kti pb & kelelahan (hubungan kadar timah hitam darah dengan kelelahan subyektif petugas spbu di...

92
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN KADAR Pb DARAH DENGAN KELELAHAN SUBYEKTIF PETUGAS SPBU DI KOTA PURWOKERTO TAHUN 2010 Oleh : HADI WINARSO NIM : P17433107209 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2010

Upload: hadi-winarso

Post on 27-Jul-2015

953 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Purwokerto town as public education, makes it as crowd jam. Until now there hasnot been a regulation to control vehicle production so effect to air pollution. One ofpollutant substance endanger to human health is Pb (Plumbum). Pb substance ion our bodyeffect many problem of health and one of important on health and safety study. thatthreshold value of Pb level in the blood that is over than 10μg/dl can effect subjectivefatigue and effect of it is workplace productivity down, one of places have high potentiallyPb exposure is gasoline station. Now there are 9 Gasoline station in Puwokerto town with234 operator worker so with this very important to do research. The research goals are toknow levels of Pb blood`s gasoline operator worker, to know subjective fatigue felt bygasoline operator and to know the correlation between blood Pb level with subjectivefatigue felt by gasoline station operator workers.This research used analytic method with Cross-Sectional approach. Respondentsincluded in this study were operator workers who worked more than 3 years in workingperiod and be on the alert as responden. This research held on may year of 2010. Samplingtechnique in this research used Purposive randim sampling, and used research instrumentquestioner.Research Result sew that blood Pb level on 19 the operator worker`s body ofGasoline station in Puwokerto town over than threshold value or more than 10μg/dl, 11 or56% respondents included on slight subjective fatigue and 8 respondent included on hardfatigue, Chi-square test sew that there was cells under expected count so used fisher’sexact test and obtained value 0,00 so it can be taken conclusion that this research wassignificant and there was a relationship between blood Pb level with subjective fatigue.The conclusion of this research that there is significant correlation between bloodPb level and subjective fatigue, and higher blood Pb level will effect to more severefatigue. Suggestion to head master of gasoline station to give enough nutrition, checkhealth operator worker regularly, give rest time to secrete Pb level in blood from body,give personal protective equipment such as masker and gloves.

TRANSCRIPT

Page 1: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KADAR Pb DARAH DENGAN KELELAHAN

SUBYEKTIF PETUGAS SPBU DI KOTA PURWOKERTO

TAHUN 2010

Oleh :

HADI WINARSO

NIM : P17433107209

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2010

Page 2: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto

Program studi Kesehatan Lingkungan Purwokerto

Karya Tulis Ilmiah. Juni 2010

Abstrak

Hadi Winarso ([email protected])

HUBUNGAN KADAR Pb DARAH DENGAN KELELAHAN SUBYEKTIF

PETUGAS SPBU DI KOTA PURWOKERTO TAHUN 2010 II + 57 halaman : gambar, tabel, lampiran

Kota Purwokerto sebagai pusat pendidikan menjadikannya sebagai kota dengan

lalu lintas yang padat. Sampai saat ini belum ada aturan untuk mengontrol produksi

kendaraan bermotor maka berakibat pada pollusi udara. Salah satu bahan pencemar udara

yang berbahaya terhadap kesehatan manusia adalah timah hitam atau yang sering disingkat

Pb (plumbum). Pb di dalam tubuh memiliki banyak masalah kesehatan dan salah satu

dampak penting dalam studi keselamatan dan kesehatan kerja adalah kadar Pb dalam darah

di atas nilai ambang batas yaitu 10µg/dl dapat menyebabkan kelelahan subyektif sehingga

dapat menurunkan produktivitas kerja. Salah satu tempat yang memiliki potensi tinggi

terhadap adanya paparan Pb adalah SPBU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

adanya kadar Pb darah petugas SPBU, mengetahui tingkat kelelahan subyektif yang

dirasakan oleh tenaga operator SPBU dan mengetahui hubungan antara kadar Pb darah

dengan kelelahan subyektif tenaga operator SPBU.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan

Cross-sectional. Responden yang masuk dalam penelitian ini adalah tenaga operator SPBU

di Kota Purwokerto yang memiliki masa kerja di atas 3 tahun, dan bersedia menjadi

responden. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei tahun 2010. Teknik

sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dan intrumen penelitian yang

digunakan adalah kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukan kadar timah hitam (Pb) darah 19 petugas operator

SPBU di kota Purwokerto di atas nilai ambang batas yaitu lebih besar dari 10µg/dl. 11

(56%) termasuk dalam kategori Pb rendah, 8 (42,1) responden termasuk dalam kategori

kadar Pb darah tinggi. Hasil perhitungan Chi-square terdapat sel dibawah nilai harapan

sehingga digunakan Fisher`s Exact Test dan didapatkan nilai 0,00 maka maka dinyatakan

signifikan dan ada hubungan antara kadar Pb darah dengan kelelahan.

Terdapat hubungan antara kadar Pb darah dengan kelelahan subyektif, semakin

tinggi kadar Pb seseorang maka akan mengalami kelelahan subyektif yang semakin berat.

Saran yang sebaiknya dilakukan yaitu memperhatikan asupan gizi kerja, mengecek secara

rutin kondisi kesehatan tenaga kerja memberikan waktu untuk istirahat kepada tenaga kerja

sehinga kadar Pb dapat disekreskan oleh tubuh, memberikan alat pelindung diri berupa

masker dan sarung tangan.

Daftar bacaan : 1988-2010

Kata kunci :Kadar Pb darah

Klasifikasi : -

Page 3: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Ministry of Health Republic Indonesia

Health Polytechnic Kemenkes of Semarang

Majors Health of Environment

Program Study Diploma of III Environmental Health

Scientific Research, July 2010

Abstract

Hadi Winarso ([email protected])

The Correlation Between Lead Blood With Subjective Fatigue Gasoline Station Operators

in Purwokerto Town Year of 2010

II + 57 Page : Image : Table, enclosures

Purwokerto town as public education, makes it as crowd jam. Until now there has

not been a regulation to control vehicle production so effect to air pollution. One of

pollutant substance endanger to human health is Pb (Plumbum). Pb substance ion our body

effect many problem of health and one of important on health and safety study. that

threshold value of Pb level in the blood that is over than 10µg/dl can effect subjective

fatigue and effect of it is workplace productivity down, one of places have high potentially

Pb exposure is gasoline station. Now there are 9 Gasoline station in Puwokerto town with

234 operator worker so with this very important to do research. The research goals are to

know levels of Pb blood`s gasoline operator worker, to know subjective fatigue felt by

gasoline operator and to know the correlation between blood Pb level with subjective

fatigue felt by gasoline station operator workers.

This research used analytic method with Cross-Sectional approach. Respondents

included in this study were operator workers who worked more than 3 years in working

period and be on the alert as responden. This research held on may year of 2010. Sampling

technique in this research used Purposive randim sampling, and used research instrument

questioner.

Research Result sew that blood Pb level on 19 the operator worker`s body of

Gasoline station in Puwokerto town over than threshold value or more than 10µg/dl, 11 or

56% respondents included on slight subjective fatigue and 8 respondent included on hard

fatigue, Chi-square test sew that there was cells under expected count so used fisher’s

exact test and obtained value 0,00 so it can be taken conclusion that this research was

significant and there was a relationship between blood Pb level with subjective fatigue.

The conclusion of this research that there is significant correlation between blood

Pb level and subjective fatigue, and higher blood Pb level will effect to more severe

fatigue. Suggestion to head master of gasoline station to give enough nutrition, check

health operator worker regularly, give rest time to secrete Pb level in blood from body,

give personal protective equipment such as masker and gloves.

Reference 1988-2010

Key word Blood Pb level

Clasification -

iii

Page 4: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KADAR Pb DARAH DENGAN KELELAHAN SUBYEKTIF

PETUGAS SPBU DI KOTA PURWOKERTO

TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan

Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Oleh

HADI WINARSO

NIM: P17433107209

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2010

iv

Page 5: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

v

Page 6: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

vi

Page 7: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

BIODATA

Nama : Hadi Winarso

Tempat Tanggal Lahir : Kebumen 2 Desember 1986

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Desa Ngabean Rt 5 Rw 04, Kecamatan Mirit,

Kabupaten Kebumen

Riwayat Pendidikan : Tk PGRI Desa Ngabean lulus tahun 1993

: SD Negeri 2 Ngabean lulus tahun 1999

: SMP Negeri 1 Mirit lulus tahun 2002

: Madrasah Aliyah Negeri Kutowiangun lulus

tahun 2005

: Bekerja di lembaga Bahasa Inggris & Komputer

British Foundation Course selesai tahun 2007

: Diterima sebagai Mahasiswa Kesehatan

Lingkungan Purwokerto Tahun 2007

vii

Page 8: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai

dari sesuatu urusan , kerjakanlah dengan

sungguh – sungguh urusan yanglain” (QS.

Al Insyirah : 6-7)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Kakak-kakakku yang kuhormati, Muslihatun, Amin

Mukhtar, dan Nurkhafid

3. Keluarga Besarku

4. My Soulmate (ami) Nisa Hidayati atas doa, semangat &

dukungannya.kepada Penulis sehingga dapat

terselesaikan dengan baik

5. Sahabatku yang telah Membantu dalam penelitian:

Mbak Ann, Fauzan Ma`ruf, Sugiharno, Mz Ardani Latif.

Terimakasih kepada kalian semua

6. Almamaterku yang medidikku selama kuliah ini

7. Mas Eko Widianto yang senantiasa memberi bantuan

referensi dalampenyusunan KTI ini

8. Mas Ardani Latif yang senantiasa memberi bantuan

dalam analisis data SPSS

viii

Page 9: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hadi Winarso

Nim : P17433107209

Judul karya tulis ilmiah : Hubungan Kadar Pb Darah dengan Kelelahan

Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto

Tahun 2010

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah

betul-betul hasil karya saya dan bukan hasil penjiplakan dari hasil Karya orang lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dan apabila kelak di kemudian hari

terbukti ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Purwokerto, 15 Juli 2010

Yang menyatakan

Hadi Winarso

NIM. P17433107209

ix

Page 10: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah atas limpahan taufik dan hidayahnya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan

Kadar Pb Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota

PurwokertoTahun 2010”

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu

persyaratan untuk memproleh derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan dan

sebagai tugas akhir Program Studi DIII Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Tahun 2010.

Proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini ternyata penulis mendapat banyak

bantuan baik dari segi moril, meteriil dan spiritual dari berbagai pihak, untuk itulah

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bp. Sugiyanto, Spd, M.App,Sc selaku direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang

2. Bp. Marsum, B.E, S.Pd, M.HP, selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto.

3. Bp. Sugeng Abdullah, SST, M.Si, Selaku Ketua Program Studi DIII

Kesehatan Lingkungan Purwokerto

4. Bp. Yulianto, BE, SPd, M.Kes, selaku dosen mata kuliah Hyperkes dan

sekaligus dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah I

5. Bp. Hari Rudijanto IW, ST, M.Kes, selaku dosen mata kuliah PPLF

sekaligus pembimbing Karya Tulis Ilmiah II

x

Page 11: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

6. Keluargaku tercinta yang ada di Kebumen terutama ayah ibu yang

senantiasa memberi motivasi dan doa kepada penulis baik bersifat materi

maupun nonmateri dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.

7. Unit perpustakaan yang senantiasa membantu penulis dalam mencari

referensi terkait penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

8. Teman teman satu kelas yang senantiasa saling memberi motivasi sehingga

dapat selesai tepat pada waktunya.

Besar keinginan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini menjadi ilmu yang

bermanfaat bagi para pembaca khusunya para teman-teman mahasiswa dan adik

kelas dan semoga juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk menunjang

proses belajar-mengajar

Purwokerto, Juli 2010

Penulis

Hadi winarso

P17433107209

xi

Page 12: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... v

BIODATA .................................................................................................. vii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan .......................................................................................... 3

D. Manfaat ........................................................................................ 4

E. Ruang Lingkup ............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6

A. Pengertian .................................................................................... 6

B. Sumber Sumber Pencemaran Pb ................................................... 7

C. Syarat Udara Yang Sehat .............................................................. 12

D. Pencemaran Timah Hitam............................................................. 13

E. Upaya Untuk Mengatasi Pencemaran Pb ...................................... 21

F. Pekerja SPBU................................................................................ 24

xiii

Page 13: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

G. Kelelahan ..................................................................................... 24

H. Penurunan Produktivitas ............................................................... 28

I. Kerangka Teori ............................................................................. 30

J. Hipotesis ...................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 32

A. Variabel Penelitian ........................................................................ 32

B. Jenis Penelitian.............................................................................. 35

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 35

D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 35

E. Pengumpulan Data ........................................................................ 36

F. Pengolahan Data ........................................................................... 38

G. Analisis Data ................................................................................. 49

BAB IV HASIL .......................................................................................... 40

A. Gambaran Umum SPBU di Kota Pur wokerto ............................. 40

B. Data Khusus .................................................................................. 42

1. Analisi Univariat .................................................................... 42

2. Analisi Bivariat ..................................................................... 46

BAB V PEMBAHASAN ........................................................................... 51

A. Gambaran Umum .......................................................................... 51

B. Data Khusus .................................................................................. 51

BAB V I SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 56

A. Simpulan ....................................................................................... 56

B. Saran ............................................................................................. 56

xiv

Page 14: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

Page 15: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi opersional ....................................................................................... 33

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Lebih Dari 3 Tahun Tenaga

Operator SPBU Kota Purwokerto ................................................................................ 36

Tabel 3.3 Jumlah sampel yang diambil tiap SPBU ...................................................... 37

Tebel 4.4 Tabulasi silang kadar Pb Darah dengan Kelelahan Subyektif .................... 48

xv

Page 16: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme pencemaran udara ................................ 9

Gambar 2.2 Kerangka teori ......................................................... 30

Gambar 3.1 Hubungan antar variabel penelitian ........................ 32

Gambar 4.1 Tingkat paparan pb darah operator SPBU .............. 44

Gambar 4.2 Kelelahan subyektif ................................................ 44

Gambar 4.4 Masa Kerja ............................................................. 46

Gambar 4.5 BBM Terjual ........................................................... 47

Gambar 5.1 Proporsi masa kerja operator SPBU ....................... 52

xvi

Page 17: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

Lampiran 2. Jadwal penelitian

Lampiran 3. Surat Permohonan menjadi responden

Lampiran 4. Pernyataan Informed Consent

Lampiran 5. Perhitungan besarnya sampel yang diambil

Lampiran 6. Proses pemeriksaan Pb darah

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

.

Page 18: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomis (Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009). Kondisi Lingkungan

yang diharapkan dalam pembangunan kesehatan adalah lingkungan yang

kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari

polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang baik, perumahan,

pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan,

serta terwujudnya masyarakat yang saling tolong menolong dalam

memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Pencemaran udara merupakan sebuah konsekuensi yang tidak dapat

dihindari sebagai akibat dari tingginya produksi kendaraan bermotor yang

tidak terkendali. Sejauh ini belum ada peraturan yang mengatur pembatasan

laju produksi kendaraan bermotor, dan didukung sifat masyarakat Indonesia

yang konsumtif sehingga laju pertumbuhan kendaraan yang ada di Indonesia

mencapai peningkatan yang nyata. Adanya kenyataan ini akan

menimbulkan efek pencemaran udara yang serius dan salah satu banan

pencemaran udara yang berbahaya adalah adanya paparan

1

Page 19: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

2

2

logam berat Plumbum (Pb) atau lebih dikenal dengan nama timah

hitam atau timbal.

Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar

bertimbal yang dalam proses pembakaran melepaskan timbal oksida

berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia, sehingga

dengan demikian banyak kelompok masyarakat yang terpapar karena bahan

pecemar Pb salah satunya adalah petugas SPBU Pajanan timah hitam (Pb)

dapat menimbulkan berbagai efek negatif terhadap kesehatan, yaitu pada

saraf pusat dan saraf tepi, sistem kardiovaskuler, sistem hemotopoetik,

ginjal, pencernaan, sistem reproduksi, dan bersifat karsinogenik, termasuk

kelelahan yang bersifat subyektif. (Nordberg, 1998).

Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam

studi Kesehatan Kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal dilaporkan

menderita gejala kelelahan yang bersifat subyektif diantaranya kehilangan

nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, pusing dan lain

lain. (http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-

pemantauan-pencemaran/168-pencemaran-pb-timbal?start=3)

Hasil uji yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan sebagian besar

bensin yang dipasok Pertamina masih berkadar timah hitam (Pb) di atas

ketentuan yang diperbolehkan yaitu tidak lebih dari 0,013 gram per liter

berbagai uji yang telah dilakukan di beberapa tempat diperoleh sebagai

berikut, bensin yang beredar di Palembang kadar timbalnya mencapai 0,528

gram per liter, Makassar (0,272 gram per liter), Medan (0,213 gram per

Page 20: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

3

3

liter), Bandung (0,117 gram per liter) dan Yogyakarta (0,068 gram per liter).

(www.Dekes.go.id)

Sebagian besar SPBU yang tersebar di Indonesia belum

memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerjanya termasuk di Kota

Purwokerto. Saat ini di Kota Purwokerto telah dibangun 9 SPBU, dengan

tenaga operator sebanyak 260 orang. (HISWANA Migas Banyumas)

Kemungkinan adanya paparan timah hitam (Pb) yang tinggi dapat

terjadi salah satunya terhadap operator SPBU yang bertugas melayani

pengisian bahan bakar dan dapat mengakibatkan kelelahan subyektif yang

mempengaruhi produktivitas kerja, sehingga peneliti berkeinginan untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Kadar Pb Darah Dengan

Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010”

B. Masalah

1. Berapakah kadar timah hitam (Pb) dalam darah petugas SPBU di Kota

Purwokerto tahun 2010?

2. Apa saja derajat kelelahann subyektif yang dirasakan petugas SPBU di

Kota Purwokerto tahun 2010?

3. Apakah ada hubungan antara kadar timah hitam (Pb) darah dengan

tingkat kelelahan subyektif pada petugas SPBU Kota Purwokerto tahun

2010?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kadar Pb dalam darah petugas SPBU di Kota

Purwokerto tahun 2010.

Page 21: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

4

4

2. Untuk mengetahui derajat kelelahan subyektif yang dirasakan petugas

SPBU di Kota Purwokerto tahun 2010.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kadar Pb darah dengan tingkat

kelelahan subyektif pada petugas SPBU Kota Purwokerto tahun 2010.

D. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat

bahwa ternyata di SPBU merupakan tempat yang potensial terhadap

pencemaran Pb sehingga masyarakat akan mengerti upaya antisipasi apa

yang sebaiknya dilakukan ketika akan masuk di area SPBU.

2. Bagi Pengusaha SPBU di Kota Purwokerto

Sebagai bahan pertimbangan untuk pengusaha SPBU di Kota

Purwokerto bagaimana upaya yang tepat untuk memperhatikan

lingkungan kerja dan keselamatan para pekerjanya sehingga para pekerja

terjamin kesehatannya.

3. Bagi Pemerintah

Sebagai pertimbangan untuk pemerintah mengenai kebijakannya untuk

menghapuskan atau setidaknya mengurangi kadar Pb dalam BBM yang

beredar di Indonesia khusunya di Kota Purwokerto.

4. Bagi Pengembang Ilmu dan Teknologi

Sumbangan perbendaharaan ilmu pengetahuan dan kepustakaan ilmu

Pengendalian Pencemaran Lingkungan Fisik dan Hygiene Perusahaan

dan Keselamatan Kerja di Politeknik Kesehatan Depkes Semarang pada

Page 22: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

5

5

umumnya dan Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto pada

khususnya.

5. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam berfikir dan bertindak

secara sistematis dalam upaya pengelolaan lingkungan fisik terhadap

pencemaran Pb.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah jumlah pekerja SPBU

yang melayani pelanggan dalam mengisi BBM dengan masa kerja dengan

kriteria >3 tahun, kelelahan yang dirasakan pekerja.

Page 23: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian.

1. Pengertian Udara.

“Udara adalah atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang

fungsinya sangat penting untuk kehidupan di muka bumi ini.

Udara digunakan untuk untuk bernafas, untuk proses

fotosintesis dan untuk menahan sinar ultrafiolet dari matahari.

Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan

sama sekali karena beberapa gas selalu dibebankan ke udara

sebagai produk sampingan dari proses-proses alami”

(Atamakusuma, 1996, h.150)

2. Pengertian Pencemaran Udara.

Susunan udara yang tidak normal adalah udara yang mengalami

perubahan dari susunan keadaan normal, dan udara dikatakan telah

tercemar. Pencemaran udara menurut Undang-Undang Republik

Indonesia No 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup yaitu:

“Masuknya atau dimasukinya makhluk hidup, zat, energi atau

komponen lain ke udara dan atau perubahannya tatanan

lingkungan sehingga kualitas udara turun sampai tingkat

tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak

dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”.

3. Pengertian Pb / Timbal

Menurut Wikipedia:

“Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang

memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya

diambil dari bahasa Latin Plumbum.Unsur ini beracun dan

efek dari racun ini antara lain: menurunkan daya ingat otak”.

6

Page 24: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

7

7

4. Pengertian SPBU

Menurut Wikipedia:

“Stasiun pengisian bahan bakar adalah tempat di mana

kendaraan-kendaraan dapat diisikan dengan bahan bakar. Di

Indonesia, stasiun pengisian bahan bakar dikenal dengan nama

SPBU (singkatan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum)

dan juga pom bensin. Di Medan, SPBU disebut galon.”

B. Sumber-sumber Pencemararan Pb

Timbal yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu

berbentuk gas dan berbentuk partikel gas. Timbal berasal dari pembakaran

aditif dari bensin untuk kendaraan bermotor yang tediri dari tetraetil Pb dan

tetrametil Pb. Partikel-partikel timah hitam (Pb) di udara berasal dari sumber-

sumber lain seperti pabrik Alkil Pb dan Pb-okside pembakaran arang dan

sebagainya. Polusi Pb terbesar adalah berasal dari pembakaran bensin,

dimana dihasilkan berbagai komponen Pb terutama PbBrCl dan PbBrCl.

(Ferdiaz, Srikandi, 1992, h 61)

1. Sumber Pencemaran Udara

Menurut Soejono et al, (1991) sumber pencemaran udara secara garis

besar dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Kegiatan alam (Natural Source)

Contohnya : Kebakaran hutan, hembusan debu oleh angin

dan bencana alam gunung berapi

b. Aktivitas manusia (man made source)

Contohnya : Industri, transportasi, dan pembangkit tenaga

listrik.

Page 25: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

8

8

2. Proses pencemaran udara.

Secara umum terjadinya pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas

manusia dapat dibagi menjadi tiga kategori:

a. Gesekan (Attrition)

Terjadinya di setiap aspek kehidupan mulai yang sederhana, seperti

gesekan sepatu, gesekan ban sepatu sampai ke hal yang kompleks

seperti penyebaran partikel-partikel ke udara melalui proses

sanding (pemecahan batuan), grinding (pengeboran), dan spraying

(penyemprotan)

b. Penguapan (Vaporization)

Vaporization penguapan adalah suatu perubahan bentuk dari cair ke

bentuk gas. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh adanya

kekuatan tertentu, seperti tekanan atau pemanasan sedangkan yang

lain adalah secara alamiah, pada temperatur normal.

c. Pembakaran (Combustion)

Combustion adalah proses pembakaran sebagai contoh pembakaran

batu bara, minyak untuk pembakaran kendaraan bermotor

pembakaran tersebut dapat berlangsung sempurna yang dapat

mengakibatkan pencemaran.

3. Mekanisme penyebaran pencemaran udara.

Masalah pencemaran udara menyangkut 3 (hal) pokok yaitu :

Sumber, pergerakan dari pollutan dan penerima, jika digambarkan

adalah sebagai berikut:

Page 26: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

9

9

Sumber Transport of the Pollotion is

Determined by meteorological Kondisi

Source Transportasi Recepient

Sumber : Soejono et al, 1991

Gambar 2.1

Gambar Mekanisme Pencemaran Udara

Berdasarkan gambar di atas jelas bahwa penyebaraan bahan

pencemar ditentukan oleh kondisi meteorologi, yaitu berhubungan

dengan atmosfir, dimana di dalamnya dapat dipelajari antara lain

mengenai beberapa kekuatan yang menyebabkan atmosfir bergerak

sehingga dapat menyebarkan bahan pencemar, dan juga kondisi

topografi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran udara.

Udara ambien yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat

antara lain :

a. Keadaan cuaca

Ada beberapa keadaan cuaca yang dapat mempengaruhi

pencemaran udara yaitu :

1) Suhu udara

Tinggi rendahnya suhu udara mempengaruhi konsentrasi

pencemaran udara. Perubahan suhu akan membuat suatu aliran

udara menjadi cepat turun naik sehingga akan terjadi

penurunan konsentrasi pencemar udara.

Page 27: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

10

10

2) Tekanan udara

Zat-zat yang ada di udara akan bereaksi dengan pencemar

secara kimia di udara, dan tekanan udara akan mempercepat

atau bahkan akan memperlambat proses terjadinya reaksi

kimia tersebut, sehingga konsentrasi pencemar bisa bertambah

atau berkurang karena tekanan udara.

3) Kelembaban udara

Pengaruhnya berupa banyak sedikitnya kadar uap air di udara

mempengaruhi konsentrasi pencemar di udara. Karena bahan

pencemar akan bereaksi dengan uap air, maka dari itu akan

terjadi penurunan konsentrasi pencemar udara.

4) Keadaan awan

Cuaca udara dan banyaknya sinar matahari yang dipancarkan

ke bumi dipengaruhi oleh keadaan awan. Dengan adanya

pengaruh awan dan sinar matahari maka proses reaksi zat

pencemar dan zat yang ada di udara akan terjadi. Dengan

adanya reaksi tersebut maka konsentrasi bahan pencemar yang

ada di udara akan mengalami penurunan atau bahkan bisa

terjadi sebaliknya.

5) Angin

Merupakan udara yang bergerak, dengan adanya angin maka

akan memperluas penyebaran zat pencemar di udara, di

samping itu juga udara dapat mengencerkan zat pencemar,

Page 28: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

11

11

karena pengaruh arah dan kecepatan angin akan terjadi

penurunan kadar pencemar udara setempat.

6) Curah hujan

Semakin tinggi curah hujan di suatu tempat akan mengurangi

konsentrasi pencemar udara, karena pertikel-partikel pencemar

akan jatuh bersama hujan ke tanah sehingga pencemaran udara

yang terjadi berkurang karena adanya pengaruh air hujan itu.

7) Sinar matahari

Sedikit banyak sinar matahari yang menyinari bumi

mempengaruhi cepat lambatnya reaksi laju pencemaran udara

dengan zat-zat lain di udara sehingga konsentrasi zat pencemar

di udara akan berbeda-beda.

b. Topografi

Faktor ini memiliki pengaruh pada pergerakan udara, dan ada tiga

macam pengaruhnya antara lain :

1) Dataran Rendah

Daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan

terbang jauh ke seluruh penjuru dan dapat melewati batas

negara dan mencemari udara negara lain.

2) Dataran Tinggi

Daerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan

udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap

berada di lapisan permukaan bumi

Page 29: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

12

12

3) Lembah

Daerah lembah, aliran angin sangat sedikit dan tidak bertiup ke

segala penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang

terdapat dipermukaan bumi. (Dirjen PPM dan PLP,1991)

C. Syarat udara yang sehat

Udara merupakan mekanisme campuran dari berbagai macam gas,

komposisi normal udara terdiri dari gas Nitrogen 78,1% Oksigen 20,9% dan

Karbondioksida 0,03 sementara selebihnya berupa Argon, Neon, Kripton,

Xenon, Helium, dan lain lain. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri,

spora dan sisa tumbuh-tumbuhan. udara yang sehat berati udara yang aman

digunakan untuk bernafas dan sehat tanpa adanya zat yang terkandung di

dalam udara itu yang dapat membahayakan kesehatan.

Menurut Anies (2006, h, 20) udara yang sehat harus memiliki kriteria

sebagai berikut:

1) Memenuhi kualitas Fisik

a) Bebas debu

b) Bebas bau

c) Bebas dari kelembaban yang tinggi Over humidity

d) Temperatur dan kelembaban sesuai dengan kondisi kenyamanan

tubuh dapat digunakan

e) Bebas asap atau koloid sejenisnya

f) Bebas suara yang mengganggu

Page 30: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

13

13

2) Memenuhi Kualitas Kimia

Bebas partikulat kimia, uap atau gas kimia beracun dan berbahaya

3) Memenuhi Kualitas Biologi

a) Bebas patogen yang berupa virus, bakteri, tungau debu, serangga

penghasil benang atau sejenisnya

b) Bebas patogen

c) Bebas serangga

4) Memenuhi Kualitas Radioaktif

Bebas radiasi ionik dan radiasi non ionik dapat dilakuan dengan

menghilangkan atau membatasi dan mengatur penggunaan sumber

radiasi tersebut. Sumber radiasi ionik di rumah tangga antara lain kompor

gas, air dari sumur artesis, material bangunan tertentu, lampu petromak.

Sumber radiasi non ionik diantaranya photocopy, microwave, TV, HP,

radio, Wireless, listrik tegangan tinggi (SUTET), monitor komputer dan

elektronik lainnya.

D. Pencemaran Timah Hitam (Pb)

1. Bahaya Timah Hitam (Pb)

Menurut Rama Prihardana, dkk (2007,h.10-15) unsur yang paling

berbahaya adalah timbal (Pb). Penelitian kedokteran menunjukan, meski

dalam dosis yang rendah, tetapi jika paparan sangat tinggi, racun ini dapat

mengakibatkan kerusakan otak, ginjal dan gangguan gastro intestinal.

Bensin banyak mengandung timbal. Pada tahun 1921 di USA, timbal atau

timah hitam dalam bentuk tertra etil lead (TEL) pertama kali ditemukan

Page 31: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

14

14

dan dicampurkan dalam bensin oleh Thomas Midgley di pusat riset

General Motor.

Timbal yang memiliki rumus kimia (C2H3)4Pb, yang ditambahkan

ke dalam bensin ternyata memiliki dua fungsi yaitu sebagai bahan aditif

untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar yang berbahan mutu rendah

yang berfungsi untuk mengurangi letupan di dalam mesin atau

menghilangkan proses knocking (nglitik) pada saat proses pembakaran.

Timbal juga memiliki kegunaan sebagai pelumas antara katup mesin dan

dudukannya. Jadi timbal bermanfaat untuk mempertahankan umur mesin

mobil. Timah hitam yang dicampurkan dalam bensin dapat membentuk

bantalan empuk berwarna hitam, sehingga dudukan katup tidak cepat aus.

Dampaknnya mesin menjadi awet dan tahan lama, tetapi berdampak

terhadap kesehatan manusia. Pb yang masuk kedalam tubuh kita sebagian

ditimbun di dalam tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga

menimbulkan risiko keracunan. Penimbunan Pb memiliki dampak jangka

panjang. Pengaruh Pb dimulai dari janin dalam kandungan sampai kepada

orang tua. Hampir semua organ tubuh dipengaruhi oleh timbal. Dampak

itu tidak hanya bergantung pada kadar dan lamanya seseorang terkena

racun Pb, melainkan juga pada umur seseorang. Makin muda usia

seseorang makin serius dampaknya. Janin dan balita sangat peka terhadap

keracunan timah hitam (Pb).

Timbal yang ditimbun di dalam tulang seorang perempuan

dimobilisasi saat perempuan itu mengandung dan masuk ke dalam

Page 32: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

15

15

peredaran darah, dari peredaran darah sang ibu, Pb masuk ke janin, setelah

lahir, balita mendapatkan asupan timbal terus menerus dari udara melalui

pernafasannya dan air susu ibu. Balita memiliki kebiasaan memasukan

tangannya ke mulut yang memungkinkan tercemar debu yang

mengandung timbal. Kesehatan janin dan pertumbuhan balita menjadi

terganggu, karena timbal menghambat sintesis sel darah merah. Anemia

dan meningkatkan risiko kematian balita.

Timah Hitam (Pb) juga menghambat perkembangan syaraf. Anak

menghadapi risiko penyakit neurotik, sukar belajar, dan menurunkan

tingkat IQ. Peningkatan kadar timbal dalam darah dari 10 µg/dl menjadi

20 µg/dl menurunkan IQ rata-rata 2 point. Pada remaja, Pb meningkatkan

tindakan kriminal. Pb dilaporkan pula memacu penyakit autis.

Pada perempuan dewasa, Pb mengganggu sistem reproduksi, siklus

mentruasi terganggu dan menjadi tidak teratur, risiko keguguran

kandungan meningkat. Pb juga menimbulkan risiko lahirnya bayi di bawah

normal. Pada pria juga menggangu produksi sperma menurun, serta

penurunan kualitas sperma dengan terbentuknya sperma cacat. Sperma

yang cacat akan mengakibatkan lahirnya bayi yang cacat. Pria yang

darahnya tercemar Pb mengalami penurunan libido (gairah seksual) dan

dapat menyebabkan disfungsi ereksi (erection disfungtion). Pada lansia Pb

dapat mempercepat proses penuaan dan memperpendek umur.

Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam

studi kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal dilaporkan

Page 33: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

16

16

menderita gejala kelelahan yang bersifat subyektif diantaranya kehilangan

nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, pusing dan lain

lain. http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-

pemantauan-pencemaran/168-pencemaran-pb-timbal?start=3)

Penggunaan masker untuk mencegah paparan Pb tidaklah benar

kerena masker hanya dapat menahan partikel yang berukuran 10 µ

sedangkan Pb di dalam udara berbentuk molekul yang berukuran 2,5 µ.

2. Sifat Timah Hitam (Pb)

Timah hitam (Pb) adalah logam berat yang berwarna abu-abu

kebiru-biruan, mudah ditempa, mudah dicetak, dan mudah dibentuk.

Timah Hitam (Pb) mempunyai berat atom : 207,2 berat jenis :11,3,

titik lebur : 323 0C dengan NAB : 0,15 mg/m

3 (Dep. Kes. RI 1990).

3. Sumber Sumber Pencemaran Udara.

Timah hitam (Pb) merupakan salah satu logam berat yang banyak

digunakan dalam bidang industri, pertanian, transportasi, dan barang-

barang keperluan rumah tangga. Produksi timah hitam (Pb) di dunia

pencapai 4 juta ton pada awal tahun 1670, dimana negara penghasil timah

hitam (Pb) adalah Amerika Serikat, Australia, Canada, sedangkan negara-

negara industri yang lain merupakan negara-negara pengimpor sebagian

besar hasil produksi timah hitam (Pb) untuk keperluan industrinya.

(Perves, 1997).

Bidang industri merupakan bidang yang banyak menggunakan

timah hitam (Pb) dan mengeluarkannya dalam bentuk limbah cair maupun

Page 34: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

17

17

partikel-partikel udara, beberapa industri yang mengeluarkan limbah timah

hitam (Pb) diantaranya adalah industri peleburan besi baja, pabrik batu

baterai, pabrik kertas, pabrik tekstil yang menggunakan timah hitam (Pb)

di udara sekitar rumah, sehingga akan menyebabkan kerugian dan penyakit

pada anak-anak. (Perves, 1997).

4. Pencemaran udara Timah Hitam (Pb) dari kendaraan bermotor.

Bensin kendaraan bermotor adalah campuran kompleks senyawa

hydrokarbon, yang mempunyai titik didih sekitar 40-2000C dan digunakan

sebagai bahan bakar mesin kendaraan (Harjono, IR, 1987).

Indonesia menghasilkan dua macam bensin yaitu :

a. Bensin premium yang mempunyai angka oktan minimum 87 dan

berwarna kuning.

b. Bensin super yang mempunyai angka oktan minimum 98 dan

berwarna merah, sering disebut bensin super 98.

Sebelum kedua macam bensin tersebut diproduksi di Indonesia,

bensin yang diproduksi ialah bensin reguler yang mempunyai angka oktan

79 yang berwarna jingga.

Sifat yang paling penting untuk bensin bermotor yaitu :

a. Sifat mudah menguap

Sifat kemudahan menguap bensin berpengaruh terhadap kemudahan

mesin untuk dihidupkan dalam keadaan dingin, pemanasan dan

percepatan, uniformitas distribusi bahan bakar dalam silinder dan daya

serta ekonomi penggunaan bensin pada semua kondisi mesin.

Page 35: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

18

18

b. Mempunyai bilangan oktan yang tinggi

Bensin dengan bilangan oktan yang rendah akan sering menimbulkan

peristiwa knocking di dalam ruang silinder, yang mana banyak

senyawa hydrokarbon yang tidak ikut terbakar sehingga akan

memperbesar polutan yang terbentuk. Selain itu penggunaan Tetra

Etil Lead akan menambah pollutan di udara terutama timah hitam

(Pb).

Kecenderungan bensin untuk mengetuk di dalam mesin tergantung

kepada jenis, ukuran dan struktur molekul senyawa hydrokarbon dalam

bensin dan jumlah TEL yang ditambah dalam bensin.

Tetra Etil Lead (TEL) adalah suatu cairan berat dengan kerapatan

1,659 g/cc, titik didih 2000C dan larutan dalam bensin. Efektifitas TEL

menurunkan ketukan mesin tergantung kepada jumlah TEL yang

ditambahkan kedalam bensin dan komposisi bensin.

Berhubung TEL dalam ruang pembakaran mesin dapat

memberikan endapan timbal oksid dan timbal sulfat, maka perlu ditambah

dengan TEL senyawa Brom dan Khlor untuk mengurangi endapan

tersebut.

Penggunaan bahan bakar minyak yang mengandung timah hitam

atau Pb (Leaded gasoline), telah banyak menyebabkan terjadinya

pencemaran timah hitam (Pb) pada tanah, tanaman ataupun jalan di dekat

jalan raya (Soejono at al, 1991). Pengguna timah hitam (Pb) sebagai bahan

campuran di dalam bahan bakar minyak untuk pertama kalinya di kenalkan

Page 36: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

19

19

di Inggris pada tahun 1923. Timah hitam (Pb) ditambahkan dalam bahan

bakar dalam bentuk timah hitam (Pb) organik (Tetra Etil-Pb atau Tetra

Etil-Pb ). Pemberian timah hitam (Pb) di satu sisi bertujuan untuk

menaikan angka oktan mesin, meper-irit konsumsi bahan bakar dan

mengurangi knock pada kendaraan bermotor, terutama pada bahan bakar

yang berkualitas rendah. Disamping itu juga dapat menjaga supaya tidak

terjadi pembakaran yang berlebihan pada mesin (Dix, 1992). Dari

sejumlah timah hitam (Pb) yang ditambahkan dalam bahan bakar minyak

70-80% akan diemisikan dalam lubang pengeluaran, pembuangan sisa-sisa

hasil pembakaran dari kendaraan bermotor, dalam bentuk partikel-partikel

yang tersebar di udara dalam bentuk senyawa timah hitam (Pb) anorganik

seperti PbBr02 PbClBr, dan PbS merupakan senyawa yang tidak mudah

larut dalam air. (Ratcliffe, 1981). Sifat senyawa timah hitam (Pb) dimana

warnanya mirip dengan debu biasa

5. Mekanisme Lepasnya Pb ke lingkungan

Timah hitam yang keluar dari knalpot dalam bentuk partikel yang

sangat halus, adanya polutan Pb karena pada bensin diberikan bahan

adiktif berupa Pb (C2H5)4 yaitu Tetra Ethil Lead (TEL) Unsur zar

tencemar TEL dapat teremisikan ke udara dapat terjadi pada saat setelah

bensin itu terbakar maupun belum terbakar yaitu terjadi peristiwa

penguapan oleh bahan bakar sehingga berpotensi adanya paparan Pb

dimana orang beraktifitas.

Page 37: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

20

20

6. Penyerapan dan penimbunan timah hitam (Pb) oleh tubuh.

Dampak buruk timah hitam (Pb) terhadap kesehatan berbeda

dengan gas CO yang masuk kedalam tubuh hanya melalui udara

pernafasan saja, timah hitam (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh manusia

melalui udara pernafasan yang berupa debu, makanan dan minuman.

Sumber pencemaran timah hitam (Pb) adalah gas buangan dari kendaraan

bermotor dan beberapa jenis pabrik, serta sumber pencemaran udara

ruangan seperti rokok dan cat dinding. Timah hitam (Pb) yang terdapat air

minum diperkirakan berasal dari dari pencemaran timah hitam (Pb) yang

teremisi di udara. Timah hitam (Pb) yang diserap oleh tubuh melalui

isapan udara, 30-50%-nya diserap oleh darah. Dari Pb yang diserap oleh

tubuh sebagian akan masuk ke dalam aliran darah besarnya kandungan

timah hitam (Pb) dalam diindikasikan sebagai ukuran derajat toksisitaas Pb

dalam tubuh.

Pb dapat diperiksa dalam darah, jaringan lunak dan tulang.

Idealnya dalam pemeriksaan timah hitam Pb dalam darah dilakukan

setelah beberapa minggu seorang terpapar, pemeriksaan dalam jaringan

lunak stelah beberapa bulan terpapar, dalam jaringan tulang jika setelah

beberapa tahun terpapar,

Paparan timah hitam (Pb) di SPBU menjadi tempat yang potensial,

kerena banyak terjadi pencemaran udara yang serius dari kendaraan yang

mengisi bahan bakar dan kolompok yang memiliki risiko terhadap paparan

adalah operator SPBU yang mengisi bahan bakar .

Page 38: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

21

21

E. Upaya Untuk Mengatasi Pencemaran Pb

Pengawasan terhadap paparan Pb di tempat kerja termasuk SPBU perlu

dilaksanakan mulai proses produksi bahan bakar minyak sampai dengan tahap

pencegahan paparan terhadap tenaga kerja di SPBU. Kegiatan tersebut

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tenaga kerja sekaligus

meningkatkan produktivitas kerja yang tingi.

Menurut Rama Prihardana. Dkk (2007, h, 13) upaya untuk mencegah

paparan Pb ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu.

1. Absorbsi

Melakukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan

konsentrasi yang cukup tinggi. Biasanya absorbennya air, tetapi kadang-

kadang dapat juga tidak menggunakan air (dry absorben).

2. Adsorpsi

Mempergunakan kekuatan tarik-menarik antara molekul polutan dan zat

adsorben. Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat

menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben antara lain karbon aktif dan

silikat.

3. Kondensasi

Dengan kondensasi dimaksudkan agar polutan gas diarahkan mencapai

titik kondensasi, terutama dikerjakan pada polutan gas yang bertitik

kondensasi tinggi dan penguapan yang rendah (Hidrokarbon dan gas

organik lain).

4. Pembakaran

Page 39: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

22

22

menghancurkan gas Hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan. Hasil

pembakaran berupa Karbon Dioksida dan air. Adapun proses

pemisahannya secara fisik dikerjakan bersama-sama dengan proses

pembakaran secara kimia.

5. Reaksi kimia

Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan Belerang.

Membersihkan gas golongan Nitrogen, caranya dengan diinjeksikan

Amoniak yang akan bereaksi kimia dengan NOx dan membentuk bahan

padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan Belerang

dipergunakan copper oksid atau kapur dicampur arang.

Sementara itu, pencegahan pencemaran udara berbentuk partikel

dapat dilakukan melalui enam konsep yaitu:

1. Membersihkan (scrubing)

Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan. Alat scrubbing ada

berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray

2. Menggunakan filter

Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada permukaan filter.

Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat

semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan

dengan pembersihan gas dan filter polutan partikel.

3. Menggunakan presipitasi elektronik

Cara ini berbeda dengan cara mekanis lainnya, sebab langsung ke butir-

butir partikel. Polutan dialirkan di antara pelat yang diberi aliran listrik

Page 40: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

23

23

sehingga presipitator yang akan mempresipitasikan polutan partikel dan

ditampung di dalam kolektor. Pada bagian lain akan keluar udara yang

telah dibersihkan.

4. Menggunakan kolektor negatif

Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi

keduanya untuk mengendapkan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan

gaya sentripetal yang memakai siklon.

5. Program langit biru

Yaitu program untuk mengurangi pencemaran udara, baik pencemaran

udara yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan

yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi (baca:

kendaraan bermotor), yaitu: Pertama, mengganti bahan bakar kendaraan.

Bahan bakar disel dan premium pembakarannya kurang sempurna

sehingga terjadi polutan yang berbahaya. Dalam program lagit biru, hal

ini dikaitkan dengan penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas

yang memberikan hasil pembakaran lebih baik. Kedua, mengubah mesin

kendaraan. Mesin dengan bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan

bakar gas. Ketiga, memasang alat-alat pembersihan polutan pada

kendaraan bermotor.

6. Menggalakan penanaman pohon

Mempertahankan paru-paru Kota dengan memperluas pertamanan dan

penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal pencemaran. Sebab

tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan

Page 41: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

24

24

oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan

kehadiran oksigen.

F. Pekerja SPBU

Pekerja di SPBU adalah pekerja yang bekerja baik yang melayani

pengisian bahan bakar maupun yang tidak berhubungan lansung dengan

pengisian bahan bakar minyak namun demikian keduanya memiliki potensial

terhadap pola penyakit akibat kerja, pekerja yang melayani pengisian bahan

bakar memiliki potensial bahaya yang lebih besar tehadap pencemaran timah

hitam (Pb) dibandingkan dengan pekerja yang tidak berhubungan dengan

pengisian bahan bakar.

http://spbu-hjrafikah.blogspot.com/2009_06_01_archive.html

G. Kelelahan

1. Pengertian Kelelahan

Kelelahan bagi setiap orang memiliki arti tersendiri dan bersifat

subyektif. Lelah adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi

dan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan merupakan mekanisme

perlindungan tubuh untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga

dengan demikian terjadilah pemulihan (Suma’mur, 1996: 67).

Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap

individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan

penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, 2004: 107).

Menurut Cameron (1973) yang dikutip oleh Hanida Rahmawati. N

(1998: 11) kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak

Page 42: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

25

25

hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan

hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah,

penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja.

2. Jenis Kelelahan

Kelelahan kerja berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan

ketahanan tubuh (Suma’mur, 1996: 190). Kelelahan kerja dapat

dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Berdasarkan Proses dalam otot

Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan

umum (AM Sugeng Budiono, 2003: 86).

1) Kelelahan Otot (Muscular Fatigue)

Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya

tekanan melalui fisik dalam satu waktu disebut kelelahan otot

secara fisiologi, dan gejala yang ditunjukan tidak hanya berupa

berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya

gerakan. Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan

sejumlah hal yang kurang menguntungkan seperti: melemahnya

kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya dan

meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja,

sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Gejala

Kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar

atau external signs (AM Sugeng Budiono, 2003: 87)

Page 43: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

26

26

Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan

otot yaitu teori kimia dan teori saraf pusat terjadinya kelelahan.

Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya

kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan

meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya

efisiensi otot. Sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf

adalah penyebab sekunder.

Sedangkan pada teori saraf pusat menjelaskan bahwa

perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses. Perubahan

kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya rangsangan

saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai

kelelahan otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat

otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial

kegiatan pada sel saraf menjadi berkurang. Berkurangnya

frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan kecepatan

kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat.

Dengan demikian semakin lambat gerakan seseorang akan

menunjukkan semakin lelah kondisi otot seseorang (Tarwaka,

2004: 107).

2) Kelelahan umum ( General Fatigue)

Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih

yang luar biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat

karena munculnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah

Page 44: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

27

27

untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa

berat dan merasa “ngantuk” (AM Sugeng Budiono, 2003:87).

Kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya

kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni,

intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan dirumah, sebab- sebab

mental, status kesehatan dan keadaan gizi (Tarwaka, 2004: 107).

b. Berdasar penyebab kelelahan

Dibedakan atas kelelahan fisiologis, yaitu kelelahan yang

disebabkan oleh faktor lingkungan (fisik) ditempat kerja, antara

lain: kebisingan, suhu dan kelelahan psikologis yang disebabkan

oleh faktor psikologis (konflik- konflik mental), monotoni

pekerjaan, bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang

bertumpuktumpuk, selain itu dapat juga disebabkan karena adanya

paparan logam berat di tempat kerja (Kalimo, 1987) yang dikutip

oleh Hanida Rahmawati. N (1998: 12).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kelelahan

Menurut Grandjean (1988: 167). Faktor penyebab kelelahan kerja

berkaitan dengan: sifat pekerjaan yang monoton (kurang bervariasi),

intensitas lamanya pembeban fisik dan mental. Lingkungan kerja

misalnya kebisingan, pencahayaan & cuaca kerja dan paparan logam berat

di tempat kerja. Faktor psikologis misalnya rasa tanggungjawab dan

khawatir yang berlebihan, serta konflik yang kronis/ menahun. Status

kesehatan dan status gizi.

Page 45: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

28

28

Menurut Siswanto (1991: 43) faktor penyebab kelelahan kerja

berkaitan :

a. Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi,

variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi

dengan pekerjaan.

b. Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggung jawab dan khawatir

yang berlebihan, serta konflik yang kronis/ menahun

c. Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta

menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja

termasuk paparan logam berat di tempat kerja.

d. Status kesehatan (penyakit) dan status gizi

e. Jenis pekerjaan yang monoton dan membosankan

Menurut Suma’mur (1989: 69) terdapat lima kelompok sebab

kelelahan yaitu:

a. Keadaan yang monoton

b. Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental

c. Keadaan lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan dan

kebisingan, paparan zat kimia

d. Keadaan kejiwaan seperti tanggungjawab, kekhawatiran atau

konflik.

e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi

Page 46: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

29

29

H. Penurunan Produktivitas

Byrd dan Moore (1986) menyatakan bahwa penurunan produktivitas kerja

pada pekerja terutama oleh adanya kelelahan kerja. menurut ILO (1983)

kesakitan dan nutrisi yang tidak memadai. Sementara kelelahan subyektif

terhadap tenaga kerja terdiri atas :

1. Pelemahan kegiatan

a. Perasaan berat di kepala

b. Lelah Seluruh Badan

c. Berat di kaki

d. Menguap

e. Pikiran kacau

f. Mengantuk

g. Ada beban pada mata

h. Gerakan canggung dan kaku

i. Berdiri tidak stabil

j. Ingin berbaring

2. Pelemahan motivasi

a. Susah berfikir

b. Lelah untuk berbicara

c. Gugup

d. Tidak dapat berkonsentrasi

e. Sulit memusatkan perhatian

f. Mudah lupa

Page 47: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

30

30

g. Kepercayaan diri berkurang

h. Merasa cemas

i. Sulit mengontrol sikap

j. Tidak tekun dalam bekerja

3. Pelemahan fisik

a. Sakit di kepala

b. Kaku di bahu

c. Nyeri punggung

d. Sesak nafas

e. Haus

f. Suara serak

g. Kepala merasa pening

h. Spasme di kelopak mata

i. Tremor pada anggota badan

j. Merasa Kurang sehat

I. Kerangaka Teori

Produktivitas Kerja

Gambar 2.2

Kerangka Teori

Tenaga Kerja

Penyakit

Akibat Kerja

SPBU

Paparan Pb

Terhadap Tenaga

Kerja

Kadar Pb Dalam Darah

Petugas Operator SPBU

Kelelahan

Subyektif

Produktivitas

Kerja Menurun

Menurun

Upaya

Page 48: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

31

31

Hipotesis

H1 = Ada hubungan antara kadar timah hitam (Pb) darah dengan kelelahan

subyektif petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010.

Page 49: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

32

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Jenis variabel

a. Variabel terikat (dependent variable) adanya variabel ini

dipengaruhi oleh variebel bebas. Variebel terikat dalam

penelitian ini adalah kelelahan subyektif Petugas SPBU

b. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini

adalah, kadar timah hitam (Pb) darah petugas operator SPBU

c. Variabel pengganggu (confounding variable), yaitu variabel

yang diduga memiliki kaitan atau pengaruh terhadap variebel

terikatnya. Variabel pengganggu dalam penelitian ini antara lain

usia, masa kerja, dan jumlah bahan bakar yang terjual dalam

sehari

2. Hubungan antar variabel

32

INPUT Kadar Pb dalam

darah µg/dl

Variabel Bebas Variabel Terikat

Kelelahan

Subyektif

Variabel

Penganggu

Usia

Masa kerja

Jumlah bahan

bakar yang terjual

perhari

Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Penelitian

Page 50: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

33

33

3. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Devinisi

Operasional

Cara

pengeukuran

Alat Ukur Satuan Skala Data

1 Kadar timah

hitam (Pb)

Banyaknya kadar Pb

dalam darah

(µg/dl)yang

ditunjukan dalam

darah setelah

diperiksa dengan

menggunakan

microwave digester

Memeriksa

kandungan PB

dalam darah

dengan

mickrowabe

digester

Microwave digester

µg/dl

Rasio

2 Kelelahan

subyektif

kelelahan yang

dirasakan oleh

petugas operator

SPBU setelah

melakukan

pekerjaanya,

kelelahan subyektif

tersebut akan

dihubungkan dengan

tingkat kadar timah

hitam (Pb) dalam

darahnya, dan

dikategorikan ringan

dan berat

Menanyakan

dengan

Menggunakan

kuesioner

Kuesioner -

Nominal

33

Page 51: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

34

34

No Variabel Definisi

Operasional

Cara

Pengukuran Alat Ukur Satuan Skala data

3 Usia Tingkat umur yang

dimiliki tenaga kerja

operator SPBU yang

di mungkinkan

memiliki pengaruh

dengan kelelahan

subyektif.

Menanyakan

dengan

Menggunakan

kuesioner

Kuesioner Tahun Ordinal

4 Masa kerja adalah lamanya

tenaga kerja sejak

mulai bekerja di

SPBU hingga saat

pemeriksaan.

Menanya dengan

Menggunakan

kuesioner Kuesioner Tahun Ordinal

5 Jumlah bahan

bakar yang

terjual

Jumlah bahan bakar

adalah rata-rata

jumlah bahan bakar

yang terjual dalam

sehari

Wawancara

langsung terhadap

pengelola SPBU Kuesioner Liter Ordinal

34

Page 52: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

35

35

B. Jenis penelitian

Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectioal atau

penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan

efek dengan cara pendekatan observasi, atau pengumpulan data dalam satu

waktu (Point time approach) Artinya, tiap subjek penelitian hanya

diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter

atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.

C. Waktu dan lokasi penelitian

1. Waktu

a. Tahap persiapan : Nopember 2009 – Perbruari 2010

b. Tahap pelaksanaan : Pebruari-April 2010

c. Tahap penyelesaian : April–Mei 2010

2. Lokasi

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Yogyakarta

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga operator yang

melayani pengisisan bahan bakar yang bekerja di SPBU di Kota

Purwokerto dengan jumlah 234 orang

2. Sampling

Pengumpulan sampel dilakukan dengan purposive sampling atau metode

sampling yang mendasarkan pada criteria tertentu yang sebelumnya

ditentukan oleh peneliti terhadap populasi yang akan dijadikan responden,

kriteria dari peneliti antara lain operator yang telah bekerja di atas 3 tahun

Page 53: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

36

36

bersedia mengisi informed concent dan bersedia untuk diperiksa kadar Pb

darahnya berdasarkan observasi lapangan dan didapatkan sampel

sebanyak 19 orang.

Tabel 3.3

Jumlah Sampel yang Diambil Tiap SPBU

No Nama SPBU Banyaknya Sampel

yang diambil

1 SPBU 44-5310SPBU 44-

53106, Jalan Gerilya,

Purwokerto 4

2 SPBU 44-5310 SPBU 44-

53103, Jalan Jenderal

Sudirman, Purwokerto Selatan

2

3 SPBU 44-53119, Jalan

Senopati, Purwokerto 3

4 SPBU 44-53107, Jalan

Gerilya, Purwokerto Selatan 2

5 SPBU 44-53110, Jalan

Suparjo Rustam, Sokaraja 2

6 SPBU 44-53115, Jalan

Profesor Doktor Bunyamin,

Purwokerto Utara

3

7 SPBU 44-53108, Jalan

Laksamana Yos Sudarso,

Purwokerto

1

8 -

1

9 SPBU 44-53112, Jalan

Sokaraja, Sokaraja 1

Total 19

E. Pengumpulan data

1. Jenis Data

a. Data Umum

Data umum yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

kondisi geografis setempat, tahun beroprasi, ijin usaha, dan alamat

lokasi dari masing-masing SPBU yang ada di Kota Purwokerto.

Page 54: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

37

37

b. Data Khusus

Data khusus yang di kumpulkan adalah data kadar timah hitam (Pb)

dari petugas SPBU yang diukur dengan menggunakan alat pengukur

microwave digester, dan hasil questioner untuk mengumpulkan data

mengenai kelelahan subyektif operator SPBU

2. Sumber data

a. Sumber Data Primer

Sumber data Primer dalam penelitian ini adalah pemeriksaan kadar

timah hitam (Pb) darah dan hasil questioner tentang kelelahan

subyektif yang dirasakan.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang

banyak diambil melalui artikel, buku, internet dan hasil karya tulis

orang lain.

3. Cara pengumpulan data

a. Kadar Pb darah

Pengumpulan data mengenai kadar Pb dalam darah dengan

menggunakan alat Microwave digester yaitu pengambilan sampel

darah sebanyak 3cc kemudian sampel dikirim ke laboratorium Bio-

marker Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan Yogyakarta untuk

diperiksa kandungan Pb darahnya, mengenai langkah pemeriksaan

dapat dilihat dalam lampiran 6.

Page 55: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

38

38

b. Kelelahan subyektif

Menanya secara langsung kepada tenaga operator SPBU dengan

mengguakan kuesioner mengenai kelelahan yang dirasakan pada

saat dan setelah bekerja

c. Data umum

Dikumpulkan dengan cara menanya secara langsung kepada

pengusaha SPBU mengenai kondisi geografis setempat, tahun

beroprasi, ijin usaha, dan alamat lokasi dari masing-masing SPBU

yang ada di Kota Purwokerto.

4. Instrumen pemeriksaan

a. Kuesioner

Berfungsi untuk mengumpulkan data mengenai kelelahan subyektif

yang dirasakan tenaga operator di SPBU pada saat dan setelah bekerja

b. Microwave Digester

Untuk memeriksa sampel darah dari operator SPBU mengenai kadar

timah hitam (Pb) yang terdapat dalam darahnya.

F. Pengolahan data

Data-data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing (pengolahan) yaitu mencatat, mengoreksi, dan menyeleksi, data

yang telah terkumpul.

2. Coding (pengkodean) yaitu pemberian kode pada kelompok-kelompok

data hasil pengamatan dan pengukuran yang diperoleh dari lapangan.

Page 56: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

39

39

3. Tabulating (tabulasi data) yaitu pengolahan data kedalam bentuk tabel

untuk dianalisis.

G. Analisis data

1. Bivariat

Menganalisis kadar Pb dalam darah dengan kelelahan subyektif yang

disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

2. Univariat

Menganalisis tiap variabel yaitu variabel bebas berupa kadar Pb dalam

darah µg/dl, variabel terikat yaitu kelelahan subyektif, dan variabel

pengganggu (usia, masa kerja, jumlah bahan bakar rata-rata yang terjual

setiap hari) dengan penjelasan distribusi dan prosentase

Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan Chi square (X2) dengan menggunakan soft ware SPSS 10

Page 57: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

40

40

BAB IV

HASIL

A. Gambaran Umum SPBU di Kota Purwokerto

1. Kondisi Geografis

Purwokerto merupakan Ibu Kota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

dengan jumlah penduduk 249.705 jiwa pada tahun pada Hasil sensus tahun

2010 . Kota Purwokerto terletak di bagian selatan kaki gunung slamet ,

salah satu gunung berapi yang masih aktif di Jawa, secara geografis Kota

Purwokerto terletak di daerah 109°dan 109°30’ Bujur Timur, 7°30’

Lintang Selatan,. Sampai dengan saat ini telah terbangun 9 SPBU yang

diantarnaya :

a. SPBU 44-53106, Jalan Gerilya, Purwokerto

b. SPBU 44-53103, Jalan Jenderal Sudirman, Purwokerto

c. SPBU 44-53119, Jalan Senopati, Purwokerto

d. SPBU 44-53107, Jalan Gerilya, Purwokerto

e. SPBU 44-53110, Jalan Suparjo Rust

f. SPBU 44-53115, Jalan Profesor Doktor Bunyamin, Purwokerto Utara

g. SPBU 44-53108, Jalan Laksamana Yos Sudarso, Purwokerto

h. -

i. -

Purwokerto sebagai pusat pendidikan menjadikan sebagai daerah

dengan padat lalulintas dengan padatnya kendaraan maka kebutuhan akan

40

Page 58: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

41

41

bahan bakar juga meningkat sehingga diperlukan pasokan BBM dengan

jumlah yang besar. Sebagai upaya pemerintah daerah untuk memenuhi

kebutuhan BBM maka pemerintah Kabupaten Banyumas Membentuk

HISWANAMIGAS (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan

Gas) HISWANAMIGAS memiliki tugas memantau, membina, dan

mengkoordinir para wiraswasta nasional minyak bumi dan gas seluruh

Kabupaten Banyumas.

2. Kondisi Demografi

Penduduk Purwokerto pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar

1.524.901 jiwa atau naik sebesar 15.534 jiwa. Dengan rata-rata laju

pertumbuhan penduduknya pertahun (2008-2009) sebesar 1,03%, yang

berarti mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 0,28 persen dari

kurun waktu sebelumnya(2006-2007). Laju pertumbuhan menurun

terlihat cukup bervariasi, tertinggi ada pada Kecamatan Rawalo

sebesar 8,78 persen dan yang terendah pada kecamatan Banyumas

yakni sebesar 0,18 persen.

Rasio jenis kelaminnya pada akhir tahun 2010 sebesar 99,66;

yang berarti dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 99

penduduk laki-laki. Jumlah rumah tangga pada akhir tahun 2009.

sebesar 397.755 atau naik sebesar 8.810 rumah tangga (2,27 persen)

dari tahun sebelumnya. Rata-rata jiwa perumah tangga sekitar 4 jiwa.

dengan yang terendah pada Kecamatan Lumbir sekitar 3 jiwa dan yang

tertinggi pada Kecamatan Purwokerto Utara sekitar 5 jiwa.Luas

Page 59: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

42

42

wilayah Purwokerto sebesar 1.327,59 km2, sehingga kepadatan

penduduknya sebesar 1.149 jiwa/km2 (gambar 1.2). Dengan kepadatan

tertinggi ada di Kecamatan Purwokerto Timur sebesar 7.575 jiwa/km2

dan yang terendah di Kecamatan Lumbir sebesar 442 jiwa/km2.

(http://students.ukdw.ac.id/~22022868/topografi.htm)

SPBU yang terbangun di Kota Purwokero telah menyerap tenaga

kerja sejumlah 324 orang dengan tenaga kerja. Tenaga kerja yang telah

bekerja dengan masa kerja diatas tiga 3 tahun sejumlah 108 orang dari

sejumlah itu perlu diadakanya perhatian terhadap risiko kemungkinan

paparan Pb (timah timah hitam) di lokasi pengisian bahan bakar umum

karena SPBU merupakan salahsatu tempat yang memiliki resiko yang

tinnggi adanya paparan timah hitam (Pb).

B. Data Khusus

1. Analisi Univariat

a. Kadar Pb dalam darah.

Pemeriksaan Pb darah dilakukan dengan mengambil sampel darah

terhadap 19 responden di 9 SPBU di Kota Purwokerto dan setiap

responden diambil darahnya sebanyak 3cc kemudian sampel darah tersebut

dikirim ke BBTKL Yogyakarta untuk memeriksa kadar Pb dalam darah

dan setelah dilakukan pemeriksaan hasil pemeriksaan yang dilakukan

menujuk beberapa kaitan yang bervariasi data mengenai kadar timah hitam

(Pb) darah dapat dijelaskan melalui diagram sebagai berikut.

Page 60: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

43

43

Gambar 4.1 Kadar Pb Dalam Darah

Berdasarkan diagram di atas dapat dipahami bahwa sebanyak 11

atau sebesar 57,9 % responden mengalami paparan pb dalam kadar yang

rendah sementara sisanya yaitu sebanyak 8 atau sebesar 42,1%

responden mengalami paparan timah hitam Pb dalam kategori tinggi.

Menurut beberapa penelitian yang dilakukan oleh (Ambar Slastuti,

2006) menyatakan bahwa seseorang dikatakan terpapar tinggi apabila

kadar Pb > 40 µg/dl dan dikatakan terpapar rendah jiku < 40 µg/dl

b. Tingkat Kelelahan Subyektif Operator SPBU

Gambar 4.2 Kelelahan subyektif

Rendah58%

Tinggi42%

11 orang

8 orang

Ringan63%

Berat37%7 orang

12 orang

Page 61: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

44

44

Dari gambar yang telah disajikan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa sebanyak 19 responden, sebanyak 12 orang atau sebesar 63,2%

termasuk dalam kategori kelelahan subyektif ringan dan sisanya yaitu

sebesar 7 orang atau sebesar 36,8 % termasuk dalam kategori kelelahan

subyektif ringan.

c. Usia Tenaga Operator SPBU di Kota Purwokerto

Gambar Grafik 4.3

Usia Tenaga Kerja Operator SPBU Purwokerto

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus

stargess diperoleh kategorial usia menjadi 4 dan berdasarkan gambar

diargam di atas dapat di simpulkan bahwa usia tenaga kerja operator

SPBU antara 19-25 tahun sebanyak 5 atau sebesara 26,3% , Usia antara

26-32 tahun sebanyak 7 atau sebesar 37%, 33-39 tahun sebanyak 1 atau

sebesar 5,3% dari total responden, dan 47-53 sebanyak 5 atau sebesar

32% dari total responden.

26%

37%5%

32%

Usia Tenaga Kerja

19-25 Tahun

26-32 Tahun

33-39 Tahun

47-53 Tahun

Page 62: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

45

45

d. Berdasarkan Masa Kerja

Gambar Grafik 4.4

Masa Kerja Operator SPBU

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja sesuai gambar

diagram lingkaran di atas adalah sebanyak 11 atau sebesar 57,9% sudah

bekerja antara 3-6 tahun, sebanyak 1 atau sebesar 5% dari responden

sudah bekerja di SPBU dengan masa kerja antar 7-10 tahun, sebanyak 2

atau sebesar 10% dari responden sudah bekerja di SPBU dengan masa

kerja antar 11-14 tahun, sebanyak 1 atau sebesar 5% dari responden

sudah bekerja di SPBU dengan masa kerja antar 15-18 tahun, sebanyak

2 atau sebesar 10% dari responden sudah bekerja di SPBU dengan masa

kerja antar 19-22 tahun, dan sebanyak 2 atau sebesar 10% dari

responden sudah bekerja di SPBU dengan masa kerja antar 23-26 tahun.

58%

5%

10%

5%

11%

11%

Masa Kerja

3-6 Tahun

7-10 Tahun

11-14 Tahun

15-18 Tahun

19-22 Tahun

23-26 Tahun

Page 63: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

46

46

e. Jumlah BBM yang Dijual Oleh Operator SPBU

Gambar diagram 4.5

BBM yang terjual oleh operator SPBU

Sesuai dengan diagram di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

sebanyak 13 responden atau sebesar 68,4% operator SPBU menjual

BBM antar 538-571 Kilo liter/hari dan sisanya yaitu sebanyak 6

responden atau sebesar 31,6% menjual BBM antara 640-673 Kilo

liter/hari.

2. Analisis Bivariat

Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara kadar

timah hitam (Pb) darah dengan kelelahan subyektif yang dirasakan

maka digunakan uji Chi-Square kedua variabel dikatakan

berhubungan apabila hasil perhitungan atau X2

hitung lebih besar dari X2

tabel maka dinyatakan berhubungan atau nilai signifikansi p-value lebih

538-571 Kilo liter68%

640-673 Kilo liter32%

BBMTerjual Oleh Operator

Page 64: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

47

47

kecil dai nilai α = 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 4.1

Tabulasi Silang Kadar Timah Hitam (Pb) Darah dan Kelelahan Subyektif

Kadar Pb Darah

Kelelahan

Subyektif Total

X2 p-value

Ringan Berat

Rendah

7

57,9%

4

0,0%

11

57,9%

15,240 0,00

Tinggi 5

5,3%

3

36,8%

8

42,1%

Total 12

63,2%

7

36,8%

19

100%

Nilai X2

hitung = 15,240

Nilai X2

tabel = 3,481

p-value =0,00

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 11 responden

atau sebesar 57,9% yang termasuk dalam katekori kadar Pb darah

rendah 7 orang atau sebesar 57,9% menalami kelelahan subyetif

ringan sementara 4 orang 0,0% dari responden menglami kelelahan

subyektif berat dan 8 responden atau sebesar 42,1% yang masuk

dalam kategori dengan Pb darah tinggi 5 orang atau sebesar 5,3%

mengalami kelelahan subyektif ringan dan 3 orang atau sebesar 36,6%

termasuk dalam kategori kelelahan subyektif berat.

Tabulasi silang pada tabel diatas tidak dapat digunakan untuk

menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara kadar Pb darah

dengan kelelahan subyektif karena ada 2 sel yang memiliki nilai

Page 65: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

48

48

dibawab nilai harapan yaitu yaitu 5, selain itu karena tabel

kontingensinya sudan 2x2 maka tidak bias dilakukan marges sel, maka

dapat diperoleh dengan nilai fisher`s exact test jika nilainya < α=0,05

maka dinyatakan memiliki hubungan yan gsignifikan tetapi apabila >

dari α tidak memiliki hubungan yang signifikan (sophyudin,2002).

Berdasrkana hasil perhitungan diperoleh nilai fisher`s exact

sebesar 0,00 berarti < α=0,05 maka dinyatakan memiliki hubungan

yang signifikan antara kelelahan kadara Pb darah dengan kelelehan

subyektif, semakin tingi kadar Pb darah maka seorang operator akan

mengalami kelelahan yang semakin berat sehingga hipotesis H1 yang

menyatakan ada hubungan antara kadar Pb darah dengan kelelah

subyektif dinyatakan diterima.

a. Analisis variabel terikat dengan variabel penggangu

Untuk menguji dari pengaruh variabel penggangu (confonding

factor ) digunakan uji regresi logistik (Sophiyudin, 2002). Dalam

penelitian ini variabel kelelahan subyektif dihubungkan dengan 3

variabel pengganggu antara lain usia, masa kerja dan jumlah bahan

bakar yang terjual dengan hasil sebagai berakut :

1) Analisis Hubungan Antara Usia Dengan Kelelahan Subyektif

Berdasarkan analisis regresi logistik, dapat disimpulkan

bahwa variabel usia tidak memiliki kemaknaan secara statistik

pengaruh adanya kelelahan subyektif terhadap tenaga kerja hal

ini terbukti dengan p-value sebesar 0,944 atau p>0,05 sehingga

Page 66: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

49

49

variabel penggangu usia tidak memiliki pengaruh terhadap

kelelahan subyektif.

2) Analisis Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Kelelahan

Subyektif

Analisis regresi logistik dengan membandingkan variabel

kelelahan subyektif terhadap masa kerja dapat disimpulakan

tidak memiliki pengaruh secara statistik hal ini terbukti dengan

hasil nilai p-value sebesar 0,782 atau p>0,05 sehingga variabel

penggangu masa kerja tidak memiliki pengaruh terhadap

kelelahan subyektif operator SPBU

3) Analisis Hubungan Antara Jumlah BBM Terjual Dengan

Kelelahan Subyektif

Hasil analisis diperoleh nilai 0,127 yang berarti > dari α

= 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penggangu

berupa jumlah BBM yang terjual tidak memiliki pengaruh yang

signifikan

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan

bahwa kelelahan subyektif tidak memiliki pengaruh terhadap

variabel pengganggu (Confounding Variable) berupa usia, masa

kerja, maupun jumlah bahan bakar yang terjual

Page 67: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

50

50

BAB V

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Kondisi Geografis

Lokasi merupakan hal yang penting dalam menentukan kelancaran

dalam usaha. lokasi yang baik dan strategis akan dapat meningkatkan

akses dan daya beli masyarakat terhadap jasa yang kita tawarkan

demikian pula SPBU yang ada di Kota Purwokerto sebanyak 9 SPBU

yang ada di Purwokerto yang terbangun semunaya terletak di dekat jalan

raya utama yang melintasi akses jalur transportasi di Kota Purwokerto di

sepanjang Jl Gerilya, Jl Jendral Soedirman, Jl Suparjo Rustam, Jl Prof.

Dr Hr Bunyamin, Jl laksamana Yos sudarso, Jl suparjo Rustam, San Jl

Sokaraja.

2. Kondisi Demografis

Sampai saat ini seluruh SPBU di Kota Purwokerto telah menyerap

234 tenaga kerja operator dengan proporsi tenaga kerja yang telah

bekerja lebih dari 3 tahun sebanyak 52 atau sebesar 22%, sementara

sisanya sebanyak 182 atau sebesar 78% tenaga kerja telah bekerja

kurang dari tiga tahun.

50

Page 68: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

51

51

Gambar 5.1

Proporsi Masa Kerja Pekerja Operator SPBU

Mengingat SPBU merupakan tempat yang potensial terhadap

adanya paparan Pb maka sangat penting adanya upaya untuk melindungi

tenaga kerja karena tenaga kerja merupakan salah satu aset yang penting

terhadap perusahaan, tenaga kerja yang terjamin kesehatannya akan

dapat meningkatkan produktivitas kerja perusahaan begitu juga di

SPBU.

B. Data Khusus

1. Kadar Pb Darah Pekerja Operator SPBU

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada seluruh variable

penelitian dan data pendukung yang ada, yang hasilnya telah diuraikan

pada bab sebelumnya, penulis berusaha untuk membahas dan

menganalisa data baik dari data primer maupun data sekunder serta

hasil uji statistic dengan analisis Chi-Square yang kemudian

dibandingkan dengan teori atau penelitian terdahulu dapat dijelaskan

sebagai berikut :

52 orang

182 orang

Page 69: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

52

52

Secara umum hasil pemeriksaan kadar timah hitam (Pb) darah pada

pekerja operator SPBU berkisar antara 14,38 µg/dl dampai dengan

227,25 µg/dl sehingga seluruhnya di atas nilai ambang batas

sebagaimana yang diterapkan oleh ATSDR (Agency for Toxic

Substances and Disease Registry) yaitu nilai ambang batas kurang dari

10µg/dl namun ATSDR tidak menjelaskan tingkat paparan sehingga

penulis menyesuaikan dengan penelitian dari (Ambar Silastuti,2006)

yang menyatakan bahwa kadar Pb darah diakatakan terpapar ringan

jika terdapat kadar Pb kurang dari 40 µg/dl dan dikatakan terpapar

tinggi jika lebih dari 40 µg/dl

Hasil pemeriksaan kadar Pb darah terhadap 19 responden dapat

dijelaskan bahwa 11 orang atau sebesar 57,9% termasuk dalam

kategori kadar Pb darah rendah, sementara 8 orang atau sebesar 42,1

termasuk dalam kategori terpapar tinggi yaitu dengan kadar timah

hitam (Pb) lebih dari 40 µg/dl dengan tingginya tingkat kadar Pb darah

yang oleh pekerja operator SPBU maka dapat dipastikan adanya efek

yang dirasakan oleh tenaga kerja. Pajanan timah hitam (Pb) dapat

menimbulkan berbagai efek negatif terhadap kesehatan yaitu akan

berpengaruh terhadap saraf pusat dan saraf tepi, sitem kardiovaskuler,

sitem hematopeotik, termasuk berdampak pada kelelahan subyektif

(Norberg, 1998)

Page 70: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

53

53

2. Kelelahan Subyektif

Menurut (Suma`mur, 1996 : 67) lelah adalah aneka keadaan yang

disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan

merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk menghindari

kerusakan lebih lanjut, agar terjadi pemulihan.

Hasil pemeriksaan kelelahan subyektif yang dirasakan terhadap 19

operator SPBU yang telah bekerja >3 tahun maka diperoleh data

sebagai berikut. 12 orang atau sebesar 63,2% termasuk dalam ketegori

mengalami kelelahan subyektif ringan dan sebanyak 7 orang atau

sebesar 36,8% termasuk dalam kategori kelelahan subyektif berat.

Menurut (ILO, 1983 dan Grandjean, 1985) kelelahan

dapat disebabkan oleh berbagai hal diantarnya:

a. Penyebab medis : flu, anemia, gangguan tidur, hypothyroidism,

hepatitis, TBC, dan penyakit kronis lainnya.

b. Penyebab yang berkaitan dengan gaya hidup : kurang tidur, terlalu

banyak tidur, alkohol dan miras, diet yang buruk, kurangnya

olahraga, gizi, daya tahan tubuh, circadian rhythm.

c. Penyebab yang berkaitan dengan tempat kerja : kerja shift,

pelatihan tempat kerja yang buruk, stress di tempat kerja,

pengangguran, workaholics, suhu ruang kerja, penyinaran,

kebisingan, monotoni pekerjaan, kebosanan, beban kerja dan

disebab karena adanya paparan logam berat di tempat kerja yang

Page 71: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

54

54

misalnya timah hitam (Pb) yang mempengaruhi produktivitas kerja

secara umum.

3. Analisis Hubungan Kadar Pb dengan Kelelahan Subyektif

Hasil perhitungan Chi-Square tidak dapat membuktikan adanya

hubungan antara kadar Pb darah dengan kelelahan subyektif karena

hasil tabulasi silang didapatak sel yang kurang dari nilai harapan maka

dilanjutkan dengan uji Fisher`s exact test , uji fisher`s exact test

menyatakan adanya hubungan jika nilainya kurang dari 0,05, dan

berdasarkan analisis data diperoleh nilai Fisher`s exact test sebesar

0,00 yang berarti adanya hubungan yang signifikan antara kadar Pb

darah dengan kelelahan, semakian tinggi kadar Pb darah tenaga kerja

maka akan mengalami kelelahan yang dirasakan.

Mengingat dampaknya yang begitu signifikan terhadap kelelahan

subyektif yang akhirnya akan berdampak pada produktivitas kerja

maka perlu dilakukan upaya diantarnya :

a. Bagi operator SPBU sikap kerja yang baik sebaiknya tidak

menghadap langsung ke tangki kendaraan karena bahan bakar

dapat melepaskan senyawa Pb dalam bahan bakar dan akan

terhirup langsung oleh opertor SPBU

b. Saran kepada pengusaha SPBU untuk senantiasa memeriksa

kandungan Pb bahan bakar dan melarang kandungan Pb jika

memang melebihi batas persayaratan, mengecek kandungan kadar

Pb darah secara rutin dan diberikan waktu istirahat agar tubuh

Page 72: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

55

55

mensekresi Pb akibat paparan di tempat kerja, memberi masker dan

sarung tangan untuk pekerja untuk mngurangi paparan di tempat

kerja.

c. Asupan gizi kerja yang baik untuk meningkatakan stamina dan

daya tahan tubuh.

d. Menganjurkan untuk mencuci tangan sebelum memegang makanan

karena bisa dimungkinkan dapat melalui tangan yang menyentuh

bahan bakar.

4. Hasil Analisis Data dengan Menggunakan Regresi Logistik

Analisis antara kelelahan subyektif dengan variabel pengganggu

berupa usia, masa kerja, dan bahan bakar yang terjual tidak memiliki

huubungan yang signifikan sehinggan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa kelelahan subyektif yang dirasakan oleh operator

SPBU tidak dipengaruhi oleh usia, masa kerja dan banyaknya bahan

bakar yang dijual.

Page 73: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

56

56

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kadar Pb darah petugas operator SPBU di Kota Purwokerto seluruhnya di

atas nilai ambang batas yaitu lebih dari 10 µg/dl sedangkan kadar Pb

darah hasil pemeriksaan diperoleh 14,38-227,25µg/dl.

2. Sebanyak 12 orang atau sebesar 63,2% mengalami kelelahan subyektif

ringan dan sebanyak 7 orang atau sebesar 36,8% terkategori mengalamai

kelelahan subyektif berat.

3. Hasil perhitungan Chi-square terdapat sell yang hasilnya di bawah nilai

harapan sehingga digunakan Fisher`s exact test dan dinyatakan terdapat

hubungan yang signifikan antara kadar Pb darah dengan kelelahan

subyektif karena nilainya < α =0,05 dan semakin tinggi kadar Pb darah

maka pekerja akan mengalami kelelahan yang semakin berat.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapakan mematuhi rambu-rambu yang disarankan oleh

SPBU missal tidak menyalakan mesin pada saat melakukan pengisian

BBM di SPBU hal ini untuk mengurangi kadar Pb di udara.

2. Bagi Pengusaha SPBU

Upaya untuk mengurangi risiko bahaya yang ada di tempat kerja dapat

dilakukan upaya dari sumber, media dan upaya perlindungan terhadap

manusiannya alat pelindung diri.

56

Page 74: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

57

57

a. Sumber

Pengusaha SPBU sebaiknya bekerja sama dengan Pertamina untuk

menggantikan bahan bakar yang mengandung Pb dengan bahan

penaik oktan yang lebih ramah lingkungan, selain itu selalu

memeriksakan kadar Pb dalam BBM agar jangan sampai melebihi

standar yang ditetapkan.

b. Media

Udara yang kotor penuh dengan kadar Pb di udara, upaya yang

dilakukan sebaiknya pengusaha SPBU menyarankan kepada operator

SPBU sebaiknya untuk tidak menghadapakan muka langsung ke

tangki BBM karena Pb masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan.

c. Upaya perlindungan terhadap tenaga kerja

Memberi masker dan sarug tangan kepada operator SPBU untuk

mengurangi udara dan tangan.

3. Bagi pemerintah

Mengeluarkan aturan atau kebijakan yang tegas terhadap perusahaan

penghasil minyak bumi dan gas alam agar menghilankan kandungan Pb

dalam BBM mengingat dampaknya terhadap kesehatan manusia

khususnya tenaga operator SPBU.

4. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi

Sebaiknya potensi paparan Pb yang ada di SPBU menjadi perhatian yang

penting mengingat dampak luasnya tidak hanya kepada operator SPBU itu

sendiri tetapi juga dapat berdampak kepada masyarakat umum.

Page 75: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

DAFTAR PUSTAKA

A. Siswanto. 1991. Ergonomi. Surabaya: Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Yogyakarta

Ahmad Tohardi. 2002. Pemahaman Praktis Manajeman Sumber Daya Manusia.

Bandung : CV Mandar Maju

Ambar Silastuti.2006. Hubungan Antara Kadar Pb Dengan Produktivitas Tenaga

Kerja di Bagian Penjahitan Pt Bengawan Solo Garmen Indonesia.

Semarang: Uviversitas Negeri Semarang

Anies .2006. Waspada Penyakit Tidak Menular Solusi Mencegah dari Aspek

Perilaku dan Lingkungan .Jakarta: PT Elex Media Komputindo

AM. Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang: BP

UNDIP

Aris Santjaka. 2008. Bio statistik. Purwokerto: Kampus 7 Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto

ATSDR.2010. Prediacated Environmental Toxic.

http://www.atsdr.cdc.gov/az/p.html

Byrd dan more. 1989. Penurunan Produktivitas di Tempat Kerja. Surabaya. PT

Ganesa

Dep. Kes. RI 1990. Tentang promosi kesehatan http:// www. Depkes.go.id

Depkes RI Pusat Kesehatan Kerja. 2006. Promosi Kesehatan. http:// www.

Depkes.go.id

Dix.1992. Bahan-Bahan Emisi di Bahan Bakar. Jakarta: Pusat general motor

Grandjean. 1988. Fitting The Task to The Man. London: Taylor and Francis

Hanida Rahmawati.N. 1998. Kelelahan Tenaga Kerja Wanita dan Pemberian

Musik Pengiring Kerja (Suatu Kajian di Bagian Pembatik Tulis dan

Penjahit Ardiyanto Batik Yogyakarta). Thesis. Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1402&It

emid= diakses tanggal 31 Desember 2009 Pukul 07:12)

http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-

pencemaran/168-pencemaran-pb-timbal?start=3 diakses tanggal 6 Maret 2010

Pukul 23:02)

Page 76: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Peraturan Perundang-undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan

hidup

Peraturan perundang-undangan Dirjen PPM dan PLP,1991 tentang pedoman dan

penyelidikan Kejadian Luar Biasa

Perves.1997. Bahaya Pb di Lingkungan. Semarang: CV mandar maju

Rama Pridahdana, DKK. 2008. Bioetanol Ubi Kayu; Bahan Bakar Masa Depan.

Jakarta : PT AgroMedia Pustaka

Soekidjo Notoatmojo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Siswanto .1994. Fakror-Faktor Penyebab Kelelahan. Jakarta. Rineka Cipta

Srikandi Ferdiaz. 1992. Pencemaran Air dan Udara, Yogyakarta: PT. Kanisus

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Suma’mur P.K. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT

Toko Gunung Agung

Sutrisno Hadi.2006. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan

Fakultas Psikologi UGM

Page 77: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

KUESIONER UNTUK OPERATOR PENGISI BAHAN BAKAR

PETUGAS SPBU DI KOTA PURWOKERTO

TAHUN 2010

A. Data umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Masa kerja :

B. Data khusus

Kelelahan kerja subyektif

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan melingkari pada pilihan jawaban

yang telah tersedia a, b,c atau d dengan ketentuan :

a. Tidak pernah Anda tidak pernah merasakan gejala atau perasaan

tersebut setelah bekerja dalam satu periode shif kerja (8

jam kerja)

b. Kadang

kadang

Anda merasakan gejala atau perasaan tersebut setelah

bekerja sebanyak satu kali dalam periode shif kerja (8

jam kerja)

c. Sering Anda merasakan gejala atau persaaan tersebut setelah

bekerja sebanyak 2 kali sampai 3 kali dalam 1 periode

shif kerja (8 jam kerja)

d. Ya (selalu) Anda selalu merasakan gejala atau perasaan tersebut

setalah bekerja dalam 1 periode shif kerja (8 jam kerja)

I. PELEMAHAN KEGIATAN

1. Apakah anda pernah merasakan sakit kepala yang berat saat bekerja

atau setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

2. Apakah anda pernah merasakan lelah pada seluruh badan pada saat

bekerja atau setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

3. Apakah kaki anda pernah merasakan pegal atau ngilu pada saat atau

setelah bekerja

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

4. Apakah anda sering menguap pada saat bekerja atau setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

Lampiran 1

Page 78: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

c. Sering

d. Ya (selalu)

5. Apakah anda pernah pernah merasakan pikiran anda kacau pada saat

atau setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

6. Apakah anda sering merasa mengantuk pada saat bekerja atau setelah

bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

7. Apakah anda pernah merasakan seperti ada beban pada mata?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

8. Apakah anda pernah merasa canggung dan kaku dalam melakukan

aktivitas anda setelah selesai bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

9. Apakah anda pernah merasa tidak stabil pada saat bekerja atau setelah

bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

10. Apakah anda pernah merasakan keinginan untuk berbaring pada saat

bekerja atau setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

II. PELEMAHAN MOTIVASI

1. Apakah anda merasa susah untuk berpikir pada saat dan setelah

bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

Page 79: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

2. Apakah anda merasakan enggan atau lelah saat berbicara?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

3. Apakah anda merasa gugup setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

4. Apakah anda merasakan susah berkonsentrasi setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

5. Apakah anda merasa sulit untuk memusatkan perhatian?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

6. Apakah anda merasa sering lupa dalam waktu dekat ini?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

7. Apakah anda sering merasa kurang percaya diri setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

8. Apakah anda merasa cemas?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

9. Apakah merasa sulit untuk mengontrol sikap setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

10. Apakah anda merasa malas atau kurang tekun dalam melakukan

pekerjaan anda?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

Page 80: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

III. PELEMAHAN FISIK AKIBAT UMUM

1. Apakah anda merasa sakit kepala setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

2. Apakah bahu anda merasa kaku setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kandang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

3. Apakah anda merasakan nyeri pada punggung setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

4. Apakah nafas anda terasa sesak dan tekanan pada saat dan setelah

berkerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (sering)

5. Apakah tenggorokan anda terasa haus setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

6. Apakah suara anda terasa serak setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

7. Apakah anda merasa pening di kepala?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

8. Apakah anda pernah merasakan bagian tubuh anda gemetar tanpa

disadari pada saat dan setelah bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

9. Apakah anda mengelurakan air mata akibat kerja yang anda lakukan ?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

Page 81: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

c. Sering

d. Ya (selalu)

10. Apakan anda pernah merasa kurang sehat pada saat dan setelah

bekerja?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Ya (selalu)

Keterangan

Nilai A =1, Nilai B =2 Nilai C= 3, Nilai D=4

Cara penulisan menurut Sutrisno Hadi (1978,) adalah sebagai berikut:

1) Skala pengukuran kelelahan kerja subyektif terdiri 30 item pertanyaan,

skor bergerak dari 1-2

2) Skor ideal tertinggi yang dicapai adalah 130 dan skor terendah yang

dicapai adalah 30.

3) Rerata ideal di dapat adalah 50

4) Standar deviasi ideal 12,5

5) Lebar interval adalah 18,75 = 18

Rumus

dari hasil perhitungan di atas maka kategori penilaian kelelahan subyektif adalah

sebagai berikut

NO Kategori Skala Pengukuran

1 Kelelahan sangat ringan 30-67

3 Kelelahan berat 68-130

Page 82: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Lampiran 2

No Kegiatan

Tahun 2009 Tahun 2010

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Persiapan

2 Percarian lokasi

penelitian

3 Penyusunan proposal

penelitian

4 Pelaksanaan penelitian

5 Penyusunan laporan

penelitian

6 Seminar Laporan

penelitian

7 Revisi

Page 83: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Tenaga Operator SPBU

Di : SPBU di Kota Purwokerto

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bersama ini kami mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan para

petugas operator SPBU di kota Purwokerto, untuk berkenan mengisi atau memilih

jawaban yang paling cocok atau sesuai dengan kelelahan subyektif yang dirasakan

pada saat dan setelah bekerja dari daftar kuesioner yang akan disediakan dengan

memberi tanda chek (x) di tempat jawaban yang tersedia.

Pernyataan yang kami ajukan tidak ada hubungannya dengan nilai dan tidak

mempengaruhi keadaan responden dalam bentuk apapun.

Atas perhatian dan kesediaan bapak/ ibu, kami ucapkan banyak

terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Purwokerto, Februari 2010

Peneliti

Hadi Winarso

NIM.P17433107209

Page 84: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Lampiran 4

PERNYATAAN INFORMED CONSENT

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian dengan judul

“Hubungan Kadar Pb Darah dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU Tahun di

Kota Purwokerto 2010 yang diteliti oleh :

Nama : Hadi Winarso

NIM : P17433107209

Alamat : Desa Ngabean Rt/ 05/04 Kecamatan

Mirit, Kebumen

Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun.

Responden

(…………………….)

Page 85: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Lampiran 5

PERHITUNGAN BESARNYA SAMPEL YANG DITELITI

Diketahui Populasi: 108 orang

n=

dimana

Z = nilai konfersi α ditribusi normal (1.96)

P = Probabilitas Kejadian yang diteliti (0.5)

d= Tingkat ketelitian (10% /0.1)

n=

= 51.82

= 52 orang

Page 86: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Lampiaran 6

PEMERIKSAAN PB DARAH

1. Alat

a. Microwife Digester

2. Bahan

a. Larutan HCL 1 N

b. Aquadest

c. Sampel darah

d. HNO3

e. Natrium EDTA

3. Persiapan pengujian:

a. Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan sampel pemeriksaan Pb darah dan bahan-bahan yang

digunakan

b. Tahap penyetingan alat untuk pemeriksaan bahan kimi pada zat cair

Nyalakan alat dengan menekan tombol On pada alat, dan periksa

kondisi alat dengan mengkalibrasi alat

4. Tahap penuesuaian larutan dengan alat

Tahap penyesuaian bahan yang diperiksa dengan cara memasukan sampel

darah sebanyak 3 cc dengan menambahkan HNO3 25 cc dan masukan ke

dalam fesel kemudian dimasukan ke dalam microwave kemudian

Page 87: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

menseting alat dengan menekan tombol chemist yang artinya adalah

pemeriksaan bahan kimia dan pilih Pb.

5. Taham pemeriksaan

Setelah semuanya telah siap kemudian tahap pemeriksaan dengan

yaitu sebagai berikut

a. Tambahkan dengan aquadest sehingga volumenya menjadi 50 cc

kemudian

b. Periksa dengan menggunakan microwife digester dan baca berapa

kadar Pb yang ditampilkan oleh microwave digester dan tulis hasilnya

6. Proses perhitungan

Setelah hasil pemeriksaan darah ditemukan kandungan pb darahnya

selanjutnya dihitung dengan rumus

Mg/l

Selanjutnya dikonfesi dengan satuan µg/dl

Page 88: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)
Page 89: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

DATA HASIL PENELITIAN

TERHADAP RESPONDEN

NO Kode

Sampel

Kadar

Pb

Darah

(µg/dl)

Kelelahan

Subyektif

Jenis

Kelamin

Usia Masa

Kerja

Banyaknya Bahan

Bakar Yang Dijual

(Kilo liter)

1 4022 BM 36 Ringan L 21 3.5 538

2 4023 BM 102.63 Berat L 26 3 538

3 4024 BM 160.13 Berat P 19 4 538

4 4025 BM 94.88 Berat P 20 4 538

5 4026 BM 21.75 Ringan P 21 3 538

6 4027 BM 14.38 Ringan L 30 10 538

7 4028 BM 39 Ringan L 44 13 538

8 4029 BM 40.5 Ringan L 27 4 538

9 4030 BM 19.5 Ringan L 53 24 558

10 4031 BM 17.38 Ringan L 27 5 558

11 4032 BM 24.63 Ringan L 45 25 558

12 4033 BM 34.63 Ringan L 24 3 558

13 4034 BM 30.75 Berat L 26 4 558

14 4035 BM 224.25 Berat L 39 18 654

15 4036 BM 32.63 Ringan L 30 4 654

16 4037 BM 122.75 Berat L 40 17 654

17 4038 BM 59 Ringan L 25 4 654

18 4039 BM 135.25 Berat P 45 4 654

19 4040 BM 35 Ringan P 36 5 654

Page 90: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Lampiran 7

Proses Pengambilan Darah Petugas Operator

SPBU

Penyiapan Form Penelitian, Pengisian Informed

Concent

Pengisian Quesioner Oleh Operator SPBU

Page 91: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Pemeriksaan Tensi Darah Petugas Operator SPBU

Penyuluhan dan Konseling

Page 92: KTI PB & Kelelahan  (Hubungan Kadar Timah Hitam Darah Dengan Kelelahan Subyektif Petugas SPBU di Kota Purwokerto Tahun 2010)

Tehnik Pengiriman Sampel

Persiapan Pemeriksaan Sampel Pb Darah

Fesel dan Microwife Digester Unutuk Memeriksa kadar Pb darah