faktor yanhl blumg mempengaruhi status kesehatan

Upload: danoe-soesanto

Post on 12-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Model Perencanaan kesh

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    1/40

    FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN

    HL. Blum (1980) seorang ahli kesehatan masyarakat menyatakan bahwa status kesehatan

    seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan yaitu (1) Keturunan, (2) PelayananKesehatan, (3) Perilaku,dan (4) Lingkungan. Teori tersebut sampai sekarang masih diakui

    kebenarannya dan dipakai dalam penyelenggaraan upaya menjaga dan meningkatkan derajat

    kesehatan di banyak negara. Diagram di samping ini menjelaskan lebih lanjut mengenai Teori

    Blum tersebut. Ternyata peran faktor-faktor terhadap status kesehatan seseorang, tidak sama

    besarnya. Faktor Keturunan memberi kan kontribusi pengaruh yang terkecil(10%), sedangkan

    faktor L ingkungan member ikan pengaruh terbesar, yaitu 51%. Pelayanan Kesehatan, termasuk

    di dalamnya rumah sakit yang canggih, harga mahal pelayanan yang hebat, ternyata hanya

    memberikan kontribusi 19% terhadap status kesehatan seseorang. Keadaan ini memberikan

    penjelasan bahwa semua faktor tersebut memang berperan terhadap status kesehatan, namun

    pendekatan terdapat rekayasa terhadap perilaku dan lingkungan seseorang memiliki daya ungkitlebih besar dibanding 2 faktor lainnya. Inilah yang mendasari pola pendekatan sistem pelayanan

    kesehatan saat ini, yaitu mengubah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dari orientasi semata-

    mata menyembuhkan penyakit menjadi upaya agar tidak menjadi sakit. Dengan kata lain,

    mengubah Paradigma Sakit menjadi ber-Paradigma Sehat. Cara pandang ini memastikan bahwa

    mencegah sakit melalui tata perilaku hidup yang baik dan mengupayakan lingkungan hidup yang

    sehat, adalah pendekatan yang lebih bermakna dibandingkan mengandalkan penanganan setelah

    menderita sakit di sarana pelayanan kesehatan.

    UPAYA MANAJEMEN KESEHATAN

    Upaya-upaya tersebut diantaranya adalah:

    a. Upaya Pemeliharaan Kesehatan

    Kuratif: tindakan pengobatan

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    2/40

    Rehabilitatif: upaya pemeliharaan atau pemulihan kesehatan agar penyakitnya tidak semakin

    terpuruk dengan mengkonsumsi makanan yang menunjang utnuk kesembuahan penyakitnya.

    b. Upaya Peningkatan Kesehatan

    Preventif: upaya pencegahan terhadap suatu penyakit

    Promotif: upaya peningkatn kesehatan

    FAKTOR DETERMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (TRIAS EPIDEMIOLOGI)

    Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinandari peristiwa kesehatan

    dan yang berkaitan dengan kesehatan yang menimpa masyarakat, serta menerapkan ilmu

    tersebut untuk memecahkan masalah kesehatan.Konsep penyebab dan proses terjadinyapenyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian

    penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis,

    fisiologis, psikologis, sosiologis dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan

    lingkungan (enviroment).

    Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga

    komponen penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent)dan lingkungan (Enviroment).

    Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan perlunya analis dan pemahaman masing-

    masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga

    komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model tr iangle epidemiologiatau trias

    epidemilogidan cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni

    mikroba) mudah di isolasikan dengan jelas dari lingkungan.

    Faktor Pejamu (Host)

    Host adalah manusia atau mahluk hidup lainnya, yang menjadi tempat terjadi proses alamiah

    perkembangan penyakit. Faktor host yang berkaitan dengan penyakit:

    1.

    Genetik: Sickle cell disease2. Umur, jenis kelamin, etnik, status perkawinan

    3. Status fisiologis: kelemahan, kehamilan, pubertas, stress, status gizi

    4. Pengalaman imunologi sebelumnya: hipersensitivitas, infeksi terdahulu,

    imunisasi, antibodi

    5. Perilaku: hygiene individu, penjamah makanan, diet, kontak antar personal,

    pekerjaan, rekreasi, pemanfaatan sumber daya kesehatan

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    3/40

    Hal-hal yang berkaitan dengan terj adinya penyakit pada manusia, antara lain :

    1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga

    2.

    Bentuk anatomis tubuh3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh

    4. Status kesehatan, termasuk status gizi

    5. Keadaan kuantitas dan respon monitors

    6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial

    7. Pekerjaan

    Unsur pejamusecara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :

    1. Manusia sebagai makhluk biologismemiliki batasan biologis tertentu, seperti :

    o Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan

    o Bentuk anatomis tubuh serta

    2. Manusia sebagai makhluk sosialmempunyai berbagai sifat khusus, seperti :

    Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga sehubungan

    sosial kemasyarakatan.

    Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat.

    Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh satu faktor

    tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur yang secara

    bersama-sama mendorong terjadinya penyakit. Unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua

    bagian utama yakni :

    1. Penyebab kausal primer

    Unsur ini dianggap sebagai faktor kausalterjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa

    walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit

    tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausul inidapat dibagi dalam 6 kelompok yaitu :

    1. Unsur penyebab biologisyakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk

    hiduptermasuk kelompok mikroorganisme seperti virus, bakteri, protozoa, jamur,

    kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada

    penyakit infeksi menular

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    4/40

    2. Unsur penyebab nutrisi, yakni semua unsur penyebab yang termasuk

    golonganzat nutrisidan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan

    maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin,

    mineral, dan air.

    3. Unsur penyebab kimiawi, yakni semua unsur dalam bentuksenyawa kimiayang

    dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini

    pada umumnya berasal dari luar tubuhtermasuk berbagai jenis zat, racun, obat-

    obatan keras. Berbagai senyawa kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap,

    maupun gas. Ada pula senyawa kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam)

    yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain

    4. Unsur penyebab fisika, yakni semua unsur yang dapat menimbulkan

    penyakit melalui proses fisika, seperti panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan

    (rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama

    melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.

    5. Unsur penyebab psikis, yakni semua unsur yang berhubungan dengan kejadian

    penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab inibelum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan

    sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian penyakit pada unsur penyebab

    genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-hati terhadap faktor kehidupan sosial

    yang bersifat non kausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya

    dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiawaan.

    2. Penyebab non kausal (sekunder)

    Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambahdalam proses kejadian

    penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian,

    maka dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinyapenyakit, kita tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus

    memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini

    didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat

    dipengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam

    proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis,

    kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak dibatasi hanya pada

    penyebab kausal saja, tetapi harus dianalisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di

    mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal

    primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit.

    Faktor Penyebab (Agent)

    Agent adalah unsur, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan tejadinya

    suatu penyakit.Faktor agent yang berkaitan dengan penyakit :

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    5/40

    1. Biologis :bakteri, virus, parasit, jamur, ricketsia

    2. Kimia :makanan tercemar pestisida, food additive, obat-obatan, limbah industri

    3. Nutrisi :kolesterol berlebihan, defisiensi vitamin, protein

    4. Fisik :panas, sinar, radiasi, suara, getaran obyek yg bergerak, mekanik (patah

    tulang)

    Agent menurut model segitiga epidemilogiterdiri dari biotis dan abiotis.

    1. Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5

    golongan :

    1. Protozoa: misalnya Plasmodum, amodea

    2. Metazoa: misalnyaarthopoda , helminthes

    3.

    Bakterimisalnya Salmonella, meningitis4. Virusmisalnya dengue, polio, measies, lorona

    5. JamurMisalnya : candida, tinia algae, hystoples osis

    2. Abiotis, terdiri dari :

    1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohidrat, lemak, mineral,

    protein dan vitamin)

    2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan

    3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.

    4. Mechanical Agentmisalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran

    5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi

    6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik.

    Faktor Lingkungan (Enviroment)

    Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik,

    biologik dan sosial. Faktor Lingkungan yg berkaitan dengan penyakit :

    1.

    L ingkungan fisik: kondisi udara, kondisi pemukiman, geology2. L ingkungan biologi: kepadatan penduduk, hewan atau tumbuhan (sebagai agent,

    reservoir, vektor)

    3. L ingkungan sosial ekonomi: terpapar pada agent kimia, kepadatan di daerah

    urban, ketegangan dan tekanan, perang, bencana alam, kemiskinan

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    6/40

    Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya

    sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan iku memegang peranan dalam proses kejadian

    penyakit.

    1. Lingkungan Biologis

    Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi :

    Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;

    Vektor pembawa infeksi

    Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi

    kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan

    makanan dan obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber

    penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan

    Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit

    tertentu terutama penyakit menular.

    Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting

    dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai

    unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun

    yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.

    2. Lingkungan fisik

    Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,

    maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik

    (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :

    Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan

    Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk

    pemencaran pada air, dan

    Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi

    dan lain sebagainya.

    Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang

    timbul akibat manusia sendiri.

    3. Lingkungan sosial

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    7/40

    Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta

    instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat

    tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :

    Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta

    sistem ekonomi yang berlaku; Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat

    Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat

    masyarakat setempat, dan

    Kebiasaan hidup masyarakat

    Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai

    sistem kehidupan sosial lainnya.

    KESEHATAN LINGKUNGAN

    A. Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan

    1. Pengertian kesehatan

    a)Menurut WHO

    Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu

    keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.

    b) Menurut UUNo 23 / 1992 ttgkesehatan

    Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang

    hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

    2. Pengertian lingkungan

    a. Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)

    Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan

    organisme.

    b. Menurut Encyclopaedia Americana (1974)

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    8/40

    Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.

    c. Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)

    Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta

    segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikutmempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.

    3. Pengertian kesehatan lingkungan

    Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

    Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis

    antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia

    yang sehat dan bahagia.

    Menurut WHO (World Health Organization)

    Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat

    menjamin keadaan sehat dari manusia.

    Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,

    WHO dan Sumengen)

    Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju

    keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

    B. Ruang lingkup kesehatan lingkungan

    Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :

    1) Penyediaan Air Minum

    2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

    3) Pembuangan Sampah Padat

    4) Pengendalian Vektor

    5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

    6) Higiene makanan, termasuk higiene susu

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    9/40

    7) Pengendalian pencemaran udara

    8) Pengendalian radiasi

    9) Kesehatan kerja

    10) Pengendalian kebisingan

    11) Perumahan dan pemukiman

    12) Aspek kesling dan transportasi udara

    13) Perencanaan daerah dan perkotaan

    14) Pencegahan kecelakaan

    15) Rekreasi umum dan pariwisata

    16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana

    alam dan perpindahan penduduk.

    17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

    Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 :

    1) Penyehatan Air dan Udara

    2) Pengamanan Limbah padat/sampah

    3) Pengamanan Limbah cair

    4) Pengamanan limbah gas

    5) Pengamanan radiasi

    6) Pengamanan kebisingan

    7) Pengamanan vektor penyakit

    8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    10/40

    C. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992

    1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis

    2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

    3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.

    4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.

    5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm

    keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara

    besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.

    D. Sejarah perkembangan kesehatan lingkungan

    1) Sebelum Orde Baru

    Th 1882 : UU ttg hygiene dlm Bahasa Belanda.

    Th 1924 : Atas Prakarsa Rochefeller foundation didirikan Rival Hygiene Work di

    Banyuwangi dan Kebumen.

    Th 1956 : Integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan lingkungan di Bekasi hingga

    didirikan Bekasi Training Centre

    Prof. Muchtar mempelopori tindakan kesehatan lingkungan di Pasar Minggu.

    Th 1959 : Dicanangkan program pemberantasan Malaria sebagai program kesehatan

    lingkungan di tanah air (12 Nopember = Hari Kesehatan Nasional)

    2) Setelah Orde Baru

    Th 1968 : Program kesehatan lingkungan masuk dalam upaya pelayanan Puskesmas

    Th 1974 : Inpres Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga)

    Adanya Program Perumnas, Proyek Husni Thamrin, Kampanye Keselamatan dan

    kesehatan kerja.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    11/40

    E. Konsep hubungan interaksi antara Host Agent Environmental

    1. Tiga komponen/faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit Model Ecology

    (JHON GORDON).

    Agent (Agen/penyebab): adalah penyebab penyakit pada manusia Host (tuan Rumah/Induk semang/penjamu/pejamu)adalah manusia yang ditumpangi

    penyakit.

    Lingkungan/environmental: Segala sesuatu yang berada di luar kehidupan organisme Cth

    : Lingkungan Fisik, Kimia, Biologi.

    Interaksi antara agent, host dan lingkungan serta model ekologinya adalah sebagai berikut

    :

    a. Antara agent Host dan lingkungan dalam keadaan seimbangsehingga tidak terjadi

    penyakit.

    b. Peningkatan kemampuan agentuntuk menginfeksi manusia serta mengakibatkan

    penyakit pada manusia.

    c. Perubahan l ingkunganmenyebabkan meningkatnya perkembangan agent.

    2. Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit

    1) Karakteristik Lingkungan

    Fisik: Air, Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas, radiasi.

    Sosial: Status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll.

    Biologis: Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan.

    2) Karakteristik Agent/penyebab penyakit

    Agent penyakit dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent penyakit

    dapat dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :

    a. Agent biologis

    Beberapa penyakit beserta penyebab spesifiknya

    Jenis agent

    Spesies agent

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    12/40

    Nama penyakit

    Metazoa

    Ascaris lumbricoides

    Ascariasis

    Protozoa

    Plasmodium vivax

    Malaria Quartana

    Fungi

    Candida albicans

    Candidiasis

    Bakteri

    Salmonella typhi

    Typhus abdominalis

    Rickettsia

    Rickettsia tsutsugamushi

    Scrub typhus

    Virus

    Virus influenza

    Influenza

    b. Agent nutrien: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.

    c. Agent fisik: suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas.

    d. Agent chemis/kimia:

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    13/40

    eksogencontoh ; alergen,gas, debu

    endogencontoh ; metabolit, hormon.

    e. Agent mekanis: gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan kerusakan

    jaringan.

    3) Karakteristik Host/pejamu

    Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung

    dari karakteristik yang dimiliki oleh masingmasing individu, yakni :

    a. Umur: penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada usia pertengahan

    b.

    Seks: resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-lakic. Ras: sickle cell anemia pada ras negro

    d. Genetik: buta warna, hemofilia, diabetes, thalassemia

    e. Pekerjaan: asbestosis, bysinosis.

    f. Nutrisi: gizi kurang menyebabkan TBC, obesitas, diabetes

    g. Status kekebalan: kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur

    hidup.

    h. Adat istiadat: kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan cacing hati.

    i. Gaya hidup: merokok, minum alkohol

    j. Psikis: stress menyebabkan hypertensi, ulkus peptikum, insomnia.

    F. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia

    1. Air Bersih

    Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

    memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah

    air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

    Syarat-syarat Kualitas Air Bersihdiantaranya adalah sebagai berikut :

    a. Syarat Fisik, Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

    b. Syarat Kimia, Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks

    500 mg/l)

    c. Syarat Mikrobiologis, Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    14/40

    2. Pembuangan Kotoran/Tinja

    Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :

    a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.

    b.

    Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atausumur

    c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

    d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

    e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan,

    harus dibatasi seminimal mungkin.

    f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.

    g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

    3. Kesehatan Pemukiman

    Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

    a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang

    cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

    b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat

    antar anggota keluarga dan penghuni rumah

    c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakitantarpenghuni rumah dengan

    penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

    penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari

    pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan

    dan penghawaan yang cukup.

    d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaanbaik yang timbul karena

    keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

    konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderungmembuat penghuninya jatuh tergelincir.

    4. Pembuangan Sampah

    Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur:

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    15/40

    a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

    penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak

    geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.

    b. Penyimpanan sampah.

    c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.

    d.

    Pengangkutan

    e. Pembuangan

    Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan

    dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-

    masalah ini secara efisien.

    5. Serangga dan Binatang Pengganggu

    Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut

    sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles spuntuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),

    Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/ Filariasis. Penanggulangan/ pencegahan

    dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan

    makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk

    mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan

    menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa

    pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah

    dan usaha-usaha sanitasi.

    Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapatmenularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara

    perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat

    menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi

    bakteri penyebab.

    6. Makanan dan Minuman

    Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga

    dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau

    disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa

    boga, rumah makan/restoran, dan hotel).

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    16/40

    Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan

    meliputi :

    a. Persyaratan lokasi dan bangunan;

    b. Persyaratan fasilitas sanitasi;

    c.

    Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;

    e. Persyaratan pengolahan makanan;

    f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;

    g. Persyaratan peralatan yang digunakan.

    7. Pencemaran Lingkungan

    Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air , pencemaran tanah, pencemaranudara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air

    pollution. I ndoor air pollu tionmerupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung

    umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang

    sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada

    di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya

    merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.

    Mengenai masalah out door pollu tionatau pencemaran udara di luar rumah, berbagai

    analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian

    menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok

    resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih

    buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar

    diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan

    akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

    G.Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia

    1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.

    2.

    Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk.

    3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.

    G.Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di

    perkotaan dan pemukiman

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    17/40

    Contohhubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di

    perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :

    1. Urbanisasi >>> kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>> daerah slum/kumuh >>>

    sanitasi kesehatan lingkungan buruk.

    2.

    Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>> dibuang tanpapengolahan (ke sungai) >>> sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus >>> penyakit

    menular.

    3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi) >>> emisi gas buang (asap) >>>

    mencemari udara kota >>> udara tidak layak dihirup >>> penyakit ISPA.

    I. Healthy City (Kabupaten/kota sehat)

    Dalam tatanan desentralisasi/ otonomi daerah di bidang kesehatan, pencapaian Visi IndonesiaSehat 2010 ditentukan oleh pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setiap provinsi (yaitu

    Provinsi sehat). Khusus untuk Kabupaten/Kota, penetapan indikator hendaknya mengacu

    kepada indikator yang tercantum dalam Standard Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

    Kesehatan. SPM ini dimasukkan sebagai bagian dari Indikator Kabupaten/Kota

    Sehat.Kemudian ditambah ha-hal spesifik yang hanya dijumpai/dilaksanakan di

    Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Misalnya Kota/Kabupaten yang area pertaniannya luas

    dicantumkan indikator pemakaian pestisida.

    Di dalam SPM Kab/kota di Propinsi Jawa Tengah (Keputusan Gubernur Jawa Tengah ) pada

    point (huruf) U tentangPenyuluhan Perilaku Sehat disebutkan terdapat item RumahTangga Sehat (item 1), dimana disebutkan bahwa Rumah Tangga sehat adalah Proporsi

    Rumah Tangga yang memenuhi minimal 11 (sebelas) dari 16 indikator Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga. Lima diantara 16 indikator merupakan

    Perilaku yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan, yaitu :

    1. Menggunakan Air Bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

    2. Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan.

    3. Membuang sampah pada tempat yang disediakan.

    4. Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat.

    5. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    18/40

    Beberapa indikator kesehatan lingkungan berdasarkan referensi lain

    1. Penggunaan Air Bersih

    2. Rumah Sehat

    3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar.

    4. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan

    EPIDEMIOLOGI

    DEFINISI

    Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran

    penyakitserta diterminan-diterminanyang mempengaruhi penyakit tersebut. Di dalam batasan

    epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni:

    1. Mencakup semua penyakit

    Epidemiologi mempelajari semua penyakit, bahkan dinegara maju mencakup tentangpelayanan kesehatan

    2. Populasi

    Epidemiologi memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi

    (masyarakat) atau kelompok

    3. Pendekatan Ekologi

    Dikaji dari latarbelakang keseluruhan lingkungan manusia, baik fisik,biologis, maupunsosial.

    Banyak definisi tentang Epidemiologi yang lain, beberapa diantaranya :

    a. W.H. Welch

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    19/40

    Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama

    penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak

    hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif,

    kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan

    epidemiologi menjadi lebih berkembang.

    b. Mausner dan Kramer

    Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.

    c. Last

    Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan

    kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.

    d. Mac Mahon dan Pugh

    Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-

    faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

    e.

    Omran

    Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit

    dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi

    pada kelompok penduduk.

    f. W.H. Frost

    Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit

    pada manusia menurut waktu dan tempat.

    g. Azrul Azwar

    Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah

    kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah

    kesehatan.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    20/40

    Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen pentingyang ada

    dalam epidemiologi, sebagai berikut :

    1) Frekuensimasalah kesehatan

    2) Penyebaranmasalah kesehatan

    3) Faktor-faktor yang mempengaruhiterjadinya masalah kesehatan.

    PERANAN

    Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab

    masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan

    mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :

    a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah

    kesehatan dalam masyarakat.

    b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil

    keputusan.

    c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah

    dilakukan.

    d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya

    untuk mengatasi atau menanggulanginya.

    e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu

    dipecahkan.

    RUANG LINGKUP

    a.

    Masalah kesehatan sebagai subjek dan objekepidemiologi

    Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja,

    tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat.

    Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga

    kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek

    epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    21/40

    b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

    Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari

    hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya

    dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.

    c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran

    masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab

    timbulnya suatu masalah kesehatan.

    Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan danpenyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan

    penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat.

    Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat

    dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.

    NATURAL HISTORY OF DESEASES

    Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap :

    1. Pre Patogenesis

    Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini

    terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan

    belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda

    penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit.

    Keadaan ini disebut sehat.

    2. Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)

    Pada tahap ini biit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum

    nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Kolera 1-2 hari,

    yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll.

    3. Tahap penyakit dini

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    22/40

    Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu

    sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila

    penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah.

    Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan

    perawatan yang baik di rumah (self care).

    4. Tahap penyakit lanjut

    Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertur/tidak

    memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk

    pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas.

    Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.

    5. Tahap penyakit akhir

    Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :

    a. Sembuh sempurna(bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti

    keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit)

    b. Sembuh tapi cacat; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi

    kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan

    sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.

    c. Karier:pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit tak

    tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada

    suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali.

    Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya

    terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit

    (human reservoir)

    d. Kronis; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala

    penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan.

    Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.

    e. Meninggal; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi,

    sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan

    ini bukanlah keadaan yang diinginkan.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    23/40

    Upaya pencegahan dan ukuran frekuensi penyakit.

    Dalam kesehatan masyarakat ada 5 tingkat pencegahan penyakitmenurut Leavell and

    Clark.

    1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

    a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)

    b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,

    pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.

    c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke

    atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.

    d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.

    e.

    Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

    2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and

    specif ic protection)

    a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit

    b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.

    c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.

    d.

    Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan

    racun maupun alergi.

    e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

    3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early

    diagnosis and prompt treatment)

    a. Mencari kasus sedini mungkin.

    b.

    Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnyapemeriksaan darah, rontgent paru.

    c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular

    (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera

    diberikan pengobatan.

    d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.

    e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    24/40

    4. Pembatasan kecacatan (dissabili ty limitation)

    a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi

    komplikasi.b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

    c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan

    dan perawatan yang lebih intensif.

    5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

    a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan

    masyarakat.b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan

    dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.

    c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang

    telah cacat mampu mempertahankan diri.

    d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang

    setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

    Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3

    bagian : primordial prevention(pencegahan awal) yaitu pada pre

    patogenesis, primary prevention(pencegahan pertama) yaitu health promotion dangeneral and

    specific protection , secondary prevention(pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis

    and prompt treatment;dan tertiary prevention(pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability

    limitation.

    Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang

    terdapat pada kelompok manusia/masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit

    menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui

    frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkah-

    langkah :

    1) Menemukan masalah kesehatan, melalui cara : penderita yang datang ke puskesmas,

    laporan dari masyarakat yang datang ke puskesmas.

    2)Research/survei kesehatan. Misal : Survei Kesehatan Rumah Tangga

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    25/40

    3) Studi kasus. Misal : kasus penyakit pasca bencana tsunami.

    METODE-METODE EPIDEMIOLOGI

    1. Epidemiologi deskriptif

    Mempelajari bagaimana frekuensi penyakitberubah menurut perubahan variabel-

    variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

    Variabel-variabel yang dimkasud, seperti:

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    26/40

    Umur

    Jenis kelamin

    Kelas social

    Jenis pekerjaan

    Penghasilan Golongan etnik

    Status perkawinan

    Besarnya keluarga

    Struktur keluarga

    Paritas

    Tempat

    Waktu

    2. Epidemiologi Analitik

    Menguji data serta informasi yang diperoleh dari studi epidemiologi deskriptif.

    Studi riwayat kasus: menilai ke belakang

    Studi kohort: menilai ke depan

    3. Epidemiologi eksperimental

    Eksperimen pada kelompok subjek, kemudian bandingkan dengan control.

    Pengukuran Epidemiologi

    Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelumnya adalah:

    a. Untuk penyusunan rate dibutuhkan tiga elemen, yakni: a) jumlah orang yang

    terserang penyakit atau yang meninggal, b) jumlah penduduk darimana penderita

    berasal dan c) waktu dan periode dimana orang-orang terserang penyakit.

    b.

    Apabila pembilang terbatas pada umur, seks atau golongan tertentu maka penyebut jugaharus terbatas pada umur, seks atau golongan yang sama.

    c. Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit, maka penyakit

    tersebut dinamakan populasi yang mempunyai resiko.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    27/40

    1. I nsiden rate

    Merupakanjumlah kasus baru yang terjadidi kalangan penduduk selama periode waktutertentu

    2. Attack rate

    Merupakanjumlah kasus selama epidemikdibagi populasi yang memiliki resiko dibagi 1000

    3. Prevalence rate

    Mengukurjumlah orang dikalangan penduduk yang menderita suatu penyakitpada suatu

    titik waktu tertentu.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    28/40

    4. Per iod rate

    Dihitung darijumlah kasus penyakit yang terjadi selama periodedibagi penduduk rata-rata

    dari periode tersebut dikali 1000

    SURVEILLANCE EPIDEMIOLOGI

    A. Pengertian Surveilans Epidemiologi

    Surveilans Epidemiologi adalah kegiatanpengamatan secara sistematis dan terus

    menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yangmempengaruhiresiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat

    melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan,

    pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program

    kesehatan. Jadi, surveilans epidemiologi:

    Merupakan kegiatan pengamatanterhadap penyakit atau masalah kesehatan serta

    faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari perubahan sifat penyakit atau

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    29/40

    perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa gejala

    tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain, misalnya orang terpapar HIV, terpapar

    logam berat, radiasi dsb. Sementara masalah kesehatan adalah masalah yang

    berhubungan dengan program kesehatan lain, misalnya Kesehatan Ibu dan Anak, status

    gizi, dsb. Faktor determinan adalah kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya

    penyakit atau masalah kesehatan.

    Merupakan kegiatannya yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus.

    Sistematis melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi

    epidemiologi sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu, sementara terus menerus

    menunjukkan bahwa kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan setiap saat sehingga

    program atau unit yang mendapat dukungan surveilans epidemiologi mendapat informasi

    epidemiologi secara terus menerus juga.

    B. Kegunaan Surveilans Epidemiologi

    Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan

    penyakit menular, tetapi pada saat ini sur veil ans mutlak diper lukan pada setiap upaya

    kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, maupun

    terhadap upaya kesehatan lainnya.

    Untuk mengukur kinerja upaya pelayanan pengobatan juga membutuhkan dukungan

    surveilans epidemiologi. Pada umumnya surveilans epidemiologi menghasilkan informasi

    epidemiologi yang akan dimanfaatkan dalam :

    Merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi

    program pemberantasan penyakitserta program peningkatan derajat kesehatan

    masyarakat, baik pada upaya pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak menular,

    kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan dan program kesehatan lainnya.

    Melaksanakan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasapenyakit dan keracunan

    serta bencana.

    Merencanakan studi epidemiologi, penelitian dan pengembangan

    program.Surveilans epidemiologi juga dimanfaatkan di rumah sakit, misalnya

    surveilans epidemiologi infeksi nosokomial, perencanaan di rumah sakit dsb.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan surveilans epidemiologi dapat diarahkan

    pada tujuan-tujuan yang lebih khusus, antara lain :

    a. Untuk menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko terbesar

    untuk terserang penyakit, baik berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lainlain

    b. Untuk menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan karakteristiknya

    c. Untuk menentukan reservoir dari infeksi

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    30/40

    d. Untuk memastikan keadaankeadaan yang menyebabkan bisa berlangsungnya transmisi

    penyakit.

    e. Untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan

    f. Memastikan sifat dasar dari wabah tersebut, sumber dan cara penularannya, distribusinya,

    dsb.

    Langkah-Langkah Pengembangan Surveilans Epidemiologi Berbasis Masyarakat

    Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaannya, namun secara garis besarnya

    langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah dengan melakukan persiapan internal dan

    persiapan eksternal. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

    A. PERSIAPAN

    1. Persiapan Internal

    Hal-hal yang perlu disiapkan meliputi seluruh sumber daya termasuk petugas kesehatan,

    pedoman/petunjuk teknis, sarana dan prasarana pendukung dan biaya pelaksanaan.

    a. Petugas Surveilans

    Untuk kelancaran kegiatan surveilans di desa siaga sangat dibutuhkan tenaga kesehatan

    yang mengerti dan memahami kegiatan surveilans. Petugas seyogyanya disiapkan dari

    tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Puskesmas sampai di tingkat Desa/Kelurahan. Untuk

    menyamakan persepsi dan tingkat pemahaman tentang surveilans sangat diperlukan

    pelatihan surveilans bagi petugas.

    b. Pedoman/Petunjuk Teknis

    Sebagai panduan kegiatan maka petugas kesehatan sangat perlu dibekali buku-buku

    pedoman atau petunjuk teknis surveilans.

    c. Sarana & Prasarana

    Dukungan sarana & prasarana sangat diperlukan untuk kegiatan surveilans seperti :

    kendaraan bermotor, alat pelindung diri (APD), surveilans KIT, dll.

    d. Biaya

    Sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan surveilans. Biaya diperlukan untuk bantuan

    transport petugas ke lapangan, pengadaan alat tulis untuk keperluan pengolahan dan

    analisa data, serta jika dianggap perlu untuk insentif bagi kader surveilans.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    31/40

    2. Persiapan Eksternal

    Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat, terutama tokoh masyarakat,

    agar mereka tahu, mau dan mampu mendukung pengembangan kegiatan surveilans berbasis

    masyarakat. Pendekatan kepada para tokoh masyarakat diharapkan agar mereka memahami dan

    mendukung dalam pembentukan opini publik untuk menciptakan iklim yang kondusif bagikegiatan surveilans di desa siaga. Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan

    material, seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat untuk kegiatan surveilans. Langkah ini

    termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan

    dukungan. Jika di desa tersebut terdapat kelompok-kelompok sosial seperti karang taruna,

    pramuka dan LSM dapat diajak untuk menjadi kader bagi kegiatan surveilans di desa tersebut.

    3. Survei Mawas Diri atau Telaah Mawas Diri

    Survei mawas diri (SMD) bertujuan agar masyarakat dengan bimbingan petugas mampu

    mengidentifikasi penyakit dan masalah kesehatan yang menjadi problem di desanya. SMD ini

    harus dilakukan oleh masyarakat setempat dengan bimbingan petugas kesehatan. Melalui SMD

    ini diharapkan masyarakat sadar akan adanya masalah kesehatan dan ancaman penyakit yang

    dihadapi di desanya, dan dapat membangkitkan niat dan tekad untuk mencari solusinya

    berdasarkan kesepakatan dan potensi yang dimiliki. Informasi tentang situasi penyakit/ancaman

    penyakit dan permasalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD merupakan informasi untuk

    memilih jenis surveilans penyakit dan faktor risiko yang diselenggarakan di desa tersebut.

    4. Pembentukan Kelompok Kerja Surveilans Tingkat Desa

    Kelompok kerja surveilans desa bertugas melaksanakan pengamatan dan pemantauan setiap

    saat secara terus menerus terhadap situasi penyakit di masyarakat dan kemungkinan adanya

    ancaman KLB penyakit, untuk kemudian melaporkannya kepada petugas kesehatan di

    Poskesdes. Anggota Tim Surveilans Desa dapat berasal dari kader Posyandu, Juru pemantau

    jentik (Jumantik) desa, Karang Taruna, Pramuka, Kelompok pengajian, Kelompok peminat

    kesenian, dan lain-lain. Kelompok ini dapat dibentuk melalui Musyawarah Masyarakat Desa.

    5. Membuat Perencanaan Kegiatan Surveilans

    Setelah kelompok kerja Surveilans terbentuk, maka tahap selanjutnya adalah membuat

    perencanaan kegiatan, meliputi :

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    32/40

    a. Rencana Pelatihan Kelompok Kerja Surveilans oleh petugas kesehatan

    b. Penentuan jenis surveilans penyakit dan faktor risiko yang dipantau.

    c. Lokasi pengamatan dan pemantauan

    d. Frekuensi Pemantauan

    e. Pembagian tugas/penetapan penanggung jawab lokasi pemamtauan

    f.

    Waktu pemantauan

    g. Rencana Sosialisasi kepada warga masyarakat

    B. TAHAP PELAKSANAAN

    a. Pelaksanaan Surveilans di Tingkat Desa

    Surveilans penyakit di tingkat desa dilaksanakan oleh kelompok kerja surveilans tingkat

    desa, dengan melakukan kegiatan pengamatan dan pemantauan situasi penyakit/kesehatan

    masyarakat desa dan kemungkinan ancaman terjadinya KLB secara terus menerus. Pemantauantidak hanya sebatas penyakit tetapi juga dilakukan terhadap faktor risiko munculnya suatu

    penyakit. Pengamatan dan pemantauan suatu penyakit di suatu desa mungkin berbeda jenisnya

    dengan pemantauan dan pengamatan di desa lain. Hal ini sangat tergantung dari kondisi

    penyakit yang sering terjadi dan menjadi ancaman di masing-masing desa.

    Hasil pengamatan dan pemantauan dilaporkan secara berkala sesuai kesepakatan (per

    minggu/ per bulan/ bahkan setiap saat) ke petugas kesehatan di Poskesdes. Informasi yang

    disampaikan berupa informasi :

    a.

    Nama Penderitab. Penyakit yang dialami/ gejala

    c. Alamat tinggal

    d. Umur

    e. Jenis Kelamin

    f. Kondisi lingkungan tempat tinggal penderita, dll.

    a. Masyarakat kesulitan memperoleh air bersih

    b. Masyarakat merasakan kekurangan jamban.

    c. Lingkungan tidak bersih (pengelolaan sampah yang tidak baik).

    d. Terlihat beberapa tetangga/famili terserang penyakit.

    e. Merasakan sebagian warganya masih kekurangan pangan.

    f.

    Anak balita banyak yang tidak naik berat badannya.

    g. Anak balita banyak yang belum mendapat Imunisasi dan Vitamin A.

    h. Terlihat beberapa anak yang terserang campak.

    i. Masyarakat melihat dan merasakan banyak nyamuk di wilayahnya.

    j. Masyarakat melihat dan merasakan banyak air yang tergenang.

    k. Banyak kaleng-kaleng bekas yang tidak dikubur.

    l. Banyak menemukan jentik pada tempat-tempat penampungan air.

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    33/40

    m. Masyarakat melihat munculnya kasus diare, muntah-muntah ataupun pingsan dari

    beberapa orang sehabis menyantap makanan secara bersama-sama.

    Apabila ditemukan faktor risiko seperti tersebut diatas, maka perlu dilakukan tindakan perbaikanoleh masyarakat dan apabila ditemukan kondisi di luar dari biasanya, misalnya ditemukan

    jumlah kasus penderita meningkat atau ditemukan kondisi lingkungan sumber air yang

    memburuk maka diharapkan masyarakat melapor kepada petugas untuk bersama-sama mengatasi

    masalah tersebut.

    b. Pelaksanaan Surveilans oleh Petugas Surveilans Poskesdes

    Kegiatan surveilans di tingkat desa tidak lepas dari peran aktif petugas petugas

    kesehatan/surveilans Poskesdes. Kegiatan surveilans yang dilakukan oleh petugas kesehatan di

    Poskesdes adalah :

    a. Melakukan pengumpulan data penyakit dari hasil kunjungan pasien dan dari laporan

    warga masyarakat.

    b. Membuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dengan menggunakan data laporan

    tersebut diatas dalam bentuk data mingguan. Melalui PWS akan terlihat kecenderungan

    peningkatan suatu penyakit. PWS dibuat untuk jenis penyakit Potensial KLB seperti

    DBD, Campak, Diare, Malaria, dll serta jenis penyakit lain yang sering terjadi di

    masyarakat desa setempat.PWS merupakan bagian dari sistem kewaspadaan dini KLB

    yang dilaksanakannoleh Poskesdes.

    Contoh PWS Penyakit Diare dari data mingguan :

    Menyampaikan laporan data penyakit secara berkala ke Puskesmas (mingguan/bulanan).

    Membuat peta penyebaran penyakit. Melalui peta ini akan diketahui lokasi penyebaran

    suatu penyakit yang dapat menjadi focus area intervensi.

    Memberikan informasi/rekomendasi secara berkala kepada kepala desa tentang situasi

    penyakit desa/kesehatan warga desa atau pada saat pertemuan musyawarah masyarakat

    desa untuk mendapatkan solusi permasalah terhadap upaya-upaya pencegahan penyakit.

    Memberikan respon cepat terhadap adanya KLB atau ancaman akan terjadinya KLB.

    Respon cepat berupa penyelidikan epidemiologi/investigasi bersama-sama dengan Tim

    Gerak Cepat Puskesmas.

    Bersama masyarakat secara berkala dan terjadwal melakukan upaya-upaya pencegahan

    dan penanggulangan penyakit.

    c. Pelaksanaan Surveilans di Tingkat Puskesmas

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    34/40

    Kegiatan surveilans di tingkat Puskesmas dilaksanakan oleh petugas surveilans puskesmas

    dengan serangkaian kegiatan berupa pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi

    data penyakit, yang dikumpulkan dari setiap desa siaga. Petugas surveilans puskesmas

    diharuskan:

    Membangun sistem kewaspadaan dini penyakit, diantaranya melakukan PemantauanWilayah Setempat dengan menggunakan data W2 (laporan mingguan). Melalui PWS ini

    diharapkan akan terlihat bagaimana perkembangan kasus penyakit setiap saat.

    Membuat peta daerah rawan penyakit. Melalui peta ini akan terlihat daerah-daerah yang

    mempunyai risiko terhadap muncul dan berkembangnya suatu penyakit. Sehingga secara

    tajam intervensi program diarahkan ke lokasi-lokasi berisiko.

    Membangun kerjasama dengan program dan sektor terkait untuk memecahkan kan

    permasalah penyakit di wilayahnya.

    Bersama Tim Gerak Cepat (TGC) KLB Puskesmas, melakukan respon cepat jika terdapat

    laporan adanya KLB/ancaman KLB penyakit di wilayahnya.

    Melakukan pembinaan/asistensi teknis kegiatan surveilans secara berkala kepada petugasdi Poskesdes.

    Melaporkan kegiatan surveilans ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara berkala

    (mingguan/bulanan/tahunan).

    KEJADIAN LUAR BIASA

    A. Pengertian KLB (Kejadian Luar Biasa)

    Wabahadalah kejadian yang melebihi keadaan biasapada satu/sekelompok masyarakat

    tertentu, atau lebih sederhana peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu,

    pada tempat dan musim atau tahun yang sama.

    Untuk penyakit-penyakit endemis(penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa),

    maka KLBdidefinisikan sebagaisuatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa,

    pada waktu dan daerah tertentu.

    Pada penyakit yang lama tidak muncul atau baru pertama kali muncul di suatu

    daerah (non-endemis), adanya satu kasus belum dapat dikatakan sebagai suatu KLB. Untuk

    keadaan tersebut definisiKLB adalah suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua

    atau lebih penderita yang berhubungan satu sama lain.Hubungan ini mungkin pada faktor saat

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    35/40

    timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal, tempat makan bersama, sumber

    makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya).

    Uraian tentang batasan Wabah atau KLB tersebut di atas terkandung arti adanya

    kesamaan pada ciri-ciri orang yang terkena, tempat dan waktunya. Untuk itu dalam

    mendefin isikan KLB selalu dikaitkan dengan waktu, tempat dan orang. Selain itu terlihatbahwa definisi KLB ini sangat tergantung pada kejadian (insidensi) penyaki t tersebut

    sebelumnya.

    Di Indonesia definisi wabah dan KLB diaplikasikan dalam Undang-undang

    Wabahsebagai berikut :

    Wabahadalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat baik

    dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.

    Kejadian Luar Biasa (KLB)adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan

    atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secaraepidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.

    Perbedaan definisi antara Wabah dan KLB adalahwabah harus mencakup jumlah

    kasus yang besar, daerah yang luas dan waktu yang lebih lama, dengan dampak yang timbulkan

    lebih berat.

    B. Metodologi Penyelidikan KLB

    Tingkat atau pola dalam penyelidikan KLB ini sangat sulit ditentukan, sehingga metoda

    yang dipakai pada penyelidikan KLB sangat bervariasi. :

    a. Rancangan penelitian, dapat merupakan suatu penelitian

    prospektif atau retrospektif tergantung dari waktu

    dilaksanakannya penyelidikan. Dapat merupakan suatu

    penelitian deskriptif, analitik atau keduanya.

    b. Materi(manusia, mikroorganisme, bahan kimia, masalah

    administratif),

    c. Sasaran pemantauan, berbagai kelompok menurut sifat

    dan tempatnya (Rumah sakit, klinik, laboratorium dan

    lapangan).

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    36/40

    Setiap penyelidikan KLB selalu mempunyai tujuan utamayang sama yaitu mencegah

    meluasnya (penanggulangan) dan terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian),

    dengan tujuan khusus:

    a. Diagnose kasus-kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit

    b.

    Memastikan keadaan tersebut merupakan KLBc. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan

    d. Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB

    e. Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang berisiko akan terjadi

    KLB

    Metodologi atau langkah-langkahyang harus dilalui pada pada penyelidikan KLB,

    seperti berikut :

    1. Persiapan penelitian lapangan

    2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB

    3. Memastikan Diagnose Etiologis

    4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan

    5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat

    6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan)

    7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran

    8. Mengidentikasi keadaan penyebab KLB

    9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis

    10.

    Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan11.Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi

    12.Melaporkan hasil penyelidikan kepada Instansi kesehatan setempat dan kepada

    sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

    Persiapan Penelitian Lapangan

    Sebelum penyelidikan KLB dilaksanakan perlu adanya persiapan dan rencana kerja.

    Persiapan lapangan sebaiknya dikerjakan secepat mungkin, dalam 24 jam pertama sesudah

    adanya informasi Persiapan penelitian lapangan meliputi :

    1. Pemantapan (konfirmasi) informasi.

    Informasi awal yang didapat kadang-kadang tidak lengkap, sehingga diperlukan

    pemantapan informasi untuk melengkapi informasi awal, yang dilakukan dengan kontak dengan

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    37/40

    daerah setempat. Informasi awal yang digunakan sebagai arahan untuk membuat rencana kerja

    (plan of action), yang meliputi informasi sebagai berikut :

    a. Asal informasi adanya KLB. Di Indonesia informasi adanya KLB dapat berasal

    dari fasilitas kesehatan primer (laporan W1), analisis sistem kewaspadaan dini di

    daerah tersebut (laporan W2), hasil laboratorium, laporan Rumah sakit (LaporanKD-RS) atau masyarakat (Laporan S-0).

    b. Gambaran tentang penyakit yang sedang berjangkit, meliputi gejala klinis,

    pemeriksaan yang telah dilakukan untuk menegakan diagnosis dan hasil

    pemeriksaannya, komplikasi yang terjadi (misal kematian, kecacatan.

    Kelumpuhan dan lainnya).

    c. Keadaan geografi dan transportasi yang dapat digunakan di daerah/lokasi KLB.

    2. Pembuatan rencana kerja

    Berdasar informasi tersebut disusun rencana penyelidikan (proposal), yang minimal

    berisi:

    a. Tujuan penyelidikan KLB

    b. Definisi kasus awal

    c. Hipotesis awal mengenai agent penyebab (penyakit), cara dan sumber penularan

    d. Macam dan sumber data yang diperlukan

    e. Strategi penemuan kasus

    f. Sarana dan tenaga yang diperlukan.

    Tujuan penyelidikan KLB selalu dimulai dengan tujuan utama mengadakan

    penanggulangan dan pengendalian KLB, dengan beberapa tujuan khusus, di antaranya :

    a. Memastikan diagnosis penyakit

    b. Menetapkan KLB

    c. Menentukan sumber dan cara penularan

    d. Mengetahui keadaan penyebab KLB

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    38/40

    Pada penyelidikan KLB diperlukan beberapa tujuan tambahan yang berhubungan dengan

    penggunaan hasil penyelidikan. Misalnya untuk mengetahui pelaksanaan program imunisasi,

    mengetahui kemampuan sistem surveilans, atau mengetahui pertanda mikrobiologik yang dapat

    digunakan.

    Strategi penemuan kasus, strategi penemuan kasus ini sangat penting kaitannya dengan

    pelaksanaan penyelidikan nantinya. Pada penyelidikan KLB pertimbangan penetapan strategi

    yang tepat tidak hanya didasarkan pada bagaimana memperoleh informasi yang akurat, tetapi

    juga harus dipertimbangkan beberapa hal yaitu :

    a. Sumber daya yang ada (dana, sarana, tenaga)

    b. Luas wilayah KLB

    c. Asal KLB diketahui

    d. Sifat penyakitnya.

    3. Pertemuan dengan pejabat setempat.

    Pertemuan dimaksudkan untuk membicarakan rencana dan pelaksanaan penyelidikan KLB,

    kelengkapan sarana dan tenaga di daerah, memperoleh izin dan pengamanan.

    PEMASTIAN DIAGNOSIS PENYAKIT DAN PENETAPAN KLB

    A. Pemastian diagnosis penyakit

    Cara diagnosis penyakit pada KLB dapat dilakukan dengan mencocokan gejala/tanda penyakit

    yang terjadi pada individu, kemudian disusun distribusi frekuensi gejala klinisnya.

    Cara menghitung distribusi frekuensi dari tanda-tanda dan gejala-gejala yang ada pada kasus

    adalah sebagai berikut :

    1. Buat daftar gejala yang ada pada kasus

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    39/40

    2. Hitung persen kasus yang mempunyai gejala tersebut

    3. Susun ke bawah menurut urutan frekuensinya

    Contoh :

    KLB dengan jumlah kasus 50 orang, diketahui kasus dengan gejala panas 50 orang, nyeri sendi

    48 orang, diare 45 orang. Distribusi gejala klinis adalah sebagai berikut :

    No. Gejala klinis Jumlah kasus Frekuensi (%)

    1. Panas 50 100

    2. Nyeri sendi 48 96

    3. Diare 45 90

    B. Penetapan KLB

    Penetapan KLB dilakukan dengan membandingkan insidensi penyakit yang tengah

    berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa (endemik), pada populasi yang dianggap

    berisiko, pada tempat dan waktu tertentu.

    Dalam membandingkan insidensi penyakit berdasarkan waktu harus diingat bahwabeberapa penyakit dalam keadaan biasa (endemis) dapat bervariasi menurut waktu (pola

    temporal penyakit). Penggambaran pola temporal penyakit yang penting untuk penetapan KLB

    adalah, pola musiman penyakit (periode 12 bulan) dan kecenderungan jangka panjang (periode

    tahunanpola maksimum dan minimum penyakit). Dengan demikian untuk melihat kenaikan

    frekuensi penyakit harus dibandingkan dengan frekuensi penyakit pada tahun yang sama bulan

    berbeda atau bulan yang sama tahun berbeda.

    Di Indonesia dengan tujuan mempermudah petugas lapangan dalam mengenali adanya

    KLB telah disusun petunjuk penetapan KLB, sebagai berikut :

    1. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu kecamatan

    menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turutatau

    lebih.

    2. Jumlah penderita baru dalam satu bulandari suatu penyakit menular di suatu

    Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan

  • 5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan

    40/40

    dengan angka rata-rata sebulan dalam setahun sebelumnyadari penyakit

    menular yang sama di kecamatan tersebut itu.

    3. Angka rata-rata bulanan selama satu tahun dari penderita-penderita baru dari

    suatu penyakit menular di suatu kecamatan, menjukkan kenaikan dua kali atau

    lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun

    sebelumnya dari penyakit yang sama di kecamatan yang sama pula.

    4. Case Fatality Rate(CFR) suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di

    suatu kecamatan, menunjukkan kenaikan 50% atau lebih, bila dibandingkan CFR

    penyakit yang sama dalam bulan yang laludi kecamatan tersebut.

    5. Proportional ratependerita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu satu

    bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit

    menular yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu

    menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.

    6. Khusus untuk penyakit-penyakitKholera, Cacar, Pes, DHF/DSS :

    Setiap peningkatan jumlah penderita-penderita penyakit tersebut di atas, di suatu daerahendemis yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas.

    Terdapatnya satu atau lebih penderita/kematian karena penyakit tersebut di atas. Di suatu

    kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit tersebut, paling sedikit bebas selama

    4 minggu berturut-turut.

    8. Apabila kesakitan/kematian oleh keracunanyang timbul di suatu kelompok

    masyarakat.

    9. Apabila di daerah tersebut terdapatpenyakit menular yang sebelumnya tidak

    ada/dikenal.

    46 Resume Laporan diskusi PBL Blok Manajemen Kesehatan| Modul 1