expert ca renal

46
LAPORAN EXPERT TENTANG KEMOTRAPI PADA Tn. G DENGAN KANGKER RENAL DI RUANG MELATI I RUMAH SAKIT UMUM Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH : VIVEN CORNYSEN SN 142114 PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Upload: viven-cor-aquarius

Post on 26-Jan-2016

237 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Expert CA Renal

LAPORAN EXPERT TENTANG KEMOTRAPI

PADA Tn. G DENGAN KANGKER RENAL

DI RUANG MELATI I

RUMAH SAKIT UMUM Dr. MOEWARDI SURAKARTA

DI SUSUN OLEH :

VIVEN CORNYSEN

SN 142114

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015/2016

Page 2: Expert CA Renal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak darah yang senantiasa lewat melalui ginjal yang

terdiri atas filter (saringan ) kecil tak terhitung banyaknya

( neuron ). Filtrat ( air saringan, air tapis) melewati tabung –

tabung mini yang terletak di lapisan sumsum ginjal, ditempat

zat – zat bermanfaat dan berharga seperti garam, mineral, dan

gula diseleksi dan diserap lagi ke dalam dara. Sisanya, ampas

yang tak berguna dari pembakaran di jaringan menuju lewat

piala ginjal sebagai urine ke saluran kemih dan kandung

kemih.

Seperti kebanyakan kanker, pada penyakit kanker ginjal

keluhan dan simptom tidak ada untuk jangka waktu lama,

tumornya muncul secara laten (tersembunyi ). Tanda

pertamanya adalah darah pada urine, nyeri punggung atau

benjolan yang teraba. Tiga gejala ini terkadang disebut trias

grawit, jelas merupakan tanda lambat dan menunjukkan pada

suatu stadium lanjut. Hamturi, darah di urine disebabkan oleh

pertumbuhan lanjut ke dalam piala ginjal, diikuti oleh

perdarahan dari tumor. Terkadang darah di dalam piala ginjal

membeku, kemudian darah beku ini disertai serangan kolik

( remas ) yang ditandai oleh kejang nyeri hebat, didesak ke

bawah melalui saluran kemih. Saluran kemih bereaksi atas

darah beku seakan – akan berupa batu ginjal. Jadi sesudah

suatu kolik, tidak keluar batu bersama air kemih, maka

mungkin kanker sel ginjal penyebab.

Kanker ginjal menyebabkan 2% dari semua penyakit

kanker yang menyerang  orang dewasa di Amerika serikat.

Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak

Page 3: Expert CA Renal

dari pada wanita dan umumnya mengenai laki-laki pada usia

diatas 55 tahun. Insidensi carsinoma sel ginjal ( kanker ginjal )

mengenai 3 per 1000 orang dan ditemukan sekitar 31.000

kasus baru ditemukan disetiap tahun , serta 12.000 orang

meninggal karena kanker ginjal di AS.

Pengobatan kemoterapi untuk penyakit kanker diawali sekitar tahun

1940, ketika itu, dunia sedang dilanda Perang Dunia II. Salah satu jenis senjata

yang diteliti penggunaannya untuk digunakan dalam perang adalah senjata

kimia yakni dengan menggunakan gas mustard. Suatu ketika, tanpa sengaja gas

mustard tersebut diledakkan oleh sekelompok orang.

Mereka yang terkena dampak dari ledakan gas itu, setelah diperiksa

ternyata sel darah putihnya (pasukan imun sistem) sangat rendah. Berdasarkan

kejadian itulah, para dokter berkesimpulan bahwa untuk membunuh sel-sel

kanker yang semula dilakukan dengan menyuruh pasien menghirup gas melalui

sistem pernapasan, diganti dengan memberikan pengobatan melalui pembuluh

darah. Hasilnya cukup efektif, karena pasien kanker mengalami banyak

kemajuan. Penelitian tentang pengobatan kanker dengan memasukkan obat-

obatan ke dalam pembuluh darah terus dikembangkan, sehingga kita kenal

sistem pengobatan yang saat ini dinamakan kemoterapi.

Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik yang bekerja pada seluruh

bagian tubuh dengan cara melenyapkan sel-sel kanker yang perkembangannya

sangat cepat. Kemoterapi bisa dilakukan sebelum pembedahan maupun

sebelum radiasi dengan maksud untuk memperkecil ukuran tumor, bisa juga

dilakukan setelah proses pembedahan dan radiasi dengan maksud untuk

membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa di dalam tubuh. Kelemahan dari

kemoterapi, daya kerjanya tidak hanya efektif dalam menghambat dan

membunuh sel-sel kanker, tapi juga berpengaruh negatif terhadap sel-sel

normal. Sehingga pengobatan kemoterapi, selalu diiringi dengan efek samping

yang berpengaruh negative terhadap kesehatan tubuh.

Page 4: Expert CA Renal

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberikan informasi dan

menambah pengetahuan kepada para pembaca khususnya kepada

mahasiswa ilmu keperawatan mengenai penyakit Kangker Renal, makalah

ini juga dibuat untuk memenuhi syarat dalam proses pembelajaran pada

mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah / KMB.

2. Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui definisi dari Kangker Renal

- Untuk mengetahui etiologi Kangker Renal

- Untuk mengetahui manifestasi klinis Kangker Renal

- Untuk mengetahui penatalaksanaan Kangker Renal

- Untuk mengetahui Asuhan keperawatan kangker Renal pada pasien

KMB

Page 5: Expert CA Renal

BAB II

ISI

A. Asuhan Keperawatan Teori

1. Definisi

Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia

Klasifikasi tumor renal :

1. Tumor jinak

a. Hemartoma

Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang

terdiri atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini

bukan merupakan tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai

hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan

menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan

juga pada lokasi ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De

Jong, 2007 dalam nanda ).

b. Fibroma Renalis

Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan

diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla.

Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi

tubulus di dekatnya.

c. Adenoma Korteks Benigna

Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus

berwarna kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm,

yang terletak dalam korteks ginjal.

d. Onkositoma

Page 6: Expert CA Renal

Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma

granulernya (tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan

mengalami distorsi) banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang

dapat begitu besar sehingga mudah dikacaukan dengan karsinoma sel

renalis.

e. Tumor Jinak Lainnya

Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal.

Beberapa menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat

menyebabkan terjadinya perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri

atau merupakan predisposisi kehilangan darah yang banyak sewaktu

terjadi trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel

jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang merupakan penyebab

terjadinya hipertensi (Underwood, 2000dalam nanda 2015). Jenis tumor

lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De Jong, 2000

dalam nanda 2015).

2. Tumor ganas

Tumor ginjal yang ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal

dari urotelium, yaitu karsinoma sel transisional atau berasal dari sel epitel

ginjal atau adenokarsinoma, yaitu tumor Grawitz atau dari sel nefroblas,

yaitu tumor Wilms.

2. Etiologi

Mengenai etiologinya hanya sedikit yang diketahui. Merokok

mungkin mempunyai peran. Pada kira-kira 40% penderita telah ditemukan

metastasis pada waktu tumor primer ditemukan. Lama hidup rata-rata

penderita ini 6 – 12 bulan. Tanpa penanganan proses lokal ini meluas

dengan bertumbuh terus ke dalam jaringan sekelilingnya dan dengan

bermetastasis menyebabkan kematian. Progesifitasnya berbeda-beda,

karena itu periode sakit total bervariasi antara beberapa bulan dan

beberapa tahun. Gambaran histologiknya heterogen, disamping sel-sel

jernih (clear cell) dan eosinofil glandular (granular cell) terdapat lebih

Page 7: Expert CA Renal

banyak sel polimorf, fusiform dan sel-sel raksasa. Bagian-bagian

karsinomatosa sering terdapat disamping bagian-bagian

pseudosarkomatosa diselingi dengan nekrosis dan perdarahan.

3. Manifestasi Klinis

Keluhan utama biasanya hanya benjolan di perut,perutnya

membuncit ketika di bawa ke Dokter oleh orang tuanya, hematuri karena

invasi tumor yang menembus sistem pelveokalises. Demam dapat terjadi

sebagai reaksi anafilaksis tubuh terhadap protein tumor. Gejala lain yang

bisa muncul adalah :

a. Malaise ( merasa tidak enak badan).

b. Anorexia

c. Anemia

d. Lethargi

e. Hemihypertrofi

f. Nafas pendek,dyspnea,batuk,nyeri dada ( karena ada metastase ).

4. Pemeriksaan penunjang

1. Ultrasound abdominal

2. Terdapat massa padat pada perut ( retrperitoneal ) sebelah atas.

3. CT scan

Dapat memberikan gambaran pembesaran ginjal dan sekaligus

menunjukkan pembesaran kelenjar regional atau infiltrasi tumor ke

jaringan sekitarnya.

4. Foto Toraks

Karena tingginya insiden metastase tumor ke paru-paru,maka setiap

pasien dengan Tumor Wilm’s harus di lakukan pemeriksaan foto toraks.

5. Pemeriksaan darah dan urine :Untuk menilai fungsi ginjal dan hati.

6. Biopsi

Page 8: Expert CA Renal

Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan

mikroskopik.Biopsi tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.

7. MRI Perut.

8. CBC,BUN,dan Kreatinin.

9. PIV dan Nefroktom

5. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan

dengan komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan

kombinasi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi

kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan.Jika secara klinis

tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal disebelah kontra lateral

normal, dilakukan nefrektomi radikal.

a. Kemoterapi

Tumor renal termasuk tumor yang paling peka terhadap obat

kemoterapi. Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat

sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan

mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang normal.Terapi

sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian

sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan

prabedah selama 4 – 8 minggu. Jadi, tujuan pemberian terapi adalah

untuk menurunkan resiko rupture intraoperatif dan mengecilkan massa

tumor sehingga lebih mudah di reseksi total.

Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam

pengobatan tumor, yaitu : Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin,

Cisplatin dan Siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah

menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi

akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga

pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.

1. Aktinomisin D

Page 9: Expert CA Renal

Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces,

diberikan lima hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari

secara intravena. Dosis total tidak melebihi 500

mikrogram.Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu

digunakan sebagai terapi prabedah.

2. Vinkristin

Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan

dalam satu dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak

lebih dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat menimbulkan

neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi

pada waktu pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi

dengan obat lain karena jarang menyebabkan depresi hematologi,

sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal dapat menyebab

relaps.

3. Adriamisin

Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,

diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga

hari berturut-turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat

melewati sawar otak, dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila

melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.

4. Cisplatin

Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20

mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.

5. Siklofosfamid

Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800

mg/m2/hari secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral

100-300 mg/m2/hari.

6. Prognosis

Faktor yang mempengaruhi prognosis dan kelangsungan hidup jangka

panjang adalah :

- Gambaran histologis

- Umur dan kesehatan anak secara umum saat di diagnosis

Page 10: Expert CA Renal

- Ukuran tumor primer

- Respon terhadap terapi

- Toleransi anak terhadap obat-obatan yang spesifik,prosedur atau

terapi.

Kemoterapi untuk Pengobatan Kanker

Ada 2 alasan utama dilakukannya kemoterapi untuk pengobatan penyakit

kanker:

1. Untuk melenyapkan, setidaknya mengendalikan tumor, serta

meringankan derita yang dirasakan penderita penyakit kanker,

yakni rasa sakit. Kemoterapi jenis ini disebut kemoterapi paliatif.

2. Untuk mencegah munculnya kembali sel-sel kanker pasca

dilakukan operasi atau terapi radiasi. Kemoterapi jenis ini

dinamakan kemoterapi adjuvant.

Pengaplikasian kemoterapi untuk pengobatan penyakit kanker dapat

dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

1. Kemoterapi dijadikan sebagai terapi utama dalam prosedur

pengobatan, dengan maksud untuk melenyapkan sel-sel kanker

hingga benar-benar bersih.

2. Kemoterapi dijadikan sebagai terapi tambahan terhadap para pasien

yang selesai melakukan operasi atau radiasi, dengan maksud agar

tidak ada lagi tumor yang tersisa.

3. Kemoterapi dijadikan sebagai terapi paliatif terhadap penderita

kanker yang berada pada stadium lanjut atau stadium 4B, dengan

maksud untuk mengontrol tumbuhnya sel-sel kanker.

Sebelum pasien divonis harus menjalani kemoterapi, dokter diwajibkan

melakukan serangkaian pemeriksaan terutama yang berhubungan dengan

fungsi ginjal dan hati. Setelah pasien ditetapkan harus menjalani

kemoterapi, tindakan atau bentuk kemoterapi yang diberikan oleh dokter

terdiri atas 3 jenis tindakan, yaitu:

Page 11: Expert CA Renal

1. Menggunakan kapsul atau tablet, yang merupakan cara paling praktis

karena bisa dilakukan sendiri oleh pasien dimanapun berada, tentunya

dengan memperhatikan saran dokter.

2. Lewat injeksi atau suntikan, yang harus dilakukan oleh dokter di rumah

sakit, klinik, atau ruang praktek dokter.

3. Melalui infus, yang harus dilakukan paramedis berpengalaman dan

dilakukan di rumah sakit atau di klinik khusus.

Pemberian kemoterapi, frekuensinya tergantung pada  jenis serta

tingkat atau stadium kanker yang diderita pasien. Itu sebabnya dokter tidak

bisa langsung memutuskan untuk memberikan kemoterapi, meskipun

pasien mampu membayarnya. Dokter harus benar-benar tahu, kanker jenis

apa yang diderita pasien dan sudah berada pada stadium berapa.

Efek Samping Kemoterapi Beserta Cara Mengatasinya

Seperti yang telah disebutkan di atas, kemoterapi adalah proses

pengobatan dengan memasukkan racun ke dalam tubuh, guna meracuni

sel-sel kanker agar binasa dan tidak menjalar ke bagian tubuh yang lain.

Persoalannya, kemoterapi tidak hanya meracuni sel-sel kanker saja, tapi

disaat yang sama juga menghambat pertumbuhan sel-sel sehat yang

terdapat di dalam sumsum, saluran pencernaan (gastroinrtestinal tracts),

dan yang lainnya, sehingga dapat merusak organ-organ tubuh yang lain,

seperti ginjal, hati, paru-paru, jantung, dan lain-lain. Beban racun dari

kemoterapi yang berlebihan, juga mengancam sistem kekebalan tubuh,

sehingga penderita kanker yang menjalani kemoterapi, akan menderita

infeksi dan komplikasi sebagai efek samping dari kemoterapi.

Efek samping dari kemoterapi tersebut, jelas tidak bisa dihilangkan

karena merupakan proses alami akibat dari masuknya racun ke dalam

tubuh. Sehingga yang bisa dilakukan oleh mereka yang menjalani

kemoterapi hanya dengan mengatasinya agar efek samping tersebut dapat

ditekan seminim mungkin, dan tidak berkembang menjadi penyakit baru.

Berikut beberapa efek samping dari kemoterapi beserta cara mengatasinya:

Page 12: Expert CA Renal

1. Rambut Rontok

Efek samping yang mudah dilihat dari pasien kanker yang

menjalani kemoterapi adalah rontoknya rambut, disebabkan sel-sel folikel

rambut yang juga dapat membelah dengan cepat sebagimana sel kanker

ikut diberangus oleh kemoterapi yang tidak bisa membedakan antara sel

yang berbahaya dengan sel yang sehat. Untuk mengatasi rambut yang

rontok, tidak ada jalan lain kecuali dengan mengenakan wig, atau tetap

tampil percaya diri dengan kondisi rambut yang ada.

2. Mual dan Muntah

Efek samping lainnya yang kerap terjadi akibat kemoterapi adalah

rasa mual yang menyebabkan hilangnya nafsu makan, dehidrasi dan

konstipasi. Jika mual semakin marah, akan berlanjut dengan muntah-

muntah. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis dari obat untuk

kemoterapi memang menimbulkan rasa mual, disamping karena sebagian

orang memang sangat rentan terhadap rasa mual. Untuk mengatasi rasa

mual dan muntah, pasien yang menjalani kemoterapi sebaiknya makan dan

minum dalam jumlah sedikit namun dilakukan dengan sering.

Menghindari makanan yang aromanya menyengat, berminyak, berlemak,

terlalu manis, panas, dan pedas.  Meminum wedang jahe serta teh

beraroma mint juga bisa mencegah mual dan muntah. Selain itu muntah

juga dapat diminimalisir dengan mengkonsumsi Vitamin B6 dengan dosis

50 mg.

3. Diare dan Konstipasi

Munculnya diare disebabkan karena kemoterapi ikut

menghancurkan sel-sel dinding, selain juga disebabkan karena kekurangan

gizi, stress, dan rasa cemas. Pengaruh dari diare itu sendiri dapat

menimbulkan rasa mual, kembung, kram dan sakit perut, serta iritasi pada

kulit. Beberapa obat anti kanker juga edapat menimbulkan konstipasi jika

tidak dibarengi dengan asupan cairan dan serat yang cukup.  Untuk

Page 13: Expert CA Renal

mengatasi serangan diare, penderita kanker yang melakukan kemoterapi

sebaiknya menghindari makanan yang digoreng, sayuran mentah, biji-

bijian, kacang-kacangan, dan minuman yang terlalu panas atau terlalu

dingin. Sebaliknya, mereka harus memperbanyak mengkonsumsi telor,

kentang, yogurt tawar, roti putih, serta pisang.

4. Alergi atau Hipersensitif

Alergi dan hipersensitif timbul karena respon sistem kekebalan

tubuh akibat kemoterapi. Alergi yang parah dapat memicu terjadinya

Anafilaksis, yang menyebabkan schock, tekanan darah rendah, bahkan

berujung kematian. Gejala dari reaksi alergi akibat kemoterapi diantaranya

gatal-gatal, ruam kulit, sulit bernapas, serta pembengkakan lidah, bibir dan

kelopak mata. Beberapa jenis obat alergi memang dapat dipakai untuk

mengatasinya, namun agar lebih aman sebaiknya berkonsultasi dulu

dengan dokter.

5. Masalah Kulit

Berbagai macam permasalahan kulit akan muncul selama proses

pengobatan kemoterapi, seperti kulit kering, ruam, pecah-pecah gatal,

bersisik, terkelupas, dan sensitif terhadap sinar matahari. Untuk itu

sebaiknya menghindari paparan sinar matahari langsung, serta menjauhi

tempat-tempat yang kotor dan berdebu.

6. Anemia

Produktifitas sumsum tulang dalam menghasilkan sel darah merah

dapat menurun akibat kemoterapi, sehingga jumlah sel darah merah

menjadi berkurang. Karena sel darah merah fungsinya mengedarkan

oksigen ke seluruh tubuh, dengan kurangnya sel darah merah dapat

membuat jaringan tubuh juga kekurangan oksigen, dan menyebabkan

anemia yang ditandai degan berbagai macam gejala, seperti sesak napas,

lesu, lelah, serta pusing. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan dengan

Page 14: Expert CA Renal

tidur yang cukup, menghindari olah raga berat, mengkonsumsi sayur,

daging merah, hati, dan jika memang dibutuhkan dapat mengkonsumsi

suplemen eritropentin dan besi.

7. Infeksi

Kemoterapi membuat produksi leukopenia atau sel darah putih

berkurang, sehingga berdampak pada melemahnya sistem kekebalan tubuh

dan membuat tubuh rentan terserang infeksi. Dengan kondisi tubuh yang

rentan terhadap serangan infeksi itulah, pasien yang menjalani kemoterapi

sebaiknya tidak melakukan kontak langsung dengan orang yang sakit,

dengan orang yang baru mendapatkan vaksinasi, tidak berada di tempat

yang ramai, dan membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun

antiseptic untuk mencegah infeksi.

8. Pendarahan

Terjadinya supresi sumsum tulang akibat kemoterapi dapat

membuat jumlah trombosit berkurang, sementara trombosit sendiri

berperanan penting pada proses pembekuan darah. Itu sebabnya efek

samping berupa pendarahan ikut menyertai pasien yang menjalani

kemoterapi. Untuk itu, gunakan mouthwash dan dental floss saat

membersihkan gigi guna mencegah gusi berdarah. Gunakan lipbalm untuk

menjaga agar bibir tidak kering dan mengelupas. Hindari pemakaian alat

cukur listrik. Hindari olah raga berbahaya, dan perbanyak meminum air.

9. Kelelahan

Kelelahan merupakan efek samping yang lumrah pada pasien yang

menjalani kemoterapi, disebabkan karena rasa sakit, kurang tidur,

hilangnya nafsu makan, serta darah rendah. Kelelahan bisa muncul secara

tiba-tiba, serta menyerang tubuh selama berhari-hari, berminggu-minggu,

bahkan bisa sampai pada hitungan bulan. Untuk mengatasinya, meski sulit

usahakan untuk tidur biarpun dalam waktu yang sebentar dan lakukan

Page 15: Expert CA Renal

sesering mungkin. Lakukan olah raga ringan guna membantu metabolism

tubuh. Perbanyak mengkonsumsi cairan serta makanan yang kaya akan

vitamin B12, seperti susu, ikan, dan daging. Jika dokter mengijinkan,

dapat pula mengkonsumsi suplemen vitamin B12.

10. Sakit Tenggorokan dan Sariawan

Kemoterapi juga dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada

tenggorokan dan jaringan mulut yang pada akhirnya menjadi penyebab

sariawan. Untuk mengatasinya, berkumurlah dengan air garam atau baking

soda, makanlah makanan yang lunak dan tidak mengiritasi, serta sikatlah

gigi sedikitnya 4 kali dengan memakai sikat yang lembut.

b. Pembedahan

Nefroktomi radikal di lakukan bila tumor belum melewati garis

tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe

retroperitoneall total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah

hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu

diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup

tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut

harus diangkat.

6. Patofisiologi

Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang

mula-mula berada di dalam korteks, dan kemudian

menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-

kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis

dan diresorbsi.Cara penyebaran bisa secara langsung

menembus simpai ginjal ke jaringan sekitarnya dan melalui

pembuluh limfe atau v. Renalis. Metastasis tersering ialah

ke kelenjar getah bening ipsilateral, paru, kadang ke hati,

tulang , adrenal dan ginjal kontralateral (De Jong, 2006).

Page 16: Expert CA Renal

Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenchym renal.

Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di lokasi yang dapat

unilateral atau bilateral.Pertumbuhan tumor tersebut akan

meluas atau enyimpang ke luar renal. Mempunyai

gambaran khas berupa sglomerulus dan tubulus yang

primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak

nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.

Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,

tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada

nyatanya memperlihatkan warna yang putih atau keabu-

abuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai

jaringan ikat ). Tumor tersebut akan menyebar atau meluas

hingga ke abdomen dan di katakana sebagai suatu massa

abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan

palpasi. Munculnya tumor Wim’s sejak dalam

perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat

setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal

atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain.

Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi

nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi

biasanya terkait iskemik pada renal IV.

Jaringan asal untuk karsinoma sel ginjal adalah epitel

tubulus proksimal ginjal. Kanker ginjal bisa terjadi secara

herediter atau non herediter. Keduanya memberikan

bentuk yang berhubungan dengan perubahan struktural

dari kromosom. Studi genetika kanker ginjal menyebabkan

kloning gen yang menghasilkan perubahan formasi tumor (

Iliopoulos, 2007 ).

Setidaknya terdapat 4 sindrom genetik yang terkait

dengan karsinoma sel ginjal, meliputi : sindrom von Hippel

– Lindau (VHL), hereditary papillary renal carcinoma

(HPRC), onkosit ginjal familial (FRO) associated with Birt –

Page 17: Expert CA Renal

Hogg – Dube syndrome (BHDS), dan karsinoma ginjal

herediter ( Iliopoulos,2007 ).

Penyakit sindrom von Hippel-Lindau adalah sindrom

autosomal dominan yang memberikan predisposisi untuk

berbagai neoplasma, termasuk kanker ginjal. Renal cell

carcinoma berkembang di hampir 40 % dari pasien dengan

penyakit Hippel-Lindau von dan merupakan penyebab

utama kematian di antara pasien tersebut.

Karsinoma papiler ginjal herediter (HPRC) adalah

kelainan bawaan dengan pola dominan warisan autosom;

individu yang terkena mengembangkan karsinoma ginjal

bilateral ( Radovanovic, 1986 ). Individu dengan onkosit

ginjal familial mengembangkan oncocytoma multifokal

atau neoplasma oncocytic di ginjal. Sindrom Birt – Hogg –

Dube adalah sindrom kulit turun – temurun. Pasien dengan

sindrom Birt – Hogg – Dube memiliki kecenderungan

dominan diwariskan untuk mengembangkan tumor jinak

dari foliker rambut ( yaitu fibrofolliculomas ), terutama di

leher, wajah dan batang atas, serta berisiko

mengembangkan tumor ginjal, polip kolon atau tumor, dan

kista paru ( Iliopoulos, 2007 ). Kanker ginjal memberikan

berbagai manifestasi masalah keperawatan.

Page 18: Expert CA Renal

B. Resum Kasus

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Nama : Tn. S

Alamat : Nguneng Puhpelem Wonogiri Jawa Tengah

Umur : 50 Tahun

Pendidikan : SD

Diagnosa Medis : CA Renal

No. Registrasi : 01.27.16.xx

b. Riwayat penyakit

1) Keluhan utama

Page 19: Expert CA Renal

Mual Muntah dan Nyeri Perut

2) Riwayat Penyakit sekarang

Pasien Mngatakan Sudah satu minggu di rumah sakit untuk

melakukan Kemotrapi

c. Pemriksaan Fisik

Keadan Umum : Copos Mentis

Berat Badan : 56 kg

Tinggi Badan : 170 cm

Mata :

- Simetris kanan dan kiri

- Tidak ada lesi

- Palpebra hitam ka/ki

- Konjungtiva an anemis ka/ki

- Sclera anikterik ka/ki

Hidung :

- Bentuk hidung simetris

- Tidak ada lesi pada area hidung

- tidak ada pernafasan cuping hidung

Mulut :

- Tidak ada pendarahan dari mulut

- Gigi tidak Lengkap dan tidak berlobang

- Bentuk bibir simetris

- Bibir terlihat sedikit pucat dan sariawan

- Tenggorokan terdapat peradangan

Telinga :

- Tidak pendarahan

- Tidak ada lesi pada daun telinga

- Bentuk simetris Kanan = kiri

Dada

Jantung :

- Inspeksi : simetris antara dinding dada kiri dan kanan.

Page 20: Expert CA Renal

- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 midklavikula

dextra

- Perkusi : Pekak

- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler

Tidak ada bunyi jantung tambahan

Paru-paru :

- Inspeksi : Tidak ada trauma thorak, pengembangan

dada kanan kiri sama, menggunakan otot

bantu pernafasan saat inspirasi

- Palpasi : Taktil fremitus teraba sama antara kanan

dan kiri

- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

- Auskultasi

Trakheal : inspirasi lebih panjang dari pada ekspirasi

Bronkheal : inspirasi lebih panjang dari pada ekspirasi

Bronkovesikuler : inspirasi lebih panjang dari pada ekspirasi

Vesikuler : inspirasi lebih panjang dari pada ekspirasi

Abdomen :

- Inspeksi : -

- Auskultasi : Bising Usus 16x/menit

- Perkusi : tympani

- Palpasi : terdapat nyeri tekan di abdomen

Punggung :

- Bersih

- Tidak lesi

- Tidak ada tulang yang mengalami kifosis, lordosis dan skiliosi

Ekstremitas :

- Tidak tampak adanya fraktur maupun open fraktur dan tidak

terdapat perdarahan

Page 21: Expert CA Renal

- Keterbatasan dalam pergerakkan karena pasien lemas dan tidak

berenergi

- Ekstremitas atas pada tangan kiri terpasang infus

Kulit :

- Warna kulit putih

- Akral pada semua ekstremitas teraba hangat

- Turgor kulit elastis.

- CRT < 2 detik

- Akral pada semua ekstremitas teraba hangat

- Kulit agak sedikit pucat pada ujung-ujung jari

- Tanda Vital

TD :110/70 mmHg

N : 82 x/menit

S : 36,4 °C

RR : 20 x/menit

2. Resum Asuhan Keperawatan

Dari data yang ada maka didapatkan diagnosa yang muncul yaitu:

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan

penurunan nafsu makan dan mual

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

muntah

3. Nyer akut berhubungan dengan agen cidra biologis

Page 22: Expert CA Renal

4. Gangguan integritas kulit & rambut berhubungan dengan efek samping

kemoterapi

C. Hasil

Dari hasil diskusi saya sama kedua Expert yang sesuai dengan bidang Tema

yang di ambil Yaitu :

1. Pengertian Kemoerapi

adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker

dengan cara mengganggu fungsi reproduksi sel. dan Kemoterapi

merupakan cara pengobatan kanker dengan cara memberikan sesuatu zat

atau obat yang berfungsi dan mempunyai khasiat untuk membunuh sel-

sel kanker. 

Page 23: Expert CA Renal

2. Manfaat kemoterapi

Manfaat kemoterapi dan hasil yang diharapkan dari tindakan kemoterapi

yaitu untuk merusak sel kanker yang tersisa sesudah dilakukan operasi,

atau untuk memperkecil ukuran sel kanker sebelum dilakukan operasi

dan kemoterapi juga berfungsi untuk mengobati beberapa macam kanker

darah.

3. Indikasi Kemterapi

a. Untuk menyembuhkan kanker.Hanya beberapa jenis kanker yang

dapat disembuhkan oleh khemoterapi, seperti:

akutlimfoblastik leukemia, Burkitt limfoma, Wilm tumor pada anak-

anak, choriokarsinoma.

b. Memperpanjang hidup dan remisi.Kanker yang sensitif terhadap

khemoterapi dan walaupun penyakit progresif, seperti:

akutmyeloblastik leukemia, limfoma maligna stadium III atau IV,

myeloma, metastase melanomamaligna atau kanker mamma, kolon.,

ovarium, testis.

c. Memperpanjang interval bebas kanker Walaupun kanker kelihatan

masih lokal setelah operasi atau radioterapi, seperti:

limfomastadium II, melanoma maligna, kanker mamma, kolon,

ovarium. Pengobatan perlu waktucukup lama dan dosis tinggi dengan

interval yang panjang untuk memberikan kesempatanjaringan normal

pulih diantara pengobatan.

d. Menghentikan progresi kanker.

Progresi penyakit ditunjukkan secara subjektif, seperti anoreksia,

penurunan berat badan,nyeri tulang, dsb atau terdapat kelainan

objektif seperti penurunan fungsi-fungsi organdapat diberikan

sitostatika, asalkan kemungkinan berhasilnya 25% atau lebih.

Misalnya padametastase kanker mamna, kolon, dsb.

e. Paliasi symptom.

Page 24: Expert CA Renal

Pada kanker yang terdapat pada tempat-tempat yang tidak cocok

untuk radiasi, dapatdiberikan sitostatika walaupun obat itu tidak

memberi respons yang baik sebagai terapisistemik. Misalnya dapat

diberikan instalasi sitostatika intrapleural, injeksi intratumoraldengan

thiotepa, dsb.

f. Mengecilkan volume kanker.

Mengecilkan tumor pra-bedah atau pra-radioterapi seperti pemberian

bleomycin untukkanker mulut, saluran napas bagian atas atau

pemberian alkylator dengan kombinasinyapada limfoma stadium II.

g. Menghilangkan gejala para neoplasma.

Pada metastase kanker yang memberikan sindroma para neoplasma,

misalnya pemberiankortikosteroid pada anemia hemolitik,

fibrinolisis,dermatomyositis, neuropathi perifer,degenerasi cerebelair,

pemberian androgen pada kakeksia., anoreksia atau

pemberianmithramycin pada hiperkalsemia.

4. Cara Kerja Pengobatan Kemoterapi

Cara kerja penobatan dengan kemoterapi pada intinya ialah

membunuh atau memperlambat tumbuhnya sel kanker yang ada dalam

tubuh pasien. Sel kanker biasanya tumbuh lebih cepat dari pada sel yang

masih sehat, oleh karenanya kanker dapat berkembang begitu cepat. Obat

obaatan yang digunakan sebagai kemoterapi memang dibuat untuk

menyerang kanker yang tumbuh liar dan cepat tersebut.

dalam beberapa kasus kanker, kemoterapi terkadang hanya

digunakan untuk memperkecil atau memperlambat tumbuhnya kanker

untuk membantu pengobatan dengan cara lainnya agar berjalan dengan

baik, atau mencegah sel kanker tumbuh kembali. Kemoterapi terkadang

juga Hal ini juga dapat digunakan sebagai bagian dari perawatan paliatif.

Dalam perawatan kanker, dokter memberikan obat obatan

kemoterapi dengan beberapa cara antara laing menyalurkan langsung ke

pembuluh darah (intravena), melalui mulut sebagai tablet atau kapsul,

dioleskan sebagai krim, atau langsung disuntikkan

Page 25: Expert CA Renal

5. Efek Samping Kemoterapi

Berbagai jenis obat kemoterapi tidak hanya akan merusak atau

membunuh sel-sel kanker, tetapi juga dapat merusak sebagian sel-sel

normal dalam tubuh. Hal ini akan menimbulkan efek samping bervariasi.

Beberapa efek samping yang sering terjadi dalam kemoterapi antara lain:

- Mual dan/atau muntah

- Diare atau sembelit

- Kehilangan nafsu makan

- Rambut rontok

- Jumlah sel darah merah rendah atau anemia

- Sistem kekebalan tubuh melemah dan meningkatnya kerentanan terhadap

infeksi

- Rasa lemah

- Mudah memar dan/atau perdarahan

- Sariawan

- Mati rasa dan kesemutan di tangan dan/atau kaki, atau kelemahan akibat

kerusakan saraf

- Kerusakan ginjal

- Kerusakan otot jantung

- Infertilitas (tingkat kesuburan menurun)

- Periode menstruasi terhenti

6. Macam – Macam Obat Kemoterapi

Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :

1. Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan

Antibiotik Anthrasiklin obst golongan ini bekerja dengan antara lain

mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa

melakukan replikasi.

2. Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa

inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.

Page 26: Expert CA Renal

3. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan

Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga

terjadi hambatan mitosis sel.

4. Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan

menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam

sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.

7. Dosis Kemoterapi

Dihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB

dihitung dengan table berdasarkan tinggi badan dan berat badan. Apabila

tubuh pasien makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II

maka untuk pemberian seri selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis:

BB = 56 kg, TB = 150 cm, LPT = 1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2,

berarti penderita harus mendapat obat 50 x 1,5 mg = 75 mg.

8. Cara Untuk memberikan obat kemoterapi parenteral yang aman

a. Sebelum pemberian kemoterapi, perawat mengkaji pengetahun

pasien/ keluarga tentang pengobatan, memberikan pendidikan

kesehatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan

dokuemntasikan dalam catatan pasien

b. Sebelum pemberian kemoterapi, perawat meninjau kembali hasil

pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan (darah lengkap dan

kimia darah), jika nilai abnormal ditemukan, perawat menghubungi

dokter untuk penangan lebih lanjut dan dokumentasikan hal ini

dengan benar.

c. Sebelum tiap dosis kemoterapi diberikan, dua perawat secara

indenpenden memverifikasi informasi berikut:

a) Verifikasi protocol dan semua perhitungan yang digunakan

dosis kemoterapi (misalnya luas permukaan tubuh, dosis/m2

luas permukaan tubuh, dosis/kg BB dsb).

Page 27: Expert CA Renal

b) Verifikasi label kemoterapi terutama terhadap order/ resep

obat kemoterapi yang meliputi: nama pasien, nama obat,

dosis, rute, cairan pencampur (diluent), lama pemberian)

c) Verifikasi jarak waktu antara pemberian dosis kemoterapi

terakhir dengan dosis berikutnya

d. Sebelum obat kemoterapi diberikan, verifikasi identititas pasien

sebagai berikut:

a) Untuk pasien rawat inap, perawat mengidentifikasi nama

pasien, nomor rekam medis, nama pasien ditempat tidur dan

label obat kemoterapi.

b) Untuk pasien rawat jalan, pasien menanyakan pada pasien

nama lengkap pasien, tempat tanggal lahir, nomor rekam

medis

e. Perawat menggunakan alat pelindung diri secara lengkap (jubah,

sarung tangan, masker dan google).

f. Sebelum memberikan obat kemoterapi secara intravena melalui

infus, perawat memberi cairan infuse yang di programkan dokter

untuk mengkaji kelancaran aliran infuse dan mengobservasi tanda

dan gejala infiltrasi (bengkak atau hematoma)

g. Setiap memulai memberikan obat kemoterapi secara infuse, dua

orang perawat menverifikasi kecepatan aliran infuse antara yang

diprogramkan dokter dan yang ada pada label obat kemoterapi.

h. Selama pemberian obat kemoterapi, perawat memberikan cairan

pembilas yang diprogramkan dokter diantara obat kemoterapi yang

berbeda untuk membilas dan membersihkan selang infuse dari obat

yang diberikan sebelumnya

i. Perawat melakukan pengkajian untuk mengetahui kelancaran aliran

infuse dan mengobservasi tanda-tanda vital secara periodic minimal

2 kali selama pemberian obat.

j. Obat-obat yang vesikan yang diberikan secara intravena melalalui

infuse diberikan melalui kateter vena sentral (central venous access

catheter) dan periksa kelancarannya

Page 28: Expert CA Renal

k. Jika diduga atau telah terjadi ekstravasasi dari obat kemoterapi yang

vesikans, ikuti kebijakan rumah sakit untuk penanganan ekstavasasi

dari obat kemoterapi yang vesikans dan laporkan pada dokter

penanggungjawab.

l. Jika diduga atau telah terjadi efek samping obat, laporkan kepada

dokter penangggungjawab dan ikuti kebijakan rumah sakit tentang

penanganan reaksi atau efek samping obat.

Pemberian obat kemoterapi melalui infuse Pakai alat pelindung diri

yang lengkap (sarung tangan, jubah, penutup wajah, google, penutup kepala

terutama jika kemungkinan terjadinya risiko percikan. Gunakan lapisan

plastic disposibel dibawah sambungan selang infuse Setelah melaksanakan

pemberian obat melalui infuse, semua alat pelindung diri, botol infuse dengan

selang yang tersambung dan linen yang tekontaminasi serta plastic pengalas

ditempatkan dalam dimasukan ke dalam kantong plastic tertutup/ diikat dan

masukkan dalam tempat sampah khusus untuk obat-obat berbahaya. Jubah

yang dipakai ketika memberikan obat kemoterapi harus dibuka ketika

meninggalkan kamar pasien dan mengganti segera jika terkontaminasi obat.

D. Pembahasan

Hasil analisa saya yang di dapat dari diskusi dengan kedua expert adalah

Kanker Ginjal adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan

pertumbuhan dari sel-sel kanker pada ginjal. Ginjal adalah sepasang struktur

berbentuk seperti kacang yang berperan dalam menyaring dan mengeluarkan

produk sisa dari darah, membentuk urin untuk dieksresikan keluar dari dalam

tubuh dalam prosesnya. Biasanya, hanya satu ginjal yang terkena kanker. Tedapat

tiga tipe utama dari kanker ginjal.

Page 29: Expert CA Renal

Karsinoma sel renal adalah bentuk paling sering yang tercatat hampir 90%

dari kasus kanker ginjal. Sel-sel kanker pada tipe ini berasal dari sel yang melapisi

tubulus renalis pada ginjal. Karsinoma sel transisional, bentuk yang lebih jarang

dari kanker ginjal, berkembang dari sel-sel transisional yang melapisi ginjal dan

secara umum terjadi pada pria lebih tua di atas usia 50 tahun.

Kemoerapi adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk membunuh sel-

sel kanker dengan cara mengganggu fungsi reproduksi sel. dan Kemoterapi

merupakan cara pengobatan kanker dengan cara memberikan sesuatu zat atau obat

yang berfungsi dan mempunyai khasiat untuk membunuh sel-sel kanker. 

Dari hasil jurnal yang saya dapatkan mengatakan bahwa Kemoterapi

bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua

sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam

kanker darah. Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan

menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat

proliferasi sel-sel kanker.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil wawancara dengan kedua dokter ini dapat saya simpulkan

bahwa tidak ada kesenjangan antara expert dan Jurnal, antara tiori dan peraktek ,

penyakit Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat)

dan jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal

(adeno karsinomarenalis, hipernefroma)

Page 30: Expert CA Renal

Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan

yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel

Kanker. Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum

operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan

mengobati beberapa macam kanker darah. Kemoterapi Merupakan bentuk

pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat

yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal,

supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling

utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan

mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah

pemberian sitostatika dan berlangsung tidak melebihi 24 jam

B. Saran

1. Bagi Penulis diharapkan dapat:

- Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam pemberian asuhan

keperawatan pada klien dengan Ca Renal dalam Pemberian Kemoterapi.

- Senantiasa meningkatkan semangat belajar dan critical thingking

sehingga dapat terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

menerapkan inovasi di bidang keperawatan

2. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai teori tambahan pada

pembelajaran mahasiswa, khususnya Medikal Bedah agar dapat diaplikasikan

dengan baik dipraktek keperawatan Medikal Bedah

3. Perawat

Agar perawat lebih mengetahui dan memahami penanganan pasien Ca

Renal dan tindakan apa yang dapat dilakukan agar keluhan yang di rasakan

oleh pasien cepat tertasi.

4. Bagi keluarga pasien dapat

- Meningkatkan pengetahuan mengenai Ca Renal meliputi definisi, faktor

risiko, manifestasi klinis, Penatalaksanaan dan komplikasinya

Page 31: Expert CA Renal

- Meningkatkan pengetahuan mengenai Kemoterapi meliputi definisi, jenis,

cara perawatan dan komplikasinya

5. Bagi Instansi Rumah Sakit

- Meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya pada klien dengan

Kemoterapi

- Mendukung penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan sehingga

dapat tercipta kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik di

rumah sakit

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif H A, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan

diagnosa medis NANDA NIC-NOC Jilid 2 Jogjakarta: Media Action

Ziegler, E., Mason, H.J., & Baxter, P.J. (2005). Occupational exposure to

cytotoxic drugs in two UK oncology ward, Occup Environ Med. 59:

608 – 612,

Power, L., & Polovich, M. (2005). New approaches in safe handling of hazardous

drugs

Page 32: Expert CA Renal

Polovich, M. (2008). Developing a hazardous drugs safehandling program,

Community Oncology, 2 (5): 403 – 405

American Society Clinical Oncology, (2007). Criteria for facility and personnel

for administration of parenteral systemic antineoplastic therapy, Journal

of Clinical Oncology, 22 (22): 1 – 3