faktor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak ...repository.uinjambi.ac.id/1316/1/intan permata...

91
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PETANI KELAPA SAWIT TIDAK MENGELUARKAN ZAKAT PERKEBUNAN DI DESA HARAPAN MAKMUR KECAMATAN RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKRIPSI INTAN PERMATA SARI EES 150693 PEMBIMBING: Dr. HALIMAH DJA’FAR, M.Fil.I REFKY FIELNANDA, S.E Sy.,M.E.I PROGRAMSTUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 2019 M/1441 H

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PETANI KELAPA SAWIT TIDAK

    MENGELUARKAN ZAKAT PERKEBUNAN DI DESA HARAPAN

    MAKMUR KECAMATAN RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG

    JABUNG TIMUR

    SKRIPSI

    INTAN PERMATA SARI

    EES 150693

    PEMBIMBING:

    Dr. HALIMAH DJA’FAR, M.Fil.I

    REFKY FIELNANDA, S.E Sy.,M.E.I

    PROGRAMSTUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

    2019 M/1441 H

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • v

    MOTO

    Artinya :sesungguhnya penolong kamu hanyalah allah, Rasul-Nya, dan orang-

    orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya

    mereka tunduk (kepadaallah).1

    1QS. Al-Ma’idah 5: 55

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur atas karuniaMu Ya Allah dengan Penuh Keren dahan Hati

    Kupersembahkan Karya ini untuk kedua Orang Tua tercinta dan Adik-Adikku

    tersayang: Ayahanda (Teguh Efendi), Ibunda (Sukinah), dan Adik (Dwi Arum

    Febriyanti, Afia Nikmatul Kasanah), terimakasih atas kasih sayang, dukungan

    serta doa dan motivasi berharga dalam hidup saya. Semoga Allah SWT selalu

    melimpahkan nikmat kesehatan, rezeki dan kesejahteraan untuk kita semua.

    Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada dosen

    pembimbing I ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I dan pembimbing II Bapak Refky

    Fielnanda, S.E Sy.,M.E.I. yang senantiasa sabar membimbing saya dalam

    menyelesaikan sekripsi ini. Semoga kebaikan ibu dan bapak dosen pembimbing

    dibalas oleh Allah SWT dan selalu dalam lindungannya.

    Taklupa pula saya ucapkan kepada sahabat-sahabatku dan saudara-

    saudaraku yaitu Erva Avriana, Anisatul Husna, Wiwit Eko Putri, Nurhasanah,

    Nuraini, Mahpuji Lestari, Fitri Handayani, Diah Wahyuni, Yuliatin, Istiqomah,

    dan teman-temanku Lokal G Ekonomi Syariah 2015. Kalian luar biasa, tidak akan

    tergantikan dan selalu menjadi sahabat dan teman sampai kapan pun, saya sangat

    berterimakasih kepada kalian.

    Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam

    kesuksesan di hidup saya, mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satu persatu

    semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan kalian semua.

  • vii

    ABSTRAK

    Sekripsi ini berjudul Faktor-Faktor Penyebab Petani Kelapa Sawit Tidak

    Mengeluarkan Zakat Perkebunan Di Desa Harapan Makmur. Adapun dalam

    penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dengan

    teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan

    dokumentasi. Data tersebut dianalisa dengan reduksi data, penyajian data dan

    kesimpulan. Data tersebut dianalisa dengan Reduksi data, penyajian data, dan

    kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa potensi zakat perkebunan

    di Desa Harapan Makmur yang harus dikeluarkan oleh petani kelapa sawit yang

    wajib zakat sebesar Rp 766.200.000,- dalam satu tahun sekali, Hasil tersebut bisa

    menjadi solusi pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan faktor penyebab petani

    kelapa sawit tidak mengeluarkan zakat perkebunan di Desa Harapan Makmur

    yaitu belum memahami penuh perhitungan zakat perkebunan, kurangnya

    kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat perkebunan, tidak menetapnya

    pendapatan yang diperoleh.

    Kata Kunci: Zakat, faktor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak

    mengeluarkan zakat perkebunan

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulilah atas Rahmat dan keridhaan Allah SWT yang telah

    memberikan kemudahan dalam setiap urusan sehingga penulis dapat mengerjakan

    skripsi ini tepat waktu karena tanpa pertolongan-Nya tentu skripsi ini tidak akan

    terselesaikan dengan baik. Sholawat beserta salam semoga selalu terlimpah curah

    kepada baginda kita yaitu Nabi besar Muhammad SAW yang syafa’atnya selalu

    kita nantikan di akhirat kelak.

    Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

    sehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Petani

    Kelapa Sawit Tidak Mengeluarkan Zakat Perkebunan di Desa Harapan

    Makmur”. Ini merupakan bentuk dari pemenuhan persyaratan guna

    menyelesaikan progam sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Islam

    Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    Penyusunan sekripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran yang diberikan

    oleh Ibu Dr.Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku dosen pembimbing I dan Bapak

    Refky Fielnanda, S.E Sy.,M.E.I selaku dosen pembimbing II dalam penulisan

    sekripsi ini. Dan juga Kepala Desa beserta seluruh staff Balai Desa Harapan

    Makmur yang telah memberikan izin melakukan penelitian berkenaan dengan

    Zakat KelapaSawit.

    Tak lupa pula dengan seluruh kerendahan hati, penulis meminta kesediaan

    pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun terkait

  • ix

    dengan sekripsi agar dapat menjadi lebih baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

    penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

    menyelesaikan sekripsi ini, terutama kepada yang terhormat:

    1. Bapak Prof. Dr.Subhan,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Jambi.

    2. Ibu Rafidah,S.E.,M.E.I, Bapak Dr. Novi Mubyarto,S.E.,ME, Ibu

    Halimah Dja’far, M.Fil.I, Selaku Wakil Dekan I, II, dan III di

    Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Dr. Sucipto,M.Ag sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan

    GWI Awal Habibah, S.E,M,EI Sebagai Sekretaris Jurusan Ekonomi

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

    4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS

    Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

    5. Bapakdan Staff TU danAkademik di Lingkungan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    6. Seluruh mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi Khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang

    telah memberikan semangat serta sumbangsihnya, baik berupa moril

    maupun materil sejak penulis mengajukan judul, penelitian sampai pada

    penyusunan sekripsi ini selesai.

    7. Teman-teman local EkonomiSyariah G 2015.

  • x

    8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan sekripsi ini, baik langsung

    maupun tidak langsung. Disamping itu, penulis sadari juga bahwa

    sekripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan

    kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran demi

    perbaikan sekripsi ini. Hanya Allah SWT yang memiliki kesempurnaan

    sedangkan kehilafan tak lepas dari pemikiran manusia. Oleh karena itu

    kita mohon ampunan kepada-Nya dan kepada sesame manusia kita

    mohon kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dibalas oleh Allah

    SWT.

    Jambi, November 2019

    Penulis

    Intan Permata Sari

    NIM. EES 150693

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

    NOTA DINAS ................................................................................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

    MOTTO .......................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

    ABSTRAK ...................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

    C. Batasan Masalah................................................................................... 9

    D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

    E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

    F. Kerangka Teori..................................................................................... 10

    1. Zakat ............................................................................................... 10

    2. Pendapat Para Ulama Tentang Zakat Perkebunan ......................... 17

    3. Factor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak mengeluarkan

    Zakat perkebunan ........................................................................... 28

    4. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 33

  • xii

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 36

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 36

    C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 37

    D. Objek dan Subjek Penelitian ................................................................ 38

    E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39

    F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Singkat Desa Harapan Makmur .............................................. 43

    B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa

    Harapan Makmur ................................................................................. 43

    C. Keadaan Topografi dan Luas, Batas Wilayah Desa ............................. 46

    D. Visi Misi ............................................................................................... 48

    E. Keadaan Masyarakat ............................................................................ 49

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Potensi Zakat Perkebunan di Desa Harapan Makmur.......................... 51

    1. Jenis Tanaman ................................................................................ 51

    2. Pemilik Tanaman ........................................................................... 52

    3. Hasil Tanaman ............................................................................... 52

    B. Faktor-Faktor Penyebab Petani Kelapa Sawit Tidak Mengeluarkan

    Zakat Perkebunan ................................................................................. 62

    1. Pemahaman .................................................................................... 62

    2. Kesadaran ....................................................................................... 63

    3. Pendapatan ..................................................................................... 65

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 68

    B. Saran ..................................................................................................... 68

  • xiii

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURICULUM VITAE

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Jumlah pendapatan petani kelapa sawit desa harapan

    Makmur .................................................................................. 5

    Tabel 1.2 Jumlah penerimaan dana zakat 2015-2018 ............................ 7

    Tabel 1.3 muzakkidanjumlahpetanimuslim di desaharapanmakmur

    tahun2015-2018...................................................................... 7

    Tabel 1.4 PenelitianTerdahulu ............................................................... 33

    Tabel 3.1 PertumbuhanPendudukDesaHarapanMakmur ....................... 48

    Tabel 3.2 Data KeagamaanDesaHarapanMakmur ................................. 49

    Tabel 3.3 JumlahPetaniberdasarkantingkatpendidikan .......................... 50

    Tabel 3.4 JumlahSaranaPrasaranaKesehatan ......................................... 50

    Tabel 4.1 Jumlah Petani yangMencapai Nisab ...................................... 60

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Zakat adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap

    muslim atau manusia yang beragama islam. Zakat sendiri tercantum dalam

    Al- Qur‟an dan Hadist sebagai salah satu perintah wajib selain dari sholat.

    Tujuan zakat adalah untuk membersihkan dan memberkahi harta para

    pembayar zakat (muzakki) dan menolong sesama dengan menyalurkan

    kepada yag berhak menerima dana zakat tersebut (mustahik). 1

    Zakat mulai disyariatkan pada bulan syawal tahun kedua Hijriyah

    sesudah pada bulan ramadhannya diwajibkan zakat fitrah. Jadi mula-mula

    diwajibkan zakat fitrah, baru kemudian diwajibkan zakat mal atau kekayaan.

    Zakat adalah merupakan rukun islam yang ketiga. Oleh karena itu, zakat

    hukumnya fardlu ain bagi mereka yang telah memenuhi syarat-syaratnya.

    Terdapatbeberapa ayat di dalam surat al-Qur‟an yang menujukan atas

    wajibnya zakat.2 Di antaranya adalah:

    1Muhammad fakhruddin, Skripsi :”Analisis pengaruh tingkat pengetahuan zakat, tingkat

    religiusitas, tingkat pendapatan, dan tingkat kepercayaan kepada baznas terhadap minat

    membayar zakat profesi para pekerja” (semarang: universitas diponogoro, 2016), Hal.1 2Fakhrruddin, M.Hi, fiqh dan manajemen zakat di indonesia, (malang: UIN malang,

    2008) hal.21

  • 2

    a) Al-Baqarah: 43,

    Artinya:

    “Dan dirikanlah shalat, tunaikannlah zakat dan ruku‟lah beserta

    orang-orang yang ruku”.3

    Perkembangan zakat di indonesia meningkat secara signifikan pada

    saat UU No. 38/1999 disahkan oleh pemerintah. UU tersebut menyatakan

    bahwa, zakat dapat dikelola baik dengan lembaga zakat yang dibentuk

    pemerintah (Badan Amil Zakat), maupun lembaga zakat yang dibentuk oleh

    masyarakat (Lembaga Amil Zakat). Akan tetapi, terjadi perubahan terhadap

    regulasi yang berlaku. Hal ini ditunjukan dengan digantinya UU No.

    38/1999 ini dengan UU No. 23/2011 mengenai Pengelolaan Zakat. UU No.

    23/2011 berfungsi sebagai dasar pelaksanaan dan pengelolaan zakat di

    Indonesia.4Di dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

    pasal 1 (satu) Zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah. Pasal 2 (dua) Zakat

    Mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: (Undang-Undang No.

    23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat Pasal 1 (Satu)

    1. Emas, perak dan logam mulia lainnya.

    2. Uang dan surat berharga lainnya.

    3Al-Baqarah (2) : 43

    4Amalia Agustin Syn, “analisis faktor yang mempengaruhi petani kelapa sawit dalam

    membayar zakat hasil perkebunan di kabupaten labuhanbatu selatan”, Skripsi Institut Pertanian

    Bogor, (2018), hlm. 2

  • 3

    3. Perniagaan.

    4. Pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

    5. Peternakan dan perikanan.

    6. Pertambangan.

    7. Perindustrian.

    8. Pendapatan dan jasa serta rikaz.5

    Secara garis besar, zakat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu zakat

    mal (zakat harta) dan zakat nafs (zakat jiwa) yang dalam masyarakat dikenal

    dengan zakat fitrah.

    Zakat hasil perkebunanadalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman

    yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, buah-buahan,

    tanaman keras tanaman hias, rumput-rumputan, dan lain-lain.

    terdapat berbagai pendapat mazhab terkait dengan zakat pertanian

    yaitu :

    Ibnu Umar dan segolongan Ulama Salaf: Zakat Wajib atas Empat

    Jenis Makanan. Ibnu Umar dan sebagian tabi‟in serta sebagian ulama

    sesudah mereka berpendapat bahwa zakat wajib atas dua jenis biji-bijian

    yaitu gandum (hintah) dan sejenis gandum lain (syair) dan dua jenis buah-

    buahan yaitu kurma dan anggur.6

    Malik dan Syafi‟i: Zakat atas Seluruh Makanan dan yang Dapat

    Disimpan:Malik dan Syafi‟i berpendapat bahwa zakat wajib atas segala

    5Ade Irawan, Yahanan dkk, “pemahaman masyarakat dalam pembayaran zakat hasil

    perkebunan kelapa sawit di desa air hitam kecamatan pujud kabupaten rokan hilir”, Al-Amwal,

    Vol. 8 , No. 1, Juni 2019, hlm. 47 6DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.332

  • 4

    makanan yang dimakan dan disimpan, bijian dan buahan kering seperti

    gandum, bijinya, jagung, padi, dan sejenisnya.Yang dimaksud dengan

    makanan adalah sesuatu yang dijadikan makanan pokok oleh manusia pada

    saat normal bukan dalam masa luar biasa.7

    Pendapat Ahmad tentang semua yang kering, tetap, dan

    Timbang:Pendapat Ahamad beragam, yang terpenting dan terkenal adalah

    seperti yang terdapat dalam al-Mughni “Zakat wajib atas bijian dan buahan

    yang memiliki sifat-sifat ditimbang, tetap, dan kering yang menjadi

    perhatian manusia bila tumbuh ditanahnya, berupa makanan pokok seperti

    gandum, sebangsa gandum, sorgum, padi, jagung, padi-padian; berupa

    kacang-kacangan seperti kacang tanah, miju-miju, kacang polong Hindi, dan

    kedele; berupa bumbu-bumbuan seperti jintan putih dan jemuju; berupa biji-

    bijian seperti rami, mentimun, dan kundur; berupa bijian sayur seperti lada,

    biji kol, sejenis gandum , turmus, bijian, dan semua biji-bijian. Termasuk

    juga buah-buahan yang mempunyai sifat-sifat diatas seperti kurma, anggur,

    apricot, buah badam, kenari hijau, dan buah buduk, (venetian).8

    Abu Hanifahberpendapat bahwa semua hasil tanaman, yaitu yang

    dimaksudkan untuk mengeksploatasi dan memperoleh penghasilan dari

    penanamannya. Oleh karena itu dikecualikannya kayu api, ganja, bambu,

    oleh karena tidak bisa ditanam orang, bahkan dibersihkan dari semuanya itu.

    7DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.333 8DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.335

  • 5

    Tetapi bila seseorang sengaja menanami tanahnya dengan bambu, kayu,

    atau ganja, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya.9

    Nisab zakat perkebunansadalah senilai 85 gram emas dengan tariff

    zakat sebesar 2,5% dan Haul zakat merupakan batas waktu yang ditentukan

    untuk melakukan pembayaran zakat, dan untuk zakat perkebunan batas

    waktunya dihitung selama satu tahun., Jadi jika sudah satu tahun maka zakat

    harus langsung dibayarkan.10

    Masyarakat Desa Harapan Makmur rata-rata berprofesi sebagai petani

    kelapa sawit, bahkan masyarakat yang berprofesi sebagai PNS (Pegawai

    Negri Sipil) juga sebagai petani kelapa sawit. Mayoritas masyarakat Desa

    Harapan Makmur beragama Islam dan melihat pendapatan kelapa sawit

    yang cukup besar menujukan bahwa potensi zakat disektor perkebunan

    kelapa sawit diwilayah tersebut cukup besar.Dapat dilihat pada table berikut

    ini:

    Tabel.1.1

    Jumlah Pendapatan Petani Kelapa Sawit Desa Harapan Makmur

    Pendapatan/tahun Jumlah

    petani

    kelapa

    sawit

    Bayar

    zakat

    Tidak

    bayar

    zakat

    Wajib

    zakat

    Tidak wajib

    zakat

    12.000.000 0 0 0 Tidak wajib

    18.000.000 0 0 0 Tidak wajib

    24.000.000 50 orang 0 0 Tidak wajib

    9DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.336 10

    Ayu Pertiwi, Skripsi : “Faktor-faktor yang mempengaruhi petani membayar zakat

    pertanian di kabupaten kebumen” (Bogor : Institut Pertanian Bogor, 2017) hal.7-8

  • 6

    30.000.000 58 orang 0 0 Tidak wajib

    36.000.000 74 orang 0 0 Tidak wajib

    42.000.000 105

    orang

    10

    orang

    95

    orang

    Tidak wajib

    48.000.000 92 orang 21

    orang

    71

    orang

    Tidak wajib

    54.000.000 69 orang 13

    orang

    56

    orang

    Wajib

    60.000.000 108

    orang

    36

    orang

    72

    orang

    Wajib

    66.000.000 41 orang 15

    orang

    26

    orang

    Wajib

    72.000.000 26 orang 17

    orang

    9 orang Wajib

    78.000.000 37 orang 20

    orang

    17

    orang

    Wajib

    84.000.000 43 orang 17

    orang

    26

    orang

    Wajib

    90.000.000 81orang 38

    orang

    43

    orang

    Wajib

    96.000.000 0 0 Wajib

    102.000.000 0 0 Wajib

    108.000.000 9 orang 4

    orang

    5 orang Wajib

    114.000.000 6 orang 1

    orang

    5 orang Wajib

    120.000.000 5 orang 2

    orang

    3 orang Wajib

    144.000.000 2 orang 0 2 orang Wajib

    Jumlah 806

    orang

    194

    orang

    612

    orang

    Sumber: tokoh agama dan desa harapan makmur

    Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa desa harapan makmur

    kecamatan rantau rasau menujukan bahwa potensi zakat di sektor

    perkebunan khususnya kelapa sawit sangat besar.Dapat dilihat dari jumlah

    pendapatan petani kelapa sawit pertahunnya bahwa pendapatan mereka

    sudah ada yang mencapai nisab dalam satu tahun, tetapi masih ada yang

    tidak membayar zakat perkebunan.

  • 7

    Tabel.1.2

    Jumlah Penerimaan Dana Zakat 2015-2018

    No Tahun Penerimaan Dana Zakat

    1. 2015 32.750.000

    2. 2016 31.200.000

    3. 2017 34.000.000

    4. 2018 29.100.000

    Sumber: Tokoh Agama

    Dapat dilihat data diatas menujukan bahwa penerimaan dana zakat naik

    turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 dana zakat perhimpun sebanyak

    Rp 32.750.000,- dan pada tahun 2016 penerimaan zakat menurun menjadi Rp

    31.200.000,- pada tahu 2017 penerimaan zakat meningkat mencapai Rp

    34.000.000,- sedangkan pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan

    hingga mencapai Rp 29.100.000.

    Tabel.1.3

    jumlah muzakki dan jumlah petani muslim di desa harapan

    makmur tahun 2015-20018

    No Tahun Jumlah

    Petani

    Muslim

    Jumlah

    Muzakki

    Yang

    Wajib

    Zakat

    Jumlah

    Muzakki

    Yang

    Membayar

    Zakat

    Jumlah petani

    muslim yang

    tidak

    membayar

    zakat

    1 2015 806 427 214 213

    2 2016 806 427 208 219

    3 2017 806 427 220 207

    4 2018 806 427 194 233

    Sumber: tokoh agama desa harapan makmur

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa di desa Harapan Makmur

    Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur petani muslim

  • 8

    kelapa sawit dari tahun 2015 hingga 2018 berjumlah 806, sedangkan

    jumlah muzakki yang wajib zakat dari tahun 2015 sampai dengan 2018

    berjumlah 427 orang, dari 427 orang muzakki yang wajib zakat pada tahun

    2015 yang membayar zakat berjumlah 214 sedangkan yang tidak membayar

    zakat sebanyak 213,pada tahun 2016 jumlah muzakki yang membayar zakat

    mengalami penurunandengan jumlah 208 orang sedangkan yang tidak

    membayar zakat mengalami kenaikan dengan jumlah 219. kemudian tahun

    2017 jumlah muzakki yang membayar zakat mengalami kenaikan dengan

    jumlah 220 orang sedangkan yang tidak membayar zakat mengalami

    penurunan dengan jumlah 207, Pada tahun 2018 jumlah muzakki yang

    membayar zakat kembali mengalami penurunan yaitu dengan jumlah 194

    orang, sedangkan jumlah muzakki yang tidak membayar zakat mengalami

    kenaikan yaitu berjumlah 233.

    Sebagian masyarakat mengeluarkan zakat perkebunan dengan cara di

    berikan kepada tokoh agama kemudian tokoh agama menyalurkan kepada

    orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik), ada juga masyarakat

    yang mengeluarkan zakat perkebunannya langsung diberikan kepada orang

    yang berhak menerimanya (mustahik), hal ini terjadi karena kurangnya

    sosialisasi lembaga zakat.

    Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PETANI

    KELAPA SAWIT TIDAK MENGELUARKAN ZAKAT

  • 9

    PERKEBUNANDI DESA HARAPAN MAKMUR KECAMATAN

    RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR”

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana potensi zakat perkebunan di Desa Harapan Makmur?

    2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan para petani kelapa sawit tidak

    mengeluarkan zakat perkebunan didesa harapan makmur?

    C. Batasan Masalah

    Untuk membatasi pembahasan yang terlalu luas, sehingga penelitian

    ini akan terarah dengan baik, maka perlu ada batasan penelitian. Batasan

    penelitian ini hanya terfokus pada petani muslim Desa Harapan Makmur.

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui bagaimana potensi zakat perkebunan di Desa

    Harapan Makmur.

    2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan para petani kelapa

    sawit tidak mengeluarkan zakat perkebunan di Desa Harapan Makmur

    Kecamatan Rantau Rasau.

    E. Manfaat Penulisan

    Ada beberapa manfaat penelitian yaitu:

    1. Bagi peneliti

    a. Sebagai sarana melengkapi syarat memperoleh gelas strata satu

    (S1) dalam progam ekonomi islam.

  • 10

    b. Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, motivasi,

    dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori yang telah

    diterima penulis kedalam penelitian yang sebenarnya.

    c. Diharapkan penelitian dapat bermanfaat sebagai referensi bagi

    peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti yang

    berhubungan dengan masalah serupa.

    2. Bagi masyarakat

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, menumbuhkan

    kesadaran , dan menambah pengetahuan kepada masyarakat mengenai

    zakat pertanian sawit, sehingga dapat memenuhi kewajibannya dalam

    membayar zakat pertanian.

    F. Kerangka Teori

    1. Zakat

    a. Pengertian Zakat

    Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti,

    yaitu al-baraktu „keberkahan‟, al namaa „pertmbuhan dan

    perkembangan‟, ath-thaharatu „kesucian‟, dan ash-shalahu „

    keberesan‟. Sedangkan secatra istilah, meskipun para ulama

    mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu

    dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat

    itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah

  • 11

    SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada

    yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.

    Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan

    pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu

    bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah,

    tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres (baik).11

    Menurut abdurrahman al-Jaziri, kata zakat secara bahasa

    bermakna al-tathhir wa al-nama`. Sedangkan secara terminology

    (istilahan/istilah), zakat adalah pemilikan harta yang dikhususkan

    kepada mustahiq (penerima)nya dengan syarat-syarat tertentu.12

    Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh

    mengungkapkan beberapa definisi zakat menurut para ulama‟

    mazhab:

    1. Menurut Malikiyah, zakat adalah mengeluarkan bagian yang

    khusus dari harta yang telah mencapai nishabnya untuk yang

    berhak menerimanya (mustahiq)nya, jika milik sempurna dan

    mencapai haul selain barang tambang, tanaman dan rikaz.

    2. Hanafiyah mendefinisikan zakat adalah kepemilikan bagian

    harta tertentu dari harta tertentu untuk orang/pihak tertentu

    yang telah diitentukan oleh syari` (Allah swt) untuk

    mengharapkan keridhaan-Nya.

    11

    Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Zakat Dalam Perekonomian Modern (jakarta:gema

    insani, 2002), hal.7 12

    Fakhrruddin,M.Hi, Fiqh dan manajemen zakat di indonesia..., hlm. 16

  • 12

    3. Syafi`iyah mendefinisikan zakat adalah nama bagi sesuatu

    yang dikeluarkan dari harta dan badan dengan cara tertentu.

    4. Hanabilah mendefinisikan zakat adalah hak yang wajib dalam

    harta tertentu untuk kelompok tertentu pada waktu tertentu.13

    b. Hikmah dan manfaat zakat

    zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung

    hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang

    berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya

    (mustahik), harta yang dikelurkan zakatnya, maupun bagi

    masyarakat keseluruhan.14

    Hikmah dan manfaat tersebut antara lain tersimpul sebagai

    berikut.

    Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada allah SWT,

    mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa

    kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan

    materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus

    membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.

    Kedua, karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat

    berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka

    terutama fakir miskin, kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih

    sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

    dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari

    13

    Fakhrruddin, M.Hi, Fiqh dan manajemen zakat di indonesia..., hlm.16 14

    DR. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Zakat dalam perekonomian modern..., hlm. 9

  • 13

    bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri dengki dan

    hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika mereka

    melihat orang kaya yang memiliki harta cukup banyak. Zakat

    sesungguhnya bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan para

    mustahik, terutama fakir miskin, yang bersifat konsuumtif dalam

    waktu sesaat, akan tetapi memberikan kecukupan dan kesejahteraan

    kepada mereka, dengan cara menghilangkan ataupun memperkecil

    penyebab kehidupan mereka menjadi miskin dan menderita.15

    Ketiga, sebagai pilar amal bersama (jama‟i) antara orang-orang

    kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh

    waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah, yang karena

    kesibukannya tersebut, ia tidak memiliki waktu dan kesempatan

    untuk berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan

    keluarga.16

    Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan

    sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat islam, seperti

    sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial, maupun ekonomi

    sekaligus sarana pengembangan kualitas sumberdaya manusia

    muslim. Hampir semua ulama sepakat bahwa orang yang menuntut

    ilmu berhak menerima zakat atas nama golongan fakir dan miskin

    maupun sabilillah.

    15

    DR. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Zakat dalam perekonomian modern..., hlm.10 16

    Ibid., hlm. 11

  • 14

    Kelima, untuk memasyaratkan etika bisnis yang benar, sebab

    zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi

    mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita

    usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah

    SWT.17

    Keenam, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat

    merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan

    zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun

    pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan, economic

    with equity. Monzer Kahf menyatakan zakat dan sistem pewarisan

    islam cenderung kepada distribusi harta yang egaliter dan bahwa

    sebagai manfaat dari zakat, harta akan selalu beredar. Zakat,

    menurut Mustaq Ahmad, adalah sumber utama kas negara dan

    sekaligus merupakan sokoguru dari kehidupan ekonomi yang di

    canangkan Al-Qur`an. Zakat akan mencegah terjadinya akumulasi

    harta pada satu tangan dan pada saat yang sama mendorong

    manusia untuk melakukan investasi dan mempromosikan distribusi.

    Zakat juga merupakan institusi yang komrehensif untuk distribusi

    harta karena hal ini menyangkut harta setiap muslim secara praktis,

    saat hartanya telah sampai melewati nishab.18

    Ketujuh, dorongan ajaran islam yang begitu kuat kepada

    orang-orang yang beriman untuk berzakat, berinfak, dan

    17

    Ibid., hlm. 12 18

    DR. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Zakat dalam perekonomian modern..., hlm.14

  • 15

    bersedekah menujukan bahwa ajaran islam mendorong umat nya

    untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta

    kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri

    dan keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi muzakki dan

    munfik. Zakat yang dikelola dengan baik, akan mampu membuka

    lapangan kerja dan usaha yang luas, sekaligus penguasaan aset-aset

    oleh umat Islam. Dengan demikian, zakat menurut Yusuf al-

    Qaradhawi adalah ibadah maaiyyah al-ijtima‟iyyah, yaitu ibadah

    dibidang harta yang memiliki fungsi strategis, penting dan

    menentukan dalam membangun kesejahteraan masyarakat.19

    c. Syarat-Syarat Wajib Zakat

    Harta yang akan dikeluarkan zakatnya harus telah memenuhi

    persyaratan-persyaratanyang telah ditentukan secara syara‟.

    Wahbah al-Zulhaili membagi syat ini menjadi dua, yaitu syarat

    wajib dan syarat sah. Adapun syarat wajib zakat adalah

    1. Merdeka

    Seorang budak tidak dikenai kewajiban membayar zakat, karena

    dia tidak memiliki sesuatu apapun. Semua miliknya adalah milik

    tuannya.

    2. Islam

    Seorang non muslim tidak wajib membayar zakat. Adapun

    untuk mereka yang murtad (yang keluar dari agama islam),

    19

    Ibid., hlm. 15

  • 16

    terdapat perbedaan pendapat. Menurut Imam Syafi`i, orang

    murtad diwajibkan membayar zakat terhadap hartanya sebelum

    dia murtad. Sedangkan menurut Imam Hanafi, seorang murtad

    tidak dikenai zakat terhadap hartanya karena perbuatan

    riddahnya telah menggugurkan kewajiban tersebut. Dia seperti

    halnya orang kafir. Menurut Malikiyah, islam adalah syarat sah,

    bukan syarat wajib. Oleh karena itu orang kafir wajib berzakat

    meskipun tidak sah menurut Islam. Jika dia telah masuk islam,

    maka gugurlah kewajibannya tersebut.20

    3. Balig dan berakal

    anak kecil dan orang gila tidak dikenai zakat pada hartanya,

    karena keduanya tidak dikenai khitab perintah.

    4. Harta tersebut merupakan harta yang memang wajib dizakati,

    seperti; naqdaini (emas dan perak) termasuk juga al-auraqal-

    naqdiyah (surat-surat berharga), barang tambang dan barang

    temuan (rikaz), barang dagangan, tanam-tanaman dan buah-

    buahan, serta hewan ternak.

    5. Harta tersebut telah mencapai nisab (ukuran jumlah).

    6. Harta tersebut adalah milik penuh (al-milk al-tam).21

    7. Telah berlalu satu tahun atau cukup haul (ukuran waktu,

    masa).22

    8. Tidak adanya hutang.23

    20Fakhrruddin, M.Hi, Fiqh dan manajemen zakat di indonesia..., hlm.33

    21Ibid., hal.34

    22Fakhrruddin, M.Hi, Fiqh dan manajemen zakat di indonesia..., hlm.35

  • 17

    9. Melebihi kebutuhan dasar atau pokok.

    10. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan

    halal.

    11. Berkembang.24

    d. syarat sahnya zakat

    a. Adanya niat muzakki (orang yang mengeluarkan zakat)

    b. Pengalihan kepemilikan dari muzakki ke mustahiq (orang yang

    berhak menerima zakat)25

    2. Pendapat Para Ulama Tentang Zakat perkebunan (Zakat Kelapa

    Sawit)

    Dalam pelaksanaan zakat sawit ini tidak ada ketentuan didalam al-

    Qur‟an sehingga terbentuklah persepsi masyarakat yang berbeda-beda

    dalam pengeluaran zakat perkebunan kelapa sawit tersebut. Perbedaan

    persepsi masyarakat ini dapat kita lihat dari fenomena yang terjadi di

    dalam masyarakat Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau,

    yaitu sebagian menyamakan dengan zakat perniagaan/perdagangan,

    sedangkan yang lainnya menyamakan dengan pertanian.

    a. Zakat Perdagangan

    „Urudh bentuk jamak dari kata „aradh artinya harta dunia

    yang tidak kekal. Kata ini juga bisa di pandang sebagai bentuk

    jamak dari kata „ardh yang berarti barang selain emas dan perak,

    23

    Ibid., hlm.36 24

    Ibid., hlm.37 25

    Ibid., hlm. 38

  • 18

    baik berupa benda, rumah tempat tinggal, jenis binatang, tanaman,

    pakaian, maupun barang lainnya.

    Harta perdgangan adalah semua bentuk yang diproduksi untuk

    diperjual-belikan dengan bermacam-macam cara membawa

    kesejahteraan dan manfaat bagi manusia.

    Mengenai syarat perdagangan ini ada beberapa syarat wajib

    yang diajukan oleh para fuqaha. Menurut mazhab hanafi ada empat

    syarat, menurut mazhab maliki ada lima syarat, menurut mazhab

    syafi‟i ada enam syarat, dan menurut mazhab hambali ada dua

    syarat. Syarat – syarat tersebut, tiga diantaranya disepakati , yaitu

    nisab, haul, dan adanya niat melakukan perdagangan. Sedangkan

    syarat-syarat yang lainnya merupakan tambahan dari setiap

    mazhab. Syarat-syarat zakat perdagangan tersebut ialah sebagai

    berikut :

    Pertama nisab, harta harga perdagangan harus telah mencapai

    nisab emas atau perak yang dibentuk, harga tersebut disesuaikan

    dengan harga yang berlaku disetiap daerah. Jika suatu daerah tidak

    memiliki ketentuan harga emas atau perak, harga barang dagangan

    tersebut disesuaikan dengan harga yang berlaku didaerah yang

    dekat dengan daerah tersebut.

    Mengenai syarat ini, Mazhab Maliki berpendapat bahwa

    apabila seorang pedagang merupakan seorang muhtakir, dia wajib

    menjual barang-barang dagangannya dengan nisab emas dan

  • 19

    perak.Tetapi jika dia merupakan seorang mudir (orang yang

    menjual dan membeli tanpa menunggu waktu dan tidak terikat

    dengan haul), maka mereka wajib menjual barang-barang

    dagangannya dengan berapapun jumlah emas atau perak tersebut

    kendatipun hanya 1 dirham.Adapun muhtakhir (pedagang membeli

    barang-barang dagangannya dan menjualnya menunggu saat

    harganya telah naik), atau selain mudir (orang yang berjual beli

    tanpa menunggu waktu tertentu).Pedagang seperti ini tidak wajib

    mengeluarkan zakat sebelum barang dagangannya dijual.

    Kedua, haul. Harga harta dagangan, bukan harta itu sendiri,

    harus telah mencapai haul, terhitung sejak dimilikinya harta

    tersebut. Yang menjadi ukuran dalam hal ini, menurut Mazhab

    Hanafi dan Maliki (untuk selain mudir), ialah tercapainya dua sisi

    haul bukan pertengahannya. Sisi permulaan haul dimaksudkan

    sebagai telah didapatinya harta yang wajib dizakati, dan sisi

    akhirnya dimaksudkan sebagai pewajiban. Menurut Mazhab Syafi‟i

    yang menjadi ukura dalam hal ini ialah akhir haul sebab pada saat

    ini lah zakat diwajibkan.

    Adapun menurut Mazhab Hambali, yang menjadi ukuran

    dalam hal ini ialah sampainya nisab pada semua haul. Kekurangan

    yang sedikit dalam nisab pada pertengahan haul, misalnya selama

    setengah hari, tidak mmempengaruhi diwajibkannya zakat.

  • 20

    Maksudnya ialah bahwa zakat tidak diwajibkan sebelum

    sempurnanya nisab pada awal, pertengahan dan akhir haul.

    Ketiga, niat melakukan perdagangan saat membeli barang-

    barang dagangan. Pemilik barang dagangan harus berniat

    berdagang ketika membelinya.Adapun jika niat dilakukan setelah

    harta dimiliki, niatnya harus dilakukan ketika kegiatan perdagangan

    dimulai.Mazhab Syafi‟i mensyaratkan agar seseorang berniat

    melakukan perdagangan ketika transaksi berlagngsung atau ketika

    dia masih berada di tempat transaksi.

    Keempat, barang dagangan dimiliki melalui

    pertukaran.Jumhur, selain Mazhab Hanafi, mensyaratkan agar

    barang-barang dagangan dimiliki melalui pertukaran, seperti jual

    beli atau sewa menyewa.Dengan demikian, jika barang-barang

    dagangan dimiliki melalui pertukaran, didalamnya tidak ada

    kewajiban zakat, seperti halnya warisan, khulu‟, hibah, dan

    sedekah.Mazhab Maliki menambahkan agar barang dagangan

    dimiliki melalui penukaran dengan naqd (uang, atau emas dan

    perak) bukan jenis hibah atau warisan.

    Kelima, harta dagangan tidak dimaksudkan sebagai

    “qunyah”(sengaja dimanfaatkan oleh diri sendiri dan tidak

    diperdagangkan). Inilah syarat yang dikemukakan oleh Mazhab

    Maliki, Syafi‟i dan Hambali.Apabila seseorang bermaksud

    melakukan qunyah terhadap hartanya, haulnya terputus.Sehingga

  • 21

    apabila setelah itu dia hendak melakukan perdagangan, dia harus

    memperbarui niatnya.

    Keenam, pada saat perjalanan haul, semua harta perdagangan

    tidak menjadi uang yang jumlahnya kurang dari nisab. Hal ini

    merupakan syarat lain yang dikemukakan oleh Mazhab Syafi‟i,

    dengan demikian, jika semua harta perdagangan menjadi uang,

    sedangkan jumlahnya tidak mencapai nisab, haulnya terputus.

    Syarat ini tidak disyaratkan oleh mazhab lainnya.

    Ketujuh, zakat tidak berkaitan dengan barang dagangan itu

    sendiri.Hal ini disyaratkan oleh Mazahab Maliki. Dengan

    demikian, jika harta yang diperdagangkan berupa harta-harta yang

    nisab dan zakatnya telah ada ketentuanyya sendiri, seperti emas,

    perak, binatang ternak (unta, sapi, dan kambing), dan harts,maka

    zakatnya wajib dikeluarkan seperti halnya zakat naqdayn (emas

    dan perak), binatang ternak, dan harts.

    Ketentuan wajib zakat pada harta perdagangan apabila telah

    mencapai nisab dan haul. Adapun nisab-Nya adalah seharga 20

    misqal emas atau 200 dirham perak atau 85 gram emas murn,

    sedangkan kadar zakatnya 2,5%.

    b. Zakat Pertanian

    Zakat pertanian, dalam bahasa arab sering disebut dengan

    istilah saz-zuru‟ wa ats-tsimar (tanaman dan buah-buahan) atau

    an-nabitau al-kharij min al-ardh yang tumbuh dan keluar dari

  • 22

    bumi), yaitu zakat hasil bumi yang berupa biji-bijian, sayur-

    sayuran, dan buah-buahan sesuai dengan yang ditetapkan dalam al-

    Qur‟an, as-Sunnah dan ijma‟ Ulama.26

    Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman

    yang bernilai ekonomis seperti; biji-bijian (jagung, kedelai) ;umbi-

    umbian (ubi kentang, ubi kayu, ubi jalar, jahe) sayur-sayuran

    (bawang, mentimun, kol, wortel, petai, bayam, sawai, cabai); buah-

    buahan (kelapa, pisang, durian, rambutan, duku, salak, apel, jeruk,

    pepaya, nanas, kelapa sawit, mangga, alpukat, lada, pinang);

    tanaman hias (anggrek, segala jenis bunga termasuk cengkeh);

    rumput-rumputan, kacang-kacangan; kacang hijau, kedelai, kacang

    tanah. Sumber zakat pertanian adalah seluruh hasil bersih

    pertanian.27

    terdapat berbagai pendapat mazhab terkait dengan zakat

    pertanian yaitu :

    1. Ibnu Umar dan segolongan Ulama Salaf: Zakat Wajib atas

    Empat Jenis Makanan

    Ibnu Umar dan sebagian tabi‟in serta sebagian ulama sesudah

    mereka berpendapat bahwa zakat wajib atas dua jenis biji-bijian

    26

    Ainiah abdullah, “Model perhitungan zakat pertanian, “ At-Tawassuth, Vol. II. No.1,

    (2017), hlm.72 27

    Widi Nopiardo, Afriani, dan Rizal Fahlefi, “Pelaksanaan zakat pertanian,” Al-Masraf:

    jurnal lembaga keuangan dan perbankan, Vol.3 No.1 Januari-Juni,hlm. 33

  • 23

    yaitu gandum (hintah) dan sejenis gandum lain (syair) dan dua

    jenis buah-buahan yaitu kurma dan anggur.28

    2. Malik dan Syafi‟i: Zakat atas Seluruh Makanan dan yang Dapat

    Disimpan:

    Malik dan Syafi‟i berpendapat bahwa zakat wajib atas segala

    makanan yang dimakan dan disimpan, bijian dan buahan kering

    seperti gandum, bijinya, jagung, padi, dan sejenisnya.Yang

    dimaksud dengan makanan adalah sesuatu yang dijadikan

    makanan pokok oleh manusia pada saat normal bukan dalam

    masa luar biasa.Oleh karena itu menurut mazhab Maliki dan

    mazhab syafi‟I, pala, badam, kemiri, kenari, dan sejenisnya

    tidaklah wajib zakat, sekalipun dapat disimpan karena tidak

    menjadi makanan pokok manusia.Begitu juga tidak wajib zakat,

    jambu, delima, buah per, buah kayu, prem, dan sejenisnya,

    karena tidaklah kering dan disimpan.29

    3. Pendapat Ahmad tentang semua yang kering, tetap, dan

    Timbang:

    Pendapat Ahamad beragam, yang terpenting dan terkenal adalah

    seperti yang terdapat dalam al-Mughni “Zakat wajib atas bijian

    dan buahan yang memiliki sifat-sifat ditimbang, tetap, dan

    kering yang menjadi perhatian manusia bila tumbuh ditanahnya,

    28

    DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.332 29

    DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.333

  • 24

    berupa makanan pokok seperti gandum, sebangsa gandum,

    sorgum, padi, jagung, padi-padian; berupa kacang-kacangan

    seperti kacang tanah, miju-miju, kacang polong Hindi, dan

    kedele; berupa bumbu-bumbuan seperti jintan putih dan jemuju;

    berupa biji-bijian seperti rami, mentimun, dan kundur; berupa

    bijian sayur seperti lada, biji kol, sejenis gandum , turmus,

    bijian, dan semua biji-bijian. Termasuk juga buah-buahan yang

    mempunyai sifat-sifat diatas seperti kurma, anggur, apricot,

    buah badam, kenari hijau, dan buah buduk, (venetian). Dengan

    demikian Ahmad tidak mempersyaratkan adanya unsur

    “ditanam dengan sengaja”, seperti mazhab sebelumnya di atas.30

    4. Abu Hanifah

    Abu Hanifah berpendapat bahwa semua hasil tanaman, yaitu

    yang dimaksudkan untuk mengeksploatasi dan memperoleh

    penghasilan dari penanamannya. Oleh karena itu

    dikecualikannya kayu api, ganja, bambu, oleh karena tidak bisa

    ditanam orang, bahkan dibersihkan dari semuanya itu. Tetapi

    bila seseorang sengaja menanami tanahnya dengan bambu,

    kayu, atau ganja, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya.

    Ia tidak mempersyaratkan semuanya itu harus berupa makanan

    pokok, kering, bisa disimpan, bisa ditakar, dan bisa dimakan.

    Oleh karena itu Daud Zahiri dan kawan-kawannya, kecuali Ibnu

    30

    DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.335

  • 25

    Hazm, mengatakan bahwa semua tanaman wajib zakat tanpa

    kecuali. Demikian itu adalah juga pendapat Nakha‟i, dalam

    salah satu dua riwayat tentangnya, Umar bin Abdul Aziz,

    Mujahid, dan Hamad bin Abu Sulaiman.31

    Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas

    Pendapat yang paling kuat untuk kita pegang adalah

    pendapat Abu Hanifah yang bersumber dari penegasan Umar

    bin Abdul Aziz, Mutjahid, Hamad, Daud, dan Nakha‟i, bahwa

    semua tanaman wajib zakat. Hal itu didukung oleh keumuman

    cakupan pengertian nash-nash Qur‟an dan hadis, dan sesuai

    dengan hikmah satu syariat diturunkan.Sedangkan apabila zakat

    hanya diwajibkan kepada petani gandum atau jagung misalnya,

    dan pemilik-pemilik kebun jeruk, mangga, dan apel yang luas-

    luas tidak diwajibkan, maka hal itu tidak mencapai maksud atau

    hikmah syariat yang diturunkan.32

    c. Dasar hukum

    1. Qs.Al-Baqarah: 267

    31

    DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.336 32

    DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)

    hal.337

  • 26

    Artinya :

    “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan allah)

    sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari

    apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah

    kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan

    daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya

    melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan

    ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. 33

    2. Qs. Al-An‟aam: 141

    Artinya:

    Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan

    yang tidak berjunjung, pohon korma, tanaman yang bermacam-

    macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan

    warnanya) dan tidak sama rasanya, makanlah dari buahnya

    (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah

    haknya di hari memetik hasilnya 9dengan disedekahkan kepada

    33

    Al-Baqarah (2) : 267

  • 27

    fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

    Sesungguhnya allah tidak suka orang yang berlebih-lebihan .34

    d. Nisab zakat Pertanian

    Nisab adalah batas jumlah yang terkena wajib zakat. Zakat

    hasil pertanian tidak disyaratkan mencapai senisab, tetapi setiap

    kali panen harus di keluarkan zakatnya, sedangkan panen hasil

    pertanian ada yang sekali setahun, ada yang dua kali, dan ada yang

    tiga kali. Setiap kali panen yang hasilnya mencapai nisab wajib

    dikeluarkan zakatnya dan yang kurang mencapai nisab maka tidak

    dikenakan zakat. Tetapi hasil panen dikumpulkan dengan hasil

    panen yang lainnya guna mengejar nisab.35

    Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq yang setara dengan 653

    kg gabah/520 kg beras. Jika hasil pertanian merupakan makanan

    pokok seperti beras, jagung, gandum, kurma dan lai-lain maka

    nisabnya setara dengan 653 kg gabah/520 kg beras dari hasil

    pertanian tersebut, tetapi jika hasil pertanian berupa buah-buahan,

    sayur-sayuran, daun, bunga dan lain-lainnya maka, nisabnya

    disetarakan dengan makanan pokok yang paling utama di negara

    yang bersangkutan. Sistem pertanian dewasa ini komponen biaya

    yang dikeluarkan oleh petani tidak hanya sekedar air tetapi biaya-

    biaya lain seperti insektisida, pmupuk, perawatan, dan lain-lain.

    Oleh karena itu kadar zakat tanaman dan buah-buahan yang wajib

    34

    Al-An‟aam (6) : 141 35

    Magfira dan Thamrin Logawali, “kesadaran masyarkat dalam melakukan pembayaran

    zakat pertanian padi di desa bontomacinna”,laa maisyir. Vol.5 No.1, juni 2017, hal.47

  • 28

    diksseluarkan berbeda-beda mengikuti sistem yang digunakan

    untuk memenuhi kebutuhan air (pengairan). 36

    3. Faktor-Faktor Penyebab Petani Kelapa Sawit Tidak

    Mengeluarkan Zakat Pertanian

    a. Pemahaman

    Yang dimaksud dengan pemahaman disini adalah pengertian

    masyarakat atau umat islam tentang zakat. Pengertian mereka

    sangat terbatas kalau dibandingkan dengan pengertian mereka

    tentang shalat dan puasa, misalnya ini disebabkan karena

    pendidikan keagamaan islam dimasa lampau kurang menjelaskan

    pengertian dan masalah zakat. Akibatnya kurang paham sebagaian

    umat islam kurang pula pelaksanaannya.

    Sikap kurang percaya terhadap penyelenggaraan zakat

    sesungguhnya ditujukan kepada orang atau sekelompok orang yang

    mengurus zakat seperti kurang percanya orang terhadap

    penyelenggaraan zakat karena kesalahan-kesalahan yang dibuat

    oleh pengurusnya. Salah satu dampaknya adalah ketidakpuasan

    muzakki dalam menggunakan jasa untuk menyalurkan kewajiban

    zakatnya sehingga menimbulkan sebuah alternatif perilaku dalam

    penyaluran zakat yaitu penyaluran zakat yang dilakukan secara

    individu dimana muzakki akan mencari mustahik secara individu

    pula.

    36

    Widi Nopiardo, Afriani, Rizal fahlefi, “pelaksanaan zakat pertanian,” Al- Masraf , . . . ,

    hal.33

  • 29

    Sikap tradisional penghambat lain adalah kebiasaan para wajib

    zakat terutama dipedesaan menyerahkan zakatnya tidak kepada

    kedelapan kelompok atau beberapa dari golongan yang berhak

    menerima zakat tetapi kepada pemimpin agama setempat.

    Pemimpin agama tidak bertindak sebagai amil yang berkewajiban

    membagikan atau menyalurkan zakat tetapi bertindak sebagai

    mustahik (golongan penerima zakat) sendiri dalam kategori

    sabilillah yakni orang yang berjuang dijalan allah. Cara dan sikap

    ini tidak sepenuhnya salah namun sikap tersebut seyogyanya

    ditinggalkan diantaranya untuk menghindari penumpukan zakat

    pada orang tertentu, padahal salah satu dari tujuan zakat

    pemerataan rezeki untuk mencapai keadilan sosial.37

    b. Kesadaran

    Zakat merupakan kewajiban maliyah dan salah satu rukun

    islam yang hanif. Ini juga diperhitungkan sebagai salah satu

    pondasi sistem keuangan dan eknomi islam, yang mana zakat

    mempresentasikan zakat sebagai sumber utama dalam pembiayaan

    adh-dhamanal-ijtima‟i (jaminan sosial), jihad dalam jalanan allah

    sebagaimana juga ikut andil dalam pencapaian pertumbuhan

    ekonomi dan keunggulan politik. Ketika para pemimpin umat islam

    menyingkirkan penerapan zakat dan orang kaya tidak mau

    37

    Magfira dan Thamrin Logawali, “kesadaran masyarkat dalam melakukan pembayaran

    zakatt pertanian padi di desa bontomacinna”,. . ., hal.43

  • 30

    membayarnya, Allah SWTmemberi bala kepada mereka dengan

    menghapus barakah dan hidup yang sempit.38

    Kesadaran, secara harfiah sama artinya dengan mawas diri,

    yaitu kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penih

    terhadap stimulus internal dan eksternal. Kesadaran juga mencakup

    pemikiran secara samar-samar yang disadari oleh individu

    sehingga perhatiannya dapat focus atau terpusat. Pendidikan

    merupakan hal yang sangat penting dalam mendorong kesadaran

    manusia untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan hati

    nuraninya.Kesadara dalam hal ini adalah kesadaran dalam

    melakukan kebaikan.Kesadaran juga dapat diasah melalui

    pengalaman-pengalaman yang didapat dari masyarakat.Kesadaran

    ini muncul karena stimulus eksternal.Sebaliknya, kesadaran yang

    muncul dari kondisi internal adalah kesadaran yang muncul dari

    diri sendiri, hati nurani yang sudah di bekali dengan pendidikan

    spirituan keagamaan maupun tentang nilai-nilai dan norma-norma

    kemanusiaan.39

    Kurangnya kesadaran dari umat islam sendiri dalam

    menunaikan zakat masih sangat rendah walaupun rata-rata orang

    islam menyadari akan pentingnya zakat jika dilaksanakan

    sebagaimana mestinya. Orang islam rata-rata lebih rajin

    38

    Salma, skripsi:”peranan hasil pertanian kelapa sawit terhadap peningkatan ekonomi

    masyarakat dalam perspektif ekonomi islam”...., hlm. 32 39

    Eri yanti nasution, penngaruh pedidikan ,”pendapatan dan kesadaran terhadap minat

    masyarakat membayar zakat di badan amil zakat nasional”, Jurnal ilmu ekonomi dan studi

    pembangunan, Vol. 17 No. 2, 2017, hal. 152

  • 31

    bersembahyang, puasa dan naik haji dari pada membayar zakat. Ini

    salah satu dari ciri bahwa tingkat keimanannya sebenarnya masih

    rendah, dan pertanda sifat kikir dan tamak masih kuat melekat pada

    mereka. sementara itu menurut Daud Ali, kesadaran umat islam

    yang cukup tinggi dalam mengeluarkan zakat baru tampak dalam

    penuaian zakat fitrah, sedangkan kesadaran yang sama untuk

    mengeluarkan zakat harta (zakat mal) masih sedikit. 40

    c. Pendapatan

    Pendapatan ialah tambahan harta yang diperoleh dari sumber

    yang diketahui dan bersifat tetap. Sumber pendapatan dapat

    bersifat material , seperti tanah atau non material seperti pekerjaan

    atau bisa dari keduanya. Sehingga pendapatan terbagi atas

    pennghasilan, gaji/upah dan keuntungan.

    Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima

    pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses

    produksi. Masing-masing faktor prodiuksi seperti: tanah akan

    memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan

    memperoleh balas jasa berupa gaji/upah dan keahlian termasuk

    para entrepreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk

    laba.41

    40

    Magfira dan Thamrin Logawali, “kesadaran masyarkat dalam melakukan pembayaran

    zakat pertanian padi di desa bontomacinna”,laa maisyir,. . ., hal.44 41

    M. Abdul Rouf, Skripsi: “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat

    membayar zakat di rumah zakat di cabang semarang” (Semarang: IAIN Walisongo, 2011), hlm.43

  • 32

    Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima

    seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai

    tujuan organisasi. Sedangkan upah merupakan kata lain dari gajii

    yaang sering kali ditunjukan kepada pegawai tertentu, biasanya

    pegawai bagian operasi.

    Dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang

    berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan

    kerja (labour income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga

    kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labour

    income). Dalam kenyataannya membedakan antara pendapatan

    tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu

    mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu

    umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain.42

    Oleh karena itu perhitungan pendapatan migran dipergunakan

    beberapa pendekatan yakni tergantung pada lapangan pekerjaanya.

    Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa upah atau gaji

    dipergunakan pendekatan pendapatan (income approach), bagi

    yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan

    melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja

    sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan

    produksi (production approach). Dengan demikian berdasarkan

    42

    Ibid., 44

  • 33

    pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja migran telah

    terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.

    Ada beberapa alternatif penjelasan mengenai hubungan antara

    konsumsi dengan pendapatan. Apabila tingkat pendapatan

    meningkat maka konsumsi juga akan meningkat, tetapi dengan

    proporsi yang lebih kecil.

    Dengan demikian, pendapat seseorang sangat mempengaruhi

    untuk mengeluarkan zakat. Karena pendapatan memiliki hubungan

    mengenai apakah harta tersebut sudah mencapai nisab atau belum,

    disamping pula berpengaruh terhadap besar jumlah zakat yang

    akan dikeluarkan oleh muzakki.43

    G. Tinjauan Pustaka

    Berikut beberapa penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan

    tinjauan pustaka:

    Tabel 1.4

    Penelitian Terdahulu

    No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

    1. Ayu pertiwi Faktor-faktor yang

    mempengaruhi petani

    membayar zakat

    petanian di kabupaten

    bebumen

    Variabel independen

    (constant, penghargaan,

    shalat, kepuasan diri, d

    pemahaman zakat)

    berpengaruh nyata atau

    signifikan terhadap

    variabel dependen

    (keimanan, alturisme,

    tingkat pendidikan,

    dummy pengajian.

    43

    M. Abdul Rouf, Skripsi: “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat

    membayar zakat di rumah zakat di cabang semarang”. . . , hlm.43

  • 34

    2. Salma Peranan hasil

    pertanian kelapa sawit

    terhadap peningkatan

    ekonomi masyarakat

    dalam perspektif

    ekonomi islam di desa

    karossa kecamatan

    karossa kabupaten

    mamuju tengah

    Dapat diketahui bahwa

    pertanian kelapa sawit

    memberikan peranan

    terhadap perekonomian

    di Desa Karossa. Peranan

    ekonomi yang dominan

    dirasakan adalah adanya

    peningkatan penghasilan

    yang sangat membantu

    masyarakat dalam

    memenuhi kebutuhan

    hidupnya sehari-hari.

    Dari segi islam petani

    juga sudah mengeluarkan

    yang namanya zakat

    pertanian. Adanya pola

    pikir yang berubah dari

    petani karena sudah sadar

    akan tanggung jawab

    untuk melakukan zakat.

    3. Amalia Agustin

    syn

    Analisis faktor yang

    mempengaruhi petani

    kelapa sawit dalam

    membayar zakat hasil

    perkebunan di

    kabupaten labuhan

    batu selatan

    Potensi zakat pada tahun

    2014 mencapai 25.6

    miliar rupiah, tahun 2015

    mencapai 21.6 miliar

    rupiah, dan tahun 2016

    mencapai 370.4 miliar

    rupiah. Hal ini

    didapatkan komoditas

    kemudian dikeluarkan

    2.5 persen. Potensi yang

    besar tersebut dapat

    menjadi solusi untuk

    meningkatkan taraf

    ekonomi mustahik.

    4 Widi Nopiardo,

    Afriani, Rizal

    Fahlefi

    Pelaksanaan zakat

    pertanian (studi kasus

    petani bawang

    dinagari kampong

    kampong batu dalam

    kecamatan danau

    kembar kabupaten

    solok)

    Pelaksananaan zakat

    pertanian bawang

    dilakukan oleh petani

    pada setiap kali panen

    dua sampai tiga kali

    panen. Zakat disalurkan

    dalam bentuk uang dan

    barang serta bawang

    diberikan kepada pekerja

    yang dianggap berhak

    menerima zakat.

    Masyarakat nagari

  • 35

    kampong batu dalam

    mayoritas mengetahui

    adanya zakat pertanian,

    akan tetapi mereka tidak

    memahami ketentuan

    dalam zakat mereka.

    Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah: pertama,

    penelitian ini dengan penelitian ini menggunakan menggunakan metode kualitatif

    sedangkan penelitian terdahulu menggunakan metode kuantitatif. Kedua, tempat

    penelitian yaitu desa harapan makmur. Dengan demikian bahwa penelitian tentang

    faktor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak mengeluarkan zakat pertanian

    merupakan penelitian yang belum pernah di lakukan di desa harapan makmur.

  • 36

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah

    pendekatan deskriptif-kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian

    yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

    oleh subjek penelitian misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan

    dll.44

    Sedangkan deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-

    kata, gambar dan bukan angka.Selain itu semua yang dikumpulkan

    berkemungkinan menjadi kunci terhadap obyek yang sudah diteliti.

    Data yang mungkin berasal dari naskah, wawancara, catatan,

    lapangan, dokumen dan sebagainya tersebut dideskripsikan sehingga

    dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.45

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian berlokasi di Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau

    Rasau. Subjek penelitian adalah petani muslim Desa Harapan Makmur.

    Sedangkan untuk waktu penelitian akan dilakukan kurang lebih 2

    bulan.

    44

    Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Putra 2009), hal

    6 45

    Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta; PT. Rafindo Persada 1997) hal. 66

  • 37

    C. Jenis dan Dan Sumber Data

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari

    sumber asli.46

    dalam penelitian ini penulis mendapatkan data primer

    dari lapangan, yaitu dari Tokoh Agama dan Petani Kelapa Sawit

    Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau. Data ini

    merupan data utama yang penulis gunakan untuk mencari informasi

    mengenai faktor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak

    mengeluarkan zakat perkebunan dan bagaimana pengetahuan

    masyarakat tentang zakat perkebunan.

    b. Data Sekunder

    Selain data primer, sebagai pendukung dalam penelitian ini

    penulis juga menggunakan data sekunder.Data sekunder adalah

    data yang diperoleh dari sumber eksternal maupun internal.47

    Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dari perpustakaan,

    buku-buku literature dan data sekunder yang diperoleh dari

    dokumen-dokumen yang ada dilembaga-lembaga yang berkaitan

    dengan masalah. Data yang diperoleh dari lembaga atau pun

    instansi yaitu dari kantor kelurahan desa Harapan Makmur.

    46

    Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kualitatif, (Jakarta; Raja

    Grafindo Persada,2004) hlm.102 47

    Ibid., hlm.103

  • 38

    D. Objek dan Subjek Penelitian

    a. Objek Penelitian

    objek penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

    atas: Objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulannya.48

    Dari objek tersebut diambil

    contoh subjek yang diharapkan dan dapat mewakili objek.Adapun

    jumlah objek dalam penelitian ini adalah 806 yaitu para petani

    karet yang ada di Desa Harapan Makmur.

    b. Subjek Penelitian

    Subjek adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki

    oleh objek tersebut. Bila objek besar, dan penelitian tidak mungkin

    mempelajari semua yang ada di objek besar, misalnya karena

    keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat

    menggunakan subjek yang diambil dari populasi itu, apa yang

    dipelajari oleh subjek itu, kesimpulannya akan dapat

    diberlakukannya oleh objek. Untuk itu subjek yang diambil dari

    objek harus betul-betul Representatif (mewakili).49

    Dalam menetukan subjek pada penelitian ini menggunakan

    metode Nonprobabilty sampling yang memilih orang-orang yang

    terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri khusus yang dimiliki oleh

    subjek yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-

    48

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung Alfabet,

    2017), hlm. 117 49

    Ibid, hlm. 118

  • 39

    ciri atau sifat-sifat objek yang diketahui sebelumnya.50

    Dalam

    nonprobability sampling setiap unsur dalam objek tidak memiliki

    kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai subjek.51

    Dari jumlah

    objek sebagaimana yang tertera diatas adalah 806 maka yang

    diambil sebagai subjek adalah 11 dengan alasan 11 orang tersebut

    yang merupakan petani kelapa sawit yang memiliki lahan luas

    yang penghasilannya sudah mencapai nisab dan tidak membayar

    zakat hasil perkebunan sehingga di anggap lebih resfresentatif

    untuk mewakili objek.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    a. Observasi

    Dalam penelitian kualitatif, observasi dipahami sebagai

    pengamatan langsung terhadap objek, untuk mengetahui

    kebenarannya, situasi, kondisi, konteks, ruang, serta maknanya

    dalam upaya pengumpulan data.

    Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung pada

    petani kelapa sawit di Desa Harapan Makmur untuk mengamati

    objek penelitian secara langsung dan lebih mendalam guna

    mendapatkan informasi.

    50

    Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta, Rajawali Pres), 2008, hlm.175 51

    Ibid, hlm.173

  • 40

    b. Wawancara

    Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan

    mengadakan Tanya jawab langsung oleh objek yang diteliti.52

    Metode (interview) yaitu adalah proses Tanya jawab dalam

    penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau

    lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-

    informasi yang diberikan.53

    Sedangkan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah wawancara terstruktur yaitu proses wawancara dimana

    peneliti bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

    alternative jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara

    tersetuktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan

    penulis mencatatnya. Tujuannya untuk mendapatkan informasi

    yang menyangkut karakteristik atau sifat permasalahan dari objek

    penelitian. Yang akan diwawancara dalam penelitian ini adalah

    petani kelapa sawit.

    c. Dokumentasi

    Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

    Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

    monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

    misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, (life historis), cerita,

    biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar

    52

    Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung Alfabet,

    2017), hlm, 145 53

    Ibid, hlm. 138

  • 41

    misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.Dokumen yang

    berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,

    patung, film, dan lain-lain.Studi dokumen merupakan pelengkap

    dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

    penelitian kualitatif.54

    Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan melalui

    penulis yang berkenaan dengan penelitian, maka dengan ini penulis

    menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang

    petani kelapa sawit dalam membayar zakat perkebunan di Desa

    Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau.

    F. Teknik Analisis Data

    Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisis

    digunakan teknik deskriptif analisis yaitu teknik untuk

    menggambarkan atau menjelaskan data yang terkait dengan

    pembahasan, dimana teknik ini menggambarkan tentang Faktor-Faktor

    penyebab petani kelapa sawit tidak membayar zakat perkebunan dan

    pengetahuan masyarakat tentang zakat perkebunan. Untuk

    mendapatkan data yang lebih akurat perlu adanya pengelolahan data

    sebagai berikut:

    54

    Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung alphabet,

    2017), hlm.240

  • 42

    a. Data Reduction (Reduksi Data)

    Pada tahap ini adalah mereduksi data berarti merangkum,

    memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang

    penting dicari tema dan polanya.55

    b. Data Display (Penyajian Data)

    Pada tahap ini penulis mensinkronkan hubungan antara data

    yang satu dengan data yang lainnya.Dalam artian penulis

    mengorganisir data kemudian menghubungkan data data tersebut

    secara terstruktur sesuai dengan tujuan peneliti.

    c. Verivikasi Data

    Pada tahap ini penulis mulai melakukan analisis

    permasalahan dengan melakukan penafsiran terhadap data yang

    telah diorganisir, sehingga dari tahap ini peneliti akan memperoleh

    jawaban dari apa yang terdapat pada rumusan masalah.

    55

    Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandug alphabet, 2017),

    hlm 247

  • 43

    BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Singkat Desa Harapan Makmur

    Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur merupakan desa Tranmigrasi tahun 1972. Sesuai dengan

    namanya Harapan Makmur, karena desa ini sampai dengan tahun 1984

    merupakan salah satu dari beberapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    (duku Kabupaten Tanjung Jabung), merupakan produsen beras terbesar

    Jambi.Namun, julukan sebagai desa penghasil beras saat ini tinggal kenangan,

    karena lahan-lahan pertanian pangan telah berubah fungsi menjadi kebun

    kelapa sawit.

    Seperti desa-desa transmigrasi lainnya, penduduk desa Harapan

    Makmur 85 berasal dari jawa tengah dan jawa barat, sisanya adalah penduduk

    asli dan sebagai pendatang baru tahun 2000an setelah desa Harapan Makmur

    mulai berkembang.

    B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Harapan

    Makmur

    Sesuai dengan Undang-Undang No.6 tentang desa, struktur organisasi

    pemerintahan desa mengalami perubahan atau pergeseran. Jika dalam

    Undang-Undang Desa lama yakni No. 6 Tahun 2014 struktur organisasi

    pemerintahan desa utamanya perangkat desa diatur maksimal hingga 5

    jabatan Kepala Urusan (KAUR), akan tetapi dalam Undang-Undang No.6

    Tahun 2014 terjadi perubahan yakni posisi KAUR ditetapkan maksimal 3

  • 44

    orang, dan 3 lainnya merupakannya jabatan teknis yang berada di bawah

    kepala desa.

    Diakui atau tidak, ketentuan baru tersebut jelas akan memunculkan

    kekhawatiran dari perangkat desa. Pasalnya posisinya sebagai KAUR sudah

    tidak lagi dibutuhkan Namun terkait dengan hal tersebut, pemerintah

    menjamin bahwa tidak aka nada PHK masal untuk perangkat desa.

    Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 84 Tahun 2015 tentang susunan

    organisasi dan tatakerja (SOT) Pemerintah Desa telah diterbitkan dan ini

    merupakan tindaklanjut dari Undang-Undang No. 6 Tahun 2014. Dalam

    pemerdagri ini terdapat beberapa perbedaan dengan SOT pemerintah Desa

    terdahulu, dimana dalam SOT ini terdapat Kepala Seksi (Kasi) sebagai

    pelaksana operasional, yang maksimal terdiri dari 3 kasi yaitu kasi perintahan

    kasi kesejahteraan dan kasi pelayanan, dalam satuan tuggas pelaksanaan

    teknis.

  • 45

    Gambar 1

    Struktur Pemerintahan Desa Harapan Makmur

    KEPALA DESA

    HM. SIAHAAN,A.Md

    SEKRETARIS DESA

    DARMADI

    KEPALA KEUANGAN

    EKO SAPRIYANTO

    KEPALA URUSAN

    UMUM DAN

    PERENCANAAN

    PUJI ASTUTI

    KASI

    KESEJAHTERA

    AN DAN

    PELAYANAN

    YANTI

    LESTARI

    KASI

    PEMERINTA

    HAN

    YULI

    SUPRIHATIN

    KEPALA DUSUN II

    SANUDIN

    KEPALA DUSUN III

    NURYANTO

    KEPALA DUSUN IV

    ALI ROMADHON

    KEPALA DUSUN I

    ALI IMRON

  • 46

    C. Keadaan Topografi dan Luas, Batas Wilayah Desa

    a. Keadaan Topografi

    Secara topografi, desa Harapan Makmur terletak di daratan rendah

    pantai timur Sumatra, berada pada ketinggian antara 2-11 meter di atas

    permukaan laut (mdpl) dengan garis-garis kontur yang tidak terlalu rapat,

    berada dalam kawasan dataran rendah pesisir. Hamper seluruh wilayah

    desa Harapan Makmur nyaris tanpa kemiringan yang berarti. Kelerengan

    (slopes) di desa ini hanya berkisar 0-8%.

    Desa Harapan Makmur adalah salah satu desa dalam wilayah

    Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi

    Jambi. Secara geografis, Desa Harapan Makmur terletak dalam kuadran

    104o0‟0”- 104

    o24‟0” Bujur Timur (E) serta 0

    o54‟0” – 1

    o12‟00” Lintang

    Selatan (S), yakni di bagian pantai timur bagian tengah Pulau Sumatra

    dengan titik koordinat S 01 09 „3,97 – E 104 02‟51,1

    b. Luas, Batas Wilayah

    Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan menemukan adanya

    perbedaan garis batas dan luas wilayah desa disbanding dengan peta remi

    dari Kementrian Dalam Negeri tahun 2010, terutama pada sisi utara,

    selatan, dan barat. Namun, Pemerintah Desa Harapan Makmur serta

    pemerintah dan warga desa-desa sekitarnya mengakui bahwa hasil

    penelusuran lapangan itulah yang merupakan batas sesungguhnya antar

    desa-desa mereka.Atas dasar pengakuan tersebut, maka luas wilayah Desa

    Harapan Makmur adalah 19,336 km2 atau 1.933,6 hektar.

  • 47

    Secara administrative, Desa Harapan Makmur berbatasan langsung

    dengan

    - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bangun Karya dan Bandar

    Jaya

    - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tri Mulya dan Lambur II

    - Sebelah Utara Bersebelahan dengan Desa Sungai Dusun

    - Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Desa Marga Mulya

    c. Kependudukan

    Data komposisi penduduk sangat penting untuk perencanaan

    pemerintah dalam segala bidang maupun dalam dunia usaha.Jika

    dihubungkan dengan kesejahteraan masyarakat maka, kesejahteraan

    masyarakat diukur dari beberapa indikator, dimana indikator

    kesejahteraan merupakan ukuran ketercapaian masyarakat dimana

    masyarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidan dan berkembang atau

    tidak.

    Jumlah penduduk merupakan

    salah satu factor utama yang menentukan kualitas perkembangan

    sumber daya manusia didalam masyarakat.Jumlah penduduk dapat

    dijadikan ukuran atas keberhasilan pembangunan dalam perkembangan

    kependudukan didalam suatu daerah.Berikut adalah data perkembangan

    penduduk Desa Harapan Makmur tahun 2018 dan jumlah penduduk

    berdasarkan jenis kelamin.

  • 48

    Tabel 3.1

    Pertumbuhan Penduduk

    Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa Berdasarkan Jenis

    Kelamin

    2.984 Laki-laki : 1.528

    Perempuan : 1.456

    D. Visi dan Misi

    a. Visi

    “Bersama membangun harapan makmur yang sejahtera, aman, adil dan

    mandiri”

    b. Misi

    1. Membangun data Pemerintahan Desa yang baik dengan menerapkan

    kaidah kaidah Good Governance.

    2. Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima.

    3. Memberdaya masyarakat dengan prinsip pemberian otoritas kepada

    4. masyarakat untuk mengenali permasalahan yang dihadapi dan

    mengupayakan pemecahan yang terbaik kepada tahap perencanaan

    pelaksanaan dan pengawasan.

    5. Membangun sarana dan prasarana desa menjadi kenyamanan dengan

    memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

    6. Menciptakan lingkungan kehidupan desa yang dinamis dalam

    mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan.

  • 49

    E. Keadaan Masyarakat

    a. Agama

    Penduduk desa Harapan Makmur 96% beragama islam, sisanya

    yaitu 4% beragama Kristen. Walaupun islam sebagai agama mayoritas

    yang dianut oleh penduduk desa Harapan Makmur namun Kehidupan

    toleransinya cukup baik.Sedangkan tempat beribadah hanya ada

    masjid, sedangkan gereja tidak ada di Desa Harapan Makmur jadi

    masyarakat yang beragama Kristen untuk beribadah ke desa tetangga.

    Untuk masjid dan mushola/surau yang ada di Desa Harapan Makmur

    berjumlah 12 Masjid dan mushola ataun surau berjumlah 9 mushola.

    Tabel 3.2

    Data Keagamaan Desa Harapan Makmur

    NO Nama Agama Jumlah Pemeluk

    1 Islam 2912

    2 Kristen 25

    b. Pendidikan

    Tingkat pendidikan formal warga Desa Harapan Makmur pada

    dasarnya cukup baik, hampir separuhnya pernah sekolah dan lulus

    sampai tingkat sekolah Dasar dan tingkat Sekolah Menengah Pertama

    (SMP). Selain terus melanjutkan sampai jenjang Sekolah Menengah

    Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi. Walaupun dalam studi masih

    ditemukan penduduk yang buta huruf pada orang-orang tua lanjut usia

    di atas 60 tahun.

  • 50

    Tabel 3.3

    Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    No Nama Pendidikan Jumlah Petani

    1 SD 164 Orang

    2 SMP/MTS 143 Orang

    3 SMA/MA 110 Orang

    4 Perguruan Tinggi 73 Orang

    5 Non Pendidikan (Tidak

    Sekolah)

    316 Orang

    c. Kesehatan

    Kesehatan memberikan peranan penting dalam meningkatkan

    kualitas sumber daya manusia untuk menompang pertumbuhan

    ekonomi.Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan

    rakyat yang dapat menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat

    sehubungan dengan kualitas kehidupannya.Pembangunan dibidang

    kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh

    pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.

    Untuk kesehatan di Desa Harapan Makmur terdapat prasarana

    kesehatan yang terdiri dari posyandu dan rumah bersalin. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

    Tabel 3.4

    Jumlah Prasaran Kesehatan

    NO Prasarana Kesehatan Jumlah

    1 Posyandu 2

    2 Rumah bersalin 1

  • 51

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Potensi Zakat Perkebunan di Desa Harapan Makmur

    Perlu di ketahui bahwa zakat adalah ibadah wajib seseorang muslim

    yang berkaitan dengan harta benda, sehingga seseorang yang telah

    memenuhi syarat-syarat tertentu dituntut untuk melaksanakannya, karena

    pada hakekatnya harta itu milik allah SWT, sementara manusia sebagai

    khalifah, maka manusia wajib melaksanakan perintah Allah SWT

    mengenai hartanya.

    Untuk mengetahui bagaimana potensi zakat perkebunan yang ada di

    Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau, perlu adanya

    pengklarifikasian yaitu sebagai berikut:

    1. Jenis Tanaman

    Seperti yang dijelaskan di awal mengenai jenis tanaman yang wajib

    di keluarkan zakatnya bahwa terdapat perbedaan pendapat diantara

    ulamamazhab, maka dari perbedaan pendapat tersebut dapat

    disimpulkan bahwa pendapat yang paling kuat untuk kita pegang

    adalah pendapat Abu Hanifah yang bersumber dari penegasan Umar

    bin Abdul Aziz, Mutjahid, Hamad, Daud, dan Nakha‟i, bahwa semua

    tanaman wajib zakat. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Bapak

    turimin selaku Petani Kelapa Sawit Desa Harapan Makmur berikut ini:

  • 52

    “Menurut saya hasil perkebunan kelapa sawit wajib dikeluarkan

    zakatnya. karenatanaman yang tumbuh di bumi dengan sengaja di

    tanam zakatnya wajib dikeluarkan.”56

    Di Desa Harapan Makmur hasil perkebunan kelapa sawit wajib

    dikeluarkan zakat perkebunannya , sesuai apa yang dikatakan oleh

    bapak Desa Harapan Makmur

    2. Pemilik Tanaman

    Perkebunan di Desa Harapan Makmur rata rata milik pribadi

    masyarakat setempat seperti yang dikatakan oleh bapak Eko selaku

    petani kelapa sawit dan Ketua Rt 13 Desa Harapan Makmur berikut

    ini:

    “iya benar bahwa kebun kelapa sawit yang ada di Desa Harapan

    Makmur rata-rata milik perorangan,dan biasanya ada beberapa pemilik

    kebun yang memperkerjakan orang lain untuk memanen kelapa

    sawitnya.”57

    Jadi kewajiban dari zakat perkebunan yaitu wajib atas pemilik

    kebun atau tanah.

    3. Hasil Tanaman

    Hasil Tanaman yang dihasilkan oleh petani Desa Harapan Makmur

    ini merujuk pada jumlah hasil yang dipanen (dalam hal ini adalah

    tanaman kelapa sawit).Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Teguh,

    56

    Wawancara Dengan Gunawan, Tokoh Agama Desa Harapan Makmur Kec. Rantau

    Rasau-Jambi, 15 Agustus 2019 57

    Wawancara Dengan Eko, petani kelapa sawit sekaligus ketua Rt 13 Desa Harapan

    Makmur Kec. Rantau Rasau-Jambi, 15 Agustus 2019

  • 53

    bapak Sasmoko, dan yang lainnya selaku petani kelapa sawit yaitu

    sebagai berikut:

    “Hasil terakhir panen yang saya dapatkan sangat tidak bagus,

    karena harga kelapa sawit saat ini sangat murah, dan hasil panen

    buah kelapa sawit yang saya dapatkan lebih sedikit dari

    sebelumnya karena kurangnya kandungan air di dalam buah sawit

    yang disebabkan musim kemarau.”58

    Sebagaimana bapak Sunari selaku petani kelapa sawit juga

    mengungkapkan bahwa:

    “Sistem pengairan kebun mereka menggunakan air hujan dan

    dalam 3 bulan sekali sawit juga di berikan pupuk.”59

    Berikut zakat perkebunan yang wajib dikeluarkan oleh setiap petani

    kelapa sawit yang sudah mencapai nisab

    Pertama, Bapak Muhaimin memiliki pendapatannya dari hasil kebun

    kelapa sawit dalam 1 tahun yaitu Rp54.000.000,- jika dilihat dari hasil

    panen kelapa sawit yang diperoleh diketahui bahwa pendapatan bapak

    Muhaimin telah mencapai nisab zakat perkebunan. Sehingga kalau

    dihitung zakatnya secara rinci, potensi zakatnya yaitu:

    Nisab = 85 gram / Rp51.000.000,-

    Harga emas = Rp 600.000,-

    58

    Wawancara Dengan Sasmoko dan Teguh, petani kelapa sawit Desa Harapan Makmur

    Kec. Rantau Rasau-Jambi, 18 Agustus 2019 59

    Wawancara Dengan Sunari, Petani Kelapa Sawit Desa Harapan Makmur Kec. Rantau

    Rasau-Jambi, 18 Agustus 2019

  • 54

    Pendapatan = Rp54.000.000,-/tahun

    Maka, zakatnya = 2,5% x Rp54.000.000,-

    = Rp 1.350.000,-

    Begitu juga potensi zakat yang harus dikeluarkan oleh Bapak

    Muhaimin sebesar Rp 1.350.000,-

    Kedua,