fenomena sosiologi ekonomi islam dalam kebudayaan minahasa
DESCRIPTION
sosiologi ekonomiTRANSCRIPT
FENOMENA SOSIOLOGI EKONOMI ISLAM DALAM KEBUDAYAAN MINAHASA
A. Indentifikasi
Orang Minang adalah suatu suku bangsa yang mendalami suatu daerah pada bagian timur
laut jazirah Sulawesi Utara. Luas daerah ini, termasuk kota-kota Manado dan Blitung,
kurang dari 6000 Km2. Dalam ucapan umum orang minahasa menyebut dari mereka orang
Manado atau Touwenang (orang Wenang), orang Minahasa, atau pula Kawanua. Tetangga-
tetangganya di sebelah utara adalah orang Sangir dan orang Taulad, serta orang Bolaang
Mongondow di sebelah selatan
Penduduk Minahasa dapat dibagi ke dalam delapan kelompok sub-etnik, yaitu (a)
Tounsea, (b) Toumbulu, (c) Tountemboan, (d) Toulour, (e) Tounsawang, (f) Pasan, (g)
Ponosakan, dan (h) Bantik. Setiap kelompok subetnik ini memeiliki bahasa sendiri yang
disebut dengan nama subetnik itu sendiri.
Malayu Manado adalah bahasa umum yang dipergunakan dalam komunitas antara orang-
orang dari sub-sub etnik Minahasa maupun antara mereka dengan penduduk dari suku-suku
bahasa lainnya, baik dalam lingkungan pergaulan kota maupun dalam lingkungan pergaulan
desa. Bahkan dari pada itu, terutama dikota-kota, secara umum terlihat orang-orang
menggunakan Melayu Manado sebgai bahasa ibu, menggantikan bahasa pribumi Minahasa
atau bahasa suku bangsa yang bersangkutan.
B. Kependudukan dan Desa Minahasa
Sekarang ini, wilayah yang dianggap wilayah etnik orang Minahasa yang terdiri dari
delapan kelompok subetnik tersebut diatas, terbagi pada tiga wilayah administrasi
pemerintah, yitu Kabupaten Minahasa, Kota Madya Manado, dan kota Madya Bitung.sebagai
kesatuan-kesatuan administrasi yang dipimpin dari seseorang kepala desa, yang secara adat
disebut hukum tua (Kuntua). apa yang sekarang dikenal sebagai aparatur pemerintahan desa
terdiri dari kepala desa atau lurah, diseluruh minahasa terdapat 27 kecamatan.
Pola perkampungan desa minahasa bersifat menetap, dalam arti bahwa sesuatu desa
cenderung tidak berkurang penduduknya atau lenyap karena ditinggalkan akibat ladang-
ladang yang makin jauh. Aspek lain dari pola desa minahasa ialah bahwa kelompok rumah-
rumah itu mempunyai bentuk memanjang mengikuti jalan raya.
Bentuk rumah orang minahasa sekarang telah banyak berbeda dari bentuk-bentuk rumah
kuno. Unsyur-unsyur kas yang dimaksud itu, adalah antara lain lantai rumah yang berada
diatas tiang-tiang yang tingginya sampai 21/2 meter. Tiyang-tiyang tersebut dapat dibuat dari
kayu (balak) maupun dari batu kapur. Ruangan depan terdapat sebuah atau dua buah tangga
tidak berdinding tetapi dikelilingi dengan regel setinggi kurang dari satu meter. Bagian
bawah rumah atau kolong rumah, biasanya di pakai sebagai gudang. Rumah minahasa
biasaya berbentuk persegi panjang, yang beratapkan daun rumbia ataupun seng.
C. Religi pribumi
Dalam derajat kepercayaan yang berbeda-beda unsyur-unsyur kepercayaan pribumi yang
dapat disaksikan pada orang minahasa, yang sekarang secara resmi telah memeluk agama-
agama protestan, katolik maupun islam, yang merupakan peninggalan sistem religi jaman
dahulu sebelum berkembangnya agama kristen.dalam mitologi orang minahasa rupanya
sitem kepercayaan dahulu mengenal banyak dewa, salah satu ialah disebut empung atau opo,
dan dewa yang tertinggi disebut opo wailan opo. Opo wailan wangko dianggap pencipta
seluruh alam dan dunia dan segala isinya, yang dikenal oleh manusia yang memujanya. Roh
leluhur juga disebut opo, atau sering disebut dotu, yang pada masa hidupnya adalah seorang
yang dianggap sakti dan juga sebagai pahlawan.
D. Ekonomi
Ekonomi pedesaan sabagai suatu aspek yang mengandung ciri-ciri pelaku “petani”
Minahasa tentu bukan padanan istilah ekonomi nasional. Ekonomi pedesaaan merupakan
suatu komplkeks pengetahuan,kepercayaan, nilai, dan noema yang terwujud sebagai pranata-
pranata sosial yang mengatur proses dan mekanisme produksi, distibrusi, dan konsumsi yang
diturunkan secara antar generasional, yang dipengaruhi oleh ekonomi nasional perubahan
sosial budaya umum, dan perubahan-perubahan ekologis dalam lingkungan-lingkungan
sumber-sumber ekonomi. Namum demikian, ini bukan berati bahwa ekonomi nasional
terpisah dari ekonomi pedesaan. Seperti dikemukaan diaatas ekonomi nasional malahan
mempengarhui dan merupakan salah satu faktir yang menyebutkan terjadinnya perubahan-
perubahan dalam ekonomi pedesaan maupun segi-segi kebudayaan lainnya.
Di Minahasa, jaringan jalan raya yang tegolong baik serta pelabuhan Bitung dan Bandar
udara Sam Ratulangi, adanya industri-industri kecil, tokoh-tokoh besar dan kecil dikota-kota, dan
kegiatan-kegiatan ekonomi moderen lainnya memang secara erat berhubungan dengan dan
sangat mempengaruhi, ekonomi pedesaan yang berpangkal alam sektor pertanian rakyat yang
masih tergolong tradisional.
Kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik dapat dipenuhi dengan adanya pembangkit listrik
tenaga air yang baru pada sungai Tondano di desa Tanggari, yang akan meningkatkan
pertumbuhan barbagai industri dan kegiatan-kegiatan ekonomi.
Dalam sektor pertanian perkembangan perkebunan rakyat membangun tanaman-tanaman
industri, terutama kelapa, cengkeh, kopi, dan pala. Akhir-akhir ini komoditi pertanian mangalami
peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi yang berupa coklat,fanila, jae putih dan jamu mede,
dengan menggunakan metode dan teknologi pertanian modern.
Perladangan didaerah minahasa umumnya menanam berbagai jenis sayur, tanaman bumbu
masakan sehari-hari dan buah-buahan. Selain perkembangan perikanan laut yang dilaksanakan
oleh perikanan yang berpusat di Aetembaga, terutama penangkapan dan pengolahan cakalang,
nelayan tradisional mulai meningkatkan produksi berbagai jenis ikan dan binatang laut dengan
menggunakan alat-alat yang lebih baik maupun dengan apa yang disebut “motorisasi“ perahu
penangkap ikan.
Hutan merupakan sumber energi maupun materi untuk berbagai kebutuhan penduduk.
Berbagaijenis bahan makanan(binatang dan tumbuhan), jenis-jenis binatang yang umum
dimakan ialah babi hutan, tikus hutan, dan kalong. Berbagai jenis tumbuhan liar baik yang
terdapat dihutan maupun lingkungan merupakan bahan makanan yang memenuhi kebutuhan
sayur-sayuran, terutama pungi, rebung, dan pakis. Demikian pula, hutan menghasilkan berbagai
jenis buah-buahan, seperti janis-jenis mangga, pakoba, dan kemiri. Selain itu minuman yang
terkenal di minahasa, yaitu saguer.
Unttuk berbgai kebutuhan kayu sebagai bahan baku umtuk membuat berbagai lat dan
bangunan gedung dan rumah, hutan merupakan sumbernya, yaitu berupa rotan, kayu bakar, dan
daun rumbia (bahan atap rumah).