faktor-faktor yang berhubungan dengan usia …

15
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887 104 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nur Khasananh Prodi D-IV Bidan Pendidik UNRIYO ABSTRAK Pernikahan dini menyebabkan banyak masalah di antaranya dari segi fisik, sosial dan psikologi. Dari segi fisik yaitu anemia, berisiko terjadi ca.serviks dan berisiko apabila hamil dan melahirkan. Dari segi sosial dan psikologi dapat menyebabkan stress karena ketidaksiapan fisik mapun mental sehingga menimbulkan ketidakmampuan merawat bayi dengan baik dan juga perceraian. Angka pernikahan dini di kabupaten Gunung Kidul meningkat dari tahun 2012 yaitu 26.78 menjadi 34% pada tahun 2013.Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan usia pernikahan. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif, dengan desain penelitian Cross sectional. Penelitian kuantitatif Jumlah sampel 257 orang, dipilih dengan teknik simple random sampling dan diukur menggunakan angket dengan kuisioner terstruktur yang sudah di ujicoba. Hasil penelitian ini jumlah wanita yang menikah dini sebanyak 128 (49.8%).Variabel pendidikan responden dominan berhubungan dengan usia pernikahan dengan OR 96.7 setelah dikontrol dengan variable pekerjaan dan ekonomi orang tua. Pekerjaan adalah konfonding untuk hubungan pendidikan responden dengan usia pernikahan. Dari penelitian ini diharapkan petugas KUA untuk tetap melakukan penyuluhan dan konseling kepada para remaja mengenai usia pernikahan serta dampak negatif dari pernikahan dini. Bagi para tenaga kesehatan dan tokoh agama diharapkan untuk menginformasikan kepada masyarakat luas mengenai batasan usia pernikahan dan dampak negatif pernikahan dini. Bagi Dinas pendidikan diharapkan untuk lebih menekankan kembali kepada masyarakat mengenai wajib belajar 9 tahun. Kata kunci : usia pernikahan wanita, pernikahan dini, pendidikan, pekerjaan, ekonomi . Daftar pustaka 31 (1999 2013) PENDAHULUAN Pernikahan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan No 1 Tahun 1974). Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia tahun 2007. Untuk level ASEAN, tingkat pernikahan dini di Indonesia berada di urutan kedua terbanyak setelah Kamboja. Menurut Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN; 2010), dari segi kesehatan Pernikahan usia muda adalah Pernikahan yang dilakukan di bawah usia 20 tahun. Dampak fisik yang bisa terjadi diantaranya apabila seorang wanita menikah dini dan hamil maka akan berisiko terjadinya perdarahan, preeklampsia, dan infeksi pada saat melahirkan yang akan menyebabkan kematian ibu. Wanita yang menikah pada usia dini juga berisiko mengalami kanker serviks, karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus dua kali

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

104

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA

PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI

KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Nur Khasananh Prodi D-IV Bidan Pendidik UNRIYO

ABSTRAK

Pernikahan dini menyebabkan banyak masalah di antaranya dari segi fisik, sosial dan psikologi. Dari segi

fisik yaitu anemia, berisiko terjadi ca.serviks dan berisiko apabila hamil dan melahirkan. Dari segi sosial

dan psikologi dapat menyebabkan stress karena ketidaksiapan fisik mapun mental sehingga menimbulkan

ketidakmampuan merawat bayi dengan baik dan juga perceraian. Angka pernikahan dini di kabupaten

Gunung Kidul meningkat dari tahun 2012 yaitu 26.78 menjadi 34% pada tahun 2013.Tujuan penelitian

yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan usia pernikahan.

Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif, dengan desain penelitian Cross sectional.

Penelitian kuantitatif Jumlah sampel 257 orang, dipilih dengan teknik simple random sampling dan diukur

menggunakan angket dengan kuisioner terstruktur yang sudah di ujicoba. Hasil penelitian ini jumlah

wanita yang menikah dini sebanyak 128 (49.8%).Variabel pendidikan responden dominan berhubungan

dengan usia pernikahan dengan OR 96.7 setelah dikontrol dengan variable pekerjaan dan ekonomi orang

tua. Pekerjaan adalah konfonding untuk hubungan pendidikan responden dengan usia pernikahan.

Dari penelitian ini diharapkan petugas KUA untuk tetap melakukan penyuluhan dan konseling kepada para

remaja mengenai usia pernikahan serta dampak negatif dari pernikahan dini. Bagi para tenaga kesehatan

dan tokoh agama diharapkan untuk menginformasikan kepada masyarakat luas mengenai batasan usia

pernikahan dan dampak negatif pernikahan dini. Bagi Dinas pendidikan diharapkan untuk lebih

menekankan kembali kepada masyarakat mengenai wajib belajar 9 tahun.

Kata kunci : usia pernikahan wanita, pernikahan dini, pendidikan, pekerjaan, ekonomi.

Daftar pustaka 31 (1999 – 2013)

PENDAHULUAN

Pernikahan adalah ikatan batin antara

pria dan wanita sebagai suami istri dengan

tujuan membentuk keluarga/rumah tangga

yang bahagia dan kekal berdasar Ketuhanan

Yang Maha Esa (UU Perkawinan No 1

Tahun 1974).

Menurut United Nations Development

Economic and Social Affairs (UNDESA,

2010), Indonesia merupakan negara ke-37

dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di

dunia tahun 2007. Untuk level ASEAN,

tingkat pernikahan dini di Indonesia berada

di urutan kedua terbanyak setelah Kamboja.

Menurut Badan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN; 2010), dari segi

kesehatan Pernikahan usia muda adalah

Pernikahan yang dilakukan di bawah usia 20

tahun. Dampak fisik yang bisa terjadi

diantaranya apabila seorang wanita menikah

dini dan hamil maka akan berisiko terjadinya

perdarahan, preeklampsia, dan infeksi pada

saat melahirkan yang akan menyebabkan

kematian ibu. Wanita yang menikah

pada usia dini juga berisiko mengalami

kanker serviks, karena semakin muda

usia pertama kali seseorang berhubungan

seks, maka semakin besar risiko daerah

reproduksi terkontaminasi virus dua kali

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

105

lipat pada wanita dengan usia <20 tahun

(Kumalasari, 2012).

Menurut data Badan Pusat Statistik

(BPS) Prov DIY Tahun 2013, modus usia

Pernikahan pertama wanita 19-24 tahun

adalah sebesar 52,04%. Hal ini

menunjukkan meningkatnya kesadaran

wanita akan besarnya risiko usia Pernikahan

usia muda. Walaupun demikian, persentase

wanita yang pernah menikah yang usia

pernikahan pertamanya kurang dari 19 tahun

juga masih ditemui yaitu sebesar 18,23%,

jumlah ini tidak jauh berbeda dengan jumlah

pada tahun 2012 yaitu 18,20. Pernikahan

dibawah umur ini terdapat disemua

kabupaten/kota, dan dari tahun 2012 sampai

saat ini data yang tertinggi adalah di

kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar

26,78 pada tahun 2012 meningkat menjadi

30,04% pada tahun 2013.

Menurut data Kementrian Agama

Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2013,

jumlah wanita yang menikah pada Tahun

2013 adalah 6582 orang 34% menikah usia

<20 tahun, jumlah ini masih tergolong tinggi

dan tidak terjadi penurunan yang bermakna

dari tahun sebelumnya dimana pada tahun

2012 terdapat 38% wanita yang menikah

usia <20 tahun. Dari data tersebut kecamatan

Wonosari merupakan kecamatan yang

memiliki angka tertinggi dibandingkan

dengan 17 kecamatan lainnya, hal tersebut

ditunjukkan dengan angka wanita yang

pernah menikah dengan usia Pernikahan

pertamanya < 16 tahun yaitu sebesar 8

wanita, sedangkan wanita yang menikah

dengan modus usia Pernikahan 16 – 24 tahun

yaitu sebesar 239 orang.

Menurut data dari KUA kecamatan

Wonosari jumlah wanita yang menikah

Tahun 2013 dari 14 Desa adalah 693 orang,

138 diantaranya menikah diusia < 20 tahun.

Selain itu juga terdapat peningkatan angka

dispensasi nikah dari 5 orang pada tahun

2012 menjadi 7 orang pada tahun 2013.

Berdasarkan penelitian - penelitian

terdahulu memberikan hasil yang berbeda

antara satu penelitian dengan penelitian yang

lain, dimana faktor-faktor yang berhubungan

dengan usia pernikahan diantaranya umur,

pendidikan, tingkat pengetahuan sedangkan

pekerjaan, adat-istiadat, ekonomi tidak

berhubungan (Endang Irianti, 2009),

ekonomi, adat-istiadat, pendidikan

berhubungan dengan usia pernikahan,

sedangkan keluarga tidak berhubungan

dengan usia pernikahan (Siti Yuli A, 2008),

pengetahuan, pendidikan berhubungan

dengan pernikahan dini, penghasilan tidak

berhubungan dengan pernikahan dini (Cut

Rosmawar, 2013),

Berdasarkan data pernikahan dini yang

masih tinggi dan penelitian terdahulu yang

masih memiliki hasil yang berbeda-beda

serta masih ada variabel yang belum pernah

diteliti maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan usia pernikahan

wanita di Kecamatan Wonosari

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

106

Kabupaten Gunung Kidul Provinsi DIY

Tahun 2013”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian

deskriptif analitik, menggunakan metode

kuantitatif dengan kombinasi kualitatif.

Pendekatan dilakukan dengan cara cross

sectional yaitu peneliti hanya melakukan

observasi dan pengukuran variabel pada

satu saat tertentu saja.

Populasi dan Sampel

1. Populasi

populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh wanita yang menikah di Tahun

2013 tercatat di KUA Kecamatan

Wonosari Kabupaten Gunung Kidul

yaitu sebanyak 693 wanita.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah wanita yang menikah dini dan

tidak dini pada tahun 2013 yaitu

sebanyak 257 orang. Teknik

pengambilan sampel yaitu dengan cara

Simple Random Sampling.

3. Variabel dependen usia pernikahan

wanita

Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi operasional faktor-faktor usia pernikahan wanita di kecamatan

Wonosari Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2013

No Variabel dan Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala

1. Usia pernikahan

umur responden pada

saat melakukan

pernikahan pertamakali

secara administratif

tercatat di KUA menurut

pengakuan responden

Angket kuesioner 1. Menikah dini jika

<20 tahun

2. Menikah tidak dini

(normal) jika ≥20

tahun

(BKKBN, 2010)

Ordinal

2. Pendidikan Responden

Jenjang sekolah terakhir

yang pernah diikuti

secara formal oleh

responden menurut

pengakuan responden

Angket kuesioner 1. Rendah (SD,

SMP)

2. Tinggi (SMU, PT)

Ordinal

3. Pekerjaan

Suatu kegiatan yang

dilakukan untuk mencari

nafkah sesuai data yang

diisi responden menurut

pengakuannya

Angket kuesioner 1. Tidak Bekerja

2. Bekerja

Nominal

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

107

4. Ekonomi Orang tua

Penghasilan orangtua dari

hasil bekerja dan didapat

rutin perorang setiap

bulan sesuai data yang

diisi responden

Menurut pengakuannya

Angket kuesioner 1. Rendah ( < 1 juta)

2. Tinggi ( ≥ 1 juta)

Ordinal

INSTRUMEN PENELITIAN

Pada penelitian ini instrumen yang

digunakan adalah kuesioner dengan

berbentuk pertanyaan tertutup.

Pengolahan dan analisa Data

1. Pengolahan Data

Adapun proses pengolahan data melalui

: Editing, Skoring, Entry data, Coding,

Cleaning data, Tabulating.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel

penelitian (Notoatmodjo, 2010).

b. Analisa Bivariate

Analisis bivariat yaitu analisis yang

dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau

berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).

c. Analisa Multivariate

Analisis multivariat adalah analisis

yang digunakan untuk mengetahui

variabel independen yang paling

berpengaruh dari beberapa variabel

yang lain terhadap variabel

dependen pada waktu yang

bersamaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Hasil Analisa Univariat

Analisis univariat (desktriptif) dilakukan

untuk menjelaskan/ mendeskriptifkan

karakteristik masing-masing variabel

yang diteliti.

a. Variabel Dependen

1. Usia Pernikahan

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Mean, Modus, dan Range Usia Pernikahan Wanita di Kecamatan

Wonosari Kabupaten Gunung Kidul

Tahun 2013 Usia Menikah Jumlah Persentase (%)

14 1 0.4

15 6 2.3

16 7 2.7

17 20 7.8

18 40 15.6

19 55 21.4

20 10 3.9

21 15 5.8

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

108

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui

bahwa dari hasil total keseluruhan yang

berjumlah 257 wanita, usia termuda wanita

menikah adalah 14 tahun sedangkan yang

tertua adalah 31 tahun. Rata-rata wanita

menikah pada usia 21 tahun, akan tetapi

yang paling sering adalah usia 19 tahun

sebanyak 55 orang (21.4%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Usia Pernikahan Wanita di Kecamatan Wonosari Kabupaten

Gunung Kidul

Tahun 2013

Usia Menikah Jumlah Persentase

Menikah Dini

Tidak Menikah Dini

128

129

49.8

50.2

Total 257 100

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui

bahwa dari hasil total keseluruhan yang

berjumlah 257 wanita, sebagian wanita

menikah dini yaitu sebanyak 128 orang

(49.8%). Dari pertanyaan kuesoner yang

diberikan ternyata sebagian besar wanita

melakukan pernikahan di usia 19 sampai

dengan 25 tahun.

a. Variabel Independen

1) Pendidikan Responden

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Mean, Modus, dan Range pendidikan

Wanita yang menikah di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Gunung Kidul

Tahun 2013

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Rendah

Tinggi

SD

SLTP

SLTA

D3

S1

35

81

111

18

12

13.6

31.5

43.2

7.0

4.7

Total 257 100

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui

bahwa dari hasil total keseluruhan yang

berjumlah 257 wanita, sebagian besar wanita

mempunyai pendidikan tinggi sebanyak 141

orang (54.9%). Adapun pendidikan

terendah wanita yang menikah di tahun 2013

adalah SD, sedangkan yang tertinggi adalah

S1. Rata-rata pendidikan yang pernah di

22 15 5.8

23 14 5.4

24 13 5.1

25 19 7.4

26 12 4.7

27 10 3.9

28 10 3.9

29 6 2.3

30 3 1.2

31 1 .4

Total 257 100%

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

109

tempuh responden yang paling banyak

adalah SLTA yaitu sebanyak 111 (43.2%).

2) Pekerjaan

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Wanita yang Menikah

di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul

Tahun 2013

Pekerjaan Jumlah Persentase

Tidak Bekerja

Bekerja

190

67

73.9

26.1

Total 257 100

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa

dari hasil total keseluruhan yang berjumlah

257 wanita, sebagian besar wanita yang

menikah di tahun 2013 yaitu wanita yang

tidak bekerja sebanyak 190 wanita (73.9%).

3) Ekonomi Orang Tua

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Range, Modus, Mean Pendapatan Orangtua Wanita yang Menikah

di Kecamatan Wonosari Kabupaten

Gunung Kidul

Tahun 2013

Pendapatan Ayah Jumlah Persentase

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

500.000

600.000

700.000

750.000

800.000

850.000

900.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.500.000

1.600.000

1.700.000

1.800.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

4.000.000

10

2

1

5

16

4

36

21

47

17

10

3

35

2

5

1

17

1

1

1

16

2

2

2

3.9

0.8

0.4

1.9

6.2

1.6

14.0

8.2

18.3

6.6

3.9

1.2

13.6

0.8

1.9

0.4

6.6

0.4

0.4

0.4

6.2

0.8

0.8

0.8

Total 257 100

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui

bahwa dari hasil total keseluruhan yang

berjumlah 257 wanita, pendapatan terendah

yang diperoleh ayah responden adalah

Rp.200.000 dan yang tertinggi adalah

Rp.4.000.000, sedangkan pendapatan rata-

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

110

rata orangtua wanita yang menikah pada

tahun 2013 adalah Rp.860.000 dan yang

paling sering diperoleh adalah Rp.700.000.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Status Ekonomi Orangtua Wanita

yang Menikah di Kecamatan Wonosari Kabupaten

Gunung Kidul Tahun 2013

Pendapatan ayah Jumlah Persentase

Rendah

Tinggi

205

52

79.8

20.6

Total 257 100

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

111

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui

bahwa dari hasil total keseluruhan yang

berjumlah 257 wanita, sebagian besar

orangtua wanita yang menikah di tahun 2013

termasuk dalam kategori status ekonomi

rendah sebanyak 205 orang (79.8%),

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan

bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independent yaitu

pendidikan responden, pendidikan ayah

responden, pendidikan ibu responden,

pekerjaan, ekonomi orangtua, ekonomi

calon suami, ekonomi calon mertua,

pengetahuan tentang pernikahan dini,

tradisi, pandangan masyarakat, paparan

media mengenai informasi pernikahan dini,

paparan media massa tentang ekspos seks,

dan dorongan orangtua dengan variabel

dependen yaitu usia pernikahan wanita.

Secara jelas hasil analisis bivariat

disajikan dalam beberapa tabel sebagai

berikut :

a. Hubungan Pendidikan Responden

dengan Usia Menikah

Tabel 5.24

Hubungan Pendidikan Responden Dengan Usia Pernikahan Wanita di Kecamatan

Wonosari Kabupaten Gunung Kidul

Berdasarkan tabel 5.24, diketahui bahwa

responden yang memiliki pendidikan rendah

mempunyai proporsi 93.1% menikah dini,

sedangkan responden yang memiliki

pendidikan tinggi mempunyai proporsi

15.4% menikah dini.

Hasil uji statistik diperoleh p value 0.000

artinya p < alpha (0,05) berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara pendidikan

responden dengan usia pernikahan, dengan

OR = 81.675 yang menunjukkan bahwa

responden yang memiliki pendidikan rendah

berisiko 81.6 kali lebih tinggi untuk menikah

dini dibandingkan dengan responden yang

memiliki pendidikan tinggi

b. Hubungan Pekerjaan Dengan Usia Pernikahan

Tabel 5.27

Hubungan Pekerjaan Dengan Usia Pernikahan Wanita di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Gunung Kidul

Pekerjaan

Usia menikah

Total

p

OR Dini Tidak Dini

n % n % n %

Tidak Bekerja

Bekerja

84

44

44.2

65.7

106

23

55.8

34.3

190

67

100

100

0.004

0.414

Total 128 49.8 129 50.2 257 100

Pendidikan

Responden

Usia menikah

Total

p

OR Dini Tidak Dini

n % n % n %

Rendah

Tinggi

108

20

93.1

15.4

8

121

6.9

85.8

116

141

100

100

0.001

81.675

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

112

Berdasarkan tabel 5.27, diketahui

bahwa responden yang tidak bekerja

mempunyai proporsi 44.2% menikah dini,

sedangkan responden yang bekerja

mempunyai proporsi 65.7% menikah dini.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p

value 0.004 artinya p < alpha (0,05) berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara

pekerjaan dengan usia pernikahan, dengan

OR = 0.414 yang menunjukkan bahwa

responden yang tidak bekerja memiliki

resiko 5 kali lebih tinggi tidak menikah dini

dibandingkan dengan responden yang

bekerja.

c. Hubungan Ekonomi Orang tua Dengan Usia Pernikahan

Tabel 5.28

Hubungan Ekonomi Orangtua Dengan Usia Pernikahan Wanita di Kecamatan

Wonosari Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2013

Pendapatan Ayah

Usia menikah

Total

p

OR Dini Tidak Dini

n % n % n %

Rendah

Tinggi

111

17

54.1

32.7

94

35

45.9

67.3

205

52

100

100

0.009

2,431

Total 128 49.8 129 50.2 257 100

Berdasarkan tabel 5.28, diketahui

bahwa ayah yang memiliki pendapatan

rendah mempunyai proporsi 54.1%

anaknya menikah dini, sedangkan ayah

yang memiliki pendapatan tinggi

mempunyai proporsi 32.7% anaknya

menikah dini.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p

value 0.009 artinya p < alpha (0,05) berarti

berarti terdapat hubungan yang signifikan

antara pendapatan ayah dengan usia

pernikahan, dengan OR = 2.431 yang

menunjukkan bahwa pendapatan ayah yang

rendah beresiko 2.4 kali lebih tinggi untuk

responden menikah dini dibandingkan

dengan pendapatan ayah yang tinggi.

3. Analisa Multivariat

Setelah dilakukan analisis bivariat,

selanjutnya dilakukan analisis multivariat

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel independen yang paling dominan

dengan dependen. Tahap awal multivariat

adalah penentu variabel independen

potensial (variabel kandidat multivariat)

yang akan masuk dalam analisis

multivariat, yaitu variabel dari hasil analisis

bivariat hasil dari logistik sederhana. Dari

hasil analisis bivariat, dapat ditemukan

variabel yang termasuk dalam kandidat

multivariat yaitu yang mempunyai nilai

tertinggi.

a. Seleksi Bivariat

Dalam tahap ini masing-masing variabel

independen (pendidikan responden,

pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan,

pendapatan ayah, pendapatan calon suami,

pendapatan calon mertua, pengetahuan,

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

113

tradisi, pandangan masyarakat, paparan

informasi, paparan seks, dorongan orang

tua) dihubungkan dengan variabel dependen

(usia pernikahan). Bila hasil bivariat

menunjukkan P value <0,25 maka variabel

tersebut ikut ke langkah selanjutnya yaitu

tahap multivariate dengan menggunakan

regresi logistik sederhana. Adapun hasil

seleksi bivariat adalah sebagai berikut :

Tabel 5.37

Seleksi Bivariat

Variabel P value Keterangan

1. Pendidikan Responden

2. Pekerjaan

3. Ekonomi Orang Tua

0.000

0.002

0.005

Ikut Multivariat

Ikut Multivariat

Ikut Multivariat

Hasil seleksi bivariat ternyata tidak ada

variabel independen yang mempunyai p value

> 0,25 sehingga semua masuk ke tahap

multivariate selanjutnya.

b. Pemodelan Awal Multivariat

Dengan menggunakan uji regresi logistik

pada tahap awal dilakukan eliminasi

variabel independen dengan cara

menghilangkan variabel yang mempunyai

nilai p_value yang paling besar dapat dilihat

pada tabel berikut:

Pemodelan Multivariat

Tabel 5.38

Hasil pemodelan pertama

ternyata ada variable yang p_value nya >

0.05 yaitu pekerjaan dan ekonomi

orangtua

c. Pemodelan Kedua Pekerjaan

Dikeluarkan

Analisis selanjutnya adalah

mengeluarkan variabel yang nilai

p_value nya terbesar ke 1 yaitu variabel

pekerjaan. Hasil analisis model kegiatan

tanpa pekerjaan adalah sebagai berikut.

Tabel 5.39

Hasil Regresi Logistik

setelah pekerjaan dikeluarkan, lihat perubahan OR

Variabel p_value OR 95% CI

1. Pendidikan Responden

2. Pekerjaan

3. Ekonomi Orang Tua

0.000

0.277

0.202

93.179

1.678

0.541

36.947 – 234.997

0.660 – 4.268

0.210 – 1.389

Variabel p value OR 95% CI

1. Pendidikan Responden

2. Ekonomi Orang Tua

0.000

0.220

96.703

0.557

38.490 – 242.959

0.219 – 1.418

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

114

Tabel 5.40

Hasil Regresi Logistik dan Perubahan OR

Tidak terdapat perubahan OR >10% sehingga variabel pekerjaan dikeluarkan sehingga

hasilnya sebagai berikut:

Tabel 5.39

Hasil Regresi Logistik

Penghitungan pemodelan telah

selesai dan didapatkan data dari analisis

multivariat ternyata variabel yang

berhubungan dengan usia pernikahan adalah

variabel pendidikan responden dan ekonomi

orangtua. Variabel yang dominan

berhubungan dengan usia pernikahan

adalah variabel pendidikan responden,

dengan Odds Ratio (OR) adalah 96.703

artinya responden yang memiliki pendidikan

rendah berisiko sebesar 96 kali lebih tinggi

menikah usia dini dibandingkan dengan

responden yang memiliki pendidikan tinggi

setelah dikontrol dengan variabel pekerjaan

dan ekonomi orang tua, Variabel pekerjaan

adalah sebagai variable counfonding.

PEMBAHASAN

1. Usia Pernikahan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui

128 wanita (49.8%) melakukan

pernikahan di usia muda. Menurut

BKKBN usia pernikahan pertama bagi

remaja saat ini idealnya 20 tahun.

Menurut data KUA Kecamatan

Wonosari terdapat peningkatan angka

dispensasi nikah dari 5 orang pada tahun

2012 menjadi 7 orang pada tahun 2013.

2. Pendidikan Responden dengan Usia

Menikah

Berdasarkan hasil penelitian dari 257

responden yang diteliti, ternyata

responden yang memiliki pendidikan

rendah mempunyai proporsi 93.1%

menikah dini, sedangkan responden yang

memiliki pendidikan tinggi mempunyai

proporsi 15.4% menikah dini. Hasil uji

statistik diperoleh p value 0.001 artinya p

< alpha (0,05) berarti terdapat hubungan

yang signifikan antara pendidikan

responden dengan usia pernikahan,

Variabel

OR Pekerjaan Ada OR Pekerjaan

Tidak ada

Perubahan

OR

1. Pendidikan Responden

2. Pekerjaan

3. Ekonomi Orang Tua

93.179

1.678

0.541

96.703

-

0.557

-3.7%

-

-2.9%

Variabel p value OR 95% CI

1. Pendidikan Responden

2. Ekonomi Orang Tua

0.000

0.220

96.703

0.557

38.490 – 242.959

0.219 – 1.418

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

115

dengan OR = 81.675 yang menunjukkan

bahwa responden yang memiliki

pendidikan rendah berisiko 81.6 kali

lebih tinggi untuk menikah dini

dibandingkan dengan responden yang

memiliki pendidikan tinggi.

3. Ekonomi Orang tua dengan Usia

Pernikahan

Berdasarkan hasil penelitian dari 257

responden yang diteliti, ternyata ayah yang

memiliki pendapatan rendah mempunyai

proporsi 54.1% anaknya menikah dini,

sedangkan ayah yang memiliki pendapatan

tinggi mempunyai proporsi 32.7% anaknya

menikah dini.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p

value 0.009 artinya p < alpha (0,05) berarti

berarti terdapat hubungan yang signifikan

antara pendapatan ayah dengan usia

pernikahan, dengan OR = 2.431 yang

menunjukkan bahwa pendapatan ayah yang

rendah beresiko 2.4 kali lebih tinggi untuk

responden menikah dini dibandingkan

dengan pendapatan ayah yang tinggi.

4. Faktor yang paling dominan

berhubungan dengan usia pernikahan

Hasil analisis multivariat, Variabel yang

dominan berhubungan dengan usia

perkawinan adalah variabel pendidikan

responden setelah dikontrol dengan variabel

paparan informasi dan paparan seks. Hasil

analisis didapatkan Odds Ratio (OR) dari

variabel pendidikan responden adalah

96.703 artinya responden yang memiliki

pendidikan rendah beresiko sebesar 96 kali

lebih tinggi menikah usia dini dibandingkan

dengan responden yang memiliki

pendidikan tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Faktor-

Faktor Yang Berhubungan Dengan Usia

Pernikahan Wanita Di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2013

didapatkan hasil penelitian dan pembahasan

yang disimpulkan sebagai berikut :

1. Persentase pernikahan usia dini di

kecamatan Wonosari kabupaten Gunung

Kidul masih tinggi yaitu (49.8%).

2. Variabel yang berhubungan secara

signifikan (p<0,05) dengan usia

pernikahan dini di kecamatan Wonosari

kabupaten Gunung Kidul tahun 2013

adalah pendidikan responden dan ekonomi

orang tua. Pekerjaan tidak berhubungan

dengan usia pernikahan

3. Hasil analisis multivariat pada penelitian

ini menghasilkan bahwa pendidikan

responden merupakan faktor paling

dominan berhubungan dengan usia

pernikahan wanita di kecamatan Wonosari

kabupaten Gunung Kidul Provinsi DIY

tahun 2013. Hasil analisis didapatkan Odds

Ratio (OR) dari variabel pendidikan

responden adalah 96.703 artinya

responden yang memiliki pendidikan

rendah berisiko sebesar 96 kali lebih tinggi

menikah usia dini dibandingkan dengan

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

116

responden yang memiliki pendidikan

tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,

maka peneliti menyarakan beberapa hal

yaitu :

1. Bagi Petugas KUA

Diharapkan agar pihak Petugas KUA, dalam

hal ini semua petugas KUA kecamatan

Wonosari tetap melakukan upaya seperti

yang sudah dilakukan yaitu dengan cara

memberikan penyuluhan dan edukasi

mengenai batasan usia pernikahan yang

sesuai dengan batasan usia menikah secara

nasional yaitu 20 tahun kepada masyarakat

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan bagi para tenaga kesehatan Kab.

Gunung Kidul, khususnya untuk tenaga

kesehatan Kec. Wonosari yang dinas di

puskesmas mampu melakukan pendekatan

kepada masyarakat untuk menyampaikan

informasi dan melakukan edukasi secara

terarah dan berkesinambungan menganai

usia pernikahan dan dampak negatif dari

pernikahan usia dini, sehingga informasi

mudah diterima oleh masyarakat dan mereka

mau mengubah perilaku untuk tidak

melakukan pernikahan dini lagi.

3. Bagi Kementrian Agama

Diharapkan agar Kementrian Agama Kab.

Gunung Kidul memberitahukan dan

melakukan edukasi secara terarah dan

berkesinambungan kepada Para Tokoh

Agama mengenai informasi usia pernikahan

dan dampak negatif dari pernikahan dini,

sehingga para Tokoh Agama dapat

mensosialisasikan informasi tersebut

melalui kegiatan keagamaan yang dilakukan

bersama dengan masyarakat.

4. Bagi Pemerintah Deaerah

Diharapkan agar pemerintah daerah dalam

hal ini adalah Dinas Pendidikan Kab.

Gunung Kidul untuk melakukan penyuluhan

dan edukasi secara terarah dan

berkesinambungan kepada masyarakat

mengenai wajib belajar 9 tahun sesuai

dengan peraturan pemerintah sehingga

angka kejadian pernikahan dini dapat

menurun.

5. Bagi Masyarakat

Diharapkan agar masyarakat tidak

menikahkan anaknya yang masih berusia di

bawah batasan untuk menikah, yaitu 20

tahun. Apabila sudah terlajur menikah

muda, hendaknya menunda kehamilan

sampai usia 20 tahun atau lebih, atau dengan

menjarangkan kehamilan minimal 4 – 5

tahun antara anak pertama dengan anak yang

kedua, dan seterusnya.

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi

acuan bagi peneliti selanjutnya dan dapat

ditindaklanjuti sehingga hasilnya lebih

tajam, mengingat beberapa variabel yang

ternyata tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan pernikahan dini, menggali

lebih dalam lagi terkait faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya pernikahan dini.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

117

1. Ahmad, 2009. Pernikahan Dini Masalah

Kita Bersama. Avaiable at. http//pa-

bantul.net. Diakses pada tanggal 13

Februari 2015.

2. Al Ghifari, 2002. Pernikahan dini,

Dilema Generasi Ekstravaganza.

Bandung : Mujahid. Alwi, H. 2007.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

: Balai Pustaka

3. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian.

Jakarta : Rineka Cipta

4. Asmuji. 2013. Buku Ajar Keperawatan

5. Azwar, S. 2004. Penyusunan Skala

Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

6. BKKBN, 2010. Kesehatan Reproduksi.

Jakarta: Direktorat Advokasi dan KIE,

BKKBN.

7. ………., 2012. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia. Jakarta :BKKBN

8. BPS. 2012. Statistik Kesejahteraan

Rakyat Welfare statistic.

Yogyakarta:BPS

9. …..., 2013. Statistik Kesejahteraan

Rakyat Welfare statistic.

Yogyakarta:BPS

10. Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan

Indonesia. Jakarta : Depkes RI

11. Dinkes Provinsi DIY, 2008. Profil

Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. DIY : Dinkes

12. …………………….., 2011. Kesehatan

Ibu dan Anak. Yogyakarta : Dinkes

13. Duvall, E & Miller, C. M. (1985).

Marriage and Family Development 6 th

ed. New York: Harper & Row Publisher.

Avaiable at.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12

3456789/34234/4/Chapter%20II.pdf.

Di unduh pada tanggal 24 Januari

2015, pukul 17.00 WIB

14. Glasier A, & Gebbie A, 2006,

Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi, Jakarta: EGC.

15. Kumalasari Intan, 2012. Kesehatan

Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA …

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

118