filsafat hukum

51
FILSAFAT HUKUM

Upload: adedidikirawan

Post on 27-Jun-2015

989 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Berdasarkan asal katanya, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani, PHILOSOPHYA. Kata ini merupakan gabungan dari 2 (dua) kelompok akar kata, yaitu : Pertama, kata Philein dan Sophos. Philein berarti cinta dan Sophos berarti kebijaksanaan. Cinta bukan sebagai noun, bukan sebagai adjective, tetapi cinta = verb. Verb  ?  kerja manusia untuk mengerjasamakan ketiga unsur dlm jiwanya  bijaksana

TRANSCRIPT

Page 1: FILSAFAT HUKUM

FILSAFAT HUKUM

Page 2: FILSAFAT HUKUM

PENGERTIAN FILSAFAT

Berdasarkan asal katanya, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani, PHILOSOPHYA. Kata ini merupakan

gabungan dari 2 (dua) kelompok akar kata, yaitu : Pertama, kata Philein dan Sophos. Philein berarti cinta

dan Sophos berarti kebijaksanaan. Cinta bukan sebagai noun, bukan sebagai adjective, tetapi cinta = verb. Verb

? kerja manusia untuk mengerjasamakan ketiga unsur dlm jiwanya bijaksana.

Kedua adalah kata Phylo dan Sophya. Phylo = sahabat, dan Sophya = kebijaksanaan. Maksudnya manusia harus

dapat berperan sebagai sahabat kebijaksanaan dalam kondisi apapun juga.

Arti secara Etimologi :

Page 3: FILSAFAT HUKUM

1. Filsafat sebagai mother of scientiaum. perlu diingat sejarah awal lahirnya filsafat sampai berkembangnya faham Positivisme

2. Filsafat sebagai interdisipliner ilmu, perlu diingat berbagai fenomena dalam perkembangan ilmu (arogansi ilmiah, vak idiot, persoalan humanistik)

Arti secara Historis :

Arti secara Terminologis :

1. Filsafat sebagai PANDANGAN HIDUP (FALSAFAH), merupakan hasil pensikapan manusia thd alam sekitarnya, kebenarannya masih bersifat subjektif, baik individual maupun kolektif.

2. Filsafat sebagai ILMU (FILSAFAT), yg memenuhi syarat ilmu :

Page 4: FILSAFAT HUKUM

FILSAFAT SEBAGAI ILMU

1. Berobjek Objek material = segala sesuatu yang ada, Objek Formal = dari segi hakikat

2. Bermetode Analisis Abstraksi

3. Bersistem adanya kesatuan dari unsur ontologi, epistemologi, dan aksiologi

4. Universal kebenaran hasil pemikirannya dpt diterima di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, minimal bagi kelompok ilmuwan yg sama.

Page 5: FILSAFAT HUKUM

CIRI DAN PRINSIP BERFILSAFAT

PRINSIP-PRINSIP BERFIKIR FILOSOFIS Principium Identitatis A = A Principium Contradictionis A >< B Principium Exclusi tertii A=A / A=B Principium Sufficient Reason If A=B harus ada

alasan cukup Principium Exemplaris Ada example, contoh/bukti

nyata.

CIRI-CIRI BERFIKIR FILOSOFIS

Radikal mendasar, mendalam Integral kesatuan unsur-unsur intrinsik

Komphrehensif kesatuan dg unsur-unsur lain yg Relevan menyeluruh

Sistematik bertahap & bertanggungjawab

Page 6: FILSAFAT HUKUM

PENGERTIAN HUKUMPENGERTIAN HUKUM

Manusia adalah mahluk sosial. Di mana ada masyarakat, di sana ada hukum (Ubi Societas Ubi Ius).

6

Hukum : aturan-aturan perilaku yang dapat diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan hubungan antar manusia dan antara manusia dan masyarakatnya.

Page 7: FILSAFAT HUKUM

Marcus Tullius Cicero (Romawi)Hukum adalah akal tertinggi (the higest reason) yang ditanamkan oleh akal dalam diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Rudolf von Jhering (Jerman)Hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa (compulsary rules) yang berlaku dalam suatu negara.

Mochtar Kusumaatmadja (Indonesia)Hukum tidak hanya perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat melainkan mencakup pula lembaga-lembaga (intitutions) dan proses-proses (processes) untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.

7

PENGERTIAN HUKUM

Page 8: FILSAFAT HUKUM

PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM

Van Apeldoorn :Fil. Hukum adl ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum itu ? Ilmu hukum tidak dapat memberi jawaban yg memuaskan, krn jawabannya sebatas ada fenomenanya, gejala. melahirkan hukum yg bersifat formalistic belaka

E. Utrecht :Filsafat hukum merupakan ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum itu, apa sebab orang mentaati hukum, keadilan manakah yg dpt dijadikan sbg ukuran baik-buruknya hukum.

Secara Umum :Filsafat Hokum is ilmu yg mempelajari asas/pendirian yg paling mendasar tentang hukum ilmu yg mempelajari hakikat terdalam dari hukum ilmu yang mencari / menemukan “ruh”-nya hukum.

Page 9: FILSAFAT HUKUM

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ADANYA FILSAFAT HUKUM

1. Adanya kebimbangan tentang kebenaran dan keadilan dr hukum yg berlaku, dan adanya ketidakpuasan terhadap aturan hukum yg berlaku, krn tidak sesuai dg keadaan masy. yg diatur hukum tsb.

2. Adanya kesangsian terhadap nilai peraturan hukum yg berlaku.

3. Adanya aliran yg berpendapat bahwa satu-satunya sumber hukum adalah hukum positif (hukum yg berlaku saat itu).

4. Adanya pendirian bahwa hukum adalah suatu gejala masyarakat yang harus meladeni kepentingan masyarakat, shg landasan hukum adalah penghidupan sendiri.

Page 10: FILSAFAT HUKUM

TUJUAN FILSAFAT HUKUM

Menjelaskan nilai-nilai dan dasar-dasar hukum sampai pada dasar filosofisnya ditemukan hakikat, esensi, substansi, ruh-nya hukum shg hukum mampu hidup dalam masyarakat, (kejujuran, kemanusiaan, keadilan, equity)

Page 11: FILSAFAT HUKUM

FUNGSI DAN PERAN FILSAFAT HUKUM

1. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hukum dalam hidup bersama.

2. Menumbuhkan ketaatan pada hukum

3. Menemukan ruhnya hukum

4. Menghidupkan hukum dalam masyarakat

5. Memacu penemuan hukum baru

Page 12: FILSAFAT HUKUM

KAJIAN FILOSOFIS TERHADAP

HUKUM

Agar ruh-nya hukum dapat ditemukan maka hukum harus dikaji dengan menerapkan ciri-ciri berfikir filosofis, dan dalam menyelesaikan setiap persoalan hukum dengan menggunakan prinsip-prinsip berfikir filosofis.

Page 13: FILSAFAT HUKUM

SISTEM FILSAFAT HUKUM

1. 0ntologi hukum

Sebagai hasil penerapan ciri berfikir filosofis radikal. Hal yang dibahas di dalamnya adalah objek kajian ilmu hukum, termasuk objek kajian sesungguhnya dan asumsi dasar ilmu hukum. Objek yang dikaji ilmu hukum : produk-produk hukum, asas hukum,sumber hukum,sistem hukum,subjek hukum.

Page 14: FILSAFAT HUKUM

Dalam objek hukum tersebut tidak akan ada berbagai masalah apabila di dlmnya sudah ada kesadaran hukum. Jadi objek sesungguhnya ilmu hukum adalah kesadaran hukum masyarakat.Berbagai objek ilmu hukum tersebut agar berkembang perlu kajian, kajian tersebut biasanya diawali dengan meragukan kebenaran asumsi dasarnya . Asumsi dasar dapat dipahami sebagai asas-asas hukum. Misal : Asas praduga tak bersalah. Pengertian dr asas ini adl jika seseorang belum terbukti bersalah tidak dapat diperlakukan sbg tersangka. Tingkat pemahaman dan perwujudan asas ini masih membutuhkan kajian, tidak boleh diterima begitu saja. Kajian yg dilakukan akan mengembangkan ilmu kita.

Page 15: FILSAFAT HUKUM

2. Epistemologi Hukum

Dimensi epistemologi ada sebagai konsekuensi penerapan ciri berfikir filosofis, integral. Setelah ditemukan berbagai faktor/sebab dr suatu persoalan, maka kemudian dpt ditentukan sumber persoalan, metode mengatasinya, ukuran kebenaran hasil pemikirannya/solusinya. Jd dimensi epistemologi ilmu hukum membahas ttg sumber hukum, metodenya ilmu hukum, baik metode menemukan maupun metode analisisnya, dan ukuran kebenaran produk-produk hukum.

Page 16: FILSAFAT HUKUM

3. Aksiologi Hukum

Dimensi aksiologi diakibatkan dari penerapan ciri berfikir komprehensif dan sistematik.

Apabila telah dihasilkan produk-produk hukum yang sudah terukur tingkat kebenarannya, maka dapat diterapkan dan dikembangkan dengan tetap mempertimbangkan berbagai nilai yg melingkupinya, yaitu nilai yuridis,etis,estetis, religius.

Konsekuensinya, setiap produk hukum akan dapat mengangkat harkat martabat manusia dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat (sesuai dengan visi dan misi diciptakan dan dikembangkannya ilmu)

Page 17: FILSAFAT HUKUM

FASE PERKEMBANGAN FILSAFAT HUKUM

Page 18: FILSAFAT HUKUM

YUNANI - KUNO

6SM

MIT

OS

FILSAFAT

3SM - 6ML

OG

OS

ABAD TENGAH

14M

THEOLOGI

AN

CIL

LA

TH

EO

LO

GIA

E

ABAD MODERN

18M 19M

ABAD KONTEMPORER

20M14-15M

RE

NA

ISS

AN

CE

AU

FK

LA

RU

NG

RA

SIO

NA

LIS

ME

EM

PIR

ISM

EK

RIT

ISIS

ME

IDE

AL

ISM

EP

OS

ITIV

ISM

E

FE

NO

ME

NO

LO

GI

ST

RU

KT

UR

AL

ISM

EN

EO

PO

SIT

IVIS

ME

FAKTOR HEURISTIKILMU CABANG

AGAMAFILSAFAT FILSAFAT

BIOLOGIASTRONOMIMATEMATIKAFISIKAKIMIASOSIOLOGI

KOMPUTER

PARIWISATA

DLL.

Page 19: FILSAFAT HUKUM

SEJARAH PEMIKIRAN TTG HUKUM

I. Masa Yunani - Romawi Filsof-filsof I (Anaximander, Heraklitos, Permenides) ; Hokum tidak

terbatas pada masyarakat manusia, tetapi juga untuk semesta alam, shg antara hukum alam dan hukum positif menjadi satu, sbg bagian dari hukum Ilahi

Kaum Sofis Negara disebut dengan Polis, dan pada abad V SM polis sudah

demokratis; sudah bukan polis yg res patricia, ttp polis yang res publica.

Saat itu sudah ada aturan hukum yg jelas (UU), dan warga ikut aktif dlm pembuatan UU, shg baik dan adil hukum berdasar pada keputusan manusia, bukan pada aturan alam, shg tidak ada kebenaran objektif, yg berakibat pada suatu anggapan manusia sbg ukuran segala-galanya kesewenang-wenangan anarkhi nihilisme.

Keadaan tersebut melahirkan pemikiran bagi para filsof, antara lain :

Page 20: FILSAFAT HUKUM

1. Socrates Kebenaran objektif dilakukan dg peningkatan

pengetahuan mll pendidikan, shg tugas utama negara adalah mendidik warga negara dlm keutamaan (arête). Arete is taat pada hukum negara, yg didasarkan pd pengetahuan intuitif ttg yang baik dan benar (ada dlm setiap manusia), disebut theoria. Cara : Refleksi atas diri sendiri, Gnooti Seauton.

Page 21: FILSAFAT HUKUM

2. Plato - Karya (ttg negara) : Politeia dan Nomoi - Ajaran : A. Dualisme, ada dunia ide, eidos, dan dunia fenomen, shg negara juga ada

negara ideal, dan negara fenomen. Dalam negara ideal segalanya sangat teratur secara adil.

Bagaimana dapat teratur? dikaji dari keteraturan jiwa, yaitu ketiga unsur jiwa (akal,rasa,karsa) akan memiliki keteraturan apabila ada kesatuan harmonis apabila perasaan dan nafsu dikendalikan dan ditundukkan oleh akal Keadilan : terletak pada batas seimbang antara ketiga bagian jiwa aplikasi: negara harus diatur scr seimbang sesuai dg bagian-bagiannya keadilan. Bagian-bagian negara menurut Plato:

a.kelas orang-orang yg memiliki kebijaksanaan b.kelas orang yg memiliki keberanian kelas tentara c.kelas orang yg memiliki pengendalian diri

Adil, jika setiap golongan berbuat sesuai dg tempat dan fungsinya (tugasnya).

Page 22: FILSAFAT HUKUM

B. Kitab UU didahului dg preambul (motif dan tujuan metaati UU) warga negara taat tidak karena takut, tetapi karena insaf akan kegunaan UU tsb. Menurut Plato jika ada pelanggaran disebabkan karena kekurangtahuan tentang keutamaan hidup, shg diperlukan pendidikan, pendidikan ini antara lain berupa hukuman, shg hukuman bertujuan untuk memperbaiki sikap moral si pelanggar, jika tidak dpt diperbaiki moralnya, lebih baik dibunuh.

Page 23: FILSAFAT HUKUM

3. Aristoteles

Karya : Politika (8 jilid) Pemikiran : pemisahan antara hukum alam dan hukum positif muncul masalah ketaatan. Ketaatan cenderung imp. Hipotetis bukan imp.kategoris.

Page 24: FILSAFAT HUKUM

JAMAN ROMAWI

Ajaran Stoa sangat berpengaruh . Hubungan manusia dengan diri sendiri dan dg logos. Hubungan dg logos ini

melalui hukum universal (lex universalis), terdapat pd segala yg ada, shg disebut pula lex aeterna (hukum abadi) menjelma ke alam Lex naturalis, sbg dasar bagi hukum positif.

Keutamaan seseorang adalah taatnya pada hukum alam bukan pada hukum positif, UU ditaati if sesuai dg hukum alam.

Yg penting dlm perkembangan hukum jaman ini adalah timbulnya ius gentium. Alur piker ; Budi ilahi hukum alam berlaku di mana-mana bagi semua orang bersifat abadi berlaku bagi semua bangsa ditampung dlm hukum positif negara mjd hukum bangsa-bangsa. Jadi hukum bangsa-bangsa adalah hukum alam yg menjelma mjd hukum positif semua bangsa, jadi bukan hukum bangsa-bangsa dlm arti modern yg mengatur hubungan antar bangsa.

Page 25: FILSAFAT HUKUM

MASA ABAD PERTENGAHAN

Filsafat hukum tidak mengalami perkembangan, agama Kristen maju pesat

Terjadi peralihan Pemikiran-pemikiran filsafat (termasuk fil. hukum) dipengaruhi agama Kristen, shg bercorak religius zaman Skolastik

pemikiran, dari Yunani ke Kristiani Tokoh :

1. Augustinus : Allah pencipta segalanya hukum

abadi (lex aeterna) dlm jiwa manusia disebut

hukum alam (lex naturalis)

Page 26: FILSAFAT HUKUM

LANJUTAN

2. Thomas Aquinas Kebenaran wahyu mjd pedoman bagi kebenaran dari akal budi

keduanya diakui ada Hukum :

a. dari wahyu : hukum ilahi positif (ius divinum positivum ) b. dari akal budi manusia

- ius naturale (primer dan sekunder) - ius gentium - ius positivum humanus c. keadilan: sesuatu yg sepatutnya bagi orang lain menurut

kesamaan proporsional - iustitia distributive - iustitia commutative - iustitia legalis

Page 27: FILSAFAT HUKUM

MASA RENAISSANCE DAN MODERN

Terjadi perubahan pola dasar pemikiran manusia, dr terbelenggu mjd bebas berfikir segala aspek kehidupan manusia mengalami perkembangan pesat (adanya ilmu-ilmu cabang, penemuan daerah baru negara baru)

Hal tsb juga berpengaruh pd pemikiran hukum : rasio manusia yg berdiri sendiri sbg satu-satunya sumber hukum. Dalam konstruksi hukum ,logika manusia merupakan unsur penting.

Tokoh :

Page 28: FILSAFAT HUKUM

Lanjutan abad modern

1. Machiavelli Il-Principle (Sang Raja)

Naturalisme belaka : raja mempertahankan

kekuasaan dg kekerasan, moral dan hukum hrs

sesuai dg tuntutan politik absolut. 2. Locke

ada tiga kekuasaan : legislative, eksekutif, federatif Negara hukum, negara mjd neg. hukum if prinsip-

prinsip dari hukum privat dan hukumpublik diwujudkan utk mengatasi kesewenang-wenangan.

Page 29: FILSAFAT HUKUM

lanjutan

Rousseau Contract Social : kebebasan asli dpt dipertahankan if setiap orang dan harta

bendanya menyerahkan diri pada masyarakat. Sesudah kontrak, manusia bebas lagi, sebab apa yg telah diserahkan tadi akan dikembalikan kpd orang-orang utk perkembangan masing-masing. Dengan kontrak social manusia mendapat pengesahan dari hak-haknya sbg manusia, baik scr moral, yuridis. Kolektivitas akan menjamin kesatuan yg sempurna antar orang sederajat

Perbedaan sebelum dan sesudah kontrak banyak jadi satu individu-individu badan politik kebebasan dan kekuasan asli kebebasan sipil penyitaan barang dg kekerasan milik menurut hukum kehendak semua orang kehendak umum kepentingan individu kep.umum nafsu kebebasan moral ketidaksamaan kesamaan

Page 30: FILSAFAT HUKUM

MASA MODERN

Fil. Hukum bukan lagi produk filsof, tetapi sbg produk para ahli hukum, sebab pada saat ahli hukum sampai pada dasar-dasar persoalan, spekulasi terdalam pasti akan kembali ke filsafat (hukum).

Page 31: FILSAFAT HUKUM

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM

1. ALIRAN HUKUM ALAM Prinsip : Hukum itu berlaku scr universal dan bersifat pribadi Jenis :

a. Hukum alam yg bersumber dr tuhan b. Hukum alam yg bersumber dr rasio manusia

Tokoh : Thomas Aquinas, menurutnya hukum ada 4, yaitu : 1. Lex aeterna: ratio tuhan, bukan indra manusia 2. Lex divina: bagian ratio tuhan = indra manusia 3. Lex naturalis; penjelmaan lex aeterna dlm ratio manusia 4. Lex positivis: hukum yg berlaku, yg merupakan pelaksanaan hukum alam,disesuaikan dengan keadaan dunia

Page 32: FILSAFAT HUKUM

lanjutan

2. ALIRAN HUKUM POSITIF Didasari oleh pemikiran hukum legisme Tokoh :

a. John Austin , hukum adalah perintah dr penguasa untuk mengatur makhluk berfikir hukum merupakan system yg logis, tetap, tertutup. Hukum terpisah dari keadaan dan pertimbangan nilai-nilai

moral. Menurutnya hukum dibagi mjd :

1. Hukum yg dicipta tuhan 2. Hukum dr manusia : hukum yg sesungguhnya dan hukum yg semu

Hukum yg sesungguhnya terdiri dr hukum yg dibuat penguasa (UUD) dan hukum yg dibuat pribadi warga negara utk mengatur hak-haknya. Sedangkan hukum yg semu hanya mengikat bagi yg berkepentingan.Hukum yg sesungguhnya terdr dr 4 unsur : adanya perintah, adanya sanksi, adanya kewajiban, adanya kedaulatan.

Page 33: FILSAFAT HUKUM

lanjutan

b. Hans KelsenAjaran Hukum Murni, hukum harus dibersihkan dari unsure-unsur yg tdk yuridis (etis, sosiologis, politis). Jadi menolak berlakunya huku alam dan eksistensi hukum kebiasaan.Ajaran Stufen-theorie, sistem hukum merupakan suatu hierarkhi hukum, suatu ketentuan hukum bersumber dr ketentuan hukum lain yg lebih tinggi.

Page 34: FILSAFAT HUKUM

lanjutan

3. ALIRAN MAZHAB SEJARAH

Tokoh : Von Savigny, Hukum itu tidak dibuat, tetapi tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.Dasar pemikiran : bangsa jiwa rakyat perbedaan kebudayaan dan hukum yg berlaku, shg tidak ada hukum yg universal. Isi hukum ditentukan oleh pergaulan bangsa yg bersangkutan dari masa ke masa, shg hukum merupakan hasil perjalanan sejarah suatu bangsa.

Page 35: FILSAFAT HUKUM

lanjutan

4. ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESintesa dr aliran hukum positif dan mazhab sejarah.Hanya hukum yg sanggup menghadapi ujian akal akan bertahan hidup. Unsur kekal dr hukum adalah pernyataan akal yg berdasar pengalaman dan diuji oleh pengalaman juga. Pengalaman dikembangkan oleh akal, akal diuji oleh pengalaman. Shg hukum is pengalaman yg diatur dan dikembangkan oleh akal, kemudian diumumkan dg wibawa oleh badan pebentuk UU dlm masy.yg berorganisasi politik dan dibantu oleh kekuasaan masy.Inti ajarannya : Living law in live.

Page 36: FILSAFAT HUKUM

lanjutan

5. ALIRAN PRAGMATIC LEGAL REALISM

Tokoh :John Chipman Gray, Karl Leewelly

Inti ajaran ; Agar hukum (UU) bermanfaat betul bagi masyarakat, maka dalam pembuatannya harus memperhatikan logika, kepribadian, politik, prasangka, dan ekonomi.

6. ALIRAN LAIN DARI FILSAFAT HUKUM DIPERSILAHKAN MAHASISWA UNTUK MENCARI SENDIRI

Page 37: FILSAFAT HUKUM

PEMBUKAAN UUD1945

A. FUNGSI DAN KEDUDUKAN PEMB. UUD45Pembukaan UUD45 merupakan STAATSFUNDAMENTALNORM, yaitu sebagai sumber hukum dasar, baik hukum dasar tertulis maupun hukum dasar tidak tertulis. Konsekuensi : seluruh peraturanperundang-undangan dari yang tertinggi sampai yang terendah materinya tidak boleh kontradiksi dengan nilai-nilai yang terdpt dlm Pemb.UUD45, karena pada hakikatnya seluruh peraturan hukum merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai yg ada dlm Pemb.UUD45.Pemb.UUD45 merupakan sumber bagi seluruh peraturan hukum lainnya, tetapi mengapa dalam Tata urutan Peraturan Perundang-undangan (1966 – 2004), Pemb.UUD45 tidak dicantumkan ?, sbg antisipasi terhadap terjadinya amandemen, shg secara hierarkhis formal kedudukan Pem.UUD45 dipisah dg peraturan hukum lain, tetapi scr hierarkhis material memiliki hubungan causal organis, tidak terpisah.

Page 38: FILSAFAT HUKUM

TATA URUTAN PER-UU-AN

a. Berdasarkan TAP MPR No.XX/MPRS/1966 UUD45 TAP MPR UU/PERPU PP Kep.Pres Peraturan-peraturan Pelaksanaan lain,spt

Peraturan menteri Instruksi menteri Dll

b. Berdasar Tap MPR No.III/MPR/2000, ttg Sumber Hokum dan tata urutan per-uuan UUD45 Ketetapan MPR UU PERPU Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan Daerah

Page 39: FILSAFAT HUKUM

lanjutan

c. Berdasar UU No.10 tahun 2004, tgl 22 juni 2004 UUD45 UU/PERPU Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan Daerah

a. Perda propinsi

b. Perda kabupaten / kota

c. Peraturan desa/peraturan yang singkat.

Page 40: FILSAFAT HUKUM

B. KONSTRUKSI DASAR TERTIB HUKUM INDONESIA

Teori Stuffen Theory Hans Kelsen ? Grund Norm Norma Umum Norma KhususAtau Nilai dasar Norma Umum norma praktisAplikasi : Pemb. UUD45 UUD45Norma hukum lainnya.Pembukaan UUD45 sbg Staatsfundamentalnorm, merupakan asas kerokhanian tertib hukum Indonesia, di dalamnya terdapat pengakuan adanya hukum kodrat (alinea I),hukum etis (alinea I,II,III), hukum Tuhan (alinea III), dan hukum filosofis, yaitu asas kerokhanian Pancasila yg mendasari hukum positif Indonesia (alinea IV).

Page 41: FILSAFAT HUKUM

HUBUNGAN PEMB. UUD45 DG HUKUM POSITIF

Hukum Tuhan, hukum etis, hukum kodrat, dan hukum filosofis tersebut merupakan sumber bahan dan sumber nilai bagi hukum positif Indonesia. Dalam hal ini negara merupakan pelaksana yg aktif dalam pelaksanaan dan realisasi hukum positif dg mengambil bahan dari hukum dan nilai yg terdapat dlm pemb.UUD45 tadi, disesuaikan dg situasi, kondisi, serta kebijakan tertentu.

Page 42: FILSAFAT HUKUM

KONSEKUENSI

Konsekuensi bagi setiap realisasi dan pelaksanaan hukum positif Indonesia harus senantiasa sesuai dg hukum Tuhan, hukum etis, hukum kodrat, dan hukum filosofis. Nilai-nilai hukum tersebut sekaligus juga merupakan ukuran bagi setiap hukum positif Indonesia, yaitu UUD dan seluruh peraturan perundangan yg lain apakah telah sesuai dg aturan-aturan yg berasal dr Tuhan (hukum Tuhan), dg perikemanusiaan dan perikeadilan(hukum kodrat), dg nilai-nilai kebaikan (hukum etis), dan dg nilai-nilai Pancasila yg abstrak umum universal (hukum filosofis).

Page 43: FILSAFAT HUKUM

KESIMPULAN

Pertama: pelaksanaan hukum positif Indonesia harus berlandaskan asas-asas nilai kerokhanian Pancasila dan asas-asas nilai lainnya spt tertuang dlm pemb.UUD45.

Kedua; mrupakan suatu keharusan bagi negara Indonesia untuk menjadikan nilai-nilai dlm Pemb.UUD45 tadi sbg ukuran dlm penyusunan, pengembangan, dan interpretasi semua peraturan hukum yg berlaku di Indonesia

Page 44: FILSAFAT HUKUM

PERMASALAHAN DLM FIL. HUKUM

1. HUBUNGAN HUKUM DENGAN KEKUASAAN Hukum bersifat imperatif, tetapi realitasnya tidak semua taat, shg

membutuhkan dukungan kekuasaan, besarnya kekuasaan tergantung pada tingkat kesadaran hukum masyarakat.

Dalam praktek, kekuasaan sering bersifat negatif, yaitu berbuat melampaui batas-batas kekuasaan, shg hukum dibutuhkan sbg pembatas kekuasaan (selain kejujuran ,dedikasi dan kesadaran hukum).

Betapa eratnya dan pentingnya relasi antara hukum dan kekuasaan, hukum tanpa kekuasaan,angan-angan, tetapi kekuasaan tanpa hukum akan dzalim. Bagaimana agar hubungan keduanya selalu harmonis dan sinergis ?

a. keseimbangan power b. dialog yg sehat ,efektif c. sadar akan keterbatasan

Page 45: FILSAFAT HUKUM

2. HUKUM DAN NILAI SOSIAL BUDAYA Hkum yg baik adalah hukum yg materinya berasal dr nilai social

budaya masyarakat. Persoalan : terjadinya pergeseran nilai dan anomaly dlm

masyarakat. Sejauh mana pergeseran nilai boleh terjadi ? shg masih layak

dijadikan sbg materi hukum yg baik?a. Pergeseran nilai tetap harus sesuai dg hierarkhi nilai yg disepakatib. Membutuhkan kajian lebih lanjut tentang materi hukum yg berasal

dr masyarakat , nilai dr masy. diolah tidak diterima mentah, inilah fungsi dr penguasa atau para ilmuwan , sbg mitranya masyarakat.

Page 46: FILSAFAT HUKUM

3. SEBAB NEGARA MENJATUHKAN HUKUMAN

3. SEBAB NEGARA MENJATUHKAN HUKUMANTerdapat tiga teori yg dpt dijadikan dasar pembenaran negara memberi hukuman pada warganya :

Teori Kedaulatan Tuhan,negara sbg badan yg mewakili Tuhan di dunia ini untuk mewujudkan ketertiban hukum di dunia, shg berhak menghukum bagi pelanggar hukum.

Teori Perjanjian masyarakat, rakyat telah memberikan kekuasaan pd negara untuk membentuk peraturan dan menjatuhkan hukuman pd pelanggar demi ketertiban dan kedamaian konsekuensi: rakyat berjanji mentaati dan bersedia dijatuhi hukuman.

Teori Kedaulatan Negara, hanya negara yg berdaulat dan berkuasa untuk membentuk hukum. Adanya dan berlakunya hukum krn dikehendaki negara, shg negara berhak memberi hukuman.

Lili Rasjidi: negara memiliki tugas sangat berat, mewujudkan cita-cita bangsa, shg negara akan memberi hukuman kpd siapapun yg menghambat usaha mencapai cita-cita tadi.

Page 47: FILSAFAT HUKUM

4. SEBAB ORANG MENTAATI HUKUMTerdapat tiga alasan pembenaran :

Teori Kedaulatan Tuhan, hukum dicipta oleh Tuhan, manusia sbg makhluk wajib taat (scr langsung), dan adanya anggapan raja adalah wakil Tuhan, shg manusia harus sll taat pada Tuhan (scr tidak langsung).

Teori Perjanjian masyarakat, hukum sbg hasil kesepakatan bersama seluruh masyarakat, shg mereka harus taati bersama juga.

Teori Kedaulatan Negara, orang mentati hukum krn merasa wajib utk mentaatinya, sebab hukum is kehendak negara

Teori Kedaulatan Hokum, orang mentaati hukum krn hukum merupakan perumusan kesadaran hukum rakyat.

Page 48: FILSAFAT HUKUM

5. MASALAH PERTANGGUNGJAWABAN Pertanggungjawaban is kewajiban utk memikul

segala akibat dr sikap dan perilaku subjek hukum, yg dilakukan scr sadar, bebas, dan nalar.

Subjek hukum dibebaskan dr tanggjwb, apabila: belum cukup umur sedang terganggu jiwa / ingatannya sedang dlm pengaruh hipnotis,sihir subjek hukum tidak dpt menentukan kehendaknya

scr bebas dan sadar

Page 49: FILSAFAT HUKUM

6. MASALAH HAK MILIK Hak milik merupakan salah satu hak asasi manusia Beberapa pandangan ttg hak milik : Individualisme – liberalisme ; hak milik merupakan hak mutlak

individu, dan boleh berbuat apapun Kolektivisme: pemilikan alat produksi harus pd masy bukan

individu. Fascisme; membatasi dan melenyapkan ha-hak asasi Personalisme : manusia sbg persona social, hak milik pribadi

diselaraskan dengan kepentingan masyarakat

Page 50: FILSAFAT HUKUM

LANJUTAN

7. MASALAH PERJANJIAN yg penting tetap terjaganya itikad baik dr masing-masing pihak

8. MASALAH LINGKUNGAN perlu dipikirkan upaya menumbuhkembangkan kesadaran berwawasan lingkungan, lingkungan sbg mitra hidup, bukan semata-mata sbg something yg boleh diperlakukan semau sendiri manusia. Oleh karena itu, dalam teori hukum modern lingkungan diakui sebagai subjek hukum.

Page 51: FILSAFAT HUKUM

AKU KENAL DIRIKU

TERIMA KASIH - TERIMA KASIHAtas segala sambutan baiknya