ayah (lilik hidayat s.)

18
Renungan Seorang Anak untuk Sang Ayah Oleh Lilik Hidayat S (7 Maret 2013) Catatan kerinduan seorang anak pada sosok ayah, yang dikaguminya. Ayah yang selalu harus tegar dan kuat di mata anak. Kasihnya begitu mendalam. Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Upload: lilik-hidayat-s

Post on 30-Jun-2015

1.223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ayah (lilik hidayat s.)

Renungan Seorang Anak untuk Sang Ayah

Oleh

Lilik Hidayat S(7 Maret 2013)

Catatan kerinduan seorang anak pada sosok ayah, yang dikaguminya.

Ayah yang selalu harus tegar dan kuat di mata anak. Kasihnya begitu mendalam.

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Page 2: Ayah (lilik hidayat s.)

Bagi seorang anak yang sedang sekolah/kuliah di luar kota jauh dari orang tua… Akan sering merasa rindu dengan ibunya.. Lalu bagaimana dengan Ayah ?Mungkin karena Sang Bunda lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap harinya,

tetapi... Tahukah kamu, bahwa Ayahlah yang mengingatkan Bunda untuk menelponmu ?

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Page 3: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Bunda yang lebih sering

mengajak cerita atau berdongeng, tapi tahukah

kamu, bahwa sepulang bekerja dan dengan raut muka yang

lelah, Ayah selalu menanyakan pada Bunda tentang kabarmu dan apa yang kamu lakukan

seharian ??Pada saat kamu menangis

merengek minta mainan baru, Bunda menatapmu iba. Tetapi

Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, nanti beli, tapi tidak sekarang. ”

Page 4: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Tahukah kamu… Ayah melakukan itu karena tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi ?

Saat kamu sakit… Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata, ”Sudah dibilang, kamu jangan minum es dan makan jajanan itu !”.

Page 5: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Walau tidak selembut kasih seorang ibu,… kasih seorang ayah begitu mendalam dihati

Berbeda dengan Bunda yang memerhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkanmu.

Page 6: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Ketika kamu sudah beranjak remaja.. Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan , “Tidak boleh !”.Tahukah kamu, bahwa Ayah ingin menjagamu ? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat luar biasa berharga.. Setelah itu, kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Page 7: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Dan yang datang mengetuk pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Bunda…Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan mata dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia harus menjagamu ?

Page 8: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu,… kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…

Page 9: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Setelah lulus SMA,.. Ayah sedikit memaksakan cita-cita untuk menjadi seorang yang terbaik.Ketahuilah,.. bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu atas pilihan anak-anaknya. 

Page 10: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Ketika kamu harus pergi kuliah dikota lain…Ayah mengantar dan harus melepasmu ...Tahukah kamu, bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini–itu dan menyuruhmu untuk berhati-hati. . Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.

Page 11: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Disaat kamu butuh uang untuk membayar uang kuliah/SPP dan biaya hidupmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta mainan, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah: “Tidak. Tidak bisa!”

Page 12: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu, Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Page 13: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Saatnya kamu nanti diwisuda sebagai seorang sarjana.Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “anak-anaknya tidak manja, berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang” 

Page 14: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Saat Ayah melihatmu duduk di pelaminan nanti, bersama seseorang yang di anggapnya pantas mendampingimu, Ayah pun tersenyum bahagia….Apakah kamu mengetahui,… di hari bahagia itu,... Ayah pergi kebelakang panggung sebentar dan menangis?Ayah menangis karena Ayah sangat bahagia, kemudian Ayah berdoa dengan lirih. 

“Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik…Lindungilah anakku,Anak kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi manusia dewasa….Bahagiakanlah ia bersama …”

Page 15: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Setelah itu nantinya Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk… Dengan rambut yang telah dan semakin memutih…. Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya…. 

AYAH TELAH MENYELESAIKAN TUGASNYA….

Page 16: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Ayah kita…Adalah sosok yang harus

selalu terlihat kuat…Bahkan ketika dia tidak kuat

untuk tidak menangis…

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin

memanjakanmu. .Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam

segala hal.. 

Banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan

Ayah…,tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang

tersembunyi dibalik hatinya.

Page 17: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)

Page 18: Ayah (lilik hidayat s.)

Lilik Hidayat S. (7 Maret 2013)