farmaseti

35
MAKALAH TUGAS FARMASETIKA DASAR ( BENTUK SEDIAAN OBAT ) Disusun Oleh: Nama : Widia rahayu fitriani NIM :30213011 Prodi :D3-Anafarma Jl. KH. Wahid Hasyim No.65 Kediri 64114 Telp. 0354 – 773 299 / 773 535 Emali. [email protected] BENTUK SEDIAAN OBAT

Upload: julianhidayat

Post on 15-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Macam, definisi, dan sebagainya

TRANSCRIPT

Toshiba

MAKALAH TUGAS FARMASETIKA DASAR

( BENTUK SEDIAAN OBAT )

Disusun Oleh:

Nama: Widia rahayu fitrianiNIM:30213011Prodi:D3-Anafarma

Jl. KH. Wahid Hasyim No.65 Kediri 64114

Telp. 0354 773 299 / 773 535

Emali. [email protected] SEDIAAN OBAT

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi pada bab ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :

Menyebutkan dan menjelaskan bentuk sediaan obat.

Menyebutkan dan menjelaskan cara penggunaan berbagai bentuk sediaan obat.

SEDIAAN OBAT BENTUK PADAT

Pada umumnya, obat yang dipakai pasien berupa bentuk sediaan padat. Sebagian besar dari obat-obat tersebut memberikan efek sistemik, sedangkan sebagian yang lain memiliki efek lokal. Berikut ini adalah penjelasan beberapa obat dengan bentuk sediaan padat beserta perhatian yang harus diberikan pada saat menggunakan (WHO,1998;Schull,1999).

Serbuk

Serbuk adalah sediaan yang terdiri atas bahan tunggal atau campuran bahan obat yang halus dan kering. Serbuk tidak hanya disiapkan untuk pemakaian dalam(internal) tetapi juga untuk pemakaian luar(external).

Untuk pemakaian internal, serbuk dapat diberikan dalam kemasan tersendiri untuk satu kali pakai, yang biasa disebut puyer atau serbuk terbagi (pulveres,Latin). Dengan bentuk sediaan puyer, pasien tidak perlu mengukur dosis untuk setiap kali pemakaian

Contoh :

Puyer 16

Adem sari

PUYER AGANSA (Asetosal 300mg, paracetamol 200 mg, kafein 50mg tiap sachet).

PUYER CITO (paracetamol 150 mg tiap bungkus).

Selain puyer, serbuk dapat diberikan sebagai bulk powder yang biasanya mengandung obat tidak poten seperti laksansia, antasida makanan diet dan beberapa jenis analgetik tertentu. Pada bentuk ini pasien perlu mengukur dosis menggunakan sendok, dan selanjutnya serbuk tersebut didispersikan dalam air.

Serbuk yang digunakan untuk pemakaian eksternal umumnya disebut bedak (pulvis,Latin). Serbuk ini dipersyaratkan tidak digunakan pada luka terbuka, kecuali telah disterilkan. Beberapa serbuk steril digunakan untuk pemberian injeksi, yaitu harus dilarutkan atau disuspensikan dengan penambahan cairan steril.

Contoh :

Pulvis Adspersorius (bedak tabur)

Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius( For. Nas)

Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius( Form. Ind)

Pulvis Paraformaldehydi Compositus( Form. Ind)

Pulvis Salicylatis Compositus

( Form. Ind)

Bedak Herocyn

Bedak Cusson Baby

Serbuk steril digunakan untuk pemberian injeksi

Dalam FI.ed.IV, sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi 5 jenis yang berbeda :

Sediaan berupa larutan dalam air / minyak / pelarut organik yang lain yang digunakan untuk injeksi, ditandai dengan nama, Injeksi............

Dalam FI.ed.III disebut berupa Larutan.

Misalnya :

Inj.Vit.C, pelarutnya aqua pro injection

Inj.Camphor oil, pelarutnya Olea neutralisata ad injection

Inj.Luminal, pelarutnya Sol Petit atau Propilenglikol dan air

Sediaan padat kering (untuk dilarutkan) atau cairan pekat tidak mengandung dapar,pengencer atau bahan tambahan lain larutan yang diperoleh setelah penambahan pelarut yang sesuai memenuhi persyaratan injeksi, ditandai dengan nama, ..........Steril.

Dalam FI.ed.III disebut berupa zat padat kering . jika akan disuntikkan ditambah zat pembawa yang cocok dan steril, hasilnya merupakan larutan yang memenuhi syarat larutan injeksi.

Misalnya : Inj. Dihydrostreptomycin Sulfat steril

Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang memenuhi persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai, ditandai dengan nama, ...........steril untuk Suspensi

Dalam FI.ed.III disebut berupa zat padat kering jika akan disuntikkan ditambahkann zat pembawa yang cocok dan steril , hasilnya merupakan suspensi yang memenuhi syarat suspensi steril.

Misalnya : Inj. Procaine Peniciline G steril untuk suspensi.

Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam saluran spinal, ditandai dengan nama Suspensi.............Steril

Dalam FI.ed.III disebut Suspensi steril ( zat padat yang telah disuspensikan dalam pembawa yang cocok dan steril).

Misalnya : Inj. Suspensi Hydrocortisone Acetat Steril

Sediaan berupa emulsi, mengandung satu atau lebih dapar, pengencer atau bahan tambahan lain ditandai dengan nama..........Untuk Injeksi

Dalam FI.ed.III disebut bahan obat dalam pembawa cair yang cocok, hasilnya merupakan emulsi yang memenuhi semua persyaratan emulsi steril

Misalnya : Inj.Penicillin Oil untuk injeksi

Granul

Granul ialah sediaan untuk pemakaian oral dengan diameter 0,5-2 mm, baik untuk diletakkan dibawah lidah(pemkaian sublingual) atau dilarutkan dalam air sebelum digunakan, yang disebut granul efferfescent.

Contoh : OMZ, Hepa-MerzKapsul

Kapsul merupakan sediaan yang mengandung bahan obat yang dimasukkan dalam cangkang terbuat dari gelatin. Tergantung pada komposisi gelatin, kapsul dapat disebut sebagai kapsul keras (hard gelatin capsule) atau kapsul lunak (soft gelatin capsule)

Kapsul kerasKapsul lunak

Terdiri atas tubuh dan tutup

Tersedia dalam bentuk kosong

Isinya biasanya padat dapat juga cair

Cara pakai peroral

Bentuk hanya satu macam

Contoh :pharmaton , rexicam , shelprofen , urdahexSatu kesatuan

Selalu sudah terisi

Isinya biasanya cair juga padat

Bisa oral, vaginal, rectal,topikal

Bentuknya bermacam-macam

Contohnya : Natur-e , erphavit E, vinpo-E , Evere 250, lactafar, promavit , procur plus

Syarat-syarat kapsul

Keseragaman bobot

Menurut FI.ed.III , dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

Kapsul berisi obat kering

Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan semua isi kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpanganya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsul pun yang penyimpanganya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.

Tabel 1.1 : syarat keseragaman bobot

Bobot rata-rata kapsulPerbedaan bobot isi kapsul dalam %

AB

120 mg10%20%

120 mg7,5%15%

Kapsul berisi obat cair atau pasta

Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsuldan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%

Waktu hancur

Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetauhi waktu yang diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk waktu hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV, untuk melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal denagn namanya Desintegration Tester.

Caranya :

Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung keranjang.

Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, gunakan air bersuhu 370 20 sebagai media kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi.

Naik turunkan keranjang di dalam media cair lebih kurang 29-32 kali per menit

Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul

Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang di uji harus hancur sempurna.

Dalam FI IV waktu hancur kapsul tidak dinyatakan dengan jelas namun menurut FI.ed.III, kecuali dinyatakan lain waktu hancur kapsul adalah tidak lebih dari 15 menit.

Keseragaman sediaan

Terdiri dari dari keseragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.

Uji Disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi.

Alat yang digunakan adalah Disolution tester

Tablet

Tablet adalah sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan-bahan tambahan yang merupakan hasil kempa. Terdapat berbagai jenis tablet yang beredar,

Macam-macam tablet :

Tablet salut biasa / salut gula (dragee)

Fungsi salut gula bermacam-macam , antara lain :

Melindungi obat dari udara dan kelembapan

Memberi rasa atau menutupi rasa dan bau tidak enak dari bahan obat

Memberi penampilan yang manis

Contoh :

arcalion ( bisbutiltamin 200mg/tablet)

pehazon

vitamin A

Tablet salut selaput (film coated tablet )

Contoh : Fitogen (ekstrak Red Cover 100mg, vit B1 , vit B6, vit E)

Tablet salut enterik (enteric coated tablet)

Contoh : Voltaren 50mg (Natrium Diclofenac 50mg) , Shelrod Plus , Remapro , sulfitis .Tablet lepas lambat (sustained release)

Contoh : isoptin SR

Tablet compressi

Contoh : bodrexin

Tablet biasa/ tablet telan

Contoh : paracetamol

Tablet kunyah (cheweble tablet)

Contoh : Fitkom, erysanbe 200mg, Enova , Redoxon, Samcalvit , Gastro-ADTablet larut (efferfescent tablet)

Contoh : Ca-D-Redoxon , supradin Effervescent tablet

Tablet implantasi (pelet)

Contoh : Norplant

Tablet hipodermik (hypodermic tablet)

Contoh :

Tablet bukal (buccal tablet)

Contoh : pil kb , progesteron

Tablet sublingual:

Contoh : ISDN , Nitroglicerin

Tablet vagina (ovula)

Contoh : Nystatin vaginal , Gyne Lotremin .

Syarat Tablet Menurut FI.ed.III dan FI.ed.IV

Prosedur ini dilakukan dalam IPC(In Process Control) pada pembuatan tablet. IPC adalah pengujian yang dilakukan selama proses produksi dalam industri farmasi.

Pengujian yang dilakukan adalah :

Keseragaman Ukuran (FI.ed.III)

Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebalnya tablet.

Jumlah tablet sama dengab keseragaman bobot

Alatnya menggunakan Jangka Sorong

Keseragaman bobot(FI.ed.III) dan keseragaman sediaan (FI.ed.IV)

Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut (FI.ed.III) :

Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya

Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B

Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.

Tabel 1.2 : syarat keseragaman bobot tablet

Bobot rata-rata tabletPenyimpangan bobot rata-rata dalam %

AB

300mg510

Keseragaman sediaan (FI.ed.IV)

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan keseragaman bobot dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat aktif 50mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula.

Oleh karena itu umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan zat aktif lebih kecil dari 50% bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujianya dilakukan pada tiap tablet.

Alatnya menggunakan Timbangan.

Waktu hancur dan disolusi, (FI.ed.III dan FI.ed.IV)

Cara kerja :

Masukkan 5 tablet(menurut FI.ed.III) atau 6 tablet (menurut FI.ed.IV) kedalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kaca, kecuali fragmen berasal dari penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula dan tablet salut selaput.

Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu persatu.kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan menggunakan cakram penuntun. Dengan pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.

Waktu hancur tablet salut enterik

Pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut . angkat keranjang. Cuci segera tablet dengan air.

Lanjutkan pengujian selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet diatas kaca kecuali fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini ulangi pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun..dengan cara pengujian ini, tablet harus memenuhi syarat diatas.

Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan melalui mulut, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat dan lepas-tunda.

Untuk obat yang kelarutanya dalam air terbatas , uji disoluisi akan lebih berarti daripada uji waktu hancur.

Kecuali dinyatakan lain, lakukan penetapan cara yang tertera pada waktu hancur tablet , waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet bukal tidak lebih dari 4 jam.

Alatnya menggunakan :Desintegration Tester.

Kekerasan Tablet (FI.ed.III)

Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetauhi kekerasanya agar tablet tidak terlalu rapuh dan tidak terlalu keras. Kekerasan tablet ini erat hubunganya dengan ketebalan tablet, bobot tablet, dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan untuk pengukuran kekerasan tablet adalah Hardness Tester atau dengan tiga jari tangan.

Keregasan tablet (Friability)

Friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Penentuan keregasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama pada waktu tablet akan di lapisi (coating).

Alat yang digunakan adalah : Friability Tester

Caranya :

Bersihkan 20 tablet dari debu, kemudian ditimbang (W1 gram )

Masukkan tablet kedalam alat

Putar alat tersebut selama 4 menit

Keluarkan tablet, bersihkan dari debu, dan ditimbang (W2 gram)

Kerapuhan tablet yang didapat adalah

Batas kerapuhan yang diperoleh maksimal 0,8 %

Lozanges dan pastiles

Lozanges atau tablet isap merupakan sediaan yang mengandung bahan obat yang dimaksudkan untuk melarut perlahan-lahan dalam rongga mulut untuk memberikan efek lokal . pada umumnya lozanges digunakan untuk pengobatan saluran cerna atau saluran nafas.

Contoh : Decamidin lozanges , Efisol , Tantum lozanges

Lozanges kadang pula disebut troches

Contoh : FG Troches , SP Troches , mycelex .

Lozanges dengan konsistensi lebih lunak disebut pastiles

Contoh : green pagoda pastiles

Pil

Pil adalah sediaan bentuk bulat , mengandung satu atau lebih bahan obat yang terdispersi dalam pembawa . dewasa ini pil jarang digunakan

Contoh : Diane 35 , primolut N

Pessaries atau Ovula

Pessaries merupakan sediaan yang dirancang untuk pemakaian pada vagina, baik memberikan efek lokal maupun efek sistemik. Untuk dapat di absorbsi oleh cairan mukosa vagina, pessaries dapat bekerja dengan cara meleleh atau melarut. Pessaries dapat berbentuk seperti supositoria (moulded pessaries), vaginal tablet (compressed pessaries) atau vaginal capsule.

Contoh : Gynoxa neo , Gyne Lotremin ( tablet vagina ) , Flagystatin

Karena termasuk bentuk sediaan khusus, perhatian harus selalu diberikan tentang cara penggunaan pessaries, baik dengan bantuan aplikator maupun yang tidak dengan aplikator.

Vaginal tablet dengan aplikator

Cuci tangan terlebih dahulu

Buka bungkus tablet

Letakkan tablet di ujung aplikator yang terbuka

Berbaring terlentang, tekuk lutut sedikit, renggangkan kaki

Masukkan ujung aplikator yang ada obatnya kedalam vagina perlahan-lahan dan sedalam-dalamnya tanpa dipaksakan

Tekan alat pendorong pada ujung aplikator yang lain sehingga tablet terlepas dari alat

Keluarkan aplikator, buang yang sudah terpakai

Cuci kembali dengan sabun dan air

Vaginal tablet tanpa aplikator

Cuci tangan terlebih dahulu

Buka bungkus tablet

Celupkan tablet ke air hangat sekedar untuk membasahinya

Berbaring terlentang, tekuk lutut sedikit, renggangkan kaki

Masukkan ujung aplikator yang ada obatnya ke dalam vagina perlahan-lahan dan sedalam-dalamnya tanpa dipaksakan

Cuci tangan kembali dengan sabun dan air.

Suppositoria

Supositoria adalah sediaan yang digunakan pada rectum untuk memberikan efek lokal atau sistemik. Seperti halnya , supositoria dapat memberikan efek setelah melalui proses meleleh atau melarut dalam cairan rectum. Meskipun sudah jarang , beberapa suppositoria disisipkan pada uretra.

Contoh : Dulcolax supp , microlax supp , profenid supp , proris supp , profecom , stesolid supp, amicain , Voltaren supp , microlax supp .Berikut ini cara penggunaan suppositoria pada rectum :

Cuci tangan terlebih dahulu

Buka bungkus obat

Jika supositoria bekerja dengan cara melarut, celupkan kedalam air hangat sekedar untuk melunakkanya.

Berbaring miring pada sisi kiri, luruskan kaki kanan, tekuk kaki kiri hingga menyentuh dada

Masukkan supositoria diawali dengan ujung yang berbentuk torpedo dalam rectum sedalam 2-3cm

Pertahankan posisi selama 15 menit agar supositoria tidak keluar

Cuci tangan kembali dengan air dan sabun

Apabila supositoria bukan ditujukan pada pencahar, usahakan tidak buang air besar selama 1 jam setelah menggunakan suppositoria

Syarat untuk sediaan suppositoria :

Homogen

Padat pada suhu kamar

Meleleh pada suhu tubuh/ melarut dalam cairan setempat.

Pemeriksaan mutu supositoria

Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya.

Tes terhadap titik leburnya.terutama jika digunakan bahan dasar Ol.Cacao

Tes kerapuhan, untuk menghindari kerapuhan pada saat pengangkutan

Tes waktu hancur, PEG 1000 15 menit, Ol.cacao dingin 3 menit

Tes homogenitas

SEDIAAN OBAT BENTUK CAIR

Banyak keuntungan diperoleh dari obat dengan bentuk sediaan obat. Akan tetapi, tidak sedikit bahan yang karena sifatnya perlu diformulasikan dalam bentukan sediaan cair. Berikut ini penjelasan beberapa sediaan obat berbentuk cair.

Larutan dan Sirup

Larutan adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan yang terlarut. Larutan dapat memberikan efek sistemik dan lokal. Contoh larutan dengan efek lokal ialah bentuk drops, gargles, mouthwashes , collodions , liniment , dan enema . sebagai tambahan, larutan yang digunakan sebagai obat pencuci mata harus melalui proses sterilisasi dan biasanya diencerkan sebelum digunakan. Larutan steril yang sudah dipakai biasanya hanya bertahan selama 24 jam.

Jika larutan mengandung kadar gula yang tinggi, maka disebut sirup. Pada umumnya gula yang digunakan adalah sukrosa.

Sirup ada 3 macam yaitu :

Sirup simplex :mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 % b/v

Sirup obat : mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan digunakan untuk pengobatan.

Contoh : OBH

Sirup pewangi : tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutupi rasa atau bau yang tidak enak .

Emulsi dan Suspensi

Emulsi dan suspensi merupakan sediaan yang terdiri atas bahan yang tidak campur atau tidak larut dalam pembawa yang cair.

Jika bahan tersebut berbentuk cair maka disebut emulsi,

Contoh : Scotts Emulsion , Mulsanol Gold

sedangkan suspensi adalah bahan padat yang tidak larut dalam cairan pembawa.

Contoh : Polyanta , Propepsa , Nudramag , antasida doen , asitrat atmacid , magalat . Meskipun pada umumnya emulsi dan suspensi dirancang untuk memberikan efek sistemik , kadangkala keduanya diberikan dalam pemakaian eksternal. Sediaan emulsi dan suspensi dapat berbentuk drops, lotion, collodion , liniment , atau enema .

Drops

Drops adalah sediaan yang digunakan dengan cara diteteskan baik pada mata, telinga , atau hidung.

Seperti disebutkan diatas, sediaan drops dapat berupa larutan, emulsi atau suspensi , kecuali tetes mata yang tidak dapat diberikan dalam bentuk emulsi. Syarat lain untuk sediaan mata harus steril. Agar memberikan efek terapi optimal , penggunaan sediaan drops harus selalu diperhatikan dengan benar. Sebagai contoh, pemakaian tetes mata dan tetes telinga pada dewasa tidak sama dengan anak anak. Demikian juga pada pemakaian tetes hidung karena terdapat perbedaan antara pemberian tetes hidung untuk pengobatan otitis atau pengobatan yang lain. Berikut ini adalah penjelasan penggunaan setiap sediaan drops.

Tetes mata dewasa

Contoh : baquinor tetes mata , cendoxitrol , genoint tetes mata , polydex ,sagestam tetes mata ,dll

Cuci tangan terlebih dahulu

Jangan memegang mulut botol tetesan obat

Tengadahkan kepala ke atas

Tarik pelupuk mata ke arah bawah sehingga membentuk kantung

Pegang penetes sedekat mungkin dengan kantung tanpa menyentuh mata kantung mata

Teteskan obat ke dalam kantung sebanyak satu tetes

Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan terlalu rapat memejamkan mata atau terlalu sering berkedip.

Hilangkan kelebihan cairan obat dengan tissue bersih

Jika menggunakan lebih dari satu tetes , tunggu paling cepat lima menit sebelum tetesan berikutnya

Obat tetes dapat menimbulkan rasa terbakar selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut, segera konsultasi dengan dokter

Tetes mata pada anak .

Contoh : Patanol , alocril

Baringkan anak terlentang dengan kepala tegak menghadap ke atas

Suruh anak memejamkan mata

Teteskan obat pada ujung mata dengan hidung

Hilangkan kelebihan cairan dengan tissue bersih

Jika menggunakanlebih dari satu tetes, tunggu paling cepat lima menit sebelum tetesan berikutnya

Tetes telinga

Contoh : Blecidex tetes tetinga , Cetamid ,colme ,Enkacetyn tetes telinga , Tarivid , Otopain ,oticol tetes telinga ,dll

Cara pemakaian :

Hangatkan obat dengan cara menggenggam dalam telapak tangan selama beberapa menit. Jangan hangatkan obat dengan air panas karena suhunya tidak dapat diperkirakan

Miringkan kepala pada satu sisi atau berbaring miring dengan telinga yang sakit menghadap atas.

Tarik perlahan-lahan daun telinga sedemikian rupasehingga liang telinga terlihat jelas dan lurus. Untuk dewasa : tarik ke arah atas belakang, untuk anak-anak : tarik ke arah bawah belakang

Teteskan obat sejumlah yang tertulis pada etiket

Tunggu selama 5 menit agar obat mencapai dasar

Jika produsen menyarankan , gunakan kapas untuk menutup lubang telinga setelah meneteskan obat

Setelah digunakan , ujung penetes jangan dibilas keringkan dengan kertas tissue kering dan tutup dengan wadah baik

Tetes hidung

Contoh : Alco tetes hidung , Disudrin tetes hidung (drops) , Neo triaminic tetes hidung

Bersihkan hidung yang sakit

Duduk dan tariklah kepala ke arah belakang (tengadah) atau berbaring dengan meletakkan bantal di bawah punggung, dan kepala dalam posisi tegak

Masukkan penetes 1cm ke lubang hidung

Teteskan obat sebanyak yang tertulis dalam etiket

Segera tundukkan kepala sedalam-dalamnya dan kepala diantara dua lutut

Setelah beberapa detik, duduk dan tegak kembali, obat akan mengalir turun dalam faring

Lakukan hal yang sama untuk lubang hidung yang lain bila perlu

Bilas penetes dengan air panas

Tetes hidung pada otitis

Otitis adalah dimana terjadi peradangan pada hidung. Penetesan pada kondisi ini dilakukan pada lubang hidung tempat terjadi peradangan,

Contoh : Antrifin

Dengan tahapan sebagai berikut:

1 s.d. 3 sama dengan penjelasan tetes hidung di atas

Teteskan obat ke lubang ipsilateral sebanyak yang tertulis pada etiket

Biarkan kepala dalam posisi miring ke arah ipsilateral hingga mencapai tuba eustachia

Lakukan hal yang sama untuk lubang hidung yang lain bila perlu

Bilas penetes dengan air hangat

Gargles dan mouthwahes

Gargles merupakan sediaan yang digunakan untuk melindungi atau mengobati infeksi tenggorokan. Karena biasanya dibuat dalam konsentrasi tinggi, gargles perlu diencekan sebelum digunakan.

Contoh : Isodine Gargle ,minosep gargle , tantum verde , Forinfec Gargle, Septadine Gargle

Hampir seperti gargles (obat kumur), mouthwashes (obat cuci mulut) digunakan untuk kesehatan mulut atau mencegah infeksi mulut. Akan tetapi, cairan mulut tidak digunakan hingga ujung tenggorokan.

Contoh : Listerine antiseptic mouthwash , molexdine ,

Collodions dan Liniment

Collodions adalah cairan yang ditujukan untuk pemakaian pada kulit dan digunakan untuk memperpanjang kontrak antara kulit dan obat.

Jika memberikan efek analgetik disebut liniment, yang seringkali berupa sediaan emulsi.

Contoh : Wintogeno Extra , salonpas liniment , banal liniment , sloan's liniment .Kedua sediaan ini tidak digunakan pada kulit yang terluka.

Enema

Enema adalah cairan, baik emulsi atau suspensi, yang dipakai pada rectum untuk memberikan efek lokal.

Contoh : Microlax enema

Perhatian perlu diberikan tentang cara menggunakan enema, seperti dijelaskan berikut ini.

Cuci tangan terlebih dahulu

Berbaring miring pada sisi kiri, luruskan kaki kanan, tekuk kaki kiri hingga menyentuh dada, seperti penggunaan suppositoria

Buka tutup, keluarkan isinya sedikit , oleskan pada ujung enema untuk membasahinya

Masukkan ujung tube dalam rectum perlahan-lahan sedalam 2-3cm

Pencet kemasan hingga isinya keluar

Keluarkan tube dalam kemasan tetap di pencet

Pertahankan posisi selama5 menit

Cuci tangan kembali dengan sabun dan air

SEDIAAN OBAT BENTUK SETENGAH PADAT

Pada umumnya, sediaan obat dengan bentuk setengah padat ditujukan untuk memberikan efek lokal pada kulit, atau biasa disebut rute pemakaian topikal. Contoh obat topikal antara lain : salep , krim , jel , pasta dan balsam

Salep,Krim,Jel,Pasta

Salep merupakan sediaan yang berlemak sehingga tidak dapat dicampur dengan air atau tidak tercuci air. Fungsi pemberian salep pada kulit adalah untuk menjaga kelembapan kulit atau mempertahankan agar kontak obat dengan permukaan kulit lebih lama.

Contoh : Salep 2-4 , Aknemycyn , Mulo jerawat

Krim adalah sediaan emulsi berbentuk setengah padat. Krim dapat merupakan emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak. Sediaan setengah padat transparant disebut jeli. Pasta ialah sediaan setengah padat yang mengandung bahan padat dalam jumlah besar.

Contoh :Eudyna krim , Acnosil cream , Manne cream , bio acne cream

Jelly ( Gelones spumae ) adalah suatu salep yang lebih halus.

Contoh : benzolac gel , verile gel , bio senta gel .

Meskipun ditujukkan untuk pemakaian eksternal, pemakaian salep, krim, jeli juga perlu diperhatikan. Tahapan yang perlu dilakukan ialah sebagai berikut :

Cuci tangan terlebih dahulu

Bersihkan tempat yang sakit dengan kapas yang bersih yang dibasahi alkohol 70%

Setelah kering, oleaskan obat pada bagian yang sakit secara merata

Cuci tangan kembali dengan sabun dan air

Tidak hanya digunakan pada kulit, sediaan salep, krim, dan jeli dapat diberikan pada vagina. Untuk mempermudah penggunaanya, sediaan setengah padat tersebut diletakkan pada aplikator. Berikut ini adalah penjelasan tentang cara penggunaan salep, krim dan jeli pada vagina :

Cuci tangan terlebih dahulu

Buka tutup tube yang berisi obat

Pasang aplikator pada tube

Tekan tube sampai sejumlah obat yang dibutuhkan masuk kedalam aplikator

Lepaskan aplikator dari tube ( pegang bagian pia atau tabung aplikator)

Olesi bagian luar tabung aplikator dengan sedikit salep , krim atau jeli

Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit, renggangkan kaki

Masukkan aplikator yang ada obatnya kedalam vagina perlahan-lahan dan sedalam-dalamnya tanpa dipaksakan

Pegang tabung aplikator dengan tangan yang lain tekan alat pendorong pada aplikator sehingga obat masuk ke dalam vagina

Keluarkan aplikator dari vagina

Buang aplikator yang telah dipakai (untuk aplikator sekali pakai) atau cuci dengan air mendidih (untuk aplikator tidak sekali pakai)

Cuci tangan kembali dengan sabun dan air

Salep Mata ( Unguentum Opthalmica/ Oculentulum)

Pemberian salep mata harus memenuhi syarat steril dan mengandung pembawa non-iritan. Sebagai pembeda dengan salep kulit, salep mata dikemas dalam tube dengan ujung lebih runcing. Jika pasien tidak mengenalinya maka efek yang tidak dikehendaki mungkin terjadi.

Contoh : Enpicortyn , Tobrex , Genoint salep mata , kemicort obat mata , dll

Cara menggunakan salep mata hamir sama dengan tetes mata . tahapan penggunaan salep mata adalah sebagai berikut :

Cuci tangan terlebih dahulu

Jangan memegang atau menyentuh ujung tube

Tengadahkan kepala ke atas

Tarik pelupuk mata ke arah bawah hingga membentuk kantung

Arahkan ujung tube sedekat mungkin dengan kantung tanpa menyentuh mata atau kantung mata

Keluarkan salep 2 cm

Pejamkan mata selama 2 menit

Hilangkan kelebihan salep dengan tissue bersih

Setelah menggunakan salep mata pandangan akan kabur beberapa menit. Pasien tidak dianjurkan melakukkan aktifitas setelah memakai salep mata

SEDIAAN OBAT BENTUK KHUSUS

Sediaan obat yang ditujukan untuk pengobatan gangguan saluran napas umumnya dirancang dengan bentuk khusus. Aerosol , inhaler , dan semprot hidung adalah contoh sediaan yang digunakan pada hidung.

Beberapa obat diberikan untuk menghasilkan efek lokal, sedangkan obat yang dirancang untuk berefek sistemik.

Contoh lain sediaan dengan bentuk khusus ialah patch transdermal. Ada dua tipe dasar sistem obat transdermal, yaitu dapat mengatur laju obat untuk diberikan pada kulit, dapat memungkinkan kulit untuk mengatur absorps obat. Implant adalah silinder steril yang dimasukkan dalam jaringan tubuh, diharapkan dapat melepas obat pada periode waktu tertentu. Karena harus menembus jaringan tubuh, maka cara penggunaan implant harus dilakukan oleh tenaga medis.

Aerosol

Aerosol merupakan sediaan semprot yang digunakan dengan cara disemprotkan atau dihirup.

Contoh : Inflammide , nasacort , illiadin , avamys , nasonex , breathy , atrovent .Cara penggunaanya adalah sebagai berikut :

Keluarkan dahak sebanyak mungkin

Kocok aerosol sebelum digunakan

Pegang aerosol terbalik

Masukkan ujung aerosol diantara kedua bibir, tutup rapat bibir disekelilingnya

Tengadahkan kepala sedikit

Hembuskan napas perlahan-lahan

Tarik napas dalam-dalam dan tekan katup aerosol selagi menarik napas sampil menekan lidah ke bawah

Tahan napas melalui hidung

Berkumurlah dengan air hangat (jika aerosol berisi kortikosteroid)

Untuk mengetahui jumlah obat didalam botol aerosol ialah dengan meletakkan botol ke dalam wadah berisi air pada suhu kamar

Botol yang masih terisi penuh akan tenggelam dalam posisi tidur di dasar wadah

Botol yang sudah berkurang isinya akan berposisi tegak dan terbalik dasar wadah

Botol yang isinya tinggal akan mengapung dalam posisi terbalik dengan dasar botol menyembul dipermukaan air

Botol yang berisi akan mengapung dan posisi sudut 45

Botol yang sudah habis akan mengapung dalam posisi tidur dipermukaan air.

Inhaler

Inhaler adalah sediaan cair yang mengandung bahan mudah menguap, digunakan untuk melonggarkan saluran nafas dan pembengkakan saluran nafas. Inhaler jenis ini dapat memberikan efek dengan cara menghirup bahan obatnya. Sedangkan inhaler yang menggunakan kapsul perlu diperhatikan cara pemakaiannya. Efek terapi optimal akan diperoleh,

Contoh : vicks inhaler , rheumason inhaler , symbicort , Respolin , Seretide , berodual , becloment easyhaler jika inhaler dengan kapsul digunakan secara tepat seperti berikut ini:

Keluarkan dahak sebanyak mungkin

Letakkan kapsul inhaler sesuai petunjuk pada label

Masukkan ujung aerosol diantara kedua bibir, tutup rapat bibir disekelilingnya

Tengadahkan kepala sedikit

Tarik napas dalam-dalam melalui inhaler

Tarik napas selama 10-15 detik

Keluarkan napas melalui hidung

Berkumurlah dengan air hangat (jika inhaler berisi kortikosteroid)

Semprot hidung

Sama halnya inhaler, semprot hidung ialah sediaan cair yang digunakan dengan cara disemprotkan.

Contoh :Afrin , cutivate , flixonase , rhinacort aqua , nasonex Berikut ini adalah tahapan penggunaan semprot hidung :

Bersihkan hidung

Duduk dengan kepala sedikit menunduk

Kocoklah obat semprotnya

Tekan ujung botol penyemprot rapat-rapat ke salah satu lubang hidung. Arahkan ujung penyemprot miring ke depan.

Tutup lubang hidung yang lain dan tutup mulut

Tarik napas perlahan-lahan dan semprotkan obat kuat-kuat dengan memencet botol

Keluarkan ujung penyemprot dari hidung, tundukkan kepala dalam-dalam dan letakkan diantara dua lutut

Duduk tegak kembali, biarkan obat mengalir turun kedalam faring

Ulangi prosedur diatas untuk lubang hidung yang lain bila perlu

Bersihkan ujung penyemprot dengan air hangat.

W1- W2 X100%

W1