farmasi fisika pembahasan mikromeretik

11
F. Pembahasan Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan topical. Pada percobaan kali ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi sifat sifat partikel partikel kecil yaitu meliputi serbuk dan granul dimana untuk mengetahui ukuran partikel, fenomena distribusi partilkel, daya kompresibilitas, daya alir dan sudut istirahat. Percobaan pertama adalah penentuan ukuran partikel dimana pada pengujian kali ini menggunakan mikroskop optic. Tempatkan di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur. Dari data didapatkan diameter partikel rata rata dari kelima partikel untuk serbuk adalah 304,8, 418,3 , 491,3 ,

Upload: monalytaa-panjaitan

Post on 26-Sep-2015

102 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

mikromeretik

TRANSCRIPT

F. PembahasanMikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan topical. Pada percobaan kali ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi sifat sifat partikel partikel kecil yaitu meliputi serbuk dan granul dimana untuk mengetahui ukuran partikel, fenomena distribusi partilkel, daya kompresibilitas, daya alir dan sudut istirahat.Percobaan pertama adalah penentuan ukuran partikel dimana pada pengujian kali ini menggunakan mikroskop optic. Tempatkan di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur. Dari data didapatkan diameter partikel rata rata dari kelima partikel untuk serbuk adalah 304,8, 418,3 , 491,3 , 441,3 dan 445,8 . Untuk diameter rata rata dari 5 partikel yang diukur untuk serbuk adalah 23,13 , 23,361, 22,426 , 18,935, dan 24,336. Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu . Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini.Pengujian kedua adalah penentuan distribusi partikel suatu serbuk atau granul. Dimana tujuan menentukan distribusi partikel adalah untuk Proses pengayakan merupakan proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan digunakan dalam membuat suatu sediaan farmasi sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya, dimana tujuannya adalah menyeregamkan ukuran partikel. Metode ini dilakukan dengan mengunakan ayakan yang disebut juga mesh .dimana bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam mesh 20 mesh teratas. Disusun mesh dengan nomor terkecil berurutan hingga mesh paling besar dibawah, mesh yang digunakan adalah 20, 40, 60, 80 ,dan 100.adanya perbedaan ukuran mesh menggambarkan adanya perbedaan ukuran diameter pada setiap lubang ayakan Dan nantinya akan dilihat kemampuan suatu serbuk atau granul distribusi partikel dan yang tertinggal disetiap ayakan, dimana menentukan kemampuan distribusi suatu partikel atau serbuk, masing masing serbuk yang tertinggal disetiap mesh akan ditimbang, dan menentukan masing masing diameter partikel yang tertinggal disetiap mesh. Pengayakan tersebut berfungsi untuk menyeragamkan ukuran partikel zat yang diayak. Apabila ukuran partikel memiliki diameter lebih besar dibandingkan dengan diameter mesh ayakan, maka partikel akan tertahan di ayakan. Sebaliknya apabila ukuran partikel memiliki diameter lebih kecil dibandingkan dengan diameter mesh ayakan, maka partikel akan melewati ayakan. Metode yang dilakukan ini adalah metode shieving dimana menggunakan penggerak alat berupa vibrator.Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan data pada serbuk , di mesh 20 0,0067 g, mesh 40 sebanyak 0,1247 gram, mesh 60 sebanyak 4,5356 gram, mesh 80 sebanyak 7,1620 gram, mesh sebanyak 100 7,1057 gram dan yang tertinggal lebih dari mesh 100 adalah 29,9320 gram. Pada data granul didapatkan mesh 20 sebesar 1,0256 gram, mesh 40 29,9033 gram , dan mesh 60 didapatkan berat 11,7652 gram , dan mesh 80 didapatkan berat 4, 0534 gram, dan mesh 100 didapatkan berat 1,4207 gram, dan yang melewati mesh 100 adalah 2,1870 gram. Dari data yang didapatkan dimana serbuk paling banyak terdapat pada mesh lebih dari 100, dan pada granul didapatkan berat paling banyak tertahan pada mesh 40 , dan pada mesh 100 dan mesh lebih dari 100 didapatkan berat granul yang tertahan lebih kecil. Dari data yang didapatkan disimpulkan bahwa didaptkan granul yang ideal. Apabila digunakan kurva histogram, didapatkan data distribusi partikel tersebut dibuat grafik histogram distribusi partikel. Histrogram adalah diagram batang yang berfungsi untuk menggambarkan bentuk distribusi sekumpulan data yang biasanya berupa karakteristik mutu. Hal ini dikarenakan ketika kurva histogram cenderung ke kiri maka ukuran partikel dominan kecil, sedangkan ketika kurva histogram cenderung ke kanan maka ukuran partikel dominan besar. Besar kecilnya suatu partikel dalam suatu sediaan obat akan menyebabkan ukuran partikel dalam sediaan obat tersebut tidak terdistribusi secara merata. Sedangkan ketika kurva histogram cenderung ditengah maka ukuran partikel merata. Berdasarkan percobaan didapat kurva pada serbuk didapatkan grafik histogram yang cenderung ke kiri,dan pada granul cenderung kekanan. Pada serbuk ini menunjukkan bahwa ukuran partikel yang ada dominan kecil. Jika suatu sediaan obat memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda atau heterogen maka ini akan mempengaruhi kelarutan dan absorbsi obat dalam tubuh, dan grafik histogram pada granul cenderung kekanan. Dimana tidak berada pada posisi yang tengah. Hal ini menunjukkan distribusi partikel baik serbuk maupun granul yang tidak merata.Pengujian ketiga adalah penentuan kompresibilitas, Dimana akan ditentukan kerapatan serbuk maupun granul. Dalam hal kompresibilitas dikenal dengan adanya bulk density dan tapped density. Kompresibilitas diartikan sebagai rasio volume ruang antar partikel terhadap volume . Nilai persen kompresibilitas didapatkan dari hasil rasio volume tapped density dibagi dengan tapped density. Bulk density adalah volume yang dhitung sesaat dimasukkan suatu granul ataupun serbuk, nilai yang terbaca adalah hitungan tanpa adanya perlakuan, sehingga terhitung volume granul dan serbuk beserta rongga udaranya. Tapped density adalah Peningkatan dari bulk density dimana nilai dari tapped density didapatkan dari volume bulk density yang dilakukan ketukan mekanik. Pada percobaan kali ini digunakan granul atau serbuk Zink Oksida (ZnO) , dimana granul atau serbuk Zink Oksid dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml secara perlahan hingga mencapai batas 100 ml ini merupakan nilai dari bulk density, kemudian dilakukan penimbangan gelas ukur yang telah berisi bahan, dan didapatkan berat bahan dari pengurangan gelas ukur yang telah berisi bahan dengan gelas ukur kosong, Kemudian Untuk mendapatkan nilai tapped density dilakukan pengetukan secara 100 kali. Tujuan pengetukan ini adalah untuk mendapatkan kerapatan dimana rongga rongga yang terbentuk sebelum pengetukan diperkecil. Sehingga didapatkan kerapatan (densitas yang lebih besar). Didapatkan nilai bulk density 0,46771 dan nilai tapped density adalah 0,5. Data awal saat dimasukkan granul maupun serbuk ke dalam gelas ukur didapatkan volume granul 100 ml dan setelah dilakukan pengetukan secara mekanik didapatkan volume granul berubah menjadi 92 ml, dan volume serbuk berubah menjadi 73ml. dari data bulk density dan tapped density yang diperoleh. dapat ditentukan nilai kompresibilitas atau porositas. Porositas adalah celah suatu serbuk atau granul berpori-pori yang diperoleh dari volume antar celah yang berhubungan dengan volume bobot jenis nyata, tidak termasuk pori-pori interpartikel. Didapatkan nilai kompresibilitas -6,9 % dan pada serbuk -36, 7457 %. Berdasarkan literature yang ada syarat suatu granul adalah 5- 20 %, dari data yang didapatkan baik granul maupun serbuk didapatkan hasil yang negative . Nilai suatu kompresibilitas merujuk juga pada laju alir yang baik suatu serbuk ataupun Semakin besar nilai kompresibilitas dari kerapatan serbuk atau granul, pada umumnya akan menyebabkan turunnya jumlah tablet terse but. Hal tersebut dikarenakan semakin besar rongga antar partikel serbuk atau granul akan menyebabkan terjadinya peningkatan volume antar partikel serta menurunnya volume partikel itu sendiri, juga dihubungkan pada daya pengempaan atau kompresi yang dibutuhkan dalam pembentukkan tablet. Pengujian keempat adalah menguji daya alir dan sudut istirahat suatu serbuk atau granul. Pada pengujian daya alir , baik serbuk atau granul masing masing ditimbang 10 gram dan dimasukkan ke dalam corong pada Powder Flow Tester , dimana bagian bawahnya masih tertutup. Dibuka tutup bagian corong, sambil dihitung waktu alir serbuk maupun granul hingga kebawah menggunakan stopwatch, didapatkan laju serbuk 25 gram/ detik dan laju granul 22 gram/detik. Daya alir yang baik pada granul adalah 100g/detik. Dilihat dari data yang ada sesuai dengan teori dimana granul memiliki daya alir yang lebih baik dari serbuk. Pengujian daya alir diperlukan untuk mengetahui kapasitas atau kemampuan suatu zat untuk mengalir, dimana umumnya jenis aliran terdapat dua macam yaitu jenis alir bebas dan jenis alir kohesif. Jenis alir bebas dimana suatu bahan dapat mengalir dengan bebas, sedangkan jenis alir yang kohesif adalah dimana daya alir yang terjadi tidak terlalu bebas dan adanya beberapa hambatan. Faktor mengalirnya suatu zat diantaranya ukuran partikel serbuk maupun granul, porositas, kompresibilitas, susunan maupun tekstur dari bahan tersebut, umumnya granul memiliki daya alir yang lebih baik daripada serbuk hal ini dikarenakan serbuk adalah partikel yang begitu rapat memiliki densitaas yang besar dan lebih sedikit terdapat rongga sehingga adanya gaya kohesif oleh karena interaksi antar partikel sehingga umumnya terjadi pemampatan atau daya air serbuk lebih lambat daripada granul. Pengujian selanjutnya adalah menguji sudut istirahat serbuk maupun granul. Dimana serbuk atau granul yang telah dialirkan akan terbntuk gundukan atau bukit dibawah corong, dilihat sudut istirahat nya dengan cara diukur jari jari gundukan dan tinggi gundukan, didapatkan nilai sudut istirahat dari anti tangen dari rasio tinggi gundukan dan jari jari gundukan yang terbentuk. Dari Pengujian didapatkan sudut istirahat serbuk adalah 16,7 dan sudut istirahat granul adalah 29,24. Pengujian laju alir dan sudut istirahat diiperlukan dimana berhubungan dengan ketepatan dosis dalam sediaan obat seperti salah satunya tablet. Laju alir yang baik menentukan daya kompres yang baik dalam pembuatan tablet. Semakin tinggi gundukan umumnya menunjukan daya alir yang kurang baik sehingga suatu serbuk atau granul tidak jatuh merata.Pengujian pengujian telah dilakukan seperti pengukuran ukuran partikel dengan mikroskopik, penentuan distribusi partikel, penentuan kompresibilitas, penentuan laju alir dan sudut istirahat diperlukan untuk mengetahui dan mengevaluasi formulasi yang dibuat agar tablet yang dibuat baik dan memenuhi persyaratan dan dosis yang dibuat seragam dan dosis yang dibuat akurat dalam pembuatan tablet, juga diperlukan agar zat aktif beserta eksipien tercampur homogen dan menghasilkan tablet yang ideal, tidak mudah hancur dan tidak terlalu lembek, memiliki daya hancur yang baik.

G. KesimpulanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :1. Diameter Partikel berdasarkan metode mikroskopik pada serbuk adalah 304,8, 418,3 , 491,3 , 441,3 dan 445,8 dan pada granul didapatkan 23,13 , 23,361, 22,426 , 18,935, dan 24,336.2. Jumlah serbuk paling banyak tertahan pada mesh lebih dari 100 sebanyak 29,93 gram, dan jumlah granul paling banyak tertahan pada mesh 40 sebanyak 29,9 gram3. Nilai kompresibilitas granul adalah -6,9 % dan serbuk sebesar -36,74574. Laju alir serbuk 25 g/s dan granul 23 g/s 5. Sudut istirahat serbuk adalah sebesar 16,7 dan granul sebesar 29,24