analisis yuridis pengajuan kasasi oleh terdakwa …/analisis...(studi kasus putusan kasasi no. 1890...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS YURIDIS PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA
DAN PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM
PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI SERTA
KESESUAIANNYADENGAN KUHAP
(STUDI KASUS PUTUSAN KASASI NO. 1890 K/PID.SUS/2010)
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1
Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Oleh
RATNA MUTIARA KUSUMADEWI
NIM. E0008069
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi)
ANALISIS YURIDIS PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA
DAN PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM
PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI SERTA
KESESUAIANNYA DENGAN KUHAP
(STUDI KASUS PUTUSAN KASASI NO. 1890 K/PID.SUS/2010)
Oleh :
RATNA MUTIARA KUSUMADEWI
NIM. E0008069
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Juli 2012
Dosen Pembimbing
Bambang Santoso, S.H., M.Hum.
NIP. 19620209 1989031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
ANALISIS YURIDIS PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA
DAN PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM
PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI SERTA
KESESUAIANNYA DENGAN KUHAP
(STUDI KASUS PUTUSAN KASASI NO. 1890 K/PID.SUS/2010)
Oleh
RATNA MUTIARA KUSUMADEWI
NIM. E0008069
Telah diterima dan dipertahankan di hadapan
Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 19 Juli 2012
DEWAN PENGUJI
1. Edy Herdyanto, S.H., M.H. : ……………………………….
NIP. 19570629185031002
Ketua
2. Kristiyadi, S.H., M.Hum. : ……………………………….
NIP. 195812251986011001
Sekretaris
3. Bambang Santoso, S.H., M.Hum. : ……………………………….
NIP. 19620209 1989031001
Anggota
MENGETAHUI
Dekan,
Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum
NIP. 195702031985032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Ratna Mutiara Kusumadewi
Nim : E0008069
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul
ANALISIS YURIDIS PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DAN
PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM PERKARA
TINDAK PIDANA KORUPSI SERTA KESESUAIANNYA DENGAN
KUHAP (STUDI KASUS PUTUSAN KASASI NO. 1890 K/PID.SUS/2010)
adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan
hukum (skripsi) ini di beri tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi)
dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Ratna Mutiara K.
NIM. E0008069
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
RATNA MUTIARA KUSUMADEWI, E0008069, ANALISIS YURIDIS
PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DAN PERTIMBANGAN
HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM PERKARA TINDAK PIDANA
KORUPSI SERTA KESESUAIANNYA DENGAN KUHAP (STUDI KASUS
PUTUSAN KASASI NO. 1890 K/PID.SUS/2010) Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian hukum ini bertujuan untuk mengetahui dasar permohonan
kasasi yang diajukan oleh terdakwa dalam permohonan kasasi sesuai dengan
ketentuan KUHAP dan pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam
memeriksa dan memutus kasasi oleh terdakwa dalam perkara tindak pidana
korupsi sudah sesuai dengan ketentuan KUHAP.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat
preskriptif dengan pendekatan kasus. Teknik pengumpulan bahan hukum yang
dipakai dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), Penulis
menggunakan metode penalaran deduktif dalam penelitian ini dengan teknik
analisis bahan hukum secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan bahwa
permohonan kasasi didasarkan pada pertimbangan hukum putusan pengadilan
tinggi Surabaya merupakan pertimbangan hukum yang tidak cukup atau tidak
layak (onvoldoende gemotiveerd) karena hanya membenarkan dan mengambil
alih pertimbangan judex factie Pengadilan Negeri Situbondo tanpa memberikan
pertimbangan sendiri, dengan menggunakan fakta-fakta hukum yang terungkap,
dan tanpa mempertimbangkan seluruhnya keberatan-keberatan yang diajukan
dalam memori banding. Sehingga permohonan kasasi ditolak berdasarkan pada
kewenangan Pengadilan Tinggi untuk mengambil alih pertimbangan Pengadilan
Negeri yang telah dianggap tepat dan benar dan putusan judex factie dalam
perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang.
Kata kunci : Kasasi, Pertimbangan Hakim, Tindak Pidana Korupsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
RATNA MUTIARA KUSUMADEWI, E0008069, A JURIDICAL
ANALYSIS ON APPEAL TO SUPREME COURT BY THE DEFENDANT
AND THE SUPREME COURT JUDGE’S RATIONALE IN CORRUPTION
CRIME CASE AND ITS COMPATIBILITY WITH THE KUHAP (A CASE
STUDY ON THE APPEAL TO SUPREME COURT VERDICT NO. 1890
K/PID.SUS/2010) Faculty of Law of Surakarta Sebelas Maret University.
This research aims to find out whether or not the rationale of appeal to
Supreme Court filed by the defendant had been consistent with the KUHAP and
Supreme Court Judge’s rationale in hearing and sentencing the Appeal to Supreme
Court filed by the defendant in corruption crime case had been consistent with the
provision of KUHAP.
This research is a normative law research that was prescriptive in nature
with case approach. Technique of collecting law material used in this research was
library research. The writer used deductive reasoning method in this research with
technique of analyzing law material qualitatively.
Based on the result of research and discussion, it could be concluded that
the appeal to Supreme Court based on the legal rationale of Surabaya Second
Instance court’s verdict was inadequate or unreasonable rationale (onvoldoende
gemotiveerd) because it only justified or took over judex factie rationale of
Situbondo First Instance Court without giving its own deliberation, using the
disclosed legal facts, and without taking into account all objections filed in the
appeal memorandum. Thus, the appeal to Supreme Court was rejected based on
the Second Instance Court to take over the First Instance Court’s rationale that had
been considered as appropriate and correct and the judex factie verdict in this case
was not in contradiction with the constitution and/or law.
Keywords: Appeal to Supreme Court, Judge’s Rationale, Corruption Crime
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan
bertemu dengan kesiapan.
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh. (Confusius)
Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat
mereka berbahagia di dunia ini, yaitu: seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk
dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. (Tom Bodett)
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. (Ernest Newman)
There’s no success without sacrifice!!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan
kepada :
Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah bagi
hamba-Nya.
Bapak dan Ibu, beliaulah orang yang
paling aku sayang dan semoga ini dapat
memberikan kebanggan bagi kalian.
Kakak-kakakku yang tersayang.
Sahabat-sahabatku, yang selalu
memberikan keceriaan hidupku.
Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa, penguasa alam semesta dimana segala mahkluk tunduk dan
mengabdi, sumber dari segala kebenaran dan dari Dialah segala kasih sayang
bersumber serta akhir dimana semuanya akan kembali. Hanya atas karunia,
rahmat, dan hidayah-Nya yang begitu besar kepada penulis, telah memberikan
jalan, kelancaran, kemudahan, dan segala ridho-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penulisan hukum yang berjudul ANALISIS YURIDIS
PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DAN PERTIMBANGAN
HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM PERKARA TINDAK PIDANA
KORUPSI SERTA KESESUAIANNYA DENGAN KUHAP (STUDI KASUS
PUTUSAN KASASI NO. 1890 K/PID.SUS/2010).
Penyusunan penulisan hukum ini sendiri mempunyai tujuan utama untuk
melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan hukum ini merupakan
buah pemikiran penulis sebagai akumulasi pengetahuan yang diserap selama
menempuh proses pembelajaran.
Dalam menyelesaiakan Penulisan Hukum (Skripsi) Penulis tak lepas dari
bimbingan dan bantuan yang sangat berarti dari banyak pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret;
2. Bapak Edy Herdyanto, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Acara
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Bambang Santoso, S.H., M.Hum., selaku pembimbing penulisan
skripsi ini yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk
memberikan bimbingannya serta terima kasih untuk segala arahan dan
masukan bagi tersusunnya skripsi ini dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
4. Bapak Sutapa M. Widada, S.H., M.Hum, selaku pembimbing akademis,
atas bimbingannya selama penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum
UNS.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan
bimbingan dan ilmu pengetahuan serta membuat penulis menjadi
mengerti mengenai seluk beluk ilmu hukum.
6. Bapak Sri Marsono dan Ibu Retno Palupi, beliau adalah kedua orangtuaku
yang setiap hari selalu membimbingku, mendidikku, mengajarkan segala
sesuatu dengan sabar dan selalu memberi motivasi tentang pelajaran
hidup selama ini.
7. Kakak-kakakku tersayang, Mas Widhiawan yang selalu sabar
menghadapiku, dan Mas Raditya yang senantiasa selalu membimbingku,
memberikan pengarahan, dan selalu mengajarkanku tentang kehidupan
yang sebenarnya. Serta kakak iparku Mbak Ayu dan Mbak Putri yang
selalu memberikan motivasi buatku. Kalianlah bagian terdekat hidupku.
8. Alm. Eyang Rachmad, berkat doa-doanya yang mustajab yang selalu
memberikan yang terbaik untuk cucunya. Terima kasih Eyang.
9. Arief, terima kasih untuk semua motivasinya, semoga apa yang kamu
cita-citakan selama ini segera tercapai. Amin. Buat sahabatku tersayang
Fatia, Fafa, Lisa, Siska, terima kasih sudah menemani selama hampir 4
tahun duduk di bangku perkuliahan Fakultas Hukum UNS yang selalu
memberikan canda dan tawa. Semoga kita semua sukses di kehidupan
mendatang. Amin.
10. Anak-anak 56 Okky, Ima, Briyan, Yogga yang selalu setia menemani dan
memberikan motivasi buatku terima kasih.
11. Diana, Namira, Ndartik yang walaupun sudah jarang bertemu kalian tetap
bagian terdekatku. Terima kasih untuk semuanya.
12. Yunita, Ayu, Nisa, Juwi, Jeni terima kasih untuk semua saran dan
masukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
13. Teman-teman angkatan 2008 Fakultas Hukum UNS “This is Our Story”,
terima kasih untuk 4 tahun ini kekompakan dan kebersamaan kalian patut
untuk dikenang.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan dalam kesempatan ini, tapi
jasanya dapat dirasakan oleh penulis terima kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun diharapkan dapat diberikan untuk
kesempurnaan penulisan hukum ini. Semoga penulisan hukum ini dapat
bermanfaat kepada kita semua, terutama untuk penulisan, akademisi, praktisi,
serta masyarakat umum.
Surakarta, Juli 2012
Penulis,
Ratna Mutiara K.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………. iv
ABSTRAK……………………………………………………………… v
ABSTRACT…………………………………………………………….. vi
MOTTO..................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………. xii
DAFTAR BAGAN……………………………………………………… xv
BAB I. PENDAHULUAN
A . Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
E. Metode Penelitian...................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan Hukum .................................................. 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori ........................................................................ 15
1. Tinjauan Tentang Upaya Hukum Kasasi ......................... 15
a. Pengertian Kasasi ......................................................... 15
b. Kasasi sebagai Upaya Hukum ...................................... 16
c. Tata Cara Pengajuan Kasasi ......................................... 17
d. Alasan Kasasi ............................................................... 18
2. Tinjauan Pertimbangan Hakim ........................................ 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. Pengertian Hakim ......................................................... 19
b. Pertimbangan Hakim .................................................... 19
c. Tugas, Kewajiban, dan Tanggungjawab Hakim .......... 23
d. Pengertian Putusan dan Hakim dan Isi Putusan
Hakim ........................................................................... 24
3. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Korupsi ....................... 26
a. Pengertian Tindak Pidana ............................................. 26
b. Pengertian Tindak Pidana Korupsi .............................. 28
B. Kerangka Pemikiran ................................................................ 33
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kesesuaian Dasar Permohonan Kasasi Yang
Diajukan Oleh Terdakwa Dalam Perkara Korupsi
Kasus Penyelewengan Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dengan Ketentuan
KUHAP .................................................................................. 34
1. Kasus Posisi ..................................................................... 34
2. Identitas Terdakwa .......................................................... 36
3. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum pada
Pengadilan Negeri Situbondo .......................................... 36
4. Tuntutan Penuntut Umum ............................................... 55
5. Amar Putusan Pengadian Negeri Situbondo ................... 58
6. Amar Putusan Pengadilan Tinggi .................................... 60
7. Dasar Permohonan Kasasi Terdakwa .............................. 63
8. Pembahasan ..................................................................... 70
B. Kesesuaian Pertimbangan Hakim Mahkamah
Agung dalam Memeriksa dan Memutus Kasasi
oleh terdakwa dalam perkara Tindak Pidana
Korupsi dengan Ketentuan KUHAP ...................................... 77
1. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung ........................ 77
2. Amar Putusan Mahkamah Agung ................................... 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
3. Pembahasan ..................................................................... 84
BAB IV. PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 90
B. Saran ....................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR BAGAN
A. Bagan Kerangka Pemikiran................................................................ 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera,
dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera tersebut,
perlu secara terus menerus ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pada umumnya serta tindak pidana korupsi pada
khususnya. Di tengah upaya pembangunan nasional di berbagai bidang, aspirasi
masyarakat untuk memberantas korupsi dan bentuk penyimpangan lainnya makin
meningkat, karena dalam kenyataan adanya pembuatan korupsi telah
menimbulkan kerugian negara yang sangat besar yang pada gilirannya dapat
berdampak pada timbulnya krisis di berbagai sidang. Untuk itu, upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi perlu semakin ditingkatkan dan diintensifkan dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kepentingan masyarakat.
Kasus korupsi di Indonesia seakan-akan menjadi persoalan yang tak
pernah bisa untuk diberantas. Penggunaan kekayaan Negara untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok tanpa hak adalah sebuah indikasi adanya perbuatan
korupsi. Begitu banyaknya kasus korupsi di semua level baik yang terjadi pada
birokrasi pemerintahan, pengadilan, maupun sektor lainnya menjadikan Indonesia
mengalami keterpurukan di mata internasional. Di seluruh dunia, korupsi selalu
mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan dengan tindak pidana lainnya.
Korupsi merupakan masalah serius yang dapat membahayakan stabilitas dan juga
politik serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas karena lambat laun
perbuatan ini seakan menjadi budaya. Korupsi merupakan ancaman terhadap cita-
cita menuju masyarakat yang adil dan makmur. Masalah korupsi terkait dengan
kompleksitas masalah, antara lain masalah moral / sikap mental, masalah pola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
hidup kebutuhan serta kebudayaan dan lingkungan sosial, masalah
kebutuhan/tuntutan ekonomi dan kesejahteraan sosial-ekonomi, masalah struktur /
sistem ekonomi, masalah sistem / budaya politik, masalah mekanisme
pembangunan dan lemahnya birokrasi / prosedur administrasi (termasuk sistem
pengawasan) di bidang keuangan dan pelayanan publik. (Barda Nawawi Arif,
2003: 85).
Korupsi menimbulkan dampak yang buruk bagi pembangunan nasional,
sebagaimana dikemukakan oleh Gray dan Kauffman yang dikutip oleh U Myint
sebagai berikut :
This greater recognition that corruption can have a serious adverse
impact on development has been a cause for concern among developing
countries. In a recent survey of 150 high level officials from 60 third world
countries, the respondent sranked public sector corruption as the most
severe obstacle confronting their development process (Gray and
Kaufmann 1998). Countries in the Asia and Pacific region are also very
worried about this problem and they are in substantial agreement that
corruption is a major constraint that is hindering their economic, political
and social development, and hence view it as a problem requiring urgent
attention at the highest level. (U Myint, Asia-Pacific Development
Journal).
Terjemahan bebas :
Pengakuan ini lebih besar bahwa korupsi dapat memiliki sebuah dampak
buruk yang serius pada perkembangan telah penyebab untuk keprihatinan
di antara negara-negara berkembang. Dalam sebuah survei baru-baru ini
dari 150 tingkat tinggi para pejabat dari 60 negara-negara dunia ketiga,
para responden sektor publik korupsi sebagai yang paling parah
menghadapi hambatan perkembangan mereka proses ( Gray dan
Kaufmann tahun 1998 ). Negara dalam wilayah asia dan pasifik yang juga
sangat khawatir tentang masalah ini dan mereka ada di kesepakatan
substansial bahwa korupsi adalah sebuah kendala utama yang menghambat
mereka ekonomi, dan sosial politik pengembangan, dan karenanya melihat
itu sebagai masalah yang memerlukan perhatian yang mendesak pada
tingkat tertinggi.
Banyak negara-negara berkembang yang mengalami kerugian karena
tindak pidana korupsi. Oleh karena itu, masalah korupsi sebagai hal yang harus
mendapat perhatian serius. Beberapa negara menginginkan agar perampasan aset
hasil korupsi diperlakukan sebagaihak yang tidak bisa dihapus atau dicabut. Aset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
hasil korupsi merupakanhak negara yang harus dikembalikan kepada negara dan
negara lah yang berhak untuk mengelola aset atau kekayaan negara dan
dipergunakansebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
(Mahmud Mulyadi, 2011 : 217)
Diberlakukannya Undang-undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-undang
No. 20 Tahun 2001 dimaksudkan untuk menanggulangi dan memberantas
korupsi. Politik kriminal merupakan strategi penanggulangan korupsi yang
melekat pada Undang-undang tersebut. Sistem penegakkan hukum yang berlaku
dapat menempatkan koruptor tingkat tinggi diatas hukum. Sistem penegakkan
hukum yang tidak kondusif bagi iklim demokrasi ini diperparah dengan adanya
lembaga pengampunan bagi konglomerat korup hanya dengan pertimbangan
selera, bukan dengan pertimbangan hukum. (Evi Hartanti, 2005: 4).
Cukup banyaknya peraturan perundang-undangan mengenai korupsi yang
dibuat sejak tahun 1957 sebenarnya memperlihatkan besarnya niat bangsa
Indonesia untuk memberantas korupsi hingga saat ini, baik dari sisi hukum pidana
materiil maupun pidana formal (hukum acara pidana). Walaupun demikian, masih
didapati kelemahan yang dapat disalahgunakan oleh tersangka untuk melepaskan
diri dari jeratan hukum. Dampak dari terjadinya tindak pidana korupsi maka
Pemerintah Indonesia membuat peraturan perundang-undangan mengenai tindak
pidana korupsi dimulai dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dikarenakan Undang-Undang tersebut
terlalu luas maka diganti dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang
kemudian direvisi beberapa Pasalnya di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001. Dengan adanya pemberlakuan Undang-Undang tersebut diharapkan dapat
memberantas korupsi di Indonesia.
Tindak pidana korupsi yang dikaji penulis adalah kasus penyelewengan
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) yang diberikan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang melibatkan Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim sebagai terdakwa kasus korupsi penyelewengan Program Penanganan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) yang salah satunya untuk Lembaga
Pendidikan Swasta. Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim berkeinginan untuk
mendapatkan bantuan dana P2SEM untuk pembangunan TK Nurul Huda, Desa
Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Terdakwa tanpa
persetujuan pengurus TK Nurul Huda membuat proposal permohonan bantuan
dana kepada Gubernur Jawa Timur untuk pembangunan TK Nurul Huda
sebagaimana Surat Nomor : 06 / Perm. / TK.Nurul Huda / IV / 2008 perihal
Permohonan Bantuan untuk dapat mencairkan dana pembangunan sebesar Rp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah). Padahal kegiatan pembangunan
TK Nurul Huda itu tidak pernah direalisasikan. Karena perbuatannya tersebut
mengakibatkan kerugian keuangan Negara bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Setelah melalui proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri Situbondo,
hakim memberikan putusan yang tertuang dalam No. 415 / Pid.B / 2009 / PN.STB
tanggal 08 April 2010 dengan menyatakan bahwa Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana dakwaan Pertama Primair, Membebaskan Terdakwa Drs. H.
Sahmu bin H. Abdurahim dari dakwaan Pertama Primair tersebut kemudian juga
Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim telah terbukti bersalah
melakukan tindak pidana “Melakukan Korupsi Sebagai Perbuatan Berlanjut” dan
menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim dengan
pidana penjara selama 1 (satu) tahun serta membayar uang pengganti sebesar
nihil. Setelah putusan tersebut, Jaksa Penuntut Umum meminta banding kepada
hakim Mahkamah Agung yang berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi No. 216 /
Pid / 2010 / PT.SBY tanggal 07 Juni 2010 dimana hakim menerima permintaan
banding dari Jaksa Penuntut Umum dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri
Situbondo tanggal 08 April 2010 Nomor : 415 / Pid.B / 2009 / PN.Stb. Yang
dimintakan banding yaitu Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Korupsi Secara Berlanjut” dan Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan denda sebesar Rp 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) subsidair 6 bulan kurungan.
Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim melakukan upaya hukum
kasasi terhadap putusan judex factie yang berupa putusan pemidanaan. Upaya
hukum kasasi sebagai salah satu upaya hukum yang diatur dalam Pasal 244 dan
Pasal 248 KUHAP guna menentukan alasan-alasan kasasi tersebut adalah :
(M.Yahya Harahap, 2010: 565)
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan
sebagaimana mestinya;
b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-
undang;
c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas kewenangannya.
Ketiga hal ini keberatan kasasi yang dibenarkan Undang-Undang sebagai
alasan kasasi. Di luar ketiga alasan ini, keberatan kasasi ditolak karena tidak
dibenarkan Undang-Undang. Penentuan alasan kasasi dengan sendirinya serta
sekaligus membatasi wewenang Mahkamah Agung memasuki pemeriksaan
perkara dalam tingkat kasasi, terbatas hanya meliputi kekeliruan pengadilan atas
ketiga hal tersebut. Di luar ketiga hal itu, undang-undang tidak membenarkan
Mahkamah Agung menilai dan memeriksanya. Oleh karena itu, bagi seseorang
yang mengajukan permohonan kasasi, harus benar-benar memperhatikan
keberatan kasasi yang disampaikan dalam memori kasasi, agar keberatan itu dapat
mengenai sasaran yang ditentukan Pasal 253 ayat (1) KUHAP.
Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim dalam mengajukan
permohonan kasasi terhadap putusan pemidanaan judex factie tentu saja harus
berdasarkan pada alasan-alasan yang diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP.
Salah satu alasan yang diajukan Terdakwa sebagai pemohon kasasi adalah Bahwa
judex factie (Pengadilan Tinggi) yang memeriksa dan mengadili perkara ini dalam
keputusannya tersebut selain telah melampaui batas wewenangnya, juga telah
melecehkan dan mengesampingkan hukum positif yang jelas-jelas berlaku,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dalam hal ini pada Pasal 67 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 (KUHAP), secara
tegas menyatakan : “Bahwa Terdakwa atau Penuntut Umum berhak untuk
meminta banding terhadap putusan Pengadilan Tingkat Pertama, kecuali terhadap
putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum”.
Jadi jelas disini, bahwa Terdakwa yang telah dibebaskan dari dakwaan
Pertama Primair Jaksa Penuntut Umum tersebut oleh Pengadilan Negeri
Situbondo, tidak bisa lagi dan tidak mungkin lagi secara hukum untuk diperiksa di
tingkat banding atas dakwaan Pertama Primair tersebut. Dalam hal ini, Penerapan
hukum yang dimaksud adalah penerapan hukum yang dilakukan oleh judex factie
dalam memeriksa dan memutus perkara pada tingkat pertama maupun banding
atau dengan kata lain, judex juris mengoreksi penerapan hukum judex factie
dalam memeriksa perkara berdasarkan fakta.
Pada intinya penulis ingin mengkaji dasar permohonan kasasi oleh
terdakwa dan pertimbangan hakim Mahkamah Agung apakah sudah sesuai dengan
ketentuan dan aturan hukum baik formil maupun materiil yang ada. Hal inilah
yang menjadi fokus dalam penelitian ini dan penulis juga ingin mendalami
mengenai hal tersebut. Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam rangka penulisan skripsi dengan judul ”ANALISIS
YURIDIS PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DAN
PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM PERKARA
TINDAK PIDANA KORUPSI SERTA KESESUAIANNYA DENGAN
KUHAP” (Studi Kasus Putusan Kasasi No. 1890 K/Pid.Sus/2010).
B. Rumusan Masalah
Setiap penulisan ilmiah yang akandilakukan selalu berangkat dari masalah
(Sugiyono, 2004: 25). Rumusan masalah dimaksudkan untuk penegasan masalah-
masalah yang akan diteliti sehingga memudahkan dalam pengerjaan serta
pencapaian sasaran. Perumusan masalah dalam suatu penelitian diperlukan untuk
memfokuskan masalah agar dapat dipecahkan secara sistematis dan perumusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
masalah harus dilandasi oleh pemikiran teoritis (Johnny Ibrahim, 2008: 289).Cara
ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pemahaman
terhadap permasalahan serta mencapai tujuan yang dikehendaki. Adapun
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah yang menjadi dasar permohonan kasasi yang diajukan oleh terdakwa
dalam permohonan kasasi sesuai dengan ketentuan KUHAP?
2. Apakah yang menjadi pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam
memeriksa dan memutus kasasi oleh terdakwa dalam perkara tindak pidana
korupsi sudah sesuai dengan ketentuan KUHAP?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian merupakan suatu target yang dicapai dalam suatu
penelitian sebagai solusi atas masalah yang dihadapi (tujuan objektif), maupun
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perorangan (tujuan subjektif). Adapun
tujuan yang dicapai dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi dasar permohonan kasasi
terdakwa dalam tindak pidana korupsi sudah sesuai dengan KUHAP.
b. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim Mahkamah Agung
dalam memeriksa dan memutus permohonan kasasi terdakwa dalam
perkara tindak pidana korupsi sesuai dengan KUHAP.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah wawasan dan memperluas pengetahuan penulis
dalam penelitian hukum pada khususnya di bidang Hukum Acara
Pidana.
b. Untuk menerapkan konsep-konsep ataupun teori-teori hukum yang
diperoleh penulis dalam mendukung penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan jelas sebagai bahan
untuk menyusun penulisan hukum, sebagai persyaratan dalam
memperoleh gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Salah satu faktor pemilihan masalah dalam penelitian ini adalah hasil
penelitian ini dapat memberikan manfaat karena nilai dari sebuah penelitian
ditentukan oleh besarnya manfaat yang dapat diambil dari adanya penelitian
tersebut. Dalam penelitian ini selain mempunyai tujuan yang jelas, juga
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan hukum
acara pidana pada khususnya.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi di
bidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penelitian sejenis di masa
yang akan datang.
c. Hasil penelitin diharapkan dapat menyumbangkan pemecahan atas
permasalahan yang diteliti.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
b. Memberikan pendalaman, pengetahuan, membentuk pola pikir dinamis
dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh penulis selama studi di
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang dapat berguna bagi
penulis di kemudian hari.
E. Metode Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan-aturan
hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab
isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2005:35). Oleh karena itu,
penelitian hukum merupakan suatu penelitian dalam kerangka know-how di dalam
hukum.Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau
konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan hukum dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelian hukum normatif, yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum
(library based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan
hukum primer dan sekunder. Menurut Johnny Ibrahim, penelitian hukum
adalah suatu prosedur ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan
logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya (Johnny Ibrahim, 2008:57).
2. Sifat Penelitian
Dalam penelitian hukum ini, penulis menggunakan penelitian yang
bersifat preskriptif. Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang
bersifat preskriptif, maka penelitian ini juga bersifat preskriptif. Sebagai ilmu
yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai
keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma
hukum. (Peter Mahmud Marzuki, 2010:22).
Penelitian ini bersifat Preskriptif karena berusaha menjawab isu
hukum yang diangkat dengan argumentasi, teori, atau konsep baru sebagai
preskripsi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi (Peter Mahmud
Marzuki, 2005:35).
3. Pendekatan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Terdapat beberapa macam pendekatan dalam penelitian hukum.
Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari
berbagai aspek mengenai isu yang sedang ditelitinya. Menurut Peter
Mahmud Marzuki, pendekatan dalam penelitian hukum terdiri dari :
(Peter Mahmud Marzuki, 2010:93)
a. pendekatan Perundang-Undangan (statute approach);
b. pendekatan kasus (case approach);
c. pendekatan historis (historical approach);
d. pendekatan komparatif (comparative approach); dan
e. pendekatan konseptual (conceptual approach)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kasus (case
approach). Pendekatan kasus dilakukan dengan cara melakukan telaah
terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah
menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(Peter Mahmud Marzuki, 2010: 94).
Pendekatan ini dipilih karena dalam penulisan hukum ini penulis
ingin mengetahui tentang dasar permohonan kasasi yang diajukan oleh
terdakwa dalam permohonan kasasi dan pertimbangan Hakim Mahkamah
Agung dalam memeriksa dan memutus kasasi oleh terdakwa dalam
perkara tindak pidana korupsi apakah sudah sesuai dengan ketentuan
KUHAP terhadap putusan kasasi No. 1890 K/Pid.Sus/2010.
4. Sumber Bahan Hukum
Sumber bahan hukum yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
sumber data primer dan sekunder.
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif, yang artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer
terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi, atau risalah dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim
(Peter Mahmud Marzuki, 2010:141).
Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP)
3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
5) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan
Kehakiman
6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung
7) Putusan Kasasi No. 1890 K/Pid.Sus/2010.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum
yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi (Peter Mahmud
Marzuki, 2010:141). Bahan hukum sekunder yang digunakan sebagai
pendukung data dalam penelitian ini yaitu buku-buku, referensi, jurnal-
jurnal hukum yang terkait, majalah, internet, dan sumber lainnya yang
berkaitan dengan topik yang dibahas.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah studi kepustakaan atau studi dokumen yaitu pengumpulan data dengan
mempelajari, membaca, mencatat buku-buku, literatur, peraturan perundang-
undangan serta artikel-artikel penting dari internet yang erat kaitannya dengan
pokok-pokok permasalahan yang digunakan untuk menyusun penulisan
hukum ini, untuk kemudian dianalisis dan dirumuskan sebagai data penunjang
di dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
6. Teknik Analisis Bahan Hukum
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penalaran deduktif.
Sumber penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini dengan melakukan
inventarisasi sekaligus mengkaji dari penelitian studi kepustakaan, studi
putusan, aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen yang dapat
membantu menafsirkan norma terkait, kemudian sumber penelitian tersebut
diolah dan dianalisis untuk menjawab permasalahan yang diteliti serta
mengkualifikasi kemudian menghubungkan dengan teori yang berhubungan
dengan masalah dan akhirnya menarik kesimpulan.
Teknik analisa dalam penelitian hukum adalah teknik kualitatif.
Mengkualitatifkan bahan hukum adalah fokus utama dari penelitian hukum
ini, dimana penelitian hukum ini berusaha untuk mengerti atau memahami
gejala yang diteliti untuk kemudian mengkaitkan atau menghubungkan bahan-
bahan hukum yang relevan dan menjadi acuan dalam penelitian hukum
kepustakaan. Penganalisisan data merupakan tahap yang paling penting dalam
penelitian hukum normatif. Di dalam penelitian hukum normatif, maka
pengolahan bahan hukumm pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk
mengadakan sistematisasi bahan-bahan hukum tertulis.
Dengan demikian penulis berharap dapat memberikan penjelasan yang
utuh dan menyeluruh bagi fenomena yang diteliti, yaitu mengenai pengajuan
kasasi oleh terdakwa dan pertimbangan hakim Mahkamah Agung dalam
perkara tindak pidana korupsi serta kesesuaiannya dengan KUHAP, dan pada
akhirnya memberikan simpulan yang solutif untuk memecahkan permasalahan
yang diteliti dengan memberikan rekomendasi seperlunya.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang sistematika
penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
maka penulis mengguanakan sistematika penulisan hukum. Adapun
sistematika penulisan hukum ini terdiri dari 4 (empat) bab yang tiap bab
terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan
pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini. Sistematika keseluruhan
penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan
hukum (skripsi).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan yang pertama, tentang kerangka teori
yang berisi tinjauan kepustakaan yang menjadi literature
pendukung dalam pembahasan masalah penulisan hukum
ini. Tinjauan pustaka dalam penulisan ini meliputi :
tinjauan umum tentang upaya hukum kasasi, tinjauan
umum tentang pertimbangan hakim, dan tinjauan umum
tentang tindak pidana korupsi. Kedua, akan diuraikan
kerangka pemikiran untuk memudahkan pemahaman alur
berpikir.
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan
pembahasan berdasarkan rumusan masalah, yaitu : Apakah
yang menjadi dasar permohonan kasasi yang diajukan oleh
terdakwa dalam permohonan kasasi sudah sesuai dengan
KUHAP dan Apakah yang menjadi pertimbangan Hakim
Mahkamah Agung dalam memeriksa dan memutus kasasi
oleh terdakwa dalam perkara tindak pidana sudah sesuai
dengan KUHAP.
BAB IV. PENUTUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pada bab ini diuraikan tentang pokok-pokok yang menjadi
kesimpulan dan saran dari penelitian ini, yang tentu saja
berpedoman pada hasil penelitian dan pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan tentang Upaya Hukum Kasasi
a. Pengertian Kasasi
Upaya hukum secara yuridis normatif diatur dalam Bab I Pasal
1 Angka 12 KUHAP yang menyatakan upaya hukum adalah hak
terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan
pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau hak terpidana
untuk mengajukan permohonan Peninjauan Kembali dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Upaya biasa dibagi
menjadi dua macam yaitu banding dan kasasi, sedangkan upaya hukum
luar biasa ada dua macam yaitu peninjauan kembali dan kasasi demi
kepentingan hukum. (S.Tanusubroto, 2008: 47)
Undang-undang menyediakan upaya hukum bagi terdakwa
maupun Penuntut Umum, yakni apabila pihak-pihak tersebut merasa
tidak puas akan kualitas putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan atau
putusan tersebut dirasakan tidak mencerminkan nilai-nilai keadilan.
Terkait dengan upaya hukum tersebut maka keadilan yang relevan
dalam hal ini yakni terwujudnya keadilan sosial yang disebut dengan
keadilan Pancasila.
Berdasarkan esensi Pasal 244 KUHAP dan pendapat kalangan
doktrina dapat disimpulkan bahwa upaya hukum kasasi merupakan
suatu hak yang dapat dipergunakan atau dikesampingkan oleh terdakwa
atau penuntut umum.Apabila terdakwa atau penuntut umum tidak
menerima putusan yang dijatuhkan pengadilan tingkat bawahnya maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dapat mengajukan permohonan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah
Agung terhadap pelaksanaan dan pengetrapan hukum yang telah
dijalankan oleh pengadilan di bawahnya kecuali terhadap putusan yang
mengandung pembebasan.
Menurut KUHAP suatu permohonan kasasi dapat ditolak untuk
diperiksa oleh Mahkamah Agung, jika :
1. Putusan yang dimintakan kasasi ialah putusan bebas (Pasal 244
KUHAP).
2. Melewati tenggang waktu penyampaian permohonan kasasi kepada
panitera pengadilan yang memeriksa perkaranya, yaitu empat belas
hari sesudah putusan disampaikan kepada terdakwa (Pasal 245
KUHAP).
3. Sudah ada keputusan kasasi sebelumnya mengenai perkara tersebut.
Kasasi hanya dilakukan sekali.
4. Permohonan tidak mengajukan memori kasasi (Pasal 248 ayat (1)
KUHAP, atau tidak memberitahukan alasan kasasi pada panitera,
jika pemohon tidak memahami hukum (Pasal 248 ayat (2)
KUHAP), atau pemohon terlambat mengajukan memori kasasi,
yaitu empat belas hari sesudah mengajukan permohonan kasasi
(Pasal 248 ayat (1) dan (4) KUHAP).
5. Tidak ada alasan kasasi atau tidak sesuai dengan ketentuan Pasal
253 ayat (1) KUHAP tentang alasan kasasi.
b. Kasasi sebagai Upaya Hukum
Dikatakan kasasi sebagai upaya hukum karena kasasi adalah
salah satu bentuk dari upaya hukum yang dapat ditempuh oleh
terdakwa atau penuntut umum apabila ia tidak dapat menerima putusan
pengadilan pada tingkat terakhir. Kasasi sebagai upaya hukum dapat
berbentuk kasasi biasa (yang diajukan oleh terdakwa atau penuntut
umum) dan kasasi demi kepentingan hukum yang diajukan oleh Jaksa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Agung (sebagai upaya hukum luar biasa).Kasasi biasa diajukan
terhadap putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum
tetao, sedangkan kasasi demi kepentingan hukum diajukan terhadap
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.Kasasi demi kepentingan hukum hanya dapat diajukan oleh Jaksa
Agung. (Harun M.Husein, 1992: 49)
c. Tata Cara Pengajuan Kasasi
Dalam KUHAP, telah ditetapkan tentang cara pengajuan
permohonan kasasi sebagai berikut : (Harun M.Husein, 1992: 64)
1) Cara mengajukan permohonan kasasi diatur dalam Pasal 245
KUHAP, yang menetapkan bahwa permohonan kasasi disampaikan
oleh pemohon kepada panitera pengadilan yang telah memutus
perkaranya dalam tingkat pertama, dalam waktu 14 hari setelah
putusan pengadilan yang dimintakan kasasi itu diberitahukan
kepada terdakwa;
2) Permohonan kasasi tersebut oleh panitera dicatat dalam sebuah
surat keterangan yang disebut akta permintaan kasasi yang
ditandatangani oleh pemohon kasasi dan panitera dan dicatat dalam
suatu daftar yang dilampirkan pada berkas perkara;
3) Dalam Pasal 245 ayat (3) KUHAP, ditegaskan bahwa dalam hal
Pengadilan Negeri menerima permohonan kasasi, baik yang
diajukan oleh penuntut umum atau terdakwa, maupun yang
diajukan oleh penuntut umum dan terdakwa sekaligus, maka
panitera wajib memberitahukan permintaan dari pihak yang satu
kepada pihak yang lain;
4) Dalam Pasal 247 ayat (4) KUHAP, ditegaskan pula bahwa
permohonan kasasi hanya dapat diajukan satu kali. Pengaturan
lebih lanjut tentang hal ini, terdapat dalam Pasal 43 Undang-
Undang Nomor 14 tahun 1985 jo Undang-Undang Nomor 5 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2004 tentang Mahkamah Agung. Dalam Pasal tersebut diatur
tentang tidak hanya tentang berapa kali permohonan kasasi dapat
diajukan hanya jika pemohon terhadap perkaranya telah
menggunakan upaya hukum banding, kecuali ditentukan lain oleh
Undang-Undang.
d. Alasan Kasasi
Alasan kasasi adalah dasar atau landasan daripada keberatan-
keberatan pemohon kasasi terhadap putusan pengadilan yang
dimintakan kasasinya ke Mahkamah Agung. Pasal 253 ayat (1)
KUHAP menyatakan bahwa pemeriksaan dalam tingkat kasasi
dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan Pasal 248 KUHAP guna
menentukan alasan-alasan kasasi tersebut adalah : (M.Yahya Harahap,
2010: 565)
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan sebagaimana mestinya;
b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut
ketentuan undang-undang;
c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas kewenangannya.
Alasan-alasan kasasi tersebut diuraikan dalam memori kasasi.
Tentang memori kasasi ini, diatur dalam Pasal 248 KUHAP yang
menetapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : (M.Yahya
Harahap, 2010 : 566).
a. Pemohon kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang memuat
alasan permohonan kasasinya;
b. Memori kasasi harus diserahkan kepada panitera dalam waktu 14
hari setelah mengajukan permohanan kasasi;
c. Atas penyerahan memori kasasi tersebut panitera memberikan
surat tanda terima;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Alasan-alasan kasasi tersebut adalah sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 253 ayat 1 KUHAP.
2. Tinjauan tentang Pertimbangan Hakim
a. Pengertian Hakim
Menurut Pasal 1 butir 8 KUHAP : “Hakim adalah pejabat peradilan
Negara yang diberi wewenang oleh Undang-undang untuk mengadili”.
Sedangkan menurut Pasal 31 Undang-undang No.4 Tahun 2004 Tentang
Kekuasaan Kehakiman, “Hakim adalah pejabat yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang diatur dalam Undang-undang”.
b. Pertimbangan Hakim
Pertimbangan hakim dalam suatu putusan yang mengandung
penghukuman terdakwa harus ditujukan terhadap hal-hal terbuktinya
peristiwa pidana yang dituduhkan kepada terdakwa. Oleh karena suatu
perbuatan yang diancam dengan hukuman pidana, selalu terdiri dari
beberapa bagian, yang merupakan syarat bagi dapatnya perbuatan itu
dikenakan hukuman, maka tiap-tiap bagian itu harus ditinjau, apakah
sudah dianggap nyata terjadi. (Laden Marpaung, 1992:423)
Menurut Rusli Muhammad (2006 : 124) dalam memberikan telaah
kepada pertimbangan hakim dalam berbagai putusannya terdapat dua
kategori yaitu :
1) Pertimbangan yang bersifat yuridis
Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim
yang didasarkan pada fakta-fakta yuridis yang terungkap dalam
persidangan dan oleh Undang-Undang ditetapkan sebagai hal yang
harus dimuat di dalam putusan. Hal-hal yang dimaksud antara lain :
a) Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dakwaan merupakan dasar dari hukum acara pidana karena
berdasar itulah pemeriksaan di persidangan
dilakukan.Perumusan dakwaan didasarkan atas hasil
pemeriksaan pendahuluan yang disusun tunggal, komulatif,
alternatif ataupun subsidair.
b) Keterangan terdakwa
Keterangan terdakwa menurut Pasal 184 huruf e
KUHAP, digolongkan sebagai alat bukti. Keterangan terdakwa
adalah apa yang dinyatakan terdakwa di sidang tentang
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau
dialami sendiri.Dalam hukum acara pidana keterangan
terdakwa dapat dinyatakan dalam bentuk pengakuan ataupun
penolakan, baik sebagian ataupun keseluruhan terhadap
dakwaan penuntut umum dan keterangan yang disampaikan
oleh para saksi.Keterangan terdakwa sekaligus juga merupakan
jawaban atas pertanyaan hakim, jaksa penuntut umum ataupun
dari penasihat hukum.
c) Keterangan saksi
Keterangan saksi dapat dikategorikan sebagai alat bukti
sepanjang keterangan itu mengenai sesuatu peristiwa pidana
yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, alami sendiri, dan harus
disampaikan di dalam siding pengadilan yang merupakan hasil
pemikiran saja atau hasil rekaan yang diperoleh dari orang lain
atau kesaksian testimonium de auditu tidak dapat dinilai
sebagai alat bukti yang sah.
d) Barang-barang bukti
Pengertian barang bukti disini adalah semua benda yang
dapat dikenakan penyitaan dan diajukan oleh penuntut umum
di depan siding pengadilan. Adanya barang bukti yang
terungkap di persidangan akan menambah keyakinan hakim
dalam menilai benar tidaknya perbuatan yang didakwakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kepada terdakwa, dan sudah barang tentu hakim akan lebih
yakin apabila barang bukti itu dikenal dan diakui oleh terdakwa
ataupun saksi.
e) Pasal-Pasal dalam peraturan hukum pidana dan sebagainya
Dalam praktek persidangan, Pasal peraturan hukum
pidana itu selalu dihubungkan dengan perbuatan terdakwa.
Dalam hal ini, penuntut umum dan hakim berusaha untuk
membuktikan dan memeriksa melalui alat-alat bukti tentang
apakah perbuatan terdakwa telah atau tidak memenuhi unsur-
unsur yang dirumuskan dalam Pasal peraturan hukum pidana.
Apabila ternyata perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur
dari setiap Pasal yang dilanggar, berarti terbuktilah menurut
hukum kesalahan terdakwa, yakni telah melakukan perbuatan
seperti diatur dalam Pasal hukum pidana tersebut.
2) Pertimbangan bersifat non yuridis
Pertimbangan yang bersifat non yuridis terdiri dari :
a) Latar belakang terdakwa
Pengertian latar belakang perbuatan terdakwa adalah
setiap keadaan yang menyebabkan timbulnya keinginan serta
dorongan keras pada diri terdakwa dalam melakukan tindak
pidana kriminal. Latar belakang perbuatan terdakwa dalam
melakukan perbuatan kriminal meliputi keadaan ekonomi
terdakwa dan ketidakharmonisan hubungan sosial terdakwa
baik dalam lingkungan keluarganya, maupun dengan orang
lain.
b) Akibat perbuatan terdakwa
Perbuatan pidana yang dilakukan terdakwa sudah pasti
membawa korban ataupun kerugian pada pihak lain. Bahkan
akibat dari perbuatan terdakwa dari kejahatan yang dilakukan
tersebut dapat pula berpengaruh buruk kepada masyarakat luas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
paling tidak keamanan dan ketentraman mereka senantiasa
terancam.Namun akibat demikian yang telah ditimbulkan
terdakwa tidak selamanya menjadi dasar pertimbangan
hakim.Sebagian putusan hakim ada yang mempertimbangkan
tentang akibat hukum terdakwa, tetapi ada pula sebagian dari
putusan hakim itu tidak mempertimbangkannya.
c) Kondisi diri tedakwa
Pengertian kondisi terdakwa dalam pembahasan ini
adalah keadaan fisik maupun psikis terdakwa sebelum
melakukan kejahatan, termasuk pula status sosial terdakwa.
Keadaan fisik dimaksudkan adalah usia dan tingkat
kedewasaan, sementara keadaan psikis adalah berkaitan dengan
perasaan yang dapat berupa : mendapat tekanan dari orang lain,
pikiran sedang kacau, keadaan marah dan lain-lain. Adapun
yang dimaksudkan dengan status sosial adalah predikat yang
dimiliki dalam masyarakat.
d) Keadaan sosial ekonomi terdakwa
Baik dalam KUHP maupun KUHAP tidak ada suatu
aturan yang mengatur dengan tegas mengenai keadaan sosial
ekonomi terdakwa dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
menjatuhkan putusan yang berupa pemidanaan. Namun dalam
konsep KUHP yang baru bahwa pembuat, motif, dan tujuan
dilakukannya tindak pidana, cara melakukan tindak pidana,
cara melakukan tindak pidana, sikap batin pembuat, riwayat
hidup, dan keadaan sosial ekonomi pembuat, sikap, dan
tindakan si pembuat sesudah melakukan tindak pidana,
pengaruh pidana terhadap masa depan pembuat dan pandangan
masyarakat terhadap tindak pidana yang dilakukan dapat
dijadikan dasar pertimbangan oleh hakim dalam menjatuhkan
putusan berupa pemidanaan.
e) Agama terdakwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Keterikatan para hakim terhadap ajaran agama tidak
cukup bila sekedar meletakkan kata “DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” pada
kepala putusan, melainkan harus menjadi ukuran penilaian dari
setiap tindakan baik tindakan para hakim itu sendiri maupun
dan terutama terhadap tindakan para pembuat kejahatan.
c. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab Hakim
Dalam rangka penegakan hukum di Indonesia, tugas hakim adalah
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila melalui perkara-
perkara yang dihadapkan kepadanya, sehingga keputusan yang diambilnya
mencerminkan rasa keadilan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Untuk menegakkan hukum dan keadilan, seorang hakim
mempunyai kewajiban-kewajiban atau tanggung jawab hukum. Kewajiban
hakim sebagai salah satu organ lembaga peradilan tertuang dalam Bab IV
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman.
Adapun kewajiban-kewajiban hakim tersebut adalah sebagai berikut :
1) Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat (Pasal 28 ayat (1)
Undang-Undang No. 4 Tahun 2004)
2) Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib
memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dari terdakwa (Pasal 28
ayat (2) Undang-Undang No. 4 Tahun 2004)
3) Seorang hakim wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila
terikat hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat ketiga,
atau hubungan suami istri meskipun telah bercerai, dengan ketua, salah
seorang hakim anggota, jaksa, advokat, atau panitera (Pasal 29 ayat (3)
Undang-Undang No.4 Tahun 2004).
4) Ketua Majelis, hakim anggota, wajib mengundurkan diri dari
persidangan apabila terikat hubungan keluarga sedarah dan semenda
sampai derajat ketiga, atau hubungan suami istri meskipun telah
bercerai, dengan pihak yang diadili atau advokat (Pasal 29 ayat (4)
Undang-Undang No.4 Tahun 2004).
5) Seorang hakim wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila ia
mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung dengan perkara
yang sedang diperiksa, baik atas kehendaknya sendiri maupun atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
permintaan pihak yang berperkara (Pasal 29 ayat (5) Undang-Undang
No. 4 Tahun 2004).
6) Sebelum memangku jabatannya, hakim untuk masing-masing
lingkungan peradilan wajib mengucapkan sumpah atau janjinya
menurut agamanya (Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang No.4 Tahun
2004).
Hakim dalam menjalankan tugasnya memiliki tanggung jawab
profesi. Tanggung jawab tersebut dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
(Rizky Argama, 2006 : 11)
1) Tanggung jawab moral
Adalah tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai dan
norma- norma yang berlaku dalam lingkungan kehidupan
profesi yang bersangkutan (hakim), baik bersifat pribadi
maupun bersifat kelembagaan bagi suatu lembaga yang
merupakan wadah para hakim bersangkutan.
2) Tanggung jawab hukum
Adalah tanggung jawab yang menjadi beban hakim
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan tidak melanggar
peraturan hukum.
3) Tanggung jawab teknis profesi
Adalah merupakan tuntutan bagi hakim untuk
melaksanakan tugasnya secara professional sesuai dengan
kriteria teknis yang berlaku dalam bidang profesi yang
bersangkutan, baik bersifat umum maupun ketentuan khusus
dalam lembaganya.
d. Pengertian Putusan Hakim dan Isi Putusan Hakim
Putusan pengadilan sangat diperlukan untuk menyelesaikan
perkara pidana. Dengan adanya putusan hakim ini diharapkan para pihak
dalam perkara pidana khususnya bagi terdakwa dapat memperoleh
kepastian hukum tentang statusnya dan sekaligus dapat mempersiapkan
langkah berikutnya antara lain berupa menerima putusan, melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
upaya hukum banding/kasasi, melakukan grasi dan sebagainya.
Sedangkan ditinjau dari optik hakim yang mengadili perkara pidana
tersebut, putusan hakim merupakan mahkota sekaligus puncak
pencerminan nilai-nilai kebenaran, kebenaran hakiki, hak asasi,
penguasaan hukum atau fakta, secara mapan dan fuktual serta visualisasi
etika beserta moral dari hakim yang bersangkutan. (Lilik Mulyadi, 2007
: 201).
Isi putusan hakim merupakan salah satu dari tiga kemungkinan,
berupa : (Luhut Pangaribuan, 2008 : 106)
1) Pemidanaan penjatuhan pidana
Jenis putusan pengadilan ini adalah putusan yang
membebankan suatu pidana kepada terdakwa karena perbuatan yang
didakwakan terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa terdakwa
bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan itu.Apabila
pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak
pidana yang didakwakan maka pengadilan menjatuhkan pidana
(Pasal 193 ayat (1) KUHAP).
Berdasarkan Pasal 10 KUHP pidana terdiri atas :
a) Pidana Pokok : Pidana mati, pidana penjara, pidana
kurungan, dan denda ;
b) Pidana Tambahan : Pencabutan hak-hak tertentu, Perampasan
barang-barang tertentu, dan pengumuman
putusan pengadilan.
2) Putusan Bebas
Putusan bebas ini dijelaskan dalam Pasal 191 ayat (1)
KUHAP, yaitu jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
pemeriksaan disidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang
didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
maka terdakwa diputus bebas. Dakwaan tidak terbukti berarti bahwa
apa yang diisyaratkan oleh Pasal 183 KUHAP tidak dipenuhi karena:
a) Tiadanya sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, yang
disebut oleh Pasal 184 KUHAP, misalnya hanya ada satu saksi
saja, tanpa diteguhkan dengan bukti lain;
b) Meskipun terdapat dua alat bukti yang sah, akan tetapi Hakim
tidak mempunyai keyakinan atas kesalahan terdakwa, misalnya
terdapat dua keterangan saksi, akan tetapi Hakim tidak yakin
akan kesalahan terdakwa;
c) Jika salah satu atau lebih unsur tidak terbukti.
3) Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum
Putusan pengadilan lepas dari segala tuntutan hukum adalah
putusan yang dijatuhkan kepada terdakwa yang setelah melalui
pemeriksaan ternyata menurut pendapat Pengadilan perbuatan yang
didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak
merupakan suatu tindak pidana. Dasar hukum jenis putusan ini
terdapat dalam Pasal 191 ayat (2) KUHAP yang menyebutkan :
“Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang
didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak
merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari
segala tuntutan”.
3. Tinjauan tentang Tindak Pidana Korupsi
a. Pengertian Tindak Pidana
Pembentuk Undang-Undang di Indonesia menggunakan istilah
straafbaarfeit untuk menyebutkan nama tindak pidana. Dalam bahasa
Belanda straafbaarfeit terdapat dua unsur pembentuk kata yaitu straafbaar
dan feit. Perkataan feit dalam bahasa Belanda diartikan “sebagian dari
kenyataan”, sedang straafbaar berarti “dapat dihukum”. Sehingga jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
diartikan secara harafiah straafbaarfeit berarti “sebagian dari kenyataan
yang dapat dihukum”. Beberapa pakar hukum pidana memberikan
pengertian yang berbeda-beda mengenai straafbaarfeit.
Menurut Simon sebagaimana dikutip oleh Evi Hartanti (2005 : 7),
straafbaarfeit adalah tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan
dengan sengaja maupun tidak dengan sengaja yang dapat
dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh Undang-Undang telah
dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum.
Pompe memberikan pengertian straafbaarfeit dengan membedakan
antara definisi menurut teori dengan menurut hukum positif, sebagai
berikut :
1) Definisi menurut teori yaitu suatu pelanggaran terhadap norma, yang
dilakukan karena kesalahan si pelaku dan diancam dengan pidana
untuk mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan
hukum.
2) Definisi menurut hukum positif yaitu suatu feit (kejadian) yang oleh
Undang-Undang dirumuskan sebagai perbuatan yang dihukum.
Sedangkan Moeljatno sebagaimana dikutip oleh Evi Hartanti,
berpendapat perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu
aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu
bagi barangsiapa yang melanggar aturan tersebut. Dapat dikatakan bahwa
perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang hukum dan diancam
pidana. Dalam hal ini larangan ditujukan kepada perbuatan, sedangkan
ancaman pidananya ditujukan pada orang yang menimbulkan kejahatan.
(Evi Hartanti, 2005:7).
Dari berbagai pengertian straafbaarfeit (tindak pidana) tersebut di
atas, maka untuk adanya Tindak Pidana harus ada unsur-unsur yang
dipenuhi antara lain :
a. Perbuatan manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Memenuhi rumusan undang-undang (syarat formil)
c. Bersifat melawan hukum (syarat materiil)
b. Pengertian Tindak Pidana Korupsi
Pengertian korupsi sangat bervariasi, namun secara umum korupsi
berkaitan dengan perbuatan yang merugikan kepentingan publik atau
masyarakat luas untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Black’s
Law Dictionary menyebutkan bahwa korupsi adalah :
“An act done with an intent to give some advantage inconsistent with
official duty and the rights of others. The act of an official or
fiduciary person who unlawfully and wrongfully uses his situation
or character to procure some benefit for himself or for another
person, contrary to duty and the rights of others”.(Henry Campbell
Black, 1991:112).
Terjemahan bebas :
Suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban
resmi dan hak-hak dari pihak lain. Perbuatan dari seorang pejabat
atau kepercayaan yang secara salah menggunakan jabatannya atau
karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya
sendiri atau untuk orang lain, berlawanan dengan kewajibannya
dan hak-hak dari pihak-pihak lain.
Istilah Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
berarti penyuapan, dalam bahasa Belanda disebut juga corruptive dan
dalam bahasa Sansekerta di dalam naskah kuno Negara kertagama tersebut
corrupt arti harfiahnya menunjukkan kepada perbuatan yang rusak, bejat,
tidak jujur yang disangkut pautkan dengan keuangan. (Andi Hamzah, 2007
: 6).
Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh Undang-Undang
Nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 dalam
Pasal-Pasalnya. Berdasarkan Pasal-Pasal tersebut korupsi dapat
diklarifikasikan sebagai berikut : (Diatmiko Soemodiharjo, 2008 : 188)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a) Korupsi yang terkait dengan keuangan Negara, yaitu melawan hukum
untuk memperkaya diri dan dapat merugikan keuangan Negara;
menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri dan
dapat merugikan keuangan Negara.
b) Korupsi yang terkait dengan suap menyuap, yaitu menyuap Pegawai
Negeri; member hadiah kepada Pegawai Negeri karena jabatannya
Pegawai Negeri menerima suap; menyuapa hakim; menyuap advokad;
Hakim dan advokat yang menerima suap; Hakim yang menerima suap;
advokat yang menerima suap.
c) Korupsi yang terkait penggelapan dalam jabatan yaitu Pegawai Negeri
yang menggelapkan uang atau yang membiarkan penggelapan;
Pegawai Negeri yang memalsukan buku untuk pemeriksaan
administrasi; Pegawai Negeri yang merusak bukti; Pegawai Negeri
yang membiarkan orang lain merusakkan bukti; Pegawai Negeri yang
membantu orang lain merusakkan bukti.
d) Korupsi yang terkait dengan perbuatan pemerasan, yaitu Pegawai
Negeri memeras Pegawai Negeri lain.
e) Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang, yaitu pemborong
berbuat curang; rekan TNI/POLRI berbuat curang; pengawas rekan
TNI/POLRI membiarkan berbuat curang; penerima barang
TNI/POLRI membiarkan berbuat curang; Pegawai Negeri menyerobot
tanah Negara sehingga merugikan orang lain.
f) Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan,
yaitu Pegawai Negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya.
g) Korupsi yang terkait dengan gratifikasi yaitu Pegawai Negeri
menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK.
Di dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
menyebutkan bahwa : “Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian
Negara,…..”
Dari ketentuan Pasal 2 ayat (1) tersebut dapat ditarik unsur-unsur
Tindak Pidana Korupsi sebagai berikut :
1) Perbuatan tersebut sifatnya melawan hukum
Unsur secara “melawan hukum” disini dalam Penjelasan Pasal
2 ayat (1) dikatakan mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti
formil materiil, yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam
perundang-undangan, namun apabila perbuatan tersebut dianggap
tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma
kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan tersebut dapat
dipidana.
2) Perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
Pada dasarnya maksud memperkaya diri sendiri disini adalah
dengan perbuatan melawan hukum tersebut si pelaku bertambah
kekayaannya. Sedangkan memperkaya orang lain atau korporasi
berarti akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan si pelaku, ada
orang lain atau korporasi yang mendapatkan keuntungan atau
bertambah harta kekayaannya.
3) Dapat merugikan keuangan atau perekonomian Negara
Yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan
Negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau tidak dipisahkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan perekonomian Negara adalah
kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara
mandiri yang berdasarkan kepada kebijakan pemerintah, baik di
tingkat pusat maupun daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan memberikan
manfaat, kemakmuran, dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan
masyarakat (Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999).
Dalam Penjelasan Pasal 2 ayat (1), dijelaskan bahwa kata “dapat”
sebelum frasa “merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara”
menunjukkan bahwa tindak pidana korupsi merupakan delik formil, yaitu
adanya tindak pidana korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur
perbuatan yang sudah dirumuskan bukan dengan timbulnya akibat.
Dari ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tersebut, maka pada dasarnya suatu tindak pidana dapat tergolong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sebagai suatu tindak pidana korupsi apabila memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut : (Ramelan, 2011 : 211)
a) Unsur secara melawan hukum;
b) Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau
suatu korporasi;
c) Dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara.
Pengertian unsur melawan hukum, semula ditegaskan dalam
penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan tindak
Pidana Korupsi, sebagai perbuatan melawan hukum dalam arti formil
maupun dalam arti materiil, yakni meskipun perbuatan tersebut tidak
diatur dalam peraturan perundang-undangan, namun apabila perbuatan
tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau
norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan
tersebut dapat dipidana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Pemeriksaan Perkara Pidana
Tingkat Pertama
Putusan
Pemidanaan
( Pasal 193 ayat
(1) KUHAP )
Lepas dari Segala
Tuntutan Hukum (Pasal
191 ayat (2) KUHAP)
Putusan Bebas
( Pasal 191 ayat
(1) KUHAP )
Upaya Hukum
Kasasi
Terdakwa Drs.H Sahmu
bin H. Abdurahim (Perkara
Tindak Pidana Korupsi)
Pemeriksaan Perkara Pidana
Tingkat Kasasi
Putusan Kasasi Dasar
Permohonan
Kasasi Terdakwa
Pertimbangan
Hakim
Mahkamah
Agung
Diterima Ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Keterangan:
Akhir dari proses pemeriksaan perkara pidana di persidangan tingkat
pertama adalah dijatuhkannya putusan atau vonis terhadap terdakwa oleh Hakim.
Menurut KUHAP, terdapat tiga jenis putusan yaitu putusan pemidanaan, putusan
bebas dan putusan lepas dari tuntutan hukum. Terhadap putusan yang dijatuhkan
hakim tersebut, maka terdakwa atau penuntut umum mempunyai hak untuk tidak
menerima putusan atau yang disebut hak untuk mengajukan upaya hukum.Upaya
hukum menurut KUHAP terdiri dari dua macam yaitu upaya hukum biasa dan
upaya hukum luar biasa.Salah satu jenis upaya hukum menurut KUHAP adalah
kasasi. Dalam perkara tindak pidana dalam kasus korupsi penyelewengan
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dengan Drs. H.
Sahmu bin H. Abdurahim sebagai terdakwa. Terdakwa mengajukan kasasi
didasarkan beberapa dasar atau alasan yang selanjutnya akan dipertimbangkan
oleh hakim pemeriksaan kasasi untuk diambil putusan berupa diterima atau
ditolak pengajuan kasasi oleh terdakwa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kesesuaian Dasar Permohonan Kasasi Yang Diajukan Oleh Terdakwa
Dalam Perkara Korupsi Kasus Penyelewengan Program Penanganan
Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dengan Ketentuan KUHAP
Paparan perkara tindak pidana korupsi dalam kasus penyelewengan
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dalam
Putusan Mahkamah Agung No. 1890 K/Pid.Sus/2010, dengan Terdakwa
Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim :
1. Kasus Posisi
Kasus penyelewengan Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang melibatkan Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim sebagai
terdakwa kasus korupsi penyelewengan Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) yang salah satunya untuk Lembaga
Pendidikan Swasta. Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim berkeinginan untuk
mendapatkan bantuan dana P2SEM untuk pembangunan TK Nurul Huda,
Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Terdakwa
tanpa persetujuan pengurus TK Nurul Huda membuat proposal
permohonan bantuan dana kepada Gubernur Jawa Timur untuk
pembangunan TK Nurul Huda sebagaimana Surat Nomor : 06 / Perm. /
TK.Nurul Huda / IV / 2008 perihal Permohonan Bantuan untuk dapat
mencairkan dana pembangunan sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah). Padahal kegiatan pembangunan TK Nurul Huda itu
tidak pernah direalisasikan.Karena perbuatannya tersebut mengakibatkan
kerugian keuangan Negara bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Setelah
melalui proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri Situbondo, hakim
memberikan putusan yang tertuang dalam No. 415 / Pid.B / 2009 /
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
PN.STB tanggal 08 April 2010 dengan menyatakan bahwa Terdakwa Drs.
H. Sahmu bin H. Abdurahim tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Pertama Primair,
Membebaskan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim dari dakwaan
Pertama Primair tersebut kemudian juga Menyatakan Terdakwa Drs. H.
Sahmu bin H. Abdurahim telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana
“Melakukan Korupsi Sebagai Perbuatan Berlanjut” dan menjatuhkan
pidana terhadap Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim dengan
pidana penjara selama 1 (satu) tahun serta membayar uang pengganti
sebesar nihil. Setelah putusan tersebut, Jaksa Penuntut Umum meminta
banding kepada hakim Mahkamah Agung yang berdasarkan putusan
Pengadilan Tinggi No. 216 / Pid / 2010 / PT.SBY tanggal 07 Juni 2010
dimana hakim menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum
dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Situbondo tanggal 08 April
2010 Nomor : 415 / Pid.B / 2009 / PN.Stb. Yang dimintakan banding yaitu
Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Korupsi Secara
Berlanjut” dan Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana
penjara selama 4 (empat) tahun dan denda sebesar Rp 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) subsidair 6 bulan kurungan. Kemudian Terdakwa Drs.
H. Sahmu bin H. Abdurahim dan Jaksa Penuntut Umum mengajukan
permohonan kasasi kepada hakim Mahkamah Agung. Pemohon kasasi
Terdakwa mengajukan alasan-alasan kasasinya dan Mahkamah Agung
mempertimbangkan alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi Terdakwa.
Dan setelah Hakim Mahkamah Agung mempertimbangkan alasan-alasan
tersebut menyatakan Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi
Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim dan Mengabulkan Kasasi dari
Pemohon Kasasi Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Situbondo
dan Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”KORUPSI
SECARA BERLANJUT”, sebagaimana dakwaan Pertama Primair;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut di atas dengan pidana
penjara selama 4 (empat) tahun dan denda sebesar Rp 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar, maka
diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan; Menetapkan
lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan segenapnya dari
pidana yang dijatuhkan tersebut; Menetapkan Terdakwa tetap dalam
tahanan; dan Menyatakan beberapa barang bukti.
2. Identitas Terdakwa
Nama Lengkap : Drs. H. SAHMU bin H. ABDURAHIM
Tempat Lahir : Bondowoso
Umur / Tanggal Lahir : 50 Tahun / 18 Mei 1960
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Kampung Nangkaan RT. 03 / RW 01
Desa Paowan, Kecamatan Panarukan
Kabupaten Situbondo.
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta (mantan Anggota DPRD
Kabupaten Situbondo)
3. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Pada Pengadilan Negeri Situbondo
Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim diajukan di muka
persidangan Pengadilan Negeri Situbondo karena didakwa melakukan
tindak pidana korupsi sebagai berikut :
PERTAMA :
PRIMAIR :
Bahwa Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim pada tanggal
17 April 2008, tanggal 12 Juli 2008, tanggal 10 Agustus 2008, tanggal 14
Nopember 2008 dan tanggal 18 Desember 2008 atau setidak-tidaknya pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
suatu waktu yang masih dalam kurun waktu antara bulan April 2008
sampai dengan bulan Desember 2008 atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu tertentu yang masih dalam tahun 2008, bertempat di Kampung
Nangkaan RT. 03 / RW. 01, Desa Paowan, Kecamatan Panarukan,
Kabupaten Situbondo, Kantor Bank Jawa Timur Cabang Situbondo, Jalan
Madura No. 136 Situbondo dan Kantor Bank Mandiri Cabang Situbondo,
Jalan A. Yani No. 102 Situbondo atau setidaktidaknya pada suatu tempat
tertentu di daerah hukum Pengadilan Negeri Situbondo, secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau
perekonomian Negara, beberapa perbuatan tersebut ada hubungannya
sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan
berlanjut, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Bahwa pada sekitar bulan April 2008 Terdakwa mendapat informasi
kalau Pemerintah Propinsi Jawa Timur akan memberikan bantuan dana
hibah dalam bentuk Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat
(P2SEM) yang salah satunya untuk Lembaga Pendidikan Swasta, lalu
Terdakwa berkeinginan untuk mendapatkan bantuan dana tersebut
untuk pembangunan TK Nurul Huda, Desa Paowan, Kecamatan
Panarukan, Kabupaten Situbondo lalu Terdakwa tanpa persetujuan
pengurus TK Nurul Huda menunjuk saksi Usman yang merupakan
salah satu santri di Pondok Pesantren Nurul Huda sebagai Ketua
Panitia Pembangunan TK Nurul Huda yang kebetulan namanya sama
dengan Ketua Yayasan Cendikia Insani Pondok Pesantren Nurul Huda
dan panitia lainnya yang selanjutnya pada tanggal 17 April 2008
Terdakwa membuat proposal permohonan bantuan dana kepada
Gubernur Jawa Timur untuk pembangunan TK Nurul Huda
sebagaimana Surat Nomor : 06 / Perm. / TK.Nurul Huda / IV / 2008
perihal Permohonan yang ditandatangani oleh saksi Usman selaku
Ketua Panitia Pembangunan, A. Ainul Yaqin selaku Sekretaris dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
mengetahui saksi Yuniar Ramadhana selaku Kepala Desa Paowan,
namun tanda tangan dan cap stempel Kepala Desa Paowan tersebut
dipalsukan oleh Terdakwa yang mana proposal tersebut dilampiri
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan susunan Panitia
Pembangunan TK Nurul Huda dan selanjutnya pada tanggal 12 Mei
2008 Terdakwa menyuruh dan mendampingi Usman selaku Ketua
Panitia Pembangunan TK Nurul Huda tersebut untuk membuka
rekening di Bank Jawa Timur Cabang Situbondo dengan setoran awal
sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) yang uangnya berasal dari
Terdakwa sebagaimana rekening Nomor 0292216335 atas nama
Usman / Pan TK Nurul Huda dengan tujuan untuk menerima bantuan
dana hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat
(P2SEM) yang diajukan ke Gubernur Jawa Timur tersebut, dan
selanjutnya buku rekening dan KTP asli Usman tersebut diminta dan
disimpan oleh Terdakwa.
b. Bahwa karena proposal pengajuan bantuan dana untuk pembangunan
TK Nurul Huda tanggal 17 April 2008 tersebut kurang lengkap, maka
pada tanggal 12 Juli 2008 Terdakwa memperbaiki proposal tersebut
sebagaimana Surat Nomor : 06 / Pemb. / TK NH / VII / 2008 perihal
Permohonan Bantuan Dana yang ditandatangani oleh saksi Usman
selaku Ketua Panitia Pembangunan, A. Ainul Yaqin selaku Sekretaris
dan mengetahui saksi Yuniar Ramadhana selaku Kepala Desa Paowan,
namun tanda tangan dan cap stempel Kepala Desa Paowan tersebut
dipalsukan oleh Terdakwa yang mana proposal tersebut dilampiri
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tanda tangan atas nama
saksi Usman juga dipalsukan oleh Terdakwa dan susunan Panitia
Pembangunan TK Nurul Huda, namun proposal tanggal 12 Juli 2008
tersebut setelah dikirim ke Propinsi Jawa Timur masih terjadi
kesalahan karena yang mengajukan bantuan dana hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) adalah Lembaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pendidikan TK Nurul Huda maka harus mengetahui Kepala Sekolah
TK Nurul Huda dan tidak perlu mengetahui Kepala Desa Paowan
sehingga diperbaiki dengan proposal tanggal 10 Agustus 2008 dengan
dibantu oleh saksi Sujak Haryanto sebagaimana proposal Nomor : 06 /
Pemb.TK.Nurul Huda / VIII / 2008 perihal Usulan lokasi Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Tahun 2008 yang
ditandatangani oleh saksiUsman selaku Ketua Panitia Pembangunan
dan mengetahui Fitriyah selakuKepala Sekolah TK Nurul Huda,
namun tanda tangan saksi Usman selakuKetua Panitia Pembangunan
dan Ftiriyah selaku Kepala Sekolah TK NurulHuda tersebut dipalsukan
oleh Terdakwa dan nama Kepala Sekolah TKNurul Huda bukan
Fitriyah namun Fitriyatin, yang mana proposal tersebutdilampiri
dengan Permohonan Pencairan Dana Program Penanganan
SosialEkonomi Masyarakat (P2SEM) Tahun 2008, Susunan Panita
PembangunanTK Nurul Huda yang semuanya ditandatangani oleh
saksi Usman selakuKetua Panitia dan mengetahui Kepala Sekolah TK
Nurul Huda Fitriyah yangtanda tangannya dipalsukan oleh Terdakwa,
Rencana Anggaran Biaya(RAB) sebesar Rp 150.000.000,- (seratus
lima puluh juta rupiah) dan fotocopy rekening Bank Jawa Timur
Cabang Situbondo Nomor : 0292216335atas nama Usman / Pan TK
Nurul Huda yang selanjutnya proposal tersebutdikirim ke Gubernur
Jawa Timur yang akhirnya Panitia Pembangunan TK Nurul Huda,
Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondodisetujui
dan ditetapkan sebagai Lembaga Penerima Bantuan HibahProgram
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) sebesarRp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana
KeputusanGubernur Jawa Timur Nomor : 188 / 375 / KPTS / 013 /
2008 tanggal13 Oktober 2008 tentang Lembaga Penerimaan Bantuan
Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
Propinsi Jawa Timur Tahap I Tahun Anggaran 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
c. Bahwa pada tanggal 11 Nopember 2008 dana bantuan hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) untuk
pembangunan TK Nurul Huda sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah) tersebut masuk ke rekening Bank Jawa Timur
Cabang Situbondo Nomor : 0292216335 atas nama Usman / Pan TK
Nurul Huda lalu pada tanggal 14 Nopember 2008 Terdakwa
mencairkan uang sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta
rupiah) tersebut di Bank Jawa Timur Cabang Situbondo dengan
memakai Surat Kuasa dari saksi Usman kepada Terdakwa tanggal 14
Nopember 2008 yang dipalsukan oleh Terdakwa karena saksi Usman
tidak pernah menandatangani Surat Kuasa tersebut dan setelah uang
sebesar Rp 150.000.000,- tersebut diterima Terdakwa selanjutnya uang
tersebut seluruhnya dimasukkan ke rekening pribadi Terdakwa di Bank
Mandiri Cabang Situbondo rekening Nomor 143–00–0914600–0.
d. Bahwa pada tanggal 16 Desember 2008 Tim dari BPMP, Kabupaten
Situbondo melakukan monitoring dan evaluasi untuk melakukan
pengecekan pelaksanaan pembangunan TK Nurul Huda yang dibiayai
dari Dana Bantuan Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh
juta rupiah) dan ternyata di lokasi TK Nurul Huda sama sekali tidak
dilaksanakan pembangunan yang dibiayai dari Bantuan Dana Hibah
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dan saksi
Dra. Hj. Khalifah selaku pengurus TK Nurul Huda merasa tidak
pernah mengajukan Bantuan Dana Hibah Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dan belum pernah menerima bantuan
sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) tersebut.
Dan selanjutnya karena perbuatan Terdakwa tersebut diketahui oleh
pengurus TK Nurul Huda dan pihak yang berwenang maka pada
tanggal 18 Desember 2008 Terdakwa mengembalikan Dana Bantuan
Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
untuk pembangunan TK Nurul Huda sebesar Rp 150.000.000 (seratus
lima puluh juta rupiah) tersebut ke rekening Bank Jawa Timur Cabang
Situbondo Nomor 0292216335 atas nama Usman / Pan TK Nurul
Huda.
e. Bahwa berdasarkan Pedoman Umum Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Propinsi Jawa Timur tahun 2008
seharusnya untuk mendapatkan bantuan dana hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) maka kelompok /
lembaga penerima menyusun proposal yang terdiri dari usulan lokasi
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM), Rencana
Anggaran Biaya dan mengajukan permohonan pencairan dana kepada
Gubernur, namun Terdakwa telah menyuruh saksi Usman sebagai
Ketua Panitia Pembangunan TK Nurul Huda tanpa persetujuan
pengurus TK Nurul Huda lalu Terdakwa membuat proposal
permohonan Bantuan Dana Hibah Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) untuk pembangunan TK Nurul Huda,
padahal Terdakwa bukan pengurus TK Nurul Huda dan menyuruh
saksi Usman untuk menandatangani proposal tersebut sehingga saksi
Usman mau menandatangani proposal karena takut menentang
perintah Terdakwa selaku guru ngajinya, yang selanjutnya Terdakwa
memalsukan tanda tangan dan cap stempel saksi Yuniar Ramadhana
selaku Kepala Desa Paowan dalam proposal pengajuan Bantuan Dana
Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
untuk pembangunan TK Nurul Huda tanggal 17 April 2008 dan
tanggal 12 Juli 2008 serta memalsukan tanda tangan saksi Usman
selaku Ketua Panitia Pembangunan dan Fitriyah selaku Kepala
Sekolah TK Nurul Huda padahal nama Kepala Sekolah TK Nurul
Huda yang sebenarnya adalah Fitriyatin dalam proposal tanggal 10
Agustus 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
f. Bahwa berdasarkan Pedoman Umum Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Propinsi Jawa Timur tahun 2008 dan
Naskah Perjanjian Hibah Daerah, setelah Dana Bantuan Hibah
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) sebesar
Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) untuk pembangunan
TK Nurul Huda tersebut dicairkan, seharusnya dana tersebut
dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan proposal /
Rencana Anggaran Biaya yang telah diajukan oleh Panitia
Pembangunan TK Nurul Huda, namun kenyataannya Terdakwa telah
mencairkan dana tersebut di Bank Jawa Timur Cabang Situbondo
dengan memalsukan Surat Kuasa saksi Usman tanggal 14 Nopember
2008 dan setelah dana tersebut diterima oleh Terdakwa tidak
diserahkan kepada saksi Usman selaku Ketua Panitia Pembangunan
maupun saksi Siti Hasanah selaku Bendahara, namun uang tersebut
dimasukkan ke rekening pribadi Terdakwa di Bank Mandiri Cabang
Situbondo Nomor 143-00-0914600-0 untuk kepentingan pribadi
Terdakwa.
g. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 132 ayat (1) Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah menyebutkan bahwa “setiap pengeluaran belanja
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah”, namun kenyataannya Terdakwa
tidak dapat mempertanggungjawabkan penggunaan Dana Bantuan
Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) untuk
pembangunan TK Nurul Huda tersebut dengan bukti yang lengkap dan
sah dan bahkan uang tersebut dipergunakan Terdakwa untuk
kepentingan pribadinya dengan tidak membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
h. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memperkaya diri Terdakwa
sendiri sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) atau
memperkaya orang lain maupun korporasi yang ikut menerima dana
tidak sesuai dengan ketentuan tersebut.
i. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut telah mengakibatkan
kerugian keuangan Negara sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut.
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang No. 31
Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas Undang- Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
SUBSIDER :
Bahwa Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim pada tanggal
17 April 2008, tanggal 12 Juli 2008, tanggal 10 Agustus 2008, tanggal 14
Nopember 2008 dan tanggal 18 Desember 2008 atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu yang masih dalam kurun waktu antara bulan April 2008
sampai dengan bulan Desember 2008 atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu tertentu yang masih dalam tahun 2008, bertempat di Kampung
Nangkaan RT. 03 / RW. 01, Desa Paowan, Kecamatan Panarukan,
Kabupaten Situbondo, Kantor Bank Jawa Timur Cabang Situbondo, Jalan
Madura No. 136 Situbondo dan Kantor Bank Mandiri Cabang Situbondo,
Jalan A. Yani No. 102 Situbondo atau setidaktidaknya pada suatu tempat
tertentu di daerah hukum Pengadilan Negeri Situbondo, dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara
atau perekonomian Negara, perbuatan tersebut ada hubungannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan
berlanjut, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Bahwa berdasarkan Akte Pendirian Yayasan Cendikia Insani Pondok
Pesantren Nurul Huda, Desa Paowan, Kecamatan Panarukan,
Kabupaten Situbondo Nomor 36 yang dibuat oleh Notaris Lukman
Hakim Gusti, SH., tanggal 18 Desember 2007, bahwa Terdakwa
menjabat sebagai Pengawas dan Yayasan Cendikia Insani Pondok
Pesantren Nurul Huda salah satunya bergerak di bidang Pendidikan
yang antara lain adalah TK Nurul Huda dan sebagai Pengawas
Terdakwa wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan yayasan.
b. Bahwa pada sekitar bulan April 2008 Terdakwa mendapat informasi
kalau Pemerintah Propinsi Jawa Timur akan memberikan bantuan
Dana Hibah dalam bentuk Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) yang salah satunya untuk Lembaga Pendidikan
Swasta, lalu Terdakwa berkeinginan untuk mendapatkan bantuan dana
tersebut untuk pembangunan TK Nurul Huda, Desa Paowan,
Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Lalu Terdakwa tanpa
persetujuan pengurus TK Nurul Huda menunjuk saksi Usman yang
merupakan salah satu santri di Pondok Pesantren Nurul Huda sebagai
Ketua Panitia Pembangunan TK Nurul Huda yang kebetulan namanya
sama dengan Ketua Yayasan Cendikia Insani Pondok Pesantren Nurul
Huda dan panitia lainnya, yang selanjutnya pada tanggal 17 April 2008
Terdakwa membuat proposal Permohonan Bantuan Dana kepada
Gubernur Jawa Timur untuk pembangunan TK Nurul Huda
sebagaimana Surat Nomor : 06 / Perm. / TK.Nurul Huda / IV / 2008
perihal permohonan yang ditandatangani oleh saksi Usman selaku
Ketua Panitia Pembangunan, A. Ainul Yaqin selaku Sekretaris dan
mengetahui saksi Yuniar Ramadhana selaku Kepala Desa Paowan,
namun tanda tangan dan cap stempel Kepala Desa Paowan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dipalsukan oleh Terdakwa yang mana proposal tersebut dilampiri
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan susunan panitia
pembangunan TK Nurul Huda dan selanjutnya pada tanggal 12 Mei
2008 Terdakwa menyuruh dan mendampingi Usman selaku Ketua
Panitia Pembangunan TK Nurul Huda tersebut untuk membuka
rekening di Bank Jawa Timur Cabang Situbondo dengan setoran awal
sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) yang uangnya berasal dari
Terdakwa sebagaimana rekening Nomor 0292216335 atas nama
Usman / Pan TK Nurul Huda dengan tujuan untuk menerima bantuan
dana hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat
(P2SEM) yang diajukan ke Gubernur Jawa Timur tersebut, dan
selanjutnya buku rekening dan KTP asli Usman tersebut diminta dan
disimpan oleh Terdakwa.
c. Bahwa karena proposal pengajuan bantuan dana untuk pembangunan
TK Nurul Huda tanggal 17 April 2008 tersebut kurang lengkap maka
pada tanggal 12 Juli 2008 Terdakwa memperbaiki proposal tersebut
sebagaimana Surat Nomor : 06 / Pemb. / TK NH / VII / 2008 perihal
Permohonan Bantuan Dana yang ditandatangani oleh saksi Usman
selaku Ketua Panitia Pembangunan, A. Ainul Yaqin selaku Sekretaris
dan mengetahui saksi Yuniar Ramadhana selaku Kepala Desa Paowan,
namun tanda tangan dan cap stempel Kepala Desa Paowan tersebut
dipalsukan oleh Terdakwa yang mana proposal tersebut dilampiri
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tanda tangan atas nama
saksi Usman juga dipalsukan oleh Terdakwa dan susunan panitia
pembangunan TK Nurul Huda, namun proposal tanggal 12 Juli 2008
tersebut setelah dikirim ke Propinsi Jawa Timur masih terjadi
kesalahan, yang mengajukan Bantuan Dana Hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) adalah Lembaga
Pendidikan TK Nurul Huda maka harus mengetahui Kepala Sekolah
TK Nurul Huda dan tidak perlu mengetahui Kepala Desa Paowan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
sehingga diperbaiki dengan proposal tanggal 10 Agustus 2008 dengan
dibantu oleh saksi Sujak Haryanto sebagaimana proposal Nomor : 06 /
Pemb.TK.Nurul Huda / VIII / 2008 perihal usulan lokasi Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Tahun 2008 yang
ditandatangani oleh saksi Usman selaku Ketua Panitia Pembangunan
dan mengetahui Fitriyah selaku Kepala Sekolah TK Nurul Huda,
namun tanda tangan saksi Usman selaku Ketua Panitia Pembangunan
dan Ftiriyah selaku Kepala Sekolah TK Nurul Huda tersebut
dipalsukan oleh Terdakwa dan nama Kepala Sekolah TK Nurul Huda
bukan Fitriyah namun Fitriyatin, yang mana proposal tersebut
dilampiri dengan Permohonan Pencairan Dana Program Penanganan
Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Tahun 2008, Susunan Panita
Pembangunan TK Nurul Huda yang semuanya ditandatangani oleh
saksi Usman selaku Ketua Panitia dan mengetahui Kepala Sekolah TK
Nurul Huda Fitriyah yang tanda tangannya dipalsukan oleh Terdakwa,
Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp 150.000.000,- (seratus
lima puluh juta rupiah) dan foto copy rekening Bank Jawa Timur
Cabang Situbondo Nomor : 0292216335 atas nama Usman / Pan TK
Nurul Huda yang selanjutnya proposal tersebut dikirim ke Gubernur
Jawa Timur yang akhirnya Panitia Pembangunan TK Nurul Huda,
Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo disetujui
dan ditetapkan sebagai Lembaga Penerima Bantuan Hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) sebesar Rp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana Keputusan
Gubernur Jawa Timur Nomor : 188 / 375 / KPTS / 013 / 2008 tanggal
13 Oktober 2008 tentang Lembaga Penerimaan Bantuan Hibah
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Propinsi
Jawa Timur Tahap I Tahun Anggaran 2008.
d. Bahwa pada tanggal 11 Nopember 2008 Dana Bantuan Hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pembangunan TK Nurul Huda sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah) tersebut masuk ke rekening Bank Jawa Timur
Cabang Situbondo Nomor : 0292216335 atas nama Usman / Pan TK
Nurul Huda, lalu pada tanggal 14 Nopember 2008 Terdakwa
mencairkan uang sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta
rupiah) tersebut di Bank Jawa Timur Cabang Situbondo dengan
memakai Surat Kuasa dari saksi Usman kepada Terdakwa tanggal 14
Nopember 2008 yang dipalsukan oleh Terdakwa karena saksi Usman
tidak pernah menandatangani Surat Kuasa tersebut, dan setelah uang
sebesar Rp 150.000.000,- tersebut diterima Terdakwa selanjutnya uang
tersebut seluruhnya dimasukkan ke rekening pribadi Terdakwa di Bank
Mandiri Cabang Situbondo rekening Nomor 143–00– 0914600–0.
e. Bahwa pada tanggal 16 Desember 2008 Tim dari BPMP, Kabupaten
Situbondo melakukan monitoring dan evaluasi untuk melakukan
pengecekan pelaksanaan pembangunan TK Nurul Huda yang dibiayai
dari Dana Bantuan Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh
juta rupiah) dan ternyata di lokasi TK Nurul Huda sama sekali tidak
dilaksanakan pembangunan yang dibiayai dari Bantuan Dana Hibah
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dan saksi
Dra. Hj. Khalifah selaku pengurus TK Nurul Huda merasa tidak
pernah mengajukan Bantuan Dana Hibah Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dan belum pernah menerima bantuan
sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) tersebut dan
selanjutnya karena perbuatan Terdakwa tersebut diketahui oleh
pengurus TK Nurul Huda dan pihak yang berwenang, maka pada
tanggal 18 Desember 2008 Terdakwa mengembalikan Dana Bantuan
Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
untuk pembangunan TK Nurul Huda sebesar Rp 150.000.000 (seratus
lima puluh juta rupiah) tersebut ke rekening Bank Jawa Timur Cabang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Situbondo Nomor 0292216335 atas nama Usman / Pan TK Nurul
Huda.
f. Bahwa Terdakwa telah menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya
selaku pengawas Yayasan Cendikia Insani Pondok Pesantren Nurul
Huda yang seharusnya bertugas dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan
yayasan, namun kewenangan yang ada pada diri Terdakwa tersebut
telah disalahgunakan karena Terdakwa telah menyuruh saksi Usman
sebagai Ketua Panitia Pembangunan TK Nurul Huda tanpa persetujuan
pengurus TK Nurul Huda, lalu Terdakwa membuat proposal
permohonan Bantuan Dana Hibah Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) untuk pembangunan TK Nurul Huda
tanpa persetujuan pengurus TK Nurul Huda dan Terdakwa telah
memalsukan tanda tangan dan cap stempel saksi Yuniar Ramadhana
selaku Kepala Desa Paowan dalam proposal pengajuan Bantuan Dana
Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
untuk pembangunan TK Nurul Huda tanggal 17 April 2008 dan
tanggal 12 Juli 2008 serta memalsukan tanda tangan saksi Usman
selaku Ketua Panitia Pembangunan dan Fitriyah selaku Kepala
Sekolah TK Nurul Huda, padahal nama Kepala Sekolah TK Nurul
Huda yang sebenarnya adalah Fitriyatin dalam proposal tanggal 10
Agustus 2008, lalu Terdakwa mencairkan dana sebesar Rp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) tersebut di Bank Jawa
Timur Cabang Situbondo dengan memalsukan Surat Kuasa saksi
Usman tanggal 14 Nopember 2008 dan setelah dana tersebut diterima
oleh Terdakwa tidak diserahkan kepada saksi Usman selaku Ketua
Panitia Pembangunan maupun saksi Siti Hasanah selaku Bendahara,
namun uang tersebut dimasukkan ke rekening pribadi Terdakwa di
Bank Mandiri Cabang Situbondo Nomor 143-00-0914600-0 untuk
kepentingan pribadi Terdakwa padahal Terdakwa tidak memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kewenangan untuk menerima, menyimpan dan mengelola dana
tersebut.
g. Bahwa Dana Bantuan Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh
juta rupiah) tersebut sama sekali oleh Terdakwa tidak dipergunakan
untuk melaksanakan kegiatan pembangunan TK Nurul Huda
sebagaimana dalam proposal dan bahkan Terdakwa tidak membuat
laporan pertanggungjawaban penggunaan uang tersebut.
h. Bahwa tujuan Terdakwa melakukan perbuatan seperti diuraikan di atas
adalah untuk mendapatkan keuntungan diri Terdakwa sendiri sebesar
Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) atau memperkaya
orang lain maupun korporasi yang ikut menerima dana tidak sesuai
dengan ketentuan tersebut.
i. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut telah mengakibatkan
kerugian keuangan Negara sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut.
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang No. 31 Tahun
1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
ATAU
KEDUA :
Bahwa Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim pada tanggal
17 April 2008, tanggal 12 Juli 2008, tanggal 10 Agustus 2008, tanggal 14
Nopember 2008 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu yang masih dalam
kurun waktu antara bulan April 2008 sampai dengan bulan Nopember
2008 atau setidaktidaknya pada suatu waktu tertentu yang masih dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
tahun 2008, bertempat di Kampung Nangkaan, RT. 03 RW. 01, Desa
Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo dan Kantor Bank
Jawa Timur Cabang Situbondo, Jalan Madura No. 136 Situbondo atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu di daerah hukum Pengadilan
Negeri Situbondo, Pegawai Negeri atau orang selain Pegawai Negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau
sementara waktu, dengan sengaja memalsu bukubuku atau daftar-daftar
yang khusus untuk pemeriksaan administrasi, beberapa perbuatan tersebut
ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu
perbuatan berlanjut, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor :
171.431 / 24 / 011 / 2004 tanggal 09 Agustus 2004 tentang Peresmian
Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Kabupaten
Situbondo Terdakwa menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten
Situbondo periode 2004 sampai dengan 2009 sehingga Terdakwa
adalah sebagai Pegawai Negeri dan berdasarkan Akte Pendirian
Yayasan Cendikia Insani Pondok Pesantren Nurul Huda, Desa
Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo Nomor 36 yang
dibuat oleh Notaris Lukman Hakim Gusti, SH tanggal 18 Desember
2007, bahwa Terdakwa menjabat sebagai Pengawas sehingga
Terdakwa sebagai orang selain Pegawai Negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara
waktu.
b. Bahwa pada sekitar bulan April 2008 Terdakwa mendapat informasi
kalau Pemerintah Propinsi Jawa Timur akan memberikan Bantuan
Dana Hibah dalam bentuk Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) yang salah satunya untuk Lembaga Pendidikan
Swasta lalu Terdakwa berkeinginan untuk mendapatkan bantuan dana
tersebut untuk pembangunan TK Nurul Huda, Desa Paowan,
Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo lalu Terdakwa tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
persetujuan pengurus TK Nurul Huda menunjuk saksi Usman yang
merupakan salah satu santri di Pondok Pesantren Nurul Huda sebagai
Ketua Panitia Pembangunan TK Nurul Huda yang kebetulan namanya
sama dengan Ketua Yayasan Cendikia Insani Pondok Pesantren Nurul
Huda dan panitia lainnya yang selanjutnya pada tanggal 17 April 2008
Terdakwa membuat proposal Permohonan Bantuan Dana kepada
Gubernur Jawa Timur untuk pembangunan TK Nurul Huda
sebagaimana Surat Nomor : 06 / Perm. / TK.Nurul Huda / IV / 2008
perihal permohonan yang ditandatangani oleh saksi Usman selaku
Ketua Panitia Pembangunan, A. Ainul Yaqin selaku Sekretaris dan
mengetahui saksi Yuniar Ramadhana selaku Kepala Desa Paowan,
namun tanda tangan dan cap stempel Kepala Desa Paowan tersebut
dipalsukan oleh Terdakwa yang mana proposal tersebut dilampiri
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan susunan panitia
pembangunan TK Nurul Huda dan selanjutnya pada tanggal 12 Mei
2008 Terdakwa menyuruh dan mendampingi Usman selaku Ketua
Panitia Pembangunan TK Nurul Huda tersebut untuk membuka
rekening di Bank Jawa Timur Cabang Situbondo dengan setoran awal
sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) yang uangnya berasal dari
Terdakwa sebagaimana rekening Nomor 0292216335 atas nama
Usman / Pan TK Nurul Huda dengan tujuan untuk menerima Bantuan
Dana Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat
(P2SEM) yang diajukan ke Gubernur Jawa Timur tersebut dan
selanjutnya buku rekening dan KTP asli Usman tersebut diminta dan
disimpan oleh Terdakwa.
c. Bahwa karena proposal pengajuan bantuan dana untuk pembangunan
TK Nurul Huda tanggal 17 April 2008 tersebut kurang lengkap, maka
pada tanggal 12 Juli 2008 Terdakwa memperbaiki proposal tersebut
sebagaimana Surat Nomor : 06 / Pemb. / TK NH / VII / 2008 perihal
Permohonan Bantuan Dana yang ditandatangani oleh saksi Usman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
selaku Ketua Panitia Pembangunan, A. Ainul Yaqin selaku Sekretaris
dan mengetahui saksi Yuniar Ramadhana selaku Kepala Desa Paowan,
namun tanda tangan dan cap stempel Kepala Desa Paowan tersebut
dipalsukan oleh Terdakwa yang mana proposal tersebut dilampiri
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tanda tangan atas nama
saksi Usman juga dipalsukan oleh Terdakwa dan susunan panitia
pembangunan TK Nurul Huda, namun proposal tanggal 12 Juli 2008
tersebut setelah dikirim ke Propinsi Jawa Timur masih terjadi
kesalahan yang mengajukan Bantuan Dana Hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) adalah Lembaga
Pendidikan TK Nurul Huda maka harus mengetahui Kepala Sekolah
TK Nurul Huda dan tidak perlu mengetahui Kepala Desa Paowan
sehingga diperbaiki dengan proposal tanggal 10 Agustus 2008 dengan
dibantu oleh saksi Sujak Haryanto sebagaimana proposal Nomor : 06 /
Pemb.TK.Nurul Huda / VIII / 2008 perihal Usulan Lokasi Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Tahun 2008 yang
ditandatangani oleh saksi Usman selaku Ketua Panitia Pembangunan
dan mengetahui Fitriyah selaku Kepala Sekolah TK Nurul Huda,
namun tanda tangan saksi Usman selaku Ketua Panitia Pembangunan
dan Ftiriyah selaku Kepala Sekolah TK Nurul Huda tersebut
dipalsukan oleh Terdakwa dan nama Kepala Sekolah TK Nurul Huda
bukan Fitriyah namun Fitriyatin, yang mana proposal tersebut
dilampiri dengan permohonan Pencairan Dana Program Penanganan
Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Tahun 2008, Susunan Panita
Pembangunan TK Nurul Huda yang semuanya ditandatangani oleh
saksi Usman selaku Ketua Panitia dan mengetahui Kepala Sekolah TK
Nurul Huda Fitriyah yang tanda tangannya dipalsukan oleh Terdakwa,
Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp 150.000.000,- (seratus
lima puluh juta rupiah) dan foto copy rekening Bank Jawa Timur
Cabang Situbondo Nomor : 0292216335 atas nama Usman / Pan TK
Nurul Huda yang selanjutnya proposal tersebut dikirim ke Gubernur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Jawa Timur yang akhirnya Panitia Pembangunan TK Nurul Huda,
Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo disetujui
dan ditetapkan sebagai Lembaga Penerima Bantuan Hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) sebesar Rp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana Keputusan
Gubernur Jawa Timur Nomor : 188 / 375 / KPTS / 013 / 2008 tanggal
13 Oktober 2008 tentang Lembaga Penerimaan Bantuan Hibah
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Propinsi
Jawa Timur Tahap I Tahun Anggaran 2008.
d. Bahwa pada tanggal 11 Nopember 2008 Dana Bantuan Hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) untuk
pembangunan TK Nurul Huda sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah) tersebut masuk ke rekening Bank Jawa Timur
Cabang Situbondo Nomor : 0292216335 atas nama Usman / Pan TK
Nurul Huda lalu pada tanggal 14 Nopember 2008 Terdakwa
mencairkan uang sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta
rupiah) tersebut di Bank Jawa Timur Cabang Situbondo dengan
memakai Surat Kuasa dari saksi Usman kepada Terdakwa tanggal 14
Nopember 2008 yang dipalsukan oleh Terdakwa karena saksi Usman
tidak pernah menandatangani Surat Kuasa tersebut dan setelah uang
sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) tersebut
diterima Terdakwa selanjutnya uang tersebut seluruhnya dimasukkan
ke rekening pribadi Terdakwa di Bank Mandiri Cabang Situbondo
rekening Nomor 143–00–0914600–0.
e. Bahwa pada tanggal 16 Desember 2008 Tim dari BPMP, Kabupaten
Situbondo melakukan monitoring dan evaluasi untuk melakukan
pengecekan pelaksanaan pembangunan TK Nurul Huda yang dibiayai
dari Dana Bantuan Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh
juta rupiah) dan ternyata di lokasi TK Nurul Huda sama sekali tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dilaksanakan pembangunan yang dibiayai dari Bantuan Dana Hibah
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dan saksi
Dra. Hj. Khalifah selaku pengurus TK Nurul Huda merasa tidak
pernah mengajukan Bantuan Dana Hibah Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dan belum pernah menerima bantuan
sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) tersebut, dan
selanjutnya karena perbuatan Terdakwa tersebut diketahui oleh
pengurus TK Nurul Huda dan pihak yang berwenang, maka pada
tanggal 18 Desember 2008 Terdakwa mengembalikan Dana Bantuan
Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
untuk pembangunan TK Nurul Huda sebesar Rp 150.000.000 (seratus
lima puluh juta rupiah) tersebut ke rekening Bank Jawa Timur Cabang
Situbondo Nomor 0292216335 atas nama Usman / Pan TK Nurul
Huda.
f. Bahwa Terdakwa telah dengan sengaja memalsu buku-buku atau
daftar-daftar berupa tanda tangan dan cap stempel saksi Yuniar
Ramadahana selaku Kepala Desa Paowan dalam proposal pengajuan
Bantuan Dana Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) untuk pembangunan TK Nurul Huda tanggal 17
April 2008 dan tanggal 12 Juli 2008, tanda tangan Kepala Sekolah TK
Nurul Huda dalam proposal pengajuan Bantuan Dana Hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) untuk
pembangunan TK Nurul Huda tanggal 10 Agustus 2008 serta tanda
tangan saksi Usman dalam Surat Kuasa tanggal 14 Nopember 2008
untuk mencairkan Dana Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh
juta rupiah) di Bank Jawa Timur Cabang Situbondo.
g. Bahwa Terdakwa telah dengan sengaja memalsu tanda tangan dan cap
stempel saksi Yuniar Ramadhana selaku Kepala Desa Paowan dalam
proposal tanggal 17 April 2008 dan tanggal 12 Juli 2008, tanda tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Kepala Sekolah TK Nurul Huda dalam proposal tanggal 10 Agustus
2008 serta tanda tangan saksi Usman dalam proposal tanggal 12 Juli
2008, proposal tanggal 10 Agustus 2008 maupun Surat Kuasa tanggal
14 Nopember 2008 adalah khusus untuk pemeriksaan administrasi.
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 9 jo Pasal 18 Undang-Undang No. 31 Tahun
1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
4. Tuntutan Penuntut Umum
Tuntutan pidana Jaksa / Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Situbondo yang disampaikan pada tanggal 8 Februari 2010
sebagai berikut :
a. Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin Abdurahim tidak
terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana
yang didakwakan dalam dakwaan alternatif Pertama Primair ;
b. Membebaskan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin Abdurahim oleh
karena itu dari dakwaan alternatif Pertama Primair tersebut di atas ;
c. Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin Abdurahim terbukti
bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut
sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan alternatif Pertama
Subsidair ;
d. Menjatuhkan Pidana terhadap Terdakwa Drs. H. Sahmu bin
Abdurahim dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 4 (empat)
bulan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan dengan
perintah agar Terdakwa tetap ditahan di Rutan dan membayar
denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) Subsidiair
3 (tiga) bulan kurungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
e. Menyatakan barang bukti berupa :
1) 1 (satu) buah setempel Kepala Desa Paowan palsu.
2) 1 (satu) bendel foto copy dokumen pembukaan rekening Bank
Jawa Timur yang sudah dilegalisir No. 0292216335 atas nama
Usman / Pan TK Nurul Huda.
3) 1 (satu) lembar foto copy slip penarikan uang sebesar Rp
150.000.000,- dari rekening No. 0292216335 tanggal 14
Nopember 2008 yang sudah dilegalisir.
4) 1 (satu) lembar foto copy slip penyetoran uang sebesar Rp
150.000.000,- ke rekening 0292216335 tanggal 18 Desember
2008 yang sudah dilegalisir.
5) 1 (satu) lembar foto copy surat kuasa dari Usman kepada Drs.
H. Sahmu tanggal 14 Nopember 2008 yang sudah dilegalisir.
6) 1 (satu) bendel foto copy data transaksi pada rekening No.
0292216335 atas nama Usman / Pan TK Nurul Huda yang
sudah dilegalisir.
7) 1 (satu) bendel foto copy buku rekening tabungan No.
0292216335 atas nama Usman / Pan TK Nurul Huda yang
sudah dilegalisir.
8) 1 (satu) bendel foto copy proposal Permohonan Bantuan
Pembangunan TK Nurul Huda tanggal 17 April 2008.
9) 1 (satu) lembar Surat Pernyataan Drs. H. Sahmu tanggal 17
Desember 2008 yang isinya telah membuat proposal Pedoman
Umum Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat
(P2SEM) tidak prosedural.
10) 1 (satu) lembar Surat Pernyataan Drs. H. Sahmu tanggal 17
Desember 2008 yang isinya telah membuat proposal dengan
tanda tangan dan stempel Kepala Desa palsu.
11) 1 (satu) lembar foto copy rekening Bank Mandiri Cabang
Situbondo No. 143-00-0914600-0 atas nama Drs. H. Sahmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
12) 1 (satu) bendel foto copy Akta Pendirian Yayasan Cendikia
Insani Pondok Pesantren Nurul Huda Paowan Panarukan
Situbondo No. 36 tanggal 18 Desember 2007 oleh Notaris
Lukman Hakim Gusti, SH.
13) 1 (satu) lembar KTP asli atas nama Usman.
14) 1 (satu) bendel foto copy proposal panitia pembangunan TK
Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten
Situbondo tahun 2008 tanggal 12 Juli 2008.
15) 1 (satu) bendel foto copy Proposal Panitia Pembangunan TK
Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten
Situbondo tahun 2008 tanggal 10 Agustus 2008.
16) 1 (satu) lembar foto copy NPHD tanggal 15 Oktober 2008.
17) 1 (satu) bendel foto copy Keputusan Gubernur Jawa Timur
No. 188 / 375 / KPT / 013 / 2008 tentang Lembaga Penerima
Bantuan Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) Propinsi Jawa Timur Tahap I Tahun
2008.
18) 1 (satu) lembar Hasil Monitoring dan Evaluasi Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Tahun
2008.
19) 1 (satu) bendel hasil Checklist Kegiatan Program Penanganan
Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) di Situbondo. Semuanya
tetap terlampir dalam berkas perkara.
20) Uang tunai sebesar Rp 152.419.150,- Semuanya dirampas
untuk disetor ke Kas Negara.
f. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5. Amar Putusan Pengadilan Negeri Situbondo
Putusan Pengadilan Negeri Situbondo No. No. 415 / Pid.B /
2009 / PN.STB, yang dibacakan pada tanggal 08 April 2010 yang amar
lengkapnya adalah sebagai berikut :
a. Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana dakwaan Pertama Primair ;
b. Membebaskan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim dari
dakwaan Pertama Primair tersebut ;
c. Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim telah
terbukti bersalah melakukan tindak pidana : MELAKUKAN
KORUPSI SEBAGAI PERBUATAN BERLANJUT ;
d. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun, serta
membayar uang pengganti sebesar NIHIL ;
e. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana penjara yang
dijatuhkan, sejak putusan ini telah berkekuatan hukum tetap ;
f. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
g. Menyatakan barang bukti berupa :
1) 1 (satu) buah stempel Kepala Desa Paowan Palsu. Untuk
dimusnahkan, sedangkan terhadap :
2) 1 (satu) lembar KTP asli atas nama Usman. Dikembalikan
kepada saksi Usman, sedangkan terhadap :
3) Foto copy kwitansi dan Berita Acara Penitipan Barang Bukti
Uang Perkara Tindak Pidana Korupsi atas nama Drs. H. Sahmu
dari Kejaksaan Negeri Situbondo Rp 152.419.150,- (seratus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
lima puluh dua juta empat ratus sembilan belas ribu seratus
lima puluh rupiah).
4) 1 (satu) bendel foto copy dokumen pembukaan rekening Bank
Jawa Timur yang sudah dilegalisir No. 0292216335 atas nama
Usman / PAN TK Nurul Huda.
5) 1 (satu) lembar foto copy slip penarikan uang sebesar Rp
150.000.000,- dari rekening No. 0292216335 tanggal 14
Nopember 2008 yang sudah dilegalisir.
6) 1 (satu) lembar foto copy slip penyetoran uang sebesar Rp
150.000.000, ke rekening No. 0292216335 tanggal 18
Desember 2008 yang sudah dilegalisir.
7) 1 (satu) lembar foto copy Surat Kuasa dari Usman kepada Drs.
H. Sahmu tanggal 14 Nopember 2008 yang sudah dilegalisir.
8) 1 (satu) bendel foto copy data transaksi pada rekening No.
0292216335 atas nama Usman / PAN TK Nurul Huda yang
sudah dilegalisir.
9) 1 (satu) bendel foto copy buku rekening tabungan No.
0292216335 atas nama Usman / PAN TK Nurul Huda yang
sudah dilegalisir.
10) 1 (satu) bendel foto copy Proposal Panitia Pembangunan TK
Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten
Situbondo tahun 2008 tanggal 12 Juli 2008.
11) 1 (satu) bendel foto copy Proposal Panitia Pembangunan TK
Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten
Situbondo tahun 2008 tanggal 10 Agustus 2008.
12) 1 (satu) bendel foto copy Proposal Panitia Pembangunan TK
Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten
Situbondo tahun 2008 tanggal 10 Agustus 2008.
13) 1 (satu) lembar Surat Pernyataan Drs. H. Sahmu tanggal 17
Desember 2008 yang isinya telah membuat proposal dengan
tandatangan dan stempel Kepala Desa palsu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
14) 1 (satu) lembar Surat Pernyataan Drs. H. Sahmu tanggal 17
Desember 2008 yang isinya telah menbuat proposal dengan
tandatangan dan stempel Kepala Desa palsu.
15) Lembar fotocopy rekening Bank Mandiri Cabang Situbondo
No. 143-00-0914600-0 atas nama Drs. H. Sahmu.
16) 1 (satu) bendel foto copy NPHD tanggal 15 Oktober 2008.
17) 1 (satu) bendel foto copy Keputusan Gubernur Jawa Timur
No. 188 / 375 / KPT / 013 / 2008 tentang Lembaga Penerima
Bantuan Hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) Propinsi Jawa Timur Tahap I Tahun
Anggaran 2008.
18) 1 (satu) bendel foto copy Akta Pendirian Yayasan Cendikia
Insani Pondok Pesantren Nurul Huda Paowan Panarukan
Situbondo No. 36 tanggal 18 Desember 2007 oleh Notaris
Lukman Hakim Gusti, SH.
19) 1 (satu) lembar Hasil Monitoring dan Evaluasi Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) tahun 2008.
20) 1 (satu) bendel Hasil Checklist Kegiatan Program Penanganan
Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) di Situbondo. Untuk
tetap terlampir dalam berkas perkara, sedangkan terhadap :
21) Uang sejumlah Rp 152.419.150,- (seratus lima puluh dua juta
empat ratus sembilan belas ribu seratus lima puluh ribu rupiah).
Untuk dikembalikan kepada Kas Negara.
22) Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya
perkara sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
6. Amar Putusan Pengadilan Tinggi
Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No. 216 / Pid / 2010 /
PT.SBY, yang dibacakan pada tanggal 07 Juni 2010 yang amar
putusannya adalah sebagai berikut :
a. Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
b. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Situbondo tanggal 08
April 2010 Nomor : 415 / Pid.B / 2009 / PN.Stb. yang dimintakan
banding ;
1) Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana “Korupsi Secara Berlanjut” ;
2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut di atas dengan
pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan denda sebesar Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) subsidair 6 bulan
kurungan ;
3) Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan
dikurangkan segenapnya dari pidana yang dijatuhkan tersebut ;
4) Menetapkan Terdakwa tetap dalam tahanan ;
5) Menyatakan barang bukti berupa :
1) 1 (satu) buah stempel Kepala Desa Paowan palsu. Untuk
dimusnahkan, sedangkan terhadap :
2) 1 (satu) lembar KTP asli atas nama Usman. Dikembalikan
kepada saksi Usman, sedangkan terhadap :
3) Foto copy kwitansi dan Berita Acara Penitipan Barang
Bukti Uang Perkara Tindak Pidana Korupsi atas nama Drs.
H. Sahmu dari Kejaksaan Negeri Situbondo Rp
152.419.150,- (seratus lima puluh dua juta empat ratus
sembilan belas ribu seratus lima puluh rupiah).
4) 1 (satu) bendel foto copy dokumen pembukuan rekening
Bank Jawa Timur yang sudah dilegalisir No. 0292216335
atas nama Usman / PAN TK Nurul Huda.
5) 1 (satu) lembar foto copy slip penarikan uang sebesar Rp
150.000.000,- dari rekening No. 0292216335 tanggal 14
Nopember 2008 yang sudah dilegalisir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
6) 1 (satu) lembar foto copy slip penyetoran uang sebesar Rp
150.000.000, ke rekening No. 0292216335 tanggal 18
Desember 2008 yang sudah dilegalisir.
7) 1 (satu) lembar foto copy Surat Kuasa dari Usman kepada
Drs. H. Sahmu tanggal 14 Nopember 2008 yang sudah
dilegalisir.
8) 1 (satu) bendel foto copy data transaksi pada rekening No.
0292216335 atas nama Usman / PAN TK Nurul Huda yang
sudah dilegalisir.
9) 1 (satu) bendel foto copy buku rekening tabungan No.
0292216335 atas nama Usman / PAN TK Nurul Huda yang
sudah dilegalisir.
10) 1 (satu) bendel foto copy Proposal Panitia Pembangunan
TK Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan,
Kabupaten Situbondo tahun 2008 tanggal 12 Juli 2008.
11) 1 (satu) bendel foto copy Proposal Panitia Pembangunan
TK Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan,
Kabupaten Situbondo tahun 2008 tanggal 10 Agustus 2008.
12) 1 (satu) bendel foto copy Proposal Panitia Pembangunan
TK Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan Panarukan,
Kabupaten Situbondo tahun 2008 tanggal 10 Agustus 2008.
13) 1 (satu) lembar Surat Pernyataan Drs. H. Sahmu tanggal 17
Desem-ber 2008 yang isinya telah membuat proposal
dengan tandatangan dan stempel Kepala Desa palsu.
14) 1 (satu) lembar Surat Pernyataan Drs. H. Sahmu tanggal 17
Desember 2008 yang isinya telah membuat proposal
dengan tandatangan dan stempel Kepala Desa palsu.
15) Lembar fotocopy rekening Bank Mandiri Cabang
Situbondo No. 143-00-0914600-0 atas nama Drs. H.
Sahmu.
16) 1 (satu) bendel foto copy NPHD tanggal 15 Oktober 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
17) 1 (satu) bendel foto copy Keputusan Gubernur Jawa Timur
No. 188 / 375 / KPT / 013 / 2008 tentang Lembaga
Penerima Bantuan Hibah Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Propinsi Jawa Timur Tahap
I Tahun Anggaran 2008.
18) 1 (satu) bendel foto copy Akta Pendirian Yayasan
Cendikia Insani Pondok Pesantren Nurul Huda Paowan
Panarukan Situbondo No. 36 tanggal 18 Desember 2007
oleh Notaris Lukman Hakim Gusti, SH.
19) 1 (satu) lembar Hasil Monitoring dan Evaluasi Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) tahun
2008.
20) 1 (satu) bendel Hasil Checklist Kegiatan Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) di
Situbondo. Untuk tetap terlampir dalam berkas perkara,
sedangkan terhadap :
21) Uang sejumlah Rp 152.419.150,- (seratus lima puluh dua
juta empat ratus sembilan belas ribu seratus lima puluh
rupiah). Untuk dikembalikan kepada Kas Negara.
6) Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa untuk kedua
tingkat peradilan, yang untuk tingkat banding sebesar Rp
5.000,- (lima ribu rupiah)
7. Dasar Permohonan Kasasi Terdakwa
Alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi Terdakwa
pada pokoknya sebagai berikut :
I. Bahwa, pemohon kasasi / terdakwa keberatan terhadap
putusan judex factie (pengadilan tinggi) yang sama sekali tidak
mempertimbangkan memori banding yang diajukan oleh
penuntut umum. Bahkan juga sama sekali tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
mempertimbangkan kontra memori dari terdakwa, padahal
terdakwa (pemohon kasasi) telah mengirimkan dan membuat
kontra memori banding tertanggal 04 mei 2010 sesaat setelah
menerima memori banding dari kepaniteraan pengadilan negeri
situbondo pada tanggal 03 mei 2010, baik hal-hal yang
berhubungan dengan fakta-fakta dalam persidangan maupun
tentang penerapan hukumnya ;
II. Bahwa, judex factie (pengadilan tinggi) telah salah
menerapkan hukum acara, kesalahan mana sangat fatal dan
mendasar, mengingat :
a. Putusan judex factie (Pengadilan Negeri) yang dimohonkan
banding oleh Jaksa / Penuntut Umum, berkenaan dengan
keputusannya yang menyatakan :
1) Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana
dakwaan Pertama Primair ;
2) Membebaskan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim dari dakwaan Primair tersebut ; Bahwa,
dengan dibebaskannya Terdakwa / Pemohon Kasasi
dari dakwaan Primair tersebut, serta dalam memori
bandingnya Jaksa / Penuntut Umum adalah hanyalah
berkenaan tidak dikabulkannya tuntutan uang denda
saja ;
Yang dimaksud dengan kesalahan fatal dari
keputusan Pengadilan Tinggi Jawa Timur di Surabaya
tersebut, karena judex facti yang memeriksa perkara
bandingnya tersebut telah memeriksa dan
mempertimbangkan serta memberikan putusan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Terdakwa karena bersalah : melanggar dakwaaan Pertama
Primair, padahal berdasarkan fakta yang terungkap di
persidangan, Jaksa / Penuntut Umum juga telah mengakui
dalam surat tuntutannya bahwa dakwaan Pertama Primair
tersebut tidak terbukti secara sah dan meyakinkan ;
b. Bahwa, judex factie (Pengadilan Tinggi) yang memeriksa
dan mengadili perkara ini dalam keputusannya tersebut
selain telah melampaui batas wewenangnya, juga telah
melecehkan dan mengesampingkan hukum positif yang
jelas-jelas berlaku, dalam hal ini Undang-Undang No. 8
Tahun 1981 (KUHAP) Pasal 67, yang secara tegas
menyatakan : “bahwa Terdakwa atau Penuntut Umum
berhak untuk meminta banding terhadap putusan
Pengadilan Tingkat Pertama, kecuali terhadap putusan
bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum”.
Jadi jelas di sini, bahwa Terdakwa yang telah
dibebaskan dari dakwaan Pertama Primair Jaksa / Penuntut
Umum tersebut oleh Pengadilan Negeri Situbondo, tidak
bisa lagi dan tidak mungkin lagi secara hukum untuk
diperiksa di tingkat banding atas dakwaan Pertama Primair
tersebut ;
III. Bahwa, judex factie (pengadilan tinggi) dalam pertimbangan
hukumnya halaman 26 sampai dengan halaman 30 tidak
menerapkan hukum pembuktian sebagaimana mestinya serta
salah menerapkan unsur pasal dalam dakwaan alternatif
pertama primair, oleh karena pengadilan tingkat banding
tersebut telah membuat pertimbangan hukum yang keliru
mengenai unsur dakwaan alternatif pertama primair tersebut ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Serta pula, judex factie (Pengadilan Tinggi) dalam
putusannya tersebut tidak memberikan pertimbangan yang
cukup (onvooldoende gemotivereerd) mengenai uraian
keterbuktian unsur-unsur Pasal 2 Undang-Undang 31 / 1999 jo
Undang-Undang 20 / 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi yang dikaitkan dengan fakta-fakta yang
terungkap di persidangan, oleh karena dalam pertimbangannya
mengenai unsur “secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi”
dalam perkara ini hanyalah berdasarkan asumsi belaka atau
anggapan judex factie (Pengadilan Tinggi) belaka serta tidak
memberikan pertimbangan yang cukup atas fakta yang muncul
dalam persidangan ;
Bahwa, oleh karena dalam persidangan tidak pernah
muncul fakta dan ditemukan bukti-bukti adanya alat bukti
secara wetmasig, dan legalitas yang dapat membuktikan adanya
perbuatan memperkaya / menambah kekayaan Terdakwa
sendiri ataupun orang lain atau menunjukkan adanya perubahan
kekayaan seseorang ataupun pertambahan kekayaannya diukur
dari penghasilan yang telah diperolehnya ;
Bahwa, berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di
persidangan, Jaksa / Penuntut Umum maupun judex facti
(Pengadilan Negeri) juga tidak memperoleh bukti yang cukup
bahwa perbuatan Terdakwa (Pemohon Kasasi) tersebut telah
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.
Sehingga dengan demikian unsur “melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi”
tidak terbukti ;
Bahwa, oleh karena salah satu unsur dalam dakwaan
alternatif Pertama Primair tidak terpenuhi, maka dakwaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
alternatif Pertama Primair tersebut harus dinyatakan tidak
terbukti, dan Terdakwa (Pemohon Kasasi) haruslah dinyatakan
tidak bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaaan
alternatif Pertama Primair, sehingga karenanya membebaskan
Terdakwa (Pemohon Kasasi) dari dakwaan alternatif Pertama
Primair tersebut ;
IV. Bahwa, pemohon kasasi / terdakwa dapat menerima seluruh
pertimbangan hukum dalam putusan perkara pidana a quo
dalam tingkat pertama, karena menurut hemat pemohon kasasi /
terdakwa bahwa pertimbangan hukum judex factie (tingkat
pertama) telah tepat dan benar, serta tidak salah dalam
menerapkan hukum ;
Bahwa, Pertimbangan judex factie (Pengadilan Negeri)
tersebut telah didasarkan atas penilaian fakta yang terbentuk
dari alat-alat bukti yang diajukan di persidangan, pertimbangan
hukum juga telah dilakukan dari suatu analisis hukum sehingga
menghasilkan putusan yang dapat dibenarkan secara hukum ;
serta hukuman yang dijatuhkan kepada Terdakwa tersebut
sudah setimpal dengan kesalahan Terdakwa dan sudah
memenuhi rasa keadilan ;
Bahwa, lagipula judex facti (Pengadilan Negeri)
tidaklah salah di dalam menjalankan cara mengadili menurut
undang-undang yang dapat mengancam kebatalan putusan-
putusan tersebut, maka putusan Pengadilan Negeri Situbondo
tanggal 08 April 2010, Nomor 415 / PID.B / 2009 / PN.STB
tersebut beralasan hukum untuk dikuatkan ;
V. Bahwa, pada pokoknya keberatan jaksa / penuntut umum
dalam bandingnya adalah mengenai masalah penjatuhan pidana
penjara dan tidak adanya penjatuhan pidana denda terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
terdakwa, serta penuntut umum membandingkan putusan
perkara pidana ini dengan putusan perkara pidana korupsi atas
nama terdakwa drs. Saiful hasan bin djuanidi (pekerjaan
swasta), yang kemudian berkesimpulan telah terjadi disparitas
yang sangat menyolok terhadap putusan perkara-perkara yang
sama yang telah diputuskan oleh hakim-hakim pengadilan
negeri situbondo ;
Bahwa, mengenai masalah keberatan Jaksa / Penuntut
Umum sebagaimana tersebut di atas dan telah diuraikan dalam
Memori Bandingnya tersebut, menurut Terdakwa (Pemohon
Kasasi) keberatan Jaksa / Penuntut Umum tersebut tidaklah
berdasar hukum dan telah tidak adil berlaku adil terhadap
semua orang pelaku tindak pidana korupsi yang diseretnya ke
meja hijau, hal ini mengingat dan Jaksa / Penuntut Umum tidak
konsekuen dan bertindak ambivalen dalam melakukan
penuntutan perkara pidana korupsi, malah dalam perkara
korupsi atas nama Terdakwa Maskuri Ismail, S.Ag, M.Pdi,
Jaksa / Penuntut Umum tidak melakukan penuntutan pidana
denda terhadapnya. Dan juga, terhadap putusan pidana korupsi
yang tidak dikabulkan tuntutan pidana dendanya, Jaksa /
Penuntut Umum juga tidak melakukan upaya hukum banding
atas perkara tersebut alias putusan perkara pidana korupsi
tersebut telah berkekuatan hukum tetap, misalnya dalam
putusan perkara pidana korupsi atas nama Terdakwa Suriwan,
atas nama Terdakwa Sugiarto, S.Pd dan atas nama Terdakwa
Setiawan, S.Pd. telah dipertimbangkan oleh judex facti
(Pengadilan Negeri). Bahwa, putusan pidana yang dijatuhkan
oleh judex facti (Pengadilan Negeri) walaupun samasama
perkara tindak pidana korupsi tidaklah dapat dijadikan patokan
dan tidak otomatis disamaratakan, karena hal tersebut bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
kasuistik, sehingga adalah keliru dan tidak tepat alasan
yuridisnya jika Jaksa / Penuntut Umum membandingkan
putusan perkara ini dengan putusan perkara atas nama
Terdakwa Drs. Saiful Hasan bin Djuanidi (pekerjaan swasta).
Bahwa, akan tetapi judex factie (Pengadilan Tinggi),
telah salah mempertimbangkan upaya hukum yang dilakukan
oleh Jaksa / Penuntut Umum, malah judex facti (Pengadilan
Tinggi) melampaui wewenangnya dan salah menerapkan
hukum atas upaya hukum banding yang dilakukan oleh Jaksa /
Penuntut Umum tersebut dengan memutus lain-lain hal yang
dimintakan banding tersebut ;
VI. Bahwa, mengenai tidak dijatuhkannya pidana denda pidana
terhadap pemohon kasasi / terdakwa oleh pengadilan tingkat
pertama dalam putusan a quo, hal ini dikarenakan kata dan atau
pada pasal 3 undang-undang tindak pidana korupsi juga tidak
wajib dijatuhkan kepada pemohon kasasi / terdakwa, melainkan
bersifat alternatif ;
Bahwa, mengenai pidana yang dijatuhkan kepada
Pemohon Kasasi / Terdakwa oleh judex factie (Pengadilan
Negeri) adalah telah dipertimbangkan sesuai antara sifat,
hakikat dari pemidanaan dengan kadar dari bentuk pidana yang
telah dilakukan oleh Pemohon Kasasi / Terdakwa yang secara
keseluruhan telah dipandang dari sudut total justice. Dan
hukumnya yang dijatuhkan kepada Terdakwa telah cukup adil
dengan perbuatannya, dan memenuhi rasa keadilan ;
VII. Tentang judex factie (pengadilan tinggi) telah salah
menerapkan pasal 244 kuhap ;
Bahwa Pasal 244 KUHAP jelas-jelas mengatur :
“terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
terakhir oleh Pengadilan selain daripada Mahkamah Agung,
Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan
kasasi kepada Mahkamah Agung, kecuali putusan bebas”
Bahwa judex factie dalam putusannya halaman 26
sampai dengan halaman 29 telah menabrak ketentuan Pasal 244
KUHAP ;
Bahwa, dakwaan alternatif Pertama Primair telah
dinyatakan tidak terbukti oleh judex factie (Pengadilan Negeri),
maka atas dakwaan alternatif Pertama Primair “bebas” tidak
ada upaya hukum lagi, apalagi upaya hukum banding, maka
judex factie (Pengadilan Tinggi) yang telah
mengenyampingkan Pasal 244 KUHAP adalah merupakan
penerapan hukum yang salah, maka sebagai konsekuensi
yuridisnya, putusan judex facti in casu batal demi hukum ;
8. Pembahasan
Permohonan kasasi yang dilakukan oleh terdakwa sebagaimana
disebutkan dalam putusan MA Nomor 1890 K/Pid.Sus/2010 adalah
merupakan hak terdakwa atau penuntut umum untuk melakukan upaya
hukum oleh sebab-sebab tertentu. Upaya hukum yang dilakukan oleh
terdakwa dalam kasus ini adalah merupakan hak terdakwa untuk tidak
menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau
kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan
kembali dalam hal serta cara yang diatur dalam undang-undang.
Dasar hukum dari permohonan kasasi ini adalah merujuk pada UU
No. 14 tahun 1970 Pasal 10 ayat 3, yang telah dirubah dengan UU No. 4
tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yang dimuat dalam Pasal 22,
yang menetapkan bahwa, “terhadap putusan pengadilan dalam tingkat
banding dapat dimintakan kasasi pada Mahkamah Agung, oleh pihak-
pihak yang bersangkutan, kecuali UU menentukan lain”. Sebagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dalam Pasal 244 KUHAP disebutkan pula bahwa, “Terhadap putusan
perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain
selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung
kecuali terhadap putusan bebas”.
Dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP disebutkan beberapa alasan
suatu Kasasi dapat dilakukan oleh Terdakwa bahwa, pemeriksaan dalam
tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para
pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan Pasal 248 KUHAP
guna menentukan hal-hal sebagai berikut :
a) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan
tidak sebagaimana mestinya;
b) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan
undang-undang;
c) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.
Dengan memperhatikan kasus putusan MA bahwa, terdapat beberapa
alasan yang diajukan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim dalam
mengajukan Kasasi, yaitu sebagai berikut :
1. Terdakwa keberatan terhadap putusan judex factie (Pengadilan Tinggi
Surabaya) yang sama sekali tidak mempertimbangkan Memori Banding
yang diajukan oleh Penuntut Umum, bahkan sama sekali tidak
mempertimbangkan Kontra Memori dari Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim, padahal Terdakwa (Pemohon Kasasi) telah mengirimkan dan
membuat Kontra Memori Banding tertanggal 04 Mei 2010 sesaat setelah
menerima Memori Banding dari Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Situbondo pada tanggal 03 Mei 2010, baik hal-hal yang berhubungan
dengan fakta-fakta dalam persidangan maupun tentang penerapan
hukumnya ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
2. Terdakwa menilai bahwa, judex factie (Pengadilan Tinggi Surabaya)
telah salah menerapkan hukum acara, Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim menganggap telah terjadi kesalahan yang sangat fatal dan
mendasar, mengingat hal-hal sebagai berikut :
a. Putusan judex factie (Pengadilan Negeri Situbondo) yang dimohonkan
banding oleh Jaksa/Penuntut Umum, berkenaan dengan keputusannya
yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1) Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana dakwaan Pertama Primair;
2) Membebaskan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim dari
dakwaan Primair tersebut ;
3) Bahwa, dengan dibebaskannya Terdakwa / Pemohon Kasasi dari
dakwaan Primair tersebut, serta dalam memori bandingnya
Jaksa/Penuntut Umum adalah hanyalah berkenaan tidak
dikabulkannya tuntutan uang denda saja ;
Dalam putusan MA, Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim
menilai bahwa, yang dimaksud dengan kesalahan fatal dari keputusan
Pengadilan Tinggi Jawa Timur di Surabaya tersebut, karena judex factie
yang memeriksa perkara bandingnya tersebut telah memeriksa dan
mempertimbangkan serta memberikan putusan terhadap Terdakwa Drs. H.
Sahmu bin H. Abdurahim bersalah karena melanggar dakwaaan Pertama
Primair, padahal berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, Jaksa /
Penuntut Umum juga telah mengakui dalam surat tuntutannya bahwa
dakwaan Pertama Primair tersebut tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan.
b. Bahwa, judex factie (Pengadilan Tinggi Surabaya) yang memeriksa
dan mengadili perkara ini dalam keputusannya tersebut selain telah
melampaui batas wewenangnya, juga telah melecehkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
mengesampingkan hukum positif yang jelas-jelas berlaku, dalam hal
ini Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 (KUHAP) Pasal 67, yang
secara tegas menyatakan : “bahwa Terdakwa atau Penuntut Umum
berhak untuk meminta banding terhadap putusan Pengadilan Tingkat
Pertama, kecuali terhadap putusan bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum”.
Dari upaya hukum yang dilakukan Terdakwa dalam
mengajukan Kasasi sebagaimana disampai di atas, bila dikaitkan
dengan ketentuan dalam KUHAP dapat penulis sampaikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Syarat Pengajuan Kasasi oleh Terdakwa
Dalam putusan MA disebutkan bahwa, Terdakwa dan
Jaksa / Penuntut Umum masing-masing mengajukan permohonan
kasasi pada tanggal 26 Juli 2010 serta memori kasasinya masing-
masing telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Situbondo pada tanggal 09 Agustus 2010, dengan demikian
permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya masing-
masing telah diajukan dalam tenggang waktu yang telah sesuai
menurut undang-undang. Dari sisi waktu pengajuan telah sesuai
dengan PasalPasal 245 ayat (1) yang menyebutkan bahwa,
“permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada panitera
pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat
pertama, dalam waktu empat belas hari sesudah putusan
pengadilan yang dimintakan kasasi itu.diberitahukan kepada
terdakwa”.
2) Penerapan Peraturan hukum tidak sesuai
Sebagaimana disebutkan dalam KUHAP bahwa, Terdakwa
tidak dapat menerima putusan dengan alasan hukum tidak
diterapkan dengan benar sebagaimana mestinya. Dalam putusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
MA, Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim tidak dapat
menerima putusan pengadilan terdahulu, mengingat telah terjadi
kontradiktif antara putusan Pengadilan Negeri Situbondo dengan
Pengadilan Tinggi Surabaya. Hal ini terlihat sebagaimana yang
disebutkan dalam putusan MA sebagai berikut :
a. Dalam putusan judex factie (Pengadilan Negeri Situbondo)
menyebutkan hal-hal sebagai berikut :
1) Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana dakwaan Pertama Primair ;
2) Membebaskan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim dari dakwaan Primair tersebut ;
b. Dalam putusan judex factie (Pengadilan Tinggi di Surabaya)
menyebutkan bahwa, Terdakwa bersalah telah melanggar
dakwaaan Pertama Primair, padahal berdasarkan fakta yang
terungkap di persidangan, Jaksa / Penuntut Umum juga telah
mengakui dalam surat tuntutannya bahwa dakwaan Pertama
Primair tersebut tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.
3) Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.
Alasan lain Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim
mengajukan Kasasi adalah, bahwa judex facti (Pengadilan Tinggi
di Surabaya) yang memeriksa dan mengadili perkara ini dalam
keputusannya tersebut dianggap telah melampaui batas
wewenangnya, dan melecehkan serta mengesampingkan hukum
positif, yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 (KUHAP) Pasal
67, yang secara tegas menyatakan : “bahwa Terdakwa atau
Penuntut Umum berhak untuk meminta banding terhadap putusan
Pengadilan Tingkat Pertama, kecuali terhadap putusan bebas atau
lepas dari segala tuntutan hukum”. Isi dari Pasal tersebut menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Terdakwa juga dianggap kontradiktif dengan putusan Pengadilan
Negeri Sitobondo yang memutuskan bahwa Terdakwa yang telah
dibebaskan dari dakwaan Pertama Primair Jaksa / Penuntut Umum
tersebut oleh Pengadilan Negeri Situbondo, tidak bisa lagi dan
tidak mungkin lagi secara hukum untuk diperiksa di tingkat
banding atas dakwaan Pertama Primair tersebut.
4) Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-
undang
Menurut Terdakwa bahwa Pengadilan Tinggi di Surabaya
tidak melaksanakan sesuai ketentuan dalam undang-undang,
bahkan sebaliknya menurut Terdakwa cara mengadili yang
dilakukan Pengadilan Negeri Situbondo yang dianggap tepat dan
benar serta tidak salah dalam menerapkan hukum. Oleh karenanya
dalam Kasasi, Terdakwa mengajukan tuntutan untuk dapat
memberikan penetapan putusan Pengadilan Negeri Situbondo.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kesesuaian dasar Terdakwa
dalam mengajukan Kasasi menurut KUHAP dapat penulis disampai hal-
hal sebagai berikut :
1) Permohonan Kasasi yang dilakukan adalah merupakan hak Terdakwa
dalam upaya hukum untuk mencari dan mendapatkan keadilan dalam
hal tidak dapat menerima putusan-putusan hakim dalam proses
pengadilan sebelumnya, sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) Pasal
244 KUHAP. Sedangkan upaya hukum sesuai Pasal 1 butir 12
KUHAP menyebutkan bahwa, upaya hukum pidana di dalam KUHAP
dikenal upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa.
2) Secara administratif, bahwa permohonan Kasasi yang dilakukan
Terdakwa telah sesuai dengan KUHAP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
3) Alasan-alasan yang diajukan dalam Kasasi sebagaimana disebutkan
dalam ayat (1) Pasal 253 KUHAP adalah tidak sesuai dengan
substansi permasalahannya, mengingat dalam tingkat banding,
Pengadilan Tinggi di Surabaya telah menerapkan hukum dengan
benar, cara mengadili telah sesuai dengan undang-undang, dan
mengadili dengan tidak melampaui batas sesuai kewenangannya.
Dengan demikian, berdasarkan alasan-alasan atau pertimbangan-
pertimbangan yang telah ditentukan oleh undang-undang yang menjadi
dasar suatu putusan yang kurang jelas dapat diajukan kasasi melalui jalur
kelalaian dalam acara. Dalam putusan pengadilan negeri atau pengadilan
tinggi terkadang tidak disertai dengan pertimbangan yang dikehendaki
oleh undang-undang, dalam hal ini khususnya yang tercantum dalam
Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman. Dengan adanya alasan-alasan
atau pertimbangan-pertimbangan yang kurang jelas sukar dipahami atau
bertentangan satu dengan lainnya dapat menimbulkan suatu kelalaian
dalam beracara, oleh karenanya dapat menimbulkan batalnya putusan
pengadilan negeri atau pengadilan tinggi oleh Mahkamah Agung dalam
putusan Kasasi.
Namun, dalam kasus putusan Mahkamah Agung, pada tingkat
Kasasi menunjukkan bahwa Mahkamah Agung membenarkan proses
pemeriksaan dan cara mengadili Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H.
Abdurahim yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Surabaya dan
sebaliknya membatalkan putusan Pengadilan Negeri Situbondo. Karena
pada hakekatnya, tujuan kasasi menurut M. Yahya Harahap adalah
mengoreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan bawahan, menciptakan
dan membentuk hukum baru, dan pengawasan terciptanya keseragaman
penerapan hukum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
B. Kesuaian Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam Memeriksa
dan Memutus kasasi oleh terdakwa dalam Perkara Tindak Pidana
Korupsi dengan Ketentuan KUHAP
1. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
Mengenai alasan ke – 1 :
Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, judex factie
tidak salah menerapkan hukum, karena telah mempertimbangkan
hal-hal yang relevan secara yuridis dengan benar, yaitu perbuatan
Terdakwa mempunyai hubungan kausal dengan adanya kerugian
Keuangan Negara.
Mengenai alasan-alasan ke – 2 sampai ke - 7 :
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh
karena alasan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang
bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, alasan semacam itu
tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat
kasasi, karena pemeriksaan pada tingkat kasasi hanya berkenaan
dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau peraturan
hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara
mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang,
dan apakah Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya,
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 253 Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang No. 8 Tahun
1981) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi
pula ternyata, putusan judex facti dalam perkara ini tidak
bertentangan dengan hukum dan / atau undang-undang, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
permohonan kasasi dari pemohon kasasi / Terdakwa tersebut harus
ditolak ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan
oleh Pemohon Kasasi Jaksa / Penuntut Umum pada pokoknya
sebagai berikut :
Bahwa pertimbangan judex factie (Pengadilan Tinggi)
dalam memeriksa perkara ini telah benar dan tidak melakukan
kekeliruan, dengan alasan sebagai berikut :
1) Bahwa benar Terdakwa saat ini adalah seorang swasta, mantan
Anggota DPRD Kabupaten Situbondo periode 2004 sampai
dengan 2009.
2) Bahwa benar pada sekitar tahun 2008, Pemerintah Daerah Jawa
Timur memberikan Bantuan Dana Hibah dalam bentuk
Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
yang salah satunya untuk Lembaga Pendidikan Swasta di
Situbondo.
3) Bahwa benar TK Nurul Huda Desa Paowan, Kecamatan
Panarukan, Kabupaten Situbondo adalah sebagai salah satu
penerima Bantuan Dana Hibah Program Penanganan Sosial
Ekonomi Masyarakat (P2SEM) sebesar Rp 150.000.000,-
dengan Ketua Panitia Usman, bukan Ketua Yayasan.
4) Bahwa benar ternyata TK Nurul Huda menerima hibah sebesar
Rp 150.000.000,- tersebut diperoleh dengan cara yang tidak
benar, dilakukan secara melawan hukum oleh Terdakwa
dengan cara merekayasa, memalsu tandatangan Kepala Desa
(saksi 2) dalam rangka pembuatan proposalnya, yang ternyata
berhasil dengan cairnya dana hibah tersebut.
5) Bahwa benar yang mencairkan dana tersebut dari Bank Jawa
Timur cabang Situbondo adalah Terdakwa dan kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
disetor ke rekening Terdakwa di Bank Mandiri Cabang
Situbondo.
6) Bahwa benar ternyata rehab dan atau pembangunan TK Nurul
Huda tersebut tidak pernah ter-realisasi.
Selanjutnya fakta-fakta hukum tersebut oleh judex facti
(Pengadilan Tinggi) telah dipergunakan sebagai pertimbangan
putusan ini.
a. Bahwa Jaksa / Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Situbondo sangat sependapat dengan seluruh pertimbangan
judex facti (Pengadilan Tinggi) terhadap dalam perkara a
quo ;
b. Bahwa Jaksa / Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Situbondo sangat sependapat dengan penjatuhan pidana
terhadap Terdakwa tersebut yang telah setimpal dengan
kesalahan Terdakwa dan telah memenuhi rasa keadilan.
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut
Mahkamah Agung berpendapat :
Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, judex factie
telah benar dalam pertimbangan hukumnya, yaitu perbuatan
Terdakwa telah memperkaya diri sendiri atau orang lain sehingga
memenuhi kualifikasi Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 31
Tahun 1999 yang telah diperbaharui dengan Undang- Undang No.
20 Tahun 2001 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi
pula ternyata, putusan judex facti dalam perkara ini tidak
bertentangan dengan hukum dan / atau undang-undang, maka
permohonan kasasi dari Jaksa / Penuntut Umum harus dikabulkan ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Kasasi /
Terdakwa dipidana, maka harus dibebani untuk membayar biaya
perkara dalam tingkat kasasi ini ;
Memperhatikan Undang-Undang No. 48 Tahun 2009,
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14
Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-
undangan lain yang bersangkutan.
2. Amar Putusan Mahkamah Agung
M E N G A D I L I :
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi /
TERDAKWA DRS. H. SAHMU bin H. ABDURAHIM tersebut ;
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi :
JAKSA / PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI
SITUBONDO tersebut ;
1) Menyatakan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana ”KORUPSI SECARA BERLANJUT”,
sebagaimana dakwaan Pertama Primair ;
2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut di atas
dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan denda
sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dengan
ketentuan apabila denda tidak dibayar, maka diganti dengan
pidana kurungan selama 6 (enam) bulan ;
3) Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan
dikurangkan segenapnya dari pidana yang dijatuhkan
tersebut ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
4) Menetapkan Terdakwa tetap dalam tahanan ;
5) Menyatakan barang bukti berupa :
a. 1 (satu) buah stempel Kepala Desa Paowan Palsu ;
Untuk dimusnahkan, sedangkan terhadap ;
b. 1 (satu) lembar KTP asli atas nama Usman ;
Dikembalikan kepada saksi Usman, sedangkan terhadap
;
c. Foto copy kwitansi dan Berita Acara Penitipan Barang
Bukti Uang Perkara Tindak Pidana Korupsi atas nama
Drs. H. Sahmu dari Kejaksaan Negeri Situbondo
sebesar Rp 152.419.150,- (seratus lima puluh dua juta
empat ratus sembilan belas ribu seratus lima puluh
rupiah) ;
d. 1 (satu) bendel foto copy dokumen pembukaan
rekening Bank Jawa Timur yang sudah dilegalisir No.
0292216335 atas nama Usman / Pan TK Nurul Huda ;
e. 1 (satu) lembar foto copy slip penarikan uang sebesar
Rp 150.000.000,- ke rekening No. 0292216335 tanggal
14 Nopember 2008 yang sudah dilegalisir ;
f. 1 (satu) lembar foto copy slip penyetoran uang sebesar
Rp 150.000.000,- ke rekening No. 0292216335 tanggal
18 Desember 2008 yang sudah dilegalisir ;
g. 1 (satu) lembar foto copy Surat Kuasa dari Usman
kepada Drs. H. Sahmu tanggal 14 Nopember 2008 yang
sudah dilegalisir ;
h. 1 (satu) bendel foto copy data transaksi pada rekening
No. 0292216335 atas nama Usman / Pan TK Nurul
Huda yang sudah dilegalisir ;
i. 1 (satu) bendel foto copy buku rekening tabungan No.
0292216335 atas nama Usman / Pan TK Nurul Huda
yang sudah dilegalisir ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
j. 1 (satu) bendel foto copy proposal Panitia
Pembangunan TK Nurul Huda, Desa Paowan,
Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo Tahun
2008 tanggal 12 Juli 2008 ;
k. 1 (satu) bendel foto copy proposal Panitia
Pembangunan TK Nurul Huda, Desa Paowan,
Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo Tahun
2008 tanggal 10 Agustus 2008 ;
l. 1 (satu) bendel foto copy proposal Panitia
Pembangunan TK Nurul Huda, Desa Paowan,
Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo Tahun
2008 tanggal 10 Agustus 2008 ;
m. 1 (satu) lembar Surat Pernyataan Drs. H. Sahmu tanggal
17 Desember 2008 yang isinya telah membuat proposal
dengan tandatangan dan stempel Kepala Desa palsu ;
n. 1 (satu) lembar Surat Pernyataan Drs. H. Sahmu tanggal
17 Desember 2008 yang isinya telah membuat proposal
dengan tandatangan dan stempel Kepala Desa palsu ;
o. Lembar foto copy rekening Bank Mandiri Cabang
Situbondo No. 143-00- 0914600-0 atas nama Drs. H.
Sahmu ;
p. 1 (satu) bendel foto copy NPHD tanggal 15 Oktober
2008 ;
q. 1 (satu) bendel foto copy Keputusan Gubernur Jawa
Timur No. 188 / 375 / KPT / 013 / 2008 tentang
Lembaga Penerima Bantuan Hibah Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
Propinsi Jawa Timur tahap I Tahun Anggaran 2008 ;
r. 1 (satu) bendel foto copy akta pendirian Yayasan
Cendikia Insani Pondok Pesantren Nurul Huda Paowan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Panarukan Situbondo No. 36 tanggal 18 Desember 2007
oleh Notaris Lukman Hakim Gusti, SH. ;
s. 1 (satu) lembar Hasil Monitoring dan Evaluasi Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM)
tahun 2008 ;
t. 1 (satu) bendel Hasil Checklist Kegiatan Program
Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) di
Situbondo, untuk tetap terlampir dalam berkas perkara,
sedangkan terhadap ;
u. Uang sejumlah Rp 152.419.150,- (seratus lima puluh
dua juta empat ratus sembilan belas ribu seratus lima
puluh rupiah), Untuk dikembalikan kepada Kas Negara;
6) Membebankan kepada Termohon Kasasi / Terdakwa
membayar biaya perkara untuk tingkat kasasi ini sebesar
Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari : Selasa, tanggal 21 September 2010
oleh Dr. Artidjo Alkostar, SH.LL.M, Ketua Muda yang ditetapkan
oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, R. Imam
Harjadi, SH.MH, dan H. M. Zaharuddin Utama, SH.MM, Hakim-
Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta
Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Ny. Murganda
Sitompul, SH., Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon
Kasasi : Terdakwa dan Jaksa / Penuntut Umum.
3. Pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Sebenarnya, kewenangan Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi
hanya berwenang untuk memeriksa terhadap penerapan suatu norma
terhadap putusan sebelumnya (Pengadilan Pertama dan tingkat banding).
Prinsip ini kemudian biasa dikenal dengan istilah ”judex jurist”. Hakim
pada tingkat kasasi tidak berwenang untuk memeriksa terhadap fakta-fakta
persidangan.Pemeriksaan fakta-fakta yang ada di dalam persidangan telah
diperiksa dan diputus di tingkat pertama dan tingkat banding. Prinsip ini
biasa dikenal dengan istilah ”judex factie”. (musri-
nauli.blogspot.com/2011/09/mencari-sang-pengadil-yang-agung.html)
Berdasarkan kewenangan Mahkamah Agung sebagaimana
disebutkan di atas, bahwa permohonan Kasasi / Jaksa Penuntut Umum
tidak dapat dibenarkan, oleh karena Judex Factie (Pengadilan Tinggi
Surabaya) tidak salah menerapkan hukum lagi pula mengenai penilaian
hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan.
Keberatan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan
pada tingkat Kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat Kasasi hanya
berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau peraturan
hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya atau cara mengadili tidak
dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang dan atau Pengadilan
telah melampaui batas wewenangnya sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang
No. 8 tahun 1981), bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut, Mahkamah
Agung berpendapat bahwa ternyata Pemohon Kasasi tidak dapat
membuktikan bahwa putusan tersebut adalah merupakan pembebasan yang
tidak murni karena Pemohon Kasasi tidak dapat mengajukan alasan-alasan
yang dapat dijadikan dasar pertimbangan mengenai dimana letak sifat
tidak murni dari putusan bebas tersebut, dan disamping itu Mahkamah
Agung berdasarkan wewenang pengawasannya juga tidak dapat melihat
bahwa putusan tersebut dijatuhkan oleh Pengadilan Tinggi Surabaya
dengan telah melampaui batas wewenangnya, oleh karena itu permohonan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Kasasi Jaksa / Penuntut Umum / Pemohon Kasasi berdasarkan Pasal 244
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 (KUHAP) harus dinyatakan tidak
dapat diterima.
Bila dikaji lebih dalam, dalam Pasal 67 dan 244 KUHAP (UU No.
8 Tahun 1981) mengatur mengenai larangan putusan yang bersifat
pembebasan (putusan / vonis bebas) diajukan upaya hukum baik banding
maupun kasasi kecuali Kasasi Demi Kepentingan Hukum. Dalam Pasal 67
KUHAP disebutkan bahwa, “Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk
minta banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali
terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang
menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan
pengadilan dalam acara cepat”. Sedangkan dalam Pasal 244 KUHAP
menyebutkan bahwa, “Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan
pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah
Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan
pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan
bebas”.
Namun dalam kenyataan, sesuai putusan Mahkamah Agung
menerima permohonan kasasi atas putusan bebas yang diajukan oleh jaksa
penuntut umum.Dalam putusan tersebut intinya Mahkamah Agung
membagi putusan bebas menjadi dua jenis, yaitu putusan bebas murni dan
bebas tidak murni.Untuk putusan bebas murni putusan tersebut oleh MA
dinyatakan tidak termasuk putusan yang dapat dikasasi, sementara untuk
putusan bebas yang tidak murni dapat diajukan kasasi.
Bentuk-bentuk putusan bebas tidak diatur secara tegas dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) namun dalam praktek
peradilan, dikenal ada beberapa bentuk putusan bebas (vrijspraak) antara
lain sebagai berikut : (Andi Hamzah, 2007 : 280)
1) Putusan bebas Murni (de “zuivere vrijspraak”)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Putusan bebas murni adalah putusan akhir dimana hakim
mempunyai keyakinan mengenai tindak pidana yang didakwakan
kepada terdakwa adalah tidak terbukti.
2) Putusan Bebas Tidak Murni (de “onzuivere vrijspraak”)
Putusan bebas tidak murni adalah putusan dalam hal batalnya
dakwaan secara terselubung atau “pembebasan” yang menurut
kenyataannya tidak didasarkan kepada ketidakterbuktiannya apa yang
dimuat dalam surat tuduhan.
Pembebasan tidak murni pada hakikatnya merupakan putusan
lepas dari segala tuntutan hukum yang terselubung, dapat dikatakan
apabila dalam suatu dakwaan unsur delik dirumuskan dengan istilah
yang sama dalam perundang-undangan, sedangkan hakim memandang
dakwaan tersebut tidak terbukti. (R. Soenarto Soerodibroto, 2006 :
167).
Vonis bebas di tingkat pertama (Pengadilan Negeri Situbondo)
hanya menyatakan bebas, tidak disebutkan murni atau tidak murni. Dalam
hal ini, Jaksa Penuntut Umum lah yang harus membuktikan bahwa
putusan judex factie tersebut merupakan putusan bebas tidak murni. Untuk
membuktikan hal tersebut, maka harus dilakukan di pengadilan kasasi
Mahkamah Agung melalui memori kasasi yang ia ajukan. Mahkamah
Agung lah yang kemudian akan memeriksa apakah benar bahwa putusan
bebas tersebut sesuai dengan argumentasi Jaksa Penuntut Umum (JPU)
bahwa putusan tersebut merupakan putusan bebas tidak murni bukan
bebas murni. Jika Mahkamah Agung berpendapat bahwa putusan bebas
tersebut ternyata merupakan bebas murni maka Mahkamah Agung dalam
putusannya akan menyatakan “permohonan kasasi Jaksa Penuntut Umum
tidak dapat diterima”, sementara jika terbukti merupakan putusan bebas
tidak murni putusannya akan berisi “permohonan kasasi Jaksa Penuntut
Umum dikabulkan” kemudian diikuti dengan hukuman yang dijatuhkan
oleh Mahkamah Agung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Dari analisa tersebut di atas, bila dikaitkan dengan Pasal 244
KUHAP yang menyebutkan bahwa, “terdakwa atau penuntut umum dapat
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung
kecuali terhadap putusan bebas”. Dari pernyataan Pasal 244 KUHAP ini,
bila putusan Pengadilan Negeri Situbondo oleh Mahkamah Agung dinilai
sebagai putusan bebas, maka Mahkamah Agung seharusnya menolak
permintaan pemeriksaan kasasi yang diajukan terdakwa. Namun
sebaliknya Mahkamah Agung dapat menerima permintaan kasasi yang
diajukan terdakwa karena menilai bahwa putusan Pengadilan Negeri
Situbondo adalah bebas tidak murni.
Pertimbangan lain dalam melakukan putusan di tingkat kasasi,
Mahkamah Agung sesuai dengan fungsinya melakukan pemeriksaan
terhadap putusan Pengadilan yang berada di bawahnya, yaitu Pengadilan
Negeri Situbondo dan Pengadilan Tinggi Surabaya dalam hal-hal sebagai
berikut :
1) Judex factie (Pengadilan Tinggi Surabaya) tidak salah dalam
menerapkan hukum, karena telah mempertimbangkan hal-hal yang
relevan secara yuridis dengan benar sebagaimana yang telah
disangkakan oleh Terdakwa, karena Mahkamah Agung berpendapat
bahwa perbuatan Terdakwa mempunyai hubungan kausal dengan
adanya kerugian Keuangan Negara.
Menurut Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 yang telah
diperbaharui dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang
Korupsi bahwa perbuatan Terdakwa telah memenuhi unsur-unsur
tindak pidana korupsi sebagai berikut :
a) Barang siapa dengan melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang
secara langsung merugikan keuangan Negara dan atau
perekonomian Negara dan atau perekonomian Negara atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
diketahui patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut
merugikan keuangan Negara (Pasal 2);
b) Barang siapa dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu badan menyalah gunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan secara langsung dapat merugikan Negara atau
perekonomian Negara (Pasal 3).
c) Barang siapa melakukan kejahatan yang tercantum dalam Pasal
209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418, 419, 420, 425, 435
KUHP.
Sebaliknya Judex factie (Pengadilan Negeri Situbondo) oleh
Mahkamah Agung telah dinilai salah dalam mengemukakan fakta-fakta
dalam persidangan maupun penerapan hukumnya tidak dilaksanakan
dengan benar. Maka putusan Pengadilan Negeri Situbondo dapat
dibatalkan.
2) Mahkamah Agung dalam putusannya menilai bahwa alasan-alasan
yang disampaikan Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim tidak
dapat dibenarkan, mengingat alasan yang disampaikan Terdakwa
mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan
tentang suatu kenyataan, alasan semacam itu menurut Mahkamah
Agung tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat
kasasi, karena pemeriksaan pada tingkat kasasi hanya berkenaan
dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau peraturan hukum
tidak diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara mengadili
tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang, dan apakah
Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (Undang-Undang No. 8 Tahun 1981).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Dengan pertimbangan tersebut di atas, maka penilaian Mahkamah
Agung terhadap putusan Judex factie (Pengadilan Tinggi Surabaya) telah
menerapkan hukum dengan benar, cara mengadili dilaksanakan sesuai
ketentuan Undang-Undang, dan telah dilaksanakan sesuai dengan
kewenangannya.
Berdasarkan pertimbangan di atas, bahwa putusan judex factie
(Pengadilan Tinggi Surabaya) dalam perkara ini tidak bertentangan
dengan hukum dan / atau undang-undang, maka permohonan kasasi dari
pemohon kasasi / Terdakwa tersebut harus ditolak, dan mengabulkan
permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi, Jaksa Penuntut Umum pada
Kejaksaan Negeri Situbondo.
Dengan demikian, Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam
memeriksa dan memutus kasasi oleh terdakwa dalam perkara tindak
pidana korupsi sudah sesuai dengan ketentuan KUHAP dengan
menyatakan bahwa, Terdakwa Drs. H. Sahmu bin H. Abdurahim terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
”KORUPSI SECARA BERLANJUT”, sebagaimana dakwaan Pertama
Primair, dan menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut di atas
dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan denda sebesar Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam)
bulan. Sanksi yang dijatuhkan kepada terdakwa, baik pidana maupun
denda adalah sanksi minimal sesuai Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.
31 Tahun 1999 yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang No. 20
Tahun 2001 tentang Korupsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan apa yang diuraikan dalam bab hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut :
1. Kesesuaian Dasar Permohonan Kasasi Yang Diajukan Oleh Terdakwa Dalam
Perkara Korupsi Kasus Penyelewengan Program Penanganan Sosial Ekonomi
Masyarakat (P2SEM) dengan Ketentuan KUHAP.
a) Pertimbangan hukum putusan pengadilan tinggi Surabaya merupakan
pertimbangan hukum yang tidak cukup atau tidak layak (onvoldoende
gemotiveerd) karena hanya membenarkan dan mengambil alih
pertimbangan judex factie pengadilan negeri situbondo tanpa memberikan
pertimbangan sendiri dengan menggunakan fakta-fakta hukum yang
terungkap, dan tanpa mempertimbangkan seluruhnya keberatan-keberatan
yang diajukan dalam memori banding.
b) Sehubungan dengan unsur dengan maksud menguntungkan diri sendiri
atau orang lain judex factie telah salah menerapkan hukum atau tidak
menerapkan hukum sebagaimana mestinya.
2. Kesesuaian Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam Memeriksa dan
Memutus kasasi oleh terdakwa dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi dengan
Ketentuan KUHAP.
a) Pengadilan Tinggi berwenang untuk mengambil alih pertimbangan
Pengadilan Negeri sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri
apabila Pengadilan Tinggi berpendapat pertimbangan tersebut telah tepat
dan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
b) Penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu
kenyataan. Keberatan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan dalam
pemeriksaan pada tingkat Kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat
Kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum
atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya atau cara
mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang dan atau
Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.
c) Putusan Judex Factie dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak.
B. Saran-saran
1. Salah satu langkah yang harus diambil dalam rangka mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di Indonesia adalah meninjau kembali peraturan
perundang-undangan tentang korupsi yang telah ada termasuk di dalamnya
prosedur dalam penanganan perkara korupsi secara keseluruhan.
2. Mengingat korupsi telah terjadi di segala kalangan baik eksekutif, legislatif,
yudikatif dan pihak swasta dan mulai dari kalangan pelaksana sampai pejabat
atau manajer, maka selain upaya hukum kasasi berbagai produk hukum yang
ada serta lembaga yang ada, unsur yang tidak kalah penting adalah
peningkatan kesadaran hukum tentang kerugian yang diakibatkan tindak
pidana korupsi bagi generasi saat ini danbahkan bagi generasi yang akan
datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
DAFTAR PUSTAKA
Dari Buku
Adami Chazawi. 2006. Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi. Bandung: PT
Alumni.
Andi Hamzah. 2005. Hukum Acara Pidana Indonesia.Jakarta : Sinar Grafika.
___________. 2007. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional
dan Internasional. Jakarta : Raja Grafindo.
Barda Nawawi Arif. 2003. Kapita Selekta Hukum Pidana.Bandung : Penerbit
Alumni.
Diatmiko Soemodiharjo. 2008. Mencegah dan Memberantas Korupsi Mencermati
Dinamikanya Di Indonesia. Jakarta : Prestasi Pustaka Phubliser.
Evi Hartanti. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta : Sinar Grafika.
Harun M. Husein. 1992. Kasasi sebagai Upaya Hukum. Jakarta : Sinar Grafika.
Henry Campbell Black. 1991. Black’s Law Dictionary.(Sixth Edition). St. Paul
Minn. West Publishing Co.
Jhonny Ibrahim. 2008. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang
: Bayumedia Publishing.
Leden Marpaung. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana. Jakarta : Sinar
Grafika.
Lilik Mulyadi. 2002. Tindak Pidana Korupsi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Luhut Pangaribuan M.P. 2008. Hukum Acara Pidana. Jakarta : Sinar Grafika.
Moeljatno. 2002. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
M. Yahya Harahap. 2005. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.
Jakarta : Sinar Grafika.
Peter Mahmud Marzuki. 2010. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Dari Jurnal
Ramelan . 2011. Penuntutan Perkara Tindak Pidana Korupsi Dalam Sistem
Hukum Indonesia (Corruption Lawsuit In Indonesian Legal System.
Jurnal Legislasi Indonesia. Volume 8 Nomor 2. Jakarta: Direktorat
Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia RI.
Mahmud mulyadi . 2011 . Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi Dalam
Perspektif Criminal Policy (Corruption Reduction In Criminal Policy
Perspective). Jurnal Legislasi Indonesia. Volume 8 Nomor 2. Jakarta:
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Umyint. 2000. CORRUPTION: CAUSES, CONSEQUENCES AND CURES.
Asia-Pacific Development Journal Vol. 7 No.2. LLC: Springer Science
and Business Media.
Dari Makalah
Rizky Argama. 2006. “Tanggung Jawab Profesi Hakim Sebagai AKtor Utama
Penyelenggara Kekuasaan Kehakiman di Indonesia”. Fakultas Hukum
Universitas Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Dari Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman.
Putusan Kasasi No. 1890 K/Pid.Sus/2010
Dari Internet
Musri Nauli. http://musri-nauli.blogspot.com/2011/09/mencari-sang-pengadil-
yang- agung.html. [ 3 Juni 2012 pukul 22.10]