documentfa

3
TUGAS 1. Hipotesa (kesimpulan awal) penyebab terjadinya kerusakan - Kemungkinan adanya kesalahan dalam desain Gooseneck seperti adanya stress concentration, ketidaksesuaian dimensi, dan ketidaksesuaian dalam penggunaan material pada part tertentu. - Kemungkinan material selection kurang sesuai dengan parameter mechanical properties, physical properties, dan chemical properties dari komponen - Kemungkinan cacat berupa retak pada gooseneck per tanggal 8 Juni dan retakan lain yang tidak terdeteksi akibat maintenance yang kurang sesuai menjadi konsentrasi tegangan dan menginisiasi keretakan selanjutnya sampai material gagal - Kemungkinan kesalahan dari proses fabrikasi seperti ketidaksesuaian pada proses heat treatment, casting part, dan rolling - Kemungkinan kesalahan dalam assembly pada komponen-komponen gooseneck melalui proses welding - Kemungkinan kondisi operasi memicu terjadinya kegagalan seperti akibat overload, fatik, ataupun lingkungan yang korosif (faktor temperatur dan lingkungan). Adanya beban fatik dan lingkungan korosif mampu memicu terjadinya Stress Corrosion Cracking (SCC) - Kemungkinan tidak dilakukan maintenance yang sesuai pada gooseneck sampai gooseneck tidak bisa difungsikan karena rusak. - Kesalahan pada proses repair yang dilakukan pada saat terjadi crack tanggal 8 juni 2004. - Tidak dilakukannya post weld heat treatment (PWHT) sehingga material menjadi sangat brittle karena pembentukan karbida di sekitar daerah lasan - Kemungkinan adanya mekanisme embrittlement akibat gas hidrogen yang terjebak pada bagian yang dilakukan weld reinforcement (hydrogen embrittlement)

Upload: falah-herdino

Post on 29-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

alo

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentFA

TUGAS

1. Hipotesa (kesimpulan awal) penyebab terjadinya kerusakan

- Kemungkinan adanya kesalahan dalam desain Gooseneck seperti adanya stress concentration, ketidaksesuaian dimensi, dan ketidaksesuaian dalam penggunaan material pada part tertentu.

- Kemungkinan material selection kurang sesuai dengan parameter mechanical properties, physical properties, dan chemical properties dari komponen

- Kemungkinan cacat berupa retak pada gooseneck per tanggal 8 Juni dan retakan lain yang tidak terdeteksi akibat maintenance yang kurang sesuai menjadi konsentrasi tegangan dan menginisiasi keretakan selanjutnya sampai material gagal

- Kemungkinan kesalahan dari proses fabrikasi seperti ketidaksesuaian pada proses heat treatment, casting part, dan rolling

- Kemungkinan kesalahan dalam assembly pada komponen-komponen gooseneck melalui proses welding

- Kemungkinan kondisi operasi memicu terjadinya kegagalan seperti akibat overload, fatik, ataupun lingkungan yang korosif (faktor temperatur dan lingkungan). Adanya beban fatik dan lingkungan korosif mampu memicu terjadinya Stress Corrosion Cracking (SCC)

- Kemungkinan tidak dilakukan maintenance yang sesuai pada gooseneck sampai gooseneck tidak bisa difungsikan karena rusak.

- Kesalahan pada proses repair yang dilakukan pada saat terjadi crack tanggal 8 juni 2004.

- Tidak dilakukannya post weld heat treatment (PWHT) sehingga material menjadi sangat brittle karena pembentukan karbida di sekitar daerah lasan

- Kemungkinan adanya mekanisme embrittlement akibat gas hidrogen yang terjebak pada bagian yang dilakukan weld reinforcement (hydrogen embrittlement)

- Suhu operasi sampai 1000oC memungkinkan terbentuknya karbida yang sangat brittle.

- Kemungkinan terjadinya korosi galvanik pada daerah sambungan atau daerah lasan yan menurunkan sifat mekanik daerah lasan

- Kemungkinan

2. Scope (batasan) analisa dan tujuan analisa kerusakan

a. Analisa Kimia, meliputi:

Page 2: DocumentFA

- Analisa komposisi base material

- Analisa komposisi kimia pada bagian perpatahan

b. Analisa perpatahan yang terjadi

- Secara makro dan mikro

c. Analisa kekerasan komponen pada bagian perpatahan

d. Analisa tindakan perbaikan yang dilakukan

e. Analisa terhadap data awal meliputi data manufaktur, proses, dan sejarah pemakaian

3. List daftar pengujian yang akan dilakukan

- Uji struktur mikro pada perpatahan yang terjadi (SEM)

- Uji komposisi unsur secara mikro pada bagian perpatahan (EDS)

- Uji komposisi senyawa dan unsur di daerah perpatahan (XRD dan XRF)

- Uji Kekerasan pada bagian perpatahan

- Uji rusak (DT) pada material dasar

4. Alasannya pengujian tsb

- Uji struktur mikro pada perpatahan yang terjadi, dilakukan untuk mengetahui sifat perpatahan (bentuk dan mekanisme terjadinya) serta mengetahui fasa yang terbentuk pada material.

- Uji komposisi senyawa secara mikro digunakan untuk mengetahui senyawa apa yang terbentuk pd bagian perpatahan sehingga dapat disimpulkan apakah benar terjadi embrittlement, korosi, pembentukan carbida, dll.

- Uji kekerasan, dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan pada bagian perpatahan untuk membuktikan ada tidaknya fenomena penggetasan yang terjadi.

- UJi rusak (DT), dilakukan untuk mengetahui kesesuaian sifat mekanik material dasar dengan spec nya serta mendeteksi kemungkinan adanya fenomena perubahan sifat mekanis bahan dasar akibat kondisi lingkungan operasi (temperatur tinggi dan beban fatik)

5. Buat suatu analisa dgn mengambil bbrp literatur dr buku / internet

Page 3: DocumentFA

6. PPT hasil analisa

NAH! Yg poin 5 dan 6 ngerjainnya nanti saja setelah kita dapet data. Soalnya emang belum disuruh kan yaaa?