final presentation 1

18
LOGO TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK UNTUK PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH (ANALISIS PENERAPAN E-PROCUREMENT DI LEMBAGA SANDI NEGARA) Oleh : Prista Vitali Saktinegara (09064970)

Upload: batharasemar

Post on 27-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LOGO

TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SISTEM ELEKTRONIK UNTUK

PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

(ANALISIS PENERAPAN E-PROCUREMENT DI LEMBAGA SANDI

NEGARA)Oleh : Prista Vitali Saktinegara (09064970)

LOGO

Pasca Sarajana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

PENDAHULUAN

Sejak multi krisis yang terjadi pada era reformasi tahun 1997, pemerintah perlahan mulai melakukan perubahan yang ditujukan untuk membangun kembali perekonomian dengan mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance). Demi terwujudnya GCG, pemerintah dituntut untuk memajukan kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah wajib menyediakan kebutuhan rakyatnya dalam berbagai bentuk berupa barang, jasa maupun pengembangan infrastruktur. Di samping itu, pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan membutuhkan juga barang dan jasa, untuk itu perlu pengadaan barang dan jasa.

LOGOPENDAHULUAN

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah di Indonesia diketahui masih memiliki sistem yang lemah, seperti pernyataan-pernyataan berikut ini:

1. Kasus korupsi di tingkat pemerintahan daerah masih didominasi proses pengadaan barang/jasa, mencakup 70% dari keseluruhan kasus korupsi. (Korupsi Daerah: 70% Kasus Berasal Dari Pengadaan Barang dan Jasa, http://www.lkpp.go.id/v2/berita-detail.php?id=6214472140)

2. Proses pengadaan barang dan jasa yang tidak transparan, ditambah lagi lambannya reformasi birokrasi di daerah, menyebabkan korupsi terus berlangsung. (Mayoritas Korupsi dari Pengadaan Barang dan Jasa, http://www.tempo.co/read/news/2012/09/24/090431590/Mayoritas-Korupsi-dari-Pengadaan-Barang-Jasa)

Akibat dari rawannya korupsi pada pengadaan barang/jasa pemerintah, maka Pemerintah berusaha untuk memperbaiki sistem dari Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang bermula dengan beberapa kali dilakukannya perubahan Peraturan Pemerintah tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan perbaikan sistem dan proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan sampai dengan menggunakan sistem elektronik untuk Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

LOGOPENDAHULUAN (Pokok Permasalahan)

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

2. Apakah penerapan e-procurement di Lembaga Sandi Negara telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku?

1. Bagaimana ketentuan hukum yang mengatur tentang e-procurement?

3. Bagaimana tanggungjawab subjek hukum pada proses e-procurement?

LOGOKerangka Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa

Pada tahun 2011, UNCITRAL membuat The UNCITRAL Model Law on Public Procurement sebagai regulasi yang menjadi dasar hukum pembentukan aturan-aturan Pengadaan Barang dan Jasa di beberapa negara di dunia.

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Pancasila

The UNCITRAL Model Law on Public Procurement

Pengadaan Barang & Jasa secara Konvensional :

Penunjukan Langsung

Pengadaan atau Pelelangan biasa yang dilakukan dengan pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Pengadaan Barang & Jasa secara Elektronik :

Electronik Reverse Auction yang merupakan sistem lelang dengan (bidding) dan memilih penyedia yang menawarkan harga terendah.

LOGO

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Kerangka Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa

Akuntabel

Efektif

Bersaing

Adil/TidakDiskriminatif

PRINSIP PENGADAAN

PRINSIP PENGADAAN

Pasal 5 Perpres 54/2010 dan perubahannya Perpres 70/2012

Terbuka

Transparan

Efisien

LOGOKerangka Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan Barang & Jasa menurut Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 serta Perubahannya yaitu Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Pancasila

PengumumanMetode Pemilihan:1.Swakelola2.Pelelangan3.Seleksi4.Pemilihan Langsung5.Pengadaan Langsung6.Penunjukkan Langsung7.Kontes/Sayembara

Metode Penilaian:1.Pra Kualifikasi2.Pasca Kualifikasi

Aanwijzing

Pengambilan Dokumen

Pendaftaran

Penyampaian Dokumen:1.Satu Sampul2.Dua Sampul3.Dua Tahap

Evaluasi Penawaran

Penetapan Pemenang

Sanggah dan Banding

Tidak

Yakontrak

LOGOKerangka Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

E-Procurement PemerintahDi Indonesia

(Pasal 106 ayat 2 Perpres 54/2010 dan Perubahan Perpres 70/2012

E-Tendering (Pasal 109) :metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya secara elektronik untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.(Peraturan Kepala No. 1 Tahun 2011, Tata Cara E-tendering)

E-Purchasing/E-Catalogue (Pasal 110)sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah. Di Indnesia, E-purchasing baru dilakukan khusus untuk pengadaan Kendaraan Roda Empat untuk Pemerintahan. (Peraturan Kepala LKPP No.6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penunjukan Langsung Pengadaan Kendaraan Pemerintah di Lingkungan Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Instansi Lainnya (K/L/D/I)

LOGOKerangka Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa

Menurut Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik:

“Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik harus menyelenggarakan Sistem Elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya Sistem Elektronik sebagaimana mestinya.”

Sedangkan penyelenggara elektronik harus memenuhi ketentuan pada Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik:

1. Terdaftar pada Kementerian Terkait.2. Perangkat keras3. Perangkat lunak4. Tenaga ahli5. Tata kelola sistem elektronik (pengamanan)6. Pengamanan Penyelanggaraan Sistem Elektronik7. Memiliki Sertifikasi Kelaikan Sistem Elektronik8. Pengawasan.

Ketentuan Peralihan dalam PP No. 82/2012 yaitu Pasal 86 ayat 1:“Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Penyelenggara Sistem Elektronik untuk

pelayanan publik yang telah beroperasi sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, wajib mendaftarkan diri kepada Menteri dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini.”

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

LOGOKerangka Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Perpres 54/2010Dan perubahannya

Perpres 70/2012

Perpres 54/2010Dan perubahannya

Perpres 70/2012

Perka LKPP No. 2/2010(LPSE)

Perka LKPP No. 1/2011(Tata Cara e-tendering)

Perka LKPP No. 3/2012(Penunjukkan langsungkendaraan Pemerintah)

Perka LKPP No. 7/2011(Daftar Hitam)

UU No. 25/2009(Pelayanan Publik)

UU No. 14/2008(Keterbukaan Informasi Publik)

UU No. 8/1999(Perlindungan Konsumen)

UU No. 11/2011(Informasi & Transaksi

Elektronik)

PP. 82/2012(Penyelenggara sistem &

Transaksi Elektronik)

Perka LKPP No. 5/2012(ULP)

Perpres No 106 tahun 2007 tentang LKPP

UU No. 5/1999(Larangan Praktek Monopoli

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat)

LOGOAnalisa E-Procurement pada Lembaga Sandi Negara

Lembaga Sandi Negara Memiliki LPSE sendiri yaitu http://lpse.lemsaneg.go.id

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

E-procurement pada Lemsaneg:

No. Subjek Hukum Tahapan Mekanisme

1 Penyedia Barang/Jasa Pendaftaran Penyedia pada LPSE Elektronik dan Konvensional

2 Panitia Mengumumkan Paket Pengadaan Elektronik

3 Panitia Membuat Jadwal Lelang Elektronik

4 Penyedia Barang/Jasa Mendaftar Pada Proses Lelang Elektornik

5 Penyedia Barang/Jasa Unduh Dokumen Lelang (Pasca/Pra Kualifikasi) Elektronik

6 Penyedia Barang/JasaTanya Jawab mengenai Dokumen Lelang (Aanwijzing) Elektronik

  Panitia

7 Penyedia Barang/JasaMengirim Dokumen Kualifikasi dan Dokumen Penawaran

Elektronik

8 Panitia Pembukaan Dokumen Penawaran Elektronik

9 Panitia Evaluasi Penawaran Konvensional dan Elektronik

10 PanitiaUpload berita acara pemenang, penetapan dan pengumuman pemenang

Elektronik

11 Penyedia Barang/Jasa Sanggah/banding Elektronik

12Panitia

Surat penunjukkan Penyedia barang/jasa KonvensionalPenyedia Barang/Jasa

13Penyedia Barang/Jasa

Penandatangan Kontrak KonvesionalPanitia

LOGOAnalisa E-Procurement pada Lembaga Sandi Negara

Proses e-procurement (e-tendering) pada Lembaga Sandi Negara belum sesuai dengan ketentuan dengan Perka No. 1/2011.

Dalam Perka e-tendering disebutkan tiga tahapan e-tendering yang masih dilakukan secara konvensional, sedangkan e-tendering yang dilaksanakan pada Lemsaneg terdapat empat tahap yang masih dilaksanakan secara konvensional yaitu Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa

Romawi V Angka 2 Huruf g, Perka No. 1/2011 tentang e-tendering: “PPK membuat Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dengan menggunakan fasilitas dan format penulisan yang tersedia dalam aplikasi SPSE.”

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

LOGOAnalisa E-Procurement pada Lembaga Sandi Negara

Proses Pengadaan Secara Elektronik pada Lemsaneg yaitu Pengadaan Perangkat Analisis Kripto senilai Rp3.008.000.000,00, dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

No. Metode Lemsaneg Perpres 54/2010

1 Metode Pengadaan Pelelangan Sederhana Pelelangan Umum

2 Metode Dokumen Satu File Satu sampul/Satu File

3 Metode Kualifikasi Pasca Kualifikasi Pasca Kualifikasi

4 Metode Evaluasi Sistem Gugur Sistem Gugur

Sesuai dengan Pasal 37 ayat 1 huruf 1, dikatakan bahwa Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan Pelelangan Sederhana untuk pengadaan barang/jasa lainnya.

Sedangkan untuk pengadaan di atas Rp200.000.000,00 dilakukan dengan pelelangan umum.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan yang dilaksanakan di Lemsaneg, metode yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

LOGO

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Tanggung Jawab Subjek Hukum E-Procurement Pemerintah

Subjek HukumE-procurement Pemerintah

Di Indonesia

Penyelenggara Sistem Elektronik:

LKPP LPSE

User/Pengguna Sistem Elektronik yaitu:• K/L/D/I• Penyedia Barang dan Jasa

LOGOTanggung Jawab Subjek Hukum E-Procurement Pemerintah

Tanggung Jawab Penyelenggara Elektronik :LKPP

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Membuat Regulasi/Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa (sesuai dengan tugas dan fungsi yang terdapat pada Pasal 2 Peraturan Presiden No. 106 Tahun 2007 tentang LKPP

Memenuhi serta menyesuaikan syarat penyelenggara elektronik yang terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik

Tanggung Jawab Penyelenggara Sistem Elektronik : LSPE

Fasilitator kegiatan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan tugas dan fungsi LPSE dalam Pasal 3 Peraturan Kepala LKPP No. 2 Tahun 2010 tentang LPSE

Sebagai Pengelola SPSE sesuai dengan Pasal 4 huruf b Perka tentang LPSE Verifikator pengguna SPSE, sesuai dengan Pasal 4 huruf c Perka tentang

LPSE Memberikan pelatihan kepada pengguna SPSE, sesuai dengan Pasal 4

huruf d Perka tentang LPSE

LOGOTanggung Jawab Subjek Hukum E-Procurement Pemerintah

Tanggung jawab Pengguna (User) : K/L/D/I dan/atau Panitia Pengadaan

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan prinsip-prinsip sesuai dengan Pasal 5 Perpres 54/2010 dan perubahannya Perpres 70/2012

Melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa dengan bertanggung jawab karena menggunakan keuangan negara sesuai dengan Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Tanggung Jawab Pengguna (User) : Penyedia Barang dan Jasa

• Melaksanakan proses pengadaan secara jujur dan tidak melakukan persekongkolan, hal ini diatur dalam Pasal 22 yang mengatakan bahwa Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan/atau menentukan pemenang tender, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

LOGOKesimpulan

Dari data-data yang terkumpul dan telah di analisa penulis bahwa ketentuan hukum yang mengatur mengenai e-procurement adalah harus sesuai dengan Perpres 54/2010 dengan perubahannya yaitu Perpres 70/2012, UU ITE dan PP 82/2012

Sedangkan untuk sistem e-procurement yang dilaksanakan di Lembaga Sandi Negara juga belum sesuai dengan ketentuan dalam e-tendering dan untuk proses pengadaannya juga belum sesuai dengan Perpres 54/2010.

Tanggung jawab Penyelenggara e-procurment belum ada ketentuan yang mengatur mengenai secara detail mengenai sanksi-sanksinya. Sedangkan untuk tanggung jawab pengguna terdapat pada Perpres 54/2010 dengan perubahannya yaitu Perpres 70/2012, UU 17/2003 dan UU No. 5/1999.

Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

LOGO