famotidinee
DESCRIPTION
sterilTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
“Sediaan Steril Injeksi SVP Famotidine 1%”
Disusun oleh:
Novia Andriani
P17335114024
Dosen Pembimbing :
Hanifa Rahma, M.Si., Apt.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN FARMASI
2015
INJEKSI SVP Famotidine 1 %
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu membuat formulasi, pembuatan sediaan dan mengevaluasi sediaan
dalam pembuatan sediaan Small Volume Parenteral dengan bahan aktif Famotidine
1%.
II. PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang tidak dipungkiri bahwa pemberian obat dengan cara
injeksi cukup diminati karena dapat memberikan efek yang segera dan dapat
membantu pengobatan pada pasien yang tak sadarkan diri atau pada pasien yang tidak
memungkinkan untuk mengkonsumsi obat secara peroral, meskipun tidak semua
orang suka melakukan pengobatan secara parenteral karena pemberian obat secara
injeksi ini memiliki kekurangan salah satunya yaitu jika obat sudah diberikan secara
parenteral, sulit untuk membalikan atau mengurangi efek fisiologisnya (Goeswin /
agoes?, 2013).
Parenteral (para enteron) sediaan dengan formula yang digunakan berbeda
dengan sediaan lainnya karena diinjeksikan langsung ke dalam jaringan tubuh yang
secara utama untuk melindungi sistem dari tubuh, kulit dan membrane mukosa.
Sediaan parenteral harus sangat bersih, bebas dari kontaminan secara fisika, kimia
maupun biologi. Remington
Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi dapat berupa larutan,
emulsi, suspensi atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih
dahulu sebelum digunakan (Anief, 2010). Small Volume Parenteral adalah sediaan
parenteral yang dikemas dalam wadah mengandung kurang dari 100 ml. (USP 30th )
Penyakit tukak lambung merupakan penyakit yang banyak di derita oleh
masyarakat yang disebabkan bila produksi asam lambung dan pepsin yang bersifat
korosif tidak berimbang dengan sistem pertahanan gastroduodenal maka akan terjadi
tukak peptik di esofagus, lambung dan/atau duodenum. DAPUS FARTER
Pada sediaan small volume parenteral ini menggunakan Famotidin sebagai
bahan aktif yang dapat digunakan untuk terapi tukak lambung maupun duodenum
sebagai antagonis reseptor histamin H2 yang dapat menghambat sekresi asam
lambung pada keadaan basal, malam dan akibat distimulasi oleh pentagastrin.
Famotidine tiga kali lebih poten daripada ranitidin dan 20 kali lebih poten daripada
simetidin. DAPUSFARTER
Manfaat untuk praktikan melakukan praktikum ini ialah agar praktikan dapat
mengetahui permasalahan berikut penyelesaiannya terhadap bahan aktif Famotidine
lalu dapat menentukan bahan-bahan tambahan yang tepat sehingga dapat memberikan
efek yang maksimal untuk pengobatan dan juga agar praktikan dapat mensimulasikan
bagaimana membuat sediaan di dunia industri walaupun dalam skala kecil
III. TINJAUAN PUSTAKA
FAMOTIDIN
Famotidin merupakan bahan aktif yang dapat digunakan untuk terapi tukak
lambung maupun duodenum sebagai antagonis reseptor histamin H2 yang dapat
menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal, malam dan akibat distimulasi
oleh pentagastrin. Famotidine tiga kali lebih poten daripada ranitidin dan 20 kali lebih
poten daripada simetidin.
Efektifitas obat ini untuk tukak lambung dan tukak duodenum setelah 8 minggu
pengobatan sebanding dengan ranitidin dan simetidin. Pada penelitian berpembanding
selama 6 bulan, famotidine juga mengurangi kekambuhan tukak duodenum yang
secara klinis bermakna. Famotidin sama efektif dengan AH2 lainnya pada pasien
sindrom Zolinger-Ellison , meskipun untuk keadaan ini omeprazol merupakan obat
terpilih. Efektifitas famotidine tidak jauh beda dengan dengan antagonis reseptor H2
lainnya. Efek samping famotidin biasanya ringan dan jarang terjadi, misalnya sakit
kepala, pusing, konstipasi dan diare. Seperti halnya dengan ranitidin, famotidine
nampaknya lebih baik dari pada simetidin karena tidak menimbulkan antiandronergik.
DAPUS FARTER
Dosis yang digunakan pada
- Jelaskan mengenai sediaan yang dibuat (infus/injeksi/OTM dll), pengertian, persyaratan berdasarkan kompendial, dan penjelasan lain.
- Di buku goeswin Sama sterilisasi juga
IV. FORMULASI
1. Famotidine
Pemerian Putih hingga putih kekuningan, serbuk Kristal atau
Kristal (BP 2013rd, p. 1012)
Kelarutan Sangat sedikit larut dalam air, larut dalam asam asetat
glasial, sangat sedikit larut dalam etanol anhidrat, praktis
tidak larut dalam etil asetat. Larut dalam asam mineral
encer. (BP 2013, p. 1012)
Stabilitas
Panas
Hidrolisis
Cahaya
pH
Terdekomposisi pada suhu 164°C (JP 15th Ed, p. 655)
Tidak ditemukan dalampustaka (BP,JP,FI V)
Terlindung dari cahaya (BP 2013, p. 1012)
4.9 – 5.5 (JP 15th Ed, p. 655)
Penyimpanan Wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya (JP 15th
Ed,
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Asam
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Larutan
Cara sterilisasi sediaan : Panas lembab (Autoklaf 121°C, 15 psi, selama 15 menit.
Kemasan : Botol kaca( vial) coklat
2. HCl (Asam Hidroklorida)
Pemerian Asam hidroklorida, larutan bening, tidak berwarna,
berbau tajam dan HCl berbau menusuk. (HOPE 6th Ed
2009, p 308)
Kelarutan Dapat beramour dengan air, larut dalam dietileter, etanol (95%) dan methanol. (HOPE 6th Ed 2009, p 308)
Stabilitas Tidak ditemukan dalam pustaka (BP,JP,FI V)
Kegunaan Pelarut bahan aktif
Inkompatibilitas Hydrochloric acid reacts violently with alkalis, with the evolution of
a large amount of heat. Hydrochloric acid also reacts with manymetals, liberating hydrogen. HCl bereaksi dengan alkalis, evolusi dari jumlah panas, bereaksi dengan banyak logam
3. Benzalkonium Klorida
4. Natrium Klorida
Pemerian Gel kental atau potongan seperti gelatin, putih atau putih
kekuningan, biasanya berbau aromatik lemah. Larutan
dalam air berasa pahit. Jika dikocok sangat berbusa dan
biasanya sedikit alkali, higroskopik (HOPE 6th ed. 2009
p. 57).
Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter, sangat mudah larut dalam
aseton, ethanol 95%, methanol, propanol dan air (HOPE
6th ed. 2009 p.57).
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
pH aktivitas
antimikroba
Tidak ditemukan pada pustaka HOPE 6th ed. 2009
Benzalkonium klorida bersifat higroskopik sehingga
dapat terpengaruh oleh cahaya, udara dan logam
(HOPE 6th ed. 2009 p.57).
4,0 – 10,0 (HOPE 6th ed. 2009 p.59).
Kegunaan Pengawet antimikroba (HOPE 6th ed. 2009 p. 57).
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan alumunium, surfraktan anionik,
surfraktan nonionik dalam konsentrasi tinggi, lanolin,
hidrogen peroksida, permanganat, protein, salisilat
(HOPE 6th ed. 2009 p. 57).
Kesimpulan :
Cara sterilisasi bahan : Panas basah, autoklaf suhu 1210C, 15 psi selama 15 menit
(HOPE 6th ed. 2009 p. 60).
Kemasan :
Dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, disimpan di tempat sejuk dan
kering (HOPE 6th ed. 2009 p. 60).
5. Water for Injection
Pemerian Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur
putih, rasa asin (FI V hlm. 917).
Kelarutan Mudah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut dalam
air mendidih, larut dalam gliserin, sukar larut dalam
ethanol (FI V hlm. 917).
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
pH sediaan injeksi
Larutan natrium klorida dapat terjadi pemisahan
partikel pada wadah kaca tertentu. Larutan dapat
disterilkan dengan cara panas basah autoclave atau
dengan cara filtrasi (HOPE 6th ed. 2009 p. 639).
Tahan pemanasan, stabil didalam air sehingga tidak
terjadi reaksi hidrolisis dan reaksi oksidasi.
4,5-7,0 (USP 30 p. )
Kegunaan Pengisotonis (HOPE 6th ed. 2009 p. 639).
Inkompatibilitas Larutan natrium klorida bersifat korosif untuk besi.
Bereaksi membentuk endapan dengan garam perak,
timbal, dan merkuri. Oksidator kuat dapat melepaskan
klorin dari larutan natrium klorida asam. Kelarutan dari
Metilparaben sebagai pengawet menurun dalam larutan
natrium klorida dan mengurangi viskositas gel karbomer
atau hidroksipropil (HOPE 6th ed. 2009 p. 639).
Kesimpulan :
Cara sterilisasi bahan : Panas basah, autoklaf suhu 1210C, 15 psi selama 15 menit
Kemasan :
Dalam wadah tertutup baik, disimpan di tempat sejuk dan kering (HOPE 6th ed.
2009 p. 639).
V.PENDEKATAN FORMULA
No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan
1. Famotidine 1,01 % b/v Bahan Aktif
2. HCl 0.1 N 4,8% b/v Pelarut Bahan Aktif
3. NaoH 0.1 N qs Adjust pH
4. Benzalkonium Klorida 0.01% b/v Bahan Pengawet
5. NaCl 0.224% b/v Pengisotonis
6. WFI Ad 100% b/v Pembawa
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa (HOPE 6th ed. 2009 p. 766)
Kelarutan Dapat bercampur dengan sebagian besar pelarut polar
(HOPE 6th ed 2009 p. 766)
Stabilitas
Panas
Hidrolisis
Cahaya
pH
Stabil disemua keadaan fisik (HOPE 6th ed. 2009 p.
766)
Kegunaan pembawa
Inkompatibilitas Air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien
yang rentan akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika
terdapat air atau kelembapan) pada peningkatan
temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali
dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan
oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida.
Air juga bisa bereaksi dengan garam anhidrat menjadi
bentuk hidrat. (HOPE 6th Ed 2009, p 766 - 770)
VI. PERHITUNGAN
a. Perhitungan Kadar Zat Aktif
Kadar untuk injeksi 98.5% - 101% (USP 30th Ed, p.2110)
Kadar Famotidine 1% dilebihkan 1%.
= 1 g
100 ml x 50 ml
= 0.5 g + ( 1% x 0.5 g) = 0.505 g
= 0.505 g50 ml
x 100 % = 1.01% Famotidine
b. PerhitunganTonisitas
Famotidine
= C x E
= 1.01% x( 17 x1,9337.5 )
= 1,01% x 0.0957
= 0.0967 %
Benzalkonium Klorida
= C x E
= 0.01% x( 17 x0.18360 )
= 0.01% x 0.0085
= 0.000085 %
HCl
HCl = g
BE x
1000V
0.1N = g
36.46 x
10002.4 ml
36.46 = 416.67 g
g = 0.00875
2.4 ml = 0.00875 g 0.365 %
= C x E
= 0.365% x( 17 x3.436.46 )
= 0.365% x 1.585%
= 0.579%
Jumlah tonisitas = 0.0967 % + 0.579 % + 0.000085%
= 0.676 % ( Hipotonis )
NaCl yang dibutuhkan : 0.9% - 0.676% = 0.224%
c. Perhitungan Dosis
20 mg / 12 jam = 40 mg / hari (Martindale 36th Ed, p. 1731)
Kadar Famotidine 1.01%
= 1.01 g100 ml
x 10.5 ml = 0.106 g / 10.5 ml
= 0.01 g / ml
= 10 mg / ml
1 x pakai = 20 mg = 2 ml sediaan 10.5 ml / 2 ml = 5 kali pakai. ( Dosis Ganda )
VII. PENIMBANGAN
Penimbangan
Dibuat 3 vial (@ 10 ml) = 30 ml
Tiap vial dilebihkan 0.5 ml ( FI V, hal 1044 )
V = 3 x 10.5 ml + 6 ml = 37.5 ml ~ 50 ml
Penimbangan dibuat sebanyak 50 ml berdasarkan pertimbangan volume
terpindahkan dan kehilangan selama proses produksi.
No. Nama Bahan Jumlah yang ditimbang
1. Famotidine 1,01 g/100 ml x 50 ml = 0.505 g
2. HCl 0.1 N 4,8 g/100 ml x 50 ml = 2.4 ml
3. NaOH 0.1 N qs
4. Benzalkonium Klorida 0.01 g/100 ml x 50 ml = 0.005 g
5. NaCl 0.224 g/100 ml x 50 ml = 0.112 g
6. WFI Ad 100% b/v
VIII. STERILISASI
a. Alat
No.
Nama alat Cara Sterilisasi Waktu sterilisasi
Jumlah
1. Gelas kimia 100 mlPanas lembab(Autoklaf, 121°C, 15 psi)
15 menit 1
2. Gelas kimia 50 mlPanas lembab(Autoklaf, 121°C, 15 psi)
15 menit 5
3. Gelas ukur 10 mlPanas lembab(Autoklaf, 121°C, 15 psi)
15 menit 2
4. Erlenmeyer 100 mlPanas lembab(Autoklaf, 121°C, 15 psi)
15 menit 2
5. SpatelPanas kering(Oven, 170°C)
1 jam 6
6. Batang pengadukPanas kering(Oven, 170°C)
1 jam 4
7. Corong gelasPanas lembab(Autoklaf, 121°C, 15 psi)
15 menit 1
8. Kaca arlojiPanas kering(Oven, 170°C) 1 jam
1 jam 6
9. BuretPanas lembab(Autoklaf, 121°C, 15 psi)
15 menit 1
10. Pipet tetesPanas lembab(Autoklaf, 121°C, 15 psi)
15 menit 5
11. Tutup pipet tetesDesinfeksi(Alkohol 70%)
24 jam 5
12.Membran filter
0.22 & 0.45 µmPanas lembab(Autoklaf, 121°C, 15 psi)
15 menit 1 & 2
b. Wadah
No. Nama Wadah Jumlah Cara Sterilisasi1. Vial Cokelat 3 Panas basah (Autoklaf, 121°C, 15 psi) 15
menit2. Tutup Vial 3 Desinfeksi (Alkohol 70%) 24 jam3. Alumunium Cap 1 Panas kering (Oven, 170°C) 1 jam
c. Bahan
No. Nama Wadah Jumlah Cara Sterilisasi 1. Famotidine 0.505 g Panas kering (Oven, 170°C) 1 jam2. HCl 0.1N 2.4 ml Panas basah (Autoklaf, 121°C, 15 psi) 15
menit3. NaOH 0.1N qs Panas basah (Autoklaf, 121°C, 15 psi) 15
menit4. Benzalkonium
Klorida0.005 g Panas basah (Autoklaf, 121°C, 15 psi) 15
menit
5. NaCl 0.112 g Panas kering (Oven, 170°C) 1 jam 6. WFI Ad 50
mlPanas basah (Autoklaf, 121°C, 15 psi) 15 menit
IX. PROSEDUR PEMBUATAN
RUANG PROSEDUR
Grey Area
(Ruang
Steriliasi)
1. Semua Alat dan Wadah sterilisasi dengan cara yang sesuai.
2. Setelah sterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam
white area melalui transfer box.
Grey Area
(Ruang
Penimbangan)
1. Bahan yang dibutuhkan ditimbang diatas kaca arloji steril
- Famotidine = 0.505 g
- HCl = 2.4 ml
- Benzalkonium Klorida = 0.005 g
- NaCL = 0.112 g
2. Kaca arloji yang berisi bahan yang telah ditimbang, ditutup dengan
aluminium foil beri label (nama bahan dan jumlah) dan
dimasukkan ke white area melalui transfer box.
White Area
(Ruang
Pencampuran)
1. Siapkan aqua pro injeksi
2. Famotidine sebanyak 0.505 g dilarutkan dengan 2.4 ml HCl 0.1 N
dalam gelas kimia 50 ml. Kaca arloji diblas 2 kali dengan 1 ml
aqua p.i
3. Benzalkonium sebanyak 0.005 g diencerkan dengan 1 ml aqua p.i
dalam gelas kimia 50 ml. Kaca arloji diblas 2 kali dengan 1 ml
aqua p.i
4. NaCL sebnayak 0.112 g dilarutkan dengan 1 ml aqua p.i dalam
gelas kimia 50 ml. Kaca arloji diblas 2 kali dengan 1 ml aqua p.i
5. Setelah zat aktif dan semua zat tambahan larut, masukkan
masing-masing larutan tersebut kedalam gelas kimia 100 ml yang
telah dikalibrasi sebanyak 50 ml. Diaduk ad homogeny dengan
batang pengaduk.
6. Larutan digenapkan ad 80%. Lakukan pengecekan pH, adjust pH
menggunakan NaOH 0.1 N
7. Larutan disaring dengan membran filter 0.45µm yang dilanjutkan
dengan membran filter 0.22 µm (duplo) dan ditampung dalam
Erlenmeyer steril
8. Siapkan buret steril dan lakukan pembilasan bagian dalam buret
dengan 3 ml larutan sebanyak 2 kali. Lakukan pembilasan sampai
semua bagian dalam buret terbasahi
9. Larutan dituang ke dalam buret steril. Ujung bagian atas buret
ditutup dengan allumunium foil.
10. Sebelum diisikan ke dalam vial, jarum buret dibersihkan dengan
tissue yang telah dibasahi oleh alkohol 70%
11. Isisetiap vial dengan larutan sebanyak 0.5ml
12. Vial ditutup dengan tutup karet vial. Dibawa ke ruang penutupan
melalui transfer box
White Area
Grade C
(Ruang
penutupan)
1. Sediaan ditutup dengan menggunakan tutup karet vial lalu di seal
dengan aluminium cap
Grey Area
(Ruang
Sterilisasi)
1. Sediaan di sterilisasi menggunakan autoklaf dalam gelas kimia
yang telah dialasi kapas (121°C, 15 psi, 15 menit)
Grey Area
(Ruang Evaluasi)
1. Setelah sterilisasi akhir, lakukan evaluasi sediaan
2. Sediaan diberi etiket dan brosur kemudian dikemas dalam wada
sekunder.
X. DATA PENGAMATAN DAN EVALUASI SEDIAAN
No.Jenis Evaluasi
Dan Prinsip EvaluasiJumlah Sampel
Hasil pengamatan
Syarat
Evaluasi Fisika1. Penetapan pH
Dengan menggunakan pH
meter
3 vial pH : 3.40 pH 4.9 – 5.5
2. Uji kejernihan 3 vial Sediaan jernih Sediaan jernih
Sediaan dimasukkan ke
dalam beaker glass bening,
kemudian dibandingkan
dengan pembawanya yaitu
aqua pro injeksi.
3. Uji keseragaman volume
Sediaan dalam vial diletakan
pada permukaan yang rata
dan sejajar lalu dilihat
keseragaman volumenya
secara visual.
3 vial Dispensasi Volume sediaan
seragam
4. Uji kebocoran
Dengan membalikan posisi
vial menjadi bagian
penutupnya berada di bawah.
Letakan di atas tisu, jika tisu
basah berarti vial mengalami
kebocoran.
3 vial Tidak terjadi
kebocoran
pada vial
sediaan
Tidak terjadi
kebocoran pada
vial sediaan
5. Penetapan volume injeksi
dalam wadah
Pilih satu atau lebih wadah,
bila volume 10 ml, ambil isi
tiap wadah dengan
menggunakan alat suntik
berukuran tidak lebih dari 3
kali volume yang akan diukur
dan dilengkapi dengan jarum
suntik nomor 21.Pindahkan
isi ke dalam gelas ukur
kering. Lihat volume yang
terbaca dalam gelas ukur.
3 vial Volume
sediaan dalam
vial 10 ml
Volume dalam
vial tidak kurang
dari 10 ml
6. Bahan partikulat dalam
injeksi
3 vial Sediaan bebas
partikulat dan
pengotor
Sediaan bebas
partikulat dan
pengotor
Sediaan dimasukkan ke
dalam beaker glass
dilatarbelakangi hitam dan
putih, kemudian disinari
cahaya. Latar belakang hitam
untuk pengotor putih. Latar
belakang putih untuk
pengotor berwarna.
7. Uji kejernihan dan warna
Sediaan dimasukkan ke
dalam beaker glass
dilatarbelakangi hitam dan
putih, kemudian disinari
cahaya.
3 vial Sediaan jernih
dan bebas
partikel
Sediaan jernih
dan bebas
partikel
Evaluasi Kimia
1. Identifikasi
Dengan cara absorpsi
inframerah, absorpsi
ultraviolet dan uji sodium
flame (USP 30 NF-25)
3 vial Dispensasi Sesuai dengan
monografi
2. Penetapan kadar
Dengan cara kromatografi
3 vial Dispensai Kadar antara
97,0%-103,0%
(USP 30 NF-25)
Evaluasi Biologi
1.
Uji sterilitas
Dilakukan dengan inokulasi
langsung ke dalam media uji
3 vial Dispensai Sediaan harus
steril dan tidak
terjadi
pertumbuhan
bakteri pada
media
2. Uji endotoksin bakteri
Pengujian dilakukan dengan
menggunakan Limulus
3 vial Dispensasi Bahan
memenuhi
syarat uji kadar
Amebocyte Lysate (LAL) endotoksin tidak
lebih dari yang
ditetapkan pada
masing-masing
monografi.
XI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membuat sediaan Small volume parenteral.svp adalah Keuntungan dan ketugian
Remington halaman 320an tentang parenteral
Penyakit tukak lambung
Bahan aktif famotidine
Dengan menggunakan bahan aktif famotidine sebutin permasalahan dan penyelesian
Dan bahas tentang praktikum dapar juga
Bahas evaluasi
XII. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan steril injeksi/ infus adalah sebagai berikut.
No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan
1. Famotidine 1,01 % b/v Bahan Aktif
2. HCl 0.1 N 4,8% b/v Pelarut Bahan Aktif
3. NaoH 0.1 N qs Adjust pH
4. Benzalkonium Klorida 0.01% b/v Bahan Pengawet
5. NaCl 0.224% b/v Pengisotonis
6. WFI Ad 100% b/v Pembawa
Jenis sterilisasi yang digunakan dalam pembuatan injeksi SVP Famotidine 0.1% adalah dengan metode panas lembab menggunakan Autoklaf pada suhu 121°C , 15 psi, selama 15 menit. Dari evaluasi didapatkan bahwa sediaan injeksi / infus yang dibuat tidak memenuhi syarat karena pH nya asam dan tidak memenuhi spesifikasi sediaan.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likudia-Semisolida. Bandung : Penerbit ITB
Martindale, 2009, The Complete Drug Reference, 36th Edition, London :
Pharmaceutical Press
Rowe, Raymond C.2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed., London :
Pharmaceutical Press
R.gerard , alfonso. 1990. An Introduction of Pharmacy edition. Mack
Publishing company. Easton, Peanyslavania
XIV. LAMPIRAN