fakulta$teknik negeri -...

21
Laporan Penelitian Oleh V. LILIK HARIYANTO, IJI PD Dibiayai oleh Dana DIPA BLU Uni; ersitas Ne4eri Yogyakarta Tahun Anggaran 2009 Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Dosen FakuttasTeknik Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009 Nomor: 1 217 .251H34. 1 5/PU2009 FAKULTA$TEKNIK UNIVERSTTAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2OO9 TMPLEMENTAST PRCJECT MTNERVA MODET (PMM) DALAM UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PADA MATA KULIAH PRAKTIK KERJA BATU DAN BETON BERBASTS COTTErcUAL TACHING LEAR TTruG (CTL) I I I

Upload: buituong

Post on 23-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Penelitian

Oleh

V. LILIK HARIYANTO, IJI PD

Dibiayai oleh Dana DIPA BLU Uni; ersitas Ne4eri Yogyakarta Tahun Anggaran 2009Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian

Dosen FakuttasTeknik Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009Nomor: 1 217 .251H34. 1 5/PU2009

FAKULTA$TEKNIKUNIVERSTTAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2OO9

TMPLEMENTAST PRCJECT MTNERVA MODET (PMM)DALAM UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PADAMATA KULIAH PRAKTIK KERJA BATU DAN BETON

BERBASTS COTTErcUAL TACHING LEAR TTruG (CTL)

II

I

lekan FT-UNY

#ardan Suyanto, Ed.D.\lP : '19540810 197803 1 001

,,)\r )'il

,'t1''"1f,'Dr. Endang' [4ulyatiningsih.NIP: 196301 11 198812 2 001

'

. V. Lilik Hariyanto, M.Pd.1961 1217 198601 1 001

: Lektor Kepala /lV B

. Tenaga EdukatipAda.

: Fakultas Teknik I P.T Sipil-Perencanaan.

: Teknologi Pendidikan: Universitas Negeri Yogyakarta. Tahun 2009: Mandiri.: 1 Orang.: 6 (enam) bulan.: Pendidikan Kejuruan.: Jurusan Pendidikan Teknik Sipildan Perencanaan.

: Rp 5 000.000,-:-: Rp 5.000 000,-

(Lima Juta Rupiah)

Yogyakarta, Desember 2009BPP Fakultas Peneliti,

'r- .

V. Lilik Hariyanto, M.Pd.NIP: 19611217 198601 1 001

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIKAlamat : Karangmalang Yogyakarta 55261

rerepon (0274) 586168 o'* z76ffitlt;firrr 540715,586734 (Dekan Fax

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN1 Judul:

IMPLEMENTASI PROJECT MINERVA MODEL (PMM) DALAMUPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PADA MATA KULIAHPRAKTIK KERJA BATU DAN BETON BERBASIS CONTEXTUALTACH t NG LEARN//VG (CTL)

2. Ketua Pelaksana Penelitiana. Namab NIPc Pangkat / Golongand. Jabatane. Pengalaman di Bidang Penelitianf. Fakultas / Jurusan

g. Bidang Keahlianh. Universitasi Waktu Penelitian

3. Jenis Penelitian4 Jumlah Tim Peneliti5. Jangka Waktu Penelitian6 Bidang llmu7. Lokasi Penelitian

8. Kerjasama:a. Nama lnstansi (bila ada)b Alamat

9 Biaya Yang Diperlukana. Sumber dari Fakultasb. Sumber lainJumlah

ii

1

JUDUL PENELITIAN

IMPLEMENTASI PROJECT MINERVA MODEL (PMM) DALAM UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PADA MATA KULIAH PRAKTIK KERJA BATU DAN BETON BERBASIS CONTEXTUAL TACHING LEARNING

Oleh: V. Lilik Hariyanto

email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) memperkecil kesesenjangan kompetensi lulusan dengan dunia industri pada praktik kerja batu dan beton, (2) meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran dalam rangka peningkatan kualitas lulusan.

Metode penelitian menggunakan survey dilanjutkan dengan penelitian tindakan kelas. Waktu penelitian selama empat bulan. Tempat penelitian di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik, UNY. Pelaksanaan penelitian dengan memberikan perlakuan atau tindakan kepada para mahasiswa atau responden yang diteliti. Tindakan dilakukan pada setiap putaran siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini secara berturut-turut mencakup: (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) monitoring dan evaluasi, (4) refleksi dan (5) revisi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sama. Diambil satu kelas yang sedang mengikuti pembelajaran Praktik Kerja Batu dan Beton. Sedangkan subyek penelitian ditetapkan Mahasiswa semester II, tahun ajaran 2008/2009. Rancangan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Instrumen Pengembangan Model Instruksional PMM, (2) Instrumen untuk Mengukur Dampak Instruksional. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

Hasil penelitian adalah: (1) Jenis-jenis pekerjaan (perkembangan) di dunia kerja praktik kerja batu dan beton dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Pasangan batu bata persilangan ½ batu ikatan stretcer bond, b. Pasangan tegel porselin dinding dengan semen portlan MU (Mortar Utama), c. Pembuatan asesoris dari gip-sum, d. Praktik wall-paper, e. Praktik plafon gip-sum, f. Pratik Beton Pre-cast, g. Praktik Beton Ready-Mix. (2) Melalui pelaksanaan pembelajaran desain instruksional Project Minerva Model berbasis Contextual Teaching Learning dapat di tingkatkan kompetensi mata kuliah praktik kerja batu dan beton di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Dari hasil penilaian semua mahasiswa mendapatkan nilai A. Hal ini dimungkinkan karena praktik pemasangan keraton memang merupakan teknologi tepat guna pemasangan lantai dari keramik komposit, sehingga ketika mahasiswa melaksanakan pratik pemasangan keraton motivasi praktik mereka meningkat.

2

A. Pendahuluan

Di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan (JPTSP) FT

UNY terdapat empat mata kuliah praktik kejuruan dasar: (1) praktik kerja

batu dan beton, (2) praktik kerja kayu, (3) praktik kerja plumbing dan (4)

praktik kerja baja dan logam. Khusus pada mata kuliah praktik kerja batu

dan beton, merupakan mata kuliah praktik kejuruan dasar. Isi silabus

mencakup materi-materi pembelajaran praktik kejuruan batu dan beton

yang kompetensinya sangat banyak dibutuhkan di dunia industri

bangunan. Selama ini di JPTSP FT UNY, khususnya pada mata kuliah

praktik kerja batu dan beton, cakupan isi silabus sudah lama tidak

diselaraskan dengan perkembangan-perkembangan industri. Kondisi ini

sudah tidak selaras lagi dengan perkembangan teknologi kerja batu dan

beton yang berada di dunia kerja. Beberapa implikasi perkembangan

teknologi dapat dilihat dari: (1) pemakaian beton ready mix dalam

membangun rumah sudah merupakan hal biasa, masyarakat tinggal

membeli beton jadi pada industri pembuat beton sesuai dengan kuaitas

beton yang diinginkan, (2) teknologi plesteran dan pasang tegel sudah

bergeser dengan diproduksinya jenis semen mortar utama (MU), (3)

pemakaian gypsum sebagai pekerjaan finishing untuk mendapatkan hasil

bangunan yang rapi telah banyak digunakan, dan lain sebagainya.

Kesenjangan keselarasan ini bila berlarut-larut tidak segera disesuaikan

maka akan menjadikan jurang kesenjangan semakin lebar antara

3

kompetensi yang dihasilkan oleh JPTSP FT UNY khususnya praktik kerja

batu dan beton dengan perkembangan di dunia industri.

Melalui penelitian ini kesenjangan-kesenjangan tersebut

diharapkan dapat diperkecil, karena keutamaan Project Minerva Model

(PMM) adalah dengan mengumpulkan data-data pekerjaan di industri,

kemudian mengidentifikasi persyaratan pelatihan, dan kemudian secara

garis besar diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas.

Proses pembelajaran di kelas ditetapkan dengan model Contextual

Teaching Learning (CTL), hal ini sangat cocok karena mahasiswa akan

belajar sesuai dengan konteks pembelajaran yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitiannya sebagai berikut: (1) Bagaimanakah data-data

kompetensi pekerjaan praktik kerja batu dan beton yang berkembang di

dunia industri dapat dikumpulkan? (2) Dapatkah kegiatan instruksional

dalam pembelajaran CTL memperbaiki kegiatan pembelajaran

sebelumnya dilihat dari pencapaian prestasi belajar?

B. Kajian Teori, Cara Penelitian serta Hasil Penelitian

1. Esensi dan Fungsi Model Pembelajaran

Joyce dan Weil (1986) mengelompokkan model belajar ke dalam

empat katagori, yaitu; (a) Kelompok Model Pengolahan Informasi (The

Information Processing Family), (b) Kelompok Model Personal (The

Personal Family), (c) Kelompok Model Sosial (The Social Family), (d)

Kelompok Model Sistem Perilaku (The Behavioral System Family).

4

Kelompok Model Pengolahan Informasi, menitikberatkan pada

cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal manusia untuk

memahami dunia ini dengan cara menggali dan mengorganisasikan data,

merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalannya pemecahannya,

serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.

Kelompok Model Personal, didasarkan bahwa kenyataan hidup

manusia pada akhirnya terletak pada kesadaran individu. Manusia

mengembangkan kepribadian yang unik dan melihat dunia dari sudut

pandang yang merupakan hasil dari pengalaman. Model personal

beranjak dari pandangan kedirian atau sefthood dari individu. Proses

pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan kita dapat

memahami diri sendiri dengan baik.

Kelompok Model Sosial, dilandasi bahwa kerjasama merupakan

suatu fenomena kehidupan masyarakat. Melalui kerjasama kita dapat

membangkitkan dan menghimpun tenaga secara bersama yang

kemudian disebut sebagai synergy (Joyce dan Weil, 1986). Model ini telah

banyak diteliti dalam rangka pengetesan memanfaatkan kerjasama.

Kelompok Model Sistem Perilaku, didasari pada teori-teori belajar

sosial (Social Learning Theories). Model ini dikenal pula sebagai Model

Modifikasi Perilaku (Behavioral Modification), Terapi Perilaku (Behavioral

Therapy), dan Sibernetika (Cybernetic). Dasar pemikiran dari model ini

adalah sistem komunikasi yang mengoreksi sendiri (Selt-Correcting

5

Communication System) yang memodifikasi perilaku dan hubungannya

dengan bagaimana tugas-tugas dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

2. Project Minerva Model (PMM)

Twelker, Urbach, dan Buck dalam Atwi Suparman (1993)

pengembangan model instruksional dapat didekati dengan penggunaan

pendekatan system. Salah satu model instruksional tersebut adalah

Project Minerva Model (PMM), Tracey dalam Atwi Suparman(1993).

Secara skematis PMM dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Bagan Project Minerva Model (PMM).

MENGUMPULKAN DATA PEKERJAAN

MENGIDENTIFIKASI PERSYARATAN LATIHAN

MERUMUSKAN TUJUAN PENAMPILAN

MENYUSUN TES PENAMPILAN

MEMILIH STRATEGI INSTRUKSIONAL

MEMILIH ISI MATA PELAJARAN

MEMPRODUKSI BAHAN INSTRUKSIONAL

MELAKSANAKAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL

MENGEVALUASI KEGIATAN INSTRUKSIONAL

MELAKSANAKAN / MENGANALISIS TES

TINDAK LANJUT LULUSAN

6

3. Contektual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Depdiknas (2002) penerapan CTL memiliki tujuh

komponen utama, yaitu (http://samrit-amq.blogspot.com/2008/01/makalah-

pada-seminar.html): (a) Konstruktivisme (constructivism), merupakan

proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur

kognitif mahasiswa berdasarkan pengalaman. Konstruktivisme

menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek

semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang

menangkap setiap objek yang diamatinya. (b) Inkuiri (inquiry), merupakan

asas kedua dalam pembelajaran CTL, artinya, proses pembelajaran

didasarkan pada pencapaian dan penemuan melalui proses berpikir

secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari

mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan

demikian dalam proses perencanaan, pengajar bukanlah mempersiapkan

sejumlah materi yang hatus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran

yang memungkinkan mahasiswa dapat menemukan sendiri materi yang

harus dipahaminya. (c) Bertanya (questioning). Belajar pada hakekatnya

adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang

sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab

pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam bepikir. Dalam

proses pembelajaran melalui CTL, pengajar tidak menyampaikan

informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar mahasiswa dapat

menemukan sendiri. Karena itu, peran bertanya sangat penting sebab

7

melalui pertanyaan-pertanyaan pengajar dapat membimbing dan

mengarahkan mahasiswa untuk menemukan setiap materi yang

dipelajarinya. (d) Komunitas belajar (learning community), merupakan

kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah

komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Praktiknya dapat

berwujud dalam pembentukan kelompok kecil atau kelompok besar serta

mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja

dengan kelas di atasnya, bekerja dengan masyarakat. Leo Semenovich

Vygotsky (2002), seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa

pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi

dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak mungkin dapat di pecahkan

sendiri, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Kerjasama saling

memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu

persoalan. Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam CTL

menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama

dengan orang lain. (e) Pemodelan (modeling), merupakan proses

pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat

ditiru oleh setiap mahasiswa. Misalnya pengajar memberikan contoh

bagaimana mengoperasikan sebuah alat, atau bagaimana cara

melafalkan sebuah kalimat asing, pengajar olah raga memberikan contoh

bagaimana cara melempar bola, pengajar kesenian memberikan contoh

bagaimana cara memainkan alat musik, pengajar biologi memberikan

contoh bagaimana cara menggunakan termometer, dan lain sebagainya.

8

Pemodelan (modeling) dalam konsep ini kegiatan mendemonstrasikan

suatu kinerja agar mahasiswa dapat mencontoh, belajar atau melakukan

sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. (f) Refleksi (reflection),

merupakan cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau berpikir ke

belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi

merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengalaman yang

baru di terima dengan melihat kembali atau merespon suatu kejadian,

kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang

sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu

tindakan penyempurnaan. (f) Penilaian Nyata (authentic assessment),

merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi

gambaran mengenai perkembangan belajar mahasiswa. Dalam

pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar mahasiswa

perlu diketahui pengajar agar bisa memastikan bahwa mahasiswa

mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada

penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual. Penilaian dilakukan

terhadap proses maupun hasil. Penilaian yang nyata/sebenarnya/otentik

(authentic assessment), prosedur penilaian yang menunjukkan

kemampuan (pengetahuan, keterampilan sikap) secara nyata.

4. Kerangka Berpikir

Kesenjangan kompetensi antara yang tercermin pada lulusan

dengan kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri, dapat

diminimalisir dengan cara penyelarasan yang terus-menerus dari waktu ke

9

waktu. Salah satu langkah penyelarasan yaitu dengan cara analisis

instruksional yang digunakan untuk proses pembelajaran di kelas.

Demikian pula kualifikasi kompetensi praktik kerja batu dan beton yang

berkembang di dunia industri saat ini telah semakin maju dan kompleks.

Guna mempersiapkan lulusan agar memiliki kualifikasi kompetensi yang

sesuai dengan kebutuhan dunia industri, maka isi silabus perlu

disesuaikan dengan kualifikasi kompetensi di dunia industri.

Salah satu model instruksional yang dapat memberikan solusi atas

permasalahan tersebut di atas adalah PMM (Project Minerva Model),

Tracey dalam Atwi Suparman (1993). Dalam PMM ini, aspek-aspek yang

dapat digali antara lain: (1) data-data kompetensi pekerjaan praktik kerja

batu dan beton yang berkembang di dunia industri dapat dikumpulkan, (2)

persyaratan-persyaratan praktik kerja batu dan beton dapat diidentifikasi,

(3) tujuan penampilan dapat dirumuskan, (4) bahan-bahan instruksional

dapat diproduksi, (5) tes penampilan dapat disusun.

Namun meskipun aspek-aspek instruksional diperhatikan, tetapi

apabila dalam proses implementasi pembelajaran dikelas kurang baik,

maka dapat dipastikan hasilnya juga kurang baik. Untuk itu model

implementasi pembelajaran yang tepat dalam hal ini adalah CTL.

Pembelajaran praktik kerja batu dan beton dengan menggunakan

pendekatan CTL mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan dengan

cara membuat antara yang telah dipelajari dengan yang telah diketahui

sebelumnya. Selanjutnya mahasiswa dapat memahami apa yang telah

10

dipelajarinya secara lebih mendalam. Melalui pendekatan CTL akan

menjadi lebih bermakna jika apa yang dipelajari mahasiswa dapat

dirasakan dan dikaitkan dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu,

pengajar harus mampu merangsang mahasiswa untuk aktif

mengkonstruksi apa saja yang telah diketahui dengan materi kuliah yang

sedang dipelajari. Salah satu upaya mewujudkannya adalah menerapkan

pendekatan pembelajaran CTL dengan tujuh komponen utamanya serta

dengan berbagai metode dan media sesuai dengan materi yang diajarkan.

5. Hipotesis Penelitian

Implementasi pembelajaran desain instruksional PMM berbasis CTL

dapat meningkatkan kompetensi mata kuliah praktik kerja batu dan beton

mahasiswa JPTSP FT UNY.

6. Cara Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan pendekatan jenis

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Kemmis dan Mc. Taggart (1988:5).

Pelaksanaan penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang

berlaku dalam penelitian tindakan, yaitu memberikan perlakuan atau

tindakan kepada para mahasiswa atau responden yang diteliti. Perlakuan

yang diberikan adalah sesuai dengan hasil analisis instruksional PMM.

Pada penelitian ini populasi dan sampel adalah sama. Diambil satu

kelas yang sedang mengikuti pembelajaran Praktik Kerja Batu dan Beton.

Sedangkan subyek penelitian ditetapkan Mahasiswa semester II, tahun

ajaran 2008/2009. Alasan penetapan subyek penelitian ini karena

11

sebenarnya mata Kuliah Praktik Kerja Batu dan Beton proses

pembelajarannya mencakup dua semester. Semester I merupakan Mata

Kuliah Praktik Kerja batu sedangkan Semester II merupakan Mata Kuliah

Praktik Kerja Beton. Oleh karena kaitan antara kedua mata kuliah tersebut

sangat erat maka rangcangan penelitian ini dibuat dalam dua semester

akademik yang disatukan. Subyek penelitian yang dipakai merupakan

satu kelas yang telah mengikuti dan lulus Mata Kuliah Praktik Kerja Batu

di semester satu. Hal ini dikarenakan pada implementasi pembelajaran

pada penelitian ini mahasiswa harus sudah mempunyai keterampilan awal

sehingga pada saatnya praktik untuk penelitian mereka sudah tidak asing

lagi dengan permasalahan Praktik kerja Beton.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis

deskriptif dan analisis kuantitatif.

7. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil Survey Pekerjaan Batu dan Beton di Dunia Kerja

No Kompetensi Pembelajaran yang layak untuk Penyelarasan

Silabus Praktik kerja Batu dan Beton

1 Praktik pemasangan batu bata tanah liat tanpa proses pembakaran untuk eksterior

2 Pemasangan tegel (lantai dan dinding) dengan menggunakan semen Mortar Utama (MU).

3 Praktik pembuatan asesoris bangunan dari gipsum (list, ornamen lampu)

4 Praktik finishing plafon dari papan gipsum

5 Praktik Wall-Paper

6 Pemasangan kosen pabrikan

7 Praktik pemasangan lantai keraton (keramik beton komposit)

8 Pratik Beton Pre-cast

9 Praktik Beton Ready-Mix

12

Tabel 2. Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Kelas

No Siklus Pertemuan (4x50’)/ttp muka

Kompetensi: Pembuatan plat lantai dari keraton

1 I 1 Pengantar keraton.

Pembuatan tulangan untuk keraton (individu)

Evaluasi I

2 Menyatukan keraton-tulangan dengan adukan semen (Kelompok)

Evaluasi II

2 II 3 Mempersiapkan tulangan balok induk /Membuat tulangan pokok, begel serta merangkainya (Kelompok)

Evaluasi III

4 Membuat begisting balok induk (Kelompok)

Evaluasi IV

3 III 5 Merangkai rangkaian keraton dengan tulangan ke balok induk

Evaluasi V

Evaluasi I, II, III, IV dan V didasarkan pada indikator penilaian

yang terdiri dari: (1) Proses, (2) Produk, (3) Waktu. Jenis-jenis

pekerjaan (perkembangan) di dunia kerja praktik kerja batu dan beton

yang dapat diimplementasikan dalam silabus (kurikulum) di JPTSP bila

diperbandingkan dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3. Silabus Praktik Kerja Batu dan Beton

No Kompetensi Praktik Kerja Batu yang diajarkan

Tatap Muka

Kompetensi Praktik Kerja Batu yang diusulkan

Tatap Muka

1 Perkenalan alat, pengantar praktik kerja batu

1 Perkenalan alat, pengantar praktik kerja batu

1

2 Pembuatan mortar/adukan 2 Pengukuran (setting) bangunan

2

3 Pengukuran (setting) bangunan

3 Pembuatan mortar+Pasangan batu bata persilangan ½ batu ikatan stretcer bond

3

4 Pasangan batu bata lurus tebal ½ batu ikatan stretcter bond

4 Pasangan tegel porselin lantai dengan semen portlan biasa

4

13

5 Pasangan batu bata persilangan tebal ½ batu ikatan strecter bond

5 Pasangan tegel porselin dinding dengan semen portlan MU (Mortar Utama)

5

6 Pasangan batako lurus 6 Plesteran didinding dan acian

6

7 Pasangan tegel porselin lantai

7 Pasangan kosen pintu 7

8 Pasangan tegel porselin dinding

8 Pasangan krepus 8

9 Pasangan batu tempel dinding

9 Pembuatan asesoris dari gip-sum

9-10

9 Plesteran dinding 10-11 Praktik wall-paper 11-13

10 Acian dinding 12-13 Praktik plafon gip-sum 14-15

11 Pasangan kosen pintu 14 Membersihkan bengkel 16

12 Pasangan krepus 15 -

13 Membersihkan bengkel 16 -

Tabel 4. Komparasi Silabus Praktik Kerja Beton

No Kompetensi Pembelajaran Praktik Kerja Beton

Tatap Muka

Kompetensi Pembelajaran Praktik Kerja Beton

Tatap Muka

1 Perkenalan alat, pengantar praktik kerja beton

1 Perkenalan alat, pengantar praktik kerja beton dan Praktik membuat kolom praktis (mengukur, memotong, menekuk tulangan) secara individual.

1-2

2 Praktik membuat kolom praktis (mengukur, memotong, menekuk tulangan) secara individual.

2-3

3 Praktik membuat kolom praktis (merangkai tungan pokok dan begel) secara kelompok

4 Praktik membuat kolom praktis (merangkai tungan pokok dan begel) secara kelompok

3

4 Membuat perancah dan begisting dari kayu untuk rangkaian kolom, balok dan plat leuvel.

5-12 Membuat perancah dan begisting dari kayu untuk rangkaian kolom, balok dan plat leuvel.

4-10

5 Membongkar perancah dan begisting dari kayu untuk rangkaian kolom, balok dan plat leuvel serta membersihkan bengkel.

13 Praktik memasang beton keramik komposit (Keraton)

11-15

6 Tugas kelompok survey pembuatan komponen bangunan dari bahan beton

14-16 Membersihkan Bengkel 16

14

2. Pembahasan Implementasi Pembelajaran

Secara garis besar pembahasan pada masalah ini dapat

digambarkan dari data nilai rata-rata setiap evaluasi. Nilai rata-rata per

evaluasi adalah: evaluasi I=79.27; evaluasi II=85,00; evaluasi III=92,67;

evaluasi IV=91,13; dan evaluasi V=93. Meskipun pada evaluasi IV

terdapat penurunan, tetapi apabila dilihat pada evaluasi ke V,

pencapaian prestasi belajar naik lagi.

Gambar 2. Pencapaian kenaikan prestasi belajar

Tahapan pencapaian kenaikan prestasi belajar pada

pembelajaran praktik keraton secara garis besar dapat dilihat pada

garis kenaikan seperti pada gambar 2. Hal ini dapat diartikan bahwa

implementasi pembelajaran praktik kerja batu dan beton, khususnya

pada praktik pemasangan keraton (keramik beton komposit)

memberikan peningkatan prestasi belajar.

79,2

85

92,6 91,1 93

EVA I EVA II EVA III EVA IV EVA V

70

60

80

90

100

15

C. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Jenis-jenis pekerjaan

(perkembangan) di dunia kerja praktik kerja batu dan beton yang belum

diimplementasikan dalam silabus (kurikulum) di JPTSP dapat

diidentifikasi sebagai berikut: a. Pasangan batu bata persilangan ½ batu

ikatan stretcer bond, b. Pasangan tegel porselin dinding dengan semen

portlan MU (Mortar Utama), c. Pembuatan asesoris dari gip-sum, d.

Praktik wall-paper, e. Praktik plafon gip-sum, f. Pratik Beton Pre-cast, g.

Praktik Beton Ready-Mix. (2) Melalui pelaksanaan pembelajaran desain

instruksional Project Minerva Model berbasis Contextual Teaching

Learning dapat di tingkatkan kompetensi mata kuliah praktik kerja batu

dan beton di JPTSP FT UNY. Dari hasil penilaian semua mahasiswa

mendapatkan nilai A. Hal ini dimungkinkan karena praktik pemasangan

keraton memang merupakan teknologi tepat guna pemasangan lantai

dari keramik komposit, sehingga ketika mahasiswa melaksanakan

pratik pemasangan keraton motivasi praktik mereka meningkat.

2. Saran

Saran-saran yang bisa disampaikan dalam penelitian ini adalah:

(1) agar silabus dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi

praktik kerja batu dan beton, (2) Secara perlahan-lahan temuan-temuan

ini hendaknya dicoba dan diimplementasikan dalam pembelajaran,

sehingga ketika lulusan akan bekerja di dunia kerja, sudah tidak gagap

16

terhadap perkembangan teknologi. (3) Ke depan, bila temuan tersebut

diimplementasikan dalam pembelajaran, sarana dan prasarana

penunjang pembelajaran hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu

dengan cermat. (4) Pengembangan alat evaluasi juga hendaknya di

sesuaikan, tidak hanya terbatas pada indikator proses, hasil dan waktu

dengan pengembangan beberapa aspek didalamnya.

3. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian dalam hal ini antara lain: (1)

Survey tentang kemajuan teknologi praktik kerja batu dan beton hanya

dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, sehingga

belum menggambarkan implementasi teknologi yang sebenarnya di

dunia kerja. (2) Dalam implementasi pembelajaran, tidak

memungkinkan untuk mencoba dalam pembelajaran di kelas terhadap

hasil survey kemajuan pekerjaan praktik kerja beton.

17

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sujidono. (1991). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Press. Atwi Suparman. (1993). Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Antar

Universitas. Depdiknas. (2002). Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Johnson. (2002). “Pendekatan Konstektual”. Jurnal. Bandung: Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Diambil tanggal 14 November 2008 dari http://mxblogs.co.cc/binagus/index.php.

Joyce, B. Dan Weil, M. (1986). Model of Teaching, New Jersey: Prentice

Hall, Inc. Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI). (2002). ”Pendekatan kontektual”.

Makalah Seminar. Bandung: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Diambil tanggal 25 November 2008 dari http://samrit-amq.blogspot.com/2008/01/makalah –pada- seminar.html.

Kemmis, S. and Mc. Taggart, R. (eds). (1988). The Action Research

Planner. Melbourne: Deakin University Press. Leo Semenovich Vygotsky, Dave Meieer, & Confusius. (2002). Active

Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Diambil tanggal 25 November 2008 dari http://pelangi.dit-plp.go.id/index.php.

Nurhadi dkk. (2004). Pendekatan Konstektual. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Skinner, D.F. (1953). Science and Human Behavioral, New York: Mc

Millan, Inc. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

18

Suparno Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Media Wacana Prees.

Toeti Sukamto, IGAK Wardani dan Udin Saripudin Winataputra, (1993).

Prinsip Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Antar Universitas. Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media. Yulia Krisnawati & Suwarsih Madya. (2004). Pengelolaan Pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Konstektual di SLTP Negeri 25 Surabaya. Yogyakarta: PPS Universitas Negeri Yogyakarta.

ARTEMLN PENUIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKUI.TAS TEKNIK_ Alamat Kamp.s (a,?.gmalar g yogyarana S528iTelp 0274) 586168 p,w 2t62As 292 lc.i74) i8'673a r", \0274) 586734

wrbsite I htlp //ft u.y,rc id e-malt: ftfOuny ac id leknrk@unv ac id Ce&lir3tP l.lo rlt: I r:rit42

1.

2.

3.

4.

0.

7.

8.

qc1.

b.

I LAPORAN PELAKSANAAN SEININAR

I !{AS|L pENELtTtAN DoSEN FT UNy TAHUN 2009

Nama PenelitiJurusan

Fakultas

Status Penelitian

5, JudulPenelitian

Pelaksanaan

Tempat

Dipimpin oleh

Peserta:

HasilSeminar ',

Setelah mempertimbanokan penyajian, penjelasan, argumentasiserta sistematika dan tata tulis, seminarberkes,mpulan :

Laporan lnstrumen Penelitian tei'sebut di atasa, Diterima tanpa revisi/pembenahanb. Diterimadenganrevisi/pembenahanc. Dibenahi, irntuli diseminarkan ulangCatatan:

Mengetahui

BaCan Pertimbarrqan Penelltian

0qor"'d'

Mfi

V. Lilik Hariyanto, M,PdPT, Sipil dan PerencanaanFakultas Teknika, Mandiri

b. Kelompok

c. Latihan

d. Lain-lainlmplementasi Projoct Minerva Model (pMM) dalam Upaya peningkatan

Kompetensi pada Mata Kuliah praktik Kerja Batu dan Beton Berbasis contextualTeaching Learning (CTL)

NIP

B Diterima 13

/oo/

Jumlah