fakultas hukum universitas sebelas maret surakarta … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa...

65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TINJAUAN PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN ALASAN PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA DIDASARKAN PADA PEMBACAAN BAP KEPOLISIAN DALAM PERKARA NARKOTIKA (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2836/K/PID.SUS/2010 TANGGAL 25 JANUARI 2011) SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh RAHMATIKA E1107061 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TINJAUAN PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN ALASAN PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA DIDASARKAN PADA PEMBACAAN

BAP KEPOLISIAN DALAM PERKARA NARKOTIKA (STUDI KASUS DALAM

PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2836/K/PID.SUS/2010

TANGGAL 25 JANUARI 2011)

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat

Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

RAHMATIKA

E1107061

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

TINJAUAN PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN ALASAN PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA DIDASARKAN PADA PEMBACAAN BAP

KEPOLISIAN DALAM PERKARA NARKOTIKA (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2836/K/PID.SUS/2010

TANGGAL 25 JANUARI 2011)

Oleh :

RAHMATIKA

E1107106

Penulisan Hukum (Skripsi) ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 19 Juli 2011

Dosen Pembimbing

Bambang Santoso,S.H.,M.Hum. NIP. 19620209 198903 1001

ii

Page 3: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum ( Skripsi )

TINJAUAN PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN ALASAN PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA DIDASARKAN PADA PEMBACAAN BAP

KEPOLISIAN DALAM PERKARA NARKOTIKA (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2836/K/PID.SUS/2010

TANGGAL 25 JANUARI 2011)

Disusun oleh :

RAHMATIKA

E 1107061

Telah diterima dan di sahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum ( Skripsi )

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 19 Juli 2011

TIM PENGUJI

1. Kristiyadi, SH.,M.Hum : ........................................................ NIP. 19581225 198601 1001

2. Edy Herdyanto, SH.,MH : ........................................................ NIP. 19570629 198503 1002

3. Bambang Santoso, SH., M.Hum : ........................................................ NIP. 19620209 198903 1001

MENGETAHUI

Dekan

Prof.Dr.Hartiwiningsih,S.H.,M.Hum

NIP : 195702031985032001

iii

Page 4: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

iv

PERNYATAAN

Nama : Rahmatika

NIM : E 1107061

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) .

TINJAUAN PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN

ALASAN PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA

DIDASARKAN PADA PEMBACAAN BAP KEPOLISIAN DALAM

PERKARA NARKOTIKA (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2836/K/PID.SUS/2010 TANGGAL 25

JANUARI 2011)

adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan

hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila

dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Juni 2011

yang membuat pernyataan

RAHMATIKA

NIM E1107061

iv

Page 5: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

v

ABSTRAK

RAHMATIKA, E1107061, 2011 TINJAUAN PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN ALASAN PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA DIDASARKAN PADA PEMBACAAN BAP KEPOLISIAN DALAM PERKARA NARKOTIKA (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2836/K/PID.SUS/2010 TANGGAL 25 JANUARI 2011). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba dan untuk mengetahui kesesuaian pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan Pengadilan Negeri Surabaya hanya didasarkan pada pembacaan BAP Kepolisian dalam perkara narkotika dalam ketentuan KUHAP.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum doktrinal yang keilmuan hukumnya bersifat prespektif, dengan mengambil pendekatan pendekatan kasus (case approach). Bahan hukum yang terdiri dari primer, sekunder dan tersier. Bahan hukum primer merupakan data utama dalam penelitian ini sedangkan bahan hukum sekunder dan tersier digunakan untuk mendukung data primer. Teknik pengumpulan bahan hukum adalah dengan menggunakan studi pustaka dan rujukan inernet.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan Pengadilan Negeri Surabaya hanya didasarkan pada pembacaan BAP Kepolisian dalam perkara Narkotika adalah sudah sesuai dengan ketentuam KUHAP. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa dan memutus pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya hanya didasarkan pada keterangan BAP Kepolisian adalah sudah tepat karena melihat fakta-fakta yang ada mengarah bahwa terdakwa tidak bersalah dan upaya Hakim dalam memutus perkara sudah berdasar keadilan.

Kata kunci : Putusan Hakim, Upaya Hukum, Narkotika, BAP

v

Page 6: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

vi

MOTTO

Pintu kebahagiaan terbesar adalah do’a kedua orang tua. Berusahalah mendapatkan

do’a itu dengan berbakti pada mereka berdua agar do’a mereka menjadi benteng yang

kuat yang menjagamu dari semua hal yang tidak anda sukai.

(La Tahzan)

Jangan mudah marah, sebab marah hanya akan merusak keadaan jiwa, merubah

perilaku, memperburuk pergaulan, merusak cinta dan memutuskan tali silaturahmi (La

Tahzan)

Senyum adalah kunci kebahagiaan, cinta adalah pintunya, kegembiraan adalah taman

bunganya, iman adalah cahayanya, dan keamanan adalah terbukanya.

(La Tahzan)

vi

Page 7: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya ini kepada Allah

SWT, yang selalu memberikan Rahmat serta jalan yang terbaiknya untuk ku

· Kepada Mama tercinta yang selalu memberikan semangat dalam hidupku

serta memberikan doa dan kasih sayangnya

· Seluruh Keluarga besarku atas perhatian, doa, dan semangatnya.

· Kekasihku tersayang: Raditya Dwipa Nugraha yang telah memberikan

semangat dan dukungan

· Kepada sahabat-sahabatku dan teman-temanku angkatan 2007 FH UNS,

terima kasih untuk saat-saat terindah yang kita lalui bersama

· Almamaterku, Universitas sebelas Maret Surakarta

· Untuk pembaca yang budiman.

vii

Page 8: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa semata alam atas segala

rahmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis

mampu menyelesaikan tugas penulisan hukum dengan judul TINJAUAN

PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN ALASAN PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA DIDASARKAN PADA

PEMBACAAN BAP KEPOLISIAN DALAM PERKARA NARKOTIKA

(STUDI KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR

2836/K/PID.SUS/2010 TANGGAL 25 JANUARI 2011). Penulisan hukum ini

disusun untuk memenuhi dan melengkapi syarat-syarat untuk memperoleh derajat

Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penulisan hukum ini, penulis mengalami banyak hambatan dan

permasalahan baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai penyelesaian

penulisan hukum ini. Namun atas bimbingan, bantuan moral maupun materiil, serta

saran dari berbagai pihak yang tidak henti-hentinya memberi semangat dan selalu

mendukung penulis. Sehingga tidak ada salahnya dengan kerendahan hati dan

perasaan yang tulus dari hati yang paling dalam, penulis memberikan penghargaan

berupa ucapan terima kasih atas berbagai bantuan yang telah banyak membantu

Penulis selama melaksanakan studi sampai terselesaikannya penyusunan penulisan

hukum ini, maka pada kesempatan kali ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret yang telah banyak memberikan kemudahan

kepada penulis dalam proses belajar mengajar dan menyelesaikan penulisan

hukum ini.

2. Bapak Edy Herdyanto, S.H, M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Acara. Yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memberikan ilmu-ilmu

tentang hukum acara pidana.

viii

Page 9: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ix

3. Bapak Bambang Santoso, S.H., M.Hum Selaku Pembimbing Skripsi yang

telah sabar menyediakan waktu dan tidak lelah memberikan bimbingan,

dukungan, nasihat, motivasi demi kemajuan Penulis.

4. Bapak Muhammad Rustamaji S.H. M.H. dan Bapak Kristiyadi, S.H, M.Hum.

selaku dosen Hukum acara pidana yang telah memberikan dasar-dasar

hukum acara pidana.

5. Bapak Harjono, S.H, M.H selaku ketua program non reguler Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

atas segala bimbingannya kepada seluruh mahasiswa termasuk Penulis

selama Penulis menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

7. Ketua Unit PPH Bapak Lego Karjoko S.H., M.Hum dan Mas Wawan

anggota PPH yang banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang

telah banyak membantu segala kepentingan Penulis selama Penulis

menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Kepada MAMA tersayang yang telah mmemberikan kasih sayangnya kepada

penulis dan memberikan semua untuk kelancaran karya tulis ini,serta segala

yang telah Beliau berikan.I LOVE YOU MAMA.

10. Seluruh keluarga yang telah memberikan semangat,dorongan serta

bantuannya kepada penulis.

11. Kepada sepupuku Rani Dindha yang telah meberikan banyak nasehat dan

dukungannya kepada penulis.

12. Kekasihku Raditya Dwipa Nugraha yang memberikan dukungan moril

kepada penulis.

13. Sahabat-sahabat kuliahku, Hanik, Sakina, Ike, Karolina yang telah banyak

membantu selama kuliah, menyelesaikan skripsi dan menemani baik di

kuliah maupun di luar kuliah dan teman-teman Angkatan 2007 FH UNS

yang masih mengikuti perkuliahan semester 8 : Alynda, Dini, Mba Ajeng,

ix

Page 10: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

x

dan seluruh teman- teman FH UNS yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

14. Orang-orang terdekat: Indira Wijayanti Halim, Astrini Wijayanti yang telah

membantu untuk bertukar pikiran dan menambah wawasan penulis tentang

karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hukum ini masih jauh dari

kesempurnaan, mengingat kemampuan Penulis yang masih sangat terbatas. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penulisan hukum

ini dan kedepannya akan Penulis terima dengan senang hati. Semoga penulisan ini

dapat bermanfaat dalam kemajuan hukum di Indonesia dan bagi semua pihak. Amin.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

x

Page 11: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii

PERNYATAAN.................................................................................................... iv

ABSTRAK.. .......................................................................................................... v

MOTTO ................................................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

E. Metode Penelitian ......................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 13

A. Kerangka Teori ............................................................................ 13

1. Tinjauan tentang Putusan Hakim ............................................ 13

2. Tinjauan tentang Pertimbangan Hakim ................................... 17

3. Tinjauan tentang BAP ..................... ....................................... 20

4. Tinjauan tentang Upaya Hukum ............................................. 21

5. Tinjauan tentang Narkotika ..................................................... 24

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 25

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... .................................. 27

A. Kesesuaian Pengajuan Kasasi oleh Tedakwa dengan Alasan

Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Hanya Didasarkan pada

xi

Page 12: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

xii

Keterangan BAP Kepolisian dalam Perkara Narkotika dengan

Ketentuan KUHAP. ..................................................................... 27

B. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam Memeriksa dan

Memutus Pengajuan Kasasi oleh Terdakwa dengan Alasan

Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Hanya Didasarkan pada

Keterangan BAP Kepolisian ......................................................... 45

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 51

A. Simpulan ....................................................................................... 51

B. Saran-Saran .................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

Page 13: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang menyangkut seluruh

aspek kehidupan manusia, baik fisik, biologik, psikologik, dan sosial. Mengingat

dampak penyalahgunaan narkoba yang sangat merugikan, mencakup kematian

dini, kecacatan fisik, dan kerugian sosial ekonomi masyarakat, maka sangat

diperlukan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba tersebut. Upaya

pencegahan dapat mencakup pencegahan primer (untuk tidak mencoba narkoba),

pencegahan sekunder (mencegah bagi mereka yang telah memakai narkoba untuk

tidak menjadi adiksi) dan pencegahan tersier (melakukan pemulihan bagi mereka

yang telah mengalami adiksi).

Di Indonesia saat ini angka penyalahgunaan Narkoba telah mencapai titik

yang mengkawatirkan, karena pada saat sekitar awal tahun 1990-an masalah

Narkoba masih belum popular dan oleh jaringan pengedar hanya dijadikan

sebagai negara transit saja, belakangan ini telah dijadikan sebagai negara tujuan

atau pangsa pasar dan bahkan dinyatakan sebagai negara produsen/pengeksport

Narkoba terbesar di dunia.

Keinginan untuk memperoleh keuntungan yang besar dalam jangka waktu

cepat dalam situasi ekonomi yang memburuk seperti sekarang ini, diprediksikan

akan mendorong munculnya pabrik-pabrik gelap baru dan penyalahgunaan

Narkoba. Kondisi ini tentunya menjadi keprihatinan dan perhatian semua pihak

baik pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat

Indonesia pada umumnya untuk mencari jalan penyelesaian yang paling baik guna

mengatasi permasalahan Narkoba ini sehingga tidak sampai merusak sendi-sendi

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menyadari bahwa penyalahgunaan Narkoba ini sama halnya dengan

penyakit masyarakat lainnya seperti perjudian, pelacuran, pencurian dan

pembunuhan yang sulit diberantas atau bahkan dikatakan tidak bisa dihapuskan

sama sekali dari muka bumi, maka apa yang dapat dilakukan secara realistik

hanyalah bagaimana cara menekan dan mengendalikan sampai seminimal

1

Page 14: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

mungkin angka penyalahgunaan Narkoba serta bagaimana kita melakukan upaya

untuk mengurangi dampak buruk yang diakibatkan oleh penyalahgunaan Narkoba

ini.

Dengan demikian perlu dicari upaya yang paling ideal, efektif dan aplikatif

serta realistik dalam penanggulangan masalah Narkoba ini dengan melibatkan

semua potensi baik dari unsur pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya

Masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta masyarakat umum

perorangan maupun kelompok. Sampai dengan saat ini upaya penanggulangan

penyalahgunaan Narkoba yang dilakukan oleh lembaga formal pemerintah (Dep.

Kes, Imigrasi, Bea dan Culai, Polri, BNN, BNP, dan lain-lain) maupun oleh

lembaga swadaya masyarakat lainnya masih belum optimal, kurang terpadu dan

cenderung bertindak sendiri-sendiri secara sektoral.

Masalah penyalahgunaan Narkoba ini tidak tertangani secara maksimal,

sehingga kasus penyalagunaan Narkoba makin hari bukannya makin menurun tapi

cenderung semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Disisi lain,

belum ada upaya pembinaan khusus terhadap pengguna sebagai korban, karena

masih beranggapan bahwa para pengguna itu adalah penjahat dan tanpa

mendalami lebih jauh mengapa mereka sampai mengkonsumsi atau menyalah-

gunakan Narkoba. Sampai sekarangpun peran serta masyarakat dirasakan masih

sangat kurang, mereka masih berpandangan bahwa pemberantasan

penyalahgunaan Narkoba adalah tugas dan tanggung jawab pemerintah. Dengan

demikian mereka kurang peduli dan kurang berpartisipasi secara aktif dalam

upaya pre-emtif, preventif dan kuratif maupun rehabilitatif.

Menyinggung persoalan Narkotika yang merupakan masalah yang sangat

kompleks, maka diperlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dan terus

menerus serta melibatkan peran serta masyarakat secara aktif. Narkotika bisa

diibaratkan pisau yang bermata dua, di satu sisi Narkotika merupakan obat atau

bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan

pengembangan ilmu pengetahuan tetapi di sisi lain dapat pula menimbulkan

ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan

tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama.

Page 15: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3

Maraknya penyalahgunaan Narkoba sudah merambah sampai ke seluruh

pelosok wilayah Negara Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah

bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas, dari kalangan artis sampaai rakyat

jelata. Dan lebih parahnya lagi remaja dan generasi muda yang notabene adalah

harapan bangsa dan negara di masa depan merupakan target dari peredaran

Narkotika. Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya

terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda.

Untuk itulah Indonesia sebagai negara hukum harus bisa melakukan

penegakan hukum yang tegas dalam pemberantasan peredaran Narkotika,

sehingga diharapkan generasi muda sebagai penerus masa depan bangsa dan

negara bisa terlepas dari pengaruh narkotika serta kemudian bisa menjadi generasi

bangsa yang produktif yang ikut membangun dan memajukan bangsa dan negara

kita yang tercinta ini.

Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat),

demikianlah penegasan yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Sebagai

negara hukum bertujuan untuk menciptakan adanya keamanan, dan ketertiban,

keadilan dan kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara serta menghendaki agar hukum ditegakkan artinya hukum harus

dihormati dan ditaati oleh siapapun tanpa terkecuali baik oleh seluruh warga

masyarakat, penegak hukum maupun oleh penguasa negara, segala tindakannya

harus dilandasi oleh hukum.

Hukum menetapkan apa yang harus dilakukan dan atau apa yang boleh

dilakukan serta yang dilarang. Sasaran hukum yang hendak dituju bukan saja

orang-orang yang berbuat melawan hukum, melainkan juga perbuatan hukum

yang mungkin akan terjadi, dan kepada alat perlengkapan negara untuk bertindak

menurut hukum. Sistem bekerjanya hukum yang demikian itu merupakan salah

satu bentuk penegakan hukum (Evi Hartanti, 2006: 1).

Dalam suatu negara hukum seperti di Indonesia, Pengadilan adalah suatu

badan atau lembaga peradilan yang merupakan tumpuan harapan untuk

memperoleh keadilan. Oleh karena itu jalan yang terbaik untuk mendapatkan

penyelesaian suatu perkara dalam negara hukum adalah melalui lembaga

Page 16: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4

peradilan tersebut. Dalam suatu lembaga peradilan, hakim memegang peranan

penting karena hakim dalam hal ini bertindak sebagai penentu untuk memutuskan

suatu perkara yang diajukan ke pengadilan.

Hakim dalam memutus suatu perkara memiliki kebebasan karena

kedudukan hakim secara konstutisional dijamin oleh Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Penjelasan Pasal 24 dan Pasal 25

yang berbunyi bahwa Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka,

artinya terlepas dari pengaruh dan campur tangan kekuasaan pemerintah.

Berhubung dengan itu, harus diadakan jaminan dalam Undang-Undang tentang

kedudukan para hakim. Hal ini sesuai dengan ciri dari Negara hukum itu sendiri

yaitu terdapat suatu kemerdekaan hakim yang bebas, tidak memihak dan tidak

dipengaruhi oleh Kekuasaan Legislatif dan Eksekutif. Kebebasan hakim tersebut

tidak dapat diartikan bahwa hakim dapat melakukan tindakan sewenang-wenang

terhadap suatu perkara yang sedang ditanganinya, akan tetapi hakim tetap terikat

pada peraturan hukum yang berlaku.

Dalam hal kebebasan hakim ini, juga berarti bahwa hakim harus dapat

memberi penjelasan dalam menerapkan Undang-Undang terhadap suatu perkara

yang ditanganinya. Penjelasan tersebut diberikan berdasarkan penafsiran dari

hakim itu sendiri. Penafsiran disini bukan semata-mata berdasaran akal, ataupun

sebuah uraian secara logis, namun hakim dalam hal ini harus bisa memilih

berbagai kemungkinan berdasarkan keyakinannya.

Hakim sebagai penentu untuk memutuskan suatu perkara yang diajukan ke

pengadilan, dalam menjatuhkan putusan harus memiliki pertimbangan-

pertimbangan. Adapun pertimbangan-pertimbangan hakim tersebut, di samping

berdasarkan pasal-pasal yang diterapkan terhadap terdakwa, sesungguhnya juga

didasarkan atas keyakinan dan kebijaksanaan hakim itu sendiri. Hakim dalam

mengadili suatu perkara berdasarkan hati nuraninya. Sehingga hakim yang satu

dengan yang lain memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam menjatuhkan

suatu putusan.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (KUHAP), dijelaskan bahwa Hakim adalah pejabat Peradilan Negara yang

Page 17: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

diberi wewenang oleh Undang-undang untuk mengadili. Mengadili adalah

serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara

pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang Pengadilan

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang ini. Sedangkan

proses mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa

dan memutus perkara pidana. Proses mengadili tersebut harus berdasarkan asas :

1. Perintah tertulis, yaitu segala tindakan hukum hanya dapat dilakukan jika ada

perintah tertulis dari pejabat yang berwenang sesuai dengan Undang-undang.

2. Bebas, jujur, dan tidak memihak di dalam sidang pengadilan. Tidak memihak

di sini maksudnya bahwa hakim harus mengambil keputusan yang seadil-

adilnya, sehingga yang benar tidak merasa dirugikan atas keputusan tersebut.

Hakim tidak memihak diartikan tidak berat sebelah dalam pertimbangan dan

penilaiannya. Hakim juga tidak menjalankan perintah dari pemerintah.

3. Adanya kesempatan untuk memperoleh bantuan hukum guna pembelaan atas

dirinya.

4. Sidang terbuka, dimana pemeriksaan dijalankan secara objektif dan dihadiri

khalayak ramai dengan tertib agar dapat mengikuti atau mengawasi jalannya

pemeriksaan.

5. Pembuktian, dimana tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban

pembuktian kecuali diatur lain dalam Undang-Undang.

Hakim tetaplah seorang manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan.

Sehingga dimungkinkan dalam memberikan putusannya untuk mencari kebenaran

dan keadilan belum tentu benar secara mutlak, dan barang kali terdapat

kekeliruan ataupun kesalahan dalam memberikan putusannya. Meskipun demikian

dalam menjatuhkan putusannya hakim diharapkan agar selalu berhati-hati. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga agar jangan sampai suatu putusan penuh dengan

kekeliruan yang akibatnya akan menimbulkan rasa tidak puas, ketidakadilan dan

dapat menjatuhkan kewibawaan pengadilan.

Dalam menegakkan hukum pidana, hakim dalam memberikan putusan

tidak akan terlepas dari suatu lembaga yang disebut lembaga pengadilan yang

dalam pelaksanaannya dilakukan oleh hakim. Dalam melaksanakan tugas, hakim

Page 18: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6

harus bebas dari pengaruh dan campur tangan dari pihak manapun, sehingga

hakim dapat bersikap adil dalam memberikan putusan. Sehubungan dengan

putusan, hakim tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun, disini kebebasan

hakim bukan merupakan kebebasan tanpa batas, melainkan kebebasan yang diikat

oleh tanggungjawab untuk menciptakan hukum yang sesuai dengan pancasila dan

perasaan keadilan masyarakat (Wahyu Affandi, 1981: 20).

Menurut Nanda Agung Dewantara Hakim harus dapat

mempertanggungjawabkan terhadap apa yang diputuskannya dan tidak hanya

pada Pengadilan yang lebih tinggi, melainkan juga kepada masyarakat pada

umumnya. Dari ketentuan-ketentuan tersebut diatas, bahwa sifat kebebasan

Hakim itu merupakan suatu kebebasan yang diberi batas-batas oleh Undang-

undang yang berlaku, sebab Hakim diberi kebebasan hanya seluas dan sejauh

Hakim mengambil keputusan itu untuk dapat memberikan suatu keadilan dalam

menyelesaikan suatu perkara pidana, dan pada akhirnya tujuan Hakim diberi

kebebasan itu ialah untuk mencapai Negara Hukum Republik Indonesia, yang

berarti Hakim sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi para pencari keadilan.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa kebebasan Hakim tidak bersifat

mutlak melainkan “kebebasan yang terikat/terbatas” (gebonden vrijheid) (Nanda

Agung Dewantara.1987: 29- 51).

Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dalam rangka penulisan skripsi dengan judul TINJAUAN PENGAJUAN

KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN ALASAN PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA DIDASARKAN PADA

PEMBACAAN BAP KEPOLISIAN DALAM PERKARA NARKOTIKA

(STUDI KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR

2836/K/PID.SUS/2010 TANGGAL 25 JANUARI 2011)

B. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dimaksudkan agar suatu penelitian yang dilakukan

lebih fokus dan terarah sehingga sasaran dan tujuan dilakukannya penelitian

hukum tersebut dapat tercapai dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Dengan

Page 19: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

adanya perumusan masalah akan dapat memudahkan penulis dalam mencari,

mengumpulkan, menyusun dan menganalisa bahan hukum.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis

merumuskan permasalahan untuk selanjutnya dikaji lebih rinci. Adapun

perumusan masalah yang hendak diangkat dalam penelitian hukum ini adalah

sebagai berikut :

1. Apakah pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan Pngadilan

Negeri Surabaya hanya didasarkan pada keterangan BAP Kepolisian dalam

perkara narkotika sesuai dengan ketentuan KUHAP

2. Bagaimanakah pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa

dan memutus pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan

Pengadilan Negeri Surabaya hanya didasarkan pada keterangan BAP

Kepolisian

C. TUJUAN PENELITIAN

Dalam suatu penelitian ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti.

Tujuan ini tidak dilepas dari permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan objektif

a. Untuk mengetahui kesesuaian pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan

alasan putusan Pengadilan Negeri Surabaya hanya didasarkan pada

keterangan BAP Kepolisian dalam perkara narkotika dengan ketentuan

KUHAP

b. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam

memeriksa dan memutus pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan

putusan Pengadilan Negeri Surabaya hanya didasarkan pada keterangan

BAP Kepolisian

2. Tujuan subjektif

a. Untuk memperoleh bahan hukum dan informasi sebagai bahan utama

dalam penyusunan penulisan hukum (skripsi) guna memenuhi persyaratan

Page 20: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

akademis bagi penulis dalam pencapaian gelar kesarjanaan dalam bidang

Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk mengembangkan dan memperluas wacana pemikiran dan

pengetahuan serta untuk lebih meningkatkan dan mendalami berbagai teori

yang penulis dapat selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

D. MANFAAT PENELITIAN

Penulis pun berharap bahwa kegiatan penelitian hukum ini akan dapat

bermanfaat baik bagi penulis sendiri, bagi orang lain dan juga bagi bidang ilmu

yang diteliti. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian hukum ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian hukum ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan

karya ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan hukum. Memberikan

masukan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya,

dalam ilmu hukum pada umumnya dan khususnya hukum pidana yang

berkaitan dengan tindak pidana narkotika.

b. Salah satu usaha memperbanyak wawasan dan pengalaman serta

menambah pengetahuan tentang Hukum Acara Pidana

c. Hasil penelitian hukum ini dapat dipakai sebagai bahan untuk mengadakan

penelitian yang sejenis berikutnya, disamping itu sebagai pedoman bagi

penelitian yang lain.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban atas masalah yang menjadi pokok bahasan dalam

penelitian

b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis

sekaligus untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penulis dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh.

Page 21: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Menurut Peter Mahmud Marzuki, penelitian hukum adalah suatu proses

untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin

hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi” (Peter Mahmud Marzuki,

2010: 35). Penelitian hukum menurut Hutchison dibedakan menjadi 4 tipe

yaitu: Doctrinal Research; Reform-Oriented Research,Theoretical Research;

Fundamental Research (Hutchison dalam Peter Mahmud Marzuki, 2007: 32-

33). Ketiga tipe penelitian hukum yang dikemukakan Hutchinson yaitu

Doctrinal Research, Reform-Oriented Research, dan Reform-Oriented

Research menurut Peter Mahmud Marzuki merupakan penelitian doktrinal

sedangkan penelitian sosiolegal termasuk dalam tipe keempat yaitu

Fundamental Research (Peter Mahmud Marzuki, 2010: 33). Penelitian hukum

ini termasuk kedalam penelitian doktrinal atau normatif karena bidang

keilmuan hukum bersifat preskriptif yaitu melihat hukum sebagai norma

sosial bukan gejala sosial.

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini dalah penelitian yang bersifat preskriptif

dan terapan. Sebagai suatu ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum

mempelajari tujuan hukum, nilai nilai keadilan, validitas aturan hukum,

konsep konsep hukum dan norma norma hukum. Sebagai ilmu terapan ilmu

hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan ketentuan, rambu-rambu

dalam melaksanakan aturan hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2010:22).

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian hukum diantaranya:

a. Pendekatan perundang-undangan (Statute Approach).

b. Pendekatan kasus (Case Approach).

c. Pendekatan historis (Historical Approach).

d. Pendekatan perbandingan (Comparative Approach).

e. Pendekatan konseptual (Conseptual Approach) (Peter Mahmud Marzuki,

2010: 93-94). Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan

Page 22: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

pendekatan kasus (Case Approach) yaitu pendekatan terhadap putusan

Mahkamah Agung. 2836/K/PID.SUS/2010 TANGGAL 25 JANUARI

2011)

4. Sumber Penelitian

Penelitian ini menggunakan sumber-sumber penelitian berupa bahan

hukum primer dan sekunder. Bahan hukum primer adalah bersifat autoritatif,

yaitu mempunyai otoritas, yang meliputi :

a. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

b. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

c. Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman

d. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

e. Putusan MAHKAMAH AGUNG 2836/K/PID.SUS/2010 TANGGAL 25

JANUARI 2011

Sedangkan bahan-bahan hukum sekunder berupa semua publikasi

tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, yang

meliputi : buku teks, kamus hukum dan jurnal hukum yang relevan dengan

topik penelitian

5. Teknik Pengumpulan Sumber Penelitian

Teknik pengumpulan bahan hukum yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu pengumpulan bahan hukum

sekunder. Penulis mengumpulkan bahan hukum sekunder yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan diteliti yang digolongkan sesuai

dengan katalogisasi. Selanjutnya bahan hukum yang diperoleh kemudian

dipelajari, diklasifikasikan, dan selanjutnya dianalisis lebih lanjut sesuai

dengan tujuan dan permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan bahan

hukum yang dipergunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: Studi

dokumen atau bahan pustaka yaitu pengumpulan bahan hukum sekunder.

Penulis mengumpulkan bahan hukum sekunder dari peraturan perundang-

undangan, buku-buku, karangan ilmiah, dokumen resmi, serta pengumpulan

bahan hukum melalui media internet.

Page 23: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

6. Teknik Analisis Bahan hukum

Dalam penelitian ini, isu hukum akan dianalisis dengan dengan logika

deduktif. Pengunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis

mayor (pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan premis minor (bersifat

khusus), dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau

conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2006:47). Di dalam logika silogistik

untuk penalaran hukum yang bersifat premis mayor adalah aturan hukum

sedangkan premis minornya adalah fakta hukum. Logika deduktif merupakan

suatu teknik untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi

kasus yang bersifat individual ( Johnny Ibrahim, 2008:249).

F. SISTEMATIKA PENULISAN HUKUM

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika

penulisan hukum, maka penulis menjabarkannya dalam sistematika penulisan

hukum. Adapun sistematika penulisan hukum terdiri dari 4 (empat) bab dimana

tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan

pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini. Sistematika penulisan

hukum tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan Hukum

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan Kerangka Teori yang berisi :Tinjauan Tentang

Putusan Hakim, Tinjauan Pertimbangan Hakim, Tinjauan Tentang

Kebebasan Hakim, Tinjauan Tentang BAP. Tinjauan Tentang Upaya

Hukum. Tinjauan Tentang Narkotika, Kerangka Pemikiran dan Dalam

kerangka pemikiran, memberikan gambaran hubungan antara konsep-

konsep khusus yang ingin dan akan di teliti.

Page 24: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai mengetahui kesesuaian pengajuan

kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan Pengadilan Negeri

Surabaya hanya didasarkan pada keterangan BAP Kepolisian dalam

perkara narkotika dengan ketentuan KUHAP dan pertimbangan

Hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa dan memutus pengajuan

kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan Pengadilan Negeri

Surabaya hanya didasarkan pada keterangan BAP Kepolisian

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang menguraikan secara singkat tentang

simpulan akhir dari pembahasan dan jawaban atas rumusan

permasalahan, dam saran-saran yang didasarkan atas permasalahan

yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 25: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Putusan Hakim

a. Pengertian Putusan Hakim

Suatu perkara pidana dapat dikatakan selesai atau berakhir

apabila hakim telah mengeluarkan suatu putusan. Pengertian putusan

hakim itu sendiri adalah suatu karya menemukan hukum yaitu

menetapkan bagaimanakah seharusnya menurut hukum dalam suatu

peristiwa yang menyangkut kehidupan dalam suatu negara hukum,

sedangkan pengertian lain mengenai putusan hakim adalah hasil

musyawarah yang bertitik tolak dari surat dakwaan dengan segala sesuatu

yang terbukti dalam pemeriksaan di sidang pengadilan (M. Yahya

Harahap, 2006:326).

Menurut Pasal 1 angka 11 Kitab Undang-undang Hukum Acara

Pidana, yang dimaksud dengan Putusan Pengadilan adalah pernyataan

hakim yang diucapakan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat

berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum

dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.

Syarat sahnya putusan hakim sangat penting artinya karena akan

dilihat apakah suatu putusan memiliki kekuatan hukum atau tidak.

Adapun syarat sahnya suatu putusan hakim yaitu:

a. Memuat hal-hal yang diwajibkan;

b. Diucapkan di sidang yang terbuka untuk umum.

Pasal 18 Undang-undang Nomor 4 tahun 2004 menyebutkan

bahwa pengadilan memeriksa dan memutus perkara pidana dengan

hadirnya terdakwa, kecuali apabila undang-undang menentukan lain.

13

Page 26: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

b. Jenis-jenis Putusan

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, putusan

pengadilan yang berkenaan dengan terdakwa ada tiga macam yaitu:

1) Putusan yang mengandung pembebasan terdakwa

Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang

didakwakan oleh jaksa penuntut umum terhadap terdakwa sebagai

mana tersebut dalam surat dakwaan, tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan, maka berdasarkan Pasal 191 ayat (1) Kitab Undang-

undang Hukum Acara Pidana, terdakwa harus dibebaskan dari

dakwaan dan segala tuntutan hukum. Di dalam penjelasan Pasal 191

ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana disebutkan

bahwa yang dimaksud dengan “perbuatan yang didakwakan

kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan” adalah tidak

cukup terbukti menurut penilaian hakim atas dasar pembuktian

dengan menggunakan alat bukti menurut ketentuan hukum secara

pidana ini.

2) Putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala tuntutan

hukum (Ontslag van Rechsvervolging)

Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang

didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu bukan

merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari

segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat (2) Kitab Undang-undang

Hukum Acara Pidana). Putusan yang mengandung pelepasan dari

segala tuntutan hukuman dapat pula terjadi terhadap terdakwa,

karena ia melakukan tindak pidana dalam keadaan tertentu, sehingga

ia tidak dapat dipertanggungjawabkan atas putusannya itu. Tegasnya

terdakwa tidak dapat dijatuhi hukuman, meskipun perbuatan yang

didakwakan itu terbukti sah, apabila:

a) Kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akalnya (Pasal 44

ayat (1) KUHAP);

b) Keadaan memaksa (overmacht) (Pasal 48 KUHAP);

Page 27: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

c) Pembelaan darurat (Nood weer) (Pasal 49 KUHAP);

d) Melakukan perbuatan untuk menjalankan peraturan Undang-

undang (Pasal 50 KUHAP);

e) Melakukan perbuatan untuk menjalankan perintah jabatan yang

diberikan oleh kuasa yang berhak untuk itu (Pasal 50 KUHAP).

Putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum, didasarkan

pada kriteria:

a) Apa yang didakwakan kepada terdakwa memang terbukti secara

sah dan meyakinkan.

b) Tetapi sekalipun terbukti, hakim berpendat bahwa perbuatan

yang didakwakan tidak merupakan tindak pidana.

c) Putusan yang mengandung penghukuman terdakwa

(veroordeling)

Dalam Pasal 193 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum

Acara Pidana menyebutkan bahwa jika pengadilan berpendapat

bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan

kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana.

Dengan demikian hakim menjatuhkan pidana terhadap

terdakwa yaitu apabila dari hasil pemeriksaan di sidang pengadilan,

kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya

adalah terbukti secara sah dan meyakinkan, yang telah ditentukan

oleh Pasal 183 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.Dalam

praktek, hakim menjatuhkan putusan dengan mempertimbangkan

hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa.

Hal yang memberatkan antara lain, adalah dalam persidangan

terdakwa tidak mengakui bersalah, memberikan keterangan berbelit-

belit, dan terdakwa pernah dihukum. Sedangkan yang meringankan

adalah mengakui terus terang, terdakwa mempunyai tanggungan

keluarga, terdakwa masih muda.

Page 28: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

c. Isi Putusan

Dalam Pasal 25 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang

Kekuasaan Kehakiman menyebutkan bahwa:

(1) Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan-alasan dan

dasar-dasar putusan itu, juga harus memuat pula Pasal-Pasal

bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar

untuk mengadili;

(2) Tiap putusan pengadilan ditanbahan hukumngani oleh ketua serta

hakim yang memutus dan panitera yang ikut serta bersidang;

(3) Penetapan-penetapan, ikhtiar-ikhtiar rapat permusyawaratan dan

berita-berita acara tentang pemeriksaan sidang ditanbahan

hukumngani oleh hakim dan panitera.

Dalam Pasal 197 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Acara

Pidana diatur formalitas yang harus dipenuhi suatu putusan hakim, dan

berdasarkan ayat (2) Pasal tersebut kalau ketentuan tersebut tidak

dipenuhi, kecuali yang tersebut pada huruf g, putusan batal demi hukum.

Adapun formalitas yang diwajibkan untuk dipenuhi di dalam putusan

hakim sebagaimana diatur dalam Pasal 197 (1) dan (2) Kitab Undang-

undang Hukum Acara Pidana adalah:

(1) Kepala putusann yang dituliskan berbunyi: “ DEMI KEADILAN

BERDASRKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

(2) Nama lengkap, tempat lahir, umur, atau tanggal lahir, jenis

kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan

terdakwa;

(3) Dakwaan, sebagaimana terdapat dalam surat dakwaan;

(4) Pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan

keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan

di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan terdakwa;

(5) Tuntutan pidana, sebagaimana terdapat dalam surat dakwaan;

Page 29: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

(6) Pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum

dari putusan, disertai keadaan yang memberatkan dan meringankan

terdakwa;

(7) Hari dan tanggal diadakannya musyawarah majelis hakim kecuali

perkara diperiksa oleh hakim tunggal;

(8) Pernyataan kesalahan terdakwa, pernyataan telah dipenuhinya

semua unsur dalam tindak pidana disertai dengan kualifikasinya

dan pemidanaan atau tindakan yang dijatuhkan;

(9) Ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan

menyebut jumlahnya yang pasti dan ketentuan mengenai barang

bukti;

(10) Keterangna bahwa seluruh surat ternyata palsu atau keterangan

dimana letaknya kepalsuan itu, jika terdapat surat otentik dianggap

palsu;

(11) Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau

dibebaskan;

(12) Hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama hakim yang

memutus dan nama paniterrra.

(13) Tidak dipenuhinya ketentuan dalam ayat (1) huruf a, b, c, d, e, f, h,

i, j, k, dan l Pasal ini mengakibatkan putusan batal demi hukum.

Dalam pelaksanaan putusan pengadilan setelah selesai

proses persidangan, maka hakim mengambil keputusan yang diucapkan

dimuka sidang yang terbuka untuk umum. Keputusan itu sekarang harus

dilaksanakan dalam hal itu tidak mungkin dilaksanakan sendiri oleh

hakim. Putusan hakim tersebut baru dapat dilaksanakan apabila putusan

itu telah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde).

2. Tinjauan Tentang Pertimbangan Hakim

Beberapa pertimbangan putusan hakim yaitu;

a. Berdasarkan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum

Page 30: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

18

b. Berdasarkan alat bukti yang diajukan sehingga dapat ditarik kesimpulan

peristiwa yang terjadi (keyakinan Hakim).

Seorang hakim haruslah independen, tidak memihak kepada siapapun

juga, kalau sudah dalam sidang semuanya diperlakukan sama. Hakim harus

berpegang kepada Tri Parasetya Hakim Indonesia. Hakim harus dapat

membedakan antar sikap kedinasan sebagai jabatannya sebagai pejabat

negara yang bertugas menegakkan keadilan dengan sikap hidup sehari-hari

sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat. Untuk membedakan itu hakim

mempunyai kode etik sendiri bagaimana supaya dia dapat mengambil sikap.

Indikator yang dapat digunakan untuk melihat dan merasakan bahwa

suatu putusan telah memenuhi rasa keadilan atau tidak. Indikator itu antara

lain dapat ditemukan di dalam “pertimbangan hukum” yang digunakan

Hakim. Pertimbangan hukum merupakan dasar argumentasi Hakim dalam

memutuskan suatu perkara. Jika argumen hukum itu tidak benar dan tidak

sepantasnya (proper), maka orang kemudian dapat menilai bahwa putusan itu

tidak benar dan tidak adil.

Pertimbangan hukum yang tidak benar dapat terjadi karena berbagai

kemungkinan:

a. Hakim tidak mempunyai cukup pengetahuan hukum tentang masalah yang

sedang ditangani. Namun secara normatif seharusnya hal ini tidak boleh

terjadi, karena Hakim dapat memerintahkan setiap pihak untuk

menyediakan ahli yang akan memberikan keterangan dan menjelaskan

pokok persoalannya di dalam persidangan.

b. Hakim sengaja menggunakan dalil hukum yang tidak benar atau tidak

semestinya karena adanya faktor lain seperti adanya tekanan pihak-pihak

tertentu, suap, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi indepensi Hakim

yang bersangkutan.

c. Hakim tidak memiliki cukup waktu untuk menuliskan semua argumen

hukum yang baik disebabkan karena terlalu banyaknya perkara yang harus

diselesaikan dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Page 31: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

19

d. Hakim malas untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya,

sehingga berpengaruh terhadap kualitas putusan yang dibuatnya. Faktor ini

merupakan faktor yang pengaruhnya tidak langsung, namun cukup

menentukan kualitas putusan.

Menurut Sudikno Mertokusumo dalam menegakkan hukum ada tiga

unsur yang harus selalu diperhatikan yaitu : kepastian hukum, kemanfaatan

dan keadilan. Demikian juga putusan hakim untuk menyelesaikan suatu

perkara yang diajukan di Pengadilan, bahwa putusan yang baik adalah yang

memperhatikan tiga nilai unsure yaitu yuridis (kepastian hukum), nilai

sosiologis (kemanfaatan),dan folosofis (keadilan).

Kepastian hukum menekankan agar hukum atau peraturan itu

ditegakkan sebagaimana yang diinginkan oleh bunyi hukum atau

peraturannya. Sedangkan nilai sosiologis menekankan kepada kemanfaatan

bagi masyarakat. Masyarakat mengharapkan bahwa pelaksanaan hukum harus

memberi manfaat, karena memang hukum adalah untuk memberi kemanfaatn

bagi manusia, maka dalam melaksanakan hukum jangan sampai justru

menimbulkan keresahan dalam masyarakat,. Demikian juga hukum

dilaksanakan bertujuan untuk mencapai keadilan, sehingga diharapkan hukum

akan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat.

Pertentangan yang terjadi dalam setiap menanggapi putusan hakim

terhadap suatu perkara, dengan apa yang diinginkan masyarakat, biasanya

berkisar antara sejauh mana pertimbangan unsure yuridis (kepastian hukum)

dengan unsure filosofis (keadilan) ditampung didalamnya. Kepastian hukum

harus ditegakkan agar tidak timbul keresahan. Tetapi terlalu menitik beratkan

pada kepastian hukum, terlalu ketat mentaati hukum akibatnya kaku dan akan

menimbulkan rasa tidak adil. Apapun yang terjadi memang peraturannya

adalah demikian sehingga Undang-undang itu sering terasa kejam apabila

dilaksanakan secara ketat (http//:Sosiologi Hukum.blog.spon).

Page 32: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

20

3. Tinjauan tentang BAP

a. Pengertian BAP

Sesuai dengan KUHP pada bab XVI bagian ketiga tentang acara

pemeriksaan biasa, bagian keempat tentang pembuktian dan putusan dalam

acara pemeriksaan biasa, bagian kelima acara pemeriksaan singkat, bagian

keenam tentang acara pemeriksaan cepat. Dalam bab tersebut diterangkan

mengenai mekanisme penanganan tindak pidana. Dalam hal ini unsur

terpenting dari proses tersebut adalah dengan adanya suatu ringkasan

keterangan saksi dan atau tersangka yang dikemas dalam suatu bentuk

Tanya jawab dan disusun oleh penyidik / penyidik pembantu dalam format

yang telah baku sesuai dengan juklak / juknis yang pelaksanaannya diatur

oleh Perkab No. 12/ 2009.

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah suatu proses pemeriksaan

yang menceritakan alur dari suatu peristiwa atau kejadian baik itu yang

disaksikan oleh orang yang melihat (saksi) maupun orang yang melakukan

tindak pidana tersebut (tersangka). BAP tersebut bisa menceritakan atau

menggambarkan suatu rangkaian peristiwa secara jelas dan urut serta dapat

menjelaskan suatu kejadian.

b. Jenis Berita Acara Pemeriksaan ( BAP )

Sesuai dengan Juklak / Juknis yang diatur oleh Perkab No. 12/ 2009.

Jenis Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) terbagi dalam :

1) Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) Saksi

BAP Saksi adalah suatu format baku yang telah diatur oleh Juklak/

Juknis dan memuat tentang keterangan yang disampaikan oleh

Seorang saksi kepada pejabat Kepolisian yang berwenang dan

kemudian pada bagian akhir Berita Acara Pemeriksaan tersebut baik

saksi maupun pejabat yang berwenang meberikan tanda tangannya.

2) Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) Saksi Ahli

BAP Saksi Ahli adalah suatu format baku yang telah diatur oleh

Juklak/ Juknis dan memuat tentang Pendapat yang disampaikan oleh

Seorang saksi Ahli kepada pejabat Kepolisian yang berwenang dan

Page 33: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

21

kemudian pada bagian akhir Berita Acara Pemeriksaan tersebut baik

saksi maupun pejabat yang berwenang meberikan tanda tangannya.

3) Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) Tersangka

BAP Tersangka adalah suatu format baku yang telah diatur oleh

Juklak/ Juknis dan memuat tentang keterangan yang disampaikan oleh

Seorang Tersangka kepada pejabat Kepolisian yang berwenang dan

kemudian pada bagian akhir Berita Acara Pemeriksaan tersebut baik

saksi maupun pejabat yang berwenang meberikan tanda tangannya.

4) Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) Lanjutan

BAP Lanjutan adalah suatu format baku yang telah diatur oleh Juklak/

Juknis dan memuat tentang keterangan lanjutan yang disampaikan

oleh Seorang Saksi/ Tersangka kepada pejabat Kepolisian yang

berwenang dan kemudian pada bagian akhir Berita Acara Pemeriksaan

tersebut baik saksi maupun pejabat yang berwenang meberikan tanda

tangannya.

5) Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) Konfrontir

BAP Konfrontir adalah suatu format baku yang telah diatur oleh

Juklak/ Juknis dan memuat tentang keterangan yang disampaikan

secara bersama – sama oleh Seorang atau lebih Saksi/ Tersangka

kepada pejabat Kepolisian yang berwenang dan kemudian pada bagian

akhir Berita Acara Pemeriksaan tersebut baik saksi maupun pejabat

yang berwenang meberikan tanda tangannya.

4. Tinjauan tentang Upaya Hukum

Upaya hukum dalam hukum acara pidana di Indonesia diatur dalam

KUHAP. Upaya hukum dibedakan menjadi upaya hukum biasa dan upaya

hukum luar biasa. Upaya hukum biasa diatur dalam Bab XVII KUHAP

sementara pengaturan tentang upaya hukum luar terdapat dalam Bab XVIII

KUHAP.

Page 34: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

22

a. Upaya hukum biasa

1) Banding

Pemeriksaan tingkat banding dalam hukum pidana diatur dalam

Pasal 233 sampai dengan Pasal 243 KUHAP. Pengajuan banding

diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah

putusan dijatuhkan, atau setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa

yang tidak hadir dalam pengucapan putusan. Pengajuan banding yang

diajukan melampaui tenggang waktu tersebut harus ditolak dengan.

membuat surat keterangan.

Pada dasarnya setiap putusan pengadilan dapat diajukan

permohonan banding, tetapi ada kekecualiannya yang sebagaiman yang

diatur dalam Pasal 67 KUHAP. Kekecualian untuk mengajukan

banding mnurut Pasal 67 KUHAP yaitu:

a) Putusan bebas

b) Lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah

kurang tepatnya penerapan hukum

c) Putusan pengadilan dalam acara cepat

2) Kasasi

Kasasi diatur dalam Pasal Pasal 244 sampai dengan Pasal 262

KUHAP. Dalam hukum acara pidana di indonesia dikenal 2 macam

kasasi, yaitu kasasi oleh pihak – pihak termasuk Jaksa / Penuntut

Umum dan kasasi demi kepentingan hukum oleh Jaksa Agung. Kasasi

demi kepentingan hukum tidak membawa akibat hukum apa – apa bagi

pihak yang bersangkutan. Permohonan kasasi diajukan di Kepaniteraan

Pengadilan yang memutus perkara yang bersangkutan dalam tingkat

pertama, selambat – lambatnya 14 ( empat belas ) hari setelah putusan

Pengadilan Tinggi diberitahukan. Memori kasasi dan.kontra memori

kasasi diajukan di Kepaniteraan Pengadilan yang memutus perkara

yang bersangkutan dalam tingkat pertama. Dalam Pasal 253 ayat (1)

disebutkan pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan oleh

Mahkamah Agung atas permintaan para pihak sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 244 dan Pasal 248 guna menentukan :

Page 35: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

23

a) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau

diterapkan tidak sebagaiman mestinya;

b) Apakah benar cara mengadili tidak dilakukan menurut ketentuan

undang-undang;

c) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas kewenangannya.

b. Upaya hukum luar biasa

Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas bahwa upaya hukum

dalam hukum acara pidana di Indonesia diatur dalam Bab XVIII KUHAP.

Terdapat dua macam upaya hukum luar biasa yaitu kasasi demi

kepentingan hukum dan peninjauan kembali.

1) Kasasi demi kepentingan hukum

Berdasarkan Pasal 259 ayat (1) KUHAP, demi kepentingan

hukum terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung,

dapat diajukan satu kali permohonan kasasi oleh Jaksa Agung. Kasasi

demi kepentingan hukum yang diajukan oleh Jaksa Agung ini tidak

boleh merugikan terdakwa, hal ini sebagaimana yang diatur dalam Pasal

259 ayat (2) : putusan kasasi demi kepentingan hukum tidak boleh

merugikan pihak yang berkepentingan.

2) Peninjauan Kembali

Terhadap putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum

tetap dan putusan berupa pemidanaan, terpidana atau ahli warisnya

dapat mengajukan peninjauan kembali. Pengajuan dapat di kuasakan

kepada penasehat hukum. Menurut Pasal 264 ayat (1) KUHAP

permohonan peninjauan kembali harus diajukan kepada Pengadilan

yang memutus dalam tingkat pertama. Alasan untuk mengajukan

Peninjauan Kembali diatur dalam Pasal 263 ayat (2) KUHAP, yaitu

sebagai berikut :

Permintaan peninjauan kembali dilakukan atas dasar:

a) Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat,

bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih

Page 36: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

24

berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas

dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak

dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana

yang lebih ringan;

b) Apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu

telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan

putusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah

bertentangan satu dengan yang lain;

c) Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan

hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

Peninjauan kembali merupakan upaya hukum luar biasa, oleh

karenanya tidak boleh sembarangan diajukan oleh terpidana, syarat -

syarat untuk mengajukan Peninjauan Kembali seperti yang disebutkan

dalam Pasal 263 ayat (2) KUHAP pun cukup terbatas. Oleh karenanya

dapat dikatakan jika semakin banyak peninjauan kembali yang

dikabulkan oleh Mahkamah Agung, berarti masih banyak putusan

pengadilan di Indonesia yang mengandung kekeliruan.

5. Tinjauan tentang Narkotika

Dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

dijelaskan pengertian narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal

dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana

terlampir dalam Undang-Undang ini.

Dalam Undang-Undang ini, Narkotika dibedakan menjadi 3 golongan,

yaitu :

a. Narkotika Golongan I;

b. Narkotika Golongan II; dan

c. Narkotika Golongan III.

Page 37: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

25

B. Kerangka Pemikiran

TINDAK PIDANA NARKOTIKA

UU No. 35 tahun 2009

PENEGAKAN HUKUM

PROSES PERSIDANGAN

PEMBUKTIAN DAKWAAN

PEMBACAAN BAP

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM

PUTUSAN

UPAYA HUKUM KASASI

Page 38: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

26

PENJELASAN PEMIKIRAN :

Untuk mengetahui apakah seseorang bersalah atau tidak terhadap perkara

yang didakwakan, bukan merupakan hal yang mudah. Hal tersebut harus dengan

dibuktikan alat-alat bukti yang cukup. Untuk membuktikan bersalah tidaknya

seseorang terdakwa haruslah melalui proses pemeriksaan didepan sidang

pengadilan. Untuk membuktikan benar tidaknya terdakwa melakukan perbuatan

yang didakwakan diperlukan adanya suatu pembuktian.

Dalam pembuktian ini, hakim perlu memperhatikan kepentingan

masyarakat dan kepentingan terdakwa. Kepentingan masyarakat berarti bahwa

seseorang yang telah melanggar ketentuan pidana atau undang-undang pidana

lainnya, harus mendapat hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.

Sedangkan kepentingan terdakwa berarti bahwa terdakwa harus diperlakukan

secara adil sedemikian rupa, sehingga tidak ada seorang yang tidak bersalah

mendapat hukuman. Dan bila memang terbukti bersalah maka hukuman itu harus

seimbang dengan kesalahannya.

Pembuktian memegang peranan yang sangat penting dalam proses

pemeriksaan sidang pengadilan, karena dengan pembuktian inilah nasib terdakwa

ditentukan, dan hanya dengan pembuktian suatu perbuatan pidana dapat dijatuhi

hukuman pidana. Sehingga apabila hasil pembuktian dengan alat-alat bukti yang

ditentukan undang-undang tidak cukup membuktikan kesalahan yang didakwakan

kepada terdakwa, maka terdakwa dibebaskan dari hukuman, dan sebaliknya jika

kesalahan terdakwa dapat dibuktikan, maka terdakwa harus dinyatakan bersalah

dan kepadanya akan dijatuhkan pidana. . Oleh karena itu hakim harus hati-hati,

cermat, dan matang menilai dan mempertimbangkam nilai pembuktian. Menilai

sampai mana batas minimum “kekuatan pembuktian” atau bewijs kracht dari

setiap alat bukti yang disebut dalam pasal 184 KUHAP.

Page 39: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

27

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kesesuaian Pengajuan Kasasi oleh Terdakwa dengan Alasan Putusan

Pengadilan Negeri Surabaya Hanya Didasarkan pada Keterangan BAP

Kepolisian dalam Perkara Narkotika dengan Ketentuan KUHAP

1. Deskripsi Kasus

a. Awal mulanya terdakwa M. Arief Iskandar bin Munfasila pada hari jum’at

tanggal 22 Januari 2010 sekitar jam 20.00 Wib pergi ke tempat the Master

Karaoke dan Biliard di jalan Ngiden Surabaya yang sebelumnya sudah

janjian bertemu dengan Sdr Anang di ROOM E No. 5 di tempat karaokean

dan ternyata Sdr Anang bersama dengan temannya yang bernama Ribut;

b. Dan pada saat karaoke bareng Sdr Anang minya tolong kepada terdakwa

untuk dibantu membelikan sabu-sabu, lalu dijawab oleh terdakwa

dicarikan dimana terdakwa tidak tahu, namun Sdr Anang menyuruh terus

menerus dengan kata-kata ayo tolonglah lalu dijawab oleh terdakwa ayo di

coba cari di Bendul Merisi Surabaya barangkali ada;

c. Selanjutnya terdakwa M Arief Iskandar bin Munfasila berangkat bersama

Sdr Anang dan Ribut meluncur menuju daerah Bendul Marisi Surabaya

dengan naik mobil dalam perjalanan Sdr Anang menyerahkan uang kepada

terdakwa sebesar Rp 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah) untuk

dibelikan sabu-sabu setelah sampai di Bendul Marisi Surabaya terdakwa

turun langsung masuk gang, kemudian ketemu dengan anak muda sedang

cangkruan dan terdakwa mas tempat jual abu-sabu dimana langsung

dijawab oleh salah satu anak yang cangkruk, mau beli berapa lalu

terdakwa jawa Rp 450.00,- dan uang Rp 450.000,- langsung diminta dan

dibawa masuk lorong setelah itu kembali lagi dengan menyerahkan

bungkusan plastik kecil berisi sabu-sabu kepada terdakwa dan langsung

oleh terdakwa dikantongi selanjutnya terdakwa kembali ketempat Sdr

Anang yang sudah menunggu, setelah itu terdakwa masuk mobik Sdr

Anang,terdakwa bilang kepada Sdr Anang bahwa barang pesanannya

27

Page 40: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

28

sudah ada selanjutnya mobil jalan menuju Plaza Marina Surabaya, sampai

di dekat Plaza Marina Surabayaterdakwa langsung ditangkap dan

dilakukan penggeledahan oleh Sdr Anang ( yang ternyata anggota Ditserse

Narkoba Polda Jatim) dengan menyita 1 (satu) paket plastik klip Narkotika

jenis sabu-sabu dengan berat 0,9 ( nol koma sembilan) gram beserta

bungkusnya atau berat bersih 0,3( nol oma tiga) gram tanpa pembungkus

yang ada di saku jaket terdakwa sebelah kanan yang sedang dipakai oleh

terdakwa dengan disaksikan oleh temannya bernama Ribut.Selanjutnya

terdakwa dan barang buktnya dibawa ke Kantor Ditserse Narkoba Polda

Jatim guna penyidikan lebih lanjut;

d. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan laboratoris Kriminalistik Polda

Jatim Surabaya No. : ab.0646/KNF/2010, tanggal 1 Februari 2010 yang

diambil di atas sumpah jabatan oleh Ir. Fajar Septi Ariningsih, Imam

Mukyi, S.si At dan Luluk Muryani, yang menyimpulkan bahwa barang

bukti No.Lab.0530 / 2010/KNF yang disita dari terdakwa berupa kristal

warna putih tersebut di atas adalah benar kristal metamfetamina terdaftar

dalam golongan I No. Urut 61 lampiran I UU RI No.35 Tahun 2009

tentang Narkotika;

e. Perbuatan Terdakwa melanggar pasal sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam pasal 112 ayat (1) UU RI NO.35 Tahun 2009 tentang

Narkotika;

2. Identitas Terdakwa

Nama : M. ARIEF ISKANDAR bin MUNFASILA;

Tempat lahir : Surabaya;

Umur/tanggal lahir : 26 tahun/14 Agustus 1984;

Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : jalan semolowaru elok, Blok L/16 Surabaya;

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Page 41: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

29

3. Dakwaan Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Surabaya

Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Surabaya mendakwa terdakwa

melakukan tindak pidana sebagai berikut :

Terdakwa ditahan:

a. Penyidik sejak tanggal 23 Januari 2010 sampai dengan tanggal 11 Februari

2010;

b. Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 12 Februari 2010

sampai dengan tanggal 23 Maret 2010;

c. Penuntut Umum sejak tanggal 22 Maret 2010 sampai dengan tanggal 10

April 2010;

d. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 05 April 2010

sampai dengan tanggal 04 Mei 2010;

e. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 05 Mei 2010

sampai dengan tanggal 03 Juli 2010;

f. Penahanan Wakil Ketua/Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal 28 Juni

2010 sampai dengan tanggal 27 Juli 2010;

g. Perpanjangan oleh Wakil Ketua/Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal

28 Juli 2010 sampai dengan tanggal 25 September 2010;

h. Perpanjangan berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Mahkamah Agung RI

Bidang Yudisial Nomor 2055/2010/S.1009.Tah.Sus/PP/2010/MA,

tanggal 22 Desember 2010, Terdakwa diperintahkan untuk ditahan

selama 50 (lima puluh) hari, terhitung sejak tanggal 16 November 2010;

i. Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung RI u.b

Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Yudisial Nomor 2056/2010/

S.1009.Tah.Sus/PP/2010/MA, tanggal 22 Desember 2010, Terdakwa

diperintahkan untuk ditahan selama 60 (enam puluh) hari, terhitung sejak

tanggal 05 Januari 2011;

Yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Surabaya,

karena didakwa :

Bahwa ia Terdakwa M. Arief Iskandar bin Munfsila, pada hari

Jumat tanggal 22 Januari 2010, sekitar pk 22.00 Wib atau setidak-tidaknya

Page 42: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

30

pada waktu lain dalam bulan Januari 2010, bertempat di Jl. Margerejo dekat

Plaza Marina Surabaya atau setidak-tidaknya disuatu tempat termasuk dalam

wilayah hukum Pengadilan Negeri Surabaya, yang tanpa hak atau melawan

hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika

Golongan I bukan tanaman berupa kristal metamfetamina warna putih jenis

sabu-sabu sebanyak 1 (satu) poket plastik klip dengan berat 0,9 (nol koma

sembilan) gram beserta bungkusnya atau berat bersih 0,3 (nol koma tiga)

gram tanpa pembungkusnya yang dilakukan terdakwa dengan cara sebagai

berikut :

a. Awal mulanya terdakwa M. Arief Iskandar bin Munfasila pada hari

Jum’at, tanggal 22 Januari 2010 sekitar jam 20.00 Wib pergi

ketempat The Master Karaoke dan Billyard di Jalan Nginden

Surabaya yang sebelumnya sudah janjian bertemu dengan Sdr Anang di

Room E No. 5 di tempat karaokean dan ternyata Sdr Anang bersama

dengan temannya yang bernama Ribut;

b. Dan pada saat karaoke bareng Sdr Anang minta tolong kepada terdakwa

untuk dibantu mencarikan atau membelikan sabu-sabu, lalu dijawab oleh

terdakwa dicarikan dimana terdakwa tidak tahu, namun Sdr Anang

menyuruh terus menerus dengan kata-kata ayo tolonglah lalu dijawab oleh

terdakwa ayo dicoba cari di Bendul Merisi Surabaya barangkali ada;

c. Selanjutnya terdakwa M Arief Iskandar bin Munfasila berangkat bersama-

sama dengan Sdr Anang dan Ribut meluncur menuju daerah Bendul

Merisi Surabaya dengan naik mobil dalam perjalanan Sdr Anang

menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp 450.000,- (empat ratus

lima puluh ribu rupiah) untuk dibelikan sabu-sabu setelah sampai di

Bendul Merisi Surabaya terdakwa turun langsung masuk gang, kemudian

ketemu dengan anak muda muda sedang cangkruan dan terdakwa tanya

mas tempat jual sabu-sabu dimana langsung dijawab oleh salah satu anak

yang cangkruk, mau beli berapa lalu terdakwa jawab Rp 450.000,- dan

uang Rp 450.000,- langsung diminta dan dibawa masuk lorong

setelah itu kembali lagi dengan menyerahkan bungkusan plastik kecil

Page 43: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

31

berisi sabu-sabu kepada terdakwa dan langsung oleh terdakwa

dikantongi selanjutnya terdakwa kembali ketempat Sdr Anang yang

sudah menunggu, setelah itu terdakwa masuk kedalam mobil Sdr Anang,

terdakwa bilang kepada sdr Anang bahwa barang pesanannya sudah ada

selanjutnya mobil jalan menuju Plaza Marina Surabaya, sampai

didekat Plaza Marina Surabaya terdakwa langsung ditangkap dan

dilakukan penggeledahan oleh Sdr Anang (yang ternyata Anggota

Ditserse Narkoba Polda Jatim dengan menyita 1 (satu) poket plastik klip

Narkotika jenis sabu-sabu dengan berat 0,9 (nol koma sembilan) gram

beserta bungkusnya atau berat bersih 0,3 (nol koma tiga) gram tanpa

pembungkusnya yang ada disaku jaket terdakwa sebelah kanan yang

sedang dipakai oleh Terdakwa dengan disaksikan oleh temannya

bernama Ribut. Selanjutnya terdakwa dan barang buktinya dibawa ke

Kantor Ditserse Narkoba Polda Jatim guna penyidikan lebih lanjut;

d. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan laboratoris Kriminalistik Polda

Jatim Surabaya No. : ab.0646/KNF/2010, tanggal 1 Februari 2010 yang

diambil di atas sumpah jabatan oleh Ir. Fajar Septi Ariningsih, Imam

Mukti, S.si Apt dan Luluk Mulyani, yang menyimpulkan bahwa barang

bukti No.Lab.0530 /2010/KNF yang disita dari terdakwa berupa kristal

warna putih tersebut di atas adalah benar kristal metamfetamina terdaftar

dalam golongan I No. urut 61 lampiran I UU RI No.35 Tahun 2009

tentang Narkotika;

e. Perbuatan Terdakwa melanggar pasal sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam pasal 112 ayat (1) UU RI NO.35 Tahun 2009 tentang

Narkotika;

4. Tuntutan Pidana

Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Surabaya mengajukan tuntutan pidana

bagi terdakwa sebagai berikut :

Membaca tuntutan pidana Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Negeri Surabaya, tanggal 12 Mei 2010, sebagai berikut :

Page 44: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

32

a. Menyatakan Terdakwa M. ARIEF ISKANDAR bin MUNFASILA terbukti

secara sah dan menurut hukum telah bersalah melakukan tindak pidana

sebagaimana dalam dakwaan yaitu Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang RI

No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;

b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa M. ARIEF ISKANDAR bin

MUNFASILA, dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun 6 (enam)

bulan potong tahanan;

c. Pidana denda sebesar Rp 800.000.000,- (delapan ratus ribu rupiah)

subsidair selama 6 (enam) bulan kurungan;

d. Menyatakan barang bukti berupa : 1 (satu) poket plastik klip berisi sabu-

sabu seberat 0,9 gram dengan pembungkusnya atau berat bersih 0,3 gram

jaket hitam lorek-lorek dan 1 (satu) buah HP merek Nokia warna hitam

model 6100 type NPL-2 beserta kartunya dirampas untuk

dimusnahkan;

e. Menetapkan biaya perkara sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah);

5. Amar Putusan Pengadilan Negeri Surabaya

Amar Putusan Pengadilan Negeri Surabaya No:

977/Pid.B/2010/PN.SBY, tanggal 24 Juni 2010 berbunyi sebagai berikut :

a. Menyatakan Terdakwa M. ARIEF ISKANDAR bin MUNFASILA terbuki

di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “Tanpa Hak Menguasai Narkotika Golongan I Jenis Sabu”;

b. Menghukum ia oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 (empat)

tahun dan denda sebesar Rp 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) subsidair

1 (satu) bulan penjara;

c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalaninya dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

d. Menyatakan Terdakwa tetap ditahan;

e. Menyatakan barang bukti berupa : 1 (satu) paket plastik klip berisi sabu-

sabu seberat 0,9 gram dengan pembungkusnya atau berat bersih 0,3 gram ,

Page 45: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

33

jaket hitam lorek-lorek dan 1 (satu) buah HP merek Nokia warna hitam

model 6100 type NPL-2 beserta kartunya dirampas untuk dimusnahkan;

f. Menghukum Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,-

(lima ribu rupiah);

6. Amar Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya

Amar Putusan Pengadilan Tinggi Negeri Surabaya Nomor

592/PID/2010/PT.SBY, tanggal 14 Oktober 2010 berbunyi sebagai berikut:

a. Menerima permintaan banding dari Terdakwa/Penasihat Hukum

Terdakwa;

b. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Surabaya, Nomor

977/Pid.B/2010/PN.Sby, tanggal 24 Juni 2010, yang dimintakan banding

tersebut;

c. Memerintahkan agar terdakwa tetap ditahan;

d. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa tersebut dalam dua tingkat

peradilan, yang dalam tingkat banding sebesar Rp 5000,- (lima ribu

rupiah);

7. Alasan-Alasan Pengajuan Kasasi oleh Terdakwa

Terdakwa berkeberatan terhadap putusan Pengadilan Tinggi Surabaya

dengan mengajukan upaya hukum kasasi atas dasar alasan-alasan sebagai

berikut :

Tentang Keberatan Dengan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya No.

997/PID/2010/PN.SBY,tanggal 17 Juni 2010.

Putusan A Quo Bertentangan Dengan KUHAP.

a. Hak Untuk Didampingi Oleh Penasihat Hukum Di setiap Tingkat

Pemeriksaan Proses Pengadilan (Ex PASAL 56 KUHAP)

Bahwa, Terdakwa di jadikan tersangka dan terdakwa karena

telah melanggar ketentuan pasal 112 ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2009

tentang Narkotika, yang ancaman hukumannya di atas 5 (lima) tahun.

Menurut ketentuan Pasal 56 KUHAP, telah dinyatakan dengan jelas

Page 46: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

34

apabila "dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa

melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman

pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu

yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak

mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada

semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan WAJIB menunjuk

penasihat hukum bagi tersangka".

Dari rumusan tersebut kiranya sangat jelas apabila pejabat mulai

dari tingkat penyidikan, penuntutan sampai peradilan diwajibkan untuk

menyediakan penasihat hukum bagi terdakwa, tetapi dalam perkara ini

ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 56 KUHAP 'diabaikan oleh seluruh

pejabat disemua tingkatan, sehingga terdapat semacam kesenjangan untuk

mengabaikan dan atau tidak memenuhi hak tersangka/terdakwa sebagai

warga negara yang harus mendapatkan perlakuan sama di hadapan hukum.

b. Hak Untuk Meringankan Mengajukan Saksi Ahli Atau Meringankan.

Bahwa salah satu hak yang diberikan atau dijamin oleh Undang

undang (KUHAP) kepada tersangka atau terdakwa adalah hak untuk

mengajukan saksi ahli atau saksi yang meringankan (a decharge), tetapi

hak itu juga diabaikan dan tidak dipenuhi oleh Majelis Hakim tingkat

pertama, karena proses pelaksanaan sidang PERTAMA di "PAKSA"

sampai dengan TAHAP PEMERIKSAAN TERDAKWA, tanpa dihadiri

oleh seluruh saksi yang telah diperiksa tahap penyidikan, sehingga posisi

Terdakwa yang saat itu tidak didampingi oleh penasehat hukum tidak

mempunyai pilihan lain kecuali hanya mengikuti saja seluruh

permintaan Jaksa dan Majelis Hakim. Tanpa memberikan ruang yang

cukup kepada Terdakwa berkait dengan halnya untuk mengajukan saksi

ahli atau saksi A decharge.

Page 47: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

35

c. Hak Untuk Diadili Secara Obyektif Dan Fair Sesuai Dengan

Ketentuan Hukum Acara.

Bahwa dalam perkara ini Terdakwa merasa perkara yang diadili

pada tingkat pertama di Pengadilan Negeri Surabaya tidak berjalan

obyektif dan tidak fair, karena :

1) Pelaksanaan sidang pertama di Paksa untuk dituntaskan sampai acara

pemeriksaan terdakwa, tanpa memberikan ruang kepada terdakwa untuk

mengusahakan adanya saksi ahli atau saksi a decharge;

2) Dalam perkara ini seluruh saksi sengaja tidak dihadirkan;

3) Seluruh saksi dalam perkara ini diberikan penyidik dengan MODAL

Berita Acara Sumpah, sehingga terdapat tindakan secara sistemik

dan kesengajaan agar seluruh saksi dapat menghindar dari

pemeriksaan di depan persidangan;

4) Tidak ada upaya sedikitpun dari Majelis Hakim untuk

memerintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum agar menghadirkan

seluruh saksi dalam perkara ini, atau setidak tidaknya memberikan

kesempatan kepada Jaksa Penuntut Umum memanggil seluruh saksi

pada sidang berikutnya;

5) Dalam Perkara Ini Tidak Ada Saksi Yang Diajukan Di Depan

Persidangan.

Bahwa, perlu Terdakwa sampaikan apabila dalam perkara ini

seluruh saksi tidak dihadirkan di depan persidangan, dan ironisnya

seluruh saksi dalam perkara a quo. DIBEKALI dengan BERITA

ACARA SUMPAH, sehingga tidak berlebihan apabila dalam perkara

ini terdapat upaya secara terencana yang sistematik dengan sengaja

MENGHUKUM TERDAKWA, hanya cukup dengan keterangan yang

ada pada (Berita Acara Pemerikasaan) BAP saja dalam hal tersebut

Majelis Hakim juga tidak memerintahkan atau setida tidaknya

memberikan waktu kepada saudara Jaksa Penuntut Umum untuk

memanggil dan atau menghadirkan seluruh atau sebagian saksi untuk

di sidang berikutnya.

Page 48: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

36

Selama ini Terdakwa tidak dapat melihat adanya bukti

apabila terdapat upaya untuk memanggil seluruh saksi secara patut

sebagaimana dimaksud dalam rumusan Pasal 146 ayat 2 KUHAP,

tetapi hanya dengan BEKAL Berita Acara Sumpah saja majelis

BERANI untuk memerintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum

membacakan SELURUH keterangan saksi dalam BAP, sehingga

seluruh keterangan saksi yang diberikan dalam BAP penyidik tidak

dapat diuji kebenarannya di depan persidangan. Terlebih tidak jelas

dalam Berita Acara Sumpah, apakah benar dilakukan sumpah

sesuai dengan ketentuan Ex. Pasal 159 - 167 KUHAP.

6) Majelis Hakim Tidak Tepat Dalam Memposisikan Saksi Mat Ribut

(Informan Polisi) Tetapi Dianggap Sebagai Teman Dari Terdakwa.

Bahwa dalam perkara ini terdapat tiga orang saksi, masing masing :

a) Saksi AH TRlWIJOYO aI. ANANG (saksi polisi)

b) Saksi NANANG BUDIUTOMO seorang polisi

c) Saksi MAT RIBUT (informan polisi)

Dari ketiga orang saksi tersebut, menurut majelis hakirn

tingkat pertama dalam putusan dalam hal. 8 alinea 5 dan 6 pada

pokoknya menyatakan seolah olah saksi Mat Ribut adalah teman

terdakwa, adalah pertimbangan yang tidak berdasar dan tidak sesuai

dengan fakta yang terungkap dalam BAP, karena antara terdakwa

dengan saksi Mat Ribut tidak pernah kenal dan terdakwa hanya

mengenal saksi AH. Triwijoyo Alias anang seorang polisi.

2. Majelis Hakim Tidak Memperhatikan Dan Atau Mempertimbangkan

Posisi Terdakwa Saat Dipaksa Oleh Saksi-Saksi Masing-Masing 2

(Dua Orang Polisi Dan 1 (Satu) Informan.

Bahwa dengan memperhatikan posisi terdakwa yang dipaksa

oleh saksi AH Triwijoyo untuk membeli sabu-sabu tetapi terdakwa

dengan tegas menolak, dan saksi Anang terus mendesak minta tolong

secara terus menerus yang disertai saksi-saksi lainnya. Akhirnya tidak

ada pilihan lainnya bagi terdakwa kecuali menuruti permintaan dari

Page 49: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

37

saksi AH Triwijoyo untuk membantu mencarikan sabu. Terdakwa

sempat menanyakan tempat menjual sabu karena terdakwa tidak

tabu, tetapi yang mengherankan setelah terdakwa bersedia membantu

dengan haraban para saksi dan berhasil membeli sabu dari uang saksi

AH Triwijoyo, seorang polisi, justru terdakwa ditangkap oleh AH

Triwijoyo teman terdakwa Sedangkan penjualnya tidak ditangkap,

padahal yang mengarahkan Terdakwa masuk gang dan yang

menyuruh tanya pada anak yang lagi nongkrong adalah saksi Anang,

sedangkan saksi-saksi sendiri ada di lokasi.

Sehingga sangat tidak adil apabila posisi terdakwa yang

(TERJEPIT) awalnya rnenolak dan didesak secara terus rnenerus

dengan tekanan dan bentakan untuk rnembantu membeli narkoba

akhimya dijebak dan ditangkap sendiri oleh AH Triwijoyo dan harus

dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 800.000.000,-

(delapan ratus juta rupiah) atau subsidair 1 bulan.

Apabila hal ini dibiarkan terjadi dan menimpa terdakwa,

maka dapat dipastikan jika tidak ada keadilan bagi terdakwa dalam

perkara ini, kecuali apabila terdakwa benar-benar sedang

menggunakan atau menguasai sabu-sabu sebelumnya sangat layak

menanggung beban yang demikian, terlebih dalam hasil Labfor darah

dan urin terdakwa yang negatif sengaja hasilnya tidak disertakan

dalam berkas. Juga hasil rekam CDR (Call Date Record), telepon dan

sms terdakwa dipastikan terdakwa bukan pemain narkoba, hal ini

semakin membuktikan apabila terdakwa memang sengaja dikerjai dan

benar benar dijebak oleh saksi AH Triwijoyo yang bertujuan

untuk menghancurkan masa depan dan kehidupan terdakwa untuk

kepentingan tertentu.

3. Unsur-Unsur Pasal Yang Didakwakan Tidak Terpenuhi.

Bahwa didepan persidangan apabila Majelis Hakim tingkat

pertama bersikap obyektif maka dapat dipastikan terdakwa bebas dari

Page 50: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

38

tuntutan hukum sebab unsur dalam pasal yang didakwakan secara

material dan substansial tidak terpenuhi.

Karena unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 112 ayat

1 Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika yaitu

unsur memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika

golongan satu bukan tanaman tidak terpenuhi.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia

a. Memiliki

Kata memiliki mempunyai arti 1. Mempunyai; ia sudah tidak

mempunyai orang tua lagi; 2. mengambil secara tidak sah untuk:

dijadikan kepunyaan; ia dipersalahkan karena - senjata api;

Dalam persidangan sangat jelas apabila sabu sabu terbukti bukan

milik terdakwa dan terdakwa juga tidak mempunyai sabu, bahkan

terdakwa tidak ada niat untuk memiliki;

b. Menyimpan

Kata menyimpan mempunyai arti; 1. menaruh ditempat yang aman

supaya jangan rusak, hilang, dan sebagainya; - surat di lemari; 2.

menabung uang; kami - uang di bank; 3. memegang (rahasia)

teguh teguh; menyembunyikan ; - rahasia baik baik; perasaan di

hati; 4. mempunyai (ilmu, kesaktian, dsb); rupanya ia juga -

kesaktian; 5. mengandung; ada sesuatu didalamnya; gelang akar

bahar itu - berbagai bagai khasiat;

Dalam persidangan sangat nyata dan jelas terbukti terdakwa

diberi uang oleh saksi Anang dan Ribut (informan) dan disuruh

dengan cara paksa untuk membeli sabu sabu, sehingga dipastikan

apabila sabu yang dibeli oleh terdakwa atas suruhan dan uang

dari polisi dan informan, tidak disimpan ditempat yang aman

supaya tidak diketahui oleh polisi, dan terdakwa hanya disuruh

membeli sabu-sabu dengan uang dari orang yang menyuruh

(apalagi yang menyuruh polisi yang telah dikenal lama). Maka

dipastikan jika tidak ada upaya dari terdakwa untuk:

Page 51: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

39

menyimpan sabu tersebut agar tidak diketahui oleh polisi yang

menyuruhnya, dengan demikian unsur ini juga tidak terpenuhi.

c. Menguasai

Kata menguasai mempunyai arti berkuasa atas (sesuatu);

memegang kekuasaan atas (sesuatu); siapa yang tanah yang

subur ini?; 2. mengenakan kuasa (pengaruh, dsb) atas; dapat

mengatasi keadaan; tentara kita dapat daerah yang rawan itu; 3.

mengurus; selain sebagai kontraktor, perusahaan itu juga

perkebunan teh; 4. menahan; mengendalikan : untung dia masih

dapat - kemarahannya; 5. mampu sekali di bidang ilmu. Apabila

terdakwa dianggap menguasai sabu karena terdakwa disuruh

dengan diberi uang oleh polisi dart informan polisi untuk membeli

sabu, kemudian ditangkap adalah sangat naif, karena

bertentangan dengan teori kausalitet, mengingat kapasitas terdakwa

hanya sebatas menjalankan perintah (sebagai orang yang disuruh)

dan dikasih uang oleh polisi Untuk membeli sabu dan setelah

sabu dibeli ternyata terdakwa ditangkap. Apakah ini yang

dimaksud dengan terdakwa menguasai, kenapa pada saat terjadi

transaksi ketika terdakwa membeli sabu dari penjualnya tidak

langsung ditangkap sekalian oleh polisi yang menyuruhnya

(saksi), sedangkan para saksi berada dalam lokasi dan atau

setidaknya tidak jauh dari lokasi transaksi sehingga sangat tidak

relevan apabila terdakwa yang hanya sebatas menjalankan

perintah dianggap menguasai sabu.

d. Menyediakan

Kata menyediakan mempunyai arti 1. menyiapkan;

mempersiapkan : ia sendiri yang makan siang untuk suaminya; 2.

mengadakan (menyiapkan, mengatur, dsb) sesuatu untuk : suami

istri yang baik selalu waktu untuk anak anaknya; 3.

mencadangkan : untuk perbaikan rumahnya, ia uang sejuta rupiah;

Page 52: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

40

Terdakwa tidak menyediakan sabu, karena posisi terdakwa hanya

sebatas disuruh (yang terus menerus oleh polisi dan informan

polisi) untuk membeli sabu.

Dari uraian tersebut maka dapat dipastikan apabila unsur ini

tidak terpenuhi.

8. Pembahasan

Terhadap putusan yang oleh hakim pengadilan tingkat pertama, maka

baik terdakwa atau penuntut umum diberikan hak untuk mengajukan

keberatan atau menolak putusan atau yang dalam KUHAP dikenal dengan

istilah upaya hukum. Lembaga upaya hukum ini di dalam KUHAP telah

diatur secara lengkap dan terperinci. hak untuk mengajukan upaya hukum

merupakan hak baik bagi terdakwa maupun penuntut umum. Upaya hukum

ini menurut KUHAP ada dua macam, yaitu upaya hukum biasa dan luar

biasa. Salah satu jenis upaya hukum biasa ini disebut dengan Kasasi.

Upaya Kasasi adalah hak yang diberikan hukum kepada terdakwa

maupun kepada penuntut umum. Penggunaan hak tersebut tergantung

sepenuhnya kepada terdakwa dan penuntut umum. Apabila mereka bisa

menerima putusan yang dijatuhkan oleh hakim, mereka dapat tidak

mempergunakan hak tersebut. Sebaliknya jika mereka tidak bisa menerima

putusan tersebut, maka dapat mempergunakan hak untuk mengajukan

permintaan pemeriksaan Kasasi kepada Mahkamah Agung.

Maksud dan tujuan kasasi erat kaitannya dengan pelaksanaan fungsi

dan wewenang Mahkamah Agung sebagai badan peradilan tertinggi dalam

memimpin dan mengawasi pengadilan rendahan, demi terciptanya kesatuan

dan keseragaman penerapan hukum dalam wilayah negara kita. Dalam

Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 jo Undang-Undang Nomor 5 tahun

2004 tentang Mahkamah Agung, diatur fungsi dan wewenang Mahkamah

agung Republik Indonesia yang terdiri dari :

a. Mahkamah Agung bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus :

permohonan kasasi, sengketa tentang kewenangan mengadili dan

Page 53: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

41

permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

b. Mahkamah Agung mempunyai wewenang menguji secara meteriil

terhadap peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang;

c. Mahkamah Agung mempunyai wewenang pengawasan tertinggi terhadap

penyelenggaraan peradilan dari semua lingkungan peradilan dalam

menjalankan kekuasaan kehakiman.

d. Mahkamah Agung mengawasi tingkah laku dan perbuatan para hakim di

semua lingkungan peradilan dalam menjalankan tugasnya;

e. Mahkamah Agung berwenang memberikan petunjuk, teguran atau

peringatan yang dipandang perlu kepada pengadilan di semua lingkungan

peradilan;

f. Mahkamah Agung memberikan nasihat hukum kepada Presiden selaku

Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi;

g. Mahkamah Agung dan pemerintah melakukan pengawasan atas penasihat

hukum dan notaris;

h. Mahkamah Agung memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang

hukum baik diminta maupun tidak kepada lembaga tinggi negara yang

lain.

Dalam hubungannya dengan fungsi dan kewenangan Mahkamah

Agung tersebut, maksud dan tujuan kasasi adalah :

a. Koreksi atas kesalahan atau kekeliruan putusan pengadilan bawahan

(Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi)

Dalam hal ini Mahkamah Agung, melalui koreksi atas putusan

pengadilan bawahan tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan

meluruskan kesalahan atau kekeliruan penerapan hukum. Maksudnya agar

peraturan hukum benar-benar diterapkan sebagaimana mestinya; agar cara

mengadili dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang; agar

pengadilan bawahan dalam mengadili tidak melampaui batas

wewenangnya.

Page 54: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

42

b. Menciptakan dan membentuk hukum baru

Penciptaan atau pembentukan hukum baru tersebut, bukanlah

berarti Mahkamah Agung membentuk peraturan-peraturan hukum baru

dalam kapasitasnya sebagai pembentuk undang-undang. Disini bukanlah

dimaksud bahwa Mahkamah Agung telah bertindak sebagai badan

legislatif. Menciptakan hukum baru di sini, dalam arti bahwa Mahkamah

Agung melalui Yurisprudensinya menciptakan sesuatu yang baru dalam

praktek hukum. Penciptaan hukum baru tersebut, dimaksudkan untuk

mengisi kekosongan hukum yang menghambat jalannya peradilan. Dalam

hubungan ini, M.Yahya Harahap mengatakan, berdasarkan jabatan dan

wewenang yang ada padanya dalam bentuk judge made law, sering

Mahkamah Agung menciptakan hukum baru guna mengisi kekosongan

hukum, maupun dalam rangka mensejahterakan makna dan jiwa ketentuan

undang-undang sesuai dengan ”elastisitas” pertumbuhan lajunya

perkembangan nilai dan kesadaran masyarakat.

Apabila putusan kasasi, baik yang berupa koreksi atas kesalahan

penerapan hukum maupun yang bersifat penciptaan hukum baru telah

mantap dan selalu dipedomani oleh pengadilan-pengadilan dalam

mengambil keputusan, dengan demikian putusan Mahkamah Agung tadi

menjadi yurisprudensi tetap. Putusan Mahkamah Agung dalam

menciptakan hukum baru tidak hanya berdaya upaya mengisi kekosongan

hukum atau menafsirkan ketentuan undang-undang yang benar-benar

senafas dengan bunyi undang-undang itu sendiri.

c. Terciptanya keseragaman penerapan hukum

Melalui yurisprudensi, Mahkamah Agung berusaha untuk

melaksanakan fungsi pengawasan tertinggi yang dimilikinya dalam rangka

mewujudkan terciptanya keseragaman penerapan hukum. Putusan

Mahkamah Agung, baik yang bersifat penafsiran suatu ketentuan undang-

undang, maupun yang merupakan penciptaan hukum baru itu, akan sangat

berpengaruh bagi jalannya peradilan di Indonesia. Karena putusan-putusan

Mahkamah Agung, meskipun tidak merupakan presedent, tetapi pada

Page 55: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

43

umumnya akan selalu menjadi panutan bagi pengadilan-pengadilan

bawahan. Bila pengadilan bawahan memutus lain, dari pada hal yang telah

digariskan Mahkamah Agung, maka bila perkara tersebut sampai pada

pemeriksaan tingkat kasasi, putusan pengadilan bawahan demikian tentu

akan dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Disinilah terlihat secara kongrit

fungsi pengawasan dan koreksi fungsi Mahkamah Agung terhadap

pengadilan bawahan

Pasal 253 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa pemeriksaan dalam

tingkat Kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para

pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan Pasal 248 KUHAP

guna menentukan :

1) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan

sebagaimana mestinya.

2) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan

Undang-undang.

3) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.

Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-

undang, misalnya pengadilan dilakukan di belakang pintu tertutup tanpa

alasan menurut Undang-undang. Mengenai melampaui batas

wewenangnya adalah kewenangan badan-badan peradilan yang telah

ditentukan dan diatur dalam perundang-undangan. Demikian halnya

dengan penjatuhan hukuman telah ditentukan, jenis dan maksimal

hukuman yang boleh dijatuhkan dan hal penanganan perkara, perkara apa

saja yang dapat ditangani atau diperiksa dan diadili masing-masing badan

peradilan. Bahkan proses penanganan perkara atau tata cara mengadili, dan

syarat-syarat yang diperlukan untuk menjatuhkan hukuman telah

ditentukan perundang-undangan.

Menurut KUHAP suatu permohonan Kasasi dapat ditolak untuk

diperiksa oleh Mahkanah Agung, jika :

1) Putusan yang dimintakan Kasasi ialah putusan bebas (Pasal 244

KUHAP).

Page 56: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

44

2) Melewati tenggang waktu penyampaian permohonan Kasasi kepada

panitera pengadilan yang memeriksa perkaranya, yaitu empat belas hari

sesudah putusan disampaikan kepada terdakwa (Pasal 245 KUHAP).

3) Sudah ada keputusan Kasasi sebelumnya mengenai perkara tersebut.

Kasasi hanya dilakukan sekali.

4) Pemohon tidak mengajukan memori Kasasi (Pasal 248 ayat (1)

KUHAP, atau tidak memberitahukan alasan Kasasi pada panitera, jika

pemohon tidak memahami hukum (Pasal 248 ayat (2) KUHAP), atau

pemohon terlambat mengajukan memori Kasasi, yaitu empat belas hari

sesudah mengajukan permohonan Kasasi (Pasal 248 ayat (1) dan (4)

KUHAP).

5) Tidak ada alasan Kasasi atau tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 253

ayat (1) KUHAP tentang alasan Kasasi.

Menurut pendapat Penulis alasan pengajuan kasasi oleh terdakwa

dalam perkara narkotika di atas sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 253

ayat (1) KUHAP terdiri dari:

1) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan

tidak sebagaimana mestinya;

2) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan

undang-undang;

3) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas kewenangannya.

Ketiga hal ini keberatan kasasi yang dibenarkan undang-undang

sebagai alasan kasasi. Di luar ketiga alasan ini, keberatan kasasi ditolak

karena tidak dibenarkan undang-undang. Penentuan alasan kasasi yang

limitatif dengan sendirinya serta sekaligus membetasi wewenang

Mahkamah Agung memasuki pemeriksaan perkara dalam tingkat kasasi,

terbatas hanya meliputi kekeliruan pengadilan atas ketiga hal tersebut. Di

luar ketiga hal itu, undang-undang tidak membenarkan Mahkamah Agung

menilai dan memeriksanya. Oleh karena itu, bagi seseorang yang

mengajukan permohonan kasasi, harus benar-benar memperhatikan

Page 57: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

45

keberatan kasasi yang disampaikan dalam memori kasasi, agar keberatan

itu dapat menganai sasaran yang ditentukan Pasal 253 ayat (1) KUHAP.

B. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam Memeriksa dan

Memutus Pengajuan Kasasi oleh Terdakwa dengan Alasan Putusan

Pengadilan Negeri Surabaya Hanya Didasarkan pada Keterangan BAP

Kepolisian

1. Pertimbangan Mahkamah Agung

Terhadap alasan-alasan terdakwa dalam mengajukan kasasi,

Mahkamah Agung membuat pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas Mahkamah

Agung berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Surabaya, Nomor

592/PID / 2010/PT.SBY, tanggal 14 Oktober 2010, yang menguatkan putusan

Pengadilan Negeri Surabaya, Nomor : 977/Pid.B/2010/PN.SBY, tanggal 24

Juni 2010, tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus

dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut

seperti tertera di bawah ini;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi Terdakwa

dikabulkan, maka biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan

kepada Negara;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun

2004 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 48

Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, Undang-Undang Nomor

14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor

3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

2. Amar Putusan Mahkamah Agung

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa :

M. ARIEF ISKANDAR bin MUNFASILA, tersebut;

Page 58: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

46

Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Surabaya, Nomor :

592/PID/2010/PT.SBY, tanggal 14 Oktober 2010, yang menguatkan

putusan Pengadilan Negeri Surabaya, Nomor : 977/Pid.B/2010/PN.SBY,

tanggal 24 Juni 2010;

M E N G A D I L I S E N D I R I

a. Menyatakan Terdakwa M. ARIEF ISKANDAR bin MUNFASILA,

tersebut di atas terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya

akan tetapi perbuatan tersebut bukan merupakan kejahatan ataupun

pelanggaran;

b. Melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum;

c. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat

serta martabatnya;

d. Memerintahkan agar Terdakwa dikeluarkan dari tahanan;

e. Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada

Negara;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

Agung pada hari Selasa, tanggal 25 Januari 2011, oleh R. IMAM

HARJADI, S.H. M.H. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah

Agung sebagai Ketua Majelis, H. MANSUR KARTAYASA, S.H. M.H., dan

SRI MURWAHYUNI, SH. MH., Hakim-Hakim Agung sebagai anggota, dan

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh

Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh

TETY SITI ROCHMAT SETYAWAS.H., Panitera Pengganti dengan tidak

dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa;

3. Pembahasan

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah

Agung, Mahkamah Agung adalah Pengadilan Negara Tertinggi dari semua

Page 59: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

47

Lingkungan Peradilan, yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari

pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh lainnya.

Adapun kekuasaan Mahkamah Agung disebutkan dalam Pasal 28

sampai dengan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 seperti

berikut ini:

Pasal 28 menyebutkan bahwa:

a. Mahkamah Agung bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus:

1) Permohonan kasasi;

2) Sengketa tentang kewenangan mengadili;

3) Permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

b. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksudkan ayat (1)

Ketua Mahkamah Agung menetapkan pembidangan tugas dalam

Mahkamah Agung.

Pasal 29 menyebutkan bahwa: Mahkamah Agung memutus

permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau

Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan.

Pasal 30 menyebutkan bahwa: Mahkamah Agung dalam tingkat

kasasi membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan-pengadilan dari

semua Lingkungan Peradilan karena :

a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;

b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan

perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya

putusan yang bersangkutan.

Pasal 30 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo Undang-Undang

Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, menyebutkan bahwa:

“Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau :

a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;

b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

Page 60: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

48

c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-

undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

bersangkutan.”

Salah satu fungsi Mahkamah Agung adalah fungsi Yustisia adalah

fungsi yang terpenting dari Mahkamah Agung, dikatakan terpenting karena

fungsi yustisia tersebut sangat menentukan (mempengaruhi) jalannya

penyelenggaraan peradilan. Fungsi Yustisia dimaksud adalah fungsi

Mahkamah Agung dalam bidang peradilan. Mengenai tugas peradilan,

walaupun hanya menyangkut bagian dari fungsi tersebut, fungsi pemegang

monopoli dari peradilan kasasi dalam posisinya sebagai puncak tunggal dari

semua lingkungan peradilan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi peradilan

tersebut, pemeriksaan perkara kasasi masih didampingi dengan fungsi untuk

memutuskan sengketa yurisdiksi antara hakim dan pengadilan, kemudian

memutus dalam tingkat banding terhadap putusan-putusan arbitrase.

Apabila dalam pelaksanaan atau dalam penyelenggaraan peradilan,

terdapat hal-hal yang belum diatur dalam undang-undang dan hal itun

dipandang segera untuk diatur demi kelancaran penyelenggaraan peradilan,

maka Mahkamah Agung berwenang untuk mengatur hal dimaksud.

Kewenangan Mahkamah Agung mengatur hal demikian itu, diatur dalam

Pasal 79 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 jo Undang-Undang Nomor 5

tahun 2004 tentang Mahkamah Agung yaitu ” Mahkamah Agung dapat

mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran

penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur

dalam Undang-undang ini.”

Maksud diadakannya ketentuan tersebut, ialah untuk menanggulangi

kekosongan hukum yang terjadi dalam penyelenggaraan peradilan. Apabila

terjadi kekosongan hukum dalam penyelenggaraan peradilan, maka

Mahkamah Agung dapat menggunakan kewenangannya untuk membuat

aturan pelengkap guna mengisi kekosongan hukum tersebut.

Dalam Pasal 153 ayat (1) KUHAP, dinyatakan bahwa pemeriksaan

tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak

Page 61: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

49

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 KUHAP dan Pasal 248 KUHAP,

guna menentukan apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau

diterapkan tidak sebagainama mestinya, apakah benar cara mengadili tidak

dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang, apakah benar pengadilan

telah melampaui batas kewenangannya. Pasal 244 KUHAP mengatur tentang

putusan pengadilan tingkat terakhir yang dapat dimintakan kasasi dan para

pihak (terdakwa atau penuntut umum) yang dapat mengajukan permohonan

kasasi. Pasal 248 KUHAP mengatur tentang kewajiban mengajukan alasan

dan memasukan memori kasasi oleh pemohon kasasi.

Pasal 30 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo Undang-Undang

Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung menyebutkan bahwa :

a. Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau

penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena:

1) Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;

2) Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

3) Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan

perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya

putusan yang bersangkutan.

b. Dalam sidang permusyawaratan, setiap Hakim Agung wajib

menyampaikan pertimbangan atau pendapat tertulis terhadap perkara yang

sedang diperiksa dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari putusan.

c. Dalam hal sidang permusyawaratan tidak dapat dicapai mufakat bulat,

pendapat hakim agung yang berbeda wajib dimuat dalam putusan.

d. Pelaksanaan lebih lanjut ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dan ayat (3) diatur oleh Mahkamah Agung.

Dengan berpedoman pada Pasal 30 Undang-Undang Nomor 14 Tahun

1985 jo Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung,

maka arti “kasasi” adalah pembatalan putusan atau penetapan pengadilan

tingkat banding atau tingkat terakhir karena tidak sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dapat terjadi berupa:

Page 62: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

50

a. Melampaui batas kewenangannya yang ditentukan perundang-undangan;

b. Penerapan yang tidak tepat atau keliru;

c. Melanggar hukum yang berlaku;

d. Tidak memenuhi syarat yang ditentukan perundang-undangan

Menurut Penulis pertimbangan hakim Mahkamah Agung dalam

memeriksa dan memutus perkara permohonan kasasi terdakwa perkara

narkotika di atas, sudah sesuai dengan prinsip keadilan bagi pemohon kasasi.

Pertimbangan hakim mahkamah agung tersebut sangat bersifat progresif

karena hanya tidak menggunakan paradigma positivismedan legal formal,

melainkan menggunakan pendekatan keadilan yang bersifat substansial

(substantial justice).

Page 63: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

51

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam bab hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut :

1. Pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan Pengadilan Negeri

Surabaya hanya didasarkan pada keterangan BAP Kepolisian dalam perkara

Narkotika adalah sudah sesuai dengan ketentuan KUHAP khususnya ketentuan

Pasal 253 ayat (1) KUHAP yang menyatakan bahwa pemeriksaan dalam

tingkat Kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan Pasal 248 KUHAP guna

menentukan :

a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan

sebagaimana mestinya.

b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan

Undang-undang

c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.

2. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa dan memutus

pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan Putusan Pengadilan Negeri

Surabaya hanya didasarkan pada keterangan BAP Kepolisian adalah sudah

tepat karena melihat fakta-fakta yang ada semua mengarah bahwa terdakwa

tidak bersalah dan upaya Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara sudah

berdasar keadilan.

B. Saran-Saran

1. Agar Hakim bersikap lebih teliti dalam melihat dan memutus suatu pekara

lebih melihat fakta-fakta dalam masyarakat dan tidak hanya mengacu pada

BAP.

2. Agar Aparat Penegak Hukum tidak menyalah gunakan jabatannya untuk

kepentingan pribadi sepeti yang dilakukan Sdr Anang selaku Anggota Ditserse

51

Page 64: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

52

Narkoba Polda Jatim dalam tindakannya menjebak Sdr Arief Iskandar bin

Munfasila.

3. Agar masyarakat juga tidak menyalahgunakan obat-obat narkotika,karena

narkotika itu sendiri hanya digunakan untuk pelayanan kesehatan dan

pengetahuan umum.

Page 65: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA … · tinjauan pengajuan kasasi oleh terdakwa dengan alasan putusan pengadilan negeri surabaya hanya didasarkan pada pembacaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

53

DAFTAR PUSTAKA

Agung Dewantara Nanda. 1987. Masalah Kebebasan Hakim dalam Menangani

Suatu Perkara Pidana. Jakarta: Aksara Persada Indonesia. Andi Hamzah. 2000. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: CV. Sapta Artha

Jaya. Bambang Sunggono. 2003. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Balkin, Jack M & Sanford Levinson, 2001, “Understanding the Constitutional

Revolution. Virginia Law Review. Vol. 87, No. 6. Bambang Sutiyoso dan Sri Hastuti. 2004. Perkembangan Kekuasaan Kehakiman

di Indonesia. Yogyakarta: UII Press. H.B. Sutopo. 1998. Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar-dasar Teoritis dan

Praktis.Surakarta : UNS Press http//:Sosiologi Hukum.blog.spon Johnny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif.

Malang: Bayumedia Publising. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Moch. Faisal Salam. 2001. Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek.

Bandung: Mandar Maju. M. Yahya Harahap. 2002. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.

Jakarta: Sinar Grafika. Rusli Muhammad. 2006. Potret Lembaga Pengadilan Indonesia. Jakarta: Raja

Grafindo Persada. R. Abdoel Djamali. 2005. Pengantar Hukum Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 1984. Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat. Jakarta: Rajawali Press. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 Tentang Kekuasan Kehakiman