fenomenologi
DESCRIPTION
fenomenologiTRANSCRIPT
MODEL PENELITIAN KUALITATIF
FENOMENOLOGI
1. Pengertian dan Sejarah Fenomenologi
Menurut Herdiansyah (2010) fenomenologi berasal dari
bahasa Yunani, “phainein,” yang berarti “memperlihatkan,”
yang dari kata ini muncul kata phainemenon yang berarti
“sesuatu yang muncul”. Istilah ini diduga pertama kali
diperkenalkan oleh seorang filosof Jerman, Edmund Husser
pada abad ke-20 (sekitar tahun 1935-an) (Rusli, 2008). Model
ini berkaitan dengan suatu fenomena. Pada awalnya, Husserl
melihat adanya titik temu antara ilmu filsafat dengan ilmu
sosial terapan, seperti psikologi, antropologi, dan sosiologi.
Menurut Husserl, dalam setiap hal, manusia memiliki
pemahaman dan penghayatan terhadap setiap fenomena
yang dilaluinya yang sangat berpengaruh terhadap
perilakunya (Giorgi & Giorgi dalam Smith, 2003).
Herdiansyah (2010) menambahkan bahwa dalam
mengembangkan model fenomenologi, Husserl memulainya
dengan suatu pertanyaan, “bagaimana suatu objek dan suatu
kejadian muncul bersamaan dan memengaruhi kesadaran
manusia, dan apakah suatu fenomena yang terjadi dapat
dipisahkan dari kesadaran manusia?”. Ini merupakan
pertanyaan yang medasari Husserl untuk meneliti dan
mengembangkan fenomenologi. Dalam ilmu psikologi, model
fenomenologi lebih ditujukan untuk mendapatkan kejelasan
dari fenomena dalam situasi natural yang dialami oleh
individu setiap harinya. Fenomenologi berusaha mengungkap
dan mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta
konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu.
Secara sederhana, fenomenologi lebih memfokuskan
diri pada konsep suatu fenomena tertentu dan bentuk dari
studinya adalah untuk melihat dan memahami arti dari suatu
pengalaman individual yang berkaitan dengan suatu
fenomena tertentu (Herdiansyah, 2010).
2. Tujuan, Kelebihan dan Kekurangan
Tujuan dari fenomenologi, seperti yang dikemukakan
oleh Husserl (1989) dalam Sugiyono (2009), adalah untuk
mempelajari fenomena manusia tanpa mempertimbangkan
pertanyaan-pertanyaan tentang penyebab, realitas objektif,
atau bahkan penampilan. Tujuannya adalah untuk
mempelajari bagaimana fenomena manusia yang
berpengalaman dalam kesadaran, dalam tindakan kognitif
dan persepsi, serta bagaimana individu dapat dinilai atau
dihargai estetis. Fenomenologi berusaha untuk memahami
bagaimana individu membangun makna dan konsep kunci
intersubjektivitas.
Lebih lanjut, Husserl (1989) dalam Sugiyono (2009)
menjelaskan bahwa, Sebagai sebuah metode keilmuan,
fenomenologi dapat mendeskripsikan fenomena sebagaimana
adanya dengan tidak memanipulasi data. Aneka macam teori
ataupun pandangan yang kita terima sebelumnya akan
dikesampingkan untuk mengungkap pengetahuan atau
kebenaran yang benar-benar objektif. Selain itu,
fenomenologi memandang objek kajiannya sebagai suau
kesatuan yang utuh, tidak terpisah dari objek-objek lainnya.
Sehingga dibutuhkan pendekatan yang holistik dalam
penelitian fenomenologi supaya mendapatkan pemahaman
yang utuh dari objek yang diteliti.
Sugiyono (2009) menyatakan bahwa dibalik kelebihan
dari penelitian fenomenologi juga terdapat beberapa
kekurangan. Tujuan fenomenologi untuk mendapatkan
pengetahuan yang murni atau objektif tanpa ada pengaruh
dari pandangan-pandangan sebelumnya adalah hal yang
absurd. Sebab fenomenologi sendiri mengakui bahwa ilmu
pengetahuan yang didapat tidaklah bebas nilai, tetapi juga
bermuatan nilai. Hal ini dipertegas oleh Derrida, yang
menyatakan bahwa tidak ada penelitian yang didapat tanpa
mempertimbangkan nilai-nilai filosofis yang terkandung
didalamnya. Selanjutnya, peran peneliti fenomenologi yang
ikut terjun langsung dalam meneliti objek kajiannya
mengakibatkan jarak antara subjek dan objek peneliti menjadi
kabur atau tidak jelas. Dengan demikian, pengetahuan yang
diperoleh nantinya akan mempunyai kecenderungan untuk
bersifak subjektif dan hanya berlaku pada kasus atau saat-
saat tertentu. Hal ini berarti kebenaran atau kesimpulan yang
dihasilkan tidak dapat digeneralisasi.
Frost (2011) menyatakan bahwa dalam penelitian
fenomenologi tidak terdapat satu metode tunggal yang tepat
untuk digunakan untuk digunakan dalam melakukan
penelitian. Pemakaian metode penelitian sangat tergantung
pada tujuan peneliti dalam melakukan penelitiannya.
3. Prosedur dalam melakukan penelitian fenomenologi
Creswell (1998) dalam Herdiansyah (2010)
mengemukakan beberapa prosedur dalam melakukan
penelitian fenomenologi, yaitu:
Peneliti harus memahami perspektif dan filosofis yang
ada dibelakang pendekatan yang digunakannya.
Peneliti membuat pertanyaan penelitian yang
mengeksplorasi serta menggali arti dari pengalaman
subjek dan meminta subjek untuk menjelaskan
pengalamannya tersebut.
Peneliti mencari, menggali, dan mengumpulkan data
dari subjek yang terlibat secara langsung dengan
fenomena yang terjadi.
Peneliti kemudian melakukan analisa data yang terdiri
atas tahapan-tahapan analisis data setelah datanya
terkumpul.
Laporan penelitian fenomenologi diakhiri dengan
diperolehnya pemahaman yang lebih esensial dan
dengan struktur yang invariant dari pengalaman
individu, mengenali setiap unit terkecil dari arti yang
diperoleh berdasarkan pengalaman individu tersebut.
4. Tantangan yang umum dihadapi peneliti
Creswell (1998) dalam Herdiansyah (2010) menyatakan
bahwa terdapat beberapa tantangan peneliti saat melakukan
penelitian fenomenologi ini yaitu:
Peneliti memerlukan pemahaman yang mendalam
tentang perspektif filosofis terhadap fenomena (central
phenomenom) yang diangkat.
Peneliti harus berhati-hati dalam memilih dan
menentukan subjek penelitian.
Sulit menentukan batasan yang jelas terkait dengan
pengalaman yang akan dibahas peneliti.
Menuntut kejelian peneliti dalam hal memutuskan
bagaimana dan dengan cara apa pengalaman
pribadinya dapat terlihat dalam penelitian yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Herdiansyah,H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta :
Salemba Humanika
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif da R&D.
Bandung: Alfabeta
Frost N. (2011) Qualitative Research Method in Psychology. New
York: McGraw Hill Company.
MODEL PENELITIAN KUALITATIF
FENOMENOLOGI
PAPER
TUGAS KELOMPOK
Diajukan guna memenuhi persyaratan Tugas KelompokMata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu: Maya Khairani, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Karjuniwati S. Psi., M. Psi., Psikolog
Oleh:
Kelompok 2
Sri Wardani (1207101130012)
Nadhira Miranda (1207101130029)
Ayulaningsih (1207101130039)
Puti Andini Pradipta (1207101130069)
Anis Azka (1207101130073)
DEPARTEMEN RESEARCH DAN TEKHNOLOGIPROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SYIAH KUALA
SEPTEMBER, 2015