faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat
DESCRIPTION
fsdfefdgTRANSCRIPT
Faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat
Menurut Lawrence Green menganalisis bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh
tiga faktor utama, yaitu:
a. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor-faktor yang mempermudah
atau terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yaitu faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud
dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan.
c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang dapat
mendorong dan memperkuat terjadinya perilaku.
Sedangkan menurut Snehandu B. Karr dalam Notoatmojo (2005),
mengidentifikasi adanya lima determinan perilaku, yaitu:
a. Adanya niat (intention), hal ini berkenaan dengan tahapan awal seseorang
untuk bertindak sehubungan objek atau stimulus diluar dirinya.
b. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar (social support). Di dalam
kehidupan di masyarakat, perilaku seseorang cenderung memerlukan
dorongan dari masyarakat sekitarnya. Apabila perilaku tersebut
bertentangan atau tidak memperoleh dukungan dari masyarakat, maka ia
akan merasa kurang atau tidak nyaman, paling tidak untuk berperilaku
kesehatan tidak menjadi gunjingan atau bahan pembicaraan masyarakat.
c. Terjangkaunya informasi (accessibility of information), adalah tersedianya
informasi-informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil seseorang.
Misalnya adalah masyarakat Indonesia yang berada pada daerah perbatasan
yang memiliki pasokan listrik yang kurang, fasislitas internet yang sangat
terbatas. Hal ini berakibat pada minimnya promosi tentang kesehatan
terhadap masyarakat di daerah tersebut.
d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi (personal autonomy) untuk
mengambil keputusan. Di Indonesia, terutama ibu-ibu, kebebasan pribadinya
masih terbatas, terutama lagi di pedesaan. Seorang istri dalam mengambil
keputusan masih sangat bergantung kepada suami. Hal ini berdampak pada
terbatasnya seorang ibu untuk merawat anaknya, baik dari aspek mencari
pengetahuan untuk dirinya dan pengambilan keputusan bagi kesehatan
anaknya.
e. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation). Bertindak
apapun memang diperlukan kondisi dan situasi yang tepat. Kondisi dan
situasi yang tepat mempunyai pengertian yang luas, baik fasilitas yang
tersedia serta kemampuan yang ada. Untuk membangun rumah sehat
misalnya, jelas sangat tergantung kepada kondisi ekonomi dari orang yang
bersangkutan. Meskipun faktor yang lain tidak ada masalah, tetapi apabila
kondisi dan situasinya tidak mendukung, maka perilaku tersebut tidak akan
terjadi.
Adapun factor-faktor personal yang dapat memengaruhi perilaku
manusia menurut Professor. Dr. Soekidji Notoatmodjo
1. Faktor Biologis
DNA seseorang menyimpan seluruh warisan biologis yang
diterima dari kedua orang tuanya. Warisan biologis yang berupa
DNA sedemikian pentingnya. Karena menurut hasil pengalaman
empiris bahwa DNA tidak hanya mewariskan fisiologis dari para
generasi sebelumnya, tetapi juga membawa warisan perilaku dan
kegiatan manusia seperti agama, kebudayaan, dan sebagainya.
2. Faktor Sosiopsikologis
Faktor psikologis ini dalah factor internal yang sangat besar
pengaruhnya terhadap terjadinya perilaku. Secar lebih rinci factor-
faktor psikologis adalah sebagai berikut:
A. Sikap
Sikap merupakan konsep yang sangat penting dalam
komponen sosio-psikologis, karena merupakan kecenderungan
bertindak, dan berpersepsi. Sikap merupakan kesiapan tatanan
saraf sebelum memberikan respon kongkret. Sikap
mengandung aspek penilaian atau evaluative terhadap objek
dan mempunyai 3 komponen, yakni :
1. Komponen kognitif :
Komponen ini menyangkut aspek intelektual yang
berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen
ini merupakan hasil olahan pikiran manusia atau seseorang
terhadap kondisi eksternal atau stimulus, yang
menghasilkan pengetahuan.
Misalnya : seorang ibu yang membaca atau mendapat
penjelasan tentang gunanya imunisasi bagi anak balitanya.
Maka hasilnya adalah ibu tersebut mempunyai
pengetahuan atau pemahaman bahwa imunisasi BCG,
misalnya, dpaat mencegah anaknya dari penyakit TBC,
atau anaknya tidak akan mengidap sakit TBC.
2. Komponen Afektif :
Adalah aspek emosional yang berkaitan dengan penilaian
terhadap apa yang diketahui manusia. Setelah seseorang
mempunyai pemahaman ataua pengetahuan terhadap
stimulus atau kondisi eksternalnya, amaka selanjutnya
akan diolah dengan melibatkan emosional.
3. Komponen Konatif
Adalah aspek visional nyang berhubungan dengan
kecenderungan atau kemauan dalam bertindak.
B. Kepercayaan
Kepercayaan adalah komponen kognitif dari factor sosio-
psikologis. Kepercayaan ini tidak hubungannya dengan hal-hal
yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar
atau salah. Kepercayan dapat dibagi menjadi dua yakni
kepercayaan yang irasional dan rasional. Kepercayaan yang
Rasional bila kepercayaan orang terhadap sesuatu tersebut
masuk diakal. Seperti orang yang percaya bahwa dokter pasti
dapat menyembuhkan penyakitnya. Hal ini adalah rasional
karena memang dokter telah belajar ilmu kedokteran selama
bertahun-tahun. Sebaliknya seseorang mempunyai
kepercayaan irasional apabila ia memercayakan air putih yang
diberi mantera oleh seorang dukun dapat menyembuhkan
penyakit.
Daftar Pustaka :
Prof. Dr. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta