farmasi fisika

Upload: indah-wulan-adjah

Post on 10-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farfis

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK IIPERCOBAAN IIINORIT SEBAGAI ADSORBEN

OLEH :NAMA: WD. INDAH WULAN H.H.NIM: F1F1 13 058KELAS: BKELOMPOK: IV (EMPAT)ASISTEN: MOHAMMAD SAHID

LABORATORIUM FARMASIJURUSAN FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2014NORIT SEBAGAI ADSORBENA. TUJUANTujuan dari percobaan ini adalah untuk mengkaji proses adsorpsi menggunakan norit.B. LANDASAN TEORIAdsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan penyerannya. Adsorpsi menggunakan istilah adsorben dan adsorbat, dimana adsorben merupakan suatu penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon, sedangkan adsorbat adalah suatu media yang diserap (Miranti, 2012).Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan oleh padatan tertentu terhadap zat tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat tanpa meresap ke dalam. Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan padatan yang tidak seimbang. Adsorpsi dapat terjadi pada antarfasa padat-cair, padat-gas atau gas-cair. Molekul yang terikat pada bagian antarmuka disebut adsorbat, sedangkan permukaan yang menyerap molekul-molekul adsorbat disebut adsorben (Tandy, dkk, 2012).Salah satu metode efisien yang saat ini telah banyak dikembangkan untuk penghilangan zat warna adalah adsorpsi dengan menggunakan arang aktif. Arang aktif adalah arang yang telah diaktivasi sehingga pori-porinya terbuka dan memiliki daya jerap yang tinggi. Arang aktif merupakan adsorben yang baik dan dapat digunakan untuk pemurnian, menghilangkan warna dan bau, deklorinasi, detoksifikasi, penyaringan, pemisahan dan dapat digunakan sebagai katalis. Bahan-bahan yang dapat dibuat menjadi arang aktif dapat berupa kayu, tempurung kelapa, tongkol jagung, sekam padi, biji buah-buahan, kulit kacang dan lain sebagainya. Arang aktif dapat dibuat dengan mengaktifkan bahan atau material yang mengandung karbon tersebut pada kondisi tertentu (Roring, dkk, 2013).Kecepatan adsorpsi tidak hanya tergantung pada perbedaan konsentrasi dan pada luas permukaan adsorben, melainkan juga pada suhu, tekanan (untuk gas), ukuran partikel dan porositas adsorben. Juga tergantung pada ukuran molekul bahan yang akan diadsorpsi dan pada viskositas campuran yang akan dipisahkan (cairan, gas) (Edahwati dan Suprihatin, 2003).Arang aktif telah digunakan secara luas dalam berbagai industri. Penggunaan arang aktif salah satunya adalah sebagai adsorben. Arang aktif yang telah banyak digunakan saat ini adalah yang berasal dari tempurung kelapa. Arang aktif dari tempurung kelapa banyak digunakan sebagai adsorben karena memiliki daya adsorpsi yang selektif, luas permukaan besar, dan memiliki daya ikat kuat terhadap zat yang akan dipisahkan baik secara fisik maupun kimiawi. Dalam penggunaannya sebagai adsorben, arang dari tempurung kelapa perlu diaktivasi (Anggarini, dkk, 2013).

C. ALAT DAN BAHAN1. AlatAlat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah : Corong Filler Gelas kimia 100 ml Labu takar 100 ml Lumpang dan alu Pipet tetes Pipet ukur 10 ml Spektrofotometri UV-VIS Tabung reaksi Timbangan analitik2. BahanBahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah : Akuades Kertas saring Metilen red NoritD. PROSEDUR KERJA1. Pembuatan Larutan Induk

Metilen Merah

Ditimbang 0,1 gram Digerus sampai halus Dilarutkan dengan akuades sebanyak 100 ml dalam gelaskimiaLarutan induk 1000 ppm

2. Larutan Metilen MerahPembuatan Larutan Standar 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm

Dipipet sebanyak 5 ml untuk larutan 50 ppm Diencerkan dalam labu takar 50 ml menggunakan aquades Metilen merah 50 ppmMetilen merah 100 ppmMetilen merah 150 ppmMetilen merah 200 ppmMetilen merah 250 ppmDiulangi prosedur diatas untuk pembuatan larutan standar 100 ppm sebanyak 10 ml, 150 ppm sebanyak 15 ml, 200 ppm sebanyak 20 ml dan 250 ppm sebanyak 25 ml

- Diukur absorbansinya

Metilen merah 50 ppm dengan absorbansi 0,519 AMetilen merah 100 ppm dengan absorbansi 1,724 AMetilen merah 150 ppm dengan absorbansi 2,038 AMetilen merah 200 ppm dengan absorbansi 2,979 AMetilen merah 250 ppm dengan absorbansi 3,444 A

3. Pembuatan Larutan Sampel 50 ppm, 100 ppm,150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm

Larutan Standar 50 ppm

Dipipet sebanyak 5 ml Dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml dan diencerkan dengan akuades Dikontakkan dengan arang aktif Di aduk 30 menit Larutan Sampel 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppmDiulangi prosedur diatas untuk larutan standar 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm

Diambil dan dimasukkan tabung reaksi Dikocok selama 5 menit Disaring dengan kertas saring DiukurabsorbansinyaLarutan sampel 50 ppm absorbansinya 0,321 ALarutan sampel 100 ppm absorbansinya 1,511 ALarutan sampel 150 ppm absorbansinya 1,819 ALarutan sampel 200 ppm absorbansinya 2,561 ALarutan sampel 250 ppm absorbansinya 3,261 A

E. HASIL PENGAMATAN1. Hasil yang diperoleh disajikan pada tabel berikut :1.1 Tabel absorbansi larutan standarNo.LarutanStandarAbsorbansi

1.50 ppm0,519 A

2.100 ppm1,724 A

3.150 ppm2,038 A

4.200 ppm2,979 A

5.250 ppm3,444 A

1.2 Tabel absorbansi larutan sampelNo.SampelAbsorbansi

1.50 ppm metal merah + arang0,321 A

2.100 ppm metal merah + arang1,511 A

3.150 ppm metal merah + arang1,819 A

4.200 ppm metal merah + arang2,561 A

5.250 ppm metal merah + arang3,261 A

2. Analisis Data

Persamaan: y = 0,0142x 0,00931. Konsentrasi akhir 50 ppm metil merah + arangy= 0,0142x 0,00930,321= 0,0142x 0,00930,3303= 0,0142xx= 23,26 100 ppm metil merah + arangy= 0,0142x 0,00931,511= 0,0142x 0,00931,5203= 0,0142xx= 10,70 150 ppm metil merah + arangy= 0,0142x 0,00931,819= 0,0142x 0,00931,8283= 0,0142x x= 128,75 200 ppm metil merah + arangy= 0,0142x 0,00932,561= 0,0142x 0,00932,5703= 0,0142xx= 181,00 250 ppm metil merah + arangy= 0,0142x 0,00933,216= 0,0142x 0,00933,2253= 0,0142x x= 227,13

b. Konsentrasi Teradsorbsi Sampel 50 ppmKonsentrasiteradsorbsi= Konsentrasiawal Konsentrasiakhir= 50 - 23,26= 26,74 mg/L Sampel 100 ppmKonsentrasiteradsorbsi= Konsentrasiawal Konsentrasiakhir= 100 - 10,70= 89,3 mg/L Sampel 150 ppmKonsentrasiteradsorbsi= Konsentrasiawal Konsentrasiakhir= 150 128,75= 21,25 mg/L Sampel 200 ppmKonsentrasiteradsorbsi= Konsentrasiawal Konsentrasiakhir= 200 181,00= 19 mg/L Sampel 250 ppmKonsentrasiteradsorbsi= Konsentrasiawal Konsentrasiakhir= 250 - 227,13= 22,87mg/L

1. Massa Teradsorbsi Sampel 50 ppmMassa teradsorbsi= konsentrasiteradsorbsi .volume= 26,74 mg/L x 0,1 L= 2,674 mg Sampel 100 ppmMassa teradsorbsi= konsentrasiteradsorbsi .volume= 89,3 mg/L x 0,1 L= 8,93 mg Sampel 150 ppmMassa teradsorbsi= konsentrasiteradsorbsi .volume= 21,25 mg/L x 0,1 L= 2,125 mg Sampel 200 ppmMassa teradsorbsi= konsentrasiteradsorbsi .volume= 19 mg/L x 0,1 L= 1,9 mg Sampel 250 ppmMassa teradsorbsi= konsentrasiteradsorbsi .volume= 22,87mg/L x 0,1 L= 2,287 mg

Konsentrasi KesetimbanganSampel (ppm)AbsorbansiKonsentrasiakhir (ppm)TeradsorbsiMassa teradsorbsi

500,32123,2626,742,674

1001,51110,7089,38,93

1501,819128,7521,252,125

2002,561 181,00191,9

2503,216227,1322,872,287

IsotermalAdsorbsiSampelX (mg)M (mg) log log C

502,6741000,02674-1,57281,3666

1008,931000,0893-1,04911,0293

1502,1251000,02125-1,67262,1097

2001,91000,019-1,72122,2576

2502,2871000,02287-1,64072,3562

Persamaan Freundlichlog = log k + n log Cn = 1/alog k = 0,7497n= 1/ 0,0419k = 100,7497n= 23,87

F. PEMBAHASANAdsorpsi adalah suatu proses penyerapan partikel suatu fluida (cairan maupun gas) oleh suatu padatan hingga terbentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan adsorben. Adsorpsi berbeda dengan absorbsi. Dimana Adsorpsi adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap. Adsorpsi merupakan penyerapan suatu zat terhadap zat cair, padat ataupun gas yang tidak sampai ke dalam zat tersebut tetapi hanya membentuk satu lapisan saja yang menyelimuti zat yang lain atau bisa dikatakan zat yang terserap hanya berada disekeliling permukaan zat. Sedangkan proses absorpsi merupakan penyerapan suatu zat cair ke dalam zat yang lainnya hingga keduanya menyatu.Langkah-langkah proses adsorbsi obat dalam tubuh dimulai dari tablet mengalami desintegrasi menjadi granul/ agregat, kemudian mengalami deagregasi menjadi partikel halus. Partikel halus ini akan mengalami disolusi dan obat akan berada di dalam larutan, sehingga obat akan di absorpsi melalui cairan darah. Hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan luas atau per satuan berat adsorben, dengan konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu disebut isoterm adsorpsi. Pada percobaan ini, adsorben yang digunakan adalah norit yang telah diaktifkan.Dalam percobaan ini akan dilihat bagaimana proses adsorpsi menggunakan norit. Penggunaan dari norit ini, karena norit adalah arang aktif dan merupakan karbon aktif yang dapat bertindak sebagai adsorben dengan daya serap yang tinggi terhadap adsorbat seperti zat warna, zat berbau dan zat beracun. Tingginya daya serap dari norit dikarenakan memiliki luas permukaan yang sangat besar yaitu antara 300-2500 nm2. Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorf dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batu bara, kulit kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas.Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida. Sedangkan adsorbat adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang terkonsentrasi pada permukaan adsorben. Prinsip uji norit sebagai adsorben adalah banyaknya zat yang terserap didasarkan atas banyak atau sedikitnya konsentrasi yang digunakan dan tidak tergantung pada suhunya. Perlakuan pertama yaitu penentuan panjang gelombang maksimum yang nantinya akan digunakan pada proses absorbans dengan menggunakan larutan warna 1000 ppm. Kemudian penentuan absorbans sampel. Dimana konsentrasi larutan sampel yang digunakan ialah 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm. Tujuan penvariasian larutan sampel ialah untuk melihat kapasitas absorbsinya. Kapasitas adsorpsi adalah kemampuan adsorben untuk menyerap suatu zat pada adsorbatnya. Dalam hal ini sampel yang digunakan yaitu norit yang bertidak sebagai adsorben dan methyl red sebagai adsorbat. Pada larutan methyl red, di buat larutan standar dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu 50, 100, 150, 200 dan 250 ppm. Perbedaan konsentrasi ini dilakukan dengan tujuan agar terjadi perbandingan pada saat pengukuran absorbansinya menggunakan spektrofotometer. Larutan standar dibuat dengan tujuan untuk menentukan konsentrasi yang terserap yang akan digunakan pada pembuatan kurva kalibrasi.Prinsip kerja spektrofotometer ialah dengan memancarkan sinar tampak yang kemudian melewati suatu larutan dan diserap oleh larutan yang dilewati sehingga serapannya tersebut yang dikatakan sebagai absorbansi. Dimana alat spektrofotometer ini bekerja secara cahaya tampak sehingga hanya dapat membaca absorbansi zat yang memiliki warna pada larutannya. Pengukuran absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer dilakukan agar dapat dibuat kurva perbandingan antara konsentrasi dengan nilai absorbansi. Dengan perlakuan tersebut, maka dapat dibuat kurva isotherm adsorbsi. Persamaan isoterm yang digunakan pada percobaan ini adalah isoterm Freundlich.Penggunaan Arang aktif dalam bidang farmasi, dipasarkan dalam bentuk sediaan komersil norit untuk obat diare. Selain itu dalam industri obat dan makanan digunakan duntuk menyaring dan menghilangkan bau dan rasa pada obat dan makanan serta sebagai katalisator untuk reaksi katalisator vinil chloride dan vinil acetat.

G. KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Nilai k (kapasitas serapan) dan n (besar energi) yang didapat pada percobaan ini berturut-turut adalah 100,7497 dan 23,87.

DAFTAR PUSTAKAAnggarini D., Rachmat T. T. dan Darjito, 2013, Studi Aktivasi Arang dari Tempurung Kelapa dengan Pengozonan, Kimia.Student Journal, 2 (1), Malang.

Edahwati L. dan Suprihatin, 2003, Kombinasi Proses Aerasi, Adsorpsi, dan Filtrasi pada Pengolahan Air Limbah Industri Perikanan, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 1 (2), Surabaya.

Miranti S. T., 2012, Pembuatan Karbon Aktif dari Bambu dengan Metode Aktivasi Terkontrol Menggunakan Activating Agent H3PO4 dan KOH, Skripsi, Depok.

Roring S. H., Mariska M. P. dan Jemmy A., 2013, Isotherm Adsorpsi Rhodamin B Pada Arang Aktif Kayu Linggua, Jurnal Mipa UNSRAT Online, 2 (1) 40-43, Manado.

Tandy E., Ismail F. H. dan Hamidah H., 2012, Kemampuan Adsorben Limbah Lateks Karet Alam terhadap Minyak Pelumas dalam Air, Jurnal Teknik Kimia USU, 1 (2), Medan.