farm a nifedipine
DESCRIPTION
upload for freeTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Antihipertensi adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati
hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi
untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke
maupun miokard infark.
Terdapat lima kelompok obat lini pertama (first line drug) yang digunakan
unutk pengobatan awal hipertensi yaitu: diuretik, penyekat reseptor beta adrenegik
(β-blocker), penghambat angiotensin converting enzyme (ACE-inhibitor),
penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin-receptor blocker, ARB), dan antagonis
kalsium.
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh
darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan
relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer
ini sering diikuti efek takikardia dan vasokonstriksi, terutama bila menggunakan
golongan obat dihidropirin (Nifedipine). Contoh antihipertensi dari golongan ini
adalah Amlodipine, Diltiazem, Verapamil, Nifedipine.
1
Nifedipine sendiri merupakan obat yang termasuk kelompok calcium channel
blocker yang bekerja dengan cara mengendurkan (memperlebar) pembuluh darah,
yang membuat jantung lebih mudah memompa dan mengurangi beban kerjanya.
2
BAB II
FARMAKOLOGI
2.1 Sifat fisika kimia dan rumus kimia obat
Nifedipine merupakan salah satu obat antihipertensi golongan antagonis
kalsium yang sejak JNC-IV (1988) dan WHO/ISH (1989), telah menjadi salah satu
golongan antihipertensi tahap pertama. Sebagai monoterapi, antagonis kalsium
memberikan efektivitas yang sama dengan obat antihipertensi lain.
Golongan ini merupakan penghambat kanal Ca2+ yang selektif bekerja
terhadap kanal Ca2+ (90-100%). Sifat vaskuloselektif ini juga menguntungkan karena
mempunyai efek langsung pada nodus AV dan SA yang minimal, dapat menimbulkan
resistensi perifer tanpa penurunan fungsi jantung yang berarti, serta lebih aman dalam
kombinasi dengan β-blocker.
Mempunyai nama kimia Dimetil 1,4 − dihidro -2,6 −dimetil -4- (o- nitrofenil)
- 3,5 −piridia dikarboksilat (21829 -25 -4). Nifedipine tidak larut dalam air tetapi
mudah larut dalam aseton dan kloroform, kurang larut dalam etanol. Nifedipine, suatu
turunan 4-(2-nitrofenil)-1,4-dihidropiridin, di bawah pengaruh cahaya mengalami tata
lang fotokimia akan berubah menjadi turunan 4-(2-nitrofenil-piridin).
3
Struktur kimia Nifedipine
2.2 Farmakologi umum
Antagonis kalsium terbukti sangat efektif pada hipertensi dengan kadar rennin
yang rendah seperti pada usia lanjut. Selain itu, antagonis kalsium tidak mempunyai
efek samping metabolik, baik terhadap lipid, gula darah, meupun asam urat sehingga
relatif lebih aman untuk pasien usia lanjut.
Nifedipine termasuk dalam antagonis kalsium golongan dihidropiridin yang
bersifat vaskuloselektif dan merupakan penyekat kanal kalsium purnarupa yang
termasuk dalam famili dihiropiridin. Nifedipin merupakan anti hipertensi poten,
dimana responnya lebih bermakna pada tekanan darah inisial yang lebih tinggi. Pada
individu dengan normotensif, tekanan darahnya hampir tidak turun sama sekali. Efek
antihipertensi dari nifedipin dalam dosis tunggal oral memberi onset sangat cepat
dalam waktu 15 – 30 menit dan berlangsung selama 6 – 12 jam. Pada hipertensi
4
ringan, pengobatan dengan antagonis kalsium bisa berhasil baik dan tidak dijumpai
efek samping berarti.
2.3 Farmakodinamik
Khasiatnya utamanya adalah vasodilatasi, maka terutama digunakan pada
hipertensi esensil (ringan/sedang), juga pada angina variant berdasarkan efeknya
terhadap jantung yang relatif ringan: tak berkhasiat inotrop negatif. Pada angina stabil
hanya digunakan bila β-blocker dikontraindikasi atau kurang efektif. Khusunya
dianjurkan tablet long-acting oros (=sistem osmotis yang melepaskan obat secara
teratur untuk waktu lama).
Agar efeknya pesat, tablet dabat dikunyah dan diletakkan di bawah lidah
(pada krisis hipertensi). Selanjutnya obat ini juga berguna pada penyakit Raynaud dan
serangan sedu (hiccup). Nifedipine juga digunakan untuk terapi hipertensi nefrogenik,
hiperaldosteronisme dan feokromositoma. Berbeda dengan betha-bloker, nifedipine
dapat digunakan untuk pasien penderita asma karena tidak meningkatkan disposisi
obstruksi bronkial, juga tidak mengganggu sirkulasi prifer tetapi sebaliknya memiliki
aksi vasodilatasi.
Kontraindikasinya, hipersensitivitas pada Nifedipine, tidak untuk ibu hamil.
Dan tidak bole diberikan pada ibu menyusui karena Nifedipine dieksresi ke dalam
ASI. Bila Nifedipine sangat diperlukan, dianjurkan untuk berhenti menyusui karena
5
pengaruhnya terhadap bayi belum diketahui. Dan juga, Nifedipine tidak boleh
digunakan pada pasien syok kardiovaskuler
2.4 Farmakokinetik
Penyekat kanal kalsium menurukan tahanan vaskuler perifer dan tekanan
darah yang mempunyai mekanisme kerja dalam hipertensi dengan menghambat
influks kalsium ke dalam sel otot polos arteri. Nifedipine dan obat dihidropiridin
lainnya bersifat lebih selektif seagai vasodilator dan memiliki efek depresi jantung
yang lebih lemah dibanding dengan verapamil dan diltiazem. Aktivasi refleks
simpatis disertai takikardia ringan akan mempertahankan atau meningkatkan curah
jantung pada sebagian besar pasien yang diberi dihidropiridin.
Beberapa studi epidemiologi melaporkan peningkatan resiko infark miokard
atau peningkatan mortalitas pada pasien-pasien yang diterapi hipertensi dengan
Nifedipine dengan cepat.
Obat penyekat kalsium lepas lambat atau penyekat kalsium dengan waktu
paruh yang lama akan menghasilkan pengendalian tekanan darah yang lebih halus
dan lebih cocok untuk terapi hipertensi kronik. Nifedipin oral kerja cepat telah
digunakan untuk pengobatan darurat pada hipertensi berat.
Pemberian nifedipine secara oral akan diabsorbsi dengan baik, 92 - 98%
terikat oleh protein plasma dan diekskresi dalam bentuk metabolit tidak aktif melalui
6
urin. Nifedipine dalam dosis tunggal diekskresi sebesar 80% dalam waktu 24 jam.
Efek antihipertensi dari nifedipine dalam dosis tunggal oral memberi onset sangat
cepat dalam waktu 15 - 30 menit dan berlangsung selama 6 - 12 jam.
Terapi dapat dikombinasi dengan β-bloker, diuretik, metildopa atau klonidin.
Pada kasus resistensi pada β-bloker atau terapi kombinasi betha-bloker dan diuretik,
respon positif dapat diperoleh dengan penambahan nifedipine dalam terapi.
Penambahan nifedipine secara oral pada krisis hipertensi akan menurunkan tekanan
darah dengan cepat dan efektif.
2.5 Toksisitas
Efek toksik penyekat kanal kalsium yang paling penting merupakan perluasan
langsung kerja terapeutiknya. Hambatan influks kalsium yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya depresi jantung berat, meliputi henti jantung, bradikardia,
blokade atriventrikular, dan gagal jantung.
Nifedipine kerja-segera telah diteliti meningkatkan resiko infark miokard pada
pasien hipertensi. Toksisitas minor (yang mengganggu tetapi biasanya tidak sampai
memerlukan penghentian penggunaan obat) meliputi flushing, pusing, mualm
kontipasi, dan edema perifer.
Beberapa penelitian memberikam indikasi mengenai peningkatan resiko
jantung dan kanker dan mempunyai insiden yang tinggi (sekitar 20%) tetapi biasanya
7
ringan dan dapat membaik dengan berjalannya waktu. Efek samping ini dapat
dikurangi dengan menurunkan dosis atau kombinasi dengan β-bloker.
Rasa nyeri angina muncul kira-kira 30 menit setelah Nifedipin di konsumsi
dan bila ini terjadi, obat harus diturunkan dosisnya atau dihentikan.
8
BAB III
KESIMPULAN
Nifedipine adalah obat antihipertensi golongan antagonis kalsium (calcium
channel blocker) yang mempunyai efek vasodilatasi kuat arteriolar. Pemberian obat-
obat antagonis kalsium merupakan pengobatan lini keempat pada pengobatan pasien
hipertensi secara bertingkat.
Dengan mengkonsumsi nifedipine, dapat menurukan resistensi perifer serata
tekanan darah sistolik dan diastolik, meningkatkan volume per menit dan kecepatan
jantung.
Meski tidak memiliki efek samping yang berarti sampai harus menghentikan
pengobatan, tetap saja ada beberapa kontraindikasi yang harus diperhatikan, seperti
tidak diperbolehkan untuk ibu hamil atau ibu yang sedang menyusui.
Mengingat Nifedipine atau obat antihipertensi lainnya banyak digunakan oleh
dokter maka kita sebagai dokter harus lebih berhati-hati dan memperhatikan segala
aspek dari obat ini baik itu kegunaan, resistensi, efek samping , kontraindikasi, dan
hal-hal lain , sehingga kita dapat mengobati dengan baik dan tidak memperburuk
kondisi penderita.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 611-613.
Katzung G Bertram . (2010). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 10. Penerbit:
EGC. Halaman 177-192.
Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe C.C. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar.
Lipponcott's illustrated reviews: Farmacology. Penerjemah Azwar
Agoes. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Widya Medika. Halaman 189-
190.
Neal, M.J. (2006). At a Glance Famakologi Medis. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Setiawati, A., dan Bustami, Z.S., (1995). Biofarmasetika Dan Farmakokinetika
Terapan. Penerjemah Fasich. Edisi Kedua, Surabaya: Penerbit
Universitas Airlangga. Halaman 16.
Tjay, T.H dan Raharjo, K. (2002). Obat-obat Penting. Jakarta: Penerbit PT Elek
Media Komputindo. Halaman 503, 527.
10