financial modul treasury
DESCRIPTION
treasuryTRANSCRIPT
FINANCIAL MODUL TREASURY
TREASURY
Treasury berasal dari kata “trasure” atau harta/kekayaan/aset. Bila
diakitkan dengan dengan perbankan, maka treasury dalam aktifitas bank adalah
tempat pengelolaan aset bank dalam bentuk penanaman dana dengan
memperhitungkan sumber dana (liabilitas/kewajiban).
Penempatan Dana(Aktiva/Aset) Sumber Dana(Passiva/Liabilitas)
- Kas (uang tunai)- Giro pada bank
Indonesia- Giro pada bank lain-
Sertifikat bank Indonesia (SBI)
- Penempatan pada bank lain
- Surat berharga (Obligasi)
- Kredit yang diberikan)
- Aktiva tetap
- Aktiva lain lain
- Simpanan Pihak ketiga(giro, tabungan
, deposito)- Pinjaman dari bank lain-
Surat berharga yang diterbitkan
- Modal
Kata likuiditas berasal dari kata “likuid” artinya cair sehingga likuidas
berarti tingkat kecairan. Dalam terminologi bank, khususnya dalam hal treasury
adalah tingkat kecairan/kemudahan dari aset yang dimiliki bank (kas, SBI, surat
berharga, kredit, aset lainnya) dan/atau kemampuan menghimpun dana untuk
memenuhi kebutuhan bisnis dan kewajiban kepada pihak ketiga yang jatuh tempo.
Fungsi dan Aktivitas Treasury
Fungsi unit kerja bidang treasury adalah bertanggung jawab dalam pengelolaan
likuiditas bank, manajemen aset liabilitas dan sekaligus sebagai unit yang mencari
keuntungan (profit center). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Manajemen likuiditas yaitu bertanggung jawab dalam memastikan bahwa
bank selalu dalam kondisi likuid dimana dana selalu tersedia untuk:
Membayar kewajiban yang jatuh tempo kepada pihak ketiga
Memenuhi kebutuhan bisnis termasuk pencairan kredit dan atau
membayar biaya operasional
2. Manajemen Aset Liability, sebagai mana diketahui bahwa bank berfungsi
menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit.
Bank memperoleh keuntungan dari selisih pendapatan bunga dari
penempatan dana (aset) dan biaya bunga atas liability/kewajiban bank.
Dalam melaksanakan aktivitas tersebut maka terdapat kemungkinan
gap/mismatch (perbedaan). Manajemen Aset Liability menjadi tanggung
jawab Asset and Liability Commitee Atau disingkat (ALCO) yang
biasanya melakukan rapat minimal 1 bulan sekali atau disesuaikan dengan
kebutuhan/situasi bank. Materi yang dibahas dalam ALCO umumnya
adalah:
Perkembangan ekonomi, suku bunga dan kurs untuk mengantisipasi
pengaruh eksternal terhadap kondisi bank
Manajemen Gap : likuiditas dan suku bunga
Manajemen valuta asing
Manajemen portfolio investasi
Penetapan suku bunga kredit dan simpanan
3. Komersial atau profit center, yaitu: sebagai unit bisnis yang mencari
keuntungan berupa:
Fee based dari transaksi jual beli valuta asing
Pendapatan bunga (interest income) dari transaksi pinjam meminjam
uang dengan pelaku pasar uang lainnya.
Aktivitas treasury sebagai profit center dapat digolongkan dalam 2 aktivitas,
sebagai berikut:
1. Trading (perdagangan), yaitu transaksi valuta asing dan suku bunga
atau turunannya dengan Bank/Lembaga keuangan yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan dalam jangka pendek
Direktur Utama
Direktur Treasury Direktur Management Resiko
Trasury Operation/ Settlement
Market Riks Management
Treasury/ Dealing Room
Direktur Operasi
2. Sales (penjualan), yaitu transaksi valuta asing dan suku bunga atau
turunannya dengan nasabah perorangan, badan usaha ataupun lembaga
keuangan non bank yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
berupa selisih (spread) antara nilai penjualan dan nilai pembelian.
Secara umum, dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, unit kerja treasury
melakukan berbagai aktivitas, sebagai berikut:
1. Monitoring poisisi likuiditas awal
2. Memperkirakan kebutuhan likuiditas (potential outflow / inflow)
dari transaksi pasar uang perkreditan, dan dana pihak ketiga.
3. Melakukan transaksi meminjam dana atau menempatkan dana sesuai
dengan strategi dan limit yang telah ditentukan (likuiditas dan profit)
4. Monitoring perkembangan suku bunga dan pasar uang serta
mengusulkan langkah-langkah yang diperlukan.
Struktur Organisasi Treasury
Dalam rangka pemisahan tugas (segregation of duty) untuk memitigasi
risiko, idealnya dalam pengelolaan treasury terdapat beberapa unit kerja yang
terpisah, yaitu antara: front office (dealing room), middle office (risk
management) dan back office (treasury operation), serta suatu komite yang
dinamakan Assets Liability Commitee (komite ALCO).
Penjelasan Mengenai Struktur Organisasi Treasury :
1. Treasury/Dealing Room, merupakan unit kerja front line yang melakukan
transaksi instrument treasury atau yang melakukan kontak langsung
dengan nasabah (conterparty). Unit ini dinamakan Dealing Room karena
biasanya ditempatkan dalam ruangan khusus untuk melaksanakan
transaksi (deal) dengan para pihak (conterparty). Unit kerja ini biasanya
berada dibawah direktur Treasury atau bagi bank yang tidak begitu besar
dapat dibawah langsung direktur utama atau direktur lainnya.
2. Treasury operation atau Treasury Settlement , merupakan unit kerja back
office yang melakukan proses penyelesaian pembayaran atau penerimaan
pembayaran adminsitrasi dan dokumentasi termasuk pembukuan transaksi.
3. Market Risk Management, merupakan unit kerja middle office yang
menjadi penengah antara front office dan back office. Unit kerja ini
biasanya menyusun kebijakan, prosedur dan limit serta termasuk
menetapkan model dalam menentukan limit (batasan) transaksi seperti
limit jumlah, limit waktu, limit kerugian yang ditoleransi.
4. ALCO atau Asset and Liability Commitee adalah komite yang
bertanggung jawab dalam menetapkan strategi dan kebijakan yang terkait
dengan penataan portfolio kedua sisi neraca baik termasuk rekening
administrative (off balance sheet) guna meminimalkan risiko likuiditas dan
mengoptimalkan pendapatan, termasuk menetapkan suku bunga kredit dan
atau simpanan pihak ketiga (giro, tabungan dan deposito). Komite ini
biasanya dipimpin oleh direktur utama atau direktur treasury, direktur
bisnis atau kredit, direktur keuangan, direktur manajemen risiko. Kepala
unit treasury biasanya bertindak sebagai sekertaris ALCO.
Cash Management
Cash Management merupakan suatu kumpulan kegiatan perencanaan,
perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu perusahaan agar
dapat beroperasi dengan lancar. Sub-sistem cash management memungkinkan
manajemen untuk menganalisis transaksi keuangan untuk suatu periode tertentu.
Cash management juga mengidentifikasi dan mencatat perkembangan masa depan
untuk tujuan penganggaran keuangan. Transaksi pembayaran perusahaan
dikelompokkan ke dalam kepemilikan kas, arus kas, dan arus kas keluar.
Cash management memberikan informasi mengenai sumber dan
penggunaan dana untuk mengamankan likuiditas agar memenuh ikewajiban
pembayaran pada saat jatuh tempo. Cash management juga memantau dan
mengendalikan arus pembayaran masuk dan keluar, dan memasok data yang
dibutuhkan untuk mengelola investasi pasar uang jangka pendek dan pinjaman.
Tergantung pada jangka waktu laporan,perbedaan dibuat antaraposisi kas,
manajemen kas jangka pendek dan menengah dan penganggaran keuangan jangka
panjang.
Komponen cash management memastikan bahwa semua informasi yang
relevan dengan likuiditas yang tersedia bagi manajemen untuk keperluan analisis,
menciptakan dasar bagi keputusan manajemen kas yang diperlukan. Jadi, cash
management merupakan upaya indentifikasi dan mencatat kebutuhan
pengembangan anggaran keuangan.
Perusahaan membutuhkan kas untuk membiayai operasi perusahaan,
misalnya membeli barang dan jasa, membayar gaji karyawan, membayar utang,
dan membayar dividen kepada pemilik (distribusi). Oleh karena itu, kas perlu
dikelola secara efektif untuk menjaga kesehatan perusahaan tersebut. Kas sangat
penting untuk menggerakan usaha perusahaan. Management cash yang efektif
meliputi pembuatan rencana yang baik untuk menjaga keseimbangan antara risiko
dan profitabilitas. Manajemen sering menghadapi dilema dalam pengelolaan kas.
Disatu sisi manajemen harus menghindari jumlah kas yang terlalu kecil dalam
perusahaan (likuiditas), agar dapat meminimumkan risiko insolvensi (risk of
insolvency), di sisi lain manajemen dituntut melakukan investasi.
Manajemen harus menghindarkan jumlah kas yang terlalu besar
(menganggur), sebab kas yang menganggur tidak akan memberikan kontribusi
keuntungan kepada perusahaan. Cash management didefinisikan sebagai
pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh terjadi
kegagalan pemakaian dan pengawasan terhadap posisi kas. Tujuan cash
management meliputi 2 hal, yaitu likuiditas dan penghasilan :
1. Likuiditas, artinya manajemen harus secara sadar menjaga agar perusahaan
selalu memiliki kemampuan membayar atau membiayai kegiatan
operasinya.
2. Penghasilan, artinya bahwa setiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan
untuk mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih besar dibandingkan
dengan kas yang dikeluarkan.
Di dalam cash management pada dasarnya meliputi kegiatan dalam:
1. Perencanaan kas
2. Pengendalian kas
3. Pengelolaan saldo kas
1. Perencanaan kas/Anggaran Kas
Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu
yang akan datang. Hal ini penting karena berkaitan dengan likuiditas
perusahaan, juga akan diketahui kapan perusahaan mengalami defisit dan
kapan surplus.
Budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian:
a. Estimasi penerimaan kas yang berasal dari:
hasil penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga dividen,
hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lain
b. Estimasi pengeluaran kas:
pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran upah
buruh, pembayaran bunga, dividen, pajak, dll.
Budget kas sangat penting bagi cash management karena:
a. Dapat memberi informasi tentang pola penerimaan dan pengeluaran kas
setiap periode operasi.
b. Untuk mengetahui adanya saldo kas atau defisit (kekurangan)
c. Untuk mengetahui besarnya kebutuhan dana untuk menutupi defisitDapat
diketahui saat-saat dana diinvestasikan bilal saldo kas relatif tinggi
d. Dapat diketahui kapan hutang akan dibayar
e. Dapat sebagai dasar permintaan kredit kepada kreditur
f. Dapat sebagai controlling posisi kas yang sedang berjalan
2. Pengendalian Kas
Menahan uang kas sebenarnya menanggung suatu biaya (cost). Dengan konsep
opportunity cost maka biaya menahan uang tunai adalah berupa laba yang
sebenarnya dapat diperoleh apabila dana tersebut digunakan untuk penggunaan
investasi.
Pengendalian uang tunai dan setengah tunai di dasarkan pada estimasi jangka
pendek atas kebutuhan uang tunai, estimasi ini akan menentukan kebutuhan
minimum dan maksimum akan uang tunai selama periode tertentu.
3. Pengelolaan kas
tujuan pengelolaan kas perusahaan antara lain untuk:
a. Menentukan jumlah dan alokasi dana untuk keperluan pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan dan kegiatan investasi
Perusahaan memiliki sumber daya keuangan yang terbatas oleh karena itu
sangat penting adanya suatu perencanaan dalam pengalokasian dana yang
dimiliki. Kegiatan pengalokasian ini sangat penting untuk memastikan
semua kegiatan operasional perusahaan dapat dibiayai, jika kemudian
setelah semua kegiatan telah dialokasikan dananya dan masih terdapat sisa
dana, maka sisa dana tersebut dapat dipergunakan untuk kegiatan investasi.
b. Mendapatkan sumber dana yang paling efisien untuk membiayai kegiatan-
kegiatan perusahaan
Jika perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk menutup semua
kegiatan operasionalnya maka diperlukan adanya pembiayaan. Pembiayaan
tersebut dapat berasal dari dalam dan luar perusahaan atau sumber-sumber
lain. Perusahaan perlu melakukan perhitungan yang cermat sumber
pembiayaannya sehingga biaya yang timbul atas pembiayaan tersebut dapat
ditekan seminimal mungkin.
c. Meminimalisasi kas menganggur (idle cash).
Setiap rupiah yang dimiliki oleh perusahaan harus dipergunakan sebaik
mungkin. Perusahaan selaku pengelola uang perusahaan selayaknya
menciptakan suatu system yang dapat meminimalkan terjadinya kas
menganggur. Hingga saat ini masih banyak uang perusahaan yang
menganggur. Bagi perusahaan, hal ini jelas tidak produktif. Uang tersebut
tidak memberikan return yang memadai bahkan sebaliknya menimbulkan
cost yang tinggi. Melalui penciptaan manajemen kas yang baik, dana yang
tidak memberikan return maksimal tersebut dapat diinvestasikan dan
dikelola secara profesional sehingga memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
d. Mempercepat penyetoran penerimaan perusahaan
Penerimaan perusahaan haruslah disetorkan dengan cepat, hal ini
dimaksudkan:
1) Agar dana yang bersumber dari penerimaan perusahaan tersebut dapat
segera masuk ke rekening kas umum perusahaan sehingga dapat segera
dipergunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan.
2) Minimalisasi kerugian perusahaan atas dana yang mengambang (float) di
bank.
e. Melakukan pembayaran atas pengeluaran perusahaan secara tepat waktu
Perusahaan perlu melakukan perhitungan yang cermat atas saat yang tepat
untuk melunasi kewajibannya.
TREASURY MANAGEMENT
Manajemen Pembedaharaan (Treasury Management) dalam sebuah entitas
keuangan merupakan penentu utama dalam strategi keuangan entitas dan
kebijakan keuangan yang memungkinkan entitas untuk menentukan
apakah bisnis untuk melakukan investasi, mengatur pendanaan yang sesuai
untuk segmen bisnis yang berbeda-beda, dan mengendalikan risiko dalam
organisasi.
Tergantung pada risiko bawaan (inherent risks) yang berlaku dalam
lingkungan saat ini di mana entitas beroperasi, treasury management
berusaha untuk menciptakan struktur modal yang memadai dari hutang
dan ekuitas untuk mendanai entitas, mendapatkan keseimbangan optimal
antara biaya dan risiko. Hal ini berarti kebutuhan untuk memastikan
bahwa setiap saat entitas memiliki likuiditas dan uang tunai untuk
memenuhi kewajiban finansialnya saat jatuh tempo, mengambil I
pendanaan dari kegiatan pasar modal ekuitas atau utang, pinjaman bank,
melalui kas sehari-hari manajemen dan investasi.
Proses treasury management bertanggung jawab untuk identifikasi risiko
yang terkait dengan kegiatan berbagai entitas dan untuk mengendalikan
risiko yang bisa mengikis kekuatan keuangan, menggunakan mitigasi dan
teknik hedging dan mendorong budaya praktek keuangan yang sehat.
Dalam treasury management dasarnya adalah semua tentang penanganan
persyaratan perbankan, dana untuk entitas dan mengelola risiko keuangan.
Oleh karena itu menggabungkan meningkatkan dan mengelola uang, mata
uang, komoditas dan suku bunga manajemen risiko dan transaksi, dan, di
beberapa entitas bidang terkait asuransi, pensiun, properti dan perpajakan.
Peran bendahara
Departemen bendaharaan berfokus untuk mengelola risiko keuangan
bisnis. Oleh karena itu, tugas bendahara adalah untuk memahami sifat dari
risiko ini, cara mereka berinteraksi dengan bisnis, dan untuk
meminimalkan atau untuk mengimbangi mereka. Dia harus membantu dan
memberikan saran dewan dalam kegiatan pengambilan keputusan nya,
berdasarkan pemahamannya tentang risiko. Untuk melakukan hal ini
secara efisien banyak bendahara lebih memilih untuk mengatur
departemen mereka di sekitar proses treasury. Metode ini sangat efisien
karena memungkinkan untuk fokus serta link ke fungsi yang sama di
wilayah geografis lainnya dari organisasi. Proses treasury disebutkan
umumnya terdiri dari perencanaan keuangan dan pelaporan, pendanaan,
manajemen risiko (FX dan pasar uang), manajemen kredit, dan cash
management.
Yang paling operasional dari proses ini adalah manajemen risiko dan
manajemen kas. Kedua proses ini membutuhkan sejumlah besar perhatian
terhadap detail, tetapi juga berbeda dalam satu aspek lainnya. Dari semua
proses yang disebutkan, kedua hal ini cenderung menjadi proses paling
'treasury independen’ . Sebagai bendahara tersebut memiliki peluang yang
signifikan baik dalam desain dan pelaksanaan proses. Mengingat
fleksibilitas dan sifat operasional dari proses itu adalah dalam kepentingan
terbaik dari Bendahara untuk membayar perhatian lebih pada desain dan
implementasi proses.
Treasury memainkan peran penting dalam mengelola risiko dan manfaat
baik di dalam maupun di luar organisasi. Sebagai fungsi berkaitan dengan
penyediaan dan penggunaan keuangan, Treasury biasanya menangani
koleksi, perbankan, modal kerja, pinjaman jangka pendek, manajemen
mata uang asing, penyediaan modal dan pasar uang investasi. Dalam dua
dekade terakhir, Treasury telah menjadi lebih terlibat dalam
mengidentifikasi resiko organisasi tidak terkendali dan lindung nilai di
pasar terbuka. Semakin, Treasury menjadi terlibat dalam penanganan
risiko operasional melalui mekanisme asuransi dan, di beberapa
perusahaan terkemuka, sistem manajemen risiko / imbalan yang layak.
Kegiatan Treasury terdiri dari:
1. Menetapkan Tujuan Keuangan Perusahaan - strategi, kebijakan,
pengukuran, alokasi internal yang modal, harga, pelaporan dan sistem.;
2. Manajemen Likuiditas - Fungsi treasury harus memastikan bahwa
perusahaan memiliki dana likuid yang cukup tersedia untuk memastikan
kelancaran operasi dan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
pendek dan pada saat jatuh tempo. Selain itu, treasury juga bertanggung
jawab untuk menginvestasikan dana surplus, manajemen arus kas,
pengendalian dana, modal kerja, pengiriman uang, hubungan perbankan
dan merampingkan aliran dana operasional;
3. Pembiayaan Pengelolaan - kebijakan, prosedur, jenis dana dan mekanisme
self-pendanaan.;
4. Exposure Management - exposure mata uang, internasional jaring /
pooling, pertukaran dealing, ekonomi moneter internasional, pasar
komoditas dan lindung nilai;
5. Corporate Finance - manajemen modal, masalah perpajakan, dana
pensiun, akuisisi bisnis dan pelepasan, pembiayaan proyek dan usaha
patungan.;
6. Struktur Treasury Perusahaan - dukungan sistem informasi, prosedur
pusat / daerah, manajemen cost-centre/profit-centre, manajemen aset,
kepatuhan, kepegawaian, pengendalian, sikap risiko, pencegahan
penipuan, evaluasi unit bisnis dan evaluasi kinerja Treasury.
7. Pembiayaan Pengelolaan: fungsi treasury memiliki sumber dan
mengamankan dana untuk kebutuhan bisnis
8. Manajemen Portofolio Utang: Fungsi treasury harus mengelola portofolio
utang yang muncul dari akumulasi transaksi pembiayaan individual
sehingga mencapai biaya yang dapat diterima dan profil risiko portofolio
dari waktu ke waktu
9. Manajemen Risiko:. Fungsi treasury harus memberikan saran dan
melaksanakan lindung nilai yang efektif dari risiko jenis treasury,
terutama, valuta asing, suku bunga dan risiko harga komoditas, serta risiko
likuiditas, kredit dan counterparty.
10. Bank, financial counterparty dan manajemen hubungan lembaga
pemeringkat.
Operasi Treasury
Sebuah operasi treasury khusus biasanya akan terlibat dalam kegiatan yang
berpusat di sekitar dealing, settlement, dan kontrol. Pengendalian bijaksana
menjaga nama baik bank sementara itu mengejar fungsi utamanya sebagai
penyedia dana untuk kedua investasi mata uang asing bank dan untuk bisnis
internasional mereka.
Fungsi Treasury dalam Bank Internasional
Sebuah fungsi treasury di bank internasional memusatkan perhatian dengan tiga
kegiatan utama:
1. Dealing (transaksi / perjanjian)
Treasury mempertahankan dan mengembangkan operasi dealing
nya,mengembang bisnisnya dan mengendalikan operasinya melintasi
berbagai instrumen - misalnya untuk masa depan, opsi, uang tunai, swap
dan perjanjian forward-rate. Ia memelihara dan mengembangkan
portofolio investasi dan berusaha untuk memanfaatkan surplus dana bank
untuk keuntungan terbaik untuk:
• kebutuhan dana hari demi hari
• Pendanaan investasi pada perusahaan asosiasi dan anak perusahaan
• Meningkatkan utang untuk memenuhi kebutuhan modal
2. Settlement (Penyelesaian)
Kantor penyelesaian bertanggung jawab untuk memproses
pembayaran, mengeluarkan konfirmasi, rekonsiliasi rekening, hak asuh
sekuritas, sistem, dan akuntansi dan statutory returns. Daerah ini
membersihkan dokumen setelah pembelian atau penjualan produk-produk
keuangan - investasi, pinjaman atau instrumen perdagangan mata uang.
Penjualan harus direkonsiliasi dalam back office bank, nasabah harus
membayar atau harus dibayar, sertifikat harus ditukar dan pembelian dan
penjualan harus direkonsiliasi. Ini adalah bagian penting dari operasi bank
dan membutuhkan manajer terampil untuk memastikan bahwa ada
kelancaran arus kertas untuk mendukung transaksi yang terjadi. Dealing
berat dalam setiap hari atau selama periode waktu yang dapat
menyebabkan kemacetan serius yang pada gilirannya, mempengaruhi
efisiensi dan bahkan reputasi lembaga. A kemajuan terbaru dalam
penyelesaian elektronik telah membuat proses lebih cepat dan lebih
efektif.
3. Pengendalian
Fungsi treasury mengambil tanggung jawab untuk memproduksi
suatu kebijakan dan prosedur yang mengatur cara untuk yang mana
perdagangan bank di berbagai instrumen dan tingkat di mana ia
diperdagangkan. Risiko yang berkaitan dengan batas kredit,
likuiditas, arus kas, suku bunga dan nilai tukar juga akan
dikendalikan oleh fungsi menggunakan sistem pemeriksaan dan
ulasan melalui audit dan pemeriksaan kembali perlu dilakukan oleh
masing-masing operasi transaksi dan penyelesaian.
Perhatian khusus harus diberikan pada kemungkinan aktivitas
penipuan,internal maupun oleh pihak ketiga, yang, dalam konteks
perdagangan bank sejumlah besar uang setiap hari, bisa memiliki
konsekuensi bencana bagi kelangsungan hidup institusi seperti
yang ditunjukkan oleh Peristiwa yang terjadi di Bank Kredit dan
Perdagangan Internasional dan pada Barings Bank.
Untuk tujuan menjaga persyaratan kecukupan modal bank, kantor
kontrol treasury akan terlibat dalam masalah modal dan pinjaman
yang berkaitan dengan manajemen neraca bank, fungsi penting
untuk kelangsungan hidup bank. Semua stok yang ada juga harus
dikelola dan ini akan dilakukan melalui seperangkat pedoman,
kebijakan dan prosedur. Fungsi Treasury sering perlu untuk
memimpin organisasi-organisasi mereka dalam memahami dan
mengelola risiko dan reward.
MARKET RISK MANAGEMENT
Risiko merupakan kerugian karena kejadian yang tidak diharapkan terjadi.
Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.
Sasaran dan tujuan pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk
mengurangi risiko yang mungkin akan muncul (ancaman) dan berkaitan
dengan bidang yang telah dipilih. Terpenting adalah harus dapat diterima
oleh masyarakat. Ancaman ini bisa disebabkan oleh berbagai elemen;
seperti teknologi, human error, lingkungan, politik maupun dari organisasi.
Manfaat Manajemen Risiko :
1. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap
keputusan.
2. Mampu memberikan arah bagi perusahaan dalam melihat pengaruh yang
mungkin timbul baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian
khususnya kerugian finansial.
4. Memungkinan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
5. Dengan adanya konsep manjemen risiko yang dirancang secara detail
maka perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara
berkelanjutan.
Tahapan Manajemen Risiko :
1. Identifikasi Risiko.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko.
3. Menempatkan ukuran-ukuran risiko.
4. Menempatkan alternatif.
5. Menganalisis setiap alternatif.
6. Memutuskan satu alternatif.
7. Melaksanakan alternatif yang dipilih.
8. Mengontrol alternatif terpilih.
9. Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih.
Tipe manajemen resiko :
1. Resiko Politik
Stabilitas politik suatu negara sangat penting bagi pembangunan negara
tersebut. Untuk menciptakan suatu stabilitas politik yang baik adalah
dengan cara membangun usaha yang sinergi antara masyarakat,
pemerintah dan dunia usaha.
2. Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain
dalam memenuhi kewajibannya kepada bank.
3. Risiko Pasar
Risiko pasar mencakup faktor risiko perubahan harga pasar dan risiko
likuiditas bank. Risiko variabel pasar timbul dari pergerakan variabel pasar
seperti suku bunga, nilai tukar, harga efek-efek, serta faktor-faktor pasar
lainnya yang dapat berpotensi merugikan arus pendapatan maupun
investasi portofolio Bank, sementara risiko likuiditas menyangkut
kemungkinan ketidakmampuan Bank dalam memenuhi kewajibannya saat
jatuh tempo. Sebagaimana dengan risiko kredit, risiko pasar dikelola
melalui kebijakan dan prosedur standar tertulis di seluruh tingkat
organisasi Bank. Tingkat risiko pasar diukur dengan prosedur-prosedur
standar.
4. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan antara lain oleh kurang
memadai atau tidak berfungsinya proses internal, faktor kesalahan atau
kelalaian manusia, kegagalan sistem, ‘fraud’, ataupun berbagai faktor
eksternal lainnya yang dapat berpengaruh negatif terhadap operasional
Bank. Risiko operasional dikelola dengan mengantisipasi serta
mengendalikan seluruh faktor yang berpotensi menimbulkan risiko
operasional, antara lain dengan memastikan bahwa setiap personil
memiliki kualifikasi dan telah terlatih untuk fungsi yang dilakukan,
seluruh aktivitas operasional dilakukan berdasarkan sistem dan prosedur
yang berlaku, dan tersedianya mekanisme ‘check and balance’ guna
mengurangi dampak risiko internal maupun eksternal.
5. Risiko Likuiditas
Merupakan risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari
aset likuid yang berkualitas tinggi yang dapat diagunkan tanpa menggangu
aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
6. Risiko Kepatuhan
Merupakan risiko akbiat bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku
seperti dalam aspek kecukupan modal, batas maksimum pemberian kredit,
posisi devisa netto, pencadangan kerugian aktiva produktif dan lain-lain,
termasuk aspek-aspek yang menyangkut aktivitas operasional serta ragam
dan kelengkapan produk dan jasa perbankan.
7. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah kemungkinan timbulnya tuntutan hukum atas Bank
akibat kerangka kerja hukum yang buruk, ketiadaan dokumen serta
perlindungan yang tidak memadai menyangkut aspek kewajiban secara
kontrak ataupun jumlah agunan. Risiko hukum dikelola dengan cara
memastikan bahwa seluruh aktivitas dan hubungan kerja Bank dengan
pihak ketiga telah didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat
melindungi kepentingan Bank dari segi hukum.
8. Risiko Strategis
Merupakan risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
9. Risiko Reputasi
Risiko reputasi timbul dari adanya publikasi ataupun persepsi publik yang
negatif tentang Bank, yang dapat berdampak langsung pada berkurangnya
jumlah nasabah ataupun pendapatan.
FUNDS MANAGEMENT
Mendukung pengelolaan proses pendanaan mulai dari anggaran hingga ke
pembayaran, termasuk memonitor pengeluaran, aktivitas, sumber daya, dan
pendapatan.
Funds Management membantu manajemen untuk set budget untuk
pendapatan dan pengeluaran.
Funds Management adalah manajemen profesional oleh manajer investasi
aset untuk memaksimalkan laba bagi investor di dana. Investor dapat mengambil
berbagai bentuk, dari investor ritel individu melalui institusi seperti dana pensiun,
perusahaan asuransi dan bahkan perusahaan-perusahaan besar.
Funds Management biasanya meliputi kegiatan:
1. Penelitian dan seleksi aset;
2. Perencanaan dan pelaksanaan;
3. Pembelian dan penjualan aset atau penawaran;
4. Monitoring dan manajemen berkelanjutan;
5. Pelaporan kepada para pemangku kepentingan;
6. Audit internal.
Funds Management memungkinkan Anda untuk:
1. Pengendalian pendapatan dan pengeluaran dan mengendalikan dana dari
transaksi bisnis dari suatu organisasi.
2. Erat mengontrol anggaran Anda, dengan pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. dana Apa yang akan bidang tanggung jawab terima?
b. mana dana tersebut berasal dari (sumber dana)?
c. Apa saja dana yang digunakan untuk? (penggunaan dana)
Kontrol keuangan organisasi Anda dengan membandingkan komitmen dan nilai-
nilai yang sebenarnya dengan nilai anggaran saat ini.
*Sumber : FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA