final draft - usdp.or.id · dilakukan sosialisasi mengenai kegiatan ini kepada seluruh anggota...

2
PENGUATAN STBM DALAM PPSP : PEMBELAJARAN KOTA LHOKSEUMAWE SERI PRODUK DOKUMEN PPSP LEMBAR INFORMASI Sumber : USDP Pilot Project IPPSTBM dilakukan di Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat dan Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh dari pertengahan sampai akhir tahun 2013. Kedua kota ini merupakan rekomendasi dari Pokja Provinsi serta memenuhi beberapa persyaratan di antaranya: memiliki dokumen MPS (dalam tahap implementasi PPSP), Pokja AMPL/Sanitasi Kota dianggap berkomitmen pada pembangunan sanitasi. Selain itu, karakterisƟk Ɵap kota dianggap cukup mewakili kotakota di Indonesia. Kota Cimahi mewakili kota industri yang sedang berkembang dengan penduduk yang padat, sedangkan Kota Lhokseumawe mewakili daerah pesisir yang padat penduduk. Tahapan Pelaksanaan IPPSTBM di Kota Lhokseumawe 1. Persiapan IPPSTBM: dalam tahap ini, Pokja AMPL/Sanitasi Kota Lhokseumawe melakukan pengecekan kembali Buku PuƟh Sanitasi, SSK, dan MPS dengan fokus pada program dan kegiatan yang berbasis masyarakat. Selain itu, juga dilakukan sosialisasi mengenai kegiatan ini kepada seluruh anggota Pokja AMPL/Sanitasi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013. 2. Komitmen: Di tahun 2013, Kota Lhokseumawe berada dalam tahap Implementasi PPSP. Walaupun kegiatan IPPSTBM Ɵdak masuk secara spesik dalam penganggaran formal di Kota Lhokseumawe, namun Pokja AMPL/Sanitasi Kota Lhokseumawe berkomitmen untuk melakukan kegiatan ini dengan menunjuk Dinas Kesehatan sebagai leading sector. Beberapa potensi pendanaan untuk kegiatan IPPSTBM antara lain adanya BOK di seƟap Puskesmas untuk melaksanakan STBM serta kegiatan pembangunan sanitasi yang sudah tercantum dalam RPIJM Kota Lhokseumawe dalam bentuk pembangunan kawasan. 3. Tentukan Desa/Kelurahan (Area Berisiko Tinggi Sanitasi): Berdasarkan hasil kesepakatan Pokja AMPL/Sanitasi Kota Lhokseumawe, untuk kegiatan IPP STBM, terpilih 2 desa yaitu Desa Pusong Baru dan Desa Tumpok Teungoh. Kedua desa ini termasuk dalam area beresiko sanitasi sangat Ɵnggi sehingga menjadi daerah prioritas pembangunan sanitasi di kota Lhokseumawe. Sumber : USDP IPPSTBM LEMBAR FAKTA FINAL DRAFT

Upload: vantuyen

Post on 12-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FINAL DRAFT - usdp.or.id · dilakukan sosialisasi mengenai kegiatan ini kepada seluruh anggota Pokja AMPL/Sanitasi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013. 2

PENGUATAN STBM DALAM PPSP : PEMBELAJARAN KOTA LHOKSEUMAWE

SERI PRODUK DOKUMEN PPSP ‐ LEMBAR INFORMASI 

Sumber : USDP 

Pilot Project IPP‐STBM dilakukan di Kota Cimahi Provinsi Jawa 

Barat dan Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh dari pertengahan 

sampai  akhir  tahun  2013.  Kedua  kota  ini    merupakan 

rekomendasi  dari  Pokja  Provinsi  serta memenuhi  beberapa 

persyaratan  di  antaranya:  memiliki  dokumen  MPS  (dalam 

tahap  implementasi  PPSP),  Pokja  AMPL/Sanitasi  Kota 

dianggap  berkomitmen  pada  pembangunan  sanitasi.  Selain 

itu, karakteris k  ap kota dianggap cukup mewakili kota‐kota 

di Indonesia. Kota Cimahi mewakili kota industri yang sedang 

berkembang dengan penduduk yang padat,  sedangkan Kota 

Lhokseumawe mewakili daerah pesisir yang padat penduduk. 

Tahapan  Pelaksanaan  IPP‐STBM  di Kota Lhokseumawe 1.  Persiapan  IPP‐STBM:  dalam  tahap 

ini,  Pokja  AMPL/Sanitasi  Kota Lhokseumawe  melakukan pengecekan  kembali  Buku  Pu h Sanitasi, SSK, dan MPS dengan fokus pada  program  dan  kegiatan  yang berbasis masyarakat. Selain itu, juga dilakukan  sosialisasi  mengenai kegiatan  ini kepada seluruh anggota Pokja  AMPL/Sanitasi.  Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal  28 Mei 2013. 

2.  Komitmen:  Di  tahun  2013,  Kota Lhokseumawe  berada  dalam tahap  Implementasi  PPSP. Walaupun  kegiatan  IPP‐STBM dak masuk  secara spesifik dalam 

penganggaran  formal  di  Kota Lhokseumawe,  namun  Pokja AMPL/Sanitasi Kota Lhokseumawe berkomitmen  untuk  melakukan kegiatan  ini  dengan  menunjuk Dinas  Kesehatan  sebagai  leading sector.  Beberapa  potensi pendanaan  untuk  kegiatan  IPP‐STBM  antara  lain  adanya  BOK  di 

se ap  Puskesmas  untuk melaksanakan  STBM  serta kegiatan  pembangunan  sanitasi yang  sudah  tercantum  dalam RPIJM  Kota  Lhokseumawe  dalam bentuk pembangunan kawasan. 

3.  Tentukan  Desa/Kelurahan  (Area Berisiko  Tinggi  Sanitasi): Berdasarkan  hasil  kesepakatan Pokja  AMPL/Sanitasi  Kota Lhokseumawe, untuk kegiatan  IPP‐STBM,  terpilih  2  desa  yaitu Desa Pusong  Baru  dan  Desa  Tumpok Teungoh. Kedua desa ini termasuk dalam  area  beresiko  sanitasi sangat  nggi  sehingga  menjadi daerah  prioritas  pembangunan sanitasi di kota Lhokseumawe. 

Sumber : USDP 

IPP‐STBM ‐ LEMBAR FAKTA 

FINAL D

RAFT

Page 2: FINAL DRAFT - usdp.or.id · dilakukan sosialisasi mengenai kegiatan ini kepada seluruh anggota Pokja AMPL/Sanitasi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013. 2

 

SERI PRODUK DOKUMEN PPSP ‐ LEMBAR INFORMASI 

Lanjutan Tahapan Pelaksanaan               IPP‐STBM di Kota Lhokseumawe : 

4.  Pela han:  Pela han  IPP‐STBM dilaksanakan  pada  26‐30  Juni  2013 dengan  mengundang  kader, sanitarian,  puskesmas,  kelurahan, kecamatan,  pokja  kota Lhokseumawe  dan  pokja  provinsi. Total peserta: 30 orang. 

5.  Pendampingan  Masyarakat: kegiatan pendampingan masyarakat dilakukan  oleh  Dinas  Kesehatan melalui  sanitarian di masing‐masing Desa.  Sampai  akhir  tahun  2013, kegiatan  pemicuan  di  masing‐masing desa sedang dalam proses.  

6.  Monitoring  dan  Evaluasi:  kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan ini dilaksanakan  oleh  Pokja  AMPL/Sanitasi  Kota  Lhokseumawe. Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada 

tanggal 20 Desember 2013 dengan kesimpulan  bahwa  Kota Lhokseumawe  akan  tetap melanjutkan kegiatan  ini   dan akan menjadi  input  untuk  pelaksanaan kegiatan  pembangunan  sanitasi tahun  2014  khususnya  di  Desa Pusong Baru dan Tumpok Teungoh. 

TINDAK LANJUT TAHUN 2014 

Kegiatan IPP‐STBM ini berakhir di bulan Desember 2013, namun demikian, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe berkomitmen untuk menindaklanju  kegiatan ini di tahun 2014. Adapun  ndak lanjut kegiatan IPP‐STBM  di Kota Lhokseumawe  di tahun 2014 yaitu: pendampingan untuk menyusun dokumen  kondisi sanitasi serta menyepaka   RKM di kedua desa. 

PEMBELAJARAN: 

IPP‐STBM merupakan gabungan dari konsep STBM dan PPSP. Dalam IPP‐STBM, kegiatan STBM mewarnai kegiatan PPSP dari tahap perencanaan sampai tahap implementasi.  

Untuk Kota  Lhokseumawe,  STBM masih merupakan  konsep baru untuk Dinas Kesehatan  dan  dinas  lain  yang  tergabung  dalam  Pokja  AMPL/Sanitasi  Kota Lhokseumawe.  Di  se ap  Puskemas  sudah  dianggarkan  dana  BOK  untuk pelaksanaan STBM, namun belum ada kegiatan riil yang dilakukan sehubungan dengan  STBM  ini.  Kondisi  ini  mempengaruhi  pelaksanaan  IPP‐STBM  di  kota Lhokseumawe. Dinas Kesehatan sebagai leading sector dalam kegiatan ini harus memahami  konsep  STBM  terlebih  dahulu  sebelum  dapat  melaksanakan kegiatan  IPP‐STBM. Komitmen Dinas Kesehatan untuk melaksanakan  kegiatan ini  terlihat  dari  usaha  mereka  untuk  memahami  konsep  STBM  dengan melakukan kunjungan ke daerah lain yang telah melakukan kegiatan STBM.  

IPP‐STBM ‐ LEMBAR FAKTA  

Sumber : USDP 

Sumber : USDP 

FINAL D

RAFT