farm a nifedipine

13
BAB I PENDAHULUAN Antihipertensi adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke maupun miokard infark. Terdapat lima kelompok obat lini pertama (first line drug) yang digunakan unutk pengobatan awal hipertensi yaitu: diuretik, penyekat reseptor beta adrenegik (β- blocker), penghambat angiotensin converting enzyme (ACE- inhibitor), penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin- receptor blocker, ARB), dan antagonis kalsium. Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi 1

Upload: ekadiahfrisiliadewi

Post on 14-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

upload for free

TRANSCRIPT

Page 1: Farm a Nifedipine

BAB I

PENDAHULUAN

Antihipertensi adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati

hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi

untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke

maupun miokard infark.

Terdapat lima kelompok obat lini pertama (first line drug) yang digunakan

unutk pengobatan awal hipertensi yaitu: diuretik, penyekat reseptor beta adrenegik

(β-blocker), penghambat angiotensin converting enzyme (ACE-inhibitor),

penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin-receptor blocker, ARB), dan antagonis

kalsium.

Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh

darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan

relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer

ini sering diikuti efek takikardia dan vasokonstriksi, terutama bila menggunakan

golongan obat dihidropirin (Nifedipine). Contoh antihipertensi dari golongan ini

adalah Amlodipine, Diltiazem, Verapamil, Nifedipine.

1

Page 2: Farm a Nifedipine

Nifedipine sendiri merupakan obat yang termasuk kelompok calcium channel

blocker yang bekerja dengan cara mengendurkan (memperlebar) pembuluh darah,

yang membuat jantung lebih mudah memompa dan mengurangi beban kerjanya.

2

Page 3: Farm a Nifedipine

BAB II

FARMAKOLOGI

2.1 Sifat fisika kimia dan rumus kimia obat

Nifedipine merupakan salah satu obat antihipertensi golongan antagonis

kalsium yang sejak JNC-IV (1988) dan WHO/ISH (1989), telah menjadi salah satu

golongan antihipertensi tahap pertama. Sebagai monoterapi, antagonis kalsium

memberikan efektivitas yang sama dengan obat antihipertensi lain.

Golongan ini merupakan penghambat kanal Ca2+ yang selektif bekerja

terhadap kanal Ca2+ (90-100%). Sifat vaskuloselektif ini juga menguntungkan karena

mempunyai efek langsung pada nodus AV dan SA yang minimal, dapat menimbulkan

resistensi perifer tanpa penurunan fungsi jantung yang berarti, serta lebih aman dalam

kombinasi dengan β-blocker.

Mempunyai nama kimia Dimetil 1,4 − dihidro -2,6 −dimetil -4- (o- nitrofenil)

- 3,5 −piridia dikarboksilat (21829 -25 -4). Nifedipine tidak larut dalam air tetapi

mudah larut dalam aseton dan kloroform, kurang larut dalam etanol. Nifedipine, suatu

turunan 4-(2-nitrofenil)-1,4-dihidropiridin, di bawah pengaruh cahaya mengalami tata

lang fotokimia akan berubah menjadi turunan 4-(2-nitrofenil-piridin).

3

Page 4: Farm a Nifedipine

Struktur kimia Nifedipine

2.2 Farmakologi umum

Antagonis kalsium terbukti sangat efektif pada hipertensi dengan kadar rennin

yang rendah seperti pada usia lanjut. Selain itu, antagonis kalsium tidak mempunyai

efek samping metabolik, baik terhadap lipid, gula darah, meupun asam urat sehingga

relatif lebih aman untuk pasien usia lanjut.

Nifedipine termasuk dalam antagonis kalsium golongan dihidropiridin yang

bersifat vaskuloselektif dan merupakan penyekat kanal kalsium purnarupa yang

termasuk dalam famili dihiropiridin. Nifedipin merupakan anti hipertensi poten,

dimana responnya lebih bermakna pada tekanan darah inisial yang lebih tinggi. Pada

individu dengan normotensif, tekanan darahnya hampir tidak turun sama sekali. Efek

antihipertensi dari nifedipin dalam dosis tunggal oral memberi onset sangat cepat

dalam waktu 15 – 30 menit dan berlangsung selama 6 – 12 jam. Pada hipertensi

4

Page 5: Farm a Nifedipine

ringan, pengobatan dengan antagonis kalsium bisa berhasil baik dan tidak dijumpai

efek samping berarti.

2.3 Farmakodinamik

Khasiatnya utamanya adalah vasodilatasi, maka terutama digunakan pada

hipertensi esensil (ringan/sedang), juga pada angina variant berdasarkan efeknya

terhadap jantung yang relatif ringan: tak berkhasiat inotrop negatif. Pada angina stabil

hanya digunakan bila β-blocker dikontraindikasi atau kurang efektif. Khusunya

dianjurkan tablet long-acting oros (=sistem osmotis yang melepaskan obat secara

teratur untuk waktu lama).

Agar efeknya pesat, tablet dabat dikunyah dan diletakkan di bawah lidah

(pada krisis hipertensi). Selanjutnya obat ini juga berguna pada penyakit Raynaud dan

serangan sedu (hiccup). Nifedipine juga digunakan untuk terapi hipertensi nefrogenik,

hiperaldosteronisme dan feokromositoma. Berbeda dengan betha-bloker, nifedipine

dapat digunakan untuk pasien penderita asma karena tidak meningkatkan disposisi

obstruksi bronkial, juga tidak mengganggu sirkulasi prifer tetapi sebaliknya memiliki

aksi vasodilatasi.

Kontraindikasinya, hipersensitivitas pada Nifedipine, tidak untuk ibu hamil.

Dan tidak bole diberikan pada ibu menyusui karena Nifedipine dieksresi ke dalam

ASI. Bila Nifedipine sangat diperlukan, dianjurkan untuk berhenti menyusui karena

5

Page 6: Farm a Nifedipine

pengaruhnya terhadap bayi belum diketahui. Dan juga, Nifedipine tidak boleh

digunakan pada pasien syok kardiovaskuler

2.4 Farmakokinetik

Penyekat kanal kalsium menurukan tahanan vaskuler perifer dan tekanan

darah yang mempunyai mekanisme kerja dalam hipertensi dengan menghambat

influks kalsium ke dalam sel otot polos arteri. Nifedipine dan obat dihidropiridin

lainnya bersifat lebih selektif seagai vasodilator dan memiliki efek depresi jantung

yang lebih lemah dibanding dengan verapamil dan diltiazem. Aktivasi refleks

simpatis disertai takikardia ringan akan mempertahankan atau meningkatkan curah

jantung pada sebagian besar pasien yang diberi dihidropiridin.

Beberapa studi epidemiologi melaporkan peningkatan resiko infark miokard

atau peningkatan mortalitas pada pasien-pasien yang diterapi hipertensi dengan

Nifedipine dengan cepat.

Obat penyekat kalsium lepas lambat atau penyekat kalsium dengan waktu

paruh yang lama akan menghasilkan pengendalian tekanan darah yang lebih halus

dan lebih cocok untuk terapi hipertensi kronik. Nifedipin oral kerja cepat telah

digunakan untuk pengobatan darurat pada hipertensi berat.

Pemberian nifedipine secara oral akan diabsorbsi dengan baik, 92 - 98%

terikat oleh protein plasma dan diekskresi dalam bentuk metabolit tidak aktif melalui

6

Page 7: Farm a Nifedipine

urin. Nifedipine dalam dosis tunggal diekskresi sebesar 80% dalam waktu 24 jam.

Efek antihipertensi dari nifedipine dalam dosis tunggal oral memberi onset sangat

cepat dalam waktu 15 - 30 menit dan berlangsung selama 6 - 12 jam.

Terapi dapat dikombinasi dengan β-bloker, diuretik, metildopa atau klonidin.

Pada kasus resistensi pada β-bloker atau terapi kombinasi betha-bloker dan diuretik,

respon positif dapat diperoleh dengan penambahan nifedipine dalam terapi.

Penambahan nifedipine secara oral pada krisis hipertensi akan menurunkan tekanan

darah dengan cepat dan efektif.

2.5 Toksisitas

Efek toksik penyekat kanal kalsium yang paling penting merupakan perluasan

langsung kerja terapeutiknya. Hambatan influks kalsium yang berlebihan dapat

menyebabkan terjadinya depresi jantung berat, meliputi henti jantung, bradikardia,

blokade atriventrikular, dan gagal jantung.

Nifedipine kerja-segera telah diteliti meningkatkan resiko infark miokard pada

pasien hipertensi. Toksisitas minor (yang mengganggu tetapi biasanya tidak sampai

memerlukan penghentian penggunaan obat) meliputi flushing, pusing, mualm

kontipasi, dan edema perifer.

Beberapa penelitian memberikam indikasi mengenai peningkatan resiko

jantung dan kanker dan mempunyai insiden yang tinggi (sekitar 20%) tetapi biasanya

7

Page 8: Farm a Nifedipine

ringan dan dapat membaik dengan berjalannya waktu. Efek samping ini dapat

dikurangi dengan menurunkan dosis atau kombinasi dengan β-bloker.

Rasa nyeri angina muncul kira-kira 30 menit setelah Nifedipin di konsumsi

dan bila ini terjadi, obat harus diturunkan dosisnya atau dihentikan.

8

Page 9: Farm a Nifedipine

BAB III

KESIMPULAN

Nifedipine adalah obat antihipertensi golongan antagonis kalsium (calcium

channel blocker) yang mempunyai efek vasodilatasi kuat arteriolar. Pemberian obat-

obat antagonis kalsium merupakan pengobatan lini keempat pada pengobatan pasien

hipertensi secara bertingkat.

Dengan mengkonsumsi nifedipine, dapat menurukan resistensi perifer serata

tekanan darah sistolik dan diastolik, meningkatkan volume per menit dan kecepatan

jantung.

Meski tidak memiliki efek samping yang berarti sampai harus menghentikan

pengobatan, tetap saja ada beberapa kontraindikasi yang harus diperhatikan, seperti

tidak diperbolehkan untuk ibu hamil atau ibu yang sedang menyusui.

Mengingat Nifedipine atau obat antihipertensi lainnya banyak digunakan oleh

dokter maka kita sebagai dokter harus lebih berhati-hati dan memperhatikan segala

aspek dari obat ini baik itu kegunaan, resistensi, efek samping , kontraindikasi, dan

hal-hal lain , sehingga kita dapat mengobati dengan baik dan tidak memperburuk

kondisi penderita.

9

Page 10: Farm a Nifedipine

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 611-613.

Katzung G Bertram . (2010). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 10. Penerbit:

EGC. Halaman 177-192.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe C.C. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar.

Lipponcott's illustrated reviews: Farmacology. Penerjemah Azwar

Agoes. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Widya Medika. Halaman 189-

190.

Neal, M.J. (2006). At a Glance Famakologi Medis. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Setiawati, A., dan Bustami, Z.S., (1995). Biofarmasetika Dan Farmakokinetika

Terapan. Penerjemah Fasich. Edisi Kedua, Surabaya: Penerbit

Universitas Airlangga. Halaman 16.

Tjay, T.H dan Raharjo, K. (2002). Obat-obat Penting. Jakarta: Penerbit PT Elek

Media Komputindo. Halaman 503, 527.

10