faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi intensi...

125
i FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI MEMBELI PRODUK FASHION TIRUAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Knowledge, Piety, Integrity Oleh: JAZRAN EFENDI NIM : 109070000155 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

i

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG

MEMPENGARUHI INTENSI MEMBELI PRODUK

FASHION TIRUAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Knowledge, Piety, Integrity

Oleh:

JAZRAN EFENDI

NIM : 109070000155

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat
Page 3: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat
Page 4: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat
Page 5: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Bersyukurlah untuk setiap senyummu, agar Allah menghadiahkan keindahan untuk setiap butir air matamu” Mario Teguh

“Hidup tiada mungkin tanpa perjuangan, tanpa pengorbanan,

mulia adanya.”

Petikan syair lagu Indonesia Jaya

“There’s nothing interesting about looking perfect-you lose

the point. You want what you’re wearing to say something

about you, about who you are.”

Quotes about fashion by Emma Watson

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini ku persembahkan untuk Bapak & Ibu yang senantiasa

mendoakanku tanpa henti dan atas cinta kasih serta pengorbanan

tanpa syarat yang selalu tercurahkan untuk kebaikan dan

kesuksesanku, anaknya.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) September 2014

(C) Jazran Efendi

(D) (xiv + 87 halaman + lampiran)

(E) Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion

Tiruan.

(F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor psikologis yang

mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan. Penulis berteori bahwa

variabel sikap (behavioral beliefs dan outcome evaluation), norma subjektif

(normative beliefs dan motivation to comply), perceived behavioral control

(control beliefs dan power of factor) dan jenis kelamin mempengaruhi intensi

membeli produk fashion tiruan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

berganda. Sampel berjumlah 150 orang pengunjung kawasan pusat perbelanjaan

Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat yang diambil dengan teknik non-

probability sampling. Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen

pengumpulan data, yaitu alat ukur intensi membeli peneliti susun dengan

berpijak pada teori planned of behavior (Ajzen, 2005), sikap dan perceived

behavioral control dari Cheng, Fu dan Tu (2011) dan norma subjektif dari Ajzen

(1991).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari

seluruh independent variable yang diteliti terhadap intensi membeli produk

fashion tiruan sebagai dependent variable. Hasil uji hipotesis minor yang

menguji dari ketujuh variabel menunjukkan variabel motivation to comply

berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan,

sedangkan behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, control

beliefs, power of factor dan jenis kelamin tidak menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.

Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan

dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya seperti dengan menambah

jumlah sampel dan variabel yang akan diteliti yaitu risk averness, materialism

dan lain sebagainya agar hasil yang diperoleh lebih representatif.

(G) Daftar bacaan: 37; Buku: 15 + Jurnal: 18 + Tesis: 1 + Website: 3

Page 7: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah Jakarta State Islamic University

(B) September 2014

(C) Jazran Efendi

(D) (xiv + 87 page + attachment)

(E) Factors of Psychological which Influence to Intention Purchasing Counterfeit

Fashion Product.

(F) This research purpose to know factors of psychological which influence to

intention purchasing counterfeit fashion product. The writer theorize that

variable of attitude (behavioral beliefs and outcome evaluation), subjectif norm

(normative beliefs and motivation to comply), perceived behavioral control

(control beliefs and power of factor) and gender influence to intention

purchasing counterfeit fashion product.

This research was used quantitative approach with multiple regression analyze.

Total sample much 150 visitor Tanah Abang Trade Center at Central Jakarta

with non-probability sampling technique. In this research, writer modificated

instrument data collect, like instrument intention purchasing based on theory

planned of behavior (Ajzen, 2005), attitude, perceived behavioral control from

Cheng, Fu and Tu (2011) and subjective norm from Ajzen (1991).

Result of this research showing that there significant influence from all

independent variable toward intention purchasing counterfeit fashion product as

dependent variable. Result of test 7 minor hypothesis showing that variable

motivation to comply significant influence toward intention purchasing

counterfeit fashion product, whereas variable behavioral beliefs, outcome

evaluation, normative beliefs, control beliefs, power of factor and gender did not

a show significant influence toward intention purchasing counterfeit fashion

product.

Writer hope implication from this research result can be preview to developed

future research with increasing sample total and variable like risk averness,

materialism and others to result obtained more represntative.

(G) References: 37; Book: 15 + Journal: 18 + Thesis: 1 + Website: 3

Page 8: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’ alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor Psikologis yang

Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan”. Shalawat dan

salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan

para sahabatnya.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar sarjana psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skrispi ini, tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak dalam memberikan bimbingan, masukan, dan arahan.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si. Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajaran

dekanat lainnya yang telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam

rangka menciptakan lulusan berkualitas.

2. Solicha, M.Si, dosen pembimbing akademik kelas D angkatan 2009 yang

telah memberikan dukungan penuh dan do’a kepada saya dan seluruh

mahasiswa agar terus berupaya menyelesaikan studi dengan baik.

3. Dosen pembimbing skripsi I dan II, Dra. Diana Mutiah, M.Si dan Drs.

Akhmad Baidun M.Si. Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah

Bapak dan Ibu berikan, ilmu yang selalu tercurahkan, dan tentu kesabaran dan

ketulusan Bapak dan Ibu selama membimbing saya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

banyak memberikan pengetahuan seputar Psikologi dan juga seluruh

karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

banyak membantu peneliti dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan

skripsi.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

viii

5. Kedua orang tua saya, Bapak Jaharuddin dan Ibu Sopiyah serta kakak saya

Neldy dan keluarga besar. Saya mengucapkan terima kasih atas cinta dan

kasih sayang, motivasi, perhatian, pengertian, dukungan tak bersyarat serta

do’a yang tiada henti dipanjatkan untuk membantu saya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Sahabat D’One Heart family yang tak mampu saya sebutkan semua nama

mereka satu-persatu. Saya berterima kasih atas segala bentuk dukungan dan

perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kekeluargaan kita tetap

kompak dan sukses dalam meniti karir masing-masing.

7. Keluarga besar Kahfi Motivator School, guru sehat Bapak Tubagus Wahyudi

dan teman-teman angkatan 14 khususnya, yang telah memberikan pengajaran

berbagai ilmu sehingga memberikan dorongan positif yang secara signifikan

mengubah kekeliruan pola pikir penulis.

8. Sahabat-sahabat saya Adi, Khoir, Aziz, Tiar, Arif, Mukhtar, Deden, Rizki,

Rida, Naff, Dayat, dan lainnya, terima kasih atas diskusi ilmu yang sering kita

lakukan dan tentunya terima kasih atas tawa canda dan kesedihan yang kita

lewati bersama.

9. Seluruh responden yang telah membantu mengisi angket penelitian yang saya

berikan dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima

kasih untuk segala dukungan, bantuan, dan kemudahan yang telah diberikan

untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu

masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan

dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.

Jakarta, September 2014

Penulis

Page 10: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah ................................................................................ 1

1.2. Batasan dan perumusan masalah

1.2.1. Batasan masalah ...................................................................................... 8

1.2.2. Rumusan masalah ..................................................................................... 10

1.3. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian …………………………………………………………………………. 11

1.3.2. Manfaat penelitian

1.3.2.1. Manfaat teoritis ..................................................................................... 11

1.3.2.2. Manfaat praktis ...................................................................................... 11

1.4. Sistematika penulisan .................................................................................. 12

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Intensi membeli

2.1.1. Pengertian intensi membeli …………………………………………………………….. 14

2.1.2. Aspek intensi membeli …………………………………………………………………… 15

2.1.3. Faktor pengontrol intensi

2.1.3.1. Faktor internal ……………………………………………………………………………. 17

2.1.3.2. Faktor eksternal ………………………………………………………………………….. 18

2.1.4. Teori yang terkait dengan intensi

2.1.4.1. Theory of reason action (TRA) ……………………………………………………. 20

2.1.4.2. Theory of a planned behavior (TPB) …………………………………………….. 20

2.1.5. Determinan intensi ………………………………………………………………………… 22

2.1.6. Pengukuran intensi ………………………………………………………………………... 23

2.2. Sikap

2.2.1. Pengertian sikap ……………………………………………………………………………. 24

2.2.2. Anteseden sikap …………………………………………………………………………….. 25

2.2.3. Komponen sikap …………………………………………………………………………… 26

Page 11: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

x

2.2.4. Pengaruh sikap terhadap intensi membeli ………………………………………… 26

2.2.5. Pengukuran sikap …………………………………………………………………………. 27

2.3. Norma subjektif

2.3.1. Pengertian norma subjektif …………………………………………………………….. 28

2.3.2. Anteseden norma subjektif …………...………………………………………………… 28

2.3.3. Pengaruh norma subjektif terhadap intensi membeli ………………………….. 29

2.3.4.Pengukuran norma subjektif ……………………………………………………………. 30

2.4. Perceived behavioral control (PBC)

2.4.1. Pengertian perceived behavioral control …………………………………………… 31

2.4.2. Anteseden perceived behavioral control …………………………………………. ... 32

2.4.3.Pengaruh perceived behavioral control terhadap intensi membeli …………. 33

2.4.4. Pengukuran perceived behavioral control (PBC) ……………………………….. 33

2.5. Jenis kelamin ………………………………………………………………. 34

2.6. Produk fashion tiruan ………………………………………………………………………… 34

2.7. Kerangka berpikir ………………………………………….………………………………….. 35

2.8. Hipotesis penelitian ………………………………………………………... 39

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel

3.1.1. Populasi dan sampel penelitian ................................................................ 40

3.1.2. Teknik pengambilan sampel ..................................................................... 40

3.2. Variabel penelitian ...................................................................................... 41

3.3. Definisi operasional variabel........................................................................ 41

3.4. Instrumen pengumpulan data ....................................................................... 42

3.4.1. Alat ukur intensi membeli ........................................................................ 43

3.4.2. Alat ukur sikap .......................................................................................... 44

3.4.3. Alat ukur norma subjektif ......................................................................... 45

3.4.4. Alat ukur perceived behavioral control ………………………………………….. 46

3.5. Pengujian validitas konstruk ........................................................................ 47

3.5.1. Uji validitas konstruk intensi membeli .................................................... 49

3.5.2. Uji validitas konstruk sikap

3.5.2.1. Behavioral beliefs ................................................................................... 51

3.5.2.2. Outcome evaluation …………...…………………………………………. 52

3.5.3. Uji validitas konstruk norma subjektif

3.5.3.1. Normative beliefs …………………………………………………………………. 53

3.5.3.2. Motivation to comply …………………………………………………………….. 55

3.5.4. Uji validitas konstruk perceived behavioral control

3.5.4.1. Control beliefs ……………………………………………………………………... 56

3.5.4.2. Power of factor …………...………………………………………………… 57

Page 12: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

xi

3.6. Metode analisa data ..................................................................................... 59

3.7. Prosedur penelitian ...................................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran subjek penelitian ........................................................................ 63

4.2. Deskriptif statistik hasil penelitian ................................................................... 64

4.3. Kategorisasi skor variabel …………………………………………………………… 66

4.4. Hasil uji hipotesis

4.4.1. Analisis regresi variabel penelitian ........................................................... 68

4.4.2. Pengujian proporsi varians independent

variable .................................................................................................... 72

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 78

5.2. Diskusi ................................................................................................................. 78

5.3. Saran

5.3.1. Saran teoritis................................................................................................ 82

5.3.2. Saran praktis ............................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85

LAMPIRAN

Page 13: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerugian Total Industri di Indonesia akibat Pemalsuan

Produk Fashion, Periode 2002-2011 .................................................... 4

Tabel 3.1 Skor pengukuran skala ....................................................................... 43

Tabel 3.2 Blue print skala intensi membeli ........................................................ 44

Tabel 3.3 Blue print skala sikap ......................................................................... 45

Tabel 3.4 Blue print skala norma subjektif ........................................................ 46

Tabel 3.5 Blue print skala perceived behavioral control ................................... 47

Tabel 3.6 Muatan faktor intensi membeli .......................................................... 50

Tabel 3.7 Muatan faktor behavioral beliefs ....................................................... 52

Tabel 3.8 Muatan faktor outcome evaluation .................................................... 53

Tabel 3.9 Muatan faktor normative beliefs ........................................................ 54

Tabel 3.10 Muatan faktor motivation to comply ................................................ 56

Tabel 3.11 Muatan faktor control celiefs .......................................................... 57

Tabel 3.12 Muatan faktor Power of factor ......................................................... 58

Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian ................................................................ 63

Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian ……………………………………… 65

Tabel 4.3 Norma skor variabel ........................................................................... 66

Tabel 4.4 Kategorisasi skor intensi membeli, behavioral beliefs,

outcome evaluation, normative belief, motivation to comply,

control beliefs, power of factor, dan jenis kelamin ........................... 67

Tabel 4.5 Model Summary R ............................................................................... 68

Tabel 4.6 Anova Seluruh IV terhadap DV ......................................................... 69

Tabel 4.7 Koefisien Regresi ............................................................................... 70

Tabel 4.8 Proporsi varians variabel sikap, norma subjektif, pbc, dan jenis

kelamin .............................................................................................. 73

Tabel 4.9 Kontribusi varians independent variable terhadap dependent

variable …………………………………………………………………………. 76

Page 14: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar TPB dan background factor ............................................. 21

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ............................................. 38

Page 15: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Output Lisrel 8.7

Lampiran 2 Path Diagram Variabel

Page 16: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan skripsi.

1.1. Latar Belakang

Pakaian atau busana sudah menjadi kebutuhan pokok manusia selain makanan dan

tempat tinggal. Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi tubuh dari

bagian yang tidak terlihat dan menutupi dirinya, juga meningkatkan kenyamanan,

keamanan dari terbakar sinar matahari atau berbagai fungsi lainnya. Pakaian pada

mulanya dibuat dari tanah liat, daun-daunan, kulit binatang dan kulit kayu (Judy,

1986).

Perkembangan model dan jenis pakaian mengacu pada adat-istiadat,

kebiasaan, dan budaya masyarakat tertentu atau yang lebih dikenal dengan istilah

fashion. Fashion merupakan cara berpakaian sehari-hari untuk suatu kurun waktu

tertentu, yang diterima dan diikuti oleh sebagian masyarakat. Fashion terus

berubah dari waktu ke waktu, seringkali jauh lebih cepat daripada budaya dimana

fashion itu berkembang. Kata fashionable dipakai untuk menggambarkan

seseorang atau sesuatu yang cocok dengan look yang populer pada suatu masa,

kebalikannya disebut unfashionable (Kamus Mode, 2010).

Page 17: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

2

Dunia fashion terus memperlihatkan perkembangannya dikarenakan setiap

orang membutuhkan dan menyukai pakaian. Berbagai model dan desain pakaian

dibuat untuk memenuhi kebutuhan setiap penggemarnya. Secara global fashion

tidak terbatas pada pakaian, namun pada segala hal yang dapat membuat citra diri

seseorang menjadi lebih sempurna, seperti misalnya sepatu, tas, aksesoris dan

lain-lain, tetapi tetap berkaitan erat dengan pakaian (www.anneahira.com diakses

pada tanggal 17 November 2013 pada pukul 20.00).

Produk fashion pun kini dengan mudah ditemukan di pusat perbelanjaan

atau mal dengan berbagai model dan merek, tentu saja akan memudahkan

konsumen dalam mencari produk fashion yang diinginkan. Kegiatan berbelanja

memang sudah tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari terutama masyarakat

perkotaan khususnya ibukota Jakarta. Kota Jakarta telah tumbuh menjadi sebuah

kawasan komersial yang tanpa diduga ternyata menyimpan jumlah mal terbanyak

di dunia. Sebanyak 130 mal yang tersebar di seluruh kota Jakarta menjadikan para

perusahaan pemegang lisensi produk internasional dengan mudah mempengaruhi

konsumen dengan merek kenamaan dunia. Sebut saja PT. Mugi Rekso Abadi, PT.

Bagasi Luks, Time International ataupun Mahagaya Perdana yang telah sukses

membangun mal di Jakarta menjadi tak kalah bersaing dengan mal kelas dunia

(Amalludin, dalam Putri, 2010).

Penggunaan produk bermerek kelas dunia tidak hanya diperuntukkan bagi

konsumen yang berasal dari status sosial kalangan atas. Konsumen yang berasal

dari status sosial kalangan menengah pun ingin menyandang penggunaan produk

fashion ini, tentunya menciptakan efek yang beragam. Ketika pakaian ternyata

Page 18: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

3

menyandang merek desainer terkenal, hal itu dapat dianggap sebagai kemewahan

untuk mengekspresikan diri tentang ide dan arti diri seseorang (Mowen, 2002).

Dengan demikian konsumen termotivasi dan berkeinginan untuk memberikan

citra diri kepada orang lain dengan kemampuan untuk membayar harga tinggi

untuk produk bermerek tertentu (Solomon, dalam Rajagopal, 2010).

Sebagai konsumen yang menghargai karya orang lain atau hak cipta.

Konsumen seharusnya membeli produk fashion asli, tetapi tidak sedikit konsumen

yang memilih bahkan menggemari produk fashion tiruan. Kecenderungan perilaku

konsumen di Indonesia dalam membeli produk fashion ternyata lebih menggemari

produk fashion tiruan dibandingkan dengan produk fashion asli. Hasil survei

membuktikan dari 34 konsumen yang diwawancarai, 20 orang (58.82%) ternyata

memiliki kecenderungan untuk membeli produk fashion tiruan, 13 orang

(38.24%) memiliki kecenderungan untuk membeli produk fashion asli dan satu

orang (2.94%) memilih lain-lain (www.forum.kompas.com, diakses pada tanggal

7 November 2013 pada pukul 20.00 WIB). Menurut Cordell (dalam Siham, 1996),

konsumen lebih memilih produk fashion tiruan dikarenakan karena status

simbolik dari merek yang tertera, lokasi berbelanja yang mudah diakses, dan

rentang harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk fashion asli.

Fenomena pemalsuan produk yang sedang berkembang menyebabkan

masalah sosial dan ekonomi yang sangat serius dan dapat menimbulkan gejala

ekonomi dan kepercayaan konsumen terhadap produk bermerek tertentu (Tom, et

al., dalam Ahmad, 2012). Pembajakan atau pemalsuan dapat dikatakan sebagai

akibat dari meningkatnya perdagangan global dan, majunya perkembangan

Page 19: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

4

teknologi, dan meningkatnya barang yang dianggap bernilai untuk dipalsukan

(Business News, dalam Boonghee, 2005). Merek barang mewah mudah

dipalsukan karena barang tersebut mudah untuk dijual dan tidak menciptakan

biaya produksi yang tinggi (Ervina, 2013).

Banyak peneliti berpendapat bahwa meningkatnya pasar global akan

mengurangi homogenitas perilaku konsumen dalam suatu negara dan mampu

meningkatkan kesamaan di seluruh Negara (Rajagopal, 2010). Pemalsuan sulit

untuk dihentikan karena banyaknya permintaan dari konsumen di seluruh dunia

(Bloch, et al., dalam Ahmad, 2012). Pemalsuan merek populer merupakan

masalah yang serius di dunia tanpa terkecuali di Indonesia. Industri fashion

khususnya, produk palsu dapat ditemukan di sejumlah produk barang seperti

pakaian, sepatu, jam tangan dan perhiasan (Yoo & Lee, 2009). Sebuah laporan

menyebutkan bahwa investor internasional ragu untuk melakukan investasi

industri pakaian di Indonesia karena level pemalsuan yang tinggi di pasaran

(Ekawati, dalam Ervina, 2013). Kerugian akibat pemalsuan produk fashion yang

terjadi di Indonesia terlihat seperti tabel 1.1

Tabel 1.1

Kerugian Total Industri di Indonesia akibat Pemalsuan Produk Fashion, Periode

2002-2011

No Tahun Kerugian

1 2002 Rp. 2 Trilyun

2 2011 Rp. 43.2 Trilyun

Sumber: (www.thejakartapost.com, diakses pada tanggal 12 Desember 2012,

dalam Ervina, 2013)

Page 20: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

5

Berdasarkan uraian data di atas, kerugian yang dialami sektor industri di

Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Kecenderungan konsumen memilih

produk fashion tiruan memicu pertumbuhan pasar gelap yang merugikan berbagai

pihak. Fenomena seperti ini mendorong penelitian mengenai perilaku konsumen

dalam membeli produk fashion tiruan sangat dibutuhkan (Han, 2007).

Perilaku membeli yang dilakukan konsumen merupakan hal yang

kompleks karena melibatkan kegiatan mental dan fisik. Konsumen perlu terlebih

dahulu mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhannya, kemudian mulai

memikirkan dan mengumpulkan informasi tentang produk apa saja yang dapat

memenuhi dan memuaskannya, setelah informasi diperoleh selanjutnya informasi

tersebut dimasukkan ke dalam memori jangka panjang (retensi). Konsumen

akhirnya menilai, mencari, membeli, dan memakai produk yang dibutuhkan.

Penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa untuk mewujudkan suatu aktivitas

membeli perlu adanya kemauan yang kuat untuk melakukannya (Engel, 2006).

Menurut Ajzen (2005) kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tingkah

laku, termasuk tingkah laku membeli, dapat dijelaskan melalui konsep intensi.

Intensi dalam diri seseorang menggambarkan aspek internal maupun eksternal

yang mempengaruhi orang tersebut dalam mewujudkan suatu perilaku. Intensi

menunjukkan seberapa kuat seseorang bersedia untuk mencoba dan melakukan

dalam berbagai situasi. Perilaku yang berada di bawah kendali kemauan, maka

usaha orang tersebut akan terwujud sebagai aksi. Intensi yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu intensi membeli produk fashion tiruan.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

6

Faktor yang mempengaruhi intensi menurut Ajzen (2005) yaitu sikap,

norma subjektif dan perceived behavioral control. Sikap diasumsikan pada derajat

seseorang dari evaluasi yang disukai atau tidak disukai pada perilaku tertentu

(Ajzen, 2012). Sikap ditentukan oleh dua determinan yaitu behavioral beliefs dan

outcome evaluation (Ajzen, 2005). Sebelum seseorang memunculkan perilaku

membeli produk fashion tiruan, seseorang diasumsikan memiliki intensi dari

beberapa beliefs atau keyakinan untuk menampilkan perilaku tersebut. Keyakinan

positif dalam membeli produk fashion tiruan seperti harga yang lebih murah

mampu menjadi nilai kompensasi tersendiri bagi konsumen terlepas dari kualitas

produk yang lebih inferior. Konsumen pun memiliki sikap positif dalam membeli

produk fashion tiruan, begitu juga sebaliknya beliefs negatif juga akan

mempengaruhi sikap konsumen menjadi negatif terhadap produk fashion tiruan.

Norma subjektif merupakan persepsi orang lain (significant other) yang

dianggap penting bagi seseorang (Ajzen, 2005). Norma subjektif dipengaruhi oleh

normative beliefs dan motivation to comply. Keyakinan seseorang dalam membeli

produk fashion tiruan juga dipengaruhi oleh orang lain (significant other).

Seseorang yang ingin mengikuti tren fashion seperti busana yang dikenakan oleh

artis idolanya atau kostum klub sepakbola yang digemari, maka seseorang akan

memiliki intensi untuk membeli produk fashion tiruan seperti jersey tiruan yang

dikenakan pula oleh teman sebayanya.

Perceived behavioral control (PBC), merupakan keyakinan seseorang

akan adanya faktor yang mendukung atau menghambat munculnya suatu perilaku

(Ajzen, 2005). Perceived behavioral control (PBC) dipengaruhi oleh dua

Page 22: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

7

determinan yaitu control beliefs dan power of factor. Intensi yang dimiliki

seseorang untuk membeli produk fashion tiruan ternyata memiliki faktor yang

mendukung seperti lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal dan pendapatan

yang minim sehingga tak mampu membeli produk fashion asli yang harganya

jauh lebih mahal. Faktor penghambat konsumen dalam membeli produk fashion

tiruan seperti teman sebaya yang memang memiliki sikap negatif terhadap produk

fashion tiruan, informasi yang kurang memadai mengenai produk fashion tiruan

dan sebagainya.

Ajzen, Joyce, Sheikh, dan Cote (2011) melakukan penelitian tentang

memprediksi perilaku melalui peran akurasi informasi dengan melakukan empat

penelitian tentang intensi, yaitu intensi hemat energi, intensi mengkonsumsi

minuman alkohol, intensi beribadah di masjid, dan intensi voting untuk

mendukung aktivitas mahasiswa muslim. Hasil keempat penelitian tersebut

diketahui bahwa sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi. Hasil penelitian pertama,

sikap, norma subjketif dan perceived behavioral control memberikan pengaruh

yang signifikan sebesar 69% terhadap intensi hemat energi. Hasil penelitian

kedua, intensi untuk mengkonsumsi minuman alkohol diprediksi dengan tingkat

akurasi yang tinggi, yaitu sebesar 87%. Hasil penelitian ketiga pun menunjukkan

kotribusi sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control terhadap intensi

beribadah di masjid sebesar 46%. Dan hasil penelitian yang keempat mengenai

intensi voting untuk mendukung aktivitas mahasiswa muslim yaitu sebesar 69%.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

8

Pengaruh jenis kelamin terhadap intensi membeli pernah diteliti oleh Jason

M. Carpenter (2011) dalam jurnal penelitiannya berjudul Consumer Attitudes

toward Counterfeit Fashion Product: Does Gender Matter?. Hasil dari penelitian

ini dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan antara faktor jenis

kelamin terhadap keyakinan mengenai pandangan atau keyakinan dalam membeli

produk fashion tiruan. Studi ini juga menjelaskan bahwa perempuan

membutuhkan dorongan insentif finansial lebih besar dari pria untuk memesan

atau melakukan transaksi jual-beli di pasar gelap (black market). Penelitian ini

penting untuk mengangkat faktor demografi khususnya jenis kelamin sebagai

variabel tambahan guna memprediksi konsumen dalam membeli produk fashion

tiruan.

Berdasarkan penjelasan dan survei di atas serta melihat pentingnya

pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan jenis kelamin

terhadap intensi membeli produk fashion tiruan pada konsumen mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor Psikologis

yang Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan”.

1.2. Batasan dan Rumusan Masalah

1.2.1. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan ini lebih terarah. Adapun

pembatasan masalah yang penulis maksudkan di sini antara lain:

1. Intensi membeli yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh pengunjung kawasan pusat

Page 24: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

9

perbelanjaan Tanah Abang dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku

membeli produk fashion tiruan.

2. Behavioral beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan

yang dimiliki pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang dan

merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap terhadap

perilaku membeli produk fashion tiruan.

3. Outcome evaluation yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan evaluasi

positif atau negatif pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang

terhadap perilaku membeli produk fashion tiruan berdasarkan keyakinan yang

dimilikinya.

4. Normative beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan

mengenai harapan orang lain (significant other) terhadap pengunjung

kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang menjadi acuan untuk

menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan.

5. Motivation to comply yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

keyakinan pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang untuk

mengikuti pendapat orang lain (significant other) dalam memunculkan

perilaku membeli produk fashion tiruan.

6. Control beliefs yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keyakinan

mengenai sumber dan kesempatan yang dibutuhkan (requisite resources and

opportunities) pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang untuk

memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

10

7. Power of factor yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi

pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang mengenai sumber

yang diperlukan baik untuk memunculkan tingkah laku atau menghalangi

terjadinya suatu tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan

pemunculan perilaku membeli produk fashion tiruan.

8. Jenis kelamin merupakan sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan.

9. Produk fashion tiruan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan produk

fashion yang dibuat dengan meniru produk fashion aslinya guna

mempengaruhi konsumen bahwa produk tersebut sama seperti aslinya

(OECD, 1998).

10. Subjek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu

pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang yang berlokasi di

Jakarta Pusat.

1.2.2. Rumusan masalah

Untuk lebih memudahkan dalam meneliti masalah ini, maka dibuat rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation

to comply, control beliefs, power of factor dan jenis kelamin berpengaruh

secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan?

2. Apakah behavioral beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan?

3. Apakah outcome evaluation berpengaruh secara signifikan terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan?

Page 26: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

11

4. Apakah normative beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan?

5. Apakah motivation to comply berpengaruh secara signifikan terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan?

6. Apakah control beliefs berpengaruh secara signifikan terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan?

7. Apakah power of factor berpengaruh secara signifikan terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan?

8. Apakah jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk meneliti dan menguji

signifikansi pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control (PBC)

dan jenis kelamin dalam memprediksi intensi membeli produk fashion tiruan.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1.3.2.1. Manfaat teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan mampu

memberikan kontribusi pengetahuan yang bisa dijadikan literatur tambahan

dalam bidang psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi (PIO)

kajian perilaku konsumen dengan memberikan bukti empiris pada penelitian

ini.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

12

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk

penelitian lanjutan mengenai perilaku konsumen.

1.3.2.2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi produsen, konsumen

dan pihak terkait sebagai referensi untuk memahami perilaku konsumen dalam

membeli produk fashion tiruan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

membantu konsumen yang ingin membeli produk terutama fashion untuk lebih

memahami dan mengidentifikasi kebutuhan konsumen sebelum mengambil

keputusan.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan

APA (American Psychology Association) style dan penyusunan dan penulisan

skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian

dibagi menjadi beberapa bahasan seperti berikut ini:

BAB I. Pendahuluan

Bab I ini berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian

terhadap intensi membeli produk fashion tiruan, batasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II. Landasan Teori

Bab II ini berisi sejumlah teori yang berhubungan dengan masalah

yang akan diteliti secara sistematis, kerangka berpikir dan hipotesis

penelitian.

Page 28: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

13

BAB III. Metode Penelitian

Bab III ini berisi mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian,

instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian

Bab IV ini berisi mengenai hasil penelitian meliputi, pengolahan

statistik dan analisis terhadap data.

BAB V. Kesimpulan, Diskusi Dan Saran

Bab V ini berisi rangkuman keseluruhan hasil penelitian dan

menyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat

diskusi dan saran.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

14

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam bab kajian teori ini akan dibahas mengenai teori yang terkait dengan

variabel yang akan digunakan dalam penelitian, dilanjutkan dengan kerangka

berpikir dan hipotesis.

2.1. Intensi membeli

2.1.1. Pengertian intensi membeli

Intensi membeli berkaitan erat dengan keputusan membeli konsumen, karena

digunakan untuk memprediksi kecenderungan seseorang akan melakukan atau

tidak melakukan perilaku membeli. Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan

intensi sebagai kemungkinan subjektif seseorang sebelum memunculkan sebuah

perilaku, intensi tersebut bisa dalam jumlah yang kecil atau besar hingga dianggap

sebagai probabilitas. Ajzen (1991) mengasumsikan intensi untuk mengetahui

faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikator

bagaimana seseorang ingin menampilkan suatu perilaku dan seberapa besar usaha

yang digunakan untuk melakukan perilaku. Selanjutnya Ajzen (2005) menjelaskan

intensi adalah kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh seseorang dan

dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku tertentu.

Menurut Engel (1995) perilaku membeli diawali dengan intensi. Pada

umumnya seseorang yang memiliki intensi untuk melakukan tindakan tertentu,

maka akan lahir perilaku tertentu. Pada konteks perilaku membeli produk fashion

Page 30: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

15

tiruan, konsumen sebelumnya sudah memiliki intensi untuk menampilkan

perilaku membeli. Mowen dan Minor (2002) mendefinisikan intensi membeli

merupakan intensi perilaku yang berkaitan dengan keinginan konsumen dalam

berperilaku guna memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu produk atau

jasa.

Definisi intensi membeli menurut Assael (1998) yaitu tahap terakhir dari

rangkaian proses keputusan pembelian konsumen. Proses ini dimulai dari

munculnya kebutuhan akan suatu produk atau merek (need arousal), dilanjutkan

dengan pemrosesan informasi oleh konsumen (consumer information processing).

Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi produk atau merek tersebut. Hasil

evaluasi ini yang akhirnya memunculkan niat atau intensi untuk membeli,

sebelum akhirnya konsumen melakukan pembelian. Jadi, definisi intensi membeli

pada penelitian skripsi ini peneliti menggunakan teori dari Ajzen (2005) yaitu

kemungkinan subjektif yang akan dilakukan oleh seseorang dan dimungkinkan

terbentuknya suatu perilaku membeli produk fashion tiruan.

2.1.2. Aspek intensi membeli

Menurut Fishben dan Ajzen (1975) intensi memiliki empat aspek, yaitu:

1. Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang akan diwujudkan. Pada

konteks membeli produk fashion tiruan, perilaku khusus yang diwujudkan

merupakan bentuk perilaku membeli yaitu dengan membeli produk fashion

tiruan di toko yang jelas menjual produk fashion tiruan.

2. Sasaran (object), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang

menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu

Page 31: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

16

orang atau objek tertentu (particular object), sekelompok orang atau objek (a

class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object). Pada

konteks membeli produk fashion tiruan, objek yang menjadi sasaran

munculnya perilaku dapat berupa tersedianya uang dan model fashion yang

sedang menjadi tren.

3. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu

perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan). Situasi dapat

pula diartikan sebagai lokasi terjadinya perilaku. Pada konteks membeli

produk fashion tiruan, perilaku tersebut dapat muncul jika individu merasa

membutuhkan produk fashion tiruan tersebut dengan harga yang lebih murah,

risiko kerugian yang lebih kecil dan kondisi lingkungan yang berdekatan

dengan pasar/toko.

4. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu,

dalam satu periode atau tidak terbatas misalnya waktu yang spesifik (hari

tertentu, tanggal tertentu, jam tertentu), periode tertentu (bulan tertentu), dan

waktu yang tidak terbatas.

Setiap aspek akan mempengaruhi perilaku pada tingkat yang sangat

spesifik, seseorang akan menampilkan tingkah laku tergantung pada objek, pada

situasi tertentu, dan waktu tertentu pula. Dalam hal objek atau target intensi dapat

diarahkan pada suatu objek tertentu, suatu kelompok atau objek apapun. Begitu

pula dengan situasi, seseorang mungkin saja berintensi untuk melakukan suatu

tingkah laku pada situasi atau lokasi tertentu. Begitu juga dengan waktu, intensi

juga dapat muncul pada waktu tertentu.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

17

2.1.3. Faktor pengontrol intensi

Ajzen (2005) menjelaskan bahwa terdapat faktor yang membuat seseorang dapat

mencapai tujuan atau mewujudkan sebuah perilaku. Faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

2.1.3.1. Faktor internal

Faktor internal menyangkut faktor di dalam diri individu yang dapat

mempengaruhi seseorang dalam menampilkan suatu perilaku tertentu.

1. Informasi, keterampilan dan kemampuan

Seseorang yang memiliki intensi untuk melakukan sebuah perilaku akan mencari

informasi, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan

perilaku tertentu. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki intensi untuk menjadi

seorang politisi, mengajarkan matematika kepada siswa atau memperbaiki radio

akan gagal jika tidak memiliki kemampuan sosial, pengetahuan matematika dan

tidak memiliki keterampilan mekanik.

2. Emosi dan kompulsi

Ketidakcukupan keterampilan, kemampuan dan informasi yang dimiliki dapat

menyebabkan masalah kontrol perilaku, tetapi dapat diasumsikan bahwa masalah

ini dapat diatasi. Namun sebaliknya, beberapa tipe perilaku adalah subjek yang

memaksa yang terlihat berada jauh di luar kontrol. Sebagai contoh orang yang

tidak dapat berhenti mengulang apa yang dilakukannya (selalu mengunci tangan,

memeriksa kunci berkali-kali dan lain-lain) atau tidak dapat berhenti memikirkan

sesuatu. Perilaku kompulsif ini dilakukan meskipun intensi dan usaha terpadu

dilakukan untuk melakukan perilaku yang sebaliknya.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

18

Perilaku emosional terlihat memiliki kesamaan karakteristik. Sebagai

contoh, terkadang individu dapat bertanggung jawab atas apa yang dilakukan

dalam keadaan sadar, tetapi terkadang mereka tidak dapat mempertanggung

jawabkan apa yang mereka lakukan saat di bawah pengaruh emosi yang kuat.

Kesimpulannya, berbagai faktor internal dapat mempengaruhi kesuksesan

perwujudan perilaku yang memiliki intensi atau pencapaian tujuan yang

diinginkan. Terlihat dari faktor seperti informasi, kemampuan, dan keterampilan.

Sedangkan faktor lain seperti emosi yang intens, stress, atau kompulsi, lebih sulit

untuk dinetralisir.

2.1.3.2. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini menyangkut faktor di luar individu yang mempengaruhi

kontrol seseorang terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Faktor ini

menentukan faktor apa yang memfasilitasi atau mengintervensi perilaku.

1. Kesempatan

Perlu sedikit imajinasi untuk menghargai pentingnya faktor kebetulan atau

kesempatan untuk suksesnya eksekusi sebuah perilaku yang berintensi. Seseorang

yang berintensi untuk mengerjakan skripsi, tidak dapat melakukannya jika tidak

memiliki sarana yang memadai untuk melakukan perilaku tersebut atau mungkin

temannya yang selalu mengganggu saat sedang mulai mengerjakan dapat

membuat seseorang tidak melakukan perilaku tersebut.

Kurangnya kesempatan seperti contoh di atas dapat mengurangi usaha

untuk mewujudkan suatu perilaku. Dalam keadaan seperti ini, seseorang berusaha

untuk mewujudkan intensi namun gagal karena keadaan lingkungan sekitar

Page 34: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

19

menghalanginya. Walaupun intensi langsung akan terpengaruh, keinginan dasar

untuk melakukan sebuah perilaku tidak harus diubah. Lingkungan menghambat

perilaku untuk mewujudkan perilaku dan akan memaksa untuk merubah rencana,

namun tidak selalu dapat merubah intensi seseorang.

2. Ketergantungan pada yang lain

Pada saat perwujudan perilaku tergantung pada tindakan orang lain, ada potensi

kontrol yang tidak sempurna terhadap perilaku atau tujuan. Sebuah contoh yang

baik mengenai ketergantungan perilaku adalah kasus kerjasama. Seseorang akan

bisa bekerja sama dengan orang lain hanya jika orang tersebut juga berkeinginan

untuk bekerjasama.

Sama seperti waktu dan kesempatan, ketidakmampuan untuk berperilaku

sesuai dengan intensi dikarenakan ketergantungan pada kebutuhan seseorang tidak

mempengaruhi intensi dan motivasi. Seseorang yang menghadapi kesulitan yang

berhubungan dengan ketergantungan interpersonal dapat membentuk perilaku

yang diinginkan dalam kerjasama dengan rekan yang berbeda. Namun, hal ini

tidak dapat terus menerus menjadi penyebab sebuah tindakan.

Singkatnya, kekurangan kesempatan dan ketergantungan pada orang lain

hanya membawa pada perubahan yang sementara pada intensi. Ketika lingkungan

menolak terwujudnya sebuah perilaku, seseorang akan menunggu untuk

kesempatan yang lebih baik.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

20

2.1.4. Teori yang terkait dengan intensi

2.1.4.1. Theory of reason action (TRA)

Teori ini merupakan teori yang membahas mengenai anteseden penyebab dari

perilaku yang dilakukan atas kemauan seseorang. Teori ini berdasarkan asumsi

bahwa manusia berperilaku dengan cara yang masuk akal, mempertimbangkan

semua informasi yang ada dan secara eksplisit maupun implisit manusia

mempertimbangkan implikasi dari tindakan mereka. Dengan demikian, teori ini

menyebutkan bahwa intensi seseorang untuk menampilkan perilaku atau tidak

tergantung dari determinan (faktor yang menentukan) tindakan tersebut (Ajzen,

1991).

Menurut theory of reason action, intensi merupakan fungsi dari dua

determinan dasar, yaitu faktor personal dan faktor pengaruh lingkungan. Faktor

personal ini merupakan sikap dan faktor pengaruh lingkungan adalah norma

subjektif.

2.1.4.2. Theory of planned behavior (TPB)

Menurut theory of planned behavior, perilaku seseorang ditentukan oleh tiga

pertimbangan, yaitu: behavioral beliefs, normative beliefs dan control beliefs.

Behavioral beliefs menghasilkan sikap suka atau tidak suka terhadap suatu

perilaku tertentu, hasil dari normative beliefs adalah tekanan sosial atau subjective

norm, dan control beliefs menjadi perceived behavioral control merupakan suatu

formasi dari intensi perilaku seseorang. Penjelasan secara menyeluruh bahwa

sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control mampu mendorong

seseorang dalam menampilkan suatu perilaku. Intensi individu dalam

Page 36: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

21

menampilkan suatu perilaku tertentu dapat meningkat dikarenakan pengaruh sikap

dan norma subjektif yang baik dalam menampilkan perilaku tersebut. Intensi

mampu memberikan pengendalian atas perilaku, seseorang sangat berharap agar

intensi yang akan ditampilkan memenuhi faktor yang mendukung (Ajzen, 1991).

Teori ini merupakan pengembangan dari theory of reason action (TRA)

yang sama menjelaskan intensi tetapi Ajzen menambahkan control beliefs untuk

menjelaskan lebih lengkap mengenai intensi perilaku seseorang. Ajzen

menganggap bahwa theory of reasoned action (TRA) tidak menjelaskan mengenai

perilaku yang tidak dapat dikendalikan oleh individu, melainkan dipengaruhi oleh

faktor non-motivasional yang dianggap sebagai kesempatan yang dibutuhkan agar

perilaku dapat dimunculkan. Ajzen (1991) dalam theory of planned behavior

(TPB) dijelaskan bahwa intensi seseorang ditentukan oleh 3 faktor seperti pada

gambar:

Gambar 2.1: Gambar TPB dan background factor

Page 37: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

22

Ajzen (2005) menjelaskan dalam TPB, bahwa penentu utama yang

mempengaruhi intensi dapat dipahami dengan perilaku, normatif dan kontrol

perilaku. Banyak variabel yang mempengaruhi kepercayaan seseorang seperti:

umur, jenis kelamin, etnis, status sosial ekonomi, pendidikan, kebangsaan, agama,

keanggotaan, kepribadian, suasana hati, emosi, sikap dan nilai secara umum,

intelegensi, anggota kelompok tertentu, pengalaman masa lalu, paparan informasi,

dukungan sosial, kemampuan koping dan lain-lain. Seseorang yang tumbuh dalam

lingkungan sosial yang berbeda dapat memiliki informasi yang berbeda tentang

isu yang berbeda, informasi yang menyediakan dasar bagi kepercayaan seseorang

mengenai konsekuensi sebuah perilaku, pengharapan normatif, pentingnya

seseorang, dan tentang penghalang yang dapat menghambat seseorang dalam

mewujudkan perilaku. Semua faktor ini dapat mempengaruhi perilaku, normatif,

dan kontrol kepercayaan, sebagai hasilnya mempengaruhi intensi dan tindakan.

2.1.5. Determinan intensi

Menurut Fishbein dan Ajzen (1991) determinan intensi sebagai berikut:

1. Sikap terhadap tingkah laku tertentu (attitude toward behavior).

2. Norma subjektif (subjective norm) dan,

3. Perceived behavior control (PBC)

Selain dari ketiga aspek tersebut, ada beberapa variabel lain yang dapat

mempengaruhi Intensi. Seperti dikatakan oleh Ajzen (1991) bahwa the theory of

planned behavior is, in principle, open to the inclusion of additional predictors if

it can be shown that they capture a significant proportion of the variance in

intention or behavior after the theory’s current variables have been taken into

Page 38: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

23

account. Pada prinsipnya, TPB terbuka untuk penambahan variabel lain yang

menjadi prediktor jika mampu menggambarkan proporsi yang signifikan setelah

variabel sebelumnya diteliti. Berdasarkan definisi tersebut maka tidak menutup

kemungkinan untuk menambahkan variabel lain dalam memprediksi suatu intensi.

2.1.6. Pengukuran intensi membeli

Di dalam melakukan pengukuran terhadap intensi membeli peneliti mencoba

melihat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur intensi membeli.

Dalam jurnal penelitian yang berjudul Buy Genuine Luxury Fashion Products or

Counterfeits? (Yoo & Lee, 2009), digunakan alat ukur purchase intention of

counterfeits yang dikembangkan oleh Yoo dan Lee (2009) yang terdiri dari dua

item pengukuran. Alat ukur ini menggunakan skala model Likert dengan rentang

5 poin yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi dengan nilai alpha 0.88.

Dalam jurnal penelitian lain yang berjudul Examining Customer Purchase

Intention for Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned

Behavior (Cheng, Fu & Tu, 2011), intensi membeli dapat diukur dengan

menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) yang

terdiri dari 3 item pengukuran. Alat ukur ini menggunakan skala model Likert

dengan rentang 5 poin yang memiliki internal consistency sebesar 0.88. Dalam

penelitian ini, peneliti mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng,

Fu, dan Tu (2011) dikarenakan item yang menjadi skala baku sangat sesuai

dengan judul penelitian.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

24

2.2. Sikap

2.2.1. Pengertian sikap

Dalam prediksi theory of planned behavior, sikap menunjukkan pengaruh positif

terhadap intensi perilaku (Ajzen, 1991). Fishbein dan Ajzen (1975)

mendefinisikan, sikap adalah a person`s location on a bipolar evaluative or

affective dimension with respect to some object, action or event. An attitude

represent a person`s general feeling of favorableness or unfavorableness toward

some stimulus object. Sikap merupakan posisi seseorang dalam dimensi evaluasi

yang sifatnya bipolar yang berkaitan dengan objek, tingkah laku atau kejadian.

Sikap menunjukkan perasaan individu yang positif atau negatif terhadap suatu

objek.

Eagly dan Chaiken (1993) menjelaskan sikap sebagai berikut attitudes is

psychological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with

some degree of favor or disfavor. Sikap dipandang sebagai suatu kecenderungan

psikologis yang diekspresikan oleh evaluasi dari sebagai wujud kesesuaian atau

ketidaksesuaian. Selanjutnya Feldman (1995) mendefinisikan sikap sebagai

berikut attitudes are learned predisposition to responds in a favorable or

unfavorable manner to a particular person, object, or idea. Sikap dipandang

sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon dalam cara kesesuaian dan

ketidaksesuaian kepada orang, objek, dan ide tertentu.

Sedangkan menurut Ajzen (1991) menjelaskan attitudes refer to the

degree to which a person has a favorable appraisal of the behavior in question

and are an immediate indicator by which her/his intention of conducting the

Page 40: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

25

specific behavior can be predicted. Sikap merupakan derajat penilaian seseorang

pada perilaku tertentu dan merupakan indikator yang mempengaruhi seseorang

dalam menampilkan perilaku spesifik yang mampu diprediksi. Ajzen (2005)

menjelaskan sikap adalah person’s evaluation of the outcomes associated with the

behavior and by the strength of these associations. Sikap adalah hasil evaluasi

seseorang mengenai disukai atau tidak disukai pada perilaku tertentu. Jadi,

definisi sikap pada penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Ajzen (2005)

yaitu hasil evaluasi seseorang mengenai disukai atau tidak disukai pada perilaku

membeli produk fashion tiruan.

2.2.2. Anteseden sikap

Menurut Ajzen (2005) bahwa sikap terhadap perilaku dibentuk oleh dua anteseden

yaitu behavioral belief dan outcome evaluation.

1. Behavioral belief adalah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku

dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap.

2. Outcome evaluation merupakan evaluasi positif atau negatif individu

terhadap perilaku tertentu berdasarkan keyakinan yang dimilikinya.

Ajzen (2005) menjelaskan kedua anteseden sikap dalam rumus sebagai

berikut:

Ab = ∑ b i e i

Keterangan:

Ab : sikap terhadap dilakukannya perilaku B (behavioral beliefs)

b : belief bahwa dilakukannya suatu perilaku B

Page 41: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

26

e : evaluasi seseorang terhadap belief mengenai perilaku B

i : konsekuensi dari perilaku B

2.2.3. Komponen sikap

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga

komponen, yaitu: kognitif, afektif dan konatif.

1. Komponen kognitif mencakup pengetahuan seseorang dan kepercayaan

tentang suatu sikap terletak pada komponen kognitif. Pengetahuan dan

informasi tentang objek sikap membentuk suatu beliefs yang mengarahkan

kepada suatu perilaku.

2. Komponen afektif mewakili perasaan seseorang tentang objek sikap, yaitu

perasaan baik atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek

sikapnya.

3. Komponen konatif merujuk pada tindakan seseorang atau kecenderungan

perilaku terhadap objek sikap. Dalam pemasaran dan penelitian tentang

komponen, komponen ini sering disamakan dengan ekspresi untuk membeli.

2.2.4. Pengaruh sikap terhadap intensi membeli

Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari intensi perilaku. Sikap adalah

kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu.

Keyakinan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seseorang akan

menampilkan suatu perilaku tertentu ketika menilai perilaku tersebut secara

positif.

Seperti dalam penelitian Tavis, Dodd, Jye Sheu, Rienzo, dan Wagenaar

(2010), yang paling berpengaruh dalam memprediksi intensi mengkonsumsi

Page 42: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

27

minuman alkohol pada mahasiswa saat hari pertandingan adalah sikap terhadap

minuman dan norma subjektifnya. Hal ini membuktikan bahwa sikap mahasiswa

terhadap minuman beralkohol positif dan memiliki belief yang kuat saat

meminum minuman beralkohol pada hari pertandingan berlangsung. Jadi, intensi

untuk menampilkan suatu perilaku tergantung pada hasil pengukuran sikap dan

norma subjektif. Hasil yang positif mengindikasikan intensi untuk berperilaku.

2.2.5. Pengukuran sikap

Dalam melakukan pengukuran sikap peneliti melihat beberapa jenis alat ukur

untuk mengukur sikap. Dalam jurnal yang berjudul Consumer Attitudes Toward

Counterfeits: A Review and Extension (Augusto, Christiana, & Alberto, 2007),

alat ukur yang digunakan adalah attitude toward counterfeit product yang

dikembangkan oleh Huang (2004) dengan menggunakan skala model Likert

dengan rentang 7 poin. Dalam jurnal lain berjudul Examining Customer Purchase

Intention for Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned

Behavior (Cheng, Fu, & Tu, 2011), alat ukur yang digunakan adalah attitude

toward counterfeit product dengan menggunakan skala model Likert dengan

rentang 5 poin dan memiliki internal consistency sebesar 0.95. Pengukuran sikap

dalam penelitian ini peneliti mengacu kepada attitude toward counterfeit product

yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) yang terdiri dari 8 item

dengan melakukan modifikasi dan penambahan beberapa item.

Page 43: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

28

2.3. Norma subjektif

2.3.1. Pengertian norma subjektif

Fishbein dan Ajzen (2005) mendefinisikan norma subjektif sebagai persepsi

individu mengenai harapan orang lain yang berarti baginya (significants others)

terhadap tingkah laku tertentu, apakah ada keharusan untuk menampilkan tingkah

laku tersebut atau tidak.

Feldman (1995) mendefinisikan norma subjektif sebagai subjective norm

is the perceived social pressure to carry out the behavior. Norma subjektif adalah

persepsi tekanan sosial yang membentuk perilaku individu. Hogg dan Vaughan

(2002) juga menjelaskan norma subjektif sebagai produk dari apa yang

dipersepsikan oleh individu yang menjadi keyakinan orang lain dan orang yang

signifikan menjadi panutan tentang apa yang pantas dilakukan. Jadi, pengertian

norma subjektif dalam penelitian ini adalah persepsi individu untuk mengikuti

orang lain (significant other) yang menjadi panutan mengenai kesesuaian perilaku

yang pantas dilakukan.

2.3.2. Anteseden norma subjektif

Menurut Ajzen (2005), norma subjektif ini ditentukan oleh dua determinan yaitu

persepsi terhadap diri sendiri (normatives beliefs) dan motivasi untuk memenuhi

harapan tersebut (motivation to comply).

1. Normatives beliefs. Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain

terhadap seseorang yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau

tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain

yang penting dan berpengaruh bagi individu untuk melakukan atau tidak

Page 44: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

29

suatu perilaku tertentu.

2. Motivation to comply. Motivasi individu untuk memenuhi harapan orang lain

(signifikan other). Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara

dorongan yang dipersepsikan individu dari orang lain disekitarnya dengan

motivasi untuk mengikuti pandangan mereka (motivation to comply) dalam

melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu.

Pengukuran anteseden norma subjektif dirumuskan Ajzen (2005) sebagai

berikut:

SN = ∑ ni mi

Keterangan:

SN : norma subjektif terhadap dilakukannya tingkah laku

ni : normatif belief yaitu belief seseorang bahwa individu i atau kelompok i

berpikir dia seharusnya atau tidak seharusnya melakukan tingkah laku

mi : motivasi untuk mengikuti harapan individu i atau kelompok i

i : orang atau kelompok yang berpengaruh

2.3.3. Pengaruh norma subjektif terhadap intensi membeli

Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan norma subjektif sebagai persepsi individu

mengenai harapan orang lain yang berarti bagi dirinya (significant others)

terhadap perilaku tertentu. Significant others tidak hanya keluarga, teman, dan

pasangan tetapi menyangkut organisasi, komunitas maupun instansi tertentu.

Seseorang yang termotivasi untuk mengikuti pendapat tokoh atau orang lain akan

cenderung untuk menampilkan perilaku yang diharapkan oleh orang lain

(significant others).

Page 45: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

30

Penelitian Goodwin dan Mullan (2009) yang meneliti tentang norma

subjektif di kalangan mahasiswa. Hasil dari penelitian mengungkapkan norma

subjektif sebagai prediktor yang paling konsisten dari varians lain dalam intensi

perilaku sehat yang terkait dengan indeks glycaemic pada makanan. Significant

others seperti teman dan keluarga dalam sampel menjadi tekanan sosial pada

mahasiswa, dapat dikatakan menjadi tekanan karena dilihat dari usia mahasiswa.

Pada penelitian tersebut dijelaskan, mahasiswa psikologi pada tahun pertama lebih

banyak yang tinggal dengan orang lain atau dengan orang tua. Beberapa hal

tentang memilih, memasak dan mengkonsumsi makanan tidak lepas dari

rekomendasi dari orang terdekat yang mempengaruhi dan nantinya menjadi

perilaku yang tertanam dalam diri mereka.

2.3.4. Pengukuran norma subjektif

Dalam jurnal penelitian berjudul Consumer Attitudes toward Counterfeits: A

Review and Extension (Augusto, Christiana, & Caslos, 2007), alat ukur yang

digunakan untuk mengukur norma subjektif adalah subjective norm (SN) yang

dikembangkan oleh Ajzen (1991) dengan menggunakan skala model Likert

rentang 7 poin. Pengukuran norma subjektif pada penelitian ini mengadaptasi alat

ukur subjective norm yang dikembangkan oleh Ajzen (1991) yang terdiri dari dua

item. Peneliti memilih mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Ajzen

(1991) karena hanya alat ukur ini yang dapat digunakan untuk mengukur norma

subjektif.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

31

2.4. Perceived Behavioral Control (PBC)

2.4.1. Pengertian perceived behavioral control

Feldman (1995) mendefinisikan perceived behavioral control is the perceived

ease or difficulty of carrying out the behavior, based on prior experience and

anticipated barriers to perform it. Feldman menjelaskan perceived behavioral

control (PBC) mungkin menjadi manifestasi sebuah ide bahwa perilaku bisa

menjadi sulit untuk dilakukan dan banyak hambatan untuk menjalani perilaku

tersebut. Sedangkan Ajzen (2005) mendefinisikan perceived behavioral control is

this factor refers to the perceived ease or difficulty of performing the behavior

and it assumed to reflect past experience as well as anticipated impediments and

obstacles. Ajzen menyatakan bahwa perceived behavioral control adalah

hambatan atau kesulitan yang dipersepsi individu dalam menampilkan tingkah

laku tersebut dan diasumsikan merefleksikan pengalaman masa lalu dan juga

hambatan atau rintangan yang diantisipasi.

Menurut Ajzen (2005), dalam theory of planned behavior (TPB),

perceived behavioral control (PBC) tidak berkaitan secara langsung dengan

kontrol yang sebenarnya dimiliki individu dalam situasi tertentu namun berkaitan

dengan pengaruh yang mungkin dimiliki kontrol tingkah laku yang dipersepsi

(perceived behavior control) oleh individu terhadap tingkah laku. Ajzen (2012)

juga menjelaskan is the role perceived behavioral control—the extent to which

people believe that they can perform a given behavior if they are inclined to do so.

Perceived behavioral control (PBC) yaitu sejauh mana orang percaya bahwa

mereka dapat melakukan perilaku tertentu jika mereka cenderung untuk

Page 47: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

32

melakukan suatu perilaku. Jadi, pengertian perceived behavioral control dalam

penelitian ini adalah persepsi individu untuk menampilkan perilaku tertentu yang

disesuaikan dengan kemudahan atau hambatan yang mempengaruhinya.

2.4.2. Anteseden perceived behavioral control (PBC)

Perceived behavioral control ini ditentukan oleh dua determinan, yaitu control

beliefs dan power of factor (Ajzen, 2005).

1. Control beliefs adalah beliefs mengenai sumber dan kesempatan yang

dibutuhkan (requisite resources and opportunities) untuk memunculkan

tingkah laku. Control beliefs ini menjadi dasar persepsi seseorang terhadap

mampu atau tidak mampu dalam kapasitas melakukan tingkah laku (Ajzen,

2005).

2. Power of factor, yaitu persepsi individu mengenai ketersediaan sumber yang

diperlukan baik untuk memunculkan tingkah laku atau untuk menghalangi

terjadinya suatu tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan

pemunculan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005). Sumber yang dimaksud

disini mengacu kepada sumber yang termasuk dalam control beliefs.

Kedua determinan tersebut dirumuskan sebagai berikut:

PBC = ∑ ci pi

Keterangan:

PBC : perceived behavioral control

ci : belief mengenai kontrol yang dimiliki individu dalam memunculkan

tingkah laku (control beliefs)

pi : perceived powerr i yang memfasilitasi atau menghalangi suatu tindakan

untuk munculnya perilaku

Page 48: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

33

Seperti yang diuraikan diatas, persepsi mengenai kondisi yang mendukung

mencerminkan persepsi mengenai ketersediaannya sumber dan kesempatan yang

diperlukan untuk memunculkan tingkah laku. Sumber ini antara lain ketersediaan

uang, waktu dan sumber lainnya. Sedangkan control beliefs berhubungan dengan

beliefs individu terhadap kemampuannya untuk memunculkan suatu tingkah laku.

2.4.3. Pengaruh perceived behavioral control (PBC) terhadap intensi

Ajzen (2012) menjelaskan bahwa perceived behavioral control (PBC) adalah

sejauh mana seseorang percaya dalam memunculkan suatu perilaku jika memiliki

kecenderungan untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Dalam penelitian Cronan

dan Al-Rafee (2008) tentang intensi untuk membajak software dan media digital,

diketahui bahwa PBC menjadi variabel yang paling berpengaruh kedua setelah

past piracy behavior. Subjek yang memiliki kemampuan dan sumberdaya untuk

membajak media digital mempunyai intensi yang tinggi untuk membajak media

digital.

2.4.4. Pengukuran perceived behavioral control (PBC)

Pengukuran perceived behavioral control (PBC) dalam penelitian ini

mengadaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Cheng, Fu, dan Tu (2011) dalam

jurnal penelitian yang berjudul Examining Customer Purchase Intention for

Counterfeit Product Based on a Modified Theory of Planned Behavior. Alat ukur

yang digunakan terdiri dari tiga item dan memiliki internal consistency sebesar

0.89. Peneliti mengadaptasi alat ukur ini dikarenakan sesuai dalam mengukur

perceived behavioral control (PBC).

Page 49: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

34

2.5. Jenis kelamin

Karakteristik demografi dari seseorang mempengaruhi kerentanan seseorang

terhadap berbagai jenis pengaruh sosial terhadap produk tertentu, seperti produk

fashion, elektronik, pangan dan lain-lain (Girard et al., 2010). Faktor-faktor

demografi secara tidak langsung mempengaruhi niat seseorang dalam

menggunakan suatu produk, dalam penelitian ini variabel demografi yang

digunakan adalah jenis kelamin. Jason (2011) dalam penelitiannya yang berjudul

Consumer Attitudes toward Counterfeit Fashion Product: Does Gender Matter?,

menemukan adanya pengaruh dari jenis kelamin terhadap pandangan atau

keyakinan dalam membeli produk fashion tiruan. Studi ini juga menjelaskan

bahwa perempuan membutuhkan dorongan insentif finansial lebih besar dari laki-

laki untuk memesan suatu produk di pasar gelap (black market). Alasan memilih

jenis kelamin sebagai variabel dalam penelitian ini adalah: (a) jenis kelamin dapat

dikelompokkan ke dalam segmentasi pasar suatu produk sehingga sesuai dengan

tema penelitian ini, dan (b) tidak mengundang kepura-puraan responden (fake)

dalam mengisi kuesioner penelitian.

2.6. Produk fashion tiruan

Produk fashion tiruan dedifinisikan sebagai produk yang meniru produk asli

dalam jumlah yang banyak dan sangat mirip dengan bentuk aslinya tanpa ada izin

yang sah, termasuk kemasan, merek dagang, dan label (Kay, dalam Ahmad,

2012). Produk fashion tiruan yang seringkali dipalsukan adalah tas tangan, jam

tangan, perhiasan, sepatu, pakaian, topi, kacamata dan parfum. Negara Cina

merupakan produsen terbesar dalam memproduksi produk tiruan termasuk produk

Page 50: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

35

fashion tiruan di dunia (Hung, dalam Ahmad, 2013). Produsen lain dari produk

fashion tiruan ini pun berasal dari berbagai negara seperti Rusia, Argentina, Chili,

Mesir, India, Israel, Lebanon, Thailand, Turki, Ukraina, Venezuela, Brazil,

Paraguay dan Meksiko (Chaundry and Zimmerman, dalam Ahmad, 2012).

Sedangkan menurut OECD (Organization for Economic Co-operation

Development) produk fashion tiruan adalah produk fashion yang dibuat dengan

meniru produk fashion aslinya guna mempengaruhi konsumen bahwa produk

tersebut sama seperti aslinya (OECD, 1998). Bentuk dari produk tersebut

memiliki kualitas yang rendah dan dijual dengan harga yang lebih murah

dibandingkan dengan produk fashion aslinya. Dalam industri fashion, pemalsuan

dari produk dengan merek kenamaan dunia merupakan salah satu produk yang

sering dipalsukan seperti Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Burberry, Fendi, Christian

Dior, Prada, Versace, Hermes, dan Christian Louboutin (http://top-10-list.org,

diakses pada tanggal 12 Desember 2012, dalam Ervina, 2013). Menariknya, tidak

seperti industri di sektor yang lain, pembeli produk fashion tiruan mengetahui

bahwa yang dibelinya merupakan produk fashion tiruan. Jadi, pengertian produk

fashion tiruan dalam penelitian ini adalah produk fashion yang dibuat dengan

meniru semirip mungkin dengan produk fashion aslinya.

2.7. Kerangka Berpikir

Pembajakan atau pemalsuan produk dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Berbagai produk mulai dari barang elektronik, perangkat software, buku,

sparepart kendaraan dan khususnya produk fashion sudah menjadi objek yang

dipalsukan atau dibuat tiruannya. Padahal, setiap produk yang dipalsukan

Page 51: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

36

memiliki trademark yang merupakan identitas produk tersebut dan dapat

memberikan sanksi bagi oknum yang membajak produk dengan trademark

tertentu sesuai hukum yang berlaku (Yoo & Lee, 2005).

Pada kenyataannya, produk fashion seperti baju, celana, sepatu, tas, jam

tangan, dan aksesoris tidak hanya dijual dengan merek asli tetapi ada juga yang

menjual dengan merek tiruan. Kerugian pun kini semakin meningkat setiap tahun

yang dirasakan oleh produsen atau penjual produk fashion asli dikarenakan

pembajakan produk fashion ini. Seperti yang dilansir dalam

www.thejakartapost.com ( dalam Ervina, 2013) bahwa kerugian pada tahun 2002

sebesar Rp. 2 trilyun dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 43.2 trilyun.

Kerugian yang dialami pemilik merek dagang atau penjual produk fashion

asli tidak hanya dipengaruhi oleh maraknya pembajakan produk fashion, tetapi

juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan konsumen. Konsumen kini tidak

canggung lagi untuk membeli produk fashion tiruan, peminatnya pun semakin

lama semakin banyak dan tidak mengenal batas usia. Bahkan, hampir di setiap

pusat perbelanjaan atau mal kini dengan mudah dijumpai toko yang menjual

produk fashion tiruan (Putri, 2010).

Perilaku membeli diawali dengan intensi. Seseorang yang memiliki intensi

untuk menampilkan perilaku tertentu, maka akan lahir perilaku tersebut. Dalam

hal ini munculnya intensi membeli produk fashion tiruan diawali dengan sikap.

Sikap yang meliputi behavioral beliefs dan outcome evaluation, dapat

menentukan perilaku seseorang untuk berperilaku (Ajzen, 2005).

Page 52: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

37

Selain sikap, norma subjektif juga memiliki hubungan dalam menentukan

intensi berperilaku. Norma subjektif meliputi normative belief mengenai

keyakinan individu terhadap harapan orang lain (significant other) baik

perorangan maupun kelompok terhadap individu untuk menampilkan perilaku,

dan selanjutnya mempengaruhi individu untuk menerima atau pun menolak

menampilkan perilaku serta besarnya keinginan untuk mengikuti pendapat

significant other yang disebut motivation to comply (Ajzen, 2005).

Faktor lain juga berpengaruh dalam pembentukan intensi yaitu perceived

behavioral control. Persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan

individu dalam menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan dan

diasumsikan merupakan refleksi dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya

serta hambatan yang diantisipasi (control beliefs) dan seberapa kuat untuk

mempengaruhi diri individu dalam memunculkan tingkah laku sehingga

memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut (power of

factor) (Ajzen, 2005). Selanjutnya faktor jenis kelamin juga merupakan variabel

yang mempengaruhi intensi seseorang dalam membeli produk fashion tiruan

(Jason, 2011).

Semua variabel di atas akan menjadi pertimbangan dalam diri seseorang

dan akan mempengaruhi intensi orang tersebut untuk menampilkan atau tidak

menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan. Penelitian ini mengangkat

pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang sebagai subjek penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menguji signifikansi pengaruh sikap

(behavioral beliefs dan outcome evaluation), norma subjektif (normative beliefs

Page 53: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

38

dan motivation to comply), perceived behavioral control (control beliefs dan

power of factor) dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion

tiruan. Dengan demikian, dari semua variabel yang telah digambarkan melalui

kombinasi antara beberapa faktor psikologis dari beberapa kumpulan teori,

penelitian serta faktor eksternal lainnya, peneliti menyimpulkan kerangka berpikir

sebagai berikut di bawah ini:

Gambar 2.2: Kerangka berpikir

Jenis kelamin

Intensi membeli

produk fashion

tiruan

PBC

Control beliefs

Power of factor

Norma subjektif

Normative beliefs

Motivation to comply

Sikap

Behavioral beliefs

Outcome evaluation

Page 54: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

39

2.8. Hipotesis Penelitian

Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, sehingga hipotesis yang akan diuji

adalah hipotesis nihil (H0), yaitu “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

behavioral beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply,

control beliefs, power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli

produk fashion tiruan”. Sedangkan hipotesis minor dalam penelitian ini, yaitu:

H1: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan behavioral beliefs terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan.

H2: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan outcome evaluation terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan.

H3: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan normative beliefs terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan.

H4: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivation to comply terhadap

intensi membeli produk fashion tiruan.

H5: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan control beliefs terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan.

H6: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan power of factor terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan.

H7: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

40

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang target populasi, sampel, teknik pengambilan

sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, uji validitas instrumen,

teknik analisis data, serta prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian.

3.1. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel

3.1.1. Populasi dan sampel penelitian

Populasi pada penelitian ini yaitu pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah

Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat. Alasan peneliti memilih kawasan pusat

perbelanjaan Tanah Abang sebagai tempat penelitian karena mampu

menggambarkan arah tendensi pengunjung untuk berintensi membeli produk

fashion asli atau tiruan dan merupakan kawasan berbelanja terbesar di Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang

2. Berusia diatas 17 tahun

3. Bersedia mengisi kuesioner penelitian.

Adapun jumlah sampel yang diambil sebanyak 150 orang.

3.1.2. Teknik pengambilan sampel

Pada penelitian ini digunakan teknik non-probability sampling. Teknik ini dipilih

karena jumlah populasi tidak dapat diketahui dan bersifat tidak menetap.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

41

3.2. Variabel penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Intensi membeli

2. Behavioral beliefs (dimensi sikap)

3. Outcome evaluation (dimensi sikap)

4. Normative beliefs (dimensi norma subjektif)

5. Motivation to comply (dimensi norma subjektif)

6. Control beliefs (dimensi perceived behavioral control)

7. Power of factor (dimensi perceived behavioral control)

8. Jenis kelamin

Pada penelitian ini variabel intensi membeli merupakan dependent variable dan

selebihnya merupakan independent variable.

3.3. Definisi operasional variabel

Adapun penjelasan definisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Intensi membeli adalah kemungkinan subjektif yang akan dilakukan seseorang

dan dimungkinkan terbentuknya suatu perilaku membeli produk fashion tiruan

yang diperoleh dari skor alat ukur intensi membeli.

2. Behavioral beliefs adalah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku

dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap terhadap

perilaku membeli produk fashion tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur

behavioral beliefs.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

42

3. Outcome evaluation adalah evaluasi positif atau negatif individu terhadap

perilaku membeli produk fashion tiruan berdasarkan keyakinan yang dimiliki

yang diperoleh dari skor alat ukur outcome evaluation.

4. Normative beliefs adalah keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap

subjek yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku membeli produk

fashion tiruan yang diperoleh dari alat ukur normative beliefs.

5. Motivation to comply adalah keyakinan subjek untuk mengikuti pendapat orang

lain (significant other) dalam memunculkan perilaku membeli produk fashion

tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur motivation to comply.

6. Control beliefs adalah keyakinan mengenai sumber dan kesempatan yang

dibutuhkan untuk memunculkan perilaku membeli produk fashion tiruan yang

diperoleh dari skor alat ukur control beliefs.

7. Power of factor adalah persepsi individu mengenai sumber yang diperlukan

baik untuk mempengaruhi individu dalam memunculkan tingkah laku sehingga

memudahkan atau menyulitkan pemunculan perilaku membeli produk fashion

tiruan yang diperoleh dari skor alat ukur power of factor.

8. Jenis kelamin adalah sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan

3.4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

kuesioner dengan menggunakan skala model Likert. Pada skala penelitian ini

digunakan empat alternatif pilihan jawaban. Dalam kuesioner yang menggunakan

skala model Likert tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau paling

salah. Cara menjawabnya yaitu dengan memberikan tanda silang (X) pada salah

Page 58: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

43

satu alternatif pilihan jawaban yang sudah disediakan. Item disusun dalam bentuk

pernyataan favourable (positif) dan unfavourable (negatif). Skor untuk alternatif

pilihan jawaban dalam pernyataan favourable dan unfavourable dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Skor pengukuran skala

Alternatif

Pilihan Jawaban

Pernyataan

Favourable Unfavourable

Sangat tidak setuju/Tidak pernah 1 4

Tidak setuju/Pernah 2 3

Setuju/Sering 3 2

Sangat setuju/Sangat sering 4 1

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis

alat ukur. Keempat alat ukur diadaptasi dan dimodifikasi dari alat ukur penelitian

sebelumnya, yang dijelaskan sebagai berikut di bawah ini.

3.4.1. Alat ukur intensi membeli

Alat ukur intensi membeli merupakan sebuah skala yang digunakan untuk

mengukur variabel intensi membeli. Peneliti menggunakan sepuluh item untuk

mengukur variabel intensi membeli yang diperoleh dengan melakukan adaptasi

dan modifikasi alat ukur dari Cheng, Fu, dan Tu dengan menambahkan tujuh item

yang telah disesuaikan dengan teori planned behavior (Ajzen, 2005). Pilihan

jawaban yang digunakan peneliti berdasarkan skala model Likert yang dibuat

sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS),

setuju (S), dan sangat setuju (SS).

Page 59: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

44

Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala intensi membeli dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Blue print skala intensi membeli

No Indikator Item Jumlah Contoh Item

Favourable Unfavourable

1. Kemungkinan

subjektif yang

akan dilakukan

oleh seseorang

dan

dimungkinkan

terbentuknya

suatu perilaku.

1, 3, 4, 5, 6,

7, 9, 10

- 8 Saya akan membeli

produk fashion

tiruan walaupun

lokasi toko yang

menjualnya, jauh

dari tempat tinggal.

- 2, 8 2 Selagi masih tersedia

produk fashion asli,

maka saya akan

berupaya

membelinya.

Total 8 2 10

3.4.2. Alat ukur sikap

Alat ukur sikap merupakan sebuah skala yang digunakan untuk mengukur

variabel sikap. Peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi alat ukur sikap dari

Cheng, Fu, dan Tu (2011) dengan melakukan penambahan sebanyak 12 item,

sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 20 item. Pilihan jawaban yang digunakan

peneliti adalah skala model Likert dengan rentang sebanyak 4 pilihan jawaban,

yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju

(SS) untuk dimensi behavioral beliefs. Pada dimensi outcome evaluation pilihan

jawaban yang digunakan adalah sangat buruk (SBu), buruk (Bu), baik (Ba), dan

sangat baik (SBa).

Page 60: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

45

Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala sikap dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.3

Blue print skala sikap

No

Aspek Indikator Item Jumlah Contoh Item

Favourable Unfavourable

1 Behavioral

beliefs

Keyakinan

yang

mendorong

terbentuknya

sikap.

1, 2, 3, 4, 5,

6, 9, 10

7, 8 10 Memakai

produk fashion

tiruan mampu

menampilkan

prestige bagi

saya.

2 Outcome

Evaluation

Evaluasi

positif atau

negatif yang

mendorong

terbentuknya

sikap.

1, 2, 3, 4, 5,

7, 9, 10

6, 8 10 Bagi saya,

produk fashion

tiruan

memiliki

kualitas yang

bagus.

Total 16 4 20

3.4.3. Alat ukur norma subjektif

Alat ukur norma subjektif merupakan sebuah skala yang digunakan untuk

mengukur variabel norma subjektif. Peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi

alat ukur skala Subjective Norm (SN) berdasarkan konstruk pengukuran Ajzen

(1991), dengan menambahkan 6 item, sehingga jumlah menjadi 8 item. Pilihan

jawaban yang digunakan peneliti adalah skala model Likert dengan rentang

sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS),

setuju (S), dan sangat setuju (SS).

Page 61: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

46

Tabel 3.4

Blue print skala norma subjektif

No

Aspek Indikator Item Jumlah Contoh Item

Favourable Unfavourable

1 Normative

beliefs

Keyakinan

atas harapan

orang lain

terhadap

individu.

1, 2, 3, 4 - 4 Teman saya

mendukung

saya untuk

membeli

produk fashion

tiruan.

2 Motivation

to comply

Motivasi

individu dalam

memenuhi

harapan orang

lain.

1, 2, 3, 4 - 4 Saya membeli

produk fashion

tiruan yang

ditawarkan

penjual kepada

saya.

Total 8 - 8

3.4.4. Alat ukur perceived behavioral control (PBC)

Alat ukur perceived behavioral control merupakan sebuah skala yang digunakan

untuk mengukur variabel perceived behavioral control. Peneliti melakukan

adaptasi dan modifikasi alat ukur dari Cheng, Fu, dan Tu (2011), dengan

menambahkan 19 item, sehingga jumlah menjadi 22 item. Pilihan jawaban yang

digunakan peneliti adalah skala model Likert dengan rentang sebanyak 4 pilihan

jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat

setuju (SS).

Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala perceived behavioral

control dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 62: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

47

Tabel 3.5

Blue print skala perceived behavioral control

No

Aspek Indikator Item Jumlah Contoh Item

Favourable Unfavourable

1 Control

beliefs

Pengendalian

keyakinan atas

sumber dan

kesempatan.

2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10,

11

1 11 Jika saya punya

uang berlebih,

saya akan

membeli produk

fashion asli

2 Power

of

factor

Persepsi atas

sumber dan

kesempatan yang

mendukung atau

menghambat

1, 2, 3, 4, 6,

7, 9, 10

5, 8, 11 11 Meskipun

mengenakan

produk fashion

tiruan, saya

tetap bangga

karena berlabel

merk terkenal.

Total 18 4 22

3.5. Pengujian validitas konstruk

Dalam sebuah penelitian, penting untuk melakukan uji validitas kostruk.

Pengujian validitas konstruk menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel valid dalam

mengukur apa yang hendak diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan

skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA

digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrumen (faktor) dan

pola hubungan item dengan faktor (factor loading).

Dalam Confirmatory Factor Analysis (CFA), peneliti harus memiliki

gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang

mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor yang saling berkorelasi. Tahapan dalam

CFA diawali dengan merumuskan model teoritis (hipotesis) tentang pengukuran

variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik

Page 63: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

48

menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena (a)

langsung menguji teori dan (b) tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai

cara. Adapun logika dasar dari CFA menurut Umar (2012) :

1. Bahwa terdapat sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang

didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun suatu pertanyaan atau

pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan

pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon

(jawaban atas item).

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor atau dengan kata lain

bersifat unidimensional.

3. Berdasarkan model unidimensional. Pada butir di atas, dapat disusun untuk

himpunan persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk

memprediksi (dengan menggunakan data yang tersedia) matriks korelasi antar

item (yang seharusnya diperoleh), jika korelasi antar item tersebut

(unidimensional) benar. Matriks korelasi ini dinamakan sigma (∑).

Kemudian, matriks ini akan dibandingkan dengan matriks korelasi yang

diperoleh secara empiris dari data (disebut matriks S). Jika teori tersebut

benar (unidimensional), maka seharusnya tidak ada perbedaan yang

signifikan antara elemen matriks ∑ dengan elemen matriks S. secara

matematis dapat dituliskan: S-∑ = 0.

4. Pernyataan matematis yang dijadikan hipotesis nihil yang akan dianalisis

menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi dengan Chi-

square. Jika Chi-square yang dihasilkan tidak signifikan (nilai p>0,05), maka

Page 64: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

49

dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil yang menyatakan: “tidak ada

perbedaan antara matriks S dan ∑” yaitu ditolak. Artinya, teori yang

menyatakan bahwa seluruh item mengukur hal yang sama, dapat diterima

kebenarannya (didukung oleh data). Sebaliknya, jika nilai Chi-square yang

diperoleh signifikan, maka hipotesis nihil S-∑ = 0 ditolak. Artinya, teori

tersebut tidak didukung oleh data (ditolak). Dengan kata lain, analisis faktor

konfirmatori merupakan pengujian terhadap hipotesis nihil (H0) : S-∑ = 0.

Artinya, tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari hasil

observasi.

5. Jika teori diterima (model fit), langkah selanjutnya menguji hipotesis tentang

signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur apa yang hendak

diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan, berarti

item yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana yang valid dan yang

tidak valid didalam konteks validitas konstruk.

3.5.1. Uji validitas konstruk intensi membeli

Pada alat ukur intensi membeli terdapat 10 item yang digunakan dalam penelitian

ini. Akan diuji apakah item tersebut bersifat unidimensional yang artinya item

tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu intensi membeli.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 163.79, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.157. Oleh

karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

Page 65: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

50

sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 11 kali diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 32.06, df = 24, P-value = 0.12562, RMSEA =

0.047. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu intensi membeli.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3.6

Muatan faktor intensi membeli

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1. 0.42 0.09 4.56 √

2. 0.12 0.09 1.35 X

3. 0.74 0.08 9.73 √

4. 0.65 0.08 8.26 √

5. 0.74 0.08 9.68 √

6. 0.07 0.09 0.79 X

7. 0.42 0.08 5.13 √

8. 0.73 0.07 9.92 √

9. 0.00 0.09 -0.01 X

10. 0.52 0.08 6.06 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan tabel 3.6, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya

<1.96 yaitu item nomor 2, 6 dan 9. Dengan demikian, secara keseluruhan item

yang akan di-drop adalah item nomor 2, 6 dan 9 yang artinya item tersebut tidak

akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

51

3.5.2. Uji validitas konstruk sikap

3.5.2.1. Behavioral beliefs

Pada alat ukur sikap dimensi behavioral beliefs terdapat 10 item yang digunakan

dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional,

artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu behavioral

beliefs.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 137.34, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.140. Oleh

karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 8 kali diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 39.42, df = 27, P-value = 0.05801, RMSEA =

0.056. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu behavioral beliefs.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 di bawah ini:

Page 67: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

52

Tabel 3.7

Muatan faktor behavioral beliefs

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1. 0.58 0.08 7.02 √

2. 0.57 0.08 6.90 √

3. 0.70 0.08 9.14 √

4. 0.79 0.07 10.67 √

5. 0.39 0.09 4.16 √

6. 0.56 0.08 6.78 √

7. 0.29 0.09 3.38 √

8. 0.39 0.09 4.45 √

9. 0.40 0.09 4.63 √

10. 0.69 0.08 8.89 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan tabel 3.7, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai t-nya

<1.96 sehingga seluruh item tersebut dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor

faktor.

3.5.2.2. Outcome evaluation

Pada alat ukur sikap dimensi outcome evaluation terdapat 10 item yang digunakan

dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional,

artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu outcome

evaluation.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 177.93, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.166. Oleh

karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 10 kali diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 37.33, df = 25 , P-value = 0.05366 , RMSEA =

0.058. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang

Page 68: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

53

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu oucome evaluation.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 di bawah ini:

Tabel 3.8

Muatan faktor outcome evaluation

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

11. 0.39 0.08 4.70 √

12. 0.62 0.09 6.95 √

13. 0.64 0.08 8.52 √

14. 0.50 0.08 6.18 √

15. 0.72 0.08 9.28 √

16. -0.01 0.09 -0.17 X

17. 0.35 0.08 4.27 √

18. 0.26 0.08 3.07 √

19. 0.85 0.07 12.12 √

20. 0.71 0.07 9.65 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan tabel 3.8, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya

<1.96 yaitu item nomor 16. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan

di-drop adalah item nomor 16 yang artinya item tersebut tidak akan diikutsertakan

dalam perhitungan skor faktor.

3.5.3. Uji validitas konstruk norma subjektif

3.5.3.1. Normative beliefs

Pada alat ukur norma subjektif dimensi normative beliefs terdapat 4 item yang

digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 4 item yang ada bersifat

Page 69: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

54

unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu

normative beliefs.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 16.93, df = 2, P-value = 0.00021, RMSEA = 0.224. Oleh

karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 0.09, df = 1 , P-value = 0.76327 , RMSEA =

0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu normative beliefs.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 di bawah ini:

Tabel 3.9

Muatan faktor notrmative beliefs

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1. 0.80 0.11 7.25 √

2. 0.68 0.10 6.58 √

3. 0.45 0.09 4.88 √

4. 0.29 0.09 3.05 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Page 70: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

55

Berdasarkan tabel 3.9, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai t-nya

<1.96. Dengan demikian, secara keseluruhan item dapat diikutsertakan dalam

perhitungan skor faktor.

3.5.3.2. Motivation to comply

Pada alat ukur norma subjektif dimensi motivation to comply terdapat 4 item yang

digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 4 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu

motivation to comply.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 31.03, df = 2, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.312. Oleh

karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 0.07, df = 1 , P-value = 0.79735 , RMSEA =

0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu motivation to comply.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 di bawah ini:

Page 71: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

56

Tabel 3.10

Muatan faktor motivation to comply

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

5. 0.42 0.09 4.61 √

6. 0.37 0.09 4.02 √

7. 0.84 0.11 7.61 √

8. 0.67 0.10 6.63 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan tabel 3.10, diketahui bahwa tidak terdapat item yang nilai t-

nya <1.96. Dengan demikian, secara keseluruhan item dapat diikutsertakan dalam

perhitungan skor faktor.

3.5.4. Uji validitas konstruk perceived behavioral control

3.5.4.1. Control beliefs

Pada alat ukur perceived behavioral control (PBC) dimensi control beliefs

terdapat 11 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 11 item

yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur

satu faktor saja yaitu control beliefs.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 357.77, df = 44, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.219. Oleh

karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 18 kali diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 36.74, df = 26 , P-value = 0.07880 , RMSEA =

0.053. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu control beliefs.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

57

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Muatan faktor control beliefs

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1. 0.31 0.08 3.85 √

2. 0.73 0.07 9.89 √

3. 0.46 0.08 5.65 √

4. 0.49 0.08 5.90 √

5. 0.73 0.07 9.79 √

6. 0.30 0.09 3.47 √

7. 0.32 0.08 3.90 √

8. 0.73 0.07 10.02 √

9. 0.84 0.07 12.09 √

10. -0.78 0.07 -10.50 X

11. 0.53 0.08 6.60 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan tabel 3.11, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya

<1.96 yaitu item nomor 10. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan

di-drop adalah item nomor 10 yang artinya item tersebut tidak akan diikutsertakan

dalam perhitungan skor faktor.

3.5.4.2. Power of factor

Pada alat ukur perceived behavioral control (PBC) dimensi power of factor

terdapat 11 item yang digunakan dalam penelitian ini. Akan diuji apakah 11 item

yang ada bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur

satu faktor saja yaitu power of factor.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

58

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 188.89, df = 44, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.149. Oleh

karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lain. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak 13 kali diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 40.79, df = 31 , P-value = 0.11216 , RMSEA =

0.045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu power of factor.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 di bawah ini:

Tabel 3.12

Muatan faktor power of factor

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

12. 0.57 0.08 7.18 √

13. 0.67 0.08 8.89 √

14. 0.64 0.08 8.35 √

15. 0.50 0.08 6.12 √

16. -0.09 0.09 -0.98 X

17. 0.68 0.08 8.83 √

18. 0.58 0.08 7.34 √

19. 0.09 0.09 1.00 X

20. 0.88 0.07 12.82 √

21. 0.45 0.08 5.31 √

22. 0.24 0.09 2.75 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Page 74: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

59

Berdasarkan tabel 3.12, diketahui bahwa terdapat item yang nilai t-nya

<1.96 yaitu item nomor 16 dan 19. Dengan demikian, secara keseluruhan item

yang akan di-drop adalah item nomor 16 dan 19 yang artinya item tersebut tidak

akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.

3.6. Metode analisa data

Untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent variable,

peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Paling tidak ada tiga tahap yang

akan dilakukan untuk menguji pengaruh independent variable terhadap dependent

variable (Pedhazur, 1997). Berikut ialah penjelasan secara singkat dari empat

langkah tersebut.

Sebelum menguji pengaruh independent variable terhadap dependent

variable, terlebih dahulu membuat persamaan regresi dari intensi membeli.

Berikut ialah persamaan regresi tersebut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e

Dependent variable dalam penelitian ini yaitu intensi membeli, sedangkan

independent variable penelitian ini meliputi behavioral beliefs, outcome

evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of

factor dan jenis kelamin, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

Y = intensi membeli

a = intersep/ konstan

b = koefisien regresi

X1 = behavioral beliefs

X2 = outcome evaluation

X3 = normative beliefs

X4 = motivation to comply

X5 = control beliefs

Page 75: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

60

X6 = power of factor

X7 = jenis kelamin

e = residu

Langkah pertama yaitu peneliti menghitung proporsi varian seluruh

independent variable yang dapat diketahui dari nilai R2

pada tabel Model

Summary R. R2 atau squared multiple correlation coefficient bernilai antara 0

hingga 1. Ketika R2 dikali dengan 100, maka peneliti mendapatkan presentase

varian dari intensi membeli yang dijelaskan oleh seluruh independent variable.

Langkah kedua, peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap intensi membeli menggunakan uji F dan dapat dilihat nilai

signifikansinya pada tabel Anova kolom ke 6. Nilai yang tertera pada kolom sig

apabila <0.05 dapat dinyatakan signifikan dan sekaligus dapat menjawab hipotesis

alternatif pada penelitian ini.

Langkah ketiga, peneliti ingin mengetahui nilai koefisien regresi dan

proporsi varian dari setiap variabel independen. Nilai koefisien regresi setiap

independen variabel menggunakan uji t dengan melihat nilai sig (p<0.05) dan

melihat nilai Standardized Coefficients (Beta) untuk arah pengaruh apakah positif

atau negatif. Selanjutnya untuk mengetahui nilai proporsi varian dapat

menggunakan uji F dengan melihat nilai pada kolom Sig F Change (p<0.05) dan

melihat nilai murni variabel independen pada kolom R Square Change dan

kenaikan pertambahan (increments) proporsi varian yang dapat dilihat pada kolom

R Square. Nilai akhir dari R Square pada tabel proporsi varian harus sama dengan

nilai R Square pada tabel Model Summary R.Semua langkah perhitungan yang

telah dijelaskan di atas menggunakan software SPSS 16.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

61

3.7. Prosedur penelitian

Prosedur dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan penelitian, dirumuskan masalah yang akan diteliti.

Kemudian dilakukan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut

pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap kemudian

menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu intensi membeli, sikap (behavioral beliefs dan outcome

evaluation), norma subjektif (normative beliefs dan motivation to comply),

perceived behavioral control (control beliefs dan power of factor) dan jenis

kelamin.

2. Meminta expert judgment yaitu dosen pembimbing, yang dianggap ahli untuk

menilai apakah pengklasifikasian item yang dilakukan sudah benar dan tepat

berdasarkan teori yang telah dipaparkan.

3. Menyesuaikan hasil expert judgment dengan pengklasifikasian yang telah

dibuat, sehingga diperoleh pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai

dengan dasar teori yang telah dikemukakan.

4. Menentukan sampel penelitian yaitu pengunjung kawasan pusat perbelanjaan

Tanah Abang dengan jenis pengambilan sampel non probability sampling.

5. Pengambilan data dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

para responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan.

Setelah melakukan penyebaran data atau kuesioner, dilakukan skoring

terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung, mencatat

tabulasi data yang diperoleh, dan mengumpulkannya dalam tabel. Kemudian

Page 77: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

62

dilakukan uji validitas dengan menggunakan metode Confirmatory Factor

Analyze (CFA). Setelah itu dilakukan analisis data, teknik analisis yang digunakan

adalah analisis regresi berganda. Teknik tersebut digunakan karena ingin

mengetahui pengaruh antara independent variable behavioral beliefs, outcome

evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of

factor, dan jenis kelamin terhadap dependent variable intensi membeli. Software

yang digunakan untuk analisis adalah SPSS 16.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi tiga hal, yaitu gambaran subjek penelitian, analisis

deskripsi, dan uji hipotesis penelitian.

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pengunjung kawasan pusat perbelanjaan Tanah

Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat. Gambaran subjek penelitian disusun

berdasarkan kategorisasi yang meliputi jenis kelamin (gender), usia, dan intensitas

bepergian ke pusat perbelanjaan (mal).

Tabel 4.1

Distribusi subjek penelitian

N Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 70 46.6%

Perempuan 80 53.4%

Usia

< 20 tahun 43 28.6%

20-30 tahun 96 64%

30 tahun 11 7.4%

Intensitas bepergian ke pusat

perbelanjaan (mal)

Setiap hari 4 2.7%

Seminggu sekali 24 16%

Sebulan sekali 95 63.3%

6 bulan sekali 27 18% Sumber: Data primer yang diolah, 2014

Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian berdasarkan

jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 70 orang (46.6%) dan perempuan sebanyak

Page 79: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

64

t-score= (10 × skor faktor) + 50

80 orang (53.4%). Selanjutnya berdasarkan usia, dapat diketahui bahwa subjek

penelitian berdasarkan jumlah usia terbanyak yaitu <20 tahun sebanyak 43 orang

(28.6%), usia 20-30 tahun sebanyak 96 orang (64%) dan usia 30 orang sebanyak

11 orang (7.4%). Kemudian berdasarkan intensitas bepergian ke pusat

perbelanjaan (mal) diketahui bahwa subjek penelitian yang datang setiap hari

sebanyak 4 orang (2.7%), seminggu sekali sebanyak 24 orang (16 %), sebulan

sekali sebanyak 47 orang (31.3%) dan enam bulan sekali sebanyak 27 orang

(18%).

4.2. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian

Skor yang digunakan dalam analisis statistik pada penelitian ini merupakan skor

murni (t-score) yang merupakan hasil dari konversi raw score. Untuk

memperoleh deskripsi statistik, peneliti menghitung setiap item yang valid dan

bermuatan positif sehingga diperoleh skor faktor. Skor faktor tersebut dihitung

untuk menghindari bias dari kesalahan perngukuran. Jadi, penghitungan skor

faktor bukan merupakan penjumlahan tiap item variabel seperti pada umumnya,

namun dengan menghitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis

merupakan skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan.

Setelah memperoleh skor faktor yang telah diubah menjadi t-score, nilai

murni ini kemudian akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi regresi. Hal yang

sama berlaku untuk seluruh variabel pada penelitian ini. Skor tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

65

Tabel 4.2

Deskripsi statistik variabel penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Intensi membeli 150 28.80 66.24 50.0000 8.88050

Behavioral beliefs 150 21.52 73.78 50.0000 9.05047

Outcome evaluation 150 22.50 68.65 50.0000 9.10391

Normative beliefs 150 23.13 67.38 50.0000 8.13440

Motivation to comply 150 24.74 68.30 50.0000 8.07251

Control beliefs 150 14.26 74.65 50.0000 9.20046

Power of factor 150 23.05 72.80 50.0000 9.11421

Valid N (listwise) 150

Pada tabel 4.2 dapat diketahui skor intensi membeli terendah 28.80 dan

skor tertinggi 66.24 dengan standar deviasi 8.88050 dengan nilai rata-rata dari

seluruh variabel sebesar 50. Skor behavioral beliefs terendah 21.52 dan skor

tertinggi 73.78 dengan standar deviasi 9.05047. Skor outcome evaluation terendah

22.50 dan skor tertinggi 68.65 dengan standar deviasi 9.10391. Skor normative

beliefs terendah 23.13 dan skor tertinggi 67.38 dengan standar deviasi 8.13440.

Skor motivation to comply terendah 24.74 dan skor tertinggi 68.30 dengan standar

deviasi 8.07251. Skor control beliefs terendah 14.26 dan skor tertinggi 74.65

dengan standar deviasi 9.20046. Terakhir, skor power of factor terendah 23.05

dan skor tertinggi 72.80 dengan standar deviasi 9.11421.

Data skor intensi membeli, behavioral beliefs, outcome evaluation,

normative beliefs, motivation to comply, control belief, power of factor dan jenis

kelamin diperoleh melalui angket yang didistribusikan oleh peneliti kepada

responden. Dengan data skor yang dimiliki, peneliti kemudian membuat

Page 81: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

66

kategorisasi responden untuk menentukan jumlah responden pada tiap variabel

yang terbagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

4.3. Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi responden bertujuan untuk menempatkan individu kedalam

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum berjenjang yang akan peneliti gunakan dalam

kategorisasi variabel penelitian terdiri dari kategori tinggi hingga kategori rendah.

Sebelum melakukan pengelompokan setiap variabel berdasarkan kategori tinggi

dan rendah. Peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan

menggunakan nilai mean dan standar deviasi pada tabel 4.2 dan berlaku pada

seluruh variabel. Norma skor tersebut digambarkan dalam tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Norma skor variabel

Kategori Rumus

Tinggi X>M+1SD

Sedang M-1SD ≤ X ≤ M+1SD

Rendah X<M-1SD

Setelah norma kategorisasi tersebut diperoleh, selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel intensi membeli, behavioral

beliefs, outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control

beliefs, power of factor dan jenis kelamin sebagaimana yang terangkum pada tabel

4.4 sebagai berikut:

Page 82: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

67

Tabel 4.4

Kategorisasi skor intensi membeli, behavioral beliefs, outcome evaluation,

normative beliefs, motivation to comply, control beliefs, power of factor dan

jenis kelamin

No Variabel

Kategori dan

Presentase Skor

Rendah

(orang)

% Sedang % Tinggi

(orang)

%

1. Intensi membeli 19 12.7 111 74 20 13.3

2. Behavioral beliefs 16 10.7 118 78.6 16 10.7

3. Outcome

evaluation

14 9.3 121 80.7 15 10

4. Normative beliefs 19 12.7 117 78 14 9.3

5. Motivation to

comply

16 10.7 121 80.7 13 8.6

6. Control beliefs 14 9.3 119 79.3 17 11.4

7. Power of factor 15 10 121 80.7 14 9.3

Berdasarkan tabel 4.4 hasil kategorisasi dapat dilihat bahwa responden

yang memiliki intensi membeli dengan skor rendah sebanyak 19 orang (12.7%),

skor sedang sebanyak 111 orang (74%) dan skor tinggi sebanyak 20 orang

(13.3%). Responden yang memiliki behavioral beliefs dengan skor rendah

sebanyak 16 orang (10.7%), skor sedang sebanyak 118 orang (78.6%) dan skor

tinggi sebanyak 16 orang (10.7%). Responden yang memiliki outcome evaluation

dengan skor rendah sebanyak 14 orang (9.3%), skor sedang sebanyak 121 orang

(80.7%) dan skor tinggi sebanyak 15 orang (10%). Responden yang memiliki

normative beliefs dengan skor rendah sebanyak 19 orang (12.7%), skor sedang

sebanyak 117 orang (78%) dan skor tinggi 14 orang (9.3%). Responden yang

memiliki motivation to comply dengan skor rendah sebanyak 16 orang (10.7%),

skor sedang sebanyak 121 orang (80.7%) dan skor tinggi sebanyak 13 orang

(8.6%). Responden yang memiliki control beliefs dengan skor rendah sebanyak 14

Page 83: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

68

orang (9.3%), skor sedang sebanyak 119 orang (79.4%) dan skor tinggi sebanyak

17 orang (11.3%). Responden yang memiliki power of factor dengan skor rendah

sebanyak 15 orang (10%), skor sedang sebanyak 121 orang (80.7%) dan skor

tinggi sebanyak 14 orang (9.3%).

4.4. Hasil Uji Hipotesis

4.4.1. Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda.

Dalam regresi ada 3 hal yang harus diperhatikan. Hal pertama adalah besaran R

square untuk mengetahui berapa persentase (%) varians DV yang dijelaskan oleh

IV. Kedua, apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap

DV. Terakhir dengan melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing IV.

Tabel 4.5

Model Summary R

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .577a .334 .300 7.42839

Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Dari tabel 4.5 dapat

dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0.334 atau 33.4%. Artinya proporsi

varians dari intensi membeli yang dijelaskan oleh semua independent variable

sebesar 33.4%, sementara 66.6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

Page 84: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

69

Tabel 4.6

Anova seluruh IV Terhadap DV

Model Sum of Squares df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 3914.916 7 559.274 10.135 .000a

Residual 7835.701 142 55.181

Total 11750.618 149

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap intensi membeli. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6.

Jika melihat kolom ke 6 dari kiri diketahui bahwa (p<0.05), maka hipotesis nihil

yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan behavioral beliefs,

outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs,

power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion

tiruan” ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari behavioral beliefs,

outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs,

power of factor dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.

Langkah ketiga, setelah diketahui bahwa hipotesis nihil ditolak. Selanjutnya

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent

variable seperti hasil koefisien regresi yang tertera pada tabel 4.7.

Page 85: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

70

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

No Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1. (Constant) 20.137 5.554 3.626 .000

2. Behavioral beliefs .041 .094 .042 .436 .663

3. Outcome evaluation .017 .097 .017 .171 .864

4. Normative beliefs -.542 .328 -.496 -1.651 .101

5. Motivation to comply 1.143 .330 1.039 3.466 .001

6. Control beliefs -.081 .097 -.084 -.836 .405

7. Power of factor .016 .107 .016 .148 .882

8. Jenis kelamin .415 1.250 .023 .332 .742

Berdasarkan tabel 4.7 persamaan regresi penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut (* = signifikan).

Intensi membeli = 20.137 + 0.041 behavioral beliefs + 0.017 outcome

evaluation - 0.542 normative beliefs + 1.143 motivation to comply* - 0.081

control beliefs + 0.016 power of factor + 0.415 jenis kelamin.

Berdasarkan tabel 4.7 maka hipotesis minor (H4) yang berbunyi: “Tidak

terdapat pengaruh yang signifikan motivation to comply terhadap intensi membeli

produk fashion tiruan” ditolak. Dengan demikian variabel motivation to comply

secara positif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli

produk fashion tiruan. Variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak

signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing

independent variable adalah sebagai berikut di bawah ini.

1. Hipotesis minor (H1) yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan behavioral beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan”

Page 86: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

71

diterima. Variabel behavioral beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0.041 dengan signifikansi 0.663 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel

behavioral beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

intensi membeli produk fashion tiruan.

2. Hipotesis minor (H2) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan outcome evaluation dengan intensi membeli produk fashion tiruan”

diterima. Variabel outcome evaluation memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0.017 dengan signifikansi 0.864 (p>0.05), yang berarti bahwa

variabel outcome evaluation tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.

3. Hipotesis minor (H3) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan normative beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan”

diterima. Variabel normative beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar -

0.542 dengan signifikansi 0.101 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel

normative beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

intensi membeli produk fashion tiruan.

4. Hipotesis minor (H4) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan motivation to comply dengan intensi membeli produk fashion

tiruan” ditolak. Variabel motivation to comply memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 1.143 dengan signifikansi 0.001 (p<0.05), yang berarti bahwa variabel

motivation to comply memberikan pengaruh yang signifikan dengan arah

koefisien positif terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Artinya,

semakin tinggi motivation to comply yang dimiliki seseorang dalam

Page 87: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

72

berintensi membeli produk fashion tiruan, maka semakin tinggi pula intensi

untuk menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan.

5. Hipotesis minor (H5) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan control beliefs dengan intensi membeli produk fashion tiruan”

diterima. Variabel control beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar -

0.081 dengan signifikansi 0.405 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel control

beliefs tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi membeli

produk fashion tiruan.

6. Hipotesis minor (H6) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan power of factor terhadap intensi membeli produk fashion tiruan”

diterima. Variabel power of factor memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0.016 dengan signifikansi sebesar 0.882 (p>0.05), yang berarti bahwa

variabel peower of factor tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.

7. Hipotesis minor (H7) yang berbunyi: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan” diterima.

Variabel jenis kelamin memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.415 dengan

signifikansi sebesar 0.740 (p>0.05), yang berarti bahwa variabel jenis

kelamin tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi

membeli produk fashion tiruan.

4.4.2. Pengujian proporsi varians independent variable

Pada tahap ini pertama peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan

proporsi varians dari variabel sikap, norma subjektif, perceived behavioral control

Page 88: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

73

dan jenis kelamin terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Kedua, peneliti

ingin mengetahui penambahan proporsi varians dari masing-masing independent

variable terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.

Tabel 4.8

Proporsi varians variabel sikap, norma subjektif, pbc dan jenis kelamin

Model

R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df 1

df 2

Sig F Change

1 .044a .002 -.012 8.93208 .002 .142 2 147 .868 2 .573b .329 .310 7.37718 .327 35.249 2 145 .000

3 .577c .333 .305 7.40525 .004 .451 2 143 .638

4 .577d .334 .300 7.42839 .001 .001 1 142 .740 a. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation

b. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,

Motivation_to_comply

c. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,

Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor

d. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,

Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor, Jenis_kelamin

Pada tabel 4.8 kolom pertama merupakan IV yang dianalisis secara satu

per satu. Kolom ketiga merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang

dianalisis satu per satu. Kolom keenam merupakan nilai murni varians DV dari

tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu. Kolom ketujuh merupakan nilai F

hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df merupakan derajat bebas bagi IV

yang terdiri dari numerator dan denumerator. Kolom F tabel merupakan kolom

mengenai nilai IV pada tabel F dengan df yang telah ditentukan sebelumnya, nilai

kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai

F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya merupakan kolom

signifikansi yang akan dituliskan signifikan atau tidak signifikan. Dari tabel 4.8 di

atas, dapat dijelaskan sebagai berikut ini.

Page 89: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

74

1. Variabel sikap memberikan sumbangan sebesar 0.002 atau 0.2% terhadap

varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan nilai F = 0.142, df1 = 2, dan df2 = 147.

2. Variabel norma subjektif memberikan sumbangan sebesar 0.327 atau 32.7%

terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut

signifikan dengan nilai F = 35.249 dan df1 = 2, dan df2= 145.

3. Variabel perceived behavioral control memberikan sumbangan sebesar 0.004

atau 0.4% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan.

Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.451, df1 = 2, dan

df2 = 143.

4. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.001 atau 0.1%

terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan nilai F = 0.110, df1 = 1, dan df2 = 142.

Dari penjelasan nilai proporsi varians sikap, norma subjektif, perceived

behavioral control dan jenis kelamin di atas, diketahui nilai proporsi varians yang

signifikan adalah norma subjektif. Setelah mengetahui proporsi varians dari

variabel yang diteliti, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui penambahan

proporsi varians dimensi yang diteliti atau masing-masing independent variable

terhadap dependent variable seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.9,

penjelasannya seperti berikut di bawah ini.

Page 90: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

75

Tabel 4.9

Kontribusi varians independent variable terhadap dependent variable

Model

R

R

Square

Adjusted R

Square

Std.

Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change

df 1

df 2

Sig F Change

1 .004a .000 -.007 8.91037 .000 .002 1 148 .961

2 .044b .002 -.012 8.93208 .002 .281 1 147 .597

3 .521c .272 .257 7.65520 .270 54.129 1 146 .000

4 .573d .329 .310 7.37718 .057 12.212 1 145 .001

5 .577e .333 .309 7.38024 .004 .880 1 144 .350

6 .577f .333 .305 7.40525 .000 .029 1 143 .865

7 .577g .334 .300 7.42839 .001 .110 1 142 .740

a. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs

b. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation

c. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs

d. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,

Motivation_to_comply

e. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,

Motivation_to_comply, Control_beliefs

f. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,

Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor

g. Predictors: (Constant), Behavioral_beliefs, Outcome_evaluation, Normative_beliefs,

Motivation_to_comply, Control_beliefs, Powerof_factor, Jenis_kelamin

1. Variabel behavioral beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0%

terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan nilai F = 0.002, df1 = 1, dan df2 = 148.

2. Variabel outcome evaluation memberikan sumbangan sebesar 0.002 atau

0.2% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan

tersebut tidak signifikan dengan nilai F = 0.281 dan df1 = 1, dan df2= 147.

3. Variabel normative beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.270 atau 27%

terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut

signifikan dengan nilai F = 54.129, df1 = 1, dan df2 = 146.

Page 91: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

76

4. Variabel motivation to comply memberikan sumbangan sebesar 0.057 atau

5.7% terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan

tersebut signifikan dengan nilai F = 12.212, df1 = 1, dan df2 = 145.

5. Variabel control beliefs memberikan sumbangan sebesar 0.004 atau 0.4%

terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan nilai F = 0.880, df1 = 1, dan df2 = 144.

6. Variabel power of factor memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0%

terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan nilai F = 0.029 df1 = 1, dan df2 = 143.

7. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.001 atau 0.1%

terhadap varians intensi membeli produk fashion tiruan. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan nilai F = 0.110, df1 = 1, dan df2 = 142.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh independent variable,

hanya dua IV yang memberikan sumbangan signifikan terhadap DV yaitu

normative beliefs dan motivation to comply. Sementara lima variabel yang lain

memberikan sumbangan tidak signifikan. Dari keseluruhan independent variable

tersebut dapat dilihat variabel yang paling besar memberikan sumbangan terhadap

intensi membeli produk fashion tiruan. Hal tersebut dapat diketahui dengan

melihat R2

change, semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang

diberikan terhadap dependent variable. Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui

bahwa keseluruhan independent variable yang secara signifikan memberikan

sumbangan dari yang terkecil sampai terbesar berdasarkan nilai proporsi varians

Page 92: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

77

yaitu motivation to comply dengan R2 change sebesar 0.057 atau 5.7%, dan yang

terbesar normative beliefs dengan R2 change sebesar 0.270 atau 27%.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

78

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab lima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi

tentang hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian

selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intensi membeli

yang dijelaskan oleh seluruh independent variable yaitu behavioral beliefs,

outcome evaluation, normative beliefs, motivation to comply, control beliefs,

power of factor dan jenis kelamin dengan R Square sebesar 0.334 atau 33.4%.

Berdasarkan hasil uji t dari ke 7 independent variable yang diteliti, terdapat satu

variabel yang signifikan yaitu motivation to comply.

5.2. Diskusi

Produk fashion tiruan dewasa ini mudah sekali ditemukan di pusat perbelanjaan

atau pun toko di pinggir jalan, bahkan ada juga yang dapat dibeli secara online.

Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa tidak sedikit konsumen yang menggemari

produk fashion tiruan. Jenis produk yang digemari konsumen pun beragam mulai

dari baju, celana, sepatu, aksesoris, jam tangan dan sebagainya. Penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen dalam membeli produk fashion tiruan dari sudut pandang psikologis

dan demografi sehingga dapat menguak permasalahan pembajakan khususnya

produk fashion. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan

Page 94: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

79

sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan jenis kelamin secara

signifikan berpengaruh terhadap intensi membeli produk fashion tiruan dengan

kontribusi R Square sebesar 0.334 atau 33.4%.

Dilihat dari pengaruh perdimensi, behavioral beliefs memberikan

pengaruh sebesar 0% dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk

fashion tiruan dengan tidak kriteria signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh

dari behavioral beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Pada

variabel lain menunjukkan bahwa outcome evaluation memberikan pengaruh

sebesar 0.2% dan secara positif mempengaruhi intensi membeli produk fashion

tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh dari

outcome evaluation terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal ini tidak

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Burak & Vian (2007)

yang meneliti tentang prediksi pembayaran informal dalam pelayanan kesehatan,

dan Ajzen et al (2011) tentang intensi konservasi energi, hasil dari penelitian

mereka menunjukkan bahwa konsep TPB dalam memprediksi perilaku tersebut

adalah sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior). Dengan melihat skor

kategorisasi sikap pada penelitian ini, terlihat skor yang besar terletak pada

kategori sedang, artinya tendensi responden pada penelitian ini belum

menunjukkan arah sikap yang rendah atau tinggi dalam berintensi membeli

produk fashion tiruan. Sikap konsumen dalam berintensi membeli produk fashion

tiruan, dapat dikaitkan dengan minimnya informasi mengenai produk fashion dan

menyukai produk fashion asli tetapi tidak sesuai dengan daya finansial yang

dimiliki.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

80

Variabel normative beliefs memberikan pengaruh sebesar 27% dan secara

negatif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria

tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari normative

belief terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis et al (2002), bahwa

normative beliefs berpengaruh secara signifikan dalam mewujudkan suatu

perilaku. Dengan kata lain, konsumen dalam membeli produk fashion tiruan tidak

dipengaruhi oleh harapan orang lain (significant other) terhadap dirinya,

melainkan faktor lain seperti kebiasaan, harga yang lebih murah dan lain

sebagainya.

` Berbeda dengan variabel normative beliefs, variabel motivation to comply

memberikan pengaruh sebesar 5.7% dan secara positif mempengaruhi intensi

membeli produk fashion tiruan dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti semakin

tinggi motivation to comply seseorang terhadap intensi membeli produk fashion

tiruan maka semakin tinggi pula intensi membeli produk fashion tiruan. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis et al

(2002), bahwa motivation to comply berpengaruh secara signifikan dalam

mewujudkan suatu perilaku. Dengan kata lain, konsumen memiliki motivasi yang

tinggi ketika membeli produk fashion tiruan karena mengikuti pendapat orang lain

(significant other) seperti anggota keluarga, teman, tokoh idola, atau hanya

sekedar mengikuti tren fashion pada waktu tertentu.

Pada variabel control beliefs, variabel ini memberikan pengaruh sebesar

0.4% dan secara negatif mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan

Page 96: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

81

dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari control beliefs terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.

Dengan kata lain dalam membeli produk fashion tiruan, konsumen tidak

dipengaruhi oleh kesempatan yang ada dan sumber yang tersedia tetapi

dipengaruhi oleh faktor lain yang belum mampu dipaparkan dalam penelitian ini.

Selanjutnya, variabel power of factor memberikan pengaruh sebesar 0%

dan secara positif memberikan pengaruh terhadap intensi membeli produk fashion

tiruan dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti power of factor yang

dimiliki seseorang terhadap intensi membeli produk fashion tiruan ternyata tidak

memberikan pengaruh terhadap intensi seseorang dalam membeli produk fashion

tiruan. Dengan kata lain, persepsi individu mengenai sumber dan kesempatan

yang ada untuk membeli produk fashion tiruan tidak memberikan pengaruh dalam

menampilkan perilaku membeli produk fashion tiruan, artinya intensi seseorang

untuk membeli produk fashion tiruan tidak dipengaruhi oleh faktor kesempatan.

Dimensi dari variabel perceived behavioral control yaitu control beliefs

dan perceived power dalam penelitian ini tidak memberikan sumbangan pengaruh

yang signifikan. Hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Collins & Mullan (2011), bahwa perceived behavioral control menjadi

prediktor paling kuat dalam memprediksi intensi seseorang. Hasil dari penelitian

ini menjelaskan bahwa kepercayaan seseorang dalam menampilkan suatu perilaku

jika memiliki kecenderungan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu seperti

membeli produk fashion tiruan tidak memberikan pengaruh secara signifikan.

Page 97: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

82

Jenis kelamin memberikan pengaruh sebesar 0.1% dan secara positif

mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan dengan kriteria tidak

signifikan. Hasil dalam penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Jason & Karen (2011), bahwa jenis kelamin berpengaruh

secara signifikan terhadap intensi membeli produk fashion tiruan. Hal ini berarti

jenis kelamin seseorang tidak memberikan pengaruh terhadap intensi membeli

produk fashion tiruan.

Pada penelitian ini terdapat keterbatasan seperti jumlah item dan sampel

yang kurang banyak, teknik pengambilan sampel yang digunakan non-probability

accidental karena sulitnya mengetahui data jumlah dan masih terdapat variabel

lain diluar penelitian ini yang belum diteliti.

5.3. Saran

5.3.1. Saran Teoritis

1. Berdasarkan hasil analisis regresi, sumbangan efektif dari hasil penelitian

faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi intensi membeli produk fashion

tiruan menunjukkan pengaruh secara keseluruhan sebesar 33.4% dan

selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain. Untuk penelitian selanjutnya

disarankan agar melakukan penelitian untuk menguji faktor lain yang

mempengaruhi intensi membeli produk fashion tiruan seperti materialism

(Furnham & Halldor, dalam Boonghee, 2009), Risk Assessment (Augusto

et.al, 2007) dan beberapa variabel demografi seperti pendapatan, profesi dan

lain sebagainya. Dengan mempertimbangkan variabel tersebut, diharapkan

penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil dalam penelitian ini.

Page 98: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

83

2. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 orang. Dengan bertambahnya

variabel lain yang akan diteliti, maka jumlah item pun akan bertambah.

Jumlah sampel harus ditambah dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Penyesuaian karakteristik populasi diharapkan akan memberikan data yang

lebih representatif.

3. Penelitian ini bertemakan intensi membeli produk fashion tiruan. Secara

tema, ranah penelitian ini memiliki cakupan yang luas, maka untuk penelitian

selanjutnya diharapkan peneliti mempersempit ranah penelitian agar hasil

yang didapat lebih spesifik, misalnya produk fashion bermerek tertentu yang

dipalsukan atau jenis produk fashion (seperti jam tangan, sepatu dan lain-

lain).

5.3.2. Saran Praktis

1. Hasil penelitian menunjukkan variabel motivation to comply berpengaruh

secara signifikan (p<0.05) terhadap intensi membeli produk fashion tiruan.

Saran praktis yang dapat diambil adalah:

a. Mempelajari atau menggali informasi lebih dalam mengenai produk

fashion agar tidak mudah mengikuti orang lain dalam membeli produk

fashion tiruan atau ketika ditawarkan penjual, sehingga tidak mengalami

kerugian.

b. Tren fashion datang silih berganti seperti tren jersey klub sepak bola,

aksesoris gadget (tongsis, capdase, dan lain-lain), sepatu dan sandal

(merek Crocs, New Balance, dan lain-lain), dan batu mulia (black onyx,

blue sapphire, moonstone, kecubung, dan lain-lain) yang dalam beberapa

Page 99: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

84

tahun terakhir di gemari banyak orang. Sebagai konsumen yang smart,

penting untuk memperhatikan daya finansial yang dimiliki, dan

memperhatikan kebutuhan materi dengan tidak konsumtif secara

berlebihan, sehingga mampu bersikap kritis dengan fenomena pemalsuan

produk fashion dan lebih baik dengan menerapkan gaya hidup sederhana

(qanaah).

Page 100: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

85

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. (2013). Mitos dan fakta mengenai fashion. Diunduh tanggal 17

November 2013 dari http://www.anneahira.com.

Ahmad, B., Kan, M.A., Ahmad, N., & Ahmed, W. (2012). Influence of personality

traits on consumers intention to buy the fashion counterfeits: an empirical

investigation with the special reference to young consumers in Pakistan.

Asian Journal of Business Management, 3(2), 2041-8572.

Ajzen, I., & Fishbein, M. (1975). Belief, attitude, intention and behavior: an

introduction to theory and research. USA: Addison-Wesley Series in Social

Psychology.

Ajzen, Icek. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and

Human Processes, 50,179-211.

Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, personality and behavior: second edition. Berkshire:

Open University Press and McGraw-Hill.

Ajzen, I., Joyce, N., Sheikh, S., & Cote, N.G. (2011). Knowledge and the prediction

of behavior: The role of information accuracy in the Theory of Planned

Behavior. Basic and Applied Social Psychology, 33, 101-117.

Ajzen, I. (2012). Attitudes and persuasion. Dalam K, Deaux & M, Snyder (ed). The

oxford handbook of personality and social psychology (367-393). New

York: Oxford University Press.

Assael, Henry. (1998). Consumer behavior and marketing action. Ohio: South-

Western College Publishing.

Augusto, C.,Trindade, C.I., & Alberto, C. (2007). Consumer attitudes toward

counterfeits: a review and extension. Journal of Consumer Marketing, 7(6),

736-761.

Burak ,L.J.,& Vian,T. (2007). Examining and predicting under-the-table payments for

health care in Albania:An application of the theory of planned behavior.

Journal of Applied Social Psychology. 37(5).1060-1076.

Carpenter, John M & Lear, Karen. (2011). Consumer attitudes toward counterfeit

fashion product: does gender matter?. Journal of Textile and Apparel,

Technology and Management, 7(1), 234-249.

Page 101: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

86

Cheng, S.I., Fu, H.H., & Tu, L.T.C. (2011). Examining customer purchase intentions

for counterfeit products based on a modified theory of planned behavior.

International Journal of Humanities and Social Science, 1(10), 278-284.

Collins,A., & Mullan, B. (2011). An extension of the theory of planned Behavior to

predict immediate hedonic behaviours and distal benefits behaviours. Food

Quality and Preference, 22(7), 638-646.

Cronan, T.P., & Al-Rafee, S. (2008). Factors that influence the Intention to Pirate

Software and Media. Journal of Business Ethics, 78, 527-545.

Davis, L., Saunders, J., Johnson, S., & Miller-Cribs, J. (2002). Predicting positive

academic intentions among african american males and females. Journal of

Applied Social Psychology, 11, 143-150.

Eagly, A.H., & Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Florida: Harcourt

Brace Jovanovich.

Engel, James F. , Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. (1995). Perilaku

konsumen: Jilid 1. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.

Engel, James F. , Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. (2006). Perilaku

konsumen: Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.

Fashion Pro. (2010). Kamus mode. Jakarta : Dian Rakyat

Feldman,R.S. (1995). Social psychology. New Jersey: Prentice Hall.

Geo. (2012). Orang Indonesia gemar membeli barang palsu. Diunduh tanggal 7

November 2013 dari http://www.forum.kompas.com.

Girard, Tulay. (2010). The role of demographics on the susceptibility to social

influence: A pretest study. Journal of Marketing Development and

Competitiveness. 5, 9-22.

Goodwin, R.E., & Mullan, B.A. (2009). Predictor of undergraduates intention to

incorporate glycaemix index into dietary behavior. Nutritions and Dietetics,

66(1), 54-59.

Graef, Judy. (1976). Concept in clothing. New York: McGraw-Hill.

Page 102: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

87

Han, J.M., Suk, H.J., & Chung, K.W. (2007). The influence of logo exposure in

purchasing counterfeit luxury goods: Focusing on consumer behavior. South

Korea: Department of Industrial Design, Korea Advance Institute of Science

and Technology.

Hogg, M.A., & Vaughan, G. M. (2002). Social psychology: Third edition. London:

Pearson Education.

Mowen, John C. & Minor, Michael. (2002). Perilaku konsumen: Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Nurdin, Putri N. (2010). Analisis perilaku masa lalu, sikap terhadap pembelian

produk tiruan, serta karakteristik individu terhadap intensi pembeian

Produk luxury handbag original dan tiruan : Studi pada konsumen muda.

Universitas Indonesia : Tesis.

Organization for Economic Co-operation and Development. (1998). The economic

impact of counterfeiting. Retrieved December 12, 2012, from

http://www.oecd.org/sti/industryyandglobalization/2090589.pdf.

Pedhazur, E.J. (1997). Multiple regression in behavioral research: Explanation and

Prediction. USA: Wadsworth-Thomson Learning.

Rajagopal. (2010). Consumer culture and purchase intention towards fashion

apparel. Mexico: Working Paper EGADE Business School.

Siham, M & Pierre, V.P. (2012). The effects of counterfeit on luxury brand buying

behavior, in terms of consumption experience. France: International

Doctoral Colloquium Marketing Trends.

Tavis,G., Dodd, V.,Sheu, J.J., Rienzo, B.A., & Wagenaar, A.C. (2010). Using the

theory of planned behavior to predict alcohol consumption among college

student on game day. The Journal of GlobalDrug and Policy Practice.

Tjiptono, Fandy & Triandewi, Ervina. (2013). Consumer intention to buy original

brands versus counterfeits. Yogyakarta. International Journal of Marketing

Studies, 5 (2).

Umar, Jahja. (2012). JP3I: Jurnal pengukuran psikologi dan pendidikan Indonesia.

UIN Jakarta: Fakultas Psikologi.

Yoo, Boonghee & Hee lee, Seung. (2005). Do counterfeits promote genuine

products?. South Korea: Sungshin Women’s University.

Yoo, Boonghee & Hee lee, Seung. (2009). Buy genuine luxury fashion product or

counterfeit?. Advances in Consumer Research, 36.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\1\1.spl:

UJI VALIDITAS INTENSI DA NI=10 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 PM SY FI=1.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK INTENSI FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 9 6 TD 6 1 TD 9 3 TD 6 5 TD 10 5 TD 9 2 TD 2 1 TD 3 1 TD 10 1 TD 10 9 TD 4 1 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS

UJI VALIDITAS INTENSI

Number of Input Variables 10 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 10 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150 UJI VALIDITAS INTENSI

Correlation Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.00 ITEM2 0.33 1.00 ITEM3 0.12 0.17 1.00 ITEM4 0.15 0.05 0.48 1.00 ITEM5 0.28 0.08 0.54 0.50 1.00 ITEM6 -0.32 -0.17 0.09 -0.08 -0.13 1.00 ITEM7 0.25 0.19 0.25 0.26 0.36 -0.04 ITEM8 0.26 0.04 0.55 0.48 0.54 0.08 ITEM9 -0.02 0.20 0.30 -0.09 0.05 0.51 ITEM10 0.30 0.06 0.45 0.37 0.55 0.13

Correlation Matrix

Page 104: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------- ITEM7 1.00 ITEM8 0.32 1.00 ITEM9 -0.02 -0.01 1.00 ITEM10 0.12 0.32 0.23 1.00

UJI VALIDITAS INTENSI

Parameter Specifications

LAMBDA-X

INTENSI -------- ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 ITEM5 5 ITEM6 6 ITEM7 7 ITEM8 8 ITEM9 9 ITEM10 10

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 11 ITEM2 12 13 ITEM3 14 0 15 ITEM4 16 0 0 17 ITEM5 0 0 0 0 18 ITEM6 19 0 0 0 20 21 ITEM7 0 0 0 0 0 0 ITEM8 0 0 0 0 0 0 ITEM9 0 24 25 0 0 26 ITEM10 28 0 0 0 29 0

THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------- ITEM7 22 ITEM8 0 23 ITEM9 0 0 27 ITEM10 0 0 30 31

UJI VALIDITAS INTENSI

Number of Iterations = 31 LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

INTENSI -------- ITEM1 0.42 (0.09)

Page 105: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

4.56 ITEM2 0.12 (0.09) 1.35 ITEM3 0.74 (0.08) 9.73 ITEM4 0.65 (0.08) 8.26 ITEM5 0.74 (0.08) 9.68 ITEM6 0.07 (0.09) 0.79 ITEM7 0.42 (0.08) 5.13 ITEM8 0.73 (0.07) 9.92 ITEM9 0.00 (0.09) -0.01 ITEM10 0.52 (0.08) 6.06

Page 106: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\SIK\SIKAP.spl:

UJI VALIDITAS SIKAP DA NI=20 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI=sikap.cor SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK BB FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 3 2 TD 2 1 TD 6 5 FR TD 5 3 TD 8 3 TD 5 4 TD 6 1 TD 10 9 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS

UJI VALIDITAS SIKAP

Number of Input Variables 20 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 10 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150

UJI VALIDITAS SIKAP

Covariance Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.00 ITEM2 0.58 1.00 ITEM3 0.42 0.69 1.00 ITEM4 0.45 0.45 0.57 1.00 ITEM5 0.26 0.26 0.30 0.46 1.00 ITEM6 0.22 0.41 0.44 0.41 0.48 1.00 ITEM7 0.14 0.13 0.21 0.20 0.00 0.03 ITEM8 0.23 0.14 0.06 0.26 0.17 0.28 ITEM9 0.19 0.20 0.30 0.29 0.08 0.28 ITEM10 0.39 0.34 0.41 0.60 0.30 0.35

Covariance Matrix

Page 107: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------- ITEM7 1.00 ITEM8 0.22 1.00 ITEM9 0.29 0.04 1.00 ITEM10 0.27 0.32 0.42 1.00

UJI VALIDITAS SIKAP

Parameter Specifications

LAMBDA-X

BB -------- ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 ITEM5 5 ITEM6 6 ITEM7 7 ITEM8 8 ITEM9 9 ITEM10 10 THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 11 ITEM2 12 13 ITEM3 0 14 15 ITEM4 0 0 0 16 ITEM5 0 0 17 18 19 ITEM6 20 0 0 0 21 22 ITEM7 0 0 0 0 0 0 ITEM8 0 0 24 0 0 0 ITEM9 0 0 0 0 0 0 ITEM10 0 0 0 0 0 0

THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 -------- -------- -------- -------- ITEM7 23 ITEM8 0 25 ITEM9 0 0 26 ITEM10 0 0 27 28

UJI VALIDITAS SIKAP

Number of Iterations = 8

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

BB -------- ITEM1 0.58

Page 108: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

(0.08) 7.02 ITEM2 0.57 (0.08) 6.90 ITEM3 0.70 (0.08) 9.14 ITEM4 0.79 (0.07) 10.67 ITEM5 0.39 (0.09) 4.16 ITEM6 0.56 (0.08) 6.78 ITEM7 0.29 (0.09) 3.38 ITEM8 0.39 (0.09) 4.45 ITEM9 0.40 (0.09) 4.63 ITEM10 0.69 (0.08) 8.89

Page 109: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\SIK\OUTEVA.spl:

UJI VALIDITAS SIKAP DA NI=20 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI=OUTEVA.COR SE 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK OUTEVA FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 4 3 TD 8 6 TD 9 2 TD 6 1 TD 3 1 TD 6 5 TD 7 1 TD 8 5 TD 5 2 TD 9 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS

UJI VALIDITAS SIKAP

Number of Input Variables 20 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 10 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150

UJI VALIDITAS SIKAP

Covariance Matrix

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM11 1.00 ITEM12 0.35 1.00 ITEM13 0.38 0.47 1.00 ITEM14 0.23 0.32 0.75 1.00 ITEM15 0.22 0.28 0.48 0.39 1.00 ITEM16 -0.26 -0.17 -0.08 -0.15 -0.23 1.00 ITEM17 -0.02 0.15 0.24 0.29 0.36 -0.17 ITEM18 0.08 0.05 0.14 0.12 0.01 0.32 ITEM19 0.28 0.28 0.51 0.54 0.59 0.05 ITEM20 0.32 0.40 0.42 0.35 0.47 0.06

Covariance Matrix

Page 110: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 -------- -------- -------- -------- ITEM17 1.00 ITEM18 0.07 1.00 ITEM19 0.34 0.27 1.00 ITEM20 0.20 0.26 0.65 1.00

UJI VALIDITAS SIKAP

Parameter Specifications

LAMBDA-X

OUTEVA -------- ITEM11 1 ITEM12 2 ITEM13 3 ITEM14 4 ITEM15 5 ITEM16 6 ITEM17 7 ITEM18 8 ITEM19 9 ITEM20 10 THETA-DELTA

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM11 11 ITEM12 0 12 ITEM13 13 0 14 ITEM14 0 0 15 16 ITEM15 0 17 0 0 18 ITEM16 19 0 0 0 20 21 ITEM17 22 0 0 0 0 0 ITEM18 0 0 0 0 24 25 ITEM19 0 27 0 28 0 0 ITEM20 0 0 0 0 0 0

THETA-DELTA

ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 -------- -------- -------- -------- ITEM17 23 ITEM18 0 26 ITEM19 0 0 29 ITEM20 0 0 0 30

UJI VALIDITAS SIKAP

Number of Iterations = 11

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

OUTEVA -------- ITEM11 0.39

Page 111: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

(0.08) 4.70 ITEM12 0.62 (0.09) 6.95 ITEM13 0.64 (0.08) 8.52 ITEM14 0.50 (0.08) 6.18 ITEM15 0.72 (0.08) 9.28 ITEM16 -0.01 (0.09) -0.17 ITEM17 0.35 (0.08) 4.27 ITEM18 0.26 (0.08) 3.07 ITEM19 0.85 (0.07) 12.12 ITEM20 0.71 (0.07) 9.65

Page 112: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\New folder (2)\NOBEL.spl:

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF DA NI=8 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 PM SY FI=NOBEL.COR SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK NOBEL FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 4 3 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF

Number of Input Variables 8 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 4 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF

Covariance Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.00 ITEM2 0.54 1.00 ITEM3 0.36 0.31 1.00 ITEM4 0.24 0.18 0.43 1.00

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF

Parameter Specifications

LAMBDA-X

NOBEL --------

Page 113: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 -------- -------- -------- -------- ITEM1 5 ITEM2 0 6 ITEM3 0 0 7 ITEM4 0 0 8 9

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF

Number of Iterations = 9

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

NOBEL -------- ITEM1 0.80 (0.11) 7.25 ITEM2 0.68 (0.10) 6.58 ITEM3 0.45 (0.09) 4.88 ITEM4 0.29 (0.09) 3.05

Page 114: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\BENTARAS\sn\sn.spl:

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF DA NI=8 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 PM SY FI=sn.cor SE 5 6 7 8/ MO NX=4 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK MTC FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 2 1 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF

Number of Input Variables 8 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 4 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF

Covariance Matrix

ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 -------- -------- -------- -------- ITEM5 1.00 ITEM6 0.54 1.00 ITEM7 0.36 0.31 1.00 ITEM8 0.28 0.26 0.57 1.00

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF

Parameter Specifications

LAMBDA-X

MTC --------

Page 115: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ITEM5 1 ITEM6 2 ITEM7 3 ITEM8 4 THETA-DELTA

ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 -------- -------- -------- -------- ITEM5 5 ITEM6 6 7 ITEM7 0 0 8 ITEM8 0 0 0 9

UJI VALIDITAS NORMA SUBJEKTIF

Number of Iterations = 13

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

MTC -------- ITEM5 0.42 (0.09) 4.61 ITEM6 0.37 (0.09) 4.02 ITEM7 0.84 (0.11) 7.61 ITEM8 0.67 (0.10) 6.63

Page 116: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\input script-she\Lampiran_hana\X.spl:

UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS DA NI=22 NO=150 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 PM SY FI = X2.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11/ MO NX =11 NK = 1 TD=SY PH=ST LX=FR LK CB FR TD 7 6 TD 4 1 TD 8 2 TD 6 1 TD 8 1 TD 10 2 TD 10 5 TD 6 5 TD 9 7 TD 7 4 TD 11 10 FR TD 11 4 TD 11 1 TD 6 4 TD 4 3 TD 7 1 TD 3 2 TD 10 4 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS Number of Input Variables 22 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 11 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150

UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS

Correlation Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.00 ITEM2 0.28 1.00 ITEM3 0.17 0.46 1.00 ITEM4 -0.13 0.26 0.41 1.00 ITEM5 0.28 0.52 0.38 0.39 1.00 ITEM6 0.50 0.30 0.29 -0.01 0.37 1.00 ITEM7 0.35 0.33 0.25 -0.08 0.22 0.78 ITEM8 0.46 0.69 0.37 0.29 0.56 0.41 ITEM9 0.20 0.61 0.38 0.45 0.59 0.18 ITEM10 -0.21 -0.40 -0.35 -0.54 -0.45 -0.18 ITEM11 -0.02 0.37 0.24 0.50 0.44 0.19

Correlation Matrix

Page 117: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 1.00 ITEM8 0.40 1.00 ITEM9 0.10 0.60 1.00 ITEM10 -0.20 -0.54 -0.67 1.00 ITEM11 0.23 0.33 0.43 -0.58 1.00

UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS

Parameter Specifications

LAMBDA-X CB -------- ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 ITEM5 5 ITEM6 6 ITEM7 7 ITEM8 8 ITEM9 9 ITEM10 10 ITEM11 11

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 12 ITEM2 0 13 ITEM3 0 14 15 ITEM4 16 0 17 18 ITEM5 0 0 0 0 19 ITEM6 20 0 0 21 22 23 ITEM7 24 0 0 25 0 26 ITEM8 28 29 0 0 0 0 ITEM9 0 0 0 0 0 0 ITEM10 0 33 0 34 35 0 ITEM11 37 0 0 38 0 0

THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 27 ITEM8 0 30 ITEM9 31 0 32 ITEM10 0 0 0 36 ITEM11 0 0 0 39 40

UJI VALIDITAS CONTROL BELIEFS

Number of Iterations = 49

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

Page 118: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

CB -------- ITEM1 0.31 (0.08) 3.85 ITEM2 0.73 (0.07) 9.89 ITEM3 0.46 (0.08) 5.65 ITEM4 0.49 (0.08) 5.90 ITEM5 0.73 (0.07) 9.79 ITEM6 0.30 (0.09) 3.47 ITEM7 0.32 (0.08) 3.90 ITEM8 0.73 (0.07) 10.02 ITEM9 0.84 (0.07) 12.09 ITEM10 -0.78 (0.07) -10.50 ITEM11 0.53 (0.08) 6.60

Page 119: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\JazzEfendi\Documents\input script-she\PERCEIVED

POWER\PERCEIVED POWER.spl:

UJI VALIDITAS PBC DA NI=22 NO=150 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 PM SY FI=PERC.COR SE 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22/ MO NX=11 NK=1 PH=ST TD=SY, FI LK POF FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 11 5 TD 10 8 TD 10 3 TD 9

8 TD 7 4 FR TD 6 1 TD 4 3 TD 10 2 TD 10 1 TD 11 8 TD 8 5 TD 8 6 TD 5 3 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 PD OU AD=OFF IT=1500 TV MI SS

UJI VALIDITAS PBC

Number of Input Variables 22 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 11 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 150

UJI VALIDITAS PBC

Correlation Matrix

ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM12 1.00 ITEM13 0.48 1.00 ITEM14 0.34 0.47 1.00 ITEM15 0.15 0.30 0.50 1.00 ITEM16 -0.06 -0.14 0.09 0.01 1.00 ITEM17 0.21 0.39 0.48 0.44 -0.10 1.00 ITEM18 0.38 0.44 0.28 0.07 -0.07 0.34 ITEM19 0.02 0.05 0.06 0.03 0.26 -0.07 ITEM20 0.51 0.57 0.55 0.43 -0.04 0.59 ITEM21 0.38 0.18 0.53 0.30 0.03 0.32

Page 120: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

ITEM22 -0.01 0.04 0.12 0.17 0.36 0.22

Correlation Matrix

ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 -------- -------- -------- -------- -------- ITEM18 1.00 ITEM19 0.07 1.00 ITEM20 0.52 0.20 1.00 ITEM21 0.13 -0.25 0.42 1.00 ITEM22 0.17 0.30 0.26 0.06 1.00

UJI VALIDITAS PBC

Parameter Specifications LAMBDA-X

POF -------- ITEM12 1 ITEM13 2 ITEM14 3 ITEM15 4 ITEM16 5 ITEM17 6 ITEM18 7 ITEM19 8 ITEM20 9 ITEM21 10 ITEM22 11

THETA-DELTA

ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM12 12 ITEM13 0 13 ITEM14 0 0 14 ITEM15 0 0 15 16 ITEM16 0 0 17 0 18 ITEM17 19 0 0 0 0 20 ITEM18 0 0 0 21 0 0 ITEM19 0 0 0 0 23 24 ITEM20 0 0 0 0 0 0 ITEM21 28 29 30 0 0 0 ITEM22 0 0 0 0 33 0

THETA-DELTA

ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 -------- -------- -------- -------- -------- ITEM18 22 ITEM19 0 25 ITEM20 0 26 27 ITEM21 0 31 0 32 ITEM22 0 34 0 0 35

UJI VALIDITAS PBC

Number of Iterations = 10

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Page 121: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

LAMBDA-X

POF -------- ITEM12 0.57 (0.08) 7.18 ITEM13 0.67 (0.08) 8.89 ITEM14 0.64 (0.08) 8.35 ITEM15 0.50 (0.08) 6.12 ITEM16 -0.09 (0.09) -0.98 ITEM17 0.68 (0.08) 8.83 ITEM18 0.58 (0.08) 7.34 ITEM19 0.09 (0.09) 1.00 ITEM20 0.88 (0.07) 12.82 ITEM21 0.45 (0.08) 5.31 ITEM22 0.24 (0.09) 2.75

Page 122: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

Path diagram intensi

Path diagram behavioral beliefs

ITEM18.14

ITEM28.65

ITEM36.28

ITEM47.52

ITEM56.85

ITEM69.06

ITEM78.45

ITEM87.23

ITEM99.11

ITEM107.93

INTENSI 0.00

Chi-Square=32.05, df=24, P-value=0.12567, RMSEA=0.047

4.56

1.35

9.73

8.26

9.68

0.79

5.13

9.92

-0.01

6.06

ITEM17.72

ITEM28.14

ITEM36.82

ITEM45.88

ITEM58.15

ITEM67.80

ITEM78.49

ITEM88.27

ITEM98.29

ITEM107.18

BB 0.00

Chi-Square=39.42, df=27, P-value=0.05801, RMSEA=0.056

7.02

6.90

9.14

10.67

4.16

6.78

3.38

4.45

4.63

8.89

Page 123: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

Path diagram outcome evaluation

Path diagram normative beliefs

ITEM118.62

ITEM126.60

ITEM138.19

ITEM148.61

ITEM157.09

ITEM168.82

ITEM178.56

ITEM188.57

ITEM194.59

ITEM207.70

OUTEVA 0.00

Chi-Square=37.33, df=25, P-value=0.05366, RMSEA=0.058

4.70

6.95

8.52

6.18

9.28

-0.17

4.27

3.07

12.12

9.65

ITEM12.49

ITEM24.60

ITEM37.74

ITEM48.32

NOBEL 0.00

Chi-Square=0.09, df=1, P-value=0.76327, RMSEA=0.000

7.25

6.58

4.88

3.05

Page 124: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

Path diagram motivation to comply

Path diagram control beliefs

ITEM57.95

ITEM68.15

ITEM71.85

ITEM84.77

MTC 0.00

Chi-Square=0.07, df=1, P-value=0.79735, RMSEA=0.000

4.61

4.02

7.61

6.63

ITEM18.74

ITEM27.20

ITEM38.47

ITEM48.57

ITEM57.10

ITEM68.88

ITEM78.59

ITEM87.64

ITEM95.84

ITEM106.20

ITEM118.21

CB 0.00

Chi-Square=36.74, df=26, P-value=0.07880, RMSEA=0.053

3.85

9.89

5.65

5.90

9.79

3.47

3.90

10.02

12.09

-10.50

6.60

Page 125: FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27989... · 2015-08-28 · Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat

Path diagram power of factor

ITEM127.97

ITEM137.68

ITEM147.93

ITEM158.22

ITEM168.67

ITEM177.56

ITEM188.03

ITEM198.90

ITEM204.87

ITEM218.67

ITEM228.57

POF 0.00

Chi-Square=40.79, df=31, P-value=0.11216, RMSEA=0.046

7.18

8.89

8.35

6.12

-0.98

8.83

7.34

1.00

12.82

5.31

2.75