faktor-faktor yang mempengaruhi status tekanan …

12
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1) Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | ISSN 2654-5411 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI JOB PERTAMINA TALISMAN JAMBI MERANG TAHUN 2017 Lela Juariah, Novie E Mauliku, Wawan Saepudin Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Tekanan darah merupakan faktor penting dalam sistem sirkulasi darah manusia. Peningkatan tekanan darah secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya risiko komplikasi penyakit stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal. Beberapa karyawan yang bekerja di lapangan JOB Pertamina Talisman Jambi Merang banyak yang mengalami peningkatan tekanan darah, sehingga menjadi faktor risiko terhadap terjadinya hipertensi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi status tekanan darah pada pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Populasi penelitiannya adalah seluruh pekerja dan kontraktor di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang, dengan tehnik propotional random sampling diperoleh sampel sebanyak 84 pekerja. Instrumen yang digunakan dalam bentuk kuesioner, kemudian data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran karyawan yang mengalami tekanan darah tidak normal sebanyak 56%. Terdapat hubungan antara tekanan panas (p=0,0001) dengan PR 8,381 (95% CI: 2,971-23.642), masa kerja (p=0,006) dengan PR 6,422 (95% CI: 1,712-24,087), umur (p=0,0001) dengan PR 7,062 (95% CI:2,685-18,570) dan kebiasaan merokok (p=0,039) dengan PR 2,800 (95% CI:1,145-6.845).Pihak perusahaan diharapkan melakukan perbaikan lingkungan kerja pada (bahaya fisik) dengan cara promotif dan preventif salah satunya safety talk, health talk, health bulletin, poster dan leaflet tentang faktor risiko tekanan darah untuk menambah wawasan pengetahuan bagi pekerja. Kata kunci : cross-sectional, faktor risiko, tekanan darah ABSTRACT Blood pressure is an important factor in the human blood circulation system. Increased blood pressure continuously will cause a risk of complications of stroke, heart attack, and kidney failure. Some workers who work on the JOB Pertamina Talisman field in Jambi, Merang, was experience an increase in blood pressure so that it becomes a risk factor for hypertension. The aims of the study is to determine the factors that influence blood pressure in workers at JOB Pertamina Talisman Jambi Merang in 2017. The study design used was cross- sectional. The study population was all workers and contractors in JOB Pertamina Talisman Jambi Merang, which a technique of proportional random sampling obtained a sample of 84 worker. The instrument used a questionnaire, so that the data were analyzed by univariate and bivariate. The results showed that the percentage of workers who experienced abnormal blood pressure was 56%. There was a relationship between heat pressure (p = 0.0001) with PR 8,381 (95% CI: 2,971-23,642), lenght of job (p = 0,006) with PR 6,422 (95% CI: 1,712- 24,087), age (p = 0,0001) with PR 7,062 (95% CI: 2,685-18,570) and smoking habit (p = 0,039) with PR 2,800 (95% CI: 1,145-6,845). The company is expected to improve the work environment on (physical hazards) by means of promotive and preventive one of which is safety talk, health talk, health bulletins, posters and leaflets about risk factors for blood pressure to increase knowledge for workers. Key Words : Cross Sectional, Risk factor, blood pressure PENDAHULUAN Tekanan darah merupakan faktor penting pada sistem sirkulasi darah manusia. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh manusia. Peningkatan tekanan darah (hipertensi) secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya risiko terhadap komplikasi penyakit stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal. Menurut data WHO, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 % penghuni bumi mengidap hipertensi, angka ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 305 Jl.Terusan Jenderal Sudirman Cimahi 40533 Tlp: 0226631622 - 6631624

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1) Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 |

Oktober 2018 | ISSN 2654-5411

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN DARAH

PADA PEKERJA DI JOB PERTAMINA TALISMAN JAMBI MERANG TAHUN

2017

Lela Juariah, Novie E Mauliku, Wawan Saepudin Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi

ABSTRAK

Tekanan darah merupakan faktor penting dalam sistem sirkulasi darah manusia. Peningkatan tekanan darah secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya risiko komplikasi penyakit stroke, serangan

jantung, dan gagal ginjal. Beberapa karyawan yang bekerja di lapangan JOB Pertamina Talisman Jambi

Merang banyak yang mengalami peningkatan tekanan darah, sehingga menjadi faktor risiko terhadap terjadinya hipertensi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi status

tekanan darah pada pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017. Rancangan penelitian

yang digunakan adalah cross-sectional. Populasi penelitiannya adalah seluruh pekerja dan kontraktor di JOB

Pertamina Talisman Jambi Merang, dengan tehnik propotional random sampling diperoleh sampel sebanyak 84 pekerja. Instrumen yang digunakan dalam bentuk kuesioner, kemudian data yang diperoleh dianalisis

secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran karyawan yang mengalami

tekanan darah tidak normal sebanyak 56%. Terdapat hubungan antara tekanan panas (p=0,0001) dengan PR 8,381 (95% CI: 2,971-23.642), masa kerja (p=0,006) dengan PR 6,422 (95% CI: 1,712-24,087), umur

(p=0,0001) dengan PR 7,062 (95% CI:2,685-18,570) dan kebiasaan merokok (p=0,039) dengan PR 2,800

(95% CI:1,145-6.845).Pihak perusahaan diharapkan melakukan perbaikan lingkungan kerja pada (bahaya

fisik) dengan cara promotif dan preventif salah satunya safety talk, health talk, health bulletin, poster dan leaflet tentang faktor risiko tekanan darah untuk menambah wawasan pengetahuan bagi pekerja.

Kata kunci : cross-sectional, faktor risiko, tekanan darah

ABSTRACT

Blood pressure is an important factor in the human blood circulation system. Increased blood pressure

continuously will cause a risk of complications of stroke, heart attack, and kidney failure. Some workers who work

on the JOB Pertamina Talisman field in Jambi, Merang, was experience an increase in blood pressure so that it

becomes a risk factor for hypertension. The aims of the study is to determine the factors that influence blood

pressure in workers at JOB Pertamina Talisman Jambi Merang in 2017. The study design used was cross-

sectional. The study population was all workers and contractors in JOB Pertamina Talisman Jambi Merang, which

a technique of proportional random sampling obtained a sample of 84 worker. The instrument used a

questionnaire, so that the data were analyzed by univariate and bivariate. The results showed that the percentage

of workers who experienced abnormal blood pressure was 56%. There was a relationship between heat pressure (p

= 0.0001) with PR 8,381 (95% CI: 2,971-23,642), lenght of job (p = 0,006) with PR 6,422 (95% CI: 1,712-

24,087), age (p = 0,0001) with PR 7,062 (95% CI: 2,685-18,570) and smoking habit (p = 0,039) with PR 2,800

(95% CI: 1,145-6,845). The company is expected to improve the work environment on (physical hazards) by means

of promotive and preventive one of which is safety talk, health talk, health bulletins, posters and leaflets about risk

factors for blood pressure to increase knowledge for workers.

Key Words : Cross Sectional, Risk factor, blood pressure

PENDAHULUAN

Tekanan darah merupakan faktor penting

pada sistem sirkulasi darah manusia.

Peningkatan atau penurunan tekanan darah

akan mempengaruhi homeostatsis di dalam

tubuh manusia. Peningkatan tekanan darah

(hipertensi) secara terus menerus akan

menyebabkan terjadinya risiko terhadap

komplikasi penyakit stroke, serangan jantung,

dan gagal ginjal.

Menurut data WHO, di seluruh dunia,

sekitar 972 juta orang atau 26,4 % penghuni

bumi mengidap hipertensi, angka ini

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 305

Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533 Tlp: 0226631622 - 6631624

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2%

di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap

hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan

639 sisanya berada di negara sedang

berkembang, termasuk Indonesia (Ana, 2007).

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi

dua golongan yaitu hipertensi esensial yang

tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi

sekunder yang diketahui penyebabnya seperti

gangguan ginjal, gangguan hormon, dan

sebagainya. Jumlah penderita hipertensi

esensial sebesar 90-95%, sedangkan jumlah

penderita hipertensi sekunder sebesar 5-10%

(Budiyanto,2002).

Proporsi penderita penyakit kardiovaskuler

yang dirawat di rumah sakit di Indonesia terus

meningkat dari 2,1% di tahun 1990 menjadi

6,8% di tahun 2001. Penelitian yang dilakukan

Misbach (2001) dalam melihat faktor risiko

penyakit kardiovaskuler akibat hipertensi,

menunjukan tekanan darah 120-139 mmHg

meningkatkan risiko hingga 16,3%, 140- 159

mmHg sebanyak 22,7%, dan ≥ 160 mmHg

bisa menaikkan risiko hingga 8 kali lipat

yakni 49,2%. Adanya peningkatan kejadian

hipertensi, secara teori tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

hipertensi, sehingga diperlukan upaya analisis

lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi.

Banyak faktor yang dapat memperbesar

risiko seseorang menderita hipertensi terutama

di tempat kerja, diantaranya disebabkan oleh

faktor lingkungan dan individu. Faktor

lingkungan seperti kebisingan, getaran,

tekanan panas (heat stress), lama kerja, posisi

kerja dan beban kerja. Sedangkan faktor

individu seperti aktifitas fisik, stres, umur,

jenis kelamin, riwayat keturunan, status gizi

(obesitas), merokok dan minum alkohol

Beavers, (2008) dan Safyan (2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti, dkk

(2005), diperoleh hasil ada hubungan yang

bermakna antara masa kerja dengan kenaikan

tekanan darah pekerja. Pekerja yang masa

kerjanya lebih dari 8 tahun mempunyai risiko

kenaikan tekanan darah sebesar 2,150 kali

lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang

masa kerjanya kurang atau sama dengan 8

tahun.

Penelitian Prayitno (2012) tentang hubungan

antara usia dengan tekanan darah dimana

ditemukan kecenderungan peningkatan

prevalensi menurut peningkatan usia dan

biasanya pada usia ≥ 40 tahun (Bustan, 1997

dalam Dian, 2005). Hal ini disebabkan karena

tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan

bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta,

serta adanya proses degeneratife, yang lebih

sering pada usia tua. Seperti yang dikemukakan

oleh Muniroh, Wirjatmadi & Kuntoro (2007),

pada saat terjadi penambahan usia sampai

mencapai tua, terjadi pula risiko peningkatan

penyakit yang meliputi kelainan syaraf, kelainan

jantung dan pembuluh darah serta berkurangnya

fungsi panca indera dan kelainan metabolisme

pada tubuh.

Nikotin dan karbondioksida yang

terkandung dalam rokok akan merusak lapisan

endotel pembuluh darah arteri, elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga

menyebabkan tekanan darah meningkat

(Depkes,2007). Mekanisme ini menjelaskan

responden yang merokok setiap hari memiliki

risiko untuk menderita hipertensi. Berdasarkan

hasil penelitian Febby dan Nanang (2012),

didapat ada hubungan yang bermakna antara

kebiasaan merokok dengan tekanan darah (p =

0,000) sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Siburain (2004).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan

menyimpulkankan bahwa tekanan panas di

tempat kerja dapat memberikan dampak yang

buruk pada kesehatan. Pada penelitian Dian

(2011) menunjukan hubungan yang signifikan

antara tekanan panas degan tekanan darah pada

tenaga kerja di PT. Ind Acidatma. Tbk. Kemiri,

Kebakramat, Karanganyar, yaitu setelah terpajan

tekanan panas 12 orang memiliki tekanan darah

tinggi dan 8 orang lainnya memiliki tekanan

darah normal. Hal ini berarti bahwa semakin

tinggi tekanan panas, maka

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 306

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

semakin tinggi pula tekanan darah karyawan

tersebut.

Iklim kerja panas atau tekanan panas dapat

menyebabkan beban tambahan pada sirkulasi

darah dan tekanan darah. Pada waktu

melakukan pekerjaan fisik yang berat di

lingkungan panas,maka jantung akan

memompa lebih kuat dan darah akan

mendapat beban tambahan karena harus

membawa oksigen ke bagian otot yang sedang

bekerja. Disamping itu harus membawa panas

dari dalam tubuh ke permukaan kulit. Hal

demikian juga merupakan beban tambahan

bagi jantung yang harus memompa darah

lebih banyak lagi. Akibat dari pekerjaan ini,

maka frekuensi denyut nadi dan tekanan darah

akan meningkat (Santoso, 2004).

Menurut ketentuan yang ditetapkan oleh

pemerintah yang berkaitan dengan iklim di

tempat kerja, yaitu Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

No.Per.13/Men/X/ 2011 tentang nilai ambang

batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat

kerja untuk iklim kerja dan nilai ambang batas

untuk temperatur tempat kerja, ditetapkan: nilai

ambang batas (NAB) untuk iklim kerja adalah

situasi kerja yang masih dapat dihadapi oleh

tenaga kerja dalam pekerjaan sehari-hari yang

tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan

kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidak

melebihi dari 8 (delapan) jam sehari dan 40

(empat puluh) jam seminggu. NAB terendah

untuk iklim kerja ISBB (Indeks Suhu Bola dan

Basah) ruang kerja adalah 28°C dan NAB

tertinggi adalah 32,2°C, tergantung pada beban

kerja dan pengaturan waktu kerja

(Depnakertrans, 2011).

Lingkungan kerja dengan suhu yang tinggi

dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja

seperti dehidrasi,heat cramps, heat strain, heat

exhaustion, dan heat stroke. Heat cramps

dialami dalam lingkungan yang suhunya tinggi

sebagai akibat bertambahnya keringat yang

menyebabkan hilangnya garam natrium (Na)

dari tubuh sebagai akibat dari minum banyak air

tapi tidak diberi garam untuk mengganti

garam natrium yang hilang. Heat cramps

mengakibatkan kejang otot pada tubuh dan

perut yang sakit. Disamping kejang tersebut

terdapat pula gejala yang biasa terjadi pada

heat stress yaitu pingsan, kelemahan dan

muntah. Heat exhaustion biasanya ditandai

dengan penderita berkeringat banyak, suhu

tubuh normal atau subnormal tekanan darah

menurun dan denyut nadi bergerak lebih cepat.

Selain itu tekanan panas dapat menyebabkan

terjadinya vasodilatasi pembuluh darah

perifer, sehingga keseimbangan peredaran

darah akan terganggu (Beavers, 2008).

Hasil studi pendahuluan terhadap kondisi

lingkungan kerja pada tanggal 19 November

2016, dengan mengambil sampel pengukuran

tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja pada

pekerja yang terpajan tekanan panas yang

melebihi Nilai Ambang Batas sebanyak 10

orang sampel. Dari 10 sampel tersebut, 7 sampel

diantaranya mengalami kenaikan tekanan darah

setelah bekerja. Berkaitan dengan studi

pendahuluan tersebut, peneliti ingin melakukan

penelitian lebih lanjut tentang faktor – faktor

yang mempengaruhi kenaikan tekanan darah

pada pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi

Merang tahun 2017.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut

diatas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah faktor – faktor apa

saja yang mempengaruhi status tekanan darah

pada pekerja di JOB Pertamina Talisman

Jambi Merang tahun 2017.

Adapun Tujuan Umum penelitian ini

adalah untuk mengetahui faktor – faktor apa

saja yang mempengaruhi status tekanan darah

pada pekerja di JOB Pertamina Talisman

Jambi Merang Tahun 2017. Tujuan khususnya

dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Mengetahui gambaran tekanan darah,

tekanan panas, masa kerja, umur dan

merokok pada pekerja di JOB Pertamina

Talisman Jambi Merang. Mengetahui hubungan antara tekanan

panas tehadap tekanan darah pada pekerja

di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 307

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

Mengetahui hubungan masa kerja dengan

tekanan darah pada pekerja di JOB

Pertamina Talisman Jambi Merang.

Mengetahui hubungan antara umur dengan

tekanan darah pada pekerja di JOB

Pertamina Talisman Jambi Merang. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survey

observational dengan rancangan penelitian

analitik - cross sectional study (studi potong

melintang). Sesuai dengan tujuan penelitian

adalah untuk mengetahui hubungan antara

tekanan darah dengan faktor – faktor yang

dapat mempengaruhinya, dengan melakukan

pengambilan data pada variabel dependen

(tekanan darah) dengan variabel independen

(tekanan panas, umur, kebiasaan merokok dan

masa kerja) pada satu waktu.

1. Alat dan Bahan Instrumen atau alat pengumpulan data

yang digunakan pada penelitian ini antara lain:

a. Kuesioner

Lembar kuesioner berisi pertanyaan

tentang variabel penelitian, yaitu tekanan

darah sebelum dan sesudah bekerja, umur,

masa kerja, kebiasaan merokok dan tekanan

panas. Kuesioner terdiri dari 6 pertanyaan.

b. Sphygmomanometer Reister

Merupakan alat untuk pengukuran

tekanan darah pekerja secara manual dan

telah dilakukan kalibrasi alat.

Gambar 1. Sphygmomanometer Reister c. Alat ukur Quest Temp

Merupakan alat untuk mengukur suhu

basah, suhu kering, suhu radiasi dan suhu

panas. Berikut gambar alat WBGT / ISBB

Quest Temp yang digunakan pada

penelitian ini :

e. Mengetahui hubungan antara kebiasaan

merokok dengan tekanan darah pada

pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi

Merang.

Gambar 2. Quest Temp (WBGT)

2. Langkah pengukurannya : Tahap persiapan

Pada tahap ini, disiapkan alat-alat yang

diperlukan dalam proses pengukuran,

antara lain : kain katun, akuades dan alat

ukurnya. b. Tahap Pengukuran

Letakkan alat pada titik pengukuran

tripot kamera di area kerja dan sesuaikan

ketinggian sensor dengan kondisi pekerja.

Buka tutup termometer suhu basah

alami dan tutup ujung thermometer dengan

kain katun yang sudah disediakan. Basahi

kain katun dengan aquadest secukupnya

sampai pada wadah tersedia cukup

aquadest untuk menjamin agar termometer

tetap basah selama pengukuran.

Nyalakan alat dan biarkan alat selama

beberapa menit untuk proses adaptasi

dengan kondisi titik pengukuran.

Setelah melewati masa adaptasi, aktifkan

tombol untuk logging atau proses

penyimpanan data dan data temperatur

lingkungan akan disimpan di dalam memori

alat berdasarkan kelipatan waktu yang

digunakan (logging rate). Waktu

pengukuran mulai dihitung sejak proses

logging berjalan.

Biarkan alat dititik pengukuran sesuai

dengan waktu pengukuran yang diinginkan.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 308

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

Bila telah selesai, non aktifkan fungsi

logging dan kemudian alat bisa pindah ke

titik pengukuran yang lain atau data yang

ada sudah bisa dipindahkan ke komputer

atau di cetak/print.

Bila pengukuran dilanjutkan ke titik

pengukuran yang lain tanpa harus melakukan

pemindahan data, maka langkah pengukuran

diulang dari langkah ketiga.

3. Jalannya Penelitian Tehnik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan data primer

yang diambil langsung dari responden

menggunakan metode angket berupa

kuesioner yang sudah baku yaitu dengan

cara diisi langsung oleh responden dan

pengukuran lingkungan kerja (kadar debu

total, suhu, kelembaban atau ISBB).

Pengumpulan data dengan menyebarkan

dan mengisi lembar kuesioner pada pekerja

JOB Pertamina Talisman Jambi Merang.

Pengukuran tekanan darah karyawan

dilakukan sebelum dan sesudah bekerja.

Pengukuran lingkungan kerja (kadar

debu, suhu dan kelembaban) dilakukan oleh

peneliti dan operator syslab di area central

gas plant untuk menentukan titik sampel.

Penentuan titik pengukuran kadar suhu dan

kelembaban dilakukan dengan

pertimbangan bahwa titik tersebut

merupakan tempat yang terdekat dengan

hazard. Pengukuran suhu dan kelembaban

pada titik 1 ke titik lain diukur selama 15

menit, kemudian mencatat hasilnya.

4. Analisa Data Analisa data dilakukan secara bertahap,

dimulai dengan analisa univariat

dilanjutkan analisa bivariat. a. Analisis Univariat

Analisis univariat untuk mendapatkan

gambaran distribusi dan frekuensi dari

variabel independen (masa kerja, umur

status merokok dan tekanan panas) dan

variabel dependen (tekanan darah). Hasil

analisa data disajikan dalam bentuk tabel

dan diinterpretasikan.

b. Analisis Bivariat Analisis bivariat untuk mengetahui

faktor – faktor yang berhubungan dengan

status tekanan darah, analisis yang

dilakukan dengan menggunakan uji

statistik Chi Square. Rumus menghitung

Chi-Square (Riyanto, 2011). 2=∑( − )2

Keterangan : f_o = frekuensi observasi (frekuensi empiris) f_e = frekuensi harapan (frekuensi teoritis) = jumlah semua pertanyaan

x 2 =nilai Chi-Square

Hasil perhitungan statistik antara dua

variabel bebas dan terikat dengan

menggunakan taraf signifikansi α = 0,05

dan Confidence Interval (CI) 95%, dengan

ketentuan sebagai berikut :

p-value > 0,05 berarti H0 ditolak

(p>α). Uji statistik menunjukkan tidak ada

hubungan yang bermakna

p-value ≤ 0,05 berarti Ha diterima

(p≤α). Uji statistik menunjukkan ada

hubungan yang bermakna.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 309

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Tekanan Darah, Masa Kerja, Umur, Kebiasaan Merokok dan Tekanan Panas

Pada Pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah, Masa Kerja, Umur, Kebiasaan Merokok dan Tekanan

Panas pada Pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

Variabel Kategori Frekuensi Persentase

(n) (%)

Umur > 40 tahun 44 52,4

≤ 40 tahun 40 47,6

Masa kerja > 8 tahun 20 23,8

≤ 8 tahun 64 76,2

Kebiasaan merokok Ya 48 57,1

Tidak 36 42,9

Tidak memenuhi 55 65,5

Tekanan panas syarat

Memenuhi syarat 29 34,5

Tidak Normal 47 56

Tekanan darah Normal 37 44

Total 84 100 Sumber : data primer

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui

bahwa dari 84 pekerja di JOB Pertamina

Talisman Jambi Merang pekerja dengan usia >

40 tahun (52,4%), memiliki masa kerja ≤ 8

tahun (76,2%), memiliki kebiasaan merokok

(57,1%), tekanan panas yang tidak memenuhi

syarat (65,5%) dan memiliki tekanan darah

tidak normal (56%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56%

pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi

Merang memiliki tekanan darah tidak normal.

Hal ini disebabkan karena banyaknya mesin

dan kondisi lingkungan kerja yang

mengeluarkan panas sehingga akan

mempengaruhi sistem kardiovaskuler termasuk

tekanan darah meningkat, selain itu tekanan

darah yang meningkat disebabkan oleh aktivitas

fisik dari mulai sedang hingga berat dilihat dari

pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik

seperti mendorong pipa-pipa sambungan jalur

migas dari sumur minyak ke area central gas

plant, memutar valve pipa dan valve kompresor

untuk mengatur aliran kondensat dan gas,

mengangkat pipa besi, pipa

baja, mesin dan mengemudi forclip, crane, dan

juga mobil angkutan barang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

76,2% pekerja di JOB Pertamina Talisman

Jambi Merang memiliki masa kerja ≤ 8 tahun.

Hal ini karena tenaga kerja yang masuk kerja

di bagian operation dan maintenance harus

memiliki skill yang baik, sehingga karyawan

yang masuk dibagian tersebut banyak yang

masa kerjanya kurang dari 8 tahun, selain itu

operational perusahaan di bidang migas masih

baru sehingga tenaga kerja yang bekerja di

JOB PTJM banyak yang kurang dari 8 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,4%

pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi

Merang memiliki usia > 40 tahun. Hal ini karena

kebanyakan responden merupakan praktisi yang

memerlukan keahlian (skill) yang sangat baik

untuk menunjang pekerjaan yang memerlukan

ketelitian sehingga, perekrutan karyawan baru

yang diambil adalah karyawan yang telah

berpengalaman bekerja di sektor Migas dari

perusahaan sebelumnya. Sehingga kecendrungan

tenaga kerja yang ada di bagian

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 310

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

operation dan maintenance rata- rata memiliki

usia yang cenderung lebih dari 40 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak

57,1% pekerja di JOB Pertamina Talisman

Jambi Merang memiliki kebiasaan merokok.

Hal ini disebabkan semua pekerja berjenis

kelamin laki-laki sahingga menjadikan rokok

sebagai hal yang dianggap biasa. Hal tersebut

didukung oleh adanya ruang khusus smoking

area yang membuat para pekerja sulit berhenti

merokok. Merokok merupakan faktor yang

menyebabkan meningkatnya denyut jantung

dan tekanan darah sementara yang disebabkan

oleh nikotin dalam peredaran darah. Pada

prinsipnya kebiasaan merokok akan memicu

terjadinya penyempitan pembuluh darah dan

meningkatkan tekanan darah (Marvyn, 2001).

.

Hasil penelitian didapatkan bahwa

sebanyak 60,7% pekerja di JOB Pertamina

Talisman Jambi Merang bekerja di area

dengan tekanan panas rata-rata tidak

memenuhi syarat. Hal ini disebabkan sebagian

besar pekerja bekerja di luar ruangan (outdor)

dimana paparan panas yang berasal dari

matahari, mesin boiler, mesin turbin, mesin

kompresor, genset pengering condensat dan

pipa minyak dan gas yang bertekanan tinggi

sehingga menghasilkan panas, sementara itu di

dalam ruangan (indor) tekanan panas berasal

dari area workshop seperti gerinda, lasting,

cuting, dan putaran dan gesekan dari mesin-

mesin bergerak yang mengeluarkan panas dari

prosesnya

Hubungan antara Tekanan Panas tehadap Tekanan Darah pada Pekerja di JOB Pertamina

Talisman Jambi Merang tahun 2017

Tabel 2. Hubungan Antara Tekanan Panas Tehadap Tekanan Darah Pada Pekerja di JOB Pertamina

Talisman Jambi Merang tahun 2017 Tekanan darah

Tekanan panas Tidak

Normal Total PR P

Normal (95% CI) Value

N % N % N %

Tidak memenuhi syarat 40 72,7 15 27,3 55 100 8,381

0,0001 Memenuhi syarat 7 24,1 29 75,9 29 100 2.971 -

Total 47 56 84 44 84 100 23.642 Sumber: Data Primer

Berdasarkan Tabel II. didapatkan bahwa

dari 55 pekerja di JOB Pertamina Talisman

Jambi Merang 40 pekerja diantaranya bekerja

dengan tekanan panas tidak memenuhi syarat

dan memiliki tekanan darah tidak normal

sebanyak 72,7%. Hasil uji statistik didapatkan p

value = 0,0001 < α (0,05), sehingga Ho ditolak

artinya terdapat hubungan antara tekanan panas

tehadap status tekanan darah pada pekerja di

JOB Pertamina Talisman Jambi Merang. Hasil

analisis diperoleh nilai PR 8,381 (95% CI:

2,971-23.642) artinya pekerja yang bekerja

dengan tekanan panas tidak memenuhi syarat

memiliki risiko 8,3 kali lebih tinggi untuk

mengalami peningkatan tekanan darah

dibandingkan dengan pekerja yang bekerja

dengan tekanan panas yang memenuhi syarat.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Aperos dkk (2015) dimana

terdapat hubungan yang signifikan antara

tekanan panas dengan tekanan darah pada

pekerja di PT Perkebunan Nusantara IV

Kebun Bah Butong.

Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Puspitasari (2011) yang

menggunakan uji statistik korelasi diperoleh

data hasil p-value 0,000 ≤ 0,001 yang

menyatakan hasil uji signifikan hubungan

tekanan panas dengan denyut nadi dan tekanan

darah pada pekerja bagian Weaving PT

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 311

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

Tyfountex Indonesia, Sukoharjo yaitu semakin

tinggi tekanan panas maka semakin tinggi pula

denyut nadi dan tekanan darah pekerja.

Terdapat beberapa cara untuk

menetapkan besarnya tekanan panas menurut

Suma’mur (2009) yaitu suhu efektif, yaitu

indeks sensoris tingkat panas (rasa panas)

yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan

bekerja ringan dalam berbagai kombinasi

suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara.

Indeks Suhu Bola dan Basah atau (Wet Bulb-

Globe Temperature Index), prediksi kecepatan

keluar keringat selama 4 jam (predicted – 4 –

hour sweat rate disingkat P4SR), yaitu

banyaknya prediksi keringat keluar selama 4

jam sebagai akibat kombinasi suhu,

kelembaban dan kecepatan aliran udara serta

panas radiasi. Indeks Belding-Hacth, yaitu

kemampuan berkeringat orang standar yaitu

orang muda dengan tinggi 170 cm dan berat

badan 154 pon, dalam keadaan sehat memiliki

kesegaran jasmani, serta beraklimatisasi

terhadap iklim kerja panas.

Terjadinya tekanan panas melalui

kombinasi dari beberapa faktor (lingkungan,

pekerjaan dan pakaian) dan cenderung untuk

meningkatkan suhu inti tubuh, detak

jantung/denyut nadi, dan keringat (Bernard,

2002). Sedangkan menurut OSHA, tekanan

panas adalah ketika terdapat suatu pekerjaan

yang berhubungan dengan temperatur udara

yang tinggi, radiasi dari sumber panas,

kelembaban udara yang tinggi, pajanan

langsung dengan benda yang mengeluarkan

panas, atau aktifitas fisik secara terus menerus

yang mempunyai potensi tinggi untuk

menimbulkan tekanan panas.

Sesuai dengan teori Grandjean (1993)

yang menyatakan jika suhu lingkungan

meningkat, maka efek fisiologis yang terjadi

adalah peningkatan kelelahan, peningkatan

denyut nadi, peningkatan tekanan darah,

mengurangi akitifitas organ pencernaan,

peningkatan aliran darah melalui kulit, dan

peningkatan produksi keringat menjadi

berlebih.

Hubungan antara Masa Kerja tehadap Tekanan Darah pada Pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang tahun 2017

Tabel 3. Hubungan Antara Masa Kerja Tehadap Tekanan Darah Pada Pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang tahun 2017

Tekanan darah Total PR P

Masa kerja Tidak Normal Normal

(95% CI) Value

N % N % N %

> 8 tahun 17 85,0 3 15,0 20 100 6.422

(1.712 –

≤ 8 tahun 30 46,9 34 53,1 64 100 0,006

Total 47 56 84 44 84 100 24.087) Sumber: Data Primer

Berdasarkan Tabel 3. didapatkan bahwa dari

20 pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi

Merang, 17 orang diantaranya memiliki masa

kerja > 8 tahun dan memiliki tekanan darah

tidak normal sebanyak 85%. Hasil uji statistik

didapatkan p value = 0,006 < α (0,05), maka Ho

ditolak artinya terdapat hubungan antara masa

kerja terhadap tekanan darah pada pekerja di

JOB Pertamina Talisman Jambi Merang. Hasil

analisis diperoleh nilai PR 6,422 (95% CI:

1,712-24,087) artinya pekerja dengan

masa kerja > 8 tahun memiliki risiko 6,4 kali

lebih tinggi untuk mengalami peningkatan

tekanan darah dibandingkan dengan pekerja

yang masa kerjanya kurang dari 8 tahun.

Menurut Joyce dkk (2008) tekanan darah

dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan

lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan

lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah

dalam satu hari berbeda, paling tinggi di waktu

pagi atau siang hari tergantung dari aktifitas

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 312

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

fisik yang dilakukan dan paling rendah pada

saat tidur malam hari.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hastuti, Setiani dan Nurjazui

(2005) hasil uji statistik hubungan antara masa

kerja dengan tekanan darah diperoleh p value

0,013 yang berarti ada hubungan yang

bermakna antara masa kerja dengan kenaikan

tekanan darah pada pekerja. Dengan demikian,

masa kerja merupakan faktor risiko terjadinya

kenaikan tekanan darah pada pekerja. Pekerja

yang masa kerjanya melebihi 8 tahun

mempunyai risiko kenaikan tekanan darah

sebesar 2,150 kali lebih besar dibandingkan

dengan pekerja yang masa bekerja kurang atau

sama dengan 8 tahun

d. Hubungan antara Umur tehadap Tekanan Darah pada Pekerja di JOB Pertamina

Talisman Jambi Merang tahun 2017

Tabel 4. Hubungan Antara Umur Tehadap Tekanan Darah Pada Pekerja di JOB

Pertamina Talisman Jambi Merang tahun 2017 Tekanan darah

Total PR P Umur Tidak Normal Normal

(95% CI) Value

N % N % N %

> 40 tahun 34 77,3 10 22,7 44 100 7.062

≤ 40 tahun 13 32,5 27 67,5 40 100 (2.685- 0,0001

Total 47 56 84 44 84 100 18.570) Sumber: Data Primer

Berdasarkan Tabel 4. didapatkan bahwa

dari 44 pekerja di JOB Pertamina Talisman

Jambi Merang, 34 pekerja diantaranya berumur

40 tahun dan memiliki tekanan darah tidak

normal sebanyak 77,3%. Hasil uji statistik

didapatkan p value = 0,0001 < α (0,05), maka

Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara

umur tehadap status tekanan darah pada

pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi

Merang. Hasil analisis diperoleh nilai PR

7,062 (95% CI: 2,685-18,570) artinya pekerja

dengan umur > 40 tahun memiliki risiko 7 kali

lebih tinggi untuk mengalami peningkatan

tekanan darah dibandingkan dengan pekerja

yang umurnya kurang dari 40 tahun.

Umur berkaitan dengan aspek secara

fisiologis semakin tua umur seseorang maka

fungsi kerja sistem kardiovaskulernya akan

semakin menurun, salah satu diantaranya

berkaitan dengan tekanan darah yang tidak

normal akibat terjadi perubahan elastisitas

pembuluh darah yang menyebabkan tekanan

darah naik atau meningkat. Umur yang

melebihi 40 tahun secara fisiologis termasuk

dalam dewasa akhir dan transisi menjadi

lansia sehingga fungsi kerja sistem

kardiovaskuler akan mengalami penurunan.

Penelitian yang dilakukan oleh Lisrianti

(2014) diperoleh bahwa ada hubungan antara

umur dengan tekanan darah pada pekerja

dengan p value = 0,023 < α (0,05), sehingga

Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan

antara umur dengan tekanan darah pekerja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Aris (2007), Ekowati (2009), Julianty (2010) dan Marianti (2013) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kenaikan tekanan darah dan umur memiliki faktor risiko

terhadap kenaikan tekanan darah. Bahkan dalam penelitian Aris (2007), dinyatakan

bahwa umur 45 – 55 tahun mempunyai risiko terjadinya tekanan darah meningkat atau

hipertensi sebesar 2,22 kali dibandingkan dengan umur 25 – 35 tahun, dan

meningkatnya risiko sejalan dengan bertambahnya umur responden.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 313

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

Hubungan antara Kebiasaan Merokok tehadap Status Tekanan Darah pada Pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang tahun 2017

Tabel 5. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Tehadap Status Tekanan Darah Pada Pekerja di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang tahun 2017

Kebiasaan Tekanan darah

Total PR P Tidak Normal Normal

merokok

(95% CI) Value

N % N % n %

Ya 32 66,7 16 33,3 48 100 2.800

(1.145-

Tidak 15 41,7 21 58,3 36 100 0,039

6.845)

Total 47 56 84 44 84 100 Sumber: Data Primer

Berdasarkan Tabel V. didapatkan bahwa dari

48 responden di JOB Pertamina Talisman Jambi

Merang, 32 pekerja diantaranya memiliki

kebiasaan merokok dan memiliki tekanan darah

tidak normal sebanyak 66,7%. Hasil uji statistik

didapatkan p-value = 0,039 <

(0,05), maka Ho ditolak artinya terdapat

hubungan antara kebiasaan merokok tehadap

status tekanan darah pada pekerja di JOB

Pertamina Talisman Jambi Merang. Hasil

analisis diperoleh nilai PR 2,800 (95% CI:

1,145-6.845) artinya pekerjayang memiliki

kebiasaan merokok memiliki risiko 2,8 kali

lebih tinggi untuk mengalami peningkatan

tekanan darah dibandingkan dengan pekerja

yang tidak merokok.

Merokok merupakan perilaku tidak sehat

yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-

KESIMPULAN

Gambaran umum karyawan di JOB

Pertamina Talisman Jambi Merang yaitu

karyawan yang berumur > 40 tahun (52,4%),

masa kerja ≤ 8 tahun (76,2%), kebiasaan

merokok (57,1%), tekanan panas tidak

memenuhi syarat (65,5%) dan tekanan darahnya tidak normal (56%). Terdapat

DAFTAR PUSTAKA

Beevers, D.G. (2008). Seri Kesehatan Bimbingan Dokter pada Tekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat

Depkes RI. (2007). Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia. Jakarta:

hari. Merokok dapat meningkatkan tekanan

darah dan denyut jantung karena merokok

merangsang saraf simpatis untuk melepaskan

norepineprin melalui saraf dan meningkatkan produksi catecolamine yang dikeluarkan

melalui madula adrenal. Merokok dapat

merangsang kemoreseptor di arteri karotis dan

aorta bodies dalam meningkatkan denyut

jantung dan tekanan darah, dan secara

langsung melalui otot jantung yang

mempunyai efek inotropic (+) dan efek

conotropik. (Triwibowo, 2013).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Prayitno (2013), bahwa ada

hubungan yang bermakna antara kebiasaan

merokok dengan tekanan darah dengan p

value = 0,001.

hubungan antara tekanan panas (p=0,0001)

dengan PR 8,381 (95% CI: 2,971-23.642),

masa kerja (p=0,006) dengan PR 6,422 (95%

CI: 1,712-24,087), umur (p=0,0001) dengan

PR 7,062 (95% CI:2,685-18,570) dan

kebiasaan merokok (p=0,039) dengan PR

2,800 (95% CI:1,145-6.845).

Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan

Masyarakat

Febby H.D.A & Prayitno. (2012). Faktor –

factor yang berhubungan dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 314

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Tekanan Darah Pada Pekerja Di Job Pertamina Talisman Jambi Merang Tahun 2017

Murni,Cikarang Barat tahun 2012. Jurnal

Ilmu Kesehatan. Vol.5No.1. Januari 2013. James Joyce, Colin Baker & Helen Swain.

2008. Prinsip-prinsip Sains untuk

Keperawatan. Jakarta: Erlangga

Grandjen, Etienne. (2004). Fitting the Task to

the Man. New York: Taylor dan Franci

Hastuti E dkk. (2005). Faktor – faktor risiko

kenaikan tekanan darah pada pekerja yang

terpajan kebisingan di bandara Ahmad

Yani Semarang. Jurnal Kesehatan

Lingkungan Indonesia.Vol.4 No.2 Oktober

2005. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(2011). Dalam Surat keputusan Nomor :

PER.13 / MEN / X / 2011 tentang Nilai

Ambang Batas Faktor Fisika dan kimia di

Tempat Kerja. Jakarta : Menteri Tenga

Kerja Republik

Marvyn, leonard (2001). Hipertensi (high

blood pressure): pengendalian lewat

vitamin, gizi dan diet. Jakarta: Arcan

OSHA, (2015). Heatillness. Tersedia

https://www.osha.gov/SLTC/heatillness/.

Diunduh pada tanggal 16 Februari 2017.

Sumaryani. (2015). Bagaimana mencegah

gangguan fungsi ginjal akibat pajanan

panas di lingkungan kerja. Jurnal

Kesehatan, Vol 4.No.2 Sudirman & Sumak’mur. (2014). Kesehatan

Kerja dalam Prespektif Hyperkes &

Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga Suma’mur PK. (2009). Higene Perusahaan

dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Cetakan

2009. Jakarta: Sagung Seto. Santoso. (2004). Manajemen Keselamatan &

Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Triwibowo, Widyanto. (2013). Trend Disease

Trand Penyakit Saat Ini. Jakarta: Trans Info Media

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |

Halaman 315

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS TEKANAN …