final adjustment

4
Final Adjustment Oleh: Open Heaven Ministry-Jakarta Selama sekian waktu lamanya, saya mendapati ada banyak orang yang punya posisi, namun tidak berani mempertaruhkan posisinya untuk menyelesaikan kehendak Tuhan. Ingatlah bahwa Nehemia bukan orang biasa; ia adalah juru minuman raja. Nehemia mempergunakan posisi yang ia miliki untuk meminta ijin kepada raja agar proses pembangunan rumah Tuhan kembali terlaksana. Selain Nehemia, Esther juga memanfaatkan posisi yang ia miliki untuk bernegosiasi dengan raja dan meminta raja untuk mengubah keputusan yang telah dibuat raja untuk membinasakan seluruh bangsa Yahudi. Saya percaya bahwa banyak dari kita yang akan mulai Tuhan bawa untuk berpindah meninggalkan zona nyaman kita dan mulai memasuki pelayanan kita, bukan hanya di dalam gereja tetapi justru di luar gereja. Dengan demikian, melalui keberadaan, posisi, potensi, kemampuan dan sumber daya yang kita miliki, kita akan dapat mengubahkan komunitas di mana kita ada. Meski demikian, ingatlah akan penyesuaian terakhir (final adjustment) yang harus terjadi dalam hidup kita sebelum Tuhan dapat membawa kita menyeberangi sungai Yordan dan merebut Tanah Perjanjian kita. Final adjustment yang harus kita lakukan dalam hidup kita: 1. Kita perlu melakukan final adjustment dalam hubungan kita dengan Tuhan. Satu hal yang harus kita sadari, ketika kita mulai dibawa Tuhan menyeberangi sungai Yordan, kita akan mendapati bahwa “7 bangsa yang besar” yang sama yang harus dihadapi oleh bangsa Israel akan harus kita hadapi juga. Selama sekian waktu lamanya, banyak gereja telah berbicara tentang mengubahkan kota, namun hanya segelintir dari mereka yang sungguh-sungguh bisa merealisasikan apa yang telah mereka dengungkan tersebut. Hal itu disebabkan karena banyak dari gereja-gereja tersebut gagal melakukan final adjustment dengan Tuhan. Ingatlah baik-baik bahwa secara manusiawi, kita tidak akan pernah bisa mengalahkan “7 bangsa yang lebih besar” yang harus kita hadapi tersebut kecuali Tuhan ada bersama dengan kita. Ada banyak gereja yang sejak dulu rindu untuk mengubahkan kota, tapi karena satu dan lain hal, mereka selalu gagal untuk mewujudkan keinginannya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena final adjustment belum terjadi atas mereka. Yosua 5:2..orang-orang Israel belum pernah ada yang disunat selama mereka ada di padang gurun. Penyunatan berbicara tentang ikatan janji kita dengan Tuhan dan penyaliban daging. Apabila kita sebagai orang-orang percaya rindu dipakai oleh Tuhan untuk membawa perubahan di komunitas, pastikan kita terus memiliki ikatan janji dengan Tuhan. Tanpa kita terus membangun ikatan janji dengan Tuhan, maka apabila kita mencoba menyeberangi sungai Yordan dan merebut Kanaan, kita akan dihadang oleh raksasa. Sudah terlalu banyak gereja yang mencoba membawa perubahan atas kota, tetapi mereka berakhir dengan tragis; mereka mengalami kekalahan total, karena mereka berjalan dengan kekuatan mereka sendiri. Karena itu, belajarlah dari kesalahan mereka; jagai ikatan janji kita dengan Tuhan dan pastikan Tuhan bersama dengan kita. Selama kita terus membangun ikatan janji dengan Tuhan, segala sesuatu bisa terjadi. Selain ikatan janji dengan Tuhan, penyunatan juga berarti penyaliban daging. Tanpa kita terus belajar untuk menyalibkan daging, Tuhan tidak akan membawa kita masuk ke Tanah Perjajian kita. Jika kita memperhatikan kondisi yang ada, sampai

Upload: calvin-martin-lee

Post on 05-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: Final Adjustment

Final Adjustment Oleh: Open Heaven Ministry-Jakarta

Selama sekian waktu lamanya, saya mendapati ada banyak orang yang punya posisi, namun tidak berani mempertaruhkan posisinya untuk menyelesaikan kehendak Tuhan. Ingatlah bahwa Nehemia bukan orang biasa; ia adalah juru minuman raja. Nehemia mempergunakan posisi yang ia miliki untuk meminta ijin kepada raja agar proses pembangunan rumah Tuhan kembali terlaksana.

Selain Nehemia, Esther juga memanfaatkan posisi yang ia miliki untuk bernegosiasi dengan raja dan meminta raja untuk mengubah keputusan yang telah dibuat raja untuk membinasakan seluruh bangsa Yahudi.

Saya percaya bahwa banyak dari kita yang akan mulai Tuhan bawa untuk berpindah meninggalkan zona nyaman kita dan mulai memasuki pelayanan kita, bukan hanya di dalam gereja tetapi justru di luar gereja. Dengan demikian, melalui keberadaan, posisi, potensi, kemampuan dan sumber daya yang kita miliki, kita akan dapat mengubahkan komunitas di mana kita ada. Meski demikian, ingatlah akan penyesuaian terakhir (final adjustment) yang harus terjadi dalam hidup kita sebelum Tuhan dapat membawa kita menyeberangi sungai Yordan dan merebut Tanah Perjanjian kita.

Final adjustment yang harus kita lakukan dalam hidup kita: 1. Kita perlu melakukan final adjustment dalam hubungan kita dengan Tuhan. Satu hal yang harus kita sadari, ketika kita mulai dibawa Tuhan menyeberangi sungai Yordan, kita akan mendapati bahwa “7 bangsa yang besar” yang sama yang harus dihadapi oleh bangsa Israel akan harus kita hadapi juga. Selama sekian waktu lamanya, banyak gereja telah berbicara tentang mengubahkan kota, namun hanya segelintir dari mereka yang sungguh-sungguh bisa merealisasikan apa yang telah mereka dengungkan tersebut. Hal itu disebabkan karena banyak dari gereja-gereja tersebut gagal melakukan final adjustment dengan Tuhan.

Ingatlah baik-baik bahwa secara manusiawi, kita tidak akan pernah bisa mengalahkan “7 bangsa yang lebih besar” yang harus kita hadapi tersebut kecuali Tuhan ada bersama dengan kita. Ada banyak gereja yang sejak dulu rindu untuk mengubahkan kota, tapi karena satu dan lain hal, mereka selalu gagal untuk mewujudkan keinginannya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena final adjustment belum terjadi atas mereka.

Yosua 5:2..orang-orang Israel belum pernah ada yang disunat selama mereka ada di padang gurun. Penyunatan berbicara tentang ikatan janji kita dengan Tuhan dan penyaliban daging. Apabila kita sebagai orang-orang percaya rindu dipakai oleh Tuhan untuk membawa perubahan di komunitas, pastikan kita terus memiliki ikatan janji dengan Tuhan. Tanpa kita terus membangun ikatan janji dengan Tuhan, maka apabila kita mencoba menyeberangi sungai Yordan dan merebut Kanaan, kita akan dihadang oleh raksasa.

Sudah terlalu banyak gereja yang mencoba membawa perubahan atas kota, tetapi mereka berakhir dengan tragis; mereka mengalami kekalahan total, karena mereka berjalan dengan kekuatan mereka sendiri. Karena itu, belajarlah dari kesalahan mereka; jagai ikatan janji kita dengan Tuhan dan pastikan Tuhan bersama dengan kita. Selama kita terus membangun ikatan janji dengan Tuhan, segala sesuatu bisa terjadi.

Selain ikatan janji dengan Tuhan, penyunatan juga berarti penyaliban daging. Tanpa kita terus belajar untuk menyalibkan daging, Tuhan tidak akan membawa kita masuk ke Tanah Perjajian kita. Jika kita memperhatikan kondisi yang ada, sampai hari ini banyak orang telah berusaha untuk memberantas korupsi di bangsa ini, namun korupsi seakan-akan tidak bisa diberantas. Mengapa? Karena orang-orang yang melakukan pemberantasan tersebut memiliki “saham” di sana.

Karenanya Tuhan ingin memastikan kita sungguh-sungguh mati dari kedagingan kita, karena Tuhan tidak menghendaki musuh yang harus kita perangi di luar sana, ternyata memiliki akar atau batu pijakan dalam hidup kita. Jika itu yang terjadi, sementara kita menyerbu ke perkemahan musuh, sampai pada titik tertentu kita akan mulai kehilangan keproduktifan dan ketajaman kita, karena satu bagian dari apa yang iblis miliki ternyata ada di dalam hidup kita.

Ingat baik-baik, Tuhan tidak bisa memposisikan orang percaya untuk memiliki pengaruh yang besar selama keduniawian masih ada dalam hidup kita. Karenanya, ambillah keputusan saat ini untuk kita menyingkirkan seluruh kemanusiawian, kedagingan dan keduniawian dari hidup kita, agar kita dapat berfungsi dengan maksimal. Ketika Yusuf menjadi pemimpin, tidak seorangpun yang dapat menyerang ataupun memfitnah dia. Seandainya Yusuf sempat

Page 2: Final Adjustment

menerima bujukan dari isteri Potifar dan pada waktu itu terjadi perzinahan, maka ketika Yusuf menjadi penguasa, isteri Potifar akan memiliki kesempatan untuk memanfaatkan kedudukan yang Yusuf miliki ataupun untuk menjatuhkan Yusuf. Akan tetapi, kita tidak melihat hal itu terjadi karena tidak ada celah sedikitpun dalam dirinya.

Hal yang sama akan terjadi atas kita. Banyak dari kita yang akan mulai menerima posisi yang signifikan dari Tuhan di dalam dunia sekuler, tapi sebelum promosi itu datang dalam hidup kita, Ia ingin memastikan kita sudah tahir sepenuhnya. Jika masih ada celah dalam hidup kita, dalam waktu singkat musuh dapat menjatuhkan kita. Tuhan lebih memilih untuk menahan kita, jika Ia memandang kita belum siap, karena musuh yang akan kita hadapi di luar sana jauh lebih mematikan dari yang dapat kita bayangkan. Jika engkau pernah memiliki pengalaman buruk di masa lalu, inilah waktunya kita berurusan dengan Tuhan.

Kejadian 32:22-29..Ketika Yakub mencoba untuk mendapatkan hak kesulungan yang ia inginkan, ia mendapatkannya dengan cara menipu. Ketika Ishak hendak memberkati anak-anak, sekali lagi Yakub berhasil memperoleh berkat yang merupakan hak Esau dengan cara menipu. Bahkan ketika Yakub tinggal di rumah Laban setelah melarikan diri dari rumahnya, Yakub kembali mendapatkan kekayaan dengan cara menipu. Ketika membawa seluruh kekayaannya pulang ke rumah ayahnya, sebelum berjumpa dengan Esau, Yakub mengalami ketakutan yang luar biasa. Ia seakan-akan menyadari bahwa lepas dari semua berkat yang ia miliki, Tuhan tidak menyertai dia. Sesungguhnya, Tuhan tidak pernah memberkati Yakub, Ia hanya memberkati Israel (Kejadian 32:27).

Mungkin secara manusiawi kita sudah memiliki semuanya, tetapi sebelum kita menjadi “manusia yang baru”, apa yang kita miliki tidak akan pernah menghasilkan dampak apapun. Ketika kita melakukan final adjustment dengan Tuhan, jalan hidup kita akan mulai mengalami perubahan dan kita akan dapat memastikan bahwa Dia akan selalu ada bersama kita. Ketika kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan menyertai kita, tidak ada yang mustahil untuk kita lakukan. Sejak Yakub berubah menjadi Israel, ketakutan meninggalkan Yakub – Yakub bisa menghadapi Esau tanpa rasa takut. Apa yang sekarang ini Anda takutkan untuk Anda dapat memfungsikan diri pada posisi di mana Anda berada? Ketakutan-ketakutan itu akan hilang begitu saja pada hari Tuhan menjamah hidupmu.

Karena itu, dalam final adjustment yang pertama ini, pastikan apapun yang kita miliki kita pergunakan untuk perluasan Kerajaan Sorga, dan pastikan hati kita tidak tertuju kepada apa yang kita miliki tetapi kepada Dia dan rencana.

2. Kita perlu melakukan final adjustment dalam hubungan kita dengan pemimpin. Kita harus sungguh-sungguh menyadari bahwa Tuhan sedang membawa kita memasuki zona peperangan, suatu perjalanan yang belum pernah dilewati oleh siapapun juga. Kitalah yang diperintahkan untuk melangkah terlebih dahulu sebagai pionir, karena Tuhan telah memberikan kehormatan kepada kita untuk membukakan jalan bagi yang lain. Ingatlah selalu hal ini, ketika kita mulai diterjunkan sebagai pasukan elit tersebut, kita harus belajar mendengar apa yang pemimpin katakan.

Bagi Anda yang adalah pemimpin, Anda juga harus terus belajar untuk mendengar apa yang menjadi arahan dan tuntunan Tuhan, karena Anda tidak sedang berjalan seorang diri; Anda sedang membawa sekelompok pasukan yang kehidupannya dipertaruhkan di tangan Anda. Anda bertanggung jawab di hadapan Tuhan untuk seluruh hidup mereka, itu sebabnya Anda harus terus belajar mempertajam telinga Anda untuk mendengar.

Bagi Anda sebagai jemaat, ketika pemimpin memberikan arahan yang ia terima dari Tuhan, semustahil dan seaneh apapun arahan tersebut, belajarlah untuk selalu taat. Ketika Yosua menyampaikan apa yang menjadi arahan Tuhan kepada orang Israel tentang Yerikho (Yosua 6:1-20), meskipun secara manusiawi instruksi tersebut sangat tidak masuk di akal, tidak satupun dari orang Israel yang menentang apa yang Yosua katakan, karena mereka tahu bahwa Yosua mendengar dari Tuhan.

Kadangkala, ada arahan dari pemimpin yang mungkin terlihat/terdengar aneh atau tidak masuk di akal, bahkan mungkin mengingatkan Anda akan kegagalan-kegagalan yang pernah terjadi di masa lalu, dan kini Anda harus melakukannya sekali lagi. Ingatlah akan hal ini: jangan pernah jadikan pengalaman masa lalu sebagai patokan untuk masa depanmu, karena jika Tuhan ada bersama kita, apa yang dahulu gagal akan Dia buat berhasil.

Di dalam peperangan, setiap perintah dari pemimpin harus segera diresponi, karena keterlambatan justru akan mencelakakan diri kita sendiri dan juga pemimpin kita. Salah satu

Page 3: Final Adjustment

hukum dalam peperangan adalah: “Jangan berperang jika engkau takut.” Sebelum Gideon memimpin orang Israel masuk dalam peperangan, hal pertama yang ia lakukan ialah memerintahkan orang-orang yang takut untuk pulang. Karena itu, tanggulangi semua ketakutan dan trauma masa lalu yang masih ada dalam hidupmu, agar ketika Tuhan meniup sangkakala dan memerintahkan kita untuk berkumpul, kita akan bisa berkumpul dengan penuh keberanian.

Hal kedua yang Tuhan perintahkan kepada Gideon adalah mengamati cara orang-orang Israel minum; ada yang minum sambil berjongkok dan memegang senjata, tetapi ada juga yang menaruh senjatanya dan minum seperti anjing. Tipe orang yang kedua adalah gambaran orang-orang yang ceroboh, mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang ada dalam peperangan. Orang-orang seperti inipun disuruh pulang oleh Gideon. Kecerobohan akan menjadi celah untuk iblis dapat menyerang kita. Selama engkau membuang segala bentuk kecerobohan, Tuhan akan melibatkan Anda dalam peperangan, sehingga bersama-sama kita akan dapat merebut Kanaan dan menikmati kemenangan yang kita raih.

Saya percaya, lewat Gereja Tuhan akan mengubahkan kota-kota. Dunia perekonomian, dunia pendidikan, dunia politik, bahkan setiap aspek kehidupan masyarakat akan mengalami perubahan lewat Gereja dan orang-orang percaya. Lewat apa yang Anda kerjakan, akan ada banyak orang percaya lain dan gereja lain yang terinspirasi untuk mengikuti teladan hidupmu, dan mereka akan menjadi bantuan yang baru yang akan membawa perubahan yang lebih besar lagi.

3. Kita perlu melakukan final adjustment dalam hubungan kita dengan sesama. Belajarlah untuk dapat saling mendukung dan saling melayani satu dengan yang lain, karena satu hal yang harus kita pahami: kita sedang menghadapi musuh yang sama. Musuh yang dihadapai oleh salah satu saudara kita adalah musuh yang sama yang akan kita hadapi. Tanpa kita belajar menolong saudara kita yang sedang menghadapi peperangan, sekali waktu, musuh yang mengalahkan saudara tersebut akan datang menyerang kita. Sebaliknya, jika kita berhasil mengalahkan musuh yang menyerang saudara kita, musuh itupun tidak akan dapat menyerang kita lagi.

Dengan membantu sesama kita, sesungguhnya kita sedang membantu diri kita sendiri. Untuk itu, ingatlah akan prinsip ini: setiap kesuksesan tidak akan pernah bisa kita raih sendirian; kesuksesan selalu melibatkan banyak orang. Demikian pula kesuksesan yang kita nikmati sebagai satu gereja lokal, merupakan hasil dari keterlibatan seluruh jemaat bersama-sama. Ketika kita meraih kesuksesan secara bersama-sama, itulah kesuksesan yang sejati.

Orang yang merasa bahwa ia bisa meraih semuanya sendirian, tanpa sadar sesungguhnya ia sedang membuka celah untuk kesombongan datang. Ketika kita menyadari bahwa kita tidak akan dapat meraih semuanya seorang diri, mau tidak mau kita pasti akan mulai mendukung saudara-saudara kita yang lain, karena kemenangan mereka adalah kemenangan kita juga; terobosan yang mereka alami adalah terobosan kita juga.

Karena itu, lakukan ketiga jenis penyelarasan ini dan saya percaya, dengan cara yang ilahi Tuhan akan segera membukakan pintu-pintu kesempatan bagi Anda. Meskipun saat ini Anda sedang berada dalam posisi seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, engkau terikat oleh sistem dunia ini, tapi ketika engkau terus hidup untuk mengerjakan kehendak Tuhan, meskipun ada resiko yang harus engkau hadapi, penyertaan Tuhan juga akan selalu ada atasmu.

Dengan cara yang benar kita akan dapat meraih kesuksesan, tanpa harus menyingkirkan orang lain, tanpa harus memanfaatkan dan menginjak orang lain. Kesuksesan yang diraih dengan cara yang duniawi akan menghancurkan, tetapi kesuksesan yang diraih dengan cara yang ilahi tidak akan pernah membuat kita jatuh; sebaliknya, kesuksesan yang diraih dengan cara yang ilahi akan mendatangkan kepuasan yang sejati.