dana yang besar, namun keadaan pemakmurannya belum begitu rancak berbanding dengan kemegahan fizikal bangunannya.

Untuk dapat memakmurkan masjid sehingga berfungsi sebagai pusat pembangunan masyarakat Islam, diperlukan kebersamaan antara sesama umat Islam, samada sebagai pengurus pentadbiran masjid ataupun ahli jamaah biasa.

Oleh itu, perlu terjalin kerjasama yang harmoni antara pengurus pentadbiran masjid dengan ahli jamaahnya, bahkan perlu terjalin pula kerjasama antara sebuah masjid dengan masjid yang lain, bukan hanya sesebuah masjid itu berjalan sendiri dengan segala persoalan yang dihadapinya.

6. MENGINGATI DAN MERASAKAN PENDERITAAN ORANG LAIN

Merasai lapar dan dahaga juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasai oleh orang lain.

Ini adalah kerana pengalaman lapar dan dahaga yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah bila akan berakhir.

Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa kebersamaan kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum dapat diatasi seperti penderitaan saudara-saudara kita di Palestin, Syria, Myanmar, Chechnya, Iraq dan lain-lain.

Oleh kerana itu, sebagai simbol dari rasa kebersamaan itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita dapat mengatasi permasaalahan-permasaalahan umat yang menderita.

Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya.

Allah swt berfirman : “Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At Taubah :103)

7. MEMANTAPKAN JIWA KETABAHANPerjuangan dalam bidang apapun, ketabahan jiwa merupakan sesuatu yang sangat dituntut 

pada diri para pejuang.Demikian pula dengan perjuangan Islam dengan segala dimensinya yang luas. Namun kita

perlu sedari bahwa ketabahan tidak muncul dengan sendirinya, bahkan setiap orang masing-masing perlu memperolehi kefahaman dan mendapatkan latihan bagi memiliki ketabahan.

Ibadah puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang memberikan pendidikan dan latihan untuk memiliki ketabahan sehingga seorang muslim yang telah berpuasa semestinya menjadi orang yang memiliki daya tahan yang kuat dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah swt meskipun dalam keadaan yang sukar seperti lapar dan dahaga.

41

Page 42: Fiqih Ibadah Sity

Oleh kerana itu, ketika situasi menjadi begitu genting dalam perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah saw, khususnya sesudah wafatnya Khadijah ra, seorang isteri dan pendukung perjuangan serta wafat pula Abu Talib yang sering memberikan perlindungan kepada Nabi dari gangguan orang-orang kafir, maka Allah swt menegaskan kepada Nabi Muhammad saw untuk bertahan dan meneruskan perjuangan, walauapapun yang berlaku.

Ini adalah kerana, jika kita berbicara tentang kesukaran, generasi terdahulu juga mengalami kesukaran, bahkan kesukaran yang lebih berat lagi sehingga Nabi Muhammad saw diperintah bersama para sahabatnya agar jangan memiliki sikap atau perasaan yang berlebihan dalam ertikata merasa sangat sukar dalam perjuangan yang dilalui oleh mereka.

Allah swt berfirman :“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang-orang yang bertaubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Hud :112)

Dengan yang demikian, ibadah Ramadhan pada tahun ini sepatutnya menjadi momentum yang sangat penting untuk memperbaiki keadaan peribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa menuju ridha Allah swt.

Ramadhan sudahpun memasuki hari-hari sepuluh yang terakhir dan tidak lama lagi akan berakhir.

Rasanya belum banyak yang dapat kita lakukan untuk memaksimumkan bulan Ramadhan bagi peningkatan ketaqwaan kita, namun walauapapun, Ramadhan tetap akan berakhir dan kita berharap semoga Ramadhan yang akan datang dapat kita jumpai lagi dengan tekad untuk dapat mengisinya dengan sesuatu yang lebih baik.

Kita juga berharap semoga dengan berakhirnya Ramadhan, kita akan kembali kepada fitrah atau kesucian diri kita masing-masing sebagaimana bayi yang baru dilahirkan iaitu dalam keadaan tidak berdosa dan memiliki tauhid yang mantap. Allah swt memang telah menjanjikan sedemikian melalui sabda Rasul-Nya saw :

“Allah swt mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan solat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan solat malam dengan mengharap pahala (keridhaan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.“ (HR Ahmad).

Apabila kita telah kembali kepada fitrah dalam ertikata terhapusnya dosa-dosa dan bersih tauhid kita dari segala bentuk kemusyrikan, maka kita termasuk orang-orang yang berjaya dalam menunaikan ibadah Ramadhan tahun ini.

Kejayaan ibadah Ramadhan dalam bentuk terhapusnya dosa-dosa merupakan sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh pancaindera kita, namun kesan yang konkrit dan nyata yang menjadi kayu pengukur kejayaan ibadah Ramadhan dapat dinilai apabila kita mampu memenuhi sasaran-sasaran yang telah dihuraikan sebelum ini yang akan meningkatkan pengertian sebenar penghambaan kita kepada kepada Allah swt.

Ya Allah, jadikanlah puasa kami benar-benar memberi kekuatan untuk kami meningkatkan rasa penghambaan kami kepadaMu. Terimalah puasa kami dan amal-amal soleh kami di bulan Ramadhan ini sehingga ianya akan menjadi kegembiraan kami apabila bertemu denganMu di akhirat kelak.

42

Page 43: Fiqih Ibadah Sity

BAB V HAJI DAN UMRAH

A.PENGERTIAN HAJI DAN UMRAHAsal mula arti haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu” atau

“menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah. Adapun umrah menurut bahasa bermakna ziarah. Sedangkan menurut syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut

. B. SYARAT SAH HAJI

1. Syarat-Syarat Melakukan HajiAdapun syarat-syarat wajib melakukan ibadah haji dan umrah adalah:

a) islamBeragama Islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang akan melaksanakan ibadah haji

dan umrah. Karena itu orang-orang kafir tidak mempunyai kewajiban haji dan umrah. Demikian pula orang yang murtad.

b) BalighAnak kecil tidak wajib haji dan umrah. Sebagaimana dikatakan oleh nabi Muhammad SAW:

yang artinya “Kalam dibebaskan dari mencatat atas anak kecil sampai ia menjadi baligh, orang tidur sampai ia bangun, dan orang yang gila sampai ia sembuh.

c).BerakalOrang yang tidak berakal, seperti orang gila, orang tolol juga tidak wajib haji

d) Merdeka Budak tidak wajib melakukan ibadah haji karena ia bertugas melakukan kewajiban yang dibebankan oleh tuannya. Padahal menunaikan ibadah haji memerlukan waktu. Disamping itu budak itu termasuk orang yang tidak mampu dari segi biaya, waktu dan lain-lain.

e) Kemampuan(Isthitho’ah)

43

Page 44: Fiqih Ibadah Sity

Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam hal kendaraan, bekal, pengongkosan, dan keamanan di dalam perjalanan. Demikian pula kesehatan badan tentu saja bagi mereka yang dekat dengan makkah dan tempat-tempat sekitarnya yang bersangkut paut dengan ibadah haji dan umrah, masalah kendaraan tidak menjadi soal. Dengan berjalan kaki pun bisa dilakukan.Pengertian mampu, istitha’ah atau juga as-sabil (jalan, perjalanan), luas sekali, mencakup juga kemampuan untuk duduk di atas kendaraan, adanya minyak atau bahan bakar untuk kendaraan.

Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ad-Daru Quthni Anar ra. Terdapat percakapan sebagai berikut: yang artinya Rasulullah SAW ditanya: Apa yang dimaksud jalan (as-sabil, mampu melakukan perjalanan) itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: Yaitu bekal dan kendaraan

Sedangkan yang dimaksud bekal dalam Fat-Hul Qorib disebutkan: Dan diisyaratkan tentang bekal untuk pergi haji (sarana dan prasarananya) hal mana telah tersebut di atas tadi, hendaklah sudah (cukup) melebihi dari (untuk membayar) hutangnya, dan dari (anggaran) pembiayaan orang-orang, dimana biaya hidupnya menjadi tanggung jawab orang yang hendak pergi haji tersebut. Selama masa keberangkatannya dan (hingga sampai) sekembalinya (di tanah airnya).

Dan juga diisyaratkan harus melebihi dari (biaya pengadaan) rumah tempat tinggalnya yang layak buat dirinya, dan (juga) melebihi dari (biaya pengadaan) seorang budak yang layak buat dirinya (baik rumah, dan budak disini, apabila benar-benar dibuktikan oleh orang tersebut).

C. WAJIB HAJI

Wajib haji dan umrah adalah ketentuan-ketentuan yang wajib dikerjakan dalam ibadah haji dan umrah tetapi jika tidak dikerjakan haji dan umrah tetap sah namun harus mambayar dam atau denda

Adapun Wajib-wajib haji adalah :

a. Ihram dari miqat Dalam melaksanakan ihram ada ketentuan kapan pakaian ihram itu dikenakan dan dari

tempat manakah ihram itu harus dimulai. Persoalan yang membicarakan tentang kapan dan dimana ihram tersebut dikenakan disebut miqat atau batas yaitu batas-batas peribadatan bagi ibadah haji dan atau umrah.

Macam-macam miqat menurut Fah-hul Qarib1. Miqat zamani (batas waktu) pada konteks (yang berkaitan) untuk memulai niat ibadah

haji, adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah dan 10 malam dari bulan dzilhijjah (hingga sampai malam hari raya qurban). Adapun (miqat zamani) pada konteks untuk niat melaksanakan “Umrah” maka sepanjang tahun itu, waktu untuk melaksanakan ihram umrah.

2. Miqat makany (batas yang berkaitan dengan tempat) untuk dimulainya niat haji bagi hak orang yang bermukim (menetap) di negeri makkah, ialah kota makkah itu sendiri. Baik orang itu penduduk asli makkah, atau orang perantauan. Adapun bagi orang yang tidak menetap di negeri makkah, maka:

- Orang yang (datang) dari arah kota Madinah as-syarifah, maka miqatnya ialah berada di (daerah) “Dzul Halifah”

44

Page 45: Fiqih Ibadah Sity

- Orang yang (datang) dari arah negeri Syam (syiria), Mesir dan Maghribi, maka miqatnya ialah di (daerah) “Juhfah”

- Orang yang (datang) dari arah Thihamatil Yaman, maka miqatnya berada di daerah “Yulamlam”.o Orang yang (datang) dari arah daerah dataran tinggi Hijaz dan daerah dataran tinggi Yaman, maka miqatnya ialah berada di bukit “Qaarn”.

- Orang yang (datang) dari arah negeri Masyrik, maka miqatnya berada di desa “Dzatu “Irq”.

b. Melempar JumrahWajib haji yang ketiga adalah melempar jumrah “Aqabah”, yang dilaksanakan pada

tanggal 10 Dzulhijjah, sesudah bermalam di Mudzalifah. Jumrah sendiri artinya bata kecil atau kerikil, yaitu kerikil yang dipergunakan untuk melempar tugu yang ada di daerah Mina. Tugu yang ada di Mina itu ada tiga buah, yang dikenal dengan nama jamratul’Aqabah, Al-Wustha, dan ash-Shughra (yang kecil). Ketiga tugu ini menandai tepat berdirinya ‘Ifrit (iblis) ketika menggoda nabi Ibrahim sewaktu akan melaksanakan perintah menyembeliih putra tersayangnya Ismail a.s. di jabal-qurban semata-mata karena mentaati perintah Allah SWT

.Di antara ketiga tugu tersebut maka tugu jumratul ‘Aqabah atau sering juga disebut sebagai jumratul-kubra adalah tugu yang terbesar dan terpenting yang wajib untuk dilempari dengan tujuh buah kerikil pada tanggal 10 Dzulhijjah

c. Mabit di MudzalifahWajib haji yang kedua adalah bermalam (mabit) di mudzalifah pada malam tanggal 10

Dzulhijjah, sesudah menjalankan wuquf di Arafah.

d. Mabid di MinaWajib haji keempat adalah bermalam (mabid) di mina pada hari Tasyrik, yaitu pada

tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

e. Thawaf Wada’Thawaf Wada’ yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan Makkah

menuju tempat tinggalnya.

Sedangkan wajib umrah adalah sebagai berikut: Ihram dari tempat yang telah ditentukan (miqat makani). Sedang miqat zamaninya tidak

ditentukan karena ibadah umrah dapat dikerjakan sepanjang tahun. Menjauhkan diri dari segala yang diharamkan bagi orang yang sedang melaksanakan

umrah atau haji.D. TATA CARA HAJI DAN UMRAH

Sebelum masuk Mekah Calon haji keluar dari negeri nya, dan sebelum sampai di Mekah, rambu-rambu haji

pertama yang ia temui adalah ihram. Ihram berarti niat memasuki ibadah haji atau umrah, atau kedua duanya sekaligus, pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Waktu nya adalah selama musim haji, terhitiung sejak satu syawal hingga akhir 10 zullhijjah.

45

Page 46: Fiqih Ibadah Sity

Sebelum masuk ikhram berikut yang dilakukan :1. Mandi atau wudhu2. Sebelum ikhram, sebaiknya muhrim juga berhubungan badan dengan isterinya demi

mengurangi beban keterhalngannya selama masa tersebut.3. Memotong kuku4. Mencabut bulu ketiak5. Memakai izar (kain bawahan)6. Shalat dua rakaat7. Mengumandangkan talbiah

IhramIkhram dalam haji seperti takbiratul ikhram dalam shalat. Kedua nya sama-sama

mengharamkan apa yang sebelumnya mubah. Ketika seseorang telah berikhram, maka selama itu ia tidak boleh berbuat rafats, pasiq, berbantah-bantahan, bermusuhan dengan teman, maupun dalam melakukan apa saja yang biasa ia lakukan sebelum nya, seperti berhubungan dengan isterinya, memakai pakaian berjahit, sorban, sepatu, juga menutup kepla maupun wajah, memakai wangi-wangian, dan mencukur rambut maupun kumis dan jenggot.

Sesampai di MekahSesampai di mekah, ia di sunahkan untuk mandi. Jika sudah siang, ia di sunah kan masuk

lewat babul ma’la sambil menghadap kiblat dan bertalbiah hingga sampai ke Babusalam.

Tawaf Kemudian, mulai lah tawaf dari sisi kanan mu dari pintu yang terdekat, sementara kakbah

harus berada di sisi kiri mu (berlawanan arah putaran jarum jam). Sambil menggamit kain atasan di bawah ketiak kanan dan melempar kedua ujung nya kesisi kiri, berjalan cepat-cepat pada tiga putaran pertama sambil menggoyang goyang kan kedua pundak nya seolah –olah ia berjalan dengan lagak dan gaya yang indah.

Sa’i antara Shafa dan MarwaSetelah itu, pergi ke shafa dan marwa. Mula-mula naik keatas bukit shfa dan memandang

baitullah, seraya memekikkan tahlil, takbir, dan shalawat pada nabi. Lalu berdoa sesuai keinginan nya sambil mengangkat kedua tangan lebar-lebar. Setelah itu turun ke marwa dengan berjalan seperti biasa.

Menetap di Mekkah setelah Sa’iKemudian tinggal lah di Mekah, tetap dalam keadaan ikhram. Selama tinggal di mekah

tawaf lah di setiap waktu, sebab hal itu lebih baik dari pada shalat tahyatul masjid bagi warga non-makki.

Hari TarwiyahTanggal 8 zulhijjah disebut juga hari tarwiyah. Disebut demikian karena pada hari

tertsebut Ibrahim melakukan pemikiran mendalam (tarwiyah) untuk mengkaji apkah mimpi penyembelihan Ismail benar-benar dari Allah ataukah dari setan.

46

Page 47: Fiqih Ibadah Sity

Bertolak dari ArafahKetika matahari terbenam, imam bertolak membubar kan diri bersama orang-orang dari

arafah menuju musdalifah dengan pelan-pelan, mengingat kerumunan jemaah yang sangat padat.

Mabit di MinaKetika fajar merekah dan sebelu matahari terbit, imam bersama rombongan bertolak

menuju Mina dan bermalam (mabit) di sana kemudian melempar jamrah.

Penyembelihan hewan kurban dan mencukur rambutSetelah melempar jumrah, orang yang ikhram dengan niiat haji saja bisa langsung

menyembelih domba dan membagi-bagikan dagingnya pada fakir miskin.

Pergi ke MekahSeusai melempar jamrah, menyembelih hewan kurban,dan mencukur rambut di Mina.

Kembali ke MinaBegitu selesai melakukan tawaf ziarah, kembalilah ke Mina untuk mabit (bermalam) di

sana.

Kembali ke Mekah setelah mabit di MinaE. MIQAT HAJI

Terbagi dua yaitu:1. Miqat zamani

Miqat zamani haji adalah bulan syawal, zulkaedah, dan 10 hari pertama bulan zulhijjah.

2. Miqat makaniDalam konteks miqat makani, jamaah haji terbagi antara makki dan non-makki. Adapun miqat makani yang di tetap kan syara’ ada 5, yaitu sebagai berikut.1. Dzul hulaifah 2. Juhfah 3. Yalamlam4. Qarn al manazil5. Dzatu ‘Irq

F. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN HAJIDiadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal

Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 503 -- 504.Ibadah haji bisa batal disebabkan oleh salah satu dari kedua hal berikut:

a. Jima’, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah ’aqabahAdapun jima’ yang dilakukan pasca melontar jamrah ’aqabah dan sebelum thawaf ifadhah, maka tidak dapat membatalkan ibadah haji, sekalipun yang bersangkutan berdosa. Namun sebagian di antara mereka berpandapat bahwa ibadah haji tidak bisa dianggap batal karena melakukan jima’, sebab belum didapati dalil yang menegaskan kesimpulan ini.

47

Page 48: Fiqih Ibadah Sity

b. Meninggalkan salah satu rukun haji.Manakala ibadah haji kita batal disebabkan oleh salah satu dari dua sebab ini, maka pada tahun berikutnya masih diwajibkan menunaikan ibadah haji, bila mampu.

G. HIKMAH DAN KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAHPertama, menyaksikan tempat kelahiran nabi Muhammad saw dan mengetahui tempat-

tempat kehidupan beliau yang di berkahi, memanjakan mata dengan melihat masjidil haram dan kakbah sambil mengenang gambaran jihad perjungan Rasulullah.Kedua

saat menyaksikan mekah dan kakbah jamaah haji akan teringat kepada keberjahan al-khalil Ibrahim dan putra ntya, Ismail serta ibundanya.

Ketigaibadah haji mengandung unsur penunjukan status kehambaan dan kesahajaan dengan merendah kan diri di hadapan sang Maha pencipta.

Empatdi dalam ibadah haji terpapar jelas persamaan seislam dalam wujud yang paling signifikan dan makna yang paling agung.

Limahaji memenuhi kebutuhan seorang muslim setelah ibadah-ibadah shalat yang ia tunaikan setiap harinya, setelah bulan Ramadan yang ia puasai setiap tahunnya, dan setelah ibadah zakat yang ia tunaikan setelah sempurna nishab nya.

Enamhaji menyirat kan sebuah kekuatan efektif bagi kesatuan suara umat islam dari segala penjuru dunia, dan sebuah pemandangan indah dan menawan.

Tujuhdi dalam pawai akbar yang menyatukan masa untuk menunaikan satu kewajinban ini, kaum muslimin menyatukan segala bentuk kemaslahatan dan berbagi nasihat

48

Page 49: Fiqih Ibadah Sity

DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Pedoman Haji, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1999.

Asy-Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazy, Fath-Hul Qarib, Al-Hidayah, Surabaya, 1991.

Drs. H. Amir Abyan, MA DKK. Fiqih. PT. Karya Putra Semarang. 1997

Muhammad Azzam, Abdul Azis. Fiqh Ibadah. Amzah.Jakarta, 2013.

Pasha, Mustafa Kamal, Fikih Islam, Citra Karsa Mandiri, Yogyakarta, 2003.

49

Page 50: Fiqih Ibadah Sity

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

BAB 1 Thaharah

a. DefinisiHikmah

b. Pembagian Najis dan Macam-macamnya

c. Cara Mensucikan Najis

d. Wudhu dan Tata cara Wudhu serta yang membatalka

e. Tayamum dan Tata cara Tayamum serta yang membatalkan

f. Haid, Nifas, Hamil dan Radha’ah (menyusui)

g. Mandi Jinabah

BAB II SHALAT

a. Definisi Sholat

b. Rukun Sholat

c. Sholat-sholat Sunnah

d. Sunnah Sholat

e. Yang Membatalkan sholat

f. Waktu-waktu Sholat

g. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan sholat

50

Page 51: Fiqih Ibadah Sity

h. Hikmah dan Keutamaan Sholat

i. Tata Cara Sholat Janazah

BAB III ZAKAT

a. Definisi Zakat dan Sedekah

b. Macam-macam Zakat.

c. Yang berhak menerima Zakat

d. Tata cara Haul dan Nisab

e. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Masalah Zakat.

f. Hikmah dan Keutamaan Zakat

g. Kekuatan Sedekah

BAB IV PUASA

a. Definisi Puasa

b. Penetapan Awal dan Akhir Puasa

c. Puasa-puasa sunnah

d. Sunnah-sunnah puasa

e. Hal –hal yang membatalkan puasa

f. Hikmah dan Keutamaan Puasa.

g. Kekuatan Puasa

BAB V HAJI DAN UMRAH

a. Definisi Haji dan Umrah

b. Syarat Sah Haji

c. Wajib Haji

d. Tata cara Haji dan umrah

e. Miqat Haji

f. Hal –hal yang membatalkan Haji

g. Hikmah dan Keutamaan Haji dan umrah

DAFTAR PUSTAKA

51

Page 52: Fiqih Ibadah Sity

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kita semua, dan tidak lupa shalawat beriringan salam kita hanturkan kepada

Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas paper pada mata

kuliah ”Fiqih Ibadah” ini tepat waktu.

Makalah dengan judul “ FIQIH IBADAH” ini. Makalah ini merupakan laporan yang

dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan di sebabkan oleh

kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dan tenaga penulis. Dengaan

kerendahan hati, kami memohon maaf. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua, khususnya bagi pembaca sekalian dan penulis sendiri.

52

Page 53: Fiqih Ibadah Sity

Pekanbaru, 10 SEPTEMBER 2014

Penulis

TUGAS PAPER

MATA KULIAH FIQIH IBADAH

DOSEN PEMBIMBING : Dr.H. DAHARMI ASTUTI,Lc,M.Ag.

DI SUSUN OLEH :

53

Page 54: Fiqih Ibadah Sity

SITI MULYANI : 132410122KELAS : 3A

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2014

54