operasional boiler

33
1.7 Operasional Boiler 1. Pendahuluan Di kapal-kapal laut, boiler sangat berpengaruh dalam kelancaran pelayanan dan pelayarannya. Baik itu kapal jenis cargo, container, maupun tanker. Boiler berfungsi sebagai penghasil uap panas yang akan digunakan untuk memanaskan muatan, memompa keluar muatan, memanaskan bahan bakar, sebagai pengontrol suhu udara bila kita berlayar di daerah dingin, dan juga untuk keperluan lainnya. Boiler dituntut untuk selalu dapat menghasilkan uap panas yang mencukupi sesuai kebutuhan di atas kapal. Tersedianya uap panas merupakan hal yang mutlak bagi kelancaran operasional permesinan yang membutuhkan uap panas. Pelayaran dan pelayanan dapat terganggu jika penghasilan uap panas ada masalah karena kita tidak tahu cara pengoperasian yang aman dan benar sehingga boiler mengalami gangguan atau mengalami kerusakan. Dilatar belakangi pentingnya pengoperasian boiler yang aman dan benar untuk menunjang kinerjanya agar selalu dalam keadaan yang selalu siap beroperasi dan prima, maka dalam Quis 1 ini saya akan mencoba menguraikan tentang Boiler Operation.

Upload: hajopan

Post on 07-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Boiler operational

TRANSCRIPT

Page 1: Operasional Boiler

1.7

Operasional Boiler

1. Pendahuluan

Di kapal-kapal laut, boiler sangat berpengaruh dalam kelancaran pelayanan dan pelayarannya. Baik itu kapal jenis cargo, container, maupun tanker. Boiler berfungsi sebagai penghasil uap panas yang akan digunakan untuk memanaskan muatan, memompa keluar muatan, memanaskan bahan bakar, sebagai pengontrol suhu udara bila kita berlayar di daerah dingin, dan juga untuk keperluan lainnya. Boiler dituntut untuk selalu dapat menghasilkan uap panas yang mencukupi sesuai kebutuhan di atas kapal. Tersedianya uap panas merupakan hal yang mutlak bagi kelancaran operasional permesinan yang membutuhkan uap panas. Pelayaran dan pelayanan dapat terganggu jika penghasilan uap panas ada masalah karena kita tidak tahu cara pengoperasian yang aman dan benar sehingga boiler mengalami gangguan atau mengalami kerusakan. Dilatar belakangi pentingnya pengoperasian boiler yang aman dan benar untuk menunjang kinerjanya agar selalu dalam keadaan yang selalu siap beroperasi dan prima, maka dalam Quis 1 ini saya akan mencoba menguraikan tentang Boiler Operation.

2. Operasional Boiler

Sebagian besar masalah pada boiler tidak terjadi tiba –tiba, tetapi berkembang perlahan – lahan selama jangka waktu yang panjang dan tanpa kita sadari telah terjadi perubahan. Korosi perlahan terjadi di katup pengaman, sedimen menumpuk, dan kerak terakumulasi pada tabung boiler. Setiap tahun ratusan kecelakan terjadi yang melibatkan boiler dan bejana bertekanan

Page 2: Operasional Boiler

Boiler

pada kapal, bangunan umum, dan fasilitas lainnya. Hal ini dikaitkan dengan kualitas air yang rendah, kesalahan pada operator, pemeliharaan yang buruk, dan juga korosi. Peralatan kontrol dan keamanan yang berfungsi merupakan hal yang sangat penting pada setiap boiler. Satu – satunya cara untuk menghindarinya adalaah dengan melakukan konsultasi pada spesialis, pengujian berkala, pemeliharaan yang rutin, dan pelaksanaan operasi sesuai dengan prosedur pelaksanaan.

Gambar 1. Boiler OperationSumber : www.perpetuadalta.edu

2.1 Perawatan Air Pada boiler, air diubah menjadi uap, dimana pada saat uap

meninggalkan drum dalam kondisi relatif murni. Kotoran – kotoran yang tercampur, selain dari udara yang masuk bersamaan dengan feedwater ditahan dan dipusatkan di dalam air boiler. Konsentrasi tinggi dari zat-zat padat yang dapat mengakibatkan buih pada air boiler dapat memperburuk distribusi ataupun penyaluran air dan mempengaruhi(mengkontaminasi) uap. Zat kimia dan tingkat kelarutan juga berperan pada saat suhu bertambah tinggi.

Air biasa mengandung banyak kotoran, yang mana dapat membahayakan pada saat pengoperasian boiler. Kotoran – kotoran ini berasal dari tanah maupun atmosfer(atau dari limbah perkotaan dan industri), dan diklasifikasikan secara luas sebagai organik larut

2

Page 3: Operasional Boiler

Boiler Operation

yang ditangguhkan. Dengan beberapa pengecualian, air yang ditemukan pada lingkungan sekitar tidak cocok untuk digunakan sebagai feedwater boiler tetapi dapat digunakan setelah melewati perawatan yang tepat. Intinya, persyaratannya adalah : pembersihan air mentah dari unsur – unsur yang berbahaya; perawatan ekstra(pada boiler atau sistem lainnya yang terhubung) dari sisa – sisa kotoran dan mengubahnya menjadi wujud yang tidak berbahaya; dan pembersihan sistematis, dengan menyemprot boiler dengan air bertekanan, untuk menghindari jumlah kerak yang berlebihan pada unit.

Gambar 2. Pelaksanaan Water TreatmentSumber : www.chemtreat.com

Tujuan pokok dari perawatan feedwater dan air boiler adalah untuk menjaga agar permukaan dalam terbebas dari tumpukan kerak maupun lumpur dan juga untuk mencegah korosi pada bagian permukaan. Pembentukan kerak yang mengeras, dibentuk oleh unsur – unsur tertentu pada daerah masukan yang memiliki panas tinggi, memperlambat laju aliran panas dan meningkatkan suhu logam menjadi lebih tinggi daripada- yang biasanya. Hal ini dapat menyebabkan pemanasan yang berlebihan dan kegagalan pada bagian – bagian bertekanan. Lumpur, atau partikel – partikel padat biasanya terbawa pada saat penangguhan, kemungkinan mengendap dan membatasi aliran dari air pendingin atau, pada

3

Page 4: Operasional Boiler

Boiler

beberapa kasus, dapat menumpuk dalam wujud lapisan yang menyekat dengan efek yang mirip dengan kerak yang keras. Minyak dan pelumas mencegah pembasahan yang disyaratkan pada permukaan bagian dalam dan, pada bidang masukan yang tinggi, menyebabkan pemanasan berlebihan; mereka juga dapat mengkarbonisasi dan membentuk lapisan penyekat yang menempel dengan erat. Korosi karena kondisi asam, atau karena gas yang larut, dapat melunakkan boiler karena penghilangan logam. Hal ini biasanya terjadi pada bidang setempat dalam wujud rongga – rongga dan lubang yang mana jika tidak diperiksa dapat menghasilkan perembesan dan kebocoran yang menyeluruh. Reaksi dari zat – zat kimia tertentu menghasilkan serangan yang berisi butir – butiran pada logam, menyebabkan kerapuhan dan patah.

2.2 FeedwaterPada hakikatnya semua kapal laut menggunakan feedwater

yang diuapkan dari air laut untuk boiler, dan demikian, perlakuan/perawatan pada feedwater bisa diminimalkan. Beberapa campuran yang terkontaminasi dapat ditemui pada saat penyulingan karena terbawa oleh partikel – partikel air dengan uap air dan penyerapan ulang oleh udara yang tidak dapat dikondensasi tetapi pembersihan tambahan terhadap zat – zat padat tidak diperlukan. Bagaimanapun juga, udara yang larut harus dihilangkan untuk mencegah korosi.

Gambar 3. Tangki FeedwaterSumber : www.filtersource.co.uk

4

Page 5: Operasional Boiler

Boiler Operation

Oksigen yang larut biasanya merupakan faktor terbesar dalam korosi pada permukaan boiler yang bersentuhan dengan air. Mungkin ada pada susunan air atau pada feedwater, sebagai hasil dari sentuhan sebelumnya dengan udara admosfir, atau dapat ditambahkan ke air karena kebocoran pada sistem yang melewati seal(segel) pompa bertekanan redah, tangki – tangki penyimpanan, dll. Untungnya, kebanyakan oksigen dapat dengan segera dihilangkan dari air dengan menggunakan pemanas feedwater yang bersifat deaerasi(menghilangkan udara).

Korosi dapat ditemui pada pipa kondensat dan sistem sebelum boiler dikarenakan gas yang larut, seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, atau hydrogen sulfida pada air. Gas – gas ini berasal dari atmosfir atau dari unsur – unsur yang terdapat pada air boiler. Mereka dilepaskan di generator uap, kemudian bercampur baik sekali dengan uap yang keluar, dan akhirnya dibuang menuju kondensator.

2.3 Air BoilerAir boiler dirawat di dalam boiler untuk mencegah korosi,

kegagalan dalam menyerap panas pada permukaan, dan kontaminasi pada uap. Hal ini memerlukan tambahan zat – zat kimia ke dalam steam drum dimana mereka bereaksi dengan kotoran – kotoran sisa pada feedwater. Jika dikontrol dengan baik, perlakuan pada bagian dalam dapat menjaga kondisi air boiler tetap pada batas yang memuaskan. Korosi dapat diminimalisir dengan menjaga tingkat basa pada air boiler dan kondisi ini biasanya dinyatakan dalam istilah “pH” atau “total alkalinity”. pH dari air boiler biasanya dijaga dalam jarak nilai sekitar 10.2 sampai 11.5.

Pembersihan oksigen yang larut sangat diinginkan untuk dilakukan pada semua boiler tetapi merupakan kewajiban untuk unit – unit bertekanan tinggi. Itu merupakan kebiasaan dalam membersihkan oksigen untuk deaerasi feedwater tambahan dengan perlakuan yang menggunakan zat kimia pada bagian dalam, dengan menggunakan bahan pembilasan seperti sodium sulfite, yang dikombinasikan dengan oksigen untuk membentuk sodium sulfate yang stabil. Hydrazine juga dapat digunakan untuk tujuan menyerap oksigen dan nitrogen lemah. Zat – zat kimia ini mencegah tempat masuk atau penyimpanan oksigen yang larut dan dijaga di dalam air boiler dengan jumlah yang kecil.

5

Page 6: Operasional Boiler

Boiler

Gambar 4. Sodium SulfiteSumber : www.grchem.com

Pembersihan zat – zat padat pada air boiler diperlukan untuk mencegah kerak dan dapat dibersihkan dengan penambahan satu dari kombinasi antara sodium atau potassium phosphate dan melewati pencampuran antara senyawa dengan air boiler. Jika tingkat kebasaan dijaga pada 10pH atau lebih tinggi, ion kalsium sisa yang masuk dengan feedwater akan- mengendap dan menghasilkan lumpur phosphate yang tidak dapat dipisahkan dan magnesium akan mengendap sebagai magnesium hidroksida. Kontrol rutin memerlukan penyesuaian pH dengan penambahan sodium hydroxide, atau yang setara, dan pemeliharaan phosphate ion dalam jumlah cukup pada air boiler.

Perlakuan yang paling cocok untuk mesin boiler tergantung atas beberapa factor, dan seorang spesialis feedwater harus berkonsultasi untuk menetapkan prosedur yang spesifik. Bagaimanapun, hasil yang didapatkan akan bergantung atas ketekunan dan integritas dari pengambilan data dan sampel yang rutin dan langkah – langkah pengendalian yang dilakukan personel operasi.

6

Page 7: Operasional Boiler

Boiler Operation

2.4 Operasional Boiler dan PerawatanDesain boiler harus mencerminkan pertimbangan yang hati –

hati terhadap factor- factor yang mempengaruhi operasi dan perawatan pada boiler. Faktor –faktor ini meliputi persiapan awal untuk pengoperasian peralatan baru, operasi normal, termasuk proses start-up dan shut-down secara rutin, operasi darurat, pengecekan dan pemeliharaan, dan penyimpanan pada saat tidak digunakan.

2.4.a Persiapan AwalPersiapan awal unit baru untuk operasi, atau peralatan yang

lebih tua setelah mengalami perubahan yang besar ataupun perbaikan, memerlukan pembersihan terhadap material – material asing baik dari casing dan interior pada bagian bertekanan; pengujian hidrostatik dan pengecekan kebocoran; dan membersihkan unit dengan menggunakan kaustik untuk menghilangkan lemak dan tumpukan lainnya, yang mungkin ada di dalam economizer dan bagian – bagian penghasil uap bertekanan. Selama boil-out unit ditembakkan pada tingkat yang rendah untuk menjaga sekitar 50% dari tekanan operasi normal. Prosedur ini mempermudah pengeringan lambat yang diinginkan pada refraktor yang digunakan pada pengaturan boiler.

Selama masa boil-out, yang biasanya berlangsung antara 12 sampai 36 jam, boiler ditiup/disemprot secara berkala melalui semua sambungan blowdown secara bergilir untuk menghilangkan dan menghapus sedimen dari permukaan. Jika perlu, boil-out dapat dilengkapi dengan pembersih asam untuk menghilangkan kerak pabrik. Setelah boil-out, merupakan latihan yang umum untuk mengurangi konsentrasi zat kimia dari boil-out ke tingkat operasi yang memuaskan dengan cara meniup dan menggantinya dengan air tawar. Tekanan boiler kemudian ditingkatkan untuk diuji dan kemudian mengatur katup pengaman. Selanjutnya, superheater dan pipa uap ditiup untuk membersihkan material – material asing, dan boiler dipersiapkan untuk operasi dengan beban yang rendah untuk beberapa saat dimana peralatan tambahan, control, dan interlock diujicoba. Setelah operasi dan pengujian, biasanya boiler dimatikan dan ditutup, didinginkan, dikuras dan kemudian diperiksa secara menyeluruh pada permukaan bagian dalam dan luar sebelum memulai operasi normal.

7

Page 8: Operasional Boiler

Boiler

2.4.b Operasi NormalOperasi normal meliputi proses menyalakan dan mematikan

peralatan dan operasinya yang tertib, dalam kondisi terkontrol, untuk memenuhi kebutuhan beban. Sejak sekitar 80% dari semua ledakan tungku terjadi selama periode ini. Tingkat pembakaran selama penyalaan dibatasi untuk mencegah pemanasan berlebih pada logam superheater(dan reheater) ketika hanya terdapat sedikit atau tidak ada aliran uap pendingin. Untuk mencegah perbedaan suhu yang berlebihan dan kemungkinan tekanan termal yang tinggi di bagian – bagian bertekanan, tingkat pembeakaran yang berlebihan harus dihindari. Pertimbangan ini menentukan waktu yang dibutuhkan untuk penyalaan dan juga, sampai batas tertentu, untuk pendinginan setelah dimatikan.

2.4.c Pembersihan BoilerUntuk operasi yang efisien dan memuaskan, sebuah boiler

harus dijaga agar tetap bersih baik pada bagian pembakaran(fireside) maupun pada bagian pengairan(waterside). Dengan perhatian yang cukup pada preboiler feed system dan dengan menjaga kadar kimia pada waterside boiler dalam batas yang ditentukan, maka kebutuhan untuk membersihkan waterside sedikit berkurang. Fireside, disisi lain, memerlukan perhatian setiap hari jika suhu uap dan efisiensi boiler harus dipertahankan pada kondisi yang optimal.

Hanya air yang sudah disuling dan dideaerasi yang dapat digunakan untuk menyuplai boiler. Total padatan dalam air boiler tidak boleh melebihi batas maksimum yaitu 500ppm selama operasi normal. Padatan tersusun seharusnya nol tetapi tidak lebih dari 5% dari total padatan. Chloride harus lebih rendah dari 2ppm dan phosphate harus berada dalam kiasan 10 sampai 25ppm. pH air boiler harus dalam kisaran 10.2 – 11.5. Pembilas oksigen(sodium sulfite) harus berkisar dari 30 sampai 50ppm yang diukur sebagai SO3. Air boiler, yang dijaga dalam batas – batas tersebut, tidak akan membentuk kerak atau tumpukan lumpur yang mengeras pada bagian permukaan tabung.

Untuk membantu menjaga kondisi waterside bersih, permukaan boiler uap harus ditiup/disemprot setiap hari. Sebuah pengujian untuk total padatan terlarut yang dibuat sebelum dan sesudah peniupan akan menunjukkan jika perhatian tambahan diperlukan atau tidak. Koneksi blowoff drum air dan blowdown

8

Page 9: Operasional Boiler

Boiler Operation

waterwall harus digunakan sesering mungkin dalam mengatur total padatan dalam air boiler.

Gambar 5. Pembersihan BoilerSumber : www.goodway.com

Jika kondisi memburuk sampai pada titik dimana kerak atau lumpur yang mengeras ditemukan selama pemeriksaan waterside, analisis kimia dari tumpukan akan menunjukkan metode pembersihan yang paling cocok untuk menghilangkannya. Tabung dapat dibersihkan dengan melewatkan sikat bersama udara yang digerakkan oleh turbin dan pemotong kerak melewati tiap – tiap tabung, dan kemudian disiram dengan selang air bertekanan tinggi. Seluruh boiler dapat dibersihkan dengan pembersihan asam sehingga unit lebih cepat dan efisien.

Seorang spesialis harus dikonsultasikan untuk dapat memenuhi prosedur ini, yang mana memerlukan penggunaan asam dan juga penetral pembilasan. Kekuatan asam, penetral, dan suhu yang mana penggunaannya saat penting juga proses pembersihan harus dijaga dalam batas aman. Kekuatan asam yang berlebihan atau sisa asam yang tidak dinetralkan setelah pembersihan akan menghilangkan dan menyerang logam,

9

Page 10: Operasional Boiler

Boiler

kemungkinan sampai pada titik dimana penggantian suku cadang diperlukan.

Sebuah boiler harus dirancang untuk memudahkan pembersihan fireside(perapian). Permukaan pemanas dari superheater serta economizer dan juga pemanas udara harus diatur dalam pola segaris, yang menunjukkan jalur yang jelas sehingga proses pemeriksaan dan pembersihan dapat dilakukan dengan baik. Pola berbelok – belok sedikit lebih efisien jika dilihat dari sudut pandang perpindahan panas tetapi lebih sulit untuk diperiksa dan dibersihkan.

Dalam kondisi ekstrim, membersihkan dengan air bertekanan tinggi secara manual mungkin diperlukan, namun, peningkatan dalam pembakar dan pada susunan boiler dan juga peralatan pembersihnya telah mengurangi kebutuhan pembersihan menggunakan tangan. Blower jelaga digunakan untuk membersihkan perapian secara berkala. Frekuensinya tergantung pada karakteristik abu pembakaran, efisiensi pembakaran, dan tingkat operasi.

Udara atau uap dapat digunakan sebagai media untuk peniupan; namun, boiler berbahan bakar minyak hampir seluruhnya menggunakan uap. Uap tersedia dalam jumlah besar dan dengan biaya yang rendah. Air, sering digunakan dalam unit berbahan bakar batu bara, kadang mengepul secara terputus – putus untuk memungkinkan pemberian udara bertekanan dari air receivers oleh kompresor udara.

Uap yang berasal dari superheater atau desuperheater dapat digunakan dengan efek yang baik. Uap harus disediakan dalam keadaan kering, dan sistem pemasok harus memiliki perangkap yang memadai atau harus dilengkapi dengan saluran yang berlubang untuk menghilangkan kondensat juga mencegahnya agar tidak sampai mencapai bagian – bagian blower.

Biasanya tiga tipe dasar blower jelaga uap digunakan. Tipe yang panjang, dapat diulur, dan bekerja dengan cara mengumpulkan digunakan dalam superheater. Tipe rotary, dengan katup pada ujung, blower segaris digunakan pada boiler bank, economizer, dan pemanas udara tubular. Dan tipe unit stasioner digunakan dalam gerbong dan dimana arah tiupannya yang tetap diinginkan untuk dapat menghilangkan endapan, seperti yang terbentuk di atas drum air. Sistem peniupan jelaga dapat dioperasikan secara manual atau dapat digunakan secara otomatis pengendalian melalui tombol tekan secara berurutan sehingga

10

Page 11: Operasional Boiler

Boiler Operation

dapat melakukan proses pembersihan. Setelah dimulai, kontrol otomatis secara berurutan membukakatup pasokan uap, menghangatkan saluran, meniup blower jelaga secara berurutan, dan kemudian menutup pasokan uap.

2.5 Penyimpanan Boiler

2.5.a Penyimpanan Kering Ketika boiler tidak akan digunakan dalam waktu yang cukup

lama akan ada banyak waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkannya kembali agar dapar beroperasi seperti biasanya, dan untuk ini metode penyimpanan kering sangat dianjurkan. Untuk memenuhinya, unit harus dikosongkan, dibersihkan menyeluruh secara internal dan eksternal, dan kemudian ditutup rapat untuk menjaga kelembaban dan juga udara.

Nampan kapur, silica gel, atau penyerap kelembaban lain perlu ditempatkan dalam drum untuk mengumpulkan kelembaban yang terperangkap di udara pada saat menutup boiler. Untuk menjamin perlawanan terhadap aliran cairan yang korosif setelah kelembaban diserap, tidak lebih dari 75% dari kapasitas nampan harus diisi dengan penyerap kering. Perawatan harus dilakukan untuk mencegah air, uap, atau kebocoran udara ke dalam unit, dan pemeriksaan berkala harus dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada tindakan korosif. Penyerap harus diisi ulang sesuai kebutuhan.

2.5.b Penyimpanan BasahJika boiler harus dikondisikan pada posisi siaga tetapi harus

siap untuk operasi sesegera mungkin, sebelum dimatikan boiler harus dikukus untuk menstabilkan kondisi air boiler dan untuk menghilangkan gelembung oksigen dari permukaan bagian dalam. Laju pembakaran boiler kemudian harus diturunkan secara perlahan – lahan dan ketinggian air pada steam drum dinaikkan setinggi kaca pengukur dengan konsisten dan dengan operasi yang aman dimana pada saat yang bersamaan melewatkan uap ke dalam saluran. Hidrat alkalinitas dalam air boiler harus ditingkatkan menjadi minimal 400ppm, dan, dengan penambahan sodium sulfite dalam jumlah 100ppm, korosi oleh oksigen dapat dicegah.

11

Page 12: Operasional Boiler

Boiler

Selama penyimpanan, sambungan boiler harus diperiksa apakah ada kebocoran dan sampel dari air boiler harus diambil dan dianalisa secara berkala. Jika hasil analisis menunjukkan bahwa alkalinitas hidrat kurang dari 250ppm, air di dalam steam drum harus diturunkan ke tingkat operasi normal, dan zat kimi harus ditambahkan untuk menaikkan alkalinitas hidrat kembali ke 400ppm. Boiler kemudian harus dikukus/diuapkan dengan cukup agar dapat menyalurkan bahan kimia yang ditambahkan.

2.5.c Selimut UapMetode selimut uap memberikan perlindungan yang sangat

baik untuk waktu penyimpanan yang singkat pada saat tidak dipakai, tetaapi membutuhkan sumber uap bertekanan rendah yang berkelanjutan(sekitar 150 psig) dan sambungan – sambungan untuk menjaga uap bertekanan ini tetap berada di boiler. Semua ventilasi dan saluran air biasanya harus ditutup untuk memungkinkan boiler dan superheater mengisi dengan kondensat tapi boiler dapat dikeringkan secara berkala jika diinginkan.

2.5.d Selimut NitrogenMetode penyimpanan nitrogen yang bebas oksigen adalah

suatu metode dimana tekanan gas nitrogen berada pada 10 sampai 15 psig dan dipertahankan di dalam unit selama tidak dipakai. Hal ini dapat dilakukan dengan hasil yang sangat memuaskan jika boiler, katup terminal, dan sambungan dihubungkan dengan ketat/erat selama berada di bawah tekanan hidrostatik normal.

Boiler dapat dikosongkan ataupun ketinggian air normal dijaga di dalam steam drum. Nitrogen akan dimasukkan ketika tekanan boiler telah turun menjadi lebih rendah dari tekanan gas yang mana akan dipertahankan di dalam unit. Perlindungan yang memuaskan terhadap korosi tergantung pada pemeriksaan sistem dan pembaruan nitrogen, sebanyak yang diperlukan.

Dalam mempersiapkan boiler untuk operasi setelah penyimpanan, pasokan nitrogen diamankan dan ketinggian air pada steam drum dinaikkan sampai pada titik yang diinginkan. Setiap nitrogen yang berada di dalam steam drum dan superheater akan tergeser oleh uap yang dihasilkan melalui ventilasi steam drum dan superheater dimana pada saat yang bersamaan tekanan uap juga meningkat.

12

Page 13: Operasional Boiler

Boiler Operation

2.6 Perihal KeselamatanSemua peralatan pembakaran harus dioperasikan dengan

benar untuk mencegah kondisi yang berbahaya dan juga mencegah terjadinya kecelakaan yang menyebabkan cedera dan kerugian harta benda. Penyebab dasar ledakan boiler adalah pengapian dari gas yang mudah terbakar yang menumpuk di dalam boiler. Situasi ini juga bisa timbul dari beberapa hal, misalnya dari bahan bakar, udara, atau pengapian yang terganggu karena beberapa sebab, dan gas yang mudah terbakar yang dibakar kembali secara tidak sengaja. Contoh lain adalah ketika beberapa kali percobaan untuk menyalakan pengapian yang gagal tanpa adanya pembersihan yang benar terhadap akumulasi gas yang mudah terbakar.

Gambar 6. Boiler MeledakSumber : www.thewbia.com

Ada sejumlah besar energi yang tersimpan di dalam boiler. Perubahan keadaan pada air yang keluar dari superheater dari bentuk cairan panas menjadi uap melepaskan sejumlah energy yang besar. Sebagai contoh, 1ft3 air akan meluas menjadi 1600ft3

ketika berubah menjadi uap. Oleh karena itu, jika kita bisa menangkap semua energy yang dilepaskan ketika perubahan wujud berlangsung maka kekuatan yang dihasilkan akan sangat

13

Page 14: Operasional Boiler

Boiler

besar dan operasi menjadi lebih optimal. Keselamatan pada saat pengoperasian boiler adalah tujuan utama dibentuknya National Board of Boiler and Pressure Vessel Inspectors.

Organisasi ini melaporkan dan mengamati keselamatan pengoperasian boiler dan juga jumlah insiden yang terkait dengan boiler dan bejana bertekanan setiap tahunnya. Mereka telah menemukan bahwa penyebab nomor satu insiden yang paling sering ditemui adalah pemeliharaan yang buruk dan kesalahan pada operator(human error). Hal ini menekankan pentingnya perawatan yang tepat dan juga pelatihan terhadap operator. Boiler harus diperiksa secara teratur berdasarkan rekomendasi pabrikan.

Tekanan yang diterima, pemeriksaan katup, perangkat cut-off air, alat pengukur dan indicator ketinggian air semua harus diperiksa. Bahan bakar bakar dan sistem pembakaran pada boiler memerlukan pemeriksaan yang tepat dan pemeliharaan untuk memastikan hasil operasi yang efisien, perpindahan panas dan pendeteksian api yang tepat.

2.7 Efisiensi OperasiPersentase energi panas yang terkandung dalam bahan bakar

yang ditangkap oleh fluida kerja(misalnya air) pada boiler didefinisikan sebagai efisiensi pembakaran boiler. Efisiensi pembakaran 80% atau lebih tinggi biasanya mungkin untuk boiler air panas dan tekanan ketel uap yang rendah untuk bangunan komersil. Hasil pembakaran sempurna ketika bahan bakar hidrokarbon seperti gas alam atau minyak dan hanya menghasilkan karbon dioksida, air, dan panas, Jika ada kekurangan oksigen atau pencampuran bahan bakar dan oksigen yang sedikit, maka pembakaran tidak sempurna akan terjadi sehingga menghasilkan produk lain dari pembakaran seperti karbon monoksida dan bahan bakar yang tidak terbakar.

Ketika pembakaran tidak sempurna terjadi, energi kimia dari bahan bakar tidak sepenuhnya dilepaskan sebagai panas dan efisiensi pembakaran menjadi berkurang. Hal ini juga menjadi perhatian keamanan dimana bahan bakar yang tidak terbakar dapat menyebabkan tumpukan dan mengakibatkan ledakan. Boiler harus diatur untuk mencapai pembakaran yang sempurna, salah satu strategi untuk memastikan pembakaran yang sempurna adalah menyediakan sejumlah udara berlebih/tambahan. Namun, sejumlah udara berlebih akan meningkatkan efisiensi pembakaran, tetapi dalam jumlah yang besar akan mengurangi efisiensi.

14

Page 15: Operasional Boiler

Boiler Operation

Untuk efisiensi boiler yang tinggi secara keseluruhan, panas yang dilepaskan oleh pembakaran harus disalurkan secara efisien pada fluida kerja. Setiap panas yang tidak ditransfer ke fluida akan hilang melalui dinding boiler atau gas buang. Suhu gas buang pada boiler stack merupakan indikator yang baik dari perpindahan panas dan juga efisiensi. Ada batasan untuk seberapa rendah suhu dari boiler stack. Suhu akan lebih tinggi dari fluida kerja di dalam boiler. Pada boiler non-kondensasi, suhunya harus cukup tinggi sehingga uap air di dalam gas buang tidak mengembun dan membasahi daerah permukaan perpindahan panas dengan kondensat yang bersifat korosif. Boiler dengan kondensasi gas alam dirancang dan dibangun dengan bahan yang khusus untuk menahan korosi. Dengan demikian, boiler memiliki suhu pembuangan kurang dari 150o F. Menangkap panas dari kondensat dapat menghasilkan efisiensi pembakaran yang lebih besar dari 90%.

2.8 Optimalisasi Rasio Udara – Bahan BakarUntuk memastikan bahwa pembakaran sempurna terjadi,

udara tambahan diperbolehkan pada perapian. Tapi jika jumlahnya terlalu banyak maka akan menyebakan udara dipanaskan sia – sia dan dibuang melalui cerobong boiler, menyalahi efisiensi pembakaran, dan menyebabkan masalah keamanan. Ketika boiler diatur, tujuannya adalah untuk memaksimalkan efisiensi pembakaran dengan menyediakan udara berlebih dalam jumlah yang cukup sehingga dapat menjamin pembakaran yang sempurna tapi tidak terlalu banyak mengurangi efisiensi. Berapa banyak udara berlebih yang cukup untuk menjamin pembakaran yang sempurna? Jawabannya adalah bervariasi tergantung dari desain dan kondisi dari perapian dan boiler, serta laju dan tingkat pembakaran daripada perapian, tetapi biasanya dianggap sekitar 2%-3%. Udara berlebih juga harus disesuaikan untuk memungkinkan variasi suhu, densitas, dan kelembaban udara pembakaran boiler pada penggunannya sehari – hari dan juga musim yang berbeda. Hal ini diinginkan agar dapat mempertahankan jumlah udara berlebih yang tetap di seluruh daerah pembakaran.

Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa pembakaran sempurna sangat penting untuk memastikan operasi boiler yang efisien. Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna secara signifikan dapat mengurangi efisiensi boiler sebesar 10% atau

15

Page 16: Operasional Boiler

Boiler

bahkan lebih, sementara dengan penambahan udara berlebih dengan jumlah 10% hanya dapat menaikkan atau mempengaruhi efisiensi boiler sekitar 1%. Tanda – tanda pembakaran tidak sempurna adalah cerobong yang berasap, api berwarna kuning, api yang tidak terlalu panas, dan tabung boiler berjelaga. Merupakan hal yang baik bila dilakukan tune-up pada boiler setiap tahunnya untuk memastikan proses pembakaran dioptimalkan.

Biasanya, udara berlebih dengan jumlah sekitar 10% untuk boiler gas alam sudah cukup optimal untuk memastikan pembakaran yang sempurna dan mencapai efisiensi puncak. Hal ini sesuai dengan kelebihan O2 sekitar 2% hingga 3%. Operasi dengan udara berlebih yang jumlahnya lebih dari 10% sangat tidak diinginkan, karena dapat mengakibatkan berkurangnya efisiensi dan juga emisi yang lebih tinggi. Oleh karena itu mempertahankan tingkat optimal dari udara berlebih pada seluruh daerah pembakaran lebih disukai. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan kontrol burner termasuk kontrol posisi paralel, kontrol cross-limiting, dan kontrol oxygen trim. Jenis – jenis kontrol ini merupakan alternatif yang lebih baik daripada kontrol mechanical jackshaft tradisional.

2.8.a Mechanical Jackshaft ControlKontrol mechanical jackshaft adalah jenis yang paling

sederhana daripada modulasi kontrol pembakaran, yang biasanya digunakan pada pembakar yang berukuran lebih kecil. Kontrol ini juga disebut kontrol titik tunggal karena salah satu susunan struktur mekaniknya mengkontrol udara dan juga bahan bakar. Pengontrol ini tidak dapat mengukur aliran udara ataupun aliran bahan bakar. Rentang kendalinya juga terbatas, sehingga menyebabkan tingkat udara berlebih kebanyakan untuk memastikan operasi yang aman dalam semua kondisi dan juga laju pembakaran. Air kotor pada sambungan – sambungan juga membuat kontrol yang akurat dan berulang – ulang menjadi lebih sulit, dan membutuhkan perawatan berkala dan juga penyesuaian.

2.8.b Parallel Positioning ControlKontrol posisi parallel menggunakan motor yang terpisah

untuk menyesuaikan aliran bahan bakar dan aliran udara yang memungkinkan masing – masing untuk disesuaikan di seluruh daerah pembakaran boiler. Selama pengaturan, banyak titik – titik

16

Page 17: Operasional Boiler

Boiler Operation

yang dipetakan, biasanya 10 sampai 25 titik, untuk membuat kurva aliran udara dan aliran bahan bakar yang sesuai. Sehingga rasio udara-bahan bakarnya dapat bervariasi di seluruh daerah pembakaran untuk memberikan rasio yang optimal dalam segala jenis kondisi pembakaran. Juga, dengan menggunakan motor-servo elektronik, metode dengan pengontrol ini bisa dilakukan secara berulang – ulang.2.8.c Cross-Limiting Control

Kontrol cross-limiting biasanya diterapkan untuk boiler dengan ukuran yang lebih besar, untuk merasakan dan mengimbangi beberapa factor yang mempengaruhi udara optimal untuk rasio bahan bakar. Aliran udara dan aliran bahan bakar diukur dan disesuaikan untuk mempertahankan nilai optimum yang telah ditentukan selama kalibrasi awal.

2.8.d Oxygen Trim ControlKontrol oxygen trim digunakan dalam hubungannya dengan

kontrol posisi parallel standar atau kontrol cross-limiting, Kontrol ini menganalisis oksigen dalam gas buang dan menyesuaikan rasio udara-bahan bakar yang sesuai untuk mempertahankan jumlah set oksigen berlebih. Kontrol ini biasanya dipasang pada boiler yang lebih besar dengan penggunaan bahan bakar tahunan yang cukup tinggi, dan dapat meningkatkan efisiensi energi sebanyak 1% sampai 2% melewati batas yang dicapai jika menggunakan kontrol standar.

2.9 Pengawasan Boiler GaugesAda kemungkinan bahwa kebocoran akan terjadi dan meluas

pada lingkaran saluran air panas. Kebocoran tersebut akan meningkatkan kebutuhan energi dan konsumsi air pada sistem, juga dapat menyebabkan kerusakan yang disebabkan oleh air. Sistem distribusi air panas dan uap harus disediakan dengan air buatan/tambahan untuk menggantikan uap atau air yang hilang karena adanya kebocoran pada sistem. Hal ini akan memberikan suatu cara yang mudah untuk memastikan bahwa sistem terisi penuh dengan air pada setiap saat. Merupakan suatu hal yang baik jika memasang meteran pada saluran air buatan/tambahan yang menuju sistem. Meteran harus diperiksa setiap minggu untuk mengetahui bila ada kehilangan air yang tidak terduga dari sistem.

17

Page 18: Operasional Boiler

Boiler

Dalam sistem uap, merupakan suatu hal yang baik jika memonitor volume air buatan/tambahan setiap hari. Bila terjadi kebocoran uap pada sistem, air tambahan akan diperlukan untuk menggantinya. Pemantauan air tambahan memastikan bahwa kita memaksimalkan kondensat yang kembali, sehingga mengurai kebutuhkan penggunaan air tambahan.

2.10 Operasional MusimanJika uap atau sistem air panas tidak digunakan selama

beberapa waktu dalam setahun, mematikan sistem akan dapat menghasilkan penghematan yang signifikan. Mempertahankan boiler agar tetap pada suhu operasinya mengkonsumsi energi yang setara dengan kerugiannya pada saat siaga. Dalam kasus sistem air panas, penggunaan energi juga termasuk ke dalam operasi pompa.

2.11 Pemeriksaan Katup KeamananSering dianggap sebagai fitur keselamatan utama pada boiler,

katup pengaman harus benar – benar dianggap sebagai garis pertahanan terakhir. Jika ada yang salah, katup pengaman dirancang untuk mengurai semua tekanan yang dapat dihasilkan di dalam boiler. Meskipun penting, katup pengaman juga dapat memberikan rasa aman yang palsu karena kebanyakan orang menganggap bahwa katup pengaman tidak mungkin rusak dan merupakan pertahanan terakhir sehingga mengabaikan jadwal pengujian dan pemeliharaan. Perlu diketahui bahwa kondisi yang sama yang membuat perangkat keselamatan yang lain rusak juga dapat mempengaruhi katup pengaman. Setiap pemanas uap dan air panas pada boiler pemanas harus memiliki minimal satu katup pengaman yang mampu untuk memenuhi atau melebihi output maksimum perapian.

Kemampuan katup pengaman untuk melakukan fungsinya dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti korosi internal atau aliran fluida yang terhambat, yang dapat mencegah katup untuk berfungsi sebagaimana mestinya. Korosi internal mungkin adalah penyebab paling umum dari tidak berfungsinya katup pengaman. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh sedikit kebocoran karena

18

Page 19: Operasional Boiler

Boiler Operation

dudukan lempengan katup yang tidak tepat dan merupakan kondisi yang harus diperbaiki tanpa ada penundaan.

Untuk memastikan bahwa mekanisme katup akan beroperasi dengan baik, tuas pencobaan(try-lever) harus diangkat sebulan sekali dan katup pengatur tekanan setiap tahun. Jika katup tidak beroperasi atau tidak kembali ke posisinya semulanya dengan baik seperti sebelum pengujian dilakukan, boiler harus segera dimatikan dan ditutup dan katup diperbaiki atau diganti. Katup keamanan atau keselamatan harus diatur untuk terbuka pada atau dibawah tekanan kerja maksimum yang diperbolehkan oleh pabrikan. Ini adalah tekanan maksimum pada saat operasi yang telah ditentukan oleh desainer. Tekanan kerja maksimum yang diijinkan terdaftar di papan nama atau stamping pada boiler.

Bukan suatu hal yang baik bila pada saat mengoperasikan boiler berada terlalu dekat dengan pengaturan katup. Operasi terlalu dekat dengan tekanan yang sudah ditetapkan akan menyebabkan katup tersebut sedikit bocor karena tidak dapat membuka dan menutup dengan baik akibat terhalang pada saat operasi, dan mengakibatkan penumpukan korosi internal yang pada akhirnya akan mencegah katup beroperasi.

2.12 Pemeriksaan PipaPipa harus tetap terbuka dan bebas dari kerak atau tumpukan

lumpur setiap saat. Pipa yang dipasang dengan benar selalu menggunakan cross tees, sehingga pipa dapat dengan mudah dibersihkan dan diperiksa. Salah satu indikator sederhana apabila terjadi masalah pada sambungan pipa yaitu ketika float chamber pada bagian water fuel cutoff bagian bawah merembes. Ketinggian air harus secepatnya dikembalikan pada keadaan normal pada gage glass ketika katup pembuangan sudah tertutup.

Kontrol ketinggian air dan low water fuel cutoff yang paling umum terdiri dari dua komponen utama, ruang pelampung dan saklar listrik yang dioperasikan oleh pelampung di dalam ruang pelampung. Kerusakan pada salah satunya akan mencegah perangkat cutoff untuk beroperasi. Malfungsi pada ruang pelampung umumnya terjadi akibat dari kelalaian, gangguan dan usia. Pada saat ketinggian air pada boiler menurun, diikuti dengan penurunan pada pelampung. Ketika pelampung mencapai posisi yang telah ditetapkan, pelampung akan mengaktifkan sebuah saklar listrik yang akan mematikan perapian. Kotoran dan sedimen menumpuk pada bagian bawah ruang pelampung , dan, jika tidak

19

Page 20: Operasional Boiler

Boiler

dibersihkan secara teratur, akan menghambat dan mencegah pelampung untuk turun pada ketinggian dimana pelampung akan bekerja.

3. Operasional Boiler Multiple Plants

Beban boiler pada bangunan – bangunan komersial sangat bervariasi dari musim panas ke musim dingin, dari pagi hari ke malam hari, dan dari hari kerja ke akhir pecan. Dengan boiler tunggal akan sangat sulit untuk mengatasi beban – beban pekerjaan yang bervariasi dengan efisien. Ketika kebutuhan pemanasan bangunan turun dibawah panas yang disediakan oleh boiler pada laju pembakarannya yang paling rendah sirkulasi pada boiler akan mati. Siklus menyalakan dan mematikan pada boiler sangat tidak efisien karena ada pembersihan pra pengapian dan pembersihan pasca pengapian yang menarik panas keluar dari boiler dengan masing – masing siklus. Juga, dalam kasus boiler non-modulasi, siklus tidak memungkinkan boiler untuk beroperasi pada beban sebagian dan laju pembakaran yang stabil ketika efisien pembakaran sedang bagus – bagusnya.

Bila suatu fasilitas mempunyai beberapa boiler, maka dimungkinkan untuk menggunakan boiler secara berurutan dan bergantian untuk menghindari siklus yang terlalu sering. Jika menggunakan boiler non-modulasi, mungkin lebih baik untuk menggunakan boiler tahap berikutnya setelah boiler utama telah mencapai kapasitas penuh, daripada menyalakan dan mematikan(siklus) beberapa boiler secara berulang – ulang untuk dapat mengatasi beban kerja. Di sisi lain, dengan boiler modulasi, efisiensi boiler meningkat pada kondisi beban sebagian. Oleh karena itu mungkin sedikit menguntungkan bila mengoperasikan beberapa boiler secara bersamaan pada kondisi beban sebagian daripada membiarkan satu boiler bekerja dengan beban yang membutuhkan 100% output.

Akhirnya, pengurutan otomatis pada boiler sangat penting untuk operasi yang efisien. Ketika beban bangunan berkurang pada malam hari dan akhir pecan, siklus boiler kemungkinan bertambah jika tidak ada orang yang dapat mematikan boiler jika diperlukan. Jika kita memiliki beberapa fasilitas boiler kita haris dapat menilai apakah benar – benar dibutuhkan untuk membiarkan setiap boiler tetap dalam keadaan siaga(baik pada tekanan maupun temperature), kerna hal ini akan menyebabkan

20

Page 21: Operasional Boiler

Boiler Operation

pemborosan energy. Boiler yang siaga tidak akan hanya mengalami siklus, tetapi juga akan kehilangan panas ke lingkungan sekitarnya melalui radiasi, yang meningkat secara signifikan dimana persentase masukan boiler pada laju pembakaran berkurang. Pada laju pembakaran yang rendah, seperti ketika boiler dipertahankan dalam kondisi siaga, akan terjadi kehilangan efisiensi sebesar 15%. Membiarkan boiler pada kondisi siaga akan dapat mengatasi pemulihan kebutuhan pada beban kerja apabila boiler utama mengalami gangguan, tetapi hal ini harus ditinjau lagi dari segi energi dimana konsumsi energi akan semakin boros. Jika boiler dalam kondisi siaga tidak dibutuhkan pada operasi yang sedang dilakukan, atau jika kebutuhan terhadap boiler pada kondisi siaga hanya bersifat musiman, kita harus mempertimbangkan untuk mematikan setiap boiler yang tidak dibutuhkan untuk menghindari pemborosan energi.

3.1 Pemasangan Boiler Lockout Control SequenceBoiler lockout adalah suatu kondisi dimana boiler tidak

memanaskan air ketika dibutuhkan. Mengikutsertakan boiler lockout pada urutan operasi sistem HVAC(heating, ventilating, and air conditioning) merupakan hal yang penting dalam mencapai efisiensi energi. Dengan aplikasi umum dari sistem VAV(variable air volume) pada bangunan – bangunan komersil pada saat ini, pemanasan dan pendinginan yang serentak, dan pemanasan berlebihan pada udara primer sering tidak diketahui apakah terjadi boiler lockout. Menerapkan boiler lockout control sequence berdasarkan suhu udara di luar memudahkan kita dalam mengetahui apakah terjadi lockout atau tidak dan merupakan cara yang efektif untuk mencegah kondisi ini.

3.2 Condensing BoilerDesain sistem dan kondisi operasi sangat penting untuk tingkat

keberhasilan operasi dan juga kinerja boiler kondensasi. Air kembali dengan suhu dibawah 130o F biasanya diperlukan untuk mendapatkan efisiensi yang diharapkan dari boiler kondensasi. Air kembali dengan suhu diatas 130o F mencegah kondensasi dari gas buang dan menyebabkan operasi boiler tidak lebih efisien daripada boiler tradisional.

21

Page 22: Operasional Boiler

Boiler

Gambar 6. Condensing BoilerSumber : www.fmj.co.uk

4. Additional Warnings

Dalam mengoperasikan boiler sesuai dengan prosedur, perlu diperhatikan pula beberapa hal sederhana pada saat operasi sedang berjalan agar tidak menimbulkan kecelakaan maupun kerusakan.

4.1 Ketelitian Pengujian Low water fuel cutoffs harus diperiksa secara berkala untuk

kemampuan beroperasi yang baik ketika boiler beroperasi. Karena pengujian ini memerlukan penurunan air boiler ke ketinggian operasi yang aman, teknisi ahli harus menjalankannya dengan tingkat kehati – hatian yang sangat tinggi. Jangan pernah membiarkan ketinggian air pada kaca pengukur lepas dari pandangan. Pengujian ini harus dilakukan setiap hari untuk ketel uap yang beroperasi lebih dari 15 psig dan mingguan untuk yang

beroperasi kurang dari 15 psig. Selain itu, pengujian dengan aliran yang lambat harus

dilakukan setiap enam bulan pada ketel uap yang beroperasi dari 15 psig. Dan juga pengujian berkala terhadap perangkat dengan air yang sedikit, ruang pelampung pada kontrol ketinggian air dan

22

Page 23: Operasional Boiler

Boiler Operation

low water fuel cutoff harus dibersihkan secara menyeluruh untuk menghilangkan penumpukan sedimen. Setidaknya sekali setahun, control ketinggian air dan perangkat cutoff harus dibongkar, dibersihkan, dan diperiksa. Perangkat ini merupakan bagian penting dari keselamatan boiler.

Saklar listrik dan kabel biasanya cukup kuat dan hanya memerlukan sedikit perawatan. Setidaknya sekali setahun, saklar harus dibersihkan dan kotoran atau debu harus dihilangkan. Pelindungnya harus disimpan rapat pada suatu tempat, kecuali ketika dibuka untuk dibersihkan. Jika digunakan dan dipelihara dengan baik saklar ini bias dikatakan hamper bebas masalah. Namun jika tidak digunakan dengan hati – hati bisa menjadi penyebab utama kecelakaan boiler. Selama pembersihan tahunan kabel harus diperiksa untuk melihat apakah ada tanda – tanda keretakan. Semua sambungan harus ketat.

4.2 Don’t Bypass The Switches Bukan merupakan hal yang tidak biasa bagi seorang pekerja

pemeliharaan untuk membuka casing dan memasang kawat jumper untuk mencegah saklar beroperasi. Hal ini menjadi kenyamanan sementara, dimana menahan sebuah boiler untuk tetap menutup pada kondisi air yang sedikit ketika sedang dioperasikan pada beban yang tinggi. Jalan pintas ini dapat dengan mudah menjadi permanen dan juga berbahaya. Sebuah boiler yang biasanya mati secara tiba – tiba menunjukkan masalah yang sangat serius yang dapat menyebabkan kecelakaan. Sebuah kawat jumper tidak boleh dipasang secara permanen pada perangkat dengan air yang sedikit. Hanya teknisi yang memenuhi syarat yang boleh menggunakan jumper untuk menguji rangkaian(circuit) lain.

23

Page 24: Operasional Boiler

Boiler

Gambar 7. Bypass Jumper Sumber : www.genuineos.com

4.3 Pentingnya Boiler Log Mayoritas kecelakaan boiler dapat dicegah. Salah satu cara

yang paling efektif adalah penggunaan yang benar dari catatan operasi dan pemeliharaan. Log boiler merupakan metode terbaik untuk menjamin bahwa boiler menerima perhatian yang diperlukan dan memberikan cacatan berkelanjutan mengenai operasi boiler, pemeliharaan dan pengujian. Karena kondisi pengoperasian boiler perlahan – lahan berubah dari waktu ke waktu, log adalah cara terbaik untuk mendeteksi bila terjadi perubahan yang signifikan yang mungkin tidak diketahui.

24

Page 25: Operasional Boiler

Boiler Operation

Gambar 8. Log BoilerSumber : www.gentoosjournals.co.uk

Jika boiler harus disimpan dalam keadaan operasi yang baik,

seseorang yang cenderung familiar atau sering menggunakan boiler tersebut harus bertanggung jawab untuk operasi dan pemeliharaannya. Orang ini harus memiliki pemahaman yang baik tentang pengoperasian boiler dan juga perangkat – perangkat keselamatan. Pemeliharaan dan pengujian harus dilakukan dan dicatat dalam log secara teratur dan dijadwalkan. Seseorang yang bertanggung jawab harus memparaf log untuk memverifikasi setiap operasi apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, dan kapan dilakukan.

5. Kesimpulan

Sebelum mengoperasikan boiler, terlebih dahulu kita harus memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang boiler dari komponen – komponen penyusun dan juga fungsinya. Tujuannya adalah agar kita tau cara kerja dan juga fungsi utama daripada boiler itu sendiri. Setelah itu kita harus berkonsultasi kepada spesialis untuk mendapatkan petunjuk yang lebih jelas lagi dalam pengoperasian boiler. Segala ketentuan pada prosedur harus

25

Page 26: Operasional Boiler

Boiler

dipenuhi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan korban jiwa maupun harta benda.

Tahapan – tahapan pada prosedur pengoperasian harus dilaksanakan dengan benar dan dengan tingkat kehati – hatian yang tinggi. Sebelum mengoperasikan unit boiler ada baik untuk memeriksa log daripada penggunaan boiler untuk mengetahui catatan kondisi boiler sebelum digunakan sehingga nantinya bisa diketahui apakah ada suatu masalah atau tidak. Pengoperasian boiler baiknya diawasi dan dibimbing oleh spesialis agar tidak terjadi kelalaian pada saat pengoperasian, seperti berada di dekat katup. Apabila telah selesai menggunakan boiler, dilanjutkan dengan tahapan berikutnya, apakah ingin melanjutkan atau mematikan boiler. Semua kegiatan yang melibatkan boiler harus benar – benar mengikuti ketentuan pada prosedur agar boiler tetap berada kondisi yang optimal dan juga keselamatan pada pengoperasian dapat terjamin.

6. Referensi

Asmudi. 2011. Analisa Unjuk Kerja Boiler Terhadap Penurunan Daya Pada PLTU PT. INDONESIA POWER UBP PERAK: Jurusan Teknik Sistem Perkapaln-FTK-ITS

Dewata, Putera. 2011. Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkita Gresik: Jurusan Teknik Sistem Perkapaln-FTK-ITS

Harrington, Roy L. (1992). Marine Engineering, The Society of Naval Architects and Marine Engineering, ISBN 0-939773-10-4, New Jersey, USA

UNEP. 2008 Boiler & Pemanas Fluida Thermis : United Nation Environment Program,

FEMP O&M Best Practices, a Guide to Achieving Operational Efficiency, U.S. Department of Energy, August 2010. http://www1.eere.energy.gov/femp/pdfs/omguide_complete.pdf

26