financial planning and forecasting pro forma financial statement final

Upload: johanes-indra-p-pao

Post on 30-Oct-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Financial Planning and Forecasting Pro Forma Financial Statement

TRANSCRIPT

BAB 14Rancangan Keuangan dan Perkiraan Laporan Keuangan Pro Forma

Manajer diharuskan memahami bagaimana investor menentukan nilai dari saham dan obligasi, jika mereka ingin mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengimplementasikan proyek yang sesuai atau melebihi ekspektasi investor. Namun proses penciptaan nilai tidak mungkin dapat dilakukan jika perusahaan tidak memiliki perencanaan yang dapat diartikulasikan secara baik.Salah satu perencanaan yang paling vital adalah perencanaan keuangan dan pembuatan laporan keuangan pro forma atau proyeksi laporan keuangan. Manajer menggunakan pro forma atau proyeksi laporan keuangan dalam empat cara:

(1) Dengan melihat proyeksi laporan keuangan, mereka dapat menilai mengenai apakah kinerja perusahaan yang akan diantisipasi di depan nanti akan sesuai atau tidak dengan target umum perusahaan itu sendiri dan dengan ekspektasi investor.

(2) Laporan pro forma dapat digunakan untuk mengestimasi efek dari perubahan operasi perusahaan yang akan diajukan.

(3) Manajer dapat menggunakan laporan pro forma untuk mengantisipasi kebutuhan dana perusahaan di masa mendatang.

(4) Proyeksi laporan keuangan dapat digunakan untuk mengestimasi arus kas bebas (free cash flow) perusahaan di masa mendatang, yang menentukan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Nilai dari perusahaan ditentukan oleh ukuran, waktu, dan resiko dari ekspektasi arus kas bebas di masa mendatang.RANCANGAN STRATEGISRancangan strategis umumnya dimulai dengan kalimat yang menyatakan tujuan dari korporasi secara keseluruhan. Sebagian besar perusahaan menyatakan tujuan korporasi ini dengan sangat jelas: Misi kami adalah untuk memaksimalkan nilai bagi pemegang saham dari waktu ke waktu.Lingkup perusahaan mendefinisikan lini bisnis perusahaan dan area geografis dari operasional perusahaan. Beberapa studi terakhir menemukan bahwa pasar cenderung untuk menilai lebih baik perusahaan dengan tingkat kefokusan yang tinggi pada suatu jenis bisnis ketimbang perusahaan yang terdiversifikasi dalam bisnisnya.Tujuan korporasi menyatakan filosofi secara umum dari bisnis, namun tidak menyediakan obyektif operasional bagi manajer. Strategi perusahaan merupakan pendekatan yang memiliki cakupan luas ketimbang rencana yang mendetail.

RANCANGAN OPERASIONAL

Setelah tujuan, lingkup, dan obyektif dari perusahaan telah dijelaskan dalam perencanaan strategis, perencanaan operasional akan menyediakan panduan implementasi yang mendetail untuk membantu pencapaian obyektif perusahaan dalam rangka memenuhi strategi perusahaan.Rancangan ini dapat dibuat dalam horizon waktu bebas, namun umumnya perusahaan perusahaan akan menggunakan horizon 5 tahun, karena semakin jauh rancangan dibuat, akan semakin besar kemungkinan rancangan tersebut gagal dalam mengantisipasi perubahan perubahan yang terjadi jauh di depan.

Rancangan operasional ini akan menjelaskan secara mendetail mengenai siapa yang bertanggungjawab untuk setiap fungsi tertentu, kapan pekerjaan tertentu harus diselesaikan, target penjualan dan keuntungan, dan sebagainya.

RANCANGAN KEUANGAN

Proses rancangan keuangan dapat dibagi kedalam tahap tahap berikut:

1. Proyeksi laporan keuangan dan menggunakan proyeksi ini untuk menganalisa efek dari rancangan operasional pada proyeksi profit dan rasio keuangan.

2. Menentukan besarnya dana yang dibutuhkan untuk mendukung rancangan lima tahun.

3. Memperkirakan ketersediaan dana selama lima tahun ke depan baik dalam bentuk dana yang dihasilkan secara internal maupun yang didapat dari sumber eksternal.

4. Menciptakan sistem kompensasi manajemen berbasis kinerja.RANCANGAN KEUANGAN (Perkiraan Penjualan)Perkiraan penjualan umumnya dimulai dengan dengan mereview penjualan selama lima hingga sepuluh tahun terakhir. Terdapat beberapa teknik untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan di masa lalu.

Pertama, adalah dengan menghitung tingkat pertumbuhan dari tahun ke tahun dan merata ratakannya untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan rata rata tahunan, yang dalam kasus MicroDrive ini adalah sebesar 10.3%.

Kedua, dengan menghitung tingkat pertumbuhan bersusun (compound growth rate) dari tahun 2000 hingga tahun 2004, dimana hal ini dapat diselesaikan dengan mencari nilai g dalam persamaan berikut.

$2,058 (1 + g)4 = $3,000

Dimana perhitungan menggunakan kalkulator finansial untuk nilai ini akan menghasilkan tingkat pertumbuhan bersusun sebesar 9.9%.

Kedua pendekatan ini cukup sederhana namun juga buruk untuk merepresentasikan tingkat pertumbuhan yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan karena perhitungan pertama, yaitu rata rata tingkat pertumbuhan aritmatik umumnya menghasilkan angka yang terlalu tinggi, sedangkan pendekatan kedua yang menggunakan rumusan rata rata tingkat pertumbuhan bersusun terlalu bergantung pada angka di awal dan akhir tahun, jika kebetulan pada salah satu tahun angka tersebut berada di bawah tren tingkat pertumbuhan maka angka hasil kalkulasi tidak akan bisa merepresentasikan tingkat pertumbuhan di masa lalu dengan akurat.Pendekatan ketiga yang lebih baik untuk digunakan adalah regresi yang didasarkan pada nilai natural log dari penjualan dan bukan nilai penjualan itu sendiri. Kalkulasi menggunakan spreadsheet pada excel akan menghasilkan nilai kalkulasi tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 9.1% pada kasus ini.

Meski perhitungan mengenai masa tingkat pertumbuhan masa lalu ini berguna, namun masih banyak faktor lainnya yang akan dimasukkan ke dalam pertimbangan dalam memutuskan ekspektasi tingkat pertumbuhan penjualan di masa depan, diantaranya perekonomian (domestik dan global), prospek industri, lini produk perusahaan saat ini dan kampanye pemasaran. Dengan semua pertimbangan ini pada kasus MicroDrive, maka diestimasikan bahwa tingkat pertumbuhan selama 5 tahun ke depan akan berada pada tingkat rata rata pertumbuhan penjualan sebesar 10%.Keakuratan estimasi rata rata tingkat pertumbuhan penjualan di masa mendatang sangatlah penting, jika estimasi terlalu tinggi, mungkin perusahaan akan berakhir dengan kelebihan supply serta biaya depresiasi dan penyimpanan yang terlalu tinggi, dan sebaliknya jika estimasi terlalu rendah, maka perusahaan tidak akan mampu memenuhi permintaan pasar dan mungkin saja akan kehilangan pasarnya yang berpindah ke produk pesaing.

RANCANGAN KEUANGAN (Metode Persentase Penjualan)

Setelah tingkat pertumbuhan penjualan diperkirakan, proses selanjutnya adalah memperkirakan neraca dan laporan laba rugi menggunakan metode yang paling umum dipakai yang dikenal dengan istilah metode persentase penjualan (The Percent of Sales Method), dimana pada metode ini sebagian besar item pada laporan laba rugi dan neraca diasumsikan untuk meningkat secara proporsional dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang diekspektasikan. Sedangkan beberapa item lainnya yang tidak terhubung secara langsung dengan penjualan akan bergantung pada kebijakan dividen dan penggunaan pendanaan hutang dan ekuitas dari perusahaan.Tahap 1. Analisa Rasio Historikal

Pada tahap ini MicroDrive akan melakukan analisa terhadap rasio rasio historikalnya untuk menentukan rasio - rasio di masa mendatang. Hal ini dilakukan dengan menarik data data laporan keuangan tahun sebelumnya dan melakukan penghitungan rasio rasio yang akan dibutuhkan dalam pembuatan proyeksi laporan keuangan di masa mendatang.

Besarnya total biaya bergerak berkaitan erat dengan perubahan jumlah penjualan, sehingga pada metode ini digunakan rasio biaya terhadap penjualan untuk menentukan biaya total dalam proyeksi.

Depresiasi tidak berhubungan langsung dengan jumlah penjualan, namun berhubungan langsung dengan nilai bersih aset tetap seperti pabrik dan peralatan, sehingga besarnya depresiasi akan bergantung pada perubahan nilai bersih pabrik dan peralatan.

Besarnya nilai kas sehari hari sebenarnya bergantung pada kebijakan pengelolaan kas (cash management) yang akan dibahas pada bab 22, namun untuk kesederhanaan disini kita akan mengasumsikan besarnya nilai kas untuk mendukung operasional perusahaan sehari hari berhubungan dengan jumlah penjualan.

Kecuali terjadi perubahan pada kebijakan piutang perusahaan, nilai piutang akan bertumbuh seiring dengan meningkatnya penjualan sehingga pada rasio ini, piutang dihubungkan langsung dengan penjualan dalam rasio piutang terhadap penjualan.

Besarnya persediaan produk tentu berhubungan erat dengan nilai penjualan sehingga persediaan akan dihubungkan langsung dengan penjualan dalam rasio persediaan terhadap penjualan.

Sebenarnya nilai bersih pabrik dan peralatan belum tentu terhubung langsung dengan penjualan karena dalam jangka pendek perusahaan dapat saja meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah shift ataupun mengurangi jadwal perawatan sedangkan pada jangka panjang nilai bersih pabrik dan peralatan memiliki kaitan lebih erat dengan tingkat penjualan. Dalam kasus ini akan diasumsikan bahwa nilai bersih pabrik dan peralatan akan terkait erat dengan tingkat penjualan dalam rasio nilai bersih pabrik dan peralatan terhadap penjualan.

Pada sisi hutang terdapat dua pembiayaan spontan (jangka pendek) yang terkait erat dengan tingkat penjualan, yaitu hutang dagang (account payables) dan pencadangan (accruals) dalam rasio hutang dagang terhadap penjualan dan rasio pencadangan terhadap penjualan.

Tahap 2. Peramalan Laporan Laba RugiMeskipun peramalan laporan laba rugi dan neraca dibahas secara terpisah pada bagian ini, namun perlu diingat bahwa beberapa item item yang ada di laporan laba rugi memiliki keterlibatan dalam neraca dan sebaliknya.Peramalan laporan laba rugi dimulai dengan meramalkan tingkat penjualan tahun depan yang merupakan 110% atau sebesar 1.1 kali penjualan tahun 2004. (Peramalan Penjualan).Dengan asumsi struktur biaya MicroDrive tidak berubah maka biaya diluar depresiasi yang dimiliki oleh MicroDrive untuk tahun 2005 sebesar 87.2% dari ekspektasi penjualan tahun 2005.Biaya depresiasi pada tahun 2004 adalah sebesar 10% dari nilai bersih pabrik dan peralatan, oleh karena itu ekspektasi depresiasi tahun 2005 juga dipatok pada tingkat 10% dari nilai bersih pabrik dan peralatan pada tahun 2005. Perlu diingat bahwa rasio nilai bersih dari pabrik dan peralatan pada tahun 2005 mengikuti rasio tahun 2004 yang berarti nilai bersih dari pabrik dan peralatan pada tahun 2005 adalah sebesar 33.3% nilai penjualan tahun 2005.

Penjualan tahun 2005 dikurangi dengan biaya diluar depresiasi dan biaya depresiasi tahun 2005 akan menghasilkan laba operasi atau lebih dikenal dengan istilah pendapatan sebelum bunga dan pajak (earning before interests and taxes/EBIT).

Mengingat umumnya perusahaan memiliki berbagai macam hutang, dari hutang harian sampai dengan jangka panjang dan juga memiliki pendapatan dari bunga piutang jika ada, maka hampir mustahil untuk dapat meramalkan beban bunga yang akan dihasilkan oleh perusahaan pada masa mendatang. Oleh karena itu kita membuat dua asumsi penyederhanaan.Asumsi 1. Menentukan saldo hutang untuk komputasi beban bunga

Akan mudah untuk kita menetapkan beban bunga jika sepanjang tahun saldo hutang perusahaan tidak berubah dari awal tahun hingga akhir tahun. Permasalahannya saldo hutang perusahaan pasti selalu berubah.

Pendekatan pertama adalah dengan menggunakan saldo hutang pada akhir tahun sebagai rujukan beban bunga, namun hal ini memiliki dua kelemahan. Pertama hal ini akan menyebabkan semua beban bunga dibebankan pada perusahaan secara satu tahun penuh, padahal hutang tambahan yang didapat perusahaan pasti tidak semuanya timbul pada tanggal 1 Januari sehingga dengan demikian peramalan beban bunga akan menjadi tinggi nilainya dibanding yang seharusnya. Kedua, hal ini akan menyebabkan timbulnya perhitungan sirkularitas atau yang lebih dikenal dengan umpan balik pembiayaan (financing feedback) dimana beban bunga yang terlalu tinggi akan menurunkan nilai laba ditahan dan pada akhirnya akan menimbulkan tingkat hutang yang lebih tinggi pada tahun selanjutnya dan kembali diikuti dengan beban bunga yang terlalu tinggi dibanding yang seharusnya dan proses ini akan terus terulang.

Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan nilai rata rata saldo hutang pada awal dan akhir tahun, namun hal ini juga masih dapat menimbulkan masalah sirkularitas.

Pendekatan terakhir yang merupakan pendekatan yang bekerja baik dalam sebagian besar situasi adalah dengan mendasarkan pada saldo hutang di awal tahun yang sama dengan saldo hutang di tahun sebelumnya dan dengan menambahkan beban bunga yang lebih besar 0.5% dari yang seharusnya. Namun perlu diingat bahwa pendekatan ini mungkin tidak akan bekerja baik dalam semua situasi.

Asumsi 2. Menentukan beban bungaTingkat bunga untuk jangka pendek ditetapkan sebesar tingkat bunga pada pasar hutang jangka pendek saat ini sebesar 8.5% yang akan kita bulatkan menjadi 9% karena kita akan menggunakan saldo hutang pada awal tahun (saldo akhir tahun sebelumnya) sebagai dasar perhitungannya seperti yang telah dijelaskan pada asumsi 1.Tingkat bunga untuk jangka panjang ditetapkan sebesar 10.5% dimana angka ini didapat dari rata rata tingkat bunga hutang hutang jangka panjang yang dimiliki MicroDrive saat ini adalah sebesar 10%, dan untuk dapat menarik hutang baru MicroDrive akan membutuhkan tingkat bunga yang lebih besar dari yang ada sekarang, yaitu sebesar 10.5%. Tingkat bunga jangka panjan ini kita bulatkan menjadi sebesar 11%, karena kita akan menggunakan saldo hutang pada awal tahun (saldo akhir tahun sebelumnya) sebagai dasar perhitungannya seperti yang telah dijelaskan pada asumsi 1.Beban bunga dalam laporan laba rugi ini adalah bunga yang dibayar untuk hutang hutang jangka pendek dan jangka panjang. Maka dalam kasus MicroDrive beban bunga tahun 2005 adalah penambahan beban bunga jangka pendek 0.09($110 juta) = $9.9 juta dengan beban bunga jangka panjang 0.11($754 juta) = $82.9 juta, yaitu sebesar $92.8 juta.Pendapatan sebelum pajak (earning before taxes/EBT) didapat dengan mengurangi EBIT dengan beban bunga yang kita hitung pada paragraf sebelum ini untuk mendapatkan nilai EBT sebesar $131.8 juta.

Pembagian dividen untuk saham preferen memiliki kebijakan payout ratio sebesar 10% untuk jumlah saham preferen sebesar $40 juta. Sehingga kita dapatkan nilai dividen saham preferen sebesar 0.1($40 juta) = $4 juta, sehingga pendapatan sebelum saham biasa adalah sebesar $131.8 juta - $4 juta = $127.8 juta.

Pembagian dividen terakhir pada tahun 2004 adalah sebesar $1.15 per saham biasa. MicroDrive tidak berencana menambah saham namun akan meningkatkan pembayaran dividennya sebesar 8% yang mengakibatkan nilai dividen per saham biasa pada tahun 2005 adalah sebesar 0.08($1.15) = $1.25. Dengan total jumlah saham biasa sebanyak 50 juta lembar maka beban dividen saham biasa tahun 2005 adalah sebesar 50 juta($1.25) = $62.5 juta.Laba ditahan akan didapat dengan mengurangi pendapatan sebelum saham biasa dikurangi dengan beban dividen saham biasa sebesar $127.8 juta - $62.5 juta = $65.3 juta.

Tahap 3. Peramalan Neraca

Peramalan neraca dimulai dari bagian aset yang akan dibutuhkan untuk mendukung penjualan yang diekspektasikan. Metode persentase penjualan mengasumsikan bahwa aset aset ini akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan penjualan, kecuali untuk investasi jangka pendek (akan dibahas sesaat lagi). Maka hampir semua item dalam kategori aset akan dibandingkan dengan penjualan pada tahun yang sama untuk digunakan sebagai rasio dalam perhitungan aset di masa mendatang terhadap penjualan di masa mendatang.Sisi kewajiban memiliki kerumitan lebih dibanding sisi aset karena sisi kewajiban melibatkan efek dari penjualan dan kebijakan pendanaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam kalkulasinya. Kewajiban jangka pendek yang terdiri dari hutang dagang dan pencadangan bagaimanapun hanya dipengaruhi oleh penjualan sehingga kita dapat mengkalkulasinya dengan mudah dan sederhana. Perlu dicamkan beberapa hal, pertama, perusahaan yang sudah besar dan mantap jarang menerbitkan saham baru, sehingga ramalan jumlah saham biasanya sama dengan jumlah saham pada tahun tahun sebelumnya atau konstan. Kedua, sebagian besar perusahaan meningkatkan payout ratio atau pembayaran dividen mereka pada tingkat yang stabil. Ketiga, tidak banyak perusahaan yang memiliki saham preferen dan jikapun ada sangatlah jarang mereka menerbitkan saham preferen baru sehingga kita akan menganggap jumlah saham preferen konstan. Keempat, menerbitkan hutang jangka panjang adalah keputusan besar dan membutuhkan persetujuan dewan direksi, terutama pada tahun tahun awal proyeksi diasumsikan hutang jangka panjang tidak akan bertambah. Kelima, kebanyakan perusahaan menggunakan pinjaman bank jangka pendek atau wesel bayar (notes payable) untuk menutupi kekurangan dananya, dan hal ini terus dilakukan hingga nilai wesel bayar sudah cukup tinggi sampai perusahaan akan menerbitkan hutang jangka panjang yang baru dan menggunakan sebagian dananya untuk membayar wesel bayar ini dan mengembalikannya ke tingkatan yang lebih dapat diterima.Dengan demikian semua sisi aset dan kewajiban sudah dijelaskan. Dalam kalkulasi nanti, seharusnya total aset akan sama dengan total kewajiban. Jika total aset lebih besar dari total kewajiban, maka perusahaan dianggap kekurangan pendanaan dan akan mencari pendanaan ini dengan melakukan pinjaman jangka pendek ke bank (wesel bayar/notes payable) sehingga neraca akan seimbang. Sebaliknya jika total kewajiban lebih tinggi dari total aset maka kita dapat mengatakan bahwa perusahaan memiliki kelebihan pendanaan yang akan kita asumsikan akan digunakan perusahaan untuk membeli investasi jangka pendek sehingga total aset dan total kewajiban akan kembali seimbang.Namun perlu diingat bahwa pada kenyataannya ketika total aset lebih tinggi dibanding total kewajiban, perusahaan tidak selalu mencari pendanaan dalam bentuk pinjaman jangka pendek dari bank, bisa saja dengan menerbitkan tambahan hutang jangka panjang atau saham baru, dan sebaliknya ketika total kewajiban lebih tinggi ketimbang total aset perusahaan tidak selalu membeli investasi jangka pendek, bisa saja mereka menggunakannya untuk membayar dividen spesial, membayar sebagian hutang yang dimiliki, atau bahkan untuk membeli kembali saham yang telah diterbitkan. Kesemua ini bergantung pada kebijakan perusahaan mengenai pendanaan. Untuk keperluan ilustrasi, kita akan mengasumsikan skenario pendanaan seperti yang telah dijabarkan pada paragraf paragraf sebelumnya.

Rasio kas terhadap penjualan tahun 2004 sebesar 0.33% ($10/$3000) diyakini oleh manajemen akan konstan sehingga kas pada tahun 2005 akan sebesar $11 juta (0.0033*$3300).

Rasio piutang terhadap penjualan 2004 sebesar $375/$3000 = 12.5%, pada tahun 2005 diasumsikan tidak terjadi perubahan kebijakan terhadap pengelolaan piutang sehingga rasio diasumsikan akan tetap dan nilai piutang pada tahun 2005 adalah sebesar 0.125($3300) = $412.5 juta.

Rasio persediaan terhadap penjualan 2004 sebesar $615/$3000 = 20.5%, pada tahun 2005 diasumsikan tidak terjadi perubahan kebijakan persediaan sehingga rasio diasumsikan akan tetap dan nilai persediaan pada tahun 2005 adalah sebesar 0.205($3300) = $676.5 juta.

Rasio nilai bersih pabrik dan peralatan 2004 sebesar $1000/$3000 = 33.3%, pada tahun 2005 diasumsikan peningkatan penjualan akan diikuti dengan peningkatan nilai bersih pabrik dan peralatan sehingga rasio diasumsikan akan tetap dan nilai bersih pabrik dan peralatan 2005 adalah sebesar 0.3333($3300) = $1100 juta.Investasi jangka pendek dianggap konstan dan nilainya bergantung pada bagian akhir setelah proyeksi neraca selesai dibuat.

Dua item kewajiban yaitu hutang dagang dan pencadangan mengikuti pergerakan nilai penjualan sehingga dapat dikatakan rasio hutang dagang pada tahun 2004 adalah $60/$3000 = 2% sedangkan rasio pencadangan pada tahun 2004 adalah $140/$3000 = 4.67%. Maka nilai hutang dagang pada tahun 2005 adalah 0.02($3300) = $66 juta sedangkan nilai pencadangan adalah 0.0467($3300) = $154 juta.Kebijakan MicroDrive adalah untuk tidak menerbitkan hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa baru, sehingga nilai mereka tidak berubah dibanding tahun 2004, meski demikian MicroDrive memiliki kebijakan meningkatkan pembagian dividen 8% per tahun yang digabungkan dengan proyeksi laba bersih 2005 menghasilkan nilai laba ditahan 2005 sebesar $65.3 juta yang menambah nilai laba ditahan pada neraca 2005 menjadi $766 + $65.3 = $831.3 juta.Tahap 4. Pengadaan Dana TambahanBerdasar pada proyeksi neraca pada tahap sebelumnya MicroDrive akan membutuhkan aset senilai $2200 untuk mengakomodasi proyeksi penjualan sebesar $3300. Berdasarkan pendanaan yang mereka miliki pada sisi kewajiban (hutang dan ekuitas) mereka hanya memiliki $2085.3 yang berarti mereka kekurangan $2200 - $2085.3 = $114.7 juta. Pendanaan tambahan ini seperti yang telah dijelaskan pada bagian bagian sebelumnya akan didapat dari pinjaman bank jangka pendek dalam bentuk wesel bayar (notes payable) yang akan membuat nilai wesel bayar pada tahun 2005 menjadi $110 + $114.7 = $224.7 juta untuk menutupi kekurangan dana dalam membiayai aset.

ANALISA PROYEKSI

Proses selanjutnya adalah untuk melakukan analisa terhadap proyeksi yang baru saja dibuat pada bagian sebelumnya. Pada proses ini rasio rasio pada tahun 2004 dan proyeksi 2005 akan dibandingkan dengan misalkan rasio industri untuk diambil keputusan mengenai apakah proyeksi yang dibuat sudah sesuai dengan target yang ingin dicapai atau masih membutuhkan revisi.Dalam proses analisa ini dapat dilihat bahwa rasio biaya terhadap penjualan sedikit lebih buruk dibanding standar industri, sedangkan rasio piutang dan inventori terhadap penjualan sangatlah tinggi dibanding rata rata industri, dan hal ini menyebabkan rendahnya nilai pengembalian aset (return on assets), dan nilai pengembalian modal (return on equity).Begitu juga dengan pengelolaan asetnya, dimana MicroDrive memiliki turnover aset sebesar 1.5 dibanding industri 1.8. Hal lainnya adalah mengenai terlalu banyaknya penggunaan hutang janka pendek yang timbul akibat inventori yang tinggi. Beban bunga yang timbul dari hutang jangka pendek ini menggerus marjin laba menjadi 3.9% dibanding rata rata industri sebesar 5%.Setelah mereview proyeksi awal, manajemen memutuskan untuk mengambil tiga langkah untuk memperbaiki kondisi keuangannya:(1) Menutup beberapa operasi dan memberhentikan beberapa pekerja, hal ini diharapkan dapat memangkas rasio biaya terhadap penjualan dari 87.2% menjadi 86%.

(2) Dengan memonitor lebih ketat dan lebih agresif dalam memungut piutang, perusahaan percaya dapat menurunkan rasio piutang terhadap penjualan dari 12.5% menjadi 11.8%.(3) Dengan menggunakan kendali inventori yang lebih ketat, perusahaan mengharapkan dapat menurunkan rasio inventori terhadap penjualan dari 20.5% menjadi 16.7%.Pada revisi proyeksi nantinya, hal hal berikut menjadi pencapaian bagi perusahaan:

(1) Penurunan biaya operasi dimana laba operasi setelah pajak menjadi $23.8 juta. Peningkatan pada kinerja kebijakan piutang dan inventori, menurunkan nilainya sebanyak $148.5 juta. Hal ini meningkatkan free cash flow menjadi $179.7 juta dibanding sebelumnya hanya $7.4 juta.

(2) Marjin laba meningkat menjadi 4.6% namun masih di bawah rata rata industri karena rasio hutang yang cukup tinggi sebagai akibat dari pembayaran bunga yang lebih besar dibanding rata rata.

(3) Peningkatan pada marjin laba meningkatkan laba ditahan.(4) Tindakan tindakan ini juga meningkatkan nilai pengembalian aset dari 5.8% menjadi 7.2% dan nilai pengembalian modal dari 13.3% menjadi 15.4%.

Revisi atas proyeksi laporan keuangan akan terus dilakukan untuk melihat kondisi dan rasio keuangan perusahaan dalam berbagai skenario pertumbuhan penjualan. Proses ini juga digunakan untuk mengevaluasi kebijakan dividen. Jika MicroDrive menurunkan tingkat pertumbuhan dividennya, tambahan dana akan tersedia dan dapat diinvestasikan dalam pabrik, peralatan, dan inventori, atau untuk menurunkan tingkat hutang atau membeli kembali sahamnya.Formula AFN (Additional Funds Needed/Dana Tambahan yang Dibutuhkan)Dengan rasio yang konstan, dalam artian dengan menggunakan data laporan keuangan MicroDrive 2004, kita dapat menggunakan formula berikut untuk menghitung dana tambahan yang dibutuhkan:Additional Funds Needed

=

Required increase in assets Spontaneous increase in liabilities Increase in retained earnings

Peramalan Kebutuhan Keuangan Ketika Neraca Dipengaruhi Perubahan

Meskipun pada kasus MicroDrive semua rasio diasumsikan konstan bertumbuh sesuai dengan peningkatan penjualan. Pada kenyataannya tidak selalu pertumbuhan penjualan harus diikuti dengan peningkatan inventori ataupun aset tetap dalam jumlah yang sama besar dengan peningkatan penjualan yang berujung pada kebutuhan akan dana yang mungkin berbeda dengan yang telah diperhitungkan sebelumnya. Setidaknya terdapat tiga kondisi dimana hal ini nyata:(1) Skala ekonomisSebagai contoh, industri retail umumnya tetap menyediakan inventori pada tingkatan jumlah tertentu bahkan disaat tidak terdapat penjualan sama sekali. Sehingga ketika terjadi peningkatan penjualan, perusahaan tidak serta merta memproduksi inventori dengan tingkat pertumbuhan yang sama dengan tingkat pertumbuhan penjualannya. Sehingga kondisi ini memungkinkan tingkat pertumbuhan inventori untuk berada di level yang lebih rendah ketimbang tingkat pertumbuhan penjualan.

(2) Aset besar

Beberapa industri lainnya, seperti industri kertas umumnya berinvestasi dalam aset tetap dalam jumlah yang besar di waktu tertentu. Sehingga ketika terjadi peningkatan penjualan, selama masih berada di bawah kapasitas produksinya, perusahaan tidak akan meningkatkan kapasitasnya dan tentu tidak membutuhkan dana tambahan untuk membeli aset tetap. Di lain waktu, ketika peningkatan penjualan ini katakanlah kecil namun melebihi kapasitas yang ada, maka perusahaan akan meningkatkan kapasitasnya dengan menggandakan pabriknya. Peningkatan kapasitas dalam jenis industri ini tidak dapat dilakukan dalam skala kecil kecilan, sehingga mungkin saja pertumbuhan penjualan yang sangat kecil akan membutuhkan dana yang besar besaran untuk membeli aset tetap yang akan menambah kapasitas produksi.

(3) Penyesuaian kapasitas berlebihTerkadang alih alih berproduksi pada kapasitas penuh, perusahaan hanya berproduksi pada kapasitas normal. Hal ini menyebabkan aset tetap memiliki kemampuan untuk ditingkatkan produksinya tanpa harus menambahkan atau membeli aset tetap baru.