final presentation
TRANSCRIPT
DESAIN ULANG HYDRAULIC PUMPING UNIT (HPU) DENGAN METODE API RP 11L DALAM
PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR ALJ-099 DI LAPANGAN YLJ
TEKNIK PERMINYAKAN STT-MIGAS BALIKPAPAN
OLEHEKA ALMAS YUSLIM
10.01.099
PENDAHULUAN
TEORI DASAR Hydraulic Pumping Unit, Pendesainan HPU,
Metode API RP 11L
DATA DAN PERHITUNGAN Kemampuan produktivitas sumur, Kedalaman
Pompa, Penentuan SL & SPM, Desain Ulang dgn API RP 11L
PEMBAHSAN
KESIMPULAN
Outline
Latar Belakang
Menggunakan metode artificial lift dalam suatu produksi sumur migas
kita terkadang dihadapkan dengan kurangnya tingkat kinerja dari
peralatan produksi sementara target produksi terus dicanangkan. Metode desain ulang hydraulic pumping unit menggunakan API RP 11L. Prinsip dasar suatu perencanaan optimasi produksi dengan HPU adalah
melalui pengaturan ukuran panjang langkah (stroke length), dan
kecepatan pemompaan (Stroke Length per Minute).
Tujuan Penulisan
Mengetahui besar laju optimum.
Mendesain ulang hydraulic pumping.
Menentukan Hydraulic Pumping yang tepat.
PENDAHULUAN
HPU (Hydraulic Pumping Unit) merupakan salah satu jenis dari Sucker Rod Pump (SRP). Hydraulic Pump digunakan sebagai salah satu alternatif sistem artificial lift. Penggunaan pompa ini dilakukan jika tidak tersedianya gas yang cukup di lapangan, sehingga sistem gas lift tidak dapat diterapkan.
Pembahasan (1)
HPUHPU
Bagian Tengah HPUBagian Tengah HPU
Tubing
Rod-string
2011 Gas Well Deliquification Workshop Denver, Colorado
Bagian Paling Bawah HPUBagian Paling Bawah HPU
Working barel
Plunger
2011 Gas Well Deliquification Workshop Denver, Colorado
Pembahasan (2)Pembahasan (2)
PENDESAINAN HPU
Hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain hydraulic pumping unit
kedalaman pompa ketahanan beban suatu rod (PPRL) Stroke per minute (SPM) atau kecepatan pompa Panjang stroke (stroke length)
API RP 11LAPI RP 11L Pada Tugas sarjana ini metode yang digunakan
desain HPU adalah API RP11L karena mudah di aplikasikan, karena lapangan YLJ rata-rata kedalaman sumur 3000-4000ft.
Metode ini juga sering digunakan dan menjadi sebuah standar pada pendesainan Rod-HPU
Langkah-Langkah Metode API RP 11LLangkah-Langkah Metode API RP 11L
1. Mencari data teknis sumur.
2. Menentukan faktor rod string dari HPU.
3. faktor-faktor fluida dan rod tanpa maupun dengan variable.
4. menentukan nilai plunger stroke effektif (Sp).
5. mengetahui besaran nilai dari parameter dalam menentukan berat optimal yang mampu dibebankan pada rod atau Peak Polished Rod
Analisa & PerhitunganAnalisa & Perhitungan
Produktivitas Sumur
dimana :
Pwf = Tekanan aliran dasar sumur, Psi.
Ps = Tekanan statik, Psi.
Q = Laju produksi, bbl / hari
Produktivitas SumurDiketahui
qo = 180 bbl
Ps = 1181 psi
Pwf = 513 psi Sehingga dapat ditentukan :
[ ] [ ] 2
Ps
Pwf0.8
Ps
Pwf0.21
maxqoq
−−=
[ ] [ ] 2
1181
5130.8
1181
5130.21
maxq180 −−=
bfpd236maxq =
Produktivitas Sumur Data Hasil Perhitungan Q – Pwf Pada Sumur “ALJ-099”
Pwf(asumsi), psi (Pwf/Ps) (Pwf/Ps)2 Q, bpd
1181 1,00 1,00 0,00
1000 0,85 0,72 60,71
900 0,76 0,58 90,45
800 0,68 0,46 117,48
700 0,59 0,35 141,79
600 0,51 0,26 163,40
500 0,42 0,18 182,30
400 0,34 0,11 198,49
300 0,25 0,06 211,98
200 0,17 0,03 222,75
100 0,08 0,01 230,81
0 0,00 0,00 236,17
Rate Produksi yang diinginkanRate Produksi yang diinginkan
Qd = 80% x Qmax
Qd = 80% x 236 bpd
Qd = 188.93 bpd
Maka Pwfd = 461.7 psi
Kedalaman PompaKedalaman Pompa
Penentuan titik tengah perforasi
Mid perforation = ½ x (Top perforation + Bottom perforation) = 4115.97 ft Penentuan Specific Gravity fluida
SG fluida = (SG air x Water cut) + (SG oil (1- Water cut)) = 1.01 Penentuan gradien dari fluida
Gradien fluida = 0.433 x SG fluida = 0.44 Penentuan ketinggian dari fluida
DFL = Mid perforation – Pwfd/ Gradien fluida = 3064.06 ft
Penentuan letak posisi katup isap dari pompa
Asumsi yang diambil ialah 50 meter kebawah dari puncak ketinggian fluida.
KI = DFL + 164.05 = 3228.11 ft
Jadi pompa di pasang pada kedalaman (pump depth) 3228.11 ft.
Penentuan SPM dan SLPenentuan SPM dan SL
75.0x)D(xSPMx1166.0
QSL
2p
=
75.0x)25.2(x4x1166.0
93.188SL
2=
"69.106SL =
•Untuk SPM = 4, maka
PEMBAHASAN (1)PEMBAHASAN (1)
Dari Tabel 4.3 diatas diambil SPM 4 dan SL 107” dengan kombinasi sucker rod 7/8 dan 3/4 dengan persentase rod string masing – masing 41.7 % dan 58.3 % dan PPRL 11015.83 lbs sedangkan HPU yang tersedia pada sumur ALJ-099 maksimal SL 144 dan PPRL maksimum 12000 lbs, sehingga sesuai diterapkan pada sumur ALJ-099.
Jadi setting parameter yang tersedia adalah sebagai berikut :
SPM = 4
SL = 107”
Dp = 2.25”
PPRL = 11015.83 lbs
Kombinasi Sucker Rod = 7/8 dan 3/4
Effisiensi pompa = 75%
Pump depth = 3228.11 ft
PEMBAHASAN (2)PEMBAHASAN (2)
Dari hasil yang didapat setelah melakukan evaluasi pendesainan ulang dengan jenis pompa yang sama serta effisiensi yang sama. Dengan menurunkan kecepatan pompa yang awalnya 6 SPM menjadi 4 SPM diharapkan agar kinerja pompa tidak terlalu keras sehingga life time pompa diharapkan lebih lama dan perawatan dapat terpantau dengan baik
KesimpulanKesimpulan1. Berdasarkan perhitungan kurva IPR laju produksi
maksimum (Qmaks) yang dicapai sumur ALJ-099 adalah sebesar 236 bpd. Sehingga untuk mencapai laju produksi optimum (Q 80%) sebesar 188.93 bpd pada Pwfd 461.7 psi.
2. Kinerja HPU setelah dievaluasi, adalah sebagai berikut :
Kecepatan pompa (N) = 4 SPM
Panjang langkah pompa (S) = 107 inch
Efisiensi pompa (Ep) = 75 %
Laju produksi optimal (qo) = 188.93 bpd
Peak polished rod load (PPRL) = 11015.83 lbs
Pump depth (KI) = 3228.11 ft
3. Tipe HPU yang dipakai pada sumur ALJ-099 yaitu SmartLift Series E-120
ReferenceReferenceBrown, Kermit E. (1980). The Technology of Artificial Lift Methods, Volumes 1, 2a and 2b.
Tulsa, OK: PennWell Publishing Co.
Nguyen, Tan Advanced Artificial Lift Methods – PE 571
Tieben.co