final report rtbl pusat kota sumenep

Upload: agus

Post on 14-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

RTBL Pusat Kota Sumenep, memadukan kawasan pusat kota yang akan direncanakan sebagai urban heritage dengan kawasan perdagangan jasa dan pariwisata yang semakin pesat pertumbuhannya

TRANSCRIPT

ThemeGallery PowerTemplate

KAWASAN PUSAT KOTAKECAMATAN SUMENEP KAB. SUMENEPSurabaya 17 November 2014Laporan Akhir

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

Draft Peraturan Bupati RTBLContentsPendahuluanProfil UmumProgram Bangunan dan LingkunganRencana Umum & Panduan Rancangan

2

KAWASAN PUSAT KOTAKECAMATAN SUMENEP KAB. SUMENEPPENDAHULUANMenjelaskan secara singkat tentang progress kegiatan dalam penyusunan RTBL di Kota Sumenep

Laporan Draft Akhir

Progress Kegiatan4Penyepakatan WilayahPenyepakatan Visi KawasanPelaporan AkhirPenyepakatan Potensi MasalahPenetapan daftar kegiatan prioritas

Draft Perbup sudah di Bagian HukumFGD 1 dan FGD 2Latar BelakangAdanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007, tanggal 16 Maret 2007, tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; Dinamika Kawasan Pusat Kota Sumenep, baik secara sosial ekonomi Heritage maupun perwujudannya dalam bentuk fisik menuntut adanya aturan tata ruang yang merupakan pedoman dalam mengawasi dan mengendalikan pertumbuhan kota;CBD (SPU, PERJAS, SOSIAL) HERITAGE - LINGKUNGANMengarahkan jalannya pembangunan sejak dini, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan konkret;Pendetailan dari RTRW Kabupaten Sumenep dan RDTRK BWP Kota Sumenep yang sudah disusun dan diperdakan;RTBL Kawasan Pusat Kota digunakan sebagai pedoman pemanfaatan lahan dan pelaksanaan pembangunan;

5

VISI KAWASAN6Persyaratan tata bangunan ditetapkan lebih lanjut dalam Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) oleh Pemda. UUBG 28/2002 BANGUNAN GEDUNG Bab IV, Pasal 7-15

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGPERSY. ADMINISTRATIFPERSY. TEKNIS BGPERSY. TATA BANGUNANPERSY. KEANDALAN BGPERSY. PERUNTUKAN DAN INTENSITAS BGPERUNTUKAN LOKASIKEPADATANKETINGGIANJARAK BEBASPERSY. ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNGPENAMPILAN BGTATA RUANG DALAMSEIMBANG, SERASI, SELARAS DGN LINGK.NILAI SOSIAL-BUDAYAPERSY. PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGANDAMPAK PENTING LINGKUNGANPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2005TENTANGPERATURAN PELAKSANAANUNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002TENTANGBANGUNAN GEDUNG

Terdiri dari 4 kelurahan:Kel. KarangduakKel. KepanjinKel. PajagalanKel. BangselokLuas Kawasan 60 Ha

7Batas Wilayah:Sebelah Utara: Jalan Pahlawan & Jalan KartiniSebelah Selatan: Jl. KH Sajad & Jl Dr. WahidinSebelah Timur: Jl. Ahmad Yani dan Jl. PendekarSebelah Barat: Jl. Berlian, dan Jl Pepaya

BWP Kota SumenepWilayah Perencanaan

VariabelKeteranganKawasan KajianKawasan Pusat Kota SumenepKawasan PerencanaanCakupan area 60 Ha Masjid Jami & Taman Adipura menjadi Kawasan intiSifat Kegiatan KawasanKawasan Fungsi CampuranRagam KawasanKawasan terbangunPotensi & Permasalahan KawasanPotensiMerupakan kawasan pusat bagi pemerintahan dan Pengembangan Pusat Regional berdasarkan RTRW Kabupaten Sumenep;Kawasan yang masuk dalam Kategori Kawasan yang Dikendalikan Perkembangannya (High Controle Zone) dengan Mengembangkan Ciri budaya Kabupaten Sumenep sesuai dengan RDTR BWP Pusat Kota Sumenep;Artefak Situs Cagar Budaya yang memiliki nilai sejarah yang sangat kuat sebagai permukiman berkonsep Kota awal yang pernah terdapat di Kabupaten Sumenep, yang dapat dikembangkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Kabupaten Sumenep;Tersebarnya Bangunan Cagar Budaya di dalam kawasan sebagai bagian dari CBD pertama (old CBD) di Kabupaten Sumenep yang masih eksis sampai saat ini. Hal ini berpotensi sebagai kawasan wisata budaya;Beberapa Bangunan Cagar Budaya yang berfungsi sebagai Fasilitas Umum Sosial yang terawat dengan baik,Beragam Fasilitas umum KOMERSIAL tersebar di sekitar koridor dalam kawasan perencanaan;Sebagai kawasan kota lama memiliki POLA GRID yang cukup kuat yang dapat digunakan sebagai jalur pembatas (edges) unit lingkungan dan unit masyarakat, sehingga dimungkinkan untuk membentuk beberapa koridor dalam kawasan 8

Potensi dan Permasalahan KawasanPermasalahanKeberadaan Benda Cagar Budaya yang Kurang terawat masih ditemukan di kawasan perencanaan;Tidak terdapatnya TEMPAT INFORMASI yang REPRESENTATIF tentang POTENSI KAWASAN perencanaan yang seharusnya ada di dalam kawasan perencanaan;Belum TERINTEGRASINYA perencanaan dalam kawasan perencanaan dengan pengembangan POTENSI PARIWISATA;Berkembangnya permukiman Squatters yang mengokupasi;PEMAKAIAN BADAN jalan untuk keperluan parkir bongkar-muat;Masih dijumpai Bangunan dan Lahan Tidur di beberapa titik (spot);Keberadaaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) komposisinya masih kurang;Konsep pengembangan kawasan belum terarah dengan baik.Isu StrategisPotensi pengembangan jalur PEDESTRIAN LINKAGEPERKEMBANGAN FUNGSI PERDAGANGAN JASA yang semakin meningkat sehingga mengurangi citra kawasanGejala PENURUNAN KUALITAS FISIK BANGUNAN LAMAPROSENTASE LANGGAM ARSITEKTUR LAMA terhadap kehadiran bangunan ARSITEKTUR MODERN yang semakin MENURUN ciri KHAS KAWASAN HERITAGETRANSFORMASI BENTUK FACHADE BANGUNAN LAMA, PENURUNAN KUALITAS FISIK BANGUNAN LAMA SERTA PENGADIRAN BANGUNAN BARU yang cenderung menciptakan disharmoni MENGURANGI NILAI DAN EKSISTENSI kawasan sebagai landmark kawasan sebagai salah satu kawasan yang akan dikembangkan sebagai kawasan urban heritage berdasarakan RDTR BWP Kota Sumenep9Historis Kawasan10

Kota Lama Sumenep (1986)Perkembangan Kawasan Pusat Kota Sumenep pertama kali ditandai dengan kedatangan Tumenggung Anggadipa sebagai Bupati di Sumenep (1626-1644 M). Kemudian beliau pada tahun 1639 M. mendirikan masjid di Desa Kepanjen Sumenep, yang sampai sekarang dikenal dengan nama Masegit Laju (Masjid Lama). Pembangunan Keraton Sumenep pada tahun 1198 H (1778 M) oleh Panembahan Sumala dengan arsitek yang ditunjuk adalah seorang bangsa Cina bernama Lauw Piango. Pembangunan Masjid Jamik yang sekarang disebut Masjid Agung Sumenep, yang didirikan pada tahun 1198 H (1779 M) dan selesai pada tahun 1206 H (1787 M). Adapun arsitek dari Masjid Jamik juga sama dengan arsitek dari Keraton Sumenep yaitu Lauw Piango.

Masjid Laju

Masjid Jami Keraton Sumenep

Kepemilikan LahanKepemilikan atau status lahan di kawasan perencanaan terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu tanah milik privat, tanah milik negara dan tanah yayasan. 11

Panembahan SEMALA

121011987261543Taman AdipuraMasjid JamiMuseumKeratonLapangan Gotong RoyongKODIMPusat PerbelanjaanKoridor Jl. TrunojoyoKoridor Jl. HalimKoridor Jl. SudirmanKoridor Jl. DiponegoroKoridor Jl. Manikam

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

1212KAWASAN PUSAT KOTAKECAMATAN SUMENEP KAB. SUMENEPPROGRAM BANGUNAN LINGKUNGANTerdiri dari analisis kawasan dan wilayah perencanaan serta penyusunan konsep dasar perancangan kawasan

Sumenep, 06 November 2014Laporan Draft Akhir

Analisis Tingkat KotaKecamatan Kota Sumenep dalam rencana struktur ruang RTRW Kabupaten Sumenep Tahun 2013-2033 ditetapkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal) dengan fungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa, pusat pendidikan, pusat kesehatan, pusat pariwisata, pusat permukiman perkotaan, dan pusat transportasi. Fungsi Kecamatan Kota juga berada di kawasan perencanaan, khususnya sebagai pusat pariwisata. Hal ini terkait dengan keberadaan objek wisata budaya yang ada di kawasan perencanaan, antara lain Keraton Sumenep, Museum Keraton dan Masjid Jamik Sumenep. transportasi. Peran penting Kecamatan Kota Sumenep dalam sistem transportasi tidak terlepas dari keberadaan Terminal Arya Wiraraja yang merupakan terminal Kelas A. 14

Analisis Sekitar Wilayah PerencanaanPerubahan penggunaan lahan yang terjadi di sekitar kawasan perencanaan skalanya kecil, adapun perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada umumnya perubahan dari tanah kosong menjadi perumahan serta fasilitas perdagangan dan jasa, serta pembongkaran bangunan lama menjadi bangunan dengan model dan fungsi baru.Wilayah sekitar kawasan perencanaan didominasi oleh kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa serta perkantoran.Untuk Ruang Terbuka Hijau di wilayah sekitar kawasan perencanaan terdiri dari RTH taman, jalur hijau, lapangan olah raga dan makam. Situs dan Bangunan sejarah di sekitar kawasan antara lain: Asta Tinggi, Asta Katandur, Asta Yusuf, Asta Gumuk, Asta Pangeran Letnan, Asta Siding Puri, Asta Pangeran Lor dan Wetan15

Analisis Wilayah Perencanaan16Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Analisis Preservasi dan Konservasi pada bangunan sejarah di kawasan Perencanaan dimana masjid jami, keraton, masjid laju serta ponpes loteng diarahkan untuk dilakukan preservasi.Permasalahan terkait pengembangan lahan yang ada di kawasan perencanaan yang perlu segera ditangani adalah terkait status kepemilikan lahan, dimana status kepemilikan lahan sebagian kantor pemerintahan merupakan tanah Yayasan Panembahan SumoloPotensi pengembangan kawasan antara lain:Pusat wisata budayaPusat perdagangan jasaPusat Aktivitas sosial dan keagamaanIdentitas kota berupa:Landmark pada masjid jamiNode pada pusat perbelanjaan dan alun-alun (taman adipura)Analisa KebijakanBerdasarkan RTRW Kabupaten Sumenep (Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 )Kawasan Pusat Kota memiliki fungsi utama pusat pemerintahan;pusat perdagangan dan jasa;pusat pendidikan; pusat kesehatan; pusat pariwisata; pusat permukiman perkotaan; danpusat transportasi.Wilayah yang termasuk kawasan lindung (RTH) adalah alun-alun kota sumenepKawasan Pusat kota juga ditetapkan sebagai kawasan CAGAR BUDAYA (Keraton Sumenep, Museum Kraton Sumenep, Masjid Agung) yang juga menjadi KAWASAN PARIWISATA BUDAYAKawasan Pusat kota juga ditetapkan sebagai KAWASAN STRATEGIS dari sudut kepentingan sosial budaya

17Analisa KebijakanBerdasarkan RDTR BWP Kota Sumenep Tahun 2013-2033 (perda no 3 /2014)Tujuan Penataan BWP Sumenep adalah Mewujudkan BWP Kota Sumenep sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan SKALA REGIONAL, kota yang memiliki ciri urban heritage serta berwawasan lingkungan, dengan konsep dasar:Pengembangan Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumenep.Pengembangan Pusat Pelayanan Regional. Pengembangan Urban Heritage.Pembangunan BWP Kota yang Berwawasan Lingkungan.Kawasan yang DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA adalah pada Sub BWP 1 yang meliputi Sub zona perdagangan dan jasa, perkantoran pemerintah serta spot pariwisata budaya dan religi (kawasan pusat kota) dengan Penanganannya adalah sebagai berikut:Penataan kawasan secara lebih RINCI dengan penyusunan RTBL;Pengembangan KORIDOR BUDAYA di Jalan Belakang Masjid Agung;Pengembangan prasarana PEJALAN KAKI;Penyediaan RTH;Penataan sirkuasi lalu lintas; dan Pengaturan sistem perparkiran.

18Analisis Peran MasyarakatTakmir Masjid JamikMendukung terhadap upaya pelestarian bangunan dan benda bersejarah Upaya yang telah dilakukan dalam rangka pelestarian bangunan bersejarah antara lain melakukan perbaikan secara rutin dan berkalaYayasan Panembahan SomalaMendukung terhadap upaya pelestarian bangunan dan benda bersejarah Upaya pelestarian sebaiknya dilakukan melalui partisipasi masyarakatUpaya yang telah dilakukan dalam rangka pelestarian bangunan bersejarah antara lain melakukan perbaikan secara rutin dan berkalaPerlu ada sinergi stakeholder terkaitDana untuk melakukan upaya pelestarian bisa diupayakan dari partisipasi masyarakat (pengunjung, parkir dan donator)Perlu dilakukan promosi terhadap potensi wisata religi/ budaya secara berkala, khususnya melalui dinas terkait antara lain Dinas Pariwisata, infokom dan mediaTokoh MasyarakatMendukung pelestarian KotaPenataan kawasan alun-alun dan masjid19Stakeholder terkait di Wilayah Perencanaan antara lain:Yayasan Panembahan SemalaTakmir Masjid JamiPedagangMasyarakat Kota SumenepPemda Kabupaten SumenepAnalisis SWOT20STRENGTHKemudahan aksesbilitasKelengkapan fasilitasLokasi strategisMerupakan kawasan yang sudah tumbuh dan berkembangPotensi pariwisata, perjas dan kawasan cagar budayaWEAKNESSCitra kawasan menjadi kurang jelas dengan beragamnya struktur guna lahanBenda cagar budaya kurang terawatKomposisi RTH kurangPenurunan kualitas fisik bangunan lamaBelum adanya aturan detilkawasan kurang teraturOPPORTUNITYDukungan KebijakanPengembangan pedestrian linkageProspek pengembangan pariwisata yang semakin meningkatPengembangan street marketTHREATSTrend penurunan pariwisataVandalisme

Konsep PengembanganTEMAPENGEMBANGANKONDISI(POTENSI & MASALAH)KEVIN LICHKENZO TANGELOST SPACEAKTIFITAS KAWASAN HIDUP TAPI KACAUMEMPERKUATMENTRANSFORMASIKANMEMPERKENALKANMARKUS ZAN DAN ALDOROSSIPRESERVASI-KONSERVASI (Mitakat inti-mintakat penyangga-pengembangan)SINERGITAS DAN HARMONISASI(Mintakat Inti-Penyangga-Pengembangan)VITALITAS KAWASANHIDUP DAN LEBIH TERATURDALAM PROSES DINAMISASI, SUATU KOTA CENDERUNG MENUJU PADA EVOLUSI DARI PADA PRESERVASI DAN MONUMEN-MONUMEN YANG BEREVOLUSI TIDAK HANYA TAMPIL SEBAGAI HASIL PRESERVASI TAPI HARUS TAMPIL SEBAGAI ELEMEN PENGEMBANGAN YANG PROSPEKTIF.

LOST SPACE ADALAH URBAN AREA YANG TIDAK DIINGINKAN, KARENA TIDAK MEMBERIKAN SUMBANGAN POSITIF KEPADA LINGKUNGAN SEKELILINGNYA. SEBUAH OBYEK TANPA DEFINISI, TANPA BATAS YANG JELAS DAN GAGAL UNTUK MENGHUBUNGKAN ELEMEN-ELEMEN KOTA SECARA BERTALIAN.ROGER TRANCICK21

Visi KawasanKata Kunci: Heritage, Mix UseVisi: Heritage in Harmony (Harmonisasi Ruang Kawasan Heritage Kota Sumenep)22Komponen ArahanRTRWKawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budayaRDTRMewujudkan BWP Kota Sumenep sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan SKALA REGIONAL, kota yang memiliki ciri urban heritage serta berwawasan lingkunganPotensiPengembangan kawasan urban heritage yang mendukung citra kawasan

MISI Pembangunan:Mewujudkan Pembangunan kawasan yang selaras dengan pengembangan heritageMewujudkan Kawasan sebagai pusat pelayanan kegiatan masyarakat.Mewujudkan kawasan sebagai Pusat Pertumbuhan aktifitas perekonomianMewujudkan Pembangunan kawasan yang ramah lingkungan.

Blok Pengembangan KawasanPembagian Blok pengembangan kawasan pusat kota Sumenep meliputi:Tiga blok pengembangan yang dibedakan dari fungsi utama serta perlakuan pengembangannyaFungsi-fungsi utama adalah pertokoan, hunian dan kawasan cagar budayaPerlakuan antara lain: penataan bangunan, pelestarian bangunan, tambahan plaza publik dan taman, penataan pedestrian dan signage23KAWASAN PUSAT KOTAKECAMATAN SUMENEP KAB. SUMENEPRENCANA UMUM & PANDUAN RANCANGANMerupakan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat detail

Laporan Draft Akhir

Struktur Peruntukan Lahan25

Intensitas Pemanfaatan LahanArahan Intensitas Bangunan26

Arahan Skyline Jalan Halim Perdana KusumaArahan Skyline Jl Trunojoyo (sisi timur)

Arahan SkylineGedung DPR dan Masjid menjadi titik tertinggi di kawasan27Arahan Skyline Jl Trunojoyo (sisi barat)Arahan Skyline Jl Jenderal Sudirman

BLOK ABLOK C

Sistem Sirkulasi28

Jl. TRUNOJOYOArteri PrimerAkses utama kawasanROW=15 MJl. HOS COKROLokal PrimerROW=8 MJl. KARTINIKolektor PrimerROW=8 MJl. HALIM Kolektor PrimerAkses utama kawasanROW=9 MJl. A.YANIArteri PrimerAkses menuju kaliangetROW=8 M

Sistem SirkulasiSistem Sirkulasi secara umum tidak terdapat perubahan dan disesuaikan dengan kebijakan RDTR yang sudah diperdakanPengaturan sistem sirkulasi di kawasan perencanaan adalah dengan sistem street walk dimana kendaraan bermotor tidak diperbolehkan melintas pada waktu-waktu tertentuJalan ManikamKonsep pengembangan street marketKendaraan yang boleh melintas hanya R-2 dan kendaraan non-motorizedBerlaku setiap waktuJalan Dr. SoetomoKonsep pengembangan street festivalKendaraan yang boleh melintas hanya kendaraan non motorized pada malam hari, pada siang hari tidak ada pembatasan kendaraan.29Pengembangan Street Market (Jl Manikam)Pengembangan Street Festival (Jl Dr. Soetomo)

RTHTujuan Perencanaan RTH di kawasan perencanaan:Tercapainya target luasan minimal yaitu 30 % dari luasan wilayah perencanaanBerjalan sesuai fungsi Strategi Untuk Ruang Terbuka Hijau PrivatPembuatan regulasi berkaitan dengan KDB, KLB dan KDH pada setiap persil bangunan yang terdapat di kawasan perencanaan Strategi Untuk Ruang Terbuka Hijau PublikPenyediaan ruang terbuka publik oleh pemerintah daerah/kotaTaman lingkungan pada kawasan perumahanRuang terbuka pada nodes, Pemanfaatan daerah tepian sungai sebagai ruang terbuka hijau.Ruang terbuka pada rumijaPengembangan taman-taman baru

30Tugu Keris(Eks TPS)

Alun-alun Sumenep

Lapangan Gotong Royong

Tata Kualitas LingkunganLandmark eksisting berada di Masjid AgungNode berada di Pusat Perbelanjaan dan Alun-alun31Arahan berupa pengembangan landmark dan node baru antara lain:Lanmardk berupa tugu keris di eks TPS (jl. DR. Wahidin)Penambahan Node Baru menggunakan lahan lapangan gotong royong

LandmarkNodePelestarian Bangunan dan LingkunganBeberapa bangunan sejarah di kawasan antara lain:32NOJENIS BANGUNANKETERANGANGAMBAR/ FOTO1Masjid Laju Merupakan masjid pertama yang ada di Kabupaten Sumenep, yang sekaligus menjadi tonggak sejarah perkembangan Islam di Sumenep. Masjid Laju didirikan pada tahun 1639 M. oleh Tumenggung Anggadipa2Keraton SumenepKeraton Sumenep dibangun pada tahun 1198 H (1778 M) oleh Panembahan Sumala dengan arsitek yang ditunjuk adalah seorang bangsa Cina bernama Lauw Piango3Masjid JamikMasjid Jamik yang sekarang disebut Masjid Agung Sumenep, didirikan pada tahun 1198 H (1779 M) dan selesai pada tahun 1206 H (1787 M). Adapun arsitek dari Masjid Jamik juga sama dengan arsitek dari Keraton Sumenep yaitu Lauw Piango.4Rumah KunoRumah kuno yang cukup banyak terdapat di kawasan perencanaan, memiliki gaya arsitektur kolonial Belanda. Hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh perjalanan sejarah perkembangan Sumenep, dimana penguasa Sumenep juga pernah bekerjasama dengan VOC, yaitu dalam kurun waktu 1680 1705 M.5Ponpes Loteng Merupakan tempat pendidikan agama Islam yang terdapat di Kelurahan Karangduak dengan bangunan utama berupa bangunan kuno.

Tema Arsitektur Kawasan33

34Pengembangan Street FestivalPengembangan Street MarketPenataan Alun-alun DskPengembangan Pedestrian LinkageKonsevasi Bangunan HeritageProgram Indikasi

Daftar Kegiatan Blok A35

Street Market Jl ManikamPengembangan parkir bersama

Penataan depan Masjid Jami

Daftar Kegiatan Blok B36Street FestivalJl. Soetomo

Tugu KerisPedestrian dan Jalur Sepeda

11223344Lapangan Gotong Royong

Daftar Kegiatan Blok C37Street Furniture11

Street FurnitureAturan Panduan Rancang (Blok A1)38

KAWASAN PUSAT KOTAKECAMATAN SUMENEP KAB. SUMENEPRENCANA INVESTASIMenjelaskan secara singkat tentang Indikasi Program RTBL

Laporan Draft Akhir

Skenario Rencana InvestasiSkenario rencana investasi yang akan dilakukan kawasan perencanaan mencangkup 3 tahapan; Tahap I: Penanganan kawasan alun-alun (taman adipura) dan sekitar Masjid Jami Sumenep, pembentukan citra kawasan dan blok-blok dalam kawasan dengan pendefinisian fungsi ruang yang jelas, pencirian dengan aksesori local pada bangunan dan kelengkapan pedestrian path, dan ruang sirkulasi manusia dan kendaraan yang mendukung fungsi ruang, serta sosialisasi kepada pengguna ruang;Tahap II: pembangunan sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan pengguna ruang dalam kawasan, terutama fasilitas vital yang belum terdapat di kawasan perencanaan seperti jaringan air bersih, pengelolaan persampahan, lampu penerangan.Tahap III: peningkatan kualitas lingkungan kawasan untuk mendukung fungsi ruang dengan pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana dasar lingkungan perkotaan sesuai dengan fungsi ruangnya.

40

Prioritas Program411Indikasi Program42

KAWASAN PUSAT KOTAKECAMATAN SUMENEP KAB. SUMENEPKETENTUAN PENGENDALIANMenjelaskan secara singkat tentang sistematika Peraturan Bupati RTBL

Laporan Draft Akhir

Ketentuan PengendalianKegiatankegiatan yang termasuk dalam pengendalian pemanfaatan ruang ialah :Pengawasan, terdiri atas tiga kegiatan yang saling terkait, yaitu pelaporan, pemantauan (monitoring), dan evaluasi.Penertiban ada tiga, yaitu pengenaan sanksi administratif, sanksi perdata, dan sanksi pidana.Perijinan masih harus disesuaikan jenis dengan tingkatan rencana tata ruang yang dipakai sebagai dasar acuan adalah Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pusat Kota Kecamatan Sumenep Kabupaten Sumenep.Bentuk sanksi yang dapat dikenakan adalah sebagai berikut :Pencabutan ijin, Pembongkaran Bangunan, Perlengkapan Perijinan,.Denda, Pencabutan perijinan, pembongkaran, dan perlengkapan perijinan dapat disertai dengan atau kurungan sesuai dengan aturan yang belaku44KAWASAN PUSAT KOTAKECAMATAN SUMENEP KAB. SUMENEPPEDOMAN PENGENDALIANMenjelaskan secara singkat tentang sistematika Peraturan Bupati RTBL

Laporan Draft Akhir

Pedoman PengendalianSistem zona dibagi;Zona Inti (kawasan sekitar Alun-alun dan Masjid Jami)Pada kondisi tertentu dimana tidak dimungkinkan adanya pengembangan atau penghadiran bangunan baru di kawasan mintakat inti, langkah yang lebih ditekankan adalah rehabilitasi, rekonstruksi dan pemanfaatan kembali bangunan cagar budaya sebagai bagian dari upaya revitalisasi kawasan (penataan alun-alun dan kawasan masjid)Mintakat Penyangga Pada zona yang termasuk dalam zona penyangga, pengembangan lebih bersifat mengikuti aturan yang ada dalam hal ini Perda Nomor 3 Tahun 2014 tentang RDTR Kawasan Pusat Kota dan Perda Nomor 4 Tahun 2014 tentang Bangunan Gedung. 46Pengendalian yang lain diantaranya adalah mengenai tinggi bangunan dimana ketinggian bangunan di kawasan pusat Kota Sumenep tidak boleh melebihi Masjid Jami SumenepKAWASAN PUSAT KOTAKECAMATAN SUMENEP KAB. SUMENEPDRAFT PERATURAN BUPATIMenjelaskan secara singkat tentang sistematika Peraturan Bupati RTBL

Laporan Draft Akhir

Peraturan Bupati48