buku treasury bar

Upload: de4zy

Post on 15-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KPPN RANTAUPRAPAT

    BUKU SAKU PERBENDAHARAAN

  • PENDAHULUAN

    Treasury Pocket Book ini merupakan rangkuman atas berbagai peraturan yang dipergunakan

    berkaitan dengan pelayanan perbendaharaan di KPPN. Buku ini disusun sedemikian rupa sehingga lebih

    mudah untuk dipahami dan diterapkan dalam menyiapkan dokumen/ADK atau Laporan ke KPPN.

    Peraturan sering sulit untuk dipahami bahkan dapat menumbulkan multi tafsir. Kesulitan

    tersebut kadang berakibat pada kesalahan dalam pembuatan Surat Perintah Membayar, rekonsiliasi SAI

    atau hal lainnya. Anda pasti sudah pernah menerima penolakan akibat kurang dokumen pengajuan

    sehingga dengan terpaksa dengan berat hati kami mengembalikan pengajuan SPM anda. Belum lagi

    permasalahan lain seperti hasil rekonsiliasi yang tidak sama, sampai masalah SKPP yang masih

    membingungkan apakah dikirim via pos atau akan diambil sendiri.

    Ya, kita akan membicarakan teknis pekerjaan dalam buku ini, apa saja produk pelayanan kami,

    bagaimana pengajuan agar tidak melulu ditolak, dikembalikan, dan anda tidak pulang ke kantor dengan

    tangan hampa, bagaimana prosedur setiap pelayanan yang secara bertahap mulai disederhanakan

    namun tetap aman, sehingga lebih memudahkan anda sebagai stakeholder mendapatkan pelayanan dari

    kami tanpa mengurangi kualitas pelayanan dari setiap produk yang dihasilkan.

    Terakhir, Semua pelayanan yang diberikan di KPPN Rantauprapat adalah GRATIS. Petugas kami

    dilarang untuk meminta/menerima apapun terkait pelayanan yang diberikan. Kami berharap semua

    mitra KPPN Rantauprapat memberikan dukungan dalam mewujudkan birokrasi yang bersih.

    Semoga bermanfaat.

    Rantauprapat, Juni 2010

    Kepala Kantor

    Wibawa Pram Sihombing

    NIP. 060097419

  • PERBENDAHARAAN

  • SEKSI PERBENDAHARAAN

    Seksi Perbendaharaan adalah tempat mengajukan pencairan dana untuk anggaran

    yang dikuasakan kepada satuan kerja. SPM satker diajukan di loket penerimaan SPM. Pada

    KPPN Rantauprapat ada dua loket. Dengan prosedur yang baru tidak dikenal lagi istilah siapa

    mengurus satker apa. Petugas satker bisa bebas mengajukan SPM di loket. Petugas satker

    diharapkan tidak lagi mencari orang tertentu pada saat mengajukan SPM. Selain itu petugas

    satker juga diharapkan tidak masuk ke ruang kerja. Hal tersebut ditujukan untuk mencegah

    praktek yang tidak diinginkan dalam mewujudkan layanan yang lebih baik dan bebas biaya.

    Penerbitannya SP2D hanya memerlukan waktu 1 jam saja dengan catatan bahwa

    satker datang dengan dokumen dan ADK yang lengkap dan benar. Penyelesaian 1 jam bisa

    dilihat di routing slip. Jangan sampai salah dalam membaca routing slip, penerbitan SP2D yang

    memiliki batas waktu 1 jam adalah SPM yang bersifat harian atau rutin/ non pegawai. Untuk

    SPM yang sifatnya belanja pegawai, batas waktunya adalah 1 hari kerja, dan khusus untuk gaji

    induk, routing slip akan menunjukkan batas waktu penerbitan adalah tanggal 25 sebelum bulan

    gajinya.

    Kemudian, satu lagi peranan seksi perbendaharaan yang tidak kalah penting adalah

    pemrosesan penerbitan pengantar SKPP, baik pindah ke wilayah pembayaran KPPN lain

    maupun pensiun yang akan diteruskan ke PT Taspen (untuk sipil) dan PT ASABRI (untuk

    TNI/Polri) termasuk hal lain yang berhubungan dengan pencairan dana serta yang berkaitan

    dengan tupoksi seksi perbendaharaan.

  • BELANJA PEGAWAI

  • BELANJA PEGAWAI

    Gaji Pegawai adalah gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji yang diterima

    oleh PNS yang telah diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan surat keputusan sesuai

    ketentuan yang berlaku.

    Pembayaran belanja pegawai gaji dilaksanakan secara langsung kepada pegawai

    melalui rekening masing-masing pegawai melalui transfer antar bank (giral) paling lambat Juni

    2010. Hal tersebut ditujukan untuk efisiensi, efektivitas serta keamanan dalam penyaluran gaji

    pegawai.

    Apabila setelah bulan Juni 2010 satker masih melaksanakan pembayaran melalui

    bendahara pengeluaran, maka hal tersebut dapat dilaksanakan setelah mendapat dispensasi

    dari Kepala KPPN yang memuat pernyataan KPA bertanggungjawab atas penggantian

    pembayaran belanja pegawai gaji apabila terjadi kehilangan, pencurian, perampokan atau

    sebab lain. Hal tersebut berarti jika gaji tersebut tidak sampai kepada pegawai dengan alasan

    diatas, maka penggantiannya tidak menjadi tanggungjawab negara.

    SPM belanja pegawai gaji terdiri dari beberapa jenis pembayaran yaitu :

    Gaji Induk yaitu pembayaran gaji pegawai yang dibayar bulanan termasuk didalamnya

    adalah tunjangan anak, tunjangan jabatan;

    Gaji Susulan yaitu pembayaran gaji pegawai yang disusulkan karena pindah atau gaji

    CPNS untuk pertama kali;

    Kekurangan Gaji yaitu pembayaran silisih (kekurangan) gaji karena ada kenaikan unsur

    gaji yang berhak diterima pegawai;

    Uang Muka Gaji yaitu pembayaran persekot gaji bagi pegawai yang mutasi/pindah;

    Uang Duka Wafat / Tewas yaitu pembayaran uang duka kepada ahli waris dari pegawai

    yang meninggal;

    Terusan Penghasilan Gaji yaitu pembayaran pegawai untuk pegawai yang meninggal

    selama 4 bulan setelah meninggal.

    Sedangkan belanja pegawai non gaji terdiri dari :

    Uang Lembur dan Uang Makan Lembur

    Uang Makan

    Honorarium/Vakasi

    Pengajuan masing-masing SPM untuk permintaan gaji diatas adalah sebagai berikut :

    A. SPM Gaji Induk dilampiri :

  • Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji dan halaman luar Daftar Gaji yang ditandatangani

    oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

    Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP. Perhatikan bahwa

    daftar perubahan hanya memuat nama pegawai yang mengalami perubahan gaji dari

    bulan sebelumnya. Jadi kalo hanya ada satu pegawai yang berubah datanya maka satu

    pegawai tersebut saja yang ada pada daftar perubahan tersebut;

    Daftar perubahan potongan;

    Daftar penerimaan gaji bersih pegawai untuk pembayaran gaji yang dilaksanakan

    langsung kepada rekening masing-masing pegawai;

    Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat yang

    berwenang (SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan Pangkat, KGB, SK Mutasi Pindah, SK Jabatan,

    SP Pelantikan, SP Menduduki Jabatan, SPMT, SKet. untuk mendapatkan tunjangan

    keluarga, Surat Nikah/Cerai/Kematian, Akta Kelahiran/Putusan Pengesahan/

    Pengangkatan Anak dari Pengadilan, SKPP, SKet. Anak masih Sekolah/Kuliah/Kursus, SK

    yang mengakibatkan penurunan gaji, SK Pemberian Uang Tunggu sesuai peruntukannya)

    ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;

    Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 21;

    SPTJM.

    B. Pembayaran Gaji Susulan

    Sebelum peraturan yang baru (Per 37/PB/2009) gaji susulan tidak boleh diajukan sebelum

    memasukkan gaji induk, setelah aturan baru (Per 37/PB/2009) boleh diajukan sebelum gaji

    induk.

    1. Gaji Susulan yang dibayarkan sebelum gaji pegawai yang bersangkutan masuk dalam gaji

    induk dilampiri :

    Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji dan halaman luar Daftar Gaji Susulan yang

    ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

    Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

    Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat

    yang berwenang;

    ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;

    SSP PPh Pasal 21

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK

    2. Gaji Susulan yang dibayarkan sebelum gaji pegawai yang bersangkutan masuk dalam gaji

    induk dilampiri :

    Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji dan halaman luar Daftar Gaji Susulan yang

    ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

    Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

    ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;

  • SSP PPh Pasal 21;

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK.

    C. Pembayaran Kekurangan Gaji

    1. Kekurangan gaji yang dihitung dengan menu otomatis pada aplikasi GPP Satker dilampiri :

    Daftar Kekurangan Gaji, Rekapitulasi Kekurangan Gaji dan halaman luar Daftar

    Kekurangan Gaji yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan

    KPA/PPK;

    Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

    ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;

    SSP PPh Pasal 21;

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK;

    Perlu diperhatikan :

    Perhitungan kekurangan gaji disebabkan oleh satu jenis perubahan menggunakan

    menu kekurangan gaji yang otomatis pada aplikasi GPP;

    Menu kekurangan gaji yang dibuat dengan menu otomatis langsung mengambil data

    master sehingga kemungkinan salah kecil (kecuali data master-nya yang salah);

    Perhitungan kekurangan gaji yang disebabkan karena lebih dari satu jenis perubahan

    menggunakan menu kekurangan gaji manual pada aplikasi GPP;

    Menu kekurangan gaji dengan menu manual kemungkinan kesalahannya lebih besar

    (karena salah input) sehingga dibutuhakn copy data pendukung.

    2. Kekurangan gaji yang dihitung dengan menu manual pada aplikasi GPP Satker dilampiri :

    Daftar Kekurangan Gaji, Rekapitulasi Kekurangan Gaji dan halaman luar Daftar

    Kekurangan Gaji yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan

    KPA/PPK;

    Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

    Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat

    yang berwenang;

    ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;

    SSP PPh Pasal 21;

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK.

    D. Pembayaran Uang Duka Wafat/Tewas dilampiri :

    Daftar Perhitungan Uang Duka Wafat/Tewas, Rekapitulasi Uang Duka Wafat/Tewas dan

    halaman luar Daftar yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan

    KPA/PPK;

    Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

  • SK pemberian Uang Duka Tewas dari pejabat yang berwenang;

    Surat keterangan dan permintaan tunjangan kematian/UDW/tewas;

    copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat yang

    berwenang berupa Surat Keterangan Kematian/Visum dari Camat atau Rumah Sakit

    ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK.

    E. Pembayaran Terusan Penghasilan Gaji dilampiri :

    Daftar Perhitungan Terusan Penghasilan Gaji, Rekapitulasi Terusan Penghasilan Gaji dan

    halaman luar Terusan Penghasilan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

    Pengeluaran, dan KPA/PPK;

    Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

    Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat yang

    berwenang Surat Keterangan Kematian/Visum dari Camat atau Rumah Sakit untuk

    pembayaran pertama kali;

    ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;

    SSP PPh Pasal 21;

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK.

    Untuk gaji terusan pada uraian SPM harus dicantumkan uraian gaji terusan ke bulan

    F. Pembayaran Uang Muka Gaji dilampiri :

    Daftar Perhitungan Uang Muka Gaji, Rekapitulasi Uang Muka Gaji dan halaman luar

    Uang Muka Gaji yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan

    KPA/PPK;

    Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang dilegalisasi oleh pejabat yang

    berwenang berupa SK Mutasi Pindah, Surat Permintaan Uang Muka Gaji, dan Surat

    Keterangan untuk mendapatkan Tunjangan Keluarga;

    ADK belanja pegawai yang telah dimutakhirkan;

    SSP PPh Pasal 21;

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK.

    Pembayaran belanja pegawai non gaji terdiri dari :

    1. Pembayaran Uang Lembur dilampiri :

    Daftar Perhitungan Lembur, Rekapitulasi Perhitungan Lembur yang ditandatangani oleh

    PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

    Surat Perintah Kerja Lembur;

    SSP PPh Pasal 21;

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK.

    2. Pembayaran Uang Makan dilampiri :

  • Daftar Perhitungan Uang Makan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

    Pengeluaran dan Kuasa PA/PPK;

    SSP PPH Pasal 21;

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK.

    3. Pembayaran Honorarium/Vakasi dilampiri :

    Daftar Perhitungan Honorarium/Vakasi yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

    Pengeluaran dan Kuasa PA/PPK;

    SK dari Pejabat yang berwenang;

    SSP PPH Pasal 21.

    SPTJM dari Kuasa PA/PPK.

  • HAL TEKNIS SPM GAJI

    Yang termasuk dalam belanja pegawai adalah segala belanja yang menggunakan kode 2 digit

    51 (belanja pegawai), termasuk gaji pegawai (5111), honor tetap (5121), lembur (5122), dan vakasi

    (5123) Pengajuan Gaji Pegawai bersifat langsung (LS) sehingga ada hal yang tetap dan tidak akan pernah

    berubah ketika anda membuat SPM gaji, yaitu jenis pembayaran dan sifat pembayaran gaji tersebut,

    yaitu :

    Jenis Pembayaran kode 1 : pengeluaran dana

    Sifat Pembayaran kode 4 : pembayaran langsung

    Gaji dibedakan dari jenis SPM yang akan diajukan, hal ini akan berkaitan dengan batas tanggal

    penerbitan SP2D yang akan muncul pada routing slip atau tanda terima yang akan dicetak pada saat

    anda mengajukan SPM gaji pegawai tersebut. Perbedaannya adalah sebagai berikut:

    Jenis SPM 01 : Gaji Induk

    Jenis SPM 02 : Kekurangan Gaji (digunakan untuk rapel)

    Jenis SPM 03 : Gaji Susulan

    Jenis SPM 04 : Gaji lainnya (termasuk gaji terusan, uang duka wafat, uang makan, honor

    tetap, lembur dan vakasi).

    Hal-hal teknis untuk menjadi perhatian :

    a. Untuk menghindari kejadian dimana ADK tidak dapat diterima oleh server gaji kami di KPPN,

    diharapkan untuk setidak-tidaknya membawa ADK GPP (satker), atau mengcopy aplikasi GPP anda

    ke dalam flashdisk yang anda bawa.

    b. Jangan pernah menggunakan nomor gaji yang sebelumnya pernah digunakan, karena server tidak

    akan bisa menerima nomor gaji yang sama, kalau terjadi hal tersebut, lebih baik nomor gaji

    dilompati beberapa nomor agar dipastikan nomor tersebut belum pernah digunakan. Perlu

    dipahami bahwa penomoran untuk aplikasi GPP beda dengan penomoran pada aplikasi SPM. Untuk

    aplikasi GPP penomoran berlanjut terus meskipun tahun anggaran telah berganti, pada aplikasi

    SPM penomoran mengulang kembali dari awal (reset) setiap tahun anggaran baru dimulai.

    c. Untuk pengajuan gaji induk, SPM dan lampirannya dibutuhkan 3 rangkap. Sedangkan untuk di luar

    gaji induk, SPM perlu 3 rangkap dan lampirannya cukup 2 saja.

    d. Ketika mengajukan SPM harap SPM sudah diset sedemikian rupa dengan lampiran dibelakangnya

    (SPM-Lampiran, SPM-Lampiran, dst, jangan SPM semua kemudian dibawahnya lampiran semua)

    e. Perhatikan pencantuman Akun dan Kode Bagian Anggaran untuk potongan gaji pada SPM, untuk

    potongan pengembalian pembulatan harus dibedakan apakah pengembalian pembulatan TA yang

    lalu Akun 423911 atau TA berjalan Akun 511119, jangan sampai salah!

    f. Pastikan bahwa nomor rekening dan nama pemilik rekening pada lampiran SPM sudah benar, sama

  • dengan yang tertera pada buku tabungan pegawai yang bersangkutan.

    g. Daftar pembayaran honor/vakasi harus ditandatangani oleh KPA, Bendahara dan PPABP

    h. Dalam membuat kekurangan gaji pastikan bahwa dalam periode bulan yang sama semua

    kekurangan gaji telah dimintakan kekurangan gajinya sekaligus, karena aplikasi GPP akan mem-

    validasi kekurangan gaji yang diminta pada bulan yang sama.

  • SURAT KETERANGAN PENGHENTIAN PEMBAYARAN

    (SKPP)

  • SURAT KETERANGAN PENGHENTIAN PEMBAYARAN (SKPP)

    Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah surat keterangan yang

    diterbitkan oleh satker (PA/KPA) tentang mulai dihentikan pembayaran gaji pegawai yang

    bersangkutan pada wilayah pembayaran KPPN tertentu karena pindah atau pensiun. KPPN

    setempat (mitra satker tersebut) hanya menerbitkan surat pengantar SKPP tersebut. KPPN

    berfungsi untuk menerbitkan pengantar SKPP sebagai dasar pembayaran di tempat

    tujuan, atau dasar pembayaran pensiun

    1. SKPP pegawai pindah diterbitkan rangkap 4 (empat) dengan penjelasan :

    o lembar I untuk pegawai yang bersangkutan untuk dilampirkan pada saat

    pengajuan gaji pertama kali ditempat yang baru;

    o lembar II untuk satuan kerja yang baru, dilampiri dosir kepegawaian dan ADK

    pegawai pindah;

    o lembar III untuk KPPN asal sebagai pertinggal;

    o lembar IV untuk pertinggal satuan kerja yang bersangkutan.

    2. SKPP pegawai pensiun diterbitkan rangkap 5 (lima) dengan penjelasan:

    o lembar I & II kedua untuk kepada PT. Taspen (Persero)/PT. ASABRI (Persero);

    o lembar III untuk kepada pegawai yang bersangkutan;

    o lembar IV untuk KPPN sebagai Pertinggal;

    o lembar V untuk satuan kerja bersangkutan.

    3. SKPP dikirim oleh Satuan kerja asal sesuai peruntukannya sebagaimana diatur pada

    angka 1 dan 2 setelah diberi keterangan oleh Kepala Seksi Perbendaharaan pada

    KPPN asal bahwa data pegawai pindah/pensiun telah dinonaktifkan dari database

    pegawai satuan kerja tersebut pada KPPN asal

    Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

    1. Pengesahan SKPP menggunakan stempel basah KPPN

    2. Untuk pegawai pindah yang masih dalam 1 wilayah pembayaran KPPN, tetap harus

    dibuatkan pengantar SKPP.

    3. Penyelesaian sampai dengan terbitnya memakan waktu 1 atau 2 hari kerja tergantung dari

    volume SKPP yang diterima, tetapi bisa ditunggu jika diperlukan.

    4. Standar prosedur kami untuk pengiriman pengantar SKPP beserta dokumen pendukungnya

    adalah dengan via pos, namun mengingat banyaknya keluhan akibat keterlambatan

    pengantar SKPP beserta dokumen pendukungnya sampai ke tempat tujuan, maka hal inilah

    yang harus dilakukan:

    Apabila anda ingin mengambil pengantar SKPP beserta dokumen pendukungnya untuk

    dikirim sendiri, harap memberitahukan kepada petugas kami agar bisa dicatat supaya

    tidak kami kirimkan via pos. Apabila tidak, maka kami akan melakukan sesuai prosedur

    standar yang kami anut yaitu pengiriman via pos.

  • SPM UANG PERSEDIAAN

  • SPM UANG PERSEDIAAN

    Uang Persediaan adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat daur

    ulang (revolving) yang artinya jika sudah habis dipergunakan dapat dimintakan lagi gantinya.

    Untuk meminta gantinya tentunya UP yang sudah dihabiskan harus dipertanggungjawabkan

    dulu. UP diberikan kepada bendahara pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan

    operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

    SPM-UP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna

    Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dan

    membebani akun transito. Akun transito berarti akun tersebut belum membebani belanja.

    Belanja dengan menggunakan UP baru dicatat sebagai belanja setelah

    dipertanggungjawabkan atau di GUP kan)

    UP dapat diberikan dalam batas-batas sebagai berikut:

    1. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran Belanja Barang pada klasifikasi

    belanja 5211, 5212, 5221, 5231, 5241, dan 5811;

    2. Diluar ketentuan pada butir a, dapat diberikan pengecualian untuk DIPA Pusat oleh

    Direktur Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA Pusat yang kegiatannya berlokasi

    di daerah serta DIPA yang ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan oleh

    Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat;

    3. UP dapat diberikan setinggi-tingginya:

    o 1/12 (satu per duabelas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan

    untuk diberikan UP, maksimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu

    sampai dengan Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah);

    o 1/18 (satu per delapanbelas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang

    diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk

    pagu diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.

    2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);

    o 1/24 (satu per duapuluh empat) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang

    diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah)

    untuk pagu diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);

    4. Untuk DIPA yang dananya bersumber dari PNBP maka UP maksimal 20% dari pagu

    PNBP.

    Perubahan besaran UP di luar ketentuan pada butir c ditetapkan oleh Direktur Jenderal

    Perbendaharaan.

  • Pengajuan SPM UP adalah sebagai berikut

    1. Jenis SPM : 10

    2. Jenis Pembayaran : 4

    3. Sifat Pembayaran : 1

    Lampiran yang diperlukan:

    a. ADK SPM;

    b. Surat Pernyataan Uang Persediaan, bahwa UP tersebut tidak akan dipergunakan

    untuk pengeluaran yang seharusnya dibayarkan dengan mekanisme LS;

    c. Fotokopi Berita Acara Rekonsiliasi Desember tahun lalu

    d. SK pengelola keuangan dan spesimennya;

    e. Untuk UP PNBP dilampirkan laporan pertanggungjawaban penggunaan PNBP TA

    sebelumnya.

  • SPM TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN

    Tambahan Uang Persediaan adalah uang yang diberikan kepada satker untuk

    kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.

    Pemberian TUP diatur sebagai berikut:

    1. Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah Rp.200.000.000,-

    (duaratus juta rupiah) untuk klasifikasi belanja yang diperbolehkan diberi UP bagi

    instansi dalam wilayah pembayaran KPPN bersangkutan.

    2. Permintaan TUP di atas Rp.200.000.000,- (duaratus juta rupiah) untuk klasifikasi

    belanja yang diperbolehkan diberi UP harus mendapat dispensasi dari Kepala Kanwil

    Ditjen Perbendaharaan.

    Syarat untuk mengajukan Tambahan UP :

    1. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/ tidak dapat ditunda;

    2. Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan.

    3. Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara,

    harus disetor ke Rekening Kas Negara;

    4. Apabila ketentuan ketiga diatas tidak dipenuhi kepada satker yang bersangkutan

    tidak dapat lagi diberikan TUP sepanjang sisa tahun anggaran berkenaan.

    5. Pengecualian terhadap butir keempat diputuskan oleh Kepala Kanwil Ditjen

    Perbendaharaan atas usul Kepala KPPN.

    Dalam mengajukan permintaan TUP bendahara wajib menyampaikan:

    Rincian Rencana Penggunaan Dana untuk kebutuhan mendesak dan riil serta rincian

    sisa dana MAK yang dimintakan TUP.

    Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.

    Surat Pernyataan bahwa :

    a. kegiatan yang dibiayai tersebut untuk keperluan mendesak

    b. yang akan habis dalam satu bulan kedepan

    c. tidak dapat dilaksanakan/dibayar melalui penerbitan SPM-LS.

    d. Bila tidak habis dipergunakan dalam satu bulan, maka sisanya akan disetorkan ke

    kas negara.

  • SPM-TUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa

    Pengguna Anggaran karena kebutuhan dananya melebihi pagu uang persediaan dan

    membebani akun transito

    SPM- TUP dilampiri :

    1. Rincian rencana penggunaan dana;

    2. Surat dispensasi Kepala Kantor Wilayah Ditjen. Perbendaharaan untuk TUP diatas RP

    200.000.000 (dua ratus juta rupiah);

    3. Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk yang

    menyatakan bahwa:

    o Dana Tambahan UP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan

    akan habis digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal

    diterbitkan SP2D;

    o Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas Negara;

    o Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara

    langsung.

    Pengajuan SPM TUP adalah sebagai berikut

    1. Jenis SPM : 10

    2. Jenis Pembayaran : 4

    3. Sifat Pembayaran : 2

  • SPM GANTI UANG PERSEDIAAN DAN NIHIL

    SPM-GUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna

    Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran dengan membebani DIPA, yang dananya dipergunakan

    untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai.

    Syarat Pengajuan SPM-GUP untuk Pengisian kembali UP sebagaimana dimaksud

    dapat diberikan apabila dana UP telah dipergunakan sekurangkurangnya 75 % dari dana UP

    yang diterima.

    SPM-GUP Nihil adalah surat perintah membayar penggantian uang persediaan nihil yang

    diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk selanjutnya disahkan

    oleh KPPN.

    Pengesahan Surat Perintah Membayar Penggantian UP (SPM-GUP) Nihil atas TUP

    dilaksanakan KPPN dengan membubuhkan Cap pada SPM GU Nihil telah dibukukan pada

    tanggal .oleh KPPN dan ditandatangani oleh Kepala Seksi Perbendaharaan.

    Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja (SPTB) adalah pernyataan tanggung jawab

    belanja yang dibuat oleh PA/Kuasa PA atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu.

    Pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak

    boleh melebihi Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honor.

    SPM-GUP / SPM-GUP Nihil dilampiri :

    1. Surat SPTB;

    2. SSP (surat setoran pajak) yang dilegalisir oleh KPA;

    Pengajuan SPM Ganti Uang adalah sebagai berikut:

    1. Jenis SPM : 05

    2. Jenis Pembayaran : 1

    3. Sifat Pembayaran : 3

    Lampiran Yang Diperlukan:

    1. Surat Pertanggungjawaban Belanja (SPTB)

    2. Fotokopi legalisir dari KPA untuk Surat Setoran Pajak jika ada

    3. Untuk GU PNBP disertakan Nota Perhitungan PNBPnya/MP dan SSBP yang telah di legalisir.

  • Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan :

    1. Pada waktu merekam SPM pastikan bahwa uraian pembayaran sama dengan jenis akun

    yang diminta;

    Contoh : Akun 52111

    Uraian : Penggantian uang persediaan untuk keperluan belanja keperluan

    perkantoran

    Bukan :

    Penggantian uang persediaan untuk keperluan belanja non-

    operasional lainnya

    Pastikan uraiannya benar karena kalau dituliskan seperti diatas akunnya bukan 521111,

    sehingga dengan terpaksa harus kami tolak;

    2. Pada waktu membuat SPTB pastikan bahwa klasifikasi belanja dan sub kegiatan, Akun

    terisi dengan benar, sama dengan yang tercantum pada SPM nya;

    3. Untuk pengadaan barang/jasa diatas Rp 5 juta jangan lupa untuk mencantumkan nomor

    dan tanggal SPK dan SPTB;

    4. Pada waktu merekam SPM pastikan jenis SPM adala 05 bukan 06, (kalo dibuat 06 nanti

    bermasalah!)

    5. Pastikan bahwa peruntukan belanja dilakukan sesuai dengan uraian belanjanya pada

    kode Akunnya.

    Contoh :

    Belanja inventaris bisa dilakukan dengan menggunakan akun belanja barang

    (521111) sepanjang nilainya tidak melebihi Rp 300.000 per satuan barang

    (batasan kapitalisasi). Jika lebih dari Rp 300.000 tersebut maka harus belanja

    modal akun 53.

    6. Pada waktu membuat SPM GUP Nihil pastikan anda memilih nomor SPM TUP yang akan

    dibuatkan SPM GUP Nihil nya pada waktu merekam SPM GUP Nihil sebab jika tidak

    maka akan jadi salah perhitungannya contohnya saldo UP nya jadi minus dan SPM TUP

    nya statusnya belum dipertanggungjawabkan.

  • SPM LS

    SPM LS adalah SPM yang diterbitkan dengan tujuan pembayaran kepada pihak ketiga,

    biasanya rekanan misalnya atas pengadaan belanja modal.

    Lampiran dalam pengajuan SPM LS non Belanja Pegawai :

    1. SPTB

    2. Ringkasan Kontrak

    3. Faktur Pajak dan SSP

    4. ADK SPM dan ADK Kontrak

    5. Khusus untuk DIPA BLN harus melampirkan Berita Acara Pembayaran (kecuali

    ditentukan berbeda oleh peraturan)

    Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan :

    1. Pastikan data kontrak sudah terekam dengan benar pada aplikasi SPM;

    2. Pastikan bahwa nama dan nomor rekening penerima sudah benar, dan sama dengan

    yang tertera pada SPM dan sama dengan yang tertera pada buku tabungan/ rekening

    serta pada ringkasan kontrak. Sebagian besar masalah terjadi karena hal tersebut tidak

    sama.

    3. Pastikan bahwa NPWP yang tercantum pada SPM sama dengan NPWP terbaru rekanan

    yang bersangkutan

    4. Pastikan bahwa pada uraian SPM dicantumkan uraian pembayaran, tanggal, nomor, nilai

    kontrak, tanggal Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan.

    5. Untuk SPM Bantuan Luar Negeri, pastikan bahwa data loan, No reksus, nomor loan,

    kategori, porsi ,data kontrak, terisi serta data rekanan secara lengkap dan benar pada

    aplikasi SPM.

  • PENERBITAN SP2D

    SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D. Petugas FO

    yang menerima SPM beserta lampirannya akan mengajukan pengujian seperti dibawah ini.

    jika SPM satker setelah pengujian tersebut tidak ditemukan permasalahan maka akan

    langsung diproses menjadi SP2D paling lama 1 jam, tentunya jika ditemukan permasalahan

    maka akan dikembalikan untuk diperbaiki.

    A. Pengujian SPM dilaksanakan oleh KPPN mencakup pengujian yang bersifat substansif dan

    formal.

    1. Pengujian substantif dilakukan untuk:

    menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM;

    menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA yang

    ditunjuk dalam SPM tersebut;

    menguji dokumen sebagai dasar penagihan (Ringkasan Kontrak/SPK, Surat

    Keputusan, Daftar Nominatif Perjalanan Dinas);

    menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari kepala kantor/satker atau

    pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran

    pelaksanaan pembayaran;

    menguji faktur pajak beserta SSP-nya;

    2. Pengujian formal dilakukan untuk:

    mencocokkan tanda tangan pejabat penandatangan SPM dengan spesimen

    tandatangan;

    memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf;

    memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam

    penulisan.

    B. Keputusan hasil pengujian ditindak lanjuti dengan :

    1. Penerbitan SP2D bilamana SPM yang diajukan memenuhi syarat yang ditentukan;

    a. Penerbitan SP2D wajib diselesaikan oleh KPPN dalam batas waktu sebagai berikut:

    SP2D Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja sebelum awal bulan

    pembayaran gaji.

    SP2D Non Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja setelah diterima

  • SPM secara lengkap.

    SP2D UP/TUP/GUP dan LS paling lambat satu hari kerja setelah diterima SPM

    secara lengkap.

    b. SP2D ditandatangani oleh Seksi Perbendaharaan dan Seksi Bank/Giro Pos atau Seksi

    Bendum.

    c. SP2D ditebitkan dalam rangkap 3 (tiga) yang disampaikan kepada:

    Lembar 1 : Kepada Bank Operasional.

    Lembar 2 : Kepada penerbit SPM dengan dilampiri SPM yang telah dibubuhi Cap

    Telah diterbitkan SP2D tanggal . Nomor ).

    Lembar 3 : Sebagai pertinggal di KPPN (Seksi Verifikasi dan Akuntansi), dilengkapi

    lembar ke-1 SPM dan dokumen pendukungnya.

    2. Pengembaliaan SPM kepada penerbit SPM, apabila tidak memenuhi syarat untuk

    diterbitkan SP2D.

    Pengembalian SPM sebagaimana dimaksud diatur sebagai berikut:

    SPM Belanja Pegawai Non Gaji Induk dikembalikan paling lambat tiga hari kerja

    setelah SPM diterima;

    SPM UP/TUP/GUP dan LS dikembalikan paling lambat satu hari kerja setelah SPM

    diterima.

  • RALAT SPM

    SPM yang telah diterbitkan SP2D-nya oleh KPPN dan telah dicairkan (telah dilakukan

    pendebetan rekening kas negara) tidak dapat dibatalkan. Namun demikian apabila terdapat

    perbaikan SPM, maka ralat tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

    a. Perbaikan hanya dapat dilakukan terhadap kesalahan administrasi sebagai berikut:

    Kesalahan pembebanan pada MAK;

    Kesalahan pencantuman kode fungsi, sub fungsi, kegiatan dan sub kegiatan;

    Uraian pengeluaran yang tidak berakibat jumlah uang pada SPM.

    b. Perbaikan SPM sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan oleh Kuasa PA/ penerbit

    SPM. Selanjutnya SPM perbaikan dimaksud dilampiri dengan SKTJM disampaikan kepada

    Kepala KPPN.

  • SEKSI VERIFIKASI DAN AKUNTANSI

  • SEKSI VERIFIKASI DAN AKUNTANSI

    Seksi Verifikasi dan Akuntansi, sesuai namanya seksi ini berfungsi sebagai tempat

    melaksanakan rekonsiliasi sebagai bentuk verifikasi data antara realisasi yang ada dalam pembukuan

    anda sebagai satker (dalam hal ini sebagai unit penyusun Sistem Akuntansi Instansi-SAI) dengan

    pembukuan kami sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara.

    Singkatnya, seksi ini adalah tempat anda merekonsiliasi data realisasi anda, yang diwakili oleh

    SPM yang pernah anda terbitkan untuk diproses menjadi SP2D. selanjutnya, adalah penyerahan laporan

    keuangan yang sifatnya bulanan hasil Aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA)

    disertai dengan hasil rekonsiliasi yang sudah menunjukkan hasil sama.

    Jadi lebih tepatnya, dalam hal ini, kita akan lebih sering berkutat dengan aplikasi yang kita

    miliki, baik aplikasi SPM, SAKPA, sampai dengan aplikasi SIMAK-BMN, dan aplikasi Persediaan. Pada

    halaman berikutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai prosedur yang akan dilewati.

    Ini adalah prosedur pertama yang akan dilewati ketika berurusan dengan front office seksi

    Verak, yang anda bawa adalah :

    1. ADK rekonsiliasi hasil aplikasi SAKPA

    2. Cetakan Register pengiriman ADK rekonsiliasi

    Hal yang perlu diingat adalah:

    1. Selalu lakukan posting pada bulan bersangkutan pada aplikasi SAKPA, sehingga data

    realisasi bisa muncul ketika rekonsiliasi

    2. Jangan lupa untuk membawa setidaknya backup aplikasi, sehingga ketika ada data yang

    tidak sama, bisa diperbaiki di tempat

    3. Selalu minta cetakan hasil rekonsiliasi yang tidak sama, agar bisa dianalisis dimana letak

    kesalahannya

    4. Jika anda menggunakan fasilitas database SPM pada SAKPA atau menu copy data SPM

    pada SAKPA, pastikan pada Aplikasi SPM, anda sudah melakukan pencatatan nomor SP2D

    dan load master.

    5. Apabila kesalahan tidak bisa dianalisis sendiri, anda bisa bertanya dan membawa

    permasalahan anda ke meja customer service

    6. Cetakan register pengiriman dicetak ketika melakukan pengiriman ADK, akan muncul

    cetakan sebelum proses kirim selesai, register itulah yang dicetak dan disertakan saat

    rekonsiliasi.

    Jika Hasil rekonsiliasi sudah menunjukkan status SAMA, maka anda akan membawa hasil cetakan dari

    seksi Verak berupa:

    1. Hasil rekonsiliasi pagu, sampai dengan tanggal bulan berakhir

    2. Hasil rekonsiliasi belanja bulanan

    3. Hasil rekonsiliasi pengembalian belanja bulanan

    4. Hasil rekonsiliasi pendapatan non pajak bulanan

  • 5. Hasil rekonsiliasi pengembalian pendapatan non pajak bulanan

    6. Hasil rekonsiliasi mutasi uang persediaan bulanan

    7. Berita Acara Rekonsiliasi 3 rangkap, jika tidak dicetak oleh anda.

    Berikutnya yang anda lakukan adalah melakukan pencetakan laporan keuangan dari Sistem Akuntansi

    Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) untuk bulan bersangkutan yang mencakup:

    1. Laporan Neraca bulan bersangkutan

    2. Laporan Realisasi Belanja bulan bersangkutan

    3. Laporan Realisasi Pengembalian Belanja bulan bersangkutan

    4. Laporan Realisasi Pendapatan bulan bersangkutan

    5. Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan bulan bersangkutan

    6. Laporan Neraca SIMAK-BMN

    7. Berita Acara Rekonsiliasi yang sudah ditandatangani KPA berikut hasil rekonsiliasi hasil

    cetakan seksi Verak

    Hal yang perlu diingat:

    1. Berita Acara Rekonsiliasi diserahkan kepada seksi Verak sebanyak 2 rangkap, sedangkan

    yang 1 rangkap kembali ke anda

    2. Laporan SAI yang dibawa ke KPPN cukup 1 rangkap saja

    3. Untuk Laporan Semesteran, laporan yang dibawa ditambah dengan Laporan Realisasi

    Anggaran Semester bersangkutan, dan menu yang dipakai untuk pencetakan laporan di

    atas adalah menu semester, bukan menu bulanan.

  • LPJ BENDAHARA

    Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran dibuat sebagai wujud dari

    pertanggungjawaban bendahara atas uang yang dikelolanya. LPJ dibuat tiap bulan dan disampaikan

    paling lambat 10 hari kerja bulan berikutnya. LPJ tersebut diverifikasi oleh KPPN sebagaimana

    tertuang dalam peraturan dirjen perbendaharaan No.PER-47/PB/2009 pasal 13 ayat 3. Dengan

    memperhatikan pasal 13 ayat 3 tersebut maka satuan kerja diharapkan mampu mengantisipasi agar

    LPJ yang dibuat benar. Sehingga Satuan kerja diharapkan lebih teliti dalam membuat LPJ dan ketika

    disampaikan ke KPPN tidak salah. Satuan kerja tidak bolak-balik memperbaiki LPJ.

    Hal yang perlu dipersiapkan untuk membuat LPJ Bendahara Pengeluaran :

    1. Bendahara harus membuat pembukuan yang terdiri dari Buku Kas Umum (BKU), Buku

    Pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran;

    2. Alur pencatatan setiap transaksi dicatat mulai dari BKU terlebih dahulu sebelum dicatat pada

    buku-buku pembantu;

    3. Jumlahkan ke bawah semua transaksi kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada Buku

    Pembantu;

    4. Pindahkan saldo buku-buku tersebut kolom penerimaan pada kolom penambahan LPJ

    Bendahara Pengeluaran;

    5. Pindahkan saldo buku-buku tersebut kolom pengeluaran pada kolom penerimaan LPJ

    Bendahara Pengeluaran;Cetak Rekening Koran.

    Tips-tips yang perlu diperhatikan dalam pengecekan LPJ Bendahara Pengeluaran, yaitu :

    1. Terdapat kesinambungan saldo akhir bulan sebelumnya akan menjadi saldo awal bulan

    berikutnya;

    2. Saldo akhir BKU harus sama dengan saldo akhir Buku pembantu Kas (BP Kas) atau saldo akhir

    Buku Pembantu Selain Kas (BP selain Kas);

    3. Keadaan fisik kas pada (II.3) akhir bulan pelaporan seharusnya sama dengan saldo akhir

    Buku Pembantu Kas Tunai dan/atau Buku Pembantu Kas Bank;

    4. Saldo UP pada (IV.1) Hasil Rekonsiliasi Internal dengan UAKPA seharusnya sama dengan

    saldo akhir pada Buku Pembantu Uang Persediaan (BP UP).

    5. Apabila terdapat selisih agar dijelaskan pada (Bagian V)

    Verifikasi yang dilakukan oleh KPPN, yaitu :

    1. Membandingkan saldo UP dalam LPJ dengan Kartu Pengawasan Kredit Anggaran;

    2. Membandingkan saldo Awal dalam LPJ dengan saldo akhir dalam LPJ bulan sebelumnya ;

    3. Menguji kebenaran nilai uang di Rekening Bank dengan Rekening koran bendahara ;

    4. Menguji kebenaran perhitungan(tambah/kurang) pada LPJ;

    5. Meneliti kepatuhan bendahara dalam penyetoran dan penyampaian LPJ.

    Pengiriman LPJ Bendahara Pengeluaran dapat dilakukan bersamaan dengan rekonsiliasi SAI.

  • CUSTOMER SERVICE

  • CUSTOMER SERVICE

    Bagian Pelayanan Pelanggan (Customer Service) ini berfungsi untuk menjawab segala

    pertanyaan anda tentang hal-hal yang berkaitan dengan pencairan dana (seksi perbendaharaan)

    maupun pelaporan keuangan (seksi verak). Ketika muncul permasalahan yang tidak bisa anda selesaikan

    berkaitan hal-hal tersebut, dan hal tersebut tidak mungkin diselesaikan di front office karena

    keterbatasan ruang, waktu, stamina (karena di front office harus berdiri) dan emosi (banyak yang

    mengantri), maka customer service adalah jawaban anda.

    Petugas kami di customer service siap menjawab semua permasalahan anda terkait hal yang

    berhubungan dengan tupoksi perbendaharaan dan verak, termasuk masalah-masalah teknis kecil seperti

    aplikasi yang biasa menjadi permasalahan yang mengganggu kinerja anda sebagai pengelola keuangan.

    Namun satu hal yang perlu diingat bahwa keberadaan petugas kami di customer service

    hanyalah untuk membantu anda mencari solusi atas permasalahan yang anda hadapi, termasuk

    membimbing anda dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan, dan bukan untuk mengerjakan

    pekerjaan anda.

    Semoga dengan keberadaan customer service kami yang berada di ujung kiri pintu masuk

    kantor ini bisa lebih banyak membantu anda dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan,

    termasuk permasalahan aplikasi keuangan yang biasa menjadi batu sandungan kelancaran anda

    melaksanakan tugas.

    Apabila anda memiliki permasalahan namun tidak sempat untuk datang dan mengunjungi

    customer service kami, telp resmi KPPN Rantauprapat, atau melalui SMS centre kami

  • SMS GATEWAY KPPN RANTAUPRAPAT

    KPPN Mobile system KPPN Rantauprapat adalah layanan 24 jam yang diberikan KPPN

    Rantauprapat kepada satker di wilayah KPPN Rantauprapat dengan menggunakan media Short Message

    Service (SMS) lewat HP satker.

    Selanjutnya

    SMS Gateway KPPN Rantauprapat

    KPPN Mobile system KPPN (KMS) Rantauprapat adalah layanan 24 jam yang diberikan KPPN

    Rantauprapat kepada satker di wilayah KPPN Rantauprapat dengan menggunakan media Short Message

    Service (SMS) lewat HP milik satker. Dengan KMS ini, Satker bisa mendapatkan berita atau

    menghubungi KPPN selama 24 Jam setiap harinya dengan cepat dan murah. Hal tersebut diharapkan

    bisa membantu satker yang lokasinya jauh dari KPPN Rantauprapat

    Layanan KMS KPPN Rantauprapat dapat dipergunakan untuk :

    a. Mengetahui status SPM yang diajukan, apakah masih proses atau sudah menjadi SP2D.

    b. Mengecek jumlah pagu dan realisasi DIPA Satker.

    c. Mengecek jumlah SP2D Satker yang telah diterbitkan oleh KPPN dan nominalnya.

    d. Mengecek jumlah dan nominal UP / TUP Satker yang telah dicairkan oleh KPPN

    e. Mengirimkan perkiraan penarikan dana harian (Peran Satker)

    f. Menyampaikan pertanyaan ke KPPN

    g. Menyampaikan saran/kritik/pengaduan ke KPPN

    h. Menerima pengumuman/undangan/berita dari KPPN

    Nomor KMS KPPN Rantauprapat :

    081 265 520 894

    Cara mendapatkan layanan KMS

    1. Satker mendaftarkan nomor telepon seluler yang akan digunakan sebagai media pengiriman dan

    komunikasi melalui SMS kepada KPPN untuk mendapatkan Personal Identification Number (PIN)

    2. Satker dalam melakukan pengiriman dan komunikasi dengan KPPN menggunakan format

    penulisan SMS sebagai berikut

    a. Mengetahui status SPM yang diajukan, apakah masih proses atau sudah menjadi SP2D

    Ketik : spm#kode satker#nomor karwas#nomor spm yang diminta#password

    Contoh : spm#527709#0001#00009#password

    b. Mengecek jumlah pagu dan realisasi

    Ketik : realpagu#kode satker#nomor karwas#password

    Contoh : realpagu#527709#0001#password

    c. mengecek jumlah SP2D yang telah diterbitkan oleh KPPN dan nominalnya

  • ketik : jmlsp2d#kode satker#nomor karwas#password

    contoh : jmlsp2d#527709#0001#password

    d. mengecek jumlah dan nominal UP / TUP yang telah dicairkan oleh KPPN

    ketik : uptup#kode satker#nomor karwas#password

    contoh : uptup#527709#0001#password

    e. Mengirimkan perkiraan penarikan dana harian

    Format sms adalah est#kode kppn#kode satker#tanggal tsa(yyyymmdd)#gaji induk#non gaji

    induk#non gaji#pin.

    Contoh : est#075#527709#20100607#100000#120000#150000#pin

    f. menyampaikan pertanyaan ke KPPN

    Ketik : tanya#kode satker#pertanyaan anda

    Contoh : tanya#527709#apa syarat UP?

    g. menyampaikan saran ke KPPN

    ketik : saran#nama anda#saran anda

    contoh : saran#tomy#tingkatkan terus pelayanan KPPN