analisis faktor yang mempengaruhi status gizi …repository.utu.ac.id/207/1/bab i_v.pdf · analisis...

38
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH AGUSTIAR NIM : 07C10104005 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2013

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZIDI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

AGUSTIARNIM : 07C10104005

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH

2013

Page 2: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah gizi

kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh

kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan

(sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan

kesehatan dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih

disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan

kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan (Almatsier, S.

2001).

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi

baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang

digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan

otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.

Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat

gizi esensial. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan

gizi (Almatsier, S. 2001).

Menurut Hardywinoto & Setiabudi (2002) menyatakan bahwa pentingnya zat

gizi untuk mengatur berbagai fungsi tubuh kita, seperti fungsi kekebalan, reproduksi

dan pengetahuan. Apabila tubuh kita kekurangan zat gizi, dapat terjadi gangguan

belajar (learning disabilities), kemampuan bekerja kurang, kesakitan sampai

1

Page 3: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

2

kematian. Kecukupan zat gizi merupakan prasyarat yang sangat penting dalam

perkembangan anak, termasuk didalamnya perkembangan otak.

Kesehatan dan pertumbuhan anak merupakan masalah yang perlu mendapat

perhatian terus-menerus oleh berbagai pihak, seperti pemerintah maupun keluarga.

Anak-anak merupakan penerus bangsa, ditangan merekalah kelak nasib bangsa ini

akan ditentukan. Jika suatu bangsa memiliki anak-anak yang sehat jasmani dan

rohani, akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas dan produktif.

Turunnya kualitas suatu generasi dapat dicegah dengan cara menyelamatkan mereka

dari gangguan kesehatan fisik, mental maupun intelektual. Memang harus diakui

bahwa kekhawatiran pada orang tua terhadap kecerdasan putra-putrinya mereka

sangat besar. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan seseorang,

antara lain faktor gizi (Hardywinoto & Setiabudhi, T . 2000).

Stimulasi pendidikan untuk merangsang pertumbuhan anak tidak akan

memberikan arti masa depan anak, apabila kesehatan dan gizi anak tidak menunjang.

Derajat kondisi psikologi, kesehatan dan gizi anak sejak dalam kandungan sangat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan anak yang

berhubungan dengan aspek psikologi anak, baik kecerdasan dalam segala bentuknya

maupun dalam menyelesaikan masalah diri dengan lingkungannya, serta

pertumbuhan yang menyangkut fisik anak., misalnya bertambahnya berat badan dan

tinggi badan anak sesuai dengan usianya, serta perkembangan motorik anak

merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Konsep ini menuntut adanya

pengintegrasian aspek psikososial, misal pendidikan gizi dan kesehatan sebagai

Page 4: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

3

faktor-faktor yang berkaitan satu sama lain serta sinergik dalam proses tumbuh

kembang anak (Budiman, A 2005 ).

Di Propinsi Aceh pada tahun 2011 prevalensi balita kurang gizi masih

merupakan masalah, dari 556.406 balita terdapat 27.09% balita kurang gizi, 17.23%

diantaranya menderita gizi buruk (Profil Dinkes Provinsi Aceh, 2012). Data dari

Dinas Kesehatan Nagan Raya Tahun 2012 angka gizi buruk sebanyak 74 orang

(1,15%), gizi kurang 235 (3,67%), gizi baik 5.713 (89,11%). Dari data tersebut

diketahui bahwa masih ada anak yang belum terpenuhi kebutuhan gizi secara optimal,

sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara maksimal atau

normal.

Pengamatan penulis di SD Negeri 2 Seunagan menunjukkan bahwa status gizi

siswa ternyata sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor sosial

ekonomi dan pendidikan terakhir orang tua.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai analisis faktor yang berhubungan dengan angka gizi kurang pada siswa SD

2 Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

Page 5: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis menetapkan rumusan

masalah penelitian yaitu faktor apa sajakah yang mempengaruhi status gizi pada

siswa sekolah Dasar Negeri 2 Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang

mempengaruhi status gizi pada siswa SD 2 Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

1.3.2 Tujuan khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi

tentang:

1. Faktor status sosial ekonomi orang tua terhadap status gizi siswa

2. Faktor tingkat pendidikan orang tua terhadap status gizi siswa.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Guru Sekolah Dasar 2 Seunagan

Untuk lebih memperhatikan prestasi belajar siswa berdasarkan keadaan gizi

siswa.

2. Bagi Siswa

Memperoleh informasi tentang manfaat gizi bagi peningkatan kualitas belajar.

Page 6: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

5

3. Bagi pemerintah, dalam hal ini Dinas pendidikan agar menerapkan program

peningkatan gizi masyarakat bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk mendapatkan informasi tentang keadaan gizi yang seimbang pada anak

sehingga meningkatkan kecerdasan pada anak tersebut.

Page 7: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

2.1.1 Pengertian Gizi

Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami.

Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Konsep tersebut

menurut Suhardjo tahun 2004 yaitu proses dari organisme dalam menggunakan bahan

makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan

metabolisme dan pembuangan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ

tubuh dan produksi energy. Proses ini disebut gizi (Nutrition). Keadaan yang

dilakukan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi disatu pihak dan pengeluaran

oleh organisme, dipihak lain. Keadaan ini disebut nutriture. Dan tanda-tanda atau

penampilan yang diakibatkan oleh “nutriture“ dapat terlihat melalui variabel tertentu.

Hal ini disebut sebagai status gizi (nutritional status).

2.1.2 Pengertian status gizi

Menurut Suhardjo (2004), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari

pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Makanan yang memenuhi gizi

tubuh, umumnya membawa ke status gizi memuaskan. Sebaiknya jika kekurangan

atau kelebihan zat gizi esensial dalam makanan untuk jangka waktu yang lama

disebut gizi salah. Manifestasi gizi salah dapat berupa gizi kurang dan gizi lebih

(Supariasa, 2004).

6

Page 8: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

7

Zat gizi diartikan sebagai zat kimia yang terdapat dalam makanan yang

diperlukan manusia untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sampai saat ini

dikenal kurang lebih 45 jenis zat gizi dan sejak akhir tahun 1980an dikelompokan

keadaan zat gizi makro yaitu zat gizi sumber energy berupa karbohidrat, lemak dan

protein dan zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral (Supariasa, 2004).

Keadaan tubuh dikatakan pada tingkat gizi optimal, jika jaringan tubuh jenuh

oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimal. Kondisi ini memungkinkan

tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang tinggi. Apabila

konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh

maka akan terjadi kesalahan gizi yang mencakup kelebihan dan kekurangan zat gizi

(Supariasa, 2004).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Suhardjo (2003):

a. Faktor langsung

1). Konsumsi makanan

Konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh keluarga bergantung pada

jumlah dan jenis pangan yang dibeli, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan

secara perorangan. Hal ini tergantung pula pada pendapatan, agama, adat kebiasaan

dan pendidikan masyarakat bersangkutan.

2). Infeksi

Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak-balik. Infeksi

dapat menimbulkan gizi kurang melalui berbagai mekanismenya. Yang penting

adalah efek langsung dari infeksi sisitemik pada katabolisme jaringan. Walaupun

hanya terhadap infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan nitrogen.

Page 9: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

8

b. Faktor tidak langsung

1). Status Sosial Ekonomi (Ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga)

Hal ini terkait dengan produksi dan distribusi bahan makanan dalam jumlah

yang cukup mulai dari produsen sampai ke tingkat rumah tangga.

Daya beli keluarga yang kurang untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan bagi

seluruh anggota keluarga.Hal ini terkait dengan masalah pekerjaan atau mata

pencaharian atau penghasilan suatu keluarga. Apabila pengasilan keluarga tidak

cukup untuk membeli bahan makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitas, maka

konsumsi atau asupan gizi tiap anggota keluarga akan berkurang yang pada gilirannya

akan mempengaruhi kesehatan dan perkembangan otak mereka.

2). Tingkat pengetahuan, pendidikan ibu, sikap dan perilaku tentang gizi dan

kesehatan

Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh keluarga dan daya beli

memadai, tetapi karena kekurangan pengetahuan ini bisa menyebabkan keluarga tidak

menyediakan makanan beraneka ragam setiap hari bagi keluarganya. Pada gilirannya

asupan gizi tidak sesuai kebutuhan.

2.2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi menurut Supariasa (2004) dibagi atas :

a). Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat yaitu :

antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Masing-masing penilaian akan dibahas

sacara umum sebagai berikut :

Page 10: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

9

1. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Diinjau dari sudut

pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energy. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan

fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status

gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan

epitel (supervisicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral

atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical

surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda klinis-klinis

umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk

mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu

tanda (signi) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

3. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji

secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan

tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan

tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa

Page 11: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

10

kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala

klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia dapat lebih banyak menolong

untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan ) dan melihat perubahan

struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti

kejadian buta senja epidemic (epidemic of right blindness). Cara yang digunakan

adalah tes adaptasi gelap.

b) Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survey

konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan

metode ini akan diuraikan sebagi berikut :

1. Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat yang dikonsumsi. Pengumpulan data

konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi

pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan

kelebihan dan kekurangan zat gizi.

2. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data

beberapa penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

Page 12: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

11

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak lengsung

pengukuran status gizi masyarakat.

3. Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi

sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah

makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,

irigasi, dan lain-lain.

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab

malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi

gizi.

2.3 Indikator status gizi anak

Menurut Johari (2008) indikator status gizi berdasarkan indeks berat badan

menurut umur ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan tersebut diantaranya

dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum, dapat

mendeteksi kelebihan maupun kekurangan gizi, sensitivitas untuk melihat perubahan

status gizi, sedangkan kekurangannya adalah dapat mengakibatkan interprestasi status

gizi, sedangkan kekurangannya adalah dapat mengakibatkan interprestasi status gizi

yang keliru bala terdapat oedem, memerlukan data umur yang akurat, sering terjadi

dikesalahan dalam pengukuran, missal karena pengaruh pakaian atau gerakan anak

pada saat penimbangan (Sukari, 2004).

Dalam ilmu gizi status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB/TB

sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi dalam bentuk indikator yang dapat

Page 13: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

12

merupakan kombinasi diantara ketiganya. Masing-masing indikator mempunyai

makna sendiri, misalnya kombinasi antara BB (berat badan) dan U (umur)

membentuk indicator BB menurut U yang disimbolkan BB/U. Indikator BB/U dapat

normal lebih rendah atau lebih tinggi setelah dibandingkan dengan standar WHO.

Apabila BB/U normal maka digolongkan pada status gizi baik, dan BB/U rendah

dapat berarti berstatus gizi kurang ataupun status gizi lebih (Sukirman, 2007).

2.4 Klasifikasi Status Gizi

Untuk mengetahui keadaan status gizi seseorang maka perlu dilakukan

pengukuran. Menurut Supariasa (2005), penilaian pada status gizi dapat dilakukan

dengan secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status secara langsung dapat

dibagi menjadi empat penilaian yaitu; antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.

Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi atas tiga penilaian,

yaitu; survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

Di masyarakat, cara pengukuran status gizi paling sering digunakan adalah

antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi

anak menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi

(Supariasa, 2005).

Menurut Supariasa (2005), di Indonesia jenis antropometri banyak digunakan

baik dalam kegiatan program ataupun penelitian diantaranya adalah berat badan dan

tinggi badan. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan

dalam bentuk indeks yang terkait dengan variabel lain, seperti:

a. BB menurut umur (BB/U)

Page 14: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

13

b. TB menurut umur (TB/U)

c. BB menurut TB (BB/TB)

d. LLA menurut umut (LLA/U)

e. LLA menurut TB (LLA/TB)

Menurut Soetjiningsih (2008), untuk mengetahui tumbuh kembang anak,

terutama pertumbuhan fisiknya yang sering dinilai dengan menggunakan ukuran -

ukuran antropometrik, yang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, meliputi:

a. Tergantung umur (age dependence)

- Berat badan (BB) terhadap umur

- Tinggi /panjang badan (TB) terhadap umur

- Lingkaran kepala (LK) terhadap umur

- Lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur

b. Tidak tergantung umur

- Berat badan terhadap tinggi badan

- LLA terhadap tinggi badan (QUAC Stick: Quacker Arn Circunaferena

measuring Stick)

- Lain - lain: LLA dibandingkan dengan standar / Baku, lipatan kulit pada

trissep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan Baku.

Di samping itu masih ada ukuran antropometri lainnya, yang dipakai untuk

keperluan khusus misalnya pada kasus - kasus dengan kelainan bawaan atau untuk

menentukan jenis perawakan (Soetjiningsih, 2008), antara lain:

a. Lingkaran dada, lingkaran perut dan lingkaran leher

Page 15: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

14

b. Panjang jarak antara - antara titik tubuh, seperti biaknominal untuk lebar

bahu, bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala, dll

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh

dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengertian ini

bersifat sangat umum sekali. Pengertian dari sudut pandang gizi, telah banyak

diungkapkan oleh para ahli. Supariasa (2005), mengungkapkan bahwa antropometri

gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran

tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak

dibawah kulit.

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur

beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:

umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,

lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Dibawah ini akan diuraikan parameter

tersebut (Supariasa, 2005).

a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi, Kesalahan dalam

penentuan umur bisa menyebabkan interprestasi pada status gizi yang menjadi salah,

sehingga pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat akan menjadi tidak

berarti bila disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi

Bogor (2000) dalam Supariasa (2005), menjelaskan bahwa batasan umur yang

digunakan adalah tahun umur (Completed Year), dan untuk anak umur 0 – 2 tahun

digunakan bulan usia penuh (Completed Month).

Page 16: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

15

Contohnya: Tahun usia penuh (Completed Year); Umur: 7 tahun 2 bulan, dihitung 7

tahun, dan 6 tahun 11 bulan, dihitung 6 tahun.

Contohnya: Bulan usia penuh (Completed Month); Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4

bulan, dan 3 bulan 27 hari, dihitung 3 bulan.

b. Berat Badan

Menurut Santoso (2009), ukuran berat badan merupakan hal yang terpenting,

karena dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap

kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan tulang,

otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya. Ukuran ini merupakan indikator tunggal yang

terbaik pada waktu ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang.

Pengukuran berat badan menurut umur balita dengan menggunakan kartu

menuju sehat balita (KMS Balita), enimbangan dilakukan setiap bulan. Pengukuran

berat badan secara teratur dapat menggambarkan keadaan gizi anak sejak lahir sampai

berusia 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan maka dilakukan pencatatan pada

KMS untuk dapat melihat perkembangan setiap bulannya. Menurut Pedoman Deteksi

tumbuh Kembang Balita (Supariasa, 2002), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

pada catatan letak berat badan pada KMS, yaitu:

1) Apabila di bawah garis merah maka kurang gizi tingkat sedang atau disebut

berat, kurang energi dan protein nyata (KEP nyata).

2) Pada daerah dua peta warna kuning (di atas garis merah) maka harus hati-hati

dan waspada karena keadaan gizi anak sudah kurang, meskipun tingkat ringan

atau disebut KEP ringan.

Page 17: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

16

3) Dua pita warna hijau muda dan pita warna hijau tua (di atas pita kuning) dan

dua pita warna hijau muda maka anak mempunyai berat badan cukup atau

disebut gizi baik.

4) Dua pita warna kuning (paling atas) dan di atasnya maka anak telah

mempunyai berat badan yang berlebih, semakin ke atas kelebihan berat

badannya semakin banyak.

Perubahan dan pertumbuhan serta kecepatan pertumbuhan dapat dilihat pada

tabel 2.1 mengenai umur dan berat badan:

Tabel 2.1Golongan Usia dan Berat Badan

Gol Umur(Tahun ) (kg)

Berat Badan(kg)

0.5 – 1 Tahun1 – 3 Tahun4 – 6 Tahun7 – 9 Tahun

8.011.516.523.0

Hasil Widjaya Karya nasional Pangan & Gizi Lipi, 1978 & 1983.

c. Tinggi Badan

Tinggi merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan

keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu juga tinggi

badan merupakan ukuran dari kedua yang penting, karena tinggi badan sangat erat

hubungannya dengan berat badan. Pengukuran tinggi badan pada anak balita yang

sudah dapat berdiri bisa diukur dengan menggunakan alat penggukur tinggi mikrotoa

yang mempunyai ketelitian 0,1 cm (Supariasa, 2005).

Page 18: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

17

Pertumbuhan tinggi badan anak pada usia pra sekolah tidak secepat pada

masa-masa tahun pertamannya. Setiap tahunnya, rata-rata pertambahan tinggi badan

anak sekitar 7 cm (Gustian. E, 2001).

Menurut Santoso (2009), perlu diketahui bahwa nilai tinggi badan meningkat

terus, walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi muda kemudian

menjadi pesat lagi pada masa remaja. Tinggi badan hanya akan menyusut pada usia

lanjut. Oleh karena itu, nilai tinggi badan dipakai untuk dasar perbandingan terhadap

perubahan-perubahan yang relative, seperti nilai berat badan dan lingkaran lengan

atas.

d. Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas pada dewasa ini merupakan salah satu pilihan dalam

penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat yang sulit

yang diperoleh dengan harga yang mahal. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu

mendapatkan perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks

status gizi (Supariasa, 2005).

e. Lingkaran Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara

praktik, yang biasanya untuk memeriksa pathologi dari besarnya kepala atau

peningkatan ukuran kepala. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan

tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat yang terjadi pada tahun

pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan

gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak, lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat

bervariasi sesuai dengan keadaan gizi (Supariasa, 2005).

Page 19: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

18

Sedangkan menurut Santoso (2009), ukuran ini dipakai untuk mengevaluasi

pertumbuhan otak dan karena laju tumbuh pesatnya pada saat berusia 3 tahun yang

hanya 1 cm dan hanya meningkat 5 cm sampai usia remaja atau dewasa, maka dpat

dikatakan bahwa mamfaat pengukuran lingkaran kepala ini hanya terbatas sampai

usia 3 tahun.

Parameter Antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi, kombinasi

antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Beberapa Indeks

Antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U),

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan

(BB/TB). Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan yang termasuk air,

lemak, tulang dan otot. Sedangkan Indeks tinggi badan menurut umur adalah

pertumbuhan linear dan LLA adalah pengukuran terhadap otot, lemak, dan tulang

pada area yang diukur. Diantara bermacam-macam Indeks Antropometri, BB/U

merupakan indikator yang paling umum digunakan sejak tahun 1972, dan dianjurkan

juga menggunakan TB/U dan BB/TB untuk membedakan apakah kekurang gizi

terjadi kronis atau akut. Perbedaan dalam penggunaan indeks tersebut akan

memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda. Seperti yang terlihat pada

tabel 2.2 (Supariasa, 2005).

Page 20: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

19

Tabel 2.2Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometri

(Persen dinyatakan terhadap median Baku NCHS)

Status GiziIndeks

BB /U TB /U BB/TBGizi BaikGizi SedangGizi KurangGizi Buruk

> 80 %71 % - 80 %61 % - 70 %

≤ 60%

> 90 %81 % - 90 %71 % - 80 %

≤ 70%

> 90 %81 % - 90 %71 % - 80 %

≤ 70%Sumber: yayak K. husaini. Antropometri sebagi indeks gizi dan kesehatan masyarakat.Medika. 2007.

1. Klasifikasi Status Gizi

Menurut Supariasa (2005), dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada

ukuran Baku, yang sering disebut dengan reference. Direktorat Bina Gizi Masyarakat,

Depkes dalam pemantauan status gizi (PSG) pada anak tahun 1999, klasifikasi status

gizi dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu: Gizi lebih, gizi baik, gizi sedang, gizi

kurang, dan gizi buruk. Baku rujukan yang digunakan adalah WHO – NCHS

dengan indek berat badan menurut umur yang dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah

ini.

Tabel 2.3Kalsifikasi Status Gizi Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Depkes RI Tahun 2003Kategori Cut Of PointGizi lebihGizi baikGizi sedangGizi kurangGizi buruk

> 120 % median BB/U80 % - 120 % median BB/U70 % - 79,9 % median BB/U60 % - 69,9 % median BB/U< 60 % median BB/U

Dibawah ini akan diuraikan dari klasifikasi status gizi menurut WHO-NCHS, yaitu:

a. Gizi Lebih

Page 21: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

20

Depkes RI (2003), mengemukakan bahwa anak berstatus gizi lebih, bila hasil

penimbangan berat badan anak menurut umur (BB/U) dan berasarkan hasil

penimbangan berat badan anak menurut tinggi (BB/TB) lebih dari 110% berdasarkan

nilai baku standar WHO-NCHS. Istilah gizi lebih di masyarakat dikenal dengan

sebutan obesitas atau kegemukan, pada umumnya diakibatkan karena kelebihan gizi.

Makin lama seorang anak mengalami obesitas, maka akan semakin besar

kemungkinan untuk tetap gemuk pada usia remaja dan dewasa, karenanya hal ini

merupakan masalah kesehatan yang harus diatasi sejak dini tanpa mengabaikan faktor

pertumbuhan anak. Peran keluarga, informasi gizi, aktifitas fisik, dan bimbingan

psikologis sangat diperlukan pada situasi seperti ini (Pudjiadi, 2006).

b. Gizi Baik

Gizi baik adalah suatu keadaan sehat yang disebabkan oleh konsumsi

makanan yang mengandung cukup gizi yang dibutuhkan dalam keadaan seimbang

baik jumlah maupun mutu (Apriadji, 2006). Menurut Winarno (2007) keadaan gizi

seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara

perkembangan fisik dan perkembangan mentalnya.

Anak berstatus gizi baik bila hasil penimbangan berat badan menurut umur

(BB/U) dan berdasarkan hasil penimbangan berat badan anak menurut tinggi badan

(BB/TB) berada pda kisaran 81%-110% berdasarkan nilai baku standar WHO-NCHS.

Pada keadaan status gizi baik, sehingga anak lebih terlindung dari berbagai jenis

penyakit dibandingkan dengan anak dalam keadaan kekurangan gizi (Supariasa,

2005).

Page 22: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

21

c. Gizi Kurang

Anak berstatus gizi kurang adalah bila penimbangan berat badan menurut

umur (BB/U) dan penimbangan berat badan anak menurut tinggi badan (BB/TB)

menunjukkan hasil pada kisaran dari 60%-80% berdasarkan nilai baku standar WHO-

NCHS (Supariasa, 2005).

Secara umum gizi kurang disebabkan olek kekurangan energi atau protein,

namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa jarang dijumpai kasus anak

dengan gizi kurang yang menderita defisiensi protein yang biasanya disertai pula

dengan defisiensi protein murni. Anak dengan defisiensi protein biasanya disertai

pula dengan defisiensi energi atau nutrient lainnya, karena itu istilah yang juga sering

dipakai untuk gizi kurang atau gizi buruk adalah KEP (Supariasa, 2005).

d. Gizi Buruk

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi

angka kecukupan gizi (Supariasa, 2005). Sedangkan menurut Apriadji (2006), gizi

buruk adalah keadaan tidak sehat yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang

kurang, baik kualitas maupun kuntitasnya dalam waktu yang cukup lama.

Anak berstatus gizi buruk adalah bila penimbangan berat badan menurut umur

(BB/U) dan penimbangan berat badan anak menurut tinggi badan (BB/TB)

menunjukkan hasil kurang dari 60% berdasarkan nilai baku standar WHO-NCHS

(Supariasa, 2005).

Page 23: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

22

2.6 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori menurut Suhardjo, 2004

Faktor yang mempengaruhistatus gizi secara langsung:

a. Konsumsi Makananb. Infeksi

Faktor yang mempengaruhistatus gizi secara tidaklangsung:

a. Status sosial ekonomi/Kesediaan pangan ditingkat rumah tangga.

b. Daya beli yang kurangmemenuhi kebutuhan.

c. Tingkat pengetahuan,pendidikan, sikapperilaku tentang gizi dankecerdasan

Faktor yangmempengaruhikecerdasanIntelegensia. Keturunanb. Lingkunganc. Pencemaran

Lingkungan

Tingkat KecerdasanIntelegensi

Status Gizi

Page 24: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

23

2.7 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka konsep

2.8 Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi orang tua dan pendidikan ibu

terhadap status gizi anak SD Negeri 2 Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

Pendidikan ibu

Status Sosial

Ekonomi Orang Tua

Variabel Independen Variabel Dependen

Status Gizi

Page 25: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik, yaitu untuk melihat

hubungan status sosial ekonomi serta pendidikan orang tua terhadap status gizi siswa

Sekolah Dasar Negeri 2 Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Seunagan Kabupaten Nagan Raya

yang telah dilakukan pada Tanggal 06-13 September 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri 2 Seunagan

yang berjumlah 81 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah siswa

Murid

Jumlah Murid Per Kelas

Total

JML murid

usia 7-121 2 3 4 5 6

Laki-laki 6 11 7 5 4 10 43

81Perempuan 3 5 7 8 11 4 38

Total 9 16 14 13 15 14 81

24

Page 26: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

25

3.3.2 Sampel

Karena populasinya dapat di jangkau, maka sampel dalam penelitian ini

adalah total populasi.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan

siswa dan guru menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sekolah, serta literatur-literatur

lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

Page 27: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

26

3. 5. Definisi Operasional.

Tabel 3.1. Varibel PenelitianNo Variabel Independen1 Variabel : Status sosial ekonomi orang tua

Definisi : Tingkat pendapatan orang tua yang di dapat darikegiatan/pekerjaan sehari-hari

Cara ukur : Wawancara.Alat ukur : KuesionerHasil ukur : a. Tinggi

b. RendahSkala ukur : Ordinal

____________________________________________________________________2. Variabel : Pendidikan Ibu

Definisi : Jenjang pendidikan terakhir yang di ikuti ibu respondendan dibuktikan dengan ijazah terakhir yang dimiliki.

Cara ukur : WawancaraAlat ukur : KuesionerHasil ukur : a. Tinggi

b. Menengahc. Rendah

Skala ukur : Ordinal____________________________________________________________________

_Variabel Dependen____________________________3. Variabel : Status Gizi

Definisi : Suatu keadaan dimana berat badan anak kurang dariberat ideal setelah di lakukan penimbangan danpengukuran tinggi badan

Cara ukur : Menimbang dan mengukur tinggi badan.Alat ukur : Timbangan dan papan ukurHasil ukur : a. Lebih

b. Baikc. Kurangd. Buruk

Skala ukur : Ordinal

Page 28: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

27

3. 6. Aspek pengukuran

1. Status sosial ekonomi

1. Tinggi : jika melebihi upah minimum Provinsi

(≥Rp 1.500.000)

2. Rendah : jika di bawah upah minimum Provinsi

(<Rp 1.500.000)

(Upah Minimum Regional Provinsi Aceh tahun 2013)

2. Pendidikan Ibu :

1. Tinggi : jika pendidikan ibu lulusan Diploma dan di atasnya

2. Menengah : Jika ibu tamat sekolah Menengah (sederajat)

3. Rendah : jika ibu tamatan SD dan Madrasah

(Depdiknas, 2002)

3. Status gizi

1. Lebih : Apabila hasil penimbangan berat badan dan pengukuran

tinggi badan menunjukkan berat badan anak lebih dari ukuran ideal

2. Baik : Apabila hasil penimbangan dan pengukuran tinggi badan

menunjukkan berat badan anak memiliki ukuran ideal.

3. Kurang: Apabila hasil penimbangan dan pengukuran tinggi badan

menunjukkan berat badan anak kurang dari ukuran ideal.

4. Buruk : Apabila hasil penimbangan dan pengukuran tinggi badan

menunjukkan berat badan anak sangat kurang dari ukuran ideal, anak

menunjukkan kelainan sebagai akibat dari kurang gizi tersebut.

Page 29: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

28

3.7. Analisis Data.

Data yang diperoleh diolah dengan secara manuual dan menggunakan

komputer dengan tahapan editing, coding, entry data dan cleaning. Data dianalisis

melalui prosedur bertahap,secara:

1. Analisis Univariat (Analisis Deskriptif)

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikankarakteristik setiap variabel penelitian.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara

variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji

statistik chi square pada taraf kepercayaan 95%.

Page 30: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 2 Seunagan terletak di tengah-tengah Desa Kuta baro

Jeuram dengan jumlah murid sebanyak 81 orang dengan kriteria laki-laki 43 orang

dan perempuan 38. adapun jumlah guru adalah guru 11 orang dengan kriteria 8 orang

guru berstatus PNS dan 3 orang guru kontrak.

Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuta Baro

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kuta Baro

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Padang

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kuta Baro

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari tanggal 06 s/d 13 September 2013

di Sekolah Dasar Negeri 2 Jeuram terhadap 81 orang Responden didapatkan hasil

sebagai berikut:

4.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan data responden dan

variabel penelitian secara tunggal. Variabel penelitian terdiri dari status sosial

ekonomi orang tua, pendidikan ibu dan status gizi siswa.

29

Page 31: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

30

4.2.1.1 Variabel Penelitian

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tuadi SDN 2 Seunagan Tahun 2013

No Status Sosial EkonomiOrang Tua

Frekuensi %

1 Tinggi 35 43,22 Rendah 46 56,8

Jumlah 81 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden berstatus

sosial ekonomi yang rendah sebanyak 46 orang (56,8%).

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di SDN 2 SeunaganTahun 2013

No Pendidikan Ibu Frekuensi %1 Tinggi 23 28,42 Menengah 44 54,33 Rendah 14 17,3

Jumlah 81 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden

berpendidikan menengah sebanyak 44 orang (54,3%).

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Siswa di SDN 2Seunagan Tahun 2013

No Status Gizi Frekuensi %1 Lebih 19 23,52 Baik 45 55,63 Kurang 17 214 Buruk 0 0

Jumlah 81 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Page 32: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

31

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden

berstatus gizi baik sebanyak 45 orang (55,6%).

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat menggunakan uji Chi Square χ² terhadap significansi 0,05

yaitu melihat variabel sosial ekonomi orang tua, pendidikan ibu dan status gizi.

4.2.2.1 Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Tabel 4.4 Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan StatusGizi Siswa di SDN 2 Seunagan Tahun 2013.

Status SosialEkonomi

Orang Tua

Status Gizi TotalLebih Baik Kurang Buruk

n % n % n % n % F % P

Tinggi 7 20 24 68,6 4 11,4 0 0 35 100

0,087Rendah 12 26,1 21 45,7 13 28,3 0 0 46 100

Jumlah 19 23,5 45 55,6 17 21 0 0 81 100

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 81 responden yang di wawancarai,

24 orang (68,6%) dengan status sosial ekonomi orang tua yang tinggi dan status gizi

baik. Pada responden yang status sosial ekonominya rendah dan status gizinya baik

sebanyak 21 orang (45,7%).

Dari hasil perhitungan Chi Square pada derajat kemaknaan 95 % (ά=0,05)

diketahui bahwa nilai p value adalah 0,087 (> ά). Oleh karena itu Ho gagal di tolak

sehingga tidak ada hubungan .status sosial ekonomi orang tua dengan status gizi

siswa.

Page 33: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

32

4.2.2.2 Pendidikan Ibu

Tabel 4.5 Hubungan antara Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Siswa di SDN 2Seunagan Tahun 2013

PendidikanIbu

Status Gizi TotalLebih Baik Kurang Buruk

n % n % n % n % F % P

0,777Tinggi 5 21,7 15 65,2 3 13,0 0 0 23 100

Menengah 10 22,7 23 52,3 11 25 0 0 44 100

Rendah 4 28,6 7 50 3 21,4 0 0 14 100

Jumlah 19 23,5 45 55,6 17 21 0 0 81 100

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 81 responden yang di wawancarai,

15 orang (65,2%) dengan pendidikan ibu yang tinggi dan status gizi baik. Pada

responden dengan pendidikan ibu menengah dan status gizinya baik sebanyak 23

orang (52,3%). Sedangkan pada responden dengan pendidikan ibu yang rendah dan

status gizinya rendah sebanyak 7 orang (50%).

Dari hasil perhitungan Chi Square pada derajat kemaknaan 95 % (ά=0,05)

diketahui bahwa nilai p value adalah 0,777 (> ά). Oleh karena itu Ho gagal di tolak

sehingga tidak ada hubungan .antara pendidikan ibu dengan status gizi siswa.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Faktor ekonomi keluarga banyak menentukan dalam keadaan gizi anak. Kalau

ekonomi keluarga kurang, konsumsi makanan hanya sekedar untuk menghilangkan

rasa lapar tanpa memperhitungkan nilai gizi dari makanan yang di makan.

Page 34: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

33

Sebaliknya, bila ekonomi keluarga sudah baik, kebutuhan hidup dan konsumsi

makanan jadi lebih selektif dan berkualitas. Keluarga bisa memenuhi kebutuhan gizi

bagi anak tergantung dari kebutuhan. Selain konsumsi makanan di rumah, anak-anak

juga di bekali dengan uang jajan yang akan di gunakan untuk membeli makanan di

sekolah. Pada anak-anak yang berasal dari orang tua yang kurang mampu, uang jajan

sangat sedikit atau sering tidak ada, anak harus melawan keinginan untuk membeli

suatu makanan yang di inginkannya. Hal ini tentu berbeda dengan anak-anak yang

mempunyai uang jajan yang cukup, mereka dengan leluasa untuk membeli makanan

yang di inginkannya.

Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian, kebanyakan dari responden

berasal dari keluarga kurang mampu. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada

hubungan yang significan antara status sosial ekonomi orang tua dengan status gizi.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Rusniah (2010) di

SDN 2 Sultan Daulat Kabupaten Aceh Singkil, dimana tidak terdapat hubungan

antara faktor sosial ekonomi orang tua dengan status gizi siswa.

4.3.2 Pendidikan Ibu

Tingkat Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Jadi tingkat pendidikan adalah tinggi rendahnya perubahan sikap dan

tingkah laku seseorang akibat usaha pendewasaan melalui pendidikan. Sedangkan

pengertian orang tua adalah seorang pria dan wanita yang menjadi ayah atau ibu

seseorang berdasarkan adat atau hukum yang berlaku.

Page 35: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

34

Ibu lebih banyak berada bersama dengan anak di bandingkan ayah. Oleh

karena itu maka peran ibu dalam mendidik anak-anak sangat besar, hal ini sangat

menentukan terhadap perkembangan anak. Salah satu pengaruh yang sangat besar

yang di timbulkan oleh ibu tersebut mengenai status gizi anak, di karenakan peran ibu

yang menyiapkan makanan dan memberikan pada anak. Seorang ibu akan

memulainya dengan memilih makanan yang akan di masak sesuai selera anggota

keluarganya, membuat variasi makanan sehingga anggota keluarga terutama anak-

anak tidak jenuh dengan makanan-makanan tertentu.

Tingkat pendidikan ibu belum tentu mempengaruhi terhadap status gizi anak,

hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang significan antara tingkat

pendidikan ibu dengan status gizi anak. Hal ini bisa di maklumi karena pendidikan

yang sangat bervariasi. Seorang ibu dengan tingkat pendidikan tinggi belum tentu dia

memahami tentang masalah gizi seandainya ibu tersebut pendidikannya tidak

berhubungan dengan kesehatan. Bisa saja ibu yang mempunyai pengetahuan dalam

masalah gizi tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi anggota keluarganya karena status

sosial ekonominya rendah. Selain itu juga di pengaruhi karena kesibukan ibu yang

tidak sempat untuk menyiapkan makanan yang bergizi bagi anak sebelum berangkat

atau pulang sekolah anaknya di karenakan ibu bekerja kantoran yang menuntut ibu

untuk pulang sore hari.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Rusniah

(2010) di SDN 2 Sultan Daulat Kabupaten Aceh Singkil, dimana tidak terdapat

hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi siswa.

Page 36: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan dapat dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Status ekonomi tidak menentukan terhadap keadaan gizi anak, dengan status

ekonomi yang tinggi orang tua mudah dalam memenuhi kebutuhan anak,

tetapi orang tua terkadang tidak selektif dalam memilih jenis makanan yang

memenuhi standar gizi. Selain itu anak yang berasal dari orang tua dengan

status ekonomi yang tinggi mendapatkan uang jajan yang lumayan besar, tapi

belum menjamin anak tersebut status gizinya lebih baik di bandingkan anak

yang berasal dari orang tua dengan status ekonomi rendah. Hal ini di

karenakan anak cenderung memilih makanan yang di sukai tanpa

memperhitungkan nilai gizinya.

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara

status ekonomi orang tua dengan status gizi siswa (p value = 0,087).

2. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi biasanya mempunyai pengetahuan

luas, tapi belum tentu anak-anaknya mempunyai status gizi yang lebih baik

dari ibu dengan pendidikan rendah. Hal ini di karenakan pendidikan yang

bersangkutan tidak berkenaan dengan kesehatan serta ibu dengan pendidikan

tinggi cenderung lebih sibuk sehingga tidak bisa memberikan perhatian penuh

pada anak-anaknya.

35

Page 37: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

36

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna

antara pendidikan ibu dengan status gizi siswa (p value = 0,777).

5.2. Saran

Dari kesimpulan yang telah diambil peneliti memberi saran sebagai berikut :

1. Kepada orang tua agar meningkatkan pengetahuan tentang gizi sehingga dapat

memilih dan menyiapkan makanan bagi anggota keluarganya terutama anak-

anak dengan makanan yang mempunyai nilai gizi sehingga anak dapat

tumbuh dan berkembang secara optimal.

2. Kepada pemerintah agar kembali menggalakkan pemberian makanan

tambahan (PMT) pada siswa sekolah dasar.

3. Kepada para guru supaya dapat mengajarkan pada murid mengenai makanan

yang baik untuk di konsumsi sehingga siswa tidak salah dalam membeli

jajanan di sekolah atau di luar sekolah.

Page 38: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI …repository.utu.ac.id/207/1/BAB I_V.pdf · ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SEUNAGAN KABUPATEN

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Budiman, A 2005. Hubungan Antara Konsumsi Makanan, Prestasi Belajar, DenganStatus Gizi Dan Kadar Hb Anak Jalanan Di Bawah Asuhan BeberapaRumah Singgah Yang Ada Di Yogyakarta. Tesis Universitas Gadjah Mada.

Hardywinoto & Setiabudi (2000). Hubungan Frekuensi dan Asupan Gizi Makan Pagidengan Kadar Hemoglobin(HB) darah dan Konsentrasi di Sekolah PadaMurid Kelas V dan VI SDN Jetis I dan SDN Jetishardjo I Yogyakarta. TesisUniversitas Gadjah Mada.

Suhardjo, 2004. Perencanaan Pangan Dan Gizi, Bumi Aksara, Yakarta

Supariasa, 2004. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Jakarta.

Sukari, 2004. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Puspa Swra, Jakarta

Sukirman, 2007. Tumbuh Kembang Anak Di lingkungan Keluarga, Jakarta

Setiawan. M, 2000. Dasar – dasar Ilmu Gizi. Malang. UMM.Press

Soemanto, W. 2008. Penelitian Bidang Pangan Dan Gizi Masyarakat, Depdiknas,Jakarta.