renstra ampl kab rejang lebong prop bengkulu

47
Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 telah mengamanatkan bahwa Sektor Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) merupakan salah satu urusan wajib yang telah diserahkan Pemerintah Pusat kepada Daerah. Sehingga pemenuhan layanan di bidang ini merupakan upaya strategis dalam peningkatan kesejahteraan dan status kesehatan masyarakat. Layanan AMPL memiliki dampak ekonomis bagi daerah dan negara. Terpenuhinya layanan AMPL akan mengurangi beban biaya yang diakibatkan oleh penyakit berbasis air dan sanitasi, sebaliknya jika layanannya buruk akan memberikan akibat langsung terhadap peningkatan kasus-kasus penyakit. Sektor AMPL, telah tertuang dalam tujuan pembangunan millenium dunia (Millenium Development Goal’s) pada tujuan ke-7 target nomor 10 untuk menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi dasar yang aman. Penetapan target tersebut berdasarkan pada fakta di tahun 2002, dimana masih terdapat 2,6 miliyar penduduk tidak memiliki jamban yang layak. Fakta lain lebih dari 17% penyebab kematian anak dibawah umur 5 tahun diseluruh dunia disebabkan diare. Dengan memenuhi target tersebut diperkirakan pada tahun 2015 jumlah penduduk yang tidak memiliki jamban tinggal 1,8 miliyar. Pada saat ini diperkirakan masih terdapat lebih dari 75 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses layanan AMPL. Pemerintah Indonesia telah menetapkan sasaran pembangunan nasional bidang air minum dan penyehatan lingkungan sebagaimana dituangkan dalam RPJMN tahun 2010-2014 sebagai berikut: Tersedianya akses air minum bagi 70 persen penduduk pada akhir tahun 2014, (perpipaan 32 % dan non-perpipaan 38%). Terciptanya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) tahun 2014. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 persen rumah tangga. Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan. Upaya pemenuhan layanan dan keberlanjutan AMPL menjadi tangggung jawab bersama maka perlu dilakukan serangkaian percepatan pembangunan AMPL. Demikian pula pendekatan strategis untuk menjadikan AMPL sebagai isu bersama yang harus ditangani, salah satunya dengan mendorong daerah agar memiliki rencana strategis, sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum bahwa setiap daerah diharuskan memiliki strategi penyelenggaraan pembangunan air minum dan sanitasi.

Upload: edison-thomas

Post on 12-Jun-2015

6.000 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Rencana Strategis (Renstra) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu tahun 2012-2015

TRANSCRIPT

Page 1: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 telah mengamanatkan bahwa Sektor Pembangunan

Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) merupakan salah satu urusan wajib yang

telah diserahkan Pemerintah Pusat kepada Daerah. Sehingga pemenuhan layanan di bidang ini

merupakan upaya strategis dalam peningkatan kesejahteraan dan status kesehatan masyarakat.

Layanan AMPL memiliki dampak ekonomis bagi daerah dan negara. Terpenuhinya layanan

AMPL akan mengurangi beban biaya yang diakibatkan oleh penyakit berbasis air dan

sanitasi, sebaliknya jika layanannya buruk akan memberikan akibat langsung terhadap

peningkatan kasus-kasus penyakit.

Sektor AMPL, telah tertuang dalam tujuan pembangunan millenium dunia (Millenium

Development Goal’s) pada tujuan ke-7 target nomor 10 untuk menurunkan separuh proporsi

penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi dasar yang aman.

Penetapan target tersebut berdasarkan pada fakta di tahun 2002, dimana masih terdapat 2,6

miliyar penduduk tidak memiliki jamban yang layak. Fakta lain lebih dari 17% penyebab

kematian anak dibawah umur 5 tahun diseluruh dunia disebabkan diare. Dengan memenuhi

target tersebut diperkirakan pada tahun 2015 jumlah penduduk yang tidak memiliki jamban

tinggal 1,8 miliyar. Pada saat ini diperkirakan masih terdapat lebih dari 75 juta penduduk

Indonesia belum memiliki akses layanan AMPL.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan sasaran pembangunan nasional bidang air minum dan

penyehatan lingkungan sebagaimana dituangkan dalam RPJMN tahun 2010-2014 sebagai

berikut:

• Tersedianya akses air minum bagi 70 persen penduduk pada akhir tahun 2014, (perpipaan

32 % dan non-perpipaan 38%).

• Terciptanya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) tahun 2014.

• Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 persen rumah tangga.

• Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan.

Upaya pemenuhan layanan dan keberlanjutan AMPL menjadi tangggung jawab bersama

maka perlu dilakukan serangkaian percepatan pembangunan AMPL. Demikian pula

pendekatan strategis untuk menjadikan AMPL sebagai isu bersama yang harus ditangani,

salah satunya dengan mendorong daerah agar memiliki rencana strategis, sebagaimana yang

diamanatkan dalam PP No 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum bahwa

setiap daerah diharuskan memiliki strategi penyelenggaraan pembangunan air minum dan

sanitasi.

Page 2: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 2

Upaya strategis dalam meningkatkan keberlanjutan pembangunan AMPL telah ditempuh oleh

Pemerintah Indonesia melalui Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat

yang pada intinya setiap penyelenggaraan pembangunan AMPL harus menerapkan prinsip

pemberdayaan masyarakat.

Kabupaten Rejang Lebong dalam menjalankan pembangunan AMPL dari waktu ke waktu,

dihadapkan pada tantangan yang semakin sulit, kompleks dan dinamis sejalan dengan

pertambahan penduduk dan kebutuhan masyarakat, antara lain:

Akses masyarakat miskin terhadap pelayanan AMPL yang masih rendah.

Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana AMPL.

Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Keterbatasan sarana instalasi pengolahan limbah terpadu (IPLT).

Melihat kondisi di atas Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong mengambil sikap, sejalan

dengan semangat program Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Berbasis Masyarakat yakni dengan menyusun Rencana Strategis (Renstra) sektor

pembangunan AMPL.

Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong di dasarkan

pada upaya untuk mendorong percepatan dalam pemenuhan layanan kebutuhan dasar di

bidang AMPL sebagai salah satu kewajiban dalam kerangka otonomi daerah. Dengan

mempertimbangkan kondisi aktual pada saat ini dan harapan ideal di masa depan. Penyusunan

Renstra AMPL Kabupaten Rejang Lebong merupakan inisiatif daerah yang difasilitasi

melalui program penguatan kapasitas pemerintah daerah (local goverment capacity building)

proyek CWSH.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Maksud penyusunan Renstra Pembangunan AMPL adalah agar Pemerintah Kabupaten Rejang

Lebong mempunyai dasar acuan, kerangka berpikir dan kerangka bertindak secara strategis

bagi instansi pelaksana yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam melaksanakan

perencanaan pembangunan dan pengelolaan AMPL

1.2.2. Tujuan

Tujuan Penyusunan Renstra AMPL Kabupaten Rejang Lebong yaitu :

Pedoman pengambilan keputusan dalam pembangunan AMPL

Pedoman pengorganisasian dalam pelaksanaan pembangunan AMPL agar sistematis

dan terpadu

Instrumen perkiraan pembiayaan dalam pembangunan AMPL

Instrumen investasi sektor penyediaan AMPL di Kabupaten Rejang Lebong oleh

berbagai sumber

Page 3: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 3

1.3. Mandat Penyusunan

Penyusunan Renstra AMPL Kabupaten Rejang Lebong didasarkan atas klarifikasi mandat

yang bersumber dari hukum / peraturan / kebijakan / cakupan AMPL serta adat istiadat yang

dianut dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Rejang Lebong.

Tabel 1.1

Sumber Mandat Penyusunan Renstra AMPL

No Sumber Mandat Diskripsi

Substansi Mandat

untuk Pembangunan

AMPL

A Hukum/Peraturan/

Kebijakan

1 Amandemen ke-5

UUD 45-Pasal 33

Pemanfaatan kekayaan alam Bumi, air dan kekayaan

alam yang terkandung

didalamnya, dikuasai

oleh negara dan

dipergunakan untuk

sebesar-besar

kemakmuran rakyat

2 UU No. 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air Masyarakat harus

terlayani akses AMPL

secara berkelanjutan

3 UU No.36 Tahun

2009

Kesehatan Nasional Mewujudkan masyarakat

yang sehat

4 UU No. 23 Tahun

1997

Pengelolaan lingkungan hidup Mewujudkan

pembangunan

berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan

hidup dalam rangka

pembangunan bangsa

Indonesia seutuhnya

5 UU No. 18 Tahun

2008

Pengelolaan sampah Meningkatkan kesehatan

masyarakat dan kualitas

lingkungan serta

menjadikan sampah

menjadi sumberdaya.

6 UU No. 25 tahun

2004

Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (SPPN)

Kewajiban daerah untuk

menyusunan perencanaan

pembangunan jangka

menengah dan panjang

7 UU No. 32 Tahun

2004

Pemerintah Daerah Perincian Kewajiban

daerah untuk

menyusunan perencanaan

pembangunan jangka

menengah dan panjang

3 RPJMN Tahun 2010 -

2014

Sasaran pembangunan bidang air

minum dan penyehatan

lingkungan

70% akses air minum

80% akses persampahan

Stop BABS 2014

Page 4: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 4

No Sumber Mandat Diskripsi

Substansi Mandat

untuk Pembangunan

AMPL

22.500 titik genangan di

100 kawasan strategis

tertangani

8 PP 42 Tahun 2008 Pengelolaan sumberdaya air Pengaturan pengelolaan

sumber daya air

9 PP 16 Tahun 2005 Pengembangan sistem penyediaan

air minum

Pengaturan

pengembangan SPAM

diselenggarakan secara

terpadu dengan

pengembangan sarana

dan prasarana sanitasi

yang berkaitan dengan

air minum

10 PP 24 tahun 2010 Penggunaan kawasan hutan Pengaturan penggunaan

kawasan hutan

11 Kepmen Kimpraswil

No. 534/ KPTS/ M/

2001

Pedoman standar pelayanan

minimal bidang penataan ruang

perumahan dan permukiman dan

pekerjaan umum

Pengaturan pelayanan

minimal bidang

permukiman air minum,

air limbah, drainase,

persampahan dan sarana

lingkungan

12 Kepmenkes No.852

Tahun 2008

Strategi nasional STBM Melaksanakan 5 pilar

STBM

13 Permenkes No. 492

Tahun 2010

Persyaratan kualitas air minum Pengaturan pengelolaan

syarat baku mutu

14 Permendagri No 33

Tahun 2010

Pedoman Pengelolaan Sampah Kewajiban daerah untuk

memfasilitasi

pengelolaan sampah

15 Kebijakan nasional

pembangunan Air

Minum dan

Penyehatan

Lingkungan (AMPL)

yang berbasis

masyarakat

Kebijakan nasional tentang

penyelenggaraan pembangunan

AMPL

Terwujutnya

kesejahteraan masyarakat

melalui pelayanan

pembangunan AMPL

yang berkelanjutan

16 MDG’s Tujuan pembangunan millenium

dunia untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

Melaksanakan sasaran

pembangunan

millennium dalam upaya

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat.

17 Perda Restribusi

Pelayanan

Persampahan/

Kebersihan

No. 4 Tahun 2011

Salah satu cara efektif dalam

peningkatan kualitas lingkungan

Mengatur Restribusi

Pelayanan Persampahan/

Kebersihan

Page 5: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 5

No Sumber Mandat Diskripsi

Substansi Mandat

untuk Pembangunan

AMPL

B Kearifan local/ Adat

Istiadat

1 Pat Sepakat Lemo

Semperno *) Musyawarah untuk mufakat Menyatukan arah

pembangunan AMPL

dengan semangat

kebersamaan.

C. Cakupan AMPL

Air Minum/Bersih Sampai saat ini di Kabupaten

Rejang Lebong layanan/akses

masyarakat terhadap air minum

yang layak baru mencapai

sekitar 45,65 %.

Perlunya percepatan

peningkatan akses

Jamban Cakupan kepemilikan jamban

keluarga pada saat ini adalah

60,53 % baru menjangkau

sebanyak 39.735 KK dari 65.641

KK dan jamban memenuhi syarat

kesehatan sebesar 40,83 %.

Perlunya percepatan

peningkatan akses

SPAL Cakupan kepemilikan SPAL

adalah sebesar 46.30 % keluarga

dan SPAL memenuhi syarat

kesehatan sebesar 30,78 %.

Perlunya percepatan

peningkatan akses

Persampahan Cakupan pelayanan persampah

oleh BLHKP Kabupaten Rejang

Lebong baru 25 % dari jumlah

penduduk, khusus kawasan kota

Curup baru terlayani 40 %.

Perlunya percepatan

peningkatan akses dan

sarana prasarana

persampahan

*) "Pat Sepakat Lemo Seperno" berarti persatuan dan kesatuan dalam masyarakat kabupaten

Rejang Lebong yang senantiasa berlandaskan musyawarah mufakat dengan tidak

meninggalkan peran pihak Pemerintah.

Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong merupakan masyarakat yang kaya akan nilai-nilai

luhur daerah, yang dapat dimanfaatkan dalam percepatan pembangunan. Sebagai

masyarakat yang memiliki bahasa, aksara dan budaya sendiri, Nilai-nilai luhur tersebut

telah mengakar dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tanpa harus

terjadi tumpang tindih dengan nilai-nilai budaya bangsa. Diantara berbagai nilai-nilai luhur

dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa nilai-nilai luhur yang dianggap

dominan dan mempunyai kontribusi terhadap keberhasilan pembangunan di daerah ini.

Nilai-nilai luhur tersebut antara lain Gotong royong, Musyawarah dan mufakat,

Gotong royong, Musyawarah dan Mufakat adalah nilai-nilai luhur yang masih sangat

melekat dalam masyarakat Rejang Lebong

Page 6: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 6

1.4. Ruang Lingkup

1.4.1. Lingkup Materi

Materi yang akan dibahas dalam penyusunan Renstra AMPL adalah pemaparan kondisi

eksisting kinerja pembangunan AMPL daerah, yang meliputi:

Analisis potensi dan tantangan yang harus disikapi dalam pelaksanaan pembangunan

AMPL,

Penetapan arah pembangunan yang dituangkan dalam visi dan misi,

Penetapan tujuan dan pendiskripsian isu strategis,

Strategi pembangunan AMPL mencakup tujuan strategis, sasaran pembangunan,

kebijakan dan program yang akan dilaksanakan selama lima tahun mendatang

sebagai acuan seluruh SKPD terkait.

1.4.2. Lingkup Wilayah

Lingkup wilayahnya adalah seluruh Kabupaten Rejang Lebong dengan 15 kecamatan, 122

desa serta 34 kelurahan.

1.5. Hubungan Renstra AMPL dengan Dokumen Perencanaan Daerah

Lainnya

Posisi Dokumen Perencanaan AMPL Kabupaten Rejang Lebong dengan Dokumen

Perencanaan Daerah Lainnya adalah Dokumen Perencanaan AMPL sebagai guideline

perencanaan pembangunan AMPL di kabupaten Rejang Lebong, secara garis besar dapat

dilihat pada skema hubungan dokumen rencana berikut ini.

Page 7: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 7

PENGUATAN KAPASITAS

POKJA

PENYUSUNAN SPM AMPL

1. IDENTIFIKASI PELAKU2. KLARIFIKASI MANDAT3. KLARIFIKASI ISU/

PERMASALAHAN AMPL

4. KLARIFIKASI KONDISI AMPL 4 TAHUN YANG AKAN DATANG

5. PERUMUSAN VISI-MISI DAN NILAI

6. ANALISA SWOT7. PERUMUSAN ISU DAN

TUJUAN STRATEGIS8. PERUMUSAN

SASARAN STRATEGIS9. FAKTOR

KEBERHASILAN10. PERMUSAN

KEBIJAKAN STRATEGIS

11. ASUMSI DAN INTERVENSI

12. PERUMUSAN PROGRAM STRATEGIS

PENDALAMAN KEBIJAKAN NASIONAL

AMPL-BM

IDENTIFIKASI ISU/PERMASALAHAN

AMPL & KONDISI AMPL YANG DIHARAPKAN

4 TAHUN YAD

PEMBENTUKAN POKJA AMPL

PENYUSUNAN RENSTRA

AMPL

FINALISASI PENYUSUNAN

RENSTRA

LEGALISASI DAN

PUBLIKASI RENSTRA

1.6. Metodologi

Rencana Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong disusun melalui proses

partisipatif dengan melibatkan berbagai elemen dan pemangku kepentingan dari unsur dinas

terkait, kecamatan dan pihak-pihak lain dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Rejang Lebong melalui serangkaian kegiatan

sebagai berikut:

a. Deseminasi Kebijakan;

b. Penggalangan dukungan Pimpinan Daerah;

c. Pemahaman Kebijakan dan Indentifikasi Issu AMPL

d. Pendalaman kebijakan

e. Penyiapan Kelompok Kerja Daerah;

f. Pengembangan Rencana Pembangunan AMPL Daerah; dan

g. Pemantapan Perencanaan Kerja Pokja AMPL Daerah.

1.7. Alur Penyusunan Renstra AMPL Kabupaten Rejang Lebong

Page 8: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 8

1.8. Sistematika Penulisan

Sistimatika penulisan Renstra Pembangunan AMPL disajikan dengan urutan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Berisikan rasional pembangunan AMPL, Maksud dan Tujuan penyusunan renstra

pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong, proses dan metodologi serta sistematika

pembahasan.

BAB II Profil dan Potensi Kabupaten Rejang Lebong dalam Pembangunan AMPL

Berisi uraian lengkap mengenai gambaran umum wilayah potensidalam bidang AMPL dan

isu-isu umum sebagai landasan serta latar belakang penyusunan Renstra AMPL.

Bab III Visi, Misi dan Nilai

Mencakup penjelasan kronologis proses perumusan visi dan misi, pernyataan visi, misi dan

nilai serta definisi operasionalnya.

BAB IV Rumusan Isu, Tujuan dan Sasaran Strategis

Mencakup pernyataan isu strategis berdasarkan analisis permasalahan dan potensi, tujuan

strategis, sasaran pembangunan AMPL.

BAB V Strategi Pencapaian

Berisikan daftar pokok-pokok kebijakan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dengan mempertimbangkan faktor keberhasilan, asumsi-asumsi dan intervensi

dalam rangka pencapaian visi dan misi pembangunan AMPL.

BAB VI Penutup

Merupakan uraian kesimpulan dan harapan agar renstra pembangunan AMPL dapat dijadikan

sebagai acuan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan oleh masing-masing SKPD

maupun pelaku pembangunan lainnya di Kabupaten Rejang Lebong.

Lampiran

1. Analisa SWOT

2. Analisis sasaran strategis

Page 9: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 9

BAB II

PROFIL DAN POTENSI KABUPATEN

REJANG LEBONG DALAM PEMBANGUNAN AMPL

2.1. Gambaran Umum Kabupaten Rejang Lebong

2.1.1. Geografi

Kabupaten Rejang Lebong terletak pada posisi 10219’-10257’ Bujur Timur dan 222’07’’-

331’ Lintang Selatan. Batas-batas administratif Kabupaten Rejang Lebong adalah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Lebong

Sebelah Selatan : Kabupaten Kepahiang

Sebelah Timur : Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuk Linggau

Sebelah Barat : Kabupaten Bengkulu Utara

Ibukota Kabupaten Rejang Lebong terletak di Kota Curup. Jarak Kota Curup dari beberapa

kota disekitar antara lain:

Bengkulu : 85 km

Lubuk Linggau : 55 km

Palembang : 484 km

Tanjung Karang : 774 km

Kabupaten Rejang Lebong yang memiliki luas wilayah 151.576 ha atau sekitar 4,68% persen

dari luas wilayah Propinsi Bengkulu. Secara administratif terbagi dalam 15 kecamatan, 122

desa dan 34 Kelurahan.

Secara topografi, Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah yang berbukit-bukit yang

terletak pada dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 100 hingga diatas

1000 m diatas permukaan laut. Secara umum kondisi fisik Kabupaten Rejang Lebong sebagai

berikut: Kelerengan: datar sampai bergelombang, Jenis Tanah: Andosol, Regosol, Podsolik,

Latasol dan Alluvial, Tekstur Tanah: sedang, lempung dan sedikit berpasir dengan pH tanah

4,5 –7,5 , Kedalaman efektif Tanah : sebagian besar terdiri atas kedalaman 60 cm hingga

lebih dari 90 cm, sebagian terdapat erosi ringan dengan tingkat pengikisan 0 – 10 %.

Kabupaten Rejang Lebong tergolong daerah agraris yang sejuk dan banyak menghasilkan

berbagai produk hasil bumi berupa hasil pertanian dalam arti luas, dengan curah hujan rata-

rata 233,75 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan rata rata 14,6 hari/bulan pada musim

kemarau dan 23,2 hari/bulan pada musim penghujan. Sementara suhu normal rata-rata 17,730

C – 30,940C dengan kelembaban nisbi rata-rata 85,5 %. Suhu udara maksimum pada tahun

2003 terjadi pada bulan Juni dan Oktober yaitu 32 0C dan suhu udara minimum terjadi pada

bulan Juli yaitu 16,20 C.

Page 10: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 10

Dilihat dari pemanfaatan lahan, sebagian besar berupa Kawasan Hutan yaitu seluas 98.873,17

ha (65,23%), Permukiman seluas 1.800,61 ha (1,19%), Sawah Irigasi seluas 10.992,92 ha

(7,25%), Tanah Ladang seluas 37.884,94 ha (24,99%). Sedang sisanya 2.024,36 ha (1,34%)

terdiri dari perkebunan, kebun campur, tegalan, lahan usaha perikanan dan lain-lain.

Jika dilihat dari penggunaan lahan eksisting yang ada di wilayah Kabupaten Rejang Lebong

tahun 2010 didominasi Kawasan Hutan (lindung, wisata dan TNKS) seluas 65,23% (98.873

ha), Tanah Tegalan seluas 24,99% (37.885ha), Sawah Irigasi seluas 7,25% (10.993 ha),

Permukiman seluas 1,19% (1.800 ha) dan Perkebunan 1,34% (2.024 ha) (Sumber : RTRW

Kabupaten Rejang Lebong 2010).

Luas wilayah Kabupaten Rejang Lebong menurut kecamatan, dari yang terluas sampai yang

terkecil dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk

Menurut Kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010

No KECAMATAN JUMLAH

LUAS

WILAYAH

JUMLAH

PENDUDUK

KELURAHAN DESA (Km2) (Jiwa)

1 2 3 4 5 6

1 Kota Padang 3 7 172,29 10,996

2 Padang Ulak Tanding 1 14 217,96 18,631

3 Sindang Kelingi 1 11 127,13 15,305

4 Curup 9 0 3,95 31,089

5 Bermani Ulu 0 12 98,76 10,816

6 Selupu Rejang 3 11 157,92 27,074

7 Curup Utara 2 12 59,18 16,358

8 Curup Timur 4 5 8,21 19,942

9 Curup Selatan 2 9 47,96 18,595

10 Curup Tengah 9 1 3,42 35,563

11 Binduriang 0 5 88,46 8,496

12 Sindang Beliti Ulu 0 9 125,15 10,236

13 Sindang Dataran 0 6 66,47 14,909

14 Sindang Beliti Ilir 0 10 192,54 8,912

15 Bermani Ulu Raya 0 10 146,36 10,641

JUMLAH 34 122 1515,76 257,563

Sumber: BPS, Rejang Lebong Dalam Angka 2010

2.1.2. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong hingga akhir tahun 2009 mencapai 257.563 jiwa

dan rata-rata laju perkembangan penduduk pada kurun waktu 2004-2008 mencapai 1,09% per

tahun serta kepadatan rata-rata 169 jiwa/km2 dengan proporsi penduduk laki-laki dan

perempuan seimbang.

Page 11: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 11

Pada Tabel 2.1 tergambar luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di

Kabupaten Rejang Lebong tahun 2010 dan tergambar juga proporsi jumlah penduduk. Yang

terbesar dan terpadat proporsi jumlah penduduk terdapat pada Kecamatan Curup Tengah

sebanyak 35.563 jiwa (13,81%) dengan kepadatan 10.4 jiwa/Km2, sedangkan kecamatan

dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Binduriang sebanyak 8.496 jiwa (3,3 %)

dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Sindang Beliti Ilir yakni 0,05 jiwa/Km2.

2.2. Kondisi AMPL di Kabupaten Rejang Lebong

2.2.1. Pengelolaan Layanan Air Minum

Layanan air minum di Kabupaten Rejang Lebong dilaksanakan atas prakarsa masyarakat,

PDAM dan program-program terkait antara lain; CWSHP, PNPM, PSAB, SiPAS serta

program rutin dari dinas terkait melalui DAK. Program pembangunan AMPL sebelumnya

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui proyek Pembangunan Sarana

dan Prasarana Air Bersih Perdesaan. Sampai saat ini layanan/akses masyarakat terhadap air

minum yang memenuhi syarat 45,65 %.

Berdasarkan penyebaran akses layanan dari 15 kecamatan dapat diklasifikasikan; kecamatan

dengan akses baik terhadap air minum antara lain di kecamatan; Padang Ulak Tanding,

Bermani Ulu, Curup, Curup Tengah, Curup Selatan, Curup Timur, Curup Utara, Selupu

Rejang, Kota Padang dan akses yang kurang di kecamatan Sindang Dataran, Sindang Kelingi,

Binduriang, Sindang Beliti Ulu, Bermani Ulu raya dan Sindang Beliti Ilir.

Tabel 2.2

Karakteristik Layanan Air Minum Tahun 2010

Cakupan air minum Persentase

Penggunaan sumur gali 58,14 %

Penggunaan ledeng 45,69 %

Penampungan air hujan 13,32 %

Sumur Pompa Tangan 13,28 %

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010

Berdasarkan karakteristik layanan air minum di Kabupaten Rejang Lebong meliputi :

penggunaan sumur gali, penggunaan ledeng (Perpipaan), penampungan air hujan dan sumur

pompa tangan.

Gambaran keterjangkauan cakupan layanan air minum oleh PDAM sebagaimana Tabel 2.3

Page 12: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 12

Tabel 2.3

Cakupan Layanan Air Minum PDAM Kabupaten Rejang Lebong

Kecamatan

Jumlah

Desa/

Kelurahan

Jumlah

KK

Kepemilikan Sarana Air Minum

Jumlah KK % Kepemilikan

Curup 9 7.453 2.787 37.39%

Curup Utara 10 2.885 758 26,27%

Curup Timur 9 3.331 1.105 33,17%

Curup Selatan 8 2.357 224 9.5%

Curup Tengah 8 7,465 1.673 22.41%

Sindang Kelingi 9 2.824 51 1,80%

Sindang Dataran 4 3.812 0 0%

Kota Padang 8 2.455 206 8.4%

Beliti Ilir 10 2.054 0 0%

Bermani Ulu 12 2.604 285 13.8%

Bermani Ulu Raya 10 2.649 0 0%

Padang Ulak Tanding 15 3.965 494 12.5%

Binduriang 5 2.014 0 0%

Sindang Beliti Ulu 9 3.271 0 0%

Selupu Rejang 16 6.402 264 4.12%

JUMLAH 142 55.541 7,806 14,05%

Sumber: PDAM Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010

2.2.2. Layanan PDAM

Layanan air minum melalui PDAM Kabupaten Rejang Lebong saat ini dilaksanakan di 10

lokasi layanan dengan menggunakan. Mata Air dan Air Permukaan sebagai. Sumber air baku

yaitu; Sungai Musi dan Sungai Sange dengan kapasitas 230 ltr/detik, Secara keseluruhan

kapasitas produksi air minum melalui layanan PDAM adalah sebanyak 10.152 m3 / hari untuk

melayani sebanyak 7.806 pelanggan aktif dengan pelanggan terpasang . Rasio cakupan biaya

antara ketersediaan hasil pengelolaan dengan biaya operasional dirasakan masih kurang

dikarenakan semakin besarnya biaya operasional dengan besaran tarif sebesar Rp 935.-/M3

dengan harga produksi rata-rata Rp. 1.215,- /M3.

2.2.3. Potensi Sumber Air Baku

Dua sumber air sebagaimana dijelaskan Tabel 2.5 dengan kapasitas produksi secara

keseluruhan sebanyak 230. liter per detik diperkirakan belum cukup untuk memenuhi layanan

sampai dengan 10 tahun mendatang seiring dengan tingkat pertumbuhan, untuk itu diperlukan

upaya dengan mencari alternatif sumber lain maupun sarana pengolahannya. Berdasarkan

kualitasnya secara umum kondisi air baku di Kabupaten Rejang Lebong masih memenuhi

syarat untuk dapat diolah untuk menjadi air minum sesuai standar kesehatan.

Page 13: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 13

Tabel 2.4

Sumber Air Baku PDAM Tirta Dharma

Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2011

No Sumber Air Baku Kapasitas

Dimanfaatkan ( L/dt) Keterangan

1 Mata Air 160 Fluktuatif

2 Air Permukaan 70 Konstan

Sumber: PDAM Tirta Dharma Kabupaten Rejang Lebong

2.2.4. Permasalahan Umum Layanan Air Minum

Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong dalam layanan air minum

antara lain:

Faktor geografis yang memerlukan investasi berbiaya tinggi

Tingkat Kebocoran pada jaringan pipa distribusi yang tinggi sebagai akibat telah melebihi

umur teknis

Lemahnya koordinasi pelaksanaan program air minum,

Masih kurangnya kesadaran sebagian besar masyarakat terhadap pengelolaan dan

pemeliharaan sarana yang telah bangun.

Minimnya SDM yang professional di bidang pengelolaan air minum

Permasalahan ketimpangan pembiayaan antara harga jual air dengan harga produksi yang

menyebabkan tidak tercapainya full cost recovery sehingga menyebabkan PDAM

Kabupaten Rejang Lebong masuk dalam kategori kurang sehat

2.2.5. Pengelolaan Air Limbah Domestik

A. Jamban Keluarga

Data Pokok Kabupaten Rejang Lebong tahun 2010, cakupan kepemilikan jamban keluarga

pada saat ini adalah 60,53 % baru menjangkau sebanyak 39.735 KK dari 65.641 KK dan

jamban memenuhi syarat kesehatan sebesar 40,83 %.

Gambaran lengkap cakupan sanitasi dasar di kabupaten Rejang Lebong adalah sebagaimana

Tabel 2.5

B. Saluran Pembuangan Air Limbah

Secara umum saluran pembuangan air limbah domestik di Kabupaten Rejang Lebong masih

menjadi masalah, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga tidak memiliki fasilitas

saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat. Berdasarkan data Dinas

Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong cakupan kepemilikan SPAL adalah sebesar 46.30 %

keluarga dan SPAL memenuhi syarat kesehatan sebesar 30,78 %.

Fasilitas publik instalasi pengolahan limbah merupakan kebutuhan mendasar bagi daerah

khususnya untuk penampungan pengolahan akhir limbah di kawasan perkotaan. Sampai saat

ini Kabupaten Rejang Lebong belum maksimal dalam pengolahan limbah baik itu limbah

Page 14: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 14

domestic maupun limbah medis pada pusat-pusat pelayanan masyarakat belum tertata

dengan baik.

Tabel 2.5

Cakupan Sanitasi Dasar di Kabupaten Rejang Lebong

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2010

C. Permasalahan Umum Pengelolaan Limbah

Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong dalam pengelolaan air limbah

domestik adalah:

Minimnya fasilitas instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) khususnya untuk pengolahan

limbah tinja masyarakat perkotaan

Secara umum masyarakat belum memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatan.

Pengelolaan air limbah belum dianggap sebagai kebutuhan/prioritas

Kurangnya perawatan sarana yang telah dibangun melalui proyek pemerintah.

No Puskesmas Jumlah

KK

Jamban SPAL

Kepemilikan MS %

MS Kepemilikan MS

%

MS

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Curup 9.056 5.239 3.142 34,70 7.433 4.312 47,61

2 Perumnas 6.837 6.503 6.106 89,31 4.493 3.800 55,58

3 Talang Rimbo Lama 2.571 1.981 1.663 64,68 1.860 1.497 58,23

4 Watas Marga 1.873 1.185 873 46,61 1.235 1.011 53,98

5 Kampung Delima 2.957 2.766 1.994 67,43 852 641 21,68

6 Tunas Harapan 3.134 2.482 2.482 79,20 2.482 2.482 79,20

7 Bangun Jaya 2.816 1.266 - - 1.632 1.632 57,95

8 Kampung Melayu 1.399 726 307 21,94 464 212 15,15

9 Bermani Ulu 2.236 872 515 23,03 232 111 4,96

10 Curup Timur 2.152 1.456 773 35,92 784 393 18,26

11 Simpang Nangka 1.740 214 214 12,30 194 119 6,84

12 Sambirejo 2.957 2.957 1.754 59,32 1.421 1.131 38,25

13 Sumber Urip 2.372 1.135 798 33,64 394 77 3,25

14 Beringin Tiga 2.164 930 642 29,67 762 595 27,50

15 Sindang Jati 2.225 2.249 963 43,28 2.225 - -

16 Sindang Dataran 1.258 845 - - 967 - -

17 Kepala Curup 3.481 2.909 1.658 47,63 158 56 1,61

18 Tanjung Agung 3.707 868 816 22,01 806 749 20,21

19 Padang Ulak Tanding 4.324 2.168 1.687 39,01 1.173 1.052 24,33

20 Kota Padang 3.763 739 245 6,51 760 264 7,02

21 Sindang Beliti Ilir 2.619 245 166 6,34 68 68 2,60

Jumlah 65.641 39.735 26.798 30.395 20.202

Persentase Kepemilikan (%) 60,53 46,30

Persentase Memenuhi Syarat (MS) (%) 40,83 30,78

Page 15: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 15

2.2.6. Pengelolaan Persampahan

A. Kondisi Umum Persampahan

Dalam rangka pengelolan sampah di kabupaten Rejang Lebong khususnya di kota Curup telah

dilakukan dengan pengangkutan sampah dari kota ke lokasi tempat pembuangan Sampah

Akhir (TPA) dilakukan sebagian dengan menggunakan dump truck, amroll truck dengan

kapasitas angkut 5-6 ton dan sebagian lainnya dengan menggunakan kendaraan yang lebih

kecil.

Pada Tahun 2010 TPA Jambu Keling mengalami rehabilitasi dengan bantuan dana APBN

melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu, pelaksanaan rehabilitasi ini rencananya

akan dilaksanakan selama 4 (empat) tahun berturut-turut. Dengan rehabilitasi ini diharapkan

nantinya TPA Jambu Keling yang semula menerapkan system open dumping yaitu system

penimbunan sampah menjadi control landfill yaitu system open dumping yang diperbaiki atau

ditingkatkan yang merupakan peralihan antara teknik open dumping dan sanitry landfill, pada

cara ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA penuh dengan

timbunan sampah yang dipadatkan atau setelah mencapai tahap/periode tertentu, jadi

penutupan dengan tanah tidak dilakukan setiap hari tetapi dengan periode waktu yang lebih

panjang. Seiring peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini

pengelolaan sampah sebagain besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit

dikendalikan.

Kabupaten Rejang Lebong yang terdiri dari 15 Kecamatan (122 desa dan 34 kelurahan)

dengan luas 151.576 Ha dengan jumlah penduduk 262.034 jiwa berpotensi setiap harinya

menambah jumlah (volume) sampah seiring dengan perkembangan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat. Diperkirakan setiap orang menghasilkan sampah (langsung

maupun tidak langsung) minimal sekitar 0,5 kg per harinya. Jika penduduk Rejang Lebong

berjumlah 262.034 jiwa berarti produksi sampahnya perhari sekitar 181,017 kg atau sekitar

5430.42 ton/bulan ton per tahun. Dapat dibayangkan jika sampah sebanyak itu tidak mampu

dikelola secara arif dan bijaksana tentu akan menimbulkan banyak masalah terutama

pencemaran terhadap lingkungan.

Akses pelayanan persampahan oleh BLHKP Kabupaten Rejang Lebong baru mencapai 25 %

dari jumlah penduduk. Khusus untuk Kota Curup sebagai Ibukota Kabupaten baru terlayani

40 % dari jumlah penduduk perkotaan. Perharinya timbulan sampah di Kota Curup mencapai

190 m3 – 260 m

3 dan yang mampu terangkut ke TPA Jambu Keling hanya sebanyak 90 m

3 –

125 m3.

B. Permasalahan Umum Pengelolaan Sampah

Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong dalam pengelolaan sampah

antara lain: belum cukup tersedianya TPA yang memenuhi syarat dan fasilitas pendukungnya

secara memadai, kebiasaan buang sampah sembarangan, rendahnya kepedulian dan kesadaran

masyarakat terhadap permasalahan sampah di lingkungannya. Permasalahan lainnya adalah

timbulan sampah yang menumpuk yang diakibatkan terbatasnya sarana prasarana angkutan.

Page 16: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 16

Tabel 2.6

Sarana Prasarana Kebersihan Badan Lingkungan Hidup Kebersihan

dan Pertamanan Kabupaten Rejang Lebong

No

Jenis

Jumlah

Kondisi

1 IPLT TasikMalaya 1 Unit Berfungsi

2 TPA Jambu Keling 1 Unit Berfungsi

3 TPA Lubuk Sanai 1 Unit Berfungsi

4 Dump Truck 9 Unit 4 unit rusak ringan

5 Amroll Truck 1 Unit Rusak Berat

6 Mobil Tinja 1 Unit Rusak ringan

7 Mobil L 300 2 Unit Berfungsi

8 Mobil Cary 2 Unit Rusak

9 Motor Gerobak 10 Unit 4 rusak ringan

10 Gerobak Tanpa Roda 89 Unit Berfungsi

11 Tong sampah 201 unit Sebagian besar hilang

12 Rumah Plat 8 Unit Berfungsi

13 Gerobak roda 2 30 Unit Sebagian rusak ringan

14 Kendaraan Alat Berat :

* Komatsu D31 F 1 unit Tidak Berfungsi

* JhonDeer 1 unit Tidak Berfungsi

* Exsavator 1 Unit Berfungsi

* Wheel Loader 1 Unit Berfungsi

15 Cointainer 5 unit Tidak Berfungsi

Sumber: BLHKP Kabupaten Rejang Lebong 2010

2.2.7. Drainase Lingkungan

A. Kondisi Umum Drainase

Kondisi drainase khususnya di lingkungan perumahan dan permukiman dibeberapa kawasan

masih menjadi masalah yang perlu mendapatkan penanganan. Hal ini ditandai dengan adanya

genangan di bebeberapa kawasan pada musim hujan. Permasalahan genangan secara umum

disebabkan oleh belum memadainya fasilitas saluran drainase, sementara fasilitas saluran

yang ada tidak semuanya berfungsi, dikarenakan perilaku buang sampah sembarangan oleh

masyarakat.

B. Permasalahan Umum Pengelolaan Drainase

Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong dalam pengelolaan drainase

antara lain:

Tidak optimalnya fungsi drainase

Belum sinkronnya antara bangunan drainase dengan tata ruang daerah

Page 17: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 17

2.3. Potensi dan Peluang

2.3.1. Keuangan Daerah

Anggaran publik atau anggaran pemerintah memainkan sederet peranan dalam pembangunan

suatu negara. Secara teoritis anggaran pemerintah memainkan 3 fungsi utama, yaitu : fungsi

alokasi, distribusi dan stabilitas. Dalam fungsi alokasi, anggaran pemerintah memainkan

peranan dalam pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik atau penyelenggaraan

pemerintahan yang pada akhirnya juga dalam rangka pelayanan publik. Dalam fungsi yang

lain termasuk pula pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan (fungsi distribusi)

serta penciptaan lingkungan makro ekonomi yang kondusif (fungsi stabilisasi). Fungsi-fungsi

dasar tersebut kemudian melandasi perumusan kebijakan fiskal baik dari sisi pendapatan,

pembiayaan, maupun belanja.

AMPL sebagai bagian dari kepentingan publik, harus menjadi salah satu prioritas dalam

pengalokasian anggaran pendapatan dan belanja kabupaten. Persentase alokasi anggaran

untuk AMPL dalam APBD Rejang Lebong dapat dilhat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.7

Jumlah dan Peruntukan Belanja Daerah dalam APBD Rejang Lebong

Tahun 2006-2010

Tahun

Jumlah Persentase

Jumlah Belanja Belanja Tidak Belanja Langsung Alokasi Untuk

APBD Rejang Lebong (Rp) Langsung (Rp) (Rp) AMPL

2006 324.709.508.617,75 81.525.570.035,75 243.183.938.582,00 0,0175%

2007 429.812.078.695,05 231.773.770.595,05 198.038.308.100,00 0,0240%

2008 519.020.076.358,83 265.549.883.536,83 253.470.192.822,00 0,0265%

2009 519.285.092.141,49 301.578.916.553,49 217.706.175.588,00 0,0284 %

2010 496.360.839.692,86 340.365.289.292,86 154.995.550.400,00 0,0245 %

Sumber: Bappeda Kabupaten Rejang Lebong (Diolah 2011)

Grafik 2.1. Alokasi APBD untuk AMPL

Page 18: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 18

2.3.2. Proyek-proyek AMPL Terkait

Proyek Jumlah

lokasi/desa/unit Sapras Terbangun

Perubahan Perilaku

CWSHP 39 Desa Perpipaan (Gravitasi dan

Pompa), Sumur Gali,

Jamban, Sarana Cuci Tangan.

CTPS (anak sekolah &

masyaraakat),

PAM RT,

Stop BABs

DAK Sanitasi 4 Desa/Kel MCK Plus++, Septick Tank

Komunal

Stop BABs

DAK Air Minum 55 Desa/Kel Perpipaan Gravitasi;

Perpipaan Pompa; Hidran

Umum; Kran Umum

PAM RT

PNPM PISEW 40 Desa/Kel MCK, perpipaan, drainase,

sumur bor, sumur umum, WC

umum, saluran pembuangan,

prasarana air bersih; Sumur

Bor

CTPS (anak sekolah &

masyaraakat),

PAM RT,

Stop BABs

PNPM Perdesan 63 Desa/Kel MCK, perpipaan, SPAL,

Hidran umum, Kran Umum;

drainase. Poskesdes

CTPS (anak sekolah &

masyaraakat),

PAM RT,

Stop BABs

PNPM Perkoaan

(P2KP)

53 Desa/Kel MCK, perpipaan, Hidran

umum, Kran Umum; drainase

CTPS (anak sekolah &

masyaraakat),

PAM RT,

Stop BABs

PNPM Perkotaan

- P2KP Paket

53 Desa/Kel Drainase; Posyandu CTPS (anak sekolah &

masyaraakat),

Pengelolaan Air

Limbah RT

2.3.3. Kelembagaan

1. Kelembagaan AMPL PEMDA dan Masyarakat Sipil

Lembaga Nama

POKJA/Forum/Komite/Tim

Kerja

1. AMPL

2. POKJA IV PKK

3. TKPKD

4. Kabupaten Sehat

5. Komite Sekolah

6. Kecamatan Sehat

7. BKM P2KP

2. Puskesmas

No Puskesmas

1 Curup

2 Perumnas

3 Talang Rimbo Lama

4 Watas Marga

5 Kampung Delima

Page 19: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 19

No Puskesmas

6 Tunas Harapan

7 Bangun Jaya

8 Kampung Melayu

9 Bermani Ulu

10 Curup Timur

11 Simpang Nangka

12 Sambirejo

13 Sumber Urip

14 Beringin Tiga

15 Sindang Jati

16 Sindang Dataran

17 Kepala Curup

18 Tanjung Agung

19 Padang Ulak Tanding

20 Kota Padang

21 Sindang Beliti Ilir

3. Badan Pengelola Sarana (BPS)

No. Kecamatan Desa Jenis Sarana

(Opsi Teknis) Nama BPS

1 Bermani Ulu Raya Bandung Marga Perpipaan Bandung Marga

2 Bermani Ulu Raya Pal 100 Perpipaan dan

SGL Pal 100

3 Sindang Beliti Ulu Lawang Agung Perpipaan Lawang Agung

4 Sindang Kelingi Tanjung Aur Perpipaan dan

SGL Tanjung Aur

5 Padang Ulak Tanding Belumai I Perpipaan Belumai I

6 Sindang Kelingi Cahaya Negeri Perpipaan Cahaya Negeri

7 Bermani Ulu Raya Pal 7 Perpipaan dan

SGL Pal 7

8 Curup Utara Tanjung

Beringin Perpipaan Tanjung Beringin

9 Sindang Kelingi Sindang Jati Perpipaan Sindang Jati

10 Sindang Kelingi Sindang Jaya Perpipaan Sindang Jaya

11 Padang Ulak Tanding Blumai II Perpipaan dan

SGL Blumai II

12 Padang Ulak Tanding Kasie Kasubun Perpipaan Kasie Kasubun

13 Padang Ulak Tanding Tanjung Sanai Perpipaan dan

SGL Tanjung Sanai

14 Curup Selatan Pungguk Lalang Perpipaan Pungguk Lalang

Page 20: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 20

2.3.4. Kemampuan Swadaya Masyarakat

Rata-rata kemampuan swadaya masyarakat pembangunan AMPL bergerak antara 15-20%

baik berbentuk in cash maupun in kind, seperti yang diperlihatkan dalam pelaksanaan

program PNPM dan CWSHP

2.3.5. Tantangan Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong

Keberlanjutan hasil pembangunan merupakan isu yang perlu mendapatkan penanganan

bersama dan menjadi prioritas utama dalam pembangunan air minum dan penyehatan

lingkungan. Pengalaman menunjukkan pelaksanaan pembangunan AMPL dengan melibatkan

masyarakat secara penuh sejak pengambilan keputusan sampai dengan pengelolaan

menunjukkan hasil lebih baik dan berkelanjutan yang ditandai dengan dukungan peranserta

masyarakat, fungsi kelembagaan pengelola, penyiapan dana operasi dan pemeliharaan oleh

masyarakat, tepat gunanya teknologi yang dipilih berdasarkan kemampuan masyarakat serta

dijadikannya aspek penanganan lingkungan sebagai bagian dari proyek. Sebaliknya proyek

AMPL yang berorientasi pada target fisik saja tanpa memberdayakan masyarakat sebagai

pelaku dan pengambil keputusan utama maka proyek tersebut tidak berkelanjutan dikarenakan

masyarakat tidak merasa memiliki.

Lokakarya pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong yang diikuti oleh seluruh dinas

terkait pada phase I dan Phase II LGCB CWSH, telah mengidentifikasi isu-isu penting dan

permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Rejang Lebong dalam pelaksanaan

pembangunan AMPL berdasarkan aspek keberlanjutan sebagaimana tabel 2.9 dibawah:

Tabel 2.8

Pembangunan AMPL Berdasarkan Aspek Keberlanjutan

Aspek Permasalahan Faktor Penyebab

Utama

Sosial Rendahnya pengetahuan masyarakat,

kesadaran masyarakat terhadap

kebersihan masih kurang, masih ada

RT belum memiliki sarana IPAL/

SPAL, perilaku BABS masih tinggi,

kesadaran gotong -royong menurun

Keingintahuan kurang

akan bahaya sampah dan

perilaku masyarakat

membuang sampah tidak

pada tempatnya

Kelembagaan Koordinasi antara lintas program dan

lintas sektoral masih perlu

ditingkatkan, kelembagaan di desa

belum begitu berfungsi

AMPL belum menjadi

program prioritas daerah

Pembiayaan Dana kurang, alokasi dana untuk

pengelolaan sampah masih minim,

iuran kebersihan oleh masyarakat

masih kurang

Belum teralokasinya dana oprasional

pada sistem drainase dan saluran

perpipaan desa

Masyarakat belum

teroganisir degan baik

Terbatasnya pendapatan

asli daerah

Page 21: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 21

Aspek Permasalahan Faktor Penyebab

Utama

Teknologi dan

fungsi/kualitas

sarana

Tidak ada sarana yang memadai, tidak

tersedianya tempat pembuangan

sampah, masih adanya drainase yang

tidak berfungsi, limbah medis belum

tertangani dengan baik,dan kurangnya

pembangunan drainase baru

Tidak memiliki alat

pengolahan sampah

Lingkungan Tanah kosong tidak terurus, sampah

ditumpuk tidak tertangani, masih

adanya masyarakat yang tidak

memiliki jamban, drainase tidak

berujung sehingga mampat oleh

sampah dan menjadi perindukan

nyamuk, hewan ternak berkeliaran

Terbatasnya sarana

pengangkutan sampah

dan masih belum

optimalnya petugas

pengelolaan sampah.

Kondisi lingkungan Kabupaten Rejang Lebong saat ini menjadi perhatian yang serius seperti

penanganan sampah dan limbah yang dihasilkan, baik di perkotaaan maupun pedesaan.

Sehingga tidak akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang berdampak terhadap

masyarakat.

Koordinasi antar dinas terkait terhadap pengelolaan Air minum dan Penyehatan Lingkungan

di Kabupten Rejang Lebong sudah mulai terlaksana dengan baik melalui kelembagaan

POKJA AMPL, baik koordinasi pelaksanaan pembangunan AMPL maupun kegiatan AMPL

lainnya.

Page 22: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 22

BAB III

VISI, MISI DAN NILAI

3.1 Definisi Operasional

Visi Pembangunan AMPL adalah suatu kondisi ideal AMPL yang ingin diwujudkan dan

memungkinkan untuk dicapai. Visi Pembangunan AMPL adalah cara pandang jauh kedepan

kemana arah Pembangunan AMPL harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.

Visi Pembangunan AMPL adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan AMPL

masa depan yang diinginkan, yang menjadi suatu pedoman dan pendorong pemerintah dan

masyarakat untuk mencapai mental model masa depan, dengan demikian visi Pembangunan

AMPL harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh pelaku AMPL.

Visi adalah kata-kata yang mampu memberi inspirasi dalam bentuk permintaan untuk menjadi

yang terbaik, terhebat dan terbesar. Visi harus memiliki daya tarik emosional bagi seluruh

elemen pelaku (Miller dan Dess).

Visi yang dimaksudkan dalam Rencana Strategis AMPL Kabupaten Rejang Lebong dalam

dokumen ini adalah kondisi layanan atau hasil pembangunan ideal yang ditetapkan sebagai

arah pembangunan bidang AMPL sampai dengan tahun 2015 Selanjutnya, visi menjadi

Landasan dalam setiap upaya Pembangunan AMPL melalui berbagai program daerah secara

sistematis dan terukur.

Sedangkan Misi adalah upaya efektif untuk mencapai Visi. Misi yang dimaksudkan dalam

dokumen ini merupakan penjabaran mengenai tugas yang akan diemban oleh Pemerintah

Kabupaten Rejang Lebong melalui peran Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPD) dan

pihak-pihak lain secara terkoordinasi untuk memastikan Visi AMPL Kabupaten Rejang

Lebong tercapai pada tahun 2015.

3.2 Harapan Kondisi Layanan AMPL Masa Mendatang di Kabupaten Rejang

Lebong

Harapan kondisi layanan AMPL di masa mendatang sebagaimana yang dihasilkan pada

lokakarya pembangunan AMPL fase 2 program CWSHP adalah layanan air minum dan

sanitasi dasar yang berkelanjutan dengan penggunaan dan pemanfaatan secara efektif.

Rumusan kondisi ideal penyelenggaraan pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong

pada empat tahun mendatang sebagaimana dirumuskan dalam lokakarya tersebut sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Harapan Kondisi AMPL

Aspek Kondisi yang diharapkan

Lingkungan 100% sampah yang dibuang ke TPA dapat di tangani sesuai standard .

50% sampah di perkotaan dapat menerapkan program tekhnologi

tepat guna 3 R (reduce, reuse, and recycle)

Page 23: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 23

Aspek Kondisi yang diharapkan

Setiap rumah tangga memiliki saluran dan tempat penampungan air

limbah rumah tangga sesuai syarat kesehatan.

Setiap sumur yang menjadi sumber air minum memiliki cincin dan

lantai .

Seluruh sumber air baku terlindungi.

Sosial Stop BABS.

Membuang sampah pada tempatnya.

Membudayanya PHBS.

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan AMPL.

Teknologi Tersedianya pilihan-pilihan teknologi tepat guna AMPL yang sesuai

dengan kondisi dan pengetahuan masyarakat.

Tersedianya produk lokal yang memproduksi teknologi tepat guna

AMPL.

Tersedianya teknologi daur ulang plastik.

PDAM memiliki teknologi on line jaringan.

Kelembagaan Setiap BPS berfungsi secara efektif.

Terbitnya perda pengelolaan AMPL berbasis masyarakat

berkelanjutan.

Renstra Pembangunan AMPL menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dalam RPJMD.

Pokja AMPL memiliki sekretariat yang berfungsi.

Pendanaan Meningkatnya kontribusi masyarakat dalam pembiayaan

Pembangunan AMPL

Meningkatnya anggaran Pembangunan AMPL secara proporsional

dalam APBD.

Terbangunnya jejaring ke pihak swasta dalam bentuk Corporate

Social Responsibilty (CSR) dalam rangka mendukung pendanaan

Pembangunan AMPL.

3.3 Visi Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong

Dengan pemahaman difinisi visi misi seperti terurai diatas serta harapan kondisi AMPL

dimasa datang, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menetapkan visi pembangunan AMPL

seperti berikut:

“Terwujudnya Layanan Air Minum dan Sanitasi yang Berkualitas

di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2015”

Pernyataan visi tersebut diatas mengandung substansi bahwa layanan air minum dan sanitasi

di Kabupaten Rejang lebong sampai akhir tahun 2015 dapat terpenuhi baik dari segi kuantitas,

kualitas, kontinuitas dan kerterjangkauan (4K). Makna kata-kata yang tekandung dalam

pernyataan visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 24: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 24

Terwujudnya; ketersediaan layanan air minum dan sanitasi yang memenuhi kriteria 4K.

Layanan; suatu kondisi kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat secara optimal dalam

hal pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi.

Air Minum; Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong terus berupaya meningkatkan kualitas air

minum sesuai dengan yang diamanatkan Undang-undang.

Sanitasi; suatu kondisi kualitas lingkungan yang bersih dan asri tertata berdasarkan

kemandirian masyarakat.

Berkualitas; lingkup pengertian berkualitas merupakan substansi dari pemenuhan 4K.

Kabupaten Rejang Lebong; seluruh komponen masyarakat dan pemerintah.

Tahun 2015; merupakan angka tahun akhir dari umur renstra sekaligus tahun akhir

pencapaian MDG’s dimana diamanatkan terlayaninya separuh dari jumlah penduduk dunia

telah terakses air minum dan sanitasi. Angka 2015 merupakan tahun RPJMD Kabupaten

Rejang Lebong.

3.4 Misi Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong

Untuk mewujudkan visi pembangunan AMPL Rejang Lebong, maka ditetapkan misi

pembangunan AMPL Rejang Lebong sebagai berikut:

1. Mewujudkan Sumberdaya Manusia AMPL yang Berkualitas

2. Mewujudkan Pembangunan Infrasruktur AMPL yang Berkelanjutan

3. Mewujudkan Perlindungan Sumber Air Baku

Makna yang terkandung dalam misi pemangunan AMPL Rejang Lebong dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Mewujudkan sumberdaya manusia AMPL yang berkualitas

Mengandung pengertian bahwa sumberdaya manusia yang ingin diwujutkan adalah

sumberdaya manusia yang berkualitas dalam bidang air minum dan penyehatan lingkungan

serta diharapkan bisa membimbing/membina setiap warga masyarakat Kabupaten Rejang

Lebong dalam pelaksanaan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan.

Selain itu pengembangan SDM yang berkualitas dimaksudkan untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.

2. Mewujudkan pembangunan infrasruktur AMPL yang berkelanjutan

Mengandung makna bahwa pembangunan infrasruktur AMPL yang berkelanjutan

adalah

terlaksananya pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana AMPL berdasarkan

partisipasi penuh masyarakat.

3. Mewujudkan perlindungan sumber air baku

Bermakna sebagai kelestarian air baku dalam pemenuhan kebutuhan air minum secara

kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan (4K).

Page 25: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 25

3.5. Nilai – Nilai Dasar AMPL Rejang Lebong

Pelaksanaan pembangunan AMPL di Kabupaten Rejang Lebong diyakini akan optimal dan

tepat sasaran jika mengedepankan nilai-nilai seperti berikut:

1. Pat Sepakat Lemo Seperno; pentingnya nilai semangat kebersamaan dalam pembangunan

AMPL. Hanya dengan kebersamaan beban pembangunan AMPL akan menjadi ringan.

2. Akuntabilitas; setiap pembangunan AMPL di Rejang lebong dilandasi atas nilai

akuntabilitas, hanya dengan mengedepankan nilai ini pembangunan AMPL akan tepat

sasaran dan berkelanjutan.

3. Profesionalitas; setiap pelaksana AMPL di Rejang Lebong harus memiliki nilai

profesionalitas yang tergambar dalam disiplin yang tinggi dan bertanggung jawab.

Page 26: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 26

BAB IV

RUMUSAN ISU, TUJUAN

DAN SASARAN STRATEGIS

Upaya pencapaian visi “Terwujudnya Layanan Air Minum dan Sanitasi yang Berkualitas

di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2015” perlu dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran

strategis sebagai dasar dalam penjabaran strategi pencapaian. Tujuan yang dimaksudkan

dalam dokumen ini adalah tujuan yang lahir dari analisis isu strategis melalui analisis SWOT.

Sedangkan sasaran strategis adalah hasil terukur yang berdasar indikasi target dan waktu

pencapaian.

4.1. Isu Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong

Setelah melalui analisa faktor lingkungan internal dan eksternal dengan menggunakan analisis

SWOT (IFAS dan EFAS), diperoleh fakta sebagai berikut:

1. Faktor Kekuatan

Pokja AMPL; terbentuk sejak tahun 2010 sebagai upaya peningkatan koordinasi dan

pengawasan pembangunan AMPL.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam bidang AMPL dengan jumlah

yang cukup; sebagian besar SKPD memiliki SDM AMPL sesuai keilmuan terkait

AMPL.

Dokumen RPJMD 2011-2015, RIPJM Keciptakaryaan 2008-2012; yang

mengamanatkan keberlanjutan pembangunan AMPL.

Master Plan SPAM PDAM; arah pengembangan SPAM dalam rangka percepatan

pemenuhan layanan air minum.

Master Plan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA); arah pengembangan pengelolaan TPA

yang ramah lingkungan.

Perda Restribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan No 4 Tahun 2011; salah satu

cara efektif dalam peningkatan kualitas lingkungan.

2. Faktor Kelemahan

Beban kerja yang menumpuk (para anggota Pokja AMPL); sebagian besar anggota

Pokja AMPL memiliki beban kerja kedinasaan yang cukup menyita waktu dan

seringkali menggangu jadwal koordinasi dan pengawasan pembangunan AMPL.

Pembangunan air minum dan sanitasi belum menjadi prioritas.

Dokumen Renstra pembangunan AMPL belum tersedia.

Ego sektoral; kebijakan terkait pembangunan AMPL seringkali bertentangan antar

SKPD.

3. Faktor Peluang

Masih tingginya keterlibatan (partisipasi) masyarakat dalam setiap proses

pembangunan.

Sumber air baku yang relatif merata di seluruh kecamatan.

Page 27: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 27

Beberapa desa sudah dan sedang proses terbebas BABS (ODF).

Kemitraan dengan perguruan tinggi dalam pembangunan AMPL.

Peran tokoh masyarakat sebagai panutan.

Topografi wilayah yang memungkinkan pembangunan SPAM dengan menggunakan

sistem gravitasi.

4. Faktor Ancaman

Beberapa aturan TNKS yang menghambat pemanfaatan air di kawasan hutan lindung.

Terancamnya sumber air baku akibat logging, alih fungsi lahan dan eksploitasi yang

tidak terkontrol.

Rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat.

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam memelihara sumber air baku serta sarana

prasarana AMPL.

Setelah melalui analisis IFAS dan EFAS terhadap keseluruhan faktor di atas serta

mempertimbangkan pernyataan visi dan misi pembangunan AMPL Kabupaten Rejang

Lebong, akhirnya didapatkan rumusan isu strategis pembangunan AMPL sebagai berikut:

No Isu Strategis

1 Pembangunan air minum dan sanitasi belum menjadi proritas

2 Ego sektoral; kebijakan terkait pembangunan AMPL seringkali bertentangan antar

SKPD

3 Dokumen Renstra Pembangunan AMPL belum tersedia

4 Rendahnya kesadaran masyarakat dalam memelihara sumber air baku serta sarana

prasarana AMPL

5 Rendahnya kesadaran masyarakat dalam PHBS

6 Beberapa aturan TNKS yang menghambat pemanfaatan air di kawasan hutan

lindung

4.2. Tujuan Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong

Rumusan tujuan strategis pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong pada prinsipnya

adalah dilakukan dengan cara mempositifkan nuansa negatif dari masing-masing pernyataan

isu strategis di atas dengan mempertimbangkan pernyataan visi dan misi. Hasilnya adalah

sebagai berikut:

No Tujuan Strategis

1 Tersedianya dokumen Renstra Pembangunan AMPL

2 Koordinasi pembangunan AMPL dalam satu arah

3 Sektor air minum dan sanitasi menjadi salah satu program prioritas dalam RPJMD

4 Sumber-sumber air dan sapras air terjaga dan terpelihara dengan baik

5 PHBS menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

6 Termanfaatnya sumber air baku yang memenuhi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan

keterjangkauan (4K)

Page 28: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 28

1. Tersedianya Dokumen Renstra Pembangunan AMPL

Dokumen Rencana Strategis Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong

dimaksudkan sebagai landasan dan arah pembangunan AMPL yang terintegrasi serta

sinergis antar lintas sektoral dan masyarakat.

2. Koordinasi pembangunan AMPL dalam satu arah

Upaya koordinasi pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong memerlukan

perencanaan yang strategis sehingga arah dan pelaksanaan pembangunan AMPL

Kabupaten Rejang Lebong mengarah pada satu tujuan yang di tetapkan.

3. Sektor Air Minum dan Sanitasi menjadi salah satu program prioritas dalam RPJMD

Tujuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan layanan berdasarkan cakupan saat

ini melalui berbagai upaya yang relevan dengan mempertimbangkan faktor kekuatan,

keterbatasan, peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan serta tantangan riil yang akan

dihadapi. Tujuan ini selanjutnya dijabarkan dalam sasaran pencapaian dan kebijakan yang

perlu diambil oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong.

Definisi air minum yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sebagaimana standar yang

ditetapkan dalam MDGs yaitu air ledeng (perpipaan), mata air terlindungi dan sumur

terlindungi. Upaya pemenuhan air minum mencakup peningkatan layanan PDAM dan

program air minum terkait lainnya dari berbagai sumber pembiayaan termasuk swadaya

dan prakarsa masyarakat sendiri.

Ruang lingkup sanitasi mencakup pemenuhan jamban keluarga, saluran pembuangan air

limbah domestik, peningkatan akses fasilitas pengelolaan sampah dan peningkatan kondisi

dan fasilitas drainase khususnya untuk kawasan strategis yang relevan dengan

permasalahan drainase. Upaya pemenuhan fasilitas penyehatan lingkungan melalui

pelaksanaan program rutin maupun program-program lain dari berbagai sumber

pembiayaan.

4. Sumber-sumber air dan sapras air terjaga dan terpelihara dengan baik

Sumber air baku yang berasal dari mata air dan air permukaan yang terdapat di Kabupaten

Rejang Lebong berpotensi mengalami kekeringan jika pada area sekitar sumber tidak

terjaga kelestariannya, upaya perlindungan dan sapras air minum merupakan prioritas

kebijakan yang harus dijalankan agar sumber – sumber air baku tetap ada dan dapat

berkelanjutan.

5. PHBS menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

Penurunan angka penyakit berbasis air dan sanitasi merupakan dampak dari perubahan

perilaku hieginitas dan sanitasi masyarakat. Upaya perubahan perilaku dijabarkan ke dalam

program dan kebijakan yang relevan yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh

elemen pemangku kepentingan. Penurunan angka penyakit berbasis air dan sanitasi

merupakan upaya bersama dan secara spesifik mendorong percepatan program sejenis

yang diselenggarakan dinas terkait khususnya dinas kesehatan.

6. Termanfaatnya sumber air baku yang memenuhi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan

keterjangkauan (4K)

Page 29: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 29

4.3. Sasaran Strategis Pembangunan AMPL

Sasaran pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan tujuan strategis di atas

dijabarkan ke dalam sasaran pencapaian pembangunan sampai dengan tahun 2015 adalah

sebagai berikut:

SASARAN STRATEGIS

EKSISTING (2011)

Tujuan 1: Sektor Air Minum dan Sanitasi menjadi salah satu program prioritas dalam

RPJMD

Sasaran 1.1. Akses masyarakat terhadap sapras persampahan di

Ibu Kota Kabupaten dan Ibu Kota Kecamatan

sebesar 80 % dari jumlah penduduk pada akhir

tahun 2015

Akses masyarakat terhadap

persampahan sebesar 25 % dari

jumlah penduduk.

Khusus untuk Kota Curup

terlayani 40 % dari jumlah

penduduk.

Sasaran 1.2. Pada akhir tahun 2015 kota Curup bebas genangan

air tidak lebih 45 menit

Genangan air lebih dari 90 menit

Sasaran 1.3. PDAM Tirta Darma Kabupaten Rejang Lebong

memiliki pelanggan aktif sebanyak 27 .000

pelanggan pada akhir tahun 2015.

Pelanggan sebanyak 7.806

pelanggan

Tujuan 2. Koordinasi pembangunan AMPL dalam satu arah

Sasaran 2.1 Keterpaduann arah pelaksanaan AMPL di masing-

masing SKPD terkait AMPL

Keterpaduan masih belum solid

Sasaran 2.2. Terselenggaranya rapat koordinasi pembangunan

AMPL secara rutin setiap triwulan

Rapat koordinasi masih sebatas

bila ada keperluan mendesak

Sasaran 2.3. Sekretariat Pokja AMPL mampu mengelola data

AMPL dan memiliki jaringan kerja dengan Pokja

AMPL Provinsi dan Pusat serta pelaku AMPL

lainnya

Sekretariat belum beroperasi

secara optimal

Tujuan 3. Tersedianya dokumen Renstra AMPL

Sasaran 3.1 Kabupaten Rejang Lebong memiliki Dokumen

Renstra AMPL yang menjadi acuan dan landasan

pembangunan AMPL semua pihak.

Renstra dalam tahap penyusunan

Tujuan 4. Sumber-sumber air dan sapras air terjaga dan terpelihara dengan baik

Sasaran 4.1 Cakupan Layanan Air Minum Kabupaten Rejang

Lebong menjadi 75 % pada tahun 2015.

Cakupan layanan saat ini 65, 2 %

Sasaran 4.2. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan BPS di

100 desa/kelurahan pada akhir tahun 2015

Jumlah BPS yang berfungsi

sebanyak 39 desa (30% dari 154

desa/kelurahan)

Tujuan 5. PHBS menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

Sasaran 5.1 Masyarakat terbebas dari perilaku BABS pada

akhir tahun 2015.

Warga masyarakat yang masih

BABS sebanyak 39 %

Sasaran 5.2 Sebanyak 85 % murid PAUD dan SD di

Kabupaten Rejang Lebong telah melakukan

praktek CTPS pada tahun 2015

Praktek CTPS oleh murid PAUD

dan SD sebesar 50%

Page 30: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 30

SASARAN STRATEGIS

EKSISTING (2011)

Sasaran 5.3. Sebanyak 75 % rumah tangga di Rejang Lebong

telah melakukan praktek PAM RT secara sehat

pada tahun 2015

Rumah tangga yang melakukan

praktek PAM RT secara sehat

sebanyak 45,65 %

Sasaran 5.4 Sebanyak 65 % rumah tangga di Kabupaten

Rejang Lebong telah melakukan praktek

pengelolaan limbah rumah tangga

Rumah tangga yang telah

melakukan praktek pengelolaan

air limbah rumah tangga sebesar

32,78 %

Sasaran 5.5 Sebanyak 10 % Rumah Tangga di

Kabupaten.Rejang Lebong telah melakukan

praktek pengelolaan sampah rumah tangga

Rumah tangga yang melakukan

pengelolaan sampah rumah

tangga masih di bawah 2%

Tujuan 6. Termanfaatnya sumber air baku yang memenuhi kualitas, kuantitas dan

kontinuitas

Sasaran 6.1 Sebanyak 28 sumber air baku yang potensial

terpelihara dan mampu berproduksi secara optimal

pada tahun 2015

60% sumber-sumber air baku

yang ada di Kabupaten Rejang

Lebong terletak pada wilayah

permukiman dan pertanian

Sasaran 6.2 Beberapa sumber air baku yang berlokasi di

kawasan hutan lindung TNKS dapat

dimanfaatkan secara legal

Pada saat ini masih terdapat

regulasi yang melarang

pemanfaatan sumber – sumber air

pada kawasan lindung

Sasaran pembangunan AMPL yang sudah dinyatakan secara indikatif merupakan fokus utama

dalam upaya implementasi atau realisasi perencanaan strategis pembangunan AMPL.

Page 31: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 31

BAB V

STRATEGI PENCAPAIAN

Untuk dapat mewujudkan seluruh sasaran strategis yang telah ditetapkan, Pemerintah

Kabupaten Rejang Lebong akan lebih efektif jika direspon dengan strategi pencapain matang

dan sistematis. Strategi pencapaian tersebut terdiri dari sejumlah kebijakan, program dan

kegiatan strategis. Kebijakan strategis akan lahir secara baik dan benar jika terlebih dahulu

mengurai faktor- faktor keberhasilan pembangunan AMPL. Faktor keberhasilan terdiri dari

dua bagian yakni faktor pendukung dan faktor penghambat. Setelah melalui analisis dan

diskusi mendalam, akhirnya ditemukenali faktor keberhasilan tersebut sebagai berikut:

5.1. Faktor Keberhasilan

No. Faktor Pendukung

1 Pokja AMPL yang fungsional

2 RPJMD dan Renstra SKPD yang memuat arah pelaksanaan pembangunan AMPL

3 Best Practice Pelaksanaan CWSHP

4 Sumber air baku yang relatif bisa di akses

5 Derajat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan masih cukup baik

No. Faktor Penghambat

1 Sebagian besar masyarakat masih praktek BABS di aliran sungai

2 Keterbatasan pilihan teknologi tepat guna

3 Sebagian masyarakat masih bergantung terhadap bantuan AMPL dari Pemerintah

4 Pelaksanaan pembangunan AMPL terkadang tidak tepat sasaran

5 Pemeliharaan sapras AMPL yang belum optimal

5.2. Kebijakan Strategis

Dengan mempertimbangkan faktor keberhasilan guna tercapainya seluruh sasaran

pembangunan AMPL yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong telah

menetapkan beberapa Kebijakan Strategis sebagai berikuti:

1. Penerapan STBM dengan melibatkan seluruh sumber daya

2. Penggalakan pembangunan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

3. Penyehatan PDAM Tirta Darma

4. Penerapan Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi dan Lingkungan

5. Pelestarian wilayah tangkapan air melalui kerjasama sinergis antara Pemerintah,

Masyarakat dan Pengelola TNKS

6. Pemberian insentif bagi BPS yang berhasil mengelola dan memelihara sapras AMPL

7. Peran pemerintah sebagai fasilitator pembangunan AMPL

Page 32: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 32

8. Kesetaraan Gender dalam pengambilan keputusan pembangunan AMPL ditingkat

masyarakat.

9. Pengembangan drainase berbasis lingkungan.

5.3. Asumsi dan Intervensi

5.3.1. Asumsi

Komitmen setiap anggota Pokja AMPL agar menjadikan pembangunan AMPL

sebagai salah satu program prioritas.

Semua pimpinan SKPD terkait AMPL memiliki kepedulian tentang pentingnya

keberlanjutan pembangunan AMPL

Biaya operasional Pokja AMPL teranggarkan dalam APBD setiap tahun

5.3.2. Intervensi

Konsistensi program penguatan kapasitas dari Pokja AMPL Provinsi dan Pusat

terhadap Pokja AMPL Rejang Lebong

Dukungan media dalam publikasi seluruh pencapaian kinerja pembangunan AMPL

Dukungan seluruh pemuka masyarakat dalam pelaksananaan pembangunan AMPL

Kemitraan dengan berbagai CSR (Corporate Social Resposibility) guna mendukung

pembiayaan pembangunan AMPL. (lihat

5.4. Program Strategis

Dari Kebijakan Strategis, berdasarkan Asumsi dan Intervensi diperoleh program strategis

pembangunan AMPL yang dituangkan ke dalam matriks program strategis pembangunan

AMPL Kabupaten Rejang Lebong pada Tabel 5.1. Dan matrik indikator kinerja program

strategis pada Tabel 5.2.

Page 33: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 33

Tabel 5.1 Program Strategis

No Program Tujuan Antara Durasi

Waktu Sumber Dana Budget (Rp.)

SKPD

Penanggung

Jawab

1

Pembangunan saluran

darainase/gorong-gorong

- Setiap kawasan strategis di Ibukota Kabupaten dan

Kecamatan telah memiliki infrastruktur drainase yang

memenuhi syarat.

- Terbentuknya kelompok-kelompok peduli drainase.

2012-2015 APBN;

APBD Prop;

APBD Kab

139 .212.000.000. PU

2 Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM)

- Setiap Kawasan Ibu Kota Kecamatan memiliki

infrastruktur SPAM yang memenuhi Syarat Kualitas,

Kuantitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan

2012-2015 APBN;

APBD Prop;

APBD Kab

123.531.000.000. PU ; PDAM

3 Pengembangan Prasarana Air

Limbah

- Pengolahan air limbah industri rumah tangga masuk

sebagai syarat pengurusan izin (Tahun 2014)

- Tersedianya prasana dan sarana Instalasi Pengolahan

Limbah skala Kota dan Kawasan yang dapat

mendukung pengelolaan limbah kota

- Terbentuknya Kelompok-kelompok pengelola sanitasi

lingkungan sebagai stakeholders terdepan pengelolaan

sanitasi.

2012-2015 APBN;

APBD Prop;

APBD Kab

45.000.000.000. BAPPEDA;

PU ; BLHKP;

BPMPD;

DINKES

4 Pembangunan sarana air bersih

pedesaan

- Setiap Desa memiliki Sarana Prasarana Air Minum

yang memenuhi Syarat Kualitas, Kuantitas,

Kontinuitas dan Keterjangkauan

2012-2015 APBN; APBD

Kab

69.970.000.000. PU; PDAM

5 Pengembangan dan Pengelolaan

Persampahan

- Tersedianya Prasarana dan Sarana TPA Control

Landfill

- Tersedianya Prasarana dan Sarana Persampahan yang

memenuhi syarat dan cukup kuantitas.

2012-2015 APBN;

APBD Prop;

APBD Kab

8.240.000.000. BLHKP

6 Pengendalian pencemaran dan

pengrusakan lingkungan hidup

- Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan

limbah rumah tangga

- Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan

limbah industri rumah tangga (IRT)

2012-2015 APBD 500.000.000. BLHKP;

KEHUTANAN

Page 34: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 34

No Program Tujuan Antara Durasi

Waktu Sumber Dana Budget (Rp.)

SKPD

Penanggung

Jawab

7 Perlindungan dan konservasi

sumber daya alam

- Reboisasi kawasan potensial sumber air baku

- Pengendalian kawasan Catchment Area sumber air

baku

2012-2015 APBN;

APBD Prop;

APBD Kab

25.000.000.000. BLHKP;

KEHUTANAN;

BKSDA; TNKS

8 Optimalisasi pelayanan PDAM - 15 Kecamatan memiliki akses air minum dari PDAM

- Restrukturisasi tarif air minum

- Peningkatan kapasitas bidang teknik dan manajemen

- Pengembangang teknologi sistem jaringan perpipaan

- Peningkatan perluasan pelayanan

2012-2015 APBN;

APBD Prop;

APBD Kab

2.500.000.000.

PDAM

9 Penurunan tingkat Kehilangan

air

- PDAM menurunkan kebocoran sampai mencapai 30 %

- Terbentuknya sistem zona pelayanan

- Terbentuknya Kawasan Air Siap Minum

2012-2015 APBN;

APBD Prop;

APBD Kab

30.000.000.000. PDAM

10 Peningkatan Praktek CTPS bagi

siswa PAUD dan SD sederajat

- Tersedianya Natural Leader (Guru dan Siswa)

- Tersedianya Champion (Komite Sekolah)

2012-2015 APBN;

APBD Kab

540.000.000. DIKNAS dan

DEPAG

11 Pemeliharaan dan

Pengembangan infrastruktur

Sanitasi Sekolah (SD, SLTP dan

SLTA)

- Terbangunnya Infrastruktur Sanitasi Sekolah

- Terpeliharanya Infrastruktur Sanitasi Sekolah

2012-2015 APBN;

APBD Kab;

Block Grant

7.200.000.000. DIKNAS dan

DEPAG

12 Promosi kesehatan melalui

kegiatan Praktek Kerja

Lapangan Mahasiswa dan

Praktek Promosi Kesehatan di

masyarakat bagi mahasiswa

- Adanya desa lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)

- Adanya desa lokasi Kukerta

- Adanya lokasi Praktek Promkes di Sekolah-Sekolah

- Adanya lokasi Praktek Promkes di Kelompok

Masyarakat

2012-2015 APBN;

Perguruan

Tinggi;

APBD

900.000.000. POLTEKES

KEMENKES

13 Pembentukan dan penguatan

BPS AMPL

- Terbentuknya dan berfungsinya 108 BPS

- Meningkatnya Peran serta masyarakat dalam

pengelolaan AMPL

2012-2015 APBD 864.000.000. BPMPD

14 Penguatan Kapasitas SKPD

terkait dan Anggota Pokja

- Peningkatan kapasitas SDM terkait AMPL

- Tersedianya Fasilitator Pembangunan AMPL dari

2012-2015 APBD 300.000.000. BPMPD

Page 35: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 35

No Program Tujuan Antara Durasi

Waktu Sumber Dana Budget (Rp.)

SKPD

Penanggung

Jawab

sebagai fasilitator pembangunan

AMPL

anggota POKJA

15 Penguatan peran Gender dalam

pelaksanaan pembangunan

AMPL di tingkat masyarakat

- Terlaksananya sosialisasi peran perempuan dalam

pembangunan AMPL

2012-2015 APBN;

APBD Kab

200.000.000. PPKB; PKK

16 Pengelolaan Data AMPL

berbasis online

- Tersedianya data AMPL yang up to date

- Data AMPL dapat diakses secara cepat

- Tersedianya SDM yang handal dalam pengelolaan

Data AMPL

2012-2015 APBN;

APBD Kab

300.000.000. BAPPEDA

17 Pemicuan Desa ODF - Bertambahnya jumlah desa-desa ODF

2012-2015 APBN;

APBD Kab

324.000.000. DINKES

18 Monitoring perubahan perilaku

Desa ODF

- Terbinanya desa-desa yang telah ODF 2012-2015 APBN;

APBD Kab

554.400.000. DINKES;

BPMPD

19 Promosi kesehatan dan

kemitraan

- Terlaksananya promosi upaya peningkatan kualitas

hidup sehat

2012-2015 APBN;

APBD Kab

500.000.000. DINKES

20 Peningkatan kapasitas

masyarakat dalam PAM RT

- Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam PAM RT

2012-2015 APBN;

APBD Kab

250.000.000. DINKES;

BPMPD

21

Peningkatan kapasitas

masyarakat dalam pengelolaan

Persampahan rumah tangga

- Keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan

persampahan

- Terbentuknya Kelompok-kelompok pengelola

persampahan skala lingkungan sebagai stakeholders

terdepan pengelolaan persampahan

2012-2015 APBN; APBD

Kab

2.500.000.000. BLHKP

22 Peningkatan kapasitas

masyarakat dalam pengelolaan

limbah rumah tangga

- Terbentuknya Kelompok-kelompok pengelola sanitasi

lingkungan sebagai stake holders terdepan

pengelolaan limbah rumah tangga

2012-2015 APBN; APBD

Kab

250.000.000. BLHKP ; PU

23 Pengembangan jaringan kerja

Pokja AMPL dengan Pokja

AMPL Provinsi dan Pusat serta

- Terbentuknya jejaring AMPL kabupaten

- Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan pembangunan

AMPL

2012-2015 APBN;

APBD Kab

900.000.000. BAPPEDA

Page 36: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 36

No Program Tujuan Antara Durasi

Waktu Sumber Dana Budget (Rp.)

SKPD

Penanggung

Jawab

media - Terbentuknya kemitraan strategis dan sinergis Pokja

AMPL kabupaten dan Pokja AMPL propinsi

- Terbentuknya kemitraan strategis dan sinergis Pokja

AMPL kabupaten dan Pokja AMPL pusat

- Terbentuknya kemitraan strategis dan sinergis Pokja

AMPL kabupaten dan Media

24 Peningkatan peran Badan

Pengelola Sarana (BPS) dalam

kegiatan perlindungan Sumber-

sumber Air Baku

- Terbinanya BPS

- Terbentuknya BPS-BPS penerima sarana AMPL

2012-2015 APBN;

APBD Kab

800.000.000. BPMPD

25 Peningkatan kemitraan dengan

pengelola TNKS dalam rangka

pemanfaatan sumber-sumber

Air Baku diwilayah kerja TNKS

- Termanfaatnya sumber-sumber air baku pada kawasan

lindung

2012-2015 APBN;

APBD Kab

500.000.000. TNKS DAN

BAPPEDA

26 Perlindungan dan konservasi

sumber daya hutan

- Rehabilitasi lahan, tanah dan air

2012-2015 APBN;

APBD Prop;

APBD Kab

3.000.000.000. KEHUTANAN;

BLHKP

Tabel 5.2 Program Strategis dan Indikator Kinerja

No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact

1

Pembangunan saluran

darainase/gorong-gorong

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 139,21 M

- 4 Tahun

- 108,34 KM Drainase

- Master plan drainase

kota curup

- 5 Kecamatan

bebas genangan

≥ 45 Menit

- 19.832 KK

- 156 Desa/Kel

- Meningkatnya kemampuan daya beli

masyarakat

- Berkurangnya tingkat kemisikinan

Page 37: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 37

No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact

2 Pengembangan Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM)

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 123,5 M

- 4 Tahun

- 7 IKK

- 7 Kecamatan

terlayani air

minum

- 19.832 KK

- 156 Desa/Kel

- Tercapainya target MDGs

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

- PDAM Sehat

3 Pengembangan Prasarana Air

Limbah

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 45 M

- 4 Tahun

- 1 IPLT

- 20 Desa/Kel/ Kawasan

- Prasyarat Perizinan

IRT (Tahun 2014)

- IRT memiliki

sertifikat

pengelolan

lingkungan

- 20 Desa/kel

- 1 IPLT

- 20 Desa/Kel

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

- Perizinan IRT berwawasan

lingkungan

4 Pembangunan sarana air bersih

pedesaan

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 69,97 M

- 4 Tahun

- 58 Desa/Kel

- 70 BPS

- 58 Desa/kel

- Terpenuhinya

Air Bersih

Perpipaan

- 70 BPS

- 58 Desa/Kel

- Tercapainya target MDGs

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

5 Pengembangan dan Pengelolaan

Persampahan

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 8,24 M

- 4 Tahun

- 1 TPA

- 7 Kecamatan

terlayani TPA

Sistem Controll

Landfill

- 74 Desa/Kel

- Terangkutnya

sampah ke TPA

- 74 Desa/Kel

- TPA Ramah

Lingkungan

- Curup Kota IDAMAN

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

6 Pengendalian pencemaran dan

pengrusakan lingkungan hidup

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 8,24 M

- 4 Tahun

- 1 TPA

- 7 Kecamatan

terlayani TPA

Sistem Controll

Landfill

- 74 Desa/Kel

- Terangkutnya

sampah ke TPA

- 74 Desa/Kel

- TPA Ramah

Lingkungan

- Curup Kota IDAMAN

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

Page 38: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 38

No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact

7 Perlindungan dan konservasi

sumber air baku

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 25 M

- 4 Tahun

- Catchman area 150

Ha

- 150 Ha

Catchman area

- 150 Ha

- Sumber Air Baku

di Kawasan

Lindung

termanfaatkan

- Lestarinya Sumber Air Baku

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

- Menurunnya angka kemiskinan

8 Optimalisasi pelayanan PDAM - Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 2,5 M

- 4 Tahun

- 20 % SDM Perusahaan

Menguasai Teknik Air

Minum

- Peningkatan

Penerimaan

Tagihan hingga

80 %

- Rasio Pegawai 1

: 100

- 19.832 KK

- 156 Desa/Kel

- Pelayanan Prima

- PAD meningkat

8 Penurunan tingkat Kehilangan air - Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 30 M

- 4 Tahun

- Angka kehilangan Air

mencapai 30 %

- Terbentuknya

jaringan

perpipaan yang

ideal dan

sistematis

- Terbentuknya

zona pelayanan

PDAM

- 5 Kecamatan

- Pelayanan Prima

- PAD meningkat

- PDAM Sehat

9 Peningkatan Praktek CTPS bagi

siswa PAUD dan SD sederajat

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 540.000.000

- 4 Tahun

- Guru

- Siswa

- 78 PAUD

- 182 SD

- PAUD dan SD

Sadar CTPS

- 78 PAUD

- 182 SD

- Meningkatnya praktek PHBS

- Manusia Cerdas karena CTPS

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

- Peningkatan Kehadiran Siswa

- Meningkatnya Prestasi Siswa

10 Pemeliharaan dan Pengembangan

infrastruktur Sanitasi Sekolah (SD,

SMP dan SMA/SMK)

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 7.2 M

- 4 Tahun

- 800 Unit WC

- Guru

- Siswa

Terpenuhinya WC

untuk:

- 182 SD

- 58 SMP

- 27 SMA/SMK

- 182 SD

- 58 SMP

- 27 SMA/SMK

- Meningkatnya praktek PHBS

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

- Peningkatan Kehadiran Siswa

- Meningkatnya Prestasi Siswa

Page 39: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 39

No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact

11 Promosi kesehatan melalui

kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Mahasiswa dan Praktek Promosi

Kesehatan di masyarakat bagi

mahasiswa

- Dana

- Waktu

- Peserta

- Rp. 900.000.000

- 4 Tahun

- PKL 8 desa

- Dosen

- Mahasiswa

- 8 Desa Lokasi

PKL

- 4 SD

- 4 SMP

- 4 SMA/SMK

- Sadar PHBS

- 8 Desa Lokasi

PKL

- Penyuluhan

pada 48

Komunitas

masyarakat

(16 SD ; 16 SMP

dan 16

SMA/SMK)

- Meningkatnya praktek PHBS di

masyarakat.

- Meningkatnya Praktek PHBS di

SD,SMP,SMA/SMK

12 Pembentukan dan penguatan

Badab Pengelola Sarana AMPL

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 864.000.000.

- 4 Tahun

- 156 Desa Binaan

- 154 Desa Binaan

- Terbentuk dan

Ber fungsi nya

BPS

- 156 Desa/Kel

- Pembangunan berkelanjutan

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

- Menurunnya Angka Kemiskinan

13 Penguatan Kapasitas SKPD terkait

dan Anggota Pokja sebagai

fasilitator pembangunan AMPL

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp.300.000.000.

- 4 Tahun

- 108 Desa Binaan

- 108 Desa Binaan

- Pokja AMPL

sebagai Leading

Fasilitator

AMPL

- 108 Desa/Kel

- Pembangunan berkelanjutan

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

- Menurunnya Angka Kemiskinan

14 Penguatan peran Gender dalam

pelaksanaan pembangunan AMPL

di tingkat masyarakat

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 800.000.000.

- 4 Tahun

- 650 Orang

- Pembangunan

AMPL di 15

Kecamatan

berbasis gender

- 600 Orang

mendapat

pemahaman

gender

- Peran gender dalam AMPL

15 Pengelolaan Data AMPL berbasis

online

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 400.000.000.

- 4 Tahun

- 25 Orang

- Data AMPL

dapat diakses

secara online

- Basic Data

AMPL tersedia

dan dapat diakses

secara bebas

- Mudahnya mendapatkan data dan

info AMPL

16 Pemicuan Desa ODF - Dana

- Waktu

- Rp. 540.000.000.

- 4 Tahun

- 108 Desa ODF

- Pemutusan rantai

penyebaran

- Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat

Page 40: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 40

No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact

- SDM - 1620 Orang

penyakit

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

17 Monitoring perubahan perilaku

Desa ODF

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 700.000.000.

- 4 Tahun

- 156 Desa/Kel

- Terbinanya 154

Desa ODF

- Pemutusan rantai

penyebaran

penyakit

- Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

18 Promosi kesehatan dan kemitraan - Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 700.000.000.

- 4 Tahun

- 105 Orang

- 156 Desa/Kel

bergaya hidup

bersih dan sehat

- Perubahan

perilaku menjadi

PHBS

- 19.832 KK

- 156 Desa/Kel

memahami

PHBS

- Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

19 Peningkatan kapasitas masyarakat

dalam PAM RT

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 500.000.000.

- 4 Tahun

- 105 Orang

- 156 Desa/Kel

memahami PAM

RT

- Pemenuhan AM

RT yang

memenuhi syarat

kesehatan

- 19.832 KK

- 156 Desa/Kel

memahami PAM

RT

- Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

20

Peningkatan kapasitas masyarakat

dalam pengelolaan Persampahan

rumah tangga

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 2,5 M

- 4 Tahun

- 40 Desa Binaan

- 4 Kawasan Memiliki

Kelompok Daur Ulang

Sampah

- 40 Desa Binaan

- Terbentuk dan

Berfungsinya

Kelompok Sadar

Bersih

- Terbentuk dan

berfungsinya

Kelompok Daur

Ulang Sampah

- 40 Desa/Kel

Sadar Bersih

- 4 Kawasan

Pengelolaan

Persampahan 3R

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

- Menurunnya Angka Kemiskinan

21 Peningkatan kapasitas masyarakat

dalam pengelolaan limbah rumah

- Dana

- Waktu

- Rp. 250.000.000.

- 4 Tahun

- 20 Desa Binaan

- Terbentuk dan

- 20 Desa/Kel

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan hidup

Page 41: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 41

No Program Strategis Input Output Outcome Benefit Impact

tangga - SDM - 20 Desa Binaan Ber fungsi nya

Kelompok Sadar

Limbah

RumahTangga

- Menurunnya Angka Kemiskinan

22 Pengembangan jaringan kerja

Pokja AMPL dengan Pokja AMPL

Provinsi dan Pusat serta media

- Dana

- Waktu

SDM

- Rp. 900.000.000.

- 4 Tahun

- Jejaring AMPL

- Kemitraan POKJA

- 15 Kecamatan

- Pokja AMPL se

Indonesia

- Pokja AMPL

pusat

- Media

- 15 Kecamatan

- 21 Puskesmas

- Pokja AMPL Kab. RL pioner

pembangunan AMPL

- Hilangnya ego sektoral

- Pembangunan AMPL menjadi

sehat

23 Peningkatan peran Badan

Pengelola Sarana (BPS) dalam

kegiatan perlindungan Sumber-

sumber Air Baku

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 800.000.000.

- 4 tahun

- 100 BPS

- 156 Desa/Kel. - 89 BPS - Pembangunan AMPL

berkelanjutan

- Meningkatnya kelestarian sumber

air

- Rejang Lebong sehat

24 Peningkatan kemitraan dengan

pengelola TNKS dalam rangka

pemanfaatan sumber-sumber Air

Baku diwilayah kerja TNKS

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 500.000.000.

- 4 tahun

28 sumber air baku - 156 Desa/Kel.

- PDAM

- 9 IKK

- Meningkatnya IPM

- Meningkatnya angka harapan

hidup

- Rejang Lebong sehat

25 Perlindungan dan konservasi

sumber daya hutan

- Dana

- Waktu

- SDM

- Rp. 300.000.000.

- 4 tahun

Kawasan hutan di

Kabupaten Rejang

Lebong

- 156 Desa/Kel.

- Curup Kota IDAMAN

- Meningkatnya kelestarian sumber

air

Page 42: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 42

BAB VI

PENUTUP

6.1. KESIMPULAN

1. Renstra Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong dimaksudkan sebagai arah dan

pedoman umum penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan AMPL selama kurun

waktu empat tahun kedepan (2012-2015).Selama kurun waktu tersebut akan terjadi dua

kondisi akhir yakni pelaksanaan RPJMN (2010-2014) serta MDGs (2015). Diharapkan

dua kondisi ini juga menjadi potensi besar yang menyertai realisasi Renstra

Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong.

2. Kurun waktu empat tahun merupakan batas waktu minimal yang dapat dipergunakan

untuk mewujudkan Visi Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong.

3. Untuk dapat mewujudkan Visi Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong

dibutuhkan rumusan Misi yang terdiri dari beberapa kondisi sebagai parameter

pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan.

4. Penetapan strategi pencapaian yang terdiri dari kebijakan dan program strategis

merupakan rangkaian langkah sistemik untuk menyikapi isu strategis guna perwujudan

pencapaian Visi dan Misi. Langkah sistemik tersebut pada dasarnya adalah awal menuju

pelaksanaan kegiatan yang sesunggunya, karena beberapa hal yang ditetapkan sifatnya

pokok dan mendasar yang memerlukan penjabaran lebih lanjut.

5. Antara Renstra Pembangunan AMPL dengan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong terdapat

hubungan integral karena hal-hal yang diurai dalam Renstra Pembangunan AMPL

merupakan penjabaran lebih lanjut dari RPJMD Kabupaten Rejang Lebong terkait sektor

atau bidang pembangunan AMPL.

6. Renstra AMPL yang disusun merupakan dokumen yang tidak terpisahkan terhadap

dokumen Musrenbang tingkat kecamatan dan kabupaten yang akan dilaksanakan pada

tahun mendatang. Renstra AMPL ini menjadi payung hukum terhadap usulan-usulan

yang disampaikan terkait pembangunan AMPL.

6.2. HARAPAN

1. Dokumen Renstra Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong bukanlah sebuah

dokumen yang tidak dapat dirubah ataupun berubah sepanjang masa. Agar substansi yang

terkandung di dalam Renstra AMPL tetap dapat mengikuti tuntutan perkembangan zaman

diperlukan mekanisme proses evaluasi secara berkelanjutan.

Page 43: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 43

2. Realisasi Renstra Pembangunan AMPL Kabupaten Rejang Lebong wajib didukung oleh

segenap elemen stakehoders yang ada di Kabupaten Rejang Lebong

3. Sebagai dokumen perencanaan yang dihasilkan secara partisipatif melalui serangkaian

lokakarya dan diskusi mendalam sudah tentu dalam realisasinya juga diharapkan

menggunakan pendekatan partisipatif juga, sehingga hasil yang diraih dapat optimal.

Page 44: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 44

Lampiran 1. Analisis SWOT

IFAS DESKRIPSI RESPON DAERAH B R S RS

KEKUATAN 1-5

Adanya Pokja AMPL Keberadaan telah mempunyai legalitas SK Bupati No

147 TAHUN 2011. dg sekretariat di Bappeda

Pemda memberikan biaya operasional Pokja 12 5 60 II

Tersedianya SDM yang berkualitas dlm

bidang AMPL dengan jumlah yang cukup

Tersebar pada SKPD yang terkait dengan AMPL Memberikan insentif dan penempatan sesuai

kompetensi dan fasilitas kerja

10 3 30 IV

Adanya dokumen RPJMD2011-2015, RIPJM

Kecipta Karyaan 2008-2012

Dokumen ini sudah merupakan prodak hukum untuk

pembangunan AMPL

RPJMD sudah di Perdakan; RIPJM sudah

menjadi respon pusat untuk pembangunan

AMPL

15 5 75 I

Adanya master plan SPAM PDAM dan

Master Plan TPA

Dokumen induk perencanaan pembangunan AMPL Sudah ada dukungan pembiayaan pelaksanaan

pembangunan baik oleh pemkab, pemprov dan

pemerintah pusat

12 4 48 III

Adanya Perda Sampah Dokumen ini sudah merupakan perda yang juga

mencantumkan sangsi denda bila dilanggar

Masih konsisten digunakan, pelaksanaan sanksi

belum optimal

8 1 8 V

KELEMAHAN

Beban kerja menyebabkan PNS tidak fokus Berdasarkan PP 41 tupoksi yang melekat pada satu

jabatan terlalu luas

Pengaturan berdasarkan kebijakan pimpinan

SKPD masing-masing

8 2 16 IV

Pembangunan sanitasi belum menjadi

proritas

Belum adanya dokumen perencanaan pembangunan

sanitasi

Rendahnya komitmen Pemerintah daerah 12 5 60 I

Belum ada dokumen tentang air minum non

perpipaan

Perencanaan bersifat parsial Merencanakan penyusunan data base 13 2 26 III

Ego sektoral Koordinasi pembanguna AMPL belum optimal Pengambil kebijakan belum satu persepsi tentang

pembangunan AMPL

10 4 40 II

100

Page 45: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 45

EFAS DESKRIPSI RESPON DAERAH B R S RS

PELUANG 1-5

Adanya partisipasi masyarakat Masyarakat ikut serta dalam tahapan-tahapan

pembangunan AMPL

Menggiatkan peran sebagai pelaku pembangunan

AMPL

12 5 60 II

Tersedianya SDA yang merata Sumber air baku tersebar disetiap kecamatan SDA baku sudah terinventarisir untuk sumber air

PDAM

8 4 32 V

Adanya desa-desa STOP BABS Desa-desa yang telah melakukan deklarasi STOP

BABS sebagai pemicu untuk desa-desa lainnya

Melakukan peningkatan kualitas melalui reward

program

12 5 60 I

Adanya perguruan tinggi di Kabupaten Stake holders pembelajaran sebagai agen AMPL pada

mahasiswa

Adanya Kerjasama; PKL; KKN; Penyuluhan

Promkes

10 4 40 III

Peran tokoh masyarakat sebagai panutan Tomas dijadikan sebagai natural leader pembangunan

AMPL

Memberikan dukungan dan melibatkan sebagai

pelaku pembangunan AMPL

8 3 24 VI

Tropografi daerah pegunungan Teknologi sederhana dan pemeliharaan lebih

ekonomis

Menggiatkan perencanaan berteknologi

sederhana dan menggalakkan kelompok-

kelompok pemakai sarana

8 4 32 IV

ANCAMAN

Adanya aturan yg menghambat pemanfaatan

air di kawasan lindung

TNKS tidak mengizinkan pemanfaatan air untuk

komersil, hanya diperbolehkan untuk non komersil

Memanfaatkan SDA air baku untuk AM

Perdesaan, yang bersifat skala kecil

12 3 36 III

Terancamnya Sumber air baku akibat

logging, alih fungsi lahan dan eksploitasi

yang tidak terkontrol

SDA air baku menurun akibat kerusakan hutan

sebagai catchman area

Reboisasi dan pengendalian fungsi lahan melalui

Perda RTRW

10 3 30 IV

Masih rendahnya kesadaran masyarakat thd

pemeliharaan sumber2 air dan sarana

terbangun

Terancamnya keberlanjutan sarana prasarana

terbangun

Melakukan upaya pendekatan pembangunan

AMPL berbasis masyarakat

12 4 48 I

Rendahnya perilaku hidup bersih Masyarakat membenarkan kondisi dan keadaan

berdasarkan kebiasaan

Berupaya untuk fokus pembangunan AMPL oleh

lintas sektor/stake holders

8 5 40 II

100

Page 46: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 46

Lampiran 2. Analisis Sasaran Strategis (SMART)

No Sasaran Strategis Spesifik Measurable Achievable Rational Time Bound

1 Akses masyarakat terhadap sapras persampahan di Ibu

Kota Kabupaten dan Ibu Kota Kecamatan sebesar 80 %

dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2015

Akses Sapras

Persampahan

80% Ya Tidak 2015

2 Pada akhir tahun 2015 kota Curup bebas genangan air tidak

lebih 45 menit

Bebas Genangan 45 menit Ya Ya 2015

3 PDAM Tirta Darma Kabupaten Rejang Lebong memiliki

pelanggan aktif sebanyak 27 .000 pelanggan pada akhir

tahun 2015

Pelanggan Aktif 27.000 pelanggan Ya Ya 2015

4 Keterpaduann arah pelaksanaan AMPL di masing-masing

SKPD terkait AMPL

Pelaksanaan AMPL

di SKPD - Ya Ya -

5 Terselenggaranya rapat koordinasi pembangunan AMPL

secara rutin setiap triwulan

Rakor AMPL Triwulan Ya Ya -

6 Sekretariat Pokja AMPL mampu mengelola data AMPL dan

memiliki jaringan kerja dengan Pokja AMPL Provinsi dan

Nasional serta pelaku AMPL lainnya

Data Pokja dan

jaringan kerja

AMPL

- Ya Ya -

7 Kabupaten Rejang Lebong memiliki Dokumen Renstra

AMPL yang menjadi acuan dan landasan pembangunan

AMPL semua pihak

Dokumen Renstra

AMPL - Ya Ya -

8 Cakupan Layanan Air Minum Kabupaten Rejang Lebong

menjadi 75 % pada tahun 2015

Layanan air minum 75 % Ya Ya 2015

9 Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan BPS di 100

desa/kelurahan pada akhir tahun 2015

BPS 100 Desa/Kelurahan Ya Ya 2015

10 Masyarakat terbebas dari perilaku BABS pada akhir tahun

2015

Terbebas dari

perilaku BABS - Ya Ya 2015

11 Sebanyak 85 % murid PAUD dan SD di Kabupaten Rejang

Lebong telah melakukan praktek CTPS pada tahun 2015

CTPS 85 % Ya Ya 2015

12 Sebanyak 75 % rumah tangga di Rejang Lebong telah

melakukan praktek PAM RT secara sehat pada tahun 2015

PAM RT 75 % Ya Ya 2015

Page 47: Renstra AMPL KAB REJANG LEBONG PROP BENGKULU

Renstra AMPL Kab. Rejang Lebong 2012-2015 47

No Sasaran Strategis Spesifik Measurable Achievable Rational Time Bound

13 Sebanyak 65 % rumah tangga di Kabupaten Rejang

Lebong telah melakukan praktek pengelolaan limbah

rumah tangga

Pengolahan limbah

rumah tangga

65 % Ya Ya 2015

14 Sebanyak 10 % Rumah Tangga di Kabupaten. Rejang

Lebong telah melakukan praktek pengelolaan sampah

rumah tangga

Pengolahan sampah

rumah tangga

10 % Ya Ya 2015

15 Sebanyak 28 sumber air baku yang potensial terpelihara dan

mampu berproduksi secara optimal pada tahun 2015

Sumber air baku 28 sumber air baku Ya Ya 2015

16 Beberapa sumber air baku yang berlokasi di kawasan hutan

lindung TNKS dapat dimanfaatkan secara legal

Sumber air baku - Ya Ya -