chayara's farm boiler
TRANSCRIPT
PROPOSAL PEMELIHARAAN AYAM PEDAGING (BOILER)
DI CHAYARA’S FARM LANGSA ACEH
DAFTAR ISI
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang
Tujuan
KEADAAN UMUM
Lokasi dan Tata Letak
Sejarah dan Perkembangan
Struktur Organisasi
SARANA PRODUKSI
Sarana dan Prasarana
Perkandangan
HAL YANG DIKERJAKAN
Pemeliharaan Ayam Periode Starter – Finisher
Persiapan Kandang dan Peralatan yang Digunakan
Penggunaan dan Pengaturan litter
Perlakuan Saat DOC Datang
Sanitasi, Pemberian Pakan dan Air Minum
Seleksi, Vaksinasi
Pemberian Vitamin dan Obat-obatan
Pemanenan
PEMASARAN
Jumlah, bentuk dan Harga
Wilayah / Konsumen
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT,
karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan proposal dan penyusunan laporan
perkembangan Chayara’s Farm.
Pada kesepatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Istriku (Chery) dan anakku tersayang Chayara yang membuat
diriku terus dan tetap bersemangat dalam menjalankan usaha
ini, dorongan, masukan, dan dukungan kalian tidaklah akan
dapat terbalas dan tidak akan kulupakan dan yakinlah kita
akan bersama meraih impian
2. Dinas Peternakan Kota Langsa dan Dinas Peternakan Aceh
Timur
3. PT. Popkhan Indonesia cab Sumatra
4. dll
Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik moral dan
material, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan yang pertama ini.
Langsa, Januari 2012
Coco Mahardicka
PENDAHULUAAN
Latar Belakang
Ayam broiler adalah jenis ayam pedaging yang mempunyai jenis
kelamin jantan maupun betina muda berumur sekitar 4 – 6 minggu
yang dipelihara secara intensif, guna memperoleh daging yang
optimal. Ditinjau dari segi mutu, daging ayam memiliki nilai gizi
yang tinggi dibandingkan ternak lainnya. Dan jika ditinjau dari segi
ekonomis, khususnya ayam ras potong atau ayam negeri yang
sudah populer dengan sebutan broiler ini, merupakan ayam negeri
yang bisa diusahakan secara efisien dan cepat dalam pemanenan.
Hingga saat ini, usaha peternakan ayam broiler merupakan salah
satu kegiatan yang paling cepat dan efisien untuk menghasilkan
bahan pangan hewani yang bermutu dan bernilai gizi tinggi.
Beberapa hal yang menjadi penyebabnya antara lain, laju
pertumbuhan ayam yang lebih cepat dibandingkan dengan
komoditas ternak lainnya, permodalan yang relatif lebih kecil,
penggunaan lahan yang tidak terlalu luas serta kebutuhan dan
kesadaran masyarakat meningkat akan kandungan gizinya.
Sehingga kondisi ini menuntut adanya penyediaan daging ayam
yang cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Beberapa alasan tersebut diatas yang membuat penulis tertarik
mencoba menjalankan usaha ini, Chayara’s Farm adalah sebuah
peternakan ayam potong yang berada didaerah pondok keumuning
tepatnya samping SMP 8 Langsa Nanggroe Aceh Darussalam.
Chayara’s Farm adalah sebuah badan usaha yang bergerak pada
bidang usaha peternakan ayam potong yang telah berdiri sejak 28
Agustus 2008, usaha ini berawal dengan peternakan ayam potong
500 ekor yang kemudian berkembang menjadi 1000ekor, 5000ekor
dan saat ini telah berkembang menjadi 6000ekor dalam setiap
periode. Kebutuhan akan permintaan ayam potong didaerah Aceh
dan Sumatra Utara yang membuat Chayara’s farm terus berusaha
untuk mengembangkan diri dan berbenah diri untuk mencoba
memenuhi kebutuhan pasar yang sampai dengan saat ini masih
sangat kurang, kebutuhan pasra lokal terutama Kota langsa setiap
harinya membutuhkan 2000ekor, Aceh Tamiang dan Aceh timur
1500ekor dan samapi saat ini masih dipenuhi oleh Ayam Potong
yang berasal dari Kota Medan, hal ini dikarenakan para peternak
Lokal Aceh belum dapat memenuhi kebutuhan yang begitu banyak.
Aceh memiliki Budaya yang Unik dan hal ini juga berdampak sangat
signifikan terhadap permintaan Ayam Potong, dalam setiap Tahun
terdapat beberapa Bulan yang tingkat permintaan dan konsumsi
Ayam Potong beranjak meningkat banyak yaitu : Bulan Maulid yang
diikuti dengan Bulan Pesta Pernikahan, Hari Megang (Hari Motong
Idul Fitri dan Idul Adha), Tahun Baru Hijriyah
KEADAAN UMUM
Lokasi dan Tata Letak
Peternakan ayam broiler Chayara’s Farm terletak diDesa
Pondok Keumuning Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa Nanggroe
Aceh Darussalam. Peternakan ayam broiler ini menempati areal
seluas ±1,5 hektar. Sebagian dari areal tersebut dipakai untuk
kegiatan pemeliharaan ayam broiler, sedangkan sisanya dipakai
sebagai areal perkebunan beberapa batang ubi, cabe, coklat dan
pisang.
Sejarah dan Perkembangan
Chayara’s farm merupakan sebuah perusahaan kemitraan
yang bergerak di bidang ayam broiler. Usaha ini berencana
membangun beberapa kandang ayam potong dan juga berencana
membangun 1 kandang close house yang memiliki kapasitas 20000
ekor.
Struktur Organisasi
Struktur orgsnisasi merupakan pola hubungan diantara orang-
orang yang mempunyai kedudukan, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Manajer merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di
Chayara’s farm, yang bertanggung jawab pada pemilik Chayara’s
Farm (Owner). Struktur organisasi yang baik akan mempermudah
kegiatan perusahaan sehingga timbul tanggung jawab dari staf dan
karyawan terhadap tugas yang diembannya. Saat ini Chayara’s
Farm memiliki seorang Manajer dan 2 orang Pekerja Kandang dan 1
orang tukang kebun
Sarana Produksi
Sarana dan Prasarana
1. Sumber Air. Sumber air pada peternakan ini berasal dari sumur
bor yang terdapat pada setiap kandang. Air disedot dengan
menggunakan jet pump yang menggunakan tenaga listrik dan
ditampung dalam bak penampung atau pada drum yang
berkapasitas 250 liter.
2. Sumber Energi. Sumber energi yang digunakan berasal dari PLN,
tetapi terdapat diesel yang digunakan untuk menyedot air dan
juga sebagai cadangan energi jika listrik mati.
3. Peralatan. Peralatan yang digunakan di Chayara’s Farm masih
menggunakan peralatan yang sederhana, diantaranya yaitu :
tempat pakan, tempat air minum, lampu penerangan, pemanas
(brooder), lingkar pembatas, dan drum tempat penampungan air.
Tempat pakan yang digunakan di Chayara’s Farm terdiri dari
dua jenis, yaitu tempat pakan yang berbentuk nampan (chick
feeder tray), yang digunakan untuk ayam umur 0–7 hari. Tempat
pakan ini terbuat dari bahan plastik, dan berdiameter 30 cm
untuk ± 60 ekor. Tempat pakan yang digunakan pada saat ayam
berumur lebih dari 14 hari sampai pemanenan menggunakan
tempat pakan berbentuk bundar yang digantung (hanging
feeder), dan berbahan plastik. Kapasitas tempat pakan gantung
ini 10 kg ransum.
Tempat air minum yang digunakan yaitu berbentuk tabung
dan digantung, yang mempunyai kapasitas sekitar 5 liter.
Tempat air minum ini terbuat dari bahan plastik, dan dapat
dipakai untuk ayam dari umur DOC sampai pemanenan. Tempat
pakan dan tempat air minum yang digunakan di Chayara’s Farm
berasal dari PT. Pokphan Indonesia, PT. Medion.
Lampu penerangan yang digunakan di kandang adalah lampu
neon dan lampu pijar. Gasolek (brooder) merupakan alat yang
digunakan sebagai pemanas untuk DOC/ayam yang baru datang
sampai ayam berumur ± 14 hari. Pemanas ini berbentuk
lingkaran, terbuat dari bahan seng dan besi serta menggunakan
Gas Tabung 50 kg sebagai bahan bakarnya.
Lingkar pembatas (chick guard) digunakan ketika ayam
berumur ± 0-7 hari. Tujuan dibuatnya lingkar pembatas yaitu
untuk menahan angin kencang dan menjaga agar ayam selalu
tetap berada di dalam daerah pemanas. Lingkar pembatas ini
terbuat dari bahan seng, yang mempunyai tinggi 45 cm.
Drum (tempat penampungan air) digunakan ketika air
dinyalakan, dan digunakan ketika akan memberi air minum pada
ayam. Drum ini terbuat dari bahan plastik, dan berkapasitas ±
250 liter.
4. Gudang pakan. Gudang pakan merupakan tempat penyimpanan
pakan yang lokasinya terpisah antara gudang yang satu dengan
lainnya.
5. Tempat Tinggal Pekerja Kandang. Tempat tinggal pekerja
kandang terletak disekitar lokasi peternakan, dan dibangun
disebelah gudang pakan. Pembangunan tempat tinggal pekerja
kandang bertujuan untuk memudahkan para pekerja dalam
pengelolaan atau pemeliharaan ayam.
Perkandangan
Menurut Zainal abidin (2002) kandang merupakan tempat
hidup, tempat berproduksi, dan berfungsi untuk melindungi ayam
dari gangguan binatang buas, melindungi ayam dari cuaca yang
tidak bersahabat, membatasi ruang gerak ayam, menghindari resiko
kehilangan ayam, mempermudah pengawasan, pemberian pakan
dan air minum, serta pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Sistem perkandangan yang digunakan di Chayara’s Farm
menggunakan tipe kandang panggung (Slat System), tipe kandang
ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kandang Postal
(Litter System). Kelebihan dari sistem kandang ini yaitu sirkulasi
udaranya yang baik, karena angin dapat masuk dari bawah dan
samping kandang.
Atap kandang berjenis seng asbes dan Tiang penyangga
bangunan terbuat cor-coran semen dan kayu yang mempunyai
tinggi 2-4 m, tetapi ada juga penyangga bangunan yang
menggunakan setengah kayu dan setengah di tembok. Dinding
kandang terbuat dari jaring yang mempunyai tinggi 2 m dari alas
kandang. Konstruksi lantai yang digunakan adalah lantai yang
mempunyai celah dan terbuat dari bambu. Jarak celah lantai
tersebut yaitu 2,5 cm.
Jarak antara
kandang yang satu
dengan yang
lainnya yaitu
sekitar 8–10 m,
atau jaraknya
sama dengan lebar
kandang. Hal ini
dimaksudkan
untuk
menjamin
kesehatan
pada ayam,
dan untuk
mencegah
penularan
penyakit. Arah kandang yang terdapat di Chayara’s farm membujur
dari Timur ke Barat, tujuannya yaitu agar ayam tidak terkena panas
matahari secara langsung. Kepadatan pada kandang panggung ini
yaitu ± 10 ekor/m2. Kandang panggung yang digunakan Cahayara’s
Farm pada Gambar 2.
Ukuran kandang yang terdapat pada Chayara’s
farm adalah 9 X 80 meter
PELAKSANAAN
Pemeliharaan Ayam Periode Starter – Finisher
Pemeliharaan ayam broiler ini dipelihara selama ± 30-35 hari,
dengan menggunakan sistem pemeliharaan all in all out.
Maksudnya yaitu ayam masuk secara bersamaan, dan keluarnya
pun secara bersama- sama. Tujuan dilakukannya pemeliharaan
dengan sistem all in all out adalah untuk memudahkan dalam
pemanenan. Kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan praktik
kerja lapangan ini meliputi kegiatan persiapan kandang dan
peralatan yang digunakan, penggunaan dan pengaturan litter,
perlakuan saat DOC datang, sanitasi kandang, pemberian pakan
dan air minum, seleksi, vaksinasi, pemberian vitamin dan obat-
obatan, dan pemanenan.
Persiapan Kandang dan Peralatan yang Digunakan
Sebelum kegiatan pemeliharaan ayam berlangsung, terlebih
dahulu kandang dan peralatan yang akan digunakan harus
dipersiapkan dengan baik. Tujuan dari persiapan kandang ini sendiri
yaitu untuk memberikan rasa nyaman pada ayam ketika ayam
mulai masuk, serta supaya terhindar dari gangguan penyakit.
Pada saat melakukan praktik kerja lapangan, kegiatan
persiapan kandang yang dilakukan meliputi pembersihan atap dan
lantai kandang, pengapuran, dan pengistirahatan.
Pembersihan atap dan lantai kandang dilakukan setelah
pemanenan ayam selesai. Pembersihan atap dilakukan dengan
membersihkan debu dan sarang laba-laba yang ada dilangit-langit
kandang dengan menggunakan sapu bergagang panjang.
Pembersihan lantai dimulai dengan menyemprotkan air ke
permukaan lantai kemudian didiamkan selama beberapa jam,
dengan tujuan agar kotoran yang menempel dapat dengan mudah
dibersihkan. Setelah didiamkan selama beberapa jam, lantai
digosok dengan menggunakan lap yang bergagang sambil
disemprot dengan air sampai bersih.
Setelah lantai bersih kemudian dibiarkan hingga kering dan
selanjutnya dilakukan pengapuran. Bahan yang digunakan dalam
proses pengapuran untuk luasan kandang 560 m2 adalah 100 kg
kapur, 500 liter air dan 5 liter formalin 40%. Cara kerjanya yaitu
larutkan kapur dengan air di dalam drum, lalu tambahkan formalin
40% kemudian aduk hingga homogen dengan menggunakan alat
pengaduk. Setelah homogen, larutan tersebut disiramkan sedikit
demi sedikit secara merata ke seluruh lantai kandang dengan
menggunakan gayung atau ember. Pengistirahatan kandang
dilakukan setelah pengapuran selesai. Pengistirahatan dilakukan
selama ± 1-2 minggu.
Persiapan peralatan meliputi pembersihan tempat pakan dan
tempat air minum yang telah digunakan sebelumnya,
penyemprotan tirai, pembersihan gasolek (pemanas), pencucian
lingkar pembatas (chick guard), dan pencucian karung (alas sekam).
Pembersihan tempat pakan dan tempat air minum yang akan
digunakan dilakukan dengan menggunakan disinfektan yaitu
Septosid, kemudian dikeringkan. Penyemprotan tirai dan
pembersihan semawar (pemanas) dilakukan dengan menggunakan
disinfektan yang sama. Lingkar pembatas dicuci dengan cara disikat
sambil disemprot dengan air hingga bersih, kemudian dikeringkan.
Karung (alas sekam) dicuci dengan cara direndam terlebih dahulu
selama satu malam, lalu kucek dan bilas dengan air sampai bersih.
Setelah karung bersih, kemudian dikeringkan dibawah sinar
matahari.
Penggunaan dan
pengaturan litter
Dalam pemeliharaan
ayam broiler
Chayara’s Farm, litter
yang digunakan
berasal dari sekam
kayu. Penaburan
sekam dilakukan dua
hari sebelum DOC datang. Sebelum sekam ditaburkan, lantai
kandang diberi alas terlebih dahulu dengan menggunakan jaring
halus. Ketebalan litter setinggi 7-10cm. Pada saat ayam datang
hingga berumur satu hari, permukaan litter yang digunakan harus
diberi alas koran atau karung. Tujuannya agar ayam dapat
mengenal pakannya, sehingga ayam tidak memakan litter. Litter
digunakan mulai dari DOC hingga ayam berumur ± 20 hari. Litter
harus selalu dalam keadaan bersih dan menurut Bambang Cahyono
(1995), alas lantai/litter yang digunakan harus dalam keadaan
kering, karena jika litter selalu dalam keadaan kering maka ayam
akan terhindar dari penyakit pernapasan. Ketika ayam berumur 16
hari, litter mulai diturunkan sedikit demi sedikit hingga pada saat
ayam berumur 20 hari litter sudah turun semua.
Perlakuan Saat DOC Datang
Sebelum DOC datang, kandang harus sudah siap 48 jam
sebelumnya. Tirai harus tertutup semua tanpa ada celah, sehingga
angin tidak bisa masuk. Penutupan tirai secara keseluruhan
dilakukan selama satu minggu, setelah itu pembukaan tirai
dilakukan sesuai dengan keadaan cuaca. Lingkar pembatas dibuat
satu kotak besar untuk keseluruhan ayam dalam satu kandang.
Luasan lingkar pembatas 60 m2 untuk 6000 ekor.
Pemanas (brooder) dihidupkan satu jam sebelum DOC datang,
sampai temperatur disekitar pemanas mencapai suhu 32–35oC.
Pemanas yang digunakan sebanyak 6 buah untuk kapasitas 6000
ekor ayam, dengan ketinggian 50 cm dari litter. Menurut Sugandi
(1978) bahwa temperatur udara disekitar alat pemanas yang baik
untuk pertumbuhan anak ayam adalah 95oF (35oC). Pemanas
dihidupkan selama 3 hari tanpa dimatikan. Hari ke-4 dan seterusnya
pemanas dihidupkan sesuai dengan keadaan cuaca. Pencahayaan
yang digunakan dengan menggunakan lampu neon 100 Watt
sebanyak 12 buah.
Pada saat DOC datang, DOC dikeluarkan dari dalam box
pengemasnya dan langsung dimasukan ke dalam indukan (chick
guard). Menurut Sudaryani dan Santosa (1994) indukan buatan
memerlukan suhu 35oC pada minggu pertama bila memungkinkan,
temperatur dapat diturunkan ± 5oC setiap minggu sampai suhu
mencapai 18-24oC. Setelah anak ayam masuk kedalam indukan
kemudian diberikan air minum yang dicampur dengan vitamin yaitu
Biovit, tujuannya supaya kondisi ayam segar kembali. Pada saat
ayam datang penimbangan bobot awal tidak dilakukan, karena
bobot rata-rata ayam sudah tercantum dalam box DOC. Bobot awal
rata-rata dari ayam ini yaitu 37 gram / ekor.
Sanitasi
Sanitasi adalah cara perlindungan lokasi farm dengan cara
membersihkan secara kimia maupun mekanis. Kebersihan
lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan
usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan
tenaga yang ulet / terampil saja. Tindakan preventif dengan
memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai
catatan pada label yang ada.
Sanitasi kandang yang dilakukan adalah menjaga kebersihan
kandang dan sekitarnya, membersihkan peralatan kandang,
menggunakan alas kaki khusus untuk di dalam kandang, mencuci
kaki sebelum memasuki kandang, dan menjaga litter agar tetap
kering.
Pemberian Pakan dan Air Minum
Pemberian pakan pada anak ayam periode starter sampai
finisher dilakukan dengan metode ad libitum, yaitu metode
pemberian pakan dengan cara ayam makan sepuasnya atau tidak
terbatas. Tempat pakan yang digunakan pada umur 0-7 hari
berbentuk nampan (chick feeder tray). Pemberian pakan anak ayam
sampai umur 1 minggu dilakukan sesering mungkin ± 6-8 kali / hari
tergantung habisnya pakan dalam chick feeder tray. Setelah ayam
berumur 7 hari tempat pakan yang digunakan sebagian diganti
dengan tempat pakan yang berbentuk bundar dan digantung
(hanging feeder). Menurut Abibin (2002) ketinggian tempat pakan
dan tempat air minum 2–2,5 cm di atas permukaan punggung
ayam. Kapasitas tempat pakan 1 buah untuk 20-25 ekor ayam.
Pakan yang diberikan untuk ayam umur 0-14 hari adalah H10 (Prime
Chick) yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia. Pakan
ini berbentuk mash (butiran halus). Komposisi zat makanan ransum
H10 disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan zat makanan H10
Zat Makanan Kandungan (%)
Kadar Air max 13,0
Protein 21,5 – 23,5
Lemak min 5,0
Serat max 5,0
Abu max 7,0
Kalsium min 0,9
Phospor min 0,6
Energi Metabolis 3020 – 3120 Kkal/kg
Sumber : PT. Charoen Pokphan Indonesia.
Setelah ayam berumur 14 hari, keseluruhan tempat pakan
yang digunakan adalah hanging feeder. Pakan yang digunakan
diganti dengan H11 Pakan ini berbentuk crumble (butiran kasar)
kemudian diberikan sebanyak tiga kali, yaitu sekitar jam 8 pagi, 5
sore dan 12 malam. Kandungan zat makanan disajikan pada Tabel
4.
Tabel 4. Kandungan zat makanan BR I SP dan BR I RX-V
Zat Makanan Kandungan H11
Air max 12 12
Protein Kasar min 21 21,5
Lemak Kasar min 4 4
Serat Kasar max 4,5 4
Abu max 6,5 6,5
Kalsium 0,9 – 1,1 0,9 – 1,1
Phospor 0,7 – 0,9 0,7 – 0,9
Growth Promotor Virginiamycin/Zinc Bacitracin
Coccidiostat Salinomycin/Monensin
Sumber : PT. JAPFA COMFEED Indonesia.
Pemberian air minum dari awal sampai akhir pemeliharaan
diberikan ad libitum (tidak terbatas), dengan memakai tempat air
berbentuk tabung dan
digantung yang
berkapasitas 5 liter
untuk 50 ekor anak
ayam.Tempat air
minum selalu dicuci
bersih sehabis
pemakaian agar
terhindar dari bibit
penyakit yang
merugikan.
Seleksi
Seleksi yang dilakukan mulai umur 1 hari sampai pemanenan.
Seleksi berdasarkan besar kecilnya ukuran tubuh ayam, kelainan
(cacat), ayam sakit dan ayam mati.
Ayam yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil dipisahkan
dengan yang lainnya dan dipelihara ditempat tersendiri dalam sekat
dipojok kandang, serta diberi pakan lebih banyak dibandingkan
dengan ayam yang memiliki ukuran tubuh normal. Kelainan (cacat)
pada ayam yang terdapat dipeternakan ini terdiri dari cacat bawaan
contohnya bentuk paruh dan leher yang bengkok, paruh yang
menyerupai bentuk paruh burung kakatua, dan cacat karena cedera
contohnya kaki dan sayap yang terperosok, pantat terluka karena
dipatuki ayam lain yang kanibal. Ayam yang sakit dan cacat diberi
perlakuan yang sama seperti ayam yang memiliki ukuran tubuh
kecil, sedangkan ayam yang mati langsung dibuang (dikubur).
Vaksinasi
Vaksinasi merupakan upaya memasukan bibit penyakit yang telah
dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh unggas yang sehat
untuk memperoleh
kekebalan penyakit
tertentu. Menurut Abidin
(2002) vaksinasi pasif
adalah proses memasukan
bibit penyakit yang sudah
mati, sedangkan vaksinasi
aktif adalah proses
memasukan bibit penyakit
yang sudah dilemahkan ke
dalam tubuh ayam, baik
melalui injeksi, campuran
air minum, maupun tetes mata. Vaksin digunakan dengan tujuan
untuk mencegah penyakit asal virus, misalnya ND dan Gumboro
(Rasyaf, 2007).
Program vaksinasi dilakukan sebanyak satu kali setiap periode
pemeliharaan. Vaksinasi terdiri dari ND 1, Gumboro, dan ND 2. Pada
umur 16 hari, ayam divaksinasi Gumboro dengan jenis vaksin aktif.
Vaksinasi dilakukan dengan cara oral (dicampurkan dengan air
minum). Sebelum vaksinasi dilaksanakan, ayam dipuasakan terlebih
dahulu selama ± 2 jam. Vaksinasi dilaksanakan pada pukul 7 pagi.
Vaksin yang digunakan sebanyak 6000 dosis untuk 6000 ekor ayam.
Vaksin tersebut kemudian dicampur dengan 200 liter air, kemudian
diisikan ke dalam galon tempat air minum masing-masing sebanyak
2 liter. Setelah vaksin habis diminum oleh ayam, kemudian galon
tersebut diisi dengan air putih biasa.
Pemanenan
Panen dilakukan pada saat ayam berumur 30-35 hari dengan
bobot badan akhir rata-rata 1,8-2 kg. Pemanenan dilakukan dengan
cara menangkap 4 sampai 5 ekor ayam, kemudian mengikat
kakinya dengan tali
yang telah
disimpulkan, lalu
ditimbang dan
dilakukan pencatatan
baik dari pihak pembeli
maupun perusahaan,
setelah itu langsung
diangkut dan
dimasukkan kedalam
keramba yang tersedia
di atas mobil. Sebelum
mobil pengangkut ayam pergi, dilakukan penyiraman dengan air
terhadap ayam tujuannya agar ayam tetap segar (tidak kepanasan)
sampai di tujuan. Setelah panen selesai, data hasil pencatatan dari
pihak perusahaan diserahkan ke pembeli untuk dicocokkan.
Pemasaran
Jumlah, Bentuk
dan Harga
Ayam dipanen
secara
keseluruhan dan dijual berdasarkan bobot hidup ayam. Chayara’s
Farm menjual Ayam pada Perusahaan Mitrea Chayara’s Farm yaitu
PT. Aceh Unggas Mandiri yang juga sebagai Anak Perusahaan dari
PT. Chavroen Popkhan Indonesia, dengan harga kontrak Rp.
14.000/kg jika ayam dengan berat rata-rata 1,8kg dan jika ayam
kecil atau Ayam dibawah 1,2kg maka harga kontraknya akan
berbeda dan jauh lebih mahal (dapat dilihat dilampiran)
Wilayah
Ayam yang dipelihara di peternakan Chayara’s Farm dijual /
dipasarkan ke wilayah Kota Langsa, Aceh Tamiang dan Aceh Timur
dan bahkan beberapa periode Chayara’s Farm juga didatangi oleh
agen dari Kota Medan dan Banda Aceh karena kekosongan Ayam
dipasar