faktor-faktor yang berhubungan dengan …digilib.unila.ac.id/25351/3/skripsi tanpa bab...

72
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTROL TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh INTAN SITI HULAIMA

Upload: trinhtruc

Post on 17-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

1

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTROL

TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

INTAN SITI HULAIMA

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

2

2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTROL

TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS

KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

INTAN SITI HULAIMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

3

ABSTRACT

FACTORS ASSOCIATED WITH BLOOD PRESSURE CONTROL IN

PATIENT WITH HYPERTENSION AT KEDATON PUBLIC HEALTH

CENTRE IN BANDAR LAMPUNG

By

INTAN SITI HULAIMA

Background: Hypertension is the most cause of morbidity and death in the world.

National Basic Health Research data in 2013 showed that 26.5% of indonesian

suffer from hypertension. There have been many attempts and actions taken, but

the management of hypertension has not been successful. According to the WHO,

only 1.56% of patient with hypertension reach the therapeutic targets blood

pressure. The aim of this study was to determine factors associated with blood

pressure control in patient with hypertension at Kedaton Public Health Centre in

Bandar Lampung.

Methods: This study is a quantitative observational type with cross sectional

approach. Samples was 116 subjects taken using consecutive sampling technique.

The data has been processed using analysis test with 0.05 confidence level.

Results: 62.9% subjects had controlled blood pressure, 37.9% were PROLANIS

member, 66.4% adherent to take medication, 67.2% with obessity, 86.2% had

moderate activity, and 13.8% were smoker. This study showed an association

between PROLANIS membership (p = 0.021; 95% CI: 1.107 to 3.674), smoking

behavior (p = 0.011; 95% CI: 1.388 to 3.325); there was no association between

medication adherence (p = 0.216; 95% CI: 0.891 to 2.269), nutritional status (p =

0.879; 95% CI: 0.597 to 1.644) and physical activity (p = 0.076; 95% CI: 0.178 to

4.523) with blood pressure control in patient with hypertension. This study also

showed smoking behavioural was the most associated factor with blood pressure

control (p = 0.043; 95% CI: 0.088 to 0.961; [OR]: 0.291).

Conclusion: PROLANIS and history of smoking are associated with the blood

pressure control in patient with hypertension at Kedaton Public Health Centre in

Bandar Lampung.

Keywords: adherence, blood pressure control, PROLANIS

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

4

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTROL

TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS

KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

INTAN SITI HULAIMA

Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian

tertinggi di dunia. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa 26.5%

orang Indonesia menderita hipertensi. Sudah banyak upaya dan tindakan yang

dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

1.56% pasien hipertensi yang mencapai tekanan darah target terapi. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol

tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan jenis

pendekatan potong lintang. Sampel sebanyak 116 subjek diambil menggunakan

teknik consecutive sampling. Data diolah menggunakan uji analisis dengan tingkat

kepercayaan 0,05.

Hasil: 62,9% subjek memiliki tekanan darah terkontrol, 37,9% merupakan peserta

PROLANIS, 66,4% patuh mengonsumsi obat, 67,2% memiliki status gizi lebih,

86,2% memiliki aktivitas fisik sedang, 13,8% merupakan perokok. Penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepesertaan PROLANIS (p = 0,021;

IK 95%: 1,107-3,674), perilaku merokok (p = 0,011; IK 95%: 1,388-3,325); tidak

terdapat hubungan antara kepatuhan minum obat (p = 0,216; IK 95%: 0,891-2,269),

status gizi (p = 0,879; IK 95%: 0,597-1,644), dan aktivitas fisik (p = 0,076; IK 95%:

0,178-4,523) dengan kontrol tekanan darah pasien hipertensi. Analisis multivariat

menunjukkan perilaku merokok merupakan faktor yang paling berhubungan

dengan kontrol tekanan darah (p = 0,043; IK 95%: 0,088-0,961; [OR]: 0,291).

Simpulan: Kepesertaan PROLANIS dan perilaku merokok berhubungan dengan

kotrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton Kota Bandar

Lampung.

Kata kunci: kepatuhan, kontrol tekanan darah, PROLANIS

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya
Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya
Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya
Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

8

8

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Batam pada tanggal 11 Mei 1995, sebagai anak ketiga dari

Bapak H. Suparno dan Ibu Hj. Safriah.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 001 Tanjung Riau pada

tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMPN 3 Batam

pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMAN 1

Batam pada tahun 2013.

Tahun 2013, terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN). Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi asisten Clinical

Skills Laboratory (CSL) dan aktif pada organisasi Forum Studi Islam (FSI) Ibnu

Sina dan Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam dan Tanggap Darurat (PMPATD)

Pakis Rescue Team.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

i

i

PERSEMBAHAN SEDERHANA

UNTUK KELUARGA TERCINTA

إن األمر كله لل

SESUNGGUHNYA SEGALA URUSAN ITU DI TANGAN ALLAH

(QS. ALI IMRAN 3:154)

SAAT MELIBATKAN ALLAH DALAM SETIAP IMPIANKU

AKU PERCAYA TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

ii

ii

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kontrol

Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kedaton Kota Bandar

Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di

Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan

kepada semua pihak yang telah beperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik dan

bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan antara lain kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Bandar Lampung: Universitas Lampung.

3. dr. Diana Mayasari, S.Ked., M.K.K. selaku pembimbing pertama atas

kesediaannya untuk memberikan bantuan, bimbingan, saran dan kritik dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

4. dr. M. Yusran, S.Ked., M.Sc., Sp.M selaku pembimbing kedua atas

kesediaannya untuk memberikan bantuan, bimbingan, saran dan kritik dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

5. dr. TA Larasati, S.Ked., M. Kes selaku pembahas atas kesediaannya untuk ilmu,

saran-saran yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

iii

iii

6. Bu Soraya Rahmanisa, S.Si., M. Sc selaku pembimbing akademik atas semua

bimbingan, saran dan nasehat selama perkuliahan dan proses penyelesaian

skripsi ini.

7. Bapak (H. Suparno R.) dan Ibu (Hj. Safriah) tercinta yang selalu mencintai,

menyayangi, mengasihi, mendukung, membantu, membimbing, mendoakan dan

memotivasi saya untuk menjadi lebih baik.

8. Kakak (Prio Sudarmo, Retno Tri Utami, Era Junra Buana Damanik, Tri

Maryanti) dan keponakan (M. Imbalo Amanullah Damanik, Faiha Anisa Rifdah,

M. Komarul Arifin, Khairina Aida Damia, Latifa Aqila Azzahra) tercinta yang

juga telah menghibur, membantu, mendoakan dan memotivasi hingga saat ini.

9. Seluruh staf Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu dan motivasi dalam menjalani pendidikan kedokteran.

10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang

telah membantu dalam penyelenggaraan seminar proposal hingga ujian skripsi.

11. Sahabat-sahabat penelitian skripsi yang telah membantu dalam proses penelitian

dan seminar serta terus menyemangati dan mendoakan: Ade Oktariatas Kesuma

Yuda, kak Nico Aldrin Avesina, kak Abdul Rois, Analia, Putri Adelina Shazari,

Victoria Hawarima, kak Agus Fathul Muin Farid

12. Sahabat-sahabat “genk jomblo” yang telah memberikan semangat, dukungan

dan canda tawa selama menjalani masa-masa preklinik: Analia Refsi, Anita

Rahayu, Fitri Wijayanti, Rosi Indah Pratama, Sutria Nirda Syati

13. Sahabat-sahabat “watcom” yang tak henti-hentinya menyemangati untuk segera

menyelesaikan skripsi dan wisuda: Agfiana Berliani, Anggita Wulansari, Della

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

iv

iv

Mustika Putri, Firda Saufika, Fitria Dewi Lestari, Mutiara Yulanda Adha, Nimas

Disri Putri, Rahayu, dan Rosyita Alifia.

14. Sahabat-sahabat lainnya yang telah memberikan bantuan, semangat dan doa

selama perkuliahan: Vermitia, Diah Ayu Larasati, Nada Ismalia, M. Azzaky

Bimandama, kak Annisa Ratya, kak Sheba Denisica, kak Suci Widya Prima,

Meti Destryana, Eka Endah Lestari, Rika Partika, Nuzulutfiana, Siti Masruroh,

mbak Ria Arisandi

15. Teman-teman angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

berjuang bersama dan memotivasi satu sama lain dari awal mulai masuk

kedokteran hingga sekarang dan seterusnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembacanya.

Bandarlampung, Januari 2017

Penulis

Intan Siti Hulaima

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

v

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hipertensi ........................................................................................... 6

2.1.1. Definisi Hipertensi ................................................................. 6

2.1.2. Etiologi ................................................................................... 6

2.1.3. Patofisiologi Hipertensi.......................................................... 7

2.1.4. Klasifikasi Hipertensi ............................................................. 9

2.1.5. Kontrol Tekanan Darah ........................................................ 10

2.1.6. Diagnosis Hipertensi ............................................................ 10

2.1.7. Komplikasi Hipertensi ......................................................... 12

2.1.8. Penatalaksanaan Hipertensi.................................................. 12

2.1.9. Faktor yang Mempengaruhi Penatalaksanaan Hipertensi .... 20

2.2. PROLANIS ...................................................................................... 22

2.2.1. Definisi ................................................................................. 22

2.2.2. Tujuan .................................................................................. 22

2.2.3. Sasaran ................................................................................. 23

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

vi

vi

2.2.4. Bentuk Pelaksanaan ............................................................. 23

2.2.5. Penanggungjawab ................................................................ 23

2.2.6. Langkah Pelaksanaan ........................................................... 23

2.3. Kerangka Teori ................................................................................ 30

2.4. Kerangka Konsep ............................................................................. 31

2.5. Hipotesis .......................................................................................... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian ............................................................................. 33

3.2. Populasi dan Sampel ........................................................................ 33

3.2.1. Populasi Penelitian ............................................................... 33

3.2.2. Sampel Penelitian ................................................................. 33

3.3. Pengumpulan Data ........................................................................... 35

3.4. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 35

3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 36

3.6. Instrumen Penelitian ........................................................................ 38

3.6.1. Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) .................. 38

3.6.2. Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) ................ 38

3.6.3. Glover Nilsson-Smoking Behavioural Questionnaire (GN-

SBQ)..................................................................................... 40

3.6.4. Alcohol Use Disorder Identification Test (AUDIT) ............ 41

3.7. Prosedur dan Cara Penelitian ........................................................... 41

3.8. Analisis Data dan Pengolahan Data ................................................. 43

3.8.1. Analisis Data ........................................................................ 43

3.8.2. Pengolahan Data .................................................................. 45

3.9. Etika Penelitian ................................................................................ 46

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................ 47

4.1.1. Gambaran Umum Responden .............................................. 47

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

vii

vii

4.1.2. Analisis Univariat ................................................................ 48

4.1.3. Analisis Bivariat ................................................................... 52

4.1.4. Analisis Multivariat.............................................................. 57

4.2. Pembahasan ..................................................................................... 59

4.2.1. Gambaran Umum Responden .............................................. 59

4.2.2. Analisis Univariat ................................................................ 60

4.2.3. Analisis Bivariat ................................................................... 64

4.2.4. Analisis Multivariat.............................................................. 75

4.2.5. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 78

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 79

5.2. Saran ................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81

LAMPIRAN

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

viii

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan WHO. ....................................................... 10

2. Kekuatan Rekomendasi Berdasarkan Grade (James et al, 2013) ..................... 18

3. Evidence-Based Dosing for Antihypertensive Drugs (James et al, 2013) ........ 18

4. Definisi Operasional Variabel ........................................................................... 36

5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin dan

Usia ....................................................................................................................... 48

6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kontrol Tekanan Darah ........... 48

8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Minum Obat .......... 49

9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi ................................ 50

10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik ........................ 51

11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok .................. 51

12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Mengonsumsi Alkohol

............................................................................................................................... 52

13. Hubungan Kepesertaan PROLANIS dengan Kontrol Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi di Puskesmas Kedaton ............................................................. 53

14. Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kontrol Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi di Puskesmas Kedaton ............................................................. 54

15. Hubungan Status Gizi dengan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi

di Puskesmas Kedaton .......................................................................................... 55

16. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi di Puskesmas Kedaton ......................................................................... 55

17. Hubungan Perilaku Merokok dengan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi di Puskesmas Kedaton ......................................................................... 56

18. Hasil Analisis Multivariat ............................................................................... 57

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

ix

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian 89

2. Surat Persetujuan Etik Penelitian 90

3. Kuesioner Penelitian 91

4. Hasil Analisis Data Penelitian 98

5. Foto-Foto Kegiatan 104

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

x

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Hipertensi ................................. 7

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Kontrol Tekanan Darah. ...................... 9

3. Algoritma Diagnosis Hipertensi ........................................................................ 11

4. Algoritma Pedoman Manajemen Hipertensi 2014 ............................................ 14

5. Alur Penelitian .................................................................................................. 43

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian tertinggi di

dunia dan penyebab terbanyak kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan primer

pada tahun 2006, yakni sejumlah 13,1% (Peltzer, 2013). Data hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa

66.812.982 dari 252.124.458 orang Indonesia menderita hipertensi. Prevalensi

hipertensi di Provinsi Lampung adalah 24,0% pada 2013 (National Institute for

Health Research & Development, 2013). Menurut Laporan Dinas Kesehatan

Kota Bandar Lampung sejak Januari hingga Agustus 2016, 19.327 kasus

hipertensi menempati peringkat pertama dari 36.166 kasus (Dinas Kesehatan

Kota Bandar Lampung, 2016).

Selain tatalaksana farmakologis, tatalaksana nonfarmakologis seperti

menurunkan berat badan bagi pasien yang obesitas, olahraga, berhenti

mengonsumsi alkohol, dan berhenti merokok, terbukti dapat menurunkan

tekanan darah (PERKI, 2015; Arif et al, 2013). Laju kontrol tekanan darah

pasien hipertensi yang tidak obesitas lebih cepat dibandingkan dengan yang

obesitas dan pasien yang tidak merokok memiliki kecenderungan untuk

terkontrol 8.1 kali lebih besar dibandingkan dengan yang merokok (Hadiyah et

al, 2006). Aktifitas fisik aerobik reguler dapat menurunkan 4-9 mmHg tekanan

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

2

2

darah. Berhenti mengonsumsi alkohol dapat menurunkan 2-4 mmHg tekanan

darah (Departemen Kesehatan, 2006).

Telah banyak upaya dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi hipertensi

antara lain kerjasama pemerintah dengan Indonesian Society of Hypertension

(InaSH) dan pembentukan Direktoral Pengendalian Penyakit Tidak Menular

(Dewi, 2013). Namun tatalaksana hipertensi masih belum berhasil. Menurut

Badan Kesehatan Dunia (WHO), dari 50% pasien hipertensi yang terdeteksi,

hanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5% bisa diobati dengan

baik (Muhammadun, 2010; Hiroh, 2012).

Keberhasilan terapi penyakit kronis ditentukan oleh kepatuhan pasien. Menurut

laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka

panjang di negara berkembang kurang dari 50% (WHO, 2003b). Keikutsertaan

dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) turut mempengaruhi

kepatuhan berobat pasien hipertensi (Mutmainah et al, 2010). Pasien yang

tidak mengikuti Program JKN meningkatkan risiko kegagalan kontrol tekanan

darah sebesar 1,23-2,89 kali dibandingkan dengan pasien yang mengikuti

Program JKN (Sari & Listya, 2016). Namun demikian, masih ditemukan pasien

hipertensi yang berobat dengan biaya mandiri (Niska, 2011). Hanya

172.174.401 dari 255.461.686 jiwa penduduk Indonesia yang telah terdaftar

sebagai peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2016).

Pada tahun 2004 dikeluarkan Undang-Undang No.40 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) yang mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi

seluruh penduduk termasuk JKN melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

3

3

Sosial (BPJS). Implementasinya dimulai pada 1 Januari 2014 (Kemenkes RI,

2013). Dalam meningkatkan kualitas dan memudahkan akses pelayanan

kesehatan, BPJS melakukan optimalisasi implementasi Program Rujuk Balik

dengan mengadakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)

(BPJS Kesehatan, 2015a). PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan

kesehatan dan pendekatan proaktif dilaksanakan secara terintegrasi melibatkan

peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan

peserta BPJS yang menderita hipertensi dan diabetes melitus untuk mencapai

kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif

dan efisien (BPJS Kesehatan, 2015b).

Puskesmas Kedaton merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mitra

BPJS penyelenggara PROLANIS dengan 2.004 kasus hipertensi yang tertinggi

dan 4.585 kunjungan yang juga tertinggi di Kota Bandar Lampung dari Januari

hingga Agustus 2016. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di

Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah

faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pada

pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung?

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

4

4

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan

darah pada pasien hipertensi Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengetahui hubungan kepesertaan PROLANIS dengan kontrol

tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

1.3.2.2. Mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan kontrol

tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

1.3.2.3. Mengetahui hubungan status gizi dengan kontrol tekanan darah

pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

1.3.2.4. Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kontrol tekanan

darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

1.3.2.5. Mengetahui hubungan perilaku merokok dengan kontrol tekanan

darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

1.3.2.6. Mengetahui hubungan perilaku mengonsumsi alkohol dengan

kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas

Kedaton.

1.3.2.7. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kontrol

tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

5

5

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1.4.1 Manfaat bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kontrol tekanan darah pasien hipertensi serta menambah pengetahuan,

wawasan dan pengaplikasiannya dalam pengembangan ilmu kesehatan.

1.4.2 Manfaat bagi tenaga kesehatan instansi terkait

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan kepada para tenaga

kesehatan dalam penyusunan program maupun kebijakan dalam

penanggulangan penyakit hipertensi.

1.4.3 Manfaat bagi masyarakat

Dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kontrol tekanan darah pasien hipertensi.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain

Dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian selanjutnya.

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

6

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hipertensi

2.1.1. Definisi Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik sama dengan atau

di atas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik sama dengan atau di

atas 90 mmHg (Black dan Hawks, 2013). Hipertensi merupakan kondisi

yang dapat ditemukan pada fasilitas pelayanan kesehatan primer dan

berkembang menjadi infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan kematian

jika tidak didiagnosis dan diterapi dengan tepat (James et al, 2013; Price

dan Wilson, 2002).

2.1.2. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer

(esensial) dan hipertensi sekunder. Pada pasien dengan hipertensi primer

(esensial) penyebabnya tidak diketahui sedangkan pasien dengan

hipertensi sekunder mempunyai penyebab khusus baik endogen maupun

eksogen (Departemen Kesehatan, 2006).

Faktor genetik memegang peranan penting pada patofisiologi hipertensi

primer (esensial) dikarenakan hipertensi ini memiliki kecenderungan

terjadi secara turun temurun. Ditemukan gambaran bentuk disregulasi

monogenik dan poligenik. Banyak dari gen-gen ini yang mempengaruhi

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

7

7

keseimbangan natrium, tetapi juga ditemukan mutasi-mutasi genetik

yang mengubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitrit oksida,

ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen. Hipertensi

sekunder dapat disebabkan penyakit komorbid seperti disfungsi renal

akibat gagal ginjal kronis atau penyakit renovaskular dan juga dapat

disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan

tekanan darah seperti kortikosteroid, estrogen, OAINS, dan lain-lain

(Departemen Kesehatan, 2006).

AME = apparent mineralocorticoid excess; CNS = central nervous system; GRA =

glucocorticoid-remediable aldosteronism.

Gambar 1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Hipertensi

(Departemen Kesehatan, 2006)

2.1.3. Patofisiologi Hipertensi

Terdapat tiga sistem yang sangat berperan dalam peningkatan tekanan

darah yakni sistem saraf simpatis, sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

8

8

(RAA), dan keseimbangan antara natrium dan cairan tubuh terkait

hormon aldosteron. Hal lain yang terlibat dalam peningkatan tekanan

darah ialah resistensi insulin disebabkan peningkatan produksi

angiotensinogen oleh jaringan adiposa viseral yang resisten terhadap

insulin, penurunan kadar nitrit oksida (NO) karena resistensi insulin yang

dapat menyebabkan disfungsi endotel, peningkatan reseptor antitrombin-

1 (AT-1) dan ekspresi endotelin-1, peningkatan reabsorpsi natrium di

tubulus proksimal, serta peningkatan aktivitas simpatik (Tedjasukmana,

2012).

Beberapa faktor yang mendukung peningkatan hipertensi diantaranya

gangguan saraf, reseptor adrenergik atau baroreseptor, abnormalitas

ginjal, abnormalitas humoral, defisiensi sintesis substansi vasodilator

pada endotelium vaskuler seperti prostasiklin, bradikinin, dan nitrit

oksida, atau peningkatan produksi substansi vasokontriktor seperti

angiotensin II dan endotelin-1 (Tyashapsari dan Zulkarnain, 2012)

Beberapa faktor yang mendorong timbulnya hipertensi biasanya tidak

berdiri sendiri, tetapi secara bersama-sama sesuai dengan teori mozaik

pada hipertensi esensial (Nuraini, 2015).

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

9

9

Preload

Gambar 2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Kontrol Tekanan Darah

(Yogiantoro, 2009)

2.1.4. Klasifikasi Hipertensi

Menurut World Health Organization (WHO)/International Society of

Hypertension (ISH) klasifikasi tekanan darah tinggi terbagi menjadi

kelompok optimal, normal, normal tinggi, hipertensi derajat 1 (ringan),

hipertensi derajat 2 (sedang), hipertensi derajat 3 (berat), dan hipertensi

Asupan

garam

berlebih

Jumlah

nefron

berkura

ng

Stres Perubahan

genetis

Obesitas Bahan-bahan

yang berasal

dari endotel

Retensi

natrium

ginjal

Penurunan

permukaan

filtrasi

Aktivitas

berlebih

saraf

simpatis

Renin

angiotensin

berlebih

Perubahan

membran sel

Hiperinsulin-

emia

Kontriksi

vena

Volume

cairan

Hipertrofi

struktural

Konstriksi

Fungsional

Kontraktilitas

Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

10

10

sistolik yang terisolasi (WHO, 2003a). Pembagian derajat keparahan

hipertensi menurut WHO/ISH dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan WHO

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal <120 dan <80

Normal 120 - 129 dan/atau 80 - 84

Normal tinggi 130 - 139 dan/atau 84 - 89

Hipertensi derajat 1 140 - 159 dan/atau 90 - 99

Subgrup: Borderline 140 - 159 dan/atau 90 - 94

Hipertensi derajat 2 160 - 179 dan/atau 100 - 109

Hipertensi derajat 3 ≥180 dan/atau ≥110

Hipertensi terisolasi ≥140 dan <90

Subgrup: Borderline 140 - 149 dan <90

2.1.5. Kontrol Tekanan Darah

Faktor-faktor yang mendorong timbulnya hipertensi adalah (Yogiantoro,

2009; Anggara dan Prayitno, 2013; Kementerian Kesehatan RI, 2014) :

1. Faktor risiko, seperti umur, jenis kelamin, diet dan asupan garam,

konsumsi lemak jenuh, kurang aktifitas fisik, stres, ras, obesitas,

merokok, penggunaan estrogen serta genetis.

2. Sistem saraf simpatis yaitu tonus simpatis dan variasi diurnal.

3. Keseimbangan antara modulator vasodilator dan vasokontriktor.

4. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem Renin-

Angiotenasi-Aldosteron (RAA).

2.1.6. Diagnosis Hipertensi

Dalam menegakkan diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan

pemeriksaan yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau

tatalaksana yang akan diambil. Algoritma diagnosis ini diadaptasi dari

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

11

11

Canadian Hypertension Education Program The Canadian

Recommendation for The Management of Hypertension 2014 (Dasgupta

et al, 2014; PERKI, 2015).

HBPM : Home Blood Pressure Monitoring

ABPM : Ambulatory Blood Pressure Monitoring

Gambar 3. Algoritma Diagnosis Hipertensi (Dasgupta et al, 2014;

PERKI, 2015)

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

12

12

2.1.7. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang

umum ditemui pada pasien hipertensi adalah (Kumar et al, 2007;

Sherwood, 2010):

1. Jantung

a. Hipertrofi Ventrikel Kiri

b. Angina atau Infark Miokardium

c. Gagal Jantung

2. Otak

a. Stroke atau Transient Ischemic Attack

3. Penyakit Ginjal Kronis

4. Penyakit Arteri Perifer

5. Retinopati

Selain mempengaruhi kesehatan fisik, hipertensi juga mempengaruhi

kesehatan mental. Pengaruh pada kesehatan mental terlihat pada stadium

lanjut (Mollaoğlu et al, 2015).

2.1.8. Penatalaksanaan Hipertensi

Pengobatan hipertensi bersifat individualistis dan sepanjang masa

dengan tetap memperhatikan gaya hidup. Pengobatan hipertensi terdiri

dari terapi nonfarmakologi dan farmakologi. Target dari terapi hipertensi

adalah menjaga hipertensi tetap terkontrol seumur hidup pasien

(Mollaoğlu et al, 2015).

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

13

13

Ketika hipertensi terdeteksi, intervensi terapetik dapat mengurangi

perjalanan dan keparahan penyakit ini. Pengaturan diet, termasuk

penurunan berat badan, disertai berbagai obat yang memanipulasi

penanganan air dan garam atau aktivitas otonom pada sistem

kardiovaskular dapat digunakan untuk mengobati hipertensi. Selain itu,

olahraga secara teratur dapat dilakukan untuk membantu mengurangi

tekanan darah tinggi (Sherwood, 2010; PERKI, 2015; Weber et al, 2010).

2.1.8.1. Tatalaksana Farmakologi

Terapi farmakologi dimulai pada pasien hipertensi derajat 1

yang tidak mengalami penurunan setelah >6 bulan menjalani

pola hidup sehat dan pada pasien hipertensi derajat ≥2. Salah

satu prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan

untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek samping

adalah dengan melakukan pemantauan efek samping obat secara

teratur (PERKI, 2015). Pada tahun 2013, Joint National

Committee (JNC) 8 mengeluarkan guideline terbaru mengenai

tatalaksana hipertensi. Secara umum, JNC memberikan 9

rekomendasi terkait target tekanan darah dan rekomendasi

golongan obat hipertensi (James et al, 2013).

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

14

14

Gambar 4. Algoritma Pedoman Manajemen Hipertensi (James et al, 2013)

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

15

15

Rekomendasi 1. Pada populasi yang secara umum berusia ≥60

tahun, terapi farmakologi inisiasi dimulai untuk menurunkan

tekanan darah pada saat sistolik ≥150 mmHg atau diastolik ≥90

mmHg menjadi sistolik <150 mmHg dan diastolik <90 mmHg

(Strong recommendation-Grade A).

Corollary Recommendation. Pada populasi yang umumnya

berusia ≥60 tahun, jika terapi farmakologi untuk tekanan darah

tinggi mencapai sistolik yang lebih rendah (missal <140 mmHg)

dan terapi masih ditoleransi dengan baik dan tanpa efek samping

terhadap kesehatan dan kaulitas hidup, terapi tidak perlu

disesuaikan (Expert opinion-Grade E).

Rekomendasi 2. Rekomendasi kedua dari JNC 8 adalah

pada populasi umum berusia ≤60 tahun, terapi farmakologi

dimulai ketika diastoliknya ≥90 mmHg untuk untuk

menurunkan tekanan darah diastolik <90 mmHg. (Untuk pasien

berusia 30-59 tahun, Strong recommendation-Grade A; Untuk

pasien berusia 18-29 tahun, Expert opinion-Grade E).

Rekomendasi 3. Pada populasi <60 tahun, terapi farmakologi

inisiasi dimulai saat sistolik ≥140 mmHg untuk mencapai

sistolik <140 mmHg (Expert opinion-Grade E).

Rekomendasi 4. Pada populasi berusia ≥18 tahun dengan Gagal

Ginjal Kronis (GGK), terapi farmakologi inisiasi untuk

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

16

16

menurunkan tekanan darah dari sistolik ≥140 mmHg atau

diastolik ≥90 mm Hd menjadi sistolik <140 mmHg dan diastolik

<90 mmHg (Expert opinion-Grade E).

Rekomendasi 5. Pada populasi berusia ≥18 tahun dengan

diabetes, terapi farmakologi inisiasi untuk menurunkan tekanan

darah dari sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥90 mmHg

menjadi sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg (Expert

opinion-Grade E).

Rekomendasi 6. Pada populasi umum non kulit hitam

(negro), termasuk pasien dengan diabetes, terapi antihipertensi

inisial sebaiknya menyertakan diuretic tipe tiazid, Calcium

Channel Blocker (CCB), Angiotensin-Converting Enzyme

Inhibitor (ACEI) atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB)

(Moderate recommendation-Grade B).

Rekomendasi 7. Pada populasi kulit hitam, termasuk mereka

dengan diabetes, terapi inisial hipertensi sebaiknya

menggunakan diuretik tipe tiazid atau CCB. (Rekomendasi

untuk populasi kulit hitam secara umum: Moderate

recommendation-Grade B; sedangkan populasi kulit hitam

dengan diabetes: Weak recommendation-Grade C).

Rekomendasi 8. Pada populasi berusia ≥18 tahun dengan GGK,

ACEI atau ARB sebaiknya digunakan dalam terapi inisial atau

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

17

17

terapi tambahan untuk meningkatkan outcome pada ginjal. Hal

ini berlaku pada semua pasien GGK dalam semua ras maupun

status diabetes (Moderate recommendation-Grade B).

Rekomendasi 9. Tujuan utama terapi hipertensi adalah untuk

mencapai dan mempertahankan target tekanan darah. Jika target

tekanan darah tidak tercapai dalam waktu satu bulan pengobatan,

meningkatkan dosis obat awal atau menambahkan obat kedua

dari satu kelas direkomendasi sesuai rekomendasi 6. Seorang

klinisi harus terus mengontrol tekanan darah dan menyesuaikan

rejimen pengobatan sampai target tekanan darah tercapai. Jika

target tekanan darah tidak dapat tercapai dengan 2 obat,

menambah dan titrasi obat ketiga dari daftar yang tersedia

diperbolehkan. Jika target tekanan darah tidak tercapai karena

pasien memiliki kontraindikasi terhadap obat yang sesuai

rekomendasi 6, obat antihipertensi dari kelas lain dapat

dipergunakan. Rujukan ke spesialis diindikasikan untuk pasien

yang tidak dapat mencapai target tekanan darah dengan strategi

di atas atau untuk manajemen pasien yang rumit dan

memerlukan konsultasi tambahan (Expert opinion-Grade E).

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

18

18

Tabel 2. Kekuatan Rekomendasi Berdasarkan Grade (James et al, 2013)

Grade Kekuatan Rekomendasi

A Strong recommendation. Terdapat tingkat keyakinan yang tinggi berbasis bukti

bahwa hal yang direkomendasikan tersebut memberikan manfaat atau keuntungan

yang substansial.

B Moderate recommendation. Terdapat keyakinan tingkat menengah berbasis bukti

bahwa rekomendasi yang diberikan dapat memberikan manfaat secara moderat.

C Weak recommendation. Terdapat setidaknya keyakinan tingkat moderat berbasis

bukti bahwa hal yang direkomendasikan memberikan manfaat meskipun hanya

sedikit.

D Recommendation against. Terdapat setidaknya keyakinan tingkat moderat bahwa

tidak ada manfaat atau bahkan terdapat risiko atau bahaya yang lebih tinggi

dibandingkan manfaat yang bisa didapat.

E Expert opinion. Bukti-butki belum dianggap cukup atau masih belum jelas atau

terdapat konflik (misal karena berbagai perbedaan hasil), tetapi direkomendasikan

oleh komite karena dirasakan penting untuk dimasukan dalam guideline.

N No recommendation for or against. Tidak ada manfaat yang jelas terbukti.

Keseimbangan antara manfaat dan bahaya tidak dapat ditentukan karena tidak ada

bukti-bukti yang jelas tersebut.

Tabel 3. Evidence-Based Dosing for Antihypertensive Drugs (James et al, 2013)

Antihypertensive

Medications

Initial Daily

Dose (mg)

Target Dose in

RCTs Reviewed

(mg)

No. of Doses per

Day

ACE inhibitor

Captopril 50 150-200 2

Enalapril 5 20 1-2

Lisinopril 10 40 1

Angiotensin receptor blockers

Eprosartan 400 600-800 1-2

Candesartan 4 12-32 1

Losartan 50 100 1-2

Valsartan 40-80 160-320 1

Irbesartan 75 300 1

Β-Blockers

Atenolol 25-50 100 1

Metoprolol 50 100-200 1-2

Calcium Channel Blockers

Amlodipine 2.5 10 1

Diltiazem extended

release

120-180 360 1

Nitrendipine 10 20 1-2

Thiazide-type diuretics

Bendroflumethiazide 5 10 1

Chlorthalidone 12.5 12.5-25 1

Hydrochlorthiazide 12.5-25 25-100a 1-2

Indapamide 1.25 1.25-2.5 1

a Current recommended evidence-based dose that balances efficacy and safety is 25-50 mg daily.

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

19

19

2.1.8.2. Tatalaksana Nonfarmakologi

Terapi nonfarmakologi harus dilaksanakan oleh semua pasien

hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan

mengendalikan faktor-faktor risiko serta penyakit penyerta

lainnya (Yogiantoro, 2009; Hadiyah dan Setiawan, 2006).

Terapi nonfarmakologi dapat dilakukan dengan menjalani pola

hidup sehat diantaranya dengan :

a. Menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan mengganti

makanan tidak sehat dengan memperbanyak asupan sayur

dan buah (PERKI, 2015).

b. Mengurangi asupan garam dengan menghindari makanan

cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya.

Dianjurkan asupan garam tidak melebihi 2 gram per hari

(PERKI, 2015; Hikmaharidha, 2011).

c. Olahraga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60

menit per hari minimal 3 hari per minggu dapat membantu

menurunkan tekanan darah. Bila pasien tidak dapat

melakukan olahraga secara khusus, dianjurkan untuk

berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga

dalam aktivitas rutin sehari-hari (PERKI, 2015).

d. Mengurangi konsumsi alkohol sangat membantu dalam

penurunan tekanan darah. Konsumsi alkohol lebih dari 2

gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita

dapat meningkatkan tekanan darah (PERKI, 2015).

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

20

20

e. Merokok merupakan salah satu faktor risiko penyakit

kardiovaskular, pasien hipertensi dianjurkan untuk berhenti

merokok. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan

mengendalikan stress (PERKI, 2015; Kementerian

Kesehatan RI, 2014a).

2.1.9. Faktor yang Mempengaruhi Penatalaksanaan Hipertensi

a. Sikap

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap dengan

upaya pengendalian hipertensi. Faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap manusia antara lain pengaruh orang lain yang

dianggap penting. Orang penting yang dimaksud adalah petugas

kesehatan yang memberikan informasi tentang pentingnya

pengendalian dan pencegahan terhadap penyakit hipertensi.

Pembentukan sikap juga dapat dipengaruhi oleh faktor emosional

pasien (Dalyoko, 2010).

b. Pengawasan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pengawasan keluarga dengan upaya pengendalian hipertensi. Adanya

pengawasan keluarga dalam pengendalian hipertensi merupakan

bentuk dukungan keluarga agar responden tetap dalam kondisi yang

sehat. Bentuk dukungan tersebut dapat berupa anjuran asupan

makanan yang baik seperti masakan yang tidak banyak garam, anjuran

berolahraga seperti jalan sehat ataupun senam, anjuran minum obat

secara teratur (Dalyoko, 2010).

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

21

21

c. Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan

dengan upaya pengendalian hipertensi. Pengetahuan berperan penting

dalam membentuk perilaku atau tindakan seseorang. Pengetahuan

dapat diperoleh baik dari diri pasien sendiri berdasarkan pengalaman

hidup sehari-hari dan dari orang lain (Dalyoko, 2010).

d. Faktor fisiologis dan psikologis.

Faktor fisiologis yaitu pemakaian obat jangka panjang yang dapat

menyebabkan timbulnya efek samping hingga kerusakan organ.

Faktor psikologis yaitu pemakaian obat jangka panjang membuat

pasien hipertensi merasa tertekan. Hal ini dikarenakan pasien

diwajibkan untuk mengonsumsi obat setiap hari dan adanya efek

samping yang ditimbulkan dari obat yang dikonsumsi. Masalah-

masalah ini menyebabkan pasien hipertensi cenderung banyak yang

tidak mematuhi proses pengobatan seusai anjuran (Evadewi dan

Sukmayanti, 2013).

e. Kepatuhan minum obat.

Kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh faktor pasien, faktor sistem

kesehatan, faktor lingkungan dan faktor sosial ekonomi (Asti, 2006).

Faktor sistem kesehatan meliputi sikap tenaga kesehatan, pembiayaan

kesehatan, mudah tidaknya mendapatkan obat yang diresepkan di

apotek, informasi yang diberikan kepada pasien, kepemilikan asuransi

kesehatan, distribusi obat, dan hubungan yang terjalin antara pasien

dan dokter (Amartiwi, 2012).

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

22

22

Selain kepatuhan minum obat, diagnosa yang tepat, pemilihan obat,

pemberian obat yang benar dari tenaga kesehatan juga sangat

mempengaruhi terkontrolnya tekanan darah pasien (Mutmainah dan

Rahmawati, 2010; Asti, 2006; WHO, 2003). Banyak obat-obat untuk

hipertensi yang harganya cukup mahal dan tidak terjangkau oleh

sebagian besar masyarakat (Budisetio, 2007). Selain itu kemampuan

pasien untuk mengikuti perawatan secara optimal, sering terganggu

oleh beberapa penghalang diantaranya: faktor sosial ekonomi, sistem

perawatan kesehatan, karakteristik penyakit, terapi penyakit dan

faktor yang terkait dengan pasien (Mutmainah dan Damayanti, 2014).

2.2. PROLANIS

2.2.1. Definisi

PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan

proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,

fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan

kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis

untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan

kesehatan yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2015b).

2.2.2. Tujuan

Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup

optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke

Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada

pemeriksaan spesifik terhadap penyakit Diabetes Melitus (DM) Tipe 2

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

23

23

dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat mencegah

timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2015b).

2.2.3. Sasaran

Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (Diabetes

Melitus Tipe 2 dan Hipertensi) (BPJS Kesehatan, 2015b).

2.2.4. Bentuk Pelaksanaan

Aktifitas dalam PROLANIS meliputi aktifitas konsultasi medis/edukasi,

home visit, reminder, aktifitas klub dan pemantauan status kesehatan

(BPJS Kesehatan, 2015b).

2.2.5. Penanggungjawab

Penanggungjawab adalah Kantor Cabang BPJS Kesehatan bagian

Manajemen Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2015b).

2.2.6. Langkah Pelaksanaan

2.2.6.1. Persiapan Pelaksanaan PROLANIS

Persiapan dalam pelaksanaan PROLANIS antara lain (BPJS

Kesehatan, 2015b) :

1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:

a) Hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan atau

b) Hasil Diagnosa DM Tipe 2 dan Hipertensi (pada

Faskes Tingkat Pertama maupun RS)

2. Menentukan target sasaran

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

24

24

3. Melakukan pemetaan Faskes Dokter Keluarga/ Puskesmas

berdasarkan distribusi target sasaran peserta

4. Menyelenggarakan sosialisasi PROLANIS kepada Faskes

Pengelola

5. Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek,

Laboratorium)

6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk

melayani peserta PROLANIS

7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi,

pertemuan kelompok pasien kronis di RS, dan lain-lain)

8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang DM

Tipe 2 dan Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS

9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa

dengan form kesediaan yang diberikan oleh calon peserta

PROLANIS

10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan

kepada peserta terdaftar PROLANIS

11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar

12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta

PROLANIS

13. Melakukan distribusi data peserta PROLANIS sesuai

Faskes Pengelola

14. Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data

pemeriksaan status kesehatan peserta, meliputi

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

25

25

pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C.

Bagi peserta yang belum pernah dilakukan pemeriksaan,

harus segera dilakukan pemeriksaan

15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status

kesehatan awal peserta per Faskes Pengelola (data

merupakan luaran Aplikasi P-Care)

16. Melakukan Monitoring aktifitas PROLANIS pada masing-

masing Faskes Pengelola:

a) Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari Faskes

Pengelola

b) Menganalisa data

17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS

18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor

Pusat.

2.2.6.2. Aktivitas PROLANIS

Adapun aktifitas PROLANIS antara lain (BPJS Kesehatan,

2015b) :

1. Konsultasi Medis Peserta PROLANIS: jadwal konsultasi

disepakati bersama antara peserta dengan Faskes Pengelola

2. Edukasi Kelompok Peserta PROLANIS

Edukasi Klub Risti (Klub PROLANIS) adalah kegiatan

untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya

memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali

penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

26

26

PROLANIS. Terbentuknya kelompok peserta (Klub)

PROLANIS minimal 1 Faskes Pengelola 1 Klub.

Pengelompokan diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan

Peserta dan kebutuhan edukasi. Langkah – langkah :

a) Mendorong Faskes Pengelola melakukan identifikasi

peserta terdaftar sesuai tingkat severitas penyakit DM

Tipe 2 dan Hipertensi yang disandang.

b) Memfasilitasi koordinasi antara Faskes Pengelola

dengan Organisasi Profesi/Dokter Spesialis

diwilayahnya.

c) Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam Klub.

d) Memfasilitasi penyusunan kriteria Duta PROLANIS

yang berasal dari peserta. Duta PROLANIS bertindak

sebagai motivator dalam kelompok PROLANIS

(membantu Faskes Pengelola melakukan proses

edukasi bagi anggota Klub).

e) Memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktifitas

klub minimal 3 bulan pertama.

f) Melakukan monitoring aktifitas edukasi pada masing-

masing Faskes Pengelola: menerima laporan aktifitas

edukasi dari Faskes Pengelola dan menganalisis data.

g) Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS.

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

27

27

h) Membuat laporan kepada Kantor Divisi

Regional/Kantor Pusat dengan tembusan kepada

Organisasi Profesi terkait diwilayahnya.

3. Reminder melalui SMS Gateway

Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk

melakukan kunjungan rutin kepada Faskes Pengelola

melalui pengingatan jadwal konsultasi ke Faskes Pengelola

tersebut. Tersampaikannya reminder jadwal konsultasi

peserta ke masing-masing Faskes Pengelola. Langkah-

langkah:

a. Melakukan rekapitulasi nomor handphone peserta

PROLANIS/Keluarga peserta per masing-masing

Faskes Pengelola.

b. Entri data nomor handphone kedalam aplikasi SMS

Gateway.

c. Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per

Faskes Pengelola.

d. Entri data jadwal kunjungan per peserta per Faskes

Pengelola.

e. Melakukan monitoring aktifitas reminder (melakukan

rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat

reminder).

f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta

yang mendapat reminder dengan jumlah kunjungan.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

28

28

g. Membuat laporan kepada Kantor Divisi

Regional/Kantor Pusat.

4. Home Visit

Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah

Peserta PROLANIS untuk pemberian informasi/edukasi

kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan

keluarga.

Kriteria sasaran peserta PROLANIS :

a. Peserta baru terdaftar.

b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek

Perorangan/Klinik/Puskesmas 3 bulan berturut-turut.

c. Peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3 bulan

berturut-turut (PPDM).

d. Peserta dengan Tekanan Darah tidak terkontrol 3 bulan

berturut-turut (PPHT).

e. Peserta pasca opname.

Langkah-langkah :

a. Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu

dilakukan home visit.

b. Memfasilitasi Faskes Pengelola untuk menetapkan waktu

kunjungan.

c. Bila diperlukan, dilakukan pendampingan pelaksanaan

home visit.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

29

29

d. Melakukan administrasi home visit kepada Faskes

Pengelola dengan berkas formulir home visit yang

mendapat tanda tangan Peserta/Keluarga peserta yang

dikunjungi dan lembar tindak lanjut dari home visit/lembar

anjuran Faskes Pengelola.

e. Melakukan monitoring aktifitas home visit (melakukan

rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat home visit).

f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang

mendapat home visit dengan jumlah peningkatan angka

kunjungan dan status kesehatan peserta.

g. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor

Pusat.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

30

30

2.3. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi dari Penatalaksanaan hipertensi (PERKI, 2015; Weber et al, 2010; James et

al, 2013; Kementerian Kesehatan RI, 2014) dan Tujuan PROLANIS (BPJS Kesehatan, 2015b)

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

31

31

2.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari

hal-hal khusus.

Variabel Independen Variabel Dependen

2.5. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara peneliti, patokan duga, atau

dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.

Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar

dan salah, dapat diterima atau ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Ho :

1. Tidak terdapat hubungan kepesertaan PROLANIS dengan kontrol tekanan

darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

Kepesertaan PROLANIS

Kepatuhan Minum Obat

Status Gizi Kontrol Tekanan Darah

Aktivitas Fisik

Perilaku Merokok

Perilaku Mengonsumsi

Alkohol

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

32

32

2. Tidak terdapat hubungan kepatuhan minum obat dengan kontrol tekanan

darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

3. Tidak terdapat hubungan status gizi dengan kontrol tekanan darah pada

pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

4. Tidak terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kontrol tekanan darah pada

pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

5. Tidak terdapat hubungan perilaku merokok dengan kontrol tekanan darah

pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

6. Tidak terdapat hubungan perilaku mengonsumsi alkohol dengan kontrol

tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

Ha :

1. Terdapat hubungan kepesertaan PROLANIS dengan kontrol tekanan darah

pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

2. Terdapat hubungan kepatuhan minum obat dengan kontrol tekanan darah

pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

3. Terdapat hubungan status gizi dengan kontrol tekanan darah pada pasien

hipertensi di Puskesmas Kedaton.

4. Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kontrol tekanan darah pada pasien

hipertensi di Puskesmas Kedaton.

5. Terdapat hubungan perilaku merokok dengan kontrol tekanan darah pada

pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

6. Terdapat hubungan perilaku mengonsumsi alkohol dengan kontrol tekanan

darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

33

33

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan jenis

pendekatan potong lintang.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi target pada penelitian ini adalah semua

pasien hipertensi. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien

hipertensi di Puskesmas Kedaton.

3.2.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah objek yang dipilih dan dianggap mewakili semua

populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel diambil menggunakan teknik

consecutive sampling yaitu setiap pasien yang memenuhi kriteria

penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu

sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi (Nasution, 2003).

Untuk menentukan besarnya jumlah responden atau sampel pada

penelitian ini, dengan α sebesar 0.05 dan Zα sebesar 1,960, proporsi

penyakit atau keadaan yang akan dicari menurut data prevalensi

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

34

34

hipertensi di Kota Bandar Lampung pada tahun 2013 sebesar 8,2%

(p=0.082) (Oemiati, 2013) dan tingkat ketepatan absolut yang

dikehendaki (ditetapkan peneliti) sebesar 0.05, maka dari hasil

perhitungan didapatkan sebagai berikut :

n = 𝑍𝛼2𝑃𝑄

𝑑2

n = (1.96)2(0.082)(1−0.082)

(0.05)2

n = 3.8416 𝑥 0.082 𝑥 0.918

0.0025

n = 0.289

0.0025

n = 115.67

Maka dari hasil perhitungan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak

116 sampel.

Pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteri inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan

kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel.

Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah :

a. Memiliki data rekam medik yang mencantumkan identitas pasien

dan hasil pemeriksaan tekanan darah pasien hipertensi selama 3

bulan berturut-turut di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

35

35

Kriteria eksklusi sampel pada penelitian ini adalah :

a. Pasien hipertensi yang merupakan perokok pasif.

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu dari sumber penelitian, yaitu data primer dan

sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara). Data sekunder merupakan data

yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data primer

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepesertaan PROLANIS, status

gizi, kepatuhan minum obat, aktivitas fisik, perilaku mengonsumsi alkohol,

dan perilaku merokok. Data sekunder berupa data yang diambil dari dokumen

atau rekam medik yang tercatat dalam buku register tentang identitas dan

hasil pemeriksaan tekanan darah.

3.4. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan untuk suatu penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:

a. Variabel bebas (independen) adalah kepesertaan PROLANIS, kepatuhan

minum obat, status gizi, aktivitas fisik, perilaku merokok, perilaku

mengonsumsi alkohol.

b. Variabel terikat (dependen) adalah kontrol tekanan darah pada pasien

hipertensi.

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

36

36

3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional mendefinisikan variabel-variabel secara operasional

berlandaskan karakteristik yang diamati. Definisi operasional dalam

penelitian ini :

Tabel 4. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel

Bebas

Kepesertaan

PROLANIS

Pasien hipertensi

yang mengisi form

kesediaan untuk

bergabung dalam

PROLANIS

Wawancara Kuesioner 0 = bukan peserta

PROLANIS

1 = peserta

PROLANIS

Kategorik

Nominal

Kepatuhan

Minum Obat

Tingkat perhatian

pasien dalam

melaksanakan

instruksi

pengobatan

berdasarkan

Morisky Medication

Adherence Scale

(MMAS)

Wawancara Kuesioner

MMAS

0 = tidak patuh

(skor <6)

1 = patuh (skor 6-

8)

(Morisky et al,

2009)

Kategorik

Nominal

Status Gizi Kondisi gizi yang

diukur berdasarkan

indeks antropometri

meliputi berat badan

dan tinggi badan.

Pengukuran

langsung

berat badan

dan tinggi

badan.

Timbangan

injak

ketelitian 0.1

kg

terkalibrasi

dan meteran

sepanjang 2

m ketelitian

0.1 cm

terkalibrasi

0 = Gizi Kurang

(IMT = <18.4

kg/m2)

1 = Gizi Normal

(IMT = 18.5-23

kg/m2)

2 = Gizi Lebih

(IMT = >23

kg/m2)

(Harahap et al,

2005)

Kategorik

Ordinal

Aktivitas fisik Setiap pergerakan

tubuh akibat

aktivitas otot-otot

skeletal yang

mengakibatkan

pengeluaran energi

untuk meningkatkan

kemampuan

kardiorespi.

Wawancara Kuesioner

GPAQ

0. Rendah : tidak

memenuhi

kriteria sedang

dan tinggi.

1. Sedang :

melakukan

aktivitas kuat

minimal 20

menit/hari selama

≥3 hari atau

melakukan

aktivitas sedang

≥5 hari atau

berjalan paling

sedikit 30

Kategorik

Ordinal

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

37

37

menit/hari atau

melakukan

kombinasi

aktivitas fisik

yang berat,

sedang, berjalan

dalam ≥5 hari

dengan intensitas

minimal 600

MET-

menit/minggu.

2. Tinggi :

melakukan

aktivitas yang

berat minimal 3

hari dengan

intensitas

minimal 1500

MET-

menit/minggu

atau melakukan

kombinasi

aktivitas fisik

yang berat,

sedang, dan

berjalan dalam 7

hari dengan

internsitas

minimal 3000

Met-

menit/minggu

(World Health

Organization,

2010)

Perilaku

Merokok

Perilaku/kebiasaan

seseorang untuk

menghisap rokok

sehari-hari

Wawancara Kuesioner

GN-SBQ

0 = Bukan

Perokok

1 = Perokok

(Glover et al,

2005)

Kategorik

Nominal

Perilaku

mengonsumsi

alkohol

Perilaku/kebiasaan

mengonsumsi

minuman alkohol

baik bermerk seperti

bir, whiskey, vodka,

anggur/ wine, dll

maupun minuman

tradisional seperti

tuak, poteng.

Wawancara Kuesioner

Alcohol Use

Disorders

Identification

Test

0 = Bukan

Pengonsumsi

Alkohol

1 = Pengonsumsi

Alkohol

(Babor et al,

2001)

Kategorik

Nominal

Variabel

Terikat

Kontrol

Tekanan Darah

Tekanan darah

pasien hipertensi

sesuai target yang

direkomendasikan

oleh JNC VIII

selama 3 bulan

berturut-turut.

Observasi Rekam

Medis

0 = Tidak

Terkontrol

1 = Terkontrol

Kategorik

Nominal

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

38

38

3.6. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data mengenai kepesertaan PROLANIS adalah lembar

identitas yang yang tersedia dalam formulir kuesioner, status gizi diukur

menggunakan timbangan injak ketelitian 0.1 kg terkalibrasi dan meteran sepanjang

2 m ketelitian 0.1 cm terkalibrasi, serta data kontrol tekanan darah dilihat

melalui rekam medis.

3.6.1. Morisky Medication Adherence Scale (MMAS)

Kepatuhan minum obat diukur menggunakan kuesioner baku Morisky

Medication Adherence Scale (MMAS) yang terdiri dari 8 pertanyaan

yang sudah dialihbahasakan ke dalam bahasa indonesia. Penentuan

jawaban kuesioner menggunakan skala Guttman, yaitu jawaban

responden hanya terbatas pada dua jawaban, ya atau tidak. Variabel

kepatuhan mengadopsi dari interpretasi kuesioner asli oleh Morisky,

dimana kategori penilaian dibagi menjadi 2 cut of point, yaitu patuh dan

tidak patuh (Morisky et al, 2009)

3.6.2. Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ)

Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) merupakan instrumen

untuk mengukur aktivitas fisik yang dikembangkan oleh World Health

Organization (WHO) untuk kepentingan pengawasan aktivitas fisik di

negara berkembang. GPAQ terdiri dari 16 pertanyaan yang

mengumpulkan data dari partisipasi dalam aktivitas fisik pada tiga

ranah yaitu aktivitas fisik saat bekerja, aktivitas perjalanan dari tempat

ke tempat, dan aktivitas yang bersifat rekreasi atau waktu luang. GPAQ

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

39

39

mengukur aktivitas fisik dengan mengklasifikasikan berdasarkan

Metabolic Equivalent (MET) (World Health Organization, 2010).

MET adalah rasio laju metabolisme saat kerja dengan laju metabolisme

saat istirahat yang digambarkan dengan satuan kkal/kg/jam. Satu MET

didefinisikan sebagai energi yang dikeluarkan saat duduk tenang.

Perbandingan aktivitas dalam kategori sedang yaitu 4 kali lebih besar

dibandingkan dengan aktivitas duduk tenang, sehingga perhitungan

pada aktivitas kategori sedang dikalikan 4 MET. Aktivitas dalam

kategori berat mempunyai perbandingan 8 kali lebih besar dari duduk

tenang, sehingga perhitungan pada aktivitas dalam kategori berat

dikalikan 8 MET (Singh & Purohit, 2011).

GPAQ telah tervalidasi untuk mengukur aktivitas fisik pada rentang

usia 16-84 tahun dengan nilai reliabilitas kuat (Kappa 0,67 sampai 0,73)

dan hasil validitasnya baik (α=0.65). Hasil ini menunjukkan bahwa

GPAQ adalah instrumen yang sesuai dan dapat diterima untuk

memantau aktivitas fisik dalam sistem surveilans kesehatan penduduk

(Bull et al, 2009).

Dalam perbaikan kualitas data yang diperoleh, GPAQ telah mengalami

pengembangan dengan adanya GPAQ versi 2. Rumus yang digunakan

untuk menghitung total volume aktivitas fisik dalam satuan MET-

menit/minggu adalah [(P2 x P3 x 8) + (P5 x P6 x 4) + (P8 x P9 x 4) +

(P11 x P12 x 8) + (P14 x P15 x 4)]. Menurut analysis guide yang

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

40

40

terlampir pada GPAQ versi 2 WHO (2010), tingkat dari total aktivitas

fisik akan dikategorikan menjadi tiga kategori sebagai berikut:

a. Tinggi

1) Melakukan aktivitas berat minimal 3 hari dengan intensitas

minimal 1500 MET-menit/minggu, atau atau

2) Melakukan kombinasi aktivitas fisik berat, sedang, dan berjalan

dalam 7 hari dengan intensitas minimal 3000 MET-menit/minggu

b. Sedang

1) Intensitas aktivitas kuat minimal 20 menit/hari selama 3 hari atau

lebih, atau

2) Melakukan aktivitas sedang selama 5 hari atau lebih atau berjalan

minimal 30 menit/hari, atau

3) Melakukan kombinasi aktivitas fisik berat, sedang, dan berjalan

dalam 5 hari atau lebih dengan intensitas minimal 600 MET-

menit/minggu

c. Rendah

1) Tidak memenuhi kriteria aktivitas tinggi atau aktivitas sedang.

3.6.3. Glover Nilsson-Smoking Behavioural Questionnaire (GN-SBQ)

Perilaku merokok diukur dengan menggunakan Glover Nilsson

Smoking Behavioral Questionnaire (GN-SBQ) untuk melihat kegiatan

atau aktivitas merokok yang dimulai dari membakar, menghisap sampai

menghembuskannya keluar sehingga menimbulkan asap rokok yang

diukur melalui persepsi dan aktivitas responden terhadap merokok.

Kuesioner ini bersifat unidimensional yang terdiri dari dua kategori.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

41

41

Kategori pertama terdiri dari dua pertanyaan yang mencerminkan sikap

merokok individu. Kemudian kategori kedua terdiri dari sembilan

pertanyaan yang mencerminkan seberapa sering responden berperilaku

untuk merokok. Total pertanyaan dalam kuesioner ini adalah 11

pertanyaan. Dalam pengisian kuesioner ini menggunakan skala Likert

dengan rentangan empat poin, yaitu mulai dari satu (sangat tidak setuju-

sangat jarang) sampai empat (sangat setuju-sangat sering) (Glover et al,

2005). Validitasnya diukur dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Hasil validitas dari GN-SBQ sangat baik (α = 0,8). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa mengukur dengan menggunakan GN-SBQ

memiliki konsistensi internal yang memadai (Rath et al, 2013).

3.6.4. Alcohol Use Disorder Identification Test (AUDIT)

AUDIT merupakan instrumen yang digunakan untuk menilai perilaku

konsumsi alkohol dan masalah kesehatan terkait konsumsi alkohol.

AUDIT dikembangkan oleh WHO dan terdiri dari 10 pertanyaan yang

terdiri dari dua versi, yakni versi wawancara dan self-report. AUDIT

telah divalidasi untuk kedua jenis kelamin dan dalam berbagai

kelompok ras/etnis. Sehingga AUDIT cocok untuk digunakan dalam

fasilitas pelayanan kesehatan primer (Babor et al, 2001).

3.7. Prosedur dan Cara Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pasien hipertensi yang sebelumnya sudah

pernah berkunjung dan terdiagnosis hipertensi di Puskesmas Kedaton.

Pengambilan data pada responden dilakukan dengan mengukur berat badan

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

42

42

dan tinggi badan serta menanyakan kepatuhan minum obat antihipertensi,

aktivitas fisik, perilaku mengonsumsi alkohol, dan perilaku merokok secara

langsung. Data tentang identitas, hasil pemeriksaan tekanan darah dan obat

antihipertensi yang dikonsumsi diambil melalui rekam medis pasien.

Sebelum dilakukan pengambilan data, peneliti meminta izin kepada pasien

hipertensi apakah mereka bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian

ini. Setelah pasien hipertensi bersedia, peneliti mengisi identitas dan

melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan terkait data-data pasien yang

dibutuhkan dalam penelitian.

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

43

43

Gambar 5. Alur Penelitian

3.8. Analisis Data dan Pengolahan Data

3.8.1. Analisis Data

3.8.1.1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo,

2010). Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh

1. Tahap Persiapan

Membuat surat izin penelitian di Fakultas Kedokteran Unila untuk melakukan penelitian di Puskesmas Kedaton, Bandar

Lampung

Mendapatkan izin penelitian di Puskesmas Kedaton, Bandar Lampung

2. Tahap Pelaksanaan

Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan pengisian lembar informed consent kepada calon responden di Puskesmas

Kedaton, Bandar Lampung

Setelah pasien hipertensi bersedia menjadi responden dalam penelitian, maka dilakukan pengambilan data melalui

wawancara rekam medis pasien

3. Tahap Pengolahan Data

Melakukan input dan pengolahan data

Analisis dengan program komputer

Interpretasi data

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

44

44

gambaran setiap variabel, distribusi frekuensi berbagai

variabel yang diteliti baik variabel dependen maupun variabel

independen.

3.8.1.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat adanya hubungan

antara variabel independen kepesertaan PROLANIS,

kepatuhan minum obat, status gizi, aktivitas fisik, perilaku

merokok, dan perilaku mengonsumsi alkohol dengan variabel

dependen kontrol tekanan darah pasien hipertensi. Uji statistik

yang digunakan adalah uji Chi-square untuk tabel 2x2 dan uji

Kruskal-Wallis untuk tabel BxK (Dahlan, 2014).

Kemaknaan perhitungan statistika digunakan batas 0,05

terhadap hipotesis. Jika p value ≤0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Jika p value >0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen yang diuji.

3.8.1.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabel

independen yang paling berpengaruh terhadap variabel

dependen. Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi

logistic.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

45

45

3.8.2. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data, selanjutnya

diteliti ulang dan diperiksa kesesuaian jawaban serta kelengkapannya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Editing Data

Editing adalah proses pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner. Pada proses ini dipastikan semua pertanyaan kuesioner

sudah terjawab, jawaban relevan dengan pertanyaan, dan jawaban

konsisten dengan jawaban pertanyaan lain.

2. Coding

Pemberian kode (mengubah data yang berbentuk huruf atau kalimat

menjadi data angka) pada atribut lembar observasi penelitian

memudahkan untuk dalam entri dan analisis data.

3. Data Entry atau Processing

Tahap ini dilakukan dengan memproses data agar dapat dianalisis

dan dilakukan dengan cara mengentri data dari lembar observasi

melalui program komputer.

4. Cleaning

Setelah semua data dimasukkan ke dalam program komputer, proses

selanjutnya adalah pembersihan data (data cleaning) yaitu

pengoreksian data sehingga tidak ada kesalahan kode atau

ketidaklengkapan

5. Transfering

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

46

46

Transfering adalah kegiatan memindahkan kode (data yang telah

berupa angka) ke dalam master sheet.

6. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data yang

masuk ke dalam bentuk table-tabel (dummy table) (Notoatmodjo,

2010).

3.9. Etika Penelitian

Standar etik penelitian kesehatan ini melibatkan subyek manusia dengan

mendapatkan informasi dari data primer dan data sekunder berupa rekam

medik. Dalam penelitian ini tidak dilakukan eksperimen atau pengobatan

yang dapat membahayakan subyek. Partisipasi dalam penelitian atau

informasi yang diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang

merugikan subyek dalam bentuk apapun. Subyek mendapat informasi secara

lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak

untuk bebas berpartisipasi, atau menolak untuk menjadi responden. Informed

consent dilakukan dengan memberikan penjelasan tujuan penelitian, meminta

kesediaan menjadi responden, dan meminta responden menandatangani

formulir persetujuan setelah penjelasan jika bersedia menjadi responden.

Penelitian ini mendapat Keterangan Lolos Kaji Etik dari Komisi Etik

Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada

tanggal 05 Januari 2017 melalui surat nomor 055/UN26.8/DL/2017.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

79

79

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan bermakna antara kepesertaan PROLANIS dan

perilaku merokok dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi

di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.

2. Tidak terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat, status

gizi, dan aktivitas fisik dengan kontrol tekanan darah pada pasien

hipertensi di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.

3. Perilaku merokok merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap

kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton Kota

Bandar Lampung.

5.2. Saran

1. Bagi Puskesmas Kedaton

Pihak Puskesmas diharapkan lebih intensif lagi dalam melakukan

penyuluhan tentang pentingnya mempertahankan tekanan darah normal

dengan materi faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol tekanan darah

seperti ikut serta dalam program PROLANIS dan berhenti merokok.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi kontrol tekanan darah selain faktor-faktor yang sudah

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

80

80

diteliti tersebut antara lain tingkat stres, konsumsi alkohol, asupan zat

gizi makro dan hubungan antara karakteristik (umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan) dengan kontrol tekanan darah pasien hipertensi.

Apabila ingin melakukan penelitian yang sama, maka dilakukan

penelitian dengan menggunakan desain yang lebih tepat serta dengan

meminimalisir bias yang ada.

3. Bagi Pemerintah dan BPJS Kesehatan

Disarankan untuk mempermudah proses pendaftaran JKN,

menyelenggarakan sosialisasi tentang PROLANIS, memonitoring dan

mengevaluasi pelaksanaan PROLANIS serta memperkuat logistik dan

distribusi untuk deteksi dini penyakit hipertensi agar pasien hipertensi

dapat meningkatkan kualitas hidupnya salah satunya dengan cara ikut

serta menjadi anggota PROLANIS.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

81

81

DAFTAR PUSTAKA

Amartiwi HA 2012. Evaluasi tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien

hipertensi di instalasi rawat jalan. [tesis]. Surakarta: Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Anggraini AD, Waren S, Situmorang E, Asputra H, Siahaan SS. 2009. Faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di

poliklinik dewasa puskesmas bangkinang periode januari sampai juni 2008.

[skripsi]. Pekanbaru: Universitas Riau.

Arif D, Rusnoto, Hartinah D. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian hipertensi pada lansia di pusling desa kumplit upt puskesmas gribig

kabupaten kudus. JIKK. 4(2):18–34.

Asti TI. 2006. Kepatuhan pasien: faktor penting dalam keberhasilan terapi.

InfoPOM. 7(5):1–12.

Babor T, Higgins-Biddle JC, Saunders JB, Monteiro MG. 2001. The alcohol use

disorders identification test: guidelines for use in primary care. World Health

Organization:1–40.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2015a. Panduan praktis program rujuk balik

bagi peserta jkn.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2015b. Panduan praktis prolanis (program

pengelolaan penyakit kronis).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2016. Peserta program jkn. Informasi Publik

[diunduh 6 Jnauari 2017]. Tersedia dari: https://bpjs-

kesehatan.go.id/bpjs/index.php/jumlahPeserta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2014. Data sensus [diunduh 6 Januari

2017]. Tersedia dari: http://lampung.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/217.

Black JM, Hawks J. 2013. Medical surgical nursing : clinical management for

positive outcomes. Edisi ke-8. USA: Elsevier Saunders.

Bobrow K, Farmer AJ, Springer D, Shanyinde M, Yu LM, et al. 2016. Mobile

phone text messages to support treatment adherence in adults with high blood

pressure (star): a single-blind, randomized trial. Circulation, 133(6):592–600.

Bowman TS, Gaziano JM, Buring JE, Sesso HD. 2007. A prospective study of

cigarette smoking and risk of incident hypertension in women. J Am Coll

cardiol. 50(21):2085–2092.

Budisetio, M. 2007. Pencegahan dan pengobatan hipertensi pada penderita usia

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

82

82

dewasa. Yrs. 2(2):101–107.

Bull FC, Maslin TS, Armstrong T. 2009. Global physical activity questionnaire

(gpaq): nine country reliability and validity study. J Phys Act Health.

6(6):790–804.

Dahlan MS. 2014. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi ke-6. Jakarta:

Epidemiologi Indonesia.

Dalyoko DAP. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pengendalian

hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas mojosongo

boyolali. [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Damayanti F. 2014. Hubungan tingkat kepatuhan penggunaan obat terhadap

keberhasilan terapi pada pasien hipertensi di rumah sakit x surakarta bulan

mei-juni 2014. [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dasgupta K, Quinn RR, Zarnke KB, Rabi DM, Ravani P, et al. 2014. The 2014

canadian hypertension education program recommendations for blood

pressure measurement, diagnosis, assessment of risk, prevention, and

treatment of hypertension. Can J Cardiol, 30(5):485–501.

Dewi M. 2014. Evaluasi pengaruh konseling farmasis terhadap kepatuhan dan hasil

terapi pasien hipertensi anggota program pengelolaan penyakit kronis

(prolanis) pada dokter keluarga di kabupaten kendal. [tesis]. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Dewi TK. 2013. Gambaran pengetahuan warga tentang hipertensi di rw 02 sukarasa

kecamatan sukasari. [skripsi]. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Epri S. 2015. Hubungan status gizi dan asupan makan terhadap tekanan darah lansia

di uptd pelayanan sosial lanjut usia tresna werdha kecamatan natar kabupaten

lampung selatan. [skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Evadewi PKR, Sukmayanti S. 2013. Kepatuhan mengonsumsi obat pasien

hipertensi di denpasar ditinjau dari kepribadian tipe a dan tipe b. JPU. 1(1):32–

42.

Febrina A, Alfian R, Rachmawati. 2014. Hubungan kepatuhan minum obat dengan

tekanan darah pada pasien hipertensi rawat jalan di poliklinik penyakit dalam

rsud ulin banjarmasin. [skripsi]. Banjarmasin: Akademi Farmasi ISFI

Banjarmasin.

Glover ED, Nilsson F, Westin A, Glover PN, Laflin MT, Persson B. 2005.

Developmental history of the glover-nilsson smoking behavioral

questionnaire. Am J Health Behav. 29(5):443–455.

Hadiyah DN, Setiawan. 2006. Analisis survival faktor-faktor yang mempengaruhi

ketahanan hidup penderita hipertensi dengan terapi tablet captopril. [skripsi].

Surabaya: Institut Negeri Sepuluh Nopember.

Hamzah PK. 2015. Hubungan kepatuhan minum obat antihipertensi, kualitas tidur

dengan tekanan darah pada penderita hipertensi esensial di kota salatiga tahun

2015. [tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

83

83

Harahap H, Widodo Y, Mulyati S. 2005. Penggunaan berbagai cut-off indeks massa

tubuh sebagai indikator obesitas terkait penyakit degeneratif di indonesia. Gizi

Indon. 31(1):1–12.

Hernandez-Vila E. 2015. A review of the jnc 8 blood pressure guideline. Tex Heart

Inst J. 42(3):226–8.

Hikmaharidha I. 2011. Pengaruh senam tai chi terhadap tekanan darah wanita

berusia 50 tahun ke atas. [skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hiroh A. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pada

pasien rawat jalan di rsud kabupaten karanganyar. [skripsi]. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Irza S. 2009. Analisis faktor risiko hipertensi pada masyarakat nagari bungo

tanjung, sumatera barat. [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-himmelfarb C, et al. 2013.

2014 evidence-based guideline for the management of high blood pressure in

adults report from the panel members appointed to the eighth joint national

committee (jnc 8). JAMA. 311(17):1809.

Jeanne B. 2016. Prevalensi konsumsi rokok pria usia 18 - 64 tahun dengan

hipertensi di desa susut, kabupaten bangli bali tahun 2014. DOAJ. 6(1):16–22.

Kaplan NM. 1985. Non-drug treatment of hypertension. Ann Intern Med.

102(3):359–373.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Hipertensi. Jakarta.

Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Robbins basic pathology. Edisi ke-8. New

York: W. B. Saunders Company.

Leone A. 2012. How and why chemicals from tobacco smoke can induce a rise in

blood pressure. World J Pharmacol. 1(1):10–20.

Leone A. 2015. Smoking and Hypertension. J Cardiol Curr Res. 2(2):1–7.

Lumempouw DO, Wungouw HIS, Polii H. 2016. Pengaruh senam prolanis terhadap

penyandang hipertensi. Jurnal eBm. 4(1):1-14.

Lumoindong A, Umboh A, Masloman N. 2013. Hubungan obesitas dengan profil

tekanan darah pada anak usia 10-12 tahun di kota manado 1. Jurnal e-

Biomedik. 1(1):147–153.

Mahan L, Escott S, Stump S. 2004. Krause’s food nutrition and diet therapy. Edisi

ke-11. Philadelphia: Saunders.

Mayasari NF, Rosalina, Irawati H. 2015. Hubungan aktivitas fisik dengan tekanan

darah pada lansia penderita hipertensi di kelurahan banyumanik kota

semarang. Jurnal NWU. 35:1–8.

Mollaoglu M, Solmaz G. 2015. Adherence to therapy and quality of life in

hypertensive patients. Acta Clinica Croatica. 54(4):438–444.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

84

84

Morisky DE, Krousel-Wood M, Islam T, Webber LS, Re RN, Muntner P. 2009.

New medication adherence scale versus pharmacy fill rates in seniors with

hypertension. Am J Manag Care. 15(1):59–66.

Mustamin. 2010. Asupan natrium, status gizi dan tekanan darah usia lanjut di

puskesmas bojo baru. MGP. 9(1):20–26.

Mutmainah N, Rahmawati M. 2010. Hubungan antara kepatuhan penggunaan obat

dan keberhasilan terapi pada pasien hipertensi di rumah sakit daerah surakarta

tahun 2010. Pharmacon. 11(2):51–56.

National Institute for Health Research & Development. 2013. Riset kesehatan dasar

2013.

Neunteufl T, Heher S, et al. 2002. Contribution of nicotine to acute endothelial

dysfunction in long-term smokers. J Am Coll Cardiol. 39(2):251–256.

Niska RW. 2011. Blood pressure measurements at emergency department visits by

adults: united states, 2007-2008. NCHS Data Brief. (72):1–8.

Notoatmodjo S. 2010. Metodologi penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Novianingsih E, Kartini A. 2012. Hubungan antara beberapa indikator status gizi

dengan tekanan darah pada remaja. JNC. 1(1):169–175.

Novitaningtyas T. 2014. Hubungan karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan) dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di kelurahan

makamhaji kecamatan kartasura kabupaten sukoharjo. [skripsi]. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nuraini B. 2015. Risk factors of hypertension. Juke Unila. 4(5):10–19.

Oemiati R. 2013. Riskesdas dalam angka provinsi lampung. Jakarta.

Palmer, WJ. 2007. Introduce to food service. Edisi ke-11. New Jersey: Prentice

Hall.

Pandiangan CPP. 2016. Hubungan drug related problems (drps) kategori dosis obat

anti hipertensi dengan kondisi tekanan darah di poliklinik rawat jalan penyakit

dalam rsud jendral ahmad yani metro 2014. [skripsi]. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Peltzer K. 2013. Hypertension and associated factors in older adults in south africa.

Cardiovasc J Afr. 24(3):66–72.

Pertiwi VG. 2010. Pengaruh edukasi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi

di rsup h. adam malik medan. [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Praddono J, Sari P, Hapsari D, Suriani O, Lubis A, et al. 2004. Survei kesehatan

nasional 2004 skrt sudut pandang masyarakat mengenai status, cakupan,

ketanggapan, dan sistem pelayanan kesehatan. Jakarta.

Price SA, Wilson LM. 2002. Pathophysiology: clinical concepts of disease

processes. Edisi ke-6. New York: Elsevier Science Health Science.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

85

85

Primahuda A. 2016. Hubungan antara kepatuhan mengikuti program pengelolaan

penyakit kronis (prolanis) bpjs dengan stabilitas gula darah pada penderita

diabetes melitus di puskesmas babat kabupaten lamongan. [skripsi].

Semarang: Universitas Diponegoro.

Puspita E. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita

hipertensi dalam menjalani pengobatan. [skripsi]. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Putri RA. 2012. Analisis efektivitas pemberian konseling dan pemasangan poster

terhadap tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pada pasien hipertensi di

puskesmas bakti jaya kota depok. [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rath JM, Sharma E, Beck KH. 2013. Reliability and validity of the glover-nilsson

smoking behavioral questionnaire. Am J Health Behav. 37(3):310–317.

Rismayanthi C. 2011. Penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi melalui

senam aerobik low impact. Medikora. 7(1):13–26.

Sari AN. 2014. Efektivitas pelaksanaan program pengelolaan penyakit kronis

(prolanis) dalam penanganan diabetes melitus tipe 2 oleh dokter keluarga di

kecamatan turi, kabupaten sleman. [skripsi]. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

Sari DP, Listya MT. 2016. Pengaruh keikutsertaan pasien pada program jaminan

kesehatan terhadap keberhasilan kontrol tekanan darah pada penderita

hipertensi. eJKI. 4(2):125–129.

Shaqina I. 2016. Hubungan keikutsertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

dengan kepatuhan berobat penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas

simpur bandar lampung. [skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sherwood L. 2010. Human physiology from cells to systems. Edisi ke-7. Singapore:

Cengage Learning.

Sigarlaki H. 2006. Karakteristik dan faktor berhubungan dengan hipertensi di desa

bocor, kecamatan bulus pesantren, kabupaten kebumen, jawa tengan, tahun

2006. Makara Kesehatan. 10(2):78–88.

Singh A, Purohit B. 2011. Evaluation of global physical activity questionnaire

(gpaq) among healthy and obese health professionals in central india. Balt J

Health Phys Act. 3(1):34–43.

Soenarta AA, Erwinanto, Mumpuni ASS, Barack R, Lukito AA, et al. 2015.

Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular.

Stewart MW. 2010. Diabetic Retinopathy. Diabetic Retinopathy: Evidence-Based

Management. 5(1):1–30.

Sudoyo AW. 2009. Hipertensi esensial. Dalam: M. Yogiantoro. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI: 610–614.

Tawbariyah L. 2014. Hubungan konsumsi rokok dengan perubahan tekanan darah

pada masyarakat di pulau pasaran kelurahan kota karang kecamatan teluk

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …digilib.unila.ac.id/25351/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dilakukan namun tatalaksana hipertensi belum berhasil. Menurut WHO, hanya

86

86

betung timur bandar lampung. [skripsi]. Bandar Lampung: Universitas

Lampung.

Tedjasukmana P. 2012. Tatalaksana hipertensi. CDK. 39(4):251–255.

Tyashapsari MWE, Zulkarnain AK. 2012. Penguunaan obat pada pasien hipertensi

di instalasi rawat inap rumah sakit umum pusat dr. Kariadi semarang. Majalah

Farmaseutik. 8(2):145–151.

Utami PAS, Sahar J, Widyastuti. 2013. Pengendalian faktor risiko hipertensi pada

agregat lansia melalui kunjungan rumah. JKI. 16(1):11–17.

Wahyuni, Eksanoto D. 2013. Hubungan tingkat pendidikan dan jenis kelamin

dengan kejadian hipertensi di kelurahan jagalan di wilayah kerja puskesmas

pucang sawit surakarta. JIKI. 1(1):79–85.

Wasilin ZI, Pramantara ID. 2011. Pengaruh konseling farmasis terhadap

pencapaian target terapi pada pasien hipertensi rawat jalan di rsud saras husada

purworejo wasilin. JMPF. 1(4):211–215.

Wati MR, Mustofa, Puspitasari I. 2015. Pengaruh konseling apoteker komunitas

terhadap pasien hipertensi. JMPF. 5(1):14–21. .

Weber MA, Schiffri E, White WB, Mann S, Lindholm LH, et al. 2010. A statement

by the american society of hypertension and the international society of

hypertension. J Clin Hypertens. 131(1):53–63.

Widyaningrum T. 2014. Hubungan asupan natrium, kalium, magnesium dan status

gizi dengan tekanan darah pada lansia di kelurahan makamhaji kartasura.

[skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

World Health Organization. 2003. 2003 world health organization

(who)/international society of hypertension (ish) statement on management of

hypertension. J Hypertens. 21(11):1983–1992.

World Health Organization. 2003. Adherence to long-term therapies.

World Health Organization. 2010. Global physical activity questionnaire. Ncd.

380(9838):282–293.