faktor-faktor yang berhubungan dengan insomnia …

15
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA PADA PASIEN HEMODIALISIS Anggita Swastiara 1 , Lestari Sukmarini 2 1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia *Email: [email protected] Abstrak Gangguan tidur khususnya insomnia banyak terjadi pada pasien hemodialisis. Berbagai faktor diduga menjadi penyebab insomnia pada pasien hemodialisis, diantaranya faktor biologis, psikologis, dan dialisis. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan insomnia pada pasien hemodialisis. Penelitian menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan sampel 50 pasien hemodialisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa insomnia dialami oleh 54% responden dan ditemukan hubungan insomnia dengan umur (p=0,012), sesak napas (p=0,035), pruritus (p=0,002), sakit kepala (p=0,015), stress (p=0,000), jadwal hemodialisis (p=0,042), lama hemodialisis (p=0,012), dan quick of blood (p=0,011). Penelitian ini menyimpulkan bahwa insomnia berhubungan dengan faktor biologis, psikologis, dan dialisis. Pengkajian masalah insomnia pada pasien hemodialisis harus dilakukan secara akurat agar dapat menjadi dasar untuk menyusun rencana asuhan keperawatan yang efektif bagi pasien hemodialisis yang mengalami gangguan tidur. Kata kunci: gagal ginjal kronik, hemodialisis, insomnia. Abstract Insomnia is the most common sleep disorder in hemodialysis patients. Various factors predicted to be the cause of insomnia, which are biological, psychological, and dialysis factors. The purpose of this study was to identify factors associated with insomnia on hemodialysis patients. This study used cross- sectional study design, with 50 hemodialysis patients. The result showed that insomnia was experienced by 54% respondents and there were relationship between insomnia and age (p=0.012), physical complaints included dyspnea (p=0.035), pruritus (p=0.002), headache (p=0.015), stress (p=0.000), hemodialysis schedule (p=0.042), dialysis vintage (p=0.012), and quick of blood (p=0.011). The study concluded that insomnia associated with biological, psychological, and dialysis factors. The assessment of insomnia should be done accurately in order to make an effective nursing care plan in hemodialysis patients who experience sleep disorder. Keywords: chronic kidney disease, hemodialysis, insomnia. Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

1  

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA PADA PASIEN HEMODIALISIS

Anggita Swastiara1, Lestari Sukmarini2

1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

 

*Email: [email protected]

Abstrak

Gangguan tidur khususnya insomnia banyak terjadi pada pasien hemodialisis. Berbagai faktor diduga menjadi penyebab insomnia pada pasien hemodialisis, diantaranya faktor biologis, psikologis, dan dialisis. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan insomnia pada pasien hemodialisis. Penelitian menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan sampel 50 pasien hemodialisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa insomnia dialami oleh 54% responden dan ditemukan hubungan insomnia dengan umur (p=0,012), sesak napas (p=0,035), pruritus (p=0,002), sakit kepala (p=0,015), stress (p=0,000), jadwal hemodialisis (p=0,042), lama hemodialisis (p=0,012), dan quick of blood (p=0,011). Penelitian ini menyimpulkan bahwa insomnia berhubungan dengan faktor biologis, psikologis, dan dialisis. Pengkajian masalah insomnia pada pasien hemodialisis harus dilakukan secara akurat agar dapat menjadi dasar untuk menyusun rencana asuhan keperawatan yang efektif bagi pasien hemodialisis yang mengalami gangguan tidur.

Kata kunci: gagal ginjal kronik, hemodialisis, insomnia.

Abstract

Insomnia is the most common sleep disorder in hemodialysis patients. Various factors predicted to be the cause of insomnia, which are biological, psychological, and dialysis factors. The purpose of this study was to identify factors associated with insomnia on hemodialysis patients. This study used cross-sectional study design, with 50 hemodialysis patients. The result showed that insomnia was experienced by 54% respondents and there were relationship between insomnia and age (p=0.012), physical complaints included dyspnea (p=0.035), pruritus (p=0.002), headache (p=0.015), stress (p=0.000), hemodialysis schedule (p=0.042), dialysis vintage (p=0.012), and quick of blood (p=0.011). The study concluded that insomnia associated with biological, psychological, and dialysis factors. The assessment of insomnia should be done accurately in order to make an effective nursing care plan in hemodialysis patients who experience sleep disorder.

Keywords: chronic kidney disease, hemodialysis, insomnia.

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

2  Pendahuluan

Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan dari

ginjal atau berkurangnya fungsi ginjal yang

ditandai dengan menurunnya nilai GFR

(Glomerular Filtration Rate) hingga ≤ 60

ml/min/1,73m2 dalam 3 bulan atau lebih (The

National Kidney Foundation Kidney Disease

Outcomes Quality Initiative, 2002; Bomback &

Bakris, 2011; Greenberg & Cheung, 2005).

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013, angka kejadian

penyakit gagal ginjal kronik di Indonesia

mencapai 0,2% per 5 tahun. Pasien dengan

penyakit ginjal tahap akhir memiliki fungsi

ginjal yang sangat minim yaitu 10% dari fungsi

normal sehingga memerlukan transplantasi atau

terapi pengganti ginjal (dialisis) (Lewis,

Heitkemper, Dirksen, Bucher, & Mariann,

2011).

Hemodialisis merupakan terapi pengganti

fungsi ginjal untuk membuang zat-zat sisa

metabolisme tubuh (Smeltzer, Bare, Hinkle, &

Cheever, 2009). Walaupun sering disebut terapi

pengganti fungsi ginjal dan membantu pasien

mempertahankan hidup, hemodialisis tidak

dapat menyembuhkan kerusakan ginjal dan

menggantikan tugas ginjal secara sempurna

misalnya dalam memproduksi beberapa hormon

penting bagi tubuh misalnya eritropoetin,

kalsitriol, dan renin.

Banyak efek samping yang dirasakan pasien

hemodialisis dari terapi hemodialisis antara lain

kejadian anemia, uremia, kram otot, muntah,

mual, pruritus, hipertensi, dan hipotensi

(Smeltzer et al., 2009). Salah satu efek samping

lain yang sering dialami adalah berbagai

macam gangguan tidur. Sampai saat ini angka

kejadian insomnia paling banyak terjadi pada

pasien hemodialisis yaitu 45%-69,1%

(Sabbatini et al., 2002; Al-Ameedy, 2013;

Merlino et al., 2006).

Insomnia adalah ketidakadekuatan waktu tidur

pada seseorang yang meliputi kesulitan untuk

tidur, mempertahankan tidur, terbangun pada

malam hari dan sulit tidur kembali yang terjadi

pada kurun waktu tiga malam dalam seminggu

selama satu bulan (Morin & Espie, 2003).

Insomnia dapat menyebabkan penyimpangan

dan fragmentasi pola tidur, ketidakadekuatan

kuantitas dan kualitas tidur restoratif, gangguan

aktivitas pada siang hari, keletihan, kelelahan,

dan mengantuk (Novak, Shapiro, Mendelssohn,

Mucsi, 2006), penurunan kesejahteraan hidup

stress (Al-Jahdali et al., 2010), depresi,

penurunan suasana hati yang tidak menentu

(mood swing), sehingga pasien enggan

melakukan interaksi sosial (Kutner, Zhang,

Huang, Bliwise, 2007; Siversten et al., 2006).

Terdapat beberapa faktor penyebab yang

berhubungan dengan kejadian insomnia pada

pasien hemodialisis antara lain lama

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

3  hemodialisis, jadwal hemodialisis, tingkat

parathyroid hormone (PTH) (Sabbatini et al.,

2002) , kadar trigliserida, tingkat adekuasi,

tingkat albumin, gender (Chang & Yang, 2011),

umur, restless leg syndrome, gaya hidup

(konsumsi kopi) (Al-Ameedy, 2013), faktor

psikologis (kecemasan), dan faktor biologis

(nutrisi, anemia, penyakit penyebab GGK)

(Rosdiana, 2011).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia sehingga gangguan tidur khususnya

insomnia menjadi salah satu hal yang sangat

diperhatikan dan membutuhkan penanganan

segera dalam dunia keperawatan. Jika

kebutuhan tidur tidak dapat terpenuhi secara

adekuat akan terjadi banyak dampak buruk bagi

kesehatan baik secara fisik dan psikologis.

Masalah ini dapat terselesaikan ketika diketahui

penyebab-penyebab terjadinya insomnia

sebagai bentuk data dalam pengkajian

keperawatan sehingga perawat dapat

melakukan asuhan keperawatan yang tepat dan

efektif bagi masalah gangguan tidur yang

dialami serta secara langsung dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien. Oleh

karena itu, perlu diteliti apa saja faktor

penyebab kejadian insomnia pada pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di

Rumah Sakit Islam Jakarta ?

Metode

Desain penelitian yang digunakan adalah

deskriptif korelasi menggunakan pendekatan

cross sectional. Pada studi cross sectional

pengumpulan data dilakukan pada satu titik

waktu atau selama satu kali periode

pengumpulan data (Swarjana, 2012). Penelitian

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen.

Variabel independen penelitian ini adalah umur,

keluhan fisik (pruritus, sakit kepala, sesak

napas), stress psikologis, jadwal hemodialisis,

lama hemodialisis, dan quick of blood.

Sedangkan variabel dependen pada penelitian

ini adalah insomnia. Pengambilan sampel

penelitian menggunakan metode stratified

random sampling kepada 50 responden yaitu

pasien hemodialisis yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi penelitian.

Analisis yang dilakukan meliputi analisis

univariat dan analisis bivariate. Analisis

univariat bertujuan untuk menjelaskan dan

mengetahui frekuensi atau proporsi dari setiap

variabel yang akan diteliti. Analisis bivariat

berguna untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Penetuan teknik uji statistik yang dilakukan

disesuaikan dengan jenis data yang terdapat

pada variabel independen dan dependen serta

distribusi data yang normal atau tidak melalui

uji normalitas.

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

4  

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Karakteristik

Karakteristik Insomnia

Ya Tidak n % n %

Jenis Kelamin a. Laki-Laki b. Perempuan

12 15

44,44 55,56

14 9

60,87 39,13

Total 27 100 23 100 Tingkat Pendidikan

a. PT b. SMA c. SMP d. SD

2

11 8 6

7,41 40,74 29,63 22,22

4 10 5 4

17,39 43,48 21,74 17,39

Total 27 100 23 100

Hasil

Karakteristik Individu

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak

52% responden berjenis kelamin laki-laki dan

48% berjenis kelamin perempuan. Reponden

yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak

20%, tingkat SMP sebanyak 26%, tingkat SMA

sebanyak 42%, dan tingkat Perguruan Tinggi

sebanyak 12%. Responden yang mengalami

insomnia sebanyak 27 orang (54%), sedangkan

sebanyak 23 orang (46%) tidak mengalami

insomnia.

Faktor Biologis, Faktor Psikologis, Faktor

Dialisis

Berdasarkan hasil analisis diperoleh umur

responden < 50 tahun sebanyak 46%

Sedangkan responden dengan umur > 50 tahun

yaitu 54%. Keluhan fisik yang dialami

responden selama satu bulan terakhir yaitu

berupa gatal-gatal atau pruritus sebanyak 50%,

keluhan sesak napas dialami oleh 42%,

sedangkan untuk keluhan fisik berupa sakit

kepala dialami 40%. Responden memiliki dua

jadwal hemodialisis yang berbeda yaitu pagi

sebanyak 54% sedangkan pada jadwal siang

hari terdapat 46%. Pada variabel lama

hemodialisis dikategorikan menjadi dua yaitu

lebih dari 3 tahun sebanyak 66% dan kurang

dari tiga tahun sebanyak 34%. Rata-rata tingkat

QB responden adalah 259,4 mL/menit (SD=

32,41; CI= 95%). Sedangkan rata-rata tingkat

stress responden adalah 16,62 (SD=5,43; CI=

95%).

 

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

5  

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur, Keluhan Fisik, Jadwal, dan Lama Hemodialisis

Variabel Frekuensi Persentase (%) Umur a. < 50 tahun b. > 50 tahun

23 27

46% 54%

Pruritus a. Ya b. Tidak

25 25

50% 50%

Sesak Napas a. Ya b. Tidak

21 29

42% 58%

Sakit Kepala a. Ya b. Tidak

20 30

40% 60%

Jadwal Hemodialisis: a. Pagi b. Siang

27 23

54% 46%

Lama Hemodialisis a. > 3 tahun b. < 3 tahun

33 17

66% 34%

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Quick of Blood dan Stress Psikologis

Variabel Mean ± SD Median Minimal-Maksimal 95% CI Quick of Blood 259,4 ± 32,41 250 210 - 330 250,18 – 268,61

Stress Psikologis 16,62 ± 5,43 18 6 - 27 15,07 – 18,16

Hubungan Faktor Biologis, Faktor

Psikologis, Faktor Dialisis dengan Insomnia

Diperoleh bahwa sebanyak 29,6% berumur <50

tahun yang mengalami insomnia dan sebanyak

70,4% berumur >50 tahun. Hasil uji statistik

menunjukan adanya hubungan antara umur

dengan kejadian insomnia (p=0,012; α=0,05).

Peluang responden dengan umur lebih dari 50

tahun untuk mengalami insomnia lebih besar

4,45 kali lebih besar (OR=4,45; CI 95%: 1,35-

14,65).

Hasil analisis diperoleh bahwa 70,37%

responden dengan keluhan pruritus mengalami

insomnia, sedangkan responden yang

mengalami insomnia tanpa ada keluhan pruritus

sebanyak 29,63%. Hasil uji statistik

menunjukan adanya hubungan antara pruritus

dengan kejadian insomnia pada responden

(p=0,002; α=0,05; OR=6,73; CI 95%: 1,94-

23,26).

Responden dengan keluhan sesak napas yang

mengalami insomnia sebanyak 55,56%,

sedangkan 44,44% yang tidak ada keluhan

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

6  sesak napas, mengalami insomnia. Hasil uji

statistik menunjukan adanya hubungan antara

sesak napas dengan kejadian insomnia pada

responden (p=0,035; α=0,05; OR=3,54; CI

95%: 1,07-11,78)

Hasil analisis diperoleh sebanyak 55,56%

responden dengan keluhan sakit kepala

mengalami insomnia, sedangkan responden

yang mengalami insomnia tanpa ada keluhan

sakit kepala sebanyak 44,44%. Hasil uji

statistik menunjukan ada hubungan antara sakit

kepala dengan kejadian insomnia pada

responden (p=0,015; α=0,05; OR=4,50; CI

95%: 1,07-11,78).

Melalui hasil analisis diperoleh bahwa

responden yang menjalani hemodialisis pada

jadwal pagi hari sebanyak 40,74% mengalami

insomnia, sedangkan yang tidak mengalami

insomnia sebanyak 69,57%. Responden yang

menjalani hemodialisis pada jadwal siang hari

sebanyak 59,26% mengalami insomnia,

sedangkan yang tidak mengalami insomnia

sebanyak 30,43%. Hasil uji statistik adanya

hubungan antara jadwal hemodialisa dengan

kejadian insomnia pada responden (p=0,042;

α=0,05; OR=3,32; CI 95%: 1,03-10,76).

Pada hasil analisis diperoleh sebanyak 18,51%)

yang telah menjalani hemodialisis kurang dari 3

tahun mengalami insomnia, sedangkan

responden yang telah menjalani hemodialisis

lebih dari 3 tahun sebanyak 81,48% mengalami

insomnia. Melalui hasil uji statistik didapatkan

bahwa ada hubungan antara lama hemodialisis

dengan kejadian insomnia pada responden (p =

0,012; α=0,05; OR=4,8; I 95%: 1,35-17,08).

Pada rata-rata tingkat QB sebesar 248,89

(SD=22,25; CI 95%), responden mengalami

insomnia sedangkan pada rata-rata tingkat QB

sebesar 271,74 (SD=38,22 CI 95%), responden

tidak mengalami insomnia. Melalui hasil uji

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan nilai rata-rata tingkat quick of blood

antara responden yang mengalami insomnia

dan tidak insomnia (p = 0,011; α=0,05).

Pada rata-rata tingkat stress psikologis sebesar

20,26 (SD=3,57; CI 95%), responden

mengalami insomnia, sedangkan pada rata-rata

tingkat stress psikologis sebesar 12,35

(SD=3,93; CI 95%), responden tidak

mengalami insomnia. Melalui hasil uji

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan nilai rata-rata tingkat stress

psikologis antara responden yang mengalami

insomnia dan tidak insomnia (p = 0,000;

α=0,05).

Pembahasan

Insomnia

Pada penelitian ini prevalensi insomnia

dilaporkan masih cukup tinggi yaitu 54%.

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

7  Tabel 4. Hasil Uji Statistik Chi Square

   *nilai signifikan; α = 0,05

Tabel 5. Hasil Uji Statistik T Independen Insomnia dan Stress Psikologis

Variabel Mean ± SD SE n p value

Insomnia 0,000* a. Ya 20,26 ± 3,57 0,69 27

b. Tidak 12,35 ± 3,93 0,82 23

   *nilai signifikan; α = 0,05

Tabel 6. Hasil Uji Statistik T Independen Insomnia dan Quick of Blood

Variabel Mean ± SD SE n p value Insomnia

0,011*

a. Ya 248,89 ± 22,25 4,28 27 b. Tidak 271,74 ± 38,22 7,97 23

   *nilai signifikan; α = 0,05

Hal tersebut sejalan dengan penelitian-

penelitian sebelumnya yang menyatakan

kejadian insomnia pada pasien hemodialisis

masih menjadi masalah tidur utama termasuk di

Indonesia seperti yang dilaporkan oleh

Rosdiana (2012), bahwa sebanyak 54,7%

pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis

mengalami insomnia.

Insomnia yang dikaji pada penelitian ini adalah

insomnia kronik yang gejalanya meliputi

Variabel Insomnia p value OR Ya Tidak

n % n % Umur

a. < 50 tahun b. > 50 tahun

8

19

29,6 70,4

15 8

65,2 34,8

0,012* 4,45 (1,35-14,65)

Pruritus a. Ya b. Tidak

19 8

70,37 29,63

6

17

26,09 73,91

0,002*

6,73

(1,94-23,36) Sesak Napas

a. Ya b. Tidak

15 12

55,56 44,44

6 17

26,09 73,91

0,035*

3,54 (1,07-11,78)

Sakit Kepala a. Ya b. Tidak

15 12

55,56 44,44

5

18

21,74 78,26

0,015* 4,50 (1,29-15,68)

Jadwal HD a. Pagi b. Siang

11 16

40,74 59,26

16 7

69,57 30,43

0,042* 3,32 (1,03-10,76)

Lama HD a. < 3 tahun b. > 3 tahun

5

22

18,51 81,48

12 11

52,17 47,83

0,012* 4,80

(1,35-17,08)

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

8  kesulitan untuk tidur, terbangun pada saat

malam atau dini hari, serta tidak merasa segar

setelah bangun tidur dan telah dialami lebih

dari satu bulan. Menurut Novak et al., (2006)

insomnia jenis ini sering terjadi pada pasien

yang menjalani hemodialisis akibat perubahan

biokimia dan metabolik, faktor gaya hidup,

depresi, stress, kecemasan, penyakit tidur

lainnya serta keadaan azotemia atau uremia.

Hubungan Umur dengan Kejadian Insomnia

Pada Pasien hemodialisis

Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa ada

hubungan antara umur dan kejadian insomnia

pada responden. Mayoritas responden yang

mengalami insomnia memiliki umur di atas 50

tahun yang masuk dalam kategori dewasa akhir

hingga lanjut usia. Hasil penelitian ini selaras

dengan penelitian oleh Al-Ameedy (2013),

didapatkan 89,4% pasien hemodialisis dengan

hemodialisis yang mengalami insomnia berusia

lebih dari 60 tahun.

Perubahan tidur pada populasi lansia sangat

berperan dalam keluhan insomnia pada pasien

uremia. Perubahan tersebut meliputi

pemanjangan tahap NREM 1 serta diikuti

dengan NREM 3 dan NREM 4 yang memendek

bahkan sangat jarang memasuki tahap tidur

REM (Miller, 2012). Pemanjangan tahap

NREM 1 membuat pasien sulit untuk

menginisiasi tidur dan mudah terbangun dengan

rangsangan minimal. Sedangkan pemendekan

NREM 3 dan 4 membuat kualitas serta

kuantitas tidur menurun pada pasien (Coon,

2006).

Hubungan Keluhan Fisik dengan Kejadian

Insomnia Pada Pasien hemodialisis

Keluhan fisik dalam penelitian ini terdiri dari

pruritus, sesak napas, dan sakit kepala pada

responden. Hasil analisis diketahui bahwa ada

hubungan antara pruritus dengan kejadian

insomnia pada responden. Hal ini sejalan

dengan penelitian oleh Einollahi (2014) yang

menyebutkan pasien hemodialisis yang

mengalami gatal-gatal pada kulit memiliki

kualitas tidur yang lebih buruk (p value<0,05).

Gatal-gatal yang dirasakan tanpa penyebab

yang jelas pada pasien hemodialisis biasanya

disebut pruritus uremik. Penyebab utama

pruritus uremik adalah keadaan uremia,

ketidakseimbangan elektrolit seperti

magnesium, abnormalitas metabolisme

kalsium-fosfor sehingga terjadi deposit di

dalam kulit, proliferasi sel mast kulit,

hipertiroidisme, kulit kering, ketidakadekuatan

dialisis dan anemia defisiensi zat besi (Kumar,

2015). Sebanyak 12% pasien hemodialisis

mengalami hiperparatiroidisme sekunder yang

menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya

pruritus (Levin et al., 2006). Keadaan ini

menstimulasi sel mast untuk melepaskan

histamin dan menyebabkan mikropresipitasi

garam, kalsium, dan magnesium di kulit

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

9  (Roswati, 2013). Hal tersebut menjadi salah

satu pemicu rasa gatal pada kulit.

Hasil analisis selanjutnya diketahui bahwa ada

hubungan antara sakit kepala dengan kejadian

insomnia pada responden. Lebih dari setengah

jumlah responden yang mengalami insomnia

memiliki keluhan sakit kepala. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Yeung, Chung, dan

Wong (2009) yang melaporkan bahwa

sebanyak 56,1% responden di China mengalami

sakit kepada dan terdapat hubungan antara

insomnia dan sakit kepala dengan frekuensi

minimal sekali dalam seminggu.

Pada penelitian ini belum dikaji secara spesifik

mengenai jenis sakit kepala yang dialami

responden namun, sakit kepala yang dirasakan

responden mayoritas terjadi setelah menjalani

sesi hemodialisis. Goksan et al (2004)

melaporkan kejadian sakit kepala dialisis terjadi

pada 57,5%. Sakit kepala tersebut secara

patofisiologis belum diketahui namun, ada

beberapa faktor yang dapat memicu yaitu

perubahan tekanan darah, tingkat sodium dan

magnesium selama sesi hemodialisis, deprivasi

cafein, dan stress (Yusuf, 2014). Menurut

peneliti, sakit kepala dapat menyebabkan

insomnia. Rasa nyeri ini memberikan rasa tidak

nyaman dan menimbulkan kecemasan serta

kegelisahan pada pasien sehingga pasien sulit

untuk memulai tidur, mudah terbangun pada

saat malam hari karena rasa nyeri yang

dirasakan dan berakibat pada penurunan

kualitas tidur.

Hasil analisis selanjutnya diketahui bahwa ada

hubungan antara sesak napas dengan kejadian

insomnia pada responden. Sesak napas yang

terjadi pada responden terjadi karena asupan

cairan yang berlebihan sehingga antara

masukan dan keluaran cairan tidak seimbang.

Hubungan Stress Psikologis dengan

Kejadian Insomnia Pada Pasien hemodialisis

Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa ada

perbedaan rata-rata stress psikologis yang

signifikan antara yang mengalami insomnia dan

yang tidak mengalami insomnia pada

responden. Secara tidak langsung dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai stress

yang didapatkan semakin tinggi pula tingkat

atau keparahan insomnia. Penelitian Anees

(2008) memperkuat hasil penelitian ini, ia

melaporkan sebanyak 56,1% pasien

hemodialisis mengalami stress yang mengacu

pada depresi dan menyebabkan gangguan tidur

seperti insomnia dan EDS. Hal ini dipicu oleh

beberapa faktor yaitu status sosioekonomi,

perubahan fungsional tubuh akibat sakit,

perubahan status kepegawaian, perubahan

peran, status perkawinan, serta dinamika dalam

keluarga.

Rasa stress yang dialami oleh pasien dapat

merangsang saraf simpatis untuk mengeluarkan

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

10  katekolamin dan kortisol-steroid yang dapat

meningkatkan rasa gelisah, ketegangan otot,

frekuensi napas meningkat, serta hipertensi. Hal

ini juga menstimulasi Reticular Activating

System (RAS) yang mengatur siklus tidur

sehingga meningkatkan latensi tidur, dan

mengurangi efisiensi tidur yaitu peningkatan

frekuensi terbangun di malam hari (Pandi-

Perumal & Kramer, 2010). Hal tersebut dapat

menginduksi terjadinya insomnia pada pasien

hemodialisis.

Hubungan Jadwal Hemodialisis dengan

Kejadian Insomnia Pada Pasien hemodialisis

Pada penelitian ini diperoleh bahwa terdapat

hubungan antara jadwal hemodialisa dengan

kejadian insomnia pada responden. Kejadian

insomnia lebih banyak dialami oleh responden

yang menjalani hemodialisis dengan jadwal

siang hari dari pada yang memiliki jadwal pagi

hari. Hal ini sejalan dengan penelitian Eryavuz

et al (2008) di Turki dan Al-Jahdali et al

(2010) di Arab Saudi yang melaporkan kejadian

insomnia lebih banyak dialami oleh pasien

hemodialisis dengan jadwal siang. Sedangkan

penelitian Merlino et all (2006) di Itali

menyatakan hal berbeda yaitu pasien

hemodialisis dengan jadwal pagi hari lebih

berisiko 1,92 kali mengalami insomnia.

Menurut Merlino, hal ini terjadi karena

peningkatan perasaan stress psikologis dan

depresi akibat bangun terlalu pagi untuk

menjalani hemodialisis (Sabbatini et al., 2002;

Merlino et al., 2006).

Insomnia pada pasien hemodialisis dengan

jadwal siang hari juga terjadi karena

berubahnya irama sirkandian tidur (Al-Jahdali,

2010). Mayoritas pasien hemodialisis merasa

mengantuk dan tidur pada saat proses

hemodialisis berlangsung (Wang et al., 2013).

Terapi hemodialisis pada jadwal siang hari

berakhir menjelang malam sehingga waktu

tidur pada saat hemodialisis berlangsung dekat

dengan waktu tidur normal yaitu pada malam

hari. Hal rutin tersebut terjadi setiap 2 kali

dalam seminggu sehingga merubah jadwal

biologis dari tidur. Perubahan ini yang

menyebabkan responden pada malam hari

mengalami kesulitan untuk tertidur dan harus

bangun pada pagi hari untuk bekerja sehingga

kualitas dan waktu tidur sangat berkurang.

Hubungan Lama Hemodialisis dengan

Kejadian Insomnia Pada Pasien hemodialisis

Melalui hasil analisis lebih lanjut diketahui

adanya hubungan antara lama hemodialisis

dengan kejadian insomnia pada pasien

hemodialisis. Penelitian ini sesuai dengan

penelitian Sabbatini et al (2002) yang

mengungkapkan sebanyak 75,4% responden

yang mengalami insomnia telah menjalani

hemodialisis lebih dari 13 bulan sehingga

disimpulkan terdapat kejadian insomnia yang

tinggi pada pasien yang telah lama menjalani

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

11  hemodialisis (p < 0,005). Keterbatasan

penelitian pada variabel ini adalah lama

hemodialisis belum dispesifikan menjadi satuan

bulandan hanya dapat dibulatkan dalam satuan

tahun karena keterbatasan data rekam medis di

rumah sakit sehingga tidak dapat divalidasi

ulang secara lebih rinci lamanya hemodialisis

yang telah dijalani oleh responden

Pasien yang telah menjalani terapi hemodialisis

lebih dari 12 bulan akan berkurang kemampuan

tubuhnya untuk beradaptasi dan waktu

pemulihan memanjang setelah sesi hemodialisis

sehingga dapat menyebabkan kerentanan

terhadap terjadinya komplikasi (Jaber, 2010).

Pada penelitian Sabbatini et al (2002) juga

dijelaskan bahwa kejadian insomnia tersebut

dikarenakan makin progresifnya gejala serta

penyakit yang mendasari terapi hemodialisis

dan akibat komplikasi yang timbul seperti

masalah kardiovaskuler dan neurologis yang

sering muncul pada pasien hemodialisis jangka

panjang. Terlebih jika terjadi penumpukan

ureum akibat ketidakadekuasian hemodialisa

sehingga lama kelamaan menimbulkan keadaan

uremia atau azotemia yang dapat menimbulkan

gejala-gejala fisik yang mengganggu pada

pasien sehingga menyebabkan terganggunya

tidur dan mengarah pada insomnia kronik.

Hubungan Quick of Blood dengan Kejadian

Insomnia Pada Pasien hemodialisis

Rekomendasai kecepatan aliran darah rata-rata

dalam durasi hemodialisis 4-5 jam adalah 250-

400 mL/ menit (NIDDK, 2009; Pernefri, 2003).

Pada penelitian ini didapatkan adanya

hubungan antara tingkat QB dengan kejadian

insomnia pada responden. NKF-KDOQI juga

tidak menganjurkan hemodialisis 2 kali

seminggu. Frekuensi ini hanya dilakukan untuk

sementara waktu dan pada pasien yang

memiliki berat badan yang ringan atau kurus.

Pada responden rata-rata QB pada pasien

hemodialisis yang mengalami insomnia adalah

248,89 mL/menit dan rata-rata tersebut di

bawah rekomendasi yang telah ditetapkan.

Durasi hemodialisis 5 jam setiap sesi dan

dilakukan 2 kali seminggu. Jumlah jam dalam

seminggu yang direkomendasikan di Indonesia

adalah 10-15 jam/minggu (Pernefri, 2011). Jika

dihitung, responden memiliki durasi 10

jam/minggu yang merupakan standar durasi

paling minimal pada terapi hemodialisis.

Walaupun hanya dilihat melalui tingkat quick of

blood dan durasi hemodialisis tanpa

menghitung rumus Kt/v atau URR karena

kurangnya data penunjang dari Rumah Sakit,

hal-hal tersebut dapat mengacu kepada

ketidakadekuasian dari terapi hemodialisis.

Pernyataan tersebut ini diperkuat oleh

penelitian Lambie et al (2003) yang

menyatakan adekuasi hemodialisis bergantung

kepada durasi waktu hemodialisis dan

kombinasi dari fungsi akses vaskuler yang

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

12  meliputi QB, minimum dan rata-rata arterial

line pressures, dan nilai minimum serta

maksimum venous line pressures.

Ketidakadekuasian HD dapat memicu

terjadinya masalah tidur. Ketidakadekuasian

HD tidak dapat mengkoreksi secara baik nilai

BUN dan kreatinin pasien sehingga lama

kelamaan akan menimbulkan keadaan

azotemia. Keadaan azotemia dapat

menimbulkan keluhan-keluhan fisik yang dapat

mengganggu tidur seperti uremik pruritus serta

sakit kepala dan jika tidak ditangani akan

berlanjut pada insomnia.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa insomnia

berhubungan dengan umur, keluhan fisik, stress

psikologis, lama hemodialisis, jadwal

hemodialisis, dan QB. Perawat harus lebih

kritis dan teliti dalam mengidentifikasi berbagai

masalah kesehatan yang dialami pasien

khususnya masalah tidur yang dapat berakibat

buruk bagi kesehatan baik dari segi fisik

maupun psikologis. Setelah mengidentifikasi

masalah, perawat juga perlu mengidentifikasi

faktor pencetus masalah tidur tersebut agar

dapat membuat rencana asuhan keperawatan

yang tepat. Perawat juga perlu mengembangkan

intervensi untuk pencegahan maupun untuk

mengatasi masalah insomnia seperti terapi

relaksasi dan sleep hygiene.

Referensi

Anees, M., Barki, H., Masood, M., Ibrahim, M.,

Muntaz, A. (2008). Depression in

hemodialysis patients. Pakistan

Journal of Medical Sciences, 24(4),

560-565.

Al-Ameedy, W. A. (2013). Insomnia in patients

with renal failure undergoing

hemodialysis. Medical Journal of

Babylon, 10(3), 600-612. Retrieved

from

www.medicaljb.com/articles/issue.asp

x?volx=10&isid=3

Al-Jahdali, H., Khogeer, H., Al-Qadhi, W.,

Baharoon, S., Tamin, H., Al-Hejaili,

F. …Al-Sayyari, A. (2010). Insomnia

in chronic renal patients on dialysis in

Saudi Arabia. Journal of Circadian

Rhythm, 8, 7. doi: 10.1186/1740-

3391-8-7

Bomback, A., & Bakris, G. (2011). Chronic

kidney disease and hypertension

essentials. London: Jones & Bartlett

Learning.

Chang, Shu-Yu & Yang, Te-Cheng. (2011).

Sleep quality and associated factors in

Hemodialysis patients. Acta

Nephrologica, 25(3), 97-104.

Retrieved from

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

13  

www.tsn.org.tw/tsnFile/journal/catalo

g/D8CE4CA8D4F5FDEE

Coon, D. (2006). Phychology: A Modular

Approach to Mind and Behavior.

Belmont: Thomson Higher Education.

Einollahi, B., Motalebi, M., Rostami, Z.,

Nemati, E., Salesi, M. (2014) Sleep

quality among Iranian hemodialysis

patients: A multicenter study. Nephro-

Urology Monthly,7(1), e23849.

doi: 10.5812/numonthly.23849

Eryavuz, N., Yuksel, S., Acarturk, G., Uslan, I.,

Demir, S., Demir, M., Sezer, M. T.

(2008). Comparison of sleep quality

between hemodialysis and peritoneal

dialysis patients. International

Urology and Nephrology, 40(3), 785-

791. Retrieved from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

18427944

Goksan, B., Karaali-Savrun, F., Ertan, S., &

Savrun, M. (2004). Haemodialysis-

related headache. Cephalgia, 24(4),

284-287. doi: 10.1111/j.1468-

2982.2004.00668.x.

Greenberg, A., & Cheung, A. K. (2005). Primer

on kidney diseases. Philadephia:

Saunders Elsevier.

Jaber, B. L., Lee, Y., Collins, A. J., Hull, A. R.,

Kraus, M. A., McCarthy, J.,

…Finkelstein, F. O. (2010). Effect of

Daily Hemodialysis on Depressive

Symptoms and Postdialysis Recovery

Time: Interim Report From the

FREEDOM (Following

Rehabilitation, Economics and

Everyday-Dialysis Outcome

Measurements) Study. American

Journal of Kidney Diseases, 56(3),

531-539. doi:

10.1053/j.ajkd.2010.04.019

Kumar, R. A., Ushaskehar, Baksaran,

Appandraj. (2015). Prevalence of

uremic pruritus among chronic renal

failure patients who are on

hemodialysis-a case report.

International Journal of Advances in

Case Reports, 2(4), 232-234.

Retrieved from

www.mcmed.us/journal/ijacr.

Kutner, N. G., Zhang, R., Huang, Y., Bliwise,

D. L. (2007). Association of Sleep

Difficulty with Kidney Disease

Quality of Life Cognitive Function

Score Reported by Patients Who

Recently Started Dialysis. Clinical

Journal of the American Society of

Nephrology, 2(2), 284-289. doi:

10.2215/CJN.03000906

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

14  Lambie, S. H., Taal, M. W., Fluck, R. J.,

McIntyre, C. W. (2003). Analysis of

factors associated with variability in

haemodialysis adequacy. Nephrology

Dialysis Transplantation, 19(2), 406-

412

Lewis, S. M., Heitkemper, M. M., Dirksen, S.

R., Bucher, L., & Mariann, H. (2011).

Medical-surgical nursing: Assessment

and management of clinical Problems

(8th Ed). Missouri: Mosby Elsevier.

Merlino, G., Piani, A., Dolso, P., Adorati, M.,

Cancelli, I., Valente, M., & Gigli, G.

(2006). Sleep disorders in patients

with end stage renal disease

undergoing dialysis therapy. Nephrol

Dial Transplan, 21, 184-190. doi:

10.1093/ndt/gfi144

Miller, C. A. (2012). Nursing for wellness in

older adult (6th Ed). Philadelpia:

Lippincott Williams & Wilkins.

Morin, C. M., & Espie, C. A. (2003). Insomnia:

A clinician’s guide to assessment and

treatment. Kluwer Academic: New

York.

National Institute of Diabetes and Digestive and

Kidney Diseases (NIDDK). (2006).

Treatment methods for kidney failure.

USA: Clearinghouse. Retrieved from

http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases

/pubs/hemodialysis/

NKF K/DOQI. (2002). Clinical practice

guidelines for chronic kidney disease:

Evaluation, Classification, and

Stratification. Retrieved from

http://www.kidneyorg/professionals/k

doqi/guidline_ckd/htm

Novak, M., Shapiro, C. M., Mendelssohn,

D., Mucsi, I. (2006). Diagnosis and

Management of Insomnia in Dialysis

Patients. Seminars in Dialysis,

19(1), 25–31. doi: 10.1111/j.1525-

139X.2006.00116.

Pandi-Perumal, S. R., & Kramer, M. (2010).

Sleep an Mental Illness. United States

of America: Cambridge University

Press.

Perkumpulan Nefrologi Indonesia (Pernefri).

(2011). 4th Report of Indonesian renal

registry. Retrieved from

www.pernefri-

inasn.org/Laporan/4thAnnualReport

Rosdiana, Ida. (2011). Analisis Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian

Insomnia Pada Pasien Gagal Ginjal

Kronik yang Menjalani Hemodialisis

di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Tasikmalaya dan Garut (Tesis).

Retrieved from

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA …

15  

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2028

1435-TIdaRosdiana/

Roswati, E. (2013). Pruritus pada pasien

hemodialisis. Cermin Dunia

Kedokteran, 40(4), 260-266.

Retrieved from

http://www.kalbemed.com/Portals/6/0

8_203Pruritus%20pada%20Pasien%2

0Hemodialisis.pdf

Sabbatini, M., Minale, B., Crispo, A., Pisani,

A., Ragosta, A., Esposito, R.

...Andreucci, V. E. (2002). Insomnia

in maintenance haemodialysis

patients. Nephrology Dialysis

Transplantation, 17, 852-856.

Retrieved from

www.ndt.oxfordjournals.org/cgi/conte

nt/short/17/5/852

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., &

Cheever, K. H. (2009). Brunner &

Suddarth’s textbook of medical-

surgical nursing: in one volume (12th

Ed). Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.

Wang MY, Chan SF, Chang LI, et al. Better

sleep quality in chronic

haemodialyzed patients is associated

with morning-shift dialysis: a cross-

sectional observational study. Int J

Nurs Stud 2013;50:1468–73.

Yeung, W., Chung, K., Wong, C. (2010).

Relationship between insomnia and

headache in community-based middle-

aged Hong Kong Chinese women.

Journal Headache Pain, 11, 187-195.

doi: 10.1007/s10194-010-0199-y.

Faktor-Faktor ..., Anggita Swastiara, FIK UI, 2016