faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii abstrak maknawan...

116
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KOORDINATOR PENGGERAK JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT (JPKM) DESA DI KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh Maknawan Canggih Kusuma NIM 6450405147 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Upload: dangngoc

Post on 25-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KINERJA KOORDINATOR PENGGERAK JAMINAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT

(JPKM) DESA DI KABUPATEN BANJARNEGARA

 

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

Maknawan Canggih Kusuma

NIM 6450405147

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

ii

ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kinerja Koordinator Penggerak Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Desa di Kabupaten Banjarnegara", Skripsi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Dra. E.R Rustiana, M.Si., II. Drs. Bambang B.R, M. Si.

Kata Kunci: JPKM, Kinerja, Koordinator Penilaian kinerja merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kinerja dari

anggota organisasi yang nantinya dapat mendukung tumbuh dan berkembangnya organisasi secara keseluruhan. Salah satunya adalah penilaian kinerja koordinator penggerak JPKM desa berkenaan tugasnya dalam merekrut peserta JPKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.

Jenis penelitian ini adalah survey explanatory. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Desain penelitian ini dipilih kelompok koordinator penggerak JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara, Jumlah sampel sebanyak 73 orang yang ditentukan dengan metode Proporsional area random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 57,5% responden memiliki kemampuan buruk; 82,2% responden memiliki persepsi yang baik; 58,9% responden memiliki motivasi sedang; 79,5% responden menganggap kepemimpinan atasan cukup; 86,3% responden menganggap imbalan yang diberikan sudah memuaskan dan 69,9% responden memiliki kinerja yang cukup. Berdasarkan uji statistik Rank Spearman hanya satu variabel dengan tingkat signifikansi <0,05 yaitu kemampuan (0,000<0,05) yan artinya ada hubungan yang signifikansi antara kemampuan dengan kinerja koordinator. Variabel lain memiliki tingkat signifikansi >0,05 yaitu persepsi koordinator (0,168>0,05), motivasi koordinator (0,619>0,05), kepemimpinan atasan (0,225>0,05), imbalan yang diberikan (0,252>0,05).

Simpulan dari penelitian ini yaitu, ada pengaruh kemampuan koordinator JPKM dengan kinerja koordinator JPKM di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010. Saran yang diberikan oleh peneliti bagi koordinator penggerak JPKM agar bisa meningkatkan kemampuan diri dengan banyak mengikuti pelatihan dan untuk lebih sering berkoordinasi dengan kader. Pemerintah sebaiknya sering mengadakan pelatihan dan untuk lebih sering melakukan monitoring. Sedangkan bagi peneliti lain, saran yang diberikan oleh peneliti adalah agar melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan melakukan pengukuran dengan teknik pendekatan yang berbeda dan waktu pengamatan penelitian yang lebih lama.

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

iii

ABSTRACT

Advanced Maknawan Kusuma, 2010, "Factors Associated with Driving Performance Assurance Coordinator Health Maintenance Organizations (JPKM) village in Banjarnegara District", Thesis, Department of Public Health Sciences, Faculty of Sport Sciences, State University of Semarang. Mentors: I. Dra. E.R Rustiana, M.Sc., II. Drs. Bambang B.R, M. Si. Keywords: JPKM, Performance, Coordinator Performance appraisal is one way to evaluate the performance of the member organizations will be able to support growth and development of the organization as a whole. One of them is the assessment of driving performance JPKM village coordinator duties in regard to recruiting participants JPKM. The purpose of this research is to determine the factors associated with driving performance JPKM Village coordinator.

Type of survey research is explanatory. The design used in this study is cross sectional. This research design selected group of movers JPKM Village coordinator in District Banjarnegara, Number 73 samples determined by the proportional area random sampling method. The data was collected using questionnaires.

The results showed that 57.5% of respondents have a poor ability; 82.2% of respondents have a good perception; 58.9% of respondents were motivated; 79.5% of respondents considered quite superior leadership; 86.3% of respondents consider the rewards given was satisfactory and 69.9% of respondents have a sufficient performance. Based on Spearman Rank statistical test only one variable with a significance level <0.05 is the ability (0.000 <0.05) yan means there is a significance relationship between the ability of the coordinator's performance. Other variables have a significance level> 0.05 is the perception of the coordinator (0.168> 0.05), motivated coordinator (0.619> 0.05), superior leadership (0.225> 0.05), rewards are given (0.252> 0.05) .

Conclusion of this research is, there ability to influence the performance coordinator coordinator JPKM JPKM in Banjarnegara District in 2010. Advice given by the researchers for driving JPKM coordinator in order to improve themselves with a lot of training and for more frequent coordination with the cadre. The government should conduct frequent training and for more frequent monitoring. As for other researchers, the advice given by the researchers is to conduct a more in-depth research by performing measurements with different techniques and approaches which research observation time is longer.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kinerja Koordinator Penggerak Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat (JPKM) Desa di Kabupaten Banjarnegara” telah dipertahankan

di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang pada tanggal 18 Februari 2010 dan telah diperbaiki serta

mendapat pengesahan dari Panitia Ujian dan para Penguji Skripsi.

Mengesahkan,

Panitia dan Penguji Nama dan Tanda Tangan Tanggal Penandatanganan

Ketua Panitia Ujian Skripsi

Drs. H. Harry Pramono, M.Si. NIP. 19591019.198503.1.001

Sekretaris Ujian Skripsi

Irwan Budiono, S. KM., M.Kes. NIP. 19751217.200501.1.003

Penguji I

dr. H. Mahalul Azam, M.Kes. NIP. 19751119.200112.1.001

Penguji II

Dra. E.R Rustiana, M.Si NIP. 19470427.198503.2.001

Penguji III

Drs. Bambang B.R, M.Si NIP. 19601217.198601.1.001

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat

menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika

kesempatan bertemu dengan kesiapan (Thomas A. Edison, 2008).

Persembahan:

Skripsi ini Ananda persembahkan untuk:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta

2. UNNES

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kinerja Koordinator Penggerak Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat (JPKM) Desa di Kabupaten Banjarnegara” dapat terselesaikan dengan

baik. Penyelesaian skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang.

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai tersusunnya skripsi ini,

dengan rasa rendah hati disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang, Bapak Drs. Said Junaidi, M. Kes., atas ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, Bapak dr. H. Mahalul Azam, M. Kes., atas

persetujuan penelitian.

3. Pembimbing I, Ibu Dra. E.R Rustiana, M.Si., atas arahan, bimbingan, dan

masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Pembimbing II, Bapak Drs. Bambang B.R, M.Si., atas arahan, bimbingan, dan

masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kepala Bidang Pemberdayaan, Kemitraan dan Promosi Kesehatan Dinas

Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Imron Rosyadi, SH, atas ijin penelitian.

6. Kepala Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan, Taat Nur Utomo, SKM.,

M.Kes, atas ijin pengambilan data dan bimbingannya selama penelitian.

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

vii

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan IKM, atas ilmunya selama kuliah.

8. Ayahanda (Maksum) dan Ibunda (Sumiati) tercinta, atas perhatian, kasih

sayang, motivasi dan doa, yang sungguh berarti bagi saya hingga akhirnya

skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Saudara-saudaraku: Mas Aan, Mbak Risty, Dek Prisca dan Keponakanku

Hemaz atas dorongan dan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Teman IKM Angkatan 2005, atas bantuan dan motivasinya dalam

penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku: Novan, Bang Roby, Bang Yoz, Bang Gun.

12. Semua pihak yang terlibat, atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala

kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dalam laporan ini sangat

diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, Januari 2010

Penyusun

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

viii

DAFTAR ISI Halaman

JUDUL ......................................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

ABSTRACK ................................................................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penenlitian .................................................................................. 6

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ......................................................................... 7

1.5 Keaslian Penelitian .................................................................................. 8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 10

2.2 Kerangka Teori ....................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep .................................................................................... 33

3.2 Hipotesis ................................................................................................. 33

3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 34

3.4 Variabel Penelitian .................................................................................. 34

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ............................................ 35

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 37

3.7 Sumber Data Penelitian ........................................................................... 39

3.8 Instrumen Penelitian................................................................................ 40

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

ix

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Penenlitian ................................................................. 43

4.2 Analisis Univariat ................................................................................... 48

4.3 Analisis Bivariat...................................................................................... 55

BABA V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ......................................................................... 59

5.2 Hasil Uji Univariat .................................................................................. 60

5.3 Hasil Uji Bivariat .................................................................................... 64

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ................................................................................................. 73

6.2 Saran ....................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

LAMPIRAN .................................................................................................

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ........................................................................ 8

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran .................................. 42

Tabel 3.2 Jumlah Koordinator Penggerak JPKM Desa .................................. 44

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur ... 51

Tabel 4.2 Proporsi Koordinator Penggerak JPKM Desa ................................ 52

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Usia pada Koordinator .................. 53

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan pada Koordinator .......... 54

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Koordinator ........ 56

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Koordinator ............... 57

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Koordinator .............. 58

Tabel 4.8 Distribusi Berdasarkan Kepemimpinan yang Dilakukan ................ 59

Tabel 4.9 Distribusi Responden Terhadap Imbalan ....................................... 60

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Koordinator .............. 61

Tabel 4.11 Hubungan Kemampuan Koordinator dengan kinerja .................... 57

Tabel 4.12 Hubungan Persepsi Koordinator dengan Kinerja .......................... 58

Tabel 4.13 Hubungan Motivasi Koordinator dengan Kinerja ......................... 64

Tabel 4.14 Hubungan Kepemimpinan yang dilakukan dengan Kinerja .......... 65

Tabel 4.15 Hubungan Imbalan yang Diterima dengan Kinerja ....................... 66

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Hubungan Kerja antar pelaku JPKM ......................................... 15

Gambar 2. 2 Diagram skematis teori prilaku dan kinerja ............................... 19

Gambar 2. 3 Kerangka Teori ......................................................................... 39

Gambar 3.1 Krangka Konsep Penelitian ........................................................ 40

Gambar 4.1 Distribusi Usia Responden ......................................................... 54

Gambar 4.2 Distribusi Pekerjaan Responden ................................................. 55

Gambar 4.3 Distribusi Kemampuan Responden ............................................ 56

Gambar 4.4 Distribusi Persepsi Responden ................................................... 57

Gambar 4.5 Distribusi Motivasi Responden .................................................. 58

Gambar 4.6 Distribusi Kepemimpinan yang dilakukan pada Responden ....... 60

Gambar 4.7 Distribusi Imbalan yang diberikan pada Responden ................... 61

Gambar 4.8 Distribusi Kinerja Responden .................................................... 62

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ...................................................................................................... Halaman

1. Kuesioner .............................................................................................. 79

2. Validitas dan Realibilitas........................................................................ 83

3. Daftar KP JPKM di Kab. Banjarnegra .................................................... 87

4. Jumlah Peserta JPKM Kab.Banjarnegara th 2009 ................................... 106

5. Tabulasi Data Hasil Penelitian................................................................ 107

6. Analisis Univariat .................................................................................. 113

7. Analisis Bivariat .................................................................................... 115

8. SK Pembimbing ..................................................................................... 120

9. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan............................ 121

10. Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA...................................................... 124

11. SK Penguji ............................................................................................. 125

12. Dokumentasi .......................................................................................... 126

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Visi Indonesia Sehat 2010 yang telah dirumuskan oleh Dep.Kes (2003)

menyatakan bahwa, gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin

dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara

yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku

yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI,2003).

Salah satu program pemerintah di bidang pelayanan kesehatan adalah

pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010. Salah satu strategi untuk

mencapai tujuan tersebut yaitu melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat (JPKM). Untuk itu pemerintah menegaskan JPKM harus

dikembangkan di semua daerah. Badan Pelaksana (Bapel) JPKM dibentuk sebagai

salah satu pelaksana jaminan pemeliharan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2006 menyebutkan bahwa

secara umum cakupan JPK di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 19% jauh

dari pencapaian Indonesia Sehat (IS) 2010 (80%). Cakupan JPK menurut jenisnya

didominasi oleh Askeskin yang mecakup 25,90%, Askes PNS 6,36%, Jamsostek

13,63%. Upaya JPK yang berasal dari masyarakat yaitu dana sehat masih sangat

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

2

rendah yaitu 0,40%. Askes dan Jamsostek masih banyak dimiliki oleh kelompok

ekonomi tinggi, sebaliknya kepemilikan JPKM dan kartu sehat lebih banyak

dimiliki oleh kelompok ekonomi lemah. Kepemilikan kartu sehat yang jumlahnya

masih sangat terbatas ternyata 23% dimiliki oleh peserta rumah tangga kelompok

mampu. Ini berarti masih terjadi adanya salah pendistribusian kartu sehat (Depkes

RI,2006).

Pemahaman tentang asuransi kesehatan di Indonesia masih sangat

beragam. Dahulu banyak yang menganggap bahwa JPKM adalah bukan asuransi

kesehatan kemudian JPKM dianggap sebagai asuransi sosial karena dijual

umumnya kepada masyarakat miskin di daerah-daerah. Asuransi kesehatan sosial

(social health insurance) adalah suatu mekanisme pendanaan pelayanan kesehatan

yang semakin banyak digunakan di seluruh dunia karena kehandalan sistem ini

dalam menjamin kebutuhan kesehatan rakyat suatu negara. Namun di Indonesia

pemahaman tentang asuransi kesehatan sosial masih sangat rendah karena sejak

lama hanya mendapatkan informasi yang bias tentang asuransi kesehatan yang

didominasi dari Amerika yang didominasi oleh asuransi kesehatan komersial.

Literatur yang mengupas asuransi kesehatan sosial juga sangat terbatas. Pola pikir

kebanyakan sudah diarahkan kepada segala sesuatu yang bersifat komersial,

termasuk dalam pelayanan rumah sakit. Begitu ada kata sosial, seperti dalam

asuransi sosial dan fungsi sosial rumah sakit maka hal itu hampir selalu difahami

dengan pelayanan atau program untuk orang miskin. Sesungguhnya asuransi

sosial bukanlah asuransi untuk orang miskin. Fungsi sosial bukanlah fungsi orang

miskin. Ini merupakan kekeliruan besar yang sudah mendarah daging di Indonesia

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

3

yang menghambat pembangunan kesehatan yang berkeadilan sesuai amanat UUD

45. Bahkan konsep Undang-undang Kesehatan yang dikeluarkan tahun 1992 (UU

nomor 23/1992) jelas-jelas memerintahkan Pemerintah dengan mendorong

pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (PAMJAKI,2009).

JPKM dirumuskan sebagai upaya Indonesia untuk mengatasi ancaman

terhadap pelayanan kesehatan akibat kenaikan biaya kesehatan yang juga

mengacam penurunan mutunya. Setelah bertahun-tahun terhadap berbagai bentuk

pemeliharaan kesehatan mancanegara, disadari bahwa pembayaran tunai langsung

dari konsumen atau pembayaran melalui pihak ketiga terhadap tagihan pemberi

pelayanan kesehatan telah mendorong kenaikan biaya kesehatan. Sistem JPKM

dirumuskan keterlibatan masyarakat untuk membiayai kesehatan dengan iuran

dimuka, keterlibatan pihak ketiga sebagai badan penyelenggara yang

bertanggungjawab mengelola iuran secara efisien, keterlibatan sarana pelayanan

kesehatan untuk melaksanakan layanan bermutu namun ekonomis dengan

pembayaran Pra-upaya, dan keterlibatan pemerintah sebagai badan pembina yang

mengarahkan hubungan saling menguntungkan antar para pelaku JPKM tersebut.

Dengan demikian, JPKM yang dalam UU No.23/1992 dinyatakan sebagai suatu

cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna, berdasarkan asas

usaha bersama dan kekeluargaan, yang berkesinambungan dan dengan mutu yang

terjamin, serta dengan pembiayaan yang dilaksanakan secara pra-upaya, pada

hakekatnya adalah sistem pemeliharaan kesehatan yang memadukan penataan

subsistem pelayanan dengan subsistem pembiayaan kesehatan. Tujuannya adalah

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dengan menjaga mutu pelayanan dan

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

4

mengendalikan biaya pelayanan sehingga tidak menghambat akses masyarakat

(Depkes RI, 2002).

Undang-undang No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) menyebutkan bahwa seluruh penduduk Indonesia di wajibkan

untuk menjadi peserta JPK baik dalam bentuk Jamsostek, Kartu Sehat, Askes,

dana sehat maupun JPKM. Berdasarkan data kepesertaan JPK tahun 2009 di

wilayah Kabupaten Banjarnegara dari 917.630 jiwa, yang telah menjadi peserta

Askes sebanyak 6,4%, Jamsostek 1,2%, dan JPK lainya sebanyak 1,07%. Ini

berarti yang menjadi target peserta JPKM sebanyak 91,33%. Hasil pencapaian

peserta JPKM di wilayah Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2009 hanya 4%,

berarti masih terdapat sekitar 87,33% penduduk yang belum menjadi peserta

JPKM (Dinkes Banjarnegara, 2009).

Program JPKM juga tidak lepas dari adanya peran aktif dari berbagai

pihak, baik pemerintah kabupaten, swasta termasuk Badan Pembina (Bapim) dan

Badan Pelaksana (Bapel) sebagai stakeholder, dan seuruh komponen termasuk

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada, serta adanya peran koordinator

Pengerak JPKM baik di tingkat Kecamatan maupun Desa. Koordinator Penggerak

JPKM Desa merupakan ujung tombak dalam perekrutan peserta JPKM. Hal ini

dikarenakan koordinator penggerak JPKM Desa berperan sebagai mata rantai

komunikasi antara dua atau lebih sistem sosial dimana koordinator penggerak

JPKM Desa mempelopori perubahan pola pikir masyarakat yang menjadi

kliennya dalam usaha perubahan.

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

5

Program JPKM di Banjarnegara mulai dikembangkan sejak tahun 2004

sejak turunya SK Bupati Nomor 277 tahun 2004 tentang Pelaksanaan JPKM di

Kabupaten Banjarnegara. Pada tahun 2006 kepesertaan JPKM di Banjarnegara

mencapai 931 KK, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2007 menjadi 1618

KK, pada tahun 2008 juga mengalami kenaikan menjadi sebanyak 2309 KK, dan

pada tahun 2009 justru mengalami penurunan menjadi 1529 KK. Data tersebut

menunjukan adanya ke tidak percayaan masyarakat Banjarnegara pada pelayanan

JPKM, dan menunjukan bahwa kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa belum

dapat dilihat secara optimal (Dinkes Banjarnegara, 2008).

Penilaian kinerja dapat digunakan untuk penentuan secara periodik

efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam

mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang

diinginkan oleh organisasi (Mulyadi, 1999).

Program JPKM merupakan salah satu cara untuk mewujudkan Visi

Indonesia Sehat 2010, tetapi keberhasilan program JPKM tidak terlepas dari peran

Koordinator Penggerak JPKM Desa .Oleh karena itu, penulis mengambil judul

“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja Koordinator Penggerak

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Desa di Kabupaten

Banjarnegara”.

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

6

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan peneliti bahas adalah :

1. Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kinerja Koordinator

Penggerak JPKM Desa dalam perekrutan peserta Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat (JPKM) di Kab. Banjarnegara?

2. Bagaimana hubungan antara kemampuan kerja Koordinator Penggerak JPKM

Desa dengan kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa?

3. Bagaimana hubungan antara persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa

tantang JPKM dengan kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa?

4. Bagaimana hubungan antara motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

dengan kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa?.

5. Bagaimana hubungan antara kepemimpinan atasan dengan kinerja Koordinator

Penggerak JPKM Desa.

6. Bagaimana hubungan antara imbalan yang diberikan dengan kinerja

Koordinator Penggerak JPKM Desa?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja

Koordinator Penggerak JPKM Desa dalam perekrutan peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) di Banjarnegara.

2. Mengetahui hubungan antara kemampuan kerja Koordinator Penggerak JPKM

Desa dengan kinerja koordinaor Penggerak JPKM Desa.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

7

3. Mengetahui hubungan antara persepsi Koordintaor Penggerak JPKM Desa

tantang JPKM dengan kinerja koordinaor Penggerak JPKM Desa.

4. Mengetahui hubungan antara motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

dengan kinerja Koordinaor Penggerak JPKM Desa.

5. Mengetahui hubungan antara kepemimpinan atasan dengan kinerja

Koordinator Penggerak JPKM Desa.

6. Megetahui hubungan antara imbalan yang diberikan dengan kinerja

Koordinator Penggerak JPKM Desa.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Bagi jurusan ilmu kesehatan masyarakat FIK UNNES :

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber pustaka bagi

pengembangan jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, FIK UNNES.

1.4.2 Bagi penulis

Penelitian ini digunakan sebagai sarana belajar dan penerapan ilmu yang

diperoleh selama di perkuliahan, serta sebagai media penambah pengalaman.

Memperoleh pengetahuan tentang promosi kesehatan yaitu faktor-faktor

yang berhubungan dengan kinerja koordinator dalam perekrutan peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

1.4.3 Bagi Pemerintah

Sebagai sumbangan pemikiran bagi Pemerintah setempat dalam

mewujudkan keberhasilan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

(JPKM) sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan

upaya preventif, promotif, rehabilitatif dan kuratif.

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

8

1.5 Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini merupakan matrik yang memuat tentang judul

penelitian, nama peneliti, tahun dan tempat penelitian, desain penelitian, variabel dan hasil penelitian (Tabel 1.1). Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul/ Peneliti/ Lokasi

Penelitian Th Desain Variable Hasil

1. Pengaruh Supervisi Kepala Ruang Rawat Inap, Kemampuan, Motivasi dan Imbalan Tenaga Perawat Pelaksana Terhadap Kinerja Tenaga Perawat Peaksana di ruang Rawat Inap RSUD Sidorejo. (Siagian,2006)

2006 Cross sectional

Kemampuan Motivasi Imbalan

Ada hubungan Tidak ada hubungan Tidak ada Hubungan

2 Hubungan Antara Persepsi Perawat Tentang Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Purbalingga. (Rini,2006)

2006

Cross sectional

Persepsi Kepemimpinan

Ada Hubungan Tidak ada Hubungan

3 Persepsi dan Pengaruh Sistem Pembagian Jasa Pelayanan Terhadap Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Jiwa Madrani. (Nofinaldi,2006)

2006 Cross Sectional

Persepsi SPJP

Ada Hubungan Tidak ada Hubungan

4 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat dalam Pemberian Pelayanan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Pekanbaru tahun 2008 (Syah,2008)

2008 survey explanatory

Motivasi Imbalan Persepsi Kepemimpinan

Ada hubungan Ada hubungan Ada hubungan Tidak ada Hubungan

5 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil (Studi Tentang Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Bappeda Kab.Purbalingga) (Supriyanto,2007)

2007 Cross Sectional

Kepemimpinan Kinerja

Ada Hubungan

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

9

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian -

penelitian yang sebelumnya adalah :

1. Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja

koordinator penggerak Jaminan Pemeliharaan Kesehatn Masyarakat (JPKM)

belum pernah dilakukan.

2. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey explanatory.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Banjarnegara.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai Oktober sampai dengan

Desember 2009

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang akan diteliti adalah Faktor-faktor yang

berhubungan dengan kinerja Koordinator Penggerak Desa Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat (JPKM) di Kabupaten Banjarnegara.

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Jaminan Pemeliharaan Kesehatn Masyarakat (JPKM)

2.1.1. Pengertian JPKM

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) adalah suatu

konsep atau metode penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna

(preventif, promotif, rehabilitatif dan kuratif) berdasarkan azas usaha bersama dan

kekeluargaan yang berkesinambungan dengan mutu yang terjamin serta

pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya (Dinkes Banjarnegara, 2004).

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM/ Managed Health

Care) dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 pasal 66, disebutkan sebagai

"Cara Penyelenggaraan dan Pengelolaan" upaya pemeliharaan kesehatan yang

pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya. Pemeliharaan kesehatan,

sebagaimana dimaksud pasal 10 UU No. 23/1992, merupakan pelayanan

kesehatan yang paripurna (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), terpadu,

berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan bertujuan melindungi dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Cara penyelenggaraan dan pengelolaan upaya pemeliharaan kesehatan

(JPKM) ini bertujuan mengefisienkan pemanfaatan (konsumsi) dan produksi

(pelaksanaan) pelayanan kesehatan, juga pengalokasian sumberdaya kesehatan.

Tujuan di atas hanya dapat dicapai dengan jalan memadukan fungsi pemeliharaan

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

11

kesehatan dengan fungsi pembiayaannya, karena dengan pengelolaan secara

terpadu ini akan dapat ditingkatkan pemerataan pemeliharaan kesehatan yang

paripurna, berkesinambungan dan bermutu, yang diselenggarakan secara

berdayaguna dan berhasilguna (cost-effective).

JPKM sebagaimana dicantumkan dalam UU No. 23/1992 juga merupakan

ketetapan tentang Strategi Penyelenggaraan dan Pemerataan Pemeliharaan

Kesehatan Paripurna dan Pembiayaannya, yang bertujuan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui upaya pemeliharaan kesehatan yang bermutu,

paripurna, berkesinambungan serta terjangkau oleh masyarakat dan sekaligus juga

merupakan strategi untuk mendorong, membina, mengatur dan mengawasi

peranserta swasta dan dunia usaha dalam pembangunan kesehatan (Widodo

Sutopo,2003).

2.1.2 Hakekat JPKM

JPKM di dalam pasal 66, UU No. 23/1992, ditetapkan sebagai

dasar/landasan (cara pengelolaan) setiap penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan

yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya (pre-paid health care).

Hakekat JPKM adalah cara pengelolaan yang mampu menjamin pemeliharaan

kesehatan paripurna, berkesinambungan dan bermutu, yang diselenggarakan

secara berdayaguna dan berhasilguna. Ketetapan yang telah dibuat untuk

menjadikan JPKM sebagai landasan setiap penyelenggaraan pemeliharaan

kesehatan yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya merupakan satu

keputusan yang diambil berdasarkan satu kajian jauh ke depan dan merupakan

antisipasi yang tepat untuk menghadapi dan dapat mengendalikan meningkatnya

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

12

biaya pemeliharaan kesehatan yang disebabkan karena makin meningkatnya usia

harapan hidup serta meningkatnya jenis dan jumlah penyakit menahun yang selain

memerlukan berbagai pelayanan kesehatan dengan frekuensi, intesitas, dan

kecanggihan yang meningkat juga biaya yang tinggi (Widodo Sutopo,2003).

JPKM dirumuskan setelah telaah bertahun-tahun terhadap sistem

pemeliharaan kesehatan di manca negara. JPKM merupakan penyempurnaan

terkini setelah sistem pemeliharaan kesehatan dengan pembayaran tunai, asuransi

ganti rugi, asuransi dengan tagihan provider mengalami kegagalan dalam

mengendalikan biaya kesehatan. Kelebihan JPKM terhadap sistem asuransi

kesehatan tradisional adalah pembayaran pra upaya kepada PPK yang

memungkinkan pengendalian biaya oleh PPK dan memungkinkan Bapel berbagi

resiko biaya dengan PPK.

2.1.3 Manfaat JPKM

JPKM dirancang untuk memberi manfaat kepada semua pihak yang terkait

dengan pemeliharaan kesehatan, baik masyarakat konsumen jasa kesehatan,

pemberi pelayanan kesehatan (PPK) dijenjang pelayanan tingkat pertama, tingkat

kedua, dan tingkat ketiga, para badan penyelenggara (Bapel), pemerintah serta

dunia usaha, dapat diuraikan manfaat yang diperoleh masing-masing pihak

tersebut dengan terselenggaranya JPKM sebagai berikut

(http://www.jpkmonline.net, 2001).

2.1.3.1 Manfaat bagi Masyarakat

1. Masyarakat terlindung / terjamin dalam memperoleh pelayanan kesehatan

yang dibutuhkannya.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

13

2. Masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan paripurna (preventif, promotif,

kuratif, dan rehabilitatif).

3. Masyarakat memperoleh biaya yang ringan untuk kesehatan karena asas

usaha bersama dan kekeluargaan dalam JPKM memungkinkan subsidi silang

yang mana yang sehat membantu yang sakit dan yang muda membantu yang

tua

4. Terjaminnya pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

5. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat utamanya melalui upaya

preventif, promotif agar seseorang tidak jatuh sakit.

2.1.3.2 Manfaat bagi Dunia Usaha

1. Pemeliharaan kesehatan karyawan dapat terlaksana secara lebih efisien /

efektif

2. Biaya pelayanan kesehatan dapat direncanakan secara tepat.

3. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan lebih efisien dibandingkan dengan

sistem klaim, ganti rugi, atau fee for services.

4. Terjaminnya kesehatan karyawan yang mendorong peningkatan produktifitas.

5. Merupakan komoditi baru yang menjajikan bagi dunia usaha bila menjadi

Bapel, karena akan memperoleh laba finansial maupun laba sosial.

2.1.3.3 Manfaat bagi PPK

1. PPK dapat merencakan pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan efektif

bagi peserta karena ditunjang sistem pembayaran kapitasi.

2. PPK akan memperoleh balas jasa yang makin besar dengan makin

terpeliharanya kesehatan konsumen.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

14

3. PPK dapat lebih meningkatkan profesionalisme, kepuasan kerja, dan

mengembangkan mutu pelayanan.

4. Sarana pelayanan tingkat pertama, kedua, dan ketiga yang selama ini

menerapkan tarif subsidi / murah akandapat menerapkan tarif riil yang wajar

untuk menjamin kesinambungan dan mutu pelayanannnya.

2.1.3.4 Manfaat bagi Pemerintah / Pemda

1. Pemda memperoleh masyarakat yang sehat dan produktif dengan biaya yang

berasal dari masyarakat sendiri.

2. Pengeluaran pemda untuk membiayai bidang kesehatan dapat lebih efisien.

3. Subsidi pemerintah dapat dialokasikan kepada yang lebih memerlukan

utamanya bagi masyarakat miskin.

4. Kapitasi dalam JPKM memakai perhitung unit cost riil / non subsidi, maka

pemda dapat menyesuaikan tarif bagi masyarakat mampu.

2.1.4 Tujuan JPKM

2.1.4.1 Tujuan Umum

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya dan dengan

cara gotong royong antar peserta JPKM dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan (Dinkes Banjarnegara,2004).

2.1.4.2 Tujuan Khusus

1. Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang komperhensif dengan

mengutamakan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dalam

bentuk paket yankes bagi peserta JPKM.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

15

2. Meningkatkan mutu yankes pada PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) yang

menjadi jaringan pelayanan kesehatan dalam program JPKM.

3. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.

4. Pembudayaan perilaku hidup.

2.1.5 Tata Hubungan Kerja Antara Pelaku JPKM

Gambar 2.1: Hubungan Kerja antar pelaku JPKM (Departemen Kesehatan RI

tahun 2004)

Jaminan kesehatan prabayar yang berdasarkan JPKM dapat digambarkan

sebagai suatu tatanan dengan sedikitnya empat pelaku. Para pelaku tersebut

meliputi :

Peseta yang mendaftarkan diri dalam satuan keluarga, kelompok atau unit

organisasi, dengan membayar kepada bapel sejumlah iuran tertentu secara teratur

untuk membiayai pemeliharaan kesehatannya. Pemberi Pelayanan Kesehatan

(PPK), yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan kesehatan terorganisir

untuk memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang secara efektif

dan efisien. Badan Penyelenggara JPKM (Bapel JPKM) sebagai badan hukum

yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan JPKM dengan secara profesional

BAPIM

BAPEL

PPK PESERTA

prabayar

Pelayanan kesehatan

Pra-upaya

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

16

menerapkan trias manajemen, meliputi manajemen kepesertaan, keuangan dan

pemeliharaan kesehatan. Pemerintah sebagai badan pembina yang melalsanakan,

fungsi untuk mengembangkan, membina dan mendorong penyelenggaraan JPKM.

Pelaku-pelaku tersebut terjadi hubungan yang saling menguntungkan dan

berlaku penerapan jurus-jurus kendali biaya, kendali mutu pelayanan dan

pemenuhan kebutuhan medis para peserta, dalam bentuk pelayanan kesehatan

paripurna dan berjenjang.

2.2 Kinerja

Kinerja (performance) adalah penampilan hasil karya anggota baik

kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja juga dapat merupakan

penampilan individu atau kelomok kerja. Penampilan hasil kerja tidak terbatas

pada seseorang yang mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

kepada keseluruhan jajaran anggota di dalam organisasi (Ilyas, 2001).

Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau

produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang,

jasa maupun pelayanan. Demikian halnya perwujudan kinerja yang

membanggakan juga sebagai imbalan intrinsik. Hal ini akan berlanjut terus dalam

bentuk kinerja berikutnya, dan seterusnya. Agar dicapai kinerja yang profesional

maka perlu dikembangkan hal-hal seperti : kesukarelaan, pengembangan diri

pribadi, pengembangan kerjasama saling menguntungkan, serta partisipasi

seutuhnya (Hadipranata, 1996:34).

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

17

  Adapun kinerja menurut Mulyadi (1999) adalah penentuan secara periodik

efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal

dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang

telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang

diinginkan oleh organisasi.

Penilaaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak

semstinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya

diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian

penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

  Illyas (1999) berpendapat bahwa tenaga profesional adalah sumber daya

terbaik suatu organisasi sehingga evaluasi kinerja mereka menjadi salah satu

variabel yang penting bagi efektifitas organisasi. Sangatlah penting untuk

memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja profesional

yang menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan

kinerja organisasi yang efektif. Menurut teori  Gibson yang dikutip  oleh Illyas

(1999), ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja

yaitu:

2.2.1 Variabel individu

Kemampuan dan keterampialan merupakan variable individu yang dapat

mempengaruhi kinerja. Kemampuan merupakan potensi atau kecakapan seseorang

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sekaligus sebagai hasil dari pengetahuan.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

18

Ketrampilan dipengaruhi oleh tingakat pendidikan, latihan dan pengembangan

dalam hubunganya dengan tugas yang dimiliki.

Kemempuan fisik macamnya adalah kesehatn karyawan, faktor usia, jenis

kelamin dan pengalaman kerja. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja

yang lagsung berhubungan dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga sebagai

landasan untuk mengembangkan diri dalam proses kelancaran tugas. Semakin

tinggi pendidikan seseorang (dalam hal ini koordinator penggerak JPKM) maka

semakin tinggi pula prestasi yang dimiliki yang tentunya akan semakin tinggi pula

kinerjanya.

2.2.2 Variabel Organisasi

Sumber daya manusia, kepemimpinan dan kompensasi (reward

upah/imbalan) termasuk dalam variabel organisasi. Manusia adalah sumber daya

yang berharga, karena melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan

memudahkan organisasi mencapai tujuan yang diharapkan. Kepemimpinan

merupakan aspek yang paling penting karena suatu organisasi akan menjadi

kurang efisien tanpa adanya pemimpin. Bawahan memandang seseorang

pemimpin efektif atau tidak efektif dari sudut kepuasan yang mereka peroleh

selama bekerja. Salah satunya adalah reward yang diterima.

2.2.3 Variabel Psikologis

Pemupukan motivasi dan minat kerja bawahan yang berorientasi pada

peningkatan prestasi atau hasil kerja membutuhkan waktu yang lama dan

memerlukan teknik tertentu. Teknik ini antara lain adalah dengan menciptakan

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

19

iklim kerja dan lingkungan kerja yang menyenangkan serta adanya komunikasi

dan hubungan kerja yang kondusif.

Sikap merupakan salah satu faktor penentu perilaku bawahan dalam

bekerja. Hal ini dikarenakan sikap berhubungan erat dengan persepsi dan

motivasi. Sikap yang dimiliki oleh seorang pekerja dapat menunjukan apakah

pekerja tersebut termotivasi dalam bekerja yang nantinya digunakan untuk

meningkatkan kinerjanya.

Diagram skematis teori prilaku dan kinerja

Gambar 2.2 : Diagram skematis teori prilaku dan kinerja (Gibson, 1986)

2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kinerja

Koordinator Penggerak JPKM Desa

2.3.1 Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Menurut Chaplin (1997), kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat,

kesanggupan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu

Variabel Individu

- Kemampuan dan ketrampilan : mental &fisik

- Latar Belakang: Keluarga, Tingkat sosial, dan Pengalaman

- Demografis: Umur, Etnis, dan Jenis Kelamin

Variabel Individu (apa yang dikerjakan)

KINERJA

Psikologis - Persepsi - Sikap - Kepribadian - Belajar - Motivasi Variabel Organisasai

- Sumber daya - Kepemimpinan - Imbalan - Struktur - Disain pekerjaan

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

20

perbuatan. Kemampuan bisa merupakan suatu kapasitas individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan (Robbins, 2001).

Lebih lanjut Robbins (2001) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari

dua faktor yaitu kemampuan intelektual adalah merupakan kemampuan

melakukan aktivitas secara mental dan kemampuan fisik adalah kemampuan

melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.

Kemempuan perlu didukung oleh beberapa hal, unsur-unsur yang

mendukung kemampuan antara lain:

2.3.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan

yang diberikan pada bawahan. Pengetahuan Koordinator Penggerak akan

pelaksanaan tugas maupun pengetahuan umum yang mempengaruhi pelaksanan

tugas sangat menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas dengan baik.

Koordinator yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup tantang bidang

kerjanya akan bekerja secara tersendat-sendat (Ranupandjodjo, 1990).

2.3.2 Ketrampilan

Ketrampilan merupakan kemampuan untuk mengoprasikan pekerjan

secara mudah dan cermat. Ketrampilan karyawan (koordinator penggerak)

merupakan salah satu faktor utama dalam usaha mencapai sukses bagi tujuan

organisasi. Bagi karyawan baru atau karyawan yang menghadapai pekerjaan baru,

diperlukan adanya tambahan ketrampilan guna menunjang pelaksanan tugas

dengan baik. Manulang (2001), membedakan ktrampilan menjadi tiga yaitu:

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

21

2.3.2.1 Ketrampilan Teknis

Pengetahuan dan penguasaan kegiatan yang bersangkutan dengan cara,

proses dan prosedur yang menyangkut pekerjaan dengan alat-alat.

2.3.2.2 Ketrampilan Manusiawi

Kemampuan untuk bekerja dengan kelompok, menciptakan suasana

dimana orang merasa aman dan bebas, maka mereka menyatakan pendapat.

2.3.2.3 Ketrampilan Konseptual

Kemampuan untuk melihat gambaran kasar, mengenai dan menyadari

adanya unsur yang penting dalam situasi serta memahami hubungan dantaranya

unsur-unsur tersebut.

2.3.3 Pengalaman Kerja

Pengalaman masa lampau mengenai pekerjaan-pekerjaan yang sama atau

hampir sama merupakan titik tolak dalam mengerjakan pekerjaan berikutnya. Hal

ini menunjukan bahwa kinerja masa lampau, dengan kata lain banyaknya

pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tugasnya akan

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan kerja karyawan tersebut.

Pengalaman kerja di sini dapat di lihat dari lamanya masa kerja, sejauh mana

manfaat dari pengalaman kerja tersebut dapat mempengaruhi kelancaran tugasnya

dan berhasil mengatasi masalah sehubungan dengan tugas pekerjaan (Siagian,

2000).

2.3.2 Persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa terhadap Program JPKM

Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998), adalah pengalaman tentang

objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

22

informasi dan menafslrkan pesan. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan

Hilgard (1991) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita

menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan.

Gibson(1994) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap

lingkungan oleh seorang individu.

Persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian

stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi

dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga

orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya

sendiri (Gibson, 1986). Pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya

stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang

berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga berinteraksi dengan "closure".

Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan

berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap

penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan

disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan

interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna

terhadap informasi tersebut secara menyeluruh.

Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran

objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986).

Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk. (dalam Sri Tjahjorini Sugiharto

2001) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor

utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

23

3.2.3.1 Proses Terbentuknya Persepsi

Manusia secara umum menerima informasi dari lingkungan lewat proses

yang sama, oleh karena itu dalam memahami persepsi harus ada proses dimana

ada informasi yang diperoleh lewat memori organisme yang hidup. Fakta ini

memudahkan peningkatan persepsi individu, adanya stimulus yang mempengaruhi

individu yang mencetus suatu pengalaman dari organisme, sehingga timbul

berpikir yang dalam proses perceptual merupakan proses yang paling tinggi.

Menurut Mulyana (2005), persepsi sosial adalah proses menangkap arti

obyek-obyek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita.

Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap mereka mengandung

resiko. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di

sekelilingnya.

3.2.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Wilson (dalam Sri Tjahjorini Sugiharto, 2001), mengemukakan

ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi diantaranya

sebagai berikut :

3.2.3.2.1 Faktor eksternal atau dari luar :

1. Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan

dibandingkan dengan yang obyektif.

2. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan

dibanding dengan hal-hal yang baru.

3. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi

munculnya persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

24

4. Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan

telepon dan lain-lain.

3.2.3.2.2. Faktor internal atau dari dalam :

1. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.

2. Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik

3. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian

4. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,

merasakan dan lain-lain.

Menurut Krech dan Crutchfield (dalam Sri Tjahjorini Sugiharto 2001),

menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor struktural.

Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, kesiapan

mental, suasana emosi dan latar belakang budaya, atau sering disebut faktor-faktor

personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi

karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut.

Penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang pengertian JPKM

diperoleh hasil bahwa ternyata persepsi responden tentang hal tersebut cukup

variatif. Sejumlah responden berpendapat bahwa JPKM adalah JPSBK dalam

pengertian program bantuan sosial kesehatan yang dananya disediakan oleh

pemerintah, ynag dikelola oleh suatu badan yang disebut Bapel yang PPK-nya

adalah Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Pemerintah. Inilah juga yang

menyebabkan JPKM makin sulit untuk dikembangkan , karena masyarakat

beranggapan bahwa pelayanan kesehatan yang disediakan oleh JPKM merupakan

hak dan bebas bea atau gratis (Ilyas, 2003).

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

25

2.3.3 Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai

tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut

melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan

adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk memengaruhi orang adalah hal

yang penting.

Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi

untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam

memenuhi beberapa kebutuhan individu. Berikut ini adalah tiga teori spesifik

yang merupakan penjelasan yang paling baik untuk motivasi karyawan yang

dikutip oleh Robbins (2003) :

1. Teori Hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow

Terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan,sosial,penghargaan dan

aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial merupakan kebutuhan

tingkat rendah (faktor eksternal) dan kebutuhan penghargaan, aktualisasi diri

merupakan kebutuhan tingkat tinggi(faktor internal). Teori ini mengasumsikan

bahwa orang berupaya memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (psikologi)

sebelum memenuhi kebutuhan yang tertinggi (aktualisasi diri).

2. Teori Dua Faktor

Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas

dan faktor yang membuat orang merasa puas (Dissatisfier–Satisfier) atau faktor

yang membuat orang merasa sehat dan faktor yang memotivasi orang

(Hygiene–Motivators), atau faktor ekstrinsik dan intrinsik (Extrinsic–Intrinsic).

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

26

3. Teori kebutuhan McClelland

Mc Clelland memberikan tiga tingkatan kebutuhan tentang motivasi

sebagai berikut : Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement ), afiliasi

(Need for Affiliation). kekuasaan (Need for Power).

2.3.4 Kepemimpinan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang

berbeda oleh berbagai bidang yang berbeda pula (Handoko, 1994).

Sebagian besar definisi kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa

kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk

menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing,

membuat struktur, dan memfasilitasi aktifitas dalam hubungan berorganisasi atau

kelompok. Beberapa definisi lain tentang teori kepemimpinan hanya

memperlihatkan sedikit kesamaan. Definisi berbeda dalam berbagai hal termasuk

siapa yang bisa mengamankan pengaruhnya, maksud tujuan dari pengaruh itu,

cara menanamkan pengaruh dan hasil pengaruhnya. Perbedaan terletak pada

pandangan ilmiah dan besarnya ketidak setujuan mengenai identifikasi pemimpin

dan proses kepemimpinan. Peneliti mempunyai perbedaan konsep mengenai

kepemimpinan, serta memilih fenomenal yang berbeda untuk diteliti dan

diinterprestasikan. Ketika kepemimipinan didefinisikan secara sempit, hal ini

berarti prespektif definisi dipersempit sehingga hanya mencakup proses yang akan

dipelajari. Hal tersebut menyebabkan ketidak sesuaian asumsi awal tentang

efektifitas kepemimpinan.

Definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli:

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

27

1. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penatan berupa kemampuan

mempengaruhi prilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bakerja

sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sutarto dalam Handoko,

1994).

2. Kepemimpinan adalah sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian

pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok orang yang saling

berhubungan tugasnya (Stoner dalam Handoko, 1994).

3. Tannenbaum mengatakan kepemimpinan adalah sebagai saling pengaruh antar

pribadi, dilatih dalam situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi untuk

mencapai tujuan atau tujuan khusus (Sutarto dalam Handoko, 1994).

Para ahli mengemukakan bahwa peranan yang perlu ditampilkan

pemimpin adalah: mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala, memberi

informasi, sebagai seorang perencana, memberi sugesti, mengaktifkan anggota,

mengawasi kegiatan, memberi semangat untuk mencapai tujuan, sebagai

katalisator, mewakili kelompok, member tanggung jawab, menciptakan rasa aman

dan sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya. Sebagai pemimpin kelompok,

seseorang harus berperan mendorong anggota beraktivitas sambil memberi sugesti

dan semangat agar tujuan dapat tercapai.

Menurut Covey dalam (Kris Yuliani, 2002: 6) ada tiga peranan pemimpin

dalam kelompok/organisasi antara lain:

1. Pathfinding (pencarian alur), mengandung sistem nilai dan visi dengan

kebutuhan pelanggan melalui suatu perencanaan strategis yang disebut the

strategic pathway (jalur strategi).

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

28

2. Aligning (penyelarasan), upaya memastikan bahwa struktur, sistem dan

operasional organisasi memberi dukungan pada pencapaian visi dan misi

dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan pemegang saham lain yang

terlibat.

3. Empowerment (pemberdayaan), suatu semangat yang digerakkan dalam diri

orang-orang yang mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreativitas laten,

untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang

disepakati untuk mencapai nilai, visi dan misi bersama dalam melayani

kebutuhan pelanggan dan pemegang saham lain yang terlibat.

Peranan pemimpin kelompok yang sangat perlu dilaksanakan oleh seorang

pemimpin kelompok yaitu: Membantu kelompok dalam mencapai tujuannya,

Memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan, Mewujudkan nilai kelompok,

Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili pendapat mereka

dalam interaksi dengan pemimpin kelompok lain, Merupakan seorang fasilitator

yang dapat menyelesaikan konflik kelompok (Sulaksana 2002).

Menurut Sondang (1999), lima fungsi kepemimpinan yang dibahas secara

singkat adalah sebagai berikut: pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh

dalam usaha pencapaian tujuan, wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan

dengan pihak-pihak di luar organisasi, pimpinan selaku komunikator yang efektif,

mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam

menangani situasi konflik, pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional,

objektif dan netral.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

29

2.3.5 Imbalan yang diberikan

Imbalan adalah sesuatu yang meningkatkan frekuensi kegiatan seorang

pegawai. Sesuatu dinamakan imbalan atau bukan, tergantung pada keseluruhan

pengaruh terhadap perilaku pegawai. Jika kinerja seorang pegawai diikuti oleh

sesuatu dan kinerja lebih sering terjadi di saat kemudian setelah sesuatu, maka

sesuatu tersebut disebut imbalan (Prawirosentono, 1999).

Imbalan dapat dikategorikan dalam dua hal yaitu intrinsik dan ekstrinsik.

2.3.5.1 Imbalan Intrinsik

Imbalan intrinsik (Simamora, 1997) adalah imbalan yang dinilai di dalam

dan dari diri pegawai, yang melekat pada aktivitas itu sendiri. Pemberian imbalan

ini tidak tergantung pada kehadiran atau tindakan orang lain. Tipe imbalan

intrinsik adalah seperti perasaan yang berbeda yang dialami oleh pegawai sebagai

akibat kinerja mereka pada pekerjaan. Contoh imbalan intrinsik ini adalah

perasaan individu akan kemampuan pribadi (personal competence) sebagai akibat

dari pelaksanaan pekerjaan dengan baik, perasaan pencapaian pribadi,

tanggungjawab dan otonomi pribadi dan perasaan pertumbuhan dan

pengembangan pribadi.

Imbalan intrinsik memiliki potensi untuk memberikan pengaruh yang kuat

terhadap perilaku individu dalam organisasi. Alat utama yang dapat digunakan

agar individu dapat mendapatkan imbalan intrinsik dari pekerjaan mereka terletak

dalam cara-cara organisasi merancang pekerjaan pegawai-pegawainya.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

30

2.5.2 Imbalan Ekstrinsik

Imbalan ekstrinsik tidak mengikuti secara alamiah atau secara inheren

kinerja sebuah aktivitas, namun diberikan kepada pegawai oleh pihak-pihak dari

luar. Imbalan-imbalan ini sering digunakan oleh organisasi dalam usaha untuk

mempengaruhi perilaku dan kinerja pegawai. Termasuk dalam imbalan ekstrinsik

adalah pengakuan dan pujian dari atasan, promosi, tunjangan-tunjangan finansial

serta imbalan sosial seperti kesempatan untuk berteman dan menjumpai banyak

orang baru.

Imbalan ekstrinsik dihasilkan oleh sumber-sumber dari luar, maka agar

pegawai mendapat pujian, promosi dan imbalan sosial tergantung pada persepsi

dan pertimbangan individu oleh atasannya. Perolehan imbalan finansial

tergantung pada kebijakan-kebijakan gaji dan keuangan dari organisasi.

Menurut Handoko (2000), tujuan pemberian imbalan atau kompensasi

adalah untuk :

1. Memperoleh personalia yang kualified

Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar,

karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat

pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja.

Kadang-kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik para

pelamar cakap yang sudah bekerja diberbagai perusahaan lain.

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

31

2. Mempertahankan para karyawan yang ada

Bila tingkat kompensasi tidak kompentitip, niscaya banyak karyawan yang

baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus

dijaga agar tetap kompetitip dengan perusahaan-perusahaan lain.

3. Menjamin keadilan

Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi

prinsip keadilan. Keadilan atau konsisten internal dan eksternal sangat penting

diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi. Menghargai perilaku yang

diinginkan.

Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan.

Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan

perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.

5. Mengendalikan biaya-biaya

Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk

mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya pada tingkat

biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematika

organisasi dapat membayar kurang (underpay) atau lebih (overpay) kepada

para karyawannya.

6. Memenuhi peraturan-peraturan legal

Seperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya, administrasi

kompensasi menghadapi batasan-batasan legal. Program Kompensasi yang

baik memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan

pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

32

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan uraian dalam landasan teori, maka disusun kerangka teori

mengenai Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa, yang terdiri dari faktor

Intrinsik, dan faktor ekstrinsik (Gambar 2.3).

Partisipasi Koordinator Penggerak

JPKM Desa Kinerja

Koordinator Penggerak JPKM Desa

Faktor Intrinsik • Pendidikan • Pekerjaaan • Sosial Ekonomi • Pengetahuan • Sikap • Kemampuan dan

Ketrampilan

Faktor Ekstrinsik • Insentif/Imbalan • Dukungan dari

aparat • Pembinaan • Kekuasaan Sosial • Persepsi • Motivasi • Kepemimpinan

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Menurut (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:43) kerangka konsep penelitian

adalah suatu hubungan atau kaidah antara konsep satu terhadap konsep yang

lainya dari masalah yang diteliti.

Variabel Bebas

Variabel Bebas          Variabel Terikat 

Gambar 3.1: Krangka Konsep Penelitian

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga sementara

yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Soekidjo

Notoatmodjo,2003:72). Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di

atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

3.2.1 Ada hubungan antara kemempuan koordinator penggerak JPKM Desa

dengan kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.

Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa tentang JPKM

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Kepemimpinan atasan Imbalan yang diberikan

Kinerja Koordinator Penggerak

JPKM Desa

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

34

3.2.2 Ada hubungan antara persepsi koordinator penggerak JPKM Desa tentang

JPKM dengan kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.

3.2.3 Ada hubungan antara motivasi koordinator penggerak JPKM Desa dengan

kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.

3.2.4 Ada hubungan antara kepemimpinan atasan dengan kinerja koordinator

penggerak JPKM Desa.

3.2.5 Ada hubungan antara imbalan yang diberikan dengan kinerja koordinator

penggerak JPKM Desa.

3.3 Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode (survey explanatory) yaitu suatu

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok dengan maksud menjelaskan

hubungan kausal dan pengujian hipotesa.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

desain studi cross sectional dimana variable-variabel penelitian diobservasi

sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo,2002).

3.4 Variabel Penelitian

Dalam suatu penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan

dengan jelas sebelum pengumpulan data. Variabel merupakan objek atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1997). Variabel penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

35

3.4.1. Variabel Bebas (Independent)

3.4.1.1 Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

3.4.1.2 Persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa tentang JPKM

3.4.1.3 Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

3.4.1.4 Kepemimpinan atasan

3.4.1.5 Imbalan yang diberikan

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja koordinator pengerak

JPKM Desa.

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Devinisi operasional adalah sekala pengukuran variabel kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan

ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur kontak

atau variabel tersebut (Moh.Nazir,2006).

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Pengukuran Kriteria/skor Skala

1 Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Kapasitas yang dimiliki oleh koordinator untuk mengerjakan tugas yang diberikan meliputi ketrampilan yang dimiliki , lama kerja, pendidikan, dan kesanggupan.

Kuesioner Baik; 16-20 Cukup; 10-15 Buruk; 5-9 (Saifudin Azwar, 2008)

Ordinal

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

36

No Variabel Definisi Cara Pengukuran Kriteria/skor Skala

2 Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang JPKM

Pandangan koordinator mengenai program JPKM meliputi pengertian, manfaat, tujuan dan kepesertaan JPKM.

Kuesioner Baik; 19-24 Cukup; 12-18 Buruk; 6-11 (Saifudin A, 2008)

Ordinal

3 Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Pandangan Koordinator Penggerak JPKM Desa mengenai dorongan yang berasal dari dalam dan luar yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerjanya yang meliputi beban kerja, kepercayaan dan dukungan yang diberikan, posisi koordinator dalam perekrutan peserta serta kesulitan yang dialami dalam menjalankan tugas.

Kuesioner Tinggi; 16-20 Sedang; 10-15 Rendah; 5-9

Ordinal

4 Kepemimpinan atasan

Penilaian Koordinator Penggerak JPKM Desa dalam kemampuan yang dimiliki oleh kepala puskesmas, camat, kepala desa, dan Bapel JPKM dalam melakukan pengarahan, komunikasi, koordinasi, pengawasan (monitoring), dan evaluasi.

Kuesioner Baik; 16-20 Cukup; 10-15 Buruk; 5-9

Ordinal

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

37

No Variabel Definisi Cara Pengukuran Kriteria/skor Skala

5 Imbalan yang diberikan

Penilaian Koordinator Penggerak JPKM Desa mengenai penghargaan yang diberikan kepada koordinator baik dalam betuk psikis maupun fisik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja koordinator.

Kuesioner Memuaskan; 19-24 Cukup memuaskan; 12-18 Tidak memuaskan; 6-11

ordinal

6 Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Kemampuan Koordinator Pengerak JPKM Desa dalam merekrut peserta, meliputi kemampuan berkomunikasi, berkoordinasi, bersosialisasi dan berinisiatif serta jumlah peserta yang berhasil direkrut.

Kuesioner Baik; 28-36 Cukup; 18- 27 Buruk; 9-17

ordinal

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002:55).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah Koordinator

Penggerak JPKM Desa Kabupaten Banjarnegara yaitu 275 orang.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

38

3.5.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006:131). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode Proporsional area random sampling, yaitu pengambilan sampel

berdasarkan wilayah masing-masing bagian terambil sampelnya secara acak.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam tehnik proporsional area random

sampling adalah sebagai berikut :

(a) Menentukan populasi setiap Koordinator Penggerak JPKM Desa pada tiap

Kecamatan.

(b) Menentukan Jumlah sampel keseluruhan atau yang dikehendaki dengan cara

menjumlahkan sampel-sampel masing-masing Kecamtan.

(c) Mengambil dari setiap Kecamatan yang telah ditentukan sampelnya secara

acak.

Penentuan sampel dihitung dengan rumus (Supranto, 2007):

21 NeNn

+=

n = 275 1+ (275) (0,01)

n = 275 3,75

n = 73

Dengan demikian, pengambilan sampel sebanyak 73 Koordinator Penggerak

JPKM Desa sudah dianggap representatif. Adapun Perincian jumlah sampel yang

diambil dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

39

Tabel 3.2 Jumlah Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kab. Banjarnegara

Wilayah/Kecamatan Populasi % Sampel PembulatanSusukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Karangkobar Pejawaran Pagentan Wanayasa Batur Punggelan Kalibening Pandanarum

15 8

14 13 17 13 9

15 20 17 11 11 13 17 16 17 8

17 16 8

5,45 2,91 5,09 4,73 6,18 4,73 3,27 5,45 7,27 6,18 4,00 4,00 4,73 6,18 5,82 6,18 2,91 6,80 5,82 2,91

3,98 2,12 3,71 3,45 4,51 3,45 2,38 3,98 5,31 4,51 2,92 2,92 3,45 4,51 4,25 4,51 2,12 4,51 4,25 2,12

4 2 4 3 5 3 2 4 5 5 3 3 3 5 4 5 2 5 4 2

Jumlah 275 100 73 73

3.7 Sumber Data Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

dalam penelitian ini adalah :

3.6.1 Data Primer

Menurut Arikunto (2006 :193 ) metode kuisioner merupakan suatu daftar

pertanyaan tertulis atau angket yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

40

Metode ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara.

3.6.2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dengan metode dokumentasi dari data yang

sudah tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara.

Metode dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data atau

informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan

jalan melihat kembali laporan-laporan tertulis baik berupa angka maupun

keterangan (tulisan atau papan, tempat dan orang) (Arikunto 1998:131) . Pada

penelitian ini metode dokumentasi yang dipakai untuk mengetahui data jumlah

Koordinator Penggerak JPKM Desa, selain data-data laporan tertulis, untuk

kepentingan penelitian ini juga digali berbagai data, informasi dan referensi dari

berbagai sumber pustaka, media massa dan internet.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Soekidjo Notoatmodjo,2002:48). Alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

3.7.1. Lembar Kuisioner

Lembar kuisioner dalam penelitian ini digunakan sebagai pengumpul

data hasil jawaban dari Koordinator Penggerak JPKM Desa untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja Koordinator Penggerak JPKM

Desa.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

41

3.7.2. Dokumentasi

Dokunentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis (Suharsimi Arikunto, 2002:153)

3.8 Validitas dan Reabilitas

3.8.1 Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 2006 : 170). Untuk menguji kesahihan

dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa butir dengan mengkoreliskan

skor-skor yang ada dengan skor-skor total. Skor-skor pada butir dianggap sebagai

nilai X dan Y, kemudian rumus yang digunakan :

rxy = ( )( )22 ∑∑∑

yx

xy

Keterangan :

x = XX −

y = YY −

X = skor rata-rata dari X

Y = skor rata-rata dari Y

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui semua butir soal valid, sehingga

dapat digunakan untuk penelitian.

3.8.2 Reliabilitas

Dalam menghitung reliabilitas dalam penelitian menggunakan rumus

Alpha., dengan menggunakan rumus :

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

42

)1)()1(

( 2

2

11t

b

kkr

σσ∑−

−= (Suharsimi, 2006 : 196)

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2∑ bσ : jumlah varians soal

t2σ : varians total

Berdasarkan rumus diatas maka hasil perhitungan reliabilitas angket dapat

diperoleh r11 sebesar 0.860. Hasil perhitungan rhitung sebesar 0.860 dengan n = 15

ternyata lebih besar dari rtabel sebesar 0.514 maka dapat disimpulkan bahwa angket

penelitian reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Anilasis Univariat

Analiss ini dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari

tiap variable (Soekidjo Notoatmodjo (2002:188). Adapun variabel yang dianalisis

adalah karakteristik responden yang meliputi umur dan pekerjaan, beberapa faktor

yang berhubungan dengan kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa seperti

kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa, persepsi Koordinator Penggerak

JPKM Desa tentang JPKM, motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa,

kepemimpinan yang dilakukan, dan imbalan yang diberikan serta kinerja

Koordinator Penggerak JPKM Desa dalam perekrutan peserta JPKM.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

43

3.8.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga memiliki

hubungan atau berkolerasi dengan kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

yaitu kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa, persepsi Koordinator

Penggerak JPKM Desa, motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa,

kepemimpinan yang dilakukan dan imbalan yang diberikan. Adapun analisis

bivariat yang dilakukan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman. Uji

koefisien korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau

menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang

dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Banjarnegara

4.1.1 Keadaan Geografis

Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi

Jawa Tengah yang letaknya berada pada jarak 120 km ke arah Barat dari Ibu Kota

propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Banjarnegara kurang lebih

1,069.71 km2 atau 106.970,997 Ha atau sekitar 3,29% dari Luas Wilayah Propinsi

Jawa Tengah (3,25 Juta Ha). Banjarnegara terbagi dalam 20 Kecamatan dan 275

Desa.

Secara Astronomi terletak diantara 70.12’ – 70.31’ Lintang Selatan dan 1090.29’ –

1090.45’.50’’ Bujur Timur. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang

Sebelah Selatan : Kabupaten Kebumen

Sebelah Barat : Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas

Sebelah Timur : Kabupaten Wonosobo

4.1.2 Keadaan Penduduk

Berdasaarkan data dari BPS Kab. Banjarnegara, jumlah penduduk di Kab.

Banjarnegara tahun 2009 adalah 917.630 jiwa. Dengan perbandingan jumlah

penduduk laki-laki adalah 460.841 jiwa dan perempuan adalah 441.331 jiwa

dengan jumlah rumah tangga di wilayaw kerja Dinas Kabupaten Banjarnegara

adalah 231.861 dengan kepadatan penduduk 1 jiwa/km2. berdasarkan data dari

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

44

BPS Banjarnegara tahun 2009, ratio jenis kelamin penduduk di Kab.Banjarnegara

tahun 2009 sebesar 104.

Data rinci mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur

Kab. Banjarnegara adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009

Golongan Umur (Tahun)

Jumlah PendudukLaki-laki Perempuan Laki-laki dan

Perempuan <11–4 5–9

10– 14 15–19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 > 75

9.36730.446 37.711 43.312 33.371 30.116 29.945 29.471 28.264 27.167 23.683 21.366 18.949 16.107 13.045 8.497 5.506

9.32828.861 37.047 41.284 33.462 30.834 31.338 30.306 28.875 27.859 23.653 20.412 19.123 16.452 13.087 9.578 5.668

18.695 59.307 74.758 84.416 66.833 60.950 61.238 59.777 57.139 55.026 47.340 41.778 38.072 32.559 26.132 18.075 11.174

Total 1,711,657 1,717,103 1,722,306 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Tahun 2009

Dari data distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten

Banjarnegara tahun 2009, ada 85.197 jiwa yang tidak/belum pernah sekolah, 114.870

jiwa yang tidak/belum tamat SD/MI, 91.103 jiwa tamat SLTP/MTs, 54.204 jiwa

tamat SLTA/MA, 9.244 jiwa tamat akademi/Diploma, dan tingkat pendidikan

yang tamat PT sebanyak 5.977 jiwa. Penduduk Kabupaten Banjarnegara

mayoritas memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar (SD/MI) yaitu 235.428 jiwa.

4.1.3 Peserta JPKM

Program JPKM di Banjarnegara mulai di kembangkan sejak tahun 2004

sejak turunya SK Bupati Nomor 277 tahun 2004 tentang Pelaksanaan JPKM di

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

45

Kabupaten Banjarnegara. Pada tahun 2006 kepesertaan JPKM di Banjarnegara

mencapai 931 KK, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2007 menjadi 1618

KK, pada tahun 2008 juga mengalami kenaikan menjadi sebanyak 2309 KK, dan

pada tahun 2009 justru mengalami penurunan menjadi 1529 KK. Data tersebut

menunjukan adanya kepercayaan masyarakat Banjarnegara pada pelayanan

JPKM, tetapi jumlah tersebut masih jauh dari harapan (Dinkes Banjarnegara,

2008).

4.1.4 Jumlah Koordinator Penggerak JPKM Desa

Koordinator dan kader merupakan ujung tombak dalam perekrutan peserta

JPKM. Di Kabupaten Banjarnegara Koordinator JPKM kebanyakan merangkap

juga sebagai pegawai kelurahan dan juga melaksanakan tugas-tugas lain baik yang

bersifat terus-menerus maupun insidentil. Jumlah koordinator penggerak JPKM

desa di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 275 orang yang tersebar di 20

Kecamatan. Adapun proporsi Koordinator Penggerak JPKM Desa pada masing-

masing kecamatan dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Proporsi Koordinator Penggerak JPKM Desa di Masing-masing

Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009

No Wilayah/Kecamatan Jumlah Koordinator (Orang)

Presentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu

15 8 14 13 17 13 9 15 20 17

5,45 2,91 5,09 4,73 6,18 4,73 3,27 5,45 7,27 6,18

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

46

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Wanadadi Rakit Karangkobar Pejawaran Pagentan Wanayasa Batur Punggelan Kalibening Pandanarum

11 11 13 17 16 17 8 17 16 8

4,00 4,00 4,73 6,18 5,82 6,18 2,91 6,80 5,82 2,91

Jumlah 275 100 Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2010

4.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah koordinator penggerak JPKM Desa di Kab

Banjarnrgara. Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini

meliputi usia dan pekerjaan. Distribusi responden menurut usia dan pekerjaan

adalah sebagai berikut:

4.2.1 Usia Responden

Usia yang dimaksud dalam penelitian ini dikelompokan dalam 4 kategori

yaitu ≤ 30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dan ≥ 51 tahun. Distribusi responden

menurut usia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Usia pada Koordinator di Kab. Banjarnegara Tahun 2010

Usia (Th.) Frekuensi Prosentase (%)

(1) (2) (3)

≤ 30 2 2,7

31-40 24 32,9

41-50 43 58,9

≥ 51 4 5,5

Jumlah 73 100

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

47

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden berusia

antara 41 sampai 50 tahun (58,9 %), dengan usia rata-rata adalah 41 tahun. Usia

termuda adalah 28 tahun dan usia tertua responden adalah 53 tahun. Distribusi

Usia Responden Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara

tahun 2010 digambarkan dengan diagram batang (Gambar 4.1)

Gambar 4.1 Distribusi Usia Responden 4.2.2 Pekerjaan Responden

Jenis pekerjaan dalam penelitian ini meliputi bekerja sebagai pegawai

kelurahan dan bekerja di luar pegawai kelurahan. Distribusi responden menurut

pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan pada Koordinator di Kab. Banjarnegara Tahun 2010

Status Gizi Frekuensi Prosentase (%)

(1) (2) (3) Pegawai Kelurahan 69 95

Bukan Pegawai Kelurahan 4 5

Jumlah 73 100

Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden (95 %)

bekerja sebagai pegawai kelurahan, sedangkan sisanya sebanyak 5 % bekerja

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

48

bukan sebagai pegawai kelurahan seperti kader posyandu dan perangkat desa.

Distribusi Pekerjaan Responden Koordinator Penggerak JPKM Desa di

Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 digambarkan dengan diagram batang

(Gambar 4.2)

Gambar 4.2 Distribusi Pekerjaan Responden

4.3 Analisis Univariat

4.3.1 Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM

Kemampuan koordinator penggerak JPKM yang dimaksud dalam penelitian ini

meliputi lama kerja, pendidikan terakhir, dan frekuensi mengikuti pelatihan yang

dikelompokan dalam tiga kategori yaitu baik, cukup dan buruk. Hasil analisis

univariat menunjukan bahwa terdapat sel yang kosong yaitu pada kategori baik

sehingga variabel yang ada harus direduksi menjadi dua kategori yaitu cukup dan

buruk. Distribusi frekuensi untuk fariabel kemampuan kader berdasarkan kategori

dapat dilihat pada table di bawah ini.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

49

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori Terhadap Kemampuan Koordinator Pengerak JPKM di Kab. Banjarnegara Tahun 2010

Kemampuan Koordinator JPKM

Frekuensi Prosentase (%)

(1) (2) (3)

Cukup 31 42,5

Buruk 42 57,5

Jumlah 73 100

Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden (57,5 %) memiliki kemampuan yang cukup, kemudian berkemampuan

buruk (57,5). Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kabupaten

Banjarnegara tahun 2010 di gambarkan dengan diagram batang (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Distribusi Kemampuan Responden

4.3.2 Persepsi Koordinator Penggerak JPKM

Persepsi koordinator penggerak JPKM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pandangan responden terhadap JPKM yaitu meliputi pengertian, tujuan, manfaat

dan kepesertaan yang dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan

buruk. Hasil analisis univariat menunjukan bahwa terdapat sel yang kosong yaitu

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

50

pada kategori buruk sehingga variabel yang ada harus direduksi menjadi dua

kategori yaitu baik dan cukup.

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori Terhadap Persepsi Koordinator Pengerak JPKM di Kab. Banjarnegara Tahun 2010

Persepsi Koordinator Frekuensi Prosentase (%)

(1) (2) (3) Baik 60 82,2

Cukup 13 17,8

Jumlah 73 100

Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hampr seluruh responden

(82,2 %) memiliki persepsi yang baik mengenai adanya program JPKM dan (17,8

%) memiliki persepsi yang cukup mengenai adanya program JPKM. Persepsi

Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010

tentang program JPKM di gambarkan dengan diagram batang (Gambar 4.4).

4.3.3 Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa yang dimaksud dalam penelitian ini

mencakup keikhlasan dalam bekerja, kepercayaan dan dukungan yang diberikan,

serta kesulitan yang dihadapi selama bertugas yang kesemuanya dikelompokan

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

51

menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Distribusi frekuensi untuk

variabel motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori Terhadap Motivasi Koordinator Pengerak JPKM di Kab. Banjarnegara Tahun 2010

Motivasi Koordinator Frekuensi Prosentase (%)

(1) (2) (3) Tinggi 28 38,4

Sedang 43 58,9

Rendah 2 2,7

Jumlah 73 100

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

(58,9%) memiliki motivasi yang sedang dalam menjalankan tugas, 38,4 %

memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalankan tugas, dan 2,7 % memiliki

motivasi yang rendah dalam menjalankan tugas. Motivasi Koordinator Penggerak

JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 di gambarkan dengan

diagram batang (Gambar 4.5).

Gambar 4.5 Distribusi Motivasi Responden

4.3.4 Kepemimpinan Atasan

Kepemimpinan atasan dalam penelitian ini meliputi pandangan responden

berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki pemimin yang meliputi kemampuan

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

52

berkoordinasi, berkomunikasi, monitoring, evaluasi dan kesempatan untuk sharing

yang dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan buruk. Distribusi

frekuensi untuk variabel kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan kategori

dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori Terhadap Kepemimpinan Atasan pada Koordinator Pengerak JPKM di Kab. Banjarnegara Tahun 2010

Kepemimpinan yang Dialakukan

Frekuensi Prosentase (%)

(1) (2) (3)

Baik 2 2,7

Cukup 58 79,5

Buruk 13 17,8

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.8 Sebagian besar responden (79,5%) menyatakan

kepemimpinan yang dilakukan adalah cukup, 17,8% menyatakan bahwa

kepemimpinan yang dilakukan adalah buruk, dan 2,7 % menyatakan

kepemimpinan yang dilakukan adalah baik. Kepemimpinan atasan pada

Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 di

gambarkan dengan diagram batang (Gambar 4.6).

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

53

Gambar 4.6 Distribusi Kepemimpinan atasan pada Responden

4.3.5 Imbalan yang Diberikan

Imbalan yang diberikan dalam penelitian ini meliputi bentuk imbalan yang

diterima responden baik psikis (non-materi) maupun fisik (materi) yang

dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu memuaskan, cukup memuaskan dan

tidak memuaskan. Distribusi frekuensi untuk variabel kepemimpinan yang

dilakukan berdasarkan kategori dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori Terhadap Imbalan yang Diberikan Koordinator Pengerak JPKM di Kab. Banjarnegara Tahun 2010

Imbalan yang Diberikan Frekuensi Prosentase (%)

(1) (2) (3)

Memuaskan 5 6,8

Cukup 63 86,3

Tidak Memuaskan 5 6,8

Jumlah 73 100

Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden (86,3 %) mengatakan bahwa imbalan yang diberikan cukup

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

54

memuaskan, 6,8 % mengatakan imbalan yang diberikan memuaskan dan 6,8 %

mengatakan imbalan yang diberikan tidak memuaskan. Imbalan yang diberikan

pada Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010

di gambarkan dengan diagram batang (Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Distribusi Imbalan yang diberikan pada Responden

4.3.6 Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa dalam penelitian ini meliputi

pembuatan rencana kerja, frekuensi mendapat teguran, dan jumlah peserta yang

berhasil direkrut yang dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan

buruk. Distribusi frekuensi untuk variabel kinerja Koordinator Penggerak JPKM

Desa berdasarkan kategori dapat dilhat pada tabel

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori Terhadap Kinerja Koordinator Pengerak JPKM di Kab. Banjarnegara Tahun 2010

Kinerja Koordinator Frekuensi Prosentase (%)

(1) (2) (3) Baik 18 24,7

Cukup 51 69,9

Buruk 4 5,5

Jumlah 73 100

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

55

Berdasarkan tabel 4.10. Diketahui bahwa 69,9 % responden memiliki

kinerja yang cukup, 24,7 % memiliki kinerja yang baik, dan 5,5 % responden

memiliki kinerja yang buruk. Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa di

Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 di gambarkan dengan diagram batang

(Gambar 4.8).

Gambar 4.8 Distribusi Kinerja Responden

4.4 Analisis Bivariat

4.4.1 Hubungan Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa dengan

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kab. Banjarnegara

Hasil analisis tabulasi silang antara kemampuan koordinator penggerak JPKM

desa dengan kinerja koordinator penggerak JPKM desa di Kabupaten

Banjarnegara Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

56

Tabel 4.11 Hubungan Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa dengan Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kab. Banjarnegara Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Kinerja Total Nilai P Buruk Cukup Baik Σ % 0,000

Σ % Σ % Σ %

Buruk 4 12,9 25 80,6 2 6,5 31 100

Cukup 0 0 26 61,9 16 38,1 42 100

Total 4 5,5 51 69,9 18 24,7 73 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 38,1 % responden dengan

kemampuan cukup memiliki kinerja yang baik, dan 6,5 responden dengan

kemampuan buruk memiliki kinerja yang baik. Nilai p yang merupakan hasil

analisis Rank Spearman sebesar 0,000 (< 0,05) yang berarti ada hubungan yang

signifikan antara kemampuan yang diberikan dengan kinerja koordinator

penggerak JPKM desa di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010.

4.4.2 Hubungan Persepsi Koordinator Penggerak JPKM dengan Kinerja

Koordinator Penggerak JPKM.

Hasil analisis tabulasi silang antara persepsi koordinator penggerak JPKM desa

tentang program JPKM dengan kinerja koordinator penggerak JPKM desa di

Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

57

Tabel 4.12 Hubungan Persepsi Koordinator Penggerak JPKM dengan Kinerja Koordinator Penggerak JPKM.

Persepsi Koordinaor Penggerak

JPKM Desa

Kinerja Total Nilai P

Buruk Cukup Baik Σ % 0,168

Σ % Σ % Σ %

Cukup 2 15,4 9 69,2 2 15,4 13 100

Baik 2 3,3 42 70 16 26,7 60 100

Total 4 5,5 51 69,9 18 24,7 73 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 26,7 % responden dengan persepsi baik

memiliki kinerja yang baik, dan 15,4 % responden dengan persepsi cukup

memiliki kinerja yang baik. Nilai p yang merupakan hasil analisis Rank Spearman

sebesar 0,168 (>0,005) yang berarti tida ada hubungan yang signifikan antara

persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa tentang program JPKM dengan

kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara tahun

2010.

4.4.3 Hubungan Motivasi Koordinator Penggerak JPKM dengan Kinerja

Koordinator Penggerak JPKM.

Hasil analisis tabulasi silang antara motivasi koordinator penggerak JPKM desa

tentang program JPKM dengan kinerja koordinator penggerak JPKM desa di

Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

58

Tabel 4.13 Hubungan Motivasi Koordinator Penggerak JPKM dengan Kinerja Koordinator Penggerak JPKM.

Motivasi Koordinator Penggerak

JPKM Desa

Kinerja Total Nilai P

Buruk Cukup Baik Σ % 0,619 Σ % Σ % Σ %

Rendah 1 50 1 50 0 0 2 100 Sedang 3 7,0 28 65,1 12 27,9 43 100 Tinggi 0 0 22 78,6 6 21,4 28 100 Total 4 5,5 51 69,9 18 14,7 73 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 21,4 % responden dengan motivasi

tinggi memiliki kinerja yang baik, 27,4% responden dengan motivasi sedang

memiliki kinerja yang baik, dan tidak ada responden dengan motivasi rendah

memiliki kinerja yang baik. Nilai p yang merupakan hasil analisis Rank Spearman

sebesar 0,619 (> 0,05) yang berarti tida ada hubungan yang signifikan antara

motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa dengan kinerja Koordinator

Penggerak JPKM Desa di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010.

4.4.4 Hubungan Kepemimpinan Atasan dengan Kinerja Koordinator

JPKM.

Hasil analisis tabulasi silang antara kepemimpinan atasan dengan kinerja

koordinator penggerak JPKM desa di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

59

Tabel 4.14 Hubungan Kepemimpinan Atasan dengan Kinerja Koordinator JPKM. Kepemimpinan

Atasan Kinerja Total Nilai

P Buruk Cukup Baik Σ % 0,225

Σ % Σ % Σ %

Buruk 3 23,1 8 61,5 2 15,4 13 100

Cukup 0 0 42 72,4 16 14,3 58 100

Baik 1 50 1 50 0 0 2 100

Total 4 5,5 51 69,9 18 24,7 73 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tidak ada responden dengan

kepemimpinan atasan baik memiliki kinerja yang baik, 14,3 % responden dengan

kepemimpinan atasan cukup memiliki kinerja yang baik, dan 15,4 % responden

dengan kepemimpinan atasan buruk memiliki kinerja yang baik. Nilai p yang

merupakan hasil analisis Rank Spearman sebesar 0,225 (> 0,05) yang berarti tida

ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan atasan Koordinator

Penggerak JPKM Desa dengan kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa di

Kabupaten Banjarnegara tahun 2010.

4.4.5 Hubungan Imbalan yang Diterima dengan Kinerja Koordinator

JPKM.

Hasil analisis tabulasi silang antara kepemimpinan yang dilakukan dengan kinerja

koordinator penggerak JPKM desa di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

60

Tabel 4.15 Hubungan Imbalan yang Diterima dengan Kinerja Koordinator JPKM.

Imbalan yang

Diberikan

Kinerja Total Nilai P

Buruk Cukup Baik Σ % 0,252Σ % Σ % Σ %

Tidak Memuaskan

1 20 4 80 0 0 5 100

Cukup Memuaskan

3 4,8 43 44 17 27 68 100

Memuaskan 0 0 4 80 1 20 5 100 Total 4 5,5 51 69,9 18 24,7 73 100 Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 20 % responden dengan imbalan yang

diberikan memuaskan memiliki kinerja yang baik, 27 responden dengan imbalan

yang diberikan cukup memuaskan memiliki kinerja yang baik, dan tidak ada

responden dengan motivasi buruk memiliki kinerja yang baik. Nilai p yang

merupakan hasil analisis Rank Spearman sebesar 0,252 (> 0,05) yang berarti tida

ada hubungan yang signifikan antara imbalan yang diberikan Koordinator

Penggerak JPKM Desa dengan kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa di

Kabupaten Banjarnegara tahun 2010.

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

59

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

5.1.1 Usia Responden

Karakteristik usia responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah

usia 41-50 tahun sebanyak 43 responden, 24 responden (32,9%) usia 31-40 tahun,

4 responden (5,5%) usia ≥50 tahun, dan 2 responden (2,7%) usia ≤ 30 tahun.

Tidak ada syarat khusus untuk menjadi Koordinator JPKM Desa, hanya

saja diharapkan koordinator adalah orang yang aktif, kreatif, inofatif da

komunikatif. Dan usia 31-50 tahun merupakan usia yang produktif sehingga

tidaklah mengherankan responden dalam penelitian ini yang banyak dijumpai

adalah rentang usia ini. Surat Gubernur Jawa Tengah No: 411.3/1025 tanggal 10

Mei 2006 menyebutkan bahwa syarat kader (posyandu) / koordinator JPKM

adalah sebagai berikut:

1. Dewasa, umur > 17 tahun.

2. Minimal pendidikan SD.

3. Tahu, mau dan mampu.

4. Aktif, kreatif, inovatif dan komunikatif.

5. Bekerja secara sukarela dan mengabdi tanpa pamrih.

6. Berdomisili di sekitar posyandu/puskesmas.

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

60

5.1.2 Pekerjaan Responden

Karakteristik pekerjaan Responden dalam penelitian ini sebagian besar

responden (95 %) adalah bekerja sebagai pegawai Keurahan, sisanya (5 %) bukan

sebagai pegawai Kelurahan. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Bupati

Banjarnegara No: 440/476 bahwa seorang Koordnator JPKM ditetapkan dengan

Keputusan Bupati yang dibentuk dari para pegawai kelurahan, pegawai

puskesmas, dan kader posyandu.

5.2 Hasil Uji Univariat

5.2.1 Kemampuan Koordinator Pengerak JPKM Desa

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan

kemampuan cukup sebesar 42,5 % dan buruk 57,5 %. Variabel kemampuan dalam

penelitian ini mencakup lima item pertanyaan yaitu berkaitan dengan lama kerja,

pendidikan terakhir, pelatihan yang diikuti, dan lama waktu bekerja.

Kemampuan yang dimiliki koordinator dapat ditingkatkan, salah satu

caranya adalah dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan. Umar (1997)

menyatakan program pelatihan (training) dilakukan dengan tujuan memperbaiki

penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk

kebutuhan sekarang, sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan

pegawainya untuk siap memangku jabatan tertentu di masa datang.

Umar (1997) menyatakan bahwa pelatihan yang dilaksanakan dapat

dilakukan pada 2 tempat yaitu:

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

61

1. Pelatihan di tempat kerja (on the job training)

Pelatihan ini dilaksanakan melalui demonstrasi (praktek untuk

menyelesaikan sesuatu untuk meningkatkan skill karyawan), melatih (lebih

mengarahkan pada raktek manajerial dan professional), melatih dengan cara

mengerjakan sendiri dan rotasi kerja.

2. Pelatihan di luar tempat kerja (off the job training)

Pelatihan ini dilaksanakan melalui ceramah, studi kasus, permainan peran,

grup diskusi, pusatpengembangan, dinamika grup, belajar melalui tindakan,

proyek, permainan bisnis dan pelatihan di tempat terbuka.

5.2.2 Persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa Tentang Program

JPKM

Hasil analisis univariat menunjukan bahwa 82,2 % responden memiliki

persepsi yang baik mengenai program JPKM dan sisanya sebesar 17,8 % memiliki

persepsi yang cukup. Variabel persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa

mencakup pertanyaan berkaitan dengan pandangan responden mengenai JPKM

yang meliputi pengertian, manfaat, tujuan dan kepesertaan JPKM.

Hampir seluruh responden setuju dengan diadakanya JPKM, hal ini

berkaitan dengan manfaat yang dirasakan responden dengan adanya JPKM,

seperti adanya kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan. Pengalaman yang

baik tentang JPKM menjadikan responden memiliki persepsi yang baik pula

terhadap program JPKM. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Mulyana

(2003) bahwa persepsi seseorang terhadap orang lain, obyek atau kejadian dan

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

62

reaksi mereka terhadap hal itu berdasarkan pada pengalaman dan pembelajaran

masa lalu mereka berkaitan dengan orang, obyek atau kejadian yang serupa.

5.2.3 Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Hasil analisis univariat menunjukan bahwa 58,9 % responden memiliki

motivasi yang cukup dalam bekerja, 38,4 % memiliki motivasi yan tinggi, dan 2,7

% memiliki motivasi yang rendah dalam bekerja. Motivasi individu dipengaruhi

oleh faktor internal maupun faktor eksternal dari masing-masing idividu. Faktor

internal dalam penelitian ini meliputi keikhlasa dalam bekerja dan faktor

eksternalnya berupa kepercayaan dan dukungan yang diberikan.

Alasan seseorang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja tetntunya

berbeda-beda. Varom dalam Umar (2006) menyatakan bahwa sesorang akan

termaotvasi untuk melakukan sesuatu didasarkan pada:

1. Pengharapan bahwa suatu kinerja tertentu akan menghasilkan sesuatu yang

diinginkan orang tersebut.

2. Pengharapan bahwa usaha yang dikerahkan akan menghasilkan sesuatu yang

diinginkan orang tersebut.

3. Pengharapan bahwa perilaku yang diinginkan seseorang pasti mengarahkan ke

berbagai hasil.

5.2.4 Kepemimpinan yang Dilakukan

Hasil penelitian menunjukan bahwa 79,5 % responden berpendapat bahwa

kepemimpinan yang dilakukan adalah cukup, 17,8% kepemimpinan yang

dilakukan adala buruk, dan 2,7 % kepemimpinan yang dilakukan adalah baik.

Bentuk dari kepemimpinan yang dilakukan meliputi koordinasi, komunikasi,

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

63

kesempatn untuk sharing, monitoring dan evaluasi. Pemimpin yang dimaksud

dalam peneliputi Koordinator Penggerak JPKM Kecamatan, Bapel JPKM

Kabupaten dan Bapim JPKM.

Responden lebih menyoroti mengenai peran dari pihak Koordinator

Penggerak JPKM Kecamatan dan Bapel JPKM. Secara umum menurut responden

pemimpi telah menjalankan tugasnya dengan baik. Hanya saja responden berharap

pada saat mereka bertugas ada pendampingan dari pemimpin, meskipun tidak

bersifat langsung.

5.2.5 Imbalan yang Diberikan

Hasil penelitian menunjukan bahwa 86,3 % responden berpendapat bahwa

imbalan yang diberikan masih cukup memuaskan, 6,8 % responden berpendapat

imbalan yang diberikan memuaskan, dan sisanya 6,8 % responden mengatakan

imbalan yang diberikan masih kurang memuaskan. Sebagian responden mengaku

mendapat imbalan setelah bertugas, meskipun terkadang dirasa tidak setimpal

dengan tugas yang merekan kerjakan. Imbalan yang diterima responden tidak

hanya berbentuk fisik (materi) saja tetapi juga psikis (non materil). Bentuk

imbalan materi yang diterima berupa potongan premi dan piagam penghargaan,

sedangkan bentuk dari imbalan non materil berupa ucapan terima kasih.

Bentuk imbalan lain yang diterima adalah kemudahan dalam mengurus

surat di kelurahan dan kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan. Meskipun

demikian menurut responden tidak ada perlakuan yang istimewa baik dari pihak

kecamatan maupun PPK berkenaan profesi mereka sebagi Koordinator Penggerak

JPKM Desa.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

64

5.2.6 Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Hasil penelitian menunjukan bahwa 69,9 % responden berpendapat

memiliki kinerja yang cukup, 24,7 % mengatakan memiliki kinerja yang baik, dan

5,5 % responden memiliki kinerja yang buruk. Indikator kinerja dalam penelitian

ini dimulai dari persiapan sebelum bertugas hingga hasil yang dicapai. Pada

permulaan sebelum bertugas, sebagian besar responden mengatakan mereka

membuat rencana kerja terlebih dahulu, meskipun tidak tertulis. Dalam

pelaksanaanya rencana kerja ini sering tidak sesui dengan kenyataan di lapangan.

Sebagian besar responden merasa tidak dapat merekrut peserta sesuai

dengan target puskesmas. Meskipun demikian berbagi usaha mereka lakukan

untuk dapat meningkatkan jumlah peserta yang direkrut, usaha ini misalnya

dalam bentuk kerja sama dengan koordinator penggerak JPKM desa lain.

5.3 Analisis Bivariat

5.3.1 Hubungan Kemampuan Koordinator JPKM dengan Kinerja

Koordinator JPKM

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p adalah 0,000 (< 0,05) sehingga

Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kemempuan

koordinator JPKM dengan kinerja koordinator JPKM. Hal ini sesuai dengan

penelitian dari Jatmiko (2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

kemempuan pegawaidengan kinerja pegawai pada dinas pendidikan Kabupaten

Banyumas. Hal ini serupa juga dikemukakan oleh Siagian (2003) berkaitan

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

65

dengan penelitian yang dilakukanya di RSUD Sidoarjo yaitu terdapat hubungan

yang signifikan antara kemampuan perawat pelaksana dengan kinerja perawat

pelaksana di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo.

Kemampuan seseorang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan

pengalaman kerja (Gibson, 1996). Responden dalam penelitian ini rata-rata lama

kerjanya adalah 2 tahun. Hal inilah yang menyebabkan kinerja koordinator JPKM

rendah. Selain itu kemampuan koordinator JPKM untuk berkoordinasi dengan

kader dan kemampuan dalam merekrut peserta juga menyebabkan kinerja rendah.

Seorang koordinator JPKM akan dapat membantu pelaksanaan kegiatan dengan

baik apabila mempunyai pengalaman menjadi koordinator JPKM sekurangnya 60

bulan (5 tahun). Koordinator JPKM yang aktif lebih dari 5 tahun pada umumnya

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan koordinator JPKM yang

aktif kurang dari 5 tahun ini dikarenakan mereka belum mendapat pelatihan.

Hal lain yang turut menyebabkan kinerja koordinator JPKM dalam

merekrut peserta rendah adalah adanya berbagai alasan dari masyarakat untuk

menolak mengikuti JPKM. Salah satu penyebabnya adalah budaya masyarakat

yang belum dapat menerima konsep asuransi, pemahaman terhadap program

JPKM yang masih rendah dan biaya pelayanan kesehatan, khususnya di

puskesmas yang biayanya relative murah dan terjangkau sehingga masyarakat

merasa tidak perlu ikut program JPKM untuk menjamin kesehatan keluarganya.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

66

5.3.2 Hubungan Persepsi Koordinator JPKM tentang Program JPKM

dengan Kinerja Koordinator JPKM

Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa nilai p adalah 0,168 (> 0,05)

sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifika antara

persepsi koordinator tentang program JPKM dengan kinerja koordinator JPKM.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini

(2006) yang menyatakan ada hubungan antara persepsi perawat tentang

kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan kinerja perawat di

RSUD Purbalingga. Hal serupa juga dikemukakan oleh Nofrinaldi (2006) dalam

penelitianya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

persepsi terhadap system pembagian jasa pelayanan dengan kinerja karyawan di

RS Madani.

Sikap seseorang berhubungan erat dengan persepsi. Sikap yang baik dari

seseorang akan berpengaruh terhadap persepsi mereka, yang dapat menunjukan

apakah seseorang termotivasi, yang nantinya digunakan untuk meningkatkan

kinerjanya (Gibson,1996). Pengukuran sikap secara langsung dapat dinyatakan

dengan pernyataan atau pendapat seseorang terhadap suatu obyek (Ahmadi,1991).

Berdasarkan hasil pngukuran sikap diperoleh rata-rata responden setuju

dengan adanya JPKM. Mereka merasa JPKM sangat bermanfaat ini dibuktikan

dengan semakin mudahnya mereka dalam memperoleh pelayanan kesehatan,

walaupun terkadang mereka merasa mendapat perbedaan dalam memperoleh

pelayanan kesehatan.

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

67

Persepsi yang baik dari koordinator JPKM bila tidak didukung dengan

persepsi yang baik pula dari masyarakat akan menyebabkan kinerja koordinator

JPKM dalam merekrut peserta rendah. Salah satu yang menyebabkan persepsi

yang buruk dari masyarakat tentang JPKM yang berimbas terhadap keenganan

menjadi peserta adalah tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat yang jauh dari

cukup dimana masyarakat menggangap kesehatan bukan merupakan perioritas

utama. Didukung dengan adanya budaya mereka dalam menghadapi risiko sakit

yang masih kurang menguntungkan dan diperparah dengan keterbatasan kondisi

kemampuan ekonomi masyarakat (Ghufron,2000).

5.3.3 Hubungan Motivasi Koordinator JPKM dengan Kinerja Koordinator

JPKM

Hasil analisis bivariat menunjkan bahwa nilai p adalah 0,169 (> 0,05)

sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara

motivasi koordinator JPKM dengan kinerja koordinator JPKM. Hal ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syah (2004) yang

menyatakan ada hubungan antara motivasi perawat dengan kinerja perawat dalam

memberikan pelayanan di ruang rawat inap di RS Jiwa Pekanbaru. Meskipun

demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siagian

(2003) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

motivasi perawat dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD

Sidorejo.

Motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu ditentukan oleh kombinasi

antara kekuatan yang berasal dari dalam diri individu itu sediri dengan kekuatan

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

68

yang berasal dari lingkungan kerjanya. Salah satu faktor dari dalam diri individu

yang mempengaruhinya adalah harapan individu bila sesuatu itu dilaksanakan

(Umara2006).

Harapan koordinator JPKM untuk merekrut peserta sebanyak-banyaknya

tidak dapat dengan mudah terlaksanan. Banyak kendala yang dihadapi koordinator

JPKM selama bertugas, beberapa diantaranya adalah keluhan dari masyarakat

tentang belum adanya perbaikan pelayanan kesehatan yang diberikan PPK

(Ghufron,2000). Meskipun demikian berbagai usaha dilakukan oleh koordinator

JPKM untuk dapat meningkatkan jumlah peserta yang berhasil direkrut antara lain

dengan kerjasama antar koordinator JPKM, pengadaan tabungan JPKM, simpan

pinjam JPKM, dan menjaring ibu-ibu hamil.

5.3.4 Hubungan Kepemimpinan Atasan dengan Kinerja Koordinator

JPKM

Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa nilai p adalah 0,225 (>0,05)

sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signiikan antara

kepemimpinan atasan dengan kinerja koordinator JPKM. Hasil ini bertentangan

dengan penelitian Supriyanto (2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin dengan kinerja

pegawai di Bapeda Kabupaten Purbalingga.

Gibson (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan dapat berpengaruh

terhadap kinerja. Hal ini berarti apabila kepemimpinan dalam suatu organisasi

baik, maka akan menciptakan suatu kinerja yang baik pula, begitu pula

sebaliknya. Kepemimpinan dala penelitian ini menggunakan pendekatan sifat.

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

69

Pendekatan sifat dilandasi pemikiran bahwa untuk menjadi pemimpin yang

berhasil melaksanakan pengaruhnya yang bersangkutan harus memiiki sifat-sifat

tertentu (Sutarto, 1995). Sifat kepemimpinan tersebut antara lain:

5.3.4.1 Kemampuan Komunikasi

Kemampuan komunikasi dalam hal ini meliputi kemampuan pimpinan

dalam melakukan koordinasi dan kemampuan mendengarkan keluhan dari

koordinator JPKM. Komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam

menciptakan kepemimpinan yang efektif. Azwar (1996) menyatakan peranan

komunikasi dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Menyempurnakan Pekerjaan Administrasi

Melalui komunikasi akan diperoleh berbagai keterangan yang apabila

dapat diolah dengan baik akan dapat dmanfaatkan untuk membantu administrator

dalam mengambil keputusan (decicion) sehingga pekerjan yang sedang dilakukan

dapat lebih disempurnakan.

2. Menimbulkan Suasana Kerja yang Menguntungkan

Melalui komunikasi akan dapat dibina suasana yang menguntungkan yaitu

degan baiknya hubungan antara pemimpin dengan karyawan dan atau hubungan

antara sesame karyawan (employees relationship).

5.3.4.2 Kemampuan Pengawasan

Kemampuan pengawasan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi

kemampuan pemimpin dalam meaksanakan monitoring dan evaluasi. Azwar

(1996) menyatakan bahwa apabila pengawasan dilakukan dengan baik maka akan

didapatkan :

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

70

1. Tujuan yang ditetapkan dapat diharapkan pencapaianya dan selanjutnya

pecapaian tersebut adalah dalam kualitas dan kuantitas tertinggi yang

direncanakan.

2. Pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut tidak melebihi

apa yang telah ditetapkan dan bahkan mungkin dapat ditekan sehingga

efisiensi dapat lebih ditingkatkan.

Pengawasan yang baik dapat memacu karyawan berpartisipasi dan

birokrasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. JPKM adalah program

yang berkelanjutan dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat, sehingga

koordinator JPKM tidak mengalami kesulitan yang berarti untuk memahami

tujuan dari program ini. Namun tujuan JPKM ini kurang dapat di komunikasikan

oleh koordinator JPKM kepada masyarakat sehingga banyak masyarakat yang

tidak mengikuti JPKM. Inilah salah satu alasan mengapa kepemimpinan atasan

tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja koordinator JPKM.

5.3.5 Hubungan Imbalan yang Diberikan dengan Kinerja Koordinator

JPKM

Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa nilai p adalah 0,252 (>0,05)

sehngga Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara

imbalan yang diberikan dengan kinerja koordinator JPKM. Hasil ini tidak sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Syah (2004) bahwa terdapat hubungan antara

imbalan (kompensasi) yang diterima dengan kinerja perawat di ruang inap RS

Jiwa Pekanbaru.

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

71

Imbalan atau kompensasi yang diberikan hendaknya mendapat perhatian

yang sungguh-sungguh karena imbalan dapat meningkatkan atau menurunkan

prestasi kerja, kepuasan kerja maupun motivasi kerja bila karyawan merasa

kompensasi yang diterima tidak memadai (Kurnianingsih, 2001). Imbalan yang

langsungterikat dengan kinerja juga dapat memotivasi mengakibatkan rusaknya

motivasi kerja atau kinerja karyawan apabila system penilaian kinerja tiak adil

atau keabsahan cara penilaian kinerja tidak jelas. Meskipun demikian imbalan

bukan sesuatu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan etapi kinerja individu

dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti motivasi dan harapan akan usaha

yang dikerjakan (Nofrinaldi,2006).

5.3.6 Kinerja Koordinator JPKM

Penelitian terhadap kinerja penting dilakukan. Soeroso (2003) menyatakan

beberapa alasan mengapa penilaian kinerja penting dilakukan, antara lain :

1. Penilaian kinerja memberikan informasi bagi pertimbangan promosi dan

penetapan gaji.

2. Penilaian kinerja memberikan umpan balik bagi para manajer maupun

karyawan untuk melakukan introspeksi dan meninjau kembali perilaku

selama ini, baik yang positif maupun negative untuk kemudian dirumuskan

kembali sebagai perilaku yang mendukung tumbuh dan berkembangnya

budaya organisasi secara keseluruhan.

3. Penilaian kinerja diperlukan untuk pertimbangan pelatihan dan pelatihan

kembali (retraining) serta perkembangan.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

72

Kinerja koordinator JPKM yang belum stabil menjadi bahan pertimbangan

tersendiri bagi pihak-pihak yang terkait dengan JPKM dalam rangka

pengembangan program JPKM selanjtnya. Oleh karena itu diperlukan beberapa

pendekatan untuk meningkatkan kinerja koordinator JPKM. Anorogo (2003)

menyatakan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kegairahan kerja karyawan yangdapat berlanjut pada tingginya kinerja pegawai,

antara lain:

1. Memberikan penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan.

2. Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang individu.

3. Melakukan ajakan partisipasi.

4. Menghapuskan disiplin besi dari atas.

5. Memperbaiki moral karyawan.

6. Memperbaiki kondisi kerja.

7. Member kesempatan karyawan untuk mengemukakan keluhan.

8. Memberi uang atau imbalan.

Empat dari lima variabel independent dalam penelitian ini tidak memiliki

hubungan yang signifikan dengan variabel dependent. Variabel tersebut adalah

persepsi koordinator JPKM, motivasi koordinator JPKM, kepemimpinan atasan,

dan imbalan yang di berikan. Sementara variabel kemampuan koordinator JPKM

memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja koordinator JPKM. Salah satu

faktor yang mempengaruhi hal ini adalah teknik atau pendekatan dalam

pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh individu yang

bersangkutan merupakan salah satu dari teknik pengukuran kinerja. Teknik

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

73

penilaian kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penilaian

sendiri. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan teknik ini antara lain lebih

murah dan mudah bila dibandingkan dengan penilaian atau observasi oleh tim

(Nofrinaldi,2006). Kerugiannya adalah memungkinkan pemberian skor yang

tinggi oleh karyawan tersebut untuk menilai pekerjaan sendiri. Hal ini

memungkinkan terjadinya bias personal yang memungkinkan terjadinya hasil

yang berbeda antara penilaian sendiri dengan penilaian orang lain. Karena

penilaian sendiri dipengaruhi oleh kepribadian, pengalaman, pengetahuan dan

sosio demografis (Ilyas,2001). Maka dari itu dilakukan pengendalian yaitu

mencocokan dengan data sekunder yang ada.

.

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

73

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan koordinator JPKM

dengan kinerja koordinator JPKM dengan nilai p adalah 0,000 (< 0,05). Tidak ada

hubungan yang signifikan antara persepsi koordinator tentang program JPKM

dengan kinerja koordinator JPKM dengan nilai p adalah 0,168. Tidak ada

hubungan yang signifikan antara motivasi koordinator JPKM dengan kinerja

koordinator JPKM dengan nilai p adalah 0,619. Tidak ada hubungan yang

signifikan antara kepemimpinan atasan dengan kinerja koordinator JPKM dengan

nilai p adalah 0,225. Tidak ada hubungan yang signifikan antara imbalan yang

diberikan dengan kinerja koordinator JPKM dengan nilai p adalah 0,252.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Pemerintah

1. Pemerintah dapat meningkatkan kemampuan koordinator penggerak JPKM

Desa dengan mengadakan pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar

tentang JPKM.

2. Pemerintah perlu melakukan monitoring dan evaluasi yang lebih mendalam

tentang kinerja koordinator penggerak JPKM Desa. Dan perlu ditingkatkan

koordinasi dan komunikasi dari BAPEL.

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

74

3. Pemerintah dapat lebih memperhatikan imbalan atau insentif yang di berikan

terhadap koordinator penggerak JPKM Desa.

6.2.2 Bagi Karyawan

1. Diharapkan bisa meningkatkan kemampuan koordinator penggerak JPKM

dengan sering mengikuti pelatihan-pelatihan tentang JPKM dan menambah

waktu untuk selalu berkoordinasi dengan kader dan untuk merekrut peserta.

2. Diharapkan lebih meningkatkan motivasi diri karena sudah memiliki persepsi

yang baik tentang program JPKM.

6.2.3 Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan melakukan

pengukuran dengan tehnik pendekatan yang berbeda dan waktu pengamatan

penelitian yang lebih lama.

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

75

DAFTAR PUSTAKA

Anorogo, P dan Ninik W.1993. Psikologi dalam Perusahan. Rineka Cipta.Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Asngari, Pang S. 1984. Persepsi Direktur Penyuluhan Tingkat Keresidenan dan Kepala Penyuluhan Pertanian Terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyuluhan Pertanian di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat. Bogor: Media Peternakan IX: 2 Fakultas peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Atkinson, R. C. 1991. Pengantar psikologi, diterjemahkan oleh Nurjanah Taufik dan Rukmini. Barhana. Jakarta: Erlangga.

Azwar,A. 1996. Pegantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksana. Jakarta.

Chaplin, C.P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Press.

Departemen Kesehatan RI. 2002. JPKM Pengertian dan Pelaksanaanya. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

_______, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penerapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten / Kota Sehat. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

_______. 2006. Survei Kesehatan Nasional, Survai Sosial Ekonomi Nasional 2004 Substansi Kesehatan, Status Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Prilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Dep Kes RI, Jakarta.

Dinas Kesehatan Banjarnegara. 2004. Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Kabupaten Banjarnegara. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara.

________. 2009. Lampiran SK Buati Banjarnegara No: 440/475 Tahun 2009. Dnas Kesehatan Banjarnegara. Banjarnegara.

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

76

________. 2008. Pelaksanaan JPKM 2004-2008 Kabupaten Banjarnegara. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara.

________. 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara.

Ghufron, A.M. 2000. Berbagai Model Alternatif Sistem Penyelenggaran Asuransi Kesehatan di Indonesia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Volume 03 Nomor 01.3-7

Gibson, James. 1984. Organisasi dan Manajemen, terjemahan oleh Djoerban Wahid..Jakarta: Penerbit Erlangga.

_______. 1996. Organisasi Prilaku, Struktur dan Proses. Diterjemah oleh Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga.

Hadipranata. 1996. Produktivitas Insani (Human Productivity). Jogjakarta: Buletin Psikologi IV.

Handoko,H.T. 1994. Manajemen. Yogyakarta: UGM Press.

Ilyas. 2001. Kinerja Teori, Penilaian dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan. Jakarta: FKM UI.

_______. 2003. Asuransi Kesehatan Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan Froud (Kecurangan Asuransi Kesehatan). Jakarta: FKM UI.

Jatmiko,T. 2006. Hubungan Antara Kemampuan dan Pembinaan Pegawai dengan Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas. Skripsi. FISIP. UNSOED, Purwokerto (tidak dipublikasikan)

Kris Yuliani. H. 2002. Penilaian Anggota Terhadap Gaya Kepemimpinan dan Dinamika Kelompok (Skripsi Sarjana Pertanian). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian.

Kurnianingsih,R dan Nur I.2001. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargan Terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Quality Management Studi Empiris pada Perusahan di Indonesia. Jurnal Sosio Humanika. Volume 14, no 2,7-9

Manulang M dan Marihot M. 2001. Manajemen Personalia. Yogyakarta: UGM Press.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

77

Moh.Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyadi dan Johny Setyawan, 1999, Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen, Yogyakarta: Aditya Media.

Mulyana .2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nofrinaldi, Andreasta M dan Adi U. 2006. Persepsi dan Pengaruh Sistem Pembagian Jasa Pelayanan Terhadap Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Jiwa Madrani. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Volume 09 Nomor 02.65-71.

Perhimpunan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia. 2009. Asuransi Kesehatan Indonesia. www.pamjaki.org/pamjaki-266/.../id-11-pendahuluan.html.

Prawirosentono, 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia. Jogjakarta: BPFE.

Rakhmat Jalaludin. 1993. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ranupandjojo, Saud. 1990. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.

Rata Ginting. 1999. Peranan Pemimpin Informal Dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Untuk Pembangunan Desa (Disertasi Doktor). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Rini,B.A. 2006. Hubungan Antara Persepsi Perawat Tentang Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Purbalingga. Skripsi. PSKM. UNSOED. Purwokerto (tidak dipublikasikan)

Robbins. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi Indonesia Jilid 1. Jakarta: Penerbit:PT Indeks, gramedia Grup.

Siagian, Sondang P. 1997. Organisasi, Kepemimpinan & Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

_______. 1994. Teori dan praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

78

Siagian, H. 2003. Pengaruh Supervisi Kepala Ruang Rawat Inap, Kemampuan , Motivasi dan Imbalan Tenaga Perawat Pelaksana Terhadap Kinerja Tenaga Perawat Plaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Sioarjo. http://www.diglib.unair.ac.id. Diakses 15 September 2007.

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Jogjakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN.

Soekidjo Notoatmodjo,2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Soeroso,S. 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit.EGC. Jakarta

Sri Tjahjorini Sugiharto. 2001. Persepsi anak Jalanan Terhadap Bimbingan Sosial Melalui Rumah Singgah DI Kotamadya Bandung(Tesis mangister sains). Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sugiono, 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sulaksana. J 2002. Peranan Pemimpin Informal Dalam Keberlanjutan Kelompok (Tesis Mangister sains). Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sutarto.1995.Dasar-Dasar Organisasi. Gadjah Mada Universitiy Press.Yogyakarta

Syah, N. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat dalam Pemberian Pelayanan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Pekanbaru tahun 2008. http://www.adln.lib.unair.ac.id. Diakses 17 Juni 2009.

Umar, H. 1997. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Widodo Sutopo. 2003. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dan Implikasinya terhadap Pengelolaan Rumah Sakit. Jakarta: PERSI Hospital Expo.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

75

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA

KOORDINATOR PENGGERAK JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT (JPKM) DESA

DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Indentitas Responden

No Responden :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

I. Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

1. Sudah berapa lama Anda menjadi Koordinator Penggerak JPKM Desa?.

a.1th b.2th c.3th d.>4th

2. Apa pendidikan terakhir Anda?.

a.SD b.SMP c.SMA d.PT

3. Apakah Anda sering mengikuti pelatihan tentang JPKM?.

a.tidak b.jarang c.kadang d.selalu

4. Dalam sehari berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk berkoordinasi

dengan Kader?

a.<1jam b.2 jam c.3 jam d.>4 jam

5. Dalam sehari berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk merekrut

peserta?

a.<1 jam b.2 jam c.3 jam d.>4 jam

II. Persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa

6. Setujukah Anda dengan diselenggarakanya program JPKM?.

a.sangat tidak setuju c.setuju

b.tidak setuju d.Sangat setuju

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

76

7. Menurut Anda, apakah JPKM bermanfaat?.

a.Sangat tidak bermanfaat c.bermanfaat

b.Tidak bermanfaat d.Sangat bermanfaat

8. Menurut Anda, apakah seluruh masyarakat Banjarnegara wajib menjadi

peserta JPKM?

aTidak c.Sebagian besar

b.Sebagian kecil saja d.seluruhnya

9. Menurut Anda, apakah dengan adanya JPKM masyarakat mendapat

kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan?.

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

10. Menurut Anda apakah terdapat perbedaan pelayanan kesehatan yang

diberikan bagi peserta JPKM?

a.Ya b.Kadang c.Jarang d.Tidak

11. Menurut Anda apakah setiap pserta JPKM wajib membayar premi tiap

tahunya?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

III. Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

12. Apakah Anda melakukan tugas dengan terpaksa?.

a.Ya b.Kadang c. Jarang d.Tidak

13. Apakah kepercayaan yang diberikan kepada Anda, membuat Anda bekerja

secara optimal?.

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

14. Apakah dukungan yang diberikan kepada Anda, membuat Anda bekerja

secara optimal?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

15. Apakah Anda bangga menjadi seorang Koordinator Penggerak JPKM

Desa?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

16. Apakah Anda mengalami kesulitan ketika menjalankan tugas?.

a.Ya b.Kadang c.Jarang d.Tidak

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

77

IV. Kepemimpinan yang dilakukan

17. Apakah pemimpin melakukan koordinasi sebelum Anda bertugas?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

18. Apakah pemimpin sering berkomunikasi dengan Anda?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

19. Apakah pemimpin memberikan kesempatan kepada Anda untuk sharing

mengenai kendala yang dihadapi?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

20. Apakah pemimpin melakukan monitoring ketika Anda bertugas?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

21. Apakah pemimpin mengevaluasi hasil kerja Anda?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

V. Imbalan yang Diberikan

22. Apakah Anda mendapat imbalan setelah bertugas?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

23. Apakah imbalan yang Anda terima setimpal dengan tugas yang Anda

jalakan?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

24. Apakah Anda mendapat kemudahan dalam memperoleh pelayanan

kesehatan di Puskesmas, Pustu, dan RSUD?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

25. Apakah Anda mendapat kemudahan mengurus surat-surat di Kelurahan,

Kecamatan, dan Kabupaten?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

26. Apakah pemimpin mengucapkan terimakasih setelah Anda selesai

bertugas?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

27. Apakah Anda pernah mendapat piagam penghargaan dari Kelurahan,

Kecamatan, dan Kabupaten?.

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

78

VI. Kinerja

28. Apakah Anda membuat rencana kerja terlebih dahulu sebelum Anda

bertugas?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

29. Menurut Anda apakah Anda menjalankan tugas sesuai dengan rencana

kerja yang Anda buat?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

30. Apakah masyarakat pernah mengeluh mengenai kerja Anda?

a.Pernah b.Kadang c.Jarang d.Tdk pernah

31. Apakah Kader pernah mengeluh mengenai kerja Anda?

a.Pernah b.Kadang c.Jarang d.Tdk pernah

32. Apakah pemimpin pernah kecewa dengan hasil kerja Anda?

a.Pernah b.Kadang c.Jarang d.Tdk pernah

33. Apakah Anda pernah mendapat teguran dari pemimpin?

a.Pernah b.Kadang c.Jarang d.Tdk pernah

34. Apakah Anda bekerja sama dengan Koordinator Penggerak JPKM lain

untuk meningkatkan jumlah peserta yang Anda rekrut?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

35. Apakah jumlah peserta yang di rekrut Kader sesusi dengan target?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

36. Apakah Anda juga ikut mencari peserta?

a.Tidak b.Jarang c.Kadang d.Ya

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

79

PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN Rumus :   ( )( )

( ){ } ( ){ }2222xyrΣΥ−ΝΣΥΣΧ−ΝΣΧ

ΣΥΣΧ−ΝΣΧΥ=

Kriteria Butir angket Valid jika rxy > rtabel Perhitungan : berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.

No. X Y X2 Y2 XY 1 1 89 1 7921 89 2 3 106 9 11236 318 3 1 75 1 5625 75 4 1 83 1 6889 83 5 2 100 4 10000 200 6 1 115 1 13225 115 7 4 112 16 12544 448 8 1 48 1 2304 48 9 3 120 9 14400 360

10 2 81 4 6561 162 11 4 112 16 12544 448 12 1 61 1 3721 61 13 3 98 9 9604 294 14 1 91 1 8281 91 15 1 89 1 7921 89 16 1 81 1 6561 81 17 2 117 4 13689 234 18 4 119 16 14161 476 19 3 90 9 8100 270 20 1 49 1 2401 49 Σ 40 1836 106 177688 3991

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :

20 x 3991 40 x 1836 rxy =

20 x 106 - 40 2 20 x 177688 - 1836 2

rxy = 0,654

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

80

Pada α = 5% dengan N= 20 diperoleh rtabel = 0,444 karena rxy > r tabel, maka angket No. 1 tersebut Valid.

PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN

Rumus :

Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel Perhitungan

177688

1836

σt2 = 20

20

= 481,221

2. Varians Butir

106

40

σb12 = 20 = 1,3

7 20

138

50

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ Σ−⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

−= 2

2

11 11k

k

t

brσσ

( )

ΝΝ

ΣΥ−ΣΥ

=

22

2tσ

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

81

σb22 = 20 = 0,6

8 20

131 45

σb362 = 20 = 1,57

20

Σσb2 = 24,31

3. Koefisien reliabilitas

r11 =

36 1

- 24,31

36 - 1

481,221

r11 = 0,977

Pada α = 5% dengan N = 20 diperoleh r tabel = 0.444 Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

75

Tabulasi Data Hasil Penelitian

No Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM

Desa Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang

JPKM 1 2 3 4 5 Jumlah Kriteria 6 7 8 9 10 11 Jumlah Kriteria

1 1 4 1 1 1 8 Buruk 4 4 4 3 1 4 20 Baik 2 3 3 2 1 1 10 Cukup 4 4 3 4 4 4 23 Baik 3 1 3 2 1 1 8 Buruk 3 4 3 4 2 4 20 Baik 4 1 3 1 2 2 9 Cukup 3 3 3 3 3 4 19 Baik 5 2 4 2 1 1 10 Cukup 4 4 2 3 2 4 19 Baik 6 1 2 1 1 1 6 Buruk 3 4 4 4 4 3 22 Baik 7 4 3 3 2 1 13 Cukup 4 4 4 3 3 4 22 Baik 8 1 4 2 1 2 10 Cukup 4 3 3 3 2 4 19 Baik 9 3 3 3 2 1 12 Cukup 3 3 4 4 3 4 21 Baik 10 2 4 2 1 1 10 Cukup 3 3 3 3 3 3 18 Cukup 11 4 3 3 1 1 12 Cukup 4 4 3 4 3 4 22 Baik 12 1 4 1 1 1 8 Buruk 3 4 3 3 1 4 18 Cukup 13 1 4 1 1 1 8 Buruk 3 3 4 3 3 3 19 Baik 14 1 3 1 1 3 9 Cukup 3 3 3 3 3 4 19 Baik 15 1 4 1 1 2 9 Cukup 3 3 3 3 2 4 18 Cukup 16 1 3 2 1 1 8 Buruk 3 3 4 4 3 4 21 Baik 17 2 3 2 2 1 10 Cukup 4 4 3 3 4 3 21 Baik 18 4 3 3 1 2 13 Cukup 3 3 3 3 4 4 20 Baik 19 1 4 1 1 1 8 Buruk 4 4 3 3 2 4 20 Baik 20 1 4 1 1 1 8 Buruk 2 2 2 1 1 4 12 Cukup 21 1 3 1 2 1 8 Buruk 4 4 3 2 3 3 19 Baik 22 1 3 2 1 1 8 Buruk 4 4 4 3 3 3 21 Baik 23 1 2 1 1 2 7 Buruk 3 4 3 3 3 3 19 Baik 24 1 4 1 1 3 10 Cukup 3 4 3 4 4 4 22 Baik 25 2 3 1 1 1 8 Buruk 3 3 3 3 2 3 17 Cukup 26 1 4 1 1 2 9 Cukup 4 4 4 4 3 4 23 Baik 27 2 4 2 1 1 10 Cukup 3 3 3 2 3 4 18 Cukup 28 1 4 1 2 1 9 Cukup 4 4 4 4 3 4 23 Baik 29 1 3 1 1 1 7 Buruk 3 4 4 3 3 4 21 Baik 30 4 3 3 1 1 12 Cukup 4 4 3 3 4 4 22 Baik 31 1 3 2 4 2 12 Cukup 4 4 3 3 2 3 19 Baik 32 4 4 3 1 2 14 Cukup 3 3 3 3 2 3 17 Cukup 33 1 4 1 1 1 8 Buruk 3 3 3 4 4 4 21 Baik 34 1 4 1 1 1 8 Buruk 3 4 4 3 2 4 20 Baik 35 1 3 2 2 2 10 Cukup 3 4 3 3 2 4 19 Baik 36 2 3 1 1 1 8 Buruk 4 4 3 3 4 3 21 Baik 37 1 3 1 1 1 7 Buruk 3 4 3 4 4 3 21 Baik 38 1 3 1 1 1 7 Buruk 3 4 4 3 2 3 19 Baik 39 1 4 1 1 1 8 Buruk 4 4 3 4 2 3 20 Baik 40 1 3 1 3 2 10 Cukup 4 4 4 3 4 4 23 Baik 41 4 3 2 1 1 11 Cukup 4 4 4 3 2 3 20 Baik 42 4 3 2 1 1 11 Cukup 3 3 3 3 2 3 17 Cukup 43 1 4 3 1 2 11 Cukup 4 4 3 3 2 3 19 Baik 44 1 4 2 1 1 9 Cukup 3 3 4 4 4 4 22 Baik 45 3 3 2 2 1 11 Cukup 3 3 4 3 2 4 19 Baik 46 1 4 3 1 1 10 Cukup 4 4 3 3 4 4 22 Baik 47 1 4 1 2 1 9 Cukup 3 3 3 2 1 3 15 Cukup 48 1 4 1 1 1 8 Buruk 3 3 3 3 2 3 17 Cukup 49 2 3 2 1 1 9 Cukup 3 3 3 3 4 4 20 Baik

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

76

No Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM

Desa Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang

JPKM 1 2 3 4 5 Jumlah Kriteria 6 7 8 9 10 11 Jumlah Kriteria

50 1 2 1 1 1 6 Buruk 4 4 4 4 4 4 24 Baik 51 1 3 1 1 1 7 Buruk 3 3 3 4 4 4 21 Baik 52 1 3 1 1 1 7 Buruk 3 3 3 3 1 4 17 Cukup 53 1 3 1 1 1 7 Buruk 4 4 4 4 4 4 24 Baik 54 1 2 1 1 1 6 Buruk 4 4 4 3 2 3 20 Baik 55 3 4 1 1 1 10 Cukup 3 3 3 3 2 3 17 Cukup 56 4 4 2 1 1 12 Cukup 4 4 4 3 4 4 23 Baik 57 4 3 2 1 2 12 Cukup 3 3 3 3 4 4 20 Baik 58 4 3 1 2 1 11 Cukup 4 4 3 3 4 4 22 Baik 59 4 4 2 1 1 12 Cukup 4 4 3 3 3 3 20 Baik 60 4 4 3 1 1 13 Cukup 4 3 3 3 4 4 21 Baik 61 4 3 2 1 1 11 Cukup 4 4 4 3 3 3 21 Baik 62 4 3 1 1 2 11 Cukup 4 4 4 3 4 4 23 Baik 63 4 3 2 1 1 11 Cukup 3 3 4 3 4 4 21 Baik 64 1 4 1 1 1 8 Buruk 3 3 3 3 4 4 20 Baik 65 4 3 1 3 2 13 Cukup 3 3 3 3 3 3 18 Cukup 66 1 3 2 1 1 8 Buruk 3 3 4 4 4 4 22 Baik 67 1 3 1 1 1 7 Buruk 4 4 3 3 4 4 22 Baik 68 1 3 2 1 1 8 Buruk 3 3 3 3 4 4 20 Baik 69 1 3 1 2 1 8 Buruk 3 3 3 4 3 3 19 Baik 70 4 3 1 2 1 11 Cukup 4 4 4 3 4 4 23 Baik 71 4 3 3 1 2 13 Cukup 3 3 3 3 4 4 20 Baik 72 3 4 1 1 1 10 Cukup 3 4 3 3 4 4 21 Baik 73 1 4 1 1 1 8 Buruk 3 3 3 3 4 4 20 Baik

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

77

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa Kepemimpinan yang dilakukan

12 13 14 15 16 Jumlah Kriteria 17 18 19 20 21 Jumlah Kriteria 4 3 3 4 1 15 Cukup 3 3 4 3 4 17 Baik 4 4 1 1 2 12 Cukup 3 2 3 3 2 13 Cukup 4 1 1 4 2 12 Cukup 1 1 1 1 1 5 Buruk 4 2 2 3 2 13 Cukup 1 2 2 2 1 8 Buruk 3 3 3 3 3 15 Cukup 2 2 2 2 3 11 Cukup 4 4 4 4 2 18 Baik 3 3 3 3 2 14 Cukup 4 3 3 2 2 14 Cukup 2 4 3 1 3 13 Cukup 2 2 2 3 1 10 Cukup 1 1 2 1 2 7 Buruk 4 3 3 3 2 15 Cukup 2 2 2 2 2 10 Cukup 2 3 3 3 4 15 Cukup 1 1 1 1 1 5 Buruk 4 4 3 4 2 17 Baik 2 2 2 3 4 13 Cukup 4 1 1 1 2 9 Cukup 1 1 2 2 2 8 Buruk 4 1 3 4 3 15 Cukup 3 2 1 1 1 8 Buruk 4 3 1 4 2 14 Cukup 1 3 3 3 2 12 Cukup 4 3 1 4 2 14 Cukup 1 2 4 3 1 11 Cukup 4 3 3 3 1 14 Cukup 2 1 1 1 2 7 Buruk 4 2 1 3 2 12 Cukup 2 3 3 3 1 12 Cukup 3 1 4 4 2 14 Cukup 2 2 3 3 1 11 Cukup 4 4 2 3 1 14 Cukup 3 2 4 3 1 13 Cukup 1 1 2 1 1 6 Buruk 1 1 1 1 1 5 Buruk 4 2 1 1 2 10 Cukup 3 2 1 1 2 9 Cukup 3 2 1 1 2 9 Cukup 3 2 4 3 3 15 Cukup 3 1 4 4 1 13 Cukup 3 3 3 1 2 12 Cukup 4 4 3 4 2 17 Baik 2 2 3 3 4 14 Cukup 3 3 3 4 4 17 Baik 1 3 3 3 2 12 Cukup 4 3 3 3 2 15 Cukup 1 1 3 3 2 10 Cukup 4 3 2 4 1 14 Cukup 1 2 3 3 1 10 Cukup 4 3 4 4 1 16 Baik 1 3 4 4 3 15 Cukup 4 3 1 3 1 12 Cukup 2 3 1 1 1 8 Buruk 4 3 3 3 1 14 Cukup 3 2 2 1 3 11 Cukup 4 3 3 3 2 15 Cukup 2 2 3 3 3 13 Cukup 4 3 3 4 4 18 Baik 2 1 3 3 1 10 Cukup 4 4 2 1 2 13 Cukup 2 2 3 3 1 11 Cukup 4 4 3 4 1 16 Baik 2 1 3 3 4 13 Cukup 4 3 3 4 2 16 Baik 2 2 4 3 1 12 Cukup 4 4 3 3 1 15 Cukup 1 3 3 1 3 11 Cukup 4 3 3 4 1 15 Cukup 1 1 3 1 1 7 Buruk 3 1 1 1 1 7 Buruk 3 1 3 3 4 14 Cukup 4 3 3 4 1 15 Cukup 2 2 2 1 3 10 Cukup 4 3 3 3 1 14 Cukup 1 2 1 3 3 10 Cukup 4 3 3 3 3 16 Baik 1 2 3 1 3 10 Cukup

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

78

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa Kepemimpinan yang dilakukan

12 13 14 15 16 Jumlah Kriteria 17 18 19 20 21 Jumlah Kriteria 4 4 4 4 1 17 Baik 1 1 4 1 1 8 Buruk 3 4 3 3 4 17 Baik 2 3 4 3 4 16 Baik 4 4 1 1 1 11 Cukup 3 2 3 1 4 13 Cukup 4 3 3 1 1 12 Cukup 2 2 3 1 1 9 Cukup 3 4 3 3 1 14 Cukup 2 1 3 1 1 8 Buruk 3 1 1 4 4 13 Cukup 1 2 1 1 1 6 Buruk 4 4 3 3 1 15 Cukup 2 3 3 3 1 12 Cukup 4 4 3 3 2 16 Baik 2 2 4 3 3 14 Cukup 4 3 4 3 3 17 Baik 2 2 4 4 3 15 Cukup 3 4 3 4 1 15 Cukup 2 2 3 3 1 11 Cukup 4 4 3 3 3 17 Baik 1 1 4 3 3 12 Cukup 4 3 1 3 1 12 Cukup 2 2 1 1 3 9 Cukup 4 4 3 3 1 15 Cukup 3 1 4 2 3 13 Cukup 4 3 4 4 2 17 Baik 2 3 3 3 1 12 Cukup 4 3 3 3 4 17 Baik 1 2 1 3 4 11 Cukup 4 4 3 4 3 18 Baik 2 2 1 1 4 10 Cukup 4 3 3 3 3 16 Baik 2 1 1 3 4 11 Cukup 4 4 3 3 3 17 Baik 1 2 3 3 4 13 Cukup 3 1 1 2 4 11 Cukup 2 1 3 3 4 13 Cukup 4 4 3 3 2 16 Baik 1 2 3 3 4 13 Cukup 4 3 3 4 3 17 Baik 2 3 3 3 4 15 Cukup 3 3 3 2 3 14 Cukup 3 1 4 3 4 15 Cukup 4 3 3 2 2 14 Cukup 2 2 3 4 1 12 Cukup 4 4 1 4 2 15 Cukup 2 2 3 3 4 14 Cukup 4 3 3 4 3 17 Baik 1 2 4 3 3 13 Cukup 4 4 3 4 3 18 Baik 3 1 3 4 3 14 Cukup 4 3 3 4 3 17 Baik 2 2 1 2 4 11 Cukup 4 4 3 4 4 19 Baik 1 2 4 3 4 14 Cukup 4 3 1 3 1 12 Cukup 2 1 3 3 4 13 Cukup 4 3 3 4 3 17 Baik 1 2 3 1 4 11 Cukup 4 4 3 4 3 18 Baik 2 3 3 3 4 15 Cukup 4 4 3 4 3 18 Baik 2 3 3 1 1 10 Cukup

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

79

Imbalan yang diberikan Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

22 23 24 25 26 27 Jumlah Kriteria 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah Kriteria 1 1 3 4 4 1 14 Cukup 1 3 2 2 2 2 1 1 1 15 Buruk 4 1 4 3 3 1 16 Cukup 2 3 4 4 4 4 4 2 4 31 Baik 1 1 3 3 1 1 10 Buruk 1 1 4 4 4 4 1 1 2 22 Cukup 1 1 3 4 2 1 12 Cukup 1 2 3 4 3 4 2 1 2 22 Cukup 3 3 3 3 2 1 15 Cukup 3 2 4 4 4 3 1 1 3 25 Cukup 2 4 4 4 3 1 18 Cukup 2 2 4 4 4 4 3 1 3 27 Cukup 4 3 2 3 2 1 15 Cukup 3 3 4 3 4 4 2 1 4 28 Baik 1 1 3 3 2 1 11 Cukup 2 3 3 4 3 4 2 2 3 26 Cukup 4 2 4 4 2 1 17 Cukup 3 2 4 4 3 4 3 2 3 28 Baik 2 1 3 3 3 1 13 Cukup 2 2 3 3 3 3 3 2 2 23 Cukup 4 3 3 3 2 1 16 Cukup 2 2 2 2 3 3 3 1 4 22 Cukup 1 1 3 3 3 1 12 Cukup 1 1 2 2 2 2 1 1 1 13 Buruk 1 1 3 3 3 1 12 Cukup 2 3 4 4 4 4 1 2 1 25 Cukup 1 1 3 4 3 1 13 Cukup 1 2 4 4 4 4 1 2 1 23 Cukup 1 1 3 4 4 1 14 Cukup 1 3 4 4 4 4 2 2 2 26 Cukup 1 1 4 4 1 1 12 Cukup 2 3 2 3 4 4 1 1 1 21 Cukup 4 1 4 4 4 1 18 Cukup 1 4 4 4 4 4 4 2 4 31 Baik 4 3 4 3 3 1 18 Cukup 1 2 4 4 4 4 4 2 4 29 Baik 1 1 3 3 1 1 10 Buruk 1 3 3 3 4 4 1 1 1 21 Cukup 1 1 3 3 1 1 10 Buruk 1 1 2 2 3 3 1 1 1 15 Buruk 1 1 4 3 4 1 14 Cukup 2 1 4 4 4 4 3 3 3 28 Baik 1 1 3 4 3 1 13 Cukup 3 3 3 3 4 4 1 1 1 23 Cukup 1 1 4 3 3 1 13 Cukup 2 2 4 4 4 4 1 2 1 24 Cukup 4 4 3 4 3 1 19 Baik 2 2 4 4 4 4 1 1 3 25 Cukup 1 1 2 4 4 1 13 Cukup 1 2 4 4 4 4 1 1 1 22 Cukup 1 1 2 4 1 1 10 Buruk 1 3 4 2 3 3 1 1 3 21 Cukup 1 1 3 4 1 1 11 Cukup 1 2 4 4 4 4 1 2 1 23 Cukup 1 1 4 4 2 1 13 Cukup 2 3 4 4 4 4 2 2 3 28 Baik 1 1 3 3 3 1 12 Cukup 2 2 3 2 2 2 1 1 1 16 Buruk 4 3 3 3 4 1 18 Cukup 1 1 4 4 4 4 4 2 4 28 Baik 1 1 2 4 3 1 12 Cukup 2 2 4 4 4 4 1 1 1 23 Cukup 4 1 4 3 3 1 16 Cukup 1 1 4 3 2 4 4 3 4 26 Cukup 1 1 3 4 3 1 13 Cukup 3 3 2 2 4 4 1 1 1 21 Cukup 1 1 3 3 4 1 13 Cukup 1 3 3 4 4 4 1 1 1 22 Cukup 1 1 3 4 1 2 12 Cukup 1 3 4 4 3 2 1 1 1 20 Cukup 1 1 3 3 1 1 10 Buruk 1 1 4 4 4 4 2 2 3 25 Cukup 1 1 3 4 2 1 12 Cukup 2 3 4 2 3 4 1 1 1 21 Cukup 1 1 3 4 2 1 12 Cukup 2 3 4 4 4 4 1 1 1 24 Cukup 4 3 3 3 4 1 18 Cukup 1 3 3 4 3 4 1 1 1 21 Cukup 4 3 4 3 4 1 19 Baik 1 1 4 4 4 4 1 1 1 21 Cukup 1 1 3 3 2 1 11 Cukup 1 3 3 4 3 3 4 3 4 28 Baik 4 3 2 3 1 1 14 Cukup 1 2 3 4 4 4 4 2 4 28 Baik

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

80

Imbalan yang diberikan Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa 22 23 24 25 26 27 Jumlah Kriteria 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah Kriteria 1 1 3 4 4 1 14 Cukup 2 1 4 4 4 4 1 1 1 22 Cukup 4 1 3 4 3 1 16 Cukup 1 3 4 3 2 3 1 1 1 19 Cukup 4 3 4 3 4 1 19 Baik 4 3 4 4 4 4 1 1 3 28 Baik 1 1 3 3 2 1 11 Cukup 1 3 4 4 4 4 3 2 3 28 Baik 1 1 4 4 3 1 14 Cukup 2 2 2 2 3 3 1 2 1 18 Cukup 1 1 4 3 3 2 14 Cukup 2 2 4 4 4 4 1 1 2 24 Cukup 4 1 4 4 3 1 17 Cukup 1 3 4 4 4 4 1 1 2 24 Cukup 4 3 4 3 4 1 19 Baik 1 3 2 2 2 2 1 1 3 17 Cukup 1 1 2 3 3 1 11 Cukup 2 3 4 4 4 4 1 1 1 24 Cukup 4 2 3 4 1 1 15 Cukup 2 2 4 4 4 4 2 2 4 28 Baik 1 1 4 3 2 1 12 Cukup 2 3 4 4 4 4 1 1 1 24 Cukup 1 1 4 4 3 1 14 Cukup 1 2 3 4 4 4 1 1 2 22 Cukup 1 1 4 4 2 1 13 Cukup 3 1 3 4 3 3 1 1 2 21 Cukup 4 2 3 4 3 1 17 Cukup 1 3 2 2 3 3 4 2 4 24 Cukup 4 3 3 4 3 1 18 Cukup 1 3 2 4 4 4 3 2 3 26 Cukup 4 1 3 3 4 2 17 Cukup 1 2 2 2 2 3 4 3 4 23 Cukup 4 2 4 3 1 1 15 Cukup 2 2 4 4 4 4 3 2 3 28 Baik 3 3 4 3 1 1 15 Cukup 2 3 4 4 4 4 3 2 3 29 Baik 4 1 3 4 1 1 14 Cukup 2 2 4 4 4 4 4 3 4 31 Baik 4 3 3 4 3 1 18 Cukup 2 3 2 2 3 3 3 2 3 23 Cukup 4 3 3 3 3 1 17 Cukup 2 3 4 4 4 4 4 3 4 32 Baik 3 3 3 4 1 1 15 Cukup 1 3 4 4 4 4 1 1 2 24 Cukup 4 3 4 3 1 2 17 Cukup 1 1 4 4 4 4 4 1 4 27 Cukup 3 3 3 3 4 4 20 Baik 2 3 2 2 3 3 1 1 1 18 Cukup 1 1 3 4 4 1 14 Cukup 1 3 4 4 4 4 2 1 3 26 Cukup 3 2 4 3 3 1 16 Cukup 1 2 3 4 4 4 1 1 2 22 Cukup 1 1 3 3 3 2 13 Cukup 1 3 4 4 4 4 1 1 2 24 Cukup 4 3 4 3 3 1 18 Cukup 2 4 2 4 4 4 4 2 4 30 Baik 4 1 3 4 4 1 17 Cukup 1 3 2 2 3 3 4 2 4 24 Cukup 4 1 3 4 3 1 16 Cukup 1 2 2 4 4 4 3 2 3 25 Cukup 1 1 3 3 4 1 13 Cukup 1 1 4 4 4 4 1 1 2 22 Cukup

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

81

Crosstabs

Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa * Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa Crosstabulation

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Total Buruk Cukup Baik

Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Buruk Count 4 25 2 31

Expected Count 1.7 21.7 7.6 31.0

% within Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

12.9% 80.6% 6.5% 100.0%

Cukup Count 0 26 16 42

Expected Count 2.3 29.3 10.4 42.0

% within Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

.0% 61.9% 38.1% 100.0%

Total Count 4 51 18 73

Expected Count 4.0 51.0 18.0 73.0% within Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

5.5% 69.9% 24.7% 100.0%

Nonparametric Correlations

Correlations

Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Spearman's rho Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Correlation Coefficient 1.000 .423**

Sig. (2-tailed) . .000

N 73 73

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Correlation Coefficient .423** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 73 73**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

82

Crosstabs

Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang JPKM * Kinerja Koordinator Penggerak JPKM

Desa Crosstabulation

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Total Buruk Cukup Baik

Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang JPKM

Cukup Count 2 9 2 13

Expected Count .7 9.1 3.2 13.0

% within Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang JPKM

15.4% 69.2% 15.4% 100.0%

Baik Count 2 42 16 60

Expected Count 3.3 41.9 14.8 60.0

% within Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang JPKM

3.3% 70.0% 26.7% 100.0%

Total Count 4 51 18 73Expected Count 4.0 51.0 18.0 73.0% within Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang JPKM

5.5% 69.9% 24.7% 100.0%

Nonparametric Correlations

Correlations

Kinerja

Koordinator Penggerak JPKM Desa

Persepsi Koordinator

Pengerak JPKM Desa tentang

JPKM

Spearman's rho Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Correlation Coefficient 1.000 .163

Sig. (2-tailed) . .168

N 73 73

Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang JPKM

Correlation Coefficient .163 1.000

Sig. (2-tailed) .168 .

N 73 73

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

83

Crosstabs

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa * Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa Crosstabulation

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Total Buruk Cukup Baik

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Buruk Count 1 1 0 2

Expected Count .1 1.4 .5 2.0

% within Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

50.0% 50.0% .0% 100.0%

Cukup Count 3 28 12 43

Expected Count 2.4 30.0 10.6 43.0% within Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

7.0% 65.1% 27.9% 100.0%

Baik Count 0 22 6 28

Expected Count 1.5 19.6 6.9 28.0

% within Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

.0% 78.6% 21.4% 100.0%

Total Count 4 51 18 73Expected Count 4.0 51.0 18.0 73.0% within Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

5.5% 69.9% 24.7% 100.0%

Nonparametric Correlations

Correlations

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Spearman's rho Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Correlation Coefficient 1.000 .059

Sig. (2-tailed) . .619

N 73 73

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Correlation Coefficient .059 1.000

Sig. (2-tailed) .619 .

N 73 73

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

84

Crosstabs

Kepemimpinan yang dilakukan * Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa Crosstabulation

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Total Buruk Cukup Baik

Kepemimpinan yang dilakukan

Buruk Count 3 8 2 13

Expected Count .7 9.1 3.2 13.0

% within Kepemimpinan yang dilakukan

23.1% 61.5% 15.4% 100.0%

Cukup Count 0 42 16 58

Expected Count 3.2 40.5 14.3 58.0

% within Kepemimpinan yang dilakukan

.0% 72.4% 27.6% 100.0%

Baik Count 1 1 0 2

Expected Count .1 1.4 .5 2.0

% within Kepemimpinan yang dilakukan

50.0% 50.0% .0% 100.0%

Total Count 4 51 18 73

Expected Count 4.0 51.0 18.0 73.0% within Kepemimpinan yang dilakukan

5.5% 69.9% 24.7% 100.0%

Nonparametric Correlations

Correlations

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Kepemimpinan yang dilakukan

Spearman's rho Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Correlation Coefficient 1.000 .135

Sig. (2-tailed) . .255

N 73 73Kepemimpinan yang dilakukan

Correlation Coefficient .135 1.000

Sig. (2-tailed) .255 .

N 73 73

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

85

Crosstabs

Imbalan yang diberikan * Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa Crosstabulation

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Total Buruk Cukup Baik

Imbalan yang diberikan

Buruk Count 1 4 0 5

Expected Count .3 3.5 1.2 5.0

% within Imbalan yang diberikan

20.0% 80.0% .0% 100.0%

Cukup Count 3 43 17 63

Expected Count 3.5 44.0 15.5 63.0

% within Imbalan yang diberikan

4.8% 68.3% 27.0% 100.0%

Baik Count 0 4 1 5

Expected Count .3 3.5 1.2 5.0

% within Imbalan yang diberikan

.0% 80.0% 20.0% 100.0%

Total Count 4 51 18 73

Expected Count 4.0 51.0 18.0 73.0% within Imbalan yang diberikan

5.5% 69.9% 24.7% 100.0%

Nonparametric Correlations

Correlations

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Imbalan yang diberikan

Spearman's rho Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Correlation Coefficient 1.000 .136

Sig. (2-tailed) . .252

N 73 73

Imbalan yang diberikan Correlation Coefficient .136 1.000Sig. (2-tailed) .252 .

N 73 73

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

86

Frequency Table

Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 31 42.5 42.5 42.5

Cukup 42 57.5 57.5 100.0

Total 73 100.0 100.0

Persepsi Koordinator Pengerak JPKM Desa tentang JPKM

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup 13 17.8 17.8 17.8

Baik 60 82.2 82.2 100.0

Total 73 100.0 100.0

Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 2 2.7 2.7 2.7

Cukup 43 58.9 58.9 61.6

Baik 28 38.4 38.4 100.0

Total 73 100.0 100.0

Kepemimpinan yang dilakukan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 13 17.8 17.8 17.8

Cukup 58 79.5 79.5 97.3

Baik 2 2.7 2.7 100.0

Total 73 100.0 100.0

Imbalan yang diberikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 5 6.8 6.8 6.8

Cukup 63 86.3 86.3 93.2

Baik 5 6.8 6.8 100.0

Total 73 100.0 100.0

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

87

Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 4 5.5 5.5 5.5

Cukup 51 69.9 69.9 75.3

Baik 18 24.7 24.7 100.0

Total 73 100.0 100.0

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

88

Dokumentasi

Dokumentasi 1

Pengisisan kuesioner

Dokumentasi 2

Pengisian Kuesioner

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …lib.unnes.ac.id/3092/1/6574.pdfii ABSTRAK Maknawan Canggih Kusuma, 2010, "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Koordinator

89

Dokumentasi 3

Pengisian Kuesioner

Dokumentasi 4

Pengsisian Kuesioner