faktor yang berhubungan dengan keluhan subyektif kelelahan mata pada operator komputer

Upload: triputriyundiarti

Post on 10-Feb-2018

267 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    1/119

    TUGAS AKHIR

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIFKELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI PT DOK DAN

    PERKAPALAN SURABAYA

    Tri Putri Yundiarti

    Oleh:

    TRI PUTRI YUNDIARTI

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

    PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

    SURABAYA

    2011

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    2/119

    TUGAS AKHIR

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIFKELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI PT DOK DAN

    PERKAPALAN SURABAYA

    Tri Putri Yundiarti

    Oleh:

    TRI PUTRI YUNDIARTI

    NIM. 100810133-H

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

    PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

    SURABAYA

    2011

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    3/119

    PENGESAHAN

    Dipertahankan di Depan Tim Penguji Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma IIIProgram Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

    dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

    Ahli Madya (A.Md) Hiperkes dan Keselamatan Kerja

    Pada tanggal 11 Juli 2011

    Mengesahkan

    Universitas AirlanggaFakultas Kesehatan Masyarakat

    Dekan,

    Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S.

    NIP. 195603031987012001

    Tim Penguji :

    1. M. Sulaksmono, dr., M.S., M.PH., Sp.Ok2. Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes3. Emilya Indahyati, drg., M.Kes

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    4/119

    TUGAS AKHIR

    Diajukan sebagai salah satu syarat lulusProgram Pendidikan Diploma III

    Program Studi Hiperkes dan Keselamtan kerja

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

    Oleh:

    TRI PUTRI YUNDIARTI

    NIM. 100810133-H

    Surabaya, 19 Juli 2011

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi

    Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes

    NIP. 196208071989032002

    Menyetujui,

    Pembimbing,

    Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes

    NIP. 196208071989032002

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    5/119

    SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

    Nama : TRI PUTRI YUNDIARTI

    NIM : 1000810133-H

    Program Studi : Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

    Fakultas : Kesehatan Masyarakat

    Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan

    Tugas Akhir saya yang berjudul :

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF

    KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI PT. DOK DANPERKAPALAN SURABAYA

    Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

    menerima sanksi yang telah ditetapkan.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Surabaya, 19 Juli 2011

    Tri Putri Yundiarti

    100810133-H

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    6/119

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

    karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan judul

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF

    KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI PT. DOK DAN

    PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO), sebagai salah satu persyaratan

    akedemis dalam rangka menyelesaikan pendidikan di Program Pendidikan Diploma

    III Program Studi Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas

    Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

    Dalam Tugas Akhir ini dijelaskan mengenai faktor yang berpengaruh

    terhadap kelelahan mata pada operator komputer di suatu perusahaan, sehingga

    nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mencari cara

    pengendalian yang efektif di Perusahaan yang sejenis. Pada kesempatan ini kami

    menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Erwin

    Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

    petunjuk, koreksi serta saran dengan penuh kesabaran hingga terwujudnya Tugas

    Akhir ini.

    Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang terhormat:

    1. Prof. Dr. Tri Martiana, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Airlangga.

    2. Ibu Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes selaku Ketua Program Studi Hiperkesdan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    7/119

    3. Bapak M. Sulaksmono, dr., MS., M.PH, Sp.Ok., selaku Dosen Wali yangdengan sabar memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama

    melaksanakan pendidikan perkuliah.

    4. Pihak PT. Dok dan Perkapal Surabaya (Persero) yang telah memberikan ijinuntuk melakukan penelitian.

    5. Ibu, Bapak dan kedua kakak tercinta yang telah memberikan fasilitas sertasenantiasa memberikan doa, kasih sayang dan dukungan sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    6. Keluarga besar penulis yang telah memberikan doa dan dukungan sehinggapenulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    7. Keluarga besar Hiperkes 2008 sebagai wadah curahan hati dan pembelajaranhidup bagi penulis.

    8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja, FakultasKesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga yang telah membimbing dan

    memotivasi penulis selama melaksanakan pendidikan perkuliahan.

    9. Bapak A. Siswanto dan Bapak Min yang dengan sabar membimbing danmemberikan ilmu pada penulis dalam menyusun Tugas Akhir.

    10.Muhammad Bismark sebagai wadah curahan hati serta senantiasa memberikansemangat dan doa pada penulis.

    11.Frita Ayu Rachmawati sekeluarga yang telah memberikan inspirasi pada penulisselama perkuliahan hingga tugas akhir ini tersusun.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    8/119

    Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan

    selama ini dan semoga Tugas Akhir ini berguna baik bagi diri kami sendiri maupun

    pihak lain yang memanfaatkan.

    Surabaya, Juli 2011

    Penulis

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    9/119

    ABSTRACT

    Operators working with computer for long periods of time can result in

    development an eye fatigue. Eye fatigue will increase when the quantity and quality

    of illumination in the workroom is not good.The purpose of this research was to study about factors that related to eye

    fatigue of computer operators in PT Dok dan Perkapalan Surabaya.

    This was an observational descriptive study with cross sectional approach

    that used primary and secondary data. Responders were 32 computer operators of

    Rancang Bangun, IT, MONDAL and FASHAR units. Variables of this

    research were individual characteristics (age, working hours, length of job, refractive

    disorders, type of job and long breaks), lighting intensity, lighting quality (light

    distribution, glare and shadow effect, work room decoration), eye fatigue complaints.

    Results showed that most respondents experiencing eye complaints. Thesecomplaints were much felt in the respondents aged 35 years old (94,4%), working

    with > 4 hours (75%) in a day, work for 3-4 (100%) years as a computer operator,type of work as a drafter and programmer (100%), the corresponding long break

    (100%) and experiencing glare complaint (100%). The intensity of illumination on

    the fourth room were still below the standards set by the PMP No.7 of 1964. In

    addition, most respondents did not experience glare and shadow interference.

    It is recommended that the management of this industry to increase the

    intensity of lighting in the workspace either by adding light or change the decoration

    of the room. In addition, management is expected to recommend to computer

    operators to do the rest for 10 minutes after an hour or 15 minutes after 2 hours usinga computer by blinking, stretching, walking and look at far distances.

    Keywords: computer operator, eye fatigue, lighting

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    10/119

    ABSTRAK

    Operator komputer yang menggunakan komputer terlalu lama dapat

    mengalami keluhan kelelahan mata. Kelelahan mata tersebut akan meningkat apabila

    kuantitas dan kualitas penerangan di ruang kerja tersebut kurang baik.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor yang berhubungan dengan

    keluhan kelelahan mata pada operator komputer di PT. Dok dan Perkapalan

    Surabaya.

    Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan

    cross sectional. Data diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Responden

    dalam penelitian ini berjumlah 32 orang operator komputer di unit Rancang Bangun,

    Informasi Teknologi, MONDAL dan FASHAR di PT. Dok dan Perkapalan Surabayayang dipilih. Variabel yang diteliti adalah karakteristik responden (usia, lama kerja,

    masa kerja, kelainan refraksi, jenis pekerjaan dan lama istirahat), intensitas

    penerangan, kualitas penerangan (distribusi cahaya, kesilauan dan bayangan,

    dekorasi ruang), keluhan subyektif kelelahan mata.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami

    keluhan mata. Keluhan ini banyak dirasakan pada responden berusia 35 (94,4%)

    tahun dengan lama kerja > 4 jam (75%), bekerja selama 3-4 (100%) tahun sebagai

    operator komputer, jenis pekerjaan sebagai drafterdan programmer(100%), lama

    istirahat yang sesuai (100%) dan responden yang mengalami gangguan kesilauan

    (100%). Intensitas penerangan pada keempat ruangan masih dibawah standar yangditentukan oleh PMP No.7 Tahun 1964. Selain itu, sebagian besar responden tidak

    mengalami gangguan kesilauan dan bayangan.

    Saran yang dapat diberikan untuk manajemen adalah meningkatkan intensitas

    penerangan di ruang kerja baik dengan cara menambah lampu maupun mengubah

    dekorasi ruang. Selain itu, diharapkan manajemen merekomendasikan kepada tenagakerja untuk melakukan istirahat selama 10 menit setelah 1 jam atau 15 menit setelah

    2 jam menggunakan komputer dengan cara mengedip, meregang, melihat jarak jauh

    dan berjalan.

    Kata kunci : keluhan mata, operator komputer, penerangan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    11/119

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

    HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iiiSURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS .......................... ivKATA PENGANTAR .............................................................................. v

    ABSTRACT............................................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................ x

    DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

    DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN .................................. xvii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1I.1 Latar Belakang ................................................................ 1

    I.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 4

    I.3 Pembatasan Masalah ....................................................... 6

    I.4 Perumusan Masalah ......................................................... 6

    BAB II TUJUAN DAN MANFAAT..................................................... 7

    II.1 Tujuan Penelitian

    II.1.1 Tujuan Umum ........................................................ 7II.1.2 Tujuan Khusus ....................................................... 7

    II.2 Manfaat Penelitian........................................................... 8

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 9

    III.1 Cahaya ............................................................................ 9

    III.2 Penerangan di Tempat Kerja ............................................ 10

    III.3 Tipe Penerangan .............................................................. 11

    III.4 Standar Batas Penerangan................................................ 13

    III.5 Kualitas Penerangan ........................................................ 15

    III.6 Efek Penerangan pada Mata ............................................ 21III.7 Karakteristik Komputer ................................................... 25

    BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL ................................................. 28

    BAB V METODE PENELITIAN ......................................................... 30

    V.1 Rancang Bangun Penelitian ............................................. 30

    V.2 Populasi dan Sampel ....................................................... 30

    V.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 31

    V.3.1 Lokasi Penelitian .................................................... 31

    V.3.2 Waktu Penelitian .................................................... 31V.4 Variabel Penelitian .......................................................... 31

    V.5 Definisi Operasional ........................................................ 32

    V.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................... 37

    V.6.1 Teknik Pengumpulan Data ..................................... 37

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    12/119

    V.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ................................ 37

    V.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ..................... 38

    BAB VI HASIL KEGIATAN ................................................................. 39

    VI.1 Gambaran Umum PT Dok dan Perkapalan Surabaya ....... 39VI.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ............................... 39VI.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................... 40

    VI.1.3 Struktur Organisasi ............................................ 41

    VI.1.4 Lokasi PT Dok dan Perkapalan Surabaya ........... 41

    VI.1.5 Jam Kerja .......................................................... 41

    VI.1.6 BidangUsaha PT Dok dan Peerkapalan Surabaya 41

    VI.2 Hasil Observasi Lingkungan Kerja .................................. 42

    VI.3 Karakteristik Responden.................................................. 50

    VI.3.1 Usia Responden ................................................. 50VI.3.2 Lama Kerja Responden ...................................... 50

    VI.3.3 Masa Kerja Responden ...................................... 50VI.3.4 Kelainan Refraksi Responden ............................ 51

    VI.3.5 Lama Waktu Istirahat......................................... 51

    VI.3.6 Jenis Pekerjaan Responden ................................ 52

    VI.4 Kuantitas Penerangan di Tempat Kerja ............................ 52

    VI.5 Kualitas Penerangan di Tempat Kerja .............................. 54

    VI.5.1 Gangguan Kesilauan di Tempat Kerja ................ 54

    VI.5.2 Gangguan Bayangan di Tempat Kerja ................ 55

    VI.6 Keluhan Kelelahan Mata pada Operator Komputer .......... 55VI.7 Hubungan Antar Variabel ................................................ 56

    VI.7.1 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata denganUsia Responden ................................................. 56

    VI.7.2 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan

    Lama Kerja ........................................................ 56

    VI.7.3 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan

    Masa Kerja Responden ...................................... 57

    VI.7.4 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan

    Kelainan Refraksi Responden ............................ 58

    VI.7.5 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata denganLama Istirahat Responden .................................. 58

    VI.7.6 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan

    Jenis Pekerjaan .................................................. 59VI.7.7 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata menurut

    Intensitas Penerangan ........................................ 59

    VI.7.8 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan

    Kualitas Penerangan .......................................... 60

    BAB VII PEMBAHASAN ...................................................................... 61

    VII.1 Karakteristik Responden.................................................. 61VII.1.1 Usia Responden ................................................. 61

    VII.1.2 Lama Kerja ........................................................ 61

    VII.1.3 Masa Kerja ........................................................ 62

    VII.1.4 Kelainan Refraksi .............................................. 63

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    13/119

    VII.1.5 Lama Waktu Istirahat......................................... 64

    VII.1.6 Jenis Pekerjaan .................................................. 65

    VII.2 Kuantitas Penerangan (Intensitas Penerangan) ................. 66

    VII.3 Hasil Observasi Lingkungan Kerja .................................. 67

    VII.3.1 Arah dan Penyebaran Cahaya ............................ 67VII.3.2 Dekorasi Tempat Kerja ...................................... 68

    VII.4 Kelelahan Mata ............................................................... 70

    VII.5 Hubungan Antar Variabel ................................................ 71

    VII.5.1 Hubungan Antara Usia dengan Keluhan

    Kelelahan Mata .................................................. 71

    VII.5.2 Hubungan Antara Lama Kerja dengan Keluhan

    Kelelahan Mata .................................................. 72

    VII.5.3 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Keluhan

    Kelelahan Mata .................................................. 73VII.5.4 Hubungan Antara Kelainan Refraksi dengan

    Keluhan Kelelahan Mata .................................... 74VII.5.5 Hubungan Antara Lama Waktu Istirahat dengan

    Keluhan Kelelahan Mata .................................... 75

    VII.5.6 Hubungan Antara Jenis Pekerjaan dengan

    Keluhan Kelelahan Mata .................................... 76

    VII.5.7 Hubungan Antara Kuantitas Penerangan dengan

    Keluhan Kelelahan Mata .................................... 76

    VII.5.8 Hubungan Antara Gangguan Kesilauan dengan

    Keluhan Kelelahan Mata .................................... 77VII.5.9 Hubungan Antara Gangguan Bayangan dengan

    Keluhan Kelelahan Mata .................................... 79

    BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 80

    VIII.1 Kesimpulan ............................................................. 80

    VIII.2 Saran ........................................................................ 81

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 82

    LAMPIRAN

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    14/119

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Tabel Halaman

    III.1 Efek Psikologis dari Warna 20

    III.2 Pantulan yang Direkomendasikan oleh ANSI untuk Kantor 20III.3 Persentase Pantulan Cahaya oleh Warna 21

    V.1 Tabel Definisi Operasional 32

    VI.1 Disribusi frekuensi responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    berdasarkan usia pada tahun 2011 50

    VI.2 Distribusi frekuensi responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    menurut jam kerja dalam sehari pada tahun 2011 50VI.3 Distribusi Frekuensi Responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    Menurut Masa Kerja sebagai Operator Komputer Tahun 2011 51VI.4 Distribusi Frekuensi Responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    Menurut Kelainan Refraksi Tahun 2011 51VI.5 Distribusi Frekuensi Responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2011 52

    VI.6 Distribusi frekuensi responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    menurut lama waktu istirahat pada tahun 2011 52

    VI.7 Distribusi intensitas penerangan di unit Rancang Bangun,

    Informasi Teknologi, FASHAR, dan MONDAL pada tahun 2011 53VI.8 Distribusi Pendapat Responden unit RB, IT, FASHAR, dan

    MONDAL PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Mengenai IntensitasPenerangan pada Tahun 2011 54

    VI.9 Distribusi Pendapat Responden unit RB, IT, FASHAR, dan

    MONDAL PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Mengenai GangguanKesilauan pada Tahun 2011 55

    VI.10 Distribusi Pendapat Responden unit RB, IT, FASHAR, dan

    MONDAL PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Mengenai Gangguan

    Bayangan pada Tahun 2011 55

    VI.11 Distribusi Pendapat Responden unit RB, IT, FASHAR, danMONDAL PT. Dok dan Perkapalan Surabaya terhadap Keluhan

    Kelelahan Mata pada tahun 2011 56VI.12 Keluhan Kelelaha Mata Berdasarkan Usia Responden PT. Dok

    dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 56

    VI.13 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Lama Kerja di

    Depan Komputer PT. Dok dan Perkapalan Surabaya padaTahun 2011 57

    VI.14 Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Masa Kerja

    sebagai Operator Komputer PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    pada Tahun 2011 57VI.15 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Kelainan

    Refraksi Mata PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 58VI.16 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Lama Waktu

    Istirahat Selama Menggunakan Komputer PT. Dok dan Perkapalan

    Surabaya pada Tahun 2011 58

    VI.17 Keluhan Kelelahan Mata Menurut Jenis Pekerjaan Responden

    PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 59

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    15/119

    VI.18 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Kuantitas

    Penerangan di Tempat Kerja PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    pada Tahun 2011 59

    VI.19 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Gangguan

    Kesilauan PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 60VI.20 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Gangguan

    Bayangan PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 60

    VII.1 Distribusi frekuensi responden tingkat ketelitian pekerjaan

    berdasarkan usia responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    Tahun 2011 72

    VII.2 Distribusi frekuensi responden tingkat ketelitian pekerjaan

    berdasarkan usia responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    Tahun 2011 74

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    16/119

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Gambar Halaman

    III.1 Pemasangan Armatur yang Benar 13III.2 Pemasangan Armatur yang Salah 13

    VI.1 Gambar Dinding, langit-langit dan lantai di Ruang Rancang

    Bangun 43

    VI.2 Penerangan Alami dan Buatan pada Ruang Rancang Bangun 44

    VI.3 Gambar Dinding, langit-langit dan lantai di Ruang Informasi

    Teknologi 45VI.4 Penerangan Alami dan Buatan di Ruang Informasi 46

    VI.5 Gambar Dinding, langit-langit dan lantai di Ruang FASHAR 47VI.6 Gambar Dinding, langit-langit dan lantai di Ruang MONDAL 49

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    17/119

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul Lampiran

    1 Surat Pengantar Pengambilan Data2 Surat Balasan Perusahaan untuk Pengambilan Data

    3 Surat Keterangan Telah Mengambil Data

    4 Layout Perusahaan

    5 Struktur Organisasi Perusahaan

    6 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Unit Rancang Bangun

    7 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Unit Informasi Teknologi8 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Unit FASHAR

    9 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Unit MONDAL10 Lembar Observasi Kondisi Tempat Kerja

    11 Kuesioner

    12 Panduan Pengukuran (SNI)13 Cara Pengukuran Intensitas Penerangan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    18/119

    DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

    Daftar Arti Lambang

    % = Persen/ = Bagi0 = Derajat

    & = Dan

    m2 = Meter persegi

    n = Frekuensi

    = Jumlah

    cm = Centimeter

    mm = MilimeterHz = Hertz

    < = Kurang dari> = Lebih dari

    = Kurang dari sama dengan

    = Lebih dari sama dengan

    Cd = Candela

    ft = Footcandle

    - = Sampai dengan

    nm = nanometer

    Daftar Singkatan

    ANSI =American National Standards InstituteBUMN = Badan Usaha Milik Negara

    CFF = Critical Flicker Fusion

    CRT = Cathoda Rays Tube

    CVS = Computer Vision Syndrome

    DPS = Dok dan Perkapalan Surabaya

    FASHAR = Fasilitas dan Pemeliharaan

    IT = Informasi TeknologiJl. = Jalan

    K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    KTP = Kartu Tanda PendudukLCD =Liquid Crystal Display

    MONDAL = Monitoring dan Pengendalian

    N.V. =Naamloze VennootschaapNo. = Nomer

    NIOSH =National Institute for Occupational Safety and Health

    PJB = Perusahaan Listrik Negara Jawa Bali

    PMP = Peraturan Menteri PerburuhanPT = Perseroan Terbatas

    RB = Rancang Bangun

    RUPS = Rapat Umum Pemegang Saham

    SI = Satuan Internasional

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    19/119

    TL = Tube Lamp

    UP = Unit Pembangkit

    UV = Ultraviolet

    VDT = Visual Display Terminal

    WHO = World Health OrganizationWIB = Waktu Indonesia Barat

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    20/119

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Saat ini perkembangan teknologi di Indonesia semakin meningkat,

    beberapa aktifitas dilakukan dengan bantuan sistem komputerisasi.

    Penggunaan komputer atau VDT (visual data terminal) di perusahaan

    semakin meningkat seiring dengan keefisiensian waktu dan tenaga yang

    diperlukan. Komputerisasi memberikan kemudahan kepada manusia,

    sehingga manusia sedikit mengeluarkan energi dalam bekerja.

    Fungsi dari penggunaan komputer antara lain mempermudah

    pekerjaan, sebagai alat komunikasi dan sebagai alat untuk hiburan (Dunia

    komputer, 2009). Keuntungan menggunakan alat ini adalah pekerjaan akan

    lebih cepat terselesaikan dan lebih maksimal hasil yang bisa diperoleh (Ahira,

    2010). Keuntungan lain yang dimiliki oleh komputer antara lain memiliki

    kecepatan dan ketelitian yang tinggi dalam mengerjakan fungsinya, memiliki

    media penyimpanan yang ringkas dan berkapasitas besar, serta mampu

    mengolah data dalam jumlah besar.

    Di samping berbagai keuntungan yang ada, komputer juga memliki

    kerugian, antara lain manusia semakin tergantung dengan bantuan komputer,

    berkurangnya tenaga kerja akibat pekerjaannya digantikan oleh komputer,

    komputer melakukan pekerjaan sesuai dengan perintah manusia, bila terdapat

    kesalahan, komputer tetap mengerjakan kesalahan tersebut (Shecyoria, 2007).

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    21/119

    Ketergantungan seseorang terhadap penggunaan komputer

    mengakibatkan orang tersebut menggunakan komputer dalam waktu yang

    cukup lama. Hal tersebut berpengaruh terhadap kesehatan terutama pada

    mata. Penggunaan komputer terlalu lama dapat mengakibatkan terjadinya

    keluhan kelelahan pada mata. Kelelahan mata yang biasa disebut dengan

    asthenopia merupakan keluhan yang paling banyak dikeluhkan para pemakai

    komputer.Asthenopiamerupakan kelelahan mata yang dapat mengakibatkan

    sakit kepala, penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di

    waktu malam, dan berbagai masalah penglihatan lainnya (beritanet, 2011).

    Hasil penelitian yang dilakukan pada operator komputer pada tahun

    2007 menyatakan bahwa penggunaan komputer lebih dari 4 jam lebih banyak

    menimbulkan kelelahan mata akibat pancaran sinar radiasi komputer

    (Prabowo, 2007). Gejala yang timbul akibat kelelahan mata secara umum

    dapat berupa mata merah, berair, dan susah fokus saat melihat

    (flyfreeforhealth, 2010).

    Penelitian pada operator komputer di PT. PJB UP Gresik pada tahun

    2009 menyatakan bahwa dari 24 pekerja yang diteliti yang mengalami

    keluhan mata sebanyak 95,83% dengan jenis keluhan yang dialami oleh

    pekerja operator adalah mata pedih sebanyak 42,10% (Holfiana, 2009).

    Operator komputer merupakan pekerjaan yang membutuhkan

    ketelitian. Penerangan merupakan salah satu faktor yang bepengaruh terhadap

    ketelitian dalam penggunaan komputer.

    Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek

    dengan jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, berbeda dengan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    22/119

    penerangan yang membuat seseorang mendekatkan mata terhadap obyek,

    maka daya akomodasi mata lebih besar dan dapat mengakibatkan penglihatan

    rangkap atau kabur (Sumamur, 2009). Penerangan tempat kerja yang jelek

    (poor lighting) secara langsung tidak akan menyebabkan kerusakan pada

    mata, namun sering menimbulkan kelelahan dan rasa tidak nyaman pada mata

    (eye fatigue and discomfort) (Siswanto, 1991). Di Indonesia, standar

    intensitas penerangan untuk pekerjaan yang membedakan barang halus

    dengan kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama, operator komputer

    adalah 500-1000 luks.

    Penerangan yang dimaksud meliputi kuantitas dan kualitas

    penerangan. Kuantitas penerangan dapat diketahui melalui intensitas cahaya,

    sedangkan kualitas penerangan meliputi adanya kesilauan (glare effect),

    bayangan (shadow effect) dan dekorasi ruangan.

    Kualitas penerangan terutama ditentukan oleh ada tidaknya kesilauan

    di tempat kerja baik kesilauan langsung (direct glare) atau kesilauan karena

    pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap (reflected glare) dan

    bayangan (shadows) (Siswanto,1991). Pantulan cahaya (silau) pada layar

    monitor yang berasal dari sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan

    lain sebagainya, akan menambah beban mata.

    Keluhan mata juga dapat disebabkan akibat memakaian layar monitor

    yang tidak ergonomis. Berdasarkan hasil penelitian, 77 % para pemakai layar

    monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri

    pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan

    kemungkinan katarak mata (Damaredno, 2009).

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    23/119

    Di samping itu, karakteristik tenaga kerja, seperti usia, lama kerja,

    masa kerja, dan kelainan refraksi juga bisa mempengaruhi keluhan kelelahan

    mata. Ketajaman penglihatan berkurang menurut bertambahnya usia. Pada

    tenaga kerja berusia lebih dari 40 tahun, visus jarang 6/6, melainkan

    berkurang (Sumamur, 2009).

    Penggunaan komputer di Indonesia saat ini semakin bertambah. Hal

    ini dapat menimbulkan kelelahan mata yang ditandai dengan iritasi pada

    mata, penglihatan ganda, sakit kepala, daya akomodasi menurun, serta

    ketajaman penglihatan, kepekaan kontras, dan kecepatan persepsi menurun.

    Kondisi tersebut terutama akan ditemukan bila iluminasi tempat kerja tidak

    memadai dan orang yang bersangkutan memiliki kelainan refraksi yang tidak

    dikoreksi (Siswanto, 1991). Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian

    mengenai faktor yang memperngaruhi keluhan subyektif kelelahan mata pada

    operator komputer.

    I.2 Identifikasi Masalah

    PT. Dok dan Perkapalan merupakan perusahaan reparasi atau

    perbaikan kapal. Pada perusahaan tersebut terdapat berbagai macam

    pekerjaan yang mempunyai risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat

    kerja. Tenaga kerja bekerja selama 8 jam sehari yaitu mulai jam 07.00 sampai

    16.00 dengan waktu istirahat 1 jam perhari. Salah satu pekerjaan yang

    mempunyai risiko terjadinya penyakit akibat kerja adalah penggunaan

    komputer. Penggunaan komputer yang terlalu lama dapat mengakibatkan

    terjadinya kelelahan mata.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    24/119

    Pekerjaan di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya sudah banyak yang

    menggunakan komputer. Jenis pekerjaan dengan bantuan komputer dapat

    dijumpai di beberapa kantor di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, antara lain

    jenis pekerjaan mendesain kapal, memasukan data (data entry) dan

    programmer.

    Pada survey awal, didapatkan gambaran umum mengenai kondisi

    lingkungan kerja dan karakteristik tenaga kerja di kantor pusat PT. Dok dan

    Perkapalan Surabaya. Tingkat ketelitian pekerjaan operator komputer di PT.

    Dok dan Perkapalan Surabaya berbeda, namun intensitas penerangan di ruang

    kerja dirasa hampir sama. Secara umum, distribusi cahaya di kantor pusat

    kurang merata, beberapa jendela ditutup dengan gorden sehingga cahaya

    matahari yang masuk ke dalam ruangan minim. Dinding pada beberapa

    ruangan berwarna putih kusam. Beberapa pekerja yang menggunakan

    komputer (operator komputer) bekerja dengan menghadap ke jendela.

    Operator komputer di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada

    umumnya berjenis kelamin pria dengan usia yang berbeda-beda. Jenis

    komputer yang digunakan ada dua jenis, yaitu LCD (Liquid Crystal Display)

    dan CRT (Cathoda Rays Tube). Pada umumnya CRT tidak dilengkapi dengan

    screen filter.

    Penelitian mengenai keluhan subyektif kelelahan mata tidak pernah

    dilakukan di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, baik ditinjau dari kuantitas

    dan kualitas penerangan maupun dari karakteristik tenaga kerja. Oleh karena

    itu, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi keluhan

    subyektif kelelahan mata yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    25/119

    pertimbangan untuk pengendaliannya dan dengan harapan mampu mencegah

    terjadinya penyakit akibat kerja di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    terutama pada kantor pusat PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.

    I.3 Pembatasan Masalah

    Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas maka penelitian ini

    dibatasi hanya untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan

    keluhan subyektif kelelahan mata meliputi karakteristik responden, kuntitas

    penerangan dan kualitas penerangan yang terdiri dari arah penyebaran

    cahaya, kesilauan dan bayangan serta dekorasi ruang kerja (warna dan

    pantulan dinding, langit-langit dan lantai). Hal ini dikarenakan keterbatasan

    waktu yang diperlukan untuk penelitian.

    I.4 Rumusan Masalah

    Faktor apa sajakah yang berhubungan dengan keluhan subyektif

    kelelahan mata pada operator komputer di PT. Dok dan Perkapalan

    Surabaya?

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    26/119

    BAB II

    TUJUAN DAN MANFAAT

    II.1 Tujuan Penelitian

    II.1.1 Tujuan Umum

    Mempelajari faktor yang berhubungan dengan keluhan subyektif kelelahan

    mata.

    II.1.2 Tujuan Khusus

    1. Mengidentifikasi karakteristik tenaga kerja, meliputi usia, lama kerja,masa kerja, kelainan refraksi, lama istirahat dan jenis pekerjaan.

    2. Mengidentifikasi kuantitas (intensitas) penerangan di tempat kerja.3. Mengidentifikasi adanya gangguan kesilauan dan gangguan bayangan di

    tempat kerja.

    4. Mengidentifikasi keluhan subyektif kelelahan mata pada tenaga kerja.5. Menggambarkan hubungan antara karakteristik tenaga kerja dengan

    keluhan subyektif kelelahan mata.

    6. Menggambarkan hubungan antara kuantitas (intensitas) penerangandengan keluhan subyektif kelelahan mata pada tenaga kerja.

    7.

    Menggambarkan hubungan antara gangguan kesilauan dan gangguan

    bayangan dengan keluhan subyektif kelelahan mata pada tenaga kerja.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    27/119

    II.2 Manfaat Penelitian

    1. Bagi InstansiHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang

    keluhan kelelahan mata pada pekerja di PT Dok dan Perkapalan

    Surabaya.

    2. Bagi PenulisHasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

    wawasan tentang keluhan kelelahan pada pekerja PT Dok dan Perkapalan

    3. Bagi Praktisi Kesehatan dan PembacaHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan

    pembinaan dan t indak lanjut serta refrensi untuk penelitian di masa yang

    akan datang.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    28/119

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    III.1 Cahaya

    Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang

    kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Pada bidang

    fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang

    gelombang kasat mata maupun yang tidak (Wikipedia, 2010).

    Robert W. Allen mendefinisikan cahaya sebagai radiasi spektrum

    elektromagnetik yang secara langsung menimbulkan sensasi visual. Jadi

    cahaya merupakan radiasi visible dengan satuan lumen (Muhajir, 2009).

    Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya

    yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan

    sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd). Dalam bidang

    optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya sensitif dan

    dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu (spektrum cahaya

    nampak) yang diukur dalam besaran pokok ini (Wikipedia, 2011).

    Iluminasi atau penerangan yaitu banyaknya cahaya yang jatuh pada

    suatu permukaan, dengan satuan foot candle (fc). Satu foot candle sama

    dengan satu lumen per satu kaki kuadrat atau setara dengan 10 luks

    (Siswanto, 1991).

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    29/119

    III.2 Penerangan di Tempat Kerja

    Iluminasi atau penerangan yaitu banyaknya cahaya yang jatuh pada

    suatu permukaan, dengan satuan foot candle (fc). Satu foot candle sama

    dengan satu lumen per satu kaki kuadrat atau setara dengan 10 lux (Siswanto,

    1991).

    Hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana

    sering kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan

    tertentu agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati objek yang sedang

    dikerjakan. Tenaga kerja di samping harus dengan jelas dapat melihat objek-

    objek yang sedang dikerjakan juga harus dapat melihat dengan jelas pula

    benda atau alat dan tempat di sekitarnya (Tarwaka, 2004).

    Kebutuhan intensitas penerangan antara lain tergantung dari jenis

    pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Pekerjaan yang hanya

    membedakan benda-benda atau barang yang kasar merupakan suatu

    pekerjaan yang tidak sulit (simple) sekalipun dilakukan dalam tempat kerja

    yang agak gelap, sedangkan untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian

    atau membedakan benda-benda yang berukuran kecil dan halus, pekerjaan

    tersebut adalah sulit dilakukan bila keadaan penerangan dalam tempat kerja

    tidak memadai (Siswanto, 1991).

    Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang

    menerangi benda-benda ditempat kerja. Penerangan dapat berasal dari cahaya

    alami dan cahaya buatan, banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan

    kondisi disekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja, hal ini penting untuk

    menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, selain itu penerangan yang

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    30/119

    memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan

    lingkungan yang menyegarkan (Siswanto, 1991).

    Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga

    kerja dapat melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya

    yang tidak perlu (Sumamur, 2009). Penerangan yang cukup dan diatur secara

    baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan

    menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Penerangan

    dikatakan buruk apabila memiliki intensitas penerangan yang rendah untuk

    jenis pekerjaan yang sesuai, distribusi yang tidak merata, mengakibatkan

    kesilauan, dan kurangnya kekontrasan (Tarwaka, 2004).

    Kualitas dan kuantitas penerangan yang dibutuhkan tergantung dari

    beberapa faktor, antara lain (Siswanto, 1991):

    1. Usia pekerja2. Ukuran obyek yang diamati3. Lamanya pengamatan4. Kontras antara obyek dan sekitarnya5. Warna dari bahan dari permukaan obyek yang diamati

    III.3 Tipe Penerangan

    Tipe penerangan di tempat kerja berkaitan dengan penerangan buatan

    yang digunakan di perusahan atau industri, dapat dibedakan menjadi tiga tipe

    yaitu (Siswanto, 1991):

    1. Penerangan Umum (General Lighting)

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    31/119

    Penerangan umum atau general lighting harus menghasilkan

    iluminasi yang merata (uniform) pada work plane (bidang kerja), dan

    bidang ini biasanya terletak pada ketinggian 30-36 inchi di atas lantai.

    Iluminasi maksimum dan minimum pada setiap titik ukur hendaknya

    tidak lebih atau kurang dari 1/6 kali penerangan rata-rata suatu ruang

    kerja.

    2. Penerangan Lokal (localized General Lighting)Bilamana intensitas penerangan (Intensity of Illumination) yang

    merata atau uniform tidak diperlukan untuk semua tempat kerja tetapi

    hanya tempat kerja tertentu (specific area) yang membutuhkan tingkat

    iluminasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, maka lampu

    (luminaires) tambahan dapat dipasang pada daerah tersebut sehingga

    kebutuhan intensitas penerangan dapat dipenuhi.

    3. Penerangan Tambahan (Suplementary Lighting)Sistem penerangan ini diperlukan khususnya untuk pekerjaan

    yang membutuhkan ketelitian atau membedakan benda-benda yang halus

    atau untuk memeriksa keadaan suatu mesin (inspection processes).

    Kerugian dari sistem penerangan ini adalah menyababkan kesilauan.

    Untuk menanggulangi masalah kesilauan ini, maka supplementary

    lighting ini perlu dikoordinasi dengan penerangan umum.

    Berikut ini adalah beberapa gambar contoh penempatan armatur

    yang tepat dan tidak tepat.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    32/119

    Gambar III.1 Pemasangan Armatur yang Benar

    Gambar III.2 Pemasangan Armatur yang Salah

    Penempatan armatur benar apabila sudut antara garis horizontal dan garis

    yang menghubungkan mata dengan sumber penerangan tidak kurang dari

    300, selain itu pantulan cahaya juga tidak mengenai mata sehingga

    kesilauan dapat dihindari (Siswanto, 1991).

    III.4 Standar Batas Penerangan

    Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja

    ditentukan dari jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi

    tingkat ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar kebutuhan

    intensitas penerangan yang diperlukan, demikian pula sebaliknya. Standar

    penerangan di Indonesia telah ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    33/119

    Menteri Perburuhan (PMP) No.7 tahun 1964 tentang Syarat-syarat

    Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan di Tempat kerja (Tarwaka, 2004).

    Secara umum, intensitas penerangan yang dimaksud adalah:

    a. Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan di lingkungan perusahaanharus mempunyai intensitas penerangan paling sedikit 20 luks.

    b. Penerangan untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan barangkasar dan besar paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 50 luks.

    c. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas

    penerangan 100 luks.

    d. Penerangan untuk pekerjaan yang membeda-bedakan barang kecil agakteliti paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 200 luks.

    e. Penerangan untuk pekerjaan yang membedakan dengan teliti dari barang-barang yang kecil dan halus, paling sedikit mempunyai intensitas

    penerangan 300 luks.

    f. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang halusdengan kontras yang sedang dalam waktu yang lama, harus mempunyai

    intensitas penerangan paling sedikit 500-1.000 luks.

    g.

    Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang yang

    sangat halus dengan kontras yang kurang dan dalam waktu yang lama,

    harus mempunyai intensitas penerangan paling sedikit 2.000 luks.

    Saat ini banyak pekerjaan yang menggunakan bantuan komputer atau VDT

    (Visual Display Terminal), sehingga penerangan di tempat kerja yang

    menggunakan komputer juga perlu diperhatikan. Demikian pula intensitas

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    34/119

    penerangan untuk jenis pekerjaan yang satu berbeda dengan jenis pekerjaan

    lainnya, misalnya intensitas pekerjaan data entry berbeda dengan intensitas

    peneranganprogrammer.

    Menurut Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 tentang

    Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja, intensitas

    penerangan untuk pekerjaan kantor yang agak teliti adalah 300 luks,

    sedangkan untuk jenis pekerjaan yang sulit dengan kontras yang agak tinggi

    dibutuhkan intensitas penerangan sebesar 500-1000 luks.

    III.5 Kualitas Penerangan

    III.5.1 Kesilauan

    Kesilauan didefinisikan sebagai cahaya yang tidak diinginkan

    (unwanted light). Definisi kesilauan yang lebih formal adalah setiap

    brightness yang berada dalam lapangan penglihatan yang menyebabkan rasa

    ketidaknyamanan (discomfort), gangguan (annoyance), kelelahan mata dan

    atau gangguan penglihatan (Siswanto, 1991). Kesilauan dapat terjadi

    bilamana suatu area lebih terang daripada latar belakang (Grandjean, 1988).

    Beberapa faktor yang menyebabkan kesilauan, antara lain (Siswanto, 1991):

    1.Disability Glare

    Penyebab dari kesilauan ini adalah terlalu banyaknya cahaya yang

    secara langsung masuk ke dalam mata dari sumber kesilauan sehingga

    menyebabkan kehilangan sebagian dari penglihatan (partial loss of

    vision). Disability glare mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

    dapat melihat dengan jelas, dan keadaan ini dapat dialami oleh seseorang

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    35/119

    yang sedang mengendarai mobil pada malam hari dimana lampu

    (headlamps) dari mobil yang berada di hadapannya terlalu terang.

    2. Discomfort GlareKesilauan ini sering menimbulkan ketidaknyamanan pada mata

    (visual discomfort), terutama bila keadaan ini berlangsung dalam waktu

    yang cukup lama. Discomfort glare sering dialami oleh mereka yang

    bekerja pada siang hari dan menghadap ke jendela atau pada saat seorang

    menatap lampu (light fittings) secara langsung pada malam hari. Efek

    discomfort glare pada mata adalah tergantung dari lamanya seseorang

    terpapar oleh kesilauan tersebut.

    3. Reflected GlareKesilauan ini disebabkan oleh pantulan cahaya yang terlalu terang

    yang mengenai mata kita, dan pantulan cahaya ini berasal dari semua

    permukaan benda yang mengkilap (langit-langit, kaca, dinding, meja

    kerja, mesin dan lain-lain) yang berada dalam medan penglihatan (visual

    field). Reflected glare kadang-kadang adalah lebih mengganggu dari

    reflected glare karena terlalu dekatnya letak sumber kesilauan dari garis

    penglihatan.

    Sumber-sumber kesilauan menurut Nurmianto (2004) antara lain:

    1. Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah2. Jendela-jendela besar pada permukaan tepat pada mata3. Lampu atau cahaya dengan terang yang berlebihan4. Pantulan dari permukaan terang

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    36/119

    III.5.2 Bayangan (shadows)

    Bayang-bayang atau bayangan umumnya tidak dikehendaki oleh

    seseorang yang sedang melakukan sesuatu pekerjaan, namun beberapa jenis

    pekerjaan memerlukan bayangan agar obyek dapat diamati dengan lebih

    mudah sebagai contoh, goresan pada lembaran logam (sheet metal) akan

    terlihat lebih mudah bila sistem penerangan yang digunakan menimbulkan

    bayangan (Siswanto, 1991).

    Bayangan dapat disebabkan oleh posisi penerangan yang kurang tepat.

    Sumber cahaya seharusnya tidak berada di belakang pekerja dan sebaiknya

    ditempatkan sedikit ke kanan atau ke kiri, sehingga cahaya datang dari bahu

    pekerja (Siswanto, 1991). Bayang-bayang yang tajam (sharp shadow) dapat

    berasal dari sumber cahaya buatan yang kecil atau dari cahaya langsung

    matahari (Nurmianto, 2004).

    Untuk menghindari terjadinya bayangan, penerangan di tempat kerja

    diusahakan agar menyebar secara merata (evenly distributed and diffused

    illumination). Penerangan setempat (spot atau local lighting) diusahakan agar

    tidak digunakan di tempat kerja karena sistem penerangan ini sering

    menimbulkan bayangan yang mengganggu kecuali bila penerangan umum

    (general illumination) di tempat kerja tersebut cukup.

    III.5.3 Distribusi Cahaya (Light Distribution)

    Luminaire atau lighting fixture merupakan suatu unit penerangan yang

    lengkap (compete lighting unit), dan unit ini terdiri dari lampu dan peralatan

    untuk mendistribusikan sserta mengendalikan cahaya. Lighting equipment

    perlu diletakkan atau dipasang menurut karakteristik dari distribusi cahaya

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    37/119

    yang dikehendaki. Klasifikasi luminairs menurut distribusi cahayanya adalah

    (Siswanto, 1991):

    1. Penerangan Langsung (direct lighting), yaitu hampir semua cahaya yangdiemisikan oleh luminaire (90-100%) diarahkan ke bawah. Tipe

    penerangan ini adalah paling efisien karena banyaknya cahaya yang

    mencapai permukaan kerja (work plane) adalah maksimum, namun

    sistem penerangan ini sering menimbulkan bayangan dan kesilauan (bila

    sumber cahaya terlalu kuat).

    2. Penerangan semi langsung (semidirect lighting), yaitu distribusi cahayaterutama adalah ke arah bawah (60-90%).

    3. General difuse, yaitu kurang lebih 40-60% distribusi cahaya diarahkan kebawah dan 40-60% ke atas.

    4. Semi-indirect lighting, yaitu 60-90% cahaya didistribusikan ke arah atas,dan 10-40% ke arah bawah. Pada sistem penerangan ini, nilai pantulan

    (reflectance value) dari langit-langit harus tinggi agar cahaya yang

    dipantulkan ke bawah cukup banyak.

    5. Indirect lighting, yaitu distribusi cahaya terutama adalah ke atas (90-100%). Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan

    kesilauan, sedangkan kerugiannya adalah mengurangi efisiensi cahaya

    total (total light efficiency) yang jatuh pada permukaan kerja (work

    plane).

    Dalam memilih dan memasang armatur (luminaires), sebagian

    cahaya agar diarahkan ke atas untuk menerangi langit-langit atau dinding

    bagian atas. Lubang atas (top opening) yang terdapat pada armatur berfungsi

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    38/119

    untuk mengurangi timbunan debu pada lampu dan reflektor. Untuk

    mengurangi brigtness ratio antara bagian luar dari luminaire dan permukaan

    reflektor serta lampu, bagian luar dari armatur diberi warna cerah (light-

    colored). Luminaires hendaknya dipasang atau digantung tidak terlalu rendah

    untuk menghindari kesilauan, dan sumber penerangan (lampu) hendaknya

    dilengkapi atau dilindungi dengan reflektor (deep reflector).

    III.5.4 Kondisi Ruang Tempat Kerja

    Kondisi ruang tempat kerja yang dimaksud adalah warna dinding,

    lantai dan langit-langit beserta nilai pantulan yang dihasilkan. Pewarnaan

    tempat kerja saat ini kurang diperhatikan oleh perusahaan, padahal pengaruh

    warna cukup besar terhadap produktifitas kerja. Pemilihan warna yang tepat

    untuk suatu ruang kerja tergantung dari fungsi tempat kerja itu sendiri

    (Siswanto, 1991).

    Menurut Siswanto (1991), secara umum warna mempunyai efek

    psikologis. Berikut ini adalah tabel efek psikologis dari warna.

    Tabel III.1 Efek Psikologis dari Warna

    Jenis Warna

    Efek

    Jarak

    (Distance)Suhu

    (Temperature)Psikis

    Biru Jauh Sejuk Menenangkan atau

    menyejukanHijau Jauh Sangat sejuk Menyejukan atau

    menenangkan

    Merah Dekat Panas Merangsang

    Oranye Sangat dekat Sangat panas Merangsang

    Kuning Dekat Panas Merangsang

    Coklat Sangat dekat Netral Merangsang

    Jingga Sangat dekat Sejuk Agresif,

    mengecilkan hati

    (Discouraging)Sumber : Siswanto, Penerangan, 1991

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    39/119

    Selain warna, hal yang perlu diperhatikan pada tempat kerja adalah pantulan

    yang ditimbulkan oleh dinding, lantai, langit-langit ruang kerja serta peralatan

    kerja. Pantulan yang berlebihan dapat menimbulkan kesilauan (Bridger,

    1995). ANSI merekomendasikan pantulan untuk ruang kerja.

    Tabel III.2 Pantulan yang Direkomendasikan oleh ANSI untuk Kantor

    Permukaan Pantulan (%)

    Langit-langit 80-90

    Mebel 25-50

    Dinding 40-60

    Gorden 40-60

    Lantai 20-40Sumber : R.S. Bridger, Introduction to Ergonomics, 1995

    Dengan demikian diperlukan warna yang tepat untuk ruang kerja agar

    pantulan yang dihasilkan tidak melebihi nilai pantulan yang

    direkomendasikan. Berikut ini adalah tabel nilai pantulan yang dihasilkan

    oleh beberapa warna (Grandjean, 1988).

    Tabel III.3 Persentase Pantulan Cahaya oleh Warna

    Warna Pantulan (%)

    Putih 100

    Hijau kekuningan, krem, merah muda pucat 60-65

    Biru langit 40-45

    Merah tua, hijau, hijau, coklat 20-25

    Hitam 0Sumber : Etienne Grandjean, Fitting the Task to the Man, 1988

    III.6 Efek Penerangan pada Mata

    Pencahayaan yang kurang baik dapat menimbulkan efek stres pada

    alat penglihatan. Stres tersebut dapat menimbulkan dua tipe kelelahan yaitu

    kelelahan mata dan kelelahan syaraf (visual and nervous fatigue). Kelelahan

    mata disebabkan oleh stres yang intensif pada fungsi tunggal (single function)

    dari mata. Stres yang persisten pada otot akomodasi (ciliary muscle) dapat

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    40/119

    terjadi pada saat seseorang mengadakan inspeksi pada obyek-obyek yang

    berukuran kecil dan pada jarak yang dekat serta dalam waktu yang lama, dan

    stres pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam

    medan penglihatan (visual field) dan waktu pengamatannya cukup lama

    (Siswanto, 1991).

    Kelelahan mata atau asthenopia (aesthenopia) adalah kemampuan

    melihat kondisi yang memanifestasikan dirinya melalui gejala nonspesifik

    seperti kelelahan, nyeri di dalam atau di sekitar mata, penglihatan kabur, sakit

    kepala dan kadang-kadang penglihatan ganda. Gejala sering terjadi setelah

    membaca, kerja komputer, atau kegiatan lainnya yang melibatkan dekat tugas

    visual membosankan (Wikipedia, 2011). Kelelahan mata ditandai oleh

    (Siswanto, 1991):

    1. Iritasi pada mata atau konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah danmengeluarkan air mata)

    2. Penglihatan ganda (double vision)3. Sakit kepala4. Daya akomodasi dan konvergensi menurun5. Ketajaman penglihatan (visual acuity), kepekaan kontras (contras

    sensitivity), dan kecepatan persepsi (speed of perception) menurun.

    Tanda-tanda (symptoms) tersebut di atas terutama akan ditemukan bila

    iluminasi tempat kerja tidak memadai dan orang yang bersangkutan

    mempunyai kelainan refraksi yang tidak dikoreksi.

    Bilamana persepsi visual mengalami stres yang hebat (severely

    stressed) tanpa disertai efek lokal pada otot akomodasi atau retina, maka

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    41/119

    keadaan ini akan menimbulkan kelelahan syaraf. General nervous fatigue ini

    terutama akan terjadi bila pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang

    memerlukan konsentrasi, kontrol otot, dan gerakan-gerakan yang sangat tepat

    (precise movement). Kelalahan syaraf ditandai oleh waktu reaksi yang

    memanjang (prolonged reaction times), gerakan-gerakan menjadi lambat, dan

    gangguan-gangguan pada fungsi-fungsi motor dan psikologis. Bilamana

    keadaan ini berlangsung terus menerus, maka akan terjadi kelelahan kronis

    (chronic fatigue) yang ditandai oleh:

    1. Sakit kepala dan vertigo2. Sulit tidur3. Tidak suka makan (loss of appetite)4. Badan lemah (lassitude) dan lesu (listlessness)

    III.6.1 Usia dan Kelelahan Mata

    Usia cukup mempengaruhi keluhan kelelahan mata yang dialami

    seseorang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh elastisitas lensa mata yang semakin

    berkurang seiring meningkatnya usia (Siswanto, 1991). Menurut WHO

    (1987), insiden keluhan kelelahan mata (astenopia) yang paling sering terjadi

    pada orang yang berusia 35-65 tahun (WHO, 1987). Penelitian lain yang

    dilakukan oleh Meyer & Colleagues (1985) menyatakan bahwa orang yang

    berusia lebih dari 40 tahun sering mengalami keluhan kelelahan mata

    (Grandjean, 1988).

    Usia juga berpengaruh akan kebutuhan tingkat iluminasi yang

    dibutuhkan oleh seseorang. Bilamana kebutuhan cahaya (light requirement)

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    42/119

    untuk seseorang yang berusia 40 tahun (membaca buku) dinilai sama dengan

    1, maka kebutuhan cahaya menurut usia adalah sebagai berikut:

    a. 10-20 tahun : 0,3-0,5b. 20-30 tahun : 0,5-0,7c. 30-40 tahun : 0,7-1,0d. 40-50 tahun : 1,0-2,0e. 50-60 tahun : 2,0-5,0

    Untuk dapat membaca huruf cetak (printed letters) dengan jelas,

    seseorang yang berusia 60 tahun memerlukan cahaya yang lebih terang (15

    kali) dari seorang murid, dan 10 kali lebih terang dari seorang pekerja yang

    berusia 20-30 tahun.

    III.6.2 Masa Kerja dan Kelelahan Mata

    Menurut Encyclopedia of Occupational Health and Safety (1998)

    adanya keluhan gangguan mata rata-rata setelah pekerja bekerja dengan masa

    kerja berkisar lebih dari 3-4 tahun. Dengan demikian pekerja yang bekerja

    lebih dari tiga tahun akan mempunyai risiko lebih cepat terjadi kelelahan

    mata dibandingkan dengan pekerja dengan lama kerja kurang dari atau sama

    dengan tiga tahun (Haeny, 2009).

    III.6.3 Kelainan Refraksi dan Kelelahan Mata

    Mata dianggap normal atau emetrop jika berkas cahaya sejajar dari

    benda jauh berada dalam fokus tajam pada retina. Emetrop dapat melihat

    semua benda jauh dengan jelas, tetapi untuk memfokuskan benda-benda pada

    jarak dekat harus melakukan berbagai derajat akomodasi (Guyton, 1995).

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    43/119

    Menurut Siswanto (1991), usia mempunyai pengaruh yang penting

    terhadap akomodasi. Dengan meningkatnya usia, elastisitas lensa akan

    semakin berkurang dan bahkan pada usia lanjut, lensa akan kehilangan

    elastisitasnya. Keadaan ini akan menyababkan menurunnya kemampuan

    lensa untuk memfokuskan obyek pada retina sehingga titik dekat (near point)

    umumnya tidak mengalami perubahan. Letak titik dekat dari mata rata-rata

    menurut usia adalah sebagai berikut:

    1. Pada usia 16 tahun : 8 cm2. Pada usia 32 tahun : 12,5 cm3. Pada usia 44 tahun : 25 cm4. Pada usia 50 tahun : 50 cm5. Pada usia 60 tahun : 100 cm

    Bila jarak mata ke titik dekat melebihi 25 cm, maka keadaan ini

    disebut presbiopia. Kelainan refraksi ini dapat dikoreksi dengan memakai

    kacamata plus. Dengan meningkatnya usia, kecepatan akomodasi akan

    menurun pula.

    III.7 Karakteristik Komputer

    III.7.1 Pengertian Komputer

    Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut

    prosedur yang telah dirumuskan. Kata computersemula dipergunakan untuk

    menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan

    aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian

    dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    44/119

    hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer

    modern dipakai untuk banyak tugas yang berhubungan dengan matematika

    (Wikipedia, 2011).

    III.7.2 Jenis Layar atau Monitor

    Salah satu bagian penting dari komputer adalah monitor. Terdapat dua

    jenis monitor pada komputer, yaitu CRT (Cathode Rays Tube) dan LCD

    (Liquid Crystal Displays). CRT merupakan merupakan sebuah tabung

    penampilan yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor video,

    televisi dan oskiloskop. CRT menggunakan elektron yang ditembakkan ke

    layar sehingga mewarnai menjadi suatu gambar (Wikipedia, 2011).

    Monitor yang memakai sistem CRT (Cathode Ray tube) bekerja

    dengan cara memancarkan elektron-elektron. Elektron-elektron ini menyapu

    layar dari kiri ke kanan dengan jalur-jalur dari atas ke bawah dalam pola yang

    disebut raster CRT atau yang lebih umum disebut Tabung Sinar Katoda

    merupakan tabung pembungkus yang dibuat dari kaca dan mengandung satu

    susunan penembak elektron dan mengeluarkan berkas-berkas elektron yang

    diarahkan pada layar fluoresen. Bila berkas tersebut terkena cahaya, maka

    layar mengeluarkan sinardengan gelombang yang lebih panjang. Pancaran

    elektron ini menimbulkan cahaya yang terang. Bergantung intensitas

    pancaran elektron tadi. Cahaya ini sangat cepat menghilang, untuk itu

    pancaran elektron harus tetap menyapu layar secara teratur untuk

    mempertahankan banyangan yang terjadi. Ini biasa disebut penyegaran ulang

    atau refresh layar. Monitor umumnya memiliki laju penyegaran (vertical

    scan rate) 60 hertz, yang maksudnya layar disegarkan kembali sebanyak 60

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    45/119

    kali per detik. Jika laju penyegaran rendah, maka akan mengakibatkan layar

    tampak berkedip-kedip. Hal ini akan cepat melelahkan mata kita, maka

    sebaliknya kita memakai monitor dengan vertical scan rate 70 hertz ke atas

    sudah cukup baik untuk digunakan (Arin, 2011).

    VDT memancarkan gelombang elektromagnetik berupa sinar

    ultraviolet (UV) (Alexander, 2001). Pemaparan sinar UV yang berlebihan

    dapat menimbulkan efek pada kulit dan mata (NIOSH, 1988). Efek pada mata

    dapat berupa katarak sebagai akibat adanya kekeruhan pada lensa yang

    biasanya berkaitan dengan penuaan dan radiasi sinar UV.

    LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal

    cair sebagai penampil utama. Pada LCD berwarna semacam monitor, terdapat

    banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair

    sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, kristal cair

    ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah

    perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang

    susunan kristal cair tadi (Wikipedia, 2011).

    III.7.3 Flicker Effect (Efek Kedipan)

    CFF (critical flicker fusion) terjadi pada VDT yang terdeteksi adanya

    kedipan pada frekuensi yang paling tinggi. Pada frekuensi 30 atau 60 Hz

    setelah paparan satu jam dapat menurunkan CFF. Penelitian lain menyatakan

    bahwa penurunan CFF akan terlihat setelah 90 menit VDT menyala (WHO,

    1987).

    Komputer harus bebas dariflicker effectdengan getaran karakter yang

    rendah. Grandjean (1988) merekomendasikan komputer dengan kecepatan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    46/119

    penyegaran (refresh) layar dengan frekuensi 80-100 Hz dengan penurunan

    waktu fosfor sekitar 10 milidetik untuk 10% tingkat penerangan.

    Kedipan yang terlihat bisa mempengaruhi ketidaknyamanan sistem

    penglihatan terutama pada penglihatan perifer. Sensitivitas kedipan akan

    meningkat pada penglihatan perifer (WHO, 1987).

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    47/119

    BAB IV

    KERANGKA KONSEPTUAL

    Keterangan :

    : Diteliti

    : Tidak diteliti

    Kelelahan Mata

    Penerangan:

    1. Kuantitas Penerangan- Intensitas penerangan

    2. Kualitas Penerangan- Arah dan penyebaran

    cahaya

    - Kesilauan dan bayangan-

    Dekorasi ruangan

    Jarak antara mata

    dengan layar

    monitor

    Karakteristik

    komputer

    Karakteristik Tenaga Kerja:- Usia- Lama kerja- Masa kerja- Kelaianan refraksi

    (Penggunaan kacamata)

    - Lama istirahat- Jenis pekerjaan- Penyakit yang pernah atau

    sedang diderita

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    48/119

    Penjelasan kerangka konsep :

    Keluhan mata yang terjadi pada operator komputer dapat dipengaruhi oleh:

    1. Penerangan di ruang kerja2. Karakteristik komputer

    Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan kenyamanan

    tenaga kerja adalah penerangan di tempat kerja. Penerangan dalam ruangan meliputi

    kuantitas dan kualitas dari penerangan itu sendiri. Faktor yang termasuk dalam

    kuantitas adalah intensitas penerangan, sedangkan faktor yang mempengaruhi

    kualitas penerangan adalah arah dan penyebaran cahaya, kesilauan dan bayangan,

    serta dekorasi ruangan yang meliputi warna dan pantulan dinding, langit-langit,

    lantai.

    Jenis keluhan kelelahan mata yang dialami oleh pekerja meliputi mata merah

    dan pedih, berair, dan penglihatan ganda atau susah fokus, sakit kepala, ketajaman

    penglihatan, kepekaan kontras, dan kecepatan persepsi menurun. Dari keterangan di

    atas, peneliti ingin mempelajari faktor yang mempengaruhi keluhan subyektif

    kelelahan mata pada pada operator komputer PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    49/119

    BAB V

    METODE PENELITIAN

    V.1 Rancang Bangun Penelitian

    1. Menurut tempatnya penelitian ini termasuk penelitian lapangan.2. Ditinjau dari segi waktu pengambilan sampel datanya, penelitian ini

    bersifat cross sectional karena pengambilan data dilakukan sekali

    pengukuran dalam periode tertentu saja.

    3. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional yaitu penelitian yangdiarahkan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran fenomena

    sebagaimana adanya.

    V.2 Populasi dan Sampel

    1. PopulasiPopulasi penelitian adalah seluruh operator komputer di unit

    Rancang Bangun, Informasi Teknologi,, Fasilitas dan Pemeliharaan

    (FASHAR), Monitoring dan Pengendalian (MONDAL) PT. Dok dan

    Perkapalan Surabaya sebanyak 32 orang.

    2.

    Sampel

    Sampel penelitian adalah total dari populasi sebanyak 32 orang

    yang memenuhi kriteria sehat berdasarkan pernyataan tenaga kerja (tidak

    menderita Diabetes Mellitus, Hipertensi, Katarak, tidak pernah cidera

    kepala, sakit mata seperti iritasi mata) di PT. Dok dan Perkapalan

    Surabaya.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    50/119

    V.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

    V.3.1 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya yang

    berlokasi di Jl. Tanjung Perak Barat 433-435 Surabaya. Adapun alasan

    pemilihan lokasi adalah:

    a. Karena di kantor tersebut menggunakan alat bantu komputerb. Pekerjaan yang diamati berbeda dengan namun kuantitas dan kualitas

    penerangan di tempat kerja hampir sama.

    c. Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian semacam ini di tempattersebut.

    V.3.2 Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juli

    2011. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 1 sampai 31 Maret 2011.

    V.4 Variabel Penelitian

    Variabel yang diteliti pada penelitian ini, antara lain:

    1. Usia2. Masa kerja3.

    Lama kerja

    4. Kelainan refraksi5. Lama istirahat6. Jenis pekerjaan7. Keluhan kelelahan mata8. Intensitas penerangan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    51/119

    9. Arah dan penyebaran cahaya10.Gangguan kesilauan dan bayangan11.Dekorasi ruangan

    V.5 Definisi Operasional

    Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional

    No. Variabel DefinisiCara

    PengukuranKategori

    1. Karakteristik

    pekerja:a. Usia Umur responden

    saat penelitian

    dilakukan

    berdasarkan KTP

    responden

    Kuesioner a. 35 tahunb. > 35 tahun

    b. Masakerja

    Masa yangterhitung sejak

    responden mulai

    bekerja sebagaioperator komputer

    sampai penelitian

    dilakukan

    Kuesioner a. < 3 tahunb. 3-4 tahunc. > 4 tahun

    c. Lamakerja

    Waktu yang

    diperlukan tenaga

    kerja untuk

    mengoperasikan

    komputer yangdinyatakan dengan

    hitungan jam perhari

    Kuesioner a. 4 jamb. > 4 jam

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    52/119

    Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional

    No. Variabel DefinisiCara

    PengukuranKategori

    d. Kelainanrefraksi Kelainan padaretina mata tenagakerja dimana

    jatuhnya bayangan

    tidak tepat padaretina (miopia,

    hipermetropia,

    presbiopia,astigmatisma).

    Kuesioner a. Ada, apabilaada kelainanrefraksi yangtidak dikoreksi

    atau adakelainan

    refraksi dan

    tidak dikoreksidengan

    kacamata yang

    tidak cocok.

    b. Tidak ada,apabila tidak

    ada kelainan

    refraksi atau

    memiliki

    kelainan

    refraksi tetapisudah

    dikoreksi

    dengan

    kacamata yang

    cocok.

    e. LamaWaktu

    Istirahat

    Waktu yang

    dimanfaatkan oleh

    tenaga kerja untuk

    beristirahat selama

    menggunakan

    komputer

    Kuesioner a. Sesuai,apabila

    istirahat

    dilakukan

    selama 10

    menit setiap 1

    jam atau 15

    menit setiap 2

    jam

    menggunakankomputer.

    b. Tidak sesuai,apabila

    istirahat

    dilakukan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    53/119

    Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional

    No. Variabel DefinisiCara

    PengukuranKategori

    f. JenisPekerjaan Tipe pekerjaanyang dikerjakanoleh tenaga kerjadalam

    mengoperasikankomputer

    Kuesioner a. Teliti, apabilajenis pekerjaantenaga kerjaadalah drafter

    b. Kurang teliti,apabila jenis

    pekerjaan

    tenaga kerjaadalah

    programmer

    dan data entry

    2. Kuantitaspenerangan

    (Intensitas

    penerangan:

    a. Untukjenispekerjaan

    drafter

    Banyaknya cahayayang jatuh pada

    permukaan

    Pengukurandengan alat

    ukur

    lightmeter

    a. Baik, apabilasesuai denganPMP No. 7

    Tahun 1964,yaitu, 500 -

    1000 luks.

    b. Kurang baik,apabila tidak

    sesuai dengan

    PMP No.7

    tahun 1964,

    yaitu 1000 luks.

    b. Untukjenispekerjaan

    program-merdan

    data entry

    a. Baik, apabilasesuai denganPMP No.7

    tahun 1964,yaitu 300

    luks.

    b. Kurang baik,apabila tidak

    sesuai dengan

    PMP No.7

    tahun 1964

    yaitu 300 luks

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    54/119

    Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional

    No. Variabel DefinisiCara

    PengukuranKategori

    3. KualitasPenerangan:

    a. Arah danPenyebar-

    an cahaya

    Jatuhnya cahayalampu pada

    permukaan tidaklebih dari 300 dan

    nilai intensitas

    penerangan diruangan tidak

    berbeda jauh

    dengan rata-rata

    nilai intensitaspenerangan umum.

    Lembarobservasi

    a. Sesuai, apabilaletak armatur

    di sampingkanan atau kiri

    responden dan

    nilai intensitaspenerangan di

    ruangan tidak

    berbeda jauh

    dengan reratanilai intensitas

    penerangan

    umum.

    b. Tidak sesuai,letak armatur

    tidak disamping kanan

    atau kiri

    responden dan

    nilai intensitas

    penerangan di

    ruangan tidak

    berbeda jauh

    dengan rerata

    nilai intensitas

    peneranganumum.

    b. Kesilauan Cahaya yang tidakdiinginkan yang

    dapat mengganggu

    aktivitas kerja.

    Kuesioner a. Ada, apabilaterdapat

    gangguan

    kesilauan yangdialami oleh

    tenaga kerja.

    b. Tidak ada,apabila tidak

    terdapat

    gangguan

    kesilauan yangdialami oleh

    tenaga tenagakerja.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    55/119

    Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional

    No. Variabel Definisi Alat ukur Kategori

    c. Bayangan Bayang-bayangyang ada di tempatkerja yang dapat

    menggangguaktivitas kerja

    Kuesioner a. Ada, apabilaada gangguan

    bayangan

    b. Tidak ada,apabila tidak

    ada gangguanbayangan

    d. Dekorasiruang

    Tidak ada benda

    yang menghalangipenyebaran cahaya,

    warna tempat kerja

    yang meliputidinding, langit-

    langit dan lantai

    baik

    Lembar

    observasi

    a. Baik,penyebarancahaya merata,

    tidak ada

    sumberkesilauan dan

    bayangan

    b. Kurang baik,penyebaran

    cahaya tidakmerata, tidak

    ada sumberkesilauan dan

    bayangan

    4. Keluhan

    subyektif

    kelelahan

    mata

    Setiap keluhan

    subyektif yang

    dialami oleh tenaga

    kerja yang terjadi

    pada saat atau

    setelah bekerja,

    ditandai dengan:

    a. Mata merah,pedih, berair

    b. Penglihatanganda atau

    susah fokusc. Sakit kepalad. Ketajaman

    penglihatan,

    kepekaan

    kontras dan

    kecepatan

    persepsi

    menurun

    Kuesioner a. Ya, apabilamengalami

    satu jenis atau

    lebih keluhan

    kelelahan mata

    b. Tidak, apabilatidak

    mengalami

    keluhan

    kelelahan mata

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    56/119

    V.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    V.6.1 Teknik Pengumpulan Data

    a. Pengukuran intensitas penerangan saat pekerjaan berlangsung.b. Observasi dilakukan pada keadaan dan situasi tempat kerja. Data yang

    diperoleh dengan observasi adalah arah penyebaran cahaya dan dekorasi

    ruangan.

    c. Kuesioner untuk mengetahui keluhan kelelahan mata pada pekerja ditempat kerja. Data yang diperoleh melalui kuesioner antara lain:

    1. Usia2. Lama kerja3. Masa kerja4. Kelainan refraksi5. Lama istirahat6. Jenis pekerjaan7. Kesilauan8. Bayangan9. Keluhan kelelahan mata

    V.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

    1.

    DigitalLightmetertipe YF 170

    Untuk mendapatkan data intensitas penerangan di tempat kerja.

    2. Lembar observasiUntuk mendapatkan gambaran tentang keadaan dan situasi tempat

    kerja.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    57/119

    3. Lembar kuesionerUntuk memperoleh data tentang bagaimana keadaan dan situasi

    intensitas penerangan terhadap keluhan pekerja di tempat kerja.

    V.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

    Semua data yang telah terkumpulkan, baik dari observasi maupun

    wawancara, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menggambarkan

    keadaan sesungguhnya tentang obyek yang diteliti. Data disajikan dalam

    bentuk tabulasi dan narasi.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    58/119

    BAB VI

    HASIL PENELITIAN

    VI.1 Gambaran Umum PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    VI.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

    PT. Dok dan perkapalan Surabaya (Persero) atau PT. DPS didirikan

    oleh pemerintah kolonial Belanda di Amsterdam pada tanggal 22 September

    1910 dihadapan Notaris J.P. SMITS, dengan nama N.V. droogdook

    Matschappij Soerabaja. Tujuan dari pendirian perusahaan galangan ini

    adalah untuk melayani perbaikan kapal Belanda di Indonesia. Kemudian

    antara tahun 1942 sampai dengan tahun 1945 selama kedudukan Jepang,

    perusahaan dipegang oleh Jepang dan diberi nama Harima Zosen. Pada

    tanggal 17 Agustus 1945, N.V. droogdook Matschappij Soerabaja menjadi

    milik Pemerintah Republik Indonesia.

    Setelah dinasionalisasi pada tanggal 1 Januari 1961, N.V. droogdook

    Matschappij Soerabaja menjadi perusahaan negara dengan nama PT. Dok

    dan Perkapalan.

    Pada tahun 1963 sesuai dengan keputusan menteri komunikasi laut

    galangan kapal Sumber Bhaita resmi bergabung dengan perusahaan. Sejak

    tanggal 8 Januari 1976 perusahaan beralih status menjadi PT. Dok dan

    Perkapalan Surabaya (Persero).

    Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 10 tahun 1984 tanggal

    28 November 1984 PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) yang semula

    berada dalam pengawasan/pembinaan Departemen Perhubungan, dialihkan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    59/119

    menjadi dalam pengawasan atau pembinaan Departemen Perindustrian, yang

    kemudian berubah menjadi Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag).

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 1998 tanggal 13

    April kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri Keuangan selaku Pemegang

    Saham dan RUPS atas Perseroan Terbatas dialihkan menjadi tanggung jawab

    Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

    Sejak nasionalisasi hingga saat ini PT DPS telah memperbaiki dan

    membangun ratusan kapal. Selama 1994 hingga 1999 DPS telah membangun

    18 kapal baru dan 9 diantaranya merupakan kapal besar.

    VI.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

    Visi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) adalah menjadi

    perusahaan galngan kapal yang unggul di segmen pasar kelas menengah dan

    siap bersaing di pasar global.

    Misi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) adalah sebagai

    berikut:

    1. Meningkatkan pelayanan sehingga diakui dan dikenal luas sebagaiperusahaan yang handal dan memnuhi harapan pelanggan.

    2. Meningkatkan kemampuan untuk menunjukan pertumbuhan yangberkesinanmbungan.

    3. Memberikan nilai tambah yang optimal kepada pemegang saham,karyawan, pelanggan dan mitra usaha.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    60/119

    VI.1.3 Struktur Organisasi

    VI.1.4 Lokasi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)

    Lokasi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) di Jln. Tanjung

    Perak Barat No. 433-434 Surabaya.

    VI.1.5 Jam Kerja

    Jam kerja di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) mulai pukul

    07.00-16.00 WIB, dengan istirahat selama satu jam pada pukul 11.30-12.30

    WIB.

    VI.I.6 BidangUsaha PT. Dok dan Peerkapalan Surabaya (Persero)

    PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) sebagai perusahaan

    galangan kapal mempunyai kegiatan-kegiatan usaha sebagai berikut:

    1. Docking Repair(perbaikan kapal di atas dok apung)2. Floating Repair(perbaikan kapal di atas air/kapal masih berada di laut)3. Ship Conversion (pembuatan kapal dengan cara merombak fungsi kapal)4. Running Repair (pebaikan kapal pada saat kapal berlayar atau kapal

    mengalami kerusakan di pelabuhan lain)

    5. New Building (pembuatan kapal baru)

    Direktur Produksi

    Departemen Utilitas

    K3LimbungFashar

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    61/119

    6. Off Shore Construction (pembuatan anjungan, tempat peristirahatan ataurumah di tambang minyak lepas pantai)

    7. Design Engineering (penyediaan tenaga pendesainan kapal)Berdasarkan bidang usaha tersebut, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    (Persero) memandang sangat perlu untuk selalu mewaspadai dan menjaga

    keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan PT. Dok dan Perkapalan

    Surabaya (Persero) baik internal maupun eksternal. PT. Dok dan Perkapalan

    Surabaya (Persero) menetapkan kebijakan K3 melalui Kebijakan

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT. Dok dan Perkapalan Surabaya

    (Persero). Penjabaran Kebijakan K3 PT. Dok dan Perkapalan

    Surabaya(Persero) dilaksanakan dengan menciptakan keamanan dan

    kenyamanan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari untuk memperoleh hasil

    yang maksimal bagi perusahaan sesuai dengan visi dan misi PT. Dok dan

    Perkapalan Surabaya (Persero).

    VI.2 Hasil Observasi Lingkungan Kerja

    1. Lingkungan Kerja Ruang Rancang BangunRuang Rancang Bangun terletak di ruang engineering kantor pusat

    PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Ruangan ini memiliki luas mencapai

    91,5 m2

    dengan panjang 11,5 meter dan lebar 7,95 meter. Pengukuran

    intensitas penerangan dan observasi di ruang ini dilakukan pada Tanggal

    30 Maret 2011 pukul 11.00 WIB dengan cuaca cerah. Pada saat itu,

    dinding ruangan ini berwarna putih disertai dengan jendela yang terbuat

    dari kaca dan beberapa jendela ditutup dengan tirai berwarna biru muda.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    62/119

    Langit-langit ruangan terbuat daribahan eternit atau triplek yang

    berwarana putih. Texture atau susunan langit-langit dan dinding ruangan

    tersebut rata dan tampak bersih. Lantai ruang Rancang Bangun terbuat

    dari bahan keramik berwana putih mengkilap dengan texture rapi dan

    tampak bersih. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar VI.1 di bawah ini.

    Gambar VI.1 Gambar dinding, langit-langit dan lantai di Ruang RancangBangun

    Seluruh meja yang digunakan karyawan pada ruangan ini terbuat

    dari kayu. Meja berwarna coklat dengan texture rata, dimana di setiap

    meja terdapat satu buah komputer. Kursi yang digunakan di ruangan ini

    memiliki warna dengan paduan warna biru tua dan hitam.

    Jenis penerangan pada ruangan ini adalah penerangan alami dan

    buatan. Penerangan alami pada ruangan ini berasal dari pantulan sinar

    matahari, sedangkan penerangan buatan berasal dari cahaya lampu

    seperti yang terlihat pada gambar VI.2 di bawah ini.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    63/119

    Gambar VI.2 Penerangan Alami dan Buatan pada Ruang Rancang Bangun

    Jenis penerangan buatan yang digunakan adalah lampu TL 36

    watt, dengan Total armatur 6 dan tiap armatur terdapat 2 buah lampu dan

    semua lampu pada ruangan tersebut menyala (100%). Tinggi armatur 2,7

    meter dari dasar lantai, jarak antar armatur 2,7 meter dan jarak antar deret

    2,1 meter. Pada ruang Rancang Bangun terdapat 2 deret armatur, dimana

    pada masing-masing deretan terdapat 3 buah armatur.

    2. Lingkungan Kerja Ruang Teknologi InformasiRuang Teknologi Informasi terletak di ruang engineering kantor

    pusat PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Ruangan ini memiliki luas

    mencapai 25,92 m2 dengan panjang 5,4 meter dan lebar 4,8 meter.

    Pengukuran intensitas penerangan dan observasi di ruang ini dilakukan

    pada Tanggal 30 Maret 2011 pukul 12.30 WIB dengan cuaca cerah.

    Kondisi ruangan pada hari tersebut antara lain, dinding ruangan ini

    berwarna hijau disertai dengan jendela yang terbuat dari kaca dan

    beberapa jendela ditutup dengan tirai berwarna biru muda. Langit-langit

    ruangan terbuat daribahan eternit atau triplek yang berwarana putih.

    Texture atau susunan langit-langit dan dinding ruangan tersebut rata dan

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    64/119

    tampak bersih. Lantai ruang Teknologi Informasi terbuat dari bahan

    keramik berwana putih mengkilap dengan texture rapi dan tampak bersih.

    Seluruh meja yang digunakan karyawan pada ruangan ini terbuat

    dari kayu. Meja berwarna coklat dengan texture rata, dimana di setiap

    meja terdapat satu buah komputer. Kursi yang digunakan di ruangan ini

    memiliki warna dengan paduan warna abu-abu dan hitam. Hal tersebut

    dapat dilihat pada gambar VI.3 di bawah ini.

    Gambar VI.3 Gambar dinding, langit-langit, lantai, meja dan kursi di Ruang

    Teknologi Informasi

    Jenis penerangan pada ruangan ini adalah penerangan alami dan

    buatan. Penerangan alami pada ruangan ini berasal dari pantulan sinar

    matahari, sedangkan penerangan buatan berasal dari cahaya lampu

    seperti yang terlihat pada gambar VI.4 di bawah ini.

  • 7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer

    65/119

    Gambar VI.4 Penerangan Alami dan Buatan di Ruang Teknologi Informasi

    Jenis penerangan buatan yang digunakan adalah lampu TL 36

    watt, dengan Total armatur 1 dan tiap armatur terdapat 2 buah lampu dan

    kedua lampu pada ruangan tersebut menyala (100%). Tinggi armatur dari

    dasar lantai adalah 3,7 meter.

    3. Lingkungan Kerja FASHAR (Fasilitas dan Pemeliharaan)Ruang FASHAR terletak pada bagian utara PT. Dok dan

    Perkapalan Surabaya. Ruangan ini memiliki luas mencapai 100,8 m2

    dengan panjang 10,5 meter dan leb