filsafat 1

7
 ANAXIMANDER & ANAXIMENES Oleh : Irish Yushina 210110110708 Dita Aflaha 210110110711 Nur Agnis 210110110723 Dini Hanifah 210110110725 Anggun Nur Lestari 210110110727 Universitas Padjajaran Fakultas Ilmu Komunikasi FILSUF YUNANI

Upload: gun-anggun-srikandi

Post on 17-Jul-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat 1

5/14/2018 Filsafat 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-1-55a931389cb42 1/7

ANAXIMANDER & ANAXIMENES

Oleh :

Irish Yushina 210110110708Dita Aflaha 210110110711

Nur Agnis 210110110723

Dini Hanifah 210110110725

Anggun Nur Lestari 210110110727

Universitas Padjajaran

Fakultas Ilmu Komunikasi

FILSUF YUNANI

Page 2: Filsafat 1

5/14/2018 Filsafat 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-1-55a931389cb42 2/7

 Yunani adalah bangsa yang terkenal karena dua hal:

1. Mitos dewa – dewa yang berkembang disana

2. Merupakan penyuplai filsuf – filsuf sepanjang sejarah, salah satunya filsuf 

 Yunani yang tergolong dalam mazhab atau filsuf Milesian

Filsuf Milesian terdiri dari tiga nama besar yaitu Thales, Anaximander, dan

Anaximenes. Mereka bertiga tergolong sebagai filsuf pra-Socrates. Nama

Socrates dijadikan sebagai perubahan waktu dan sejarah filsafat karena ada

perbedaan antara filsuf sebelum dan sesudah Socrates. Mereka yang hidup

dizaman pra-Socrates lebih berfilsafat atau mencurahkan perhatiannya pada

persoalan  Arche (asal mula sesuatu). Begitupun trio filsuf Milesian, mereka

sangat tertarik untuk menemukan penjelesan tertang alam semesta dan sesuatuyang terjadi didalamnya.

ANAXIMANDER “YANG TAK TERBATAS”

(Greek: Anaximandros)

(610 S.M. – 546 S.M.)Ia merupakan murid dari Thales. Dalam persoalan

 Arche (asal muasal sesuatu), Anaximander berpendapat

bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron. To

apeiron berasal dari bahasa yunani, a=tidak dan

eras=batas (tidak terbatas).  Menurut pemikiran

Anaximander, To apeiron merupakan suatu prinsip

abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, takterubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala

sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan

(yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang).

Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.

Pemikiran ini sebenarnya merupakan kritik pada pandangan gurunya

(Thales) mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu, Menurutnya,

bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapatdi dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya.

Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat

Page 3: Filsafat 1

5/14/2018 Filsafat 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-1-55a931389cb42 3/7

yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat

bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris.

Menurut Anaximander, prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih

mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Kenapa bisa demikian?

Karena menurut beliau semua ciptaan itu terbatas. Disamping itu pikiran

logisnya mengatakan bahwa sesuatu yang muncul sebelum dan sesudah benda-

benda tersebut pastilah “tak terbatas”. Dan jelas sekali zat itu bukanlah sesuatu

itu yang biasa seperti air. (dan barangkali karena tidak menemukan yang “tak

terbatas” itulah kemudian muncul konsep “Tuhan” sekarang ini).

Bahkan lebih jauh lagi, pikirannya sampai pada bagaimana proses bumi ini

tercipta. Dengan prinsip to apeiron, ia membangun pandangannya tentang alam

semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yangberlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang

dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu

terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi.

Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula.

Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah

sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan

berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang

sama dengan semua benda lain.

Gagasan – gagasan dari Anaximander:

1. “keadilan” (Greek : adikia)

Anaximander beranggapan bahwa dunia ini memiliki unsur-unsur yang

seimbang, seperti air, tanah, udara, dan api. Unsur-unsur tersebut padadasarnya ingin selalu menjadi yang paling dominan, tetapi hal itu tidak

akan terjadi karena ada suatu keseimbangan hukum di alam ini,

contohnya jika api yang lebih dominan, maka ada abu sebagai penjaga

keseimbangannya, yang mana hal itu tak lain adalah tanah.

2. konsep teori evolusi

Dia beranggapan bahwa awal mula terjadinya kehidupan mahkluk hidup di

bumi ini berasal dari unsur air, dimana bentuk pertama kalinya adalahikan. Kemunculan manusia, seperti binatang lainnya juga, bahwasannya

manusia itu dibesarkan terlebih dahulu di badan seekor ikan sebelum ia

Page 4: Filsafat 1

5/14/2018 Filsafat 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-1-55a931389cb42 4/7

dilemparkan untuk hidup di daratan. Ini dikarenakan masa bayi manusia

yang cukup lama, jadi tak mungkin dapat bertahan hidup tanpa ada yang

memeliharanya. Anaximander beranggapan seperti itu dari hasil

observasinya di lautan Yunani, yang mana seekor ikan hiu itu melindungi

anak-anaknya di dalam badannya.

3. Anaximander pada dasarnya juga memiliki rasa keingintahuan yang lebih

besar terhadap astronomi. Ia berpendapat bahwa bumi itu berbentuk

silinder dan tidak bersandar dengan sesuatu apapun. Lalu kenapa bumi

tidak terjatuh? dia mengatakan karena memang kedudukan bumi berada

tepat dalam pusat jagad raya. Selain itu Anaximander juga sering

menyatakan kalau ukuran matahari itu sama dengan bumi atau 27 kali

lipat lebih besar. Walaupun semua pemikiran Anaximander kedengarannyatampak aneh, tetapi ini adalah modal besar bagi umat manusia dalam

membuka jalan baru untuk memahami dunia.

4. Ia adalah orang yang pertama kali mengenalkan penggunaan gnomon

(tongkat penunjuk yang dipasang di tanah datar untuk menghitung

waktu), kelak teknik ini menjadi dasar terciptanya piringan matahari

(sundial) guna menentukan waktu.

5. Anaximander menulis makalah tentang geometri, yang lebih memberikanpenekanan diri pada penelitian tentang bola dan mengembangkan ide-ide

filsafat yang berhubungan dengan ruang dan waktu. Dikatakan pula bahwa

Anaximander sudah membuat globe.

6. Anaximandros juga pernah dikatakan sebagai orang yang pertama kali

membuat peta bumi, yang berbentuk melingkar dan menunjukkan daratan

di dunia bersatu dan Laut Aegea sebagai pusat. Dahulu semuanya

dikelilingi oleh laut.. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketikaia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan

baru ke Apollonia di Laut Hitam.

Page 5: Filsafat 1

5/14/2018 Filsafat 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-1-55a931389cb42 5/7

Gambar 1.1 Peta buatan Anaximander

ANAXIMENES “UDARA”

(585 S.M -528 S.M)

Berbeda dengan Anaximander, Anaximenes

berpendapat bahwa  prinsip dasar segala sesuatu adalah

udara. Jiwa adalah udara, api adalah udara yang encer, dan

 jika di padatkan lagi, menjadi tanah, dan akhirnya menjadi

batu. Arti penting dari teori ini adalah membuat perbedaan

antara berbagai kuantitas substansi, yang sepenuhnya

tergantung kepada tingkat kepadatannya.

Salah satu kesulitan Anaximenes untuk menerima

filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana

menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang

fisik.  Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik

sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat

fisik yakni udara. Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales),

udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia,

maupun segala sesuatu.  Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara

adalah prinsip dasar segala sesuatu.

Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul,

atau akan muncul sebagai bentuk lain. Perubahan-perubahan tersebut berproses

dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation and rarefaction.

Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air,

tanah, dan kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran,

maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut

meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan

uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan

udara.

Page 6: Filsafat 1

5/14/2018 Filsafat 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-1-55a931389cb42 6/7

Gagasan – gagasan dari Anaximenes:

1. Proses “pemadatan dan pengenceran” udara. Anaximenes menganggap

bahwa api adalah udara yang encer, jika udara dipadatkan akan menjadi

air, dan jika udara dipadatkan lagi akan menjadi tanah, dan jika udara

terus dipadatkan akan menjadi batu. Hal ini merupakan prestasi dari

pemikiran Anaximenes karena dia sudah mampu mengutarakan kejadian

fisis alam semesta, walaupun kita tahu pemikiran dari Anaximenes ini

terlalu spekulatif.

2. Ia berpendapat bahwa bumi itu berbentuk seperti meja bundar, dan bahwa

udara melingkupi segala sesuatu:” sebagaimana jiwa kita, yang tak lain

adalah udara, mempersatukan kita bersama, demikian pula napas danudara melingkupi seluruh dunia. “dikesankan disini bahwa duina pun

bernapas.

3. Ia juga menggambarkan bahwa matahari, bulan dan bintang bagaikan

daun yang sedang melayang di udara. Saat malam hari Anaximenes

menganggap bahwa matahari sedang menghilang karena terhalang oleh

bagian yang tinggi. Pada dasarnya apa yang dihipotesiskan oleh

Anaximenes tentu terdengar aneh oleh kita, tetapi ini merupakan sebuahpersiapan bagi manusia untuk memahami lebih lanjut tentang rahasia

alam.

4. Ia memberikan pengaruh penting pada Pythagoras dan banyak pemikiran

spekulatif selanjutnya. Kaum Pythagorean sudah berpendapat bahwa bumi

berbentuk bola, namun kaum atomis tetpa menganut pandangan

Anaximenes bahwa bumi berbentuk seperti piringan .