farmakog 1 praktikum

13
IDENTIFIKASI AMILUM SECARA KIMIAWI DAN MIKROSKOPI A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi. B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu ; a) Gegep b) Rak Tabung c) Tabung Reaksi d) Deck Glass e) Kaca Objek f) Mikroskop 2. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu ; a) Amilum oryzae (pati beras) b) Amilum triciti (pati gandum/ jagung/ maizena) c) Amilum manihot (pati tapioca) d) Amilum solani (pati kentang) C. KLASIFIKASI DAN DESKRIPSI 1. Klasifikasi Tanaman a) Pati Beras (Amilum oryzae) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monokotil Ordo :Poales

Upload: rahmat-bin-abdu-rahman

Post on 16-Feb-2016

138 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

laporan farmakognosi

TRANSCRIPT

Page 1: farmakog 1 praktikum

IDENTIFIKASI AMILUM SECARA KIMIAWI DAN MIKROSKOPI

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan dapat

membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan

farmasi.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu ;

a) Gegep

b) Rak Tabung

c) Tabung Reaksi

d) Deck Glass

e) Kaca Objek

f) Mikroskop

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu ;

a) Amilum oryzae (pati beras)

b) Amilum triciti (pati gandum/ jagung/ maizena)

c) Amilum manihot (pati tapioca)

d) Amilum solani (pati kentang)

C. KLASIFIKASI DAN DESKRIPSI

1. Klasifikasi Tanaman

a) Pati Beras (Amilum oryzae)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monokotil

Ordo :Poales

Page 2: farmakog 1 praktikum

Famili : Poaceae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L

b) Pati Jagung (Amilum triciti)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotylidoneae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

c) Pati Tapioka (Amilum Manihot)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dycotilidoneae

Ordo : Eupharbiale

Family : Eupharbiceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot escullenta

d) Pati Kentang (Amilum solani)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dycotilidoneae

Ordo : Solanales

Family : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L

Page 3: farmakog 1 praktikum

2. Deskripsi Tanaman

a) Padi (Oryza sativa)

Padi banyak varietasnya yang ditanam di sawah atau di ladang,

sampai ketinggian 1200 m dpl. Tanaman semak semusim ini berbatang

basah tingginya 50 cm-1,5 m. Batng tegak, lunak, beruas, berongga, kasar,

warna hijau. Daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm,

lebar mencapai 2 cm, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berlepah,

pertulangan sejajar, hijau. Rongga majemuk berbentuk malai.Buahnya

buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau.Setelah tua menjadi kuning,

biji keras, bulat telur, putih atau merah.Butir-butir padi yang sudah lepas

dari tangkainya disebut gabah dan yang sudah dibuang kulit luarnya

disebut beras.Bila dimasak maka namanya menjadi nasi.Umumnya beras

berwarna putih, walaupun ada beras yang berwarna merah.Tangkai butir

padi setelah dirontokkan disebut merang.Padi yang termasuk keluarga

rumput-rumputan ditanam bijinya secara lengkung.

b) Jagung (Zea mays)

Rumput berumah satu, tegak dengan system perakaran terdiri dari

akar serabut.Batang biasanya tunggal.Daun tumbuh berseling pada sisi

yang berlainan pada buku, dengan helaian daun yang bertumpang tindih,

aurokel diatas 5 helaian daun manita, memanjang. Per bunga jantan dan

betina terpisah pada satu tumbuhan yang sama : bunga jantan merupakan

malai terminal. Pembuahan yang marak dalam bentuk tungkai.Biji

biasanya lonjong, warna bervariasi dari putih hingga kuning merah atau

keunguan hingga hitam.

c) Singkong (Manihot utilisima)

Merupakan jenis tanaman perdu yang bisa dipanen setelah 6-7

bulan dari masa penanaman. Daun berbentuk seperti jari, memiliki

lembaran yang menjuntai mirip dari manusia dengan lebar 2-4 cm. Dan

panjang 7-12 cm. Memiliki garis tengah 2-3 cm, dengan panjang 50-80 cm.

Berwarna kekuning-kuningan ataupun alga ada yang berwarna putih.

Page 4: farmakog 1 praktikum

d) Kentang (Solanum tuberosum)

Kentang mempunyai sifat menjalar.Batang berbentuk segiempat,

panjang bisa mencapai 50-120 cm, dan tidak berkayu.Batang dan daun

berwarna hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan.Bunganya

berwarna kuning keputihan atau ungu. Akar tanaman menjalar dan

berukuran sangat kecil bahkan sangat halus.

Page 5: farmakog 1 praktikum

D. HASIL PENGAMATAN

1. Identifikasi Amilum Secara Kimiawi

No. Amilum Perubahan Warna

Sebelum Dipanaskan Setelah Dipanaskan

1. Amilum Zea

mays L. + I2

Ungu

Putih kekuningan

2. Amilum

Solanum

tuberosum

L. + I2

Ungu kecokelatan

biru

3. Amilum

Oryza sativa

L. + I2

Ungu

Putih

4. Amilum

Manihot

utilisima + I2

Biru Pekat

Putih

5. Amilum

Metroxylon

sagu Rottb.

+ I2

Biru Pekat

Putih

Page 6: farmakog 1 praktikum

2. Identifikasi Secara Mikroskopi

No. Simplisia Mikroskopis keterangan

1. Jagung

(Zea mays L.)

Butir bersegi banyak, tunggal/majemuk bentuk

bulat telur. Hilus di tengah tidak terlihat jelas.

Tidak ada lamella.

1. Butir Segi banyak 2. Hilus

2. Kentang

(Solanum

tuberosum L.)

Butir tunggal, tidak beraturan atau bulat telur.

Butir majemuk jarang, terdiri 2-4. Hilus berupa

titik pada ujung yang sempit. Lamella konsentris

jelas.

1. L amella 2. Hilus

3. Beras

(Oryza sativa

L.)

Butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk

bentuk bulat. Hilus di tengah tidak terlihat jelas,

tidak ada lamella konsentris.

1. Butir Segi banyak 2. Hilus

2

1

2

1

2

1

Page 7: farmakog 1 praktikum

4. Sagu

(Metroxylon

sagu Rottb.)

Butiran bulat atau butir telur, tunggal. Amilum

bertipe kosentrik, terdapat hilus dan lamela,

namun hilus dan lamelanya tidak terlalu jelas

kelihatan.

1. Butir Bulat telur 2. hilus

5. Ubi

(Manihot

utilisima)

Butir tunggal, agak bulat/bersegi banyak. Hilus di

tengah berupa titik, garis lurus/bercabang 3.

Lamella tidak jelas, konsentris. Butir majemuk

sedikit, terdiri dari 2/3 butir tunggal bentuk tidak

sama.

1. Hilus 2. Butir Bulat

2

1

2

1

Page 8: farmakog 1 praktikum

E. PEMBAHASAN

Identifikasi suatu senyawa pada suatu sampel dapat diuji secara

kualitatif maupun kuantitatif. Kualitatif merupakan suatu uji yang

menerangkan ada tidaknya suatu zat dalam senyawa sampel, sedangkan

kuantitatif merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kadar

atau jumlah suatu zat dalam sampel. Secara kuantitatif digunakan instrument-

instrumen untuk menghitung kadarnya, sedangkan secara kulitatif digunakan

pereaksi-pereaksi yang akan membentuk perubahan berupa warna, bentuk dan

bau.

Amilum merupakan gabungan 2 jenis polisakarida yaitu amilopektin

dan amilosa. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak

bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan

susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan

amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan

yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk

dicerna.Monomer dari amilum merupakan glukosa yang saling terikat dengan

ikatan OH glikosidik. Amilum diperoleh tumbuhan dari proses fotosintesis

yang disimpan dalam bentuk umbi dan sebagainya. Pada percobaan ini

dilakukan pengidentifikasian amilum pada amilum jagung, beras, ubi jalar

dan pati kentang secara kimiawi dn mkroskopis.

Identifikasi kimiawi dilakukan dengan menggunakan larutan iodium

sedangkan secara makroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop.

identifikasi dengan menggunakan larutan iodium dilakukan dengan

mencampurkan sejumlah amilum dengan larutan iodium, dari pencampuran

ini baik pada sampel pati jagung, kentang, ubi dan beras diperoleh perubahan

warna amilum menjadi merah bata.

Page 9: farmakog 1 praktikum

Bila dibadingkan dengan sampel pati pembanding, diperoleh warna

yang memiliki intensitas yang lebih besar dibandingkan dengan intensitas

warna yang dihasilkan pada pencampuran amilum dengan larutan iodium.

Perbedaan intensitas warna yang dibentuk disebabkan oleh ukuran partikel

serbuk amilum buatan dengan pembanding. Amilum pembanding yang

digunakan amilum yang diproduksi oleh pabrik dan dijual dipasaran

sedangkan serbuk amilum buatan merupakan amilum yang dibuat secara

manual dengan menggunakan peralatan biasa. Pembuatan dengan skala

pabrik menggunakan penyaring untuk serbuk amilum dengan ukuran mesh,

hal ini menyebabkan adanya keseragaman ukuran partikel dengan ukuran

yang sangat halus, sehingga ukuran 1 kg serbuk dari pabrik dengan 1 kg

serbuk yang dibuat dengan manual akan berbeda jumlah partikelnya. Ketika

ad larutan maka molekul larutan akan mengikat partikel terlarut. Dalam hal

ini larutan iodine akan mengikat partikel amilum. Perbedaan ukuran partikel

antara pembanding dengan sampel menyebabkan hanya sedikit molekul

glukosa yang bereaksi dengan iodine pada pati sampel, sedangkan pada pati

pembanding ukuran partikelnya lebih kecil sehingga lebih banyk amilum

yang bereaksi dengan iodine sehingg warna yang terbentuk lebih pekat

dibandingkan warna yang terbentuk dari reaksi amilum dengan iodium.

Identifikasi selanjutnya dilakukan secara makroskopik dengan

menggunakan mikroskop. Serbuk diberikan akuades agar mudah diamati di

mikroskop dengan memberikan resolusi yang tinggi dan dipanaskan sebentar

diatas Bunsen lalu diamati bentuknya pada mikroskop. Pemanasan dilakukan

untuk membantu penguraian polisakarida amilum menjadi glukosa. Prinsip

mikroskop yaitu mengamati bentuk suatu senyawa dengan menggunakan

bantuan cahaya yang berasal dari lampu atau cahaya maupun dari cahaya

elektromagnetik. Hasil pengamatan ini diperoleh setiap amilum memiliki

bentuk kristal molekul yang beragam dan kristal molekul amilum terhalus

yaitu amilum singkong dan kristal molekul amilum terkasar yaitu amilum

beras.

Page 10: farmakog 1 praktikum

Hasil pengamatan yang dilakukan. Amilum pada kentang merupakan

amilum setengah majemuk diadelf, yaitu butir amilum mempunyai lebih dari

satu hilus yang masing-masing dikelilingi lamella dan diluarnya dikelilingi

lamela bersama, dan bersifat eksentrik. Sedangkan pada sagu, hilus dan

lamela tidak terlalu jelas saat dilakukan pengamatan dibawah mikroskop.

Amilum Manihot, Bentuknya berupa butir tunggal,butir agak bulat atau

bersegi banyak butir kecil, terdapat butir pati,dan juga hilus yang berupa garis

dan titik, terdapat juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk

sedikit. Amilum maydis, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuknya

berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat

butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah. Amilum solani, berbentuk

butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella

yang tidak terlihat jelas. Amylum oryzae, Bentuknya yaitu butir bersegi

banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan

hilus yang tidak terlihat jelas dan tidak terdapat lamella. Amilum sagu,

berwarna coklat muda dan berbentuk serbuk, baunya khas dan rasa tawar.

Amilum sagu yaitu amilum bertipe kosentrik, terdapat hilus dan lamela,

namun hilusnya tidak terlalu jelas kelihatan jika dibandingkan hilus pada

kentang.

Deskripsi simplisia pati beras yaitu pada pemerian memiliki sifat

berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa. Secara makroskopik, berupa

serbuk berwarna, putih dan sangat halus, dan secara mikroskopi terlihat

butiran persegi banyak, tunggal atau majemuk, hillus tidak terlihat jelas dan

tidak ada lamella konsentrasi. Pada deskripsi simplisia pati jagung

pemeriannya berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa. Secara makroskopik

berupa salut warna putih dan, secara mikroskopik anatomi jaringan yang

teraman yaitu butiran pati ada yang tunggal halus terlihat. Pada deskripsi

simplisia pati ubi memiliki pemerian berwarna putih, tidak berbau, tidak

berasa. Secara makroskopik berupa serbuk berwarna putih dan sangat halus,

dan secara mikroskopik berupa butiran tunggal dan jaringan berkelompok .

agak bulat dan persegi banyak, berbentuk topi baja, halus terletak di tengah

Page 11: farmakog 1 praktikum

bentuk jenis dan bercabang tiga dengan lamella tidak jelas. Pada deskripsi

simplisia kentang memiliki pemerian berwarna putih, tidak berbau, tidak

berasa. Secara makroskopik bahan berupa serbuk, agak kasar, berwarna putih,

tidak berbau, tidak berasa, dan secara mikroskopik butiran berbentuk bulat

telur atau tidak beraturan dengan ukuran 30-150 mm. Hilus terdapat sebagai

titik pada bagian yang sempit, lamella terlihat dengan jelas.

Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai

bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan

pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi

amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan

iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai

basis untuk supositoria. Di dalam tubuh, amilum dapat dihidrolisis sempurna

dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga

dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam

cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap

amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah

menjadi maltosa dalam bentuk β – maltosa.

Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan

makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai

komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.

Page 12: farmakog 1 praktikum

F. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa untuk membedakan macam-macam amilum dilakukan dua

pengujian yaitu secara mikroskopis dan secara kimiawi, untuk uji secara

mikroskopis dapat diamati perbedaan bentuk pati dari tiap-tiap amilum

dan secara kimiawi yaitu mendeteksi kandungan amilum dengan

perubahan warna sampel menjadi biru tua setelah ditetesi dengan

pereaksi I2.

2. Saran

Saat mengamati amilum dibawah mikroskop, sebaiknya medium

yang digunakan jangan terlalu banyak, karena akan mempengaruhi

penampang yang diamati. Jika terlalu banyak medium, globul air akan

mempersulit kita untuk mengamati hilus dan lamella yang terbentuk.

Page 13: farmakog 1 praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Volume Kelima Edisi Pertama, Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Dirjen POM, 1989 dan 1995, Materi Medika Indonesia, Departeman Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Dirjen POM, 2009, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi Pertama, Departeman

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Rochani, Siti, 2007, Bercocok Tanam Jagung, Bandung: Azka Press.

Setiadi, 2009, Budi Daya Kentang, Jakarta: Penebar Swadaya.