fi to hormon

31
fitohormon BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tetapi jika kita pahami dari kata pertumbuhan dan perkembangan ada perbedaan yang mendasar.Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible. Bersifat irreversible artinya tidak berubah kembali ke asal, karena adanya penambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi saat proses pertumbuhan. Dalam pertumbuhan terjadi pertambahan ukuran, volume, panjang (tinggi), dan pertambahan massa. tumbuhan dapat mengalami pertumbuhan sepanjang hidupnya. Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dinyatakan dengan satuan bilangan). b. Terdapat pada jaringan meristem (untuk tumbuhan) c. Reproduksi secara mitosis. Gambar 1.1 Pertumbuhan pada tumbuhan.

Upload: adrye-sheiya

Post on 23-Oct-2015

154 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

fitohormon

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahProses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tetapi

jika kita pahami dari kata pertumbuhan dan perkembangan ada perbedaan yang mendasar.Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible. Bersifat irreversible artinya tidak berubah kembali ke asal, karena adanya penambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi saat proses pertumbuhan. Dalam pertumbuhan terjadi pertambahan ukuran, volume, panjang (tinggi), dan pertambahan massa. tumbuhan dapat mengalami pertumbuhan sepanjang hidupnya. Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:a. Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dinyatakan dengan satuan bilangan).b. Terdapat pada jaringan meristem (untuk tumbuhan)c. Reproduksi secara mitosis.

Gambar 1.1 Pertumbuhan pada tumbuhan.Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih

sempurna pada makhluk hidup. Adapun ciri-ciri perkembangan adalah sebagai berikut:a. Bersifat kualitatif (tidak dapat diukur). b. Terdapat pada alat perkembangbiakan/reproduksi.c. Reproduksi secara meiosis.Contoh dari perkembangan antara lain: terbentuknya bunga.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan1. Faktor Dalam (internal)a. Gen (Genetik)

Gen merupakan sifat yang tidak tampak dari luar. Gen terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan, sehingga sifat yang dimiliki oleh induk akan diturunkan kepada keturunannya.Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang. 

b. HormonHormon-hormon yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, antara lain :1) Hormon PertumbuhanHormon pertumbuhan merupakan hormon yang memacu pertumbuhan. Pada tumbuhan seperti ;a. Auksin :• Banyak terdapat pada ujung koleoptil• Mendorong pemanjangan batang/pucuk• Merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang• Memacu dominasi tunas apikal (tunas diujung batang)

b. Giberelin :• Memacu pertumbuhan batang• Merangsang perkecambahan biji dan tunas• Merangsang pembentukan bunga• Merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi).c. Sitokinin :• Memacu pembelahan sel dan pembentukan organ• Menunda penuaan• Memacu perkembangan kuncup samping• Memacu perbesaran sel pada kotiledon dikotil. d. Asam Absisat (ABA) :• Menghambat pertumbuhan (Dormancy)• Memacu pengguguran daun, bunga, dan buah.e. Gas Etilene :Mempercepat pematangan buah, merangsang pembungaan, merangsang penuaan dan pengguguran daun serta menghambat pemanjangan batang.

2) Hormon Penghambat PertumbuhanHormon penghambat pertumbuhan merupakan hormon yang berfungsi untuk menghentikan aktivitas pertumbuhan dan perkembangan dan sering dikenal dengan istilah fitohormon. Suatu keadaan dimana tidak terjadi kegiatan (aktivitas) pertumbuhan dan perkembangan disebut dorman.

3) Hormon Pembentuk Organ TubuhHormon pembentuk organ tubuh merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan organ tubuh. Pada tumbuhan, misalnya hormon Rhizokalin berfungsi untuk merangsang pembentukan akar. Kaulokalin, Filokalin, dan Antokalin merupakan hormon yang membantu pula dalam pembentukan organ.- Rhizokalin = akar

- Filokalin = daun- Kaulokalin = batang- Anthokalin = bunga

2. Faktor Luar (eksternal)a. Makanan (Nutrisi)Pada tumbuhan, makanannya berupa zat dan mineral (unsur hara) yang terkandung di dalam tanah. Tumbuhan akan mengalami gangguan pertumbuhan (abnormal) jika kekurangan zat dan mineral (unsur hara). 

b. SuhuSuhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C sampai dengan 37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Setiap species tumbuhan umumnya memiliki suhu optimum yang berbeda-beda. Pada suhu yang optimum, suatu species tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Suhu udara mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan (transpirasi) dan pernapasan (respirasi). Tanaman yang memiliki bunga indah di daerah bersuhu dingin (pegunungan) bila ditanam di daerah bersuhu panas maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut akan terhambat, bahkan tidak berbunga.

c. Cahaya (Sinar)Cahaya (sinar) sangat dibutuhkan untuk kehidupan, terutama cahaya matahari. Semua makhluk hidup membutuhkan cahaya matahari. Misalnya tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mendukung proses fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. 

d. Kelembaban Sampai batas-batas tertentu, tanah dan udara yang lembab berepengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Hali ini karena air yang dapat diserap tanaman lebih banyak dan lebih sedikit air yang diuapkan sehingga menyebabkan pembentangan sel-sel. Dengan demikian sel-sel tanaman akan lebih cepat mencapai ukuran yang maksimum. Faktor-faktor lingkungan tersebut di atas yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersifat kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi dalammempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana proses Fitohormon dan Sistem Gerak Tumbuhan terjadi ?1.3. Tujuan Masalah

Tujuan dari makalah ini agar kita memahami tentang Fitohormon dan Sistem Gerak Tumbuhan secara lebih jelas dan reaksi yang terjadi di dalamnya.1.4. Batasan Masalah

Dalam makalah ini akan membahas Fitohormon, Sistem Gerak pada Tumbuhan dan Respon Tumbuhan Terhadap Penyinaran.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1. FitohormonFitohormon merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang disintesis pada bagian

tertentu dari tumbuhan. Pada umumnya diangkut ke bagian lain tumbuhan, dan pada konsentrasi sangat rendah mampu menimbulkan tanggapan secara biokimiawi, fisiologis, dan morfologis. Dalam tubuh tumbuhan fitohormon berperan dalam mengendalikan aktivitas gen melalui penguatan yang tinggi karena terjadinya transkripsi berulang DNA menjadi m-RNA yang diikuti oleh proses translasi m-RNA menjadi enzim. Sedangkan peranan fitohormon dalam proses morfogenesis dikendalikan oleh perpaduan fitohormon yang khas, dan bahkan oleh jumlah relatifnya dalam perpaduan tersebut, sehingga akan menimbulkan pertumbuhan organ yang spesifik. Pertumbuhan dapat dijelaskan secara matematik dengan kurva pertumbuhan. Pola pertumbuhan dalam tumbuhan dapat dibagi dalam 3 (tiga) fase, yaitu fase logaritmik (fase eksponensial), fase linier, dan fase penuaan.Fitohormon merupakan gabungan dari dua kata; yaitu fito dan Hormon. Fito itu sama dengan tumbuhan sedangkan Hormon adalah hormon. Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaituhormaein ini mempunyai arti : merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman. Jadi, Fitohormon adalah hormon pada tumbuh-tumbuhan, zat yang mengatur segala proses fisiologis, petumbuhan dan perkembangan, pada tumbuhan. Namun, hormon hanyalah suatu zat yang kerjanya dikontrol oleh gen karena pada dasarnya semua sistem kerja makhluk hidup, baik hewan/manusia atau tumbuhan, diatur sepenuhnya oleh gen. Hormon tanaman itu sendiri terbagi dalam beberapa kelompok diantaranya :

1. Auksin, hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk merangsang pembungaan secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan untuk mencegah gugur buah.(yang termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik. Sedang Auksin 2,4 D dijual dengan nama Hidrasil. Auksin alami banyak terdapat didalam cairan biji jagung muda yang masih berwarna kuning, air seni sapi, ujung koleoptil tanaman oat, umbi bawang merah dan air kelapa. Golongan Auksin : Indole Aceti Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid

(IBA). Yang paling penting dari keluarga auksin adalah indole-3-asam asetat (IAA). Ini menghasilkan efek auksin pada tanaman secara menyeluruh, dan yang paling ampuh dari auksin alami, namun molekul kimiawi IAA adalah yang paling labil di larutan air, sehingga IAA tidak digunakan secara komersial sebagai regulator pertumbuhan tanaman.

        Yang termasuk auksin alami : 4-chloro-asam indoleasetis, asam fenilasetis (PAA) dan indole-3-asam butirik (IBA).

        Yang termasuk auksin buatan : 1-asam nafthaleneasetis (NAA), 2,4-asam dichlorophenoxyasetis (2,4-D), dan lain-lain.

Auksin dosis tinggi dapat merangsang produksi Etilen. Kelebihan Etilen malah dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun (daun amputasi), dan bahkan membunuh tanaman. Beberapa auksin sintetis seperti 2,4-D dan 2,4,5-asam trichlorophenoxyacetic (2,4,5-T) telah digunakan sebagai herbisida. Tanaman berdaun luas (dicotil) jauh lebih rentan terkena auksin daripada daun tanaman monokotil seperti tanaman rumput-rumputan. Auksin sintetis ini adalah agen aktif dalam “Agen Oranye” yaitu defoliant yang digunakan secara ekstensif oleh pasukan Amerika di perang Vietnam.

2. Giberelin atau asam giberelat (GA), merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan gas) merek dagangantara lain: ProGib.  Giberalin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah.

3. Sitokinin, hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xilem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. merk dagang antara lain: Novelgrow. Sitokinin alami terdapat pada air kelapa.golongan sitokinin : Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA.

4. Etilen, hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam proses pematangan buah Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis ethylen berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak bisa tercapai. (misalnya: Etephon, Protephon) merk dagang antara lain: Prothephon 480SL.

5. Asam absisat (ABA), sebagai penghambat tumbuh (Inhibitor/retardant) pada saat tanaman mengalami stres, fitohormon ini digunakan untuk mengompakkan pertumbuhan batang agar tanaman terlihat sangat baik. Pada komposisi dan perlakuan tertentu dapat merangsang pertumbuhan tunas anakan dengan cepat dan serentak. Misalnya : untuk golongan Paclobutrazol merk dagang antara lain: Cultar®, Bonzi®) dan Uniconazole (merk dagang Sumagic®). Golongan inhibitor adalah: Paclobutrazol, Ancymidol, TIBA, dan CCC.

6. Brassinolide (kelompok brassinosteroid) fitohormon yang mirip steroid pada hewan dan memiliki respon yang mirip dengan giberellin.Beberapa fungsi brassinolide adalah sebagai berikut : meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan, menghambat penuaan daun (senescence), mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-

rumputan, menghambat proses gugurnya daun, menghambat pertumbuhan akar tumbuhan, meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan, menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan, merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan, merangsang diferensiasi xylem tumbuhan, menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat (defisien) udara dan endogenus karbohidrat. Brassinolide tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik. Selain untuk pengatur tumbuh, beberapa fitohormon juga berguna untuk pertahanan hidupnya. Untuk membesarkan anggrek muda baik dalam kompot maupun pot sering disemprot dengan larutan Auksin, kemudian ketika siap untuk berbunga sebaiknya gunakan Giberelin. Auksin juga dipakai untuk bonsai, terutama saat banyak batang yang tidak dihendaki untuk dipotong, setelah diolesi Aksin biasanya tunas-tunas muda segera mucul. Sedang Asam Absisat berupa Paclobutrazol terlarut sering dipakai untuk membungakan tanaman anggrek dewasa, Paclobutrazol juga bisa diterapkan untuk bonsai misalnya Cultar atau Pestanal.7.  Asam salisilat (Salicylic acid (SA)), pada beberapa tumbuhan digunakan untuk mengaktifkan gen-gen untuk melindungi dirinya dari penyerang yang bersifat patogen. SA adalah asam beta hidroksi (BHA-Beta Hydroxi Acid) dengan formula C6H4(OH)CO2H, SA adalah fitohormon dan juga fenol yang banyak terdapat pada tanaman yang berefek langsung pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, fotosintesis, transpirasi, penyerepan ion

8. Jasmonate (JA) atau asam jasmonat, adalah kelompok dari fitohormon yang membantu pengaturan tumbuh dan kembang tanamanan, jasmonat termasuk asam jasmonik dan metil ester-nya yang berbau harum: metyl jasmonat (MeJA) berfsifat seperti hormon prostaglandin pada mamalia. Jasmonate ditemukan dalam bunga dan jaringan pericarp (tempat benih) dari pengembangan struktur reproduktif, juga pada kloroplas dari tanaman yang beriluminasi. JA meningkatkan respons yang sangat cepat terhadap usikan mekanis seperti belitan sulur tanaman pengganggu dan saat tanaman terluka. JA dan MeJA mencegah perkecambahan dari biji nondorman serta menstimulasi perkecambahan dari biji yang dorman. Kandungan JA yang tinggi mendorong akumulasi penyimpanan protein, gen-gen yang menyandikan simpanan protein vegetative adalah respon dari JA dan asam tuberonis (salah satu turunan JA) proposed memainkan peran dalam formasi tubers. Aplikasi JA dapat menyokong klorosis dan menghambat penyandian gen-gen protein yang terlibat dalam fotosintesis, walaupun tujuan dari respon ini tidak kelihatan jelas, namun JA dapat membantu mengurangi kapasitas dari asimilasi karbon pada kondisi cahaya atau karbon yang melampaui batas. Peran akumulasi JA pada bunga dan buah belum diketahui, namun ada hubungannya dengan pemasakan buah (lewat etilen), komposisi karetinoid buah dan ekspresi dari gen-gen yang menyandikan biji dan penyimpanan protein vegetative (VSP = Vegetative Stored Protein). JA memainkan peran pada ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, beberapa gen tanaman selama bertahan terkandung lebih banyak JA, besar kemungkinan JA dan etilen (ABA) bersama-sama merespons sistem pertahanan.9. Sistemin (Systemin), adalah polipeptida yang terdiri dari 18 asam amino, berfungsi sebagai sinyal jarak jauh untuk mengaktifkan pertahanan kimia terhadap binatang pemakan tumbuhan. Systemin adalah hormon tanaman yang terlibatalam respon luka. Systemin pertama kali diidentifikasi di daun tomat . Terdiri atas 18 asam amino peptide diproses dari C-terminus dari 200-asam amino pendahulu, yang disebut prosystemin. Gen yang mungkin untuk kode systemin (atau prosystemin) juga terjadi pada kentang serta merica. Hingga saat ini hormon sistemin belum teridentifikasi dalam spesies di luar keluarga Kentang-kentangan (Solanaceae).

10. Oksida Nitrit (NO), pada tanaman berfungsi sebagai sinyal adanya respons tanggapan dan pertahanan. Ada beberapa mekanisme yang ada telah ditunjukkan untuk mempengaruhi sel hidup. Termasuk oksidasi besi yang mengandung protein seperti ribonucleotide reductase dan aconitase, aktivasi yang larut guanylate cyclase, ADP ribosylation dari protein, protein sulphhydryl grup nitrosylation, esi dan peraturan faktor aktivasi. Dalam tanaman, sendawa oksida dapat dihasilkan oleh salah satu dari empat jalur:

      L-arginine-berhubung dgn sendawa tergantung oxide synthase (walaupun keberadaan hewan NOS homologs dalam tanaman masih dalam perdebatan).

      Oleh selaput-plasma terikat nitrat reductase.      Oleh transport rantai elektron mitochondrial.      Oleh reaksi non-enzimatis. ini adalah molekul sinyal, terutama tindakan terhadap stress oksidatif

dan juga memainkan peranan dalam interaksi pathogen tanaman.Merawat bunga potong dan tanaman lainnya dengan berhubung dengan sendawa oksida telah ditunjukkan untuk memperpanjang waktu sebelum menjadi layu.

2.2. Sistem Gerak pada Tumbuhan 1. Gerak endonom, yaitu gerak yang tidak dipengaruhi rangsang dari luar, termasuk di dalamnya adalah:

        Gerak protoplasma sel tumbuhan.        Gerak higroskopis, misalnya pecahnya sporangium paku/lumut yang sudah tua karena

dipengaruhi oleh perubahan kadar air (kelembaban).2. Gerak esionom, yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar, terbagi menjadi 3 macam gerak, yaitu:a. Taksis: Gerak seluruh bagian tumbuhan, arah gerak sesuai dengan rangsangan.contoh:

     Kemotaksis : Gerak spermatozoa mendekati ovum     Fototaksis : Gerak bakteri kearah cahaya

b. Tropisme : Gerak sebagian tumbuhan arah gerak sesuai dengan rangsangan contoh:

      Kemotropisme : gerak akar nafas bakau mencari oksigen      Tigmotropisme : Gerak sulur anggur karena rangsang sentuhan      Fototropisme : Gerak tunas menuju cahaya

                           Fototropisme      Geotropisme : gerak akar menuju pusat bumi

c. Nasti: gerak sebagian tumbuhan-arah gerak sesuai dengan rangsangan.contoh:

      Seismonasti : Gerak menutupnya daun Mimosa pudica karena rangsangansentuhan/getaran.

                        Seismonasti      Niktinasti : Gerak tidurnya daun tanaman leguminosae pada malam hari.      Termonasti : Gerak mekarnya bunga tulip karena rangsangan suhu.      Fotonasti : Mekarnya bunga Mirabilis jalava pada pukul 4 sore.

2.3. Respon Tumbuhan Terhadap PenyinaranPada dasarnya pengaruh radiasi terhadap pertumbuhan tanaman terdapat dalam proses-proses :1. Fotosintesa2. Fotostimulus, misalnya fotoperiodisme.

Fotosintesa memerlukan intensitas radiasi yang lebih besar dari fotoperiodisme, pada umumnya kecepatan fotosintesis tanaman bertambah tinggi dengan naiknya intensitas cahaya. Pada nilai-nilai intensitas cahaya tertentu, kecepatan fotosintesa tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya karena daun telah jenuh dengan cahaya (Guslim,2007).

Istilah fotoperodisitas digunakan untuk fenomena dimana fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran yang diterima oleh tumbuhan tesebut. Beberapa jenis

tumbuhan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, terutama dengan kapan tumbuhan tersebut akan memasuki fase generatifnya,misalnya pembungaan. Menurut Lakitan (1994) Beberapa tumbuhan akan memasuki fase generatif (membentuk organ reproduktif) hanya jika tumbuhan tersebut menerima penyinaran yang panjang (>14 jam) dalam setiap periode sehari semalam; sebaliknya ada pula tumbuhan yang hanya akan memasuki fase generatif jika menerima penyinaran singkat (<10 Jam).

Kelompok tumbuhan yang membutuhan lama penyinaran yang panjang disebut tumbuhan hari panjang (long-day plant) dan kelompok tumbuhan yang membutuhkan lama penyinaran yang sngkat disebut tumbuhan hari pendek (short-day plant, kelompok tumbuhan yang fase perkembangan tidak dipengaruhi oleh lama penyinaran disebut sebagai tumbuhan hari netral (neutral-day plant) kelompok ini akan memasuki fase generatif baik jika menerima lama penyinaran yang panjang ataupun singkat. Jadi dari hal tersebut di atas, dalam fotoperiodisme diketahui bahwa yang terpenting bukanlah intensitas cahaya melainkan lama ada cahaya (bukan sinar matahari).fenomena ini dapat kita jumpai pada beberapa varietas tanaman (misalnya tanaman mangga)yang tempat tumbuhnya di pekarangan dan dekat sumber cahaya (lampu listrik)berbunga diluar musimnya.walaupun demikian, di alam banyak dijumpai tanaman yang tidak mau berbunga bila panjang hari kurang atau lebih dari apa yang seharusnya diutuhkan. Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan tumbuhan akan lama penyinaran yang ideal, lama penyinaran ini dpat dimaniplasi (dipepanjang atau dipersingkat). Penambahan lama penyinaran dapat dilakukan dengan menggunakan lampu listrik yang spektrum cahayanya semirip mungkin dengan cahaya matahari, dimana secara sederhana dapat digunakan gabungan antara cahaya dari lampu pijar dengan lampu fluorescence. Untuk mempersingkat lama penyinaran dapat dilakukan dengan cara menutupi tanaman tersebut dengan kain hitam atau bahan lain yang sulit ditembus cahaya matahari.

BAB 3PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Fitohormon merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang disintesis pada bagian tertentu dari tumbuhan. Dalam tubuh tumbuhan fitohormon berperan dalam mengendalikan aktivitas gen melalui penguatan yang tinggi karena terjadinya transkripsi berulang DNA menjadi m-RNA yang diikuti oleh proses translasi m-RNA menjadi enzim. Fitohormon merupakan gabungan dari dua kata; yaitu fito dan Hormon. Fito itu sama dengan tumbuhan sedangkan

Hormon adalah hormon. Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman. Jadi, Fitohormon adalah hormon pada tumbuh-tumbuhan, zat yang mengatur segala proses fisiologis, petumbuhan dan perkembangan, pada tumbuhan.Gerak pada Tumbuhan dibagi tiga :1. Gerak endonom, yaitu gerak yang tidak dipengaruhi rangsang dari luar, termasuk di dalamnya adalah:

        Gerak protoplasma sel tumbuhan.        Gerak higroskopis, misalnya pecahnya sporangium paku/lumut yang sudah tua karena

dipengaruhi oleh perubahan kadar air (kelembaban).2. Gerak esionom, yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar, terbagi menjadi 3 macam gerak, yaitu:

        Taksis        Tropisme        Nasti

DAFTAR PUSTAKAKimball, J.W, Siti Soetarmi Tjitro S. 2001. Biologi. Erlangga : Jakarta.Wikipediaindonesia.comwordbiology.wordpress.comCampbell, N.A. 2002. Biology. Benyamin Cumming PublishingCompany, Inc : Redwood City.H. F., George dan J. H.  George. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta.

HORMON DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

Oleh: Edhi SandraPecinta Tumbuhan

Pendahuluan

            Hormon sering juga disebut zat pengatur tumbuh. Saya tidak ingin memperdebatkan istilah. Tapi saya berusaha menguraikan penerapan hormone pada tanaman dan kesalahan yang ada di masyarakat yang perlu diluruskan pada proporsi yang benar.  Sehingga pemanfaatan hormon dalam budidaya tanaman akan memberikan dampak yang lebih optimal.

Hormon

            Adalah suatu zat yang dalam jumlah sangat kecil tapi mampu mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hormon tersebut tidak ikut di dalam proses metabolisme.  Berbeda dengan unsur hara atau zat makanan bagi tumbuhan adalah suatu zat yang mempengaruhi pertumbuhan dan ikut / menjadi bagian /komponen produk yang dihasilkan.  Oleh sebab itulah hormon dapat berpengaruh walaupun dalam jumlah yang sedikit            Secara alamiah setiap tumbuhan mempunyai kandungan hormon dalam komposisi dan konsentrasi yang berbeda-beda sesuai dengan karakter gen dari masing-masing jenis. Setiap tumbuhan spesifika kandungan hormonnya.

Secara garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3 kelompok hormon yaitu: Sitokinin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin adalah diujung akar.1. Auksin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan akar. Sumber dihasilkannya auksin adalah diujung tunas.

2. Giberelin adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi pembungaan dan pembuahan. Sumber dihasilkannya adalah di daun dan buah.

 Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai hormon: Satu hormone mempunyai dua fungsi yang berbeda (mensupport dan menghambat) pada konsentrasi yang berbeda.1. Satu hormon yang sama, dengan konsentrasi yang sama, akan mempunyai pengaruh yang berbeda pada bagian tanaman yang berbeda.

2. Hormon auksin menunjang pertumbuhan akar tapi menghambat pertumbuhan tunas dan juga menghambat pembungaan dan pembuahan.

3. Hormon sitokinin menunjang pertumbuhan tunas tapi menghambat pertumbuhan akar dan menghambat pembungaan dan pembuahan.

4. Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan dan menunjang pembelahan sel akar dan tunas.

5. Hormon dalam kelompok hormon yang sama akan bersifat sinergis atau saling menguatkan.

6. Hormon dalam kelompok hormon yang berbeda akan bersifat saling melemahkan atau saling meniadakan.

Hal-hal tersebut harus selalu diingat karena sangat penting di dalam penerapannya.  Berdasarkan hal-hal tersebut ada beberapa kasus yang cukup penting di bicarakan:

1. Bahwa di dalam membuat ramuan hormon, maka acuannya adalah bukan sebanyak-banyaknya kandungan hormone. Tapi lebih kepada ketepatan komposisi dan konsentrasinya.  karena semakin tinggi konsentrasinya justru akan menghambat pertumbuhan tanaman.

2. Di dalam memberikan dorongan yang kuat dalam pertumbuhan suatu organ perlu diingat bahwa hormon tersebut akan menghambat  organ yang lain. Contoh: Kita bisa memacu pertumbuhan tunas dengan optimal dengan memberikan hormone sitokinin, akan tetapi harus diingat bahwa sitokinin akan menghambat akar. 

3. Demikian pula sebaliknya bila kita memberikan hormon akar di dalam merangsang pertumbuhan akar harus diingat bahwa hormon akar tersebut akan menghambat tunas.

4. Di dalam mendorong pertumbuhan suatu organ terdapat konsentrasi optimal, yaitu konsentrasi yang optimal di dalam memberikan pengaruh yang terbesar  dan setelah itu bila konsentrasi ditambah justru akan menghambat pertumbuhan.

5. Harus diingat bahwa bila kita ingin mendorong pertumbuhan akar dan tunas secara bersamaan maka, hal tersebut justru menyebabkan pengaruh yang saling melemahkan dan meniadakan.

6. Bila suatu tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka jangan sekali-kali memberikan hormon akar karena akan menyebabkan gugur bunga atau buah.

 Pemanfaatan Hormon Organik             Di sekitar kita banyak sekali bahan-bahan organik yang mengandung hormon tertentu. Seperti:1. Air seni (kencing) kambing; kelinci dll secara umum mengandung hormon auksin.

2. kecambah (toge) mengandung auksin

3. bawang merah mengandung auksin

4. antanan mengandung sitokinin

5. buncis mengandung sitokinin

6. air kelapa mengandung auksin, sitokinin, giberelin

7. sirih mengandung sitokinin

8. kacang hijau mengandung giberelin

9. eceng gondok mengandung giberelin

10. pisang mengandung auksin dll

Hormon pertumbuhan pada hewan atau manusiapun memberikan dampak percepatan pertumbuhan secara umum. Seperti pil KB yang diketahui mengandung hormon pertumbuhan, mampu mempercepat pertumbuhan tanaman. Demikian pula (mohon maaf) air seni ibu hamil 4 bulan, sedang mengandung hormon pertumbuhan yang tinggi,  mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman.            Pemanfaatan bahan-bahan alam / organik sangat penting karena dapat mengefisienkan biaya produksi dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.  Untuk

mengetahui lebih lengkapnya mungkin bisa di lihat di buku-buku tentang buah-buahan dan sayuran ada kandungan hormon apa saja dan itu bisa dijadikan acuan di dalam membuat pupuk organik

Istilah Hormon

            Zat pengatur tumbuh adalah hormone tapi sebenarnya ada juga zat lain yang dapat mengatur pertumbuhan yaitu Zat Penghambat.Beda antara zat penghambat dan hormone adalah kalau hormone bisa bersifat memacu dan menghambat, sedangkan zat penghambat hanya menghambat saja. Contoh zat penghambat adalah Paklobutrazol.            Ada hormon organik dan ada hormon sintetik. Hormon organik adalah hormon yang asli/ alamiah dihasilkan oleh tumbuhan atau mahluk hidup.  Hormon organi/alami tersebut bisa diproses secara modern (diisolasi) atau bisa juga dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk pupuk organik.

Hormon ProAnalis dan Hormon Teknis

            Hormon Pro Analis adalah hormone yang dibuat manusia bisa alami mapun sintetik yang diolah sedemikian rupa sehingga tingkat kemurniannya sangat tinggi.  Hormon ProAnalis ini biasanya dipakai pada skala laboratorium atau untuk keperluan Kultur Jaringan. Dan harganya sangat mahal. Tapi juga pengaruhnya cukup efektif.            Hormon teknis adalah hormone buatan manusia baik yang bersifat alami maupun sintetik yang tingkat kemurniannya tidak terlalu tinggi dan baisanya ada zat pembawanya berupa tepung atau lanolin dll.  Hormon ini biasa dipakai pada pertanian secara umum. Harganya jauh disbanding dengan hormone Proanalis.

Pengaruh Hormon Berdasarkan konsentrasinya

1,  Seluruh hormon dalam konsentrasi yang sangat rendah akan membantu pembelahan dan pembesaran sel / jaringan.2.   Dalam konsentrasi tertentu, akan menstimulir tumbuhnya organ seperti organ tunas, organ akar organ bunga dll3.   Kemudian bila ditingkatkan lagi, maka yang terjadi adalah menghambat pertumbuhan organ akan tetapi berdampak pada bertambahnya julah organ tapi ukurannya kecil-kecil.4.  Bila konsentrasi ditingkatkan lagi maka yang terjadi terhambatnya tumbuhanya organ dan terbentuk seperti embrio organik atau tunas-tunas kecil5. Bila ditingkatkan lagi maka akan menghambat tumbuhnya organ dan akan membentuk kalus (sekumpulan sel yang tidak terorganisasi)6. Bila konsentrasi ditingkatkan lagi akan menyebabkan penyimpangan pertumbuhan morfologi secara tidak umum, yang biasanya satu batang bisa bercabang-cabang, berakar di batang dll. Seperti pembesaran buah tanpa melalui pembuahan7. Bila konsentrasi ditingkatkan terus akan berdampak pada terjadinya mutasi, yaitu perubahan pada level gen.

8. Ditingkatkan lagi maka akan menyebabkan  “letal” (kematian). Seperti herbisida yang terbuat dari auksin.

Teknik Pemberian Hormon

            Hormon sebaiknya diberikan langsung pada target kerjanya misal : hormon akar langsung pada media tanam, hormon tunas disemprotkan pada tajuk.  Hal yang perlu diingat adalah bahwa konsentrasi optimal hormon adalah konsentrasi optimal yang terjadi pada daerah target. Daerah target yang dimaksud adalah daerah perakaran dan daerah pertunasan. Berarti yang harus kita coba bayangkan adalah bila kita memberikan hormon dengan dosis tertentu, kemudian kita semprotkan pada tajuk, kira-kira berapa persennya kah yang akan bisa masuk dan sampai pada sel target? Berapa persen yang terbuang? Dan dari jumlah yang sampai pada sel target apakah konsentrasinya sudah mencapai konsentrasi yang optimal untuk menstimulir organ? Oleh sebab itulah teknik memberikan hormon berbeda dengan pemupukan. Pemberian hormon diberikan sampai terstimulirnya organ.  Kecuali tujuannya hanya untuk percepatan tumbuh dan membelahnya sel.            Tercapainya tujuan pemberian hormon tidak hanya tergantung  pada tercapainya konsentrasi optimal pada daerah target / sel target, tapi juga ditentukan oleh kandungan hormon endogen dari tumbuhan. Misal: bila kita ingin membungakan suatu tanaman, lalu kita memberikan hormon bunga dengan dosis tertentu, walaupun konsentrasi hormon giberelin sudah mencukupi tapi karena kandungan hormon endogen dari tanaman didominasi oleh hormon vetetatif yaitu hormon auksin dan sitokinin, maka konsentrasi hormon bunga tersebut akan menjadi lemah dan tidak mampu mendorong terbentuknya bunga atau buah.

Memperkirakan Dominasi Hormon Pada Tanaman

            Dengan mengacu bahwa hormon tunas diproduksi diujung akar dan hormon bunga diproduksi diujung tunas, maka kita dapat mengevaluasi kandungan dan dominasi hormon dalam suatu tanaman dengan melihat bentuk/ morfologi tanaman.  Tanaman Adenium dengan bonggol yang besar dan tunas yang sedikit dan kecil menggambarkan dominasi hormon auksin.  Jenis tanaman yang merambat dengan tunas yang tumbuh dengan baik dan cepat menandakan dominasi hormon sitokinin.  

Meramu Hormon

            Hal terpenting yang harus diingat adalah bahwa hormone bukanlah makanan, hormone bukanlah zat pembangun, tapi hormone itu hanyalah “profokator”. Jadi dampak dari hormone tidak akan nyata bila ternyata makanan atau energi untuk pertumbuhan tidak disediakan.  Energi untuk tumbuh bisa berupa bahan baku makanan, makanan setenangah jadi atau makanan siap pakai.  Makanan dalam hal ini adalah pupuk.  Sebaiknya pemberian pupuk dalam ramuan hormone harus mempertimbangkan duplikasi perlakuan pemupukan yang akan berdampak negative bagi tanaman. Agar tidak terjadi duplikasi pada perlakuan pemupukan maka pada ramuan hormone dapat diberikan makanan instant seperti: mioinositol, sorbitol, gula,

madu, sari kurma dll,  Jadi sebaiknya untuk ramuan hormon dapat dicampurkan komponen lain yang diperlukan oleh tanaman.            Komponen lain yang dapat dicampurkan dalam ramuan hormon adalah vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, bahan organic lain, enzim.  Bila kita ingin menggabungkan produk ramuan hormone ini dengan mikroba maka kita harus hati-hati dengan karakter mikroba, yang disatu sisi dapat membantu tapi disisi lain dapat mengkonsumsi bahan organic yang ada dalam ramuan hormone tersebut.  Sebenarnya kita dapat memberikan enzimnya secara langsung.  Hal lain yang harus diperhatikan dalam meramu hormone adalah bahwa sebagian besar ramuan ini adalah bahan organic, sehingga harus difikirkan benar jangan sampai terjadinya proses degradasi bahan organic karena factor lingkungan ekstrim atau rusaknya ramuan karena kontaminasi mikroba yang tidak diharapkan.

NO

ORGAN TUMBUHA

N

HORMON TUMBUHAN FUNGSI

1 Akar

a.Auksin · Merangsang pertumbuhan akar lateral dan serabut akar,serta  pembentukan akar liar.

b.Giberelin · Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.

c.Sitokinin · Merangsang pembelahan sel akar.

d.Etilena · Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman.

· Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.

f.Kalin (Rizokalin)

· Berperan dalam pembentukan akar.

g.Poliamina · Regulator pertumbuhan akar.

h. Asam Absisat

· Menghambat pembelahan dan pemanjangan pada sel-sel pembentuk jaringan pada akar.

i. Asam Traumalin

· Memperbaiki kerusakan dan luka yang terjadi.

2 Batang a.Auksin · Merangsang

pemanjangan batang.· Merangsang kambium dalam pembentukan xilem dan floem.

b.Giberelin · Merangsang pertumbuhan batang,yang menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan raksasa.

· Mempertahankan sifat geotropisme dari batang.

· Memacu pembentukan kambium pada tanaman dikotil

c.Sitokinin · Merangsang proses pembelahan sel.

d.Etilena · Dapat menstimulasi pemanjangan batang.

· Membantu pertumbuhan batang menjadi besar dan kukuh.

e.Asam Abisat

· Menghambat proses pembentukan batang (bersifat inhibitor).

f.Kalin (Kaulokalin)

· Berperan dalam pembentukan batang.

g.Poliamina · Regulator pertumbuhan batang

h.Asam Traumalin

· Membentuk cambium gabus,pada saat luka pada tumbuhan,untuk membantu memperbaiki kerusakan dan luka yang terjadi.

3 Daun a.Auksin · Mempertcepat terjadinya diferensiasi di daerah meristem dan daerah pengguguran, sehingga merangsang  rontoknya daun

b.Giberelin · Merangsang pertumbuhan daun.

c.Sitokinin · Mencegah penuaan daun.

· Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk.

· Mempertahankan warna pada daun.

· Memperlambat proses pematangan daun

d.Etilena · Mempercepat proses respirasi dan pengguguran daun.

e.Asam Abisat

· Memicu penutupan stomata.

· Membantu pengguguran pada musim kering.

f.Kalin (Filokalin)

· Berperan dalam pembentukan daun.

g.Asam Jasmonat

· Sangat kuat mendorong terjadinya penuaan daun.

h.Salisilat · Mencegah hama pada daun,utamanya jenis tanaman sayuran.

g.Asam Traumalin

· Memperbaiki kerusakan serta luka yang terjadi.

4 Bunga a.Auksin · Berperan dalam proses pembentukan bunga.

· Mempercepat terjadinya diferensiasi di daerah meristem dan daerah pengguguran(absisi), sehingga mencegah rontoknya bunga.

b.Giberelin · Meransang pematangan serbuk sari dan pertumbuhan tangkai serbuk sari.

· Merangsang perkembangan bunga(pada tumbuhan tertentu).

c.Sitokinin · Merangsang pembungaan.

· Mengatur pembentukan bunga.

· Menghambat penuaan pada bunga.

d.Etilena · Mendukung proses

pembungaan.e.Asam Abisat

· Mempengaruhi pembungaan tanaman.

f.Kalin (Antokalin)

· Berperan dalam pembentukan bunga.

g.Oligosakarin

· Membantu perkembangan bunga.

5 Buah/Biji

a.Auksin · Membantu proses partenokarpi pada buah, yaitu pembentukan buah tanpa terjadi pembuahan buatan dengan cara memberi auksin pada putiknya.

· Merangsang pembentukan buah tanpa biji.

b.Giberelin · Menghentikan dormansi pada buah dan biji.

· Mempercepat perkecambahan pada biji.

· Merangsang pembentukan buah.

c.Sitokinin · Mengatur pertumbuhan buah.

· Merangsang pemasakan pada buah yang telah dipetik dari pohon.

· Menghambat penuuan pada buah.

d.Etilena · Mempercepat proses pematang buah.

· Menstimulasi perkecambahan.

e.Asam Abisat

· Merangsang dormansi biji.

· Menghambat perkecambahan biji.

f.Kalin (Antokalin)

· Memacu pertumbuhan buah.

g.Oligosakarin

· Membantu perkembangan buah.

h.Salisilat · Mencegah jamur pada buah.

Fungsi Hormone Auksin, Sitokinin, Giberelin, dan Asam Absisat

 

1. Auksin

Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormone

auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh). Jika terkena cahaya matahari, auksin

menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya

matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya,

tumbuhan akan memmbengkok ke arah cahaya matahri. Auksin yang diedarkan ke seluruh

bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan siferensiasi sel

tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apical (ujung) batang dapat menghambat

tumbuhnya tunas lateral (samping) atau tunas ketiak. Bila tunas apical batang dipotong,

tunas lateral akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi apical.

Fungsi lain dari auksin adalah merangsang cambium untuk membentuk xylem dan floem,

memelihara elastisitas dinding sel, membentuk dinding sel primer (dinding sel yang pertama

kali dibentuk pada sel tumbuhan), menghambatnya rontoknya buah dan gugurnya daun,

serta mampu membantu proses partenokarpi. Partenokarpi adalah proses pembuahan tanpa

penyerbukan.

Pemberian hormone auksin pada tumbuhan akan menyebabkan terjadinya pembentukan

buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan serabut akar. Pembentukan akar lateral dan

serabut akar menyebabkan proses penyerapan air dan mineral dapat berjalan optimum.

 

1. Giberelin

Giberelin merupakan hormone yang berfungsi sinergis (bekerja sama) dengan hormone

auksin. Giberelin berpengaruh terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio.

Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amylase. Enzim tersebut berperan

memecah senyawa amilum yang terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi

senyawa glukosa. Glukosa merupakan sumber energy pertumbuhan. Apabila giberelin

diberikan pada tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh normal kembali.

Giberelin juga berfungsi dalam proses pembentukan biji, yaitu merangsang pembentukan

serbuk sari (polen), memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga, dan

mengakhiri masa dormansi biji. Giberelin dengan konsentrasi rendah tidak merangsang

pembentukan akar, tetapi pada konsentrasi tinggi akan merangsang pembentukan akar.

Giberelin pertama kali diisolasi dari jamur Giberrella fujikuroi. Hormone giberelin dapat

dibagi menjadi berbagai jenis, yaotu giberelin A, giberelin A2, dan giberelin A3 yang memiliki

struktur molekul dan fungsi yang sangat spesifik. Misalnya, hormone giberelin yang satu

berpengaruh terhadap pertumbuhan, sedangkan yang alin berpengaruh terhadap

pembentukan bunga.

 

1. Sitokinin

Sitokinin adalah hormone yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Fungsi

sitokinin adalah :

Merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang

dengan menghambat dominansi apical

Mengatur pertumbuhan daun dan pucuk

Memperbesar daun muda

Mengatur pembentukan bunga dan buah

Menghambat proses penuaan dengan cara merangasang proses serta transportasi

garam-garam mineral dan asam amino ke daun.

Sitokinin diperlukan bagi pembentukan organel-organel semacam kloroplas dan mungkin

berperan dalam perbungaan

Merangsang sintesis protein dan RNA untuk mensintesis substansi lain

Senyawa sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan disebut kinetin.

Senyawa ini dibentuk pada bagian akar dan ditrasportasikan ke seluruh bagian sel tanaman

tembakau. Senyawa sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung dan disebut zeatin.

 

1. Asam absisat (ABA)

Asam absisat merupakan senyawa inhibitor (penghambat) yang bekerja antagonis

(berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Asam absisat berperan dalam proses penuaan

dan gugurnya daun. Hormone ini berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan dari tekanan

lingkungan yang buruk, misalnya kekurangan air, dengan cara dormansi. Kekurangan air

akan menyebabkan peningkatan kadar hormone asam absisat di sel penutup stomata.

Akibatnya, stomata akan tertutup dan transpirasi berkurang sehingga keseimbangan

airdapat dijaga.

 

 

 

 

 

Sumber Literatur

 

Heddy, Suwasono. 1989. Hormon Tumbuhan. Jakarta : Rajawali

Salisbury, Frank B. dan Cleon W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB

AIR KELAPA

Kandungan:

Komposisi Konsentrasi

Folate Acid 0,003 mg/lNicotinate Acid 0,64 mg/lPanthotenate Acid 0,52 mg/lBiotin 0,02 mg/lPyridoxine Very littleHyboflavine 0,01 mg/lTyamin Very littleGiberelat Acid Very littleAuxins Very little1.3-difenilurea 5,8000 mg/lM-inositol 0,01 mg/lSilo-inositol 0,05 mg/lSorbitol 15 mg/lC1 183 mg/100 gramCu 0,040 mg/100 gramFe 0,1 mg/100 gram

K 312 mg/100 gramMg 30 mg/100 gramNa 105 mg/100 gramP 37 mg/100 gram S 15 mg/100 gram 

Dilihat dari komposisi yang terkandung didalamnya, terutama adanya zat tumbuh, maka penambahan air kelapa dalam media kultur dapat membantu mendorong pertumbuhan. Air kelapa adalah salah satu bahah alami, didalamnya terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l dan giberelin sedikit sekali serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan. Penggunaan air kelapa sampai 250 ml/l dapat mempercepat perkecambahan biji. Munculnya plb lebih cepat pada perlakuankombinasi giberelin air kelapa yaitu pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dan giberelin 3 ppm + air kelapa 150 ml/l dengan rentang waktu 14-15 hari.Pada perlakuan tunggal air kelapa munculnya daun lebih cepat pada konsentrasi 250 ml/l dengan rentang waktu 31-48 hari. Hal ini diduga pada konsentrasi tersebut rasio sitokinin lebih tinggi daripada auksin dan juga disebabkan karena plb yang muncul lebih cepat sehingga munculnya daun juga akan cepat. Saat munculnya daun lebih cepat pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dengan rentang waktu 31-33 hari, diduga karena hormon sebagai bahan dasar untuk pembentukan daun lebih tinggi sehingga akan mempercepat munculnya daun. Saat munculnya akar lebih cepat pada perlakuan tunggal giberelin konsentrasi 2 ppm dengan rentang waktu 49-58 hari setelah pengkulturan. Munculnya akar lebih cepat pada perlakuan ini ada hubungannya dengan saat munculnya daun yang cepat. Setelah daun terbentuk maka bagian radikula akan berdiferensiasi membentuk akar dengan bantuan hormon auksin yang disintesis oleh daun. Saat munculnya akar lebih cepat pada perlakuan tunggal air kelapa konsentrasi 250 ml/l dengan rentang waktu 49-58 hari. Hal ini disebabkan karena dalam air kelapa disamping mengandung auksin dan giberelin juga mengandung zeatin yang merupakan kelompok sitokinin. Sitokinin mempunyai kemampuan dalam merangsang pembelahan sel dan diferensiasi terutama dalam hal pembentukan pucuk daun auksin merangsang pembentukan akar. Pada kombinasi perlakuan giberelin dan air kelapa, munculnya akar lebih cepat pada kombinasi giberelin 2 ppm + air kelapa 250 ml/l dengan rentang waktu 49-53 hari. Cepatnya akar yang terbentuk karena pada perlakuan ini plb dan daun yang terbentuk lebih cepat dari perlakuan lain sehingga mendorong untuk terbentuknya akar lebih cepat.

TANAMAN air jenis Azolla, jika dibiarkan tumbuh di lahan sawah dapat menjadi pupuk alami pengganti urea. Karena itu pemanfaatan Azolla secara terus menerus setiap musim tanam padi, dapat mengurangi penggunaan pupuk urea atau pupuk nitrogen buatan pabrik.

Dengan demikian biaya produksi pertanian dapat ditekan, sehingga keuntungan petani meningkat. Tapi sayang, petani yang tidak mengerti manfaat Azolla malah menganggapnya sebagai gulma dan membuangnya. Menurut Peneliti Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM, Dr Ir Ngadiman MSi, kemanfaatan Azolla ini lantaran tanaman tersebut mampu mengikat nitrogen dari udara.

Nitrogen merupakan nutrisi utama bagi tanaman untuk menopang pertumbuhan. “Jumlah

nitrogen yang diikat Azolla melebihi kebutuhannya sendiri. Sehingga sebagian nitrogen dilepaskan ke lingkungan sekitarnya dan diserap oleh tanaman lain. Selain menghemat pupuk, tentu bermanfaat pula untuk memperbaiki tekstur tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia yang sekian lama,” ujar Ngadiman.

Dijelaskan, Azolla adalah tanaman paku air yang mengapung di lingkungan perairan seperti kolam, danau, saluran, sawah dan sebagainya. Warna daunnya hijau, tapi pada kondisi yang kurang baik (akibat suhu lingkungan terlalu tinggi) warna daun berubah keku-ningan hingga kecoklatan. Dalam satu tangkai terdiri dari 3-4 helai daun berukuran kecil dan akarnya menggantung dalam air.

Ngadiman mengaku pernah melakukan penelitian sekitar tahun 1989-1990 dan menemukan manfaatnya sehingga membuat Azolla booming. Namun setelah itu lambat laun meredup dan Azolla nyaris dilupakan petani sampai sekarang. Berdasarkan penelitiannya, Azolla mampu mengganti kebutuhan urea antara 40-50 persen setelah Azolla digunakan selama 5 musim tanam berturut-turut.

Sayangnya, penelitian yang dilakukan Ngadiman hanya sampai pada 5 kali musim tanam. “Kalau penelitian tersebut diteruskan, saya yakin suatu saat akan ketemu angka dimana pemakaian urea dapat ditiadakan sama sekali karena tergantikan oleh Azolla,” tandasnya. Azolla dapat dikembangbiakkan seperti tanaman pada umumnya.

Untuk mendukung pertumbuhan tanaman padi, benih Azolla sebaiknya ditebar ke lahan dua hari setelah bibit padi ditanam. Sedangkan benih Azolla yang ditebar adalah benih yang sudah berusia 2 minggu. Dengan cara itu, pada saat padi berusia 21 hari, tanaman Azolla sudah tumbuh sesak meme-nuhi seluruh celah di antara batang-batang padi. “Dengan demikian tak ada lagi ruang yang tersisa untuk hidupnya rumput atau gulma. Ini akan menghemat biaya untuk menyiangi gulma. Bagi petani yang tidak ingin repot, biarkan saja Azolla tumbuh seperti itu manfaatnya sudah terasa,” katanya. Tapi akan lebih baik lagi, menurut Ngadiman, jika Azolla tersebut dibenamkan ke dalam tanah. Caranya, kering-kan dulu lahan sehingga Azolla mengendap di permukaan tanah. Setelah itu Azolla dicampur atau dipendam dalam tanah. Ini lebih efektif karena Azolla tersebut akan terurai dan diikat oleh partikel-partikel tanah. Sedangkan jika hanya dibiarkan di permukaan tanah, sebagian nitrogen pada Azolla akan me-nguap. Berdasarkan penelitian itu pula diketahui, Azolla mengandung 22-37 persen protein dari setiap berat kering. Tanaman ini juga tidak beracun bagi ternak, unggas dan ikan. Sehingga Azolla dapat dimanfaatkan untuk pupuk berbagai tanaman, pakan ternak dan ikan.