fantom forcep

29
BAB I PENDAHULUAN Forseps adalah instrumen yang didisain untuk membantu dalam melahirkan kepala bayi. Digunakan baik untuk mempercepat kelahiran atau untuk memperbaiki beberapa kelainan pada hubungan sefalo-pelvis yang mempengaruhi perjalanan persalinan. Fungsi utama forseps adalah traksi dan rotasi. 1 Data dari Inggris menunjukkan bahwa angka persalinan vaginal operatif bervariasi antara 4-26%. Analisis tahunan RCOG menunjukkan bahwa antara peride 1998-1999 terdapat 11,3 % persalinan yang dibantu oleh atau forseps. 2 Tindakan ekstraksi forceps saja harus memenenuhi syarat-syarat dalam melaksanakannya. Indikasi yang perlu diperhatikan meliputi indikasi ibu, indikasi janin, dan indikasi waktu. 3,4 Pada beberapa situasi forseps dapat merupakan pilihan paling aman pada persalinan, seperti pada persalinan bokong. Pada kasus ini forseps dapat memberikan persalinan yang terkendali dalam melahirkan kepala. Persalinan vaginal operatif pada presentasi muka hanya dapat dilakukan oleh forseps juga merupakan pilihan alternatif satu-satunya pada persalinan bayi preterm karena resiko sefalhematom dan perdarahan intraventerikuler pada vakum. 5 1

Upload: putri-dwi-kartini

Post on 09-Aug-2015

81 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Fantom Forcep

TRANSCRIPT

Page 1: Fantom Forcep

BAB I

PENDAHULUAN

Forseps adalah instrumen yang didisain untuk membantu dalam

melahirkan kepala bayi. Digunakan baik untuk mempercepat kelahiran atau untuk

memperbaiki beberapa kelainan pada hubungan sefalo-pelvis yang mempengaruhi

perjalanan persalinan. Fungsi utama forseps adalah traksi dan rotasi.1 Data dari

Inggris menunjukkan bahwa angka persalinan vaginal operatif bervariasi antara 4-

26%. Analisis tahunan RCOG menunjukkan bahwa antara peride 1998-1999

terdapat 11,3 % persalinan yang dibantu oleh atau forseps.2

Tindakan ekstraksi forceps saja harus memenenuhi syarat-syarat dalam

melaksanakannya. Indikasi yang perlu diperhatikan meliputi indikasi ibu, indikasi

janin, dan indikasi waktu.3,4 Pada beberapa situasi forseps dapat merupakan

pilihan paling aman pada persalinan, seperti pada  persalinan bokong. Pada kasus

ini forseps dapat memberikan persalinan yang terkendali dalam melahirkan

kepala.  Persalinan vaginal operatif pada presentasi muka hanya dapat dilakukan

oleh forseps juga merupakan pilihan alternatif satu-satunya pada persalinan bayi

preterm karena resiko sefalhematom dan perdarahan intraventerikuler pada

vakum.5

Persalinan yang dibantu dengan forseps dapat memfasilitasi kelahiran dan

menghindari seksio sesarea dan morbiditas yang ada. Namun, teknik ekstraksi

forseps juga mempunyai risiko terhadap ibu maupun janin.6

1

Page 2: Fantom Forcep

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Ekstraksi Forseps3,4

Ekstraksi forseps atau ekstraksi cunam adalah suatu persalinan buatan

dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam yang dipasang pada

kepalanya.

2.2. Bentuk dan Bagian-Bagian Forseps3,4,7

Forseps terdiri dari 2 sendok, yaitu sendok kanan dan sendok kiri.

Sendok kiri adalah sendok yang dipegang oleh tangan kiri dan diletakkan di

sebelah kiri panggul ibu. Sedangkan sendok kanan adalah sendok yang

dipegang oleh tangan kanan dan diletakkan di sebelah kanan panggu ibu.

Tiap sendok cunam mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:

1. Daun sendok

Daun sendok adalah bagian yang mencekam kepala janin. Bagian depan

sendok yang dinamakan daun biasanya berlubang dan mempunyai

lengkungan kepala (chepalic curve) untuk menyesuaikan dengan bentuk

kepala janin, serta lengkungan panggul (pelvic curve) untuk

menyesuaikan dengan bentuk rongga panggul ibu.

2. Tangkai forseps (shank)

Tangkai forseps merupakan bagian antara daun dan kunci forseps.

Terdiri 2 macam, yaitu tangkai terbuka dan tangkai tertutup.

3. Kunci forseps (lock)

Leher sendok kanan dan kiri dihubungkan dengan suatu kunci pada

tempat persilangan. Macam-macam kunci pada forseps adalah :

a. Kunci Prancis

Kunci Prancis terdiri atas tonjolan yang mempunyai lekukan

berbentuk “U” pada leher sendok kiri. Lekukan ini dapat ditempati

leher sendok kanan sehingga kedua sendok dapat bergeser kedepan

dan kebelakang.

2

Page 3: Fantom Forcep

b. Kunci Inggris

Kedua tangkai forseps disilangkan dan dikunci dengan cara kait

mengait (interlocking).

c. Kunci Jerman

Bentuk kunci forseps yang merupakan kunci gabungan prancis dan

inggris disebut sebagai “yongper aksim et kontabulationem”

sehingga dapat mencegah sendok kanan dan kiri saling bergeser,

baik dari atas kebawah maupun dari depan ke belakang.

d. Kunci Norwegia: bentuk kunci forseps yang dapat diluncurkan

(sliding lock).

4. Pegangan forseps (handle)

Pegangan atau gagang forcep yang merupakan bagian stabil yang

berguna untuk pegangan ketika melakukan ekstraksi.

Gambar 1. Bagian-Bagian Forceps

2.3. Jenis Forseps3,4,7

Berdasarkan bentuknya, forseps dibagi atas 3 jenis:

1. Tipe Simpson

Bentuk forseps ini mempunyai tangkai forseps yang terbuka sehingga

lengkungan kepala lebih mendatar dan lebih besar. Bentuk forseps ini

baik untuk kepala janin yang sudah mengalami moulase.

3

Page 4: Fantom Forcep

2. Tipe Elliot

Bentuk forseps ini mempunyai tangkai yang tertutup, sehingga

lengkungan kepala lebih bundar dan lebih sempit. Forseps jenis ini baik

untuk kepala janin yang bundar dan belum mengalami moulase.

3. Tipe Khusus

Terdapat bentuk khusus forseps yang dirancang untuk penggunaan

tertentu, antara lain:

Forseps Piper merupakan forseps yang dipakai untuk melahirkan

kepala janin pada letak sungsang.

Forseps Kielland merupakan forseps yang tidak mempunyai lengkung

pelvis dan digunakan untuk rotasi koreksi kepala janin pada osciput

posterior atau transverse arrest pada pelvis antropoid.

Forseps Barton merupakan forseps yang mempunyai lengkung kepala

dan panggul yang sama dan hanya digunakan pada transverse arrest

pada pelvis platipelloid.

Gambar 2. Jenis Forseps

2.4. Fungsi Forseps3,4

Pemilihan jenis forseps hendaknya disesuaikan dengan fungsi forseps.

Fungsi forseps yang sampai sekarang masih berlaku, antara lain:

1. Ekstraktor

2. Rotator

3. Ekstraktor dan rotator bersama-sama

4

Page 5: Fantom Forcep

2.5. Pembagian Pemakaian Forseps3,4

Berdasarkan penurunan kepala ke dalam panggul, maka ekstraksi forseps

dibagi menjadi:

a. Forseps tinggi (high forceps)

Ekstraksi forseps dimana kepala janin dengan ukuran terbesar belum

melewati pintu atas panggul. Oleh karena ekstraksi forseps menimbulkan

trauma yang berat pada kepala janin dan jalan lahir ibu sehingga tidak

digunakan lagi dan diganti dengan seksio sesarea.

b. Forseps Tengah (mid forceps)

Ekstraksi forseps yang tidak memenuhi criteria forseps tinggi maupun

forseps rendah, tetapi kepala janin sudah cakap (engaged,

Zangengerecht), tetapi belum sampai di dasar panggul. Sekarang

ekstraksi forseps tengah sudah jarang dipakai dan diganti dengan

ekstraksi vakum atau seksio sesarea.

c. Forseps Rendah (low forceps)

Ekstraksi forseps dimana kepala janin sudah turun sampai di pintu bawah

panggul dan sutura sagitalis sudah dalam anterior. Sampai sekarang

pemasangan forseps jenis ini paling sering dipakai.

2.6. Indikasi Ekstraksi Forseps3,4

a. Indikasi Relatif

Ekstraksi forseps yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu atau pun

janinnya, tetapi bila dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila

dibiarkan, diharapkan janin akan lahir dalam 15 menit berikutnya.

Indikasi relatif dibagi menjadi :

i. Indikasi de Lee.

Ekstraksi forseps dengan syarat kepala sudah di dasar panggul; putaran

paksi dalam sudah sempurna; m. levator ani sudah teregang; dan

syarat– syarat ekstraksi forseps lainnya sudah dipenuhi.

ii. Indikasi Pinard.

5

Page 6: Fantom Forcep

Ektraksi forseps yang mempunyai syarat sama dengan indikasi de Lee,

hanya disini penderita sudah mengejan selama 2 jam.

b. Indikasi Absolute

i. Indikasi ibu :

Eklampsia, preeklampsia.

Ruptur uteri.

Ibu dengan penyakit jantung, paru-paru dan lain-lainnya..

Adanya edema pada vagina/vulva.

ii. Indikasi janin: gawat janin.

iii. Indikasi waktu: kala II memanjang.

2.7. Kontraindikasi Ekstraksi Forseps8

Kontraksi pada per vaginam

Penolakan pasien

Besar, bentuk, dan konsistensi kepala tidak normal

- Janin sudah lama mati

- Mikrosefalus

- Anensephalus

Adanya fistel vagina

Rupturan uteri imminens yang cincin bandl hampir setinggi pusat atau

lebih

2.8. Syarat Aplikasi Forseps3,4,7

Syarat ekstraksi forseps yang harus dipenuhi sebelum melakukan tindakan

adalah:

1. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi sefalopelvik)

2. Pembukaan serviks harus lengkap

3. Kepala janin sudah cakap (engaged)

4. Kepala janin harus dapat dipegang oleh forseps

5. Janin hidup

6. Ketuban sudah pecah

6

Page 7: Fantom Forcep

2.9. Prosedur Pemasangan dan Ekstraksi Forseps3,4

Persiapan

1. Persiapan untuk ibu

a. Posisi litotomi

b. Rambut vulva dicukur

c. Kandung kemih dan rectum dikosongkan

d. Desinfeksi vulva

e. Infuse

f. Narcosis jika diperlukan

g. Kain penutup pembedahan

h. Gunting episiotomi

i. Alat-alat untuk menjahit robekan jalan lahir

j. Uterotonika

2. Persiapan untuk janin

a. Alat-alat pertolongan persalinan

b. Alat penghisap lender (suction)

c. Oksigen

d. Alat-alat resusitasi bayi

3. Persiapan untuk dokter

a. Mencuci tangan

b. Sarung tangan bebas hama

c. Baju operasi bebas hama

Cara Pemasangan Forseps

Ditinjau dari posisi daun forseps terhadap kepala janin dan panggul

ibu pada waktu forseps tersebut dipasang, maka pemasangan forseps

dibagi:

1. Pemasangan sefalik (pemasangan biparietal, melintang terhadap

kepala), ialah pemasangan forseps diamana sumbu panjang

7

Page 8: Fantom Forcep

forseps sesuai dengan diameter mento-oksipitalis kepala janin,

sehingga daun cuam terpasang secara simetrik di kiri kanan

kepala.

2. Pemasangan pelvic (melintang terhadap panggul), ialah

pemasangan forseps di mana sumbu panjang forseps sesuai

dengan sumbu panggul.

Cara Ekstraksi Forseps

Ekstraksi forseps terdiri dari tujuh langkah, yaitu:

1. Penolong membayangkan bagaimana forseps akan dipasang

2. Pemasangan daun forseps pada kepala janin

3. Mengunci sendok forseps

4. Menilai hasil pemasangan daun forseps

5. Ekstraksi forseps percobaan

6. Ekstraksi forseps definitif

7. Membuka dan melepaskan sendok forseps

Contoh ekstraksi forseps

Presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil di depan, kepala di

Hodge IV, dengan memiliki forseps Naegele (outlet forceps, forseps

rendah).

Ekstraksi forseps terdiri dari tujuh langkah, yaitu:

1. Penolong Membayangkan Bagaiman Forseps Akan Dipasang

Setelah semua persiapan selesai, penolong berdiri di depan vulva

sambil memegang kedua forseps pemegang forseps dalam keadaan

tertutup dan membayangkan bagaimana forseps akan dipasang.

Pemegang forseps dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari

sejajar dengan sumbu forseps.

8

Page 9: Fantom Forcep

Gambar 3. Membayangkan Bagaimana Cunam Akan Dipasang

2. Pemasangan Daun Forseps pada Kepala Janin

Sendok forseps yang akan dipasang lebih dahulu ialah sendok forseps

kiri, karena pada sendok kiri terletak kunci forseps. Forseps kiri

dipegang dengan tangan kiri penolong seperti memegang pencil,

dengan tangkai forseps sejajar lipatan paha depan kanan. Bersamaan

dengnan itu 4 jari tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina.

Kemudian daun forseps sendok kiri dimasukkan ke dalam vagina dan

dengnan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan kanan daun forseps

dimasukkan ke dalam jalan lahir, sehingga daun forseps berada

setinggi puncuk kepala. Jadi yang mendorong daun forseps masuk ke

dalam jalan lahir ialah ibu jari tangan yang di dalam, bukan tangan

yang di luar. Tangan kanan penolong dikeluarkan dari vagina dan

bergantian memegang sendok forseps kanan. Ketiga jari tangan kiri

penolong dimasukkan ke dalam vagina antara kepala dan jalan lahir.

Forseps kanan dipegang sebagai memegang pensil dan sejajar lipatan

paha depan kiri. Daun forseps kanan sekarang dimasukkan ke dalam

vagina dan dengan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan kiri daun

forseps dimasukkan ke dalam jalan lahir sampai setinggi puncak

kepala.

9

Page 10: Fantom Forcep

Gambar 4. Memasang Forseps

3. Mengunci Sendok Forseps

Gambar 5. Mengunci forceps

4. Menilai Hasil Pemasangan Daun Forseps

Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai apakah daun forseps telah

terpasang dengan benar dan adakah bagian jalan lahir yang terjepit

oleh daun forseps.

5. Ekstraksi Forseps Percobaan

Langkah pertama adalah tangan kiri dan tagnan kanan penolong

menggenggam pemegang forseps, sedang jari telunjuk dan jari tengah

tangan kanan penolong diluruskan sampai menyentuh puncak kepala.

10

Page 11: Fantom Forcep

Bila pada waktu traksi dilakukan, kedua jari terlepas dari puncak

kepala, berarti kepala tidak ikut tertarik. Tetapi bila traksi dilakukan

kedua jari tetap menyentuh puncak kepala, berarti kepala ikut tertarik.

Bila pada waktu traksi percobaan kepala janin tidak ikut tertarik, maka

berarti daun forseps belum terpasang dengan benar, sehingga forseps

harus dilepaskan dan dipasang lagi. Bila traksi percobaan ternyata

berhasi baik maka dilakukan traksi definitif.

Gambar 6. Ekstraksi Forceps Percobaan

6. Ekstraksi Forseps Definitif

Ekstraksi forseps definitive dilakukan dengan mencengkaram

pemegang forseps oleh tangan kiri penolong. Tangan kanan penolong

mencengkam pemegang forseps di atas tangan kiri sambil jari tengah

berada di antara kedua tangkai forseps.

Traksi dilakukan dengan arah tangkai forseps sesuai dengan sumbu

panggul, yaitu forseps ke bawah bila kepala masih agak tinggi, dan

mendatar bila kepala di pintu bawah panggul (PBP), sampai

suboksiput tampak di bawah simfisis.

11

Page 12: Fantom Forcep

Gambar 7. Ekstraksi Forseps Definitif

7. Membuka dan Melepaskan Sendok Forseps

Segera setelah suboksiput berada di bawah simfisi, sunam dipegang

hanya tangan kanan sedang tangan kiri menahan perineum. Forseps

dielevasi ke atas, sehingga melakukan gerakan defleksi dengan

suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir ubun-

ubun besar, dahi-mata, hidung, mulut dan dagu. Akhirnya lahirlah

seluruh kepala. Forseps dilepaskan pada waktu gerakan defleksi ini

atau bila kepala sudah lahir seluruhnya.

Setelah kepala janin lahir, kepala dibiarkan melakukan putaran paksi

luat, kemudian badan baru dilahirkan sebagaiman lazimnya. Tali pusat

dipotong dan dirawat. Bayi baru lahir diserahkan kepada pembantu

untuk dibersihkan jalan napasnya. Bila ekstraksi forseps dilakukan

dengan narcosis yang cukup dalam, maka plasenta harus dilakukan

secara manual, dan sekaligus dilakukan eksplorasi jalan lahir untuk

mengetahui adanya robekan jalan lahir.

12

Page 13: Fantom Forcep

Gambar 8. Melepaskan Forseps

Episiotomi

1. Bila diperlukan episiotomi pada waktu ekstraksi forceps, maka

episiotomy dilakukan pada saat sebelum memasang cunam; kepala

meregang perineum.

2. Melakukan ekstraksi forceps pada primigravida, episiotomi harus

dikerjakan. Sedangkan pada multigravida, episiotomy dikerjakan

bila diperlukan.

2.10. Komplikasi Aplikasi Forseps3,4

Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan ekstraksi forseps adalah:

a. Ibu

Perdarahan: akibat atonia utri atau trauma jalan lahir.

Trauma jalan lahir

- Trauma jaringan lunak : robekan vagina sampai rupture uteri

- Trauma tulang-tulang : simfisiolosis, fraktur os koksigis, dll.

b. Janin

Bekas forseps pada wajah, memar, laserasi, sefalohematoma

Trauma saraf fasial

Fraktur tengkorak, perdarahan intracranial

13

Page 14: Fantom Forcep

2.11. Ekstraksi Forseps Gagal3,4

Pemasangan forseps dinyatakan gagal, bila:

Sendok forceps tidak dapat dikunci meskipun pemasangan sudah betul.

Tiga kali traksi dengan tenaga cukup janin tidak dapat lahir.

2.12. Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Ekstraksi Forseps9

LANGKAH KLINIKPERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda petugas yang akan

melakukan tindakan medik.2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan, missal: kala II lama, kala II

tak maju, preeklamsia berat/eklamsia3. Jelaskan bahwa tindakan medic mengandung resiko, baik yang telah diduga

sebelumnya maupun tidak.4. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang

penjelasan tersebut.5. Beri kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk mendapat penjelasan

ulang apabila masih ragu dan belum mengerti6. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk

dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan.

7. Masukkan lembar persetujuan tindakan medik yang telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik.

8. Serahkan kembali catatan medic pasien setelah diperiksa kelengkapannya catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi.

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKANI. PASIEN 9. Cairan dan infus10. Posisi litotomi. Daerah vulva dan sekitarnya (perut bawah dan paha)

dibersihkan dengan larutan anti septik.11. Kandung kencing dikosongkan12. Alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah13. Instrumen

a. Uteroronika b. Ekstraktor cunam: 1 set (Naegele), atau kielland atau Boermac. Klem ovum: 2d. Cunam tampon: 1e. Tabung 5 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai): 2f. Spekulum Sim’s atau L g. Kateter karet: 2 dan 1h. Larutan aniseptik (Povidon Iodin 10%)

14

Page 15: Fantom Forcep

i. Oksigen dengan regulatorII. PENOLONG

14. Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kacamata pelindung: 3 set

15.Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang.16.Alas kaki (sepatu/”boot” karet): 3 pasang.17.Instrumen

a. Lampu sorot: 1b. Monoaural stetoskop dan stetoskop, tensimeter: 1.

18.

III. ANAK18. Instrumen

a. Penghisap lender dan sudep/penekan lidah: 1 set.b. Kain penyeka muka dan badan: 2c. Meja bersih, kering, dan hangat (untuk tindakan): 1d. Inkubator: 1 set.e. Pemotong dan pengikat tali pusat: 1 set.f. Semprit 10 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai): 2g. Kateter intravena atau jarum kupu-kupu: 2h. Popok dan selimut: 1

19. Medikamentosaa. Larutan Bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%b. Nalokson (Narkan) 0,01 mg/kg BBc. Efinefrin 0,01%d. Antibiotikae. Akuabidestilata dan Dekstrose 10%

20. Oksigen dan regulator

21.

A. PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN21. Cuci tangan dan lengan (hingga siku) dengan sabun, dibawah air mengalir22. Keringkan tangan dengan handuk DTT23. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker dan kacamata pelindung24. Pakai sarung tangan DTT/steril25. Pasang alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi dengan

klem kain

26.

B. TINDAKAN26. Instruksikan asisten untuk menyiapkan cunam dan pastikan petugas dan

alat untuk menolong bayi telah siap.27. Pemeriksaan dalam memastikan pembukaan lengkap, kepala engaged

dan kosongkan kandung kencing dengan kateterisasi.28. Tangan dimasukkan ke dalam larutan Jerin 0,5% dan sarung tangan

dilepaskan secara terbalik dan direndam dalam larutan tersebut.29. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru.

C. PRINSIP DASAR PEMASANGAN30. Cunam dipasang biparietal, sebelum pemasangan dilakukan prekonstruksi

di depan vulva, dengan meletakkan cunam didepan vulva seperti posisi

15

Page 16: Fantom Forcep

cunam yang akan dipasang sesuai dengan posisi kepala janin31. Pada posisi depan dipasang cunam kiri terlebih dahulu

Pada posisi kiri depan/kanan belakang, dipasang cunam kanan terlebih dahuluPada posisi kanan depan/kiri belakang, dipasang cunam kiri terlebih dahuluPada posisi kiri lintang, dipasang cunam kanan terlebih dahuluPada posisi kanan lintang, dipasang cunam kiri terlebih dahulu

32. Cunam kanan dipegang dengan ibu jari telunjuk dan jari tengah seperti memegang tangkai biola

33. Cunam dimasukkan pada jam 5 atau 734. Masukkan cunam kanan dengan tangkai cunam dari arah lipat paha kanan

dan cunam kiri dari lipat paha kiriD. PEMASANGAN CUNAM

35. Sarung tangan dipasang, fundus uteri ditahan asisten operator. Cunam dimasukkan dengan bimbingan tangan, dimasukkan diantara telapak tangan dan kepala janin (dua jari telunjuk dan jari tengah atau empat jari), masukkan cunam dengan dorongan ringan pada tangkai cunam dibantu dengan dorongan ibu jari sebelah dan cunam masuk dilanjutkan dengan wondering cunam kearah biparietal janin. Tindakan ini dilakukan bergantian cunam kiri-kanan atau sebaliknya.

36. Dilakukan penguncian, dengan penyilangan ataupun tanpa penyilangan

37. Menilai kedudukan cunam dan menilai bagian jaringan ibu yang mungkin terjepit cunam dengan memasukkan jari kanan untuk menilai daerah cunam kiri dan memasukkan jari kiri untuk menilai daerah cunam kanan.

38. Setelah kedudukan baik dan tidak ada bagian ibu yang terjepit, dilakukan tarikan percobaan. Dengan ibu jari dan telunjuk jari tengah kanan mengait tangkai cunam dan jari-jari tangan kiri diletakkan diatas jari-jari tangan kanan dengan telunjuk jari kiri melekat kekepala,dilakuka tarikan ringan, bila dengan tarikan ringan dirasakan oleh jari tengah tangan kiri menurun berarti tarikan percobaan berhasil dan dilanjutkan dengan tarikan cunam.

39. Tangkai cunam dipegang oleh tangan kanan dengan mengaitkan tangkai cunam yang terletak diantara ibu jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan. Tangan kiri seperti menggenggam cunam, dilakukan tarikan sesuai dengan sumbu jalan lahir secara intermittent.

Bila tarikan berat maka tarikan dihentikan. Bila tarikan terasa ringan maka tarikan dilanjutkan sampai kepala janin lahir.

40. Episiotomi dilakukan saat kepala mendorong perineum

16

Page 17: Fantom Forcep

41. Saat subocciput berada dibawah simfisis, arahkan tarikan keatas hingga lahir berturut-turut dahi, muka dan dagu, cunam dilepas

E. MELAHIRKAN BAYI42. Kepala bayi dipegang biparietal, gerakkan kebawah untuk melahirkan

bahu depan, kemudian gerakkan ke atas untuk melahirkan bahu belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi.

43. Bersihkan muka bayi (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih, potong tali pusat dan serahkan bayi pada petugas bagian anak.

F. LAHIRKAN PLASENTA44. Tunggu tanda lepasnya plasenta, lahirkan plasenta dengan menarik tali

pusat dan mendorong uterus ke arah dorsokranial.45. Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan bila terdapat bagian-bagian yang

lepas atau tidak lengkap).46. Masukkan plasenta ke dalam tempatnya.

G. EKSPLORASI JALAN LAHIR47. Masukan spekulum Sim’s/L atas dan bawah pada vagina.48. Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomi dan

robekan pada dinding vagina, portio atau ditempat lahir.49. Ambil klem ovum sebanyak 2 buah, lakukan penjempitan secara

bergantian ke arah samping searah jarum jam, perhatikan ada tidaknya robekan portio.

50. Lakuka penjahitan apabila ditemukan pendarahan dari robekan lain. Keluarkan spekulum apabila eksplorasi selesai.

H. PENJAHITAN EPISIOTOMI51. Psang penopang bokong ( beri alas kain). Suntikan Prokain 1% (yang telah

disiapka dalam tabung suntik) pada sisi dalam luka episiotomi (otot, jaringan, submukosa dan subkutis) bagian atas dan bawah. Uji hasil infiltrasi dengan menjepit kulit perineum yang dianastesi dengan pinset bergigi.

52. Masukkan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan kain penutup perut bawah dengan kocher.

53. Dimulai dari ujung luka episiotomi bagian dalam, jahit luka bagian dalam secara jelujur bersimpul kearah luar. Pertautkan kembali luka kulit dan mukosa secara subkutikuler atau jelujur matras.

54. Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan sehingga tampon dapat dikeluarkan, kemudian kosongkan kandung kemih.

55. Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan kapas yang telah diberi larutan antiseptik.

56. Pasang kasa yang dibasahi oleh Pavidon Iodin pada tempat jahitan episiotomi.

I. DEKONTAMINASI57. Sementara masih menggunakan sarung tangan kumpulkan instrumen dan

masukkan kedalam wadah berisi cairan klorin 0,5%

17

Page 18: Fantom Forcep

58. Masukkan sampah habis pakai ke tempat yang tersedia59. Benda atau bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh dibubuhi dengan

larutan klorin 0,5%60. Masukkan tangan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%

bersihkan darah atau cairan tubuh pasien yang melekat pada sarung tangan, lepaskan terbalik dan rendam dalam wadah tersebut.

J. CUCI TANGAN PASCATINDAKAN61. Cuci tangan dan lengan hingga kesiku dengan sabun di bawah air mengalir62. Keringkan tangan dengan handuk atau tissue yang bersih

K. PERAWATAN PASCA TINDAKAN63. Periksa kembali tanda vital pasien, kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.64. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom

yang telah tersedia pada status pasien.65. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien

(pertahankan infus bila diperlukan, bila keadaan umum pasien cukup baik lepaskan infus)

66. Beritahu kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dan pasien masih memerlukan perawatan lanjutan

67. Bersama petugas yang akan melakukan perawatan jelaskan jenis dan lama perawatan serta laporkan kepada petugas tersebut jika ada gangguan dan keluhan pasca tindakan

68. Tegaskanpada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi pengobatan dan perawatan serta laporkan segera bila pada pemantauan lanjutan terjadi perubahan-perubahan seperti tertulis dalam catatan pasca tindakan.

18

Page 19: Fantom Forcep

BAB III

KESIMPULAN

Ekstraksi forceps merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk

mengakhiri persalinan dilakukan apabila keadaan ibu atau janin memerlukan

penyelesaian dalam waktu singkat.  Persalinan yang dibantu dengan forseps dapat

memfasilitasi kelahiran dan menghindari seksio sesarea dan morbiditas yang ada.

Tindakan ini tentu saja harus sudah dipenuhi syarat-syarat untuk

melaksanakannya yang melihat dari segi indikasi ibu, waktu dan janin. Penyakit

jantung, eklampsia, seksio sesarea pada persalinan sebelumnya, trauma paru,

infeksi intrapartum, kondisi neurologik tertentu, kelehan, kala 2 yang memanjang

lebih dari 3 jm pada primipara dan 2 jam pada seorang multipara (kontraksi yang

lemah, usaha mengejan ibu yang lemah, kepala malrotasi, kekauan perineum,

penggunaan anestesia epidural), merupakan antara lain indikasi dari pihak ibu

(maternal). Sedangkan indikasi dari janin (fetus) jika terdapat indikasi gawat janin

seperti prolaps tali pusat, solusio plasenta, pola bunyi jantung janin yang tidak

beraturan, dan malposisi fetus seperti pada letak sunsang. Dengan hubungan ini,

pengawasan terhadap janin, harus dilakukan dengan teliti.

Namun teknik ekstraksi forseps juga mempunyai risiko terhadap ibu

maupun janin.

19

Page 20: Fantom Forcep

DAFTAR PUSTAKA

1. Gilstrap III LC. Forceps Delivery. In : Gilstrap III LC et al. Operative Obstetrics 2nd edition. New York : McGraw Hill, 2002 : 89-121

2. Instrumental Vaginal Delivery. Clinical Green Top Guidelines. Avaliable at www.rcog.org.uk

3. Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

4. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

5. Olitsky SE and Nelson LB. Abnormalities of the Cornea. In : Behrman RE et al ed. Nelson Textbook of Pediatrics 16th edition. Philadelphia : WB Saunders Company, 2000 : 1914-6

6. Gopalani S, et al. Factors predictive of failed operative vaginal delivery. Am J of Obstet and Gynecol. 2004, 191,896-902

7. Supono. 1983. Ilmu Kebidanan Bagian Tindakan. Palembang: Bagian

Obgyn RSMH FK Unsri.

8. Syamsuddin, Komar. 2008. Ekstraksi Forseps. Palembang: Bagian Obgyn

RSMH FK Unsri.

9. Husin, D. Ma’arifin, Abdul Bari Saifuddin, Muhyidin Danakusuma. 1997.

Modul “Safe motherhood” Dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di

Indonesia. Jakarta

20