financial d

Upload: adiyathrandy

Post on 08-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

financial d

TRANSCRIPT

REVIEW JURNAL FINANCIAL DISTRESS Dosen: Hj. Giriati, S.E., M.E.

DISUSUN OLEH:ADIYATH RANDY YUDI MAMASE (B204 314 2010)

PROGRAM MAGISTER MANAJEMENUNIVERSITAS TANJUNGPURA2016

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan Tugas Ekonomi Manajerial dengan tepat waktu. Dalam laporan ini penyusun menjelaskan tentang Review Jurnal FINANCIAL DISTRESS .Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut serta dalam pengerjaan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis senantiasa terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun. Mudahmudahan makalah ini dapat bermanfaat baik untuk penulis maupun pembaca dalam rangka memahami aspek financial distress.

Pontianak, 13 Feberuari 2016

Penyusun

NOPERIHAL YANG DIIDENTIFIKASIJAWABAN

1JudulANALISIS RASIO CAMELTERHADAP PREDIKSI KONDISI BERMASALAH PADA LEMBAGA PERBANKAN PERIODA 2000-2002

2Nama PenulisLuciana Spica Almilia dan Winny Herdinigtyas

3Nama Jurnal Penerbit Fakultas Ekonomi STIE PERBANAS Surabaya

4Latar BelakangTerdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan perusahaan dimana diperlukan bukti empiris untuk menganalisa pengaruh faktor-faktor tersebut. Sampel penelitian terdiri dari dari 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkrutan dan 6 bank yang mengalami kondisi kesulitan keuangan

10Basis teori yang digunakan dalam penelitianAltman Z-Score (1968)

12Model PenelitianData yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka).

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data berupa laporan keuangan tahunan dari bank-bank umum swasta nasional perioda 2000-2002 yang terdaftar di direktori Bank Indonesia.

Populasi penelitian ini adalah bank-bank umum swasta nasional yang terdaftar dalam direktori Bank Indonesia. Anggota sampelnya yaitu bank umum swasta nasional yang terdaftar direktori Bank Indonesia perioda 2000-2002. Total aktiva yang dimiliki sebesar 100 juta 37 milyar Rupiah per 31 Desember 2000. Bank yang dijadikan sampel terbagi menjadi dua kelompok yaitu bank bermasalah dan tidak bermasalah.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah metode purposive sampling, yaitu sampel ditarik sejumlah tertentu dari populasi emiten dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono 1999).

Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti sebagai berikut (1) bank-bank umum swasta nasional yang mempublikasikan laporan keuangan pada tahun 2000-2002 2) Total aktiva yang dimiliki bank-bank tersebut sebesar 100 juta 37 milyar per 31Desember 2000 3) Bank yang dijadikan sampel terbagi menjadi dua kategori yaitu (a) bank tidak bermasalah, yaitu: (i) bank-bank yang tidak masuk program penyehatan perbankan dan tidak dalam pengawasan khusus. Bank-bank tersebut masih beroperasi sampai 31 Desember 2004 (ii) bank-bank tersebut tidak mengalami kerugian pada tahun 2000-2003 (b) Bank bermasalah yaitu (i) Bankbank yang dinyatakan bangkrut atau telah ditutup oleh Bank Indonesia pada tahun 8 April 2004 (Peraturan Pemerintah RI No.25 tahun 1999), (ii) bank-bank yang menderita kerugian minimal tiga tahun berturut-turut yaitu 2000-2003 (Surifah 2002:34), dan (iii) bank-bank yang mengalami kerugian lebih dari 75% modal disetor pada tahun 2000-2003 (KUHD pasal 47 ayat 2).

Jumlah sampel akhir yang terpilih sebanyak 24 bank umum swasta nasional yang terdaftar di direktori Bank Indonesia dalam kurun waktu 2000 2002 yang terdiri dari 16 bank kondisi tidak bermasalah dan 8 bank kondisi bermasalah. Berdasarkan kriteria tersebut maka 24 bank yang terpilih sebagai sampel.

Perumusan Variabel dalam penelitian ini adalah (1) variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi bermasalah suatu bank yang merupakan variabel kategori, 0 untuk perusahaan tidak bermasalah dan untuk bank bermasalah, (2) Variabel independen yang digunakan dalam penelitian iniadalah rasio keuangan CAMEL

15Hasil Penelitian1. Dari 11 rasio keuangan CAMEL menurut Bank Indonesia yang sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yaitu CAR, ATTM, APB, NPL, PPAP terhadap Aktiva Produktif, Pemenuhan PPAP, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR. Rasio yang memiliki perbedaan yang signifikan antara bank-bank kategori bermasalah dan tidak bermasalah perioda 2000 2002 adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM, BOPO.

2. Penggunaan alat analisis regresi logistik ini untuk memprediksi kategori bank bermasalah dan tidak bermasalah adalah correct yang ditunjukan dengan 0.05 persen.

3. Rasio CAR mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio CAR, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

4. Rasio APB mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio ini, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

5. Rasio NPL mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya positif artinya semakin tinggi rasio ini, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 6. PPAPAP mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya positif artinya semakin tinggi rasio PPAPAP kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

7. ROA mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio ROA kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

8. NIM mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio NIM maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

9. BOPO mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya positif artinya semakin tinggi rasio BOPO maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

10. Hasil pengujian hipotesis II adalah Rasio keuangan CAMEL (CAR, BOPO) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah bank-bank umum swasta nasional di Indonesia perioda 2000-2002.

NOPERIHAL YANG DIIDENTIFIKASIJAWABAN

1JudulANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2013

2Nama PenulisSuyatmin Waskito Adi , Aryani Intan Endah Rahmawati

3Nama Jurnal Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta

4Latar BelakangKrisis ekonomi tahun 2008 yang bersumber dari Amerika Serikat berlanjut di negara-negara lain yang mengarah krisis ekonomi global. Hal ini berdampak pada perekonomian di Indonesia karena Indonesia menggunakan perekonomian terbuka dan sangat sensitif terhadap faktor eksternal. Pabrik manufaktur adalah salah satu perusahaan yang mengalami penurunan produksi. Perusahaan yang terus menunjukkan penurunan kinerja dikhawatirkan akan mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Elloumi dan Gueye mendefinisikan financial distress sebagai perusahaan yang memiliki laba per saham (earning per share) negatif. Financial distress penting untuk dipelajari karena berfungsi sebagai tanda bahwa perusahaan akan bangkrut dalam rangka untuk mengambil tindakan antisipatif untuk menceganya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan untuk kesulitan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2008-2013.

10Basis teori yang digunakan dalam penelitianAltman Z-Score (1968)

12Model PenelitianVariabel PenelitianVariabel dependen dalam penelitian ini adalah status perusahaan yang diukur dengan menggunakan angka dummy, 1 untuk perusahaan yang mengalami financial distress dan 0 untukperusahaan yang tidak mengalami financial distress.

Variabel rasio profitabilitas di proxy dengan rasio Earning Before Interest and Tax (EBITTA). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya secara efektif yang dapat dilihat dari hasil penjualan dan investasinya (Sarbapriya Ray, 2011).

Variabel rasio likuiditas di proxy dengan rasio Working capital to total asset merupakan ukuran asset lancar perusahaan dengan total kapitalisasinya (Lakhsan, 2013). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari seluruh total asset yang dimilikinya.

Variabel rasio leverage di proxy dengan rasio Market Value Of Equity To Book Value Of Total Liability (MVTL). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membiayai pendanaan dengan menggunakan sumber dana untuk meningkatkan keuntungan pemegang saham dan pihak eksternal. Pengukuran ini menunjukkan berapa banyak penurunan nilai asset perusahaan sebelum liabilitas melebihi asset sehingga terjadi kebangkrutan (Edward I. Altman, 2000).

Variabel rasio perputaran aset di proxy dengan rasio Retained Earnings by Total Aset (RETA). Rasio ini menunjukkan tingkat pertumbuhan sebuah perusahaan yang dapat diraih tanpa harus meminjam dana atau pemasukan modal dari pihak lain. Sales to Total Asset (SATA). Rasio perputaran modal di proxy dengan rasio Sales to Total Asset (SATA). Rasio ini merupakan rasio keuangan standar yang menggambarkan kemampuan asset perusahaan dalam menghasilkan penjualan Edward I. Altman, 2000).

Variabel rasio arus kas di proxy dengan rasio Cash Flow From Operations to Total Asset (CFOTA). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan aliran kasnya melalui asset yang dimiliki (Lakhsan, 2013). Rasio arus kas meningkat berakibat pada laba yang naik, nilai perusahaan yang tinggi, dan kemungkinan terjadinya financial distress yang rendah (Almilia,2006).

Penentuan SampelPenelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiadari tahun 2008-2013 sebagai obyek penelitian. Metode teknik sampling probabilitas digunakan untuk memilih sampel. Jenis teknik sampling probabilitas yang digunakan adalah sampling acak sederhana. Kriteria perusahaan yang mengalami financial distress adalah perusahaan yang mengalami EPS negatif selama dua tahun berturut-turut dan akan diolah pada satu tahun dan dua tahun sebelum mengalami financial distress. Sebagai kontrol dipilih perusahaan yang tidak mengalami financial distress yaitu perusahaan yang mengalami EPS positif selama dua tahun berturut-turut yang memiliki kesamaan industri, tahun terjadinya financial distress, dan kemiripan ukuran asset dengan perusahaan yang mengalami financial distress. Data perusahaan yang akan olah adalah data perusahaan satu tahun dan dua tahun sebelum mengalami laba positif.

Metode AnalisisMetode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif.

15Hasil Penelitian1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik pada periode satu tahun sebelum financial distress (t-1) maupun dua tahun sebelum financial distress (t-2) variabel yang berpengaruh signifikan hanya variabel Earnings Before Interest and Tax (EBITTA). Variabel Working Capital to Total Asset (WCTA), Market Value Of Equity to Book Value of Total Liability (MVTL), Retained Earnings to Total Asset (RETA), Sales to Total Asset (SATA), dan Cash Flow from Operating to Total Asset (CFOTA) berpengaruh tetapi tidak signifikan.

2. Hasil analisis data dengan menggunakan regresi logistik menghasilkan ketepatan prediksi sebesar 69,4% pada satu tahun sebelum financial distress dan 54,2% pada dua tahun sebelum financial distress.

NOPERIHAL YANG DIIDENTIFIKASIJAWABAN

1JudulPENERAPAN METODE MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN YANG MENGINDIKASIKAN GEJALA FINANCIAL DISTRESS PADA BANK UMUM SYARIAH

2Nama PenulisSuyatmin Waskito Adi , Aryani Intan Endah Rahmawati

3Nama Jurnal Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta

4Latar BelakangAntusiasme masyarakat terhadap Bank Syariah yang terbilang baru dalam kancah perekonomian Indonesia ini semakin meningkat, termasuk di kalangan pebisnis. Sebagai lembaga keuangan yang memiliki wewenang melakukan banyak aktivitas, bank syariah dihadapkan pada pelbagai macam risiko inherent (melekat). Risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak dideteksi dan dikelola sedini mungkin. Pelbagai eksposur risiko tersebut bisa berupa penurunan tingkat kesehatan bank hingga risiko kebangkrutan.

Salah satu contoh kasus mengenai risiko yang dihadapi perbankan adalah krisis moneter tahun 1997. Krisis moneter telah memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian yang kemudian bertransformasi menjadi krisis ekonomi berkepanjangan yang memberikan efek negatif terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Kondisi tersebut tercermin dari banyaknya sejumlah bank yang collapse karena dianggap tidak mampu lagi mempertahankan going concern-nya sehingga terpaksa dilikuidasi.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi agar kejadian di tahun 1997 tidak terulang kembali diperlukan suatu tindakan sedini mungkin untuk mengukur kondisi serta tingkat kesehatan bank.

Metode penilaian untuk menilai kondisi kesehatan bank termasuk bank syariah sangat variatif. Salah satu metode yang juga merupakan aturan baku mengenai teknik penilaian kesehatan bank syariah adalah metode CAMELS. Teknik penilaian ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 24 Januari 2007 melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9/1/DPbS/2007.

Metode lain yang dapat digunakan ialah metode multiple discriminant analysis (MDA) yang dipelopori oleh Edward I. Altman. Teknik penilaian ini dilakukan untuk menilai eksistensi gejala financial distress (kesulitan keuangan) yang mengarah pada kebangkrutan.

10Basis teori yang digunakan dalam penelitianAltman Z-Score (1968)

12Model PenelitianMetode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Objek penelitian adalah bank umum syariah yang telah beroperasi minimal lima tahun ya-itu, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah dengan kurun waktu empat tahun yaitu periode 2007-2010.Jenis data dalam penelitian ini ialah data dokumenter berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit secara independen. Sementara sumber data yang diperoleh berupa data sekunder yakni pelbagai laporan keuangan yang dikeluarkan oleh sejumlah lembaga yang berwenang, seperti Bank Indonesia dan bank-bank umum syariah yang menjadi target penelitian. Data-data laporan tersebut tersedia di situs resmi BI dan BUS yang menjadi objek penelitian.Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis rasio kesehatan CAMELSyang dalam penelitian ini hanya digunakan faktor capital, assets, earnings, dan liquiditserta metode multiple discriminant analysis (MDA) Altman Z-Score. Perhitungan faktor capital, assets, earnings, dan liquidity digunakan untuk menilai serta menganalisis tingkat kesehatan bank syariah yang menjadi objek penelitian. Pasca diketahui status atau kondisi tingkat kesehatan bank-bank syariah tersebut, maka tahap selanjutnya adalah menilai serta mengukur eksistensi gejala financial distress menggunakan metode MDA.Multiple discriminant analysis (MDA) atau disebut juga dengan analisis diskriminan ganda. Pada dasarnya, analisis diskriminan merupakan suatu teknik analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan atau memasukkan suatu objek ke dalam suatu grup. Perbedaan dengan analisis diskriminan biasa adalah terletak pada jumlah grup. Jika pada analisis diskriminan hanya terdiri atas 1 atau 2 grup, pada analisis diskriminan ganda (MDA) jumlah grup lebih dari 2.2Metode MDA yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode yang dipopulerkan oleh Edward I. Altman untuk mengukur gejala financial distress yang terdiri atas lima variabel rasio dengan masing-masing koefisien pengalinya (multiplier coefficient). Setelah menghitung nilai dari masing-masing variabel yang terdiri atas variabel X1 sampai dengan X5 kemudian dikalikan dengan nnilai koefisien variabel masing-masing, maka akan didapatkan nilai Z. Jika nilai Z < 1.81 maka perusahaan atau bank mengalami kesulitan keuangan dan risiko tinggi.untuk nilai Z antara 1.81 2.99, bank dianggap berada pada daerah abu-abu (grey area) dan jika nilai Z dia atas 2,99 maka bank berada dalam keadaan yang sehat dan kemungkinan akan adanya kebangkrutan sangat kecil.3Setelah diperoleh hasil berupa nilai Z pada setiap bank di setiap tahunnya, penulis mencoba membuat formula berupa persamaan fungsi diskriminan baru yang dibuat berdasarkan hasil penelitian menggunakan formula Altman. Proses ini dilakukan dengan memasukan semua hasil penelitian ke dalam program SPSS 20.0 untuk selanjutnya diolah menggunakan analisis diskriminan guna mencari persamaan baru. Hal ini bertujuan untuk membandingkan hasil penelitian yang menggunakan fungsi diskriminan milik Altman dengan fungsi diskriminan baru, di mana jumlah dan nilai pada masing-masing d diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan formula Altman.

15Hasil Penelitian1. Hasil SPSS menunjukan variabel yang paling berperan adalah variabel X2 (retained earnings to total assets) dan X5 (sales to total assets).

2. Perhitungan mengenai tingkat kesehatan bank yang mengacu pada standar pengukuran kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu, metode CAMELS di mana penulis membatasinya dengan hanya menggunakan empat faktor penilaian yakni, capital (permodalan), assetquality (kualitas aset), earning (rentabilitas) dan liquidity (likuiditas)diperoleh hasil berikut: Pertama, Bank Muamalat Indonesia masuk dalam kategori sehat kecuali pada tahun2009, tingkat kesehatan bank menurun 1 tingkat ke peringkat 3 yang mengakibatkan bank masuk dalam kategori cukup sehat.

3. Kedua, Bank Syariah Mandiri secara konsisten berada dalam kategori cukup sehat. Salah satu faktor penyebab keadaan tersebut adalah jumlah kegiatan operasional bank yang tinggi, sehingga mengakibatkan inefisiensi kegiatan operasional. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa tingkat total aset yang dimiliki oleh bank tidak mempengaruhi hasil penilaian tingkat kesehatan metode CAMELS, melainkan kinerja yang optimal dalam mengatur dan mengelola bank lah yang mempengaruhi hasil penelitian ini.

4. Ketiga, Bank Mega Syariah memiliki tingkat kesehatan bersifat fluktuatif dan cenderung menurun. Diawali dengan predikat bank yang sangat sehat di tahun 2007, kemudian menjadi bank sehat di tahun 2008 dan kembali turun menjadi bank yang tergolong cukup sehat di tahun 2009 dan 2010.

5. Berdasarkan hasil perhitungan yang menggunakan metode multiple discriminant analysis (MDA) untuk mengukur tingkat gejala financial distress pada bank syariah, diperoleh hasil bahwa seluruh bank syariah yang menjadi sampel kasus dalam kurun waktu empat tahun penelitian (2007-2010) berada dalam kategori bangkrut. Hal ini disebabkan oleh Z-Score yang kurang dari 1.81. Selain itu, trend kebangkrutan pada ketiga bank syariah tersebut bersifat fluktuatif dan cenderung menurun.

6. Hasil penelitian menggunakan formula MDA baru yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dengan menggunakan formula MDA Altman menyatakan bahwa, tidak semua objek dalam penelitian ini masuk dalam kategori bangkrut. Selain itu, 11 dari 12 sampel tepat prediksi

PERSAMAANPERBEDAAN

1. Tingkat total aset yang dimiliki oleh bank tidak mempengaruhi hasil penilaian tingkat kesehatan metode CAMELS, melainkan kinerja yang optimal dalam mengatur dan mengelola bank.ANALISIS RASIO CAMELTERHADAP PREDIKSI KONDISI BERMASALAH PADA LEMBAGA PERBANKAN PERIODA 2000-2002

1. Rasio CAR mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio CAR, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

2. Rasio APB mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio ini, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

3. Rasio NPL mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya positif artinya semakin tinggi rasio ini, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

4. PPAPAP mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya positif artinya semakin tinggi rasio PPAPAP kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

5. ROA mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio ROA kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

6. NIM mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah rasio NIM maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

7. BOPO mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya positif artinya semakin tinggi rasio BOPO maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

8. Hasil pengujian hipotesis II adalah Rasio keuangan CAMEL (CAR, BOPO) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah bank-bank umum swasta nasional di Indonesia perioda 2000-2002.

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2013

1. variabel yang berpengaruh signifikan hanya variabel Earnings Before Interest and Tax (EBITTA), Variabel Working Capital to Total Asset (WCTA), Market Value Of Equity to Book Value of Total Liability (MVTL), Retained Earnings to Total Asset (RETA), Sales to Total Asset (SATA)

2. Cash Flow from Operating to Total Asset (CFOTA) berpengaruh tetapi tidak signifikan.

PENERAPAN METODE MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN YANG MENGINDIKASIKAN GEJALA FINANCIAL DISTRESS PADA BANK UMUM SYARIAH

1. Hasil SPSS menunjukan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel retained earnings to total assets dan sales to total assets.