faktor faktor yang mempengaruhi kebiasaan ...repository.utu.ac.id/656/1/bab i_v.pdfmenurut hendrik...

55
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN PEMBUANGAN TINJA MASYARAKAT GAMPONG PERSIAPAN RUMOH PANYANG KECAMATAN KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH : NYAK CUT NIM : 09C10104199 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2013

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAANPEMBUANGAN TINJA MASYARAKAT GAMPONG

PERSIAPAN RUMOH PANYANG KECAMATANKUALA BATEE KABUPATEN

ACEH BARAT DAYATAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH :

NYAK CUTNIM : 09C10104199

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH2013

Page 2: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAANPEMBUANGAN TINJA MASYARAKAT GAMPONG

PERSIAPAN RUMOH PANYANG KECAMATANKUALA BATEE KABUPATEN

ACEH BARAT DAYATAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH :

NYAK CUTNIM : 09C10104199

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Kesehatan Masyarakat Di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar

PROGRAM ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH - ACEH BARAT

2013

Page 3: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

iv

ABSTRAK

NYAK CUT FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAANPEMBUANGAN TINJA MASYSARAKAT GAMPONG PERSIAPAN RUMOHPANYANG KECAMATAN KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARATDAYA 2013. Dibawah Bimbingan Salman Rusly,SKM,M.Epid dan SusySriwahyuni S,SKM

Salah satu faktor yang berhubungan dengan lingkungan adalah pembuangantinja, karena jamban sebagai bagian dari kebutuhan setiap anggota keluarga . Jikapembuangan tinja tidak memenuhi syarat kesehatan dapat mengotori danmencemari lingkungan, menimbulkan bau dan menjadi sumber penularanpenyakit seperti diare, cholera, disentri, dan askariasis.Di Gampong PersiapanRumoeh Panyang Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya tahun2013 sebagian besar masyarakatnya masih membuang tinja di kebun, sungai,hutan, dan kolam hal ini disebabkan oleh pembuangan tinja disembarang tempat,oleh karena keterbatasan jumlah jamban yang tersedia. Hingga tahun 2012 jumlahjamban pribadi sebanyak 10 unit dan jamban umum. Situasi ini dapatmeningkatnya prevalensi penyakit berbasis lingkungan.Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis faktor-faktor yang menmpengaruhi kebiasaan pembuangantinja masyarakat yakni kepemilikan yakni tingkat ekonomi pendidikan,pengetahuan, kepemilikan, dan pekerjaan yang mempengaruhi tingkat kebiasaanpembungan tinja masyarakat di Gampong Persiapan Rumoeh Panyang KualaBatee kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2013. Penelitian ini bersifat analitikdengan rancangan pendekatan cross sectional populasi dalam penelitian iniberjumlah 248 kepala keluarga pengambilan sampel mengacu pada rumusanArikunto (2002) yaitu 10 % dari total populasi berjumlah 71 kepala keluarga.Alisis stastistik menggunakan uji chi-square dimana p value< α (0,05)Kesimpulan dari penelitian ini adanya pengaruh tingkat ekonomi pendidikan,pengetahuan, kepemilikan jamban, dan pekerjaan terhadap kebiasaan pembungtinja masyarakat Gampong Persiapan Rumoh Panyang .Disarankan kepadaPuskesmas Alue Pisang dan Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya untuk lebihmeningatkan penyuluhan tentang pembuangan tinja yang sehat agar peningkatanpengetahuan dan pendidikan terhadap pembuangan tinja menjadi lebih baiksupaya kesehatan masyarakat juga dapat dijaga dengan baik.

Kata kunci : Tingkat Ekonomi, Pendidikan, Pengetahuan, Kepemilikan, danPekerjaan.

Page 4: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan

bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan

sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan” Pada

tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan

bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari,

bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya

sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik (WHO, 2000).

Lingkungan fisik sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia tidak

hanya melalui suhu, komposisi udara dan air, tetapi juga melalui interaksi dengan

jenis dan distribusi flora dan fauna (lingkungan biologis). Lingkungan biologis ini

merupakan pengaruh utama terhadap suplai makanan dan reservoir serta

mekanisme penularan banyak penyakit (Widianti, 2001).

Paradigma sehat adalah upaya pembangunan kesehatan yang berorientasi

kepada peningkatan, pemeliharaan, perlindungan penduduk sehat dan bukan

hanya penyembuhan pada penduduk sakit, sehingga kebijakan pembangunan akan

lebih ditekan pada upaya promotif dan preventif dan peningkatan pemeliharaan

dan perlu perlindungan orang sehat agar menjadi lebih sehat dan produktif serta

tidak jatuh sakit tidak pula segera sembuh agar menjadi sehat (DepKes RI, 2009).

Pengertian kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health

organization) adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia

Page 5: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

2

dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (DepKes RI,

2009).

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu

menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan

lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat

dan bahagia. Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul

Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan Sumengen) Pengertian kesehatan lingkungan

adalah Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang

diarahkan menuju keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang

semakin meningkat (Ghandi, 2010).

Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi: penyediaan air minum,

pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran, pembuangan sampah

padat, pengendalian vektor, pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh

ekskreta manusia, higiene makanan termasuk higiene susu, pengendalian

pencemaran udara, pengendalian radiasi, kesehatan kerja, pengendalian

kebisingan, perumahan dan pemukiman, aspek kesehatan lingkungan dan

transportasi udara, perencanaaan daerah perkotaan, pencegahan kecelakaan,

rekreasi umum dan pariwisata, tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan

dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk,

tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan (Ghandi,

2010).

Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang pada

dasarnya menyangkut dua aspek utama, salah satunya aspek fisik seperti

terjadinya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua

Page 6: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

3

aspek non fisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini

mempengaruhi status individu maupun masyarakat, persepsi merupakan perilaku

yang masih terbentuk dalam lingkup pembentukan perilaku dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu, faktor yang berasal dari dalam dan luar individu.

Disamping sistem susunan yang mengontrol reaksi individu terhadap rangsangan,

aspek-aspek didalam diri individu yang juga sangat berpengaruh dalam

pembentukan dan perubahan perilaku ialah persepsi, motivasi dan emosi

(Sarwono S. 2005).

Tentang sistem nasional (SKN) yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup

sehat bagi setiap penduduk agar mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Salah satu arah kebijakan kesehatan adalah meningkatkan kesehatan lingkungan

ditempat pemukiman. Tujuan program hygiene dan sanitasi lingkungan

pemukiman penduduk yaitu meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik

pada tempat tinggal penduduknya sehingga dapat melindungi dari penularan

penyakit, keracunan, kecelakaan dan gangguan pencernaan (DepKes RI, 2006).

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang terus

membenahi diri agar dapat setara dengan negara maju lainnya. Berbagai upaya

pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dilakukan secara serius dan sungguh-sungguh. Salah satu upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan umum adalah melalui pembangunan kesehatan yang

diarahkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sebagaimana tercantum

dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Upaya untuk

meningkatkan keadaan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya mungkin dapat dicapai pada suatu

Page 7: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

4

saat sesuai dengan kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap

orang atau masyarakat. Upaya kesehatan harus selalu diusahakan peningkatannya

secara terus menerus agar masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam

pembangunan dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis (DepKes RI,

2006).

Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia dewasa ini masih belum

mencapai kondisi yang diinginkan, karena belum terpenuhinya kebutuhan sanitasi

dasar yaitu sanitasi yang minimal diperlukan untuk menyehatkan lingkungan

pemukiman misalnya sarana pembuangan tinja. Menurut Hendrik L. Blum

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor

lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Dari faktor-

faktor tersebut, faktor lingkungan mempunyai peranan yang sangat besar dengan

tanpa mengabaikan faktor-faktor yang lain. Lingkungan yang paling dekat dengan

kehidupan manusia adalah lingkungan tempat tinggal, karena lingkungan tempat

tinggal merupakan faktor yang paling erat kaitannya dengan manusia (DepKes RI,

2005).

Salah satu faktor yang berhubungan dengan lingkungan adalah dibidang

pembuangan tinja, karena apabila pembuangan tinja tidak dilakukan secara

saniter, maka kemungkinan besar akan menimbulkan gangguan pada manusia.

Masalah yang akan timbula apabila pembuangan tinja tidak memenuhi syarat

kesehatan antara lain dapat mengotori dan mencemari lingkungan, dapat

menimbulkan bau dan merupakan sumber penularan penyakit seperti penyakit

diare, cholera, disentri, polio myelitis, askariasis, tipus abdominalis, viral

hepatitis dan sebagainya (DepKes RI, 2007). Kondisi penyakit diare di kabupaten

Page 8: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

5

Aceh Barat Daya (Abdya) di Gampong persiapan Rumoh Panyang Kemukiman

Krueng Batee saat ini masih sangat tinggi, hal ini disebabkan oleh perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) masih sangat rendah serta pegetahuan masyarakat yang

rendah tentang penyakit diare (DinKes Aceh Barat Daya, 2012).

Persoalan pembuangan tinja ini, semakin penting diperhatikan apabila

dikaitkan dengan jumlah penduduk indonesia yang sangat besar. Berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) Tahun 2002 dari jumlah penduduk indonesia sebanyak

204.456.005 jiwa, jumlah kepala keluarga yang tidak memiliki jamban keluarga

sebanyak 44,66%. Dengan demikian hampir separuh keluarga di indonesia tidak

memiliki jamban keluarga. Kondisi ini apabila tidak ditangani dengan serius akan

menimbulkan permasalahan kesehatan terutama dibidang kesehatan lingkungan.

Persoalan yang dihadapi tingkat nasional tersebut juga dihadapi di provinsi

Aceh. Berdasarkan proyeksi BPS Tahun 2008 penduduk provinsi di Aceh

sebanyak 4.293.315 jiwa, terdiri atas 2.136.056 laki-laki dan 2.157.857

perempuan. Dari data jumlah penduduk tersebut, jumlah rumah tangga yang tidak

memiliki jamban keluarga sendiri 38.034 jiwa, jamban keluarga bersama dan

jamban umum serta lainnya pada masing-masing kabupaten/kota. Permasalahan

berkaitan dengan tempat pembuangan tinja juga dihadapi di provinsi Aceh.

Dimana dari keseluruhan keluarga hanya 56,06% yang telah memiliki jamban

keluarga.

Kabupaten Aceh Barat Daya, dari jumlah penduduk sebesar 203.023 jiwa

dengan jumlah KK 45.109 KK. Jumlah keluarga yang mempunyai fasilitas Buang

Air Besar (BAB) sendiri sebanyak 2.834 jiwa (13,95%). Yang memiliki jamban,

sedangkan 1.261 jiwa (62,11%) BAB ke jamban umum. Sebanyak 1.283 jiwa

Page 9: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

6

(63,19%) BAB ke sungai, jumlah KK yang tidak memiliki jamban yaitu 10.579

jiwa (DinKes Aceh Barat Daya, 2012).

Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti memilih salah satu Gampong

yang berada di Kabupaten Aceh Barat Daya, yaitu Gampong Persiapan Rumoh

Panyang Kemukiman Kreung Batee Kecamatan Kuala Batee. Berdasarkan data

Puskesmas Pembantu Krueng Batee Tahun 2009, jumlah KK Gampong Persiapan

Rumoh Panyang sebanyak 248 KK, dari jumlah tersebut yang memiliki jamban

dan tidak memiliki jamban keluarga sebanyak 89 KK.

Gampong Rumoh Panyang masih banyak masyarakat yang membuang tinja

di sembarangan seperti sungai, selokan dan kebun-kebun kosong di sekitar rumah

mereka. Hal ini diduga kuat disebabkan oleh pengetahuan masyarakat yang tidak

menunjang kesehatan. Disamping itu, tingkat ekonomi keluarga juga

mempengaruhi terhadap hal ini bagi masyarakat yang mempunyai ekonomi

rendah, kemampuan mereka untuk membangun jamban sehat keluarga juga sangat

terbatas. Selain faktor ekonomi, faktor pendidikan yang rendah rata-rata hanya

tamatan SLTP juga ikut mempengaruhi Masyarakat yang berpendidikan rendah

sulit mengerti tentang pentingnya kesehatan lingkungan.

Disamping itu informasi yang terima yang berkaitan dengan pembuangan

tinja yang dapat menjaga kesehatan serta tidak mencemari lingkungan sekitarnya

sulit dimengerti dan diterima dengan baik.

Dari paparan diatas penulisan tertarik untuk mengetahui bagaimana kondisi

aspek sosial budaya masyarakat di Gampong Persiapan Rumoh Panyang yang

mempengaruhi kebiasaan membuang tinja yang tidak sehat.

Page 10: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

7

1.2. Rumusan Masalah

Dikarenakan masih banyak masyarakat yang tidak memiliki jamban

keluarga serta pembuangan tinja disembarangan tempat, maka permasalahan pada

penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kebiasaaan

pembuangan tinja masyarakat di Gampong Persiapan Rumoh Panyang

Kemukiman Krueng Batee Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya

Tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

13.1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi kebiasaan pembuangan tinja masyarakat di Gampong

Persiapan Rumoh Panyang Gampong Krueng Batee Kecamatan Kuala

Batee Kabupaten Aceh Barat Daya.

13.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Tingkat Hubungan kepemilikan jamban yang

mempengaruhi kebiasaan pembuangan tinja di Gampong Persiapan

Rumoh Panyang Gampong Krueng Batee Kecamatan Kuala Batee

Kabupaten Aceh Barat Daya.

2. Untuk mengetahui tingkat Hubungan pengetahuan masyarakat yang

mempengaruhi kebiasaan pembuangan tinja di Gampong Persiapan

Page 11: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

8

Rumoh Panyang Gampong Krueng Batee Kecamatan Kuala Batee

Kabupaten Aceh Barat Daya.

3. Untuk mengetahui tingkat Hubungan ekonomi yang mempengaruhi

kebiasaan pembuangan tinja di Gampong Persiapan Rumoh Panyang

Gampong Krueng Batee Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh

Barat Daya.

4. Untuk mengetahui tingkat Hubungan pendidikan yang mempengaruhi

kebiasaan pembuangan tinja di Gampong Persiapan Rumoh Panyang

Gampong Krueng Batee Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh

Barat Daya.

5. Untuk mengetahui tingkat Hubungan pekerjaan masyarakat yang

mempengaruhi kebiasaan pembuangan tinja di Gampong Persiapan

Rumoh Panyang Gampong Krueng Batee Kecamatan Kuala Batee

Kabupaten Aceh Barat Daya.

14. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Praktis

1. Dapat mengaplikasikan ilmu yangtelah dipelajari di bangku kuliah

serta dapat membandingkan teori-teori yang telah dipelajari dengan

kenyataan di lapangan

2. Memberikan masukan bagi dinas kesehatan serta instansi terkait

tentang pembuangan tinja masyarakat di wilayah tersebut

14.2. Manfaat Teoritis

Page 12: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

9

1. Menambahkan wawasan ilmu pengetahuan penulis untuk dapat

mengembangkan diri dalam disiplin ilmu kesehatan masyarakat

2. Sebagai bahan pada perpustakaan yang akan dimanfaatkan oleh

mahasiswa khususnya program studi ilmu kesehatan masyarakat dan

referensi

Page 13: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

10

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2008, Kesehatan lingkungan, Jakarta

Depkes RI, 2006 Profil Kesehatan. Jakarta

Gandhi,.Kesehatan Lingkungan Menurut WHO,HAKLI,2010

Sarwono, S., Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Erlangga. Jakarta,20

Warsito,2005, Pengantar Epidemiologi, Fakultas Masyarakat di Universitas

Diponogero Semarang.

Azwar,2007, Kesehatan lingkungan. Bandung Gajah mada University press

Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Erlangga (contoh penulisan D.P)

Handayani,2006, Kesehatan Lingkungan.U.I.FKM

Noor Nasry, 2008 ,Epidemiologi, Rineka Cipta, JakartaNotoadmodjo,2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta,

JakartaNotoadmodjo, 2010, Metodologi penelitian kesehatan, Rineka cipta. Jakarta.

http/www.HARIAN KOMPAS, diakses pada tanggal 20 Maret 2013.

Page 14: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

10

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1.Pengertian Tinja

Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus

sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan

(tractus digestifus). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang

dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan

sebagai sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar.Dalam

ilmu kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih

dipentingkan adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan

ini memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya

berbagai macam penyakit saluran pencernaan. Ekskreta manusia (human excreta)

yang berupa feses dan air seni (urine) merupakan hasil akhir dari proses yang

berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan

zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh (Chandra, 2007).

Namun tinja potensial mengandung mikroorganisme patogen, terutama apabila

manusia yang menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan

(enteric or intestinal disesases). Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri,

virus, protozoa, ataupun cacing-cacing parasit. Coliform bacteria yang dikenal

sebagai Echerichia coli dan Fecal stretococci (enterococci) yang sering terdapat di

saluran pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh manusia dan hewan-hewan

berdarah panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta per gram

(Soeparman, 2002).

Page 15: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

11

2.2. Pembuangan Tinja

Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang

harus memenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik

harus dibuang kedalam tempat pembuangan kotoran yang disebut jamban.Jamban

adalah suatu bangun yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran

tersebut, kotoran itu tersimpan dalam satu tempat tertentu dan tidak menjadi sarang

penyakit. Komposisi kotoran manusia(tinja) terdiri dari bermacam-macam benda

antaralain :1. Sisa makanan yang membusuk dan mengeluarkan bau 2. Bibit penyakit

yang berbahaya dan telur cacing terutama pada kotoran dari manusia yang sakit perut

maupun cacingan (Notoadmojo, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,seorang yang normal

diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 330 gram,dan menghasilkan air seni

970gram.jadi bangsa Indonesia dewasa ini setiap harinya tinja yang dikeluarkan

disekitar 194.000 juta gram atau 194.000 ton,maka bila pembuangan (pengelola)

tinja tidak baik akan mempermudah terserang penyakit(Notoadmojo,2007).

Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam

pengertian ini meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar,

jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja. Sedangkan

kriteria akses terhadap sanitasi layak jika penggunaan fasilitas tempat BAB milik

sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis ‘latrine’ dan tempat

pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan air

limbah (SPAL). Sedangkan kriteria yang digunakan JMP WHO-UNICEF 2008,

sanitasi terbagi dalam empat kriteria, yaitu ‘improved’, ‘shared’, ‘unimproved’ dan

‘open defecation’(Depkes RI, 2010).

Page 16: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

12

Penanganan buangan tinja tidak bisa dianggap sebagai masalah yang sepele.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) menyebutkan, seseorang

setiap tiap harinya membuang tinja seberat 125-250 gram. Jika saat ini seratus juta

orang Indonesia tinggal di kawasan perkotaan, maka setiap harinya kawasan

perkotaan tersebut bisa menghasilkan 25.000 ton tinja.

Sekretaris Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja

AMPL) Nasional Maraita Listyasari mengatakan, sudah banyak kesadaran untuk

buang air besar (BAB) di jamban, tetapi masih ada 70 juta masyarakat yang BAB di

sembarang tempat. Walaupun sudah banyak jamban sehat dibangun tetapi masih

banyak saja jamban yang tidak memenuhi syarat. Padahal ketika tidak memenuhi

syarat, sebenarnya kita hanya memindahkan polutan dari satu tempat ketempat yang

lain," ujarnya, saat acara Workshop Media dan Kunjungan Media Mewujudkan

STOP BABS 2015, di Sulawesi Selatan (Harian Kompas, 2012).

Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang

harus memenuhi saniasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik

harus dibuang kedalam tempat pembuangan kotoran yang disebut jamban.

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan

mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut, kotoran itu tersimpan dalam suatu

tempat tertentu dan tidak terjadi sarang penyakit. Komposisi kotoran manusia(tinja)

terdiri dari bermacam-macam benda antara lain: 1.sisa makanan yang membusuk dan

mengeluarkan bau 2.bibit penyakit yang berbahaya dan telur cacing,terutama pada

kotoran dari manusia yang sakit perut maupun cacingan (Notoadmodjo,2007).

Kotoran Manusia (Tinja) adalah sisa ampas makanan yang tidak dapat dicerna

yang bisa saja berbentuk karbohidrat protein,enzim,lemak,sel-sel mati dan juga

Page 17: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

13

microba dalam satu liter kotoran manusia terdapat materi organic yang setara dengan

200-300 mg BODS.Dalam tinja masih ada dalam nutrien yaitu senyawa Nitrogen dan

fosfor yang dibawa oleh sel-sel mati dan juga sisa-sisa protein.biasanya keluar dalam

bentuk ammonium, satu liter tinja bisa mengandung ammonium seberat 25gram juga

fosfat 30 mg.Jika zat ini masuk kedalam air hanya akan meningkat pertumbuhan

gangguan air yang menghabiskan oksigen sehingga ikan dan hewan air lainya akan

mati (Soeparman, 2002).

Dalam tinja manusia juga terdapat miliaran microba termasuk dalam bakteri

pathogen yaitu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia seperti

salmonella typhi(tifus),vibrio cholera (kolera) virus hepatitis, dan juga polio.Jika

seseorang cacingan dapat di pastikan jika dalam tinjanya terdapat telur-telur

cacing.Beragaman telur cacing yang dapat hidup dalam perut kita seperti cacing

gelang, cambuk, tambang, dan kremi,satu gram tinja dapat berisi ribuan telur yang

sikap berkembang dalam perut orang lain (Soeparman, 2002).

2.3.Dekomposisi Tinja

Menurut Soeparman (2002). Proses penguraian (decomposition) pada tinja

secara alamiah akan berlangsung, sehingga akan berubah menjadi bahan yang stabil,

tidak berbau, dan tidak mengganggu. Aktivitas utama dalam proses dekomposisi

tersebut adalah :

1. Pemecahan senyawa organik kompleks, seperti protein dan urea, menjadi

bahan yang lebih sederhana dan lebih stabil.

2. Pengurangan volume dan massa (kadang-kadang sampai 80%) dari bahan

yang mengalami dekomposisi, dengan hasil gas metan, karbon dioksida,

Page 18: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

14

amonia, dan nitrogen yang dilepaskan ke atmosfer, bahan-bahan yang

terlarut dalam keadaan tertentu meresap ke dalam tanah di bawahnya.

3. Penghancuran organisme patogen yang dalam beberapa hal tidak mampu

hidup dalam proses dekomposisi, atau diserang oleh banyak jasad renik di

dalam massa yang tengah mengalami dekomposisi.

Bakteri memegang peranan penting dalam dekomposisi. Aktivitas bakteri dapat

berlangsung dalam suasana aerobik atau anaerobik. Proses anaerobik tersebut

misalnya terjadi pada kakus air (aqua privy), tangki pembusukan (septic tank), atau

pada dasar lubang yang dalam. Atau dapat pula terjadi secara aerobik, seperti pada

dekomposisi tertentu. Di samping itu, dekomposisi dapat terdiri lebih dari satu tahap,

sebagian aerobik dan sebagian lagi anaerobik, tergantung pada kondisi fisik yang

ada. Sebagai contoh, proses anaerobik berlangsung dalam septic tank, effuent cair

meresap ke dalam tanah melalui saluran peresapan dan meninggalkan banyak bahan

organik pada lapisan atas tanah. Bahan organik itu diuraikan secara aerobik oleh

bakteri saprofit yang mampu menembus tanah sampai kedalaman 60 cm.

2.4. Sarana Pembuangan Tinja (Jamban)

Jamban adalah suatu bangunan yang di gunakan untuk membuang dan

mengumpulkan kotoran manusia(tinja) yang lazim disebut kakus atau wc,sehingga

kotoran atau najis tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

penyebab atau penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman (DepKes, 2010).

2.4.1.Kontruksi jamban

Untuk menentukan kontruksi jamban yang bagaimana di gunakan sebenarnya

sangat di pengarhi oleh keadaan daerah masing-masing, misalnya bagaimana kadaan

Page 19: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

15

tanahnya, tinggi permukaan air tanah sehari- hari sepanjang tahun,pengaruh banjir

diwaktu musim hujan, pengaruh pasang surutnya air laut bagi daerah-daerah ditepi

pantai, apakah mudah dan cukup memperoleh air untuk setiap harinya. Disamping

faktor-faktor tersebutkontruksi jamban keluarga dipengaruhi oleh factor yaitu

kebiasaan dan tatacara hidup keadaan social ekonomi masyarakat setempat serta

bahan-bahan yang terdapat di daerah tersebut (Warsito, 2006).

2.4.2. Persyaratan atau Jamban sehat

DepKes, RI tahun 2008 jamban yang sehat memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

1. Persyaratan tidak mencemari air minum, untuk itu letak lubang

penampungan paling sedikit berjarak 10 meter dari sumber air minum,

tetapi kalau keadaan tanah liat yang retak- retak pada musim

kemarau,demikian juga bila letak jamban disebelah atas dari sumber air

minum pada tanah masing-masing, maka jarak tersebut hendaknya lebih

dari 15meter.

2. Tidak berbau dan tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Untuk

itu tinja harus tertutup rapat misalnya dengan menggunakan leher angsa.

3. sekitarnya,untuk itu lantai jamban harus cukup luas paling sedikit

berukuran 1x1 meter, dan dibuat cukup landai atau miring kearah lubang

jongkok, lantai kedap air, tersedia dan alat pembersih

4. Mudah dibersihkan, aman digunakan utuk ini harus dibuat dari bahan-

bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak terlalu mahal hendaknya

dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat.

Page 20: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

16

5. Dilengkapi dinding kedap air dan berwarna terang, luas ruangan cukup

atau tidak terlalu rendah dan ventilasi cukup baik.

Menurut Ehler dan steel tipe jamban atau sarana yang akan dibangun atau

diterapkan pada masyarakat, harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Tidak terjadi kontaminasi pada tanah prmukaan

2. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke air

tanah dan sumur tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan

3. Tinja tidak terjangkau oleh lalat atau kuman

4. Tidak terjadi penangganan terhadap ekskreta segar. Apabila tidak

dapat dihindarkan, harus ditekan seminimal mungkin

5. Metode yang digunakan harus sederhana serta mudah dalam

pembuangan dan penyelenggaraanya

2.4.3. Tipe-tipe Jamban

Tipe-tipe jembatan dapat di bagi atas tipe sehat dan tidak sehat

2.4.3.1. Tipe-tipe jamban sehat

Jamban sehat adalah fasilitas pembuangat tinjau yang efektif untuk

memutuskan mata rabtai penularan penyakit.Rumah tangga memiliki atau

menggunakan jamban leher angsa dengan tanki septik atau lubang penampung

kotoran sebagai pembuangan akhir.

1. Jamban Leher Angsa

Jamban leher angsa ini dapat menghindar atau mengurangi gangguan lalat atau

serangga dan binatang lain,mengurangi tinbul dan tersebarnya bau,dapat dipakai

dengan aman oleh anak-anak,kebersihan mudah dijaga,dapat dipasang di luar

maupun di dalam rumah,mudah dibuat dan hemat.

Page 21: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

17

2. Septik tank

Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang memenuhi persyaratan,oleh

sebab itu,cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan.Septi tank terdiri dari

tangki sedimentasi yang kedap air,dimana tinja dan air buangan masuk dan

mengalami dekomposisi.

2.4.3.2. Tipe-tipe jamban tidak sehat

Jamban cemplung ini sering kita jumpai didaerah pedesaan di jawa. Tetapi

sering dijumpai jamban cemplung yang kurang sempurna,misalnya tanpa rumah

jamban dan tanpa tutup. Sehingga serangga mudah masuk, dan bau tidak bisa

dihindari. Disamping itu, karena tidak ada rumah jamban,bila musim hujan tiba maka

jamban itu akan penuh dengan air.

1. Jamban cemplung berventilasi

Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung,bedanya lebih

lengkap,yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipaventilasi ini

dapat dibuat dengan bamboo.

2. Jambang empang (fishpond latrine)

Jamban empang ini dibangun diatas empang ikan. Dialam sistem jamban

empang ini terjadi dari ulang,yakni tinja dapat dimakan ikan,ikan dapat di makan

orang. Jamban ini mempunyai fungsi yaitu disamping mencegah tercemarnya

lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat (menghasilkan

ikan)

2.4.4. Cara pemeliharaan jaga (Jamban keluarga)

Untuk menjaga agar jamban keluarga tetap bersih dan memenuhi maka dapat

dilakukan beberapa upaya antara lain : (Depkes RI, 2010)

Page 22: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

18

1. Siramlah atau gelontorlah kotoran sampai bersih

2. Bersihkan selalu jaga sehingga selalu bersih dan tidak licin. Dan juga harus

selalu tersedia alat pembersih

3. Perbaiki bagian-bagian yang telah rusak

4. Apabila macet digelontorkan / rusak mintalah petunjuk dari kader kesehatan

lingkungan atau sanitarian puskesmas untuk mengatasinya

5. Untuk jenis jamban cemplung yang telah penuh, gali lubang baru dan timbun

yang lama.

Melalui beberapa kemungkinan diatas maka tinja mempunyai peranan yanag

sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk menagtasi hal tersebut perlu

diadakan pemutusan mata rantai penularan penyakit dari orang sakit atau carier ke

manusia sehat adalah melalui suatu mata rantai tersebut (Depkes RI,2005).

2.5. Mata Rantai Penularan Penyakit Oleh Tinja

Manusia merupakan sumber penting dari penyakit, penyakit infeksi yang

ditularkan oleh tinja merupakan salah satu penyebab kematian

(Sumber Depkes,2005)

1.Melalui Air

Air permukaan tanah dapat mengalir membawa kotoran yang dilalui menuju

sumber air, bagi masyarakat dan air ini digunakan langsung tanpa pengolahan

sempurna dapat terjadi penularan penyakit.

Tinja

AirTangan

SeranggaTanah

Makanandan

Minuman

Manusia

Mati

Sakit

Page 23: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

19

2.Melalui tangan

Apabila seseorang mencuci kotoran dengan tangan,bila tidak dicuci bersih

dapat pindah kepada makanan yang dipegang. Demikian juga secara langsung cacing

tambang dapat memasuki tubuh manusia apabila terinjak kotoran tinja manusia yang

mengandung telur cacing tambang.

3. Melalui serangga dan tikus

Apabila seseorang membuang tinja disembarang tempat sampai kering tinja

tersebut oleh serangga dan tikus,seranggan dan tikus akan membawa penyakit

kemakanan yang dimakan sama manusia, akan menyebabkan penularan penyakit.

4. Melalui tanah

Apabila seseorang membuang tinja ditanah sampai mongering hingga tinja

tersebut diterbangkan kemakanan dan dimakan manusia bisa menyebabkan penyakit.

2.6. Peranan Tinja Dalam Kehidupan

Banyak diidentifikasikan oleh para ahli, bahwa tinja dapat mengandung bibit

penyakit sebagai berikut :

1. Mikroorganisme Patogen

Hubungan dengan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui

tinja,organisme penyebab dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu virus,

bakteri, protozoa, dan cacing. Ddisamping itu bisa merupakan tempat

berkembang biaknya serangga terutama nyamuk,lalat dan kecoak yang

selalu memberikan dampak merugikan kaepada manusia

2. Virus

Lima kelompok dari virus pathogen yang penting adalah adone-

virus,antero-virus (termasuk poliovirus),hepatitis A virus dan virus

Page 24: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

20

penyebab diare (terutama ratavirus). Kelompok virus lainnya juga dapat

ditemukan dalam tinja, seperti infeksi yang disebabkan oleh semua

kelompok virus tersebut tertama pada anak-anak seringkali tidak

menimbulkan gejala klinis.

3. Bakteri

Tinja dari orang sehat mengandung sejumlah besar bakeri kameusal dari

banyak spesies. Kelompok mikroorganisme yang selalu tetap ditemukan

dalam tinja manusia adalah bakteriodes,fragilus,fecal califarms,total

califarms,E coli,fecal asteprococci, lactocaccili clostridia, bacteriodes,

bifidobacteria dan eubacteria.

4. Protozoa

Berbagai macam spesies dari protozoa dapat menginfeksi manusia dan

menyebabkan penyakit. Hanya 3 spesies dari protozoa usus manusia yang

sering kali bersipat patogen yaitu giardia, lambia, balantdium, dan

entamoeba histolytica.

5. Cacing

No Penyakit transmisi Distribusi1. Ancylostomosis Manusia-Tanah-Manusia Terutamadiiklimtropis

danbasah2. Ascariasis Manusia-tanah-Manusia Diseluruh dunia

3. Trichiuasis Manusia-tanah-Manusia Diseluruh dunia

2.7.Faktor Yang Berhubungan Dengan Pembuangan Tinja

2.7.1.Kepemilikan

Kepemilikan adalah hak dan memegang Kontrol terhadap apa yang

dimilikinya, jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan

Page 25: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

21

mengumpulkan kotoran manusia (tinja) yang lazim disebut kakus atau WC

sehinggga kotoran atau najis tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak

menjadi penyebab penyakit. Menurut tipe kepemilikan jamban di bagi atas 2 macam

yaitu jamban pribadi dan jamban umum. Jamban pribadi adalah jamban yang

dimiliki oleh keluaraga tersendiri yang ada di dalam pekarangan rumah, sedangkan

jamban umum adalah jamban yang dimiliki oleh semua masyarakat

(Handayani,2006).

Berkaitan dengan kepemilikan jamban, untuk pembuangan tinja manusia

sebagian keluarga sudah mempunyai jamban keluarga. Umumnya jamban / kakus

tersebut terletak menyatu dengan penggunaaan kamar mandi dan tempat cuci

penduduk satu rumah. Bahkan bagi penduduk dengan bentuk fisik rumah yang

mapan, bentuk dan kebersahn rumah ter jaga (Sukarni,2005).

2.7.2 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap masalah suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni penglihatan, pendegaran, penciuman, rasa dan peraba.

Pengetahuan masyarakat dalam pembuangan tinja juga memerlukan suatu proses

dalam melakukan perubahan. Perubahan ini dapat muncul disebabkan dengan

kemajuan tehnologi.

Dari pengalamanya dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang dasar oleh

masyarakat tidak bisa meninggalkan kebiasaaan buang air besar pada tempatnya,

padahal mereka lebih tahu tentang bahaya yang akan ditimbulkan akibat buang air

besar disembarangan tempat. Salah satu diantaranya terjadi transisi penyakit melalui

Page 26: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

22

kontak langsung dengan tanah, factor ini juga didukung dengan kurang pahamnya

masyarakat tentang pentingnya hidup sehat. ( Notoadmodjo, 2007 )

2.7.3 Tingkat Ekonomi

Ekonomi adalah tingkat penghasilan penduduk, semakin tinggi penghasilan

semakin tinggi pula persentase pengeluaran yang dibelanjakan untuk barang

makanan, juga semakin tinggi penghasilan keluarga semakin baik pula status gizi

masyarakat (Notoadmodjo, 2007).

Mata pencaharian kepala kepala keluarga sangat berhubungan dengan factor –

factor kesehatan, hal ini disebabkan oleh mata pencaharian ada habungannya

dengan pendidikan dan tingkat pendapatan. Oleh sebab itu sangat penting

mengetahui penyebaran mata pencaharian penduduk menurut jenis kelamin, daerah

seperti penyebaran penduduk menurut jenis kelamin, daerah seperti penyebaran

penduduk berdasarkan pekerja aktif, pengangguran dan bekerja yang tidak aktif

(Sukarni, 2000)

Keadaan Ekonomi atau penghasilan memegang peranan sangat penting dalam

meningkatkan status kesehatan lingkungan. Jenis pekerjaan orang tua erat kaitannya

dengan tingkat penghasilan lingkungan kerja, dimana bila penghasilan dan

lingkungan kerja, dimana bila penghasilan tinggi maka pemamfaatan pelayanan

kesehatan dan pencegahan penyakit juga meningkatkan, dibandinkan dengan

penghasilan rendah akan berdampak pada kurangnya pemampaatan pelayaan

kesehatan dalam hal pemeliharaan kesehatan karena daya beli obat maupun biaya

transpormasi dalam mengunjungi pusat pelayanan kesehatan (Notoamodjo, 2007).

Page 27: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

23

2.7.4 Pendidikan

Pendidikan adalah perubahan sikap dan tingkah laku serta pembahan ilmu

pengatahuan. Pendidikan akan terjadi melalui proses pendidikan, pengalaman dan

wawasan bagi seseorang untuk perubahan tingkah laku dalam melaksanakan aktivitas

sehari-sehari. Tingkat pendidikan berkaiatan erat dengan pembuangan tinja yang

tidak memiliki jamban keluarga, bagi yang berpendidikan tingkat tinggi mempunyai

wawasan dan pengetahuan terhadap pembuanagan tinja baik, dan dapat menghindari

dari pencemaran lingkungan (Azwar,2007).

Pendidikan masyarakat tentang pembuangan tinja dengan menggunakan

jamban keluarga juga di peroleh melalui pendidikan, pengetahuan serta berbagai

informasi yang digunakan dan diterapkan oleh masayarakat terhadap kegiatan

pengelolaan dan penggunaan jamban keluarga. tampa adanya pendidikan masyarakat

untuk mengelola dan menggunakan jamban sesuai dengan syarat pendidikan

kesehatan tentang penggunaan jamban yang baik perlu dimiliki atau dididirikan oleh

seseorang sehingga dalam menjalankan jehidupan sehari-hari maupun memanfaatkan

jamban keluarga dengan baik (Handayani, 2006).

Tingkat pendidikan berkaitan erat dengan pembuangan tinja yang tidak

memiliki jamban keluarga, bagi berpendidikan tinggi mempunyai wawasan dan

pengetahuan terhadap pembuangan tinja yang baik dan dapat menghindari terjadi

pencemaran lingkungan.

2.7.5.Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan atau pencaharian yang dijadikan

pokok penghidupan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan hasil (Depdikbut,

2010). Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan,status

Page 28: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

24

sosial ekonomi, resiko cidera atau masalah kesehatan dalam suatu kelompok

populasi, pekerjaan tertentu serta merupakan predictor status determinan resiko dan

determinan terpapar yang khusus dalam bidang pekerjaan tertentu serta merupakan

predictor status kesehatandan kondisi tempat suatu populasi

bekerja(widyastuti,2006).

Faktor yang penting adalah pengeluaran yang tidak terduga untuk

pemeliharaan kesehatan serta penyediaan fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan

kesehatan seperti jamban keluarga, tempat sampah lainnya. Berhubungan dengan

tingkat pendapatan keluarga yang rendah akan dapat membawa dampak terhadap

pembuangan tinja dan penyediaan jamban keluarga sehat, sumber air bersih dan

sebagainya, sehingga akan dapat mempengaruhi terhadap derajad kesehatan anggota

keluarga (Sukarni, 2007).

2.7.6. Perilaku

Perilaku manusia merupakan salah satu factor yang banyak memegang peranan

dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan menurut bloom,factor

perilaku memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan status kesehatan

individu maupun masyarakat (Nur Nasri Noor, 2008).

Prilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan keshatan, makanan, dan

minuman, serta lingkungan. (Notoadmojo 2007).

Aspek kebiasaan pembuanagan tinja kesungai membuanag tinja kekebun

kosong,membuanag tinja kekali atau selokan-selokan. Kalau membuag tinja ke

sungai, factor yang mempengaruhinya seperti merasa aman, merasa enak, dan tidak

Page 29: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

25

mempunyai jamban. Kalau membuang tinja ke kali factor yang mempengaruhi

seperti sudah biasa,merasa enak,tidak mempunyai jamban dan lain-lainnya.

2.8. Kerangka Teoritis

Dari uraian diatas dapat di susun suatu kerangka teoritis faktor-faktor yang

mempengaruhi kebiasaan pembuangan tinja masyarakat di desa persiapan gampong

Rumoh panyang, kecamatan Kualabatee, Kabupaten Aceh barat daya tahun 2013

seperti bagian di bawah ini:

Gambar :2.1.Kerangka Teoritis

Sukarni,2005-Ekonomi-Pekerjaan-Kebiasaan

Kebiasaan pembuangantinja

Notoatmodjo, 2007-Pengetahuan-Sikap-Ekonomi-Pekerjaan

Handayani,2006-Pendidikan-Sikap-Pengetahuan-Kepemilikan

Page 30: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

26

2.9. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori tersebut diatas, maka dapat disusun kerangka

konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Tingkat Ekonomi

Pendidikan

Pengetahuan

Kepemilikan Jamban

Kebiasaan PembuanganTinja

Pekerjaan

Page 31: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

27

DAFTAR PUSTAKA

DepKes, RI, 2008,Kesehatan Lingkungan, Jakarta.

DepKes, RI, 2010,Kesehatan Lingkungan, Jakarta.

Harian Kompas 2012

Warsito, 2005, Pengantar Epidemologi, fakultas kesehatan masyarakat di universitas

Dipenogoro Semarang.

Azwar, 2007, Kesehan Lingkungan, Bandung Gajah mada University press

Handayani, 2006, Kesehatan Lingkungan.jakarta, UI. FKM

Noor Nasry, 2008, Epidemologi, Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmodjo,2007, Promoi Kesehatan dan Ilmu perilaku,Rineka cipta,Jakarta.

Page 32: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penilitian Analitik dengan desain cross

sectionaluntuk menganalisisfaktor-faktor yang mempengaruhi kebisaan

pembuangan tinja di gampong persiapan rumoh panyang Kecamatan Kuala Batee

Kabupaten Aceh Barat Dayatahun 2013.

3.2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang

diteliti(Notoadmojo,2005) populasi dalam penelitian ini total kepala keluarga

dari seluruh rumah yang berjumlah 248 yang memiliki jamban keluarga dii

Gampong Persiapan Rumah Panyang Krung BateeKecamatan Kuala

BateeKabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

3.3. Sampel

Adapun teknik yang di pakai dalam pengambilan sampel adalah dengan

menggunakan teknik sampling random yaitu pengambilan sampel secara acak

dan proposional sesuai dengan tujuan penelitian, sedang untuk menentukan

jumlah sampel digunkan Rumus slovin dikutip dari Arikunto (2006) sebagai

berikut :

Page 33: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

28

n= ( )²Keterangan :

n : Besar sample

N: Besar populasi

d : penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketidak tepatan yang

diinginkan

Dimana:

n = ( , )n= ,n= ,n= 71,216

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 71 orang

Untuk menentukan/pemilihan sampel pada setiap dusun di hitung dengan

rumus Proposional Random Sampling yaitu :∑KK (Dusun)∑ ℎ ( )Berdasarkan Rumus Proporsional tersebut maka jumlah sampel pada setiap

dusun jumlah KK yang di tentukan adalah sebagai berikut :

Page 34: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

29

No. Dusun Jumlah KK Rumus JumblahSampel1 Suka Damai 90 90/248 x 71 262 Padang Harapan 71 71/248 x 71 203 Kuta Blang 87 87/248 x 71 25

Total 248 71

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data primer

Data yang di peroleh langsung melalui responden yaitu kepemilikan

jamban, pengetahuan, tingkat pendidikan, Ekonomi, dan Pekerjaan.

3.4.2. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui Dinas kesehatan, puskesmas, kantor camat,

dan Kantor Keuchik.

3.5. Definisi operasional

No.Variabel dependen

1. Variabel : Kebiasaan pembuangan tinja masyarakatDefinisi : Kebiasaan dalam BAB sehari-hari oleh masyarakatCara ukur : WawancaraAlat ukur : KuesionerHasil ukur : 1. Jamban

2. Bukan jambanSkala ukur : Ordinal

Variabel Independen2. Variabel : Tingkat ekonomi

Definisi : Tingkat pendapatan lebih atau kurang yang dihitungberdasarkan penghasilannya dalam satu bulan (UMPPropinsi Aceh 2013)

Cara ukur : WawancaraAlat ukur : KuesionerHasil ukur : 1. Tinggi

Page 35: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

30

2. RendahSkala ukur : Ordinal

3. Variabel : PendidikanDefinisi : Jejang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh

responden dan mendapat ijazahCara ukur : WawancaraAlat ukur : KuesionerHasil ukur : 1. Tinggi

2. Menengah3. Rendah

Skala ukur : Ordinal4. Variabel : Pengetahuan

Definisi

Hasil ukur

:

:

Kemampuan responden dalam pemahaman terhadappembuangan tinja, serta penyakit yang ditimbulkan olehtinja, arti tinja, manfaat jamban keluarga, serta jenisjamban keluarga yang baik.1. Baik2. Kurang

Cara ukur : WawancaraAlat ukur : KuesionerHasil ukur : Ordinal

5. Variabel : Kepemilikan jambanDefinisi : Status kepemilikan terhadap jambanCara ukur : WawancaraAlat ukur : KuesionerHasil ukur : 1. Jamban

2. Bukan JambanSkala ukur : Nominal

6. Variabel : PekerjaanDefinisi : Suatu kegiatan yang ditekuni individu untu

mendapatkan penghasilanCara ukur : WawancaraAlat ukur : KuesionerHasil ukur : 1. Bekerja

2. tidak bekerjaSkala ukur : Nominal

Page 36: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

31

3.6. Aspek pengukuran

3.6.1. Kebiasaan pembuangan tinja

- Jamban : jika responden menyatakan membuang tinja di

jamban Keluarga atau jamban umum

- Bukan jamban : jika responden menyatakan membuang tinja di

sungai, di kali,dan selokan, disemak- semak /

Hutan

3.6.2. Kepemilikan jamban

- Memiliki Jamban : jika responden mempunyai jamban pribadi

- Tidak Jamban : jika responden tidak mempunyai jamban pribadi

3.6.3. Pengetahuan

- Baik :jika responden memilih jamban “ya” adalah> 50 %

- Kurang : jika responden memilih jawaban “Tidak” adalah ≤ 50 %

3.6.4. Ekonomi

Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi maka pengukuran didasarkan pada

Peraturan Gubernur (pergub) nomor 95/ 2013, tentang UMP

- Tinggi : jika penghasilan keluarga perbulan > Rp. 1.550.000,-

- Rendah: jika penghasilan keluarga perbulan ≤ Rp.1.550.000,-

3.6.5. Pendidikan :

- Tinggi : ≥ S1

- Menengah: SMU s/d D4

- Rendah : SD s/d SMP

Page 37: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

32

3.6.5. Pekerjaan :

- Bekerja: Jika responden mempunyai suatu pekerjaan tetap seseoran

Sumber pendapatan seperti Tani, Nelayan, dan lain- lainnya

- Tidak bekerja : Jika responden tidak mempunyai pekerjaan tetap, untuk

mendapatkan penghasilan seperti ibu rumah tangga, pelajar, dan lain-

lain.

3.7. Tehnik Anasis Data

3.7.1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dan

persentasi tiap variabel yang diteliti .

3.7.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel dependen

dan sebuah variabel independen. Karena berbentuk katagori maka untuk

menetahui hubungan antara variabel-variabel independen dan variabel dependen

digunakan analisis statistik dengan uji Chi- square (x²) dengan memakai nilai α=

0,05. Jika ada sel yang memiliki harapan ≤ 5, maka digunakan fisher's exact test

(Notoadmojo, 2010). Untuk memperoleh hubungan yang bermakna pada variabel

penelitian ini digunakan perangkat computer dalam menganalisis uji chiss-

squer.

Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan tingkat

sengnifitas(nilai p), yaitu :

Page 38: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

33

a. (nilai p< 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak atau dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara faktor –faktor yang mempengaruhi

kebiasaan pembuangan tinja masyarakat gampong rumoh panyang

kecamatan kuala bate kabupaten aceh barat daya.

b. Jika nilai p> 0,05 maka hipotesis penelitian diterima atau dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara factor- factor yang

mempengaruhi kebiasaan pembuangan tinja masyarakat Gampong

Persiapan Rumoh Panyang Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh

Barat Daya.(Sopiyudin Dahlan 2012)

Page 39: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Gampong persiapan rumoh panyang merupakan gampong yang terdapat

di kecamatan kuala bate kabupaten Aceh Barat Daya . Gampong peersiapan

rumoh panyang mempunyai luas wilayah 910 Km² Dengan luas pemukiman

penduduk 55 Ha dengan jumblah penduduk gampong persiapan Rumoh panyang

adalah sebanyak 846 jiwa dan 248 KK.

Adapun batas- batas Gampong Persiapan Rumoh panyang adalah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara : Gampong Krueng batee

b. Sebelah Timur : Gampong Alupisang

c. Sebelah selatan : Gampong Ie Mameh

d. Sebelah Barat : Gampong Lhok Gajah

Gampong persiapan rumoh panyang memiki 3 Dusun dengan jumlah Kepala

keluarga sebanyak248 KK. Pembagian berdasarkan Gampong Persiapan Rumoh

Panyang antara lain sebagai berikut :

a. Dusun Suka Jaya : 90 KK

b. Dusun padang Harapan: 71 KK

c. Dusun Kuta Blang : 87 KK

4.2 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga dari tiap rumah

yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 71 responden.

34

Page 40: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

35

4.2.1 Umur

Dari keseluruhan kepala keluarga diperoleh data distribusi responden berdasarkan

umur, seperti yang tertera dalam tabel berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi (n) (%)1 25 Tahun 2 2,82 25 -50 tahun 50 70,43 >50 Tahun 19 26,8

Total 71 100 %Sumber : Data Primer ( Diolah 2013 )

Berdasarkan tabel 4.1, dari 71 responden, yang diperoleh umur yang

terbanyak ada di antara 25 – 50 tahun yaitu sebanyak 50 responden . paling

sedikit umur responden lebih dari 25 tahun yaitu sebanyak 2 responden atau

senilai (2,8%)

4.3Hasil penelitian

4.3.1 Hasil analisis Univariat

Berdasarkan penelitian yang dilkukan pada tanggal 21 Mei 2013 mengenai

faktor – faktor yang mempengaruhi kebiasaan pembuangan tinja masyarakat

gampong persiapan rumoh panyang Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh

Barat Daya tahun 2013, Analisis ini Untuk melihat Variabel yang diteliti dalam

bentuk distribusi frekuensi dari setiap Variabel penelitian, maka diperoleh hasil

penelitian sebagai berikut :

4.2.1Tingkat Ekonomi

Dari keseluruhan kepala keluarga distribusi responden berdasarkan tingkat

ekonomi sebagai berikut :

Page 41: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

36

Tabel 4.2.Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Ekonomi

No Tingkat Ekonomi Frekuensi (N) (%)

1 Tinggi 32 45,12 Rendah 39 54,9

Total 71 100Sumber :Data primer (Diolah 2013)

Berdasarkan tabel 4.2.responden yang mempunyai tingkat ekonomi yang

tinggi 32 responden (45,1) dan responden dengan tingkat ekonomi yang rendah

bekisar 39 responden (54,9)

4.2.2 Pendidikan

Dari keseluruhan kepala keluarga diperoleh data distribusi responden

berdasarkan pendidikan , sepeerti yang tertera ,di table berikut

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 Tinggi 0 02 Menengah 27 383 Rendah 24 62,0Total 71 100Sumber :Data primer (Diolah 2013)

Berdasarkan tabel dari 71 responden diketahui tingkat pendidikan

responden paling Rendah 24 responden (62,0). Dan responden yang pendidikan

nya Menengah terdapat 27 responden (62,0) Sedangkan yang berpendidikan

Tinggi tidak ada ( 0 ).

4.2.3 Pengetahuan

Dari Keseluruhan kepala Keluarga diperoleh data distribusi responden

berdasarkan pengetahuan sebagai berikut :

Page 42: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

37

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan

No Pengetahuan Frekuensi (N) ( %)

1 Baik 32 45,12 Kurang baik 39 54,9

Total 71 100Sumber :Data primer (Diolah 2013 )

Berdasarkan tabel 4.4.di atas responden yang mempunyai Tingkat pengetahuan

responden yang baik 32 responden (45,1) dan rensponden yang memiliki

pengetahuan baik 39 responden (45,1)

4.2.4 Kepemilikan Jamban

Dari keseluruhan kepala keluarga diperoleh data distribusi responden

berdasarkan kepemilikan jamban yang digunakan seperti yang tertera di dalam

table berikut.

Tabel 4.5Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban

NoKepemilikan jamban

Frekuensi (N) (%)

1 Jamban 33 46,52 Bukan Jamban 38 53,5Total 71 100Sumber : Data Primer (Diolah 2013)

Berdasarkan Tabel 4.5. dari 71 responden , diketahui 32 responden

memiliki jamban pribadi (45,1%) dan 38 memiliki responden yang memiliki

jamban umum39 atau bekisar (53,5%)

4.2.6 Pekerjaan

Dari keseluruhan kepala keluarga diperoleh data istribusi responden

berdasarkan pekerjaan, seperti yang tertera ditabel berikut :

Page 43: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

38

4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

NoPekerjaan

Frekuensi(N) (%)

1 Bekerja 30 42,32 Tidak Bekerja 41 57,7Total 71 100Sumber :Data primer (Diolah 2013)

Berdasarkan tabel 4.6. bahwa dari 71 responden diketahui tingkat

pekerjaan responden paling tinggi 30 responden (42,3) dan yang paling rendah

adalah 41 responden (57,7 %).

4.3.2 Hasil analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan dua variabel

yaitu variabel independen dengan variabel dependen yang bertujuan untuk

mengetahui antara dua variabel tersebut. Analisis ini menggunakan uji Chi –

Squarejika p value > 0,050 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen (Dahlan, 2012)

1. Pengaruh tingkat ekonomi terhadap kebiasaan pembuangan tinja

Tabel 4.7.Tingkat Ekonomi Masyarakat Terhadap Kebiasaan PembuanganTinja di Gampong Persiapan Rumoh Panyang, KecamatanKualabatee kabupaten Aceh Barat Daya.

No.Kebiasaan

PembuanganTinja

Tingkat EkonomiMasyarakat

Total P NilaiTinggi Rendah

n % n % n % Value OR

1. Jamban 28 90,3 3 9,7 31 100 0,00 84.000

2. BukanJamban

4 10,0 36 90,0 40 100 (17.366-406.314)

Jumlah 32 45,1 39 54,9 71 100Sumber :Data primer ( Diolah2013)

Dari table di atas menunjukan Tingkat kebiasaan pembuangan tinja

masyarakat dengan tingkat Ekonomi dimana dari31 responden, responden yang

Page 44: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

39

tingkat Ekonominya tinggi dengankebiasaan pembuangan tinja baik terdapat

sebanyak 28 responden (14,0% ) dan responden yang Ekonominya rendah dengan

Kebiasaan pembuangan tinja baik terdapat 4 responden (14,0 %). Sedangkan dari

40 responden, responden yang Tingkat ekonominya tingg dengan Kebiasaan

Pembuangan tinja sebanyak 6 Responden (15,4 %) dan Responden yang

Ekonominya Rendah dengan kebiasaan pembuangan tinja Terdapat 33

Responden (48,6% )

Dari Hasil Uji Chi- quare Menunjukan adanya hubungan antara tingkat

Ekonomi dengan Kebiasaan Pembuangan tinja karena hasil p value = 0,00

Menunjukan bahwa nilai ini lebih kecil dari level of significan α = 0,05 yaitu p

value (0,00) > dari α (0,050) dan OR 84.000

Maka HO diteima, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara Tingkat

Ekonomi dengan kebiasaan Pembuangan tinja Masyarakat.

2. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kebiasaan Pembuangan Tinja

Tabel 4.8. Pengaruh pendidikan TerhadapKebiasaan pembuangan tinjadiGampong persiapan Rumoh Panyang KecamatanKabupatenKuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya.

No.Kebiasaan

pembuangantinja

Tingkat PendidikanMasyarakat

Total p NilaiMenengah Rendah

n % n % n % Value OR

1. Jamban 20 64,5 11 35,5 31 100 0,001 8.571

2. Bukan Jamban 7 17,5 33 82,5 40 100 ( 2.858-25.709 )Jumlah 27 38,0 44 62,0 71 100

Sumber : Data Primer (Diolah 2013)

Dari Tabel diatas menunjukan proporsi kebiasaan pembuangan tinja

masyarakat Berdasarkan Pendidikan Responden yang memiliki yang pendidikan

Tinggi, kebiasaan pembuangan tinja lebih baik dari pada responden yang

Page 45: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

40

memiliki pendidikan Rendah dari 71 responden, responden yang dengan

pendidikan yang Menegah dan kebiasaan pembuangan tinja yang baik terdapat

sebnyak 20 responden (68,5%) sedangkan responden dengan pendidikan yang

Rendah dan kebiasaan pembuangan tinjanya yang Rendah Respondah terdapat

sebanyak 11 responden (25,0%) dari total 30 responden yang memiliki pendidikan

baik terhadap kebiasaan pembuangan tinja. Sedangkan responden yang memiliki

pendidikan Rendah dan kebiasaan pembuangan tinja yang Rendah hanya 7

responden (25,9 %) serta yang kebiasaan pembuangan tinja yang Rendah

sebanyak 33 responden (75,0 %) dari total 44 responden yang memiliki

pendidikan Rendah (56,3%)

Dari hasil menggunakan uji Chi-square menunjukkan adanya pengaruh

antara pendidikan masyarakat karena hasil p value= 0,00 menunjukkan bahwa

nilai ini lebih kecil dari level of significan α=0,05 yaitu p value (0,00) < α (0,05)

Dan nilai OR8.571 maka HO diterima, sehingga dapat disimpulkan adanya

hubungan antara Tingkat pendidikan dengan kebiasaan pembuangan tinja

Masyarakat.

3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kebiasa Pembuangan Tinja

Tabel 4.9. Pengaruh pengetahuan Masyrakat Terhadap KebiasaanPembuangan Tinja di Gampong Persiapan Rumoh PanyangKabupaten Aceh Barat Daya.

NoKebiasaan

PembuanganTinja

TingkatPengetahuanMasyarakat

Total p NilaiBaik Kurang

n % N % n % Value OR

1. Jamban 28 90,3 3 9,7 31 100 0,000 84.000

2. Bukan Jamban 4 10,0 36 90,0 40 100 (17.366-406314)Jumlah 32 45,1 39 54,9 71 100

Sumber :Data primer (Diolah 2013)

Page 46: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

41

Dari Tabel diatas menunjukan proporsi Kebiasaan Pembuangan Tinja

Berdasarkan Pengetahuan yaitu Bahwa 71 responden. Responden dengan

pengetahuan yang baik dan kebiasaan pembuangan tinja dengan baik terdapat

sebanyak 27 responden (47,4%) sedangkan responden dengan pengetahuan yang

baik dan kebiasaan pembuangan tinja dengan baik terdapat sebanyak 3

responden (7,7 %) dari total 31 responden yang memiliki pengetahuan yang baik.

Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dan dan

Kebiasaan pembuangan tinja dengan baik hanya responden (15,6%) dari total 36

Responden(92,3%) yang berpengetahuan kurang baik.

Dari hasil menggunakan uji Chi-square menunjukkan adanya pengaruh

antara pendidikan masyarakat karena hasil p value= 0,001 menunjukkan bahwa

nilai ini lebih kecil dari level of significan α=0,05 yaitu p value (0,00) < α (0,050)

dan nilai OR 84.000 maka HO diterima,sehingga adanya hubungan antara Tingkat

pengetahuan dengan kebiasaan pembuangan Tinja Masyarakat.

4. Pengaruh kepemilikan jamban dengan Kebiasaan pembuangan Tinja

Tabel 4.9.Pengaruh Kepemilikan jamban masyarakat terhadap kebiasaanpembuangan tinja digampong persiapan Rumoh panyangkecamatan kuala Batee kabupaten Aceh Barat Daya.

No.Kebiasaan

PembuanganTinja

TingkatKepemilikan

JambanMasyarakat Total p Nilai

Baik Kurangn % n % n % Value OR

1. Jamban 22 71,0 9 29,0 31 100 0,000 84.000

2. Bukan Jamban 11 27,5 29 72,5 40 100 (17.366-406314)Jumlah 33 46,5 38 53,5 71 100

Sumber : Data primer (Diolah 2013)

Page 47: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

42

Dari tabel diatas menunjukan proporsi kebiasaan pembuangan tinja

berdasarkan kepemilikan jamban yaitu responden yang memiliki jamban baik,

kebiasaan pembuangan tinja lebih baik dari pada responden yang memiliki

jamban kurang baik. Dari 71 responden , responden dengan memiliki jamban

dengan kebiasaan pembuangan tinja dengan jamban pribadi terdapat sebanyak

18 responden (56,2%) , sedangkan responden dengan memiliki jamban yang baik

dan kebiasaan pembuangan tinja di jamban umum terdapat sebanyak 12

responden (30,8%) dari total 33 responden yang memiliki jamban baik terhadap

kebiasaan pembuangan tinja . sedangkan responden yang memili jamban kurang

baik dan kebiasaan pembuangan tinja dengan baik hanya 14 responden (43,8%) ,

serta yang kebiasaan pembuanagn tinja kurang baik sebanyak 27 responden

(69,2%) dari total 38 responden yang memiliki jamban kurang baik.

Dari hasil menggunakan uji Chi-square menunjukkan adanya pengaruh

antara pendidikan masyarakat karena hasil p value= 0,00 menunjukkan bahwa

nilai ini lebih kecil dari level of significan α=0,050 yaitu p value (0,00) < α (0,05)

dan nilai OR 6.444 maka HO diterima, sehingga dapat disimpulkan adanya

hubungan antara tingkat kepemilikan jamban dengan kebiasaan pembuangan tinja

masyarakat.

Page 48: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

43

5. Pengaruh Pekerjaan terhadap kebiasaan pembuangan tinja

Tabel 4.10. Pengaruh pekerjaan masyarakat terhadap kebiasaanpembuangan tinja di Gampong persiapan Rumoh PanyangKecamatan Kuala Batee kabupaten Aceh Barat Daya

No Kebiasaanpembuangantinja

Tingkat PekerjaanMasyarakat

Total p NilaiBekerja TidakBekerja

n % N % N % Value OR

1. Jamban 25 80,6 6 19,4 31 100 0,00 29.167

2. Bukan Jamban 5 12,5 35 87,5 41 100 (8.004- 106.279)Jumlah 30 42,3 41 57,7 71 100

Sumber : Data Primer (Diolah 2013)

Dari Tabel diatas menunjukan proporsi kebiasaan pembuangan tinja

berdasarkan pekerjaan masyarakat yaitu bahwa responden yang memiliki

pekerjaan baik, kebiasaan pembuangan tinja lebih baik dari pada responden yang

memiliki pekerjaan kurang baik. Dari 71 Responden, responden dengan

pekerjaan yang baik dan kebiasaan pembuangan tinja dengan baik terdapat

sebanyak 24 responden (80,0%) sedangkan responden dengan pekerjaan yang

bekerja dan kebisaan pembungan tinja tidak bekerja terdapat sebanyak 6

responden(14,6 %) dari total 31 responden yang memiliki pekerjaan bai terhadap

kebiasaan pembuangan tinja. Sedangkan responden yang memiliki pekerjaan

Tidak baekerja dan kebiasaan pembuangan tinja dengan bekerja hanya 6

responden (20,0%), serta kebiasaan pembuangan tinja kurang sebanyak 35

responden (85,4%) dari total 41responden yang memiliki pekerjaan kurang baik.

Dari hasil menggunakan uji Chi-square menunjukkan adanya pengaruh antara

pendidikan masyarakat karena hasil p value= 0,00 menunjukkan bahwa nilai ini

lebih kecil dari level of significan α=0,050 yaitu p value (0,00) < α (0,05) dan

Page 49: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

44

nilai OR 29.167 maka HO diterima, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan

antara Tingkat pekerjaan dengan kebiasaan pembuangan tinja masyarakat.

4.4. Pembahasan

4.4.1 Pengaruh ekonomi masyarakat terhadap Kebiasaan Pembuangan Tinja

Taraf Ekonomi Lemah sangat mempengaruhi kemampuan keluarga

untuk memiliki jamban pribadi, dibandingkan dengan yang memiliki taraf

Ekonomi yang tinggi.

Ekonomi adalah tingkat penghasilan penduduk , semakin tinggi

penghasilan semakin tinggi pula persentase pengeluaran yang dibelanjakan untuk

barang makanan , juga semakin tinggi penghasilan keluarga semakin baik pula

status masalah kesehatan masyarakat (Notoadmodjo 2008).

Berdasarkan analis diatas dapat dilihat bahwa tingkat persentase Ekonomi

masyarakat yang tidak memiliki jamban lebih besar dari pada yang memiliki

jamban, tingkat ekonomi adalah tingkat penghasilan penduduk, semakin tinggi

penghasilan semakin tinggi pula persentase pengeluaran yang dibelanjakan

untuk barang , makanan, juga semakin tinggi penghasilan keluarga semakin baik

pula, status gizi masyarakat status ekonomi mempengaruh positif terhadap

saniter pada keluarga kaya atau mapan secara ekonomi .

Menurut asumsi penelitian kurangnya tingkat ekonomi maka masyarakat

tidak sanggup membuat jamban dan dapat disebabkan oleh kurangnya tingkat

ekonomi atau dana pada masyarakat itu sendiri dalam mengenai kebiasan

responden pembuangan tinja, dengan tingkat ekonomi yang kurang

mengakibatkan penyakit.

Page 50: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

45

4.4.2 Pengaruh Pendidikan Masyarakat Terhadap Kebiasaan Pembuangan

Tinja

Pendidikan sangat berhubungan erat dengan kebiasaan pembuangan tinja ,

jika tingkat pendidikan tinggi kebiasaan pembuangan tinjanya sering

menggunakan jamban dengan responden tahu tentang penyebab penyakit dengan

tingkat pendidikan lebih besar karena adanya factor pendukung ternyata tingkat

pendidikan rendah cenderung dengan kebiasaan pembuangan tinja yang tidak

menggunkan jamban dan bukan jamban.

Pendidikan adalah perubahan sikap dan tingkah laku seperti penambahan

ilmu pengetahuan , pengalaman, dan wawasan bagi seseorang penting untuk

perubahan tingkah laku dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari (Azwar, 2007 )

Pada tingkat pendidikan rendah lebih banyak masyarakat yang tidak

menggunakan jamban, hal ini jelas bahwa masyarakat yang berpendidikan rendah

kurang tau apa yang disebabkan oleh perilaku masyarakat yang tidak membuang

hajat dijamban.

Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan ada

pengaruh dalam pendidikan seseorang karena pendidikan tersebut dapat diperoleh

baik dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain.

44.3 PengaruhPengetahuan Masyarakat Terhadap Kebiasaan Pembuangan

Tinja

Tingkat pengetahuan responden dan pengaruhnya terhadap kebiasaan

pembungan tinja.Responden yang berpengetahuan baik dapat memelihara

Page 51: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

46

jambannya dengan baik dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan

kurang baik hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang

dominan berpengaruh terhadap kebiasaan pembuangan tinja secara baik atau pun

kurang baik.

Pengtahuan adalah hasil tahu dan ini setelah orang melakukan

pengindraan terhadap objek tertentu. Pengetahuan erat hubungannya dengan

upaya memperbaiki perilaku dengan meningkatkan pengetahuan akan member

hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku (Sari, 2006).

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Tariga (2007) yang

menyatakan adanya pengaruh yang bermakna antara adanya pengetahuan dengan

pertisipasi keluarga dalam penggunaan dan kebiasaan pembuangan tinja, dimana

responden yang memiliki pengetahuan katagori baik dan partisipasi baik lebih

besar dibandingkan responden yang pengetahuannya dikatagorikan kurang baik.

44.4 Pengaruh Pekerjaan Masyarakat Terhadap Kebiasaan Pembuangan Tinja

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan atau pencaharian yang dijadikan

pokok bagi kehidupan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan hasil.

Pekerjaan merupakan predikor status kesehatan dan kondisi terhadap suatu

pekerjaan (Widyastuti,2006) jelas bahwa masyarakat yang bekerja diruang

terbuka terutama di pabrik lebih cendrung menggunakan jamban sebagai sarana

pembuangan tinja pada masyarakat itu sendiri.

Page 52: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

47

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Hasil penelitian, Analisis data dan Pembahasan maka dapat

diambil kesimpulan yaitu :

1. Adanya hubungan antara Tingkat Ekonomi dengan Kebiasaan

Pembuangan Tinja Masyarakat Gampong Persiapan Rumoh Panyang,

Kec, Kuala Batee Kab Aceh Barat Daya 2013, Dimana nilai p value

0,00 < dari nilai α = 0,05

2. Adanya hubungan antara Tingkat Pendidikan Dengan Kebiasaan

Pembungan Tinja Masyarakat Gampong Persiapan Rumoh Panyang

kec Kuala Batee Kab Aceh Barat Daya 2013, Dimana nilai p value

0,00 < dari nilai α = 0,05

3. Adanya hubungan antara Tingkat Pengetahuan Dengan Pengetahuan

dengan Kebiasaan Pembuangan Tinja Masyarakat Gampong Persiapan

Rumoh Panyang Kec Kuala Batee Kab Aceh Barat Daya 2013,

Dimana nilai p value 0,00 < dari nilai α = 0,05

4. Adanya hubungan antara Tingkat Kepemilikan Jamban Dengan

Kebiasaan Pembuangan Tinja Masyarakat Gampong Persiapan

Rumoh Pannyang kec Kuala Batee Kab Aceh Barat Daya 2013.

Dimana nilai p value 0,00 < dari nilai α = 0,05

5. Adanya hubungan antara Tingkat Pekerjaan Dengan Kebiasaan

Pembungan Tinja Masyrakat Gampong Persiapan Rumoh Panyang

Page 53: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

48

Kec Kuala Batee Kab Aceh Barat Daya 2013, Dimana nilai p value

0,00 < dari nilai α = 0,05

5.2 Saran

1. Diharapkan Kepada Tenaga Kesehatan khususnya Pengolaha Program

Kesling khususnya secara kontinyu dan Berkesinambungan.

2. Perlu dilakukan Penngkatan dalam Bentuk Imformasi yang dan mudah

difahami masyarakat dalam bentuk promosi akan pentingnya penerapan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

3. Disarankan kepada masyarakat untuk buang tinja di tempat yang layak

agar masyarakat terhindar dari masalah kesehatan akibat pembuanagan

tinja yang tidak baik

4. Disarankan kepada Dinas kesehatan kabupaten Aceh Barat Daya untuk

lebih meningkatkan Penyuluhan pembuangan Tinja yang baik, dan benar

supaya kesehatan Masyarakat juga terdapat dengan baik.

Page 54: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, 2007.Kesehan Lingkungan. Bandung Gajah Mada University press.

Chandra, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan I. EGC : Jakarta.

DahlanMuhamadSopiyudin, 2012.StatistikKedokteran Dan Kesehatan.SalembaMedika. Jakarta.

DepKes, RI. 2008. Kesehatan Lingkungan. Jakarta.

DepKes, RI. 2010.Kesehatan Lingkungan. Jakarta.

Depkes, RI. 2010. PedomanPelaksanaanSPAL BagiSanitasiRumah. Jakarta.

Depdikbut, 2010.PendapatanpekerjakaitandenganLingkungan. Jakarta.

Handayani, 2006.Kesehatan Lingkungan.Jakarta, UI. FKM

Noor Nasry, 2008.Epidemologi. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmodjo,2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. RinekaCipta,Jakarta.

Notoadmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka cipta, Jakarta.

Notoadmodjo, 2005.MetodologipeneltianKesehatan.Rinekacipta , Jakarta.

Ghandi, 2010, Pengertian Kesehatan Menurut Hakli,WHO. dkk. Jakarta.

Soeparman, 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta; EGC.

Sukarni, 2005.MetodeologiKesehatan, LPES. Jakarta.

Sukarni, 2000.MetodeologiKesehatan. LPSE. Jakarta.

Suyono, 2011.IlmukesehatanMasyarakatDalamkontekskesehatanLingkungan.Jakarta. EGC.

Sudjudi, 2000.PenangananPengawasanKesehatanLingkunganPemukiman,DepartemenKesehatan, Jakarta.

Sari. S. 2006 .Hubunganfaktor- faktorpredisposisidenganPrilaku personalHigeenieanakJalananBimbinganRumahSinggah YMS Bandung. Skipsi.

Page 55: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN ...repository.utu.ac.id/656/1/BAB I_V.pdfMenurut Hendrik L. Blum beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor lingkungan,

UMP, 2013. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 65 tahun 2013.

Tariga.E. 2007. Faktor-faktor yangMempengaruhiPartisipasiKeluargaDalamPenggunaanJambanDIkotaKabanjaheTahun 2007,http://www.repository,usu.ac.id.Medan .Universitas Sumatra Utara diakses21juni2013.

WidyaAstuti, 2005. KesehtanLingkungan. Jakarta.

Warsito, 2005. Pengantar Epidemologi. Fakultas Kesehatan Masyarakat diUniversitas Dipenogoro Semarang.

WHO, 2000. Ilmu Kesehatan Anak. 1. edisi 4. Bagian Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

http/www.Harian KompasPHBS Masyarakat Mengenai Jamban. Diakses 20maret 2013