fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/backup......_(2).docx · web viewdalam novel ini,...

38
TANGGAPAN PEMBACA TERHADAP NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI Oleh : Muhammad Ishom Khadziq J1B015029 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: others

Post on 26-Mar-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

TANGGAPAN PEMBACA TERHADAP

NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD

TOHARI

Oleh :

Muhammad Ishom Khadziq

J1B015029

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

2019

Page 2: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

A. Judul Penelitian : Tanggapan Pembaca Terhadap Novel Bekisar

Merah Karya Ahmad Tohari

B. Ruang Lingkup : Ilmu Budaya/Sastra

C. Latar Belakang :

Sastra merupakan sebuah ringkasan mengenai gambaran

dunia dan seisinya yang diwakili oleh kata-kata sederhana tetapi

perlu pemaknaan mendalam. Sapardi berpendapat, bahwa sastra itu

adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium.

Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan

gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu

kenyataan sosial (1979:1). Sastra dapat berupa tiruan murni atau

berupa tiruan halus dengan proses suntingan penulis, atau bahkan

berupa tiruan sifat manusia yang tercermin dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam Sastra, yang disebut sebagai sastra tidak hanya

karya yang berupa prosa, puisi atau pun drama. Tetapi juga sebuah

lagu, musik, pentas tari, film, cerita masyarakat, hingga bahkan

sebuah cerita sejarah yang diceritakan secara turun-temurun. Sastra

tak hanya bermain pada hal-hal yang sifatnya tertulis, tetapi

sesuatu yang berwujud sebuah kebudayaan yang dibaliknya tersirat

sebuah cerita atau segala sesuatu yang melatarbelakanginya.

Dalam KBBI novel memiliki arti, salah satu bentuk karya

sastra yang berbentuk prosa yang panjang mengandung rangkaian

Page 3: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel merupakan

gambaran kehidupan penulis yang dituangkan kedalam tulisan

yang mengandung makna dan pesan yang pernah dialami oleh

pengarang. Latar belakang penulisan novel harus memiliki unsur-

unsur seperti, unsur intrinsik (alur, tokoh, waktu, penokohan,

makna, dan sebagainya), juga harus mengandung unsur ekstrinsik

yaitu penulis dan pembaca. Salah satu novel yang memenuhi

karakteristik tersebut adalah Bekisar merah karya Ahmad Tohari,

yang merupakan salah satu sastrawan Indonesia yang banyak

menciptakan karya dengan latar belakang permasalahan-

permasalahan sosial yang ada di lingkungan. Ia selalu menulis dari

pengalaman hidupnya di desa. Maka dari itu sebagaian besar

karyanya adalah kehidupan masyarakat lapisan bawah dengan latar

alam pedesaan.

Beberapa karya dari Ahmad Tohari juga diterbitkan dalam

beberapa bahasa asing seperti, bahasa Spanyol, Tionghoa, Belanda,

dan Jerman.1 Novel Ronggeng Dukuh Paruk juga pernah

diterbitkan dalam bahasa Banyumasan dan mendapatkan

penghargaan Rancage di Bandung pada tahun 2007 dari Yayasan

Rancage.2 Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari merupakan

1 Murdaningsih, Dwi. 2015. Novel Karya Ahmad Tohari Diterbitkan dalam Bahasa Spanyol(daring) https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/15/08/27/ntq2z9368-novel-karya-ahmad-

tohari-diterbitkan-dalam-bahasa-spanyol (diakses pada tanggal 11 Mei 2019).2 Budiasri, Trisno.2016. Ahmad Tohaii (daring) . http://bpad.jogjaprov.go.id/coe/jateng/view?

id=434&slug=ahmad-tohari (diakses pada tanggal 11 Mei 2019).

Page 4: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

refleksi dari penggambaran kehidupan sehari-hari di kehidupan

penulis. Dalam novel ini menggambarkan kehidupan di desa yang

mayoritas penduduknya bekerja sebagai penyadap nira., yang di

lain sisi terdapat sekelompok orang pemilik modal selalu

memandang rendah para buruh tersebut.

Bagian awal dari novel ini menceritakan kehidupan di desa

yang bernama Karangsoga, dimana mayoritas warganya adalah

penyadap nira dengan penghasilan di bawah layak. Para

penyadapan memproses nira tersebut menjadi gula merah.

Kemudian menjualnya ke pengepul dengan harga sangat murah,

sehingga membuat masyarakat hidup dalam kemiskinan. Para

tengkulak mempermainkan harga dengan semena-mena.

Pada bagian lain dari isi cerita novel ini terdapat tokoh Lasi

yang memiliki wajah rupawan dan tubuh mempesona. Tetapi

sungguh malang nasibnya karena ia dikhianati oleh suaminya yang

bernama Darsa. Sehingga ia pun memutuskan pergi ke kota, dan

bertemu dengan para pejabat yang menjadikan Lasi sebagai istri

simpanan. Seperti ayam bekisar, yang menjadi penghias rumah-

rumah mewah. Lasi menjadi penghias bergilir bagi rumah-rumah

pejabat ternama.

Penggambaran dari keseluruhan cerita membuktikan bahwa

novel Bekisar Merah mengandung nilai-nilai kehidupan sosial,

kultural, sejarah dan berhubungan dengan penelitian sebelumnya

Page 5: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

yagn disebut Repertoire. Iser menyatakan bahwa realitas yang

menjadi rujukan dalam sebuah karya untuk melakukan

pembangunan situasi disebut Repertoire.3

Repertoire terdiri dari semua batas wilayah yang dikenali

dalam teks. Maksud dari wilayah adalah karya-karya terdahulu,

norma sosial dan sejarah, atau berupa fenomena kebudayaan yang

dimunculkan dalam teks. (1978: 69). Repertoire digunakan untuk

mengungkapkan bahwa setiap karya sastra merupakan kumpulan

teks sastra. Maka dari itu menunjukan bahwa karya sastra tidak ada

yang orisinil. Pertemuan antara realitas dan refrensi karya

terdahulu menunjukan adanya realitas di luar teks yang

digabungkan dengan proses kreativitas dan imajiner, sehingga

memunculkan realitas baru.4

Iser dalam bukunya menyatakan “Karya sastra memiliki

sifat estetik, sebab karya sastra lahir dari perpaduan antara relitas

dan imajinasi sehingga menghasilakan kebaruan” (1978: 22). Peran

pembaca teks sastra dengan melibatkan ilmu pengetahuan dan

pengalaman pembaca sangatlah penting sebagai bekal untuk

pemaknaan teks yang dibaca. Pembaca juga memiliki peran yagn

sangat penting, karena teks sastra akan memiliki arti jika dibaca.

Tetapi pembaca harus mengetahui norma-norma yagn dimunculkan

3 Diintisari oleh Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. point ke 57 dari buku The Act of Reading,Theory as Aesthetic Response (1978).

4 Diintisari oleh Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. point ke 22 dari buku The Act of Reading,Theory as Aesthetic Response (1978).

Page 6: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

dalam karya agar mengetahui konflik yang terdapat dalam teks

sastra tersebut.

Pembaca terbagi menjadi tiga kelompok, seperti apa yang

diungkapkan Segers (2000:47) yait pembaca ideal, pembaca

implisit, dan pembaca riil. Pembaca ideal adalah pembaca yang

satu pemahaman dengan hipotesis yang dibuat oleh ahli teori

dalam proses interpretasi. Pembaca implisit merupakan faktor

imanen teks yang memiliki satu tanda yang sering mendapat

tanggapan riil dengan cara yang berbeda-beda. Sedangkan

pembaca riil adalah pembaca yang biasanya memberi penilaian

secara indvidu, dalam penilitian ini pembaca riil menjadi objek

yang diutamakan karena proses pemaknaan yang individual

tersebut.

Dari deskripsi diatas dapa disimpulkan, novel Bekisar

Merah mengandung norma-norma yang dibutuhkan untuk menjadi

syarat repertoire. Hal itu menjadikan novel Bekisar Merah terdapat

objek estetik sebagai pembangkit respon pembaca. Adapun

penelitian sebelumnya tentang novel Bekisar Merah yang

dilakukan oleh Khatib Lubis (2014), dengan judul skripsi Konflik

dan Watak Tokoh Utama Novel Bekisar Merah karya Ahmad

Tohari.5 Kemudian penelitian yang lain dilakukan oleh Mansyur

Yusuf mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri

5 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51057/Khatib%20Lubis.p;jsessionid=384E9DCA939E7252037408E12BEE16D0?sequence=1 (diakses pada tanggal 11 Mei 2019).

Page 7: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

Makasar pada tahun 2017 dengan judul Hegemoni Dalam Novel

Bekisar Merah karya Ahmad Tohari.6

6 http://eprints.unm.ac.id/4267/1/MANSYUR%20YUSUF%20%28SKRIPSI%29%201251141018%20.pdf (diakses pada tanggal 11 Mei 2019).

Page 8: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

D. Rumusan Masalah

4.1 Bagaimana gambaran norma sosial dan budaya sebagai repertoire

dalam novel Bekisar Merah karya Ahamad Tohari?

4.2 Bagaimana tanggapan pembaca terhadap novel Bekisar Merah?

E. Tujuan Penelitian

5.1 Mendeskripsiskan gambaran norma sosial-budaya sebagai

repertoire yang terdapat dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad

Tohari.

5.2 Mengetahui tanggapan pembaca terhadap teks sastra novel Bekisar

Merah karya Ahmad Tohari.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat

praktis, adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

6.1 Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat :

6.1.1 Memberikan sebuah alternatif penelitian sastra dengan

menerapkan teori respon estetik, yaitu untuk mengetahui

gambaran repertoire dalam Bekisar Merah.

6.1.2 Memberikan acuan untuk memahami makna melalui

pembacaan teks dalam novel Bekisar Merah.

Page 9: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

6.2 Secara praktis penelitian ini diharapkan :

6.2.1 Memberikan sarana bagi masyarakat untuk memperkaya

wawasan mengenai kehidupan masyarakat desa dengan

penggambaran sosial-budaya.

6.2.2 Memberikan gambaran konflik-konflik yang terjadi di

masyarakat yang digambarkan dalam novel Bekisar Merah.

G. Tinjauan Pustaka

7.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terhadap novel Bekisar Merah sudah banyak

dilakukan. Penelitian- penelitian tersebut dijadikan sebagai studi

pustaka.

Adapun penelitian tersebut adalah :

Skripsi dari Mansyur Yususf dengan judul Hegemoni dalam

novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari tahun 2017 dari

Universitas Negeri Makasar.7 Novel Bekisar Merah merupakan

karya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan penulis, yaitu

Ahmad Tohari. Alur ceritanya menggambarkan detail kehidupan

pedesaan dengan konflik-konflik yang sering terjadi. Mansyur

Yusuf melakukan kajian dengan fokus penelitian adalah hegemoni

atau kekuasaan terjadi di desa. Ketimpangan sosial adalah hal yang

paling menjadi sorotan dalam penelitiannya. Ia juga melakukan

7 http://eprints.unm.ac.id/4267/1/MANSYUR%20YUSUF%20%28SKRIPSI%29%201251141018%20.pdf (diakses pada tanggal 11 Mei 2019).

Page 10: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

penggambaran hegemoni budaya yang terjadi dalam masyarakat

Karangsoga, dimana secara tidak langsung kehidupan masyarakat

dipengaruhi kebudaan jawa, modern ataupun kepercayaan

masyarakat desa.

Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari merupakan kisah

yang diangkat dari kondisi yang ada di lingkungannya. Dalam

novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang

bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami suatu penindasan

yang secara halus dengan persetujuan oleh para pemilik modal dan

dapat terlihat penggambarkan kondisi masyarakat desa yang

miskin dan tak berpenghasilan tetap, yang dikuasai oleh pemilik

modal dengan bentuk persetujuan dan dominasi yang disebut

hegemoni.

Penelitian berikutnya adalah tesis oleh Dwi Setiyawan

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta program studi

magister pengkajian bahasa. Judul penelitiannya Perspektif Gender

Dalam Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari : Sastra Feminis

dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMA pada

tahun 2017.8 Dalam penelitiannya ia bertujuan untuk mengetahui

deskripsi, pandangan feminis, serta pengaruh novel Bekisar Merah

dalam pendidikan sastra di SMA. Teknik analisis data

8 http://eprints.ums.ac.id/50827/14/Naskah%20Publikasi.pdf (diakses pada tanggal 12 Mei 2019)

Page 11: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

menggunakan teknik pembacaan semiotik yang terdiri dari

pembacaan heuristik dan hermeneuitik.

7.2 Landasan Teori

Penelitian ini merupakan kajian respons estetik terhadap novel

Bekisar Merah karya Ahmad Tohari lebih khusus yang berkaitan

dengan repertoire. Teori yang relevan digunakan untuk penelitian

ini ialah teori respons estetik Wolfgang Iser yang ada dalam buku

The Act of Reading Theory of Aesthetic Respons (1978). H.R Jauss

dan Wolfgang Iser adalah kedua tokoh yang mempelopori teori

resepsi estetik ini. Teori resepsi dibagi kedalam dua golongan,

yaitu teori pertama yang dicetuskan Jauss dengan pokok pemikiran

adalah tanggapan pembaca dari waktu ke waktu, kemudian teori

tersebut di perbaharui oleh Wolfgang Iser dengan berfokus pada

tanggapan pembaca secara umum terhadap teks serta pemaknaan

secara individu terhadap teks sastra.9

Teori yang dikemukakan oleh Wolfgang Iser pada dasarnya

membicarakan tentang repertoire. Repertoire dapat disebut gudang

pengetahuan (Munawwar, 2007:35). Repertoire tidak dapat lepas

dari eksistensi estetika resepsi. Repertoire berkaitan dengan

bagaimana kemampuan pembaca dalam memberikan tanggapan

9 Diintisari oleh Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. point ke 17 dari buku The Act of Reading,Theory as Aesthetic Response (1978).

Page 12: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

berupa pemberian makna melalui perolehan efek terhadap teks

sastra yang dibacanya.10

Dasar dari respon estetik ialah pernyataan yang menyangkut

proses pemaknaan teks yang dihasilkan dari interaksi antara

pembaca dan teks sastra, yaitu bagaimana teks tersebut memiliki

makna bagi pembacanya. Iser tentang struktur-struktur yang

digunakan untuk mendeskripsikan kondisi interaksi harus

dilakukan secara menyeluruh. Karena struktur-struktur tersebut

tidak dapat memenuhi fungsinya sebelum memberikan pengaruh

terhadap pembaca. Struktur dalam fiksi memiliki dua aspek yaitu

verbal dan afektif (1978:20-21). Aspek verbal ialah ungkapan atau

reaksi dan mencegah terjadinya yang tidak sesuai (arbitrer). Aspek

afektif adalah pemenuhan terhadap dari apa yang telah terstruktur

oleh bahasa. Deskripsi tentang apapun tentang interaksi antara

keduanya harus menyatukan, baik struktur efek teks ataupun

struktur respons (Iser, 1978:20-21).

Interpretasi harus dapat menjelaskan makna yang potensial

dalam teks dan tidak membatasi dengan satu makna. Makna adalah

hasil dari ekspresi atau mungkin representasi dari nilai-nilai yang

diakui secara kolektif (Iser, 1978:22). Iser berpendapat tentang

teori yang berkaitan antara pembaca.

Teori yang berorientasi pada pembaca sejak awal membuka kritik terhadap bentuk subjektivisme yang terkontrol. Seperti yang

10 Diintisari oleh Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S point ke 6 dari buku The Act of Reading, Theory as Aesthetic Response (1978).

Page 13: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

disampaikan oleh Hobsbaum (dalam Iser) bahwa terdapat adanya perbedaan dalam teori ini. Teori seni berbeda menurut tingkat subjektivnya, dengan tanggapan penerima. Teori tanggapan estetis ini memiliki permasalahan, karena teori ini mengorbankan teks pada kesewenangan pemahaman yang subjektif dan menguji aktualisasinya dan menolak identitasnya sendiri (1978:23).

Iser menjelaskan bahawa teks sastra berisi tentang perintah

variabel intersubjektif untuk mendapatkan makna, tetapi makna yang

didapat bisa membawa pada pengalaman-pengalaman yang berbeda

dan karena pertimbangan bersifat subjektif bukan objektif (1978:25).

Iser menambahkan tentang teks sastra melahirkan “performance”

makna. Performance serta peran pembaca yang menyebabkan teks

sastra bersifat estetis. Dengan menghilangkan subjektifitas dan

objektivitas dapat menetapkan satu kerangka refrensi intersubjektif,

dan dinilai daripada pertimbangan nilai (1978:27). Pembaca hanya

akan mencari makna jika dia ingin mengetahuinya, serta terdapat

faktor yang tidak diketahui dalam di dalam teks yang mendorong

pembaca untuk mencari makna. Respons terhadapa teks bersifat

subjektif, tetapi teks tersebut tidak sepenuhnya milik pembaca.

Karena terdapat pihak ketiga, yaitu analisis intersubjektif (Iser,

1978:43).

“Peran pembaca berbeda dengan pembaca fiktif yang digambarkan dalam teks. Pembaca fiktif hanya merupakan bagian dari pembaca, karena penulis mengharap ada modifikasi guna mendapat pemaknaan baru dari pembaca” (iser, 1978:36).

“proses pengumpulan makna bukan kegiatan tertutup, meskipun makna teks menggerakkan subjektivitas pembaca, namun hal itu tidak membawa khayalan (day-dreaming) pembaca, tetapi

Page 14: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

disesuaikan dengan kondisi yang ada dalam teks” (iser, 1978:49-50).

Repertoire merepresentasikan norma yang ada dalam suatu

keadaan khayal, karena terdapat ruang kosong antara masa lampau

dan masa mendatang. Di sinilah hubungan antara teks sastra dalam

keadaan realitas, bentuk pola pikir atau model-model realitas.

“Bahwa teks tidak menjiplak sistem pemikiran realitas tetapi tidak

juga menyimpang dari realitas. Berbeda dengan teks sastra yang

menggambarkan suatu tanggapan terhadap pola pikir yang telah

dipilih dan terdapat dalam repertoire itu sendiri”(Iser, 1978:73).

Iser juga berpendapat tentang repertoire yang terdapat di dalam

novel.

Repertoire dalam novel dikatan satu hubungan horizontal jika repertoire menggabungkan dan menyetarakan norma-norma serta sistem yang berbeda dalam kehidupan nyata, repertoire memberi informasi tentang gambaran sifat manusia diabangun (1978:76).

Karya sastra memungkinkan pembaca untuk memberi pemaknaan

sendiri dan melampaui batas-batas kenyataan yang merupakan

representasi dari pembaca itu sendiri. Teks sastra sebagai karya dan

seni menggambarkan kehidupan nyata karena tidak dapat dibagi, dan

bersamaan membentuk realitas.

Nilai estetik menurut Iser tidak diciptakan oleh teks dan tidak semuanya diberikan dalam bentuk repertoire. Keberadaan estetik dipengaruhi dua faktor yang mengarah ke tujuan berbeda, tetapi akhirnya bertemu pada satu titik yang sama. Nilai estetik

Page 15: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

menyiapkan seleksi repertoire dan mengubah sifat yang dipilah untuk menentukan kesamaan yang terdapat dalam teks (1978: 82).

Repertoire merupakan kerangka komunikasi sebagai pengirim dan

pembaca penerima. Berkenaan dengan repertoire Iser menyatakan,

Fungsi komunikasi repertoire bergersk bersama fokus dan kemudian berkembang menjadi tema: pertama, ketiadaan refrensi penghubung apapun menimbulkan gap (ruang kosong) antara elemen yang berbeda dan ruang kosong hanya dapat diisi oleh imajinasi pembaca; kedua, hubungan yang berbeda amtara gaya yang berubah-ubah dari ruang kosong membuat satu perubahan secara kontinuitas dalam arah imajiner dari masing individu, hal ini merupakan bagian dari komunikasi intrasubjektif (1978: 84)

Iser berpendapat bahwa norma-norma sosial dapat dipilih dan

disederhanakan dalam teks.

Secara otomatis akan membentuk kerangka refrensi dalam bentuk sistem pemikiran dan norma sosial untuk dipilih. Proses pemilihan ini menciptakan sebuah hubungan anatra latar belakang (background) dan latar depan (foreground). Melalui hubungan foreground-background ini dapat mengetahui makna yang tidak dapat dipahami lantaran jarang terdapat dalam background. Background teks sastra tidak memiliki sifat melebih-lebihkan, karena tidak secara langsung dituliskan oleh teks itu sendiri, melainkan kuantitas dan kualitas yang terdapat dalam pembaca (1978: 93).

Makna teks muncul karena diciptakan oleh tindakan dan interaksi

antara latar depan dan latar belakang yang kemudian menghadirkan

pemahaman teks secara personal. Objek estetik dapat dibentuk dari

kombinasi dari perspektif teks dan pandangan penulis tentang dunia.

Pembangunan unsur perspektif teks dipengaruhi oleh tema dan

horizon yang menjadi dasar penggabungan semua perspektif, dan

Page 16: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

dimungkinkan teks sastra untuk memenuhi fungsi komunikasinya.11

Dari proses tersebut dapat disimpulkan reaksi teks terhadap dunia

nyata akan mendapat respons yang seusai dari pembaca. Iser

menyatakan bahwa pembaca harus menciptakan sendiri objek estetik.

Keberhasilan komunikasi dipengaruhi oleh dimana posisi teks menempatkan diri dalam kesadaran pembaca. Hal tersebut menyatakan teks memberi tuntunan tentang apa yang diproduksi, karena teks tidak dapat menjadi produk. Keberhasilan teks mempengaruhi pembaca dipengaruhi oleh pemaknaan dan persepsi dari pembaca individual. Meskipun teks dapat menggabungkan beberapa norma dan teks pembaca potensial, tetapi fungsi teks bukan hanya menjabarkan data semacam itu, melainkan data untuk menjamin adanya kualitas itu sendiri (1978: 107).

Pembaca dan pengarang akan terlibat dalam permainan imajinasi

yang dimunculkan dalam teks, permainan ini akan lebih menarik jika

teks tersebut memiliki lebih dari satu pengatur. Kebiasaan membaca

akan membuat pembaca itu sendiri lebih produktif.12 Tetapi pembaca

memiliki batasannya sendiri ketika membaca teks sastra. Mengenai

pembaca Iser berpendapat.

Tampak jelas bahwa sepanjang proses membaca akan dipengaruhi oleh harapan yang telah diperbaharui dan ingatan yang tergantikan. Teks tidak memberikan harapan atau merubah harapan, juga tidak menetapkan bagaimana harus mengartikan hubungan dari ingatan. Hal ini adalah kekuasaan dari pembaca itu sendiri dan dapat diketahui bagaimana kegiatan yang dibuat oleh pembaca, sehingga memungkinkan teks untuk dicerna oleh pemikiran pembaca itu sendiri. Proses ini merupakan bagian hermeneutika dasar pembaca (Iser, 1978: 111-112).

11 Diintisari oleh Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. point ke 19 dari buku The Act of Reading,Theory as Aesthetic Response (1978).

12 Diintisari oleh Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. point ke 31 dari buku The Act of Reading,Theory as Aesthetic Response (1978).

Page 17: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

Makna dalam proses pembacaan tidak dapat diwujudkan dalam

kata-kata dan proses pembacaan. Karenanya tugas pembaca untuk

membuat sinyal-sinyal ini terus ada. Kemungkinan besar bahwa

hubungan yang ditetapkan akan datang sendiri menjadi sinyal-sinyal

untuk hubungan yang lebih lanjut.

Page 18: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

H. Metode Penelitian

8.1 Metode Penelitian

Metode penelitian resepsi sastra mendasarkan pada pendapat

(Abdullah, 2001:119) karya sastra selalu mendapat tanggapan dari

pembacanya. Hal yang sama juga diugkapkan oleh Teeuw (2003: 195)

pembaca mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena pembaca

yang nantinya akan menilai, menikmati, menafsirkan karya sastra, dan

menentukan karya sastra dari segi estetik.

Penelitian dengan metode resepsi sastra terbagi menjadi tiga jenis

pendekatan, yaitu (1) metode resepsi sastra secara eksperimental, (2)

metode resepsi sastra melalui kritik sastra, (3) analisis resepsi sastra

dengan pendekatan intertektualitas (Teeuw, 2003: 171-175).

Metode penelitian ini menggunakan analisis resepsi sastra dengan

metode eksperimental yang dilakukan dengan cara studi lapangan.

Juga diperkuat dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode

eksperimental adalah dimana sebuah karya sastra disajikan kepada

penbaca, baik individu maupun kelompok agar mereka memberikan

tanggapan yang kemudian dianalisis dari segi tertentu. Analisis

eksperimental ini juga dapat dilakukan dengan daftar pertanyaan,

kemudian jawaban responden dianalisis dengan sistematis dan

kuantitatif. Penelitian ini juga dapat dilakukan dengan cara memancing

analisis yang tidak terarah dan bebas kemudian diberikan analisis

kualitatif (Teeuw, 2003: 171)

Page 19: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

Metode resepsi melalui kritik sastra dilakukan dengan cara meneliti

tanggapan-tanggapan para kritikus terhadap karya sastra pada kurun

waktu tertentu. Kritikus dianggap memiliki konkretisasi terhadap karya

sastra, karena kritikus memberikan penilaian dan penempatan karya

sastra (Teeuw, 2003: 210).

Metode intertektualitas dalam resepsi sastra dapat diterapkan untuk

mengetahui resepsi pembaca yang terwujud dalam hubungan antara

dua karya sastra atau lebih. Karya sastra tertentu merupakan bentuk

tanggapan atau transformasi terhadap karya sastra sebelumnya.

Untuk mendukung penelitian ini digunakan juga metode deskriptif

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain dengan cara

mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus alamiah dengan

memanfaatkan metode ilmiah.13 Metode ini dilakukan dengan

cara mencari sample dari anggota populasi yang kemudian untuk

mendapatkan tanggapan dari proses pembacaan karya sastra. Populasi

adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota populasi dapat

berupa benda hidup ataupun benda mati. Populasi terbagi menjadi dua,

yaitu Populasi Infinit (tak diketahui jumlahnya) dan Populasi finit (

13 Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa.

Page 20: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

yang dapat diberi nomor atau terhitung). Sedangkan sample adalah

bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (secara harfiah

berarti contoh).14 Pengambilan sample dibutuhkan karena keterbatasan

waktu, tenaga dan biaya. Kemudian lebih cepat dan memberi informasi

lebih banyak serta mendalam. Teknik pengambilan sampel dibagi

menjadi dua yaitu Propabillity Sampling (sampel acak) dan Non-

propability Sampling (sampel terpilih), tujuannya untuk mendapatkan

sampel yang representatif (mewakili).15

Rancangan pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan

metode Sample Random Sampling yaitu proses pengambilan sampel

dengan menentukan terlebih dahulu ruang lingkup masalah yang akan

menjadi fokus kajian, kemudian responden dipilih secara acak oleh

peneliti. Responden didapat dari metode penelitian Non-propabillity

Sampling. Dimana pada akhirnya peneliti dapat menentukan analisis

dari tanggapan pembaca tentang novel Bekisar Merah karya Ahmad

Tohari.

8.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada analisis tanggapan pembaca tentang

novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari di mana pada akhirnya

ditemukan pemaknaan yang baik.

14 http://library.usu.ac.id/fkm/fkm-rozaini.pdf&ved+2ahUKEwilz6Oss45jiAhWPfSsKHWBbBQQFjABegQIBRAB&usg=AOvVaw3ZmE1BpCB8HJU7UHDzdtH_ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019).

15 http://library.usu.ac.id/fkm/fkm-rozaini.pdf&ved+2ahUKEwilz6Oss45jiAhWPfSsKHWBbBQQFjABegQIBRAB&usg=AOvVaw3ZmE1BpCB8HJU7UHDzdtH_ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019).

Page 21: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

8.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua,

yakni:

8.3.1 Data Primer

Sumber data primer dari membaca secara intensif novel Bekisar

Merah karya Ahmad Tohari.

8.3.2 Data Sekunder

Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah artikel, makalah

ataupun jurnal ilmiah yang terdapat pada media cetak serta penelitian

secara langsung dengan responden acak.

8.4 Teknik Pengumpulan Data

8.4.1 Membaca novel secara intensif.

8.4.2 Studi Pustaka dengan cara mengumpulkan data yang

berhubungan dengan materi repertoire dalam novel Bekisar Merah

karya Ahmad Tohari, selain itu juga mengumpulkan ulasan dan

penelitian terdahulu dari buku, jurnal, internet, dan lain sebagainya.

8.5 Teknik Analisis Data

8.5.1 Analisis data adalah cara untuk memilih dan mengelompokan

data kualitatif yang kemudian ditetapkan relasi-relasi tertentu antara

data-data yang telah didapatkan (Ahimsa-Putra, 2009: 19). Data yang

telah didapatkan kemudian dilakukan analisis dengan pembacaan,

pengelompokan, dan diakhiri dengan menarik kesimpulan. Penelitian

Page 22: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

ini berdasar pada metode analisis data pada respon estetik Wolfgang

Iser. Teori Iser tentang repertoire digunakan dalam kajian ini untuk

mendapatkan gambaran proses interaksi antara teks dengan pembaca

sehingga menghasilakan respons pemaknaan.

Teks yang dibaca akan mempengaruhi pengalaman pembaca,

dan menimbulkan ruang-ruang kosong dalam teks yang kemudian

membuat pembaca ingin memberikan penafsiran terhadapnya.

Pernafsiran tersebut berdasarkan pengalaman oleh pembaca, dan

menyebabkan komunikasi. Komunikasi tersebut yang akan mengatur

background dan foreground pembaca. Kemudian repertoire pembaca

akan menciptakan kesepakatan dengan harapan pembaca setara

kemampuan pembaca dalam berimajinasi, yang akhirnya akan

mendapatkan makna dari teks tersebut.16

Setelah melakukan pembacaan teks, maka dilakukan

kategorisasi data. Teknik kategorisasi data digunakan untuk

mengelompokan data yang berkaitan repertoire mengenai norma

sosial, budaya, dan sejarah. Dengan demikian dapat diketahui

repertoire dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Langkah

terakhir adalah inferensi untuk menyimpulkan hasil penelitian.

16 Ahimsa_Putra, MA, M. Phil (2009: 32).

Page 23: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

Daftar Pustaka

Iser, Wolffgang.1978. The Act Of Reading : A Theory Of Aesthetic Response.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Setiyawan, Dwi. 2017. Perspektif Gender dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari Tinjauan : Sastra Feminis dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi. Solo: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sumardjo, Jakob dan Saini K. M. 1991. Apresiasi Kesusatraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tohari, Ahmad. 2013. Bekisar Merah. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Teeuw. 1984. Sastra dan Imu Sastra (pengantar Ilmu Sastra). Bandung: Pustaka Jaya.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Wijayanti, Dwi Nureny. 2014. Tindak Tutur Tokoh dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Yusuf, Mansur. 2017. Hegemoni dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari. Skripsi. Makasar : Universitas Negeri Makasar.

Page 24: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

LAMPIRAN

Lasiyah adalah anak dari sepasang suami istri Wiyarji. Ia biasa dipanggil Lasi. Ayah kandung Lasi sebenarnya adalah orang Jepang, namun ia telah pergi ketika Lasi masih usia lima bulan dalam kandungan. Tidak aneh rasanya jika Lasi cantik dan putih layaknya gadis Jepang yang sebenarnya. Waktu kecil ia sering di ganggu anak-anak nakal seusianya, namun ia selalu di bantu Kanjat. Ia adalah teman yang baik untuk Lasi.

Lasi tinggal di Karangsoga. Karangsoga adalah sebuah desa di kaki pegunungan vulkanik yang terlalu subur untuk tanaman selain kelapa, sehingga pohon kelapa itu tak berpeluang mengembangkan pelepah-pelepahnya. Di Karangsoga, pohon kelapa tumbuh dengan pelepah agak kuncup, karena tak sempat mengembang dalam bulatan penuh sehingga tak bisa menghasilkan buah yang banyak. Boleh jadi karena keadaan itu, orang Karangsoga pada generasi terdahulu memilih menyadap pohon-pohon kelapa mereka daripada menungguhasil buahnya yang tak pernah memuaskan. Lasi mulai beranjak dewasa, ia dilamar oleh salah satu gurunya namun ia menolak. Akhirnya Lasi tertarik kepada Darsa, ia adalah pemuda penyadap nira kelapa di desa Karangsoga tersebut. Setelah menikah, Lasi dan Darsa tinggal di rumah bambu yang kecil yang terasa sepi dan dingin. Pagi itu, Darsa melakukan aktivitasnya yaitu menyadap nira kelapa. Ketika sedang di atas pohon yang tinggi, pikiran Darsa melayang. Di satu sisi Darsa sangat beruntung mempunyai istri cantik seperti Lasi, namun ada pertanyaan dalam hati, mengapa menikah 3 tahun mereka belum di karuniai momongan. Itu semua membuat Darsa kehilangan keseimbangan sehingga ia jatuh.

Beruntung ada Mukri tetangganya yang mengetahui hal itu langsung berbuat sesuatu. Ia mengencingi Darsa yang dipercayai sebagai penanganan yang tepat. Lasi hanya bisa menangis melihat suaminya tergeletak lemah tak berdaya. Darsa di bawa ke rumah sakit setelah kejadian itu, sebenarnya ia di sarankan untuk di bawa ke rumah sakit yang lebih besar untuk dilakukan bedah syaraf karena air kencingnya masih terus menetes, namun karena keterbatasan biaya akhirnya dirawat di rumah saja. Di panggilah dukun bayi yang juga bisa mengurut Darsa namanya Bunek. Setelah setengah tahun beristirahat, Darsa mulai kembali beraktivitas yang ringan-ringan untuk melemaskan ototnya yang sekian lama terpaksa harus diistirahatkan.

Akhirnya Darsa sembuh dari penyakitnya. Lasi pun sangat bahagia. Namun setelah kesembuhan Darsa, Lasi justru di hadapkan dengan masalah yang sangat melukai hatinya. Sipah anak bungsu Bunek bersikeras meminta agar Darsa menikahinya. Ini semua adalah rencana busuk Bunek, Bunek memancing Darsa agar tertarik kepada Sipah, dengan tujuan agar kelak Bunek dapat menuntut Darsa untuk menikahi Sipah. Bunek tidak mau melihat anaknya yang cacat selalu digunjingkan tetangga sebagai perawan tua. Lasi merasa sakit karena perbuatan Darsa dan lebih-lebih sakit karena merasa dirinya tidak lagi berharga sebagai seorang suami, membuat tekadnya lebih pekat. Ia meninggalkan desa itu dan menuju Jakarta, meskipun ia tak tahu akan arah tujuannya.

Page 25: fajar.dx.amfajar.dx.am/.../simple-file-list/BACKUP......_(2).docx · Web viewDalam novel ini, mengisahkan tentang para orang-orang desa yang bekerja sebagai penyadap nira yang mengalami

Setelah tiba di Jakarta, Lasi singgah di rumah Bu Lanting, sebelumnya ia tinggal di warung Bu Koneng. Ibu Lanting menganggap Lasi sebagai anaknya, awalnya terlihat baik namun ternyata ada maksud lain. Secara tidak langsung Bu Lanting menjual Lasi kepada Handarbeni. Handarbeni adalah orang kaya yang sudah tua bahkan sudah punya dua istri. Bu Lanting berusaha meracuni pikiran Lasi, Bu Lanting terus meminta agar Lasi mau menikah dengan Handarbeni. Di Jakarta ia pernah di kunjungi Kanjat, ia mengajak Lasi pulang namun Lasi menolaknya.

Sejak pertemuan itu Lasi jadi sering memikirkan Kanjat. Setelah 6 bulan berlalu dan Lasi resmi menjadi janda atas Darsa, akhirnya Handarbeni pun menikahi Lasi. Setelah setahun menikah, Lasi merasa sangat kecewa ketika menyadari bahwa perkawinannya dengan Handarbeni memang benar main-main. Lasi merasa dirinya hanya dijadikan pelengkap untuk sekadar kesenangan dan gengsi. Lasi kembali pulang ke kampung halamannya, di sana ia kembali dekat dengan Kanjat. Lasi pun menaruh harapan kepada Kanjat agar kelak ketika Lasi sudah menjanda untuk kedua kalinya, ia ingin agar Kanjat menikahinya.

Ternyata selama ini Kanjat tidak pernah dekat dengan wanita manapun, karena ia masih setia menunggu Lasi. Lasi yang dinikahi oleh Bambung setelah perceraian dengan Handarbeni yang secara terpaksa dan menjalani kehidupannya dengan Bambung yang menjadi orang yang memiliki pengaruh besar di negeri ini. Hingga suatu saat Bambung yang terjerat kasus korupsi yang dipanggi oleh kejaksaan. Mengakibatkan seluruh orang yang memiliki hubungan dengan Bambung diperiksa dan menjadi tahanan sementara termasuk Lasi.