faktor resiko terjadinya cvd

4
Tugas Tambahan KKD Nindia Latwo Septipa (1306376282) Kelompok P5 Faktor resiko penyakit kardiovaskular Pendahuluan Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi di dunia, tidak hanya di negara dengan high income, namun negara dengan low-middle income juga tidak luput menyumbang angka dalam tingginya penyakit ini. Pada tahun 2002, kematian akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan mencapai 17 juta. 80% dari angka tersebut brasal dari negara low-middle income 1,3 . Diperkirakan tahun 2020, penyakit kardiovaskular bersama dengan stroke akan menyebabkan kematian dan disabilitas di seluruh dunia. Kematian akibat penyakit kardiovaskular juga akan meningkat, diestimasikan mencapai 20 juta pada tahun 2020 1,3 . Tatalaksana pada pasien yang mengalami penyakit kardiovaskular juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu pengobatan yang berlanjut. Berdasarkan hal ini, penting diketahui faktor resiko yang berkompeten dalam terjadinya penyakit kardiovaskular ini. Isi Terjadinya penyakit kardiovaskular diketahui merupakan kombinasi dari berbagai faktor resiko yang mendukung. Faktor resiko yang mendukung ini dibagi menjadi faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Berikut akan dibahas per kategorinya. A. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi 1. Riwayat keluarga Riwayat keluarga dapat meningkatkan seseorang mengalami penyakit kardiovaskular, dimana anggota keluarga (ayah , ibu) memiliki riwayat penyakit jantung di umur tertentu dapat mempengaruhi resiko mengalami penyakit kardiovaskular pada seseorang tersebut. Bila lelaki di keluarga ( ayah, saudara laki-laki) mengalami serangan jantung sebelum umur 55 tahun, atau bila anggota keluarga perempuan mengalami serangan jantung sebelum umur 65 tahun, maka seseorang tersebut

Upload: nindya-septipa

Post on 06-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Tugas Tambahan KKD Nindia Latwo Septipa (1306376282)

Kelompok P5 Faktor resiko penyakit kardiovaskular

Pendahuluan Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi di dunia, tidak hanya di negara dengan high income, namun negara dengan low-middle income juga tidak luput menyumbang angka dalam tingginya penyakit ini.Pada tahun 2002, kematian akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan mencapai 17 juta. 80% dari angka tersebut brasal dari negara low-middle income1,3. Diperkirakan tahun 2020, penyakit kardiovaskular bersama dengan stroke akan menyebabkan kematian dan disabilitas di seluruh dunia. Kematian akibat penyakit kardiovaskular juga akan meningkat, diestimasikan mencapai 20 juta pada tahun 20201,3. Tatalaksana pada pasien yang mengalami penyakit kardiovaskular juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu pengobatan yang berlanjut. Berdasarkan hal ini, penting diketahui faktor resiko yang berkompeten dalam terjadinya penyakit kardiovaskular ini.

IsiTerjadinya penyakit kardiovaskular diketahui merupakan kombinasi dari berbagai faktor resiko yang mendukung. Faktor resiko yang mendukung ini dibagi menjadi faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Berikut akan dibahas per kategorinya. A. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

1. Riwayat keluarga Riwayat keluarga dapat meningkatkan seseorang mengalami penyakit kardiovaskular, dimana anggota keluarga (ayah , ibu) memiliki riwayat penyakit jantung di umur tertentu dapat mempengaruhi resiko mengalami penyakit kardiovaskular pada seseorang tersebut. Bila lelaki di keluarga ( ayah, saudara laki-laki) mengalami serangan jantung sebelum umur 55 tahun, atau bila anggota keluarga perempuan mengalami serangan jantung sebelum umur 65 tahun, maka seseorang tersebut memiliki resiko lebih besar terhadap penyakit kardiovaskular1,3.Bila kedua orang tua mengalami penyakit jantung sebelum umur 55 tahun, maka resiko seseorang untuk mengalami penyakit jantung naik menjadi 50% bila dibandingkan dengan populasi biasa1,3.

2. Usia Usia seseorang dapat mempengaruhi resiko terjadinya penyakit kardiovaskular, dimana laki laki umur diatas sama dengan 45 tahun dan wanita diatas sama dengan 55 tahun memiliki resiko mengalami penyakit kardiovaskular lebih tinggi1,3. Intinya semakin seseorang berumur, maka resiko mengalami penyakit kardiovaskular lebih tinggi lagi.

3. Ras (etnis)Seperti diabetes mellitus yang memiliki resiko lebih tinggi pada ras tertentu, seperti ras Indian. Begitu pula dengan kejadian penyakit kardiovaskular. Di Inggris, dilaporkan bahwa angka kejadian penyakit jantung koroner lebih tinggi pada ras/etnis Asia Selatan2. Ras lainnya, misalnya Afrika- Karibia memiliki resiko hipertensi dan stroke yang lebih tinggi. Resiko hipertensi yang lebih tinggi, tentu mendukung resiko terjadinya penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi juga2.

B. Faktor yang dapat dimodifikasi 1. Merokok

Sejak tahun 1940an, diketahui bahwa merokok memiliki hubungan dengan kejadian penyakit jantung dan kanker. Bagaimana merokok bisa meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular, dapat melalui banyak jalur, diantaranya yakni zat yang terkandung dalam rokok dapat merusak endotelium dari pembuluh darah, meningkatkan deposit lemak di arteri, meningkatkan clotting, meningkatkan LDL, dan mengurangi HDL1,3. Semakin muda seseorang mulai untuk menjadi seorang perokok, maka semakin tinggi resiko mengalami penyakit jantung. Diketahui juga bahwa angka kematian akibat merokok ini mencapai 5 juta pertahun atau 9% dari angka kematian seluruhnya. Dan negara low-middle income ternyata memiliki persentase yang lebih tinggi angka perokoknya, diduga karena akses konsumsi rokok yang lebih mudah karena harga rokok yang lebih murah di negara – negara tersebut1,3.

2. Pola makan Intake kalori per kapota yang semakin tinggi di negara berkembang tenyata berisikan kalori yang bersifat lemak jenuh dari hewan dan mengandung trans fatty acids yang sudah terhidrogenasi dan berbahaya bagi kesehatan, hal ini diperparah dengan penurunan konsumsi sayur dan buah1,3. Tingginya intake lemak jenuh dan trans fatty acid akan emningkatkan kadar LDL darah, yang tentunya resiko atherosklerosis akan semakin tinggi, bisa berujung pada penyakit kardiovaskular lainnya1,3.

3. Aktivitas fisik yang kurang Kemajuan teknologi, pergeseran tenaga manusia ke mesin menjadikan menghasilkan trend baru dalam aktivitas manusia menjadi sedenter. Hal ini tentu akan semakin menabung lemak dan tubuh, tanpa adanya penggunaan energi. Penumpukan lemak, peningkatan LDL akan memicu semakin tingginya resiko mengalami penyakit kardiovaskular1,3.

4. Peningkatan kadar Lipid Berbagai kemajuan yang ada, perubahan aktivitas, dan pola makan akan semakin meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Data epidemiologi, bahwa kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan 50% penyakit jantung iskemik, dan 18% kejadian stroke1,3. Peningkatan kadar kolesterol ini, ternyata lebih meningkat pad anegara dengan low-middle income, sedangkan nagara maju yang pada tahun 1980an memiliki prevalensi tinggi, semakin kesini mengalami penurunan prevalensi1,3.

5. Hipertensi Hipertensi diketahui sebagai peningkatan tekanan sistol lebih /sama dengan 140 mmHG dan atau tekanan diastol lebih sama dengan 90 mmHg pada 2 atau lebih pemeriksaan. Hipertensi dari data epidemiologi mengakibatkan 62% kejadian stroke dan 49% penyakit jantung iskemik1,3. Prevalensi tekanan darah yang tinggi terjadi di populasi industri dan populasi yang sedang mengalami pergesaran dari rural ke urban1,3. Selain itu, di negara low-middle income kejadian hipertensi lebih kearah tidak terdeteksi sehingga tidak tertatalaksana sama sekali,sehingga semakin meningkatkan kejadian stroke dan juga penyakit kardiovaskular1,3.

6. Obesitas Indeks masa tubuh yang berlebih meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Dimana lemak yang menumpuk di bagian perut, dapat mempengaruhi tekanan darah, lipid darah, dan mempengaruhi efektivitas insulin1,3. Jika efektivitas insulin menurun, maka

seseorang dapat mengalami DM, DM akan menuntun seseorang juga mengalami penyakit kardiovaskualar.

7. Diabetes mellitusResiko kejadian DM semkain meningkat seiring dengan BMI yang semakin tinggi dan inaktivitas yang juga semakin tinggi. Dimana angka DM ini pada tahun 2003, terdapat 194 juta orang yang mengalami DM, dan ¾ nya berasal dari negara high income1,3. Diperkirakan pada tahun 2025, akan meningkat 72% mencapai 333 juta penderita DM. Penderita DM, dapat mengalami banyak resikopenyakit kardiovaskular lainnya, seperti hipertensi, kadar kolerterol tinggi, dan lain – lain, sehingga selain DM,orang tersebut rentan mengalami penyakit kardiovaskular juga1,3.

Referensi :1. Kasper D, Harrison T. Harrison's principles of internal medicine. New York: McGraw-Hill, Medical

Pub. Division; 2005.p. 1417

2. Nhs.uk. Cardiovascular disease - Risk factors - NHS Choices [Internet]. 2015 [cited 27 September 2015]. Available from: http://www.nhs.uk/Conditions/cardiovascular-disease/Pages/Risk-factors.aspx

3. World-heart-federation.org. Cardiovascular disease risk factors | World Heart Federation [Internet]. 2015 [cited 27 September 2015]. Available from: http://www.world-heart-federation.org/cardiovascular-health/cardiovascular-disease-risk-factors/