final paper om final banget banget.pdf

11
1 PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Studi Kasus CARREFOUR INDONESIA) Yayan Fadlanza 14/374030/PEK/19646 Email : [email protected] Jurusan Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia ABSTRAK Supply Chain Management merupakan salah satu alternatif yang menjadi pilihan oleh pebisnis ritel dalam memenangi persaingan dengan kompetitornya. Penerapan Teknologi Informasi merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya sistem Supply Chain Management yang terintegrasi. Carrefour Indonesia merupakan salah satu perushaan yang menerapkan teknologi dalam perancangan sistem Supply Chain Management, dimana Carefour Indonesia menggunakan dukungan Enterprise Resource Planning yang terintegrasi dengan software InfoLog dan RFID (Radio Frequency Identification). Model pendetribusin yang digunakan oleh Carrefour Indonesia adalah Cross Docking dimana Carrefour Indonesia mempunyai 2 DC (Distribution Center) sebagai gudang pusat penampungan barang sebelum didistribusikan ke setiap gerai dari Carrefour. Carrefour Indonesia kini dapat meningkatkan efisiensi dalam mata rantai pasok dengan pemasok (supplier) dan juga memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantages) yang memberi nilai lebih Carrefour dibandingkan bisnis ritel yang lain. Kata kunci : supply chain management, enterprise resource planning, cross docking I. PENDAHULUAN Supply Chain Management merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam industri ritel. Dalam bisnis ritel kemampuan memenuhi permintaan, waktu tunggu dan waktu pengiriman yang pendek merupakan indikator untuk menilai tingkat respon terhadap konsumen. Hal ini menjadi penting dimana Supply Chain Management merupakan salah satu alternatif yang menjadi pilihan oleh pebisnis ritel dalam memenangi persaingan dengan kompetitornya. Supply Chain Management mencakup aspek-aspek dalam memenangkan persaingan global dengan berbasis fokus konsumen dan kualitas yang didukung kompetensi perusahaan seperti keterlibatan konsumen, manajemen persediaan, teknologi, pengembangan produk, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Penerapan Teknologi Informasi merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya sistem Supply Chain Management yang terintegrasi. Dimana dalam hal ini akan mengurangi kompleksitas dari permintaan konsumen, persaingan global yang kompetitif dan peningkatan kinerja perusahaan

Upload: yayan-fadlanza

Post on 06-Jul-2016

13 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Final Paper OM final banget banget.pdf

1

PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

(Studi Kasus CARREFOUR INDONESIA)

Yayan Fadlanza

14/374030/PEK/19646 Email : [email protected]

Jurusan Magister Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

ABSTRAK

Supply Chain Management merupakan salah satu alternatif yang menjadi pilihan oleh pebisnis

ritel dalam memenangi persaingan dengan kompetitornya. Penerapan Teknologi Informasi

merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya sistem Supply Chain Management yang

terintegrasi. Carrefour Indonesia merupakan salah satu perushaan yang menerapkan teknologi

dalam perancangan sistem Supply Chain Management, dimana Carefour Indonesia

menggunakan dukungan Enterprise Resource Planning yang terintegrasi dengan software

InfoLog dan RFID (Radio Frequency Identification). Model pendetribusin yang digunakan

oleh Carrefour Indonesia adalah Cross Docking dimana Carrefour Indonesia mempunyai 2 DC

(Distribution Center) sebagai gudang pusat penampungan barang sebelum didistribusikan ke

setiap gerai dari Carrefour. Carrefour Indonesia kini dapat meningkatkan efisiensi dalam mata

rantai pasok dengan pemasok (supplier) dan juga memiliki keunggulan kompetitif (competitive

advantages) yang memberi nilai lebih Carrefour dibandingkan bisnis ritel yang lain.

Kata kunci : supply chain management, enterprise resource planning, cross docking

I. PENDAHULUAN

Supply Chain Management merupakan salah satu komponen yang memegang peranan

penting dalam industri ritel. Dalam bisnis ritel kemampuan memenuhi permintaan, waktu

tunggu dan waktu pengiriman yang pendek merupakan indikator untuk menilai tingkat respon

terhadap konsumen. Hal ini menjadi penting dimana Supply Chain Management merupakan

salah satu alternatif yang menjadi pilihan oleh pebisnis ritel dalam memenangi persaingan

dengan kompetitornya. Supply Chain Management mencakup aspek-aspek dalam

memenangkan persaingan global dengan berbasis fokus konsumen dan kualitas yang

didukung kompetensi perusahaan seperti keterlibatan konsumen, manajemen persediaan,

teknologi, pengembangan produk, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Penerapan

Teknologi Informasi merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya sistem Supply Chain

Management yang terintegrasi. Dimana dalam hal ini akan mengurangi kompleksitas dari

permintaan konsumen, persaingan global yang kompetitif dan peningkatan kinerja perusahaan

Page 2: Final Paper OM final banget banget.pdf

2

dalam pemenuhan kebutuhan pasar. Dalam makalah ini akan membahas bagaiman Carrefour

Indonesia menerpakan strategi dalam Supply Chain Management sebagai salah satu alternatif

dalam memenagi bisnis ritel di Indonesia yang terus berkembang.

II. LANDASAN TEORI

A. Definisi Supply Chain Management

Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain :

1. Pires, et.al. (2001) mengartikan Supply Chain Management (Manajemen Rantai

Pasokan) sebagai sebuah jaringan supplier, manufaktur, perakitan, distribusi, dan

fasilitas logistik yang membentuk fungsi pembelian dari material, transformasi material

menjadi barang setengah jadi maupun produk jadi, dan proses distribusi dari produk-

produk tersebut ke konsumen.

2. Heizer & Rander (2004), mendefinisikan Supply Chain Management (Manajemen

Rantai Pasokan) sebagai kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi dan

barang jadi kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem

distribusi.

Secara umum Supply Chain Management merupakan manajemen dari delapan kunci proses

bisnis berikut :

1. Customer relationship management.

2. Customer service management.

3. Demand management

4. Order fulfillment.

5. Manufacturing flow management.

6. Procurement

7. Product development and commercialization.

8. Returns.

Keberhasilan dalam memanajemen kedelapan kunci proses bisnis tersebut sangat

bergantung dari dukungan eksekutif, kepemimpinan, komitmen untuk berubah, dan

empowerment.

B. Komponen Dalam Supply Chain Management

Manajemen rantai pasok dipandang sebagai suatu bagian terintegrasi yang

menghubungkan bagian hulu (upstream) dan hilir (downstream) dalam suatu proses yang

menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi tuntutan pelanggan. Integrasi harus dicapai

Page 3: Final Paper OM final banget banget.pdf

3

untuk seluruh mata rantai yang terlibat dalam pengadaan barang, mulai dari hulu (pemasok)

sampai ke hilir (konsumen). Oleh karena itu manajemen rantai pasok lebih fokus kepada

pengaturan aliran barang antar perusahaan yang terkait, sampai barang dalam bentuk produk

jadi diterima oleh end user (pengguna yang sebenarnya). Ada beberapa pemain utama dalam

Supply chain yang terdiri dari pemasok, manufacturer, distribution, retail outlets, dan

customer, sebagaimana dijelaskan berikut ini (Indrajit dan Djokopranoto,2002).

Chain 1: Pemasok

Merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran

barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan

penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang, dan sebagainya.

Chain 1-2: Pemasok > Manufacturer

Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atau plants atau

assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi,

mengasembling, merakit, mengkonversikan, ataupun menyelesaikan barang (finishing).

Chain 1-2-3: Pemasok > Manufacturer > Distribution

Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah harus disalurkan kepada

pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan, yang umum

adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang

dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang

besar dalam jumlah besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah

yang lebih kecil kepada retailers atau pengecer.

Chain 1-2-3-4: Pemasok > Manufacturer > Distribution > Retail Outlet

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa

dari pihak lain. Gudang ini berguna dalam menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak

pengecer. Disini terdapat kesempatan untuk melakukan penghematan dalam bentuk jumlah

inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman

barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer.

Chain 1-2-3-4-5: Pemasok > Manufacturer > Distribution > Retail Outlet >

Customers

Melalui outlet para pengecer ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan

atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah toko, warung, toko

Page 4: Final Paper OM final banget banget.pdf

4

serba ada, pasar swalayan, toko koperasi, mal, dan sebagainya. Mata rantai supply baru benar-

benar berhenti apabila barang sampai pada end user (pemakai yang sebenarnya).

C. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning)

Teknologi Enterprise Resources Planning (ERP) merupakan sebuah sistem yang

mengintegrasikan seluruh proses bisnis/departemen-departemen serta unit-unit bisnis dalam

suatu perusahaan dengan menggunakan single data entry (Hamilton, 2002). Dalam pengertian

yang lain ERP dapat diartikan sebagai sebuah paket software/aplikasi yang digunakan untuk

kebutuhan sistem bisnis dalam mendukung sistem perusahaan (Gelinas, 2008). Berdasarkan

tujuannya, implementasi teknologi ERP di dalam sebuah perusahaan antara lain melakukan

integrasi antara perencanaan penjualan dan perencanaan produksi, mengoptimalkan jumlah

persediaan guna meningkatkan cash flow perusahaan, dan meningkatkan nilai kepuasan

terhadap pelanggan dengan melalui sistem pengiriman, distribusi gudang dan fungsi

administrasi lainnya. Sistem ini juga memiliki keunggulan dimana dapat di-integrasikan

dengan sistem/teknologi lain dengan menggunakan aplikasi middleware seperti SCM, CRM,

RFID, SRM, PLM. Dengan kemampuan tersebut keuntungan yang diperoleh dari implementasi

sistem dapat lebih dirasakan oleh perusahaan.

D. Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)

Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah pengembangan

teknologi pengambilan data secara otomatik atau pengenalan atau identifikasi obyek

(Kenzeller,1999). Identifikasi obyek atau data pada teknologi RFID dilakukan dengan

mencocokkan data yang tersimpan dalam memori tag/transponder dengan data yang

dikirimkan oleh reader. RFID dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu tag (transponder), Tag

reader dan antenna.

III. PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan PT. Carrefour Indonesia

Carrefour di Indonesia berdiri pada tahun 1996 dengan membuka gerai pertama di

Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Carrefour Indonesia telah beroperasi di 83 gerai,

yang tersebar di 28 kota/kabupaten di Indonesia. Carrefour menawarkan lebih dari 40.000

produk dengan kemitraan dengan sekitar 4.000 pemasok yang hampir 70% merupakan pelaku

UKM (Usaha Kecil Menengah). Carrefour Indonesia berubah sejak tahun 2010 dengan

komposisi saham tunggal terbesar dikuasai oleh Trans Corp dengan komposisi saham: Trans

Corp (40%); Carrefour SA (39%); Onesia BV (11,5%); Carrefour Netherland BV (9,5%).

Page 5: Final Paper OM final banget banget.pdf

5

Fokus terhadap konsumen merupakan 3 pilar utama yang diyakini akan dapat membuat

Carrefour menjadi pilihan tempat belanja bagi para konsumen Indonesia. Ketiga pilar utama

tersebut adalah sebagai berikut :

Harga produk yang bersaing

Menawarkan Pilihan produk yang lengkap

Pelayanan yang memuaskan

Tahun 2008 PT.Carrefour Indonesia berhasil menyelesaikan proses akuisisi terhadap PT.

Alfa Retailindo Tbk. Saat ini Carrefour Indonesia memiliki lebih dari 60 gerai yang tersebar di

Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Medan, Palembang dan

Makasar. Carrefour Indonesia juga memiliki lebih dari 11.000 karyawan profesional yang siap

untuk melayani kebutuhan para konsumen. Konsep yang disajikan oleh Carrefour Indonesia

adalah konsep toko serba ada yang dirancang dengan mengedepankan pelayanan yang

memuaskan bassgi para konsumennya. Carrefour Indonesia menjadi suatu alternatif belanja

pilihan bagi seluruh keluarga. Ditambah dengan adanya fasilitas-fasilitas penunjang seperti

food court, parkir gratis di gerai-gerai tertentu, bahkan dengan adanya garansi harga dan

garansi kualitas, maka paserba Carrefour benar - benar merupakan tempat belanja pilihan bagi

keluarga.

B. E-Business Carrefour Indonesia

Untuk mengatasi masalah persediaan stock barang, Carrefour menerapkan strategi

Supply Chain Management (Manajemen Rantai Suplai/Pasokan) yang terintegrasi. Untuk

memudahkan pelaksanaan Supply Chain Management yang terintegrasi tersebut

maka,Carrefour menerapkan penggunaan IT di dalam pelaksanaannya (e-bussiness).

Penerapan E-Business di Carrefour Indonesia dimulai sejak tahun 2007. Penerapan E-Business

dilakukan untuk mengoptimalkan proses bisnis yang ada di Carrefour terutama dalam hal

Supply Chain Management dan Cutomer Relationship Management. Hal ini diatur untuk

memudahkan kerja antara gerai dan pemasok (supplier). Sedangkan manajemen relasi

pelanggan bertujuan untuk mengelola hubungan dengan pelenggan dan juga untuk menilai

tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan dari Carrefour Indonesia.

C. Implementasi Supply Chain Management lama di Carrefour Indonesia

Carrefour telah menerapkan Supply Chain Management sejak lama bahkan sejak

Carrefour Indonesia baru memiliki beberapa gerai. Supply Chain Management yang digunakan

masih sangat sederhana dengan fungsi untuk membantu proses penerimaan barang di gerai ritel

Page 6: Final Paper OM final banget banget.pdf

6

dan hanya berfokus pada barang siap saji. Beberapa kendala yang dihadapi Carrefour dalam

melakukan implementasi SCM yang lama diantaranya adalah :

1. Sistem informasi tidak efektif dan efisien.

Pengolahan data menjadi tidak akurat dan sulitnya mengatur dan mengontrol

aktivitas supply, produksi, dan pengiriman di setiap gerai yang ada..

2. Kendala komunikasi antar Carrefour dengan pemasok.

Terjadinya kesalahan informasi dengan pemasok, termasuk dengan data

pengiriman. Kondisi ini juga tentunya dialami pemasoknya karena bagaimanapun

keseluruhannya merupakan satu mata rantai. Selain mengalami hal yang serupa,

pemasok juga harus mengalami kesulitan dalam hal pendistribusian barang karena

harus memasok sendiri ke seluruh gerai yang dimiliki Carrefour.

3. Lost of sales

Kendala ketersediaan stok barang bagi pelanggannya. Konsumen yang seharusnya

dapat membeli barang-barang yang mereka butuhkan, tetapi karena waktu

pemasukan barang yang terlambat dan kerusakan barang menbuat konsumen tidak

bias mendapatkan produk yang dibutuhkan

D. Implementasi Supply Chain Management baru di Carrefour Indonesia

Supply Chain Management di Carrefour Indonesia menggunakan penerapan integrasi

dari IT. Dimana dalam Supply Chain Management yang diaplikasikan di Carrefour Indonesia

ini menghubungkan antar proses bisnis antara pemasok, pelanggan, dan rekanan bisnis yang

memungkinkan terhubung dalam satu jaringan. Dalam hal ini aplikasi ERP (Enterprise

Resource Planning) yang digunakan oleh Carrefour Indonesia adalah Software InfoLog

Solution PVT Ltd. Fugsi dari software InfoLog ini sendiri adalah untuk:

1. Proses dalam rantai pasokan bisa diintegrasikan menjadi lebih optimal.

2. Sistem ini memudahkan kolaborasi Carrefour dengan para pemasok.

Gambar 1. Tampilan dari InfoLog

Page 7: Final Paper OM final banget banget.pdf

7

Pennggunaan perangkat lunak InfoLog sebagai sebuah cross functional inter-enterprise

system telah mengubah tatanan proses Supply Chain Management di Carrefour. Salah satu

perubahan yang cukup signifikan terlihat adalah munculnya distribution center sebagai pusat

penerimaan barang dari seluruh pemasok Carrefour. Pemasok tidak lagi harus mengantar

barang yang akan dijual ke masing-masing gerai, namun cukup mengirimkannya ke

distribution center baru kemudian akan dikirimkan ke masing-masing gerai Carrefour sesuai

dengan jumlah unit yang dibutuhkan. Rantai pasokan yang dibangun Carrefour ini berdasarkan

perhitungan tingkat optimasi dari pabrik atau pemasok sampai ke rak (shelf) gerai. Dalam hal

ini Carrefour membutuhkan analisis dari setiap jenis produk dan supply chain pemasok.

Metode yang dipakai Carrefour untuk SCM ini dengan menerapkan proses Just-in-time (JIT)

di pusat distribusi (Distribution Center/DC), yang disebut Cross Dock. Penerapan Just in Time

ini ditujukan untuk mengefisienkan proses sehingga tidak perlu adanya stock di Distribution

Center (DC). Hal ini mempengaruhi pada waktu tinggal barang dalam DC warehouse dimana

pemasok mengirim barang pada hari itu maka keesokan harinya barang tersebut sudah

didistribusikan ke gerai ritel. Cross Dock memungkinkan prosesnya lebih transparan dalam

pendistribusian produk karena tidak ada produk yang terdegradasi (tertinggal) di gudang.

Sehingga supplier dapat mengirimkan ke Distributin Center dengan jumlah yang lebih efisien

dan lebih optimal. Selanjutnya, barang dari berbagai pemasok itu akan dipilah-pilah sesuai

dengan permintaan gerai ritel. Sehingga pengiriman ke gerai ritel hanya membawa barang-

barang yang memang dibutuhkan oleh gerai tersebut. Selain itu sistem ini juga dapat memantau

proses pergerakan fisik produk selain juga memperhatikan pula aliran informasinya. Carrefour

membangun perubahan dalam Supply Chain Management dengan mengandalkan dukungan

pemasok terhadap efisiensi yang diciptakan dalam rantai pasokan ini. Sistem yang digunakan

bersifat just in time dan disebut cross dock. Skema seperti terlihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 2. Sistem Cross Dock Carrefour Indonesia

Page 8: Final Paper OM final banget banget.pdf

8

Perangkat lunak InfoLog Carrefour juga menangani beberapa proses bisnis dalam

Supply Chain Management Carrefour yaitu meliputi:

Inbound Logistics

Inbound logistics merupakan aktivitas penerimaan dan penggudangan barang. Kegiatan

ini meliputi:

a. Advanced Shipping Notification (ASN)

Kegiatan ini juga dikenal dengan vendor confirmation, dimana informasi yang

diberikan oleh pemasok atau rekanan bisnis eksternal lainnya seputar barangnya

yang dipesan termasuk di dalamnya kuantitas yang dipesan. Sebuah ASN dapat

berupa konfirmasi pemasukan barang atau pengangkutan, pernyataan pemesanan,

atau notifikasi pengiriman. Carrefour menggunakan sistem ini untuk menjamin

bahwa yang dikirim sesuai dengan apa yang dipesan. Sistem ini juga menjamin

bahwa spesifikasi barang yang dikirim sama dengan yang dipesan sehingga dapat

meminimalisir biaya akibat retur.

b. Reservation

Revervasi lokasi untuk penempatan barang di gudang dilakukan berdasarkan

ASN yang diterima gudang dan disesuaikan dengan kode penempatannya di dalam

gudang.

c. Various Receipts

Proses inbound ini mengangani berbagai proses seperti blind, against ASN,

import, local, Stock Transfer, Cross Dock & Back to Back.

d. Convertion

Barang yang diterima umumnya berupa dalam satuan pack, sementara satuan

yang digunakan dalam rangka penyimpanan barang di distribution center Carrefour

adalah sistem Stock Keeping Unit (SKU). Oleh karena itu barang yang diterima

dilakukan pengkonversian satua pack menjadi SKU. Sedangkan penangkapan yang

dimaksud adalah proses pengambilan kode dari masin-masing SKU yang telah

ditetapkan melalui RFID.

e. Put Away

Put away merupakan sebuah proses memindahkan persediaan dari pengangkut

ke gudang penyimpanan. Istilah ini juga digunakan untuk pemindahan yang

dilakukan di dalam gudang sehingga menjadi lebih efisien. Carrefour menggunakan

Page 9: Final Paper OM final banget banget.pdf

9

jenis system directed putaway yang telah terintegrasi dalam perangkat lunak

infolog. Keuntungan sistem ini adalah:

Sistem ini mengikuti aturan penyimpanan persediaan untuk meningkatkan

pemanfaatan ruang dan meningkatkan kapasitas penyimpanan

Pekerja gudang tidak harus hafal semua produk yang digudangkan untuk

menempatkan produk sesuai dengan kotak penyimpanannya

Sistem ini lebih cepat karena operator tidak perlu melihat kotak

penyimpanan untuk barang yang sama.

System directerd putaway memang dirancang dalam kerangka untuk

penggunaan satu lokasi penyimpanan terpusat (distribution center). Hal ini

sesuai dengan apa yang diterapkan Carrefour dalam pengelolaan gudangnya.

Setiap item barang memiliki tempat tertentu sesuai dengan tipe paketnya yang

dikenali satuannya sebagai SKU (Stock Keeping Unit).

Skema penyimpanannya menggunakan skema pengkodean ABC yang

didasarkan pada kecepatan barang. SKU kode A adalah SKU yang dipindahkan

lebih sering daripada kode B begitu seterusnya untuk kode C, dan seterusnya.

Dalam hal ini pengkodean tidak didasarkan pada jenis produk, berat, dimensi,

biaya, pelanggan, maupun pemasoknya.

Planning and Procurement Stock Logistics

Carrefour menetapkan tingkat persediaan yang diperlukan untuk menjalankan

operasional hariannya. Namun memang karena Carrefour sendiri menggunakan sistem

cross dock yang bersifat just in time sehingga persedian yang ada menjadi sangat minim

karena fungsi utama gudang Carrefour adalah untuk meredistribusi produk ke ritel-ritel.

Sistem yang digunakan oleh Carrefour Indonesia untuk mengontrol aliran order para

pemasok adalah Central Order Pool (COP). COP melakukan proses order otomatis

berdasarkan posisi stock di gerai dan parameter lain. Untuk pemesanan ini Carrefour

Indonesia menggunakan EDI (Electronic Data Intercharge) yang secara otomatis

melakukan pemesanan kepada supplier melalui purchase order online yang tersedia dalam

layanan web

Page 10: Final Paper OM final banget banget.pdf

10

Gambar 3. Aliran informasi pengadaan stock barang Carrefour

Warehouse

Terdapat dua gudang (warehouse) yang memiliki sebagai DC yang dimiliki sendiri oleh

Carrefour Infonesia. yaitu Distribution Center Pondok Ungu dan Distribution Center

Lebak Bulus keduanya terhubung dengan 83 gerai Carrefour diseluruh Indonesia.

Outbond Logistics

Outbond logistics merupakan proses pergerakan material yang terdiri atas proses

penyimpanan, pengangkutan, dan pendistribusian barang ke pelanggan. Pelanggan bagi

sistem outbound logistics Carrefour yang dimaksud adalah gerai-gerai Carrefour yang

tersebar di seluruh Indonesia. Aktivitas outbound logistics meliputi :

- Pembuatan daftar pengiriman ke luar DC

- Rekapitulasi jumlah pemesanan, distribusi, dan penjualan

- Pembuatan invoice pengiriman barang

IV. KESIMPULAN

1. Carrefour Indonesia menerapkan sistem Supply Chain Management yang terintegrasi

antara Warehouse Distribution Center dengan gerai ritel Carrefour yang tersebar di

berbagai wilayah di Indonesia.

2. Carrefour Indonesia mengalami transformasi yang cukup besar dalam pengelolaan

Supply Chain Managementnya dengan dukungan IT yang didukung oleh sistem ERP

(Enterprise Resource Planning).

3. Carrefour Indonesia menggunakan sistem cross docking dalam meningkatkan efisiensi

dalam mata rantai pasok dengan pemasok (supplier).

4. Dukungan integrasi teknologi dari RFID dan Software InfoLog Carrefour Indonesia

memiliki Competitive Advantages untuk bersaing dipasar ritel Indonesia.

Page 11: Final Paper OM final banget banget.pdf

11

DAFTAR PUSTAKA

Pires, Silvio, Aravechia, Carlos. H.M. 2001, Measuring Supply Chain Performance, Orlando.

Gaspersz, Vincent, 2004. Production Planning and Inventory Control. Jakarta : Gramedia

H. Arman Nasution. 2007. Manajemen Industri. Jakarta : Grasindo

Heizer, Jay H and Render, Barry, 2004. Operation Management. New Jersey : Prenyice Hall