documentff

40
Menjamin Infrastruktur Indonesia Guarantee Indonesia’s Infrastructure Pemetaan dan Pemantauan Risiko Investasi Sektor Air Minum – SPAM Regional disampaikan pada Workshop Pengendalian Risiko Investasi Infrastruktur SPAM Regional Provinsi Aceh, Kementerian PUPR Banda Aceh, 13 Oktober 2015 oleh: Andre Permana SVP Risk & Compliance

Upload: kristymikha

Post on 09-Apr-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ff

TRANSCRIPT

Page 1: Documentff

Menjamin Infrastruktur IndonesiaGuarantee Indonesia’s Infrastructure

Pemetaan dan Pemantauan Risiko InvestasiSektor Air Minum – SPAM Regional

disampaikan pada Workshop Pengendalian Risiko Investasi Infrastruktur SPAM Regional Provinsi Aceh,

Kementerian PUPR

Banda Aceh, 13 Oktober 2015

oleh:Andre Permana

SVP Risk & Compliance

Page 2: Documentff

2

Sasaran Presentasi dan Diskusi

Membahas konteks, proses, peran dan manfaat pengelolaan risiko dalamsuatu proyek investasi infrastruktur publik Perspektif Pemerintah (PJPK) vs Perspektif Swasta (Badan Usaha & Lender)

Prinsip Alokasi Risiko & penerapannya

Penyediaan Dukungan Fiskal (khususnya penjaminan atas risiko)

Membahas implementasi pengelolaan risiko suatu proyek investasiinfrastruktur sektor air minum, khususnya pengembangan SPAM

Page 3: Documentff

Keputusan Investasi dalam PenyediaanInfrastruktur Publik

Page 4: Documentff

4

KeputusanInvestasiPemerintah

StrategiPendanaan

AnggaranPemerintah

KPBU,Pre-FS Final

PengadaanBarang danJasa-Publik

KebutuhanDukungan

Pemerintah

PerencanaanKebutuhan

PublikDaftarProyek

Proses Prioritas

OutlineBusiness

Case

PersiapanTransaksi

KPBUTransaksi

KPBUPerolehan

PembiayaanBadan Usaha

Perwujudandan

Pengoperasian

Skema KPBU:PengadaanBadan Usaha

Kerangka Tahapan Pengembangan Proyek

4

Keputusan Investasi dalam Penyediaan Infrastruktur Publik

AnggaranBUMN/D

PengadaanBarang danJasa-BUMN

PengadaanBadan

Usaha KPBU

Analisis Value for Money

Page 5: Documentff

Inisiatif Pemerintah sejak 2009 untuk mendukung pembangunan infrastruktur

Rantai Nilai Eksekusi Proyek Infrastruktur KPS di Indonesia

2. KONTEKS DAN

 PERAN SERTA PT PII

Page 6: Documentff

6

Evaluasi Proyek Sebagai Proyek KPBU (1)

Kelayakan(Feasibility)

Keterjangkauan(Affordability)

DukunganKelayakan (VGF)

1. Memastikan Kelayakan Proyek Feasibility (for private investment)• Ekonomi (dampak ekonomi terhadap Pemerintah/publik)• Teknis• Keuangan/Finansial• Lingkungan & Sosial

Page 7: Documentff

7

Evaluasi Proyek Sebagai Proyek KPS (2)

2. Memastikan Risiko dapat Dikelola Bankability (for debt financing)• Apakah sumber risiko utama proyek? Bagaimana alokasi risiko tersebut

dan strategi pengelolaan/mitigasi risikonya?• Secara umum, risiko terkait Desain, Konstruksi dan Operasi pihak Swasta• Risiko terkait pengadaan lahan, perijinan, regulasi/kebijakan Pemerintah

Transfer risiko ke swastameningkatkan premi risiko

biaya proyek lebih tinggi.

Risiko ke sektor publik Kapasitasuntuk mitigasi risiko belum tentu

memberikan Value for Money

Prinsip AlokasiRisiko MencapaiValue for Money

Sebisa mungkin, seluruh risiko proyek teridentifikasi, dikuantifikasi dan dimitigasi

Page 8: Documentff

8

Fitur Negara yang Sukses dalam Skema KPS

Indikator Korea Australia Cina Indonesia

Kerangka hukum/regulasi yang jelas √ √ x ?

Penegakan hukum yang adil dan transparan √ √ x ?

Dukungan politik jangka panjang √ √ √ ?

Standar kontrak yang berstandar internasional √ √ x ?

Proyek-proyek yang layak √ √ x ?

Proses lelang yang transparan √ √ √ ?

Mekanisme dukungan pemerintah yang sesuai √ x x ?

Pasar modal dan pinjaman yang kuat/berkembang √ √ √ ?

Regulator yang independen √ x x ?

Stabilitas makro ekonomi √ √ 〜 ?

Kinerja pemerintah yang baik √ √ √ ?

Ekuitas domestik yang aktif √ √ √ ?Sumber: Macquarie, 2008

Berdasarkan penilaian project developer terkemuka dunia

Page 9: Documentff

Pengelolaan Risiko Proyek KPBU

Page 10: Documentff

10

Pengelolaan Risiko ProyekRisiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan

selama kelangsungan suatu Proyek.

Dengan Pengelolaan/Manajemen Risiko yang baik, diharapkan : – Mengidentifikasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama Proyek

berlangsung dan bagaimana menanganinya, sehingga kontinuitas dari suatu Proyek tidak akan terhenti.

– Menghasilkan premi/biaya risiko yang rendah biaya proyek yang lebih rendahsehingga berdampak positif bagi pemangku kepentingan proyek tersebut.

Page 11: Documentff

Kategori Risiko Proyek Infrastruktur KPBU

Kategori Risiko Proyek

KPBU

Risiko Lokasi

Risiko design,

konstruksi & uji operasi

Risiko Sponsor

Risiko Financial

Risiko Operasional

Risiko Pendapatan

Risiko Konektivitas

Jaringan

Risiko Interface

Risiko Politik

Risiko Kahar

Risiko Kepemilikan

Aset

Note : Kategori risiko ini bisa sebagai checklist dan tidak bermaksuduntuk menjadi suatu daftar risiko yang kaku untuk setiap proyek.Situasi dan kondisi spesifik dalam suatu proyek perlu jugadipertimbangkan

Jenis Risiko Pra Konstruksi Konstruksi Operasi

Lokasi √ √ √Desain, Konstruksi dan uji operasi

√ √ √

Sponsor √ √ √Financial √ √ √Operasi √Pendapatan √Konektifitas Jaringan

√ √

Interface √ √Politik √ √ √Force Majeure √ √ √

Kepemilikan aset √

Risiko Proyek menurut fase Proyek

Page 12: Documentff

Alokasi Risiko adalah distribusi Risiko Infrastruktur kepada pihak yang paling mampumengelola, mengendalikan atau mencegah terjadinya Risiko Infrastruktur, atau menyerap RisikoInfrastruktur.

Alokasi risiko yang wajar adalah:Suatu pihak seharusnya menanggung risiko, jika:• Pihak tersebut memiliki kemampuan kontrol paling baik terhadap risiko• Pihak tersebut memiliki kontrol terhadap risiko yang paling efisien biayanya;Lingkup penanggungan risiko harus sesuai dengan kompensasi/ reward/profit

Secara Umum, Badan Usaha: risiko terkait financing, design, construction, procurement, operation and

maintenance (kemudian men-transfer sebagian risiko ke peserta lainnya, e.g. designer /contractor /supplier /operator /user /insurer)

Pemerintah: risiko politik, perubahan peraturan perundangan, lahan, perijinan Keduanya berbagi risiko Force Majeure

12

Lebih jauh..

Page 13: Documentff

13

SASA

RA

N PEN

YEDIA

AN

VGF D

AN

PEN

JAM

INA

N

VGF Penjaminan

PeningkatanBankability

PelelanganYang

Kredibel

Pemberian VGF & penjaminan akan mengandalkan pelelangan yang kredibel untuk:• Meningkatkan tingkat kepercayaan

calon investor (mitra swasta) optimum competition competitive tariff or bid

• Proyek yang viable belum tentu bankable

• Penjaminan meningkatkan bankability atas proyek yang viable creditworthiness PJPK

• Memenuhi kelayakan kredit bagi perbankan berkaitan dengan risk premium & pricing

Meningkatkan kelayakan finansial proyek yang economically viable tetapi financially not viable

PeningkatanKelayakanFinansial

13

Kaitan Kelayakan dengan Bankability

Page 14: Documentff

14

MANFAAT DUKUNGAN PERBANKAN

14

MODAL INVESTORS

PENJAMINAN & DUKUNGAN PERBANKAN

Umumnya, tanpa dukunganperbankan, proyek KPBU tidak

dapat diwujudkan

Sering pemenang tender sudah ditetapkan tapi gagalmewujudkan proyek karena

tidak dapat dukunganperbankan.

Penjaminan membantu transaksi KPBU untuk meningkatkan kepastian

dukungan dari perbankan denganmeningkatkan bankability sehinggapemenang dapat cepat mewujudkan

proyek KPBU

Menurunkan biaya pendanaanMenurunkan biaya proyek

Menurunkan tarif/dukungan pemerintah yang diperlukan

SUMBER DANA UTAMA KPBU

DUKUNGAN PINJAMAN

PERBANKAN

Page 15: Documentff

Implementasi Alokasi Risiko KPBU danPenjaminan Infrastruktur

Page 16: Documentff

Tipikal Struktur KPBU

Aktifitas Availability-based Usage-based O&M

Kepemilikan Pemerintah Pemerintah PemerintahInvestasi Swasta Swasta PemerintahProduksi √ √ √/-

Distribusi ke Pengguna Akhir

- √ √/-

Operasi & Pemeliharaan √ √ √/-

Penagihan ke pelanggan - √ √/-

Horison Waktu 10-20 tahun 20-30 tahun 5-15 tahunPelanggan Pembeli

tunggal/PemerintahPelanggan ritel Pembeli tunggal/

PJPK atau Pelanggan ritel

Sumber Arus Kas Revenue dibayar olehinstansi utilitas

Revenue langsung dari pelanggan ritel

Bagian dari revenue dari tarif

Secara mendasar, modalitas/struktur proyek KPBU terbagi 3 jenis:

Page 17: Documentff

17

Struktur Proyek KPS – Konsesi Air Minum

Page 18: Documentff

18

Struktur Proyek KPS – BOT Air Minum

Page 19: Documentff

Cakupan Risiko dalam Penjaminan Infrastruktur oleh PII sebagai BUPITerhadap Kewajiban Finansial PJPK dalam Perjanjian KPS

**) as has been ammended by Presidential Regulatian No. 13/2010 and No. 56/2011

Allocation of Risks in a PPP Agreement– an Illustration

Examples :• CA Payment Obligations Inability to PayUnwillingness to Pay

• Early Termination / Other Payment Obligations due to Government Actions / Inactions, such as:Change in LawExpropriationCurrency Inconvertibility / Non TransferForce Majeure Affecting CA

PC Shared CAA

B*

C

D

E *

F

G *

H *

Possible IIGF Guarantee Coverage

PC : Project Company CA : Contracting Agency

*) Risk that leads to certain financial obligation of the bearer

Page 20: Documentff

Drafting PerjanjianKerjasama

TRIGGER RESULT

Hubungan antara Kewajiban Finansial PJPK dan Risiko

Penyebab Peristiwa Risiko Dampak

Rekam jejak terhadapcampur tangan atau perilakuterhadap investasi asing

Ekspropriasi (Terminasi Dini) Kompensasi Terminasi Proyek(Buy Out Price)

Risiko Kewajiban Finansial PJPK

Drafting sebagai Cakupan RisikoPerjanjian Penjaminan PII

Drafting sebagai Cakupan Risikodalam Polis Asuransi Risiko Politik

Page 21: Documentff

21

Cakupan Risiko – Kewajiban Finansial PJPK (1)No. Risiko Deskripsi1 Lisensi, Izin dan

PersetujuanCakupan terhadap risiko akibat keterlambatan atau kegagalan dalam memberikan lisensi, izin atau persetujuan (keterlambatan yang berdampak negatif terhadap biaya konstruksi, biaya pendanaan dan dimulai perolehan pendapatan).

2 Keterlambatan/Kegagalan Financial Close

Cakupan terhadap risiko keterlambatan atau kegagalan financial close yang diakibatkan tindakan/tidak bertindaknya PJPK (selain isu lahan dan isu perijinan).

3 Perubahan Regulasi dan Perundangan

Cakupan terhadap kerugian sebagai dampak dari perubahan regulasi/ perundangan yang berdampak negatif terhadap proyek, seperti peraturanpajak, struktur tarif, atau peraturan yang mempengaruhi spesifikasi teknisproyek dan menyebabkan perubahan biaya.

4 Wanprestasi Cakupan terhadap tindakan/tidak bertindaknya PJPK yang melanggar kontrak, atau merubah kontrak secara sepihak.

5 Integrasi dengan Jaringan

Cakupan terhadap tindakan/tidak bertindaknya PJPK (atau otoritas yang berwenang) yang mempengaruhi operasional/ pendapatan proyek karena kegagalan (atau tidak memadainya) integrasi dengan jaringan eksisting atau yang direncanakan.

6 Risiko Fasilitas Pesaing Cakupan terhadap risiko adanya fasilitas/infrastruktur sejenis yang dibangun dan akan bersaing dengan penyediaan layanan yang diperjanjikan.

Page 22: Documentff

22

Cakupan Risiko – Kewajiban Finansial PJPK (2)No. Risiko Deskripsi8 Risiko Permintaan Cakupan terhadap perubahan, yang ditanggung BU akibat tindakan PJPK,

yang mempengaruhi permintaan layanan proyek.9 Risiko Harga Cakupan terhadap pemenuhan tingkat pendapatan yang tidak tercapai

akibat perubahan tarif secara sepihak.10 Risiko Ekspropriasi Cakupan terhadap tindakan pengambilalihan PJPK atau otoritas lainnya

yang menyebabkan berakhirnya kontrak proyek.11 Risiko Tidak Dapat

dilakukannya Konversi& Transfer Mata Uang

Cakupan terhadap risiko pendapatan/profit dari proyek tidak dapat dikonversi ke mata uang asing dan/atau tidak dapat direpatriasi ke negara asal investor.

12 Risiko Parastatal atau Sub-nasional

Cakupan terhadap risiko suatu entitas sub-nasional atau parastatal yang bertindak sebagai PJPK pada suatu proyek yang gagal memenuhi pembayaran kontraktual atau kewajiban materil lainnya (karena keputusan sepihak)

13 Risiko Kahar yang Mempengaruhi PJPK

Cakupan terhadap risiko bahwa suatu kejadian di luar kendali kedua belah pihak (bencana alam atau akibat tindakan manusia) yang akan terjadi dan dapat menyebabkan keterlambatan atau kegagalan PJPK untuk memenuhi kinerja kewajiban kontraktual.

14 Risiko Interface Cakupan terhadap risiko bahwa metode atau standar layanan sektor publikakan menghambat layanan kontraktual atau sebaliknya. Risiko ini termasukjika kualitas pekerjaan oleh pemerintah tidak sesuai dengan apa yang telahdikerjakan BU.

Page 23: Documentff

Signing Agreement

Financial Close

Commercial Operation Date

Construction Period

Periode dimana cakupan jaminan PII belum berlaku, dimana kemungkinan risiko yang muncul antara lain:• Isu pembebasan lahan• Izin• Alignment• Keterlambatan konstruksi, dll

Jaminan PII mulai berlaku dimana kemungkinanjaminan mencakupRisiko politik tradisional yakni antara lain:1. ekspropriasi, 2. currency inconvertibility, 3. change in law, 4. government action/inaction, termasuk gagal

bayar oleh PJPK yang akan disesuaikan dengan struktur proyek yang akan dipilih

Berdasarkan pedoman dan hasil penilaian awal dari proses penilaian, berikut adalahgambaran cakupan dan masa mulai berlaku efektif penjaminan PII

Gambaran Cakupan dan Masa Mulai Berlaku Efektif Penjaminan

Page 24: Documentff

Penjaminan Pemerintah

(melalui PT PII sebagai BUPI)

Page 25: Documentff

25

“Regulasi Penjaminan Infrastruktur” adalah:

1. Perpres No 78/2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

2. Peraturan Menteri Keuangan No 260/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha

Dasar Hukum untuk Penjaminan Infrastruktur

Keduanya mengacu pada konteks Pengelolaan Risiko danPrinsip Alokasi Risiko KPS

Page 26: Documentff

26

Highlight Regulasi PenjaminanKewajiban Finansial PJPK dan Risiko Infrastruktur

Penjaminan Infrastruktur adalah pemberian jaminan atas Kewajiban FinansialPenanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) yang dilaksanakan berdasarkanPerjanjian Penjaminan

Kewajiban Finansial PJPK adalah kompensasi finansial kepada Badan Usaha atas terjadinya Risiko Infrastruktur yang menjadi tanggung jawab pihak PJPK sesuai Alokasi Risiko sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Kerja Sama

Risiko Infrastruktur adalah peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi pada Proyek Kerja Sama selama berlakunya Perjanjian Kerja Sama yang dapat mempengaruhi secara negatif investasi Badan Usaha, yang meliputi ekuitas dan pinjaman dari pihak ketiga

Risiko Infrastruktur yang dapat diberikan Penjaminan Infrastruktur adalah yang:• terjadinya diakibatkan oleh tindakan atau tiadanya tindakan PJPK atau Pemerintah selain PJPK

• diakibatkan oleh kebijakan PJPK atau Pemerintah selain PJPK

• diakibatkan oleh keputusan sepihak dari PJPK atau Pemerintah selain PJPK

• diakibatkan oleh breach of contract oleh PJPK

Page 27: Documentff

Support Letter

ConfirmationNote

Letterof Guarantee

GuaranteeAgreement

1 Periode / Proyek

Awal 1990 / 27 IPP (1st Gen)

Pertengahan 2000 / Cirebon (2nd Gen)

2009 / 10,000 MW Fast Track I – EPC (PLN)

2011 / PLTU Jawa Tengah (signed);2015/ Minemouth; Tol Soroja (IPA)

2 Sektor yg bisadidukung Listrik Listrik Listrik Utilitas (Listrik, SPAM); Transportasi

(Jalan, Bandara, ); Sosial

3 PenerimaJaminan Project Company • Lender (JBIC)*

• Insurer (NEXI)* Chinese Lenders Project Company

4 Issuer Menteri Keuangan Menteri Keuangan Menteri Keuangan PT PII

5 Lingkup Penjaminan Blanket Blanket Cicilan

(Principal + Interest)Kewajiban Finansial PJPK tertentu sebagaimana dalam PPP Agreement

6KetentuanPembayaranKlaim

Tidak disebutkan Tidak disebutkan 45 hari

• Kejelasan jumlah hari pada setiappembayaran, baik pembayaran bulanan maupun terminasi

• Dirinci mekanisme klaim danpembayarannya

*) Mengacu padaUmbrella Note of Mutual Understanding antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), dan dengan Nippon Export and Investment Insurance (NEXI);

*) Mengacu padaUmbrella Note of Mutual Understanding antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), dan dengan Nippon Export and Investment Insurance (NEXI);

Menuju Kebijakan Penjaminan Yang Lebih Baik

Page 28: Documentff

Owner

PJPK Badan Usaha

Kontrak KPBU

Model Penjaminan

PT PII

Rencana Mitigasi Risiko(& Perjanjian Regres)

PerjanjianPenjaminan

Penyiapan Transaksi KPBU

Page 29: Documentff

Sebagaimana diatur dalam Perpres 78/2010 dan PMK 260/2010

Perjanjian KPS

Evaluasi proyek

Kesesuaian Peraturan

Pra‐FS

Klausul Arbitrase

Alokasirisiko

Kompetisi

Komitm

enPJPK

• PT PII akan menilai kelayakan proyekberdasarkan aspek teknis, keuangan, ekonomi, sosial dan lingkungan hidupguna memastikan Proyek menjadiBankable, namun kepentingan sektorpublik terlindungi, melalui proses yang kompetitif dan akuntabel

Disusun denganbantuan tenagaahli yang kredibel

Klausul arbitrase yang mengikat di dalamPerjanjian KPS

Aspekyang dievalu

asi

PERSIAPAN PRO

SES TRANSAKSI

EVALUASI PENJAMINAN PROYEK KPBU OLEH PT PII 

Evaluasi untuk memastikan bankability&alokasi risiko yang sesuai

Kelayakan Proyek

29

Page 30: Documentff

Manfaat Penjaminan PT PII bagi Pemerintah dan Swasta 2. KONTEKS DAN

 PERAN SERTA PT PII

Menarik minat investor

Meningkatkan kompetisi dalamproses tender

Meminimalkan risiko sudden shock kepada APBN

Pengelolaan risiko fiskal yang sistematis, terukur & akuntabel

Mitigasi risiko yang tidak dicakup pasar

Peningkatan transparansi, kejelasan dan konsistensi akan

proses penjaminan proyek

Peningkatan Bankability Memperpanjang jangka waktu

pinjaman

kontrak perjanjian yang sesuaistandar yang berlaku umum

Page 31: Documentff

31

TOR dan pemilihankonsultan TOR danpemilihan konsultan (3 bulan)

TOR dan Pemilihan Konsultan Transaksi (3 bulan, bisa disatukan dengan konsultan Pre FS)

Pendanaan (6 – 12bulan setelah penandatanganan Perjanjian), perhatikan kesediaan tanah

Penyusunan Pre FS (6 bulan)

Proses Pelelangan dan Negosiasi (1 tahun)

Signing PerjanjianKerjasama dan Closing

PJPK

PT PII

Screening1. Pengisian Screening Form dan Environment & Social Form2. Penyampaian draft dokumen GAP3. Penerbitan CTP

Appraisal1. Penyampaian Dokumen GAP2. Penerbitan LoI

StructuringPenandatangananPerjanjian Penjaminandengan Project Rail Developer danPerjanjian Regresdengan PJPK

Monitoring

Penyiapan Pra FS Tender Financial Close Konstruksi&Operasi

9 bulan 12 bulan 6-12 bulan 2 – 4 tahun

Structuring1. Penerbitan GA2. Penerbitan In Principal Approval

Proses Proyek PJPK dan Proses Penjaminan PT PII PERSIAPAN PRO

SES TRANSAKSI

Page 32: Documentff

Contoh Implementasi:Evaluasi Penjaminan Risiko Infrastruktur KPBU

Page 33: Documentff

33

Lingkup Evaluasi Usulan Penjaminan (Appraisal)

Risk Allocation Project Viability

CA Risk

PPP Risk

Source of Risk

Impact

Mitigation

Overall Project Viability

Risk Assessment

Doc Reference• Feasibility Report• Risk Mitigation

Plan

Doc Reference• Draft Cooperation

Agreement• Risk Matrix

Doc Reference• Feasibility Report

Page 34: Documentff

34

Key Project Risks – Pengembangan SPAM

Design

• CA Risk• Securing Permits• Connection

locations (demand nodes)

• ESIA• Policy Risk• PPP Risk• Land Acquisition

& Right of Way• Design

Reliability

Construction

• CA Risk• Change requests• User Connections• Policy Risk• PPP Risk• Time & cost

overrun• Site challenges• Macroeconomic

Operations

• CA Risk• Raw Water Quality &

Quantity• Connection &

Consumption• Tariff Escalation• Billing & Collection• Leakages (NRW)• Distribution O&M Cost

Overrun• Policy Risk• PPP Risk• Output quality &

quantity• Bulk water cost

overrun • Macroeconomics

Page 35: Documentff

35

Hasil Evaluasi Usulan Penjaminan (Appraisal)

Key Risks

Raw Water

Tariff Escalation

Demand Distribution

Policy

• Time series debit data for 10 years way above needs• Key quality parameters significantly below regulatory limit

• Local parliament issue regulation• MoU w/ related institutions

• Management strengthening• NRW target reasonable for new system

• Marketing research independent survey on price

• Marketing research survey on potential consumption quality (existing supressed demand)

• Tariff linked to inflation• Precedent of tariff increase• MoHA (Home Affairs) regulation

Page 36: Documentff

36

Mitigasi Risiko Tarif

Tarif harus dapat diterima olehsemua pemangku kepentingan, melalui proses konsultasi.

Siapa yang bertanggung-jawabatas pengelolaan risiko Tarif?

Tariff Pelang-

gan

PJPK KemenKeuVGF

PDAM

Pemba-ngunan

DPRD

BadanUsaha

PT PII

Publik

APBDVGF

Terjangkau

Ekspansi

BiayaO&M

TarifAir Curah

Realistis

Layak

Page 37: Documentff

37

Kelayakan Finansial Badan Usaha vs Kelayakan Finansial PJPK

O&M Air Curah

Biaya Investasi

Penjualan Air Curah

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Biaya Pemasukan

PV Keuangan Badan Usaha Penyedia Air Bersih (Curah)

Biaya Distribusi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Biaya Pemasukan

PV Keuangan PJPK*

Tarif Pelanggan menentukan besarnya Penerimaan dari Pelanggan dan Dukungan Pemerintah yang diperlukan.

Pembayaran keBadan Usaha

Penerimaandari

Pelanggan

DukunganPemerintah

DukunganPemerintah

*) PJPK: Pemerintah Daerah dapat menugaskan PDAM untuk melakukan urusan SPAM

Page 38: Documentff

38

Langkah-langkah mitigasi memastikan Tarif Pelanggan selamamasa kerjasama

Penerbitan Perda yang mengatur Tarif Pelanggan diantaranya:

Penetapan tarif untuk tahun-tahun awal kerjasama.

Penetapan tarif untuk tahun selanjutnya sedapat mungkin berdasarkan konsep“full recovery”.

Jika tidak full recovery, PJPK bertanggung-jawab menutup defisitnya.

Tarif lebih tinggi dapat diterima pelanggan jika:

Air terdistribusi berkualitas dapat langsung diminum.

Pasokan air 24 jam per hari tidak putus.

Tekanan yang cukup.

Pelayanan yang baik atas pengaduan pelanggan.

Page 39: Documentff

39

Langkah-langkah mitigasi memastikan Tarif Pelanggan selamamasa kerjasama (lanjutan)

Proses Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan

RDS (Real demand survey):

Dilakukan oleh tim yang profesional dan berkomitmen jangka panjang (hindari penggunaanmahasiswa untuk maksud survey lapangan).

Metodologi pengukuran “willingness to pay” dan “ability to pay” harus diterima oleh PJPK.

Selain kuantitatif (survey lapangan), juga dilakukan FGD (focused group discussion) untukmendapatkan data qualitative.

Analisis

Selain hasil RDS, perlu dilakukan komparasi dengan metode-metode lainnya untukmenentukan Tarif di awal periode kerjasama.

Di periode selanjutnya, Tarif ditetapkan berdasarkan proyeksi keuangan. Namun, perlu jugadidukung survey ke pelanggan.

Paparan umum dalam forum terbuka

Forum diskusi melalui media, dll

Page 40: Documentff

Terima Kasih

www.iigf.co.id iigf official @iigfofficial

email : [email protected]